SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET DAN CURRENT RATIO TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
OLEH : PUTRI ZAKIAH
100503227
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Struktur
Aset dan Current Ratio terhadap struktur modal pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”
adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik
guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatra Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, 11 Maret 2014
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009-2011”. Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam
menyelesaikan kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi hingga selesainya, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan serta dorongan moril
maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Teristimewa untuk
ibunda penulis, Hj. Syafnah yang selalu memberikan doa, dorongan dan semangat
kepada penulis selama ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar – besarnya, kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatra Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi
Sumatera Utara dan sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga tercinta (Papa, Mama dan Kakak) yang selalu memberikan doa
dan semangat kepada penulis. Sarah, Sally, Melati, Liza, Inez, Putra serta
teman-teman lain yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, yang
telah membuat hari-hari penulis selalu dipenuhi canda dan tawa di dalam
dan di luar kampus.
Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari segala kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada masa yang akan datang.
Medan, 11 Maret 2014
Penulis,
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aset dan current ratio terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2001. Jumlah sampel yang diambil adalah 15 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 dengan kriteria tertentu.
Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Hasilnya terlihat pada laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji f. Uji t dipergunakan untuk menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur aset dan current ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal, tetapi secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dalam tingkat yang signifikan, sedangkan secara simultan profitabilitas, struktur aset dan current ratio berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dalam tingkat yang signifikan.
ABSTRACT
The purpose of this study was conducted to determine the effect of profitability, asset structure and the current ratio of the Capital Structure In Food And Beverage Company Registered In Indonesia Stock Exchange in 2009-2011. The number of samples taken is 15 food and beverage companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 with certain criteria.
Data obtained from the Indonesia Stock Exchange website, www.idx.co.id. The results are shown in the annual report issued by the companies sampled in this study. The analysis model used is multiple linear regression, t test and f test. T test was used to test the independent variable on the dependent variable partially. F test was used to test the effect of the independent variables with the dependent variable.
The results of this study demonstrate that the partial structure of assets and current ratio does not affect the capital structure, but partial effect on the profitability of the company's capital structure in any significant degree, while simultaneously profitability, asset structure and affect the current ratio of the company's capital structure in the level significant.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 9
2.1.2 Komponen Struktur Modal ... 10
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 15
2.1.4 Profitabilitas ... 17
2.1.5 Struktur Aset ... 25
2.1.6 Current Ratio ... 27
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka Konseptual ... 30
2.4 Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 35
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……… 38
3.5.1 Variabel Independen ... 38
3.5.2 Variabel Dependen ... 39
3.6 Metode Analisis Data ... 41
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 42
a. Uji Normalitas ... 42
d. Uji Heteroskedastisitas ... 43
3.6.2. Uji Hipotesis ... 44
a. Uji signifikansi parsial (T- test) ... 44
b. Uji signifikansi simultasn (F-test) ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Penelitian ... 47
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48
4.2.1.1 Uji Normalitas ... 49
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ... 53
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 54
4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 56
4.3 Analisis Regresi ... 57
4.4 Pengujian Hipotesis ... 59
4.4.1 Uji Signifikan Parsial (T-test) ... 60
4.4.2 Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 64
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 69
5.3 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 28
3.1 Populasi Penelitian ... 36
3.2 Sampel Penelitian ... 37
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 40
4.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 49
4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 53
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 56
4.5 Analisis Regresi ... 57
4.6 Model Summary ... 59
4.7 Hasil Uji T ... 61
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 33
4.1 Histogram ... 51
4.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran A Populasi dan Sampel Penelitian ... 73
Lampiran B Sampel Penelitian ... 74
Lampiran C Hasil Olahan Data Profitabilitas ... 75
Lampiran D Hasil Olahan Data Struktur Aset ... 76
Lampiran E Hasil Olahan Data Current Ratio ... 77
Lampiran F Hasil Olahan Data Struktur Modal ... 78
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aset dan current ratio terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2001. Jumlah sampel yang diambil adalah 15 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 dengan kriteria tertentu.
Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Hasilnya terlihat pada laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji f. Uji t dipergunakan untuk menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur aset dan current ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal, tetapi secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dalam tingkat yang signifikan, sedangkan secara simultan profitabilitas, struktur aset dan current ratio berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dalam tingkat yang signifikan.
ABSTRACT
The purpose of this study was conducted to determine the effect of profitability, asset structure and the current ratio of the Capital Structure In Food And Beverage Company Registered In Indonesia Stock Exchange in 2009-2011. The number of samples taken is 15 food and beverage companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 with certain criteria.
Data obtained from the Indonesia Stock Exchange website, www.idx.co.id. The results are shown in the annual report issued by the companies sampled in this study. The analysis model used is multiple linear regression, t test and f test. T test was used to test the independent variable on the dependent variable partially. F test was used to test the effect of the independent variables with the dependent variable.
