berkembangnya teknologi, maka Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang dibutuhkan pun
haruslah sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin maju untuk mengikuti globalisasi
yang akan kita jalani di hari-hari yang akan datang.
Penulis memperhatikan masih banyak sistem yang masih dilakukan secara manual
yang dapat berdampak terhadap keterlambatan di dalam penyampaian suatu data informasi,
baik kepada manajer sebagai identitas eksternal dan bagian yang lain sebagai identitas
internal.
Dengan ini penulis memberikan pandangan tentang keakuratan di dalam proses
penyampaian suatu data dengan mempergunakan suatu sistem yang telah berbasis database.
Dengan adanya sistem yang berbasis database ini, maka akan mempermudah proses
pancarian dan mengupdate suatu data untuk sebuah informasi yang lebih akurat dan lebih
tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan dan diiginkan oleh pemakai atau user.
Adapun Judul yang penulis teliti adalah Sistem Infornasi Data Kepegawaian Pada
PT. Asuransi Jasindo Cabang Bandung dengan perancangan sistem informasi Kepegawaian.
6
2.1. Konsep Dasar
Pada bagian ini di uraikan beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem
informasi. Istilah yang di gunakan adalah : Sistem, Data, Informasi, Sistem
Informasi, dan Sistem informasi manajemen.
2.1.1. Sistem
1. Pendekatan Prosedur : sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur
yang saling berhubungan dan bersama-sama melakukan kegiatan untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan Elemen : Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2. Data
Merupakan sesuatu yang masih mentah yang belum dapat langsung di
gunakan tetapi harus diolah lebih dahulu sehingga menghasilkan suatu informasi.
Data di rumuskan dalam bentuk kumpulan dari symbol-simbol teratur yang
menyatakan jumlah, tindakan, hal-hal dan sebagainya. Data dibentuk dari
2.1.3. Informasi
Merupakan suatu kesatuan yang tampak maupun tidak tampak yang
fungsinya mengurangi ketidakpastian suatu keadaan atau peristiwa di masa depan.
Informasi terdiri dari data yang telah di ambil dan diolah untuk tujuan informative
sebagai kesimpulan, argument, atau dasar dalam pengambilan keputusan.
Kualitas suatu informasi bisa diukur dari tiga hal antara lain :
1. Akurat : informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan serta
jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat Waktu : Informasi yang datang tidak boleh terlambat dan sesuai
dengan keadaan saat itu juga.
3. Relevan : Informasi tersebut mempunayi manfaat untuk pemakai.
2.1.4. Sistem Informasi
Terdapat dua kelompok dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang
menekankan pada prosedur dan komponen atau elemennya. Pendekatan sistem
yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu
Menurut Jerry Figsgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr.,
Suatu prosedur adalah urutan yang tepat dari tahapan instruksi yang
menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerkannya,
kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :
Sistem adalah kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan,
yang berbeda adalah cara pendekatannya.
Jadi pegertian dari sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk
mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer,
perangkat lunak, dan data
Definesi lain dari sistem informasi :
a. Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang
saling terintegrasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Komponen
yang dimaksud adalah komponen input, model, output, teknologi, basis
data (data base), kontrol atau komponen pengendali.
b. Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware,
prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan
c. Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi
dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk
gambar, suara maupun tulisan.
d. Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu; kebanyakan SI
dikomputerisasi.
e. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen
lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu
bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur
informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu
informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi
antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
f. Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing
berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya
mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan
informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user)
g. Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan
terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya
untuk mengatur masalah yang ada.
h. Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan
berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari
dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan
kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna yang
berpengalaman di bidangnya.
2.1.5. Karateristik Sistem Informasi
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan unsur-unsur dari sitem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya.
1. Batasan (Boundary) : Penggambaran dari suatu elemen/unsure mana yang
termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.
2. Lingkungan (Environment) : Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan
menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
3. Masukan (Input) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari
lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu system.
4. Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan,
dokumen, tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk
lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (Components) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu
sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi
ataupun output. Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem.
6. Interface: Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya
7. Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk
penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan
sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara
komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan
berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda
dari berbagai data yang sama.
2.1.6. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa
komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan
jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan
operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.
1. Orang (People)
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau
sponsor sistem informasi (system owner), pengguna sistem (system
users), perancang sistem (system designer) dan pengembang sistem
informasi (sistem development).
Sekumpulan aturan atau tahapan-tahapan untuk membuat, memakai,
memproses dan mengolah sistem informasi ataupun hasil keluaran dari
sistem informasi tersebut.
3. Data
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian,
aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak
berpengaruh langsung secara langsung kepada pemakainya atau disebut
juga sebagai sekumpulan fakta mentah dalam isolasi.
4. Perangkat Keras (hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer, printer, monitor,
harddisk, DLL.
5. Perangkat Lunak (sotfware)
Sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang
memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data,
atau sering disebut sebagai program.
6. Jaringan (network)
Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara
2.2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di
dalam organisasi untuk mendukung informasi yang di butuhkan semua tingkatan
manajemen. Informasi mengalir baik secara vertikal (diantara manajer) dan juga
horizontal (diantara departemen). Informasi pada level manajemen:
1. Top-level management akan lebih mementingkan gambaran besar dan
perencanaan jangka panjang, memproyeksikan even-even yang mungkin terjadi
di masa depan.
2. Mid-level management akan lebih mementingkan system control dan
perencanaan, serta implementasi tujuan jangka panjang.
3. Level Supervisor akan lebih berfokus pada kontrol operasional harian, memonitor
even yang berlangsung dalam basis harian dan juga mensupervisi para pekerja.
Daur hidup dari pengembangan sistem :
1. Investigasi awal
2. Analisa sistem
3. Desain sistem
4. Pengembangan sistem
5. Pelatihan dan implementasi sistem
6. Perawatan sistem
A. Investigasi awal
Investigasi awal akan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi sistem
informasi yang baru. Tugasnya:
b. Menyarankan sistem alternatif
c. Mempersiapkan laporan singkat kepada tim manajemen
B. Analisa sistem, data dikumpulkan tentang sistem yang sudah ada
Tugasnya:
a. Mengumpulkan data, menggunakan teknik observasi, interview, dan
questionnaire dan melihat pada dokumen-dokumen yang telah lalu seperti
chart organisasi
b. Menganalisa data menggunakan beberapa alat analisa
c. Menunjukkan hubungan antara input dan output dari dokumen
d. Tabel keputusan yang menunjukan keputusan apa yang harus diambil ketika
kondisi-kondisi tertentu terjadi dan hasil apa yang dapat diharapkan
menggunakan system flowchart dan juga data flow diagram.
C. Desain sistem, terdiri dari:
a. Mendesain sistem alternative menggunakan alat-alat pemrograman. Sistem
kemudian dievaluasi feasibilitasnya secara ekonomi, teknikal, dan operasional
b. Memilih sistem yang paling baik, yaitu sistem yang fleksibel, aman, dan efektif
dari sisi biaya
c. Menulis laporan desain sistem, mendeskripsikan fase ini untuk manajemen.
DFD biasanya digunakan untuk dokumen dan untuk menganalisa data flow dan
informasi dalam sistem
D. Pengembangan sistem
a. Pengembangan perangkat lunaknya
b. Pengadaan perangkat keras
E. Pelatihan dan implementasi sistem
Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Tipe-tipe
konversi:
a. Pendekatan langsung, meninggalkan sistem lama dan langsung memakai sistem
yang baru.
b. Pendekatan parallel, mencoba sistem baru hanya pada satu atau sedikit bagian
dari organisasi.
c. Pendekatan bertahap, yaitu implementasi sistem secara gradual.
F. Perawatan Sistem
a. Audit sistem, analist dari sistem membandingkan sistem yang baru dengan
spesifikasi desain yang telah ditentukan di awal untuk melihat apakah sistem
tersebut produktif
b. Evaluasi secara periodik dan diperbaharui bila dibutuhkan.
2.3. Rekayasa Perangkat Lunak dengan metode watervall
Ketika kita bekerja dengan komputer kita membutuhkan serangkaian tahapan
dan cara-cara tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang menjadi harapan
kita. Demikian juga dalam rekayasa perangkat lunak,diperlukan tahapan-tahapan
kerja yang harus dilalui. Rekayasa perangkat lunak yang sukses tidak hanya
membutuhkan kemampuan komputasi seperti algoritma, pemrograman, dan basis
data yang kuat, namun juga perlu penentuan tujuan yang baik, identifikasi cara
sumberdaya, dan faktor-faktor lain. Hal-hal seperti ini terkait dengan apa yang
disebut dengan metode rekayasa perangkat lunak.
Isi dari bab ini tidak termasuk dalam standar kompetensi bidang keahlian
RPL. Namun penulis memandang perlu disampaikan agar dapat mengetahui
bagaimana sebenarnya rekayasa perangkat lunak dilakukan dan metode-metode
apa saja yang biasa digunakan :
a. Memahami karakteristik umum model proses dalam rekayasa perangkat
lunak.
b. Menyebutkan beberapa model rekayasa perangkat lunak .
c. Mengetahui prinsip-prinsip dari metode waterfall, prototyping, dan unified
process.
d. Memahami tahapan-tahapan dalam rekayasa perangkat
lunak.
2.3.1 Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan
untuk membantu prose pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada
umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut
System Development Life Cycle (SDLC).
Setiap model yang dikembangkan mempunyai karakteristik
a. Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap
model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang
jelas. Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam
penyelesaian masalah. Oleh karena itu pemahaman masalah seperti
dijelaskan pada Bab 1, merupakan bagian penting dari model
pengembangan perangkat lunak.
b. Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model
pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda,
biasanya model-model tersebut mengikuti pola umum analysis – design –
coding testing - maintenance. Stakeholder berperan sangat penting dalam
keseluruhan tahapan pengembangan. Stakeholder dalam rekayasa
perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik, pengembang,
pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak
tersebut.
c. Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat
lunak. Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan
sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus
didokumentasi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak
yang dihasilkan.
d. Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai
ekonomis. Nilai dari sebuah perangkat lunak sebenarnya agak susah di
rupiahkan. Namun efek dari penggunaan perangkat lunak yang telah
Ada banyak model pengembangan perangkat lunak, antara lain The
Waterfall Model, Joint Application Development (JAD), Information Engineering
(IE), Rapid Application Development (RAD) termasuk di dalamnya Prototyping,
Unified Process (UP), Structural Analysis and Design (SAD) dan Framework for
the Application of System thinking (FAST). Namun dalam pembuatan sistem
perancangan informasi ini yang di gunakan atau yang dibahas adalah Waterfall
Model.
2.3.2. The waterfall model
Model siklus hidup (life cycle model) adalah model utama dan dasar dari
banyak model. Salah satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa
perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada 5 tahapan utama dalam The
Waterfall Model.
Disebut waterfall (berarti air terjun) karena memang diagram tahapan
prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat.
Tahapan-tahapan dalam The Waterfall Model secara ringkas adala sebagai
berikut:
a. Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu
masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada
tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah
b. Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan pengguna dan
organisasi serta menganalisa kondisi yang ada (sebelum diterapkan sistem
informasi yang baru).
c. Tahap disain bertujuan menentukan spesifikasi detil dari komponen-
komponen sistem informasi (manusia, hardware, software, network dan
data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap
analisis.
d. Tahap implementasi merupakan tahapan untuk mendapatkan atau
mengembangkan hardware dan software (pengkodean program),
melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru.
e. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi
sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses,
evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan.
2.4. Kebutuhan sistem
Tahap awal yang dilakukan adalah kebutuhan sistem yaitu perumusan
sistem yang akan dibuat dengan tujuan agar pengembangan benar-benar di
mengerti pada sistem yang akan di buat dan langkah-langkah serta kebijakan apa
saja yang berkaitan dengan pengembangan sistem tersebut.
2.4.1. Analisis
Tahap kedua adalah analisis. Dari rumusan yang di peroleh pada tahap
diperlukan oleh sistem serta keterkaitannya. Analisis ini dilakukan dengan
pemodelan menggunakan metode Data Flow Oriented dengan Tool Data Flow
Diagram (DFD). Tujuan dilakukannya analisis adalah :
a. Memahami sistem yang ada saat ini
b. Mendefinisikan permasalahan sistem
c. Menentukan kebutuhan sistem secara garis besar sebagai persiapan ke
tahap perancangan.
2.4.2. Perancangan
Setelah gambaran yang jelas tentang sistem yang akan di buat selanjutnya
di lakukan perancangan sistem. Tahap perancangan dilakukan untuk memberikan
gambaran umum yang jelas kepada pengguna dan rancang bangun yang lengkap
tentang sistem yang akan dikembangkan kepada pihak yang terlibat dalam
pengembangan sistem.
Tahap perancangan sistem ini dibagi dua :
1. Perancangan global , dilakukan untuk member gambaran kepada pengguna
tentang sistem yang dirancang dan sebagai persiapan untuk tahap
perancangan rinci.
2. Perancangan rinci, dilakukan untuk member gambaran rancang bangun
yang lengkap kepada pemrogram dan pihak yang lain yang terlibat dalam
2.4.3. Implementasi
Setelah diperoleh gambaran yang jelas tentang sistem kemudian dilakukan
implementasi rancang sistem ke dalam kode-kode dalam bahasa pemrograman
tertentu yang dimengerti oleh mesin(computer). Pada tahap ini dilakukan
pembutan komponen-komponen sistem yang meliputi implementasi modul-modul
program, antar muka dan Basis data.
2.4.4. Pengujian
Setelah implementasi sistem, selanjutnya dilakukan pengujian, pada tahap
ini dilakukan untuk mendapatkan perangkat lunak yang benar-benar valid dan
sesuai dengan kebutuhan user.
2.4.5. Pemeliharaan
Setelah dilakukan pengujian dan sistem diyakini benar-benar memenuhi
syarat dan valid, selanjutnya sistem tersebut didistribusikan ke pengguna. Selain
itu jugan dilakukan evaluasi terhadap sistem yang baru untuk melihat apakah
sistem telah memenuhi tujuan yang ingin di capai.
