• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI SMA N 1 REMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI SMA N 1 REMBANG"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP

MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI

SMA N 1 REMBANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Ardhan Rachmat Fauji NIM.5302411077

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Mulailah, saat orang lain sedang membuat alasan untuk menunda dan teruslah

berlari, saat orang lain mulai menyerah.

2. Segala sesuatu yang awalnya kita takuti, akan terasa mudah jika kita sudah

mencobanya.

3. Percayalah pada kekuatan doa.

4. You’ll Never Walk Alone (YNWA).

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua, bapak Tardi dan ibu Sri Rachmawati tercinta. Terima kasih atas

kasih sayang, nasihat dan doanya.

2. Mas eko, mas wiwi, mba ami, mba lia, aya, dede al yang selalu memberi

dukungan.

3. Sahabatku, majid, mas afif, singgih, candra, dian, desta. Terima kasih atas

segalanya.

(6)

vi

Fauji, Ardhan Rachmat, 2015. “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Drs. Sugeng Purbawanto M.T

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE), Minat, Hasil Belajar, TIK.

Berdasarkan hasil observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013 sehingga menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini menjadikan siswa menjadi kurang berminat selama mengikuti pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya dan hasil belajar siswa juga tidak maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang, Purbalingga dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes evaluasi untuk ranah kognitif, angket minat dan lembar observasi untuk ranah afektif dan psikomotorik.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)

Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang” dengan baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka

dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rochman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Suryono, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

4. Feddy Setyo Pribadi, S.Pd, M.T, Ketua Program Studi Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer.

5. Drs. Sugeng Purbawanto M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

arahan, dukungan, kritik dan saran, serta motivasi.

6. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro atas ilmu dan bimbingan yang telah

diberikan.

7. Bapak Purwito, S.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang telah

(8)

viii

yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan PTIK angkatan 2011 yang telah banyak membantu

dan memberikan motivasi.

10.Seluruh siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga selaku

subjek penelitian.

Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Semarang, Agustus 2015

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

(10)

x

2.2Hasil Belajar ... 11

2.3Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 12

2.3.1Metode Pembelajaran ... 12

2.3.2Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran ... 12

2.3.3Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 14

2.3.4Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE ... 14

2.3.5Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran SFAE ... 16

2.4Materi Pembelajaran ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 45

3.2Lokasi Penelitian ... 49

3.3Populasi dan Sampel ... 49

3.4Variabel Penelitian ... 51

(11)

xi

Halaman

3.6Metode Analisis data ... 53

3.6.1Analisis Instrumen Penelitian ... 53

3.6.2Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa ... 63

3.7Indikator Keberhasilan ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 67

4.1.1Deskripsi Penerapan Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 67

4.1.2Hasil Minat Belajar Siswa ... 68

4.1.3Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 70

4.1.4Hasil Belajar Ranah Afektif ... 71

4.1.5Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 73

4.2Pembahasan ... 74

4.2.1Hasil Minat Belajar Siswa ... 74

4.2.2Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 75

4.2.3Hasil Belajar Ranah Afektif ... 77

4.2.4Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 77

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 79

5.2Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(12)

xii

Halaman

Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number ... 18

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor ... 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar... 54

Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar ... 55

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I ... 58

Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II ... 58

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 60

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I ... 61

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II ... 61

Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I ... 63

Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II ... 63

Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar ... 63

Tabel 4.1 Kategori Pretest Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.2 Kategori Posttest Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 70

Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa ... 72

(13)
(14)
(15)

xv

Halaman

Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik ... 39

Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area ... 40

Gambar 2.42 Format Chart Area ... 40

Gambar 2.43 Mengganti Background Chart ... 40

Gambar 2.44 Inside End ... 41

Gambar 2.45 Kerangka Fikir... 44

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 45

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 51

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Pretest Dan Posttest Minat Belajar . 70 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ... 71

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif ... 72

(16)

xvi

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 85

Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPA 1 ... 87

Lampiran 3. Daftar Nilai UTS Semester Genap Kelas XI IPA 1... 88

Lampiran 4. Daftar Pembagian Kelompok Kelas XI IPA 1... 89

Lampiran 5. Uji Coba Instrumen Minat Belajar ... 90

Lampiran 6. Analisis Instrumen Minat Belajar ... 93

Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus I ... 95

Lampiran 8. Soal Uji Coba Siklus I ... 97

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I ... 104

Lampiran 10. Analisis Soal Uji Coba Siklus I ... 105

Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus II ... 108

Lampiran 12. Soal Uji Coba Siklus II ... 110

Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus II ... 116

Lampiran 14. Analisis Soal Uji Coba Siklus II ... 117

Lampiran 15. Silabus ... 120

Lampiran 16. RPP Siklus I ... 122

Lampiran 17. RPP Siklus II ... 126

Lampiran 18. Angket Pretest Minat Belajar ... 130

Lampiran 19. Angket Posttest Minat Belajar ... 132

(17)

xvii

Halaman

Lampiran 21. Analisis Angket Posttestt Minat Belajar ... 135

Lampiran 22. Kategori Kecenderungan Minat Belajar ... 136

Lampiran 23. Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 138

Lampiran 24. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 143

Lampiran 25. Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 144

Lampiran 26. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 149

Lampiran 27. Analisis Tes Evaluasi Siklus I ... 150

Lampiran 28. Analisis Tes Evaluasi Siklus II ... 151

Lampiran 29. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ... 152

Lampiran 30. Analisis Nilai Afektif Siklus I ... 154

Lampiran 31. Analisis Nilai Afektif Siklus II ... 155

Lampiran 32. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I ... 156

Lampiran 33. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II ... 158

Lampiran 34. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus I ... 160

Lampiran 35. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus II ... 161

Lampiran 36. Perhitungan Gain Score ... 162

Lampiran 37. Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan II ... 164

Lampiran 38. Hasil Belajar Afektif Siklus I dan II ... 165

Lampiran 39. Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I dan II ... 166

Lampiran 40. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 167

(18)

xviii

Lampiran 42. Surat Pra Penelitian ... 169

Lampiran 43. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 170

Lampiran 44. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 171

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar

sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara

belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran (Wina Sanjaya,

2005:87).

Pada proses pembelajaran dibutuhkan adanya minat belajar dari siswa untuk

menumbuhkan motivasi terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini

dikarenakan minat belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting

dalam proses belajar mengajar. Namun metode pembelajaran juga menjadi faktor

yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran, dengan metode yang tepat

secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai

tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa. Penyebabnya dapat dikarenakan

latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar, minat, motivasi belajar siswa,

sarana, lingkungan belajar, metode mengajar guru dan sebagainya. Pemilihan metode

pembelajaran yang tepat akan menimbulkan rasa senang siswa selama mengikuti

(20)

2 mengajar meningkat.

SMA N 1 Rembang berada di Desa Bantar Barang, Kec. Rembang Kab.

Purbalingga. Berdasarkan observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan

kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah

sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013. Kemudian masih banyaknya guru

yang sudah berumur, menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan

model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi

melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini

menjadikan siswa menjadi kurang berminat yang ditunjukan dengan siswa yang

kurang memperhatikan proses pembelajaran, mudah kehilangan konsentrasi saat

pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya bila diberi pertanyaan oleh

guru. Minat belajar yang rendah berpengaruh pada hasil belajar siswa yang

ditunjukan dengan nilai rata-rata UTS semester genap siswa kelas XI IPA 1 sebesar

69,3.

Oleh sebab itu akan diterapkan salah satu metode pembelajaran yang

merupakan pengembangan dari pembelajaran kooperatif yaitu Student Facilitator

And Explaining (SFAE). Pada tipe ini, siswa atau peserta didik belajar

mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model

pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide,

gagasan, atau pendapatnya kepada siswa lain sehingga meningkatkan minat, antusias,

(21)

Sesuai latar belakang diharapkan penerapkan metode pembelajaran Student

Facilitator And Explaining (SFAE) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And

Explaining(SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah penggunaan metode Student Facilitator And Explaining dapat

meningkatkan minat belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?

b. Apakah penggunaan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining

dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Meningkatkan minat belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan

menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.

b. Meningkatkan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan

(22)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Guru

Guru akan mendapat metode pembelajaran yang baru dan menarik untuk proses

belajar mengajar.

b. Bagi Sekolah

Referensi sekolah akan bertambah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu

pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan hasil

belajar siswa.

1.5 Penegasan Istilah

a. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran

(Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar

proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para

siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari

(23)

b. Student Facilitator And Explaining (SFAE)

Metode SFAE merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan

ide atau pendapat pada siswa lainnya. Menurut Agus (2009:129) metode SFAE

adalah metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan

untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa.

c. Minat

Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian

terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang (Tidjan, 1976:71). Minat juga

dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek

seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang

terhadap objek tersebut.

d. Hasil Belajar

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi

tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan

guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran

yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai

memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

e. Mata Pelajaran TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan penggabungan

dua kata yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi

(24)

Teknologi Komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari

hardware, software, proses dan sistem yang digunakan untuk membantu proses

komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (Munir, 2010:14).

Jadi, maksud penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang” adalah penerapan metode pembelajaran SFAE untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.

1.6 Sistematika Penulisan

a. Bagian Awal

SAMPUL/COVER

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

(25)

b. Bagian Pokok

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini disajikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan fakta atau

kasus yang sedang dibahas. Disamping itu juga disajikan mengenai berbagai asas

atau pendapat yang berhubungan dan benar-benar bermanfaat sebagai bahan

untuk melakukan analisis dan pembahasan hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, metode

pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdapat Simpulan dan Saran.

c. Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA

(26)

8

LANDASAN TEORI

2.1 Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:180). Minat merupakan faktor

psikologis yang terdapat pada setiap orang, sehingga minat terhadap sesuatu/ kegiatan

tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat

akan muncul.

Menurut Tidjan (1976:71), minat adalah gejala psikologis yang menunjukan

pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Minat juga

dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian. Jadi, minat terjadi karena adanya

dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara paling efektif untuk

membangkitkan minat suatu subjek yang baru pada pembelajaran adalah dengan

menggunakan minat siswa yang telah ada. Selain memanfaatkan minat yang telah ada

sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat baru pada diri siswa. Hal ini

dapat dicapai dengan cara memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang

(27)

9

Menurut Mudzofir (2007:17-18), faktor yang mempengaruhi minat sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil yang sangat dominan

dalam mewarnai perkembangan jasmani dan rohani anak, bahkan lingkungan

keluarga inilah awal terjadinya pendidikan dan pengajaran. Jadi, sudah

semestinya lingkungan keluarga menjadi tonggak dalam memupuk dan

mengembangkan minat dan bakat anak dalam mempelajari sesuatu.

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua tempat berlatih dan menumbuhkan

kepribadian anak. Pendidikan dan kepribadian anak yang telah dimulai dari

keluarga harus dapat dilanjutkan dan disempurnakan di sekolah. Beberapa

peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian siswa antara lain :

a) Siswa belajar bergaul dengan sesama siswa, antara guru dengan siswa dan

antara siswa dengan karyawan.

b) Siswa belajar mentaati peraturan sekolah.

c) Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna

bagi agama, bangsa dan negara.

3. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang terhimpun pada suatu wilayah yang punya tata

nilai dan budaya sendiri sangat mempengaruhi siswa, karena keberadaan

(28)

terhadap sesuatu hal akan selalu diperhitungkan oleh masyarakat. Oleh sebab

itu, selama masa pendidikan, antara keluarga, sekolah dan masyarakat harus

selalu bekerjasama dalam mendidik, mengajar dan mengembangkan minat

anak agar tercapai kepribadian yang siap digunakan dalam kehidupan

bermasyarakat.

b. Faktor Kesulitan Belajar

The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman

(2003:06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu

atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan

penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Supiah (2007:23-24) menyebutkan 3

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar pada siswa yaitu :

1. Pemahaman pelajaran yang rendah.

2. Kurang bervariasinya metode mengajar guru.

3. Minimnya pengetahuan tentang agama.

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu

yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

(29)

d. Ada rasa keterikatan pada suatu aktivitas yang diminati.

e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

f. Berpartisipasi pada kegiatan.

2.2 Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada

individu yang belajar (Asep Jihad, 2008:2).

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2009:5). Menurut Bloom,

sebagaimana dikutip oleh Anni (2007:7), hasil belajar mencakup kemampuan tiga

ranah belajar yaitu :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan

kemahiran intelektual. Kategorinya mencakup pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategorinya

mencakup penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan

(30)

Ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan

motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategorinya

mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

kompleks, penyesuaian dan kreatifitas.

2.3 Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)

2.3.1 Metode Pembelajaran

Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88), metode pembelajaran adalah cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, siswa akan lebih mudah

mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide

melalui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran

Pupuh. F dan M. Sobry. S (2010:60), menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar,

(31)

a. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.

Karakteristik tujuan yang akan dicapai akan berpengaruh terhadap penentuan

metode pembelajaran.

b. Materi pelajaran

Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru

untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.

c. Siswa

Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda beda, seperti

minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan

terhadap masa depannya. Semua perbedaan itu akan berpengaruh terhadap

penentuan metode pembelajaran.

d. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.

Fasilitas yang tidak memadai akan sangat menggangu pemilihan metode yang

tepat.

e. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang

dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

f. Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman

(32)

lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.

2.3.3 Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE)

Metode pembelajaran SFAE merupakan salah satu dari tipe metode

pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 orang siswa yang sederajat tetapi

memiliki perbedaan kemampuan, jenis kelamin, suku/ ras dan satu sama lain saling

membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan

kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses

berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2007:41).

2.3.4 Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE

Menurut Suprijono (2009:128) terdapat enam langkah dalam pelaksanaan

metode pembelajaran SFAE, yaitu sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan

mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus.

b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan.

Setelah selesai menjelaskan, guru membagi siswa menjadi berkelompok secara

(33)

membuat bagan/ peta konsep. Kemudian guru dapat meminta siswa untuk

mencatat apa yang telah mereka ketahui/ yang dapat dilakukan, berkaitan dengan

aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga dapat

meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya

Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan

kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/ peta konsep. Meminta seorang

sukarelawan untuk maju dan menjelaskan didepan kelas apa yang dia ketahui.

Siswa lainnya dapat bertanya dan sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia

tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada

tahap berikutnya.

d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa

Ketika sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru

mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide

yang kurang tepat/ yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang

hilang, hal ini dapat ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan

yang salah dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa

pelajaran berikutnya.

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi

yang sudah dibahas pada saat itu.

(34)

Setiap metode pembelajaran yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan

dan kekurangan, begitu juga dengan metode Student Facilitator And Explaining

memiliki kedua hal tersebut. Adapun kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :

a. Kelebihan

1. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa

secara optimal.

2. Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.

3. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai

pendapat orang lain.

4. Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.

5. Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat

secara objektif dan rasional agar menemukan suatu kebenaran dalam

kerjasama anggota kelompok.

6. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara

terbuka.

7. Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.

8. Melatih kepemimpinan siswa.

9. Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,

pendapat dan pengalaman antar siswa.

b. Kekurangan

(35)

2. Siswa yang malas akan menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang

pintar.

3. Penilaian individu sulit dilakukan karena tersembunyi dibalik kelompoknya.

4. Metode Student Facilitator And Explaining memerlukan persiapan yang rumit

dibanding dengan metode lain.

5. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan memburuk.

6. Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya

dan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut

gagal.

2.4 Materi Pembelajaran

2.4.1 Format Cells

Bagian-bagian dari format sel antara lain fungsi number, alignment, font,

border , fill dan protection. Pada bagian menu tersebut terdapat beberapa kategori dan

fungsi lainnya.

a. Number

Fungsi number digunakan untuk mengatur format angka dari sel. Dalam menu

(36)

Gambar 2.1 Kotak Dialog Format Cells Tab Number

Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number

Kategori Format

General Umum/normal tanpa format. Contoh : 50 Number Angka. Contoh : 50, 15.5

Currency Mata uang. Contoh : Rp.50.000

Accounting Akuntansi/keuangan. Contoh : Rp. 50.000 Date Tanggal. Contoh : 1/5/2015

Time Waktu. Contoh : 11:00:00 Percentage Persentase. Contoh : 50% Fraction Pecahan. Contoh :

Scientific Ilmiah. Contoh : 3, E+01

Text Teks

Special Format khusus

(37)

b. Alignment

Fungsi alignment digunakan untuk mengatur perataan dari sel. Pada tab

alignment terdapat empat pengaturan.

Gambar 2.2 Kotak Dialog Format Cells Tab Alignment

1) Text alignment

Digunakan untuk mengatur perataan teks. Terdapat dua opsi pengaturan

yaitu:

(a) Horizontal : perataan secara mendatar.

(b) Vertical : perataan secara tegak lurus.

2) Text control

a) Wrap text : menjadikan sel melebar mengikuti panjang teks.

b) Shrink to fit : menjadikan teks mengecil mengikuti lebar sel.

(38)

a) Text direction : mengatur arah penulisan teks.

4) Orientation

Digunakan untuk mengatur derajat kemiringan suatu teks.

c. Font

Fungsi font adalah untuk mengatur karakter huruf dari sel. Dalam font

terdapat enam opsi pengaturan.

Gambar 2.3 Kotak Dialog Format Cells Tab Font

1) Font

Digunakan untuk memilih jenis huruf yang diinginkan.

2) Font Style

Digunakan untuk mengatur gaya penulisan, yaitu :

(39)

b) Italic (cetak miring)

c) Bold (cetak tebal)

d) Bold + Italic (cetak tebal dan miring)

3) Size

Digunakan untuk mengubah ukuran huruf.

4) Underline

Digunakan untuk membuat garis bawah huruf.

5) Color

Digunakan untuk mengganti warna huruf dengan warna yang diinginkan.

6) Effects

Digunakan untuk memberi efek pada huruf, yaitu :

a) Strikethrough : memberikan efek coretan/garis lurus. Contohnya

seperti ini.

b) Superscript : memberikan efek pangkat. Contohnya seperti ini .

c) Subscript : memberikan efek huruf berukuran kecil di bawah

karakter umum. Contohnya seperti ini .

d. Border

Digunakan untuk mengatur bingkai pada sel. Dalam border terdapat empat

(40)

Gambar 2.4 Kotak Dialog Format Cells Tab Border

1) Line

Digunakan untuk mengatur jenis garis.

2) Color

Digunakan untuk mengatur warna garis.

3) Presets

a) None : tanpa bingkai

b) Outline : memberi garis luar sel/range

c) Inside : memberi garis dalam sel/range

4) Border

(41)

e. Fill

Digunakan untuk memberikan warna pada sel. Pada tab fill terdapat tiga opsi

pengaturan.

Gambar 2.5 Kotak Dialog Format Cells Tab Fill

1) Background color

Digunakan untuk memilih warna latar belakang sel.

2) Pattern color

Digunakan untuk memilih warna arsiran untuk sel.

3) Pattern style

Digunakan untuk memilih jenis arsiran untuk sel.

f. Protection

Digunakan untuk melindungi isi sel, dengan cara mengunci sekaligus

(42)

Gambar 2.6 Kotak Dialog Format Cells Tab Protection

2.4.2 Tabel

a. Membuat Tabel

Langkah-langkah untuk membuat tabel adalah sebagai berikut :

1) Seleksi seluruh range tabel (C4:V23).

(43)

2) Klik ikon menu Border All Border.

Gambar 2.8 Menu Border

3) Perhatikan perubahannya.

Gambar 2.9 Hasil All Border

(44)

Gambar 2.10 Format Cells Font

6) Pada kotak dialog format cells, klik tab Border, kemudian pilih jenis garis

pada Style (double line), kemudian klik ikon Outline, Color pilih Automatic,

setelah selesai klik tombol OK.

(45)

7) Perhatikan kembali hasilnya.

Gambar 2.11 Tabel dengan Double Line

b. Menghilangkan Sebagian Garis Tabel

1) Seleksi range F8:U22.

Gambar 2.12 Seleksi Range

(46)

kemudian klik ikon Outline, setelah selesai klik OK.

Gambar 2.13 Border Outline

4) Perhatikan hasilnya.

(47)

5) Klik tab menu View, hilangkan centang Gridlines. Perhatikan kembali

hasilnya.

Gambar 2.15 Tabel Tanpa Gridlines

c. Menggunakan Pattern Pada Tabel

1) Seleksi range C4:U4, kemudian tekan tombol Ctrl+klik cell V4

Gambar 2.16 Seleksi Range

2) Tekan tombol Ctrl+Shift+F.

3) Pada kotak dialog Format Cells, klik tab Fill, pilih warna pada Background

Color dan Pattern Color, kemudian pilih Pattern Style, setelah selesai klik

(48)

Gambar 2.17 Format Cells Tab Fill

4) Perhatikan hasilnya.

Gambar 2.18 Hasil Pattern

2.4.3 Gambar

a. Menyisipkan Gambar

1) Tambahkan baris pada bagian atas tabel.

(49)

2) Klik tab menu Insert  Picture, kemudian pilih gambar yang akan dimasukan

ke dalam sheet.

Gambar 2.20 Memilih Gambar

3) Perhatikan sekarang gambar telah ditambahkan ke dalam sheet.

Gambar 2.21 Tampilan Gambar Pada Sheet

b. Memodifikasi Gambar

(50)

Gambar 2.22 Picture Styles

2) Klik ikon menu Picture Effect

Gambar 2.23 Picture Effect

2.4.4 Grafik

Grafik adalah paduan antara gambar yang terdiri atas garis dan titik-titik

koordinat. Dalam sebuah grafik yang ada akan terdapat dua jenis garis

koordinat, yakni garis koordinat X dan Y, untuk posisi X adalah horizontal

(51)

a. Jenis-jenis Grafik

1) Column Charts

Grafik kolom digunakan untuk menunjukkan perubahan data dalam periode

waktu tertentu atau menggambarkan perbandingan antar item. Grafik ini

digunakan dalam dunia statistik untuk menampilkan data pertambahan dan

perbandingan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.

Gambar 2.24 Column Charts

2) Line Charts

Grafik garis digunakan untuk menunjukkan data secara terus menerus atau

berkelanjutan selama periode waktu tertentu. Grafik ini sangat ideal untuk

menampilkan tren data pada rentang waktu yang sama.

Gambar 2.25 Line Charts

3) Pie Charts

Grafik lingkaran menunjukkan ukuran dari suatu item dalam suatu rangkaian

data, secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Poin atau

nilai dari item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk presentase dari

(52)

Gambar 2.26 Pie Charts

4) Bar Charts

Grafik baris mirip dengan grafik kolom. Grafik ini digunakan untuk

menyajikan data yang maknanya sama dengan grafik kolom yaitu dengan

menukar letak variabel dari sumbu x menjadi sumbu y dan sebaliknya.

Gambar 2.27 Bar Charts

5) Area Charts

Grafik bidang menekankan besarnya perubahan dari waktu ke waktu. Grafik

ini dapat digunakan untuk menggambar grafik hubungan kecepatan dan waktu

pada gerak lurus, area yang terbentuk merupakan besar perpindahan.

Gambar 2.28 Area Charts

6) XY Scatter

Grafik ini menunjukkan hubungan antara nilai-nilai variabel sumbu X dengan

nilai-nilai variabel sumbu Y. Grafik ini dapat digunakan untuk menggambar

(53)

Gambar 2.29 XY Scatter

7) Stock Charts

Grafik stok banyak digunakan untuk menggambarkan fluktuasi harga stok.

Namun grafik ini juga dapat digunakan untuk data ilmiah, misalnya fluktuasi

suhu harian suatu daerah.

Gambar 2.30 Stock Charts

8) Surface Charts

Grafik permukaan sangat berguna untuk mencari kombinasi yang optimal dari

dua rangkaian data. Seperti dalam peta topografi, warna dan pola

menunjukkan daerah yang berada dalam kisaran nilai yang sama.

Gambar 2.31 Surface Charts

9) Radar Charts

Grafik radar digunakan untuk membandingkan nilai keseluruhan dari

(54)

Gambar 2.32 Radar Charts

10)Combo Charts

Merupakan grafik kombinasi dari beberapa jenis grafik sekaligus misalnya,

mengkombinasikan grafik kolom dengan grafik garis dan lain sebagainya.

Gambar 2.33 Combo Charts

b. Membuat Grafik

1) Seleksi range D2:E12

(55)

2) Klik tab menu Insert  Bar  2-D Bar

Gambar 2.35 Insert Bar Charts

3) Perhatikan hasilnya

Gambar 2.36 Bar Charts

c. Modifikasi Grafik

1) Pastikan grafik yang dibuat sudah dalam keadaan aktif. Kemudian klik tab

(56)

Gambar 2.37 Switch Row/Column

2) Klik tab menu Design  Style  Style 42.

Gambar 2.38 Chart Style

(57)

Gambar 2.39 Charts Layout

4) Mengganti Chart Title menjadi Grafik Pelatihan IT Profesional, Axis Title

sumbu X menjadi Jumlah Siswa, Axis Title sumbu Y menjadi Jenis Kelas.

Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik

(58)

Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area

6) Pada kotak dialog yang muncul, pilih Solid Fill, kemudian pilih Color biru.

Gambar 2.42 Format Chart Area

7) Perhatikan hasilnya.

Gambar 2.43 Mengganti Background Chart

(59)

Gambar 2.44 Inside End

2.5 Penelitian yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Saraswati (2009) tentang “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE)

Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari”. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat

belajar fisika siswa kelas VIII B mengalami peningkatan nilai rata-rata yang

cukup baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi

89. Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan

sebesar 66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat

sebesar 87.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Wuri Agustina (2011) tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada Mata

Pelajaran IPS Sub Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 17 Malang”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining

(60)

Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VII SMP Nurul Islam”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai rata – rata dan

ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan klasikal

ranah kognitif pada siklus I sebesar 72,41% dan meningkat pada siklus II

sebesar 89,66%. Ketuntasan klasikal ranah afektif pada siklus I sebesar

86,21% meningkat sebesar 100% pada siklus II. Sedangkan ketuntasan

klasikal ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 68,97% dan pada siklus II

meningkat sebesar 93,10%.

2.6 Kerangka Fikir

Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan teknologi memang

sangat menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran TIK

bagi siswa SMA. Agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus

mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Namun pada

kenyataannya, saat ini guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang

inovatif dan menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Guru lebih sering

menerapkan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar dan siswa hanya

duduk mendengarkannya. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kaku dan kurang

(61)

terhadap hasil belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat seharusnya

melibatkan keaktifan siswa dan menuntut siswa menemukan konsep sendiri.

Cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan metode

pembelajaran Student Facilitator And Explaining pada proses pembelajaran TIK di

kelas XI SMA N 1 Rembang. Metode pembelajaran SFAE merupakan metode

pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide/ pendapat pada siswa

lainnya. Dalam pelaksanaannya siswa diminta berkelompok untuk membuat bagan/

peta konsep dari materi pelajaran yang telah diterima kemudian

mempresentasikannya. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa

untuk bertindak sebagai seorang pengajar dan seorang yang memfasilitasi proses

pembelajaran terhadap siswa lain. Dengan metode ini, siswa yang selama ini tidak

mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

Metode SFAE pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap akhir siklus

nantinya akan dilaksanakan penilaian terhadap hasil belajar. Jika hasil belajar siswa

setelah dianalisis belum memenuhi indikator ketuntasan belajar maka kekurangan

penelitian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian dapat

(62)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Gambar 2.45 Kerangka Fikir

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka fikir diatas, maka hipotesis penelitiannya sebagai berikut :

a. Penerapan metode Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat

belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang.

b. Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat

meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang. Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator

And Explaining (SFAE)

SIKLUS I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi

Minat dan hasil belajar dengan menerapan metode pembelajaran Student Facilitator

And Explaining (SFAE)

(63)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari

dua siklus yang dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya

terdapat empat tahapan penelitian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi. Siklus prosedur penelitian ini dapat ditunjukan sebagaimana terlihat pada

(64)
(65)

46 Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I meliputi :

a. Perencanaan (Planning)

1. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining.

2. Membentuk kelompok belajar yang dilakukan secara heterogenitas

berdasarkan kemampuan akademis yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

Satu kelas terdiri dari lima kelompok belajar siswa.

3. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

4. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran yang telah diuji cobakan terlebih dahulu.

b. Pelaksanaan (Action)

1. Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi format tabel dan gambar.

b) Guru mengelompokan siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan yang

ada di tahap perencanaan, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk

sesuai dengan kelompoknya.

(66)

e) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih

memahami materi.

3. Penutup

a) Guru mengakhiri pembelajaran.

b) Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa.

c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan

yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama

pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes

evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses

pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek

tindakan terhadap hasil belajar.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan,

dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang

sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan untuk memperbaiki

(67)

Siklus II meliputi :

a. Perencanaan (Planning)

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan

menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining.

2. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

3. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan (Action)

1. Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi grafik.

b) Setiap kelompok berdiskusi membuat bagan atau peta konsep.

c) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

d) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih

memahami materi.

3. Penutup

a) Guru mengakhiri pembelajaran.

(68)

Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan

yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama

pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes

evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses

pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek

tindakan terhadap hasil belajar.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan,

dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang

sudah dilakukan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Rembang yang beralamat di Jalan

Monumen Jendral Soedirman, desa Bantarbarang, kecamatan Rembang, kabupaten

Purbalingga.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono

(69)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI di SMA N 1

Rembang yang terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah 179 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data

dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sudjana (2005:6), sampel merupakan

sebagian yang diambil dari populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga sampel juga berupa

kelas yang diambil dari populasi kelas-kelas yang ada. Alasan pemilihan sampel

dikarenakan terlalu banyak kelas dan kelas XI IPA 1 mempunyai kecenderungan

yang sangat besar terutama untuk minat dan hasil belajar pada mata pelajaran TIK.

Selain itu pemilihan sampel juga melalui pertimbangan dari pihak sekolah dan guru

mata pelajaran TIK.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Populasi Sampel

(70)

3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2006:116).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Student Facilitator And

Explaining (X) sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar (Y1) dan hasil

belajar (Y2).

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan alat pengumpul data

sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009:221).

b. Observasi

Y1

Y2

(71)

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220).

Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk

melakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama

pelaksanaan pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar

obsevasi.

c. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Daryanto, 2008:35).

Tes diberikan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Dalam

penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi akhir pembelajaran.

Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif

siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal tersebut untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

d. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

(72)

SMA N 1 Rembang.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian

a. Instrumen Angket Minat Belajar

Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah dengan menjabarkan

variabel penelitian. Setiap variabel dalam instrumen, diturunkan beberapa

indikator yang secara menyeluruh dapat menjadi tolak ukur dari butir instrumen

yang akan digunakan. Setelah indikator disusun maka perlu dikembangkan ke

dalam butir-butir instrumen yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan.

Pertanyaan yang disiapkan berjumlah 28 item dan uji coba instrumen

dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun

ajaran 2014/2015.

Dari kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat instrumen penelitiannya.

Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan

menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 – 4. Pedoman pemberian skor pada setiap jawaban dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor

Alternatif Jawaban Skor

(73)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

Variabel Indikator Deskripsi Nomor

Soal

a. Menerima pelajaran dengan senang

b. Terus menerus belajar c. Menyukai cara mengajar d. Tidak merasa bosan

1,2,3

4,5,6 7,8 9

9

Perhatian a. Memberikan perhatian lebih b. Mau berkonsentrasi

c. Mengikuti penjelasan guru d. Rasa ingin tahu

a. Tertarik pada materi b. Kesadaran akan manfaat c. Guru favorit

18,19,20 21 22

5

Aktivitas a. Bertanya dan menjawab pertanyaan

b. Tetap di dalam kelas c. Mencatat penjelasan guru d. Berusaha mencari jawaban atas

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

(74)

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Pengujjian

validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas empiris.

Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir (X) terhadap skor total

(Y). Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi

Product Moment, dengan persamaan :

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Product Moment

N = banyaknya subjek

= jumlah skor tiap butir soal

= jumlah skor total

Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu

instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,

dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien

korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Adapun hasil analisa

validitas butir sebagai berikut :

Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar

(75)

Valid

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2008:121).

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan persamaan :

( ) ( )

(Arikunto, 2006:196)

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(76)

sebesar 0,846. Apabila hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpretasikan

dengan tabel di atas, hasil interpretasinya dalam kategori sangat kuat, maka

dapat disimpulkan instrumen ini reliabel.

b. Instrumen Tes Kognitif

Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Membatasi materi yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan aplikasi pengolah

angka untuk format tabel, gambar dan grafik.

2. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 50 soal uji coba instrumen

dengan rincian 25 soal untuk siklus I dan 25 soal untuk siklus II.

3. Menentukan jumlah butir soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan

waktu mengerjakan soal.

4. Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda.

5. Membuat tabel kisi-kisi soal.

Langkah selanjutnya dilakukan uji coba untuk menentukan soal-soal yang

memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba

ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya beda soal. Instrumen berupa 50 soal pilihan ganda diuji cobakan kepada

(77)

1) Uji Validitas Soal

Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi Product Moment, dengan persamaan :

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Product Moment

N = banyaknya subjek

= jumlah skor tiap butir soal

= jumlah skor total

Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu

instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,

dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien

korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Hasil analisa validitas

butir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

(78)

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

Valid

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23

20

Tidak Valid 4, 18, 19, 24, 25 5

2) Reliabilitas

Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang

dirumuskan sebagai berikut :

( ) ( )

(Arikunto, 2010:231)

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

Vt = varian total

p =

q = 1 – p

pq = jumlah dari hasil perkalian p dengan q

(79)

( )

Harga r11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan

reliabel.

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi

Nilai r11 Keterangan

r11 ≤ 0,2 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen siklus I

sebesar 0,8302 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat

dikatakan reliabel. Sedangkan pada siklus II, didapatkan reliabilitas instrumen

sebesar 0,7858 yang termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dapat

(80)

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Persamaan untuk mengetahui tingkat

kesukaran yaitu :

(Arikunto, 2007:208)

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Arikunto (2007:210) mengkriteriakan indeks kesukaran soal (P)

sebagai berikut :

0,00 ≤ P≤ 0,30  sukar

0,31 < P≤ 0,70  sedang 0,71 < P≤ 1,00  mudah

Hasil analisa tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal

Sukar 2, 3

(81)

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II

Kriteria Nomor Soal

Sukar 7, 11

Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23

Mudah 4, 15, 18, 19, 20, 24, 25

4) Daya Beda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui daya beda soal yaitu :

(Arikunto, 2007:213-214)

Keterangan :

D = indeks daya beda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

(82)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Klasifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut : 0,00 ≤ D≤ 0,20  jelek

0,20 < D≤ 0,40  cukup 0,40 < D≤ 0,70  baik

0,70 < D≤ 1,00  sangat baik

Hasil analisa daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal

Jelek 6, 10, 15, 16, 24

Cukup 3, 12

Baik 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25

Sangat Baik -

Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II

Kriteria Nomor Soal

Jelek 4, 18, 19, 24, 25

Cukup 7, 9, 10, 21, 22

Baik 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 23

Sangat Baik -

3.6.2 Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa

(83)

Anas Sudiyono (1996:453) mengemukakan bahwa analisis kecenderungan

data dilakukan dengan cara menentukan empat kategori yaitu rendah, sedang,

tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar

Kategori Skor

Rendah X < M – 0,5 SD

Sedang M –0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Tinggi M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Sangat Tinggi M + 1,5 SD ≤ X

Keterangan :

M (Meanideal) = (skor tertinggi + skor terendah)

SD (Standar Deviasi) = (skor tertinggi - skor terendah)

X = skor yang diperoleh siswa

b. Analisis hasil belajar kognitif siswa

Hasil belajar kognitif siswa diketahui melalui hasil posttest siswa pada

tiap akhir siklus. Nilai hasil belajar kognitif siswa dapat diketahui menggunakan

persamaan :

(Arikunto, 2007:236)

(84)

observasi. Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan interval 1 – 4.

Persamaan yang digunakan yaitu :

(Arikunto, 2007:236)

d. Perhitungan nilai rata-rata

Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata adalah

sebagai berikut :

(Arikunto, 2007:264)

e. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal

Persamaan yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar adalah

sebagai berikut :

(Aqib, 2010:41)

Keterangan :

P = persentase ketuntasan belajar klasikal

S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar

N = jumlah siswa seluruhnya

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number
Gambar 2.2 Kotak Dialog Format Cells Tab Alignment
Gambar 2.3 Kotak Dialog Format Cells Tab Font
Gambar 2.4 Kotak Dialog Format Cells Tab Border
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menjadikan rakyat tertarik akan politik bagi pers, dapat diejawantahkan dengan mendorong masyarakat untuk sadar akan politik lantas membuat mereka

Ditinjau dari Indikator kesulitan , diperoleh kesulitan belajar pada indikator menjelaskan pengertian bioteknologi dan prinsip dasar 49,90%,menjelaskan ilmu yang

Mar-up Risk Forex Risk Commodity Risk Equity Risk Business Risk Rate of Return Risk Displaced Commercial Risk Withdrawal Risk Solvency Risk Treasury ALMA Risk Hedging Risk

Dalam e- commerce dikenal adanya B2B dan B2C yang bisa digunakan para pelanggan untuk turun langsung apabila ingin melakukan transaksi pembelian pada e-commerce atau

Mata kuliah ini disediakan untuk mahasiswa PTK S3 yang akan melakukan kegiatan mandiri sesuai dengan minat masing-masing, dan dapat membantu mereka melalui eksplorasi teori dan

Meskipun hukum acara pidana sudah diatur dalam undang-undang namun dalam penyelesaian kasus penganiayaan adakalanya antara pelaku tindak pidana dan

Tantangan yang dihadapi industri asuransi jiwa adalah kebutuhan untuk diversifikasi produk asuransi yang lebih baik yang disesuaikan dengan kebutuhan