• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian tentang “Persepsi Pemustaka terhadap

Layanan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi”, saya Ranap Sinaga mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Atas kesediaan Saudara/i, sebelum dan

sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian:

1. Isilah biodata Saudara/i pada kolom Identitas Responden.

2. Responden dimohon untuk membaca kuesioner dengan teliti dan seksama.

3. Responden dimohon untuk memilih jawaban dari pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban a, b, c atau d sesuai dengan persepsi Saudara/i.

Identitas Responden:

A. Status pekerjaan Saudara/i saat ini:

a. Pelajar b. Mahasiswa c. Umum

Pertanyaan: A. Koleksi

1. Bagaimana pendapat Saudara/i tentang susunan koleksi yang tersedia di

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik

2. Menurut Saudara/i, apakah perpustakaan telah menyediakan koleksi tercetak

yang up to date (terbaru)?

a. Sangat up to date

b. Up to date

c. Kurang sesu up to date

(2)

3. Apakah koleksi yang tersedia di perpustakaan beragam?

5. Menurut Saudara/i, apakah koleksi referensi seperti kamus, yang tersedia di

perpustakaan sudah lengkap?

6. Apakah sistem layanan terbuka (open access) memudahkan Saudara/i dalam

mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkan?

a. Sangat memudahkan

b. Memudahkan

c. Kurang memudahkan

d. Tidak memudahkan

7. Menurut Saudara/i, bagaimana prosedur peminjaman koleksi perpustakaan?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik

8. Menurut Saudara/i, bagaimana prosedur pengembalian koleksi perpustakaan?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

(3)

9. Apakah petugas layanan sirkulasi komunikatif dalam pelayanan kepada

10.Bagaimana kecepatan dalam transaksi peminjaman koleksi perpustakaan?

a. Sangat cepat

b. Cepat

c. Kurang cepat

d. Tidak cepat

11.Apakah jangka waktu peminjaman koleksi perpustakaan sudah sesuai dengan

kebutuhan Saudara/i ?

13.Bagaimana kemampuan petugas perpustakaan dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan pengguna perpustakaan (pemustaka)?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

d. Tidak mampu

14.Apakah koleksi referensi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Dairi sudah sesuai dengan kebutuhan pemustaka?

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Kurang sesuai

(4)

15.Menurut Saudara/i, apakah petugas mampu menangkap keinginan pemustaka

pada saat memberikan layanan referensi?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

d. Tidak mampu

D. Layanan Bimbingan Pemustaka

16.Bagaimana menurut Saudara/i, apakah perlu adanya petunjuk atau

rambu-rambu di perpustakaan?

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Kurang perlu

d. Tidak perlu

17.Apakah prosedur yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan

peruntukannya?

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Kurang sesuai

d. Tidak sesuai

18.Menurut Saudara/i, bagaimana kemampuan petugas dalam memberikan

bimbingan kepada pemustaka?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

(5)

LAMPIRAN II

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

Strata Kuesioner Tally Persentase

Pilihan Jawaban a b c d

a b c d R % R % R % R %

Pelajar 1 6 39 16 0 11 14% 48 60% 21 26% 0 0%

Mahasiswa 2 4 1 0

Umum 3 5 4 0

Pelajar 2 9 27 21 4 9 11% 31 39% 33 41% 7 9%

Mahasiswa 0 1 5 1

Umum 0 3 7 2

Pelajar 3 20 35 6 0 25 31% 47 59% 8 10% 0 0%

Mahasiswa 2 4 1 0

Umum 3 8 1 0

Pelajar 4 0 23 21 17 0 0% 28 35% 33 41% 19 24%

Mahasiswa 0 1 5 1

Umum 0 4 7 1

Pelajar 5 13 36 11 1 13 16% 45 56% 19 24% 3 4%

Mahasiswa 0 3 2 2

Umum 0 6 6 0

Strata Kuesioner Tally Persentase

Pilihan Jawaban a b c d

(6)

Pelajar 6 23 31 6 1 31 39% 41 51% 7 9% 1 1%

Mahasiswa 3 4 0 0

Umum 5 6 1 0

Pelajar 7 2 47 2 10 3 4% 56 70% 8 10% 13 16%

Mahasiswa 0 2 0 1

Umum 1 7 2 2

Pelajar 8 0 44 5 12 1 1% 51 64% 11 14% 17 21%

Mahasiswa 0 1 4 2

Umum 1 6 2 3

Pelajar 9 17 29 14 1 21 26% 37 46% 20 25% 2 3%

Mahasiswa 2 3 2 0

Umum 2 5 4 1

Pelajar 10 6 12 41 2 6 8% 20 25% 49 61% 5 6%

Mahasiswa 0 3 3 1

Umum 0 5 5 2

Pelajar 11 5 39 14 3 11 14% 49 61% 16 20% 4 5%

Mahasiswa 3 3 0 1

Umum 3 7 2 0

Strata Kuesioner Tally Persentase

Pilihan Jawaban a b c d

a b c d R % R % R % R %

Pelajar 12 9 21 24 7 10 13% 29 36% 32 40% 9 11%

Mahasiswa 1 2 4 0

(7)

Pelajar 13 1 52 5 3 1 1% 65 81% 10 13% 4 5%

Mahasiswa 0 5 2 0

Umum 0 8 3 1

Pelajar 14 1 10 42 8 1 1% 21 26% 47 59% 11 14%

Mahasiswa 0 4 3 0

Umum 0 7 2 3

Pelajar 15 8 38 12 3 8 10% 49 61% 20 25% 3 4%

Mahasiswa 0 5 2 0

Umum 0 7 5 0

Pelajar 16 36 23 0 2 49 61% 29 36% 0 0% 2 3%

Mahasiswa 6 1 0 0

Umum 7 5 0 0

Pelajar 17 11 46 4 0 12 15% 58 73% 9 11% 1 1%

Mahasiswa 1 3 2 1

Umum 0 9 3 0

Strata Kuesioner Tally Persentase

Pilihan Jawaban a b c d

a b c d R % R % R % R %

Pelajar 18 3 39 16 3 5 6% 51 64% 21 26% 3 4%

Mahasiswa 1 4 2 0

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyati, Nita dan Ahmad Fauzia. 2012. Perpustakaan sebagai layanan informasi. https://nitaadiyati.wordpress.com/2015/01/12/perpustakaan-sebagai-layanan-jasa-informasi/. (diakses, 3 Oktober 2015).

Akbar, Andi Khaidir. 2015. Jenis Layanan di Perpustakaan. http://www. academia. edu/6910952/Jenis-jenis layanan di perpustakaan (diakses Oktober 3, 2015).

Ali, Abdul Wahid M. 2006. Peningkatan Perpustakaan Keliling di Lingkungan Provinsi DKI Jakarta dalam Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto

Chalil, Diana dan Riantri Barus. 2014. Analisis Data Kualitatif: Teori dan Aplikasi dalam Analisis SWOT, Model, logit, dan Structural Equation Modeling (Dilengkapi dengan Manual SPSS dan Amos). Medan: USU Press.

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.

________. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.

Fidansafira. 2014. Layanan referensi perpustakaan. https://fidansafira.wordpress. com/2014/10/04/layanan-referensi-perpustakaan. (diakses Oktober 3, 2015).

Hadi, S. 2001. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press

Hermawan, Rachman, dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Kamal, Zainuddin. 2009. “Peran Pustakawan dalam Pelestarian Budaya

Bangsa.” Makalah disampaikan pada Kongres XI & Seminar Ilmiah Ikatan Pustakawan Indonesia, 19-22 Oktober 2009, Batam, Kepulauan Riau.

(9)

Nasir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2010. Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

________. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

________.1992. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Rahayuningsih. 2015. Mengukur kepuasan pemustaka : menggunakan metode LibQUAL+TM. Yogyakarta: Graha Ilmu

Saifullah. 2008. Manajemen pelayanan perpustakaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Siregar, A Ridwan. 2011. Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum Spasial di Wilayah Perkotaan. Medan: USU Press.

________. 2004. Perpustakaan : Energi Pembangunan Bangsa. Medan: USUpress.

Sutarlinah, Sukaji. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

________. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto`

________. 2010. Pengetahuan dasar kepustakaan: Sisi penting perpustakaan dan pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Menurut Nasir (2003, 54), “Metode deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek tertentu dengan tujuan

untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode penelitian deskriptif untuk menyajikan data yang akurat mengenai

persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Dairi, yang berlokasi di Jalan K. H. Dewantara No. 05

Sidikalang. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini diperkirakan selama lima

bulan yaitu sejak bulan Agustus sampai dengan Desember 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sukadji (2000: 24) “Populasi adalah kelompok oleh yang peneliti

dapat dipakai untuk menggeneralisasikan hasil studi. Populasi paling tidak

(11)

Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah pengguna yang terdaftar sebagai anggota aktif perpustakaan

dengan berbagai golongan pekerjaan seperti pada Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1: Jumlah Anggota Perpustakaan Kabupaten Dairi 2014/2015

No Pekerjaan Jumlah Anggota

1. Pelajar 311

2. Mahasiswa 34

3. Umum 63

Jumlah 408

(Sumber: Data Anggota Perpustakaan Kabupaten Dairi, 2014/2015)

3.3.2 Sampel

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti (Djarwanto, 1994, 43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya

dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau

yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Menurut Sukadji (2000, 24) “Sampel adalah proses memilih sejumlah

individu untuk riset sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut

mewakili kelompok darimana mereka dipilih.” Dengan kata lain, sampel

merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga

(12)

Kegunaan memilih sampel adalah mendapatkan informasi mengenai

populasi, sampel harus refresentatif dan cukup besar, dan bebas dari kemungkinan

sumber-sumber penyebab sampling error atau bias.

Untuk mengetahui banyaknya sampel yang akan diteliti, maka penulis

menentukan ukuran sampel dari populasi dengan menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut:

Keterangan : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yang

(13)

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Propotionate stratified random sampling. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan populasi berstrata berdasarkan pekerjaan responden (sampel).

Seperti yang dikemukakan oleh Suliyanto (2009, 117), bahwa “Propotionate

stratified random sampling digunakan jika populasi memiliki strata dan anggota setiap strata memiliki jumlah yang relatif proposional.” Oleh karena anggota

memiliki jumlah yang proposional maka setiap strata akan terwakili dalam sampel

secara proposional juga.

Perincian jumlah sampel yang diambil adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2: Jumlah sampel berdasarkan strata

Pekerjaan Populasi Perhitungan Sampel Jumlah

Pelajar 311

×80 = 60,98 61

Mahasiswa 34 ×80 = 6,66 7

Umum 63

×80 = 12,35 12

Total Populasi 408 Total Sampel 80

3.4Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

(14)

2. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh melalui jurnal,

majalah dan catatan/dokumen perpustakaan lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang dilengkapi

dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.

2. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat

gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.

3. Studi kepustakaan, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui bahan

pustaka, buku, jurnal dan majalah yang dijadikan sebagai sumber

informasi.

3.5.1 Kisi-kisi Kuesioner

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu penulis

membuat kisi-kisi kuesioner yang akan menggambarkan indikator dari persepsi

pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Dairi. Indikator dimaksud dapat dilihat pada tabel

(15)

Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator Jumlah Item Item Pertanyaan

Layanan perpustakaan Koleksi 5 1,2,3,4,5

Layanan sirkulasi 7 6,7,8,9,10,11,12

Layanan referensi 3 13,14,15

Layanan bimbingan pemustaka

3 16,17,18

Total 18

3.6Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis disajikan dalam bentuk

angka-angka persentase yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan.

Untuk menghitung presentase jawaban yang diberikan responden, peneliti

menggunakan rumus persentase berikut:

Keterangan : P = Hasil Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh

(16)

Penafsiran data dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran

sebagai berikut:

1%-25% = sebagian kecil

26%-49% = hampir setengah

50% = setengah

51%-75% = sebagian besar

76%-99% = pada umumnya

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pengelolaan data tentang persepsi pemustaka terhadap

layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Dairi, diuraikan dalam beberapa sub-bab, yaitu persepsi responden

terhadap koleksi, layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan bimbingan

pemustaka yang dipaparkan dalam bentuk tabulasi dan dilengkapi dengan

pembahasan berdasarkan hasil analisis data. Responden pada penelitian ini adalah

pemustaka dengan status pekerjaan pelajar, mahasiswa dan umum, dimana

responden yang diteliti mayoritas terdiri dari pelajar yakni, siswa SLTP sebanyak

29 orang dan siswa SLTA sebanyak 32 orang.