The results of this study demonstrate that the partial structure of assets and current ratio does not affect the capital structure, but partial effect on the profitability of the company's capital structure in any significant degree, while simultaneously profitability, asset structure and affect the current ratio of the company's capital structure in the level significant.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan
adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah
penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Struktur modal
adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland 2004:19).
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya. Dana
diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang. Dana yang diterima
perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi
dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas, dan
membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan
transakasi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan (Margaretha 2003:99).
Struktur modal perusahaan dapat dibedakan menjadi sumber internal dan
sumber eksternal. Dana yang diperoleh dari sumber intern adalah dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, yaitu laba ditahan (retained
earnings) dan penyusutan (depreciations), sedangkan dana yang diperoleh dari
merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari
para kreditur disebut modal asing.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan dana
tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan
digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional perusahaan dibiayai
dengan menggunakan sumber dana jangka pendek. Sumber dana jangka pendek
ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, misalnya
membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan,
lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan operasional ini diharapkan
dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui
hasil penjualan. Sementara itu, kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital (capital
expenditure) dibiayai dengan sumber dana jangka panjang. Sumber dana ini
digunakan untuk perluasan perusahaan dan modernisasi perusahaan. Sumber dana
jangka panjang antara lain adalah penerbitan saham, penerbitan obligasi, dan laba
ditahan. Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu yang
relatif lama (lebih dari satu tahun). Penggunaan sumber dana jangka panjang
seperti utang jangka panjang, saham (baik saham biasa maupun saham preferen),
dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan akan membentuk struktur modal
perusahaan.
Tingkat bunga juga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yanga
earning power yang dihasilkan dari tambahan modal tersebut. Modigliani dan
Miller (dalam Husnan 2004:283), menyatakan sejauh pembayaran bunga bisa
dipergunakan untuk mengurangi pajak, maka penggunaan utang dapat
memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. Perusahaan semestinya
menggunakan hutang yang akan meminimumkan biaya modal perusahaan. Tetapi
tidak mudah menentukan proporsi ini. Pertama, perusahaan akan enggan
melakukan kebijakan penetapan sumber pendanaan (financing decision)
semata-mata untuk penggantian sumber dana karena adanya biaya penerbitan yang cukup
berarti. Kedua, perusahaan mungkin tidak bisa menaksir besarnya biaya modal
sendiri (hal ini berlaku untuk perusahaan yang tidak menerbitkan sahamnya
kepasar modal). Ketiga, biaya hutang yang ditawarkan oleh pihak yang
menyediakan kredit lebih tinggi dari bunga obligasi.
Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana,
dalam melakukan tugas tersebut manajer keuangan dihadapkan pada adanya suatu
variasi dalam pembelanjaan, dalam arti kadang-kadang perusahaan lebih baik
menggunakan dana yang bersumber dari hutang (debt) ataupun perusahaan lebih
baik menggunakan dana yang bersumber dari modal sendiri (equity). Dalam
menetapkan dana jangka panjang mana yang akan dipilih perusahaan harus
memperhitungkan dengan matang agar diperoleh struktur modal yang optimal.
Perusahaan yang mempunyai struktur modal yang optimal akan menghasilkan
tingkat pengembalian yang optimal pula, sehingga bukan hanya perusahaan yang
memperoleh keuntungan, tetapi para pemegang sahampun ikut memperoleh
modal yang terlalu besar. Apabila hutang yang digunakan terlalu besar maka akan
menimbulkan biaya hutang yang besar. Di lain hal, jika perusahaan menerbitkan
terlalu banyak saham maka biaya modal yang ditanggung terlalu besar, karena
diantara biaya modal yang lain biaya sahamlah yang paling besar. Dalam
penentuan struktur modal, diperlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Margaretha 2003:100).
Brigham dan Houston (2011) menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap
manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar,
kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga
merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut
efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih
seperti yang tercatat dalam neraca.
Alasan pemilihan sektor industri makanan dan minuman adalah karena
produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. Di sisi lain didasarkan atas
prediksi bahwa perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang
sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat kecil
kemungkinan untuk rugi. Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan
dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber
dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya. Brigham dan Houston (2011), mengemukakan faktor – faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap sruktur modal antara lain: stabilitas penjualan,
struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali,
sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi
pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
Sebagai dasar dalam penulisan skripsi ini, maka penulis berpedoman pada
penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aditya (2006)
adalah penelitian tentang faktor-faktor penentu struktur modal perusahaan food
and beverages yang ada di BEJ pada periode 2000 – 2003. Hasil penelitian
menunjukan bahwa struktur aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli seperti yang telah dikutip di atas
tentang faktor–faktor yang mempengaruhi struktur modal, penulis membatasi
penelitian dengan mengambil tiga faktor saja yaitu profitabilitas, struktur aset dan
current ratio. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana harus dilakukan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh penulis, untuk itu penulis
tertarik mengadakan penelitian tentang PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET, & CURRENT RATIO TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2009-2011?
2. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2009-2011?
3. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2009-2011?
4. Apakah profitabilitas, sruktur aset dan Current Ratio secara bersama-sama
berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009– 20011.
2. Untuk mengetahui pengaruh struktur aset terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009– 2011.
3. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap struktur modal pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2011.
4. Menganalisis pengaruh profitabilitas, struktur aset dan current Ratio
secara bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
2009-2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk penulis, dapat menambah pengetahuan yang lebih mendalam
2. Untuk perusahaan, sebagai salah satu bahan masukan dalam penentuan
kebijakan-kebijakan untuk periode yang akan datang.
3. Untuk peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi di bidang akuntansi
keuangan dalam bidang pasar modal yang melakukan penelitian empiris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis Struktur Modal
Penelitian tentang struktur modal membutuhkan beberapa teori mendasarinya,
yaitu:
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Beberapa pengertian mengenai struktur modal telah menjadi
perdebatan pada ahli keuangan disebabkan belum adanya kesepatakan
mengenai pinjaman jangka pendek sebagai bagian dari struktru
pendananaan atau bukan. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, setiap
perusahaan menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa
dana tersebut digunakan. Sumber dana suatu perusahaan dapat di lihat di
sisi pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat di
lihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan
dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva
yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana,
sedangkan hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya
(Husnan:2001). Hutang yang dimaksudkan disini adalah hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Keseluruhan aktivitas yang
bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan
Pada hakikatnya masalah pembelanjaan perusahaan adalah menyangkut
masalah keseimbangan keuangan di dalam perusahaan. Dengan demikian
pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan
pasiva yang dibutuhkan, beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan
pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.
Menurut Weston dan Copeland (2004:22), keputusan untuk
memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang
paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri (long term debt to equity ratio) menggambarkan struktur
modal perusahaan dan rasio hutang terhadap modal ini akan menentukan
besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Struktur modal
menurut Atmaja (dalam Murwatiningsih,2004), merupakan perbandingan
antara modal sendiri modal hutang perusahaan (biasanya hutang jangka
panjang). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan,
bahwa struktur modal adalah perbandingan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri.
2.1.2 Komponen Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen, yaitu :
a. Modal sendiri
Modal sendiri dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam”
dikatakan pinjaman baru dikembalikan kepada para pemegang saham
bilamana perusahaan tersebut dipailitkan (Sutojo dan Kleinsteuber
2002:20). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, modal sendiri dapat
diartikan sebagai dana yang berasal dari pemegang saham di dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya.
Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun
luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil
operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan,
sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk
saham biasa atau saham preferen (Husnan 2001:276). Komponen dari
modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) terdiri dari:
1). Modal saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh
perusahaan (Husnan 2001:276), dapat disimpulkan bahwa saham adalah
tanda bukti kepemilikan atau pengambil bagian dalam suatu perseroan
terbatas.
2). Cadangan
Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri.
Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri antara lain:
b). Cadangan modal kerja
c). Cadangan selisih kurs
d). Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak
diduga sebelumnya.
3). Laba Ditahan
Menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2002:185) laba ditahan adalah
akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak perusahaan
didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya. Berdasarkan uraian
tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa laba ditahan adalah keuntungan
sesudah pajak yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan sebagai
deviden.
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan
yang dipertaruhkan untuk berbagai risiko, baik risiko usaha, risiko
investasi, maupun risiko-risiko lainnya. Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2001:16), risiko usaha adalah risiko yang disebabkan tidak berhasilnya
perusahaan untuk memperoleh hasil di dalam lingkungan di dunia bisnis,
hal ini disebabkan oleh produknya mungkin tidak laku terjual,
mesin-mesin tidak berjalan secara normal dan sebagainya, sedangkan risiko
investasi yaitu kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh
beban bunga, pengembalian cicilan utang ataupun pembayaran dividen
kepada para pemegang saham.
Berkaitan dengan uraian tersebut, pembagian risiko investasi
perusahaan dinyatakan dalam perbandingan modal sendiri dengan utang
jangka panjang atau debt/equity ratio yang direncanakan untuk mendanai
investasi. Debt/equity ratio yang paling ideal adalah 50/50, artinya
perusahaan dan kreditur masing-masing mendanai 50% jumlah dana yang
dibutuhkan untuk pengadaan harta tetap dan perluasan usaha. Dalam
struktur modal seperti itu debitur dan kreditur menanggung risiko investasi
dengan proporsi sama (Sutojo dan Kleinsteuber 2002:211).
