• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) DENGAN METODESTUDENT TEAM S ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X v

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) DENGAN METODESTUDENT TEAM S ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X v"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN

METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S .

NIM: K7407063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN

METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S .

NIM: K7407063

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Pembimbing I

Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd.

NIP: 19500930 197603 1 001

Pembimbing II

Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd.

(4)

commit to user

iv REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ...

Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ...

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:

Pada hari : Selasa

Tanggal : 05 Juli 2011

Tim Penguji skripsi

Nama terang

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ...

Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ...

Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Dwi Anjani Dyah. S. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode

Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD). (2) Untuk mengetahui prestasi belajar

siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode Numbered

Heads Together (NHT) dengan metode Student Teams Achievement Division

(STAD).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian

Randomized Subjects Postest - Only Design”. Populasi penelitian ini adalah siswa

Data penelitian ini berupa prestasi belajar akuntansi siswa yang diperoleh dari tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas metode Liliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number

Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student

Teams Achievement Division (STAD). Hasil ini diperoleh berdasarkan perolehan

rata-rata nilai kelompok eksperimen I yang menggunakan metode Number Heads

Together (NHT) sebesar 82,7442, sedangkan kelompok eksperimen II yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh rata-rata nilai sebesar 77,5455, jadi ada perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode NHT dengan yang menggunakan metode STAD, sehingga H1 dalam penelitian ini telah terbukti. (2) Prestasi belajar siswa kelompok ekperimen I yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD) dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis data

(7)

commit to user

vii

1,7368 > 1,67) dengan α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga H2 dalam penelitian ini

(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Dwi Anjani Dyah. S. A COMPARATIVE STUDY OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) METHOD AND STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) METHOD OF COOPERATIVE LEARNING VIEWED FROM THE ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT OF XI GRADERS OF SMA NEGERI 1 KARTASURA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.

The objectives of research are (1) to find out whether or not there is difference of accounting learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method, and (2) to find out which one is the better student learning achievement between learning with Number Heads Together (NHT) method or that with Student Teams Achievement Division (STAD) method.

This study employed an experimental method with “randomized subjects posttest-only design”. The population of research was the XI graders of SMA Negeri 1 Kartasura in the school year of 2010/2011, consisting of 4 classes. The sample consisted of 3 classes: class XI IPS II as the experiment group I, class XI IPS 1 as the experiment group II and XI IPS 4 as the control group selected using random sampling technique, while class IPS 3 was used as the research instrument test.

The data of research contains the student accounting learning achievement obtained from the multiple choice objective test. The data analysis in this research was done using normality test with Liliefors method used to examine the condition of sample distribution, homogeneity with Bartlett method. The hypothesis test was done using t-test to find out the difference of learning achievement.

(9)

commit to user

ix MOTTO

”Sesungguhnya setiap kesulitan itu ada kemudahan” ( Q.S Al Insyiroh: 6)

Perjuangan ini mengajarkanku pada makna sebuah usaha, kesabaran dan keikhlasan

untuk merealisasikan mimpi menjadi keberhasilan yang nyata.

(Penulis)

Berawal dari mimpi sebuah cita-cita terangkai, berbekal semangat, usaha dan doa

kesuksesan akan tercapai

(Penulis)

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Ibu dan Bapakku

Doa dan kasih sayangnya senantiasa bisa membangkitkan semangatku untuk

menggapai angan dan cita-citaku.  Mas Jun dan dek Difa

Bersamamu bisa memotivasiku untuk terus melanjutkan perjuangan ini.  Pak Sigit dan Bu Mar

Bimbingan dan motivasinya memacuku untuk menyelesaikan skripsi ini.  Nero (Dian, Dyah, Dessy, Erlin), Nurul, Arni, Atta’, Lita, Sapto, Edi,

Derin, Agnes, Devina, Rohmad, Trahari, Eri, Samsul, Ilmi.

Keberadaanmu selalu membuat hari-hariku menjadi tak biasa serta

menjadi penyemangat dalam keputusasaanku.  Sahabat-sahabat CAKA’07

Canda tawa dan dukungan kalian selalu hadir di saat aku jenuh dan hampir

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

oleh peneliti untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Sri Sumaryati, S.Pd. M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam penyusunan skipsi ini.

7. Drs. H. Widodo, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura dan Dra.

Sri Padmiyati selaku guru pamong, beserta seluruh keluarga besar SMA Negeri 1

Kartasura yang telah banyak memberikan bantuan bagi peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta

doa dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

(12)

commit to user

xii

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sanagat peneliti harapkan.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2011

(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

REVISI ... iv

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran ... 9

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 9

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 10

(14)

commit to user

xiv

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar.. 11

2. Pembelajaran Kooperatif... 13

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 13

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 14

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif ... 15

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16

e. Macam-Macam Metode dalam Pembelajarn Kooperatif . 16 3. Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 17

a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT) .. 17

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 18

c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 19

4. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)... 20

a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD) ... 20

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division (STAD) ... 21

(15)
(16)

commit to user

xvi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 58

B. Implikasi ... 58

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif ………... 16

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan ……… 22

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok ……… 22

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD ……… 23

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi ……… 32

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……… 36

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……… 37

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ……….. 37

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item ………. 38

Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subject PosttestOnly Design” 40

Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya ..48

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen I ……… 49

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen II ………. 50

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Kontrol ……… 51

Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ……….. 52

Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ……… 53

Tabel 17. Data Hasil Uji Honogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.. 53

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Akuntansi ……….. 26

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Tentang Penerapan Metode NHT dan

Metode STAD ………. 31 Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah ………. 46 Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen I ……….... 50

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen II ………... 51

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen I ………. 63

Lampiran 2. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen II ……… 64

Lampiran 3. Daftar Siswa Kelompok Kontrol ……….. 65

Lampiran 4. Daftar Siswa Try Out(Uji Soal) ……….... 66

Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen I ………. 67

Lampiran 6. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen II ……… 68

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen I …. 69

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen II … 73

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol …… …. 77

Lampiran 10. Materi Pembelajaran Akuntansi ……… 81

Lampiran 11. Soal Latihan ……….. 86

Lampiran 12. Jawaban Latihan Soal ……….. 87

Lampiran 13. Soal-Soal Posttest……… 88

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Posttest……….. 95

Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Taraf Pembeda Soal ………. 96

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Uji Validitas Instrumen ………. 99

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ………. 100

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Suatu Item ………. 101

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Taraf Pembeda Suatu Item ……… 102

Lampiran 20. Data Kemampuan Awal Siswa ……….. 103

Lampiran 21. Daftar Nilai PosstestSiswa ……… 104

Lampiran 22. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen I ……… 105

Lampiran 23. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen II ..……… 107

Lampiran 24. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ……… 109

Lampiran 25. Uji Homogenitas ……… 111

(20)

commit to user

xx

Lampiran 27. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan

Kelompok Kontrol ………. 113

Lampiran 28. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen II dengan Kelompok Kontrol ……….. 114

Lampiran 29. Skor Perkembangan Nilai STAD ……….. 115

Lampiran 30. Daftar Tabel F ………... 118

Lampiran 31. Harga Kritik Chi Kuadrat ………. 119

Lampiran 32. Nilai Kritik Uji Lilliefors ………. 120

(21)

commit to user

(22)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi era

globalisasi yang semakin pesat dan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa, karena

pendidikan merupakan pondasi untuk terciptanya generasi muda yang berkualitas.

Dengan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas dapat menunjang

perkembangan dan kemajuan kehidupan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) yang memuat tentang fungsi dan tujuan

pendidikan nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan

harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan

pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas Pasal 3 di atas, termasuk di dalamnya

kebutuhan dunia kerja dan respons terhadap terhadap perubahan masyarakat

setempat. Dengan demikian, pendidikan harus mampu menciptakan lulusan yang

mampu berpikir global serta dilandasi oleh akhlak yang mulia. (Mulyasa, 2007: 4).

Pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional. Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh seluruh

komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik (guru),

kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang

memadai, suasana belajar yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah

pusat dan daerah. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling

menentukan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan karena guru yang

berinteraksi langsung dengan peserta didiknya sehingga guru yang lebih mengetahui

(23)

commit to user

2

Proses pembelajaran juga harus diperhatikan kualitasnya, yang mana

merupakan kegiatan utama yang dilakukan di sekolah sebagai penentu keberhasilan

untuk tercapainya tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti pembelajaran

diharapkan mengalami perubahan baik dalam ilmu pengetahuan maupun

perilakunya. Dengan perubahan yang lebih baik dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa di sekolah, yang mana prestasi belajar merupakan alat ukur untuk mengukur

sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

adalah guru. Dalam hal ini guru dipandang sebagai faktor kunci dalam keberhasilan

pembelajaran, karena guru setiap hari berinteraksi secara langsung dengan peserta

didiknya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki kemampuan dalam proses

pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model

pembelajaran yang dapat memberi keefektivitasan pembelajaran kepada siswa.

Sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, minat terhadap pembelajaran

guru, dan berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Strategi guru dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan

sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Seorang guru harus mampu menggunakan model-model pembelajaran dalam

mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi

dan efektifitas dalam proses belajar mengajar, karena dengan banyaknya model

pembelajaran yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat dan

sesuai dengan kemampuan guru serta siswanya, karena sebenarnya tidak ada model

pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing- masing.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian, SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah negeri yang

mempunyai input atau masukan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan daya

tangkap terhadap materi yang disampaikan sangat bervariasi, sehingga prestasi

belajar yang mampu dicapai masing-masing siswa juga beranekaragam. Salah satu

mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI program IPS (Ilmu

(24)

commit to user

3

pembelajaran akuntansi dan diharapkan dapat memahami dan menguasai setiap

materi yang disampaikan oleh guru. Mata pelajaran akuntansi sangat berkaitan erat

dengan kemampuan berpikir logika dan nalar seseorang. Namun, masih banyak

siswa yang kurang paham terhadap pembelajaran akuntansi karena siswa cenderung

pasif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dan hanya semata-mata

mendengarkan apa yang dikatakan gurunya tanpa adanya timbal balik dari siswa.

Tingkat penguasaan materi yang rendah akan mempersulit siswa dalam

mencapai prestasi belajar yang maksimal, karena akuntansi selain harus menguasai

teori-teorinya juga harus sering melakukan praktik-praktik mengerjakan soal, jadi

siswa juga harus ikut berperan aktif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan. Kurang maksimalnya prestasi belajar yang dicapai siswa tidak hanya

disebabkan oleh perbedaan kemampuan dan daya tangkap yang di miliki

masing-masing siswa, tetapi juga karena minimya minat belajar dari siswa itu sendiri. Hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik yang muncul dari dalam diri siswa

maupun lingkungan eksternalnya. Misalnya siswa cenderung bosan mengikuti

kegiatan pembelajaran karena keadaan kelas yang kurang kondusif ataupun siswa

bosan terhadap pola pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi masih menggunakan

model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Meskipun model pembelajaran konvensional saat ini masih bisa

diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, tapi sebaiknya guru memberikan

variasi-variasi dengan berbagai metode pembelajaran yang baru untuk mengurangi tingkat

kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi

dan akhirnya prestasi belajar akuntansi pun juga akan meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti ingin mencoba memberikan

variasi model pembelajaran baru yang belum pernah diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran akuntansi. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa XI

IPS khususnya mata pelajaran akuntansi adalah dengan model pembelajaran

(25)

commit to user

4

pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif lebih

dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif

siswa dituntut dapat bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau kasus yang diberikan oleh guru.

Jadi, siswa mampu berfikir sendiri dalam memecahkan setiap masalah dan tidak

hanya terpusat pada guru.

Pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam metode, diantaranya

adalah Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division

(STAD). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Metode NHT ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan

melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sedangkan pada

pembelajaran kooperatif dengan metode STAD (Student Teams Achievement

Divisions) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana untuk diterapkan pada kegiatan belajar mengajar bagi guru yang baru akan

menggunakan pendekatan kooperatif.

Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11)

Dalam pelaksanaannya, metode NHT dan STAD menuntut siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan ikut aktif berdiskusi,

menyampaikan pendapatnya, bertanya, menghargai perbedaan pendapat dan

mengajarkan kepada siswa untuk bisa bekerjasama dalam kelompok. Jadi, siswa

yang paling berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi dan guru hanya sebagai

fasilitator. Dengan penerapan metode ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

(26)

commit to user

5

Namun, pada pembelajaran dengan metode NHT siswa yang bertugas

menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya akan dipilih secara acak oleh guru

berdasarkan nomor yang dimilikinya. Semua anggota kelompok mempunyai peluang

yang sama untuk menjadi wakil dari kelompoknya dalam menyampaikan hasil

diskusinya, jadi setiap anggota kelompok harus benar-benar paham hasil diskusi

kelompoknya.

Berdasarkan pemaparan masalah diatas, peneliti bermaksud untuk

mengadakan penelitian untuk menguji pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih

baik antara menggunakan metode NHT dibandingkan dengan metode STAD yang

akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi sebagai alternatif

penggunaan metode pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri

1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 dengan judul: Studi Komparasi Pembelajaran

Kooperatif Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan Metode Student

Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat

diidentifkasi permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura kurang

maksimal?

2. Mengapa dalam pembelajaran akuntansi siswa cenderung pasif?

3. Apakah diperlukan suatu pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa?

4. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

(27)

commit to user

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, diperlukan pembatasan masalah

supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi

pada:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI IPS semester 2 SMA

Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Obyek Penelitian

a. Metode Pembelajaran

1) Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas eksperimen I.

2) Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelas eksperimen II.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dibatasi pada nilai kognitif yang diperoleh siswa

dari hasil post test. c. Materi Pokok

Materi pokok dalam penelitian ini adalah Jurnal Penyesuaian.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD)?

2. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads

Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang

(28)

commit to user

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa

antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together

(NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran

yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan:

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk pencapaian prestasi belajar

siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Memberikan variasi belajar kepada siswa untuk menghindari

kejenuhan dan memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa lebih

mandiri dan tidak hanya berpusat pada guru.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru yang berupa alternatif pilihan metode

pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

(29)

commit to user

8

c. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari

proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk

membekali peneliti sebagai calon guru yang nantinya akan menentukan

(30)

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 9), menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gino,

Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1999: 6), “belajar merupakan suatu

kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Jadi, dengan belajar akan membawa perubahan yang positif bagi pebelajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses atau kegiatan yang dapat mengubah pola perilaku peserta

didik kearah yang lebih baik, yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik

potensial maupun aktual.

Untuk mendukung peserta didik dalam belajar, maka perlu diadakan kegiatan

belajar yang sudah terencana atau lebih dikenal dengan pembelajaran. Menurut Gino

et al, (1999: 32), pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan dan faktor

ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.. Proses pembelajaran pada hakikatnya

untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai

interaksi dan pengalaman belajar.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dan

pembelajaran sangat erat hubungannya dalam mengusahakan perubahan yang positif

bagi peserta didik baik dalam lingkup akademik maupun perubahan tingkah laku

yang prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan, materi, metode atau

(31)

commit to user

10

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat

penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar

pencapaian tujuan belajar, sehingga program-program belajar dapat berjalan secara

terprogram dan terarah.

Tujuan belajar menurut Bloom dalam Gino et al (1999: 19) dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.

1) Ranah kognitif, meliputi enam tingkatan yaitu: a) Pengetahuan (Knowledge)

b) Pemahaman (Comprehension) c) Penerapan (Aplication)

d) Analisis (Analysis) e) Sintesis (Synthesis) f) Evaluasi (Evaluation) 2) Ranah afektif/sikap

a) Kemampuan menerima (Receiving) b) Kemampuan menanggapi (Responding) c) Berkeyakinan (Valuing)

d) Penerapan kerja (Organization) e) Ketelitian (Correcterzation by value) 3) Ranah psikomotor

a) Gerak tubuh (Body movement)

b) Koordinasi gerak (F inaly coordinated movement) c) Komunikasi non verbal (Non verbal communication) d) Perilaku bicara (Speech behaviours)

Tujuan pembelajaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh guru dan

siswanya pada akhir suatu pembelajaran. Jadi, tujuan pembelajaran merupakan hasil

akhir dari proses pembelajaran. Menurut Djiwandono dalam Gino et al (1999: 40),

ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu Tujuan Instruksional

Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). TIU menggariskan hasil-hasil

di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa, sedangkan TIK merupakan

penjabaran yang lebih konkrit dari suatu TIU menyangkut satu pokok bahasan atau

(32)

commit to user

11

c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, kegiatan pembelajaran melibatkan

beberapa komponen yang mendukung, antara lain sebagai berikut:

1) Siswa, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan

penyimpan setiap isi pelajaran yang disampaikan untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran.

2) Guru, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik yang

memberikan pengajaran kepada anak didiknya serta sebagai pengelola dalam

pembelajaran agar dapat terlaksana dengan efektif.

3) Tujuan, pernyataan tentang sesuatu yang diinginkan setelah terjadinya

pembelajaran yang bisa menjadikan pedoman dalam proses pembelajaran.

4) Bahan Ajar, adalah informasi atau materi yang berupa konsep-konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode, cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian materi kepada

siswa.

6) Media, alat, perlengkapan atau perantara yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

Unsur-unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur-unsur yang dapat

berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur dinamis yang terkait dalam belajar

diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar.

2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.

3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.

4) Suasana belajar dan upaya penyediaannya.

5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan peneguhannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar

Tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas,

tidak hanya dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada, tetapi juga dipengaruhi

(33)

commit to user

12

Dimyati dan Mudjiono (1999: 239-253), faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar

yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.

a) Sikap terhadap belajar: penilaian atau persepsi siswa terhadap belajar

sangat mempengaruhi keinginannya untuk belajar.

b) Motivasi belajar: merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar.

c) Konsentrasi belajar: merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan belajar

maupun aktivitas belajar.

d) Mengolah bahan belajar: merupakan kemampuan siswa untuk menerima

isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi

siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar: merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan: merupakan proses mengaktifkan

pesan yang telah diterima.

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar: merupakan suatu

puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan

belajar.

h) Rasa percaya diri siswa: merupakan keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat

timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.

i) Intelegensi dan keberhasilan siswa: merupakan suatu kecakapan global

atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah,

berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.

j) Kebiasaan belajar: merupakan penguat dalam keberhasilan belajar dapat

mengurangi kebiasaan kurang baik.

k) Cita-cita siswa: merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa

(34)

commit to user

13

2) Faktor Ekstern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar

yang timbul dari luar.

(a) Guru sebagai Pembina siswa belajar: guru harus bisa memusatkan

perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan

semangat belajar yang merupakan wujud emansipasi siswa.

(b) Prasarana dan sarana pembelajaran: kelengkapan dan pengelolaan

prasarana dan sarana pembelajaran yang baiklah yang dapat mendukung

proses pembelajaran berhasil dengan baik.

(c) Kebijakan penilaian: sekolah dan guru diharapkan berlaku arif dan bijak

dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

(d) Lingkungan sosial siswa di sekolah: suasana lingkungan sosial siswa

berpengaruh pada semangat dan proses belajar siswa.

(e) Kurikulum sekolah: kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah

kurikulum nasional yang disyahkan oleh pemerintah atau suatu

kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif menurut

Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42), merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran dengan model kooperatif, siswa dituntut agar dapat

bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru, semua anggota kelompok harus memahami dan menguasai hasil dari diskusi

kelompok tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan aktif dalam proses

(35)

commit to user

14

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang

siswa yang heterogen, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk menyelesaikan

tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru.

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2005: 31-36),

unsur-unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah sebagai

berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) tatap

muka, 4) komunikasi antar anggota, 5) evaluasi proses kelompok

Unsur saling ketergantungan positif, menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama,

mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua

anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Jadi,

semua siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk

menyelesaikan tugas atau kasus yang diberikan oleh guru.

Tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin anggota

yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok

belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama

secara individu.

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan dampak positif bagi anggota

kelompok. Hasil pemikiran dari beberapa siswa akan lebih baik dibandingkan

dengan pemikiran individual.

Siswa sebaiknya dibekali berbagai keterampilan berkomunikasi dalam

kelompok. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru sebaiknya

memberikan cara-cara berkomunikasi yang baik. Hal ini akan bermanfaat untuk

siswa yang nantinya akan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi

(36)

commit to user

15

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja

kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan

lebih efektif.

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan

model pembelajaran yang lainnya. Menurut Isjoni (2010: 20), ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi

interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab

atas belajarnya dan juga teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan

keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan siswa saat

diperlukan.

Setiap anggota dalam kelompok belajar kooperatif memiliki peran

sendiri-sendiri dalam kelompoknya, tetapi tetap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah

atau tugas yang diberikan oleh guru. Semua anggota memiliki peran yang sama

dalam untuk keberhasilan kelompoknya.

Hubungan interaksi secara langsung terjadi diantara siswa dalam kelompok.

Interaksi ini terjadi akibat adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam

kelompok untuk saling membantu, menyampaikan pendapatnya, dan memberikan

motivasi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bisa bertanggung jawab atas

belajarnya sendiri dan juga teman kelompoknya. Siswa yang sudah menguasai topik

yang diberikan guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada teman kelompoknya

yang belum mengerti.

Guru sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan ketrampilan

interpersonal kelompok dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya baik

dalam menyampaikan pendapatnya maupun menyampaikan hasil kelompoknya

kepada kelompok lain.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang hanya akan berinteraksi bila siswa

(37)

commit to user

16

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang

berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, yang sesuai dengan ciri-ciri yang

telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Menurut Agus Suprijono (2010: 65-66),

langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Fase-fase itu

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: P resent goals and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2: P resent information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize student into learning teams

Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5: Test on the materials

mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresen-tasikan hasil kerjanya.

Fase 6: P rovide recognition

Memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok.

e . Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif selain mempunyai unsur-unsur, ciri-ciri dan tahapan

pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain juga mempunyai

beberapa macam metode. Menurut Trianto (2010: 67-87), macam-macam metode

dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Student Teams Achievement Division

(STAD), 2) Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok, 4) Think P air Share (TPS), 5)

Numbered Heads Together (NHT), 6) Teams Games Tournaments (TGT).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil

(38)

commit to user

17

diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Jigsaw atau yang dikenal dengan “Tim Ahli” merupakan metode

pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen.

Masing-masing anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli untuk tiap

topik yang berbeda. Untuk ahli yang mempunyai topik yang sama bergabung

menjadi satu untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian kembali ke kelompok semula

untuk mengajarkan topik yang sudah mereka kuasai kepada teman sekelompoknya.

Terakhir diberikan tes pada semua topik yang diberikan secara individu.

Investigasi Kelompok merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa

memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas

topik yang sudah dipilihnya, kemudian mempresentasikan laporannya kepada

seluruh kelas.

Think P air Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak berpikir, merespons dan

saling membantu pasangan diskusinya dalam menyelesaikan tugas dari guru.

Numbered Heads Together (NHT) merupkan pembelajaran kooperatif yang

terdiri dari empat fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama

dan menjawab. Dalam pembelajaran ini siswa juga dibagi menjadi

kelompok-kelompok yang tiap anggota kelompok-kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri.

Teams Games Tournaments (TGT) atau Pertandingan Permainan Tim. Pada

model ini siswa akan memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain agar

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

3. Metode Numbered Heads Together (NHT) a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)

Metode Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu bagian dari

(39)

commit to user

18

Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang rancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan dalam Anita Lie (2005: 59-60), metode ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, metode ini juga

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Number

Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan

dirinya dalam kelompok belajar serta mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerjasama mereka.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan

masing-masing, karena pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik untuk

diterapkan pada semua topik pembelajaran. Menurut Spencer Kagan dalam Herta

Delima Sitorus et al (2010: 2), kelebihan dan kelemahan metode NHT diantaranya

sebagai berikut:

Kelebihan metode NHT:

1) Kelas menjadi hidup dan dinamis

2) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan

pendapatnya.

3) Munculnya jiwa kompetensi yang sehat.

4) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien.

Kelemahan metode NHT:

1) Adanya alokasi waktu yang panjang.

2) Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga siswa

(40)

commit to user

19

c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42), langkah-langkah

pembelajaran metode Number Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok dapat mngerjakannya atau mengetahui jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan

Menurut Trianto (2007: 62-63), dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai langkah-langkah

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) adalah

sebagai berikut:

1) Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.

2) Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

3) Fase 3 : Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

metode Number Heads Together (NHT) dalam kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6

siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-6.

2) Guru memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah dibahas

(41)

commit to user

20

3) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru, dan

memastikan bahwa semua anggota dalam kelompok tersebut mengetahui

jawaban yang benar dan dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa yang nomornya dipanggil akan

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok mereka.

5) Tanggapan siswa dari kelompok lain, kemudian guru memanggil nomor yang

lain.

6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD) a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk diterapkan pada kegiatan

belajar mengajar bagi guru yang baru akan menggunakan pendekatan kooperatif

yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin (2010: 11) mengatakan bahwa:

Dalam STAD para siswa dabagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Menurut Trianto (2010: 68), STAD merupakan model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 4-5

orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,

penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan metode

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kegiatan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam

beberapa tahapan yaitu: penyampaian materi, diskusi, presentasi, kuis dan

(42)

commit to user

21

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division

(STAD)

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, seperti halnya dengan metode kooperatif yang lainnya.

Menurut Sunarto (2009: 3), kelebihan dan kelemahan dari metode STAD diantaranya

sebagai berikut:

Kelebihan metode STAD:

1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain. 2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain. 3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain.

4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti. 5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna, berdaya guna, kreatif

dan bertanggungjawab. Kelemahan metode STAD:

1) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.

2) Anggota kelompok yang malas hanya mengandalkan pada teman mereka yang rajin, sehingga menjadikannya tidak berpikir mandiri.

3) Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

b. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Slavin dalam Agus Suprijono (2010: 51-53), dalam proses

pembelajarannya, STAD melalui lima tahapan yang meliputi:

1) Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selanjutnya,

guru menyampaikan materinya.

2) Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi

(43)

commit to user

22

3) Tahap tes individual

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan

tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas.

4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu

Dihitung berdasarkan skor awal, hal ini dimaksudkan agar siswa terpacu

untuk memperoleh prestasi yang terbaik sesuai dengan kemampuaannya.

5) Tahap pemberian penghargaan kelompok.

Diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi

kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Tahap pemberian kelompok

dilakukan dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dari masing-masing

kelompok. Menurut Slavin dalam Trianto (2007: 55), kriteria perkembangan skor

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor

- Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)

0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

Perhitungan skor perkembangan individu dilakukan dengan menghitung selisih

antara nilai awal dan nilai posstest, selanjutnya skor kelompok dihitung dengan

menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi

dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Trianto (2007: 56), sesuai dengan

rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori kelompok sebagai berikut:

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok

(44)

commit to user

23

Menurut Trianto (2010: 70-71), langkah-langkah pembelajaran STAD

didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau

fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini dijelaskan dalam tabel 4.

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarakan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

orang.

2) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari.

3) Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompoknya.

4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan

kelompok lain menanggapinya.

5) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

(45)

commit to user

24

4. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar, karena dengan prestasi belajar dapat menjadi pedoman untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43), prestasi belajar adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

dalam periode tertentu. Prestasi belajar siswa merupakan suatu bukti keberhasilan

dari usaha belajar siswa, yang dapat diketahui siswa yang bersangkutan ketika telah

menyelesaikan suatu aktivitas belajar tertentu. Dengan mengetahui prestasi belajar

siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan kedudukan anak didiknya di dalam

kelas.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai pebelajar setelah melakukan kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting, karena sepanjang

hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya

masing-masing. Menurut Zainal Arifin (2010: 12-13), fungsi utama dari prestasi

belajar antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (F eedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi

(46)

commit to user

25

kesuksesan anak didik dalam masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerapkan seluruh materi pelajaran.

c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Menurut Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

American Institute of Certified P ublic Accountants) dalam Ahmed Riahi-Belkaoui

(2000: 37), mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya

guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Menurut American accounting Association (AAA) dalam Agus Suranto, Maksum Habibi, Kardiman dan Sudibyo (2005: 2), mendefinisikan akuntansi sebagai proses

pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang

memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai

informasi tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi

merupakan suatu proses identifikasi, pencatatan, penggolongan dan peringkasan

yang berkaitan dengan informasi keuangan yang bermanfaat sebagai pertimbangan

dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Menurut Yoga Firdaus et al (2005:7-8), manfaat akuntansi sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan perusahaan)

yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat.

2) Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik

perusahaan.

3) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.

4) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,

kewajiban, serta modal suatu perusahaan.

5) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam

Gambar

Gambar 1. Siklus Akuntansi …………………………………………………..   26
Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan
Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERILAKU REMAJA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui berapa besar pengaruh letak lokasi usaha serta kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen di Dealer

Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota

memengaruhi dan membentuk individu e-lifestyle Valentine and Powers (2013) Generation Y Value and Lifestyle Segments Segmentasi Generasi Y One way anova Sampel :

Pada hari ini Senin-Kamis tanggal Dua Puluh Lima – Dua Puluh Delapan bulan Mei tahun Dua Ribu Lima Belas (25/28-05-2015), kami Kelompok Kerja III ULP Koordinator Wilayah

Saudara diminta untuk menyiapkan seluruh data/dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan yang asli dan sah sesuai yang disampaikan dalam penawaran dan dapat

Di Poland, satu kajian jangka panjang dalam visualisasi berbentuk siri-masa ujian pra dan pasca telah dijalankan dari tahun 1994 hingga 2004 ke atas pelajar-pelajar di

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa untuk efisiensi penurunan bakteri coliform dalam penelitian ini pada unit sand filter yang paling besar adalah pada