4.1Persepsi Pemustaka terhadap Koleksi Perpustakaan

4.1.1 Persepsi Pemustaka terhadap Susunan Koleksi yang Tersedia di Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap susunan koleksi yang tersedia di Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi, dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap susunan koleksi

No. item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

1. Bagaimana pendapat Saudara/i

(18)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

susunan koleksi yang tersedia di perpustakaan adalah 11 (14%) responden

menanggapi sangat baik, 48 (60%) responden menanggapi baik, dan 21 (26%)

responden menanggapi kurang baik.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa susunan koleksi

perpustakaan yang tersedia di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Dairi sebagian besar responden, yakni 74% menanggapi baik. Hal ini

dapat dilihat dari susunan koleksi yang telah disusun berdasarkan nomor

klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). Sementara hampir setengah,

yakni 26% tanggapan responden yang menanggapi kurang baik disebabkan ketika

pengunjung banyak, sehingga susunan koleksi pada rak terlihat kurang rapi dan

beberapa koleksi berada tidak pada tempatnya.

4.1.2 Persepsi Pemustaka terhadap Koleksi Tercetak yang Up to date (terbaru)

Persepsi pemustaka terhadap koleksi tercetak yang up to date (terbaru),

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Persepsi pemustaka terhadap koleksi yang up to date (terbaru) No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

2. Menurut Saudara/i, apakah

perpustakaan telah

menyediakan koleksi

tercetak yang up to date

(19)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kesesuaian koleksi tercetak yang tersedia di perpustakaan dengan perkembangan

zaman adalah 9 (11%) responden menanggapi sangat sesuai, 31 (39%) responden

menanggapi sesuai, 33 (41%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 7 (9%)

responden menanggapi kurang sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi tercetak yang

tersedia di perpustakaan setengah (50%) menanggapi telah up to date (terbaru),

dan setengah (50%) menanggapi tidak up to date. Menurut pengamatan peneliti,

adanya tanggapan responden menyatakan koleksi tercetak perpustakaan tidak up

to date dikarenakan koleksi yang dimiliki perpustakaan kebanyakan koleksi dari tahun-tahun sebelumnya, koleksi terbaru hanya beberapa saja, seperti tahun 2014

penambahan koleksi sebanyak 332 judul dan sebagian besar judul buku sama

dengan judul pada tahun sebelumnya. Hal ini perlu disikapi agar keberadaan

koleksi tetap up to date (terbaru), perpustakaan hendaknya lebih teliti memilih

terbitan buku ketika akan merencanakan penambahan koleksi perpustakaan.

4.1.3 Persepsi Pemustaka terhadap Keragaman Koleksi Perpustakaan Persepsi pemustaka terhadap keragaman koleksi yang tersedia di

perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Persepsi pemustaka terhadap keragaman koleksi perpustakaan No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

3. Apakah koleksi yang

(20)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

keragaman koleksi yang tersedia di perpustakaan adalah 25 (31%) responden

menanggapi sangat beragam, 47 (59%) responden menanggapi beragam, dan

8 (10%), responden menanggapi kurang beragam.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni

90% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan beragam. Hal

ini menunjukkan bahwa Kantor perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi telah

memiliki koleksi dengan subjek yang beragam. Hal ini dapat dilihat pada

subjek-subjek buku yang tersedia telah dapat mewakili setiap bidang ilmu, sementara

10% tanggapan responden menyatakan kurang beragam dikarenakan ketersediaan

buku dengan subjek yang sama kurang mencukupi kebutuhan pemustaka.

4.1.4 Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan/ Keinginan Pemustaka

Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi dengan kebutuhan/

keinginan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi dengan kebutuhan/ keinginan pemustaka

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

4. Apakah koleksi yang tersedia

di perpustakaan telah sesuai

dengan kebutuhan/ keinginan

(21)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kesesuaian koleksi yang tersedia di perpustakaan dengan keinginan/ kebutuhan

pemustaka adalah 28 (35%) responden menanggapi sesuai, 33 (41%) responden

menanggapi kurang sesuai, dan 19 (24%) responden menanggapi tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni

35% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan

keinginan/ kebutuhannya dan sebagian besar, yakni 65% menanggapi kurang/

tidak sesuai. Menurut pengamatan peneliti, jika dilihat dari jenis, jumlah maupun

judul koleksi yang tersedia di perpustakaan belum dapat memenuhi kebutuhan/

keinginan pemustakanya sebagai sebuah perpustakaan yang melayani masyarakat

umum dengan status sosial yang berbeda yang tentunya memiliki kebutuhan yang

berbeda pula. Sehingga saat pemustaka mencari koleksi yang diingini, terkadang

koleksi tersebut dipinjam oleh pemustaka lain, judul tidak sesuai atau bisa jadi

koleksi yang dibutuhkan tidak dimiliki.

4.1.5 Persepsi Pemustaka terhadap Kelengkapan Koleksi Referensi, seperti Kamus

Persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi referensi, seperti kamus,

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi referensi No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

5. Menurut Saudara/i, apakah

(22)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kelengkapan koleksi referensi, seperti kamus adalah 13 (16%) responden

menanggapi sangat lengkap, 45 (56%) responden menanggapi lengkap, 19 (24%)

responden menanggapi kurang lengkap, dan 3 (4%) responden menanggapi

kurang lengkap.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni

72% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan lengkap.

Menurut pengamatan peneliti, ketersediaan koleksi referensi (kamus) pada

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sudah lengkap. Koleksi kamus yang

dimiliki telah dapat mewakili berbagai bidang ilmu. Sementara hampir setengah

tanggapan responden yang menyatakan kurang/tidak lengkap dikarenakan koleksi

kamus yang dimiliki perpustakaan masih minim dilihat dari jumlah eksamplar,

dimana masing-masing judul/ kamus maksimal terdiri dari 3 eksamplar.