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, dapat dikemukakan bahwa
setiap perusahaan harus mempunyai sejumlah modal sendiri minimum
yang diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan.
Besaran modal sendiri yang lebih dominan dari modal asing dalam
struktur modal perusahaan mutlak diperlukan, untuk menjaga tingkat
solvabilitas perusahaan.
b. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang dapat didefinisikan sebagai kewajiban
keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih
panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir 2002:19),
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih panjang
atau lebih dari satu tahun.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa utang
jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang mempunyai jangka
waktu pembayaran lebih dari satu tahun. Jenis atau bentuk-bentuk utama
dari utang jangka panjang ini antara lain:
1). Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda utang, dan umumnya tidak dijamin
dengan aktiva tertentu (Husnan 2001:282). Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan, bahwa obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang yang
mempunyai nilai nominal tertentu.
2). Utang hipotik (Mortgage)
Menurut Fransisko (2005:15), utang hipotik adalah utang
perusahaan kepada pihak lain yang disertai barang jaminan berupa aktiva
tetap berwujud. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan,
bahwa utang hipotik adalah utang jangka panjang kepada pihak lain yang
disertai barang jaminan berupa aktiva tetap berwujud. Besaran jumlah
utang jangka panjang akan berpengaruh terhadap baik dan buruknya
struktur modal. Menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2002:323) struktur
modal yang kurang sehat ditandai oleh terlalu besarnya jumlah pinjaman
tersebut, apabila hasil pengembalian yang didanai dari utang itu tidak
cukup memadai, maka beban bunga perusahaan menjadi terlalu berat
bahkan ketersediaan aktiva tetap sebagai aktiva yang harus disediakan
untuk beroperasinya perusahaan akan berkurang karena harus dijual untuk
menutupi utangnya, hal itu akan mempengaruhi tingkat profitabilitas
perusahaan.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut dapat disimpulkan, bahwa
jika proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal semakin besar
maka akan semakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan,
yaitu kemungkinan terjadinya ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kembali utang jangka panjang beserta bunganya pada saat jatuh
tempo.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan
menurut Sartono (2001) adalah :
a. Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relative stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. b. Struktur Aset
c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
d. Skala Perusahaan
Perusahaan besar akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil.
Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer
keuangan dalam menentukan struktur modal perusahaan menurut Saidi
(2004) adalah :
a. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi cenderung menggunakan hutang sebagai sumber dana eksternal lebih besar dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah.
b. Stabilitas Penjualan
Semakin stabil penjualan suatu perusahaan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan membelanjai kegiatannya dengan hutang. c. Struktur Aset
Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena dari skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.
d. Kebijakan Deviden
Kebijakan deviden yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah deviden yang tetap tersebut.
e. Profitabilitas
Perusahaan yang tingkat pengembalian keuntungan pada investasi tinggi maka akan menggunakan hutang yang relatif kecil.
f. Besaran Perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar.
g. Risiko Bisnis
Dalam suatu perusahaan tingkat operating leverage pada suatu tingkat hasil akan ditunjukkan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan adanya perubahan yang tidak proporsional dalam laba atau rugi operasi.
2.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima (selama periode tertentu). Profitabilitas diukur dengan ROA yang
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan (Dendawijaya,2003:120). ROA adalah rasio
yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan
secara relatif dibandingkan dengan total asetnya atau ukuran untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan dan menurut
Munawir (2001:65), profitabilitas ialah keefektifan operasi serta derajat
keuangan suatu perusahaan.
ROA mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh dana, yang sering disebut dengan hasil
pengembalian atas investasi (Return On Investment, ROI). Rasio ini dapat
dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting,
mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan
arus sumber-sumber modal bank (Siamat,2003:50). ROA memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba
tertentu dengan menggunakan aktiva yang tertentu pula. Profitabilitas
diukur dengan rasio antara laba bersih dengan total aktiva yang digunakan.
Dan dalam penelitian ini profitabilitas yang akan diukur adalah
profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha
perbankan. Biasanya apabila profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba
yang tinggi dan ini akan mempengaruhi harga saham bank tersebut.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi
penggunaan asset (Dendawijaya,2003:120).
Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat
perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara
perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba
yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem
CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Bank
Indonesia tidak memberlakukan ketentuan yang ketat terhadap rasio ini,
sepanjang suatu bank tidak mengalami kerugian atau tidak ada tanda-tanda
atau kecenderungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan datang,
maka bagi Bank Sentral hal tersebut cukup dapat dipahami
(Susilo,2000:32).
dengan nilai total asetnya, dan (2) Return On Equity (ROE) adalah
perbandingan antara keuntungan yang diperoleh bank dengan total modal
sendiri. Menurut Muljono (2001:29) perubahan rasio ROA ini dapat
dikarenakan sebab antara lain (1) lebih banyak asset yang digunakan,
hingga membuat operating income dalam skala yang lebih besar, (2)
adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan portofolio / surat
berharga ke jenis yang menghasilkan income yang lebih tinggi, (3) adanya
kenaikan tingkat bunga secara umum, dan (4) adanya pemanfaatan
aset-aset yang semula tidak poduktif menjadi aset-aset produktif, sedangkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas adalah
(a) masyarakat, (b) pemegang saham, (c) perpajakan, (d) pemerintah, (e)
karyawan dan (f) manajemen bank.
