• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau dari Aspek Pemeliharaan TM di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau dari Aspek Pemeliharaan TM di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

FAUZAN A24053780

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

FAUZAN. Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau dari Aspek Pemeliharaan TM di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi (Dibimbing oleh EKO SULISTYONO dan HARIYADI).

Komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu

tanaman penting dan sangat mendukung tingkat perekonomian bangsa, oleh

karena itu peningkatan produksi diharapkan selaras dengan tindakan budidaya

yang diberikan terutama kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan

magang ini adalah untuk menambah pengalaman kerja profesi, keterampilan dan

jiwa kewirausahaan baik secara teknis maupun secara manajerial terutama di

bidang pemeliharaan TM kelapa sawit.

Kegiatan magang dilaksanakan di PT Jambi Agro Wijaya Kebun

Mentawak bulan Februai-Juni 2009. Kegiatan dilakukan dengan bekerja sebagai

karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, mandor, pendamping asisten

divisi. Pengumpulan data diperoleh dengan pengamatan di lapang, diskusi dengan

karyawan dan dari data arsip kebun.

Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan produktivitas

perkebunan dan produktivitas optimum dan menghubungkannya dengan kegiatan

pemeliharaan TM yang diterapkan di lapang. Kegiatan evaluasi pemeliharaan TM

dilakukan setelah perbandingan kedua produktivitas tersebut sehingga diperoleh

upaya perbaikan untuk tetap menjaga dan meningkatkan produktivitas kebun.

Berdasarkan data dari Kantor pusat kebun, produktivitas TBS PT JAW

Kebun mentawak dari 6 tahun terakhir menunjukkan peningkatan tiap tahunnya,

namun peningkatan tersebut masih dibawah produktivitas optimum yang dapat

dicapai. Hal ini disebabkan oleh kondisi lahan dan kegiatan pemeliharaan yang

kurang. Kegiatan pemeliharaan mulai berkurang sejak tahun 2009, bahkan

sebagian kegiatan tidak dapat direalisasikan seperti pemupukan anorganik pada

(3)

Berdasarkan pengamatan, pemupukan yang dilakukan hanya berupa pupuk

abu janjang dan sebagian pupuk CuSO4 di Divisi II. Pengamatan menunjukkan

dosis yang digunakan sesuai dengan dosis rekomendasi namun variasi yang

berbeda tiap pokok tanaman sehingga masih terjadi penumpukan. Efisiensi dan

efektifitas pemupukan juga berhubungan dengan waktu pemupukan, berdasarkan

curah hujan bulanan pemupukan semester pertama dapat dilakukan pada bulan

Februari dan semester kedua pada bulan Mei-Oktober. Namun pemupukan masih

saja dilakukan pada bulan basah yang mencapai curah hujan 299 mm (efektif

100-250 mm).

Secara umum kegiatan pemeliharaan di PT JAW Kebun Mentawak masih

rendah dan perlu diperhatikan terutama kegiatan pemupukan. Upaya perbaikan

dapat dilakukan dengan mewajibkan kegiatan breafing pagi, pengawasan lebih

ditingkatkan, memberlakukan premi dan denda serta sistem untilan pada kegiatan

(4)

EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Fauzan

A24053780

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

Nama : FAUZAN

NRP : A24053780

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi Dr. Ir. Hariyadi, MS

NIP: 19620225 198703 1 001 NIP: 19611008 198601 1 001

Mengetahui.

Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc

NIP : 19610202 198601 1 001

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera

Barat dari pasangan Bapak Waskarni dan Ibu Dahlina. Penulis merupakan anak

kelima dari enam bersaudara yaitu Abang Riswan, Ondah Isma, Ketek Ermawati,

Utih Eriyanti dan Rahmiati.

Pendidikan formal dimulai dari tingkat SDN 16 Brastagi Lembah

Melintang dari tahun 1994-1999, SLTPN 1 Lembah Melintang dari tahun

1999-2002, SMAN 1 Lembah Melintang dari tahun 2002-2005, Institut Pertanian Bogor

dari tahun 2005-2009.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian pada Program Sarjana (Strata 1).

Masuk ke IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) yang

diselenggarakan oleh PT Bakrie Pasaman Plantations mulai dari Agustus 2005.

Tahun 2008 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal dan tahun 2009 melaksanakan kegiatan magang selama

empat bulan di PT JAW Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada

Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, Amin.

Atas kehendak Allah sajalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau

dari Aspek Pemeliharaan TM. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian IPB.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua,

kakak dan adikku yang baik hati dan Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi dan Dr. Ir.

Hariyadi, MS sebagai dosen pembimbing dan seluruh dosen Agronomi dan

Hortikultura yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi selama

penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pimpinan

PT. Bakrie Pasaman Plantations yang telah memberikan bantuan selama

pelaksanaan studi dan magang. Pimpinan PT JAW Kebun Mentawak, Para

Asisten, Mandor, Kerani, dan seluruh karyawan yang telah membantu dalam

perolehan data dan penulisan skripsi.

Teman-teman AGH’42 terima kasih atas semua kebersamaannya dalam

suka dan duka, Al Ahzan Crew, teman-teman Bogor dan teman-teman Pasaman,

spesial Belahan Jiwa yang selalu memberi semangat, terima kasih.

Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat selama

perkuliahan dan penulisan skripsi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Bogor, September 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Magang ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Tanaman Kelapa Sawit ... 3

Botani Kelapa Sawit ... 3

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ... 4

Pemeliharaan Kelapa Sawit ... 5

Sistem Budidaya ... 6

METODE MAGANG ... 7

Tempat dan Waktu ... 7

Metode Pelaksanaan ... 7

Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 8

KONDISI UMUM KEBUN ... 9

Lokasi Kebun ... 9

Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi ... 9

Kondisi Lahan dan Pertanaman Kebun ... 10

Fasilitas Kebun... 12

Produksi dan Produktivitas Kebun ... 12

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 13

PELAKSANAAN KEGIATAN TEKNIS KEBUN ... 16

Pembibitan ... 16

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ... 23

Pengendalian Gulma ... 23

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan ... 27

Pengangkutan dan Pemasangan titi panen ... 28

Pemeliharaan Parit ... 29

Pemupukan ... 30

Pengendalian Hama Ulat Api ... 33

Penunasan/Prunning ... 36

Pemanenan ... 37

(9)

PELAKSANAAN KEGIATAN MANAJERIAL KEBUN ... 46

Pendamping Mandor ... 46

Pendamping Asisten Divisi ... 54

PEMBAHASAN ... 56

Pemeliharaan TM dan Produktivitas Kebun ... 56

Evaluasi Pemupukan ... 58

Upaya Perbaikan Pemeliharaan TM... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kondisi Lahan dan Pertanaman PT JAW Kebun Mentawak ... 11

2. Produksi TBS PT JAW Kebun Mentawak Tahun 2003-2008 ... 13

3. Jumlah TK HIP, SKU, dan KHL di PT JAW Kebun Mentawak ... 14

4. Jumlah Penerimaan dan Penanaman Kecambah Bulan Mei 2009 ... 19

5. Hasil Babat Piringan Selektif di Divisi V Blok A16 ... 26

6. Alat-alat Panen ... 39

7. Laporan Panen Harian di Divisi V Bulan Mei 2009 ... 41

8. Ketentuan Basis Borong dan Premi Tahun 2009 ... 42

9. Hasil Pengangkutan TBS di Divisi V Bulan Mei 2009 ... 45

10. Jenis, Rencana, dan Realisasi Pemupukan Tahun 2007 dan 2008 ... 58

11. Ketepatan Dosis pada Pemupukan CuSO4 di Divisi II ... 59

(11)

EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

FAUZAN A24053780

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

FAUZAN. Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau dari Aspek Pemeliharaan TM di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi (Dibimbing oleh EKO SULISTYONO dan HARIYADI).

Komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu

tanaman penting dan sangat mendukung tingkat perekonomian bangsa, oleh

karena itu peningkatan produksi diharapkan selaras dengan tindakan budidaya

yang diberikan terutama kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan

magang ini adalah untuk menambah pengalaman kerja profesi, keterampilan dan

jiwa kewirausahaan baik secara teknis maupun secara manajerial terutama di

bidang pemeliharaan TM kelapa sawit.

Kegiatan magang dilaksanakan di PT Jambi Agro Wijaya Kebun

Mentawak bulan Februai-Juni 2009. Kegiatan dilakukan dengan bekerja sebagai

karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, mandor, pendamping asisten

divisi. Pengumpulan data diperoleh dengan pengamatan di lapang, diskusi dengan

karyawan dan dari data arsip kebun.

Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan produktivitas

perkebunan dan produktivitas optimum dan menghubungkannya dengan kegiatan

pemeliharaan TM yang diterapkan di lapang. Kegiatan evaluasi pemeliharaan TM

dilakukan setelah perbandingan kedua produktivitas tersebut sehingga diperoleh

upaya perbaikan untuk tetap menjaga dan meningkatkan produktivitas kebun.

Berdasarkan data dari Kantor pusat kebun, produktivitas TBS PT JAW

Kebun mentawak dari 6 tahun terakhir menunjukkan peningkatan tiap tahunnya,

namun peningkatan tersebut masih dibawah produktivitas optimum yang dapat

dicapai. Hal ini disebabkan oleh kondisi lahan dan kegiatan pemeliharaan yang

kurang. Kegiatan pemeliharaan mulai berkurang sejak tahun 2009, bahkan

sebagian kegiatan tidak dapat direalisasikan seperti pemupukan anorganik pada

(13)

Berdasarkan pengamatan, pemupukan yang dilakukan hanya berupa pupuk

abu janjang dan sebagian pupuk CuSO4 di Divisi II. Pengamatan menunjukkan

dosis yang digunakan sesuai dengan dosis rekomendasi namun variasi yang

berbeda tiap pokok tanaman sehingga masih terjadi penumpukan. Efisiensi dan

efektifitas pemupukan juga berhubungan dengan waktu pemupukan, berdasarkan

curah hujan bulanan pemupukan semester pertama dapat dilakukan pada bulan

Februari dan semester kedua pada bulan Mei-Oktober. Namun pemupukan masih

saja dilakukan pada bulan basah yang mencapai curah hujan 299 mm (efektif

100-250 mm).

Secara umum kegiatan pemeliharaan di PT JAW Kebun Mentawak masih

rendah dan perlu diperhatikan terutama kegiatan pemupukan. Upaya perbaikan

dapat dilakukan dengan mewajibkan kegiatan breafing pagi, pengawasan lebih

ditingkatkan, memberlakukan premi dan denda serta sistem untilan pada kegiatan

(14)

EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Fauzan

A24053780

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul : EVALUASI DAN UPAYA PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI ASPEK PEMELIHARAAN

TM DI PT JAMBI AGRO WIJAYA KEBUN MENTAWAK,

AIR HITAM, SAROLANGUN, JAMBI

Nama : FAUZAN

NRP : A24053780

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi Dr. Ir. Hariyadi, MS

NIP: 19620225 198703 1 001 NIP: 19611008 198601 1 001

Mengetahui.

Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc

NIP : 19610202 198601 1 001

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera

Barat dari pasangan Bapak Waskarni dan Ibu Dahlina. Penulis merupakan anak

kelima dari enam bersaudara yaitu Abang Riswan, Ondah Isma, Ketek Ermawati,

Utih Eriyanti dan Rahmiati.

Pendidikan formal dimulai dari tingkat SDN 16 Brastagi Lembah

Melintang dari tahun 1994-1999, SLTPN 1 Lembah Melintang dari tahun

1999-2002, SMAN 1 Lembah Melintang dari tahun 2002-2005, Institut Pertanian Bogor

dari tahun 2005-2009.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian pada Program Sarjana (Strata 1).

Masuk ke IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) yang

diselenggarakan oleh PT Bakrie Pasaman Plantations mulai dari Agustus 2005.

Tahun 2008 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kecamatan

Bojong Kabupaten Tegal dan tahun 2009 melaksanakan kegiatan magang selama

empat bulan di PT JAW Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi.

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada

Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, Amin.

Atas kehendak Allah sajalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau

dari Aspek Pemeliharaan TM. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian IPB.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua,

kakak dan adikku yang baik hati dan Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi dan Dr. Ir.

Hariyadi, MS sebagai dosen pembimbing dan seluruh dosen Agronomi dan

Hortikultura yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi selama

penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pimpinan

PT. Bakrie Pasaman Plantations yang telah memberikan bantuan selama

pelaksanaan studi dan magang. Pimpinan PT JAW Kebun Mentawak, Para

Asisten, Mandor, Kerani, dan seluruh karyawan yang telah membantu dalam

perolehan data dan penulisan skripsi.

Teman-teman AGH’42 terima kasih atas semua kebersamaannya dalam

suka dan duka, Al Ahzan Crew, teman-teman Bogor dan teman-teman Pasaman,

spesial Belahan Jiwa yang selalu memberi semangat, terima kasih.

Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat selama

perkuliahan dan penulisan skripsi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Bogor, September 2009

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Magang ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Tanaman Kelapa Sawit ... 3

Botani Kelapa Sawit ... 3

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ... 4

Pemeliharaan Kelapa Sawit ... 5

Sistem Budidaya ... 6

METODE MAGANG ... 7

Tempat dan Waktu ... 7

Metode Pelaksanaan ... 7

Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 8

KONDISI UMUM KEBUN ... 9

Lokasi Kebun ... 9

Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi ... 9

Kondisi Lahan dan Pertanaman Kebun ... 10

Fasilitas Kebun... 12

Produksi dan Produktivitas Kebun ... 12

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 13

PELAKSANAAN KEGIATAN TEKNIS KEBUN ... 16

Pembibitan ... 16

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ... 23

Pengendalian Gulma ... 23

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan ... 27

Pengangkutan dan Pemasangan titi panen ... 28

Pemeliharaan Parit ... 29

Pemupukan ... 30

Pengendalian Hama Ulat Api ... 33

Penunasan/Prunning ... 36

Pemanenan ... 37

(19)

PELAKSANAAN KEGIATAN MANAJERIAL KEBUN ... 46

Pendamping Mandor ... 46

Pendamping Asisten Divisi ... 54

PEMBAHASAN ... 56

Pemeliharaan TM dan Produktivitas Kebun ... 56

Evaluasi Pemupukan ... 58

Upaya Perbaikan Pemeliharaan TM... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kondisi Lahan dan Pertanaman PT JAW Kebun Mentawak ... 11

2. Produksi TBS PT JAW Kebun Mentawak Tahun 2003-2008 ... 13

3. Jumlah TK HIP, SKU, dan KHL di PT JAW Kebun Mentawak ... 14

4. Jumlah Penerimaan dan Penanaman Kecambah Bulan Mei 2009 ... 19

5. Hasil Babat Piringan Selektif di Divisi V Blok A16 ... 26

6. Alat-alat Panen ... 39

7. Laporan Panen Harian di Divisi V Bulan Mei 2009 ... 41

8. Ketentuan Basis Borong dan Premi Tahun 2009 ... 42

9. Hasil Pengangkutan TBS di Divisi V Bulan Mei 2009 ... 45

10. Jenis, Rencana, dan Realisasi Pemupukan Tahun 2007 dan 2008 ... 58

11. Ketepatan Dosis pada Pemupukan CuSO4 di Divisi II ... 59

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Keadaan Pembibitan Mentawak ... 17

2. Kecambah Normal ... 18

3. Penanaman Bibit di PN ... 21

4. Sistem Irigasi Kirico ... 22

5. Pengaruh Gulma di Parit ... 23

6. Sebelum dan Sesudah Babat Piringan Selektif... 27

7. Perbaikan Jalan dengan Road Greader ... 27

8. Pemasangan Titi Panen di Blok C15 Divisi III ... 29

9. Kondisi Parit di Divisi V ... 30.

10. Pemupukan Abu Janjang di Blok A25 Divisi VI ... 31

11. Serangan Ulat Api di Blok A18 Divisi V ... 33

12. Aplikasi Swingfog di Blok A17 Divisi V ... 36

13. Langsir TBS dengan Jonder MF di Dusun Baru ... 43

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Kelapa Sawit ... 67

2. Jurnal Harian Magang di PT JAW Kebun Mentawak ... 68

3. Peta PT JAW Kebun Mentawak ... 74

4. Data Curah Hujan di PT JAW Kebun Mentawak ... 75

5. Kedalaman Gambut ... 77

6. Jenis Ulat Api di PT JAW Kebun Mentawak ... 78

7. Buku Kegiatan Mandor Perawatan ... 80

(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu

tanaman penting dan sangat mendukung tingkat perekonomian bangsa karena

memiliki aspek yang nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, baik untuk kebutuhan

pangan maupun non pangan.

Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis. Pertama,

minyak sawit merupakan bahan utama minyak goreng, sehingga pasokan yang

kontinu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng. Kedua, sebagai salah satu

komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditas ini memiliki prospek

yang baik sebagai sumber perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses

produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan

sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelapa sawit telah menyumbang banyak terhadap bangsa terutama karena

menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan menyerap banyak tenaga kerja disekitar

perkebunan. Minyak mentah CPO ini dapat dijadikan sebagai bahan baku industri

minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, tekstil, dan etanol yang menjadi

perhatian dunia dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif pengganti

minyak bumi. Menurut Fauzi et al. (2008) potensi CPO ini terbukti dari semakin

bertambahnya jumlah penduduk dunia yang berimplikasi pada pertambahan

kebutuhan pangan terutama minyak goreng.

Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal Perkebunan (2007) luas

areal perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia pada tahun 2004 seluas 5 597

158 ha dan meningkat menjadi 6 074 926 ha pada tahun 2006 dengan kebutuhan

areal lahan yang semakin tinggi untuk penanaman kelapa sawit yaitu diatas 10%

per tahun. Seiring dengan peningkatan luas areal perkebunan, produksi minyak

sawit mentah CPO juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun 2004

tingkat produk CPO telah mencapai ± 12 juta ton dengan proyeksi pertumbuhan

pemakaian minyak CPO dunia 3.6% per tahun. Hal ini tentu saja menciptakan

(24)

Produksi CPO yang tinggi dan bermutu diapat diperoleh apabila jumlah

produksi kelapa tinggi. Berbagai manajemen industri dan pemeliharaan telah

dimulai sejak awal, menurut Yahya (1990) untuk mencapai produksi maksimal

maka usaha pembudidayaan tanaman dimulai sejak persiapan lahan sampai

dengan panen dan hasil siap dipasarkan. Penerapan teknologi budidaya yang baik

(good agricultutral practices), termasuk didalamnya aspek pemeliharaan memegang peranan penting dalam pencapaian peningkatan produktivitas tersebut.

Teknik budidaya tersebut termasuk pemeliharaan menjadi kegiatan utama

dalam perkebunan kelapa sawit, menurut Lubis (1992) pemeliharaan tanaman

menghasilkan (TM) merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan proses

produksi untuk mendapatkan produksi kelapa sawit tetap maksimal dan cukup

banyak memerlukan tenaga dan biaya.

Selain itu perusahaan perkebunan juga harus tetap melakukan perbaikan

dan peningkatan serta pengembangan secara terus menerus agar perusahaan dapat

menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu cara adalah dengan melakukan

evaluasi sistem budidaya yang berpengaruh langsung terhadap hasil produksi,

selanjutnya dilakukan upaya perbaikan dari sistem budidya tersebut yang dapat

meningkatkan produsi kembali.

Tujuan Magang

Secara umum tujuan kegiatan magang di perkebunan kelapa sawit adalah

sebagai aplikasi dari materi kuliah yang diberikan secara teknis kenyataannya di

lapang sehingga menambah pengalaman kerja profesi, untuk menambah wawasan

dalam pengalaman kerja sehingga mahasiswa lebih profesional, terampil dan

memiliki jiwa kewirausahaan. Selain teknis, mahasiswa juga memiliki

kemampuan manajerial karena dalam praktek lapang selalu mengkaji dan

mengidentifikasi setiap permasalahan yang ditemukan untuk dicari

permasalahannya.

Secara khusus, magang ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kondisi

(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kelapa Sawit

Botani Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Famili : Areraceae

Sub famili : Cocosoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit termasuk tanaman

monokotil sehingga kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang.

Sistem perakaran kelapa sawit terdiri atas akar primer yang keluar dari bagian

bawah batang (bulb) tumbuh secara vertikal atau mendatar. Akar sekunder yang

tumbuh dari akar primer secara mendatar ataupun ke bawah dan akar tersier serta

kuarter tumbuh di permukaan sehingga paling aktif mengambil hara dan air dalam

tanah.

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus keatas tanpa cabang, berbentuk

silindris dan berdiameter 40-60 cm dengan ketinggian dapat mencapai 10-11 m

dan terus bertambah tinggi selama tanaman hidup.

Daun tanaman kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Terdapat

pangkal pelepah daun yang terdiri atas rachis, tangkai anak daun, duri-duri, helai

anak daun, ujung daun, lidi, tepi daun, dan daging daun. Panjang daun berkisar

5-7 m dengan satu tulang daun utama (rachis), 100-160 pasang anak daun, satu

tangkai daun yang berduri.

Bunga kelapa sawit termasuk monoecious dan berbentuk mayang, dengan

satu inflor dibentuk dalam ketiak setiap daun segera setelah diferensiasi dari

(26)

mengelilingi satu biji. Biji buah yang masak mengandung 45-50% minyak dengan

inti sawit 48-52%.

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada suhu 270C dengan suhu

maksimum 330C. Curah hujan rata-rata tahun yang ideal adalah 1250-3000 mm

dengan distribusi yang merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang

berkepanjangan (bulan kering kurang dari 3 bulan). Kelembaban berkisar antara

50-90% dan optimal pada kadar 80% dengan ketinggian tempat kurang dari 400 m

di atas permukaan laut. Bentuk wilayah adalah datar sampai berombak dengan

kemiringan lereng 0-8%.

Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit menurut Lubis (1992) adalah:

1. Solum tebal 80 cm, baik untuk penyerapan hara tanaman.

2. pH tanah yang baik adalah 5 - 5.5.

3. Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan

permeabilitas sedang.

4. Kandungan unsur hara tinggi.

Fauzi et al. (2008) menambahkan bahwa lama penyinaran optimum yang

diperlukan antara 5-7 jam/hari dengan kelembapan optimum 80% dan kecepatan

angin 5-6 km/jam. Data kesesuaian lahan disajikan pada Lampiran 1.

Tanah gambut terbentuk pada kondisi laju penimbunan bahan organik

lebih besar daripada mineralisasinya. Laju penimbunan gambut dipengaruhi oleh

paduan antar keadaan topografi dan curah hujan dengan curahan perolehan air

yang lebih besar dari pada kehilangan.

Berdasarkan tingkat kesuburan, menurut Noor (2001) tanah gambut terdiri

atas beberapa golongan seperti berikut ini;

1. Gambut eutrofik adalah jenis gambut yang banyak mengandung mineral

terutama kalium karbonat termasuk gambut yang subur karena asal bahannya

dari serat-seratan (bersifat alkalin/netral)

2. Gambut oligotrofik adalah jenis gambut yang sedikit mengandung mineral.

Jenis ini mengandung kalsium dan magnesium yang cukup tinggi (pH < 4,

(27)

bahannya dari air hujan dan perombakan bahan organik setempat saja dengan

ketebalan >2 m.

3. Gambut mesotrofik adalah jenis gambut antara jenis gambut eutrofik dan

oligotrofik.

Berdasarkan proses pembentukannya, gambut tergolong dalam gambut

ombrogen dan gambut topogen. Gambut ombrogen adalah jenis gambut yang

proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan saja. Gambut topogen

adalah jenis gambut yang proses pembentukkannya dipengaruhi oleh topografi

(cekungan) dan air tanah.

Berdasarkan tingkat kematangan gambut, digolongkan ke dalam gambut

fibrik, hemik, dan saprik. Gambut fibrik adalah jenis gambut yang bahan tanah

gambutnya masih tergolong mentah yang dicirikan dengan tingginya kandungan

bahan-bahan jaringan tanaman atau sisa-sisa tanaman yang masih dapat dilihat

keadaan aslinya dengan ukuran beragam. Gambut hemik adalah jenis gambut

yang bahan tanah gambutnya sudah mengalami perombakan dan masih bersifat

separuh matang. Gambut saprik adalah jenis gambut yang bahan tanah gambut

yang sudah mengalami perombakan sangat lanjut dan bersifat matang hingga

sangat matang.

Berdasarkan ketebalan lapisan organik terdiri atas gambut dangkal adalah

lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik antara 50-100

cm, gambut tengah dengan ketebalan 100-200 cm, gambut dalam dengan

ketebalan 200-300 cm dan gambut sangat dalam dengan ketebalan > 300 cm.

Pemeliharaan Kelapa Sawit

Pemeliharaan pada Tanaman Menghasilkan (TM) cukup banyak

memerlukan tenaga dan biaya, kegiatan ini merupakan kegiatan untuk

meningkatkan dan mempertahankan produksi agar tetap optimal. Lubis (1992)

menyatakan pemeliharaan tanaman tersebut antara lain adalah

a) Konsolidasi

b) Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit, dan lain-lain

c) Pemberantasan alang-alang

(28)

e) Pengendalian gulma

f) Pemupukan

g) Penunasan/prunning

h) Pemberantasan hama dan penyakit

i) Perawatan tempat pengumpulan hasil (TPH).

Pengelolaan aplikasi pemupukan merupakan hal yang paling penting

karena merupakan kunci utama tercapainya target produksi yang diharapkan.

Tidak kurang dari 50% biaya pemeliharaan adalah merupakan biaya pemupukan.

Terdapat berbagai jenis gulma pada tanaman kelapa sawit. Gulma tersebut

digolongkan atas gulma berdaun lebar, gulma rumput dan gulma teki. Lubis

(1992) menyatakan bahwa gulma alang-alang (Imperata cylindrical) merupakan

gulma pesaing utama tanaman kelapa sawit yang menekan pertumbuhan dan

menurunkan produksi sampai 20%. Sehingga menurut Pahan (2008) gulma

alang-alang sangat berbahaya dan mutlak dikendalikan karena gulma ini gampang

berkembangbiak secara cepat.

Sistem Budidaya

Menurut Pahan (2008) bahwa prinsip dasar dalam usaha perkebunan

kelapa sawit yaitu produksi produk dengan biaya yang rendah dalam tingkat

produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang dapat diterima. Untuk

menghasilkan produk yang tinggi diperlukan sistem budidaya yang tepat mulai

dari pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.

Perusahaan kelapa sawit akan terus melakukan perbaikan terutama dalam

hal perbaikan sistem budidaya dan pengeluaran mutu produk yang bagus. Evaluasi

sistem produksi dalam aspek pemeliharaan adalah suatu proses penilaian terhadap

faktor-faktor yang sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit (dalam hal ini

pemeliharaan) untuk tujuan meninjau kembali sistem budidaya yang dilakukan

dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang

sudah teruji. Hasil evaluasi sistem produksi akan memberikan informasi dan atau

arahan maupun perbaikan sistem budidaya/pemeliharaan yang tepat untuk

(29)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan PT Jambi Agro Wijaya

Kebun Mentawak (Group PT Bakrie Sumatera Plantations), dimulai pada tanggal

13 Februari sampai 9 Juni 2009.

Metode Pelaksanaan

Magang dilaksanakan dengan tujuan penulis memperoleh pengalaman dan

keterampilan dalam hal teknis di lapang dan kemampuan manajerial. Secara

teknis, penulis akan bekerja sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL). Waktu

pelaksanaan sebagai KHL tidak sebulan penuh pada bulan pertama magang tetapi

tergantung pada kondisi dan kebutuhan tenaga kerja di lapang (status sebagai

KHL ada selama kegiatan magang). Pada umumnya, selama bekerja sebagai KHL

penulis melakukan kegiatan yang berhubungan dengan teknik budidaya seperti

pembibitan, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,

pemeliharaan jalan dan jembatan, pemanenan dan pasca panen dan lain-lain.

Selain sebagai KHL, penulis juga menjadi pendamping mandor, mandor,

dan pendamping asisten divisi. Lama waktu tiap jabatan tersebut tergantung

bentuk kegiatan yang ada. Biasanya kegiatan pendamping mandor dan mandor

pada bulan pertama dan kedua, sedangkan pendamping asisten divisi pada bulan

keempat. Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping mandor adalah

mengawasi kerja karyawan bersamaan dengan mandor lain (dalam satu lokasi

terdapat 2 mandor/termasuk penulis), sedangkan mandor dan pendamping asisten

divisi selain mengawasi kerja karyawan juga mengorganisir karyawan,

mengumpul data kebun, membuat laporan harian, mingguan dan bulanan. Jurnal

harian magang disajikan pada Lampiran 2.

Parameter khusus yang penulis amati adalah pengamatan kegiatan

pemeliharaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Parameter yang diamati adalah

seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan yang sangat nyata

mempengaruhi produksi kalapa sawit, seperti dosis pupuk, waktu dan cara

(30)

jumlah dan prestasi kerja yang diperlukan untuk kegiatan pengendalian dan

kegiatan lainnya.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh dapat berupa data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan pengamatan di

lapang, diskusi dengan pekerja, staf dan pimpinan kebun. Data sekunder diperoleh

dari arsip laporan manajerial baik data bulanan, semesteran, maupun data tahunan.

Data tersebut berkaitan dengan keadaan iklim, keadaan tanah dan tata guna lahan,

keadaan tanaman dan produksi, sruktur organisasi dan ketenagakerjaan.

Pengolahan data diperoleh dengan melakukan perbandingan antara

produktivitas perkebunan dan produktivitas optimum yang dapat dicapai. Dari

hasil pengujian akan diperoleh bahwa nilai tengah produktivitas perkebunan akan

lebih kecil atau lebih besar bila dibandingkan dengan nilai tengah produktivitas

optimum. Bila hasil uji menyatakan produksi perkebunan di bawah rata-rata

produksi optimum maka akan dilakukan evaluasi terhadap sistem budidaya

(faktor-faktor produksi) kelapa sawit pada perkebunan tersebut yang berpengaruh

terhadap produksi terutama dalam aspek pemeliharaan. Hasil evaluasi terhadap

pemeliharaan ini bertujuan untuk meningkatkan kembali produksi perkebunan

untuk mencapai produksi optimum.

Selain upaya peningkatan produksi dari faktor-faktor produksi juga

dilakukan upaya pertahanan sistem yang sudah potensial bila kondisi

produktivitas perkebunan diatas produktivitas optimum dengan tujuan agar

(31)

KONDISI UMUM KEBUN

Lokasi Kebun

PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak (PT JAW Kebun Mentawak)

terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi. Jarak

antara kota Kabupaten Sarolangun dan PT JAW adalah 65 km dapat ditempuh

dengan kenderaan roda empat selama 50 menit bila kondisi jalan baik. Sedangkan

dari kota Jambi dapat ditempuh selama 150 menit dengan jarak tempuh sekitar

200 km.

Secara geografis lokasi PT JAW Kebun Mentawak berbatasan dengan

beberapa desa dan diapit oleh Sungai Air Hitam dan Sungai Mentawak. Berikut

batas-batas wilayah; sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pematang Kabau dan

Desa Lubuk Jering, sebelah Selatan berbatasan dengan Tanjung Gedang, Empang

Benau dan Desa Pangkal Bulian, sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Baru

dan Desa Semurung, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mentawak dan SP C.

Peta PT JAW Kebun Mentawak disajikan pada Lampiran 3.

Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

Keadaan iklim di PT JAW Kebun Mentawak termasuk dalam tipe iklim A

sangat basah (Q=8.26%) berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson. Curah

hujan rata-rata tahunan dari tahun 1998 sampai 2008 adalah 2 721.27 mm per

tahun, dengan hari hujan rata-rata 106 hari dan lama bulan kering (BK) kurang

dari dua bulan per tahun. Curah hujan bulanan tertinggi mencapai 362.81 mm

pada bulan Januari sedangkan terendah 108.16 mm pada bulan Juni. Hari hujan

bulanan maksimum sebesar 12.5 hari terdapat pada bulan Desember dan minimum

4.8 hari pada bulan Juni. Data curah hujan disajikan pada Lampiran 4.

Keadaan topografi di Kebun Mentawak pada umumnya adalah lahan datar

karena hampir seluruh lahan terdiri atas tanah gambut. Jenis gambut termasuk

kedalam gambut ombrogen yang wilayahnya berada lebih tinggi dari muka air

sungai atau muka air tanah sehingga masukan hara hanya mengandalkan air hujan

dan hasil perombakan bahan organik tersebut. Oleh karena itu, jenis gambut ini

(32)

kematangannya, gambut ini tergolong dalam hemik dengan tingkat mentahnya

mencapai 50%. Ketinggian tempat PT JAW Kebun Mentawak adalah 50 m di atas

permukaan laut.

Kedalaman gambut berkisar antara 2-8 m dengan sebaran yang berbeda

tiap divisi. Sedangkan tanah mineral terdapat pada Divisi VI Dusun Baru dan

sebagian pada Divisi II, dengan luas tanah mineral 87.5 ha atau 2.21% dari luas

lahan keseluruhan. pH tanah berkisar 3.7 dan 4.2. Berdasarkan jenis dan

kedalaman gambut serta pH maka tingkat kesesuaian lahan termasuk dalam kelas

kesesuaian lahan S3. Kedalaman gambut PT JAW Kebun Mentawak disajikan

pada Lampiran 5.

Kondisi Lahan dan Pertanaman Kebun

PT JAW Kebun Mentawak terdiri atas enam divisi dan satu areal

pembibitan. Total luas areal menurut SK/Hak Guna Usaha (HGU) adalah 3964 .74

ha, luas areal fuso 340 ha dan luas Pembibitan Mentawak adalah 30 ha. Luas areal

masing-masing divisi adalah Divisi I seluas 659 ha, Divisi II seluas 568 ha, Divisi

III seluas 620 ha, Divisi IV seluas 673 ha, Divisi V seluas 707 ha, Divisi VI seluas

737.74 ha.

Rata-rata satu divisi terdiri atas 17 blok dan areal tempat pemukiman

tenaga kerja SKU (emplasment). Luas satu blok adalah 55 ha dengan lebar blok

adalah 250 m dan panjang Blok 2200 m (panjang blok tergantung pada kondisi

lahan). Jumlah pasar tiap blok adalah 135 pasar dengan rata-rata luas satu pasar

adalah 0.4 ha. Blok merupakan areal pertanaman yang terdiri pasar pikul arah

Utara Selatan, pasar tengah sejajar dengan jalan pengumpul, jalan pengumpul

(collection road) arah Timur Barat, sub jalan utama dan jalan utama (main road) arah Utara Selatan. Masing-masing blok dipisahkan oleh jalan dan parit dengan

lebar jalan 8 m dan ukuran parit 4 m x 4 m dan lebar parit dalam blok 1 m.

Kondisi areal pertanaman kelapa sawit tiap divisi umumnya daratan dan

hanya sebagian kecil rawa dan fuso. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman

kelapa sawit di lahan gambut adalah kecilnya daya dukung tanah sehingga

(33)

Tanaman di PT JAW Kebun Mentawak sudah memasuki tanaman

menghasilkan (TM) yang terdiri dari tahun tanam 1995 (TM 11), tahun tanam

1996 (TM 10), tahun tanam 1997 (TM 9), tahun tanam 1998 (TM 8) dan tahun

tanam 2002 (TM 4). Varietas kelapa sawit yang digunakan adalah varietas Tenera

dan Dura berasal dari PT. Marihat dan PT. Socfindo. Varietas Marihat ditanam

pada tahun tanam 1995, 1997, 1998 dan 2002 sedangkan varietas Socfindo

ditanam pada tahun tanam 1996. Satu blok hanya terdapat satu jenis varietas dan

tahun tanam yang sama kecuali pada Blok B23 terdapat perbedaan tahun tanam

(1997 dan 2002). Data kondisi lahan dan pertanaman kebun disajikan dalam Tabel

[image:33.595.109.534.310.671.2]

1 berikut ini;

Tabel 1. Kondisi Lahan dan Pertanaman PT JAW Kebun Mentawak

Uraian Luas Areal Divisi (ha) Total

(ha)

I II III IV V VI

Tahun Tanam (TT)

TT 1995 - - - 47.00 47.00

TT 1996 559.00 568.00 441.00 673.00 - - 2241.00

TT 1997 100.00 - 99.00 - 707.00 570.50 1476.50

TT 1998 - - - 117.00 117.00

TT 2002 - - 80.00 - - 3.24 83.24

Sumber Varietas

Socfindo 559.00 568.00 441.00 673.00 - 47.00 2288.00

Marihat 100.00 - 179.00 - 707.00 690.74 1676.74

Pembibitan 30.00

Rawa 50.00 65.40 - 64.00 11.00 - 190.40

Fuso - - 150.00 92.00 98.00 - 340.00

Bengkel + gudang 1.00

Emplasment 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 25.00

Total HGU 3964.74

Sumber : Kantor Pusat Kebun, 2009

Jarak tanam yang digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan

populasi 136 pokok per hektar, sedangkan Stand per Hektar (SPH) berkisar

(34)

hektar disebabkan karena jumlah pokok yang mati bertambah tiap tahunnya

dengan luasan tetap.

Fasilitas Kebun

Fasilitas dan sarana akomodasi yang disediakan oleh PT JAW secara

langsung atau tidak langsung turut mendukung dan mempercepat terjadinya

kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam perkebunan. Beberapa sarana yang

disediakan adalah perumahan, poliklinik, listrik, alat transportasi sekolah/truk,

bengkel dan gudang dan lain-lain.

Perumahan, poliklinik disediakan untuk tenaga kerja tingkat HIP dan

SKU. Sedangkan untuk tenaga kerja borongan biasanya mengikut pada tenaga

kerja staf dan SKU (masih memiliki hubungan keluarga). Bengkel digunakan

untuk sarana dalam pelaksanaan kegiatan produksi, seperti penyediaan truk,

jonder MF, zetor, road greader dan alat-alat bengkel yang digunakan untuk

perbaikan sarana transportasi yang rusak. Sedangkan gudang digunakan untuk

penyimpanan sementara sarana-sarana produksi seperti pupuk, pestisida, beras,

dan sarana penunjang lainnya.

Produksi dan Produktivitas Kebun

Produksi TBS di PT JAW Kebun Mentawak dari tahun 2003-2008

mengalami peningkatan. Data produksi tandan buah segar (TBS) di PT JAW

Kebun Mentawak disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, produktivitas

meningkat dari 6 tahun terakhir ini, hal ini disebabkan oleh pertambahan umur

tanaman yang ditandai dengan meningkatnya bobot janjang rata-rata (BJR) dan

jumlah TM yang semakin banyak.

Tahun 2004 terjadi penurunan luas areal panen walaupun terjadi

penambahan luas areal menghasilkan untuk tahun tanam 2002. Hal ini terjadi

karena jumlah penambahan luas areal panen tidak seimbang dengan jumlah

penurunan luas panen akibat luas areal sisipan. Luas areal sisipan disebabkan oleh

jumlah rawa dan banjir akibat jumlah curah hujan yang tinggi. Luas areal sisipan

tahun 2004 adalah 415.07 ha, sedangkan penambahan areal panen untuk tahun

(35)

dan tahun 2008 disebabkan oleh jumlah luas areal sisipan semakin meningkat.

[image:35.595.105.507.156.281.2]

Berikut ini Tabel 2 merupakan produksi TBS dari tahun 2003-2008.

Tabel 2. Produksi Tandan Buah Segar PT JAW Kebun Mentawak Tahun 2003-2008

Tahun Panen

Luas (ha)

Produksi TBS (kg) Pencapaian

estimasi (%)

Produktivitas TBS (kg/ha)

Estimasi Realisasi

2003 3509.00 33 458 634 22 844 356 68.28 6 510.22

2004 3508.54 34 792 344 28 892 325 83.04 8 234.86

2005 3964.74 40 800 570 34 431 240 84.39 8 684.36

2006 3964.74 39 111 639 44 266 930 113.18 11 165.15

2007 3624.74 50 000 000 50 731 860 101.46 13 995.99

2008 3624.74 68 999 000 51 353 390 74.42 14 167.47

Sumber : Kantor Pusat Kebun

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT Jambi Agro Wijaya merupakan salah satu anak cabang dari PT Bakrie

Sumatera Plantations (PT BSP Group) dengan kepemilikan lahan mencapai lebih

dari 50%. Kegiatan administrasi yang dilakukan secara bertahap dari Kantor

Divisi yang menjadi dasar kegiatan administrasi ke Kantor Pusat Kebun,

seterusnya berhubungan dengan pihak eksternal seperti PT EMAL B, Kantor

Pusat di Jambi dan Jakarta.

Estate manager (EM) merupakan seorang pimpinan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kebun dan menjadi pemegang puncak keputusan. EM

bertanggung jawab pada area manager (AM) atas segala kegiatan kebun seperti

keadaan kebun, proses produksi, administrasi kebun, pengusahaan material,

finansial, personalia dan termasuk dalam keamanan kebun. Seorang EM dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh Asisten divisi, Asisten bengkel dan gudang.

Sedangkan asisten akan membawahi beberapa mandor yang langsung menangani

pelaksanaan kegiatan lapang (pembahas lebih lanjut pada Aspek Manajerial).

Status karyawan di PT JAW Kebun Mentawak ini terdiri dari tiga

golongan yakni Himpunan Industrial Pancasila (HIP), Serikat Kerja Umum

(SKU), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan HIP atau bulanan

merupakan karyawan yang diangkat berdasarkan prestasi dan dimasukkan dalam

beberapa golongan, dan jika tidak kerja tapi izin maka tidak dipotong gaji.

(36)

Karyawan SKU merupakan karyawan yang diangkat berdasarkan lama bekerja,

jika tidak kerja dan izin maka tidak dipotong gaji sedangkan bila mangkir maka akan dipotong dua hari kerja. Baik HIP maupun SKU mendapat bonus dan

pesangon juga jatah beras tiap bulannya. Sedangkan KHL adalah karyawan

borongan yang bekerja pada waktu diperlukan dan tidak terikat dengan pihak

kebun, jika tidak kerja maka tidak mendapatkan gaji dan bila kerja digaji

berdasarkan gaji harian. Berikut ini adalah Tabel 3 tentang jumlah tenaga kerja di

[image:36.595.112.517.257.562.2]

PT JAW Kebun Mentawak.

Tabel 3. Jumlah TK HIP, SKU dan KHL di PT JAW Kebun Mentawak

Uraian Kegiatan Status Karyawan Uraian Kegiatan Status Karyawan

HIP SKU KHL HIP SKU KHL

Kantor 5 5 4 Mdr. Perawatan 4 8 -

Gudang 1 1 2 Mandor Panen 2 10 -

Traksi 2 5 4 Krn. Transport 2 10 1

Bengkel 3 3 - Muat TBS - 13 14

Civil 2 1 4 Driver 1 14 -

Bibitan 1 - - Operator MF 4 1 -

Keamanan 4 28 11 Operator Genset 2 6 -

Accounting 1 - - Pemanen - 123 34

Krn. Timbangan 1 1 - Perawatan - - 149

Krani Divisi - 6 1 Nazir Musolla - 3 1

Mandor Satu 6 1 - Medis 2 - -

Total 43 239 225

Sumber : Kantor Pusat Kebun

Penentuan upah didasarkan oleh golongan, untuk HIP dan SKU penentuan

upah didasarkan pada tingkat golongan dan kebijakan perkebunan. Penentuan

upah untuk KHL dihitung berdasarkan jumlah HK yang dilakukan selama satu

bulan dengan ketetapan 1 HK sebesar Rp 32 000,00 (Rp 23 000,00 untuk 5/7 HK).

Hal ini sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yang berlaku di daerah

Jambi. Pemberian upah dilakukan sekali dalam satu bulan pada minggu pertama.

Tenaga kerja umumnya berasal dari suku Jawa yang termasuk dalam

(37)

suku Batak dan lain-lain. Tingkat pendidikan untuk HIP umumnya dari tingkat

(38)

PELAKSANAAN KEGIATAN TEKNIS KEBUN

Kelapa sawit merupakan tanaman hutan yang dibudidayakan dan akan

memiliki respon yang baik terhadap produksi bila didukung oleh lingkungan

hidup dan perlakuan yang diberikan. Pengembangan kegiatan dalam memproduksi

kelapa sawit baik secara teknis maupun secara manajerial harus dilakukan secara

terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada didalamnya.

Pelaksanaan kegiatan teknis di lapang yang dilakukan oleh penulis selama

magang di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak adalah pembibitan, semprot

piringan, pasar pikul dan TPH (SP3 TPH), babat piringan selektif (circle weeding

selective), pengendalian hama ulat api, pemupukan, pemanenan, dan pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik pengolahan.

Pembibitan

Pembibitan Mentawak dibuka pada tahun 2008 dan diisolasi dari divisi

lain sejauh 1 km. Isolasi jarak bertujuan untuk menghindari terjadinya penyebaran

penyakit yang ada pada pembibitan ke tanaman yang sudah ada karena bibit yang

digunakan pada Pembibitan Mentawak termasuk varietas baru. Jenis tanah

pembibitan seluruhnya adalah tanah gambut dengan luas areal 30 ha dan varietas

Costa Rica (Dura Deli x Pisifera Nigeria). Ciri-ciri varietas Costa Rica adalah diameter tajuk lebih pendek sehingga populasi per ha lebih banyak dan

pertambahan tinggi lambat dengan masa produksi yang lebih lama.

Pembibitan ini terdiri atas 2 blok yaitu blok A dan blok B, blok A terdiri

dari 17 bagian dengan masing-masing bagian berukuran 59 m x 200 m. Blok A

termasuk dalam MN sedangkan blok B terdiri dari 9 bagian dengan ukuran 59 m x

150 m. Blok B termasuk dalam MN dan sebagian PN (sebagian blok B1 dan blok

(39)
[image:39.595.173.450.85.279.2]

Gambar 1. Keadaan Pembibitan Mentawak

Pembibitan kelapa sawit di perkebunan terdiri atas pembibitan dua tahap

(double stage) dan pembibitan satu tahap (single stage). Pembibitan di PT JAW Kebun Mentawak termasuk dalam pembibitan dua tahap meliputi pembibitan

pendahuluan (pre-nursery/PN) dan pembibitan utama (main-nursery/MN). Salah

satu keunggulan pembibitan dua tahap adalah bibit yang dihasilkan lebih terjamin

mutunya karena proses seleksi yang dilakukan lebih ketat dan sering dilakukan.

Selama melakukan kegiatan magang, penulis dapat melakukan sebagian

pengamatan pada kegiatan PN dan MN. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan

penulis berada di pembibitan utama/MN dibandingkan PN karena membutuhkan

jumlah tenaga kerja yang banyak.

Pembibitan Pendahuluan/PN

Kegiatan PN dimulai dengan pembersihan lokasi PN yang sudah ada.

Perbaikan areal pembibitan ini dilakukan dengan memperbaiki bedengan dan

menambah tanah sehingga bedengan untuk PN lebih tinggi, selain itu juga

dilakukan pemagaran untuk seluruh areal PN dengan kayu yang berasal dari hutan

dekat dengan pembibitan. PN terdiri dari lima blok dengan total bedengan adalah

248 bedengan (rata-rata 50 bedeng per blok). Ukuran bedengan 1 m x 10 m dapat

menampung 1000 baby bag.

Kegiatan perbaikan areal dilakukan bersamaan dengan pengisian pada

polibag ukuran kecil/baby bag. Pengisian polibag dilakukan dengan tanah mineral

yang telah disaring dan dicampur dengan Rock phosphate. Tenaga kerja termasuk

(40)

bag tidak jauh dari lokasi PN sehingga kegiatan pemindahan polibag ke lokasi PN tidak membutuhkan biaya besar. Kegiatan pemindahan dilakukan setelah kegiatan

pengisian dan upah temasuk dalam kegiatan pengisian baby bag. Polibag tersebut

disusun tanpa ada jarak antar polibag di bedengan yang telah disiapkan (rata-rata

jumlah polibag adalah 1000 polibag per bedengan). Baby bag berukuran 22 cm

dengan lebar 14 cm dan jumlah lubang adalah 24 lubang.

Pemesanan kecambah merupakan salah satu kegiatan penting yang harus

dilakukan jauh sebelum pembukaan lahan dan penanaman (enam bulan sebelum

PN). Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan jumlah kecambah yang dihasilkan

pemasok tidak sebanding dengan jumlah yang dipesan sehingga kecambah sering

tidak tersedia. Pemilihan varietas Costa Rica merupakan salah satu peristiwa yang

memperkuat pernyataan tesebut, bibit Costa Rica dipilih karena bibit Marihat atau

Socfindo tidak tersedia lagi.

Penanaman kecambah harus dilakukan dalam lubang yang dibuat dengan

jari, tepat ditengah baby bag. Saat penanaman, struktur bakal daun berbentuk

lancip berwarna putih kekuningan harus di atas dan bakal akar tumpul dan kasar

menghadap ke bawah. Kecambah yang ditanam harus diseleksi dan hanya

[image:40.595.202.423.491.693.2]

kecambah normal yang ditanam, setelah itu kecambah ditutup dengan tanah

(Gambar 2).

Gambar 2. Kecambah Normal

Kegiatan penanaman kecambah yang dilakukan penulis merupakan

kegiatan PN yang kedua (sebelumnya dilakukan pada bulan Mei 2008).

(41)

dilakukan dengan 3 tahap yaitu pada bulan April sampai Mei 2009.

Masing-masing tahap disela selama satu minggu dan satu tahap membutuhkan dua hari.

Tabel 4 adalah hasil penerimaan dan penanaman kecambah di Pembibitan

Mentawak tahun 2009 yang dilakukan penulis sebagai Krani divisi. Berdasarkan

Tabel 4 diperoleh bahwa jumlah kecambah yang diterima sebenarnya adalah 249

676 kecambah dengan kondisi kecambah normal adalah 247 479 (99. 12 %) dan

[image:41.595.126.497.250.378.2]

kecambah afkir adalah 2 197 kecambah (0.82%).

Tabel 4. Jumlah Penerimaan dan Penanaman Kecambah Tahun 2009

Tanggal diterima Kecambah dari SP Kecambah Aktual Kecambah Normal Kecambah Afkir

18-04-09 55 276 55 220 54 869 351

19-04-09 44 724 44 569 44 282 287

24-04-09 28 800 28 771 28 444 327

25-04-09 46 200 46 138 45 664 474

01-05-09 36 300 38 292 35 872 420

02-05-09 38 700 38 686 38 348 338

Total 250 000 249 676 247 479 2 197

Sumber: Kantor Pembibitan Mentawak

Pembibitan Utama/MN

Bibit MN berasal dari kecambah yang ditanam bulan Mei sampai Agustus

2008 (8 tahap) dengan jumlah tanaman mencapai 329 308 pokok. Pemindahan

bibit dari PN ke MN sebaiknya dilakukan pada saat bibit berumur 3 bulan, namun

pemindahan dilakukan pada saat bibit berumur 5-7 bulan. Hal ini disebabkan oleh

jumlah lahan yang kurang dan manajemen yang kurang baik.

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pemindahan dan pengangkutan

bibit PN ke MN dengan menggunakan zetor, truk dan angkong. Pemindahan dan

pengangkutan bibit dilakukan setelah kegiatan seleksi bibit. Bibit yang

dipindahkan adalah bibit normal dengan pertumbuhan yang baik. Lokasi MN

tidak jauh dari lokasi PN sehingga transportasi lebih mudah tanpa dapat merusak

tanah dan akar tanaman pada baby bag. Kegiatan transportasi dilakukan dua kali

karena kondisi tanah yang tidak bisa dilewati secara langsung oleh zetor (tanah gambut). Sehingga pemindahan bibit dilanjutkan oleh tenaga kerja penanam

dengan menggunakan angkong dari jalan menuju blok penanaman.

Pengisian polibag dengan tanah top soil dilakukan dekat dengan areal MN

(42)

digunakan adalah tanah mineral top soil yang berasal dari Dusun Baru, satu truk dapat mengangkut 2.4 kubik dan mampu mengisi 150 polibag. Harga satuan tanah

adalah Rp 55 per polibag dengan upah kerja pengisian polibag adalah Rp 150 per

polibag. Pengisian polibag dapat diperoleh sebanyak 150-400 polibag tergantung

dari keadaan iklim dan keterampilan tenaga kerja.

Kegiatan langsir polibag dari jalan menuju lapang (panjang maksimal 200

m) menggunakan angkong. Rata-rata kegiatan langsir polibag satu angkong dapat

memuat 6-10 polibag, bila kondisi hujan hanya dapat memuat 5-6 polibag. Ukuran

polibag yang digunakan untuk MN adalah panjang 50 cm, diameter 20 cm (1 kg

setara dengan 18 polibag, 80 lubang per polibag) dengan berat satu polibag berisi

tanah 15-18 kg. Dalam kondisi normal dan didukung oleh cuaca maka langsir

polibag dalam satu hari dapat mencapai 150 polibag dengan upah langsir Rp 250

per polibag. Pekerja termasuk borongan dan SKU, bila SKU terlebih dahulu

memenuhi basis yakni 128 polibag. Kendala dalam langsir polibag ini adalah

kondisi tanah gambut dan sering terjadi perubahan dan perbedaan aturan kerja.

Kegiatan menata polibag hasil langsir adalah kegiatan sebelum kegiatan

penanaman. Bibit yang dilangsir ditata menurut jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90

cm. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga kerja KHL dengan jumlah 3-4 orang per 2

blok. Kendala dalam kegiatan menata polibag adalah kondisi polibag yang

dilangsir bertumpuk pada satu tempat sehingga menyulitkan pemindahan dengan

tangan.

Penanaman dilakukan setelah kegiatan pengisian dan pelangsiran polibag

selesai. Penanaman dilakukan oleh tenaga kerja borongan dengan basis 180

polibag per HK. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tergantung dari jumlah

polibag yang telah siap ditata. Pada umumnya terdiri dua tim dengan

masing-masing tim 9-14 orang yang terdari dua orang buat lubang tanam, selain itu ada

yang langsir tanah, bibit dan penanam. Kegiatan penanaman dimulai dengan

mengisi polibag dengan tanah setelah itu pembuatan lubang tanam dengan bor dan

penanaman bibit. Penanaman dilakukan dengan satu bibit satu lubang, sehingga

apabila terdapat bibit douleltune terlebih dahulu harus dipisahkan dan ditanam di

dua polibag. Kedalaman batang dilakukan sebatas pada bongkol batang dan

(43)

pertumbuhan tanaman. Bila akar timbul di permukaan dengan kondisi cahaya

panas maka akar akan terbakar sehingga bibit akan mati. Sehingga perlu perhatian

khusus untuk penanaman dengan pengawasan mandor yang lebih yakni tiap tim

diawasi oleh satu mandor. Gambar 3 adalah pembuatan lubang tanam dengan alat

[image:43.595.206.416.184.432.2]

ponjo.

Gambar 3. Penanaman Bibit di MN

Penulis memiliki prestasi kerja yang sama dengan penanam karena

merupakan satu tim sehingga harus selesai dengan target yang ditetapkan yaitu

180 polibag per HK.

Konsolidasi bibit

Kegiatan konsolidasi dipembibitan dilakukan dengan membersihkan

gulma yang ada di sekitar tanaman (dalam polibag) , menegakkan polibag yang

condong, dan meluruskan barisan polibag. Konsolidasi dalam menyusun polibag

dilakukan dengan meluruskan barisan tanaman yang sudah ditanam sesuai dengan

jarak 90 cm x 90 cm x 90 cm, untuk mempermudah pekerjaan dilakukan sistem

ajir sehingga barisan lebih lurus dan teratur dan cepat. Pemancangan/ajir

dilakukan sejajar dengan arah barisan yaitu Utara Selatan, setelah itu baru menata

polibag pada titik pancang yang telah ditentukan di tali (ikatan tali).

Rotasi kegiatan konsolidasi adalah 6 kali setahun. Penulis melakukan

(44)

kegiatan ini adalah 0.25 blok (0.5 blok per HK). Kendala yang dihadapi adalah

beratnya polibag dan tidak ada alat perlengkapan seperti sarung tangan sehingga

tangan jadi luka/lecet.

Penyiraman bibit

Penyiraman di Pembibitan Mentawak cukup baik dengan jaringan irigasi

yang bagus. Secara garis besar instalasi sistem irigasi ini terdiri dari empat bagian

utama seperti mesin pompa, waduk sumber air, bagian pemencar yang dilengkapi

dengan keran dan sambungan pipa dan keran.

Lokasi waduk dekat dengan lokasi pembibitan dan air selalu tersedia.

Sistem irigasi Pembibitan Mentawak termasuk dalam sistem irigasi tabung dengan

selang plastik berlubang (Kirico) yang bertekanan. Penggunaan sistem irigasi

Kirico mempunyai presisi yang tinggi sehingga bibit akan menerima air dalam

jumlah yang cukup dan merata. Kondisi sistem irigasi Kirico disajikan dalam

[image:44.595.217.405.384.648.2]

Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Sistem Irigasi Kirico

Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, namun tergantung curah hujan.

Bila curah hujan diatas 8 mm maka penyiraman tidak dilakukan. Penyiraman

dimulai pada pagi hari jam 06.00 WIB sampai selesai biasanya 3-4 jam dan sore

(45)

dan dipompa oleh mesin. Tenaga kerja dilakukan oleh KHL dengan satu kali

penyiraman 0.5 HK dengan jumlah tenaga kerja tiga orang di PN, dua orang di

MN dan satu orang operator.

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Kegiatan teknis di lapang yang penulis lakukan selama mengikuti kegiatan

magang di PT JAW Kebun Mentawak berhubungan dengan pemeliharaan pada

tanaman menghasilkan yaitu pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan

jembatan, pemeliharaan parit, dan pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian Gulma

Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena

dapat mengakibatkan penurunan produksi, menurunkan mutu produksi

mengeluarkan senyawa alelopati yang mengganggu pertumbuhan kelapa sawit,

menjadi inang bagi hama, mengganggu tataguna air (Gambar 5), dan

[image:45.595.210.435.415.650.2]

meningkatkan biaya usahatani (Pahan, 2008).

Gambar 5. Pengaruh Gulma di Parit

Jenis gulma yang banyak di jumpai di PT JAW Kebun Mentawak

didominasi oleh gulma paku-pakuan yaitu Nephrolepis biserata, Stenoclaena

(46)

Ottochloa nodosa, Imperata cylindrical dan lain-lain. Jenis gulma tersebut hanya dominan di beberapa tempat misalnya pada gawangan didominasi oleh jenis

paku-pakuan sedangkan pada pasar pikul didominasi oleh rumput dan TPH didominasi

oleh rumput dan teki.

Kegiatan pengendalian gulma pada PT JAW Kebun Mentawak dilakukan

dengan 2 cara yaitu secara manual dan secara kimiawi.

Pengendalian gulma secara kimiawi

Pengendalian gulma secara kimiawi merupakan pengendalian gulma

dengan menggunakan bahan-bahan kimia/herbisida. Kegiatan yang termasuk

dalam pengendalian secara kimiawi di PT JAW Kebun Mentawak adalah semprot

piringan, pasar pikul dan TPH (SP3 TPH), semprot gawangan, semprot semak,

wiping alang-alang, semprot alang-alang, dan oles anak kayu.

Piringan, pasar pikul, dan TPH merupakan tempat yang terpenting dalam

proses produksi dan pemeliharaan. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk

menyebarkan pupuk dan daerah jatuhnya tandan buah dan brondolan, pasar pikul

sebagai jalan untuk mengangkut TBS ke TPH dan menjalankan aktivitas

operasional lainnya. Sedangkan TPH merupakan tempat pengumpulan hasil panen

sementara sebelum diangkut ke PMKS. Sehingga keberadaan gulma di piringan,

pasar pikul dan TPH perlu dikendalikan agar berfungsi sebagai mana mestinya.

Kegiatan SP3 TPH yang dilakukan di PT JAW Kebun Mentawak

menggunakan pestisida dengan merek dagang Gramoxone 276 SL yang

merupakan pestisida non sistemik dan kontak dengan bahan aktif paraguat

diklorida 276 g/liter. Pestisida ini berbentuk cairan yang berwarna biru. Konsentrasi yang digunakan adalah 3.3 ml/liter air dengan dosis 0.5-0.6 liter/ha.

Aplikasi dilakukan dengan penambahan Ally 20 WDG dengan perbandingan

Gramoxone : Ally : Air adalah 20 liter : 1 kg : 20 liter, rotasi SP3 TPH adalah 2

kali setahun. Alat semprot yang digunakan adalah Knapsack jenis SOLO isi 15

liter dengan jenis nozzle deflaktor berbentuk kipas dengan warna biru, hitam dan

merah.

Pelaksanaan kegiatan SP3 TPH dan gawangan dimulai dengan

pencampuran pestisida di gudang dan pengisian pestisida campuran tersebut di

(47)

untuk menghindari terjadinya kehilangan pestisida. Kegiatan SP3 TPH ini

dilakukan oleh tiga tim, masing-masing tim terdiri atas tiga orang dengan rincian

satu orang membawa galon (tempat air sebagai pelarut) dan dua orang melakukan

aplikasi semprot. Rata-rata satu pasar membutuhkan empat knapsack namun

tergantung pada kondisi gulma dan jalan. Norma kerja untuk perawatan adalah 2

ha (untuk 5/7 HK). Teknik penyemprotan dimulai dari gulma yang berada dalam

pinggir parit kemudian pada TPH dan masuk pada piringan dan pasar pikul. Satu

orang menyelesaikan satu baris dan satu orang lagi membawa galon ke pasar

tengah untuk menunggu pengisian knapsack kembali.

Prestasi kerja penulis dalam kegiatan SP3 TPH dan gawangan di Divisi VI

Blok B23 adalah 1.6 ha (prestasi pekerja 2 ha) dan umumnya penulis sebagai

mandor spraying.

Semprot semak dan alang-alang (golongan rumput dan daun lebar)

digunakan herbisida sistemik yaitu herbisida dengan nama dagang Smart jenis AS

(Amiphosat Starane) dan berbahan aktif Glyphosate. Herbisida ini berbentuk cairan berwarna kuning dan dosis yang digunakan adalah 0.3-0.4 liter/ha,

tergantung dari kerapatan gulma. Konsentrasi Smart dalam aplikasi semak dan

alang-alang yaitu 3-3.5 ml/liter air. Norma kerja kegiatan ini yaitu 2 ha/HK (sama

dengan norma kerja Gramoxone). Pelaksanaan kegiatan sama dengan pelaksanaan

SP3 TPH dan gawangan dengan menggunakan alat Knapsack jenis SOLO.

Pengendalian gulma secara manual

Pengendalian gulma secara manual di PT JAW Kebun Mentawak

dilakukan dengan kegiatan babat total/slashing, babat selektif, dan dongkel anak

kayu (DAK). Kegiatan slashing adalah pekerjaan membabat serendah mungkin

seluruh gulma yang berada di gawangan dan piringan tanaman kelapa sawit.

Pekerjaan slashing dilakukan oleh tenaga kerja harian dengan menggunakan

parang. Sedangkan kegiatan dongkel anak kayu (DAK) juga dilakukan dengan

mencabut atau mendongkel seluruh anak kayu yang tumbuh di antara piringan dan

gawangan tanaman kelapa sawit. Gulma yang dikendalikan untuk kegiatan DAK

biasanya termasuk dalam gulma berkayu (daun lebar) seperti kayu mang,

senduduk, putihan, senggani, anak sawit dan lain-lain. Penulis tidak melakukan

(48)

Kegiatan babat piringan selektif (circle weeding selective) merupakan salah satu kegiatan pengendalian gulma secara manual dengan menggunakan

parang. Jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja KHL wanita.

Pekerjaan babat piringan selektif belum ada norma yang pasti karena merupakan

kegiatan yang baru diterapkan. Sehingga dalam panentuan upah disesuaikan

dengan jam kerja, kegiatan babat piringan selektif termasuk dalam kegiatan 5/7

HK sehingga kegiatan selesai hanya sampai jam 12.00 WIB.

Kegiatan babat piringan selektif dimulai dengan memilih pokok tanaman

kelapa sawit yang ditumbuhi gulma berat di wilayah piringan terutama bagian

yang areal gawangan mati dan gulma anak sawit. Pelaksanaan kegiatan dilakukan

dengan membabat gulma disekeliling piringan dengan jarak jari-jari 2 m dari

pokok. Pada umumnya pokok yang dibersihkan adalah pokok yang

condong/roboh terutama pokok yang roboh ke gawangan mati. Hasil kegiatan

[image:48.595.176.440.395.522.2]

babat piringan selektif disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Babat Piringan Selektif di Divisi V Blok A16

No. Jumlah TK Jumlah Pasar Jumlah Pokok

1. 3 7 24

2. 6 6 36

3. 8 32 80

4. 4 10 44

5. 4 9 40

Sumber: Hasil Pengamatan di Lapang Keterangan: TK merupakan tenaga kerja

Selama kegiatan babat piringan selektif berlangsung, penulis bertugas

sebagai mandor di lapang. Berdasarkan Tabel 5 bahwa prestasi kerja mandor

meningkat karena hasil yang diperoleh cenderung meningkat tiap harinya dengan

rata-rata hasil kerja pekerja adalah 10 pokok. Kendala yang dihadapi selama

Gambar

Tabel 1. Kondisi Lahan dan Pertanaman PT JAW Kebun Mentawak
Tabel 2. Produksi Tandan Buah Segar PT JAW Kebun Mentawak Tahun                       2003-2008
Tabel 3. Jumlah TK HIP, SKU dan KHL di PT JAW Kebun Mentawak
Gambar 1. Keadaan Pembibitan Mentawak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol akar rumput belulang sebagai antibakteri dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga dapat

Spyderbilt Evo Denim berasal dari kata “EVOLUSI”, dengan modifikasi dari bahan dry denim, dalam prosesnya Spyderbilt Evo Denim berevolusi dari celana jeans tanpa efek

Metode Forward Selection berbasis Naive Bayes terbukti akurat dalam klasifikasi status kelulusan mahasiswa dari dataset yang bersifat class imbalance dengan dimensi data

KUMPULAN LEMBAR KERJA BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI..

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana landasan pemikirannya dalam mengkaji sejarah Islam awal, sebagai pengantar untuk memahami pemikiran kritis Michael Cook terhadap

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Terdapat perubahan yang telah dilakukan oleh birokrasi, misalnya sebelum pandemi covid-19 birokrasi bekerja secara normal, kemudian Indonesia dilanda dengan pandemi