• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 11 Penyusutan, Penurunan, dan Deplesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 11 Penyusutan, Penurunan, dan Deplesi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENYUSUTAN-METODE ALOKASI BIAYA

Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Pendekatan ini digunakan dengan alasan nilai aktiva dapat naik turun pada saat aktiva tersebut dibeli dan dijual. Jika aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan atau depresiasi menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila yang terlibat adalah aktiva berupa sumber daya alam, maka istilah penurunan nilai aktiva tersebut adalah deplesi. Sedangkan ketika aktiva tak berwujud yang terlibat, istilahnya adalah amortisasi.

Study Objectives :

1. Menjelaskan konsep depresiasi

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat pada proses depresiasi

3. Membandingkan metode-metode pada depresiasi 4. Menjelaskan masalah akuntansi terkait

impairment

5. Menjelaskan prosedur akuntansi terhadap deplesi sumber daya alam

(2)

Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan adalah :

1. Dasar penyusutan aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari faktor biaya awal dan juga faktor nilai residu. Nilai residu adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva tersebut dijual. Nilai residu atau nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan semala masa manfaatnya.

2. Estimasi umumr pelayanan atau jasa

Masalah umur manfaat dari sebuah aktiva juga menjadi faktor penentu dtiariknya aktiva tersebut dari penggunaan. Secara umum, aktiva ditarik dari penggunaan berdasarkan faktor fisik yang meliputi kerusakan dan habisnya umur fisik, dan faktor ekonomis seperti keusangan aktiva. Faktor-faktor tersebut menetapkan batas untuk umur manfaat aktiva. Faktor-faktor tersebut secara lebih sempit lagi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat ketidaklayakan dalam kegiatan operasional yang seiring berjalannya waktu permintaan selalu meningkat, penggantian aktiva dengan yang lebih efisien dan ekonomis, dan ketidaklayakan aktiva karena dinilai sudah using dan tidak lagi memenuhi standarisasi perusahaan.

3. Metode penyusutan

Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya penyusutan, yaitu:

a. Metode aktivitas b. Metode garis lurus

c. Metode beban menurun (jumlah-angka-tahun, metode saldo menurun) a. Metode Aktivitas

Metode aktivitas juga dikenal senagai pendekatan beban variabel atau unit produksi. Metode ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah :

Beban Penyusutan=(BiayaNilai Sisa)x Total Jam

(3)

Kelebihan dari metode ini adalah apabila hilangnya pelayanan merupakan hasil dari aktivitas atau produktivitas, maka metode ini tepat dipilih untuk menandingkan biaya dengan pendapatan. Perusahaan yang menginginkan penyusutan yang rendah selama periode produktivitasnya rendah dan sebaliknya dapat menggunakan metode aktivitas ini.

Namun, keterbatasan dari metode ini adalah penggunaan metode ini tidak tepat apabila digunakan pada situasi penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas. Masalah lain dalam menggunakan metode ini adalah estimasi unit output atau unit yang diproduksi, dan jam penggunaan yang diterima seringkali sulit ditentukan.

b. Metode Garis Lurus

Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Beban Penyusutan= (BiayaNilai Sisa)

Estimasi Umur Manfaat

(4)

penggunaan metode ini adalah berkembangnya distorsi dalam analisis tingkat pengembalian laba maupun aktiva.

c. Metode Beban Menurun

Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini memperbolehkan pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu :

- Metode jumlah-angka-tahun

(5)

- Metode saldo menurun

Tidak seperti metode lainnya, nilai sisa pada metode saldo menurun tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku aktiva dikurangi seiap periode dengan beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan beban penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya proses ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, dimana pada saat tersebut penyusutan dihentikan.

d. Masalah Penyusutan Khusus

Beberapa masalah khusus yang berkaitan dengan penyusutan tetap adalah :

- Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebaian

Dalam menghitung beban penyusutan periode parsial, perusahaan harus menentukan beban penyusutan untuk setahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan ini pada dua periode yang terlibat. proses ini harus berlangsung selama manfaat aktiva. - Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap

(6)

akan ada laba yang diwujudkan dan tidak akan ada arus kas masuk yang dihasilkan selama periode berjalan.

- Revisi Tarif Penyusutan

Ketika aktiva tetap diakuisisi, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasin lainnya yang berkaitan. Akan tetapi, provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva kemunduran fisik yang tidak diharapkan atau keusangan yang tidak terduga dapat membuat masa manfaat aktiva lebih pendek daripada yang diestimasikan semula. Tidak ada perubahan yang harus dibuat atas hasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan. Sehingga tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat perubahan estimasi terjadi. Beban penyusutan periode selanjutnya didasarkan pada pembagian nilai buku yang tersisa, dikurangi setiap nilai sisa dengan estimasi umur yang tersisa.

B. IMPAIRMENT (PENURUNAN NILAI)

Pada umumnya standar-standar akuntansi terkait dengan nilai LCM (lower cost of market) untuk persediaan tidak dapat diaplikasikan pada property, pabrik, dan peralatan. Bahkan ketika property, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan. Sehingga pencatatannya sering luput dari perhatian, karena tidak seperti persediaan, sulit untuk mendapatkan nilai wajar property, pabrik, dan peralatan yang tidak subjektif.

Penurunan nilai atau impairment terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan dan, oleh karena itu, perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan situasi mungkin akan mengarah pada suatu penurunan nilai, contohnya:

a. Suatu penurunan nilai yang signifikan dalam nilai pasar suatu aktiva

b. Suatu perubahan yang signifikan terjadi dalam jangka waktu aktiva tersebut dimanfaatkan

(7)

d. Suatu akumulasi biaya yang secara signifikan melebihi jumlah biaya awal yang diperkirakan untuk mengakuisisi atau membuat aktiva

e. Suatu proyeksi atau peramalan yang menunjukkan kerugian terus-menerus yang berhubungan dengan aktiva

Jika peristiwa atau perubahan situasi ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang tercatat tidak dapat dipulihkan, maka pengujian atas kemampuan pemilihan akan digunakan untuk menentukan penurunan nilai. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan lebih kecil dari jumlah aktiva yang tercatat, maka nilai aktiva dianggap telah menurun. Sebaliknya jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan sama dengan atau lebih besar dari jumlah aktiva yang tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang terjadi. Dasar pemikiran dari pengujian ini adalah asumsi dasar bahwa neraca harus melaporkan aktiva jangka panjang pada jumlah yang tidak melebihi jumlah tercatat yang dpat dipulihkan.

Jika pengujian mengenai kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa peurunan nilai telah terjadi, maka perusahaan telah mengalami kerugian. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat melebihi nilai wajarnya. Nilai wajar diukur atas dasar nilai pasar yang berlaku jika ada pasar aktif untuk aktiva terkait. jika tidak ada pasar aktif, maka nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan yang diharapkan harus digunakan. Proses penentuan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

a. Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai. b. Jika hasil penelaahan menunjukkan penurunan nilai, maka pengujian tentang kemampuan

pemulihan akan diterapkan. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan dari aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah tercatat aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah aktiva yang tercatat, maka suatu penurunan nilai telah terjadi.

c. Dengan mengasumsikan terjadinya penurunan nilai suatu aktiva, kerugian penurunan nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat lebih besar dari nilai wajar aktiva terkait.

(8)

digunakan. Dasar pemikiran untuk tidak mencatat nilai aktiva adalah bahwa dasar biaya baru menyebabkan aktiva yang diturunkan atas dasar yang sama dengan aktiva lainnya yang tidak menurun.

Untuk kasus altiva yang ditahan untuk dilepaskan tidak akan disusutkan atau diamortisasi selama periode aktiva itu dimiliki. Dasar pemikirannya adalah bahwa penyusutan tidak konsisten dengan pendapat mengenai aktiva yang akan dilepaskan dan penggunaan mana yang terendah antara biaya atau nilai realisasi bersih. Dengan kata lain, aktiva yang ditahan untuk dilepaskan seperti persediaan harus dilaporkan pada mana yang terendah antara biaya atau nilai realisasi bersih. Suatu aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dapat dicatat pada periode mendatang, selama pencatatan itu tidak pernah lebih besar dari nilai tercatat aktiva sebelum penurunan nilai. Kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan aktiva yang diturunkan ini harus dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi berlanjut.

C. DEPLESI

Sumber daya alam dikarakteristikkan dengan dua fitur utama, yaitu penggunaan sepenuhnya aktiva tersebut, dan penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh alam. Sumber daya alam di konsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor, yaitu biaya akuisisi deposit, biaya eksplorasi, biaya pengembangan, dan biaya restorasi.

(9)

tersebut terjadi. Apabila biaya ini bersifat substansial dan risiko menemukan sumber daya idak pasti, maka kapitalisasi dapat dilakukan.

Biaya pengembangan dapat berupa biaya peralatan berwujud dan tidak berwujud. Biaya peralatan berwujud termasuk semua transportasi dan alat berat lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan sumber daya serta menyiapkannya.biaya ini tidak diperhitungkan dalam dasar deplesi, karena aktiva tersebut dapat berpindah lokasi ke lokasi lain. Sementara biaya peralatan tidak berwujud meliputi biaya pengeboran dan lain-lain. Biaya ini tidak memiliki karakteristik berwujud, tetapi dianggap sebagai bagian dari dasar deplesi. Sedangkan biaya restorasi adalah biaya yang terkadang keluar untuk merestorasi kembali property seperti pada kondisi semula setalah dilakukan pengembangan. Biaya ini adalah dasar dari deplesi. Jumlah yang dimasukkan dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi property setelah dilakukannya pengembangan.

Deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi yang berarti bahwa deplesi merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditambang selama periode berjalan. Dalam pendekatan ini, total biaya sumber daya alam dikurangi nilai sisa dibagi dengan estimasi jumlah unit yang berada dalam deposit sumber daya alam untuk memperoleh biaya per unit produk. Biaya per unit ini kemudian dikalikan dengan jumlah unit yang ditambang untuk menghitung deplesi. Akun persediaan didebit sebesar total deplesi tahun berjalan dan di sisi kredit akun akumulasi deplesi untuk mengurangi nilai tercatat sumber daya alam. Jumlah yang tidak dijual tetap berada pada persediaan dan dilaporkan pada kelompok aktiva lancar pada neraca.

Perlakuan mengenai akuntansi deplesi mengalami hambatan ketika masalah-masalah dibawah ini timbul :

a. Mengestimasi cadangan yang dpaat dipulihkan

Masalah ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik dan peralatan. Prosedurnya adalah merevisi tingkat deplesi atas dasar prospektif dengan membagi biaya yang tersisa dengan estimasi baru cadangan yang dapat dipulihkan. b. Nilai penemuan

(10)

direalisasi akan dikredit. Apresiasi yang belum direalisasi merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham. Perusahaan akan mentransfer ke pendapatan sebagai sumber daya alam yang dijual.

c. Aspek pajak dari sumber daya alam

Peraturan pajak menetapkan pengurangan dari biaya atau persentase deplesi terhadap pendapatan minyak, gas, dan bahan mineral lainnya. Pajak yang dikenakan berkisar antara 5-22% dari pendapatan yang diterima. Akibatnya, jumlah deplesi akan melebihi biaya yang ditetapkan untuk sumber daya alam tertentu. Nilai tercatat akan menjadi nol, tetapi pengurangan deplesi akan tetap dilakukan jika perusahaan memiliki pendapatan kotor.

d. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan tidak membeli property tambahan sehingga perusahaan harus mendistribusikan investasi modalnya secara bertahap kepada para shareholder yang lebih besar dari jumlah akumulasi laba bersih. Masalahnya adalah membedakan antara dividen yang merupakan pengembalian modal atau bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus mendebit agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan ke laba ditahan, karena dividen tersebut adalah pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor. D. PENYAJIAN DAN ANALISIS

Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap laporan keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:

a. Beban penyusutan untuk periode berjalan

b. Saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutkan, menurut sifat dan fungsi

c. Akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat disusutkan maupun dalam jumlah total

d. Suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan

1. Rasio perputaran aktiva

(11)

rata-rata total aktiva selama periode berjalan. Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah dolar penjualan yang diproduksi oleh setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva.

Perputaran Aktiva= Penjualan Bersih

Ratarata Total Aktiva

2. Rasio marjin laba terhadap penjualan

Rasio marjin laba tehadap penjualan digunakan untuk menganalisisn penggunaan property, pabrik, dan peralatan. Rasio ini dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Dengan menghubungkan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva selama satu periode, kita dapat memastikan seberapa menguntungkan aktiva digunakan selama periode tertentu.

Marjin Labaterhadap Penjualan= Laba Bersih

Penjualan Bersih

Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva=Marjin Laba terhadap penjualan x Perputaran Aktiva

3. Tingkat pengembalian atas Aktiva

Tingkat pengembalian atas aktiva dapat secara langsung dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata total aktiva. Tingkat pengembalian identik dengan tingkat pengembalian yang dihitung dengan mengalikan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva. Tingkat pengembalian atas aktiva merupakan pengukuran yang baik bagi profitabilitas karena mengkombinasikan pengaruh marjin laba dan perputaran aktiva.

Tingkat Pengembalian atas Aktiva= Laba Bersih

(12)

1. Jelaskan pengertian dari penyusutan yang anda ketahui!

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan!

(13)

Hitunglah

a. Tarif depresiasi b. Depresiasi per tahun

c. Nilai buku setelah 5 tahun dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000.

1. Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.

2. Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan adalah : - Dasar penyusutan aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari faktor biaya awal dan juga faktor nilai residu. Nilai residu adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva tersebut dijual.

(14)

Aktiva ditarik dari penggunaan berdasarkan faktor fisik yang meliputi kerusakan dan habisnya umur fisik, dan faktor ekonomis seperti keusangan aktiva. Faktor-faktor tersebut menetapkan batas untuk umur manfaat aktiva.

- Metode penyusutan

Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya penyusutan, yaitu: Metode aktivitas, Metode garis lurus, dan Metode beban menurun.

3.

a. tariff depresiasi : 100% / umur taksiran = 100% / 10 : 10%

b. depresiasi : (harga perolehan – nilai sisa) x tariff depresiasi/tahun = 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1

= 800.000/ tahun

c. nilai buku depresiasi selama 5 tahun : 800.000 x 5 = Rp. 4.000.000 nilai buku = harga perolehan – akumulasi depresiasi

Referensi

Dokumen terkait

Kredit Bank  Biaya penyusutan, besarnya biaya penyusutan ditentukan oleh masa manfaat dan metode penyusutan dari aktiva tetap berwujud tersebut yang sesuai dengan peraturan

a) Metode jam-jasa ( service hours method ).. Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang

penyusutan atau depresiasi adalah peroses alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa terbatas, dengan cara sistimatis kedalam periode-periode yang

Input Kode Aktiva () Nama Aktiva () Kategori () Tgl Perolehan () Harga Perolehan () Usia Ekonomis () Nilai Residu () Tarif Penyusutan () Beban Penyusutan/Thn () Beban Penyusutan/Bln

Dengan pengelompokkan yang benar dari aktiva tetap menurut peraturan pajak, perusahaan dapat menentukan biaya penyusutan yang tepat untuk perhitungan beban pajak

Metode ini merupakan perhitungan penyusutan aktiva tetap , dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara mengalikan harga perolehan

ABSTRAK SKRIPSI Sesuai dengan perkembangan zaman pada akhir-akhir ini, perkembangan dunia industripun terasa semakin pesat.. Dalam mengalokasikan biaya penyusutan, perusahaan

Nilai aktiva tetap dalam perusahaan yang jumlahnya san gat material tersebut, embutuhkan pengalokasian beban penyusutan atas aktiva tetap yang telah digunakan secara cermat karena