Masyarakat berkepentingan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
bank karena bank merupakan suatu lembaga keuangan yang dipercayakan
masyarakat untuk menyimpan dananya dan terjamin akan kerahasiaannya.
Oleh karena itu, dalam rangka melindungi kepentingan para peminjam
dana di suatu bank, maka pemerintah melalui Bank Indonesia mewajibkan
setiap bank untuk mengumumkan perhitungan laba ruginya di media
cetak. Dengan diumumkannya neraca dan laporan keuangan lainnya di
media cetak secara meluas, maka bonafiditas dari bank-bank yang
bersangkutan dapat diketahui dengan mudah, hingga dengan demikian
seorang calon debitur akan memilih bank mana yang akan membiayai
dengan luar negeri akan dapat memilih bank yang tepat. Dari laba / rugi
yang diumumkan dengan dihubungkan dengan pos-pos neraca (pasiva dan
aktiva), masyarakat umum juga akan mampu membuat perhitungan secara
kasar tentang tingkat efisiensi bank yang bersangkutan dalam
melaksanakan kegiatannya.
Untuk kepentingan pemegang saham, sebagian bank-bank di
Indonesia pada saat ini dimiliki oleh kelompok yang terbatas antara lain
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sekelompok individu pengusaha
dan setelah itu segelintir bank yang go public. Sehingga kepentingan para
pemilik disini belum dapat diukur dengan jumlah deviden yang akan ia
terima dari saham-saham yang dimilikinya, tetapi penilaiannya banyak
terbatas apakan manajemen yang mengelola bank-bank tersebut telah
sukses atau tidak. Jika dianggap tidak memuaskan maka ada kemungkinan
manajemen yang ada akan segera diganti dan sebaliknya ini biasanya
terjadi pada bank-bank pemerintah, sedangkan bank-bank yang sahamnya
dimiliki oleh lembaga atau individu swasta tentu penilaiannya akan lebih
ditekankan pada kemampuan manajemen dalam mengembangkan
modalnya untuk memperoleh laba yang rasional dan kemampuan
manajemen bank yang bersangkutan dalam mendukung perkembangan
group-group usahanya, serta pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang telah
digariskan oleh pimpinan dari group yang bersangkutan.
diumumkan maka pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan
tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang
bersangkutan. ROA mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh dana, yang sering disebut dengan hasil
pengembalian atas investasi (Return On Investment, ROI). Rasio ini dapat
dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting,
mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan
arus sumber-sumber modal bank (Siamat, 2003:50). ROA memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba
tertentu dengan menggunakan aktiva yang tertentu pula. Profitabilitas
diukur dengan rasio antara laba bersih dengan total aktiva yang digunakan.
Dan dalam penelitian ini profitabilitas yang akan diukur adalah
profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha
perbankan. Biasanya apabila profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba
yang tinggi dan ini akan mempengaruhi harga saham bank tersebut.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi
penggunaan asset (Dendawijaya,2003:120).
perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara
perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba
yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem
CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Tinjauan
terhadap laporan keuangan biasanya mencakup seluruh jenis analisa, salah
satunya yaitu analisa rasio. Rasio yang sering digunakan dan dijadikan
sebagai acuan dalam menghitung tingkat kemampuan menghasilkan laba
yang merupakan fokus perhatian dari investor adalah rasio profitabilitas.
Dengan mengetahui profitabilitas perusahaan maka pemegang saham atau
investor dapat memperkirakan apakah dividen yang akan diterimanya
meningkat atau sebaliknya.
Kegunaan profitabilitas terhadap penilaian perusahaan mempunyai
tujuan pokok sebagai berikut:
a. Sebagai indikator tentang efektivitas manajemen
Tinggi rendahnya profitabilitas yang dihasilkan tergantung
sebagian besar pada kelihaian manajemen dan motivasi yang dimilikinya.
Ini merupakan salah satu factor karma mampu menggambarkan kriteria
yang diperlukan untuk menilai sukses perusahaan sebagai manifestasi
manajemen.
b. Suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan
Profitabilitas sebagai alat Bantu proyeksi laba perusahaan karena
akan menggambarkan korelasi antara tingkat laba dengan tingkat modal
Beberapa indikator untuk menentukan profitabilitas menurut Susilo
(2000:32) adalah: (1) ROA, adalah perbandingan antara keuntungan
dengan nilai total asetnya, dan (2) Return On Equity (ROE) adalah
perbandingan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan total
modal sendiri. Menurut Muljono (2001:29) perubahan rasio ROA ini dapat
dikarenakan sebab antara lain (1) lebih banyak asset yang digunakan,
hingga membuat operating income dalam skala yang lebih besar, (2)
adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan portofolio / surat
berharga ke jenis yang menghasilkan income yang lebih tinggi, (3) adanya
kenaikan tingkat bunga secara umum, dan (4) adanya pemanfaatan
aset-aset yang semula tidak poduktif menjadi aset-aset produktif.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain
merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi
para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen
dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang
tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba
bersih – yang didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba. Hubungan seperti itu merupakan
waktu dari nilai yang ditetapkan pada neraca cenderung menyimpangkan
hasilnya.
Rasio ini ditunjukkan untuk menilai seberapa bagus tingkat laba
suatu perusahaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Return on
Investment (ROI). (Sutrisno, 2000:264) Return on Assets juga sering
disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266). ROA sering disebut sebagai
rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu
perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Rasio profitabilitas sebenarnya ada beberapa bentuk, yaitu net
profit magin, ROA, ROI, total asset turnover. Namun dalam penelitian
kali ini peneliti menggunakan ROA. Sebab baik profit margin maupun
total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai
atas efektivitas keseluruhan perusahaan. Profit margin tidak
memperhitungkan penggunaan aktiva, sementara total asset turnover tidak
memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio return on asset
atau return on investment mengatasi kedua kelemahan tersebut. ROI tidak
dipilih karena pada penelitian ini lebih fokus pada penggunaan asset.
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham.
Rumus untuk menghitung profitabilitas menurut Sartono (2001)
adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on Assets = x 100%
Total Aset
2.1.5 Struktur Aset
Struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk
masing-masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun aset tetap (Husnan,
2004). Jadi, struktur aset merupakan susunan dari penyajian aset dalam
rasio tertentu dan laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aset lancar
dengan aset tetap. Aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan
untuk beroperasi dan memiliki massa manfaat dimasa yang akan datang
lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.
Fixed Asset Ratio (FAR) atau dikenal juga dengan tangibility asset,
merupakan rasio antara aset tetap perusahaan dengan total asetnya.
Perusahaan yang memiliki aset dalam jumlah besar dapat menggunakan
hutang yang lebih besar karena memiliki aset sebagai penjaminnya
(Weston dan Copeland, 2004). Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam
disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah
mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan
kecil, besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan perusahaan
(Sartono, 2001).
Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa suatu perusahaan
yang struktur asetnya memiliki perbandingan aset tetap jangka panjang
lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena
aset tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang. Struktur aset
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang
perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aset tetap dalam
jumlah yang besar. Aset tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan oleh
manajer kepada kreditor sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman
dengan mudah. Struktur Aset juga dapat mempengaruhi fleksibilitas
perusahaan dalam menentukan alternatif pendanaan eksternal karena
dianggap memiliki tingkat resiko kebangkrutan relatif kecil daripada rasio
aset tetap yang rendah.
Rumus untuk menghitung struktur aset menurut Weston dan
Copeland (2004) adalah sebagai berikut:
Aset Tetap (FA)
Struktur Aset (FAR) =
2.1.6 Current Ratio
Kasmir (2008 : 134) menyebutkan bahwa current ratio merupkan
ratio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancarnya. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas
perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working
capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Dari hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti
perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga
tidak baik karena mungkin disebabkan adanya kas yang menganggur atau
tidak dikelola dengan baik.
Rumus untuk menghitung Current Ratio menurut Kasmir (2008)
adalah sebagai berikut:
Aset Lancar
Current Ratio = x 100%
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis menyajikan persamaan
dan perbedaan hasil penelitian sebelumnya sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1.
Hasil Penelitian Sebelumnya yang Berhubungan dengan Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, & Current Ratio Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
No Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Aditya (2006)
Faktor-faktor
Pertumbunan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 2. Andriyanti (2007) Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Operating Leverage dan Tingkat Pajak Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Menggunakan Variabel dependen struktur modal dan variabel independen struktur aktiva. Tidak membahas masalah ukuran perusahaan, operating leverage dan tingkat pajak. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Tingkat pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
3. Rakhmawati
(2008) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEJ
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Menggunakan Variabel dependen struktur modal dan variabel independen profitabilitas dan struktur aktiva. Tidak membahas masalah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan pajak. Struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Pajak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
2.3 Kerangka Konseptual
Keputusan mengenai komposisi struktur modal perusahaan harus
berdasarkan aturan struktur finansial konservatif vertikal yang memberikan batas
imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya
modal asing dan modal sendiri. Dalam hal penetapan komposisi struktur modal,
perusahaan perlu mempertimbangkan faktor yang mempengaruhinya,
faktor-faktor tersebut diantaranya profitabilitas, struktur aset dan current ratio.
Sehubungan dengan uraian di atas, maka disajikan hubungan antar tiap
variabel yang diteliti.
1. Hubungan Profitabilitas dengan Struktur Modal
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, hal ini dapat
dihubungkan dengan adanya struktur finansial konservatif yang horisontal yang
menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat
menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen, sedangkan
perusahaan yang perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva
lancar akan mengutamakan kebutuhan danaya dengan utang jangka pendek.
Sehubungan dengan Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal,
maka disajikan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan
2. Hubungan Struktur Aset dengan Struktur Modal
Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang
struktur asetnya memiliki perbandingan aset tetap jangka panjang lebih besar akan
menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aset tetap yang ada
dapat digunakan sebagai jaminan hutang. Dengan demikian struktur aset dapat
digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat
diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur
modal.
Sehubungan dengan Pengaruh Struktur Aset terhadap Struktur Modal,
maka disajikan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Struktur Aset berpengaruh signifikan terhadap terhadap struktur modal
perusahaan makanan dan minumandi Bursa Efek Indonesia.
3. Hubungan Current Ratio dengan Struktur Modal
Current Ratio dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva
lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Dari hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki
kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun,
apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena mungkin disebabkan adanya
kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.
Sehubungan dengan Pengaruh Current Ratio Terhadap Struktur Modal,
H3 : Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap terhadap struktur modal
perusahaan makanan dan minumandi Bursa Efek Indonesia
4. Hubungan Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio dengan Struktur Modal
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu, hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa
besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva
tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang
perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan
mengutamakan kebutuhan danaya dengan utang jangka pendek dan pada current
ratio semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
H4 : Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio berpengaruh signifikan
terhadap terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia
Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana
seharusnya pemenuhan dana dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir pengaruh
profitabilitas, struktur aset dan current ratio terhadap struktur modal secara
H1
H2
H3 Variabel Dependen
H4
[image:46.595.104.511.121.315.2]Variabel Independen
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian
ini adalah:
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas terhadap struktur
modal Perusahaan.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur aset terhadap struktur
modal Perusahaan.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio terhadap
struktur modal Perusahaan. Profitabilitas
Struktur Aset
Current Ratio
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, struktur aset,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu
data yang telah dihimpun sebelumnya oleh instansi tertentu, yang telah
dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta dipublikasikan melalui
internet dengan website BEI yaitu www.idx.co.id.
2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh meliputi profitabilitas, struktur aset
dan current ratio serta struktur modal tahun 2009 – 2011.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan melalui studi pustaka, dokumentasi
dan pengumpulan data secara sekunder yang berhubungan melalui Pusat Investasi
dan Pasar Modal (PIPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti dalam
mengumpulkan data juga menggunakan jasa informasi yang tersedia di BEI dalam
bentuk website BEI dan website Info Desk. Penelitian ini dimulai bulan Desember
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
[image:49.595.107.516.254.546.2]2009–2011. Adapun perusahaan tersebut adalah:
Tabel 3.1.
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI
No. Kode Nama Emiten
1. ADES Ades Waters Indonesia Tbk
2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food (formerly Asia Intiselera) Tbk 3. CEKA Cahaya Kalbar Tbk
4. DAVO Davomas Abadi Tbk 5. DLTA Delta Djakarta Tbk 6. FAST Fast Food Indonesia Tbk 7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 8. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 9. MYOR Mayora Indah Tbk
10. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
11. PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk 12. SIPD Sierad Produce Tbk
13. SKBM Sekar Bumi Tbk 14. SKLT Sekar Laut Tbk
15. SMAR SMART Tbk
16. STTP Siantar TOP Tbk
17. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 18. ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Sumber : www.idx.co.id , 2013
Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:
a. Perusahaan harus berjenis industri makanan dan minuman, sesuai dengan
pengklasifikasian Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh perbedaan industri
(industry effect).
b. Perusahaan harus mempunyai laporan keuangan tahunan yang berakhir pada
tidak berakhir tanggal 31 Desember 2009 – 2011 dikeluarkan dari sampel, hal
ini dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam
pengukuran variabel.
c. Perusahaan harus tidak menunjukkan adanya saldo total ekuitas dan laba yang
negatif pada laporan keuangannya pada tahun 2009 – 2011. Karena saldo
ekuitas dan laba yang negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio
menjadi tidak bermakna dalam penghitungan rasio keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2011 sebanyak 15
[image:50.595.108.515.461.704.2]emiten, yaitu:
Tabel 3.2.
Perusahaan Makanan dan Minuman yang menjadi Sampel Penelitian
No. Kode Nama Emiten
1. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food (formerly Asia Intiselera) Tbk 2. CEKA Cahaya Kalbar Tbk
3. DLTA Delta Djakarta Tbk 4. FAST Fast Food Indonesia Tbk 5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 7. MYOR Mayora Indah Tbk
8. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
9. PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk 10. SIPD Sierad Produce Tbk
11. SKLT Sekar Laut Tbk
12. SMAR SMART Tbk
13. STTP Siantar TOP Tbk
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka, yaitu
dengan cara mengumpulkan data-data yang relevan dengan analisis yang akan
digunakan dari berbagai macam literature, sedangkan data skunder yang di
analisis dalam penelitian ini adalah data harga saham yang terdapat dalam laporan
harga saham yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia serta literature
lainnya yang dapat melengkapi.
3.5 Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya
Peneltian ini menggunakan 4 variabel yang dibagi dalam 3 variabel bebas
(independen variables) dan varaibel terikat (dependent variabel). Guna keperluan
pengujian variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut:
3.5.1 Variabel Independen
a. Profitabiltias
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Menurut Sartono (2001) menyebutkan profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas diukur dengan ROA (Return
On Asset) dan ROE (Return On Equity). Dalam Penelitian ini, hanya
digunakan ROA dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on Assets = x 100%
b. Struktur Aset
Dengan hasil perbandingan antara aset tetap dan total aset akan
menghasilkan struktur aset artinya semakin banyak jaminan yang
dikeluarkan maka perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan
hutang (Weston dan Copeland, 2004).
Aset Tetap (FA)
Strukutr Aset (FAR) =
Total Aset (TA)
c. Current Ratio
Kasmir (2008 : 134) menyebutkan bahwa current ratio merupkan
ratio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancarnya. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas
perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working
capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Aset Lancar
Current Ratio = x 100%
Liabilitas Lancar
3.5.2 Variabel Dependen
modal. Menurut Atmaja (dalam Murwatiningsih,2004), struktur modal
merupakan perbandingan antara modal sendiri modal hutang perusahaan
(biasanya hutang jangka panjang), hal ini dapat ditulis persamaan :
Hutang jangka panjang
Struktur modal =
Modal sendiri
Dari variabel di atas, maka disajikan operasional variabel
[image:53.595.110.515.343.746.2]sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3.
Operasionalisasi Variabel Variabel/
Sumber Defenisi Indikator
Skala Pengukuran Variabel Dependen Struktur Modal (Y) (Murwatiningsih, 2004) Struktur modal merupakan perbandingan antara modal sendiri modal hutang perusahaan (biasanya hutang jangka panjang). - Hutang Jangka Panjang - Modal Sendiri Rasio Variabel Independen Profitabilitas
(X1)
Struktur Aset (X2)
(Weston dan Copeland, 2004). Current Ratio (X3) (Kasmir, 2008) Struktur aset adalah perbandingan
antara aset tetap dan total aset artinya semakin banyak jaminan yang dikeluarkan maka perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan hutang. Current Ratio merupkan ratio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancarnya. FAR - Aset Tetap - Total Aset CR
- Aset
Lancar
- Liabilitas
Lancar
Rasio
Rasio
Sumber: Murwatiningsih, Sartono, Weston dan Copeland, Kasmir.
3.6 Analisis Data
Analisis data digunakan dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
multiple regresi dengan formula:
Dimana : Y = Struktur modal
b0 = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien persamaan regresi prediktor x1, x2, x3
x1 = Variabel Profitabiltias
x2 = Variabel Struktur Aset
x3= Variabel Current Ratio
e = Penganggu
3.6.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2006) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah
dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji.
Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau
probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila
nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki
distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan
melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali
(2006) sebagai berikut:
1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Menurut Ghozali (2006) mulitikolinearitas dapat dideteksi
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai
cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 .
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006) “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Untuk
melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:
1) angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006) ”uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel independen. Menurut Ghozali (2006) dasar
analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit)
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi
variabel independen untuk menaksir variabel independen agar taksiran
menjadi lebih akurat. Kegiatan pengolahan data meliputi pemberian skor
atas pengungkapan item- item yang ada di laporan tahunan dan menyusun
data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah skor dan menentukan
tingkat luasnya pengungkapan.
a. Uji T (secara parsial)
Pengujian t- test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%
b. Uji F (secara simultan)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai
berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%
Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang
menunjukkan persentase pengaruh semua variable independent terhadap
variabel dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar
variable independent dapat menjelaskan variabel dependen. Semakin besar
koefisien determinasinya maka semakin baik variabel independent dalam
menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian, persamaan regresi
yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Untuk
mengetahui besarnya masing-masing variabel independent terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari koefisien persamaan regresi
dilihat dari tingkat signifikansi variabel independent terhadap variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN