RIWAYAT HIDUP
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ds. Kalimati blok Prupugan
Kec. Jatibarang kab. Indramayu
Telepon : 089606486060
Email : riatno_a@yahoo.com
Latar Belakang Pendidikan Formal
2000- 2006 : SDN Kalimati 1 - kab. Indramayu 2006 – 2008 : SMPN 3 Sliyeg - kab. Indramayu 2008 – 2011 : SMKN 1 Sindang – kab. Indramayu 2012 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia Pendidikan Non Formal
1. Character Building, SECAPA AD 2012
2. Seminar "Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung", Auditorium UNIKOM Bandung, 2013
3. Table Manner " Proud to get great attitude with table manner", G.H Universal Hotel Bandung, 2014
4. Pelatihan Pajak Terapan (Brevet A & B Terpadu) Universitas Komputer Indonesia Bandung, 2015
Kemampuan Yang Dimiliki
Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Acces, MS Outlook dan Internet).
Sistem Perpajakan. Hobi
- Musik dan Bola Volly
Bandung, September 2016
PENGARUH BRAND AMBASSADORRIAN D’MASIV DAN BRAND
TRUST TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK COSMIC
CLOTHES BANDUNG
The Influence Of Brand Ambassador Rian D’masivAnd Brand Trust To
Purchasing Decision Product Cosmic Clothes Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Manajemen
Oleh: ANTON RIATNO
21212190
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Brand AmbassadorRian D’masiv dan Brand
Trust Terhadap Keputusan Pembelian Produk Cosmic Clothes di Bandung”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Tersusunnya Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku wakil rector Universitas Komputer Indonesia.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
vi
5. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dorongan serta membimbing penulis sewaktu penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dr. H. Adang Widjana. Drs., MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan serta dorongan dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang Telah Memberikan Ilmu Pengetahuan Yang Bermanfaat.
9. Karyawan Dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
10.Bapak M. Firmansyah selaku Manajer di Cosmic Clothes yang telah membantu penulis untuk melakukan kegiatan penelitian.
11.Kedua Orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini
12.Surawijaya Surahman, Yusuf Sutamir, Arif Romadhan, Hendra Setiawan, Hj. Eka TN, Moniforia LN, dan Putri Juwita, selaku teman seperjuangan yang selalu memberi do’a dan dukungan.
vii
14.Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan penelitian ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan penguasaan ilmu yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan serta kesalahan dalam penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, September 2016
viii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ... 11
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11
1.2.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12
1.3.1 Maksud Penelitian ... 12
1.3.2 Tujuan Penelitian... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ... 13
1.4.1 Kegunaan Praktis... 13
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 16
2.1.1 Brand Ambassador ... 16
2.1.1.1Definisi Brand Ambassdor ... 16
2.1.1.2 Karakteristik Brand Ambassdor ... 17
2.1.1.3Indikator Brand Ambassador ... 18
2.1.2 Brand Trust ... 18
2.1.2.1Definisi Brand Trust ... 18
2.1.2.2 Karakteristik Brand Trust... 20
2.1.2.3 Tipe-tipe Kepercayaan Merek ... 21
2.1.2.4 Indikator Brand Trust ... 22
2.1.3 Kepuasan Pembeli ... 23
2.1.3.1 Definisi Kepuasan Pembeli ... 23
2.1.3.2 Tahap-Tahap Pembelian ... 24
2.1.3.3 Indikator Kepuasan Pembeli ... 27
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ... 31
2.2.1 Pengaruh brand ambassador Rian D’masiv terhadap keputuasan pembelian ... 32
2.2.2 Pengaruh Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian ... 33
2.3 Hipotesis ... 34
x
3.2 Metode Penelitian ... 37
3.2.1 Desain Penelitian ... 38
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.3.1 Sumber Data ... 44
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 45
3.2.3.2.1 Populasi ... 45
3.2.3.2.2 Sampel ... 45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.4.1 Uji Validitas ... 48
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 50
3.2.4.3 Uji MSI ... 52
3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 53
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.5.1.1Analisis Deskriptif (Kualitatif)... 53
3.2.5.1.2Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 55
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan ... 65
4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 66
4.2 Karakteristik Responden ... 66
4.2.1 Jenis Kelamin Responden ... 66
xi
4.3 Analisis Deskriptif ... 69
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Brand ambassador (X1) ... 69
4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Transference ... 70
4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Congruence ... 72
4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Credibilitas ... 74
4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Daya tarik ... 76
4.3.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kekuatan ... 78
4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Kepercayaan Merek (X2) ... 80
4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Achieving Result 81 4.3.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kehandalan ... 82
4.3.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kepedulian ... 83
