LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian tentang “Persepsi Pemustaka terhadap
Layanan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi”, saya Ranap Sinaga mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Atas kesediaan Saudara/i, sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah biodata Saudara/i pada kolom Identitas Responden.
2. Responden dimohon untuk membaca kuesioner dengan teliti dan seksama.
3. Responden dimohon untuk memilih jawaban dari pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban a, b, c atau d sesuai dengan persepsi Saudara/i.
Identitas Responden:
A. Status pekerjaan Saudara/i saat ini:
a. Pelajar b. Mahasiswa c. Umum
Pertanyaan: A. Koleksi
1. Bagaimana pendapat Saudara/i tentang susunan koleksi yang tersedia di
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Tidak baik
2. Menurut Saudara/i, apakah perpustakaan telah menyediakan koleksi tercetak
yang up to date (terbaru)?
a. Sangat up to date
b. Up to date
c. Kurang sesu up to date
3. Apakah koleksi yang tersedia di perpustakaan beragam?
5. Menurut Saudara/i, apakah koleksi referensi seperti kamus, yang tersedia di
perpustakaan sudah lengkap?
6. Apakah sistem layanan terbuka (open access) memudahkan Saudara/i dalam
mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkan?
a. Sangat memudahkan
b. Memudahkan
c. Kurang memudahkan
d. Tidak memudahkan
7. Menurut Saudara/i, bagaimana prosedur peminjaman koleksi perpustakaan?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Tidak baik
8. Menurut Saudara/i, bagaimana prosedur pengembalian koleksi perpustakaan?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
9. Apakah petugas layanan sirkulasi komunikatif dalam pelayanan kepada
10.Bagaimana kecepatan dalam transaksi peminjaman koleksi perpustakaan?
a. Sangat cepat
b. Cepat
c. Kurang cepat
d. Tidak cepat
11.Apakah jangka waktu peminjaman koleksi perpustakaan sudah sesuai dengan
kebutuhan Saudara/i ?
13.Bagaimana kemampuan petugas perpustakaan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pengguna perpustakaan (pemustaka)?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu
14.Apakah koleksi referensi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Dairi sudah sesuai dengan kebutuhan pemustaka?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
15.Menurut Saudara/i, apakah petugas mampu menangkap keinginan pemustaka
pada saat memberikan layanan referensi?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu
D. Layanan Bimbingan Pemustaka
16.Bagaimana menurut Saudara/i, apakah perlu adanya petunjuk atau
rambu-rambu di perpustakaan?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
17.Apakah prosedur yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan
peruntukannya?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
18.Menurut Saudara/i, bagaimana kemampuan petugas dalam memberikan
bimbingan kepada pemustaka?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
LAMPIRAN II
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
Strata Kuesioner Tally Persentase
Pilihan Jawaban a b c d
a b c d R % R % R % R %
Pelajar 1 6 39 16 0 11 14% 48 60% 21 26% 0 0%
Mahasiswa 2 4 1 0
Umum 3 5 4 0
Pelajar 2 9 27 21 4 9 11% 31 39% 33 41% 7 9%
Mahasiswa 0 1 5 1
Umum 0 3 7 2
Pelajar 3 20 35 6 0 25 31% 47 59% 8 10% 0 0%
Mahasiswa 2 4 1 0
Umum 3 8 1 0
Pelajar 4 0 23 21 17 0 0% 28 35% 33 41% 19 24%
Mahasiswa 0 1 5 1
Umum 0 4 7 1
Pelajar 5 13 36 11 1 13 16% 45 56% 19 24% 3 4%
Mahasiswa 0 3 2 2
Umum 0 6 6 0
Strata Kuesioner Tally Persentase
Pilihan Jawaban a b c d
Pelajar 6 23 31 6 1 31 39% 41 51% 7 9% 1 1%
Mahasiswa 3 4 0 0
Umum 5 6 1 0
Pelajar 7 2 47 2 10 3 4% 56 70% 8 10% 13 16%
Mahasiswa 0 2 0 1
Umum 1 7 2 2
Pelajar 8 0 44 5 12 1 1% 51 64% 11 14% 17 21%
Mahasiswa 0 1 4 2
Umum 1 6 2 3
Pelajar 9 17 29 14 1 21 26% 37 46% 20 25% 2 3%
Mahasiswa 2 3 2 0
Umum 2 5 4 1
Pelajar 10 6 12 41 2 6 8% 20 25% 49 61% 5 6%
Mahasiswa 0 3 3 1
Umum 0 5 5 2
Pelajar 11 5 39 14 3 11 14% 49 61% 16 20% 4 5%
Mahasiswa 3 3 0 1
Umum 3 7 2 0
Strata Kuesioner Tally Persentase
Pilihan Jawaban a b c d
a b c d R % R % R % R %
Pelajar 12 9 21 24 7 10 13% 29 36% 32 40% 9 11%
Mahasiswa 1 2 4 0
Pelajar 13 1 52 5 3 1 1% 65 81% 10 13% 4 5%
Mahasiswa 0 5 2 0
Umum 0 8 3 1
Pelajar 14 1 10 42 8 1 1% 21 26% 47 59% 11 14%
Mahasiswa 0 4 3 0
Umum 0 7 2 3
Pelajar 15 8 38 12 3 8 10% 49 61% 20 25% 3 4%
Mahasiswa 0 5 2 0
Umum 0 7 5 0
Pelajar 16 36 23 0 2 49 61% 29 36% 0 0% 2 3%
Mahasiswa 6 1 0 0
Umum 7 5 0 0
Pelajar 17 11 46 4 0 12 15% 58 73% 9 11% 1 1%
Mahasiswa 1 3 2 1
Umum 0 9 3 0
Strata Kuesioner Tally Persentase
Pilihan Jawaban a b c d
a b c d R % R % R % R %
Pelajar 18 3 39 16 3 5 6% 51 64% 21 26% 3 4%
Mahasiswa 1 4 2 0
DAFTAR PUSTAKA
Adiyati, Nita dan Ahmad Fauzia. 2012. Perpustakaan sebagai layanan informasi. https://nitaadiyati.wordpress.com/2015/01/12/perpustakaan-sebagai-layanan-jasa-informasi/. (diakses, 3 Oktober 2015).
Akbar, Andi Khaidir. 2015. Jenis Layanan di Perpustakaan. http://www. academia. edu/6910952/Jenis-jenis layanan di perpustakaan (diakses Oktober 3, 2015).
Ali, Abdul Wahid M. 2006. Peningkatan Perpustakaan Keliling di Lingkungan Provinsi DKI Jakarta dalam Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto
Chalil, Diana dan Riantri Barus. 2014. Analisis Data Kualitatif: Teori dan Aplikasi dalam Analisis SWOT, Model, logit, dan Structural Equation Modeling (Dilengkapi dengan Manual SPSS dan Amos). Medan: USU Press.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
________. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.
Fidansafira. 2014. Layanan referensi perpustakaan. https://fidansafira.wordpress. com/2014/10/04/layanan-referensi-perpustakaan. (diakses Oktober 3, 2015).
Hadi, S. 2001. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press
Hermawan, Rachman, dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Kamal, Zainuddin. 2009. “Peran Pustakawan dalam Pelestarian Budaya
Bangsa.” Makalah disampaikan pada Kongres XI & Seminar Ilmiah Ikatan Pustakawan Indonesia, 19-22 Oktober 2009, Batam, Kepulauan Riau.
Nasir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2010. Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
________. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.
________.1992. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Rahayuningsih. 2015. Mengukur kepuasan pemustaka : menggunakan metode LibQUAL+TM. Yogyakarta: Graha Ilmu
Saifullah. 2008. Manajemen pelayanan perpustakaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Siregar, A Ridwan. 2011. Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum Spasial di Wilayah Perkotaan. Medan: USU Press.
________. 2004. Perpustakaan : Energi Pembangunan Bangsa. Medan: USUpress.
Sutarlinah, Sukaji. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
________. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung Seto.
Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto`
________. 2010. Pengetahuan dasar kepustakaan: Sisi penting perpustakaan dan pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Menurut Nasir (2003, 54), “Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek tertentu dengan tujuan
untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki”.
Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif untuk menyajikan data yang akurat mengenai
persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Dairi, yang berlokasi di Jalan K. H. Dewantara No. 05
Sidikalang. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini diperkirakan selama lima
bulan yaitu sejak bulan Agustus sampai dengan Desember 2015.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sukadji (2000: 24) “Populasi adalah kelompok oleh yang peneliti
dapat dipakai untuk menggeneralisasikan hasil studi. Populasi paling tidak
Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah pengguna yang terdaftar sebagai anggota aktif perpustakaan
dengan berbagai golongan pekerjaan seperti pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1: Jumlah Anggota Perpustakaan Kabupaten Dairi 2014/2015
No Pekerjaan Jumlah Anggota
1. Pelajar 311
2. Mahasiswa 34
3. Umum 63
Jumlah 408
(Sumber: Data Anggota Perpustakaan Kabupaten Dairi, 2014/2015)
3.3.2 Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti (Djarwanto, 1994, 43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya
dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau
yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Menurut Sukadji (2000, 24) “Sampel adalah proses memilih sejumlah
individu untuk riset sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut
mewakili kelompok darimana mereka dipilih.” Dengan kata lain, sampel
merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga
Kegunaan memilih sampel adalah mendapatkan informasi mengenai
populasi, sampel harus refresentatif dan cukup besar, dan bebas dari kemungkinan
sumber-sumber penyebab sampling error atau bias.
Untuk mengetahui banyaknya sampel yang akan diteliti, maka penulis
menentukan ukuran sampel dari populasi dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
Keterangan : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yang
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Propotionate stratified random sampling. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan populasi berstrata berdasarkan pekerjaan responden (sampel).
Seperti yang dikemukakan oleh Suliyanto (2009, 117), bahwa “Propotionate
stratified random sampling digunakan jika populasi memiliki strata dan anggota setiap strata memiliki jumlah yang relatif proposional.” Oleh karena anggota
memiliki jumlah yang proposional maka setiap strata akan terwakili dalam sampel
secara proposional juga.
Perincian jumlah sampel yang diambil adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2: Jumlah sampel berdasarkan strata
Pekerjaan Populasi Perhitungan Sampel Jumlah
Pelajar 311
×80 = 60,98 61
Mahasiswa 34 ×80 = 6,66 7
Umum 63
×80 = 12,35 12
Total Populasi 408 Total Sampel 80
3.4Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
2. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh melalui jurnal,
majalah dan catatan/dokumen perpustakaan lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
3.5Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang dilengkapi
dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.
2. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat
gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.
3. Studi kepustakaan, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui bahan
pustaka, buku, jurnal dan majalah yang dijadikan sebagai sumber
informasi.
3.5.1 Kisi-kisi Kuesioner
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu penulis
membuat kisi-kisi kuesioner yang akan menggambarkan indikator dari persepsi
pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Dairi. Indikator dimaksud dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Indikator Jumlah Item Item Pertanyaan
Layanan perpustakaan Koleksi 5 1,2,3,4,5
Layanan sirkulasi 7 6,7,8,9,10,11,12
Layanan referensi 3 13,14,15
Layanan bimbingan pemustaka
3 16,17,18
Total 18
3.6Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan
menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis disajikan dalam bentuk
angka-angka persentase yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan.
Untuk menghitung presentase jawaban yang diberikan responden, peneliti
menggunakan rumus persentase berikut:
Keterangan : P = Hasil Persentase
f = Jumlah jawaban yang diperoleh
Penafsiran data dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran
sebagai berikut:
1%-25% = sebagian kecil
26%-49% = hampir setengah
50% = setengah
51%-75% = sebagian besar
76%-99% = pada umumnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pengelolaan data tentang persepsi pemustaka terhadap
layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Dairi, diuraikan dalam beberapa sub-bab, yaitu persepsi responden
terhadap koleksi, layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan bimbingan
pemustaka yang dipaparkan dalam bentuk tabulasi dan dilengkapi dengan
pembahasan berdasarkan hasil analisis data. Responden pada penelitian ini adalah
pemustaka dengan status pekerjaan pelajar, mahasiswa dan umum, dimana
responden yang diteliti mayoritas terdiri dari pelajar yakni, siswa SLTP sebanyak
29 orang dan siswa SLTA sebanyak 32 orang.
4.1Persepsi Pemustaka terhadap Koleksi Perpustakaan
4.1.1 Persepsi Pemustaka terhadap Susunan Koleksi yang Tersedia di Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap susunan koleksi yang tersedia di Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap susunan koleksi
No. item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
1. Bagaimana pendapat Saudara/i
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
susunan koleksi yang tersedia di perpustakaan adalah 11 (14%) responden
menanggapi sangat baik, 48 (60%) responden menanggapi baik, dan 21 (26%)
responden menanggapi kurang baik.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa susunan koleksi
perpustakaan yang tersedia di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Dairi sebagian besar responden, yakni 74% menanggapi baik. Hal ini
dapat dilihat dari susunan koleksi yang telah disusun berdasarkan nomor
klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). Sementara hampir setengah,
yakni 26% tanggapan responden yang menanggapi kurang baik disebabkan ketika
pengunjung banyak, sehingga susunan koleksi pada rak terlihat kurang rapi dan
beberapa koleksi berada tidak pada tempatnya.
4.1.2 Persepsi Pemustaka terhadap Koleksi Tercetak yang Up to date (terbaru)
Persepsi pemustaka terhadap koleksi tercetak yang up to date (terbaru),
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Persepsi pemustaka terhadap koleksi yang up to date (terbaru) No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
2. Menurut Saudara/i, apakah
perpustakaan telah
menyediakan koleksi
tercetak yang up to date
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kesesuaian koleksi tercetak yang tersedia di perpustakaan dengan perkembangan
zaman adalah 9 (11%) responden menanggapi sangat sesuai, 31 (39%) responden
menanggapi sesuai, 33 (41%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 7 (9%)
responden menanggapi kurang sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi tercetak yang
tersedia di perpustakaan setengah (50%) menanggapi telah up to date (terbaru),
dan setengah (50%) menanggapi tidak up to date. Menurut pengamatan peneliti,
adanya tanggapan responden menyatakan koleksi tercetak perpustakaan tidak up
to date dikarenakan koleksi yang dimiliki perpustakaan kebanyakan koleksi dari tahun-tahun sebelumnya, koleksi terbaru hanya beberapa saja, seperti tahun 2014
penambahan koleksi sebanyak 332 judul dan sebagian besar judul buku sama
dengan judul pada tahun sebelumnya. Hal ini perlu disikapi agar keberadaan
koleksi tetap up to date (terbaru), perpustakaan hendaknya lebih teliti memilih
terbitan buku ketika akan merencanakan penambahan koleksi perpustakaan.
4.1.3 Persepsi Pemustaka terhadap Keragaman Koleksi Perpustakaan Persepsi pemustaka terhadap keragaman koleksi yang tersedia di
perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Persepsi pemustaka terhadap keragaman koleksi perpustakaan No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
3. Apakah koleksi yang
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
keragaman koleksi yang tersedia di perpustakaan adalah 25 (31%) responden
menanggapi sangat beragam, 47 (59%) responden menanggapi beragam, dan
8 (10%), responden menanggapi kurang beragam.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni
90% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan beragam. Hal
ini menunjukkan bahwa Kantor perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi telah
memiliki koleksi dengan subjek yang beragam. Hal ini dapat dilihat pada
subjek-subjek buku yang tersedia telah dapat mewakili setiap bidang ilmu, sementara
10% tanggapan responden menyatakan kurang beragam dikarenakan ketersediaan
buku dengan subjek yang sama kurang mencukupi kebutuhan pemustaka.
4.1.4 Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan/ Keinginan Pemustaka
Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi dengan kebutuhan/
keinginan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi dengan kebutuhan/ keinginan pemustaka
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
4. Apakah koleksi yang tersedia
di perpustakaan telah sesuai
dengan kebutuhan/ keinginan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kesesuaian koleksi yang tersedia di perpustakaan dengan keinginan/ kebutuhan
pemustaka adalah 28 (35%) responden menanggapi sesuai, 33 (41%) responden
menanggapi kurang sesuai, dan 19 (24%) responden menanggapi tidak sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni
35% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan
keinginan/ kebutuhannya dan sebagian besar, yakni 65% menanggapi kurang/
tidak sesuai. Menurut pengamatan peneliti, jika dilihat dari jenis, jumlah maupun
judul koleksi yang tersedia di perpustakaan belum dapat memenuhi kebutuhan/
keinginan pemustakanya sebagai sebuah perpustakaan yang melayani masyarakat
umum dengan status sosial yang berbeda yang tentunya memiliki kebutuhan yang
berbeda pula. Sehingga saat pemustaka mencari koleksi yang diingini, terkadang
koleksi tersebut dipinjam oleh pemustaka lain, judul tidak sesuai atau bisa jadi
koleksi yang dibutuhkan tidak dimiliki.
4.1.5 Persepsi Pemustaka terhadap Kelengkapan Koleksi Referensi, seperti Kamus
Persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi referensi, seperti kamus,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi referensi No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
5. Menurut Saudara/i, apakah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kelengkapan koleksi referensi, seperti kamus adalah 13 (16%) responden
menanggapi sangat lengkap, 45 (56%) responden menanggapi lengkap, 19 (24%)
responden menanggapi kurang lengkap, dan 3 (4%) responden menanggapi
kurang lengkap.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni
72% responden menanggapi koleksi yang tersedia di perpustakaan lengkap.
Menurut pengamatan peneliti, ketersediaan koleksi referensi (kamus) pada
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sudah lengkap. Koleksi kamus yang
dimiliki telah dapat mewakili berbagai bidang ilmu. Sementara hampir setengah
tanggapan responden yang menyatakan kurang/tidak lengkap dikarenakan koleksi
kamus yang dimiliki perpustakaan masih minim dilihat dari jumlah eksamplar,
dimana masing-masing judul/ kamus maksimal terdiri dari 3 eksamplar.
4.2Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi
4.2.1 Persepsi Pemustaka terhadap Sistem Layanan Terbuka (open access) dalam Mencari dan Memilih Koleksi yang dibutuhkan
Persepsi pemustaka terhadap sistem layanan terbuka (open access) dalam
mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkan, dapat dilihat pada tabel sebagai
Tabel 4.6 Persepsi pemustaka terhadap layanan terbuka (open access) No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
6. Apakah sistem layanan
terbuka (open access)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka
terhadap sistem layanan terbuka (open access) dalam mencari dan memilih
koleksi yang dibutuhkan adalah 31 (39%) responden menanggapi sangat
memudahkan, 41 (51%) responden menanggapi memudahkan, 7 (9%) responden
menanggapi kurang memudahkan, dan 1 (1%) responden menanggapi tidak
memudahkan.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni
90% responden menanggapi sistem layanan terbuka (open access) memudahkan
pemustaka dalam mencari dan memilih koleksi yang dibutuhkannya. Sistem
layanan terbuka (open access) yang diterapkan di perpustakaan telah memberikan
kemudahan bagi pemustaka dalam mencari koleksi yang dibutuhkannya,
pemustaka bebas memilih, mengambil dan bahkan pemustaka memiliki
kesempatan untuk melihat koleksi yang lain jika koleksi yang dibutuhkan tidak
4.2.2 Persepsi Pemustaka terhadap Prosedur Peminjaman Koleksi Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap prosedur peminjaman koleksi perpustakaan,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Persepsi pemustaka terhadap prosedur peminjaman koleksi
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
7. Menurut Saudara/i, bagaimana
prosedur peminjaman koleksi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka
terhadap prosedur peminjaman koleksi perpustakaan adalah 3 (4%) responden
menanggapi sangat baik, 56 (70%) responden menanggapi baik, 8 (10%)
responden menanggapi kurang baik, dan 13 (16%) responden menanggapi tidak
baik.
Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 74% responden
menanggapi prosedur peminjaman koleksi perpustakaan dikategorikan baik.
Menurut pengamatan peneliti hampir setengah, yakni 26% responden menanggapi
kurang/tidak baik dikarenakan sistem peminjaman koleksi perpustakaan hingga
saat ini masih manual sehingga pemustaka merasa prosedur peminjaman terkesan
4.2.3 Persepsi Pemustaka terhadap Prosedur Pengembalian Koleksi Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap prosedur pengembalian koleksi perpustakaan,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Persepsi pemustaka terhadap prosedur pengembalian koleksi No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
8. Menurut Saudara/i, bagaimana
prosedur pengembalian koleksi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka
terhadap prosedur pengembalian koleksi perpustakaan adalah 1 (%) responden
menanggapi sangat baik, 51 (64%) responden menanggapi baik, 11 (14%)
responden menanggapi kurang baik, dan 17 (21%) responden menanggapi tidak
baik.
Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 65% responden
menanggapi prosedur pengembalian koleksi perpustakaan dikategorikan baik.
Sementara adanya hampir setengah dari responden yang menanggapi kurang/tidak
baik dikarenakan sistem pengembalian koleksi perpustakaan hingga saat ini masih
manual sehingga pemustaka merasa prosedur pengembalian terkesan lambat dan
4.2.4 Persepsi Pemustaka terhadap Sikap Petugas Layanan Sirkulasi dalam Memberikan Layanan
Persepsi pemustaka terhadap sikap petugas layanan sirkulasi dalam
memberikan layanan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Persepsi pemustaka terhadap sikap petugas layanan sirkulasi No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
9. Apakah petugas layanan
sirkulasi komunikatif
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka
terhadap sikap petugas layanan sirkulasi dalam memberikan layanan adalah 21
(26%) responden menanggapi sangat komunikatif, 37 (46%) responden
menanggapi komunikatif, 20 (25%) responden menanggapi kurang komunikatif,
dan 2 (3%) responden menanggapi tidak komunikatif.
Berdasarkan data di atas bahwa sebagian besar, yakni 72% responden
menanggapi sikap petugas layanan sirkulasi dalam pelayanan komunikatif.
Menurut pengamatan peneliti, petugas layanan selalu mengutamakan sikap yang
proaktif terhadap pemustaka, hal ini mengingat adanya Jaminan Pelayanan
perpustakaan “jika dalam pelayanan perpustakaan petugas tidak memberikan 3S
maka pemustaka berhak mendapat tambahan pinjaman buku menjadi 3
eksamplar”. Sementara hampir setengah, yakni 28% responden menanggapi sikap
petugas yang kurang/tidak komunikatif, hal ini disebabkan minimnya petugas
perpustakaan dengan beban kerja sebagai petugas layanan, klasifier, penyusun
buku, kataloger dan operator komputer sehingga waktu yang dimiliki untuk
berkomunikasi dan keramahan yang diberikan cukup singkat.
4.2.5 Persepsi Pemustaka terhadap Kecepatan dalam Transaksi Peminjaman Koleksi Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman
koleksi perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Persepsi pemustaka terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
10. Bagaimana kecepatan dalam
transaksi peminjaman koleksi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi bahwa persepsi pemustaka
terhadap kecepatan dalam transaksi peminjaman koleksi perpustakaan adalah 6
49 (61%) responden menanggapi kurang cepat, dan 5 (6%) responden menanggapi
tidak cepat.
Berdasarkan data di atas hampir setengah, yakni 33% responden
menanggapi bahwa perpustakaan telah mampu memberikan kecepatan dalam
transaksi peminjaman koleksi perpustakaan. Menurut pengamatan peneliti,
sebagian besar, yakni 67% responden menanggapi kurang/tidak cepat dikarenakan
minimnya jumlah petugas layanan dan belum terautomasinya sistem peminjaman
sehingga pada saat pemustaka ramai, ada kemungkinan pemustaka harus
mengantre melakukan transaksi peminjaman koleksi.
4.2.6 Persepsi Pemustaka terhadap Jangka Waktu Peminjaman Koleksi Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap jangka waktu peminjaman koleksi
perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11 Persepsi pemustaka terhadap jangka waktu peminjaman koleksi No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
11. Apakah jangka waktu
peminjaman koleksi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
pemustaka adalah 11 (14%) responden menanggapi sangat sesuai, 49 (61%)
responden menanggapi sesuai, 16 (20%) responden menanggapi kurang sesuai,
dan 4 (5%) responden menanggapi tidak sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni
75% responden menanggapi jangka waktu peminjaman koleksi perpustakaan
sesuai dengan kebutuhannya, sementara 25% lainnya menanggapi kurang/tidak
sesuai. Menurut pengamatan peneliti, jangka waktu peminjaman selama 14 hari
dan dapat diperpanjang 7 hari lagi merupakan waktu yang cukup dan telah
disesuaikan dengan jumlah koleksi yang dipinjam. Namun 25% responden yang
sebahagian besar adalah pelajar menyatakan jangka waktu tersebut kurang lama
mengingat buku-buku yang dipinjam sangat menunjang kegiatan belajar mengajar
dan tugas-tugas di sekolah.
4.2.7 Persepsi Pemustaka terhadap Jumlah Buku yang dapat dipinjam Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian jumlah buku yang dapat dipinjam
dengan kebutuhan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.12 Persepsi pemustaka terhadap jumlah buku yang dapat dipinjam No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
12. Apakah jumlah buku yang
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kesesuaian jumlah buku yang dapat dipinjam dengan kebutuhan pemustaka adalah
10 (13%) responden menanggapi sangat sesuai, 29 (36%) responden menanggapi
sesuai, 32 (40%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 9 (11%) responden
menanggapi tidak sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni
49% responden menanggapi jumlah buku yang dapat dipinjam sudah sesuai
dengan kebutuhannya dan 51% responden menanggapi kurang/tidak sesuai.
Menurut pengamatan peneliti, jumlah buku yang dapat dipinjam sebanyak 2
eksamplar sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada, hal ini memperlihatkan
bahwa penerapan aturan jumlah buku yang dapat dipinjam telah disesuaikan
dengan perbandingan jumlah koleksi dengan jumlah anggota perpustakaan.
Sementara hampir setengah responden yang menyatakan bahwa jumlah buku yang
dipinjam kurang/tidak sesuai dengan kebutuhannya mengingat pemustaka
mayoritas pelajar yang membutuhkan referensi dan sumber informasi sebagai
pendukung kegiatan belajar di sekolah.
4.3Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Referensi
4.3.1 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas Perpustakaan dalam Menjawab Pertanyaan Pemustaka
Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam
Tabel 4.13 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam menjawab pertanyaan pemustaka
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
13. Bagaimana kemampuan
kemampuan petugas perpustakaan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemustaka
adalah 1 (1%) responden menanggapi sangat mampu, 65 (81%) responden
menanggapi mampu, 10 (13%) responden menanggapi kurang mampu, dan 4
(5%) responden menanggapi tidak mampu.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, yakni
82% responden menanggapi petugas perpustakaan mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan pemustaka, hal ini menunjukkan bahwa petugas
perpustakaan/pustakawan selalu berusaha memberikan jawaban atau petunjuk
tentang informasi yang dibutuhkan pemustaka, kemampuan yang dimiliki petugas
dibarengi dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki oleh petugas
perpustakaan yang dalam hal ini memiliki latar belakang pendidikan Ilmu
Perpustakaan. Sementara 18% tanggapan responden yang menyatakan
ketidakmampuan petugas perpustakaan menjawab pertanyaan dikarenakan
minimnya jumlah dan waktu yang dimilki petugas untuk selalu siap melayani
Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Koleksi Referensi dengan
Kebutuhan Pemustaka
Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian koleksi referensi dengan
kebutuhan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.14 Persepsi pemustaka terhadap koleksi referensi No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
14. Apakah koleksi referensi Kantor
Perpustakaan, Arsip dan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kesesuaian koleksi referensi dengan kebutuhan pemustaka adalah 1 (1%)
responden menanggapi sangat sesuai, 21 (26%) responden menanggapi sesuai, 47
(59%) responden menanggapi kurang sesuai, dan 11 (14%) responden
menanggapi tidak sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah, yakni
27% responden menanggapi koleksi referensi pada Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Dairi sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan
sebagian besar, yakni 73% menanggapi kurang/tidak sesuai. Menurut pengamatan
peneliti, Perpustakaan memiliki koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi,
minim dilihat dari jumlah dan volume terbitannya, sehingga pemustaka kadang
kecewa karena tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
4.3.2 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas memberikan Layanan Referensi
Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas referensi menangkap
keinginan pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas memberikan layanan referensi
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
15. Menurut Saudara/i, apakah
petugas mampu menangkap
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kemampuan petugas memberikan layanan referensi adalah 8 (10%) responden
menanggapi sangat mampu, 49 (61%) responden menanggapi mampu, 20 (25%)
responden menanggapi kurang mampu, dan 3 (4%) responden menanggapi tidak
mampu.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni
pemustaka dengan memberikan respon atas keluhan pemustaka atas informasi dan
rujukan yang dibutuhkan. Adanya hampir setengah, yakni 29% tanggapan
responden yang menyatakan ketidakmampuan petugas perpustakaan menangkap
keinginan pemustaka layanan referensi dikarenakan keterbatasan tenaga dan
waktu yang dimiliki petugas dalam memberikan layanan. Sementara dalam hal
penelusuran informasi yang dibutuhkan masih manual yang menimbulkan layanan
yang diberikan terkesan lambat.
4.4Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Bimbingan Pemustaka
4.4.1 Persepsi Pemustaka terhadap Perlu adanya Petunjuk atau Rambu-rambu di Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap perlu adanya petunjuk atau rambu-rambu di
perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16 Persepsi pemustaka terhadap petunjuk atau rambu-rambu perpustakaan
No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
16. Bagaimana menurut Saudara/i,
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap perlu
adanya petunjuk atau rambu-rambu di perpustakaan adalah 49 (61%) responden
menanggapi sangat perlu, 29 (36%) responden menanggapi perlu, dan 2 (3%)
responden menanggapi tidak perlu.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan pada umumnya, yakni 97%
responden menanggapi bahwa perlu adanya petunjuk atau rambu-rambu di
perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya petunjuk atau
rambu-rambu tersebut, pemustaka akan merasa nyaman, mengetahui keberadaan
informasi yang dibutuhkan, dan terbantu dalam pemanfaatan fasilitas-fasilitas
yang tersedia di perpustakaan.
4.4.2 Persepsi Pemustaka terhadap Kesesuaian Prosedur yang ada di Perpustakaan
Persepsi pemustaka terhadap kesesuaian prosedur yang ada di
perpustakaan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17 Persepsi pemustaka terhadap prosedur perpustakaan No.
item
Pertanyaan Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
17. Apakah prosedur yang ada di
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kesesuaian prosedur yang ada di perpustakaan adalah 12 (15%) responden
menanggapi sangat sesuai, 58 (73%) responden menanggapi sesuai, 9 (11%)
responden menanggapi kurang sesuai, dan 1 (1%) responden menanggapi tidak
sesuai.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan pada umumnya, yakni 88%
responden menanggapi prosedur yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan
peruntukannya. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur pendaftaran, pelayanan,
peminjaman dan lainnya telah sesuai dengan Standart Operasional Pelayanan
(SOP) yang tertera di perpustakaan. Prosedur-prosedur dimaksud telah tertera
pada ruang layanan perpustakaan sehingga pemustaka dapat melihat proses yang
diterapkan dan menyesuaikannya dengan pelaksanaannya.
4.4.3 Persepsi Pemustaka terhadap Kemampuan Petugas Perpustakaan dalam memberikan Bimbingan kepada Pemustaka
Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas perpustakaan dalam
memberikan bimbingan kepada pemustaka, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.18 Persepsi pemustaka terhadap kemampuan petugas dalam memberikan bimbingan pemustaka
No.
item
18. Menurut Saudara/i,
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kemampuan petugas perpustakaan memberikan bimbingan dalam mencari
informasi yang dibutuhkan adalah 5 (6%) responden menanggapi sangat mampu,
51 (64%) responden menanggapi mampu, 21 (26%) responden menanggapi
kurang mampu, dan 3 (4%) responden menanggapi tidak mampu.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yakni
70% responden menanggapi petugas perpustakaan mampu memberikan
bimbingan dalam mencari informasi yang dibutuhkannya, dan 30% responden
lainnya menanggapi kurang/tidak mampu. Menurut pengamatan peneliti,
kemampuan petugas perpustakaan dalam memberikan bimbingan kepada
pemustaka terlihat saat adanya pemustaka yang mendaftar menjadi anggota
perpustakaan, secara mendetail petugas dapat menerangkan bagaimana prosedur
yang ada, memberikan bantuan, arahan dan bimbingan bagaimana pemanfaatan
semua bentuk sarana layanan perpustakaan secara mudah. Sementara adanya
tanggapan pemustaka atas ketidakmampuan petugas dalam memberikan
terkadang petugas kurang cepat menanggapi permintaan atau pertanyaan
pemustaka.
Dari 18 pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden, persepsi
pemustaka terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut: (1) sebesar 71% persepsi
pemustaka terhadap susunan koleksi, prosedur peminjaman dan prosedur
pengembalian koleksi yang menyatakan baik. (2) adanya persepsi pemustaka
sebesar 80% yang menyatakan bahwa jangka waktu peminjaman dan prosedur
yang ada sesuai sementara 37% persepsi pemustaka yang menyatakan bahwa
koleksi, jumlah buku yang dapat dipinjam, dan koleksi referensi belum sesuai
dengan kebutuhan pemustaka. (3) sebesar 74% persepsi pemustaka menyatakan
bahwa petugas perpustakaan mampu menjawab pertanyaan, memberikan layanan
referensi, dan memberikan bimbingan kepada pemustaka (4) sementara persepsi
pemustaka terhadap keragaman koleksi, kelengkapan koleksi referensi,
kemudahan sistem terbuka, sikap petugas layanan sirkulasi dan perlunya petunjuk
atau rambu-rambu di perpustakaan sebesar 84%. (5) setengah persepsi pemustaka
menyatakan bahwa koleksi yang dimiliki tidak up to date, hal ini dikarenakan saat
penambahan koleksi sebagian besar judul buku sama dengan judul pengadaan
tahun sebelumnya. Sementara 67% persepsi pemustaka terhadap transaksi
peminjaman kurang cepat, dikarenakan minimnya jumlah petugas layanan serta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang “Persepsi pemustaka
terhadap layanan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut:
1. Persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan, bahwa koleksi
perpustakaan yang tersedia sudah tersusun dengan baik, beragam dan koleksi
referensi (kamus) sudah cukup lengkap. Namun koleksi yang dimiliki belum
up to date (terbaru), dan tidak sesuai dengan kebutuhan/keinginan pemustaka. 2. Persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi, bahwa sistem layanan terbuka
memudahkan dan cukup efektif bagi pemustaka, prosedur peminjaman dan
pengembalian koleksi cukup baik, sikap petugas perpustakaan cukup
komunikatif, transaksi dan jangka waktu peminjaman sudah baik. Sementara
jumlah buku yang dapat dipinjam masih kurang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
3. Persepsi pemustaka terhadap layanan referensi, bahwa kemampuan petugas
referensi dalam menjawab pertanyaan pemustaka sudah baik, koleksi referensi
sudah sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan petugas referens mampu
menangkap keinginan pemustaka dengan memberikan respon atas keluhan
pemustaka atas informasi dan rujukan yang dibutuhkan.
4. Persepsi pemustaka terhadap layanan bimbingan pemustaka, bahwa adanya
terbantu dalam pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan.
Demikian juga halnya dengan layanan yang diberikan sudah sesuai dengan
prosedur pada Standart Operasional Pelayanan (SOP) yang tertera di
perpustakaan
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa layanan
perpustakaan yang tersedia pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Dairi sudah baik, akan tetapi untuk lebih meningkatkan kualitas
layanan perpustakaan, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Penambahan koleksi baru yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka perlu
ditingkatkan, sehingga perpustakaan semakin diminati oleh masyarakat.
Keragaman dan kelengkapan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka dapat diketahui dengan memberikan kesempatan kepada
pemustaka untuk menilai perpustakaan melalui kotak saran, angket, kuesioner
dan metode lainnya.
2. Untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, perlu adanya tindakan
peningkatan dan pengembangan skill, kepribadian dan kinerja petugas layanan
perpustakaan.
3. Demi mewujudkan Perpustakaan Umum Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Dairi sebagai perpustakaannya masyarakat Dairi,
diharapkan ke depan perpustakaan sudah mampu menerapkan sistem automasi
perpustakaan, menyediaan fasilitas layanan anak, layanan internet, dan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1Perpustakaan Umum
Dalam Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 menyatakan:
1. Perpustakaan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa, serta dapat diselenggarakan oleh masyarakat.
2. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
3. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
4. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk
menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. 5. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan/atau kota,
melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap.
2.1.1 Pengertian perpustakaan umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang
menyediakan informasi yang beragam disesuaikan dengan keadaan lingkungan
dan pengguna yang beragam pula. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6 bahwa Perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai
sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,
Menurut Reitz (2004) yang dikutip oleh Hasugian (2009, 77) menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak).”
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan. (Perpustakaan Nasional R.I. 2000, 4)
Menurut Siregar (2011, 38) Perpustakaan umum didefinisikan sebagai
suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik
melalui pemerintah lokal, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk
organisasi masyarakat.
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik di
dalam masyarakat. Perpustakaan merupakan suatu lembaga netral yang
menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat
dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri sendiri tanpa paksaan tentang
isu-isu mutakhir. (Siregar 2004, 76)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
umum merupakan suatu wadah/organisasi yang diperuntukkan bagi masyarakat
luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis
2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum
Setiap lembaga didirikan mempunyai tujuan, fungsi dan tugas yang akan
dicapai dalam penyelenggaraannya. Dalam mencapai tujuannya sebagai
perpustakaannya masyarakat, perpustakaan umum harus tetap eksis dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya.
2.1.2.1 Tujuan perpustakaan umum
Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum antara
lain untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan
bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupanny sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Gill (2001) yang dikutip oleh Siregar (2011, 39) menyatakan bahwa tujuan
utama perpustakaan umum adalah memberikan sumber daya dan pelayanan dalam
berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan, baik untuk
kebutuhan pendidikan, informasi, pengembangan individu dan rekreasi.
Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992, 2)
dinyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan umum mempunyai tujuan :
1. Untuk pendidikan masyarakat (sebagai saranapendidikan non formal) dan
membudidaya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat guna
meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.
3. Memberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.
4. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina semangat
membangun dan semangatbelajar masyarakat.
5. Membekali berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-pengalaman
kepada masyarakat diberbagai bidang.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutif oleh Hasugian
(2009, 77) bahwa tujuan perpustakaan umum dalam Manifesto Unesco adalah :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik;
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topic yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermnfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka;
4. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
2.1.2.2 Fungsi perpustakaan umum
Menurut Siregar (2004, 76) fungsi utama dari perpustakaan umum adalah
untuk membantu orang menjadi melek informasi. Dalam hal ini termasuk
memberitahu bagaimana menelusuri informasi yang dibutuhkan, mengembangkan
kebiasaan membaca, membantu belajar seumur hidup dan perubahan karir.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutip oleh Siregar
(2011, 39) bahwa “fungsi perpustakaan umum dibagi dalam lima kategori yaitu :
1. Sebagai sarana simpan karya manusia; 2. Fungsi informasi;
3. Fungsi rekreasi;
Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(2000, 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum antara lain sebagai
berikut:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang
langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili dan lain-lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya.
10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfatanan bersama koleksi dan sarana/prasarana. 11.Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.
Fungsi perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP
003: 2011, 8) meliputi :
1. Pengembangan koleksi.
2. Menghimpun dan merawat koleksi muatan lokal.
3. Mengorganisasi materi perpustakaan.
4. Mendayagunakan koleksi.
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
6. Merawat materi perpustakaan.
7. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
8. Mengkoordinasikan kampanye Gerakan Gemar Membaca di
wilayahnya.
2.1.2.3 Tugas perpustakaan umum
Tugas perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP
1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini
2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup.
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal.
4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota
masyarakat.
5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik.
6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs web
7. Menyelenggarakan kerjasama dan membentuk jaringan informasi.
8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca.
9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer.
10.Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain melalui perpustakaan keliling.
11.Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan
dan perpustakaan desa/kelurahan di wilayahnya.
12.Menghimpun dan melakukan pemuktahiran data perpustakaan di
wilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan (c.q Perpustakaan Nasional RI).
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6)
dinyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan,
mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan
sarana pemanfatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan
informasi dan bahan bacaan.
2.2Pustakawan
Agar dapat memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya,
perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas
yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas pustakawan yang ada di perpustakaan
sangat tergantung dari jenis perpustakaan serta cakupan tugas yang harus
Menurut Makmur (2015, 8), “Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan tenaga teknis perpustakaan adalah tenaga nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis komputer, audiovisual, katatausahaan.”
Dalam Undang-Undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal
1 ayat 8 menjelaskan bahwa “pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.
Pustakawan adalah Garda Pengetahuan (the guardian of nnowledge),
bukan penjaga buku (the custodian of books). Melalui jerih payah pustakawanlah
pengetahuan yang ada sekarang menjadi lestari dari masa ke masa, terkait dengan
itu, setiap pustakawan senantiasa memahami dengan baik peran utama
perpustakan bukan hanya sebagai penyimpan buku, tetapi juga sebagai penyebar
informasi (disseminator of information). (Kamal, 2009)
Pustakawan bukan hanya bertugas mengumpulkan informasi melainkan
juga fungsi sebagai tempat bertanya untuk memupuk keakraban dengan
pemustakanya. Pengetahuan umum yang luas diperlukan sebagai bekal untuk
menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pemustaka.
Sedangkan kemampuan komunikasi sebagai penguasaan teknik bertanya yang
akan membantu pemustaka merumuskan pertanyaan secara jelas dan juga
2.3Koleksi Perpustakaan
Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan
mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses/
temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.
Oleh sebab itu perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang lengkap
sesuai dengan misi, visi, perencanaan strategi, kebijakan, dan tujuannya. Koleksi
bahan pustaka yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
pembaca. (Suwarno 2009, 109).
Perpustakaan umum memiliki beragam kelompok pengguna baik dari segi
usia, pekerjaan, status sosial, pendidikan dan sebagainya, sehingga dalam
penyediaan koleksi harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya artinya dengan
ragam pemustaka yang berbeda beragam pula koleksi yang harus
disediakan.keragaman koleksi tersebut tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak,
sedapat mungkin koleksi yang disediakan dapat mengikuti perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat. Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000, 19) menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum
mencakup bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah dan surat kabar, bahan
pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”
Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa koleksi perpustakaan umum
tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak saja, dan sedapat mungkin dapat
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat
sehingga koleksi perpustakaan yang tersedia dapat lebih mudah, murah dan cepat
2.4Pemustaka
Istilah pemustaka sebenarnya baru resmi dipakai setelah dundangkannya
Undang-Undang tentang Perpustakaan tahun 2007. Dalam undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa yang disebut dengan “pemustaka” adalah pengguna
perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga
yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. (Rahayuningsih, 2015)
Pemustaka menurut Suwarno (2009, 80) adalah pengguna fasilitas yang
disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun
fasilitas lainnya).
Perpustakaan tidak akan ada artinya apabila tidak ada pengunjung yang
memanfaatkan atau menggunakan bahan pustaka/koleksinya yaitu user/
pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan,
kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan ( UU No 43 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9).
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengertian dari pemustaka adalah orang
yang memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan di perpustakaan.
2.5Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting dari semua
kegiatan di perpustakaan dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masyarakat akan informasi sesuai dengan keinginannya. Bahkan ketika
jam perpustakaan tutup, tugas pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta
melakukan statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku
(terutama pada perpustakaan yang belum menerapkan sistem otomasi
perpustakaan), melakukan pengrakan (selving) dan lain-lain. Walaupun bagian
pelayanan ini merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan
pemakai dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap
perpustakaan harus menyadari bahwa kelancaran layanan perpustakaan juga
tergantung dan saling berkaitan dengan unit-unit lain di perpustakaan.
Dalam Bab V Pasal 14 UU No. 43 yang dikutip oleh Sudarsono (2009,
160), menyatakan bahwa, “Pokok terpenting tentang layanan perpustakaan adalah:
1. Harus prima dan berorientasi pada pemustaka.
2. Harus memenuhi standar nasional perpustakaan.
3. Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
4. Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan
memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan sendiri atau perpustakaan lain.
5. Layanan perpustakaan terpadu dengan mewujudkan kerjasama antar perpustakaan.
6. Kerjasama ini dilaksanakan melalui jejaring telematik.”
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003: 2011, 1), “ Layanan
perpustakaan adalah jasa yang diberikan kepada pemustaka sesuai dengan misi
perpustakaan”.
Menurut Sutarno (2006, 90), Layanan perpustakaan merupakan salah satu
kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan
yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dapat memberikan rasa
senang/puas kepada pemakai dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan
1. layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
2. berorientasi kepada pemakai.
3. berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4. berjalan mudah dan sederhana.
5. murah dan ekonomis.
6. menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.
7. bervariasi dan mengundang rasa ingin kembali.
8. bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan.
9. mengembangkan hal-hal yang baru/inovatif.
10.mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain.
11.mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.
Layanan merupakan pekerjaan membantu seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Layanan harus dapat dilakukan dengan cepat, tepat
waktu dan benar, sehingga perpustakaan harus siap membedah diri dengan
menyediakan fasilitas dan memenuhi kebutuhan pemustakanya.
2.5.1 Sistem Layanan Perpustakaan
Agar proses pemanfaatan jasa perpustakaan berjalan dengan baik, maka
perpustakaan perlu menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di
perpustakaan tersebut. Pemilihan dan penerapan sistem layanan ini tergantung
dari beberapa faktor, yaitu:
1. Pertimbagan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan; 2. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi;
3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai dan jumlah koleksi;
4. Luas gedung perpustakaan;
Pada umumnya perpustakaan dikenal dengan dua sistem layanan yang
digunakan, yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup
(closed access).
Menurut Syaifullah (2008, 58),” Sistem layanan terbuka adalah suatu
sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca di ruang baca yang disediakan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dibacanya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat
meminta kepada petugas untuk mengambilkannya”.
Darmono (2001, 137) mengemukakan bahwa, kedua sistem ini pada
dasarnya bertujuan untuk:
1. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan
terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan.
2. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang
sedang dipinjamnya.
3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam.
2.5.1.1Sistem Layanan Terbuka (open access)
Menurut Darmono (2007, 170), ”Sistem layanan terbuka adalah sistem
layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,
menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran
koleksi perpustakaan.”
Pada sistem layanan terbuka ini, pemustaka diberi kebebasan oleh
perpustakaan untuk dapat masuk dan mencari sendiri koleksi yang dibutuhkannya
ke rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan. Misalnya,