FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP
MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI
SMA N 1 REMBANG
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Oleh
Ardhan Rachmat Fauji NIM.5302411077
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Mulailah, saat orang lain sedang membuat alasan untuk menunda dan teruslah
berlari, saat orang lain mulai menyerah.
2. Segala sesuatu yang awalnya kita takuti, akan terasa mudah jika kita sudah
mencobanya.
3. Percayalah pada kekuatan doa.
4. You’ll Never Walk Alone (YNWA).
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua, bapak Tardi dan ibu Sri Rachmawati tercinta. Terima kasih atas
kasih sayang, nasihat dan doanya.
2. Mas eko, mas wiwi, mba ami, mba lia, aya, dede al yang selalu memberi
dukungan.
3. Sahabatku, majid, mas afif, singgih, candra, dian, desta. Terima kasih atas
segalanya.
vi
Fauji, Ardhan Rachmat, 2015. “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Drs. Sugeng Purbawanto M.T
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE), Minat, Hasil Belajar, TIK.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013 sehingga menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini menjadikan siswa menjadi kurang berminat selama mengikuti pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya dan hasil belajar siswa juga tidak maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang, Purbalingga dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes evaluasi untuk ranah kognitif, angket minat dan lembar observasi untuk ranah afektif dan psikomotorik.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)
Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang” dengan baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rochman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Suryono, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
4. Feddy Setyo Pribadi, S.Pd, M.T, Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer.
5. Drs. Sugeng Purbawanto M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
arahan, dukungan, kritik dan saran, serta motivasi.
6. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro atas ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan.
7. Bapak Purwito, S.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang telah
viii
yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan PTIK angkatan 2011 yang telah banyak membantu
dan memberikan motivasi.
10.Seluruh siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga selaku
subjek penelitian.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Semarang, Agustus 2015
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
x
2.2Hasil Belajar ... 11
2.3Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 12
2.3.1Metode Pembelajaran ... 12
2.3.2Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran ... 12
2.3.3Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 14
2.3.4Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE ... 14
2.3.5Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran SFAE ... 16
2.4Materi Pembelajaran ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 45
3.2Lokasi Penelitian ... 49
3.3Populasi dan Sampel ... 49
3.4Variabel Penelitian ... 51
xi
Halaman
3.6Metode Analisis data ... 53
3.6.1Analisis Instrumen Penelitian ... 53
3.6.2Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa ... 63
3.7Indikator Keberhasilan ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 67
4.1.1Deskripsi Penerapan Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 67
4.1.2Hasil Minat Belajar Siswa ... 68
4.1.3Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 70
4.1.4Hasil Belajar Ranah Afektif ... 71
4.1.5Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 73
4.2Pembahasan ... 74
4.2.1Hasil Minat Belajar Siswa ... 74
4.2.2Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 75
4.2.3Hasil Belajar Ranah Afektif ... 77
4.2.4Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 77
BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 79
5.2Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xii
Halaman
Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number ... 18
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 50
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor ... 53
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar... 54
Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar ... 55
Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 56
Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I ... 58
Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II ... 58
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 60
Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I ... 61
Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II ... 61
Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I ... 63
Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II ... 63
Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar ... 63
Tabel 4.1 Kategori Pretest Minat Belajar Siswa ... 69
Tabel 4.2 Kategori Posttest Minat Belajar Siswa ... 69
Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 70
Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa ... 72
xv
Halaman
Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik ... 39
Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area ... 40
Gambar 2.42 Format Chart Area ... 40
Gambar 2.43 Mengganti Background Chart ... 40
Gambar 2.44 Inside End ... 41
Gambar 2.45 Kerangka Fikir... 44
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 45
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 51
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Pretest Dan Posttest Minat Belajar . 70 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ... 71
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif ... 72
xvi
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 85
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPA 1 ... 87
Lampiran 3. Daftar Nilai UTS Semester Genap Kelas XI IPA 1... 88
Lampiran 4. Daftar Pembagian Kelompok Kelas XI IPA 1... 89
Lampiran 5. Uji Coba Instrumen Minat Belajar ... 90
Lampiran 6. Analisis Instrumen Minat Belajar ... 93
Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus I ... 95
Lampiran 8. Soal Uji Coba Siklus I ... 97
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I ... 104
Lampiran 10. Analisis Soal Uji Coba Siklus I ... 105
Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus II ... 108
Lampiran 12. Soal Uji Coba Siklus II ... 110
Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus II ... 116
Lampiran 14. Analisis Soal Uji Coba Siklus II ... 117
Lampiran 15. Silabus ... 120
Lampiran 16. RPP Siklus I ... 122
Lampiran 17. RPP Siklus II ... 126
Lampiran 18. Angket Pretest Minat Belajar ... 130
Lampiran 19. Angket Posttest Minat Belajar ... 132
xvii
Halaman
Lampiran 21. Analisis Angket Posttestt Minat Belajar ... 135
Lampiran 22. Kategori Kecenderungan Minat Belajar ... 136
Lampiran 23. Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 138
Lampiran 24. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 143
Lampiran 25. Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 144
Lampiran 26. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 149
Lampiran 27. Analisis Tes Evaluasi Siklus I ... 150
Lampiran 28. Analisis Tes Evaluasi Siklus II ... 151
Lampiran 29. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ... 152
Lampiran 30. Analisis Nilai Afektif Siklus I ... 154
Lampiran 31. Analisis Nilai Afektif Siklus II ... 155
Lampiran 32. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I ... 156
Lampiran 33. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II ... 158
Lampiran 34. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus I ... 160
Lampiran 35. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus II ... 161
Lampiran 36. Perhitungan Gain Score ... 162
Lampiran 37. Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan II ... 164
Lampiran 38. Hasil Belajar Afektif Siklus I dan II ... 165
Lampiran 39. Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I dan II ... 166
Lampiran 40. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 167
xviii
Lampiran 42. Surat Pra Penelitian ... 169
Lampiran 43. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 170
Lampiran 44. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 171
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar
sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara
belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran (Wina Sanjaya,
2005:87).
Pada proses pembelajaran dibutuhkan adanya minat belajar dari siswa untuk
menumbuhkan motivasi terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini
dikarenakan minat belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting
dalam proses belajar mengajar. Namun metode pembelajaran juga menjadi faktor
yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran, dengan metode yang tepat
secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai
tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa. Penyebabnya dapat dikarenakan
latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar, minat, motivasi belajar siswa,
sarana, lingkungan belajar, metode mengajar guru dan sebagainya. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat akan menimbulkan rasa senang siswa selama mengikuti
2 mengajar meningkat.
SMA N 1 Rembang berada di Desa Bantar Barang, Kec. Rembang Kab.
Purbalingga. Berdasarkan observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan
kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah
sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013. Kemudian masih banyaknya guru
yang sudah berumur, menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan
model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi
melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini
menjadikan siswa menjadi kurang berminat yang ditunjukan dengan siswa yang
kurang memperhatikan proses pembelajaran, mudah kehilangan konsentrasi saat
pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya bila diberi pertanyaan oleh
guru. Minat belajar yang rendah berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
ditunjukan dengan nilai rata-rata UTS semester genap siswa kelas XI IPA 1 sebesar
69,3.
Oleh sebab itu akan diterapkan salah satu metode pembelajaran yang
merupakan pengembangan dari pembelajaran kooperatif yaitu Student Facilitator
And Explaining (SFAE). Pada tipe ini, siswa atau peserta didik belajar
mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model
pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide,
gagasan, atau pendapatnya kepada siswa lain sehingga meningkatkan minat, antusias,
Sesuai latar belakang diharapkan penerapkan metode pembelajaran Student
Facilitator And Explaining (SFAE) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining(SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah penggunaan metode Student Facilitator And Explaining dapat
meningkatkan minat belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?
b. Apakah penggunaan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining
dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan minat belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan
menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.
b. Meningkatkan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Guru
Guru akan mendapat metode pembelajaran yang baru dan menarik untuk proses
belajar mengajar.
b. Bagi Sekolah
Referensi sekolah akan bertambah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran.
c. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan hasil
belajar siswa.
1.5 Penegasan Istilah
a. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran
(Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar
proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para
siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari
b. Student Facilitator And Explaining (SFAE)
Metode SFAE merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan
ide atau pendapat pada siswa lainnya. Menurut Agus (2009:129) metode SFAE
adalah metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan
untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa.
c. Minat
Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian
terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang (Tidjan, 1976:71). Minat juga
dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek
seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang
terhadap objek tersebut.
d. Hasil Belajar
Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi
tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan
guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran
yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
e. Mata Pelajaran TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan penggabungan
dua kata yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi
Teknologi Komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari
hardware, software, proses dan sistem yang digunakan untuk membantu proses
komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (Munir, 2010:14).
Jadi, maksud penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran
Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang” adalah penerapan metode pembelajaran SFAE untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.
1.6 Sistematika Penulisan
a. Bagian Awal
SAMPUL/COVER
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
b. Bagian Pokok
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini disajikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan fakta atau
kasus yang sedang dibahas. Disamping itu juga disajikan mengenai berbagai asas
atau pendapat yang berhubungan dan benar-benar bermanfaat sebagai bahan
untuk melakukan analisis dan pembahasan hasil penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menyajikan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, metode
pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdapat Simpulan dan Saran.
c. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
8
LANDASAN TEORI
2.1 Minat Belajar
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:180). Minat merupakan faktor
psikologis yang terdapat pada setiap orang, sehingga minat terhadap sesuatu/ kegiatan
tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat
akan muncul.
Menurut Tidjan (1976:71), minat adalah gejala psikologis yang menunjukan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Minat juga
dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian. Jadi, minat terjadi karena adanya
dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara paling efektif untuk
membangkitkan minat suatu subjek yang baru pada pembelajaran adalah dengan
menggunakan minat siswa yang telah ada. Selain memanfaatkan minat yang telah ada
sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat baru pada diri siswa. Hal ini
dapat dicapai dengan cara memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang
9
Menurut Mudzofir (2007:17-18), faktor yang mempengaruhi minat sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil yang sangat dominan
dalam mewarnai perkembangan jasmani dan rohani anak, bahkan lingkungan
keluarga inilah awal terjadinya pendidikan dan pengajaran. Jadi, sudah
semestinya lingkungan keluarga menjadi tonggak dalam memupuk dan
mengembangkan minat dan bakat anak dalam mempelajari sesuatu.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua tempat berlatih dan menumbuhkan
kepribadian anak. Pendidikan dan kepribadian anak yang telah dimulai dari
keluarga harus dapat dilanjutkan dan disempurnakan di sekolah. Beberapa
peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian siswa antara lain :
a) Siswa belajar bergaul dengan sesama siswa, antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan karyawan.
b) Siswa belajar mentaati peraturan sekolah.
c) Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat yang terhimpun pada suatu wilayah yang punya tata
nilai dan budaya sendiri sangat mempengaruhi siswa, karena keberadaan
terhadap sesuatu hal akan selalu diperhitungkan oleh masyarakat. Oleh sebab
itu, selama masa pendidikan, antara keluarga, sekolah dan masyarakat harus
selalu bekerjasama dalam mendidik, mengajar dan mengembangkan minat
anak agar tercapai kepribadian yang siap digunakan dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Faktor Kesulitan Belajar
The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman
(2003:06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu
atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Supiah (2007:23-24) menyebutkan 3
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar pada siswa yaitu :
1. Pemahaman pelajaran yang rendah.
2. Kurang bervariasinya metode mengajar guru.
3. Minimnya pengetahuan tentang agama.
Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu
yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
d. Ada rasa keterikatan pada suatu aktivitas yang diminati.
e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
f. Berpartisipasi pada kegiatan.
2.2 Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada
individu yang belajar (Asep Jihad, 2008:2).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2009:5). Menurut Bloom,
sebagaimana dikutip oleh Anni (2007:7), hasil belajar mencakup kemampuan tiga
ranah belajar yaitu :
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Kategorinya mencakup pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategorinya
mencakup penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan
Ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategorinya
mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian dan kreatifitas.
2.3 Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)
2.3.1 Metode Pembelajaran
Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88), metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, siswa akan lebih mudah
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide
melalui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran
Pupuh. F dan M. Sobry. S (2010:60), menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar,
a. Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Karakteristik tujuan yang akan dicapai akan berpengaruh terhadap penentuan
metode pembelajaran.
b. Materi pelajaran
Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru
untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
c. Siswa
Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda beda, seperti
minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan
terhadap masa depannya. Semua perbedaan itu akan berpengaruh terhadap
penentuan metode pembelajaran.
d. Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.
Fasilitas yang tidak memadai akan sangat menggangu pemilihan metode yang
tepat.
e. Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang
dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.
f. Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman
lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.
2.3.3 Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE)
Metode pembelajaran SFAE merupakan salah satu dari tipe metode
pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 orang siswa yang sederajat tetapi
memiliki perbedaan kemampuan, jenis kelamin, suku/ ras dan satu sama lain saling
membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2007:41).
2.3.4 Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE
Menurut Suprijono (2009:128) terdapat enam langkah dalam pelaksanaan
metode pembelajaran SFAE, yaitu sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan
mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus.
b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan.