4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 86
4.3.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kemantapan Sebuah Produk ... 87
4.3.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kebiasaan Dalam Membeli Produk ... 88
4.3.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Memberikan Rekomendasi Kepada orang Lain ... 89
4.3.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Melakukan Pembelian Ulang ... 90
4.4 Analisis Verifikatif ... 93
4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 94
xii
4.4.2.1 Uji Normalitas ... 95
4.4.2.2 Pengujian Multikolinieritas ... 96
4.4.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas ... 97
4.5 Analisis Korelasi ... 99
4.5.1 Analisis Koefesien Determinasi ... 99
4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 101
4.5.2.1 Uji Hipotesis Brand Ambasardor Terhadap Keputusan Pembelian ... 101
4.5.2.2 Uji Hipotesis Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 102
4.5.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Penjualan Produk Jeans artis series ... 4
Tabel 1.2 Data Penjualan Produk Jacket Harrington ... 6
Tabel 1.3 Data Pra Survey Keputusan Pembelian ... 5
Tabel 1.4 Data Pra Survey Brand Trust ... 8
Tabel 1.5 Data Pra Survey Brand Ambassador ... ..9
Tabel 1.6 Jadwal Pelakasanaan Kegiatan PenelitianDesain ... 15
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 41
Tabel 3.2 Opersaional Variabel ... 42
Tabel 3.3 Penetuan Skor Jawaban Kuisioner ... 45
Tabel 3.4 Interpertasi Nilai r ... 49
Tabel 3.5 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas ... 52
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Konsumen ... 52
Tabel 3.7 Kriteria Pengklasifikasian Presentasi Skor Tanggapan Responden .... 55
Tabel 3.8 Tingkat Keeratan Korelasi ... 61
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 66
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 67
Tabel 4.3 Pernyataan indikator Transference... 68
Tabel 4.4 Skor Persentase Indikator Brand ambassador ... 69
Tabel 4.5 Pengkategorian Skor Jawaban ... 69
xiv
Tabel 4.7 Skor Persentase Indikator Congruence ... 70
Tabel 4.8 Pengkategorian Skor Jawaban ... 71
Tabel 4.9 Pernyataan indikator Credibilitas... 72
Tabel 4.10 Skor Persentase Indikator Credibilitas ... 73
Tabel 4.11 Pengkategorian Skor Jawaban ... 73
Tabel 4.12 Pernyataan indikator Daya tarik ... 74
Tabel 4.13 Skor Persentase Indikator Daya Tarik ... 74
Tabel 4.14 Pengkategorian Skor Jawaban ... 75
Tabel 4.15 Pernyataan indikator Kekuatan ... 76
Tabel 4.16 Skor Persentase Indikator Kekuatan ... 76
Tabel 4.17 Pengkategorian Skor Jawaban ... 76
Tabel 4.18 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Brand Ambasador (X1) ... 77
Tabel 4.19 Pernyataan indikator Achieving Result ... 78
Tabel 4.20 Skor Persentase Indikator Achieving Result ... 79
Tabel 4.21 Pengkategorian Skor Jawaban ... 79
Tabel 4.22 Pernyataan indikator Kehandalan ... 80
Tabel 4.23 Skor Persentase Indikator Kehandalan ... 81
Tabel 4.24 Pengkategorian Skor Jawaban ... 81
Tabel 4.25 Pernyataan indikator Kepedulian ... 81
Tabel 4.26 Skor Persentase Indikator Kepedulian ... 82
xv
Variabel Kepercayaan Merek(X2) ... 83
Tabel 4.29 Pernyataan indikator Kemantapan sebuah produk ... 85
Tabel 4.30 Skor Persentase Indikator Kemantapan Sebuah Produk ... 85
Tabel 4.31 Pengkategorian Skor Jawaban ... 86
Tabel 4.32 Pernyataan indikator Kebiasaan Membeli Produk ... 86
Tabel 4.33 Skor Persentase Indikator Kemantapan Sebuah Produk ... 86
Tabel 4.34 Pengkategorian Skor Jawaban ... 87
Tabel 4.35 Pernyataan indikator Rekomendasi ... 87
Tabel 4.36 Skor Persentase Indikator ... 88
Tabel 4.37 Pengkategorian Skor Jawaban ... 88
Tabel 4.38 Pernyataan indikator Pembelian Ulang ... 88
Tabel 4.39 Skor Persentase Indikator ... 89
Tabel 4.40 Pengkategorian Skor Jawaban ... 89
Tabel 4.41 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Keputusan Pembelian(Y)... 90
Tabel 4.42 Koefisien Regresi Berganda ... 91
Tabel 4.43 Uji Multikolinearitas ... 94
Tabel 4.44 Korelasi Antara X1 dengan Y ... 96
Tabel 4.45 Korelasi Antara X2 dengan Y ... 96
Tabel 4.46 Koefisien Determinasi ... 97
Tabel 4.47 Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta X Zero Order ... 98
xvi
Tabel 4.49 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Kepercayaan Merek
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Gambar Artis Series Cosmic Clothes ... 4
Gambar 1.2 Gambar Brand Ambassador Cosmic Clothes ... 5
Gambar 2.1 Tahap-tahap Proses Pembelian ... 24
Gambar 2.2 Keputusan Membeli ... ..26
Gambar 2.3 Skema Paragidma Penelitian ... ..34
Gambar 3.1 Keterkaitan Pada Variabel ... ..40
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho ... ...64
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Injoynesia Corp ... 66
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas Data ... 93
Gambar 4.3 UJi Heteroskedastisitas Menggunakan Scatterplot ... 95
Gambar 4.4 Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Brand ambasador terhadap Keputusan pembelian ... 100
Gambar 4.5 Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Kepercayaan merek terhadap Keputusan pembelian ... 102
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan
Lampiran 2 Surat Balasan
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Lampiran 4 Revisi Sidang Skripsi Lampiran 5 Kusioner Awal Penelitian Lampiran 6 Kusioner Akhir Penelitian Lampiran 7 Output SPSS
109
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Alexander Danny: (2014) Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No.1, (2014) 1-9.