4.2Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi

4.2.1 Persepsi Pemustaka terhadap Sistem Layanan Terbuka (open access) dalam Mencari dan Memilih Koleksi yang dibutuhkan

Persepsi pemustaka terhadap sistem layanan terbuka (open access) dalam

mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkan, dapat dilihat pada tabel sebagai

(23)

Tabel 4.6 Persepsi pemustaka terhadap layanan terbuka (open access) No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

6. Apakah sistem layanan

terbuka (open access)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka

terhadap sistem layanan terbuka (open access) dalam mencari dan memilih

koleksi yang dibutuhkan adalah 31 (39%) responden menanggapi sangat

memudahkan, 41 (51%) responden menanggapi memudahkan, 7 (9%) responden

menanggapi kurang memudahkan, dan 1 (1%) responden menanggapi tidak

memudahkan.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni

90% responden menanggapi sistem layanan terbuka (open access) memudahkan

pemustaka dalam mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkannya. Sistem

layanan terbuka (open access) yang diterapkan di perpustakaan telah memberikan

kemudahan bagi pemustaka dalam mencari koleksi yang dibutuhkannya,

pemustaka bebas memilih, mengambil dan bahkan pemustaka memiliki

kesempatan untuk melihat koleksi yang lain jika koleksi yang dibutuhkan tidak

(24)

4.2.2 Persepsi Pemustaka terhadap Prosedur Peminjaman Koleksi Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap prosedur peminjaman koleksi perpustakaan,

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7 Persepsi pemustaka terhadap prosedur peminjaman koleksi

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

7. Menurut Saudara/i, bagaimana

prosedur peminjaman koleksi

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka

terhadap prosedur peminjaman koleksi perpustakaan adalah 3 (4%) responden

menanggapi sangat baik, 56 (70%) responden menanggapi baik, 8 (10%)

responden menanggapi kurang baik, dan 13 (16%) responden menanggapi tidak

baik.

Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 74% responden

menanggapi prosedur peminjaman koleksi perpustakaan dikategorikan baik.

Menurut pengamatan peneliti hampir setengah, yakni 26% responden menanggapi

kurang/tidak baik dikarenakan sistem peminjaman koleksi perpustakaan hingga

saat ini masih manual sehingga pemustaka merasa prosedur peminjaman terkesan

(25)

4.2.3 Persepsi Pemustaka terhadap Prosedur Pengembalian Koleksi Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap prosedur pengembalian koleksi perpustakaan,

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Persepsi pemustaka terhadap prosedur pengembalian koleksi No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

8. Menurut Saudara/i, bagaimana

prosedur pengembalian koleksi

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka

terhadap prosedur pengembalian koleksi perpustakaan adalah 1 (%) responden

menanggapi sangat baik, 51 (64%) responden menanggapi baik, 11 (14%)

responden menanggapi kurang baik, dan 17 (21%) responden menanggapi tidak

baik.

Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 65% responden

menanggapi prosedur pengembalian koleksi perpustakaan dikategorikan baik.

Sementara adanya hampir setengah dari responden yang menanggapi kurang/tidak

baik dikarenakan sistem pengembalian koleksi perpustakaan hingga saat ini masih

manual sehingga pemustaka merasa prosedur pengembalian terkesan lambat dan

(26)

4.2.4 Persepsi Pemustaka terhadap Sikap Petugas Layanan Sirkulasi dalam Memberikan Layanan

Persepsi pemustaka terhadap sikap petugas layanan sirkulasi dalam

memberikan layanan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Persepsi pemustaka terhadap sikap petugas layanan sirkulasi No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

9. Apakah petugas layanan

sirkulasi komunikatif

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka

terhadap sikap petugas layanan sirkulasi dalam memberikan layanan adalah 21

(26%) responden menanggapi sangat komunikatif, 37 (46%) responden

menanggapi komunikatif, 20 (25%) responden menanggapi kurang komunikatif,

dan 2 (3%) responden menanggapi tidak komunikatif.

Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 72% responden

menanggapi sikap petugas layanan sirkulasi dalam pelayanan komunikatif.

Menurut pengamatan peneliti, petugas layanan selalu mengutamakan sikap yang

proaktif terhadap pemustaka, hal ini mengingat adanya Jaminan Pelayanan

(27)

perpustakaan “jika dalam pelayanan perpustakaan petugas tidak memberikan 3S

maka pemustaka berhak mendapat tambahan pinjaman buku menjadi 3

eksamplar”. Sementara hampir setengah, yakni 28% responden menanggapi sikap

petugas yang kurang/tidak komunikatif, hal ini disebabkan minimnya petugas

perpustakaan dengan beban kerja sebagai petugas layanan, klasifier, penyusun

buku, kataloger dan operator komputer sehingga waktu yang dimiliki untuk

berkomunikasi dan keramahan yang diberikan cukup singkat.

4.2.5 Persepsi Pemustaka terhadap Kecepatan dalam Transaksi Peminjaman Koleksi Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman

koleksi perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10 Persepsi pemustaka terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

10. Bagaimana kecepatan dalam

transaksi peminjaman koleksi

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka

terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman koleksi perpustakaan adalah 6

(28)

49 (61%) responden menanggapi kurang cepat, dan 5 (6%) responden menanggapi

tidak cepat.

Berdasarkan data di atas hampir setengah, yakni 33% responden

menanggapi bahwa perpustakaan telah mampu memberikan kecepatan dalam

transaksi peminjaman koleksi perpustakaan. Menurut pengamatan peneliti,

sebagian besar, yakni 67% responden menanggapi kurang/tidak cepat dikarenakan

minimnya jumlah petugas layanan dan belum terautomasinya sistem peminjaman

sehingga pada saat pemustaka ramai, ada kemungkinan pemustaka harus

mengantre melakukan transaksi peminjaman koleksi.

4.2.6 Persepsi Pemustaka terhadap Jangka Waktu Peminjaman Koleksi Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap jangka waktu peminjaman koleksi

perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11 Persepsi pemustaka terhadap jangka waktu peminjaman koleksi No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

11. Apakah jangka waktu

peminjaman koleksi

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

(29)

pemustaka adalah 11 (14%) responden menanggapi sangat sesuai, 49 (61%)

responden menanggapi sesuai, 16 (20%) responden menanggapi kurang sesuai,

dan 4 (5%) responden menanggapi tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni

75% responden menanggapi jangka waktu peminjaman koleksi perpustakaan

sesuai dengan kebutuhannya, sementara 25% lainnya menanggapi kurang/tidak

sesuai. Menurut pengamatan peneliti, jangka waktu peminjaman selama 14 hari

dan dapat diperpanjang 7 hari lagi merupakan waktu yang cukup dan telah

disesuaikan dengan jumlah koleksi yang dipinjam. Namun 25% responden yang

sebahagian besar adalah pelajar menyatakan jangka waktu tersebut kurang lama

mengingat buku-buku yang dipinjam sangat menunjang kegiatan belajar mengajar

dan tugas-tugas di sekolah.

4.2.7 Persepsi Pemustaka terhadap Jumlah Buku yang dapat dipinjam Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian jumlah buku yang dapat dipinjam

dengan kebutuhan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.12 Persepsi pemustaka terhadap jumlah buku yang dapat dipinjam No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

12. Apakah jumlah buku yang

(30)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kesesuaian jumlah buku yang dapat dipinjam dengan kebutuhan pemustaka adalah

10 (13%) responden menanggapi sangat sesuai, 29 (36%) responden menanggapi

sesuai, 32 (40%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 9 (11%) responden

menanggapi tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni

49% responden menanggapi jumlah buku yang dapat dipinjam sudah sesuai

dengan kebutuhannya dan 51% responden menanggapi kurang/tidak sesuai.

Menurut pengamatan peneliti, jumlah buku yang dapat dipinjam sebanyak 2

eksamplar sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada, hal ini memperlihatkan

bahwa penerapan aturan jumlah buku yang dapat dipinjam telah disesuaikan

dengan perbandingan jumlah koleksi dengan jumlah anggota perpustakaan.

Sementara hampir setengah responden yang menyatakan bahwa jumlah buku yang

dipinjam kurang/tidak sesuai dengan kebutuhannya mengingat pemustaka

mayoritas pelajar yang membutuhkan referensi dan sumber informasi sebagai

pendukung kegiatan belajar di sekolah.

4.3Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Referensi

4.3.1 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas Perpustakaan dalam Menjawab Pertanyaan Pemustaka

Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam

(31)

Tabel 4.13 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam menjawab pertanyaan pemustaka

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

13. Bagaimana kemampuan

kemampuan petugas perpustakaan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemustaka

adalah 1 (1%) responden menanggapi sangat mampu, 65 (81%) responden

menanggapi mampu, 10 (13%) responden menanggapi kurang mampu, dan 4

(5%) responden menanggapi tidak mampu.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni

82% responden menanggapi petugas perpustakaan mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan pemustaka, hal ini menunjukkan bahwa petugas

perpustakaan/pustakawan selalu berusaha memberikan jawaban atau petunjuk

tentang informasi yang dibutuhkan pemustaka, kemampuan yang dimiliki petugas

dibarengi dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki oleh petugas

perpustakaan yang dalam hal ini memiliki latar belakang pendidikan Ilmu

Perpustakaan. Sementara 18% tanggapan responden yang menyatakan

ketidakmampuan petugas perpustakaan menjawab pertanyaan dikarenakan

minimnya jumlah dan waktu yang dimilki petugas untuk selalu siap melayani

(32)

Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Koleksi Referensi dengan

Kebutuhan Pemustaka

Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi referensi dengan

kebutuhan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.14 Persepsi pemustaka terhadap koleksi referensi No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

14. Apakah koleksi referensi Kantor

Perpustakaan, Arsip dan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kesesuaian koleksi referensi dengan kebutuhan pemustaka adalah 1 (1%)

responden menanggapi sangat sesuai, 21 (26%) responden menanggapi sesuai, 47

(59%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 11 (14%) responden

menanggapi tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni

27% responden menanggapi koleksi referensi pada Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Kabupaten Dairi sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan

sebagian besar, yakni 73% menanggapi kurang/tidak sesuai. Menurut pengamatan

peneliti, Perpustakaan memiliki koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi,

(33)

minim dilihat dari jumlah dan volume terbitannya, sehingga pemustaka kadang

kecewa karena tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.

4.3.2 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas memberikan Layanan Referensi

Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas referensi menangkap

keinginan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.15 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas memberikan layanan referensi

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

15. Menurut Saudara/i, apakah

petugas mampu menangkap

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kemampuan petugas memberikan layanan referensi adalah 8 (10%) responden

menanggapi sangat mampu, 49 (61%) responden menanggapi mampu, 20 (25%)

responden menanggapi kurang mampu, dan 3 (4%) responden menanggapi tidak

mampu.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni

(34)

pemustaka dengan memberikan respon atas keluhan pemustaka atas informasi dan

rujukan yang dibutuhkan. Adanya hampir setengah, yakni 29% tanggapan

responden yang menyatakan ketidakmampuan petugas perpustakaan menangkap

keinginan pemustaka layanan referensi dikarenakan keterbatasan tenaga dan

waktu yang dimiliki petugas dalam memberikan layanan. Sementara dalam hal

penelusuran informasi yang dibutuhkan masih manual yang menimbulkan layanan

yang diberikan terkesan lambat.

4.4Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Bimbingan Pemustaka

4.4.1 Persepsi Pemustaka terhadap Perlu adanya Petunjuk atau Rambu-rambu di Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap perlu adanya petunjuk atau rambu-rambu di

perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.16 Persepsi pemustaka terhadap petunjuk atau rambu-rambu perpustakaan

No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

16. Bagaimana menurut Saudara/i,

(35)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap perlu

adanya petunjuk atau rambu-rambu di perpustakaan adalah 49 (61%) responden

menanggapi sangat perlu, 29 (36%) responden menanggapi perlu, dan 2 (3%)

responden menanggapi tidak perlu.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan pada umumnya, yakni 97%

responden menanggapi bahwa perlu adanya petunjuk atau rambu-rambu di

perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya petunjuk atau

rambu-rambu tersebut, pemustaka akan merasa nyaman, mengetahui keberadaan

informasi yang dibutuhkan, dan terbantu dalam pemanfaatan fasilitas-fasilitas

yang tersedia di perpustakaan.

4.4.2 Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Prosedur yang ada di Perpustakaan

Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian prosedur yang ada di

perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.17 Persepsi pemustaka terhadap prosedur perpustakaan No.

item

Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

17. Apakah prosedur yang ada di

(36)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kesesuaian prosedur yang ada di perpustakaan adalah 12 (15%) responden

menanggapi sangat sesuai, 58 (73%) responden menanggapi sesuai, 9 (11%)

responden menanggapi kurang sesuai, dan 1 (1%) responden menanggapi tidak

sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan pada umumnya, yakni 88%

responden menanggapi prosedur yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan

peruntukannya. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur pendaftaran, pelayanan,

peminjaman dan lainnya telah sesuai dengan Standart Operasional Pelayanan

(SOP) yang tertera di perpustakaan. Prosedur-prosedur dimaksud telah tertera

pada ruang layanan perpustakaan sehingga pemustaka dapat melihat proses yang

diterapkan dan menyesuaikannya dengan pelaksanaannya.

4.4.3 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas Perpustakaan dalam memberikan Bimbingan kepada Pemustaka

Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam

memberikan bimbingan kepada pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.18 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas dalam memberikan bimbingan pemustaka

No.

item

(37)

18. Menurut Saudara/i,

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap

kemampuan petugas perpustakaan memberikan bimbingan dalam mencari

informasi yang dibutuhkan adalah 5 (6%) responden menanggapi sangat mampu,

51 (64%) responden menanggapi mampu, 21 (26%) responden menanggapi

kurang mampu, dan 3 (4%) responden menanggapi tidak mampu.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni

70% responden menanggapi petugas perpustakaan mampu memberikan

bimbingan dalam mencari informasi yang dibutuhkannya, dan 30% responden

lainnya menanggapi kurang/tidak mampu. Menurut pengamatan peneliti,

kemampuan petugas perpustakaan dalam memberikan bimbingan kepada

pemustaka terlihat saat adanya pemustaka yang mendaftar menjadi anggota

perpustakaan, secara mendetail petugas dapat menerangkan bagaimana prosedur

yang ada, memberikan bantuan, arahan dan bimbingan bagaimana pemanfaatan

semua bentuk sarana layanan perpustakaan secara mudah. Sementara adanya

tanggapan pemustaka atas ketidakmampuan petugas dalam memberikan

(38)

terkadang petugas kurang cepat menanggapi permintaan atau pertanyaan

pemustaka.

Dari 18 pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden, persepsi

pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut: (1) sebesar 71% persepsi

pemustaka terhadap susunan koleksi, prosedur peminjaman dan prosedur

pengembalian koleksi yang menyatakan baik. (2) adanya persepsi pemustaka

sebesar 80% yang menyatakan bahwa jangka waktu peminjaman dan prosedur

yang ada sesuai sementara 37% persepsi pemustaka yang menyatakan bahwa

koleksi, jumlah buku yang dapat dipinjam, dan koleksi referensi belum sesuai

dengan kebutuhan pemustaka. (3) sebesar 74% persepsi pemustaka menyatakan

bahwa petugas perpustakaan mampu menjawab pertanyaan, memberikan layanan

referensi, dan memberikan bimbingan kepada pemustaka (4) sementara persepsi

pemustaka terhadap keragaman koleksi, kelengkapan koleksi referensi,

kemudahan sistem terbuka, sikap petugas layanan sirkulasi dan perlunya petunjuk

atau rambu-rambu di perpustakaan sebesar 84%. (5) setengah persepsi pemustaka

menyatakan bahwa koleksi yang dimiliki tidak up to date, hal ini dikarenakan saat

penambahan koleksi sebagian besar judul buku sama dengan judul pengadaan

tahun sebelumnya. Sementara 67% persepsi pemustaka terhadap transaksi

peminjaman kurang cepat, dikarenakan minimnya jumlah petugas layanan serta

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang “Persepsi pemustaka

terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut:

1. Persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan, bahwa koleksi

perpustakaan yang tersedia sudah tersusun dengan baik, beragam dan koleksi

referensi (kamus) sudah cukup lengkap. Namun koleksi yang dimiliki belum

up to date (terbaru), dan tidak sesuai dengan kebutuhan/keinginan pemustaka. 2. Persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi, bahwa sistem layanan terbuka

memudahkan dan cukup efektif bagi pemustaka, prosedur peminjaman dan

pengembalian koleksi cukup baik, sikap petugas perpustakaan cukup

komunikatif, transaksi dan jangka waktu peminjaman sudah baik. Sementara

jumlah buku yang dapat dipinjam masih kurang sesuai dengan kebutuhan

pemustaka.

3. Persepsi pemustaka terhadap layanan referensi, bahwa kemampuan petugas

referensi dalam menjawab pertanyaan pemustaka sudah baik, koleksi referensi

sudah sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan petugas referens mampu

menangkap keinginan pemustaka dengan memberikan respon atas keluhan

pemustaka atas informasi dan rujukan yang dibutuhkan.

4. Persepsi pemustaka terhadap layanan bimbingan pemustaka, bahwa adanya

(40)

terbantu dalam pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan.

Demikian juga halnya dengan layanan yang diberikan sudah sesuai dengan

prosedur pada Standart Operasional Pelayanan (SOP) yang tertera di

perpustakaan

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa layanan

perpustakaan yang tersedia pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Dairi sudah baik, akan tetapi untuk lebih meningkatkan kualitas

layanan perpustakaan, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Penambahan koleksi baru yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka perlu

ditingkatkan, sehingga perpustakaan semakin diminati oleh masyarakat.

Keragaman dan kelengkapan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan

pemustaka dapat diketahui dengan memberikan kesempatan kepada

pemustaka untuk menilai perpustakaan melalui kotak saran, angket, kuesioner

dan metode lainnya.

2. Untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, perlu adanya tindakan

peningkatan dan pengembangan skill, kepribadian dan kinerja petugas layanan

perpustakaan.

3. Demi mewujudkan Perpustakaan Umum Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Dairi sebagai perpustakaannya masyarakat Dairi,

diharapkan ke depan perpustakaan sudah mampu menerapkan sistem automasi

perpustakaan, menyediaan fasilitas layanan anak, layanan internet, dan

(41)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Perpustakaan Umum

Dalam Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2007 menyatakan:

1. Perpustakaan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa, serta dapat diselenggarakan oleh masyarakat.

2. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

3. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

4. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk

menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. 5. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan/atau kota,

melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap.

2.1.1 Pengertian perpustakaan umum

Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang

menyediakan informasi yang beragam disesuaikan dengan keadaan lingkungan

dan pengguna yang beragam pula. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6 bahwa Perpustakaan

umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai

sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,

(42)

Menurut Reitz (2004) yang dikutip oleh Hasugian (2009, 77) menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak).”

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan. (Perpustakaan Nasional R.I. 2000, 4)

Menurut Siregar (2011, 38) Perpustakaan umum didefinisikan sebagai

suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik

melalui pemerintah lokal, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk

organisasi masyarakat.

Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik di

dalam masyarakat. Perpustakaan merupakan suatu lembaga netral yang

menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat

dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri sendiri tanpa paksaan tentang

isu-isu mutakhir. (Siregar 2004, 76)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan

umum merupakan suatu wadah/organisasi yang diperuntukkan bagi masyarakat

luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis

(43)

2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum

Setiap lembaga didirikan mempunyai tujuan, fungsi dan tugas yang akan

dicapai dalam penyelenggaraannya. Dalam mencapai tujuannya sebagai

perpustakaannya masyarakat, perpustakaan umum harus tetap eksis dalam

melaksanakan fungsi dan tugasnya.

2.1.2.1 Tujuan perpustakaan umum

Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum antara

lain untuk :

1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan

bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupanny sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas

melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Gill (2001) yang dikutip oleh Siregar (2011, 39) menyatakan bahwa tujuan

utama perpustakaan umum adalah memberikan sumber daya dan pelayanan dalam

berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan, baik untuk

kebutuhan pendidikan, informasi, pengembangan individu dan rekreasi.

Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992, 2)

dinyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan umum mempunyai tujuan :

1. Untuk pendidikan masyarakat (sebagai saranapendidikan non formal) dan

membudidaya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat guna

meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.

(44)

3. Memberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

4. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina semangat

membangun dan semangatbelajar masyarakat.

5. Membekali berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-pengalaman

kepada masyarakat diberbagai bidang.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutif oleh Hasugian

(2009, 77) bahwa tujuan perpustakaan umum dalam Manifesto Unesco adalah :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka

yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik;

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topic yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermnfaat bagi

masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat

dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka;

4. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum

merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.2.2 Fungsi perpustakaan umum

Menurut Siregar (2004, 76) fungsi utama dari perpustakaan umum adalah

untuk membantu orang menjadi melek informasi. Dalam hal ini termasuk

memberitahu bagaimana menelusuri informasi yang dibutuhkan, mengembangkan

kebiasaan membaca, membantu belajar seumur hidup dan perubahan karir.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutip oleh Siregar

(2011, 39) bahwa “fungsi perpustakaan umum dibagi dalam lima kategori yaitu :

1. Sebagai sarana simpan karya manusia; 2. Fungsi informasi;

3. Fungsi rekreasi;

(45)

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum

(2000, 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum antara lain sebagai

berikut:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

4. Penyimpanan dan pemeliharan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang

langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili dan lain-lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh

masyarakat dan mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka

pemanfatanan bersama koleksi dan sarana/prasarana. 11.Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.

Fungsi perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP

003: 2011, 8) meliputi :

1. Pengembangan koleksi.

2. Menghimpun dan merawat koleksi muatan lokal.

3. Mengorganisasi materi perpustakaan.

4. Mendayagunakan koleksi.

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan teknologi

informasi dan komunikasi.

6. Merawat materi perpustakaan.

7. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.

8. Mengkoordinasikan kampanye Gerakan Gemar Membaca di

wilayahnya.

2.1.2.3 Tugas perpustakaan umum

Tugas perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP

(46)

1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini

2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup.

3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal.

4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota

masyarakat.

5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat

sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik.

6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi

perpustakaan lain serta berbagai situs web

7. Menyelenggarakan kerjasama dan membentuk jaringan informasi.

8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca.

9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer.

10.Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain melalui perpustakaan keliling.

11.Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan

dan perpustakaan desa/kelurahan di wilayahnya.

12.Menghimpun dan melakukan pemuktahiran data perpustakaan di

wilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan (c.q Perpustakaan Nasional RI).

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6)

dinyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan,

mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan

sarana pemanfatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan

informasi dan bahan bacaan.

2.2Pustakawan

Agar dapat memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya,

perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas

yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas pustakawan yang ada di perpustakaan

sangat tergantung dari jenis perpustakaan serta cakupan tugas yang harus

(47)

Menurut Makmur (2015, 8), “Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan tenaga teknis perpustakaan adalah tenaga nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis komputer, audiovisual, katatausahaan.”

Dalam Undang-Undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal

1 ayat 8 menjelaskan bahwa “pustakawan adalah seseorang yang memiliki

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.

Pustakawan adalah Garda Pengetahuan (the guardian of nnowledge),

bukan penjaga buku (the custodian of books). Melalui jerih payah pustakawanlah

pengetahuan yang ada sekarang menjadi lestari dari masa ke masa, terkait dengan

itu, setiap pustakawan senantiasa memahami dengan baik peran utama

perpustakan bukan hanya sebagai penyimpan buku, tetapi juga sebagai penyebar

informasi (disseminator of information). (Kamal, 2009)

Pustakawan bukan hanya bertugas mengumpulkan informasi melainkan

juga fungsi sebagai tempat bertanya untuk memupuk keakraban dengan

pemustakanya. Pengetahuan umum yang luas diperlukan sebagai bekal untuk

menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pemustaka.

Sedangkan kemampuan komunikasi sebagai penguasaan teknik bertanya yang

akan membantu pemustaka merumuskan pertanyaan secara jelas dan juga

(48)

2.3Koleksi Perpustakaan

Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan

mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses/

temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.

Oleh sebab itu perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang lengkap

sesuai dengan misi, visi, perencanaan strategi, kebijakan, dan tujuannya. Koleksi

bahan pustaka yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

pembaca. (Suwarno 2009, 109).

Perpustakaan umum memiliki beragam kelompok pengguna baik dari segi

usia, pekerjaan, status sosial, pendidikan dan sebagainya, sehingga dalam

penyediaan koleksi harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya artinya dengan

ragam pemustaka yang berbeda beragam pula koleksi yang harus

disediakan.keragaman koleksi tersebut tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak,

sedapat mungkin koleksi yang disediakan dapat mengikuti perkembangan

teknologi informasi yang semakin pesat. Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000, 19) menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum

mencakup bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah dan surat kabar, bahan

pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”

Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa koleksi perpustakaan umum

tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak saja, dan sedapat mungkin dapat

mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat

sehingga koleksi perpustakaan yang tersedia dapat lebih mudah, murah dan cepat

(49)

2.4Pemustaka

Istilah pemustaka sebenarnya baru resmi dipakai setelah dundangkannya

Undang-Undang tentang Perpustakaan tahun 2007. Dalam undang-undang

tersebut dinyatakan bahwa yang disebut dengan “pemustaka” adalah pengguna

perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga

yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. (Rahayuningsih, 2015)

Pemustaka menurut Suwarno (2009, 80) adalah pengguna fasilitas yang

disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun

fasilitas lainnya).

Perpustakaan tidak akan ada artinya apabila tidak ada pengunjung yang

memanfaatkan atau menggunakan bahan pustaka/koleksinya yaitu user/

pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan,

kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan

perpustakaan ( UU No 43 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9).

Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengertian dari pemustaka adalah orang

yang memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan di perpustakaan.

2.5Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting dari semua

kegiatan di perpustakaan dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan dan

tuntutan masyarakat akan informasi sesuai dengan keinginannya. Bahkan ketika

jam perpustakaan tutup, tugas pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta

(50)

melakukan statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku

(terutama pada perpustakaan yang belum menerapkan sistem otomasi

perpustakaan), melakukan pengrakan (selving) dan lain-lain. Walaupun bagian

pelayanan ini merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan

pemakai dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap

perpustakaan harus menyadari bahwa kelancaran layanan perpustakaan juga

tergantung dan saling berkaitan dengan unit-unit lain di perpustakaan.

Dalam Bab V Pasal 14 UU No. 43 yang dikutip oleh Sudarsono (2009,

160), menyatakan bahwa, “Pokok terpenting tentang layanan perpustakaan adalah:

1. Harus prima dan berorientasi pada pemustaka.

2. Harus memenuhi standar nasional perpustakaan.

3. Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK).

4. Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan

memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan sendiri atau perpustakaan lain.

5. Layanan perpustakaan terpadu dengan mewujudkan kerjasama antar perpustakaan.

6. Kerjasama ini dilaksanakan melalui jejaring telematik.”

Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003: 2011, 1), “ Layanan

perpustakaan adalah jasa yang diberikan kepada pemustaka sesuai dengan misi

perpustakaan”.

Menurut Sutarno (2006, 90), Layanan perpustakaan merupakan salah satu

kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan

yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dapat memberikan rasa

senang/puas kepada pemakai dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan

(51)

1. layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.

2. berorientasi kepada pemakai.

3. berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.

4. berjalan mudah dan sederhana.

5. murah dan ekonomis.

6. menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.

7. bervariasi dan mengundang rasa ingin kembali.

8. bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan.

9. mengembangkan hal-hal yang baru/inovatif.

10.mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain.

11.mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Layanan merupakan pekerjaan membantu seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Layanan harus dapat dilakukan dengan cepat, tepat

waktu dan benar, sehingga perpustakaan harus siap membedah diri dengan

menyediakan fasilitas dan memenuhi kebutuhan pemustakanya.

2.5.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar proses pemanfaatan jasa perpustakaan berjalan dengan baik, maka

perpustakaan perlu menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di

perpustakaan tersebut. Pemilihan dan penerapan sistem layanan ini tergantung

dari beberapa faktor, yaitu:

1. Pertimbagan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan; 2. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi;

3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai dan jumlah koleksi;

4. Luas gedung perpustakaan;

(52)

Pada umumnya perpustakaan dikenal dengan dua sistem layanan yang

digunakan, yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup

(closed access).

Menurut Syaifullah (2008, 58),” Sistem layanan terbuka adalah suatu

sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca di ruang baca yang disediakan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dibacanya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat

meminta kepada petugas untuk mengambilkannya”.

Darmono (2001, 137) mengemukakan bahwa, kedua sistem ini pada

dasarnya bertujuan untuk:

1. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan

terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan.

2. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang

sedang dipinjamnya.

3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam.

2.5.1.1Sistem Layanan Terbuka (open access)

Menurut Darmono (2007, 170), ”Sistem layanan terbuka adalah sistem

layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,

menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran

koleksi perpustakaan.”

Pada sistem layanan terbuka ini, pemustaka diberi kebebasan oleh

perpustakaan untuk dapat masuk dan mencari sendiri koleksi yang dibutuhkannya

ke rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan. Misalnya,

Gambar

Tabel 3.1: Jumlah Anggota Perpustakaan Kabupaten Dairi
Tabel 3.2: Jumlah sampel berdasarkan strata
Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap susunan koleksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

IVAN PRASETYO RIADITAMA, D1813043, “PENERAPAN SISTEM AUTOMASI DAN MANUAL PADA LAYANAN SIRKULASI DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO” TUGAS

PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan interpersonal pustakawan ditinjau dari persepsi pemustaka di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe

Peningkatan Perpustakaan Keliling di Lingkungan Provinsi DKI Jakarta dalam Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan.. Jakarta:

Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi dibentuk sebagai kantor pada tahun 2008 adalah merupakan peningkatan kelembagaan yang sebelumnya merupakan UPTD

Kemudian Dalam perkembangan pemerintahan berikutnya, mengenai Kantor arsip dan perpustakaan berubah menjadi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Kemudian Dalam perkembangan pemerintahan berikutnya, mengenai Kantor arsip dan perpustakaan berubah menjadi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sumenep yang diatur

Menurut informan I untuk saat ini layanan arsip pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Kota Bukittinggi hanya sebatas layanan informasi secara umum sedangkan