2.5. Analisis Dengan Metode Data Flow Oriented
Untuk memenuhi tujuan analisis sistem, dilakukan pemodelan
mengggunakan metode Data Flow Oriented dengan Tool Data Flow Diagram
(DFD). DFD ini digunakan untuk mempresentasikan sistem atau perangkat lunak
menggambarkan penambahan aliran informasi dan fungsionalitas yang rinci. DFD
level nol mempresentasikan elemen perangkat lunak atau sistem secara
keseluruhan sebagai suatu proses selanjutnya pada level tinggi, seperti level 1,
level 2 dan seterusnya.
Beberapa symbol yang digunakan pada Data Flow Diagram (DFD) :
1. External Entity
Setiap sistem mempunyai batasan yang memisahkan suatu sistem
dengan lingkungan diluarnya. Sistem akan menerima input dan
menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Suatu kesatuan luar
dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak. Kesatuan ini dalam
penggambaran DFD disimbolkan dengan menggunakan empat persegi
panjang atau bujur sangkar.
Gambar 2.3.
Simbol external entity
2. Data Flow (arus data)
Arus data diberi symbol panah, yang menunjukkan arus dari data
proses sistem. Arus data yang mengalir dalam suatu sistem harus
memenuhi :
a. Diantara dua proses
b. Dari suatu data store menuju suatu proses
c. Dari suatun proses menuju suatu data store
d. Dari suatu external entity menuju suatu proses
e. Dari suatu proses menuju suatu external entity
Gambar 2.4
Simbol data flow
3. Proses
Suatu proses adalah suatu kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh
orang, mesin atau computer dari suatu arus data yang masuk kedalam
proses untuk di hasilkan suatu arus data yang keluar dari proses.
Gambar 2.5.
Symbol proses
4. Data store (simpanan data)
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang diwujudkan bisa
dalam bentuk :
a. File atau data base di sistem computer
b. Arsip atau catatan manual
c. Table acuan manual
d. Agenda atau buku
Storage
Gambar 2.6.
Simbol data store
2.6. Sistem Informasi Berbasis Komputer
2.6.1. User (personalia pengoperasian)
Berdasarkan tugasnya dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pimpinan divisi sistem informasi
2. Sistem analisis
3. Data base designer
5. Operator computer
6. Operator entri data
2.6.2. Software (perangkat lunak)
Sekumpulan isntruksi computer yang didesain untuk melakukan operasi
tertentu terhadap sistem computer.
Fungsi software adalah :
a. Mengelola seperangkat alat pendukung computer
b. Menyediakan berbagai fasilitas interaktif untuk mengelola computer
resource
c. Sebagai mediator antar seorang atau organisasi
d. Untuk membuat beberapa software aplikasi yang di butuhkan oleh user
2.6.3. Hardware (perangkat keras)
Perangkat keras yang digunakan bagi sebuah sistem informasi akan
ditentukan oleh skala sistem informasi yang akan dibangun, secara umum terdiri
dari :
a. Computer
b. Peralatan penyimpanan data
d. Peralatan pendukung jaringan computer
2.7. Basis Data Relasional
Menjelaskan atau istilah yang berkaitan dengan teori basis data, seperti
abstraksi data, model data, model data entity relationship, key, basis data
relasional dan sistem manajemen basis data.
2.7.1. Abstraksi Data
Dalam pengaksesan data terdapat perbedaan representasi data bagi
pengguna dan bagi computer. Perbedaan tersebut menimbulkan tingkatan
abstraksi data yang bertujuan menyederhanakan interaksi pengguna dengan
sistem. Tiga tingkatan abstraksi data :
1. Tingkatan fisik, level teredah menjelaskan bagaimana data tersimpan
2. Tingkatan logic, tingkatan yang lebih tinggi
3. Tingkatan tampak, tingkatan paling tinggi
2.7.2. Model Data
Model data merupakan sekumpulan perangkat konseptual untuk
menjelaskan data, relasi data, semantic data, dan batasan kekonsistenan yang
dibagi dalam tiga model data :
1. Model data relational
2. Model data hirarki
Menggambarkan hubungan antar entity dalam suatu organisasi dalam
bentuk struktur pohon.
3. Model data jaringan
Menggambarkan hubungan entity dari suatu organisasi kedalam suatu
bentuk jaringan atau network.
2.7.3. Model Data Entity-Relationship
Model data E-R adalah model data yang didasarkan pada sebuah persepsi
terhadap sebuah dunia nyata yang didalamnya terdapat sekumpulan objek dasar
dan relasi antar objek yang disebut dengan entitas. Ada tiga dasar dalam model
dara E-R, yaitu : himpunan entitas, himpunan relasi, dan atribut.
2.7.3.1. Himpunan Entitas
Sebuah entitas adalah sesuatu atau sebuah objek dalam dunia nyata yang
dapat dibedakan dari objek lainnya. Himpunan entitas adalah himpunan entitas
yang mempunyai tipe yang sama yang memiliki property atau atribut yang sama.
2.7.3.2. Atribut
Atribut adalah penjelasan atau gambaran sifat yang dimiliki dari setiap
ditunjukkan dengan adanya informasi yang sama yang disimpan dalam basis data
pada setiap entitas anggota himpunan entitas tersebut.
2.7.3.3. Himpunan Relasi
Relasi adalah hubungan antara beberapa entita. Himpunan relasi adalah
sekumpulan relasi yang memiliki tipe yang sama.
2.7.4. Kardinalitas Pemetaan
Menunjukkan jumlah entitas yang dihubungkan oleh sebuah relasi dengan
entitas lainnya.
2.7.5. Ketergantungan Eksistensi
Ketergantungan Eksistensi terjadi pada saat eksistensi sebuah entitas
bergantung pada eksistensi entitas yang lain.
2.7.6. Key
Dapat dibedakan sebuah entitas dengan entitas lain, penggunaan konsep
key memungkinkan untuk membedakan entitas yang satu dengan yang lain.
Adalah sebuah himpunan yang terdiri dari satu atau lebih atribut yang
apabila di gunakan bersama-sama dapat membedakan sebuah entitas di dalam
sebuah himpunan entitas.
2.7.6.2. Candidate key
Adalah super key yang tidak mengandung super key lainnya yang
merupakan subset dari super key pertama.
2.7.6.3. Primary key
Adalah atribut yang digunakan untuk membedakan sebuah entitas dalam
sebuah entitas.
2.7.7. Entity-Relationship Diagram
Struktur logis sebuah basis data dapat di ekspresikan secara grafis dengan
menggunakan sebuah di agram Entity-Relationship.
2.7.8. Basis Data Relational
Sebuah basis data relational teridiri dari sekumpulan table yang
masing-masing table memiliki sebuah nama yang unik.
Sistem manajemen basis data adalah sekumpulan file yang saling
berhubungan dan kumpulan program yang memungkinkan user mengoperasikan,
mengakses dan memodifikasi file yang ada. Fungsi utama sebuah basis data
adalah menyediakan abstraksi data bagi pengguna tanpa perlu ditunjukkan
31
1.1. Sekilas PT. Asuransi Jasindo
1.1.1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang
Bandung
Kekokohan eksistensi Asuransi Jasindo terbangun oleh sebuah sejarah
panjang kepeloporan di bidangnya , mengiringi perjalanan indonesia sebagai
sebuah negara dan bangsa merdeka.