Gita, devi. dan Setyorini, Retno : (2016). Pengaruh Brand Ambassador terhadap Brand Image perusahaan online zalora.co.id
Ikhsan Putra, Muhamad dan kawan-kawan: (2014). Pengaruh Brand Ambassador terhadap Brand Image serta dampaknya terhadap keputusan pembelian (Survey pada pengguna LINE di Asia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1 Juli 2014.
Kusuma, Surya Yohanes: (2014). Pengaruh Brand Experience Terhadap Brand Loyalty Melalui Brand Satisfaction dan Brand Trust Harley Davidson Si Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11. Mamahit, Philius dan kawan-kawan : (2015). Pengaruh Brand Image, Brand
Trust, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota All New Yaris Pada PT. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 05 Tahun 2015.
Parengkuan, Valentine dan kawan-kawan: (2014). Analisis Pengaruh Brand Image dan Celebrity Endorsment Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Head And Shoulders Di 24 Mart Manado. ISSN 2303-1174. Prawira, R. Yogi dan kawan-kawan : (2012). Hubungan karakteristik Brand
Ambassador Honda Spacy Helm-in dengan tahapan keputusan pembelian konsumen Jurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran Vol. 1. No.1 2012. Rizan, Muhammad dan kawan-kawan: (2012) Pengaruh Brand Image dan Brand
Trust terhadap Brand Loyalty The Botol Sosro (Survey Konsumen The Botol Sosro Di Food Court ITC Cempaka Mas, Jakarta Timur). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol.3, No.1, 2012.
Saladin, Djaslim : (2010). Manajemen Pemasaran. Ringkasan Aplikasi, Teori, Aplikasi dan Tanya Jawab. Penerbit CV. Agung Ilmu
110
Tumpal, Jimmi : (2015) pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand Loyalty Telkomsel (survey tahapan pelanggan telkomsel di grapari
samarinda). eJournal ilmu administrasi bisnis, 2015, 3 (4): 923-937 ISSN 2355-5408.
Umi Narimawati: (2008) . Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.Bandung.Unikom.
Wibowo, Ferry Setyo, dan Karimah, Puspita Maya: (2012) Pengaruh Iklan Televisi Dan Harga Terhadap Keputusan Pembilian Sabun Lux (Survey Pada Pengunjung Mega Bekasi Hypermall). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol.3, No.1, 2012.
Wiratmojo, Bambang dan Ellyada: (2013) Pengaruh Daya Tarik Brand Ambassador dan Daya Tarik Jingle Iklan Versi Iklan Televisi Terhadap keputusan Pembelian Magnum Classic Dikalangan Mahasiswa/i ISI Yogyakarta.
Wulansari, Anette : (2013). Pengaruh Brand Trust dan Received Quality terhadap keputusan pembelian ulang produk Sari Roti (studi pada konsumen diperumahan gresik kota baru, manyar gresik). Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomer 2 Maret 2013
Wulandari, Ni Made Rahayu dan Nurcahya, I ketut : (2015). Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image, Brand Trust terhadap keputusan pembelian clear shampoo di kota denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 4, No. 11, 2015: 3909-3935 ISSN: 2302-8912.
Yusiana, Renita. dan Maulida, Rifaatul: (2015). Pengaruh Gita Gutawa Sebagai
Brand Ambassador Pond’s Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Studi Kasus Mahasiswi Universitas Telkom Jurusan D3 Manajemen Pemasaran) Vol. III ISSN:2355/0295.
Fiki Chikara Satari: (2013) Usaha kreatif masih berjalan sendiri tersedia di http://bola.kompas.com diakses pada 14/03/2016.
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Brand Ambassador
2.1.1.1Definisi brand ambassador
Ada beberapa definisi mengenai Brand Ambassador yang dipublikasi melalui buku atau jurnal oleh para ahli diantaranya sebagai berikut :
1. Shimp, dalam Rennyta Yusiana dan Rifaatul Maulida (2015:2), mengatakan bahwa brand ambassador merupakan orang yang mendukung suatu merek dari berbagai tokoh masyarakat populer, selain dari masyarakat populer dapat juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut sebagai endorser biasa. Karakteristik brand ambassador yaitu visibility (kepopuleran), credibility (keahlian), attraction (daya tarik) dan power (kekuatan).
17
3. Menurut Royan dalam dalam R. Yogi Prawira W dkk (2012:4) ialah seseorang yang dipercaya untuk mewakili produk tertentu. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi atau
mengajak konsumen untuk menggunakan sebuah produk, pemilihan brand ambassador biasanya seorang selebriti yang terkenal.
Dari pengertian-pengertian diatas yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, bisa disimpulkan bahwa Brand Ambassador adalah individu atau kelompok yang memliki kepopuleran, keahlian, daya tarik, dan kekuatan dalam menyampaikan sebuah pesan atau merepresentasikan sebuah produk atau jasa dalam mengajak konsumen.
2.1.1.2Karakteristik Brand Ambassador
karakteristik brand ambassador menurut Rossiter dan Percy (Royan, 2005:15) dikenal dengan VisCAP yaitu, visibility (kepopuleran) ialah popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili produk tersebut, credibility (kredibilitas) adalah keahlian dan kepercayaan yang diberikan sang bintang, attraction (daya tarik) memiliki tiga hal, yaitu similarity (kesamaan), familiarity
(keakraban) dan liking (kesukaan), dan yang terakhir power adalah tingkat kekuatan selebriti tersebut untuk membujuk para konsumen dalam membeli produk yang diiklankan.
1. Menurut Lea-Greenwood, dalam Muhammad Ikhsan Putra dkk, (2014:4) A brand ambassador is a tool used by companies to communicate and connectwith the public, regarding how them actually
18
yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi dan terhubung dengan masyarakat, tentang bagaimana mereka benar-benar meningkatkan penjualan. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk memengaruhi atau mengajak konsumen.
2.1.1.3 Indikator Brand Ambassador
Selanjutnya Lea-Greenwood, (2014:4) antara lain adalah:
1) Transference, adalah ketika seorang selebritas mendukung sebuah merek yang terkait dengan profesi mereka
2) Congruence (Kesesuaian), adalah konsep kunci pada brand ambassador yakni memastikan bahwa ada 'kecocokan' (kesesuaian) antara merek dan selebriti.
3) Kredibilitas, adalah tingkatan dimana konsumen melihat suatu sumber (Ambassador) memiliki pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang relevan dan sumber tersebut (ambassador) tersebut dapat dipercaya untuk memberikan informasi yang objektif dan tidak biasa.
4) Daya tarik, adalah tampilan non fisik yang menarik yang dapat menunjang suatu produk maupun iklan.
19
2.1.2 Brand trust
2.1.2.1 Definisi brand trust
1. Delgado, dalam Philius Mamahit dkk (2015:3) mendefinisikan kepercayaan merek (Brand Trust): sebagai suatu perasaan aman yang dimiliki konsumen akibat dari interaksinya dengan sebuah merek, yang berdasarkan persepsi bahwa merek tersebut dapat diandalkan dan bertanggung jawab atas kepentingan dan keselamatan dari konsumen. Kepercayaan merek (brand trust) akan menentukan pembelian konsumen terhadap merek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi. Munculnya berbagai macam produk dalam satu kategori dengan kualitas produk yang sudah menjadi standar dan dapat dengan mudah ditiru dan dimiliki oleh siapapun mengakibatkan sulitnya suatu perusahaan untuk mempertahankan dirinya sebagai pemimpin pasar. (riset Zohra, dalam Ni Made Rahayu Wulandari1dan Ketut Nurcahya, 2015)
2. Menurut Aaker dan Lasser Delgado-Ballester, dkk., (dalam Anette Wulansari, 2013) dalam penelitiannya menyatakan pengertian brand trust yaitu: “Brand trust as feeling of security held by the consumer in his/her
interaction with the brand, that it is based on the perceptions that the
brand is reliable and responsible for the interests and welfare of the
consumer”. Artinya, brand trust (kepercayaan merek) adalah rasa aman
20
dipercaya dan bertanggung jawab untuk kepentingan dan kesejahteraan konsumen.
3. Menurut Delgado, Ferrinnadewi, dalam Danny Alexander Bastian (2014:2) Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan
4. Menurut Lau dan Lee dalam Tjahyadi, Dalam Jimmi Tumpal Mangisi Hasugian (2015:4) kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif.
Dari pengertian-pengertian diatas yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, bisa disimpulkan bahwa Kepercayaan merek (Brand Trust) adalah perasaan konsumen dalam mempercayai suatu merek bahwa produk tersebut sudah dipercaya oleh konsumen melalui kualitas produk yang mampu di ingat dibenak konsumen maka konsumen cenderung memilih produk tersebut, sehingga konsumen tidak akan beralih ke produk lain.
2.1.2.2 Karakteristik Brand Trust Reputasi merek (Brand reputation)
21
hubungan masyarakat tetapi juga cenderung dipengaruhi oleh kualitas produk dan kinerja.
b. Kecakapan memprediksi merek (Brand predictability)
Kecakapan memprediksi merek diartikan sebagai suatu konsistensi, stabilitas dan pengamatan konsumen terhadap merek berdasarkan pengalaman masa lalu dan secara umum responden memperkirakan bahwa merek tersebut akan memberi hasil seperti yang mereka harapkan Rampel et al., dalam Rafiq (2009:33).
c. Kompetensi merek (Brand competence)
Rafiq (2009:34) mengungkapkan dalam pengertian kepercayaan terhadap merek secara implisit telah dikemukakan bahwa perasaan percaya konsumen terhadap merek tergantung dari kemampuan merek tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.2.3 Tipe-Tipe Kepercayaan Merek
Menurut Munuera Aleman, dalam Yohanes Surya Kusuma (2014:5),ukuran yang sering dipakai untuk mengatur kepercayaaan adalah tipe skala multi item yang menjelaskan dimensi-dimensi dari konsep perilaku spesifik (“memegang janji”) dan atribut (“jujur”,”terikat kepada…”). Lebih khususnya
skala kepercayaan terhadap merek terdiri dari 6 item yang mewakili beberapa karakteristik dari merek yang terikat dengan kemampuannya untuk dipercaya dan intensinya terhadap konsumen. Enam item yang ada diskala tersebut adalah:
22
2. Membantu untuk memecahkan masalah yang mungkin timbulketika pemakai produk menggunakan produk tersebut.
3. Menawarkan produk-produk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai produk.
4. Peduli dengan kepuasan pemakai produk.
5. Memandang pemakai produk sebagai seseorang yang berharga.
6. Menawarkan rekomendasi dan saran untuk memaksimalkan penggunaan produk tersebut.
Menurut Lau dan Lee, dalam Mohammad Rizan dkk (2012:6). Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko-resiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif
2.1.2.4 Indikator brand trust
Indikator yang mengacu pada Ferrinadewi, dalam Danny Alexander Bastian (2014:2) yang terdiri dari:
a. Pemenuhan janji konsumen (Achieving result), yaitu harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen
b. Bertindak dengan integritas (Acting with integrity), yaitu konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi
23
Ide Heilbrunn, (dalam Yohanes Surya Kusuma 2014) yang menganggap bahwa penelitian mengenai kepercayaan dapat memberikan skema yang sesuai untuk mengkonsep dan mengukur sebuah dimensi yang lebih kualitatif dari nilai merek.
2.1.3 Keputusan Pembelian
2.1.3.1 Definisi keputusan pembelian
1. Menurut Peter dan James (dalam Setyo Ferry Wibowo dan Maya Puspita Karimah (2012:6) keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli. Ada lima tahap model tingkat proses keputusan pembelian konsumen: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
2. Menurut Schiffman, Kanuk dalam Valentine parengkuan dkk (2014:3) keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternative pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan.
24
yang dilakukan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dan karakteristik konsumen itu sendiri. Ekuitas merek memegang peranan kunci terhadap psikologis seorang pelanggan dalam pembentukan persepsi dan pembangunan karakter pelanggan. Dari pengertian diatas bahwa keputusan pembelian adalah keinginan konsumen dalam membeli produk atau jasa yang melalui alternatif pilihan.
2.1.3.2 Tahap-tahap pembelian
Menurut Saladin, (2010:63) dalam kegiatan membeli seorang konsumen akan memandang suatu produk dan beberapa sudut. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Tahap-tahap proses pembelian a. Pengenalan kebutuhan masalah (need recognition)
Pemasaran meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang timbul, sampai seseorang itu membutuhkannya.
Seseorang memiliki perubahan hobi, dan untuk ini marketer harus dapat mengembangkan rangsangan konsumen agar ia lebih tertarik.
b. Pencarian Informasi (information search)
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu: 1. Sumber pribadi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan. Pengenalan
kebutuhan
Perencanaan inforamsi
Perilaku setelah membeli Penilaian
Alternatif
25
2. Sumber niaga : periklanan, petugas penjualan, penjual, kemasan, dan pemajangan.
3. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.
Pemasar harus mengidentifkasi sumber-sumber diatas dan menilai pentingnya masing-masing sumber tersebut. Selanjutnya perusahaan unsur-unsur bauran pemasaran secara cepat,tepat, dan terarah agar pembeli menaruh perhatian serius untuk mempertimbangkan keinginannya sehingga peluang dapat direkrut.
c. Penilaian alternatif (evaluation of alternbatives)
Ada lima konsep dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu:
1. Sifat-sifat produk, menjadi ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk tersebut
2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk. 3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
4. Fungsi kemanfaatan, yaitu konsumen lebih mengharapkan kepuasan yang diperoleh.
5. Bagaimana penilaian yang dilakukan konsumen dan sekian banyak ciri-ciri barang.
d. Keputusan membeli (purchase decision)
26
1. Sikap orang lain: keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang ia percaya.
2. Faktor-faktor situasi yang tak terduga: faktor harga pendapatan keluarga, dan keuntungan yang diharapkan dan produk tersebut. Lebih jelasnya, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2. Keputusan membeli e. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior)
1. Kepuasan pascapembelian : kepuasan membeli setelah membeli produk tersebut. Ada beberapa tingkatan yaitu, sangat puas, puas, sedikit puas, kecewa, dan sangat kecewa.
Dapat dirumuskan sebagai berikut:
S= Keputusan membeli F= Fungsi (yang menentukan)
E= Ekspektasi konsumen (pengharapan konsumen) P= Pandangan prestasi
Penilaian terhadap berbagai alternatif
Keputusan membeli Maksud untuk
membeli
Faktor-faktor situasi yang tidak terduga Sikap orang lain
27
Makin besar jurang antara pengharapan dan prestasi, makin besar ketidak puasan konsumen.
2. Tindak-tindakan pascapembelian: tindakan lanjut yang dilakukan oleh konsumen atas tingkat kepuasan
3. Penggunaan dan pembuangan pascapembelian: marketer selalu memonitor bagaimana pembeli menggunakan dan memanfaatkan produk.
2.1.3.3 Indikator keputusan pembelian
Menurut Kotler dalam Rosvita Dua Lembang (2010:17) Terdapat indikator dari keputusan pembelian, yaitu :
1. Kemantapan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam membeli produk
3. Menberikan rekomendasi kepada orang lain 4. Melakukan pembelian ulang
Menurut Hahn, (dalam Irwandi Sugianto 2014) Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Ada tiga aktivitas yang berlangsung dalam proses keputusan pembelian oleh konsumen yaitu :
1. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian. 2. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
28
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian-penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
29 pembelian (Y2) ada dua pengaruh: langsung dan
30
4 Pengaruh Gita Gutawa Sebagai Brand Toyota All New Yaris Pada PT. Hasjrat
31
6 Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Wulandari dan Ketut Nurcahya (2015)
Variabel brand trust (X) berpengaruh signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima dan nilai thitung= 3,106 lebih besar dari ttabel= 1,658 maka H0 ditolak, positif, erat, dan
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan memiliki strategi dalam merancang sistem pemasaran yang begitu pesat dalam menghadapi dunia pesaing di era sekarang ini, khususnya dibidang fashion demi mempertahankan konsumen dan lebih meningkatkan pangsa pasarnya. pemasaran untuk seseorang atau grup yang dipekerjakan dengan dikontrak oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk mempromosikan suatu merek dalam bentuk produk atau jasa. Pada jaman sekarang ini, banyak sekali aktor maupun aktris yang juga sekaligus bekerja sebagai pendukung terhadap merek pada suatu produk kuhusnya di bidang fashion ini.
Cosmic Clothes menggunakan artis/penyanyi sebagai pendukung produk
32
Untuk mengukur brand ambassador (X1) yaitu, Transference, Congruence, Kredibilitas, Daya tarik, dan Power , Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak
konsumen Menurut Lea-Greenwood, (2012:88) sedangkan untuk mengukur variabel Brand Trust (X2) Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen Delgado, Ferrinnadewi dalam Danny Alexander Bastian (2014:2) Dan untuk mengukur variabel Keputusan Pembelian (Y) yaitu keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembelian konsumen akhir peorangan dan rumah tangga yang membeli terhadap suatu produk, melalui Kemantapan pada sebuah produk, kebiaasaan dalam membeli produk, memberikan rekomendasi kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang. kotler, (2009)
2.2.1 Pengaruh brand ambassador Rian D’masiv terhadap keputuasan pembelian
33
2.2.2 Pengaruh brand trust terhadap keputusan pembelian
Menurut Ni Made Rahayu Wulandari dan Ketut Nurcahya (2015:24) brand trust berpengaruh terhadap keputusan pembelian, brand trust berpengaruh
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima dan nilai thitung= 3,106 lebih besar dari ttabel= 1,658, maka H0 ditolak, positif, erat, dan signifikan dalam arti kedua variabel antara brand trust dengan keputusan pembelian. Hasil ini mendukung penelitian Maya (2010:24) memberikan pernyataan yang sama dalam penelitiannya dimana brand trust yang ada dalam produk memberikan dampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
2.2.3 Pengaruh brand ambassador dan brand trust terhadap keputusan pembelian
34
Gambar 2.3 Skema Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008:63) dalam bukunya Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif menyatakan bahwa Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
Variabel X1 dalam Danny Alexander Bastian (2014:2)
Variabel Y Keputusan Pembelian
1. Kemantapan pada sebuah produk
2. Kebiasaan dalam membeli produk Ellyada / Y. Bambang Wiratmojo (2013:8)
Maya (2010:24) Ni Made Rahayu
35
Hipotesis merupakan jawaban, atau praduga sementara dari penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan oleh penulis. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas serta teori yang menghubungkan variabel X1 terhadap Y dan variabel X2 terhadap Y, maka penulis berpendapat bahwa:
Hipotesis:
H1: variabel brand ambassador rian d’masiv berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk cosmic clothes di bandung H2: variabel brand trust berpengaruh terhadap keputusan pembelian
pada produk cosmic clothes di bandung
36 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyususun laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Brand ambassador Rian D’masiv dan Brand Trust
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Cosmic Clothes Bandung”
Penelitian ini dilakukan pada produk cosmic clothes dan Rian D’masiv sebagai brand ambassador pada produk cosmic clothes tersebut.
1. Variabel Independent (Variabel Bebas), yaitu variebel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (Variabel Xı) dalam penelitian ini adalah Brand ambassador dan (Variabel Xշ) Brand Trust.
2. Variabel Dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
Brand ambassador dan Brand Trust merupakan faktor penyebab, sedangkan keputusan pembelian faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada konsumen yang melakukan pembelian produk Cosmic Clothes Bandung.
Menurut Husein Umar (2005:303) menagatakan bahwa: “Objek penelitian
37
dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal yang dianggap perlu”.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupkan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian aka diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008:147) metode deskriptif yaitu :
“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45 adalah : “Memeriksa benar tidaknya apabila djelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”
38
Berdasarkan konsep diatas, bagaiman metode verifikatif yang menggambarkan rumusan masalah yang berkaitan dengan pengaruh pada Rian
D’masiv sebagai brand ambassador dan kepercayaan merek (brand trust)
terhadap keputusan pembelian pada produk cosmic clothes di bandung
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulannya.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu untuk melakukan suatu perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) adalah:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksaan penelitian”.
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
39
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya, selanjutkan menetapkan judul penelitian.
Dalam penelitian ini yaitu pengarah brand ambassador dan kepercayan merek (brand trust) terhadap keputusan pembelian produk cosmic clothes dibandung
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Dalam penelitian yang menjadi permasalahan adalah brand ambassador pada produk cosmic clothes di bandung dan kepercayaan merek (brand trust) terhadap keputusan pembelian konsumen
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah yaitu: seberapa besar pengaruh brand ambassador Rian D’masiv dan kepercayaan merek (brand trust) terhadap keputusan pembelian produk cosmic clothes di bandung
secara parsial.
4. Menetapkan tujuan penelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis brand ambassador dan brand trust terhadap keputusan pembelian pada produk Cosmic Clothes di Bandung.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Hipotesis dalam penulisan penelitian ini, yaitu hipotesis terdapat pengaruh brand ambassador tehadap keputusan pembelian produk Cosmic Clothes di Bandung dan terdapat pengaruh brand trust terhadap keputusan
40
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah brand ambassador dan brand trust, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan
pembelian.
7. Menetapkan sumber data, teknik penetuan sampel dan teknik pengumpulan data.
Dalam penulisan penelitian ini menggunakan data primer, teknik penentuan sampel terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya yaitu konsumen Cosmic Clothes di Bandung dan sampelnya seluruh responden lebih dari 100 orang, maka pengambilan sampel menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan dan menghasilkan jumlah 100 orang. 8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kualitatif (metode ferifikatif).
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian, akan disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini
Gambar 3.1 Keterkaitan pada variabel
Brand ambassador
(X1)
Brand trust (X2)
41
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analsis Time Horizon T-1 Deskriptive Deskriptive dan
survey
Konsumen Cosmic Clothes di Bandung
Cross Sectional
T-2 Deskriptive Deskriptive dan survey
Konsumen Cosmic Clothes di Bandung
Cross Sectional
T-3 Deskriptive Deskriptive dan survey
Konsumen Cosmic Clothes di Bandung
Cross Sectional
T-4 Deskriptive & verifikative
3.2.2 Operasional Variabel
42
a. Variabel Brand ambassador sebagai variabel independen pertama (Xı). b. Variabel Brand Trust sebagai variabel independen kedua (Xշ)
c. Variabel Keputusan Pembelian sebagai Variabel dependent (Y) Tabel 3.2
44
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Penulisan melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang diteliti, data tersebut dapat dikelompokan ke dalam dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Sugiyono (2009:137) data primer sebagai berikut:
“sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data.” Setelah data-data terkumpul, data tersebut
akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil survey (observasi), hasil wawancara, dan pengambilan data langsuung. 2. Data Sekunder
Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah: “sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Menggunakan data sekunder apabila peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain.
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
a. wawancara kepada Manajer Cosmic Clothes di Bandung
45
Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan skala likert, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Penentuan Skor Jawaban Kuesioner
Jawaban Skal Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Raga-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: sugiyono (2006:87)
3.2.3.2Teknik Penetuan Data 3.2.3.2.1 Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah : “objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli produk Cosmic Clothes yang berada di Jl. Sultan Agung Bandung, di ketahui bahwa jumlah populasi konsumen yang membeli pada satu tahun 2015 adalah 371 orang.
3.2.3.2.2 Sampel
Pengertian menurut Narimawati Umi (2008:77), adalah “sampel adalah
46
sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus :
n =
+ . 2
n =
,
n = 54.95=55 n = 55
Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan menjadi 55 konsumen Cosmic Clothes. dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui dari perhitungan untuk ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 10% adalah sebanyak 54,95 responden dan dibulatkan menjadi 79.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah peneliti lapangan (field research) , dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.
47
Data primer didapatkan melalui teknik sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yangmenjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke Distro Cosmic Clothes untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Wawancara Langsung
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara ke bagian yang berkaitan yaitu manajer Cosmic Clothes di Bandung
c. Kuesioner
48
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain dari berbagai distro yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yaitu brand ambassador, kepercayaan merek (brand trust ) dan
keputusan pembelian
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan seperti Buku Manajemen, Manajemen Pemasaran, Perilaku Konsumen, dll.
3.2.4.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya ( Awar 2007:89). Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai denga maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r1 = koefesien validitas item yang dicari
49
Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ΣX = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal ΣY = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal ΣX2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X
ΣY2 = jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = banyaknya responden
Dalam mengadakan interpretasi mengenai besarnya koesfesien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi
50
Uji keberartian koefesien r dilakukan dengan uji t (tarif signifikan 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Dimana :
n: ukuran sampel
r: Koefesien Korelasi Pearson 3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009:3) reabilitas adalah “ derajat konsistensi atau
keajegan data dalam interval waktu tertentu”. Selain memiliki tingkat sehahihan
(validitas) alat ukur juga harus memilki kekonsistenan”. Uju reabilitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kesetabilan, atau kekonsistenan alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walupun dilakukan pada waktu yang berbeda.
51
memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan penelitian genap-ganjil). Cara kejanya sebagai berikut:
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan
belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah : 1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf
signifikan 5 % maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Ґ1 = Ґb
52
Tabel 3.5
Standar penilaian Koefesien Validitas dan Reliabilitas
Kriteri Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002;70 Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliabilitas
Koefesien Reliabilitas
Titik Kritis Kesimpulan
X1 0,700 Reliabel
X2 0,700 Reliabel
Y 0,700 Reliabel
3.2.4.3 Uji MSI
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Karena data yang didapat dari kuisioner merupakan data ordinal , sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan pesoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “ methode successive interval “ (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi
korelasi serta determinasi.
1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
53
a). Ambil data ordinal hasil kuisioner
b). Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya
c). Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif . untuk data n >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal .
d). Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e). Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval
Dimana :
Means of interval = Rata-rata interval Density of Lower Limit = kepadatan batas bawah Density of Upper Limit = kepadatan atas bawah Area Under Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Under Lower Limit = daerah dibawah batas bawah
f). Mementukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval ) dengan menggunakan rumus : Nilai transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1
3.2.5 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif
Analisis deskriptif / kualitatif digunakan unutk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
54
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi unutk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sanagt baik, baik, cukup, tidak cukup, sangat tidak cukup.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungna seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4 dan 5).
Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuisioner dikalikan jumlah responden.
Sumber: Umi Narimawati (2007:84)
Keterangan :
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang telah di ajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal di kontribusikan dengan tabel sebagai berikut:
55
Tabel 3.7
Kriterian Pengklasifikasian Presentasi Skor Tanggapan Responden
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00% - 36.00% Tidak Baik
2 36.00% - 52.00% Kurang Baik
3 52.00% - 68.00% Cukup
4 68.00% - 84.00% Baik
5 84.00% - 100% Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati, 2007:85 3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumplkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuatitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuisioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu digunakan skala interval melalui “method
of successive interval “ (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.
1. Analisis Regresi Linier Asumsi Klasik
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama. Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:
56
Dimana :
Y = variabel dependen
X1, X2 = variabel independen
A = kostanta
1, 2 = koefisien masing-masing faktor
Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah (X1) dan (X2), sedangkan variabel dependen adalah (Y), sedangkan persamaan regresi berganda estimasinya.
Dimana :
Y = variabel dependen
α
= Konstanta dari persamaan regresi1 = koefisien regresi dari variabel X1, 2 = koefisien regresi dari variabel X2,
X1 = variabel independen X2 = variabel independen
ε
= faktor –faktor lain yang mempengaruhi variabel YUntuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regersi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
57
Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression) sebagai alat untuk menganalisis pebngaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :
a). Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data tterdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekirat garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas (Husein Umar, 2011:181).
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :
a. Jika probabilitas > 0.05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal.
b). Uji multikolinieritas
58
dalam Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2011:198). Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar kolerasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003:362), jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
c). Uji Heteroskedastisitas
59
signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
Selain itu, dengan mengunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa diliat dengan melihat grafik scatterplot antara prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yabg terarur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d). Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinbisikan sebagai korelasi antara obbservasi Yng diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnnya.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson(D-W). Kriteria uji: bbandingkan nilai D-W dengan nilai d dari taabel Durbin-Watson :
a. Jika D-W <
d
L atau D-W > 4 –d
L , kesimpulannya pada data terdapatautokorelasi.
b. Jika
d
u < D-W < –d
u , kesimpulannya pada data tidak terdapat60
c. Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤ du atau 4 – du ≤ D-W ≤ 4 – dL.
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. 2. Analisis korelasi
Menurut Sujana (1989) dalam Umi Narimawati, Sri dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:49) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi pearson dengan rumus :
Dimana : -1 ≤ r ≤ + 1
r = koefisien korelasi x = variabel independen y = variabel dependen n = jumlah responden
Ketentuan unbtuk melihat tingakt keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel dibawah ini .
=
n Σ � � − Σ � Σ
61
Tabel 3.8
Tingkat Keeratan Korelasi
0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah
0.41- 0.60 Korelasi sedang 0.61- 0.80 Cukup tinggi 0.81- 1 Korelasi tinggi
Sumber : Syahri Alhusin, 2003 :157 3. Analisis Koefisien Determinasi
Persentase perdana semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukakan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi bini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg / SStot.
Dimana :
d : Koefisien determinasi r : Koefisien Korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesisi
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y. Dengan memperhatikan karakteristik variabel
62
yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.
Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut:
1. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Rumus uji t yang digunakan adalah:
thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar errornya.
b. Hipotesis
H1,β = 0, tidak terdapat pengaruh variabel X1, terhadap variabel Y. H1,β ≠ 0, terdapat pengaruh variabel X1 terdapat variabel Y. H2,β = 0, tidak terdapat pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y.
H2,β ≠ 0, tidak pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y. c. Kriteria pengujian
H0 ditolak apabila thitung < dari t tabel ( α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekliruan (α = 0,01) untuk diuji dua
pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
ℎ�
�
,=
,63
a) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima atrinya diantara variabel X dan variabel Y ada
hubungannya.
b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak atrinya diantara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1:
2. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk meengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Dimana :
Jkresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel
Pengujian ini diakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distibusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika
�
ℎ� ��=
� �/
64
nilai Fjitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.
Menurut (Sugiyono, 2009 :183), menghitung keeratan hubungan atau koefisien kprelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi product Mothod atau dikenal dengan rumus Pearson.
b. Hipotesis
H0 : Type equation here. = 0 . tidak terdapat pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terdapat variabel Y.
H1 : ρ 0 . terdapat pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y
c. Kriteria pengujian
H0 ditolak apabila F hitung > dari F tabel ( α = 0.05 )
Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah yxi 0. Untuk mengetahui pyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.