• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan intern terhadap kas pada Balai Penelitian Sungei Putih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengawasan intern terhadap kas pada Balai Penelitian Sungei Putih"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN INTERN TERHADAP KAS PADA BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

Oleh :

BEBY SINTIA P 112102025

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : BEBY SINTIA P

NIM : 112102025

PROGRAM STUDI : DIII AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERN TERHADAP KAS PADA BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

Tanggal ………2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak) NIP. 19550914 198103 1 005

Tanggal ………2014 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal ………2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : BEBY SINTIA P

NIM : 112102025

PROGRAM STUDI : DIII AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERN TERHADAP KAS PADA BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

Medan, Juli 2014

(4)

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan studi dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Pengawasan intern terhadap kas pada Balai

Penelitian Sungei Putih” ini dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat

untuk menempuh Diploma Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa kata maupun dalam hal penyajian. Untuk itu penulis dengan berbesar hati dan dengan tangan terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Seluruh Karyawan Balai Penelitian Sungei Putih yang telah membantu penulis untuk melakukan riset.

5. Ayahanda Sahrun Parinduri, dan Ibunda Saftiyanti tercinta, yang telah mengasuh dan mendidik serta memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan doa sehingga penulis berhasil menyusun Tugas Akhir dan menyelesaikan studi Diploma di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Kakak penulis tersayang Kiki Rahmadayanti Parinduri, yang telah memberi doa dan support yang selalu diberikan kepada penulis.

7. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.

8. Sahabat-sahabatku Nisa, Ria, Wita, Ika dan seluruh mahasiswa/i DETAK “10” Group A terimakasih atas persahabatan kalian selama ini.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR...vi

BAB I : PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei/Observasi ...5

2. Rencana Isi...6

BAB II : BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH... 8

A. Sejarah Ringkas... 8

B. Struktur Organisasi... 10

C. Job Description...13

D. Jaringan Kegiatan... 14

E. Kinerja Kegiatan Terkini...16

F. Rencana Kegiatan... ... 19

BAB III : PENGAWASAN INTERN TERHADAP KAS PADA BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH... 20

(7)

C. Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas...29

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Balai Penelitian Sungei Putih ...31

E. Jenis-Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Balai Penelitian Sungei Putih...34

F. Sistem Pengawasan Intern Kas Balai Penelitian Sungei Putih ……….35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN...37

A. Kesimpulan...37

B. Saran ...39

DAFTAR PUSTAKA...41

(8)
(9)

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur organisasi Balai Penelitian Sungei Putih...12

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Lembaga atau instansi pemerintahan merupakan salah satu badan yang juga mengolah atau memproses sistem keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran kasnya menggunakan sistem akuntansi. Pada saat era globalisasi sekarang ini sistem akuntansi sudah menjadi salah satu ilmu yang sangat besar pengaruhnya dalam dunia usaha. Hal ini dapat dilihat dari semakin meratanya penggunaan sistem akuntansi diberbagai sektor baik itu di lembaga-lembaga atau instansi-instansi pemerintahan maupun non pemerintahan.

Dewasa ini perkembangan perekonomian perusahaan BUMN maupun swasta selalu berhadapan dengan kendala-kendala yang berhubungan dengan pengawasan harta bendanya, khususnya masalah kas, dimana sebagian besar transaksi yang dilakukan perusahaan selalu melibatkan kas. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang terjadi pada masa sekarang yang memungkinkan terjadinya penyalahgunaan kas, dengan demikian perusahaan harus lebih aktif dalam melakukan pengawasan terhadap kas.

(11)

intern untuk memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat mengambil tindakan korektif jika terjadi penyimpangan yang menunjukkan adanya kelemahan dalam pengawasan intern di perusahaan maupun lembaga tersebut.

Bagi sebuah perusahaan, penerapan pengawasan intern sangat penting. Pengawasan intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas sangat diperlukan, karena kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid (cepat dijadikan uang dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan tanpa pembatasan). Kas memiliki karakteristik yang tidak dimiliki aktiva lancar lainnya, yaitu kas tidak mudah diidentifikasi pemiliknya, dapat diuangkan segera, mudah dibawa-bawa serta mudah untuk ditransfer dalam kurun waktu yang relatif cepat. Mengingat karakteristiknya, kas merupakan aktiva yang paling mudah disalahgunakan. Bagian penerimaan dan pengeluaran kas di dalam suatu perusahaan harus dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan terhadap kas.

(12)

Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengawasan intern harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh pejabat atau karyawan, dan informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi harus tersedia.

Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan. Pengawasan intern yang baik menghindari terjadinya penyelewengan seperti melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengawasan yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya.

Perangkat pengawasan yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengawasan tersebut tidak berguna lagi.

(13)

Dari pengertian diatas, sudah pasti diketahui bagaimana pentingnya kas bagi suatu instansi atau perusahaan guna menjalankan semua kewajiban-kewajiban perusahaan, tanpa adanya kas semua aktivitas perusahaan akan lumpuh karena kekuatan suatu perusahaan bisa diukur dengan kekuatan aktivanya terutama kas. Maka dari suatu perusahaan memerlukan adanya suatu sistem pengendalian terhadap intern kas itu sendiri guna melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi atas kas. Hal ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas.

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan judul:

“Pengawasan Intern Terhadap Kas Pada Balai Penelitian Sungei Putih”.

B.Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diambil maka penulis mengajukan masalah pokok yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu sejauh mana peran pengawasan intern terhadap kas, baik secara operasional maupun dari sisi pembukuan pada Balai Penelitian Sungei Putih.

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengawasan intern terhadap penerimaan kas pada Balai Penelitian Sungei Putih sudah berjalan dengan baik

2. Apakah pengawasan intern terhadap pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih sudah berjalan dengan baik.

(14)

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui apakah pengawasan intern terhadap penerimaan kas pada Balai Penelitian Sungei Putih sudah berjalan dengan baik.

b. Untuk mengetahui apakah pengawasan intern terhadap pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih sudah berjalan dengan baik.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Bagi penulis sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan pengawasan intern kas khususnya dalam hal penerimaan dan pengeluaran kas.

b. Bagi Balai Penelitian Sungei Putih sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem pengawasan yang ada agar dapat membuat kebijakan yang tepat dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.

c. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya sebagai bahan masukan untuk mengadakan penelitian pada topik yang sama agar hasil penelitian menjadi lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

D.Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

(15)

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN JUNI 2014

JULI 2014

I II III IV I II

1. Pengesahan Tugas Akhir 2. Pengajuan Judul

3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana isi

Adapun rincian sistematika penulisan tugas akhir ini yaitu: BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

Menguraikan sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan

rencana kegiatan.

(16)

Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai pengertian pengawasan intern kas, tujuan dan fungsi pengawasan intern kas, unsure-unsur pengawasan intern kas, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran, serta sistem pengawasan intern kas Balai Penelitian Sungei Putih.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

8

BAB II

BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

A.Sejarah Ringkas

Balai Penelitian Sungei Putih (BPSP) adalah unit kerja penelitian dan pengembangan perkaretan. Pembentukan BPSP yang dimulai sejak tahun 1981 sudah beberapa kali berganti nama sejalan dengan reorganisasi lembaga penelitian. Diawali dari SK Menteri Pertanian RI No. 790/Kpts/Org/1981 tentang berdirinya Balai Penelitian Perkebunan Sungei Putih (1981-1989), yang kemudian berubah menjadi Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Sungei Putih (1989-1992) berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No.823/Kpts/KB.110/89 dan SK AP31 No. 222/APP/89.

Selanjutnya, berdasarkan segi mandat komoditas Puslitbun Sungei Putih, bersama Puslitbun Sembawa, Puslitbun Getas, dan bagian Pasca Panen Karet pada Puslitbun Bogor dikelompokkan menjadi Pusat Penelitian Karet yang berkedudukan di Sungei Putih (1992-2003) berdasarkan SK DPH-AP31, No. 084/Kpts/DPH/X2/92.

(18)

Penelitian Teknologi Karet Bogor, sedangkan Puslitbun Sungei Putih menjadi kantor utama Pusat Penelitian Karet (Puslit Karet).

Pada tahun 2003 terjadi reorganisasi pada lembaga Pusat Penelitian Karet yang semula berkedudukan di Sungei Putih berpindah tempat ke Tanjung Morawa, sedangkan kantor Sungei Putih berubah nama menjadi Balai Penelitian Sungei Putih berdasarkan SK Direktur Eksekutif LRPI No.06/Kpts/LRPI/2003, tanggal 26 Maret 2003.

Berdasarkan struktur organisasi, susunan personalia BPSP dipimpin oleh seorang Kepala Balai setingkat dengan pejabat lapis dua di Pusat Penelitian Karet dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Pusat Penelitian Karet. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dalam Surat Keputusan Direktur Eksekutif LRPI No.06/Kpts/LRPI/2003, tanggal 26 Maret 2003 yang kemudian dibuat dalam SK Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara No.17/Kpts/RPN/2011, maka Kepala Balai dibantu oleh beberapa pejabat struktural setingkat Kepala Urusan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

1. Visi Balai Penelitian Sungei Putih

Visi Balai Penelitian Sungei Putih adalah menjadi perusahaan berbasis riset dan pengembangan teknologi perkebunan karet berkelas dunia, berdaya saing tinggi, dan terus berkembang.

2. Misi Balai Penelitian Sungei Putih

(19)

a. Memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian kepada pengguna.

b. Menghasilkan inovasi, merekayasa dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan, bagi pengembangan sistem dan usaha agribisnis karet untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional

c. Mendorong peningkatan kinerja industri berbasis karet di dalam negeri, melalui introduksi inovasi teknologi serta pelayanan yang proaktif.

d. Mendorong terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan guna mempertahankan kelestarian agroindustri.

e. Melakukan upaya-upaya yang mengarah pada kemandirian institusi secara finansial melalui kegiatan usaha yang berbasis pada kompetensi. 3. Tujuan Balai Penelitian Sungei Putih

Tujuan Balai Penelitian Sungei Putih adalah sebagai berikut:

a. Sebagai lembaga yang membantu tercapainya tujuan pembangunan pertanian khususnya di bidang agribisnis berbasis karet di Indonesia. b. Menjadi lembaga yang memberikan bantuan pelayanan kepada

stakeholder dan institusi lain (perkebunan swasta, petani, dan instansi

terkait).

B.Struktur Organisasi

(20)

adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

(21)

KEPALA BALAI URUSAN TATA USAHA KEPALA KEBUN ASISTEN URUSAN MONITORING ASISTEN URUSAN PEMBUKUAN& ADM ASISTEN URUSAN DIV. KEBUN SUNGEI PUTIH ASISTEN URUSAN DIVISI KEBUN SIKIJANG ASISTEN URUSAN DIV. PEMBIBITAN/N ON KARET ASISTEN URUSAN KEUANGAN Penjab Kasir Penjab Verifikasi Keuangan Penjab Pembukuan & Akuntansi ASISTEN URUSAN RUMAH TANGGA

Penjab Pool Kend. Teknik & Workshop

Penjab Bangunan Emplasmen. Umum ASISTEN URUSAN ADM. KEPEG Penjab Penggajian & Kesejahteraan

Penjab Hukum & Adm Kepegawaian Penjab Aset Inventarisasi ASISTEN URUSAN PGI Penjab Perencanaan & Pelaporan ASISTEN URUSAN KESEKRETARIATAN PERENCANAAN & PELAPORAN URUSAN KOMERSIALISASI HASILPENELITIAN ASISTEN URUSAN JASA ASISTEN URUSAN PROMOSI PEMASARAN URUSAN PENELITIAN ASISTEN URUSAN TATA OPERASIONAL PENELITIAN ASISTEN URUSAN LABORATORIUM.. RUMAH KACA &

STASIUN KLIMATOLOGI ASISTEN URUSAN PHP & PERPUSTAKAAN Penjab Pustaka KOORDINATOR PENELITIAN PENELITI

Struktur Organisasi Balai Penelitian Sungei Putih Sumber Data : Balai Penelitian Sungei Putih

[image:21.842.44.807.70.501.2]

Penjab Unit Kerja Tanjung Morawa

Keterangan :

PHP : Penyaluran Hasil Penelitian Penjab : Penanggung Jawab

Gambar 2.1

(22)

C.Job Description

1. Rincian tugas kepala balai a. Memimpin perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan perusahaan. c. Pengambil keputusan yang akan dijalankan perusahaan. 2. Rincian tugas bagian koordinator peneliti

a. Mengatur/mengkoordinasi jalannya kegiatan penelitian. b. Melaksanakan pengembangan teknologi hasil penelitian. 3. Rincian tugas bagian urusan penelitian

a. Melaksanakan kegiatan pemuliaan tanaman, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan, pasca panen, dan sosial ekonomi.

b. Melakukan pengujian hasil penelitian.

c. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan, workshop serta studi banding. 4. Rincian tugas bagian urusan komersialisasi hasil penelitian

a. Melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet.

b. Melaksanakan pemasaran/penjualan produk yang dimiliki oleh Balai Penelitian Sungei Putih.

5. Rincian tugas bagian urusan tata usaha

a. Melaksaksanakan urusan administrasi kepegawaian, penggajian dan kesejahteraan serta perlindungan hukum bagi para pegawainya.

(23)

c. Melaksanakan urusan asset/inventaris.

d. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

e. Melaksanakan urusan pool kendaraan, bangunan, teknik dan workshop. 6. Rincian tugas bagian kepala kebun

a. Mengatur urusan pembukuan dan administrasi di kebun percobaan. b. Mengatur urusan divisi Sungei Putih.

c. Mengatur urusan divisi Sikijang.

d. Mengatur urusan divisi Pembibitan/ Non Karet. 7. Rincian tugas bagian asisten urusan monitoring

a. Mengatur bagian administrasi dan teknis.

D.Jaringan Kegiatan

Balai Penelitian Sungei Putih bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah, BUMN maupun Perusahaan Swasta serta LSM untuk dapat mengimplementasikan aspek teknologi dalam agribisnis karet. Bentuk-bentuk kerjasama adalah sebagai berikut.

1. Kerjasama pengujian produk

Dalam pengujian produk, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan:

a. PT Cipta Para Sentosa b. PT Agro Dynamics Indo c. PT Golden Agro Jaya

(24)

Untuk pengembangan produk, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan :

a. PT SAN

b. PT Prima Agro Tech 3. Kerjasama advis teknis

Untuk advis teknis, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan : a. PT Prima Agro Tech

b. PT Cipta Para Sentosa c. B.I. Cabang Sibolga d. PTPN VIII

e. PT Multisrada

f. PT Sumber Sawit Makmur.

Dan sejumlah dinas perkebunan tingkat I dan II di Indonesia 4. Kerjasama pengawalan teknologi

Dalam pengawalan teknologi, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan :

a. PTPN III b. PTPN V c. PTPN VII d. PTPN VIII e. PTPN IX f. PTPN XIII

(25)

Untuk rekomendasi pemupukan, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan :

a. PTPN II b. PTPN V c. PTPN III d. PTPN XIII e. PT Numbing Jaya 6. Kerjasama studi kelayakan

Untuk studi kelayakan, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan: a. PTPN V

b. PTPN IV c. PT. Multistrada d. PT PD Paya Pinang. 7. Kerjasama pemurnian klon

Untuk memurnikan klon-klon unggul di kebun entres, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan:

a. Swiss Contact (LSM di Kabupaten Aceh Tamiang) b. Dishutbun Propinsi Aceh

E.Kinerja Kegiatan Terkini

(26)

Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja kegiatan terkini yang dijalankan perusahaan adalah: 1. Penelitian

Melaksanakan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi karet yang meliputi bidang prapanen (pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan), pasca panen, dan sosial ekonomi.

2. Pengembangan teknologi hasil penelitian

Dalam pengembangan teknologi hasil penelitian, Balai Penelitian Sungei Putih melakukan studi kelayakan usaha perkebunan karet, menyusun rekomendasi pemupukan, evaluasi penyediaan bahan tananaman unggul dan pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pengawalan teknologi penyadapan untuk mencapai produktivitas optimal pada tanaman menghasilkan (TM).

3. Kompetensi utama riset dan pengembangan

(27)

berusaha menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan perkebunan karet.

4. Pengadaan dan pengembangan produk hasil penelitian

Balai Penelitian Sungei Putih dalam kegiatan penelitian lebih lanjut melakukan perakitan teknologi dan formulasi berbagai produk yang bermanfaat bagi usaha perkebunan karet, antara lain rekomendasi pemupukan, rekomendasi pengendalian penyakit, rekomendasi penyadapan, klon-klon unggul, bahan tanam penutup tanah, biofungisida, pupuk lepas lambat, peralatan manajemen tajuk, peralatan sadap, stimulan lateks, alat pelindung panen, bahan penggumpal lateks, dan mesin mobile sawmill. 5. Konsultasi teknologi riset untuk komoditas karet

Balai Penelitian Sungei Putih melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet, terutama anggota Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Melaksanakan kegiatan alih teknologi karet.

6. Perdagangan produk perkebunan

(28)

SPPlus, bibit pisang kultur jaringan, Tap SP, mobile sawmill portable yang diproduksi sesuai pesanan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Balai Penelitian Sungei Putih antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi karet yang meliputi bidang prapanen (pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan), pasca panen, dan sosial ekonomi

2. Melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet, terutama anggota Lembaga Riset Perkebunan Indonesia

(29)

20

BAB III

PENGAWASAN INTERN TERHADAP KAS PADA BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

A.Pengertian Pengawasan Intern Kas

Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.

Istilah pengawasan intern meliputi sistem-sistem, prosedur-prosedur dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh suatu perusahaan untuk membantu memastikan bahwa transaksi-transaksi telah diotorisasi, diperiksa dan dicatatat secara layak.

Menurut Honggodjojo (1981 : 152) “Pengawasan intern adalah rangkaian daripada organisasi beserta segala peraturan dan cara-cara yang diciptakan dengan tujuan untuk mengamankan harta perusahaan, mengusahakan agar data-data akuntansi dapat diandalkan kebenarannya, merangsang tercapainya daya guna yang tinggi, serta mendorong agar kebijaksanaan pimpinan ditaati sebaik-baiknya. Pengawasan kas merupakan bagian yang tidak terpisah dari pengawasan intern, hanya saja pengawasan kas sebagai bagian yang lebih khusus dan mendetail.

(30)

manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik.

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan instansi tersebut.

1. Kas

Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Menurut Baridwan (2003 : 85) “kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca, kas adalah kas merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Menurut Dunia (2001 : 127) “kas adalah uang kas yang ada diperusahaan dan uang yang disimpan di bank, yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan".

Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller’s checks, cashier’s checks, bank draft dan money order.

(31)

kas terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu: Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan, mudah digunakan serta ditukarkan dengan harta lain.

Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada umumya suatu sistem pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan.

Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat pengawasan internal kas.

2. Jenis-jenis pengawasan internal a. Pengawasan akuntansi

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan yang dapat dipercaya, oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa:

(32)

2) Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut dan menekankan pertanggungjawaban atas harta kekayaan perusahaan. 3) Penguasaan atas harta perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan

atau wewenang pimpinan.

4) Jumlah aktiva prusahaan seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan aktiva yang ada pada waktu yang tepat dengan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan. b. Pengawasan administratif

Pengawasan administratif meliputi (tapi tidak terbatas pada) rencana serta prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membuat pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang atas terjadinya transaksi-transaksi. Pemberian wewenang tersebut merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengawasan akuntansi atau transaksi.

c. Pengawasan penggunaan

(33)

3. Ciri-ciri sistem pengawasan intern yang baik adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang baik.

Suatu struktur organisasi yang membagi fungsi organisasi secara tepat di antara petugas atau bagian dan di dalamnya terdapat pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berhubungan. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan kekeliruan dan penyelewengan.

b. Prosedur pemberian wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Penyelenggaraan catatan-catatan akuntansi harus dipisahkan sebagai bagian tersendiri dan bertanggung jawab penuh terhadap data akuntansi perusahaan. Pembagian tanggung jawab harus dilakukan dengan tepat dan teliti, sehingga tiap pegawai mengetahui dengan jelas, kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Begitu pula pembagian wewenang harus dilaksanakan dengan teliti, sehingga tiap pejabat mengetahui tanpa ragu-ragu, siapa yang berwenang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, dan siapa tidak.

c. Menaati setiap tugas dan menjalankannya dengan benar.

Praktik-praktik yang sehat yang harus dijalankan harus ditaati dan dijalankan oleh setiap bagian organisasi. Setiap bagian harus mengetahui tugasnya masing-masing secara jelas dan benar serta menjalankannya dengan sungguh-sungguh.

d. Penempatan pegawai secara tepat.

(34)

sebaik-baiknya. Hal ini menuntut adanya petugas yang dapat memahami dan mampu melaksanakan tugas yang telah ditentukan baginya. Sehingga perlu dilakukannya seleksi bagi para karyawan.

e. Pemeriksaan yang bebas

Untuk menentukan apakah prinsip-prinsip pengendalian intern diterapkan secara efektif, sistem tersebut secara berkala harus diperiksa dan dinilai oleh auditor intern (internal auditor), yang bebas (independen) terhadap pegawai yang bertanggung jawab atas kegiatan operasi perusahaan. f. Adanya bukti dan tindakan pengamanan

Bukti-bukti dan tindakan pengamanan harus dimanfaatkan untuk melindungi aktiva perusahaan dan memastikan kecermatan data akuntansi. Prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai teknik dan prosedur, misalnya penggunaan perkiraan pengendali dan buku besar tambahan, penggunaan rekening bank dan tindakan pengamanan lain untuk uang kas, investasi, dan dokumen-dokumen berharga lain serta penggunaan berbagai macam peralatan mekanis.

g. Pengendalian atas uang kas

(35)

1) Rekening bank 2) Rekening koran 3) Rekening giro 4) Rekonsiliasi bank 5) Cek

h. Pengawasan terhadap uang tunai

Pengamanan untuk kas yang baik dan berfaedah baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi masyarakat business ialah apabila kas perusahaan pada prinsipnya disimpan di bank dan semua pengeluaran dilakukan dengan cek.

Secara garis besar pengawasan kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu: administrative dan accounting control sesuai dengan tanggung jawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari:

1) Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan / instansi.

2) Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

3) Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang.

B.Tujuan dan Fungsi Pengawasan Intern Kas 1. Tujuan pengawasan intern

(36)

penyelewengan yang dilakukan terhadap kas. Pengawasan intern kas tercakup dalam suatu pengawasan intern kas. Pada dasarnya tujuan pengawasan intern kas adalah:

a. Diperolehnya data dan informasi mengenai kas yang sebenarnya. b. Diperolehnya keakuratan data.

c. Untuk mencek kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

d. Untuk mencek pelaksanaan kegiatan mengenai kas sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.

2. Pengawasan intern kas dapat diterapkan dengan cara, yaitu: a. Pengawasan terhadap penerimaan kas

Sumber penerimaan uang kas yang lazim dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan kas pelunasan piutang untuk penjualan kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan investasi sementara atau penjualan aktiva tetap perusahaan. Agar semua hasil penerimaan ini dapat diamankan dan menjadi milik perusahaan maka pengawasan intern yang baik harus diciptakan dan dibina. Adapun prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:

1) Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank. 2) Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi

(37)

3) Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

b. Pengawasan terhadap pengeluaran kas

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut: 1) Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. 2) Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

3) Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.

4) Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan buktibukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.

5) Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. 6) Diharuskan membuat laporan kas harian.

3. Fungsi pengawasan intern kas

(38)

menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan

dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang besar. Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengawasan intern kas secara rinci harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan intern kas tersebut harus memberikan kepastian pada:

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid). b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat. c. Setiap transaksi yang terjadi harus di catat.

d. Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat. e. Transaksi yang terjadi harus di klasifikasikan dengan tepat. f. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat.

C.Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas

Adapun unsur-unsur yang menjadi syarat pengawasan intern adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengawasan

(39)

2. Penilaian resiko

Manajemen harus memperhitungkan risiko yang setiap ada dan mengambil langkah penting untuk mengendalikannya sehingga tujuan dari pengawasan internal dapat dicapai.

3. Prosedur pengawasan

Prosedur Pengawasan ditetapkan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan penggelapan. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

b. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

c. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

d. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern kas.

4. Pemantauan

(40)

D.Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Balai Penelitian Sungei Putih 1. Prosedur penerimaan kas

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan Balai Penelitian Sungei Putih meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pendapatan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggung jawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan sistem komputerisasi.

Adapun prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Sungei Putih secara lebih rinci, meliputi:

a. Apabila penerimaan yang berasal dari usaha pokok pada dasarnya sama dengan penerimaan yang berasal dari kegiatan diluar usaha pokok yaitu didasarkan atas faktur penjualan yang dibuat berdasarkan Kontrak/ Surat Perintah Kerja dan Laporan penyelesaian pekerjaan, Berita Acara Penyelesaian/ penyerahan pekerjaan.

b. Berdasarkan syarat-syarat pembayaran dan penyerahan hasil pekerjaan dalam kontrak, maka untuk setiap pembayaran/ penyerahan barang, bagian keuangan akan membuat faktur penjualan rangkap 3 (tiga).

c. Pemohon datang ke bagian Keuangan untuk membayar dengan menunjukkan faktur tagihannya.

(41)

e. Atas dasar faktur tagihan, bukti kas masuk dan kwitansi yang dibawa nasabah ke kasir, kasir akan menerima pembayaran sesuai dengan jumlah yang tercantum dan di cap “Lunas” dan ditandatangani oleh kasir. Kemudian pembeli dapat mengambil barangnya.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi penerimaan kas pada Balai Penelitian Sungei Putih terdiri atas:

a. Surat permohonan pemberian jasa, pembelian barang b. Surat pemberitahuan dari debitur/ Bank

c. Bukti penerimaan kas d. Register kas masuk/ keluar

e. Surat permohonan penyetoran uang f. Nota penjualan/ faktur

g. Laporan hasil analisa

h. Surat pemberitahuan hasil analisa i. Berita acara penyerahan hasil analisa

j. Laporan hasil survey, pemetaan, rekomendasi, dll k. Surat pertanggungjawaban dana pemerintah 2. Prosedur pengeluaran kas

(42)

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Sungei Putih meliputi:

a. Menerima berkas/ kwitansi tagihan pembayaran. b. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang. c. Membuat bukti pengeluaran kas/ cek.

d. Mencetak bukti pengeluaran berupa kas/ cek.

e. Memaraf/ meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran dibukti pengeluaran kas/ cek.

f. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di bukti pengeluaran kas/ bank.

g. Untuk pembayaran melalui bank dibuatkan cek/ giro

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih terdiri atas:

a. Surat permohonan pengeluaran uang. b. Bukti pengeluaran kas

c. Kontrak/ surat perjanjian jual beli/ pesanan pengadaan

d. Surat permohonan pembelian bahan/ alat/ cetakan/ barang /aktiva tetap/ inventaris

e. Bukti penerimaan bahan/ alat/ cetakan/ barang/ aktiva tetap/ inventaris f. Daftar gaji (rutin) : staff, bulanan tetap, honorer.

g. Daftar tunjangan (rutin) : staff, bulanan tetap, honorer h. Kartu jam hadir/ absensi

(43)

j. Perintah lembur

k. Permohonan perjalan dinas l. Surat perintah perjalanan dinas m.Permintaan tenaga harian lepas n. Perintah kerja BHL

o. Dokumen-dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

E.Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Balai Penelitian Sungei Putih 1. Jenis-jenis penerimaan kas

Penerimaan kas pada Balai Penelitian Sungei Putih bersumber dari: a. Pendapatan utama:

1) Pendapatan dari penelitian 2) Pendapatan dari pelayanan b. Pendapatan penjualan:

1) Karet 2) TBS sawit

3) Bahan tanaman karet 4) Bahan tanaman sawit 5) Produk hasil penelitian 2. Jenis-jenis pengeluaran kas

Pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih, secara umum mencakup:

(44)

c. Pengeluaran biaya penelitian d. Pengeluaran biaya pengembangan e. Pengeluaran biaya biro umum f. Pengeluaran biaya kebun percobaan g. Pengeluaran biaya tanaman/ pengolahan

h. Pengeluaran biaya mess, poliklinik, bengkel dll. i. Pengeluaran biaya DIP/ loan/ grand

F. Sistem Pengawasan Intern Kas Balai Penelitian Sungei Putih

1. Sistem pengawasan intern terhadap penerimaan kas Balai Penelitian Sungei Putih

Untuk mengawasi prosedur penerimaan kas di Balai Penelitian Sungei Putih maka pihak manajemen menerapkan hal-hal berikut:

a. Setiap penerimaan dicatat tepat pada waktunya.

b. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

c. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

d. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

e. Fungi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

(45)

g. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

2. Sistem pengawasan intern terhadap pengeluaran kas Balai Penelitian Sungei Putih

Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran kas yang dilakukan Balai Penelitian Sungei Putih adalah sebagai berikut:

a. Setiap pengeluaran dicatat tepat pada waktunya.

b. Menetapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

c. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh pejabat berwenang yang telah ditetapkan.

d. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut. e. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh petugas yang

berbeda.

f. Bagian keuangan membuat laporan keuangan setiap bulannya.

g. Bagian keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran. h. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi tanda

(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bagian-bagian yang perlu untuk dibahas tentang bagaimana sistem pengawasan baik itu penerimaan maupun pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih telah terlebih dahulu dicantumkan diatas. Berdasarkan data yang telah disusun oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun kecil harus tetap menjaga kestabilan neraca keuangan mereka agar selalu bisa membiaya keperluan rumah tangga perusahaan/ instansi tersebut.

Seperti yang sudah dikemukakan diatas, kekuatan suatu perusahaan/ instansi itu bisa diukur dengan seberapa besar kekuatan financial mereka. Kekuatan kas yang stabil akan menunjang kinerja perusahaan, semua keperluan perusahaan akan terpenuhi guna bisa bersaing di era globalisasi ini. Manajemen kas yang efektif juga memerlukan pengawasan internal yang baik guna melindungi kas dari pencurian dan penggelapan. Hal ini karena kas merupakan aktiva yang paling lancer, sehingga lebih mudah untuk diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik.

Secara umum sistem pengawasan kas selalu membedakan antara pihak yang menangani pemasukan dan pengeluarandengan pihak yang melakukan pembukuan. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya manipulasi dalam pencatatan/ pembukuan.

(47)

1. Menetapkan tanggung jawab dan tugas secara khusus dalam menangani penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Mengadakan pemisahan terhadap penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

3. Mengadakan audit internal pada selang waktu tertentu, terutama pemeriksaan terhadap keadaan kas perusahaan.

4. Memilih dan menetapkan karyawan yang jujur dalam memegang kas perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap pengawasan intern kas pada Balai Penelitian Sungei Putih, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengawasan kas yang telah dilakukan telah berjalan dengan efektif karena semua pengeluaran dan penerimaan kas yang terjadi sudah dikendalikan dengan baik.

2. Struktur organisasi pada Balai Penelitian Sungei Putih dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan intern kas yang efektif di Balai Penelitian Sungei Putih.

(48)

dari penyelewengan, agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.

4. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada Balai Penelitian Sungei Putih sudah cukup baik dengan adanya berkas-berkas yang telah disahkan berupa kwitansi, faktur, cek atau catatan yang berhubungan dengan pengeluaran dan penerimaan kas yang dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap berkas-berkas tersebut.

B.Saran

Untuk Menambah manfaat penulisan penelitian ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain:

1. Sistem pengawasan yang diterapkan di Balai Penelitian Sungei Putih hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus-menerus.

2. Meniliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang, memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat-surat masuk serta cek yang diterima.

(49)

4. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berulang agar prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di Balai Penelitian Sungei Putih jelas dan lebih lanjut adanya pemeriksaan oleh auditor internal.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan Zaki, 2004. Intermedite Accounting, Edisi 8, BPFE, Yogyakarta.

Dunia Firdaus, 1999. Modul Pengantar Akuntansi 1, Fakultas Ekonomi Universitas Idonesia, Jakarta.

Hoggodjojo Aminin, 1981. Dasar-dasar Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Kieso E. Donald, Warfield Terry dan Weygandt Jerry, 2007. Akuntansi Intermediate, Edisi 12, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Philip dan Niswonger, 1992. Dasar-dasar Akuntansi, Edisi Revisi 1, Rineka Cipta, Jakarta.

Philip, Reeve James dan Warren Carl, 2005. Accounting, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.

Rochaety Ety, Ratih Tresnati, Abdul H, Madjid Latief, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta

(51)

Gambar

Keterangan : Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

(“Indosat” or “Company”) held a Public Expose related to the issuance of Indosat Bonds VI Year 2008 (“Bond”) and Sukuk Ijarah Indosat III Year 2008 (“Sukuk”), both in

Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara permanent dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh organisasi, tetapi organisasi diizinkan

Penilaian unjuk kerja menilai maha- siswa berdasar pengalaman belajar yang diterima mahasiswa.Menurut dosen pengampu, penilaian unjuk kerja sesuai dengan capaian

Selanjutnya akan tampil pop up window Form Kontrak yang dapat diisi oleh PPK seperti Nomor Kontrak, Tanggal Kontrak, kemudian tekan tombol Cari File untuk mencari softcopy hasil scan

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan yang disebut pula dengan istilah Library Research yaitu penelitian yang menekankan sumber

10 Pegawai memberikan kepercayaan kepada pengguna ketika berada di perpustakaan. 11 Pegawai harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain pada tabel keaslian diatas adalah perbedaan tempat, subjek dan waktu yang digunakan : Judul penelitian ini adalah “

Peneliti mengambil sampel secara random, dari 8 rekam medis pasien BPJS rawat inap penyakit gastroenteritis terdapat 6 r ekam medis yang menunjukkan ketidaktepatan pengkodean