Bermula pada peripde transisi kedaulatan dari pemerintahan kolonial
Belanda ke Pemerintahan Republik Indonesia, telah di laksankan nasionalisasi
sejumlah perusahaan asuransi milik Kolonial Belanda termasuk NV Assurantie
Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE tahun 1845 yang
berdomisili di Jakarta. Awalnya asuransi kerugian tersebut telah menjalankan
usahanya untuk memberikan perlindungan resiko terhadap perusahaan perkebunan
dan sebagainya.
Tepat 100 tahun pasca rasionalisasi tersebut, Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya di tahun 1945 yang memungkinkan di lakukannya nasionalisasi
perusahaan asuransi kerugian milik Belanda maupun Inggris menjadi PT.
Asuransi Bendaraya untuk layanan asuransi kerugian dalam mata uang rupiah dan
PT. Umum Internasional Undewriters (PT.UIU) untuk layanan asuransi kerugian
Tujuan nasionalisasi adalah untuk memberikan pemanfaatan yang maksimal
kepada masyarakat, memperkokoh keamanan dan perekonomian negara.
Kebijakan nasionalisasi di lakukan berdasar unndang-undang nomor 86 tahun
1958 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda yang berada dalam wilayah
Republik Indonesia.
Pemerintah melalui keputusan Menteri Keuangan no. 764/MK/IV/12/1972,
pada tanggal 2 juni 1972, memutuskan untuk melakukan merger antara PT.
Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT. Umum
Internasional Underwriters (PT. UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta asing
di merger menjadi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang sekarang lebih di
kenal sebagai Asuransi Jasindo. Penggambungan tersebut selanjutnya di
kukuhkan dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1 tanggal 2 juni 1973.
Pengalaman bidang asuransi kerugian sejak era kolonial memberikan nilai
kepeloporan tersendiri bagi keberadaan dan tumbuh kembang Asuransi Jasindo
kini dan masa mendatang.
PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah satu-satunya badan usaha milik negara
(BUMN) yang bergerak di bidang usaha asuransi kerugian umum. Asuransi
Jasindo berdiri pada 2 juni 1973 sebagai hasil penggabungan antara PT. Asuransi
Bendasraya dengan PT. Umum Internasional Underwriters serta tampil sebagai
maskapai asuransi kerugian umum terbesar nasional dengan total aset per akhir
Protofolio Asuransi Jasindo dalam penyelesaian klaim-klaim besar meliputi
klaim Apoges Kick Motor Satelit Palapa B2 sebesar USD 75 juta, BDC Failure
Satelit Palapa C2 sebesar USD 31,2 juta, Battery Charging Failure Satelit Palapa
C2 sebesar USD 36,5 juta dan Loss of DB Satelit Garuda milik Acess
Internasional sebesar USD 101,5 juta.
Bagian penting dari upaya memaksimalkan nilai BUMN demi peningkatan
daya saing di pasar nasional maupun internasional, pemerintah melalui
kementerian BUMN telah menerbitkan dan memberlakukan Good Corporate
Governance (tata kelola perusahaan yang baik) yang berlaku wajib bagi semua
BUMN.
Asuransi Jasindo sebagai salah satu BUMN sepenuhnya menyadari arti
penting dan peranan Good Corporate Governance (GCG) sehingga secara
bertahap mulai dari pemahaman, sosialisasi hingga implementasi di jalankan
secara berkelanjutan. Bagi Asuransi Jasindo penerapan GCG tidak hanya di
tujukan untuk memenuhi peraturan atau ketentuan yang ada namun lebih jauh dari
itu adalah untuk mengiliminasi peluang terjadinya pelanggaran dalam perusahaan
sekaligus meningkatkan kepercayaan publik dan meningkatkan kinerja perseroan.
Saati ini Asuransi Jasindo memiliki jaringan pelayanan yang terdiri dari 74
kantor cabang yang berlokasi di seluruh indonesia dan satu cabang di luar negeri
serta berkantor pusat di Jl. Let. Jend. MT. Haryono kav. 61 Jakarta. Dalam
kantor penjualan yang tersebar di seliruh indonesia dan 1 kantor cabang di luar
negeri di Labuan Malaysia.
Keberadaan Asuranis Jasindo semakin solid dari tahun ke tahun
sebagaimana tercermin dari kinerja perusahaan yang terus mengalami peningkatan
serta pengakuan mutu melalui sertifikasi 9002 sejak tahun 1998. Asuransi Jasindo
juga mendapatkan dukungan reasuradur terkemukan di dunia seperti Swiss-ree
dan Partner-ree sehingga memperkokoh posisi Asuransi Jasindo sebagai
perusahaan asuransi yang sustainable dan bertaraf internasional.
Perkembangan pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) mengalami
banyak pasang surut dalam menjalani usahanya terutama dalam usaha melebarkan
sayapnya di berbagai kota di nusantara. Dapat di lihat berdirinya kantor cabang
yang terdapat di kota Pontianak memerlukan usaha dan kerja keras dan pada saat
itu bernama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian” (PNAK) Eka Nusa.
Pengalaman Asuransi Jasa Indonesia sejak era kolonial memberikan nilai
kepeloporan bagi keberadaan dan pertumbuhan serta mempu meraih kepercayaan
dari dalam dan luar negeri. Diantaranya di Jawa Barat terdapat 9 cabang yaitu
Bogor, Depok, Bekasi, Sukabumi, Purwakarta, Bandung korporasi, Bandung ritel,
Cirebon dan Tasikmalaya. Keberadaan Asuransi
Jasa Indonesia semakin solid dari tahun ke tahun, sebagaimana tercermin
dari kinerja perusahaan yang terus mengalami peningkatan serta pengakuan mutu
Door’s dengan peringkat PBB tahun 1997 atas prestasi pembayaran klaim
mengukuhkan kekuatannya di pasar global.
Keseriusan dalam membuktikan komitmen yang telah di buat oleh PT.
Asuransi Jasa Indonesia melalui penyediaan beragam produk yang di sesuaikan
dengan kebutuhan tertanggung serta layanan profesional yang cepat, akurat,
ramah dan efisiean.
3.1.2. Visi dan Misi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Visi dan Misi perusahaan menjadi pemacu semangat dan penerangan dalam
menjalankan semua kebijakan dan kegiatan perseroan, baik secara internal
maupun eksternal. Memperhatikan latar belakang perusahaan serta tantangan di
masa yang mendatang, telah di tetapkan pula:
1. Visi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) adalah menjadi perusahaan
asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market
leader di pasar domestik.
2. Misi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) adalah menyelenggarakan
usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasionol melalui
peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan tetap menjaga tingkat
1.2. Struktur Organisasi dan Sistem Kerja
Struktur orgnisasi mengandung artiadalah “suatu susunan kedudukan dari
masing unit yang berdiri sesuai dengan tugas dan wewenang
masing-masing bagian”. Begitu halnya pada PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero)
memiliki struktur organisasi yang menunjukkan masing-masing unit fungsi dan
peranan para pegawai secara jelas.
Adapun struktur organisasi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) kantor
cabang Bandung korporasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
1.3. Deskripsi Kerja PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung
1. Kepala Kantor Cabang Bandung
a. Mengusahan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan, serta mengusahakan pengamanan, pemanfaatan dan pengembangan
Agen Broker Kepala Pem asar an
SDM, alat/sarana fisik dan dana milik perusahaan di lingkuangan kantor cabang.
b. Membantu usaha pemasaran jasa asuransi kepada calon tertanggung yang di nilai potensial di wilayah kerjanya.
c. Mendatangani polis-polis dan surat keluar.
d. Memberikan persetujuan klaimm, akseptasi, keuangan.
e. Membangun citra perusahaan yang baik di wilayah kantor cabang.
f. Menilai dan mengusulkan promosi atau mutasi jabatan bawahannya.
g. Menandatangani laporan-laporan, memo, nota dinas dan surat dinas keluar lainnya.
h. Berhubungan dengan instansi atau pihak luar perusahaan dalam batas wewenang yang di tetapkan.
i. Mengajukan rencana anggaran tahunan untuk keperluan kantor cabang.
j. Memutuskan menandatangani perubahan dan pembatalan atas nota pertanggungan yang telah di terbitkan serta menandatangani surat pemberitahuan pengembalian premi sesuai dengan batas wewenang yang telah di tetapkan.
k. Menandatangani cek, bilyet giro, surat perintah transfer dan memberikan tugas-tugas khusus kepada bawahannya.
2. Kepala Unit Teknik dan Penyelesaian Klaim
a. Memonitor kenerja masing-masing fungsi dan membuat rekomendasi secara langsung kepada kantor cabang perihal persetujuan klaim maupun fungsi-fungsi lainnya.
b. Memimpin, memotivasi dan mengembangkan bawahan yang ada di lingkungan kepala unit teknik.
c. Memelihara, menilai dan memberikan saran penyempurnaan terhadap sistem, prosedur dan tata kerja di lingkungan terkait.
e. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang di berikan oleh kepala kantor cabang.
f. Membina hubungan baik dengan instansi di luar perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan kepala unit teknik dengan batas wewenang yang di tetapkan.
g. Melaksanakan kegiatan registrasi surat tuntutan ganti rugi.
h. Meggunakan, mengatur SDM, alat atau sarana fisik yang berada di lingkungan kepala unit teknik.
i. Mengadakan hubungan dengan unit-unit kerja di lingkungan perusahaan untuk kelancaran tugas.
j. Membutuhkan paraf pada dokumen klaim sebagai tanda persetujuan sesuai batas wewenang yang di berikan.
k. Berhubungan dengan instansi atau pihak di luar perusahaan dalam batas wewenang yang di tetapkan.
l. Menyampaikan pendapat kepada kepala kantor cabang tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan untuk tujuan penyempurnaan
3. Kepala Unit Pemasaran
a. Mecari nasabah baik perorangan maupun instansi dan perusahaan.
b. Membina nasabah dan memberikan bimbingan tentang pentingnya berasuransi.
c. Membantu perencanaan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen maupun data-data pemasukan premi.
d. Membuat rekomendasi pada unit akseptasi atau produksi untuk membuat polis.
e. Menyampaikan secara jelas dan terperinci kepada tertanggung tentang isi dan perjanjian yang terdapat dalam polis.
f. Melayani tertanggung sebaik mungkin.
h. Memberikan penawaran harga pada setiap nasabah sehubungan proyek-proyek, pos, BUMN dan BUMD.
i. Memintakan persetujuan kepada divisi underwriting kantor pusat untuk menentukan tarif sebagai dasar kesepakatan harga untuk tertanggung.
j. Membangun analisa terhadap calon tertanggung.
k. Dapat meminta data secara langsung kepada masing-masing unit baik yang berhubungan dengan klaim maupun premi.
4. Kepala Unit Keuangan
a. Megusahakan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta mengusahakan dan pengembangan SDM, alat atau sarana fisik dan milik perusahaan di lingkungan kepala kerja unit keuangan.
b. Membantu kepala cabang dalam menyusun program kerja tertulis kepala unit keuangan.
c. Merencanakan dan mengusulkan secara kuantitatif dan kualitatif SDM, peralatan dan sarana fisik untuk kebutuhan kepala unit keuangan.
d. Melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan dan keuangan di kantor cabang.
e. Mengelola penggunaan dana, menyusun penggunaan cash flow mingguan, pertanggungjawaban keuangan dan penyelenggaraan administrasi yang berkaitan dengan seluruh kegiatan unit keuangan.
f. Membantu usaha pengawasan dan pembinaan kepada pengusaha kecil dan koperasi yang telah mendapat bantuan di wilayah kerja.
g. Menandatangani laporan, memo, nota dinas dan surat keluar lainnya yang berhubungan dengan kedinasan.
h. Menilai dan mengusulkan promosi atau mutasi jabatan bawahannya.
j. Memutuskan dan menandatangani perubahan dan pembatalan atas nota penutupan pertanggungan yang telah di terbitkan serta menandatangani surat pemberitahuan pengambilan premi sesuai dengan batas wewenang yang telah di tetapkan.
k. Memutus dan menandatangani seluruh surat persetujuan, penolakan, pembatalan, pembayaran tuntutan ganti rugi (klaim) sesuai dengan wewenang yang telah ditetapkan.
l. Mengajukan rencana anggaran tahunan untuk keperluan kantor cabang.
1.3.1. Personalia PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung
PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) memiliki 34 cabang di seluruh indonesia 1 cabang di luar negeri. Salah satu perusahaan asuransi jasa indonesia yang berada di jawa barat memiliki beberapa kantor cabang, yaitu Bandung Korporasi, Bandung Ritel, Cirebon, Bogor dan Tasikmalaya. Secara rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel Personalia setiap kantor-kantor cabang yang berada di Jawa Barat pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) cabang Jawa Barat tahun 2009.
No.
Nama Unit Kantor Cabang
Jabatan Bandung
Korporasi
Bandung
Ritel Cirebon Bogor Tasikmalaya Jumlah
Sumber : PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung
3.4. Jenis Produk Jasa Asuransi yang di pasarkan oleh PT. Asuransi Jasa
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung
Pada dasarnya PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) memiliki 2 kelompok
produk di pasarkan, yaitu Korporasi dan Ritel. Sampai dengan tahun 1999 PT.
Asuransi Jasa Indonesia (Persero) lebih berkonsentrasi pada bisnis korporasi dan
menomorduakan bisnis ritel (kecil).
Setelah mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar selama hampir
sepuluh tahun dan pada awal tahun 2000 telah di lakukan restrukturisasi terhadap
portofolio bisnis dengan mengembangkan produk asuransi ritel tanpa
meninggalkan bisnis korporasinya.
Secara garis besar, produk korporasi yang di tawarkan Asuransi Jasindo
diantaranya :
1. Asuransi Pengangkutan
Merupakan jenis asuransi kerugian dalam pengangkutan barang baik
melalui darat, laut maupun udara (produk unggulan).
2. Asuransi Kebakaran
Merupakan jenis asuransi kerugian kerena kebakaran (produk unggulan).
3. Asuransi Penerbangan
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti pesawat terbang, peluncuran
satelit dan pengorbitannya.
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti pembangunan gedung,
pemasangan mesin dan pengoperasiannya (produk unggulan).
5. Asuransi Rangka Kapal
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kapal laut. 6. Asuransi Kendaraan Bermotor
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kendaraan bermotor.
7. Asuransi Aneka
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kecelakaan diri dan pengiriman
uang (produk unggulan).
8. Asuransi Keuangan
Merupakan jenis asuransi kerugian dalam hal keuangan, seperti surety
bond, customs bond, financial guarantee, kredit asuransi (produk
unggulan).
9. Asuransi Oil dan Gas
Merupakan jenis asuransi kerugian yang bergerak di bidang minyak dan
gas.
10.Asuransi kecelakaan Diri
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kecelakaan diri anak sekolah,
lintasan, penugunjung wisata, asuransi keluarga, tamu hotel, haji (produk
unggulan).
Jenis asuransi untuk produk ritel (kecil), antara lain :
Merupakan jenis asuransi kerugian seperti tabrakan, benturan, terbalik,
tergelincir di jalan, perbuatan jahat orang lain, kebakaran, pencurian,
kerusuhan dan huru-hara. Juga di sebabkan oleh banjir, letusan gunung
berapi, angin topan, tsunami, badai dan gempa bumi.
2. Asuransi Jasindo Graha
Merupakan jenis asuransi kerugian kombinasi atau paduan antara asuransi
kebakaran, asuransi kecelakaan diri dan asuransi meninggal dunia yang di
tujukan untuk segmen debitur KPR perbankan baik secara perorangan
maupun kumpulan.
3. Asuransi Jasindo Oto
Merupakan jenis asuransi kerugian gabungan asuransi kendaraan bermotor
dan asuransi kecelakaan diri, pengemudi serta penumpangnya.
4. Asuransi Karisma
Merupakan jenis asuransi kerugian penggabungan asuransi kebakaran
rumah, asuransi kebongkaran dan asuransi kecelakaan diri penghuninya.
5. Asuransi Pelangi
Merupakan jenis asuransi kerugian kecelakaan diri penumpang pesawat
terbang dalam perjalanan tertentu.
6. Asuransi Lintasan
Merupakan jenis asuransi kerugian kecelakaan diri penumpang pesawat
terbang, kapal laut, kereta api dan kendaraan darat lainnya.
Merupakan jenis asuransi kerugian penggabungan dari 7 pertanggungan
dan mencakup pemberian proteksi terhadap resiko kebakaran rumah dan
inventarisnya serta kecelakaan diri anggota keluarga, kendaraan bermotor
dan tuntutan pihak ketiga.
1.5. Proses Kebijakan Perusahaan Tentang Harta Atau Barang Yang Di
Jaminkan.
Berikut adalah kebijakan mengenai harta atau barang yang di tanggungkan:
1. Kebijakan tentang Resiko yang di jamin
a. Kebakaran
1. Disebabkan oleh ketidakhati-hatian oleh tertanggung atau pihak lain
sepanjang tidak di kecualikan dalam polis.
2. Yang di akibatkan oleh :
a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri
b)Hubungan arus pendek
c) Kebakaran karena benda lain di sekitar
b. Petir
Kerusakan yang di sebabkan oleh mesin listrik, peralatan listrik atau
elektronik, instalasi listrik, kerugian atau kerusakan di jamin oleh polis
ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda tersebut.
c. Ledakan
Berasal dari harta benda yang di pertanggungkan pada polis ini atau
polis lain yang berjalan serangkai dengan polis ini untuk kepentingan
d. Kejatuhan pesawat terbang
Benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu yang jatuh
dengan harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan .
e. Asap
Berasal dari kebakaran harta benda yang di pertanggungkan dalam
polis.
2. Kebijakan tentang cara penyelesaian dan penetapan ganti rugi
a. Dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas harta benda atau
kepentingan yang di pertanggungkan, berhak menentukan pilihannya
untuk melakukan ganti rugi dengan cara :
1. Pembayaran uang tunai
2. Perbaikan kerusakan, sesuai dengan perhitungan besarnya kerugian.
b. Penggantian kerusakan, dimana perhituangan besarnya kerugian adalah
sebesar biaya penggantian dengan barang sejenis dengan kondisi yang
sama seperti sesaat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan.
c. Membangun kembali, dimana perhitungan besarnya kerugian adalah
membangun kembali kekondisi yang sama sama seperti sebelum
terjadi kerusakan atau kerugian.
3. Kebijakan tentang penghentian pertanggungan
a. Penanggung dan tertanggung masing-masing berhak setiap waktu
menghentikan pertanggungan dengan memberitahukan alasannya.
Secara tertulis melalui surat tercatat oleh pihak yang menghendaki
yang di ketahui. Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan
polis ini, lima hari kalender terhitung sejak tanggal pengiriman surat
tercatat atas pemberitahuan tersebut.
b. Apabila terjadi penghentian pertanggungan, premi akan di kembalikan
secara pro rata untuk jangka waktu pertanggungan yang belum di
jalani setelah di kurangi biaya akuisisi penanggung. Namun demikian
dalam penghentian pertanggungan di lakukan oleh tertanggung di
mana selama jangka waktu pertanggungan yang telah di jalani, telah
terjadi klaim yang jumlahnya melebihi jumlah premi yang tercamtum
dalam ikhtisiar pertanggungan, maka tertanggung tidak berhak atas
pengembalian premi untuk jangka waktu pertanggungan yang belum di
jalani.
4. Kebijakan tentang kewajiban terhadap tertanggung dalam hal terjadi
kerugian atau kerusakan
Tertanggung setelah mengetahui atau pada waktu ia di anggap
seharusnya sudah mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas
harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan dalam polis,
wajib :
a. Segera memberitahukan hal itu kepada penanggung
b. Dalam waktu tujuh hari kalender, memberikan keterangan tertulis
tentang kerugian atau kerusakan yang terjadi. Keterangan tertulis
hilang, rusak dan terselamatkan serta mengenai penyebab kerugian
atau kerusakan yang terjadi.
c. Paling lambat dalam waktu 12 bulan mengajukan tuntutan ganti rugi
kepada penanggung tentang besarnya jumlah kerugian yang di derita.
Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, tertanggung wajib :
a. Sedapat mungkin menyelamatkan harta benda atau kepentingan yang
di pertanggungkan serta mengijinkan pihak lain untuk menyelamatkan
harta benda atau kepentingan tersebut.
b. Mengamankan harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan
yang masih bernilai.
c. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada penanggung atau pihak lain
yang di tunjuk oleh penangung untuk melakukan penelitian atas
kerugian atau kerusakan yang terjadi.
d. Segala hak atas ganti rugi menjadi hilang apabila ketentuan dari
kebijakan tidak di penuhi oleh tertangggung.
5. Kebijakan tentang penentuan harga dalam hal kerugian
Persetujuan yang di kecualikan :
a. Penentuan harga di dasarkan pada harga sebenarnya dari harta benda
yang di pertanggungkan sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau
kerugian dengan memperhitungkan unsure depresiasi teknis tanpa di
b. Barang-barang, bahan-bahan atau barang-baran g dagangan di hitung
menurut harga beli pada saat sebelum terjadinya kerugian atau
kerusakan dengan mempertimbangkan unsure ketinggalan mode.
6. Kebijakan tentang pembayaran premi
a. Menyimpang dari pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang,
maka merupakan persyaratan dari tanggung jawab penanggung atas
jaminan asuransi berdasarkan polis ini, bahwa setiap premi terhutang
harus sudah di bayar lunas dan secara nyata telah di terima seluruhnya
oleh pihak penanggung :
1)Jika jangka waktu petanggungan tersebut tiga puluh hari kalender
atau lebih maka pelunasan pembayaran premi harus di lakukan
dalam tenggang waktu tiga puluh hari kalender dihitung dari
tanggal mulai berlakunya polis.
2)Jika jangka waktu pertanggungan tesebut kurang dari tiga puluh hari
kalender, pelunasan pembayaran premi harus sudah di lakukan
dalam tenggang waktu sesuai dengan jangka waktu pertanggungan
yang di sebut dalam polis.
b. Pembayaran premi di lakukan dengan cara tunai, cek, bilyet giro,
transfer atau dengan cara lain yang di sepakati antara penanggung dan
tertanggung.
Penanggung dianggap telah menerima pembayaran premi, pada saat :
2) Premi bersangkutan adalah sudah masuk kerekening bank
penanggung
3) Penanggung telah menyepakati pelunasan premi bersangkutan
secara tertulis.
c. Apabila premi tidak di bayar sesuai dengan ketentuan dan dalam
jangka waktu yang di tetapkan maka polis ini batal dengan sendirinya
tanpa harus menerbitkan endosemen pambatalan terhitung mulai
tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan penanggung di
bebaskan dari semua tanggung jawab atas kerugian sejak tanggal yang
di maksud. Namun tertanggung tetap berkewajiban membayar premi
untuk jangka waktu pertanggungan yang sudah berjalan sebesar 20%
dari premi satu tahun.
d. Apabila terjadi kerugian di jamin oleh polis dalam tenggang waktu
tertentu yang telah tercamtum dalam polis, penanggung hanya akan
bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut apabila tertanggung
50
1.1. Tinjauan Penerapan Teknologi dan Sistem Informasi di PT. Asuransi
Jasindo
Untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para nasabah atau
tertanggung di perlukan adanya keterpaduan di antara divisi yang berkaitan. Oleh
karena itu diperlukan sebuah sistem yang mengatur hubungan antar divisi. Maka
disusunlah Manajemen PT. Asuransi Jasindo Indonesia yang disusun oleh sebuah
divisi di bawah direktorat pemasaran yaitu Divisi Teknologi dan Divisi Sistem
Informasi. Sistem informasi manajemen yang ada saat ini adalah masih
merupakan sistem informasi berbasis Komputer yang sederhana.
Sistem informasi manajemen PT. Asuransi Jasindo Indonesia saat ini
didukung oleh beberapa faktor :
a. Sumber Daya Manusia
Dalam rangka memberdayakan sistem informasi manajemen di PT.
Asuransi Jasindo telah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang
digolongkan ke dalam :
1. Administrasi Sistem
Petugas yang mengelola sistem dan mengelola pengguna yang terlibat
dalam sistem tersebut.
Pengguna yang berkaitan langsung dengan pengolahan data dan
informasi, maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
memadai untuk menunjang sistem.
b. Sumber Daya Perusahaan
Adapun sumber daya perusahaan yang berkaitan dengan sarana atau
media aliran informasi pada sistem ini adalah :
1. Perangkat computer
Perangkat ini disediakan pada kantor pusat, kantor wilayah dan
kantor-kantor besar lainnya.
2. Perangkat lunak
Untuk pengolahan data dan informasi perusahaan telah menyediakan
perangkat lunak untuk pengolahan data pada PC maupun pada
jaringan.
3. Jaringan komputer LAN maupun WAN
Digunakan dua media transmisi data, yaitu melalui kabel telepon
maupun melalui satelit. Penggunaan jaringan ini belum menjangkau
seluruh daerah baru mencakup wilayah dan kantor-kantor lainnya di
tiap kota.
4. Perangkat penyimpanan data dan informasi
Pada proses penyimpanan data dan informasi digunakan dua teknik ,
yaitu penyimpanan data dan informasi dalam media fisik dan
berkas data. Sedangkan media penyimpanan untuk computer yang
terbagi dalam :
a. Penyimpanan data global, yaitu penyimpanan data-data yang
umum di gunakan untuk seluruh daerah.
b. Penyimpanan back up data, yaitu penyimpanan data hasil proses
back up.
1.2. Tujuan Manajemen
Dengan diterapkannya sistem informasi berbasis computer untuk
mengelola data sistem informasi kepegawaian khususnya data pribadi pegawai, di
harapkan :
a. Pengelolaan data pegawai khususnya bagian data pribadi menjadi lebih
efisien
b. Dapat mendukung administrasi
c. Dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yang structural dan
semistrutural
d. Menjamin konsistensi data kepegawaiankhususnya bagian pengolahan
data pribadi pegawai
1.3. Spesifikasi Permasalahan
1.3.1. Permasalahan Dalam Administrasi
Permasalahan yang terdapat dalam organisasi adalah :
a. Redudansi data
Penggunaan dalam lembar-lembar isian dalam setiap prosedur dalam
sistem umunya lebih dari satu lembar. Lembaran tersebut digunakan
sebagai arsip bagi beberapa pihak yang berkepentingan.
b. Prosedur kerja
Sistem manajemen yang sedang berjalan mencakup seluruh kantor di
wilayah usaha. Oleh karena itu penggunaan prosedur kerja yang masih
manual memakan overhead yang besar dan selain itu kendalanya masih
rendah.
c. Pembuatan laporan
Dalam sistem manajemen saat ini, laporan data pegawai seperti data
pribadi pegawai, data riwayat hokum disiplin pegawai, data riwayat
penugasan pegawai, data penilaian dan inspeksi pegawai serta data
kepindahan pegawai menjadi salah satu sumber data dalam mengambil
keputusan untuk kebijakan perusahaan atau divisi dan rencana
manajemen lainnya. Pelaporan dilakukan secara berkala, proses
pengumpulan data dari setiap kantor yang letaknya berjauhan
menyebabkan data yang sampai kedireksi tiba dalam waktu yang lebih
1.3.2. Permasalahan Dalam Perolehan Data
Banyaknya nilai atribut yang tidak diisi karena kelalaian operator atau
belum lengkapnya formulir isian. Jika ada pegawai baru yang dipindahkan dari
divisi/kantor cabang lain kadangkala pengiriman data pegawai tersebut memakan
waktu yang cukup lama. Lambatnya perolehan data pegawai tersebut akan
mempengaruhi dalam pengelolaan data pegawai dan kebijakan yang akan diambil
oleh perusahaan.
1.4. Usulan Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis selesai dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan
membuat suatu perancangan sistem. Tahap membangun dan mengerjakan sistem
ini disebut sebagai tahap desain sistem, yaitu tahap dimana suatu sistem dapat
terbentuk dengan mengacu pada analisa sistem yang dilakukan sebelumnya.
1.4.1. Tujuan Perancangan Sistem
Adapun tujuan yang ingin di capai dari perancangan sistem ini adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem informasi pengolahan data pegawai
khususnya data pribadi pegawai.
2. Memberikan gambaran yang jelas akan sistem yang hendak di rancang.
3. Memberikan kemudahan jalannya sistem sehingga user tidak mengalami
1.4.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan
Tujuan utama dari proses perancangan sistem secara umum adalah untuk
member gambaran secara umum kapada user mengenai sistem informasi yang
baru. Perancangan sistem secara umum merupakan tahap persiapan perancangan
sistem secara terperinci, selain itu perancangan sistem secara umum juga sudah
harus dapat mengenal komponen sistem informasi yang akan di desain.
Pada tahap perancangan sistem secara umum, komponen yang terkait
didalam sistem di rancang dengan tujuan komunikasi kepada user. Biasanya
komponen sistem informasi yang di rancang meliputi : Diagram Konteks (DFD
Level 0), DFD Level 1, DFD Level 2, dan Entity Relationship Diagram.
1.4.2.1. Diagram Konteks Level 0
Diagram konteks merupakan suatu diagram yang dapat menggambarkan
sistem dalam suatu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar lingkaran tersebut
menggambarkan sistem keseluruhan proses dalam sistem tersebut.
Juga merupakan suatu diagram yang dapat memperlihatkan daerah objek
studi aliran datanya dibuat untuk tingkat atas.
1
2
3
4
Gambar 4.1.
Diagram konteks (DFD Level 0) sistem infomasi data pribadi kepegawaian
Keterangan :
1. = Data input
2. = NIP _Jasindo
3. = Pesan
4. = laporan
1.4.2.2. Data Flow Diagram (DFD) Level 1
Disini akan di gambarkan secara umum dari keseluruhan proses sistem
yang akan di rancang.
Gambar 4.2.
Keterangan :
1. = Data
2. = NIP_Jasindo
3. = Pesan
4. = Laporan
1a. =Data Pribadi
1b. = Data istri / suami
1c. = Data anak
1d. =Data orang tua / mertua
1e. = Data riwayat absensi
a. = Tabel Pribadi
b. = Tabel Istri / Suami
c. = Tabel Anak
d. = Tabel orang tua / mertua
e. = Tabel riwayat absensi
Data Flow Diagram (DFD) Level 2
Pada DFD level ini akan di paparkan satu persatu dari proses yang ada pada
Gambar 4.3. Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Proses Input
Keterangan :
1. = Data
1a. = Data Pribadi
1b. = Data istri/suami
1c. = Data anak
1d. = Data orang tua / mertua
a. = Tabel pribadi
b. = Tabel istri /suami
c. = Tabel anak
d. = Tabel orang tua / mertua
e. = Tabel riwayat absensi
Gambar 4.4.
Keterangan :
2. = NIP_Jasindo
3. = Pesan=
1a. = Data Pribadi
1b. = Data Istri / Suami
1c. = Data Anak
1d. = Data orang tua/ Mertua
1e. = Data Riwayat Absensi
a. = table Pribadi
b. = Tabel Istri/Suami
c. = Tabel Anak Pegawai
d. = Tabel Orang Tua/Mertua
Gambar 4.5.
Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Proses Update
Keteragan :
2. = NIP_Jasindo
3. = Pesan
1a. = Data Pribadi
1b. = Data Istri/Suami
1c. = Data Anak Pegawai
1d. = Data Orang Tua/Mertua
1e. = Data Riwayat Absensi
b. = Tabel Istri / Suami
c. = Tabel Anak Pegawai
d. = Tabel Orang Tua/Mertua
e. Tabel Riwayat Absensi
Gambar 4.6
Keterangan :
1. = Data
1a. = Data Pribadi
1b. = data Istri /Suami
1c. = Data Anak
1d. = Data Orang Tua/Mertua
1e. = Data Riwayat Absensi
2. = Pesan
a. = Tabel Pribadi
b. = Tabel Istri / Suami
c. = Tabel Anak
d. = Tabel Orang Tua/Mertua
e. = Tabel Riwayat Absensi
1.4.2.3. Kamus Data
1. Proses Input Data
Proses yang akan memproses semua data yang di masukkan ke dalam
masing-masing table.
Masukkan dari user ke proses input data yang terdiri dari semua atribut
dari salah satu table.
Berisi data pribadi pegawai :
NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR
+ TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I
TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI
+BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif]
+BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I
Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN +
JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.
b. [Data Istri/Suami]
Berisi data Istri / Suami Pegawai :
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I
Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR
+ TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I
Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH +
KET_CRI.
c. [Data Anak Pegawai]
Berisi data anak pegawai :
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita]
+ TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH
[Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM.
d. [Data Orang Tua/Metua]
NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ TUA + [ Orang Tua IMertua] +
NAM_OR1 + PEK_OR1 + AGM_OR1 + LHR_OR1 + TGL_OR1 +
STS_OR1 [Hidup IMeninggal] + NAM_OR2 + PEK_OR2 + AGM_OR2
+ LHR_OR2 +TGL_OR2 + STS_OR2 [Hidup I Meninggal].
e. [Data Riwayat Absensi]
Berisi data riwayat absensi pegawai :
NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ABS + KSK_Y_T [ Ya I Tidak] +
TGL_MUL + TGL_SEL + NSK_ABS + TGL_NSK.
2. Proses Search
a. [Data Pribadi]
NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR
+ TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I
TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI
+BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif]
+BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I
Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN +
JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.
b. [Data Istri/Suami]
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I
Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR
+ TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I
Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH +
c. [Data Anak Pegawai]
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita]
+ TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH
[Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM.
d. [Data Orang Tua/Metua]
NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ TUA + [ Orang Tua IMertua] +
NAM_OR1 + PEK_OR1 + AGM_OR1 + LHR_OR1 + TGL_OR1 +
STS_OR1 [Hidup IMeninggal] + NAM_OR2 + PEK_OR2 + AGM_OR2
+ LHR_OR2 +TGL_OR2 + STS_OR2 [Hidup I Meninggal]
e. [Data Riwayat Absensi]
NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ABS + KSK_Y_T [ Ya I Tidak] +
TGL_MUL + TGL_SEL + NSK_ABS + TGL_NSK.
3. Proses update
Proses terbagi dalam dua sub proses, yaitu :
a. [Edit I Delete]
1. Edit
Merupakan kumpulan dari masing-masing table. Proses berfungsi untuk
2. Delete
Proses yang berfungsi untuk menghapus record pada suatu table.
a. [Data Pribadi]
NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR
+ TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I
TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI
+BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif]
+BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I
Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN +
JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.
b. [Data Istri/Suami]
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I
Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR
+ TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I
Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH +
KET_CRI.
c. [Data Anak Pegawai]
NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita]
+ TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH
[Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM.