• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Total Quality Management Dan Just In Tiem Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Total Quality Management Dan Just In Tiem Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN

TIME TERHADAP KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang)

Oleh

Rifka Khairunnisa

NIM: 104082002627

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN

TIME TERHADAP KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang)

Oleh

Rifka Khairunnisa

NIM: 104082002627

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIME

TERHADAP KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Rifka Khairunnisa

Nim : 104082002627

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Wiwik Utami, SE, Ak, M.Si Amilin, SE, Ak, M.Si

NIP: 131.664.643 NIP: 150.370.232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

Hari ini Kamis Tanggal Dua Puluh Sembilan Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rifka Khairunnisa NIM: 104082002627

dengan judul Skripsi “Pengaruh Total Quality Management dan Just in Time

Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Tangerang)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Mei 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE., Ak., M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

(5)

Hari ini Selasa Tanggal Enam Belas September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rifka Khairunnisa NIM: 104082002627

dengan judul Skripsi “PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT dan

JUST IN TIME TERHADAP KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Tangerang)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 September 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE, Ak., M.si

Ketua Anggota

Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si

Penguji Ahli

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rifka Khairunnisa

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 13 Maret 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl.Sitrun gg. Mushola II Rt 004/ Rw 010 No. 29

Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530

Telp : (021) 53671443 / 08567994559

Email : definc_lolly@yahoo.com

Pendidikan

1. SDN 09 Kebon Jeruk Jakarta Barat (1992-1998).

2. SLTPN 127 Batusari Kebon Jeruk Jakarta Barat (1998-2001).

3. SMAN Joglo Jakarta Barat (2001-2004).

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Manajemen.

Jakarta, Juli 2008

Penulis

(7)

ABSTRACT

The primary objective of this study is to analyze the effect of the Total Quality Management and Just In Time with Quality Performance which is utilized at Manufacture Company In Kabupaten Tangerang.

Based on the theoritical model that is proposed in this research, the statistical techniques used in this study is multiple linier regression analysis. The sample of 8 manufacturing companies in Kabupaten Tangerang is selected purposively.

Data collected by sending 65 questionaires to Manufacture Manager in Kabupaten Tangerang and Just 40 questionaire can use or about 80 % response. The analyses used software Statistical Package for The Social Science (SPSS) versi 12.0 with.

The test conducted on hypothesis had shown that significant of the the Total Quality Management and Just In Time with Quality Performance.

(8)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Total Quality Management dan Just In Time terhadap kinerja kualitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan model teoritis yang diajukan dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan adalah dengan regresi linier berganda. Sampel diambil secara purposive sebanyak 8 sampel perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang.

Data yang disebarkan sebanyak 65 kuesioner kepada manajer perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang dan terdapat 40 kuesioner yang dapat diolah atau sekitar 61,5% responden. Analisis menggunakan Statistical Package for The Social Science (SPSS) versi 12.0.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Total Quality Management dan Just In Time terhadap kinerja kualitas perusahaan.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim.

Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena

hanya dengan rahmat dan curahan kasih sayang-Nya yang tiada batas, dan tidak

lupa shalawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad SAW karena bimbingan dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dan syarat-syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Total Quality Management dan Just In Time Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan”. Semoga penulisan skripsi memberikan manfaat kepada semua pihak dan dapat menambah wawasan para

pembacanya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah (Abdul Aziz) dan Mamah (Maknah, Spd) yang

telah mendidik dan membesarkan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang

yang tiada pernah terputus.

2. Ibu Dr. Wiwik Utami, selaku dosen pembimbing I dan Pak Amilin. SE, Ak,

Msi., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam

memberikan pengarahan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak M. Faisal Badroen, MBA., selaku dekan FEIS yang telah memberikan

jalan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. A. Hamid Cebba, Ak, MBA., selaku ketua Jurusan Akuntansi.

5. Adik-adikku yaitu Nadiatul Azizah, Robiatul Adawiyah, Meitha Khairul

Ummah yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis

baik moril maupun materi.

6. Encing-encingku tercinta yaitu Ka Oceh, Cing Kokom (makasih atas air

(10)

materil, semoga Allah SWT memberikan sesuatu yang terindah yang Dia

turunkan dari Surganya untuk kalian semua.

7. Kakek dan Nenekku yang telah meninggal dunia, Ismail bin H. Yunus, H.

Muh. Ali bin Niung dan Hj. Muhinah binti Muming, serta kakek neneku yang

lainnya. Terima kasih atas semua doa yang selama ini kalian berikan untukku,

semoga Allah SWT memberikan Jannah-Nya yang terindah untuk kalian

semua. Amin

8. Sahabat-sahabatku, teman seperjuangan komprehensif dan skripsi yang

sekarang dah sidang duluan Nisa (kayanya banyakan susahnya yee), Sushe,

Putri, Denok (Soulmate), Ieda dan untuk Indah, Nindy, Devi, Rio, Ucup, Eli,

Wendy serta Semua anak Akuntansi A yang tidak bisa disebut satu persatu,

Ayo teman selalu semangat menghadapi tantangan, yakinlah kita bisa.

9. Buat Ka Arif, Ka Wi2t makasih ya tas bantuannya selama ini,,,dah kasih

data-data dan skripsinya...buat ka Sari makasih dah bantuin temen saya yang

cerewet yaitu nisa,,,smoga selalu sukses ya..

10.Motor (B 6920 BIN) kesayanganku yang selalu menemaniku baik dalam

keadaan panas maupun hujan dimana dengan motor itu aku bisa menyebarkan

kuesioner dan menemaniku selama 2 bulan nyebarin.

11.Teman-temanku dikelas Akuntansi Manajemen angkatan 2004, senang

bertemu dan mengenal kalian.