Setelah selesai menjelaskan, guru membagi siswa menjadi berkelompok secara
membuat bagan/ peta konsep. Kemudian guru dapat meminta siswa untuk
mencatat apa yang telah mereka ketahui/ yang dapat dilakukan, berkaitan dengan
aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga dapat
meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/ peta konsep. Meminta seorang
sukarelawan untuk maju dan menjelaskan didepan kelas apa yang dia ketahui.
Siswa lainnya dapat bertanya dan sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia
tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada
tahap berikutnya.
d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa
Ketika sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru
mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide
yang kurang tepat/ yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang
hilang, hal ini dapat ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan
yang salah dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa
pelajaran berikutnya.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi
yang sudah dibahas pada saat itu.
Setiap metode pembelajaran yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan
dan kekurangan, begitu juga dengan metode Student Facilitator And Explaining
memiliki kedua hal tersebut. Adapun kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :
a. Kelebihan
1. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa
secara optimal.
2. Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.
3. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain.
4. Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
5. Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat
secara objektif dan rasional agar menemukan suatu kebenaran dalam
kerjasama anggota kelompok.
6. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara
terbuka.
7. Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.
8. Melatih kepemimpinan siswa.
9. Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,
pendapat dan pengalaman antar siswa.
b. Kekurangan
2. Siswa yang malas akan menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang
pintar.
3. Penilaian individu sulit dilakukan karena tersembunyi dibalik kelompoknya.
4. Metode Student Facilitator And Explaining memerlukan persiapan yang rumit
dibanding dengan metode lain.
5. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan memburuk.
6. Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya
dan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut
gagal.
2.4 Materi Pembelajaran
2.4.1 Format Cells
Bagian-bagian dari format sel antara lain fungsi number, alignment, font,
border , fill dan protection. Pada bagian menu tersebut terdapat beberapa kategori dan
fungsi lainnya.
a. Number
Fungsi number digunakan untuk mengatur format angka dari sel. Dalam menu
Gambar 2.1 Kotak Dialog Format Cells Tab Number
Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number
Kategori Format
General Umum/normal tanpa format. Contoh : 50 Number Angka. Contoh : 50, 15.5
Currency Mata uang. Contoh : Rp.50.000
Accounting Akuntansi/keuangan. Contoh : Rp. 50.000 Date Tanggal. Contoh : 1/5/2015
Time Waktu. Contoh : 11:00:00 Percentage Persentase. Contoh : 50% Fraction Pecahan. Contoh :
Scientific Ilmiah. Contoh : 3, E+01
Text Teks
Special Format khusus
b. Alignment
Fungsi alignment digunakan untuk mengatur perataan dari sel. Pada tab
alignment terdapat empat pengaturan.
Gambar 2.2 Kotak Dialog Format Cells Tab Alignment
1) Text alignment
Digunakan untuk mengatur perataan teks. Terdapat dua opsi pengaturan
yaitu:
(a) Horizontal : perataan secara mendatar.
(b) Vertical : perataan secara tegak lurus.
2) Text control
a) Wrap text : menjadikan sel melebar mengikuti panjang teks.
b) Shrink to fit : menjadikan teks mengecil mengikuti lebar sel.
a) Text direction : mengatur arah penulisan teks.
4) Orientation
Digunakan untuk mengatur derajat kemiringan suatu teks.
c. Font
Fungsi font adalah untuk mengatur karakter huruf dari sel. Dalam font
terdapat enam opsi pengaturan.
Gambar 2.3 Kotak Dialog Format Cells Tab Font
1) Font
Digunakan untuk memilih jenis huruf yang diinginkan.
2) Font Style
Digunakan untuk mengatur gaya penulisan, yaitu :
b) Italic (cetak miring)
c) Bold (cetak tebal)
d) Bold + Italic (cetak tebal dan miring)
3) Size
Digunakan untuk mengubah ukuran huruf.
4) Underline
Digunakan untuk membuat garis bawah huruf.
5) Color
Digunakan untuk mengganti warna huruf dengan warna yang diinginkan.
6) Effects
Digunakan untuk memberi efek pada huruf, yaitu :
a) Strikethrough : memberikan efek coretan/garis lurus. Contohnya
seperti ini.
b) Superscript : memberikan efek pangkat. Contohnya seperti ini .
c) Subscript : memberikan efek huruf berukuran kecil di bawah
karakter umum. Contohnya seperti ini .
d. Border
Digunakan untuk mengatur bingkai pada sel. Dalam border terdapat empat
Gambar 2.4 Kotak Dialog Format Cells Tab Border
1) Line
Digunakan untuk mengatur jenis garis.
2) Color
Digunakan untuk mengatur warna garis.
3) Presets
a) None : tanpa bingkai
b) Outline : memberi garis luar sel/range
c) Inside : memberi garis dalam sel/range
4) Border
e. Fill
Digunakan untuk memberikan warna pada sel. Pada tab fill terdapat tiga opsi
pengaturan.
Gambar 2.5 Kotak Dialog Format Cells Tab Fill
1) Background color
Digunakan untuk memilih warna latar belakang sel.
2) Pattern color
Digunakan untuk memilih warna arsiran untuk sel.
3) Pattern style
Digunakan untuk memilih jenis arsiran untuk sel.
f. Protection
Digunakan untuk melindungi isi sel, dengan cara mengunci sekaligus
Gambar 2.6 Kotak Dialog Format Cells Tab Protection
2.4.2 Tabel
a. Membuat Tabel
Langkah-langkah untuk membuat tabel adalah sebagai berikut :
1) Seleksi seluruh range tabel (C4:V23).
2) Klik ikon menu Border All Border.
Gambar 2.8 Menu Border
3) Perhatikan perubahannya.
Gambar 2.9 Hasil All Border
Gambar 2.10 Format Cells Font
6) Pada kotak dialog format cells, klik tab Border, kemudian pilih jenis garis
pada Style (double line), kemudian klik ikon Outline, Color pilih Automatic,
setelah selesai klik tombol OK.
7) Perhatikan kembali hasilnya.
Gambar 2.11 Tabel dengan Double Line
b. Menghilangkan Sebagian Garis Tabel
1) Seleksi range F8:U22.
Gambar 2.12 Seleksi Range
kemudian klik ikon Outline, setelah selesai klik OK.
Gambar 2.13 Border Outline
4) Perhatikan hasilnya.
5) Klik tab menu View, hilangkan centang Gridlines. Perhatikan kembali
hasilnya.
Gambar 2.15 Tabel Tanpa Gridlines
c. Menggunakan Pattern Pada Tabel
1) Seleksi range C4:U4, kemudian tekan tombol Ctrl+klik cell V4
Gambar 2.16 Seleksi Range
2) Tekan tombol Ctrl+Shift+F.
3) Pada kotak dialog Format Cells, klik tab Fill, pilih warna pada Background
Color dan Pattern Color, kemudian pilih Pattern Style, setelah selesai klik
Gambar 2.17 Format Cells Tab Fill
4) Perhatikan hasilnya.
Gambar 2.18 Hasil Pattern
2.4.3 Gambar
a. Menyisipkan Gambar
1) Tambahkan baris pada bagian atas tabel.
2) Klik tab menu Insert Picture, kemudian pilih gambar yang akan dimasukan
ke dalam sheet.
Gambar 2.20 Memilih Gambar
3) Perhatikan sekarang gambar telah ditambahkan ke dalam sheet.
Gambar 2.21 Tampilan Gambar Pada Sheet
b. Memodifikasi Gambar
Gambar 2.22 Picture Styles
2) Klik ikon menu Picture Effect
Gambar 2.23 Picture Effect
2.4.4 Grafik
Grafik adalah paduan antara gambar yang terdiri atas garis dan titik-titik
koordinat. Dalam sebuah grafik yang ada akan terdapat dua jenis garis
koordinat, yakni garis koordinat X dan Y, untuk posisi X adalah horizontal
a. Jenis-jenis Grafik
1) Column Charts
Grafik kolom digunakan untuk menunjukkan perubahan data dalam periode
waktu tertentu atau menggambarkan perbandingan antar item. Grafik ini
digunakan dalam dunia statistik untuk menampilkan data pertambahan dan
perbandingan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.
Gambar 2.24 Column Charts
2) Line Charts
Grafik garis digunakan untuk menunjukkan data secara terus menerus atau
berkelanjutan selama periode waktu tertentu. Grafik ini sangat ideal untuk
menampilkan tren data pada rentang waktu yang sama.
Gambar 2.25 Line Charts
3) Pie Charts
Grafik lingkaran menunjukkan ukuran dari suatu item dalam suatu rangkaian
data, secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Poin atau
nilai dari item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk presentase dari
Gambar 2.26 Pie Charts
4) Bar Charts
Grafik baris mirip dengan grafik kolom. Grafik ini digunakan untuk
menyajikan data yang maknanya sama dengan grafik kolom yaitu dengan
menukar letak variabel dari sumbu x menjadi sumbu y dan sebaliknya.
Gambar 2.27 Bar Charts
5) Area Charts
Grafik bidang menekankan besarnya perubahan dari waktu ke waktu. Grafik
ini dapat digunakan untuk menggambar grafik hubungan kecepatan dan waktu
pada gerak lurus, area yang terbentuk merupakan besar perpindahan.
Gambar 2.28 Area Charts
6) XY Scatter
Grafik ini menunjukkan hubungan antara nilai-nilai variabel sumbu X dengan
nilai-nilai variabel sumbu Y. Grafik ini dapat digunakan untuk menggambar
Gambar 2.29 XY Scatter
7) Stock Charts
Grafik stok banyak digunakan untuk menggambarkan fluktuasi harga stok.
Namun grafik ini juga dapat digunakan untuk data ilmiah, misalnya fluktuasi
suhu harian suatu daerah.
Gambar 2.30 Stock Charts
8) Surface Charts
Grafik permukaan sangat berguna untuk mencari kombinasi yang optimal dari
dua rangkaian data. Seperti dalam peta topografi, warna dan pola
menunjukkan daerah yang berada dalam kisaran nilai yang sama.
Gambar 2.31 Surface Charts
9) Radar Charts
Grafik radar digunakan untuk membandingkan nilai keseluruhan dari
Gambar 2.32 Radar Charts
10)Combo Charts
Merupakan grafik kombinasi dari beberapa jenis grafik sekaligus misalnya,
mengkombinasikan grafik kolom dengan grafik garis dan lain sebagainya.
Gambar 2.33 Combo Charts
b. Membuat Grafik
1) Seleksi range D2:E12
2) Klik tab menu Insert Bar 2-D Bar
Gambar 2.35 Insert Bar Charts
3) Perhatikan hasilnya
Gambar 2.36 Bar Charts
c. Modifikasi Grafik
1) Pastikan grafik yang dibuat sudah dalam keadaan aktif. Kemudian klik tab
Gambar 2.37 Switch Row/Column
2) Klik tab menu Design Style Style 42.
Gambar 2.38 Chart Style
Gambar 2.39 Charts Layout
4) Mengganti Chart Title menjadi Grafik Pelatihan IT Profesional, Axis Title
sumbu X menjadi Jumlah Siswa, Axis Title sumbu Y menjadi Jenis Kelas.
Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik
Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area
6) Pada kotak dialog yang muncul, pilih Solid Fill, kemudian pilih Color biru.
Gambar 2.42 Format Chart Area
7) Perhatikan hasilnya.
Gambar 2.43 Mengganti Background Chart
Gambar 2.44 Inside End
2.5 Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Saraswati (2009) tentang “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE)
Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari”. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat
belajar fisika siswa kelas VIII B mengalami peningkatan nilai rata-rata yang
cukup baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi
89. Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan
sebesar 66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat
sebesar 87.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Wuri Agustina (2011) tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada Mata
Pelajaran IPS Sub Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 17 Malang”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining
Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VII SMP Nurul Islam”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai rata – rata dan
ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan klasikal
ranah kognitif pada siklus I sebesar 72,41% dan meningkat pada siklus II
sebesar 89,66%. Ketuntasan klasikal ranah afektif pada siklus I sebesar
86,21% meningkat sebesar 100% pada siklus II. Sedangkan ketuntasan
klasikal ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 68,97% dan pada siklus II
meningkat sebesar 93,10%.
2.6 Kerangka Fikir
Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan teknologi memang
sangat menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran TIK
bagi siswa SMA. Agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus
mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Namun pada
kenyataannya, saat ini guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang
inovatif dan menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Guru lebih sering
menerapkan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar dan siswa hanya
duduk mendengarkannya. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kaku dan kurang
terhadap hasil belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat seharusnya
melibatkan keaktifan siswa dan menuntut siswa menemukan konsep sendiri.
Cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan metode
pembelajaran Student Facilitator And Explaining pada proses pembelajaran TIK di
kelas XI SMA N 1 Rembang. Metode pembelajaran SFAE merupakan metode
pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide/ pendapat pada siswa
lainnya. Dalam pelaksanaannya siswa diminta berkelompok untuk membuat bagan/
peta konsep dari materi pelajaran yang telah diterima kemudian
mempresentasikannya. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk bertindak sebagai seorang pengajar dan seorang yang memfasilitasi proses
pembelajaran terhadap siswa lain. Dengan metode ini, siswa yang selama ini tidak
mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Metode SFAE pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap akhir siklus
nantinya akan dilaksanakan penilaian terhadap hasil belajar. Jika hasil belajar siswa
setelah dianalisis belum memenuhi indikator ketuntasan belajar maka kekurangan
penelitian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian dapat
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.45 Kerangka Fikir
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka fikir diatas, maka hipotesis penelitiannya sebagai berikut :
a. Penerapan metode Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat
belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang.
b. Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat
meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang. Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator
And Explaining (SFAE)
SIKLUS I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi
Minat dan hasil belajar dengan menerapan metode pembelajaran Student Facilitator
And Explaining (SFAE)
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
dua siklus yang dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya
terdapat empat tahapan penelitian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Siklus prosedur penelitian ini dapat ditunjukan sebagaimana terlihat pada
46 Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I meliputi :
a. Perencanaan (Planning)
1. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining.
2. Membentuk kelompok belajar yang dilakukan secara heterogenitas
berdasarkan kemampuan akademis yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
Satu kelas terdiri dari lima kelompok belajar siswa.
3. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.
4. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran yang telah diuji cobakan terlebih dahulu.
b. Pelaksanaan (Action)
1. Pendahuluan
a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.
b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a) Guru menyajikan materi format tabel dan gambar.
b) Guru mengelompokan siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan yang
ada di tahap perencanaan, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya.
e) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih
memahami materi.
3. Penutup
a) Guru mengakhiri pembelajaran.
b) Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan
yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama
pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes
evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses
pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek
tindakan terhadap hasil belajar.
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan,
dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang
sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan untuk memperbaiki
Siklus II meliputi :
a. Perencanaan (Planning)
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan
menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining.
2. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.
3. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran.
b. Pelaksanaan (Action)
1. Pendahuluan
a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.
b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a) Guru menyajikan materi grafik.
b) Setiap kelompok berdiskusi membuat bagan atau peta konsep.
c) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
d) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih
memahami materi.
3. Penutup
a) Guru mengakhiri pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan
yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama
pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes
evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses
pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek
tindakan terhadap hasil belajar.
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan,
dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang
sudah dilakukan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Rembang yang beralamat di Jalan
Monumen Jendral Soedirman, desa Bantarbarang, kecamatan Rembang, kabupaten
Purbalingga.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI di SMA N 1
Rembang yang terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah 179 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sudjana (2005:6), sampel merupakan
sebagian yang diambil dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga sampel juga berupa
kelas yang diambil dari populasi kelas-kelas yang ada. Alasan pemilihan sampel
dikarenakan terlalu banyak kelas dan kelas XI IPA 1 mempunyai kecenderungan
yang sangat besar terutama untuk minat dan hasil belajar pada mata pelajaran TIK.
Selain itu pemilihan sampel juga melalui pertimbangan dari pihak sekolah dan guru
mata pelajaran TIK.
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Kelas Jumlah Siswa Populasi Sampel
3.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2006:116).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Student Facilitator And
Explaining (X) sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar (Y1) dan hasil
belajar (Y2).
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan alat pengumpul data
sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009:221).
b. Observasi
Y1
Y2
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220).
Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama
pelaksanaan pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar
obsevasi.
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Daryanto, 2008:35).
Tes diberikan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi akhir pembelajaran.
Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal tersebut untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.
d. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
SMA N 1 Rembang.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian
a. Instrumen Angket Minat Belajar
Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah dengan menjabarkan
variabel penelitian. Setiap variabel dalam instrumen, diturunkan beberapa
indikator yang secara menyeluruh dapat menjadi tolak ukur dari butir instrumen
yang akan digunakan. Setelah indikator disusun maka perlu dikembangkan ke
dalam butir-butir instrumen yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Pertanyaan yang disiapkan berjumlah 28 item dan uji coba instrumen
dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun
ajaran 2014/2015.
Dari kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat instrumen penelitiannya.
Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan
menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 – 4. Pedoman pemberian skor pada setiap jawaban dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor
Alternatif Jawaban Skor
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KD) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Variabel Indikator Deskripsi Nomor
Soal
a. Menerima pelajaran dengan senang
b. Terus menerus belajar c. Menyukai cara mengajar d. Tidak merasa bosan
1,2,3
4,5,6 7,8 9
9
Perhatian a. Memberikan perhatian lebih b. Mau berkonsentrasi
c. Mengikuti penjelasan guru d. Rasa ingin tahu
a. Tertarik pada materi b. Kesadaran akan manfaat c. Guru favorit
18,19,20 21 22
5
Aktivitas a. Bertanya dan menjawab pertanyaan
b. Tetap di dalam kelas c. Mencatat penjelasan guru d. Berusaha mencari jawaban atas
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Pengujjian
validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas empiris.
Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir (X) terhadap skor total
(Y). Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi
Product Moment, dengan persamaan :
√
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi Product Moment
N = banyaknya subjek
= jumlah skor tiap butir soal
= jumlah skor total
Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu
instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,
dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien
korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Adapun hasil analisa
validitas butir sebagai berikut :
Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar
Valid
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2008:121).
Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan persamaan :
( ) ( )
(Arikunto, 2006:196)
Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
sebesar 0,846. Apabila hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpretasikan
dengan tabel di atas, hasil interpretasinya dalam kategori sangat kuat, maka
dapat disimpulkan instrumen ini reliabel.
b. Instrumen Tes Kognitif
Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Membatasi materi yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan aplikasi pengolah
angka untuk format tabel, gambar dan grafik.
2. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 50 soal uji coba instrumen
dengan rincian 25 soal untuk siklus I dan 25 soal untuk siklus II.
3. Menentukan jumlah butir soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan
waktu mengerjakan soal.
4. Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda.
5. Membuat tabel kisi-kisi soal.
Langkah selanjutnya dilakukan uji coba untuk menentukan soal-soal yang
memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba
ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda soal. Instrumen berupa 50 soal pilihan ganda diuji cobakan kepada
1) Uji Validitas Soal
Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi Product Moment, dengan persamaan :
√
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi Product Moment
N = banyaknya subjek
= jumlah skor tiap butir soal
= jumlah skor total
Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu
instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,
dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien
korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Hasil analisa validitas
butir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal
Valid
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23
20
Tidak Valid 4, 18, 19, 24, 25 5
2) Reliabilitas
Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang
dirumuskan sebagai berikut :
( ) ( )
(Arikunto, 2010:231)
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
Vt = varian total
p =
q = 1 – p
pq = jumlah dari hasil perkalian p dengan q
( )
Harga r11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan
reliabel.
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Nilai r11 Keterangan
r11 ≤ 0,2 Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen siklus I
sebesar 0,8302 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat
dikatakan reliabel. Sedangkan pada siklus II, didapatkan reliabilitas instrumen
sebesar 0,7858 yang termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dapat
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Persamaan untuk mengetahui tingkat
kesukaran yaitu :
(Arikunto, 2007:208)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arikunto (2007:210) mengkriteriakan indeks kesukaran soal (P)
sebagai berikut :
0,00 ≤ P≤ 0,30 sukar
0,31 < P≤ 0,70 sedang 0,71 < P≤ 1,00 mudah
Hasil analisa tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal
Sukar 2, 3
Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II
Kriteria Nomor Soal
Sukar 7, 11
Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23
Mudah 4, 15, 18, 19, 20, 24, 25
4) Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui daya beda soal yaitu :
(Arikunto, 2007:213-214)
Keterangan :
D = indeks daya beda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
Klasifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut : 0,00 ≤ D≤ 0,20 jelek
0,20 < D≤ 0,40 cukup 0,40 < D≤ 0,70 baik
0,70 < D≤ 1,00 sangat baik
Hasil analisa daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal
Jelek 6, 10, 15, 16, 24
Cukup 3, 12
Baik 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25
Sangat Baik -
Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II
Kriteria Nomor Soal
Jelek 4, 18, 19, 24, 25
Cukup 7, 9, 10, 21, 22
Baik 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 23
Sangat Baik -
3.6.2 Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa
Anas Sudiyono (1996:453) mengemukakan bahwa analisis kecenderungan
data dilakukan dengan cara menentukan empat kategori yaitu rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar
Kategori Skor
Rendah X < M – 0,5 SD
Sedang M –0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Tinggi M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Sangat Tinggi M + 1,5 SD ≤ X
Keterangan :
M (Meanideal) = (skor tertinggi + skor terendah)
SD (Standar Deviasi) = (skor tertinggi - skor terendah)
X = skor yang diperoleh siswa
b. Analisis hasil belajar kognitif siswa
Hasil belajar kognitif siswa diketahui melalui hasil posttest siswa pada
tiap akhir siklus. Nilai hasil belajar kognitif siswa dapat diketahui menggunakan
persamaan :
(Arikunto, 2007:236)
observasi. Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan interval 1 – 4.
Persamaan yang digunakan yaitu :
(Arikunto, 2007:236)
d. Perhitungan nilai rata-rata
Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata adalah
sebagai berikut :
(Arikunto, 2007:264)
e. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal
Persamaan yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar adalah
sebagai berikut :
(Aqib, 2010:41)
Keterangan :
P = persentase ketuntasan belajar klasikal
S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar
N = jumlah siswa seluruhnya