12.Seluruh teman-teman angkatan 2004 kelas A,B,C,D, dan E yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhit kata penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, September 2008

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Konsep Total Quality Management... 6

1. Definisi Kualitas ... 6

2. Keuntungan Kualitas yang Baik ... 7

3. Definisi Total Quality Management... 7

4. Elemen-elemen Kunci TQM ... 13

B. Just In Time (JIT)... 19

1. Definisi Just In Time...19

1. Elemen-elemen Kunci JIT... 23

C. Definisi Kinerja Kualitas... 26

D. Perumusan Hipotesis... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

(12)

C. Metode Pengumpulan Data ... 33

D. Metode Analisis Data... 33

1. Uji Kualitas Data ... 33

a. Uji Validitas ... 33

b. Uji Reliabilitas ... 34

2. Uji Asumsi Klasik... 35

a. Uji Multikolinearitas ... 35

b. Uji Heterokedastisitas ... 35

c. Uji Normalitas... 35

3. Uji Hipotesis... 36

a. Koefisien Determinan (R2) ... 36

b. Regresi Linier Berganda... 36

c. Uji Statistik t ... 37

E. Operasional Variabel Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

B. Analisis Deksriptif ... 46

C. Hasil Uji Kualitas Data ... 50

a. Uji Validitas... 50

b. Uji Reliabilitas... 53

D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55

1. Uji Multikolinearitas ... 55

2. Uji Heterokedastisitas ... 56

3. Uji Normalitas ... 57

E. Uji Hipotesis ... 58

F. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi... 64

C. Keterbatasan ... 64

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

Tabel 3.1 Tabel Variabel, Sub variabel dan Indikator Penelitian 39

Tabel 4.1 Tabel Daftar Nama-nama Perusahaan di Wilayah Kabupaten Tangerang 45

Tabel 4.2 Tabel Gambaran Distribusi Kuesioner 46

Tabel 4.3 Tabel Gambaran Distribusi Pengiriman Kuesioner 46

Tabel 4.4 Tabel Jenis Kelamin 46

Tabel 4.5 Tabel Usia Responden 48

Tabel 4.6 Tabel Tingkat Jabatan Responden 48

Tabel 4.7 Tabel Tingkat Pendidikan Akhir 49

Tabel 4.8 Tabel Lama Bekerja 50

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Validitas Total Quality Management 51

Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Validitas Just In Time 52

Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji Validitas Kinerja Kualitas 53

Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Total Quality Management 54

Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Just In Time 54

Tabel 4.14 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Kualitas 55

Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Total Quality Management 56

Tabel 4.18 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) 58

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Gambar Manfaat Total Quality Management 8

Gambar 2.2 Gambar Siklus PDCA 11

Gambar 2.3 Gambar Model Sistem Pengendalian Mutu 13

Gambar 2.4 Gambar Model Filosofi Just In Time 25

Gambar 2.5 Model Hubungan Total Quality Management dan Just In Time Terhadap Kinerja Kualitas 29

Gambar 4.16 Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas 56

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Lampiran mengenai hasil uji Validitas

Lampiran 3 Lapiran mengenai hasil uji Reliabilitas

Lampiran 4 Lampiran mengenai hasil uji Multikolinearitas

Lampiran 5 Lampiran mengenai hasil uji Heterokedastisitas

Lampiran 6 Lampiran mengenai hasil uji Normalitas

Lampiran 7 Lampiran mengenai hasil uji Hipotesis

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam kondisi ekonomi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

perusahaan yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia bisnis harus

memiliki keunggulan. Pada umumnya, setiap pelaku bisnis akan memberikan

perhatian penuh kepada kualitas karena kualitas dianggap sebagai salah satu

faktor kunci sukses didalam berkompetisi. Dengan menghasilkan produk yang

berkualitas maka tercapailah tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan

(customer satisfaction). Suatu perusahaan tidak dapat memperoleh

keunggulan bersaing dengan hanya mengadopsi teknologi baru secara tepat

atau mengelola aktiva dan kewajiban finansialnya dengan baik. Perusahaan

dituntut harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah dan

bersaing dalam pasar yang sangat ketat dengan melakukan perbaikan

berkelanjutan (continous improvement).

Pada umumnya, kinerja suatu perusahaan baik secara finansial maupun

non finansial dapat menjadi alat ukur atas keberhasilan perusahaan tersebut

dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja suatu

perusahaan juga dapat menjadi pedoman dalam berbagai macam pembuatan

keputusan. Contohnya dalam penentuan investasi, pinjaman maupun dalam

pembelian aktiva tetap. Mengingat pentingnya kinerja yang baik bagi

(18)

baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja mereka dan untuk

menghadapi perubahan dan persaingan dalam lingkungan bisnis saat ini.

Penerapan Total Quality Management (TQM) dan Just In Time (JIT) dapat

digunakan sebagai alternatif untuk mempertahankan continuity suatu

perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Sim dan Killough (1998) dalam

Supratiningrum dan Zulaikha (2003), menyatakan bahwa TQM dan JIT

merupakan suatu filosofi yang menekankan pada peningkatan proses

manufktur secara berkelanjutan dalam mengeliminasi pemborosan,

peningkatan kualitas, mengembangkan keterampilan dan mengurangi biaya

produksi.

Wruck dan Jansen (1994) dalam Supratiningrum dan Zulaikha (2003:775),

menyatakan bahwa keefektivitasan penerapan TQM memerlukan perubahan

mendasar pada infrastruktur organisasional, antara lain: meliputi sistem

alokasi wewenang pembuatan keputusan, sistem pengukuran kinerja dan

sistem penghargaan serta hukuman atau punishmen.

Sistem penghargaan yang diberikan perusahaan sangat berpengaruh

produktivitas dan tendensi para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau

mencari pekerjaan lain. Semakin besar perhatian perusahaan terhadap

kebutuhan karyawan perusahaan tersebut akan mendapatkan timbal balik

yang sesuai, yaitu maksimalisasi dalam produktivitas kerja (Narsa dan Rani,

2003: 19).

Penelitian ini ingin menguji pengaruh yang lebih signifikan antara total

(19)

Dengan berhasilnya suatu perusahaan melakukan praktik model manajemen

TQM dan JIT diharapkan perusahaan mampu mencapai kinerja kualitas yang

optimal.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Wardani (2001), dimana pada penelitian kali ini ada beberapa perbedaan

yaitu:

1. Adanya pebedaan pada instrumen yang digunakan, dimana pada penelitian

sebelumnya menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mc.

Closkey & Collet (1993), yang menjelaskan bahwa praktik TQM

didasarkan pada lima pilar kualitas. Sedangkan Flynn (1995) mengatakan,

praktik JIT terbagi kedalam 4 dimensi. Pada penelitian kali ini, variabel

praktik TQM menggunakan instrumen yang terdapat dalam ISO-9001

serta elemen kunci JIT yang dikembangkan oleh Simamora (2002).

2. Penelitian sebelumnya melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur

yang berlokasi di Pulau Jawa khususnya di wilayah Jawa Timur, Jawa

Tengah, DIY, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Sedangkan penelitian kali ini

menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah

Kabupaten Tangerang.

3. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2001, sedangkan pada

(20)

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Total Quality Management (TQM) dapat berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja kualitas perusahaan?

2. Apakah Just In Time (JIT) dapat berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja kualitas perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management (TQM) secara

langsung terhadap kinerja kualitas perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh Just In Time (JIT) secara langsung terhadap

kinerja kualitas perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

1. Pemerintah

Dengan adanya penerapan TQM dan JIT di setiap perusahaan, maka akan

adanya peningkatan peerekonomian. Karena adanya kepercayaan baik

konsumen dalam negeri maupun luar negeri untuk membeli produk yang

berkualiatas, sehingga adanya peningkatan permintaan akan sumber daya

(21)

2. Perusahaan Manufaktur

Sebagai acuan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja kualitas

perusahaannya melalui penerapan Total Quality Management dan Just In

Time.

3. Karyawan

Adanya perubahan budaya organisasi yang semakin baik karena adanya

perbaikan secara terus menerus dan didukung dengan sistem akuntansi

manajemen yang baik.

4. Peneliti Berikutnya

Sebagai alat bantu atau bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Total Quality Management

1. Definisi Kualitas

Dalam mendefinisikan kualitas produk ada lima pakar utama dalam

Manejemen Mutu Terpadu yang saling berbeda pendapat, tetapi memiliki

maksud yang sama. Dibawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari

lima pakar TQM (Nasution, 2005:2).

1. Menurut Juran (1993), kualitas produk adalah kecocokan penggunaan

produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Kecocokan tersebut didasarkan pada lima ciri utama berikut:

a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan

b. Psikologis, yaitu cita rasa atau status

c. Waktu, yaitu kehandalan

d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan

e. Etika, yaitu sopan santun, ramah atau jujur

2. Crosby (1979) menyatakan, bahwa kualitas adalah conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau yang

distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan

standar kualitas yang telah ditentukan.

3. W. Edward Deming (1982) menyatakan, bahwa kualitas adalah

(23)

memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang

akan dihasilkan.

4. Fegenbaum (1986) menyatakan, bahwa kualitas adalah kepuasan

pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk

dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya

kepada konsumen.

5. Garvin dan Davis (1994) menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau

tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, kualitas

adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi keinginan semua pihak baik

itu produsen, konsumen, dan yang lain yang berhubungan dengan produk

atau jasa tersebut.

2. Keuntungan Kualitas yang Baik

Hassle (2003:72) dalam Nasution (2005:42) telah meneliti hubungan

antara penerapan TQM dengan kinerja dan keunggulan kompetitif

beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas merupakan syarat penting keberhasilan

perusahaan, TQM merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup

(24)

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau

jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan

biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan. Berikut ini gambar manfaat dari total quality

management.

Manfaat Rute Pasar

Manfaat Rute Biaya

Sumber: Nasution (2005:32)

Gambar 2.1

Manfaat Total Quality Management

3. Definisi Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) atau praktek-praktek manajemen

kualitas adalah praktek-praktek yang memotong seluruh fungsi dan

tindakan yang ada dalam suatu organisasi guna meningkatkan kualitas

secara berkesinambungan. TQM akan berbeda untuk masing-masing

(25)

perusahaan karena produk dan proses produksi yang berbeda-beda, namun

ada beberapa karakteristik yang sama untuk seluruh perusahaan (Santoso,

2003:131) dalam Marius (2004), yaitu:

1. Tujuan perusahaan untuk seluruh aktivitas bisnis adalah melayani

kepuasan pelanggan.

2. Top manajemen memberikan peran aktif dalam peningkatan kualitas.

3. Seluruh karyawan aktif dalam peningkatan kualitas.

4. Perusahaan memiliki sistem untuk mengidentifikasi masalah-masalah

kualitas, menyelesaikannya dan menyusun tujuan-tujuan peningkatan

kualitas.

5. Karyawan merupakan asset yang paling berharga dan memberikan

pelatihan.

TQM adalah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam

falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep teamwork,

produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Narsa, 2003:23).

Menurut Nasution (2005:43), Total Quality Manajement (TQM)

merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba

untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara

terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.

Ellitan (2002) dalam Fannie (2005:11), menjelaskan bahwa TQM

adalah optimasi kinerja pada semua bagian dan fungsi operasi, prosedur,

(26)

memberikan hasil positif dalam peningkatan produktivitas, profitabilitas

maupun kinerja secara keseluruhan.

Mc. Closkey dan Collett (1993) dalam Wardhani (2001:83),

menerangkan bahawa TQM adalah suatu konsep yang menekankan pada

kepuasan konsumen yang dimanifestasikan pada kegiatan menghasilkan

produk superior, pelayanan terbaik, dan kemampuan menyesuaikan diri

secara cepat dengan perubahan kebutuhan konsumen. Konsep ini

memfokuskan pada komitmen seluruh anggota organisasi terhadap

perbaikan kualitas diseluruh aspek manajemen perusahaan.

Menurut Nasution (2005:30) ada empat prinsip utama dalam Total

Quality Manajement (TQM), yaitu:

1. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun eksternal adalah

penentu kualitas produk. Pelanggan eksternal menentukan kualitas

produk yang disampaikan kepada mereka. Dan pelanggan internal

menentukan kualitas manusia, proses dan lingkungan yang

berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Respek terhadap karyawan

Karyawan merupakan sumber daya organisasi paling bernilai sehingga

harus diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk

(27)

3. Manajemen berdasarkan fakta

Bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data bukan sekedar

perasaan. Data ini memungkinkan manajemen organisasi dapat

memfokuskan usahanya pada situasi tertentu dalam menentukan

prioritas. Dan data dapat digunakan untuk memprediksi hasil dari

setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan berkesinambungan

Agar dapat sekses diperlukan perbaikan berkesinambungan P, D, C,

A, (Plant, Do, Check, Act) yang terdiri dari perencanaan,

melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan

melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Bertindak berdasarkan Merencanakan perubahan hasil yang diteliti atau pengujian

Mengamati pengaruh melaksanakan perubahan Perubahan

Sumber : Nasution (2005:32)

Gambar 2.2

Siklus PDCA (Plant, Do, Check, Act)

Act Plant

4 1

Check Do

(28)

Penjelasan dari setiap siklus PDCA tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan rencana perbaikan (plan)

Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan

masalah. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5 W (what,

whay, who, when, dan where) dan H (how), yang dibuat secara jelas

dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai.

2. Melaksanakan rencana (do)

Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai

dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan

kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam

melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu

mengupayakan agar seluruh rencanakan dilaksanakan dengan sebaik

mungkin agar sasaran dapat dicapai.

3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study)

Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah

pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan

memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti

yang dapat digunakan dalam memeriksa adalah pareto diagram,

histogram, dan diagram kontrol.

4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action)

penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan pada

(29)

prosedur baru guna menghindari timbulnya masalah yang sama atau

menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

INPUT OUTPUT

Sumber : EAQC-Quality PT Nasional Utility Helicopters (2006)

Gambar 2.3

Model Sistem Pengendalian Mutu

4. Elemen-Elemen Kunci Total Quality Management

Menurut Norman Gaither Dan Greg Faizer (2002:278) dalam Marius

(2004:15) elemen kunci TQM adalah:

(30)

1. Top Manager Commitment and involvement (komitmen dan

keterlibatan manajer puncak). Manajemen puncak selalu terlibat

didalam perumusan strategi usaha dengan menggunakan kualitas

produk sebagai salah satu cara untuk mencapai pangsa pasar yang

besar dan memberikan penghargaan kepada karyawannya atas

keberhasilannya dalam menghasilkan produk yang baik.

2. Customer involvement (keterlibatan konsumen)

Keinginan pelanggan mendorong kepenerapan sistem TQM.

Karakteristik yang dianggap penting diterjemahkan kedalam produk

mulai dari disain sampai kepelayanana purna jual.

3. Design Product For Quality (disain produk untuk kualitas)

Apa yang menjadi keinginan konsumen merupakan elemen-elemen

dasar dalam mendesain suatu produk. Disain suatu produk akan

mempengaruhi keunggulan dalam hal kinerja, fitur, kehandalan,

pelayanan, ketahanan produk, dan penampilan produk.

4. Desaign Product Processes For Quality (disain proses produksi untuk

kualitas). Mesin-mesin dan pekerja produksi membentuk sebuah

system produksi untuk menghasilkan produk yang memenuhi dimensi

kualitas dan keinginan konsumen.

5. Control Production Processes For Quality (sistem pengawasan proses

produksi untuk kualitas). Pada saat produk dan jasa diproduksi, kinerja

kualitas proses produksinya harus dimonitor untuk memastikan bahwa

(31)

6. Developing Supplier Partnership (membina hubungan dengan

pemasok)

Memilih dan membina para pemasok yang memenuhi syarat untuk

pelaksanaan sistem TQM adalah prioritas yang penting. Perlu

ditumbuhkan hubungan jangka panjang sehingga pemasok dapat

selalu memasok barang-barang dengan kualitas yang terbaik.

7. Customer Service, Distribution, and Installation (pelayanan

pelanggan, distribusi, dan instalasi). Kemasan, pengiriman, instalasi,

dan pelayanan pelanggan dapat menjadi sangat penting dalam persepsi

pelanggan terhadap kualitas.

8. Building Teams Of Empowened Employees (membangun tim yang

kuat agar TQM dapat terlaksana pada akhirnya bergantung kepada

karyawan) karyawan harus dilatih, diorganisir, dimotivasi, dan

diperdayakan untuk dapat menghasilkan produk dan jasa dengan

kualitas yang terbaik.

9. Benchmarking and Continous Improvement (patok duga dan perbaikan

terus menerus). Untuk mengukur kemajuan yang dicapai dipakai

standar ukuran dari perusahaan-perusahaan kelas dunia. Standar ini

kemudian menjadi dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan jangka

panjang.

Menurut Fitrihana (batikyogya.wordpress.com) mengatakan, terdapat

(32)

9001:2000 yang dipergunakan memimpin organisasi kearah perbaikan

kinerja. Delapan prinsip tersebut adalah:

1. Customer focus (Fokus pada pelanggan)

Suatu perusahaan atau organisasi tergantung pada pelanggannya atau

pelanggan adalah kunci meraih keuntungan. Oleh karena itu

perusahaan atau organisasi harus memahami kebutuhan atau keinginan

pelanggan baik saat ini maupun di masa mendatang, agar dapat

memenuhi persyaratan pelanggan dan mampu melebihi harapan

pelanggan.

2. Leadership (Kepemimpinan)

Pemimpin perusahaan atau organisasi harus mampu menciptakan visi,

dan mampu mewujudkan visi tersebut menuju kenyataan. Pemimpin

harus menarik orang lain untuk mewujudkan visi organisasi.

Penerapan prinsip kepemimpinan harus mengarah pada:

a. Penciptaan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.

b. penetapan target, tujuan atau sasaran yang menantang

c. Menyediakan sumberdaya dan pelatihan bagi pekerjanya

d. Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan

budaya kerja

e. Penciptaan kepercayaan

3. Involvement of People (Keterlibatan semua karyawan)

Keterlibatan seluruh karyawan dalam organisasi adalah dasar yang

(33)

dilakukan dengan cara memberdayakan dan memberi kesempatan

kepada karyawan untuk merencanakan, menetapan rencana, dan

mengemdalikan rencana dan mengendaliakan rencana pekerjaan yang

menjadi tanggungjawab masing-masing.

4. Process Approach (Pendekatan proses)

Proses di dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 didefinisikan

sebagai “kumpulan aktivitas yang saling berhubungan atau saling

mempengaruhi sehingga dapat merubah input menjadi output”.

Pendekatan proses didefinisikan sebagai indikasi yang sistematis dan

pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan pemahaman hal-hal

yang mempengaruhi setiap proses. Dalam konteks ISO 9001:2000,

pendekatan proses mensyaratkan organisasi untuk melakukan

identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan mutu

berkelanjutan (continual quality improvement).

5. System Approach to Management (Manajemen berdasarkan

pendekatan sistem)

Pendekatan sistem pada manajemen didefinisikan sebagai identifikasi

pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait

untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan atau organisasi

dengan efektif dan efisien.

6. Continual Improvement (Peningkatan berkelanjutan)

Peningkatan berkelanjutan harus dijadikan sasaran dan tujuan tetap

(34)

ditingkatkan sampai sasaran yang ditetapkan tercapai terlebih dahulu,

hanya setelah sasaran tercapai maka sasaran baru yang lebih

meningkat ditetapkan.

7. Factual Approach to Decision Making (Pengambilan keputusan

berdasarkan fakta)

Pengambilan keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan

informasi. Langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan prinsip

ini adalah:

a. Melakukan pengujian serta pengumpulan data dan informasi yang

berhungan dengan sasaran.

b. Memastikan data dan informasi akurat, dapat dipercaya, dan

mudah diakses.

c. Menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode

yang benar.

d. Memahami penggunaan tekhnik statistik.

8. Mutually Beneficial Supplier Relationship (Hubungan dengan

pemasok yang saling menguntungkan)

Organisasi dan pemasoknya atau supplier saling tergantung, dan sudah

selayaknya merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam

rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai.

Implementasi dari prinsip ini adalah:

a. Melibatkan pemasok dalam mengidentifikasi kebutuhan

(35)

b. Melibatkan pemasok dalam proses pengembangan strategi

perusahaan.

e. Memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan persyaratan

perusahaan.

f. Berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pemasok.

B. Just In Time (JIT)

1. Definisi Just In Time

Persediaan telah menjadi sebuah bagian yang sangat penting dari

bisnis sejak persediaan tidak hanya penting untuk kegiatan produksi dan

efisiensi tetapi juga memiliki kontribusi pada customer satisfaction.

Tujuan dari JIT inventory management process adalah untuk

mengeliminasi pemborosan melalui continuous improvement pada semua

aspek kunci dari proses produksi termasuk beberapa faktor yang

mempengaruhi penerapan model dan metode persediaan (Tandelilin,

1996) dalam Fannie (2005:15).

Dahulu perusahaan manufaktur harus memiliki tiga jenis persediaan

yaitu, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dalam jumlah

besar sebagai penyangga sehingga operasi dapat berjalan dengan mulus

meskipun ada gangguan yang tidak terantisipasi. Bahan baku dalam

jumlah besar digunakan untuk mengantisipasi kalau pemasok terlambat

(36)

Sedangkan dalam lingkungan JIT bahan baku dan suku cadang dibeli

serta diterima hanya ketika dibutuhkan saja. Tujuan dari lingkungan JIT

adalah untuk memastikan bahwa setiap stasiun kerja menghasilkan dan

mengirimkan unsur-unsur yang tepat ke stasiun kerja berikutnya dengan

kualitas yang tepat pada waktu yang tepat. Apabila tujuan ini tercapai,

perusahaan tidak perlu lagi membutuhkan persediaan penyangga (buffer

inventory) (Simamora, 2002:114).

Mulyadi (2001:26) dalam Marius (2004) berpendapat bahwa JIT

adalah sebuah filosofi dalam proses manufaktur yang telah di terapkan di

Jepang pada tahun 70-an dan baru diterapkan oleh perusahaan-perusahaan

di USA. Dua puluh tahun kemudian dengan filosofi ini, perusahaan hanya

memproduksi berdasarkan permintaan, tanpa menggunakan persediaan

dan tanpa menanggung biaya persediaan (inventory cost). Setiap operasi

hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan untuk proses

berikutnya. Produksi akan dijalankan sesudah adanya tanda dari proses

selanjutnya yang menunjukan permintaan produksi. Dalam JIT produksi

ditentukan oleh permintaan, oleh karena itu JIT tidak mungkin diterapkan

dalam perusahaan yang permintaan produknya sangat sulit diperkirakan

atau diprediksi.

Hansen dan Mowen (2000:398) mengemukakan bahwa JIT

mempunyai dua tujuan strategik yaitu untuk meningkatkan profit dan

untuk memperbaiki posisi kompetitif perusahaan. Kedua tujuan strategik

(37)

yang lebih baik dan meningkatkan profit), memperbaiki kinerja

pengiriman dan memperbaiki kualitas produk. JIT memberikan

peningkatan efisiensi biaya dan secara simultan memiliki fleksibilitas

untuk merespon permintaan konsumen dengan kualitas yang lebih baik

dan bervariasi.

Menurut Hansen & Mowen (2000:406), Keterbatasan JIT ada 3

yaitu:

1. Membutuhkan waktu, karena perlu untuk membangun hubungan baik

dengan suppliers.

2. Hubungan dengan suppliers dipelihara dan dibangun berdasarkan

kemitraan bukan paksaan karena dalam hubungan dengan suppliers

memaksakan kelonggaran dan syarat-syarat sepihak akan menciptakan

kemarahan dari pihak suppliers yang menyebabakan supplier akan

membalasnya, dan dalam jangka panjang, suppliers akan memberikan

harga yang lebih tinggi.

3. Pekerja yang dipengaruhi oleh JIT, beberapa penelitian telah

menunjukan bahwa pengurangan persediaan secara tajam dapat

menyebabkan arus kerja yang besar dan tingkat stress yang tinggi

diantara pekerja.

Menurut Simamora (2002:106) menyatakan, Just In Time adalah

sistem manajemen pabrikasi dan persediaan komprehensif dimana bahan

baku dan berbagai suku cadang dibeli dan diproduksi pada saat akan

(38)

produksi dan pabrikasi. Sedangkan menurut Garisson, Noreen, Brower

(2006:16) menyatakan, just in time merupakan suatu sistem pengendalian

persediaan dan produksi yang menghendaki bahan baku dibeli dan unit

yang diproduksi hanya sebatas kebutuhan dari konsumen.

Tujuan dari JIT adalah untuk mengahsilkan dan mengirimkan

produk pada saat akan dijual secara menguntungkan, dan untuk membeli

bahan baku dan suku cadang pada saat akan ditempatkan kedalam proses

pabrikasi. Menurut William J. Stevenson (2002:706) dalam Marius

(2004:56) manfaat dari sistem Just In Time (JIT) adalah:

1. Menurunkan jumlah persediaan dalam proses, barang yang dibeli dan

barang jadi

2. Mengurangi kebutuhan luas lantai

3. Meningkatkan mutu dan mengurangi barang yang terbuang serta yang

harus dikerjakan ulang

4. Mengurangi daur waktu produksi

5. Memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk memproduksi

bermacam-macam barang

6. Arus produksi yang lebih lancar, semakin sedikit gangguan produksi

yang disebabkan oleh masalah-masalah mutu, waktu pasang yang

lebih singkat, pekerjaan dengan beberapa keahlian yang dapat saling

menolong dan menggantikan pekerja yang lain pada saat absent

7. Meningkatkan produktifitas dan pemanfaatan mesin-mesin dan

(39)

8. Partisipasi dari para pekerja dalm memecahkan masalah

Menurut Syarwani (ipoms.web.id) tujuan utama dari sistem produksi

JIT adalah untuk dapat memproduksi produk dengan Kualitas (quality)

terbaik, Ongkos (cost) termurah,dan Pengiriman (delivery) pada saat yang

tepat.

2. Elemen-Elemen Kunci Just In Time

Menurut Simamora (2002:111), terdapat lima elemen kunci bagi

keberhasilan sistem JIT, elemen tersebut meliputi:

1. Jumlah pemasok yang terbatas

Dalam sistem JIT, pemasok diperlakukan sebagai mitra dan biasanya

terikat kontrak jangka panjang dengan perusahaan. Para pemasok

merupakan bagian vital sistem yang membuat JIT berjalan mulus,

memastikan masukan bermutu dan pengiriman yang tepat waktu.

2. Tingkat persediaan yang minimal

Berlawanan dengan lingkungan pabrikasi tradisional, dimana bahan

baku, suku cadang, dan pasokan dibeli jauh-jauh hari sebelumnya dan

disimpan digudang sampai departemen produksi membutuhkannya, di

dalam lingkungan JIT bahan baku dan suku cadang dibeli serta

diterima hanya ketika dibutuhkan saja.

3. Pembenahan tata letak pabrik

Dalam sistem JIT tata letak pabrik tradisional dengan suatu pola sel

(40)

pabrikasi berisi mesin-mesin yang dikelompokan kedalam sebuah

keluarga mesin, umumnya berbentuk setengah lingkaran.

4. Pengurangan setup time

Masa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan

memperoleh dokumen terkait dan bergerak cepat guna

mengakomodasikan produksi unsur yang berbeda.

5. Kendali mutu terpadu

Agar JIT berjalan lancar, perusahaan perlu membangun system

kendali mutu terpadu (total quality control) atas komponen-komponen

dan bahan bakunya. TQC berarti bahwa perusahaan tidak boleh

menerima komponen dan bahan baku yang cacat dari pemasok, pada

barang dalam proses, atau pada barang jadi.

6. Tenaga kerja yang fleksibel

Didalam lingkungan kerja dengan sisten JIT para karyawan harus

mengusai bermacam-macam keterampilan teknis. Karyawan diminta

mengoperasikan beberapa jenis mesin secara simultan.

Gohar dan Stamm (1991) dalam Wardhani (2001:86),

mengidentifikasikan praktik JIT menjadi empat elemen utama, yaitu usaha

peniadaan atau penghilangan pemborosan, keterlibatan karyawan,

partisipasi dari pemasok dan pengawasan kualitas total. Keterlibatan

(41)

terfokus pada usaha peniadaan pemborosan dalam proses produksi akan

menjamin praktik JIT berhasil meningkatkan kinerja kualitas

Pelakukegiatan yang dilakukan usaha yang dilakukan untuk manfaat

Model Filosofi Just In Time

(42)

C. Kinerja Kualitas

1. Definisi Kinerja Kualitas

Peformance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

dalam pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika (Suyadi,1999

dalam Supratingrum dan Zulaikha, 2003).

Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. Detoro (1992:129) dalam

Marius (2004:72), kinerja kualitas adalah “measure how well each

product and service quality satisfied the needs and expectations of the

customer, and meets customers perception”. Berdasarkan pernyataan

diatas, maka kinerja kualitas dapat digunakan untuk mengukur seberapa

baik kualitas suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan, harapan, dan

persepsi dari pelanggan.

Walaupun terapan-terapan TQM dipercaya sebagai determinan

utama terhadap kinerja mutu, penggunaanya dapat menperbaiki kinerja

JIT juga. Hal ini berpengaruh kepada dua asumsi yaitu: pertama, banyak

terapan-terapan TQM mengurangi penyimpangan proses, yang dianggap

sebagai prasyarat untuk penggunaan JIT secara efektif. Karena

penyimpangan proses berkurang, maka perputaran dan batas aman

persediaan juga berkurang, jadi TQM dihipotesakan berhubungan dengan

(43)

kinerja mutu, daur waktu (cycle time) jadi berkurang karena berkurangnya

waktu yang terbuang (waktu tanpa nilai tambah) sebagai hasil dari kerja

ulang atas barang-barang yang cacat. Sehingga semakin pendek siklus

waktu yang ditempuh semakin kompetitive perusahaan itu

(yudhistirasatriapamungkas.blogspot.com).

Sebaliknya, pengaruh terapan-terapan JIT terhadap kinerja mutu

didasarkan pada tiga asumsi yaitu: pertama, terpan-terapan JIT yang

mengarah kepada berkurangnya tingkat persediaan meningkatkan kinerja

mutu dengan mengurangi kerusakan-kerusakan potensial yang disebabkan

oleh penanganan pada saat produksi, serta dengan setiap bagian produksi.

Kedua, fokus dari JIT pada pengecilan takaran produksi meningkatkan

umpan balik proses dan mengurangi jumlah item yang cacat yang

disebabkan oleh kurangnya kontrol terhadap penyebab masalah. Ketiga,

beberapa terapan mendukung proses produksi tarik pada JIT juga

mempunyai manafaat dalam hal kinerja mutu.

Menurut Flynn et.al. (1995) dalam Marius (2004:72) peningkatan

kinerja kualitas sebuah perusahaan dapat diukur melalui:

1. Benchmarking (Patok Duga)

Salah satu faktor kunci sukses bagi sebuah perusahaan adalah

kemampuannya untuk mengukur kinerja usahanya. Umpan balik

tentang kinerja perusahaan memungkinkan manajemen menilai apakah

sasaran-sasaran perusahaan yang telah ditetapkan tercapai. Bila tidak

(44)

kinerja perusahaannya. Proses mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja perusahaan telah ditetapkan semakin luas,

antara lain dalm bentuk benchmarking (Aquilano et.al., 1995:42)

dalam Marius (2004:74).

Banchmarking adalah suatu proses untuk menyempurnakan mutu

suatu produk yang dilakukan secara terus-menerus dengan cara

membandingkannya dengan produk-produk pesaing langsung atau

produk-produk yang dihasilkan perusahaan bersekala internasional

didalam industri yang sama.

Patok duga merupakan suatu proses belajar secara sistematika

dan terus-menerus untuk menganalisis tata cara kerja terbaik untuk

menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia, dengan

membandingkan setiap bagian dari suatu paerusahaan dengan

perusahaan pesaing yang paling unggul dalam kelas dunia (Nasution,

2005:262).

2. Cycle Time

Dalam iklim bisnis sekarang ini waktu merupakan suatu senjata

yang kompetitif dalam memenangkan persaingan. Dapat dilihat bahwa

banyak perusahaan memenangkan persaingan karena dia unggul

dalam waktu. Cycle time adalah jumlah total waktu dari penerimaan

bahan baku dipabrik sampai penerimaan produk hasil akhir oleh

konsumen yang diukur dalam satuan hari secara rata-rata untuk semua

(45)

JIT merupakan suatu konsep manajemen yang ampuh dalam

mengurangi cycle time. Karena dengan mengurangi cycle time dalam

produksi dan dalam proses administrasi, perusahaan dapat merespon

kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat dan lebih fleksibel mengatasi

perubahan pasar (Yunarto, 2005).

D. Model Penelitian

Gambaran dibawah ini menunjukan kerangka pemikiran yang dibuat

dalam model penelitian mengenai pengaruh Total Quality Managemen (TQM)

dan Just In Time (JIT) terhadap kinerja kualitas perusahaan.

Gambar 2.5

Model Hubungan Total Quality Management dan

Just In Time Terhadap Kinerja Kualitas

Total Quality

Management

Just In Time

(46)

E. Perumusan Hipotesis

Kemampuan perusahaan dalam bersaing ditunjukkan oleh keunggulan

bersaing yang mereka miliki. Cara pengelolaan perusahaan, proses produksi,

maupun pelayanan mulai mendapat perhatian besar dari perusahaan. Berbagai

uapaya dilakukan perusahaan untuk memperbaiki setiap kegiatannya.

Berbagai model manajemen baru mulai muncul didunia bisnis sebagai salah

satu langkah untuk mengantisipasi perubahan dan melakukan perbaikan

kinerja perusahaan. Model Total Quality Management dan Just In Time

merupakan contoh manajemen baru yang banyak dibicarakn dan mulai banyak

digunakan oleh perusahaan (Ramarapu dkk, 1994) dalam Wardhani (2001).

Berbagai artikel menyinggung keterkaitan kedua model manajemen diatas

serta pengaruhnya terhadap kinerja kualitas perusahaan. Penggunaan praktik

TQM akan memperbaiki kinerja kualitas, karena dengan penerapan model

manajemen TQM diharapkan perusahaan mampu menjaga komitmen terhadap

kualitas disetiap aspek kegiatan perusahaan. Berdasarkan pemikiran diatas

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha1: Total Quality Management (TQM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja kualitas perusahaan.

Komitmen terhadap kualitas berarti pula meniadakan kesalahan-kesalahan

yang mungkin terjadi dalam kegiatan perusahaan. Selain itu

pemborosan-pemborosan yang sering terjadi selama proses produksi (pemborosan-pemborosan karena

waktu tunggu, transportasi, pemrosesan, persediaan dan gerakan) (Suzuki,

(47)

pada kemampuan menggunakan sumberdaya seefisien mungkin, tidak ada

pemborosan, sehingga sefety stock persediaan sumber daya dan siklus waktu

pengadaan sumberdaya dapat diminimalkan, dan lebih ekstrimnya perusahaan

tidak perlu lagi mempunyai persediaan sumberdaya, atau dengan kata lain

prakatik JIT dapat dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan gambar 2.5 diatas

maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:

Ha2: Just In Time (JIT) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif (

Causal-Comparative Research) yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa

hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Total Quality

Management (TQM) dan Just In Time (JIT) terhadap kinerja kualitas

perusahaan. Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur yang telah

memiliki serifikat ISO 9001 yang terdapat di Kabupaten Tangerang.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria

responden yaitu manajer operasi dan produksi, bagian pengendalian kualitas,

pengawas pabrik, atau yang setingkat dengannya pada perusahaan manufakur

yang berada di Kabuaten Tangerang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu teknik

sampling yang tidak memberikan kesempatan pada setiap anggota populasi

(49)

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui

metode survey dengan menggunkan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan

kepada manajer operasi dan produksi, bagian pengendalian kualitas, pengawas

pabrik, atau yang setingkat dengannya pada perusahaan manufakur yang

berada di kawasan Tangerang, dimana pengiriman kuesioner dilakukan secara

langsung. Data yang didapat akan diolah menggunakan program SPSS versi

12.0 untuk mendapatkan hasil akurat.

D. Metode Analisis Data

Setelah kuesioner yang kuesioner yang dikirinkan kepada responden

kembali, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan metode

analisis yang sesuai untuk digunakan. Dengan memberikan dan

menjumlahkan bobot jawaban pada masing pertanyaan untuk

masing-masing variabel.

Metode analisa melalui statistik deskriptif menjelaskan karakteristik

responden dengan menggunakan tabel frekuensi absolute yang menunjukan

angka rata–rata, kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya dan standar deviasi.

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel

yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

(50)

dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir

pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2001:45).

Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor

mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan

tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-masing

butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi

diatas 0,05 maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid

(Santoso,2000).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel

dan disusun dalam bentuk kuesioner.

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang

digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan

hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji realibilitas

dengan bantuan SPSS akan menghasikan Cronbach’s Alpha.

Reliabilitas dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha >

(51)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada kolerasi

antara variabel bebas yaitu Total Quality Management dan Just In

Time terhadap kinerja kualitas perusahaan. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Model

regresi bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF tidak

lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model

dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas (VIF = 1/ Tolerance,

jika VIF = 10 maka Tolerance 0,1) atau VIF disekitar angka 1 dan

angka Tolerance mendekati 1 (Nugroho, 2006:58).

b. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians

dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman

suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah (Nugroho,

2006:63) :

1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola tertentu.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau resudual memiliki distribusi normal.

(52)

atau tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui

kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal

probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data

berada disekitar garis lurus diagonal dan apabila data menyebar jauh

dari garis diagonal dan atau tidak menggikuti arah garis diagonal,

maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2001:27) .

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui beberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Dalam SPSS terletak tabel Model Summary dan tertulis R

Square. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R

Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nogroho, 2006:52). Nilai R2 yang

mndekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen (Ghozali, 2001:83).

b. Uji Regresi Linier Berganda

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu

variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut

variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang

mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen

(53)

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti akan menguji satu

variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen, dimana

model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Dimana:

Y = Dependen

= Konstanta atau nilai variabel terikat (Y) jika besar perubahan nilai

variabel (X), sama dengan 0

X1 = Total Quality Management

X2 = Just In Time

Dengan menggunakan persamaan diatas maka untuk mengetahui

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen

peneliti menggunakan uji sebagai berikut:

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji Statistik t atau test of significance digunakan untuk mengetahui

apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria

berdasarkan nilai signifikansi <0.05 maka varabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan

sebaliknya, jika nilai signifikansinya >0.05, maka variabel independen

(54)

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2001:87).

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan

dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Total Quality Management (TQM)

Menurut Nasution (2005:43) menjelaskan, bahwa Total Quality

Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi

melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja,

proses dan lingkungannya. Variabel TQM diukur dengan instrumen yang

dikembangkan sendiri dengan kriteria mutu yang terdapat dalam ISO

9001. Variabel TQM terdiri dari 22 pertanyaan dengan menggunakan

skala likert dengan tingkat 1 (satu) untuk sangat tidak setuju sampai

dengan 5 (lima) untuk tingkat sangat setuju.

2. Just In Time (JIT)

Just In Time merupakan konsep manajemen yang difokuskan pada

usaha pelaksanaan proses produksi tanpa ada pemborosan (Bicheno,1991;

Brown & Mitchell,1991; Sugimori, Kusonoki, Cho & Uchikawa,1977)

melalui penyederhanaan proses produksi dalam Shinta (2001:83).

(55)

kunci yang dikembangkan oleh Simamora (2002). Variabel JIT terdiri dari

16 pertanyaan. Untuk mengukur pengadopsian JIT, maka digunakan skala

likert dengan tingkat 1 (satu) sangat tidak setuju sampai dengan 5 (lima)

untuk tingkat sangat setuju.

3. Kinerja Kualitas Perusahaan

Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. Detoro (1992:129) dalam

Marius (2004:72), kinerja kualitas adalah kinerja kualitas yang digunakan

untuk mengukur seberapa baik kualitas suatu produk atau jasa memenuhi

kebutuhan, harapan, dan persepsi dari pelanggan. Variabel kinerja kualitas

ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Marius (2004), yang

terdiri dari 5 (lima) pertanyaan. Dengan menggunakan skala likert, setiap

responden diminta menilai penerapan kinerja kualitas dari sangat tidak

setuju (poin 1) sampai dengan sangat setuju (poin 5).

Tabel 3.1

Operasinal Variabel Penelitian

Varabel Dimensi Indikator Skala

(56)

3. Respek

(57)

II. Just In Time 26. Bahan baku yang

diproduksi tidak boleh lebih dari yang dipesan 27. Tidak ada barang

(58)
(59)

2. Cycle time

tahun terakhir 41. Kinerja perusahaan

relatif lebih tinggi selama 3 tahun terakhir

42. Tingkat hubungan dengan karyawan lebih baik dari perusahaan lain

43. Perusahaan membuat produk lebih cepat dari pesaing

Interval

(60)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur, dimana perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah

perusahaan yang memiliki standar kualitas yang baik, terutama berhubungan

dengan standar produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dan

hubungan perusahaan tersebut dengan pemasok, karyawan serta dengan para

konsumennya.

Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang terdapat di wilayah

Kabupaten Tangerang. Dimana di wilayah tersebut terdapat banyak

perusahaan yang memiliki standar kualitas yang baik, mulai dari perusahaan

berskala menengah dan atas. Menurut data yang ada di Departemen Tenaga

Kerja Kabupaten Tangerang terdapat ratusan perusahaan manufaktur, jasa dan

restoran. Dalam menyebarkan kuesioner di Kabupaten Tangerang ini

mengalami banyak kesulitan, karena responden yang dijadikan subjek

penelitian adalah menajer puncak atau supervisor yang sangat sulit untuk

ditemui, serta adanya perusahaan terbuka yang tidak berkenan untuk

membantu dalam penyebaran kuesioner. Sehingga dalam penelitian ini hanya

memperoleh 8 (delapan) perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian.

Instrumen penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner.

(61)

pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai akhir bulan Juni 2008.

kuesioner yang dikirim sebanyak 65 lembar kuesioner sedangkan jumlah yang

kembali sebanyak 42 kuesioner atau 64,62 % dari total yang dikirim dan

kuesioner yang tidak kembali sebanyak 13 kuesioner atau sekitar 20 % dari

kuesioner yang dikirimkan. Setelah diseleksi terdapat 2 kuesioner yang tidak

dapat digunakan karena responden merupakan staf perusahaan dan tidak dapat

digunakan dalam proses penelitian ini dengan tingkat presentase sebesar 4,76

%, sehingga kuesioner yang dapat digunakan dan memenuhi syarat sebanyak

40 kuesioner dengan tingkat presentase 95,24 % dari total kuesioner yang

diterima. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program

statistical package for the social science (SPSS).

Tabel 4.1

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang

No Nama Perusahaan

1 PT. Pratama, Tbk

2 PT. Kansa paint,Tbk

3 PT. Kumatex,Tbk

4 PT. M-Benz, Tbk

5 PT. Devomas, Tbk

6 PT. Gajah Tunggal Tbk

7 PT. Kopin, Tbk

8 PT. Mecosin, Tbk

(62)

B. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner

yang dikirimkan sebanyak 65 buah ke manajer. Jumlah kuesioner yang

kembali sebanyak 42 buah (64,62%), sedangkan jumlah kuesioner yang

tidak kembali sebanyak 13 buah atau sebesar 20 %, kuesioner yang

memenuhi syarat untuk dapat dianalisis yaitu sebanyak 40 kuesioner

(61,54%).

Tabel 4.2

Gambar distribusi kuesioner

Kuesioner Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim 65 100 %

Kuesioner yang tidak kembali 13 20 %

Kuesioner yang diterima 42 64,62 %

Kuesioner yang diolah dan memenuhi kriteria 40 61,54 %

Sumber : Data diolah

Tabel 4.3

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur dan Jumlah Kuesioner yang Dikirim

No Nama Perusahaan Kuesioner yang dikirim

1 PT. Pratama, Tbk 10

2 PT. Kansa paint 10

3 PT. Kumatex,Tbk 5

(63)

5 PT. Devomas, Tbk 5

6 PT. Gajah Tunggal Tbk 5

7 PT. Kopin, Tbk 10

8 PT. Mecosin, Tbk 10

Total 65

Sumber : Data primer yang diolah

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 4.4 , maka dapat dilihat bahwa jenis kelamin terbanyak

sebagai responden adalah jenis kelamin pria. Jumlah responden pria

sebanyak 30 orang atau 75 % dan responden wanita berjumlah 10 orang

atau 25 %. Artinya sebagian besar kuesioner yang diisi oleh responden

lebih banyak pria.

Tabel 4.4 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 30 75 %

Wanita 10 25 %

Jumlah 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden

Pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa responden terbanyak terdapat

pada usia 41 sampai 45 tahun yaitu sebanyak 16 orang atau 40 %.

Sedangkan pada kelompok usia lain yaitu usia 30 tahun sebanyak 1

Gambar

Gambar 2.3 Model Sistem Pengendalian Mutu
Model Filosofi Gambar 2.4 Just In Time
Operasinal Variabel PenelitianTabel 3.1
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan Total Quality Management (TQM) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial; Total Quality Management (TQM) dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN PIMPINAN MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN, adalah benar hasil karya saya sendiri dan

Penelitian mengenai pengaruh total quality management dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada perusahaan pabrikan di kawasan industri Makassar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Perusahaan :

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai