• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

SKRIPSI Diajukan oleh: Sarah Margareth Manik

060922053

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana Ekstensi (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 8

I.3 Pembatasan Masalah ... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

I.5 Kerangka Teori... 9

I.5.1. Komunikasi Antarpribadi ... 10

I.5.2. Komunikasi Tatap Muka ... 11

I.5.3. Teori Self Disclosure ... 12

I.5.4. Motivasi Belajar ... 12

I.6 Komponen Penelitian ... 13

I.7 Alur Penelitian ... 13

I.8 Operasionalisasi Komponen ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Antarpribadi ... 16

II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi ... 16

(3)

II.1.3 Ciri Komunikasi Antarpribadi... 17

II.1.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ... 18

II.2 Komunikasi Tatap Muka ... 21

II.2.1 Pengertian Komunikasi Tatap Muka. ... 21

II.2.2 Komunikasi Verbal dalam konteks Tatap Muka ... 23

II.2.3 Komunikasi Nonverbal dalam Konteks Tatap Muka ... 24

II.3 Teori Self Dislcosure ... 27

II.4 Motivasi Belajar ... 30

II.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 30

II.4.2 Jenis Motivasi... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

III.1.1 Lokasi Penelitian ... 35

III.1.2 Sejarah Singkat SMK Negeri 8 Medan ... 35

III.1.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 8 Medan ... 36

III. 1.4 Visi dan Misi Sekolah SMK Negeri 8 Medan ... 37

III.2 Metode Penelitian ... 37

III.3 Populasi dan Informan ... 38

III.3.1 Populasi ... 38

III.3.2 Informan ... 39

III.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 40

III.4.1 Penelitian Lapangan ... 40

(4)

III.5 Tehnik Analisa Data ... 40 III.6 Acuan Pertanyaan Wawancara ... 41

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Wawancara ... 43 IV.2 Pembahasan ... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komunikasi antarpribadi guru dan siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan perpektif komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka. Teori Self Disclosure dan motivasi belejar. Model ini menekankan penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menghasilkan efek terhadap siswa yaitu peningkatan motivasi belajar.

Populasi dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 8 Medan. Karena keadaan populasi yang bersifat homogen, peneliti mengambil jumlah informan 10 orang. Tehnik pemgumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan 15 pertanyaan dalam daftar pedoman wawancara.

(6)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komunikasi antarpribadi guru dan siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan perpektif komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka. Teori Self Disclosure dan motivasi belejar. Model ini menekankan penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menghasilkan efek terhadap siswa yaitu peningkatan motivasi belajar.

Populasi dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 8 Medan. Karena keadaan populasi yang bersifat homogen, peneliti mengambil jumlah informan 10 orang. Tehnik pemgumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan 15 pertanyaan dalam daftar pedoman wawancara.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pembangunan suatu negara bukan hanya dilihat dari segi pembangunan fisiknya saja, akan tetapi juga meliputi pembangunan fisik dan juga mental sumber daya manusia yang ada di negara tersebut. Pembangunan gedung – gedung bertingkat sebagai sarana penunjang kegiatan perekonomian tidak akan berarti jika tidak didukung dengan adanya manusia cerdas serta beraakhlak tinggi untuk mengelolanya. Manusia adala modal utama bagi keberhasilan suatu negara menuju gerbang kesuksesan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membentuk manusia-manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang paling ampuh untuk membangun manusia berpendidikan adalah dengan memotivasinya dalam belajar. Motivasi yang benar dalam belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka akan dihasilkan manusia-manusia berpendidikan tinggi yang pada akhirnya berperan besar dalam perkembangan pembangunan suatu negara.

(8)

maupun nonformal) seharusnya mampu memberikan motivasi yang benar bagi manusianya. Pemberian motivasi dari enaga pendidik, dalam hal ini yang dimaksud adalah guru kepada anak didik berlangsung dalam interaksi yang melibatkan proses komunikasi, terutama komunikasi tatap muka yang berlangsung diantara keduanya yang keseluruhan proses tersebut tidak lepas dari peranan komunikasi antarpribadi. Dikatakan komunikasi tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung, komunikator (guru) dapat melihat dan mengkaji diri si komunikasi (siswa) secara langsung.

Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Defenisi ini mengatakan bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung hanya dari satu arah saja, melainkan terjadi secara timbal balik (interaktif). Dimana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalamnya. Tujuan interaksi belajar mengajar merupakan titik temu yang bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas kedua pihak tersebut. Dengan demikian kriteria dari rangkaian keseluruhan proses interaksi adalah perubahan perilaku dan pribadi siswa.

(9)

menyediakan suasana kelas yang memberdayakan keberadaan siswa di kelas. Peranan seorang guru diibaratkan seperti seorang konduktor dalam sebuah orkestra yang mampu mengubah berbagai faktor yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga memudahkan proses siswa belajar di kelas. Peranan ini menuntut guru memiliki kecakapan berkomunikasi (communication skill). Perilaku komunikasi tatap muka adalah salah satu elemen yang kurang mendapat perhatian oleh guru.

Padahal interaksi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar di sekolah lebih sering menggunakan komunikasi tatap muka, baik didalam kelas maupun ketika berada di luar kelas. Ketika berada di dalam kelas saat berlangsungnya proses penyampaian pelajaran oleh guru kepada anak didik, masih menggunakan teknik komunikasi tatap muka. Di mana siswa dapat memperhatikan setiap gerak tubuh dan kualitas tatap muka yang menghasilkan suasana nyaman bagi dirinya. Terutama ketika guru memberi motivasi, kemungkinan akan mendapat respon yang baik dari siswanya di mana keseluruhan proses tersebut tidak terlepas dari pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjalin di antar keduanya.

(10)

khususnya, masih belum bisa menggunakan teknologi media komunikasi dalam kelangsungan proses belajar mengajar; misalnya dalam pemberian bahan pelajaran media elektronik berupa fasilitas internet.

Tidak hanya di sekolah saja permasalahan tersebut terjadi, bahkan di lingkungan setingkat perguruan tinggi saja masih belum bisa menerapkan/mengikuti gaya belajar melalui media internet tersebut. Di lingkungan kampus yang mana peserta didiknya adalah mahasiswa, tetapi masih juga belum bisa memberlakukan pola seperti itu. Hanya sebagian dosen yang memakai cara belajar seperti itu. Namun tak bisa dipungkiri, mahasiswa pun belum bisa mengikuti pola belajar melalui media internet tersebut. Komunikasu antarpribadi masih memegang andil/peran yang teramat penting dalam dunia pendidikan.

(11)

Situasi yang digambarkan tersebut biasanya dilakukan oleh wali kelas atau guru lainnya yang bersangkutan kepada siswanya. Ketika berada dalam kondisi seperti itu, komunikasi antarpribadi menjadi cara yang sangat penting dan efektif untuk dilakukan. Hal ini diesebabkan karena ketika menyampaikan motivasi di saat seperti itu, komunikasi antarpribadi antar guru dan siswa tersebut menghadirkan situasi kedekatan serta keterbukaan di antra keduanya.

Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yg lain. Hal itu tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi individu tersebut dalam menanggapi motivasi yang diberi. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain.

(12)

menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik dengan sering. Kelima, motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran.

Hoffman menaksir bahwa masa depan remaja merupakan suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu. Perkembangan remaja berlangsung sangat pesat sehingga di tuntut untuk melakukan tindakan integratif demi terciptanya harmoni di dalam dirinya. Pada masa ini, remaja mulai mencapai hubungan dengan teman sebanyanya melalui pergaulan, baik di sekolah maupun di lingkungannya. Perkembangan remaja serta bertambahnya usia , membuat remaja rentan akan pengaruh lingkungan dan pergaulannya yang mana akan mempengaruhi sikap dan kepribadiannya yang pada akhirnya berdampak kepada siswa di sekolah.

(13)

guru. Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih mudah membuka diri dan menciptkana suasana kedekatan dengan guru.

(14)

I. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh komunikasi antarpribadi guru-siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 Medan.

I. 3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan

mengambang, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan studi kasus

2. Penelitian ini dikhususkan untuk mengethaui proses komunikasi antarpribadi yang terjadi di antara guru sebagai tenaga pendidik dan siswa SMK Negeri 8 Medan.

3. Penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa terhadapa peningkatan motivasi belajar siswa.

(15)

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. 4. 1 Tujuan Penelitian

1. Peneliti inibertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah

2. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dan siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMK Negeri 8 Medan

I. 4. 2 Manfaat Peneltiaan

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiwa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi

2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai komunikasi tatap muka.

I. 5 Kerangka Teori

Sebelum melaukukan penelitian, seorang ahli peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahn peneliti.

(16)

dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkangejala tersebut (Rakhmat, 2004:6)

Dalam peneliti ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka, teori self disclosure, dan motivasi.

1. Komunikasi Antarpribadi

Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, dimana proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang berkomunikasi (Sendjaja, 1994:41).

Menurut Porter dan Semovar, terdapat tujuh ciri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu: Melibatkan perilaku melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan/ ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (Pernyataan pesan yang harus berkaitan); dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasi yang melibatkan persuasi (Liliweri, 1997:28).

Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan antarpribadi dengan orang lain, namun demikian devito mengemukakan beberapa tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antarpribadi dengan orang lain (Devito dalam Supratiknya, 2003:10):

(17)

- Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sunggug-sungguh - Untuk mengubah sikap dan perilaku

- Untuk bermain dan menghibur - Untuk mendapatkan pertolongan

Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi antarpribadi, yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Namun banyak orang lebih menyukai komunikasi antarpribadi tidak bermedia atau yang lebih dikenal dengan istilah komunikasi tiap muka karena bersifat secara langsung.

2. Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal; baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (Menggunakan perantara). Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerapkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004:18).

(18)

- Perubahan Sikap (Attitude Change) - Perubahan Pendapat (Opinion Change) - Perubahan Perilaku (Behaviour Change) - Perubahan Sosial (Social Change)

Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni komunikator dan komunikan dapat melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik dengan sempurna. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi, saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat, akibatnya, komunikasi tatap muka selalu memuaskan kedua belah pihak.

3. Teori Self Disclosure

(19)

Gambar 1 Jendela Johari

Saya Tahu Saya tidak tahu Orang lain Tahu 1. TERBUKA 2. BUTA

Orang lain tidak tahu 3. TERSEMBUNYI 4. TIDAK DIKENAL

4. Motivasi

Motiivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756). Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono, motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.

(20)

menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

I.6. Komponen Penelitian

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengutarakan penelitian pada rumusan hipotesa. (Nawawi, 1995:40).

Komponen atau konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).

Maka komponen peneliian yang akan diteliti adalah : - Komunikasi Antarpribadi Guru dan Siswa

- Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

I. 7. Alur Penelitian

Gambar 2 Alur Penelitian Komunikasi

Antarpribadi Subjek Penelitian/

Guru-Siswa Siswa SMK Negeri 8 Medan

(21)

1.8 Operasionalisasi Komponen

Berdasarkan komponen penelitian yang telah diuraikan di atas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasikan sebagai berikut :

Gambar 3

Operasionalisasi Komponen

Komponen Penelitian Operasional Komponen

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa

a. Pesan

b. Pernyataan (ungkapan) c. Proses dinamis

d. Hubungan interaksi e. Tata aturan

f. Kegiatan dan tindakan g. Persuasi

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

b. Meningkatrkan pengetahuan c. Meningkatkan ketrampilan d. Meningkatkan kemampuan Meningkatkan disiplin

1.9 Defenisi Operasionalisasi Komponen Penelitian

(22)

variable. Dengan kata lain defenisi operasional adalah sutau informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama. (Singarimbun, 1995:46).

Maka komponen penelitian yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefenisikan sebagai berikut (Liliweri 1997:28):

1. Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa, terdiri dari:

a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun non verbal

- Verbal merupakan pesan/informasi berupa kata-kata/lambing yang mengandung arti .

- Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara.

b. Pernyataan ungkapan yang tergantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat komunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional.

c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan dan kemajuan.

d. Hubungan interaksi adalah setiap kegiatan yang dilakukan dimana guru dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik.

- Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standardisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi.

(23)

f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.

g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan.

2. Motivasi Belajar Siswa, terdiri dari:

a. Meningkatkan pengetahuan merupakan suatu dorongan dalam diri untuk menambah pengetahuan.

b. Meningkatkan ketrampilan merupakan dorongan untuk mengasah atau mempertajam serta menambah ketrampilan atau keahlian.

c. Meningkatkan kemampuan merupakan dorongan untuk mengembangkan hal-hal yang bisa dikerjakan.

(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Antarpribadi

II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2004:31). Komunikasi berlangsung secara diadik (secara dua arah/timbale balik) yang dapat dulakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting sehingga kapan pun, selama manusia masih memiliki emosi.

II.1.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33).

(25)

bisa memperoleh kemudahaan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang juga dapat berusaha membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dengan orang lain.

II. 1.3 Ciri Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh De Vito (dalam Aloliliweri 1997:12) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Menurut Everet M.Rogers ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13) :

- Arus pesan yang cenderung dua arah - Konteks komunikasinya dua arah - Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

- Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi

- Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relative lambat - Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap

Alo liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi menyimp[uilkan cirri-ciri komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13) adalah :

(26)

- Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu, meskipun bisa saja terjadi komunikasi antarpribadi ysng direncanakan. - Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan.

- Komunikasi antarpribadi sering kali berbalas-balasan. Komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan memberi dan menerima informasi secara bergantian.

- Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan. Hanya dalam suasana bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi bisa merasa bebas menyatakan pikiran, perasaan dan prilaku.

- Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil.

- Komunikasi antarpribadi menggunakan lambing-lambang bermakna.

II.1.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dantar komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya, arus balik terjadi secara langsung.

(27)

bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan pesan yang harus berkaitan); dipandu oleh tata aturan yang ebrsifat intrinsic dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasi-komunikasi antarpribadi yang melibatkan persuasi (Loliweri,1997:28)

a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun nonverbal

- Verbal merupakan pesan/informasi berupa kata-kata/lambing yang mengandung arti.

- Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara.

b. Pernyataan ungkapan yang terhgantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat berkomunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional.

c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan emosional maupun rasional.

d. Hubungan interaksi adalah setiap yang dilakukan di mana guru dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik.

- Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standarisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi.

(28)

f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.

g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan.

Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan informasi secara bersama. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih, yang terjadi saat individu mempresepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterimanya dari lingkungannya.

Di masa lalu pendekatan komunikasi antarpribadi ditekankan pada situasi dua orang atau kelompok kecil. Dengan adanya perubahan perspekstif tentang bagaimana komunikasi berlangsung, pendekatan komunikasi antarpribadi berubah menjadi bersifat hubungan yang terjalin di antara individu.

(29)

oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas tentang apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lains esuai kehendak kita.

II.2 Komunikasi Tatap Muka

II.2.1 Pengertian Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal; baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (menggunakan perantara). Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004 : 18).

(30)

Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi, saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Akibatnya, komunikasi tatap muka selalu memuaskan kedua belah pihak.

Kegiatan komunikasi tatap muka merupakan suatu dinamika hubungan antarpribadi dalam waktu dan ruang sebagai wujud keberadaan serta akrivitas manusiawi. Dinamika hubungan antarpribadi itu menyebabkan setiap orang selalu berusaha menarik orang lain agar memasuki area pengaruh komunikasi, area pengalaman, dan area rujukan kepribadian. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang dinamis yang dimulai melalui kesan pertama yang menarik perhatian.

Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni para komunikator dan komunikan dapar melibatkan komunikasi verbal sekaligus nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, prilaku paralinguistic dengan sempurna. Kenyataannya komunikasi tatap muka dapat membuat manusia lebih akrab dengan sesamanya (Mulyana, 2005:73)

(31)

II.2.2 Komunikasi verbal dalam konteks Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara lisan.

Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak aada mahluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Melalui kata-kata tersebut, seseorang dapat menyampaikan / menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif dan tepat. Selain itu, melalui kata-kata seseorang juga dapat menyatakan perasaan serta pikiran kepada orang lain.

Komunikasi verbal dpat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefenisikan sebagai suatu proses di mana seorang pembicara (komunikator) berinteraksi secara lisan dengan pendengar (komunikan) untuk mempengaruhi tingkah laku komunikan. Komunikasi lisan dapat terjadi dalam bentuk percakapan interpersonal (secara langsung berupa tatap muka), atau dapat juga secara tidak langsung melalui media berupa telepon, radio, televise, dan lain-lain.

(32)

merekam dan menyimpan pengetahuan sehingga dapat digunakan di masa depan atau ditransmisikan kepada generasi-geenrasi berikutnya.

Bahasa verbal terdiri dari symbol-simbol, dan suara yang dapat mewakili benda, perasaan, serta gagasan. Salah satu karakteristik unik manusia adalah kecakapan dan kemampuannya dalam menggunakan suara dan tanda sebagai pengganti benda / objek serta perasaan. Dalam pengertian yang paling mendasar, bahasa adalah suatu system symbol yang telah diatur, disepakati serta telah dipelajari bersama, yang digunakan untuk mewakili pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas tertentu.

II.2.3 Komunikasi Non verbal Dalam Konteks Komunikasi Tatap Muka Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena keduanya saling bekerja sama dalam kelangsungan proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi, serta mengganti komunikasi verbal, sehinga lebih mudah ditafsirkan maksudnya. Komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak disadari. Baik secara sadar maupun tidak sadar, dengan maksud maupun tidak dengan maksud, kita mengirim dan menerima pesan nonverbal. Bahkan kita membuat penilaian dan keputusan berdasarkan komunikasi nonverbal tersebut.

(33)

situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecakapan berbicara.

Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi noverbal juga dapat memperkuat atau menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbald engan nonverbal, orang lain khususnya akan lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Komunikasi nonverbal mempunyai fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utamanya tersebut adalah sebagai pengulangan, pengganti, memberikan penekanan, dan memperdayakan.

Ada beragam gerakan tubuh manusia yang dapat dibuat sebagai signal dalam komunikasi nonverbal. Diantaranya adalah yang berhubungan dengan suara manusia atau vokalik, gerakan badan seperti kepala, mata, tangan, kaki, sentuhan, sikap badan, penggunaan ruang atau jarak dan penggunaan waktu (Liliweri 1997:71-80).

a. Vokalik

Yang dimaksud dengan vokalik adalah tingkah laku verbal yang berupa suara, yang tidak merupakan kata-kata. Berdasarkan vokalik, kita dapat membuat banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan oleh seseorang. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Yang termasuk ke dalam vokalik ini adalah :

(34)

- Karakteristik vocal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap.

- Pemberian sifat vocal, intensitas, tinggi suara dan luas suara. - Pemisahan vocal dan perbedaan diam serta gangguan suara. b. Bahasa Badan

Yang masuk kategori bahasa badan adalah ekspresi muka, pandangan mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan serta sikap badan.

- Ekspresi muka

Ekspresi muka merupakan sumber informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih, ataupun gembira. Dengan memeprhatikan isyarat atau tanda pada muka tersebut, orang dapat memprediksi bagaimana perasaan orang lain pada saat itu. Interpretasi ini akan menjadi kuat bila diiringi pesan verbal yang sejalan maskudnya dengan pesan yang dapat dibaca pada muka. - Pandangan mata

Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang, apakah dia siap untuk berinteraksi. Pandangan mata akan membantu menangkap ide yang dibicarakan dan juga memperlihatkan minat serta perhatian. - Gestur dan gerakan isyarat

Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang dimaksud menyampaikan pesantertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti dan pelengkap bahasa verbal.

- Sentuhan

Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitive adalah melalui sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam komunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan, diantaranya menunjukkan rasa social dan sopan seperti; bersalamand engan orang lain. Walaupun sentuhan bias mengkomunikasikan bermacam-macam pesan tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena adanya factor-faktor yang ikut menentukan, seperti suku bangsa, status, dan kebudayaan dari orang yang menyampaikan pesan. Bentuk sentuhan yang sama bias saja mempunyai arti yang berbeda bagi suatu kelompok lain.

- Sikap tubuh

(35)

perasan rileks atau tegang. Dengan melihat sikap tubuh seseorang pada saat berkomunikasi, kita dapat memeproleh gambaran megnenai perasaan yang melatarbelakangi orang tersebut.

c. Penggunaan ruang atau jarak

Penggunaan ruang atau jarak memainkan peranan tertentu dcalam komunikasi manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman tentang cara penggunaan ruang dalam komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada empat macam jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jarak yang, yaitu jarak yang menunjukkan keintiman, jarak pribadi atau personal, jarak social, dan jarak umum. Dia mengatakan bahwa kita memilih jarak tertentu tergantung kepada bagaimana perasaan kita terhadap orang lain dalam konteks pembicaraan dan tujuan pribadi kita.

d. Penggunaan waktu

Studi dari Goldhaber memeprlihatkan bahwa kualitas informasi dari kebanyakan sumber utama dapat berkurang karena ketetapan waktunya kurang baik.

II.3 Teori Self Disclosure

Pembukaan diri atau self diclusure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang ebrguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.

(36)

reaksi kita terhadap berbagai kejadian yang kita alami bersama atau terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh lawan komunikasi kita.

Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini (Supratiknya, 2003:14) :

Gambar 4 Jendela Johari

Saya tahu Saya tidak tahu

1. TERBUKA 2. BUTA

3. TERSEMBUNYI 4. TIDAK DIKENAL

Jendela Johari terdirid ari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bias memahami diri sendiri maka dia bias mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.

Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain. Johari menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan keadaan orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.

Orang lain

(37)

Model Jendela Johari dibangun berdasarkan delapan asumsi yang berhubungan dengan perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi landasan berpikir, antara lain adalah (Liliweri 1997:49-51) :

- Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan secara holistic. Artinya kalau kita hendak menganalisis perilaku manusia maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggal-penggal.

- Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu, meskipun pandangan itu bersifat subjektif.

- Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional. Pendekatan humanistic terhadapo prilaku sangat menekankan betapa pentingnya hubungan antara factor emosi dengan prilaku.

- Asumsi keempat, setiap individu ataus ekelompok orang sering tidak menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku individu atau kelompok tersebut. Setiap individu atau kelompok perlu meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oranglain.

- Asumsi kelima, factor-faktor yang bersifat kualitatif misalnya derajat penerimaan antarpribadi, konflik, kepercayaan antarpribadi merupakan factor penting yang mempengaruhi perilaku manusia.

(38)

- Aspek ketujuh, di mana kita dapat d memahami prinsip-prinsip yang mengatur perilaku melalui pengujian terhadap pengalaman yang dialami individu. Asumsi ini mengingatkan kita bahwa orientasi fenomenologis terhadap perilaku manusia melalui pengamatan empiris dari berbagai pengalaman masih lebih kuat daripada sekedar mengabstraksi perilaku manusia semata..

- Asumsi kedelapan, perilaku manusia dapat dipahami dalam seluruh kompleksitasnya bukan dari sesuatu yang disederhanakan. Asumsi ini berkaitan erat dengan asumsi pertama yang menganjurkan suatu pendekatan yang holistik terhadap perilaku manusia.

II.4 Motivasi Belajar

II.4.1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756). Motivasi adalah dorongan psiologis yang mengarahkan seseorang kea rah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono, motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.

(39)

dimana salah satu tugas guru yang utama adalah dengan segala macam cara yang dapat dilakukannya mampu membantu siswa agar ia dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan menurut kurikulum. Motif adalah dorongan, hasrat, keinginan, atau tenaga penggerak lainnya yang ebrasal dari diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah penggerakan atau kegiatan untuk mengerakkan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Seseorang mungkin mampu untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak akan melakukannya apabila tidak ada motif pada dirinya atau tidak dimotivasi.

Motivasi adalah suatu syarat yang amat penting dalam belajar. Gedung dibuat, guru disediakan alat belajar lengkap dengan harapan supaya siswa masuk sekolahd engan bersemangat. Tetapi semua itu akan sia-sia jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Motivasi dalam belajar tidak lagi merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai sesuatu yang menggerakkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar (Tim Dosen, 2007:35-36).

(40)

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam aktifitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

II.4.2 Jenis Motivasi

Setiap individu yang dilahirkan pada hakekatnya telah membawa dorongan-dorongan atau motif-motif tertentu khususnya. Motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu tersebut. Namun motivasi bukan hanya sekedar motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup atau organisme saja, tetapi disamping itu masih ada motivasi lain untuk mengkaji lebih luas, bentuk ini diungkapkan jenis-jenis motivasi yaitu:

- Motivasi yang didasarkan pada motif dasar

- Motivasi yang didasarkan pada motif yang dipelajari.

(41)

Adapun cirri motivasi belajar siswa adalah giat belajar, sering mengulang pelajaran, sering berdiskusi, dan lain sebagainya. Secara umum motivasi terbagi atas 2 (dua) yaitu intrinsic dan ekstrinsik (Tim Dosen 2007:39-44).

a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar factor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik juga diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adlah guru yang padnai membangkitkan minat siswanya dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam ebrbagai bentuk.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang akan giat belajar karena diberitahukan bahwa sebentar lagi ada ujian; orang akan membaca sesuatu karena diberitahukan bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melakukan pekerjaan dan lain sebagainya.

b. Motivasi instrinsik

(42)

inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan serta tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mednapat pujian, nilai yang tinggi, hadiah, dan sebagainya.

Perlu ditegaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi instrinsik. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan.

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah, yaitu Sekolah SMK Negeri 8 Medan beralamat di Jl adalah sekolah kejuruan yang terdiri dari 2 (dua) jurusan yaitu mekanik otomotif dan audio video. Sekolah SMK Negeri 8 Medan ini memiliki siswa yan seluruhnya berjenis kelamin Perempuan.

2. Sejarah Singkat SMK Negeri 8 Medan

Sekolah SMK Negeri 8 Medan berdiri pada tanggal 12 Desember 1975. SMK Negeri 8 Medan yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur/ Jl. SMTK Medan ini.

(44)

3. Struktur Organisasi

Gambar 6

Struktur Organisasi SMK Negeri 8 Medan

Sumber : Tata usaha SMK Negeri 8 Medan

(45)

4. Visi dan Misi Sekolah

Adapun yang menjadi visi dan misi dari sekolah SMK Negeri 8 Medan adalah Mewujudkan SMK Negeri 8 Medan sebagai lembaga diklat yang unggul dalam menghasilkan tamatan dibidang keahlian Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan dan Akomodasi Perhotelan berstandar Internasional dan mampu bersaing dipasar global.

Misi sekolah

1. Menyiapkan SDM yang terampil, kreatif dan berwawasan luas sesuai bidang keahliannya dan berorientasi mutu di segala kegiatannya.

2. Mengembangkan iklim belajar dan bekerja yang kompetitif, dengan pemberdayaan potensi sekolah : guru, siswa dan masyarakat yang dilandasi oleh kedisiplinan dan kejujuran.

III.2 Metode Penelitian

(46)

Jenis penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Seorang peneliti harus mengumpulkan data secara tepat dan selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk mengetahui penyebab yang sesungguhnya bilamana terdapat aspek-aspek yang perlu diperbaiki (Nawawi, 1995:72). Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap objek penelitian di lokasi penelitian. Semua hasil wawancara mendalam tersebut diuntungkan dalam pembahasan. Hasil wawancara nantinya akan dianalisis dan dipilih jawaban yang paling mendekati dan berkaitan dengan tujuan penelitian.

III.3 Populasi dan Informan 1. Populasi

(47)

2. Informan

Dalam penelitian kualitatif, besarnya sample bukan menjadi tolak ukur karena penelitian deskriptif kualitatif ini bukanlah bertujuan untuk menggeneralisasi hasil penelitian. Semakin homogen karakteristik populasi, maka jumlah sampelnya tidak terlalu besar. Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kasuitik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan. Karena itu, pada iset kualitatif tidak dikenal istilah sample. Sampel pada riset kualitatif disebut informan atau subjek riset, yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset-bukan objek-karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner (Kriyantono, 2008161-163).

(48)

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : a. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui wawancara mendalam (Depth interviews). Wawancara mendalam adalah metode penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mednalam dan terus menerus untuk mengali informasi dari responden. Di mana biasanya metode seperti ini mengunakan sample yang terbatas. Metode ini memungkinkan peneliti mendapatkan alas an detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai atau pengalamannya.

b. Penelitian Kepustakaan

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

III.5 Teknik Analisis Data

(49)

bentuk narasi. Metode kualitatif memungkinkan kita menyelidiki konsep-konsep yang dalam pendekatan lainnya akan hilang.

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut : 1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Lapangan yang disusun kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicarikan temannya.

2. Display Data

Data yang telah diperoleh diklasifikasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat matriks sehinga memudahkan peneliti untuk melihat hubungan suatu data dengan data yang lain.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data.

III.6 Acuan Pertanyaan Wawancara

Yang menjadi pertanyaan peneliti dalam proses wawancara mendalam adalah : 1. Nama

2. Kelas / Jurusan 3. Alamat

(50)

7. Bagaimana kegiatan belajar di dalam kelas.

8. Apa usaha guru dalam menciptakan kenyamanan ketika mengajar di kelas. 9. Pernahkah kamu menghadpi masalah yang hingga akhirnya menggangu

konsentrasi belajarmu.

10. Ketika kamu menghadapi kesulitan tersebut, pernahkah kamu menceritakan atau mendiskusikannay dengan guru.

11. Bagaimana sikap guru dlam menanggapi ceritamu tentang masalah tersebut.

12. Apa prestasi yang pernah kamu raih.

13. Bagaimana cara kamu dalam mengembangkan potensi atau keahlian yang kami miliki.

14. Bagaimana cara guru memotivasi anda dalam menjalankan disiplin baik pribadi maupun yang berhubungan dengan sekolah.

(51)

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan dan Wawancara

Peneliti menentukan 10 orang siswa SMK Negeri 8 Medan Jl. Dr. Mansyur/ jl. SMTK yang masih belajar di sekolah tersebut yang dipilih secara acak sebagai informan. Informan dalam penelitian berjumlah 10 orang siswa yang mewakili setiap kelas. Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2010.

Penelitian meminta ijin kepada para Guru-guru SMK Negeri 8 Medan tersebut untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan. Setelah mendapat ijin, barulah peneliti dapat melakukan wawancara dengan para informan dimana terlebih dahulu peneliti menyampaikan maksud serta tujuan mewawancarai para informan yaitu untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi serta interaksi di antara guru dan siswa dengan kesediaan membuka diri sehinga teripta sebuah kedekatan dan hubungan akrab di antara mereka yang pada akhirnya itu sangat berkaitan dengan motivasi belajar siswa dalam sekolah. Namun informasi yang ditulis adalah nama yang sebenarnya.

(52)

Informan 1

Nama : Benny

Kelas/Jurusan : I (satu) / Tata Boga Alamat : Jl. Jangka no. 36

Informan ini adalah seorang siswa kelas satu jurusan Tata Boga. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan, mata pelajaran yang paling disukai Benny adalah Mengolah Roti . Alasan Benny menyukai pelajaran ini adalah karena ia bercita-cita ingin menjadi seorang Chef yang handal sehingga ia pun haruslah menyukai serta berkonsentrasi untuk memahami betul esensi pelajaran jurusannya tersebut. Ibu Sofiah Panggabean, S.Pd adalah seorang guru favorit yang paling disukai oleh Benny. Benny berpendapat bahwa Ibu Sofi mampu menerangkan serta membawakan mata pelajarannya dengan sangat jelas dan santai sehingga tidak membuat bosan. Menurut Benny, metode / cara belajar di dalam kelas yang ditetapkan Ibu Sofi membuat suasana kelas menjadi lebih nyaman, menghidupkan suasana kelas, menghibur murid-muridnya dengan cara sesekali bercanda termasuk bila diadakan praktek. Kondisi nyaman seperti ini juga tidak terlepas dengan kegiatan belajar mengajar yang serius serta fokus terhadap pelajaran yang dibawakan.

(53)

gurunya. Bagi informan yang dalam hal ini adalah Benny, terkadang kegiatan belajar di dalam kelas tidak kondusif. Misalnya, ketika ada guru yang berhalangan hadir yang mungkin dikarenakan sakit sehinga tidak masuk mengajar di dalam kelas, pasti ada saja murid lain yang membuat atau menciptakan keributan di dalam kelas sehingga siswa lain pun merasa tertanggu jika ingin belajar sendiri. Ketika kondisi belajar mengajar di dalam kelas terganggu karena adanya keributan yang diciptakan oleh siswa itu sendiri, guru pun berusaha untuk tetap menasehati mereka (siswa yang membuat keributan) agar bertindak lebih baik lagi ketika proses belajar mengajar di dalam kelas sedang berlangsung. Selain menasehati siswa, guru juga memberikan sanksi kepada siswa yang ribut, yaitu dengan menyetrap atau membariskan siswa yang rebut dan membuat onar di depan kelas.

(54)

Pada tingkat pendidikan sebelumnya yaitu ketika masih duduk di tingkat sekolah menengah pertama, Benny belum pernah memperoleh prestasi akademik. Baru semester lalu yang merupakan semester pertama baginya di sekolah menengah kejuruan di SMK Negeri 8 Medan inilah Benny memperoleh ranking sepuluh besar di dalam kelasnya. Benny mengaku bahwa dalam mengembangkan potensi serta keahlian yang dimilikinya saat ini, dia belajar dengan sungguh-sungguh. Benny pun mengakui bahwa ia termotivasi dengan setiap nasehat serta kata-kata bimbingan yang diperolehnya dari setiap guru yang masuk mengajar di kelasnya.

Bagi informan, setiap guru memiliki cara yan unik serta berbeda satu dengan yang lain dalam memotivasi setiap siswanya. Menurutnya, setiap guru selalu berusaha memberikan nasehat yang baik serta brmanfaat kepada setiap siswanya agar lebih maju lagi dalam berprestasi, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bukan hanya termotivasi untuk menciptakan prstasi akademik sekolah lebih baik saja, tetapi guru juga memotivasi siswa dalam menjlankan disiplin karena selain beramanfaatbagi pribadi juga akan menciptakan disiplin siswa bagi kelangsungan aktivitas sekolah. Misalnya dlam hal menerapkan disiplin di sekolah, guru secara rutin mngingatkan siswa untuk selalu memasukkan seragam seolahnya dan selalu memeprhatikan potongan rambut siswanya.

Kesimpulan Kasus

(55)

dilihat dari pengkuan informan yang mengaku ia bias bercerita dan berbagai tentang dirinya serta masalah yang dihadapinya kepada guru. Begitu pula sebaliknya degnan guru di sekolah tersebut yang merespon secara terbuka terhadap siswa khususnya bagi Benny. Bahkan komunikasi yang ebrjalan lancer antara guru dengan siswa membuat proses belajar mengajar di dalam kelas menciptakan suasana nyaman yang akhirnya membantu Benny dalam belajar di kelas sehingga siswa mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu, dengan adanya sikap terbuka dan terciptanya suatu kedekatan dalam hubungan antara guru dan dirinya membuat Benny termotivasi dalam meningkatkan pengetahuan, prestasi serta disiplin bagi dirinya.

Informan 2

Nama : Moh. Firman Kelas / jurusan : I (satu) Perhotelan

Alamat : Jl. Binjai Km 15 Simpang Melati Diski Gang Pendidikan No. 102

(56)

mengatakan Bapak Zul menjadi figure guru yang disukainya adalah karena beliau adalah seorang yang tegas dan pembawaannya yang santai membuat Firman merasa bias saling terbuka untuk bertukar pikiran dengan sang guru.

Informan merasa hubugannya dengan guru-guru di sekolah terjalin dengan akrab sebagaimana layaknya dengan orang tua sendiri. Firman juga menganggap bahwa keberadaan guru di sekolah sama juga dengan keberadaan orang tua di rumah sehingga dia bias merasa dekat dan akrab degnan guru-guru di sekolahnya. Menurut informan, kegiatan belajar di dalam kelas tidak selalu seperti layaknya suasana belajar yang kondusif seharusnya. Terkadang masaih ada juga siswa yang nakal, ribut dan tidak bisa tenang, tetapi ada juga sebagian siswa yang bisa diingatkan. Informan pun mengatakan bahwa di dalam kelas juga telah diberlakukan peraturan yang tergolong ketat dan tegas. Misalnya, mencatat nama siswa yang melakukan kesalahan atau rebut di kelas, lalu setelah itu dilaporkan kepada wali kelas. Menurut informan, guru juga berusaha menciptakan suasana yang nyaman ketika berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Seperti yang diuraikan di atas, guru megenai sanksi berupa hukuman kepada siswa yang berbuat kesalahan.

(57)

dihadapkan dengan kondisi seperti itu, dia juga tak jarang menceritakan keluhan tersebut serta mendiskusikannya kepada guru sehingga guru dapat mencari jalan keluar yang tepat dalam menanggapi sikap siswa berulah tersebut agar jera dan tidak melakukannya lagi di kemudian hari. Ketika Firman menyampaikan keluhan tersebut kepada gurunya, guru pun menanggapinya dengan tangan terbuka tapi tak jarang juga guru merasa bosan karena mendengar nama siswa yang disebutkan selalu yang itu-itu saja. Yang terutama adalah bahwa guru pun sigap menyelesaikan malah tersebut.

(58)

terus menyemangati siswa dalam belajar untuk mengajar apa yang menjadi target dan cita-citasiswanya di hari depan. Tak jarang juga guru memberikan dukungan serta pujian kepada siswanya.

Kesimpulan Kasus

Informan merupakan orang yang mudah akrab dalam membina hubungan yang harmonis dengan guru-gurunya. Sikap terbuka yang dimilikinya membuat guru pada akhirnya juga mampu menanggapi setiap keluhan yang berasal dari informan secara tanggap serta mencari solusi bersama. Begitu pula dengan usaha guru dalam menciptakan suasana nyaman di kelas yang juga mampu memberikan ruang bagi siswa untuk dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar. Tak jarang juga seorang guru memberikan pujian kepada siswanya serta menyemangati mereka swaktu belajar. Cara-cara guru dalam meningkatkan kualitas kondisi di kelas inilah yang membuat siswa merasa lebih termotivasi lagi dalam meningkatkan pengetahuan, prestasi serta mendisiplinkan dirinya.

Informan 3

Nama : Chandra Syah Putra

Kelas / Jurusan : I (Satu) / Akomodasi Perhotelan Alamat : Jl. Setiabudi , Gg. Tomat

(59)

yang mengajarkannya membawakan mata pelajaran ini dengan kata-kata sederhana sehingga para siswa dengan mudah dapat mengerti makna serta maksud pelajaran tersebut. Menurutnya, Bapak J. Siambaton adalah guru yang paling disukainya di sekolah tersebut. Chandra menyukai guru itu karena sifat humoris yang dimilikinya membuat beliau menjadi lucu dan siswa menjadi lebih gampang serta tidak sungkan untuk berhubungan lebih dekat dalam membentuk hubungan harmonis karena guru bisa membaur dengan siswanya. Bapak Siambaton tidak menciptakan karakter guru yang diktator, akan tetapi lebih lembut dan bisa diterima oleh siswa.

Keadaan yang tergambarkan seperti di atas membuat informan merasa hubungan antara dirinya dengan guru diibaratkannya seperti hubungan abang dan adik. Sebuah hubungan dekat yang mampu menciptakan suasana nyaman dan santai tapi tetap serius di antara keduanya. Chandra berpendapat hubungan seperti ini membuatnya bisa merasa lebih dekat layaknya hubungannya dengan abangnya di rumah. Bagi informan, kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas adalah saat-saat yang menyenangkan dan memiliki cerita tersendiri bagi dirinya. Memiliki kesenangan bahkan keluh kesah juga dalam kelangsungannya. Menurut informan menyenangkan karena adanya suasana kekornpakan yang terjalin di antara semua penghuni siswa sekelas. Misalnya, mereka sekelas sering bercanda bersama dan hal ini pun masih di bawah kontrol guru mereka juga.

(60)

ditambah lagi dengan kenakalan siswanya saat proses belajar yaitu kebiasaan mencontek hash pekerjaan dan tugas yang dikerjakan teman-teman lainnya. Kenakalan seperti inilah yang membuat guru menjadi ekstra dalam mendidik siswa di kelas tersebut. Menurut pengakuan dari informan, dia juga pernah menghadapi masalah yang akhirnya mengganggu konsentrasi belajarnya di sekolah. Masih seperti masalah yang dialami kedua informan sebelumnya, Chandra pun merasa pernah terganggu ketika guru menerangkan pelajaran di kelas, ada seorang temannya yang ribut sehingga dia tak bisa lagi mengikuti pelajaran dengan serius dan tenang.

Chandra termasuk seorang yang terbuka pada gurunya, dan ia pun pernah menceritakan keadaan yang mengganggunya tersebut kepada guru. Dia merasa ini penting dilaporkan agar guru bisa segera menanggulangi keadaan yang dapat mengganggu kegiatan belajar tersebut sehingga terciptalah sua

Informan ini meraih prestasi yang cukup membanggakan di bidang akademik sekolah, yaitu memperoleh juara II (kedua) di kelasnya. Menurutnya cara yang paling ampuh dalam meningkatkan serta mengembangkan potensi atau

(61)

keahlian yang dimilikinya adalah dengan terns belajar serta mempraktekkan ilmu yang diperolehnya langsung. Dan untuk teori dalam setiap pelajaran sebaiknya harus dimengerti / dipahami agar keduanya bisa berjalan secara seimbang dan bersamaan. Baginya dengan belajar sungguh-sungguh, apapun yang diinginkan untuk menjadi seorang yang sukses pasti akan terwujud. Informan menjelaskan bahwa guru selalu membimbing siswanya untuk tetap mengikuti serta mentaati peraturan yang berlaku di sekolah. Guru terus mengarahkan siswa dalam menjalankan dan menjunjung kedisiplinan bagi para siswanya serta yang juga berhubungan dengam kegiatan sekolah. Informan mengatakan bahwa guru menjadi motivator tetap bagi setiap siswa di sekolah mereka. Bapak dan ibu guru di sekolah tersebut selalu memberikan nasehat dan saran-saran positif yang membangun bagi kemajuan para siswanya.

Kesimpulan Kasus

Informan juga termasuk seorang pribadi yang terbuka dan mampu membina hubungan yang akrab dengan gurunya. Bahkan dia mengibaratkan hubungan antara dirinya dengan guru layaknya antara abang dan adik. Dia juga tak segan untuk menceritakan masalah atau keluhan yang dihadapinya kepada guru, yang mengganggu konsentrasi belajarnya di kelas. Begitu pula dengan guru yang bersangkutan, mampu menanggapi keluhan tersebut dengan tenang dan segera mencari jalan keluar pemecahan masalahnya. Sikap terbuka dan hubungan harmonis yang terbina di antara keduanya membuat sussana nyaman serta kondusif dalam keseharian guru dan siswa tersebut. Guru yang senantiasa

(62)

berusaha memperoleh serta meningkatkan kemampuan akademis serta praktek kejuruan yang dimilikinya dari proses pembelajaran di sekolah.

Informan 4

Nama : Wahyu Star

Kelas / jurusan : I (satu) / Tata Boga Alamat : Jl. Tani Asli

Informan yang duduk di jurusan otomotif ini menyatakan bahwa mata pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang paling disukainya di sekolah. Dia beralasan menyukai mata pelajaran ini adalah karena guru yang bertanggung jawab membawakan mata pelajaran tersebut dinilainya mampu menjelaskan dengan terperinci dan tidak bertele-tele sehingga dia merasa lebih mudah untuk mengerti pelajaran yang baru diterimanya ini. Selain metode pengajaran yang tidak bertele-tele tersebut, informal.' juga mengatakan bahwa ketika di dalam kelas, guru tersebut mampu mencairkan suasana sehingga ketika di dalam kelas semua siswanya tidak merasa tegang. Misalnya, beliau memberikan humor serta candaan sebagai selingan sewaktu belajar. Dan sebelum kelas berakhir, guru tersebut juga memberikan evaluasi kepada siswanya untuk mengetahui apakah siswanya sudah paham terhadap bahan pelajaran yang diberikan pada hari itu.

(63)

hanya sebatas hubungan biasa, layaknya siswa dan guru di sekolah. Baginya, di sekolah hanya sebatas untuk belajar saja kalau pun diselingi dengan cerita atau candaan itu lumrah saja. Menurutnya, tidaklah begitu penting untuk akrab dengan guru.

Wahyu menjelaskan kegiatan di dalam kelas berlangsung normal layaknya proses belajar mengajar seharusnya. Guru menjelaskan, bercerita dan berinteraksi langsung dengan siswanya. Bahkan tak jarang juga guru-guru yang masuk ke kelasnya memberikan nasehat kepada seisi kelas. Memberi pengarahan serta motivasi agar setiap siswa lebih giat lagi dalam mengejar cita-cita terutama prestasi akademik yang berguna bagi masa depan kelak. Hal seperti inilah dirasa Wahyu mampu memberikan semangat bare dan dorongan kuat bagi para siswa untuk semakin giat lagi dalam belajar. Dan hasil wawancara peneliti dengan informan, dia menambahkan juga bahwa guru pun turut aktif dalam menciptakan kenyamanan ketika mengajar di dalam kelas. Salah satunya adalah dengan menyelingi pelajaran dengan memberi sedikit cerita lucu atau humor sehingga membuat siswa menjadi lebih semangat dan ceria kembali, selain itu juga dapat membuat yang mengantuk atau pun yang melamun menjadi sadar dan man belajar kembali.

(64)

kepada guru-gurunya perihal masalah yang mengganggunya tersebut. Karena informan yang cuek dan tidak pernah terbuka untuk bercerita kepada guru, secara otomatis juga, guru pun tidak pernah memberi tanggapan atau memberikan solusi terhadapa masalah yang tengah dihadapinya, apalagi yang akhirnya mengganggu konsentrasi belajarnya.

Pada semester sebelumnya, informan pernah memperoleh prestasi akademik di kelasnya, yaitu mendapatkan peringkat juara III (ketiga) di kelasnya. Menurutnya, cara yang paling ampuh dalam mengembangkan potensi atau keahlian yang dimilikinya adalah dengan mengkombinasikan antara belajar serta bekerja keras untuk memperoleh hasil yang memuaskan di bidang akademisnya. Usaha-usaha tersebut diyakininya akan berhasil karena dibarengi dengan tetap berdoa kepada Sang pencipta. Menurutnya, guru-guru di SMK Negeri 8 Medan tersebut juga sering memotivasi mereka dalam menjalankan disiplin yang berlaku serta selalu membimbing mereka supanya lebih giat lagi dalam belajar untuk meningkatkan kemampuan serta pengetahuan yang mereka miliki. Wahyu mengakui bahwa guru-guru di sekolahnya selalu berusaha menasehati dan menceramahi pars siswa agar bisa menjadi orang-orang terbaik yang berguna bagi keluarga dan negara ini.

Kesimpulan Kasus

(65)

untuk memiliki hubungan yang akrab dengan gurunya. Informan berpendapat bahwa rutinitas di sekolah hanyalah untuk belajar saja, tidak perlu interaksi yang terlalu mendalam. Dengan sikap tertutup yang dimilikinya tersebut, membuat dia jarang berinteraksi lebih dalam lagi dengan gurunya. Dia tidak pernah bercerita atau pun berbagi kepada gurunya perihal masalah atau kendala yang dihadapinya. Itu membuat hubungan yang terbina di antara keduanya menjadi monoton dan tidak ada keakraban di antara siswa dan guru tersebut. Akan tetapi, informan tidak memungkiri bahwa guru juga berusaha menciptakan suasana nyaman dan kondusif di dalam kelas. Guru pun tak luput memberi motivasi kepada siswa-siswanya agar terdorong lebih giat lagi dalam belajar.

Informant 5

Nama : Lambok Bernard Sihotang Kelas / jurusan : I (satu) / Akomodasi Perhotelan Alamat : Jl. Bersama Gang Sawah Km 13

(66)

yang membuatnya sangat menyukai bapak guru tersebut. Baginya, kemampuan guru yang seperti ini sangat memberikan kesempatan bagi setiap siswa agar lebih mengerti pelajaran hingga tuntas.

Hampir sama dengan informan yang bernama Wahyu sebelumnya, Lambok pun merasa tidak terlalu akrab dengan guru-guru di sekolalmya. Baginya, hubungan antara mereka terjalin biasa saja, tidak terlalu akrab dan tidak terlalu mendalam. Menurutnya tidak ada hubungan spesial yang mereka ciptakan, semua hanya sekedar pertemuan rutin antara siswa dan guru di sekolah. Berdasarkan cerita yang diperoleh dari informan, kegiatan belajar mengajar di kelas berjalan normal layaknya proses belajar di sekolah lain. Guru mengajar dengan bahan dan buku bacaan, menerangkan secara langsung kepada siswanya, tanpa menggunakan media bantu mengajar lainnya. Percakapan langsung menjadi sarana utama bagi guru dalam memberi penjelasan tentang pelajaran yang dibawakannya. Guru memberikan tugas dan membuat diskusi di dalam kelas. Menurutnya ketika guru berada di dalam kelas, semuanya berjalan dengan tenang dan layak menjadi suasana belajar. Tak jarang juga guru mengadakan evalmsi di akhir jam pelajaran untuk memastikan para siswa bisa mengerti pelajaran yang disampaikan.

(67)

Lambok pun menjadi tidak konsentrasi lagi dalam belajar / mengerjakan tugas yang diberikan guru tali. Akan tetapi informan tidak pernah mau bercerita kepada guru tentang keadaan seperti itu, dia menganggap semua yang dilakukan para siswa itu adalah biasa saja. Dia mengatakan mungkin itu adalah bagian dari kenakalan remaja yang wajar bagi anak seusia mereka. Karena Lambok pun tidak pernah bercerita atau berbagi dengan guru-gurunya, maka guru sebagai tenaga pendidik pun tidak pernah menanggapi serta berhubungan lebih dekat lagi dengan para siswanya.

Informan termasuk seorang siswa yang memiliki prestasi memunskan di kelasnya, dia adalah seorang yang mendapat peringkat juara di kelasnya. Memperoleh juara kelas seperti yang diungkapkan dirinya tersebut tidak terlepas dan banyak belajar, mendisiplinkan diri dalam pelajaran yang diberikan guru serta berusaha untuk membantu menjelaskan kepada teman-teman lain yang belum memiliki atau belum mengerti pelajaran di kelas. Baginya, membantu teman ketika saat seperti itulah yang benar, dan bukan sewaktu ujian berlangsung. Itulah cara yang dilakukan Lambok dalam mengembangkan potensi serta keahlian yang dimilikinya.

(68)

seperti informan lain, menurut Lambok guru tidak pernah bosan dan tidak pernah letih dalam membimbing serta memotivasi setiap siswanya supaya lebih bergiat lagi dalam belajar hingga memperoleh prestasi yang memuaskan di sekolah. Siswa yang sering hadir dan mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah serta mengerjakan tugas praktek maupun tugas kelompok secara rutin diyakininya mampu meningkatkan prestasi dalam belajar. Guru tak pernah bosan dalam menasehati setiap siswanya untuk melakukan hal yang lebih baik.

Kesimpulan Kasus

Gambar

Gambar 1 Jendela Johari
Gambar 2 Alur Penelitian
Gambar 3 Operasionalisasi Komponen
Gambar 6 Struktur Organisasi SMK Negeri 8 Medan

Referensi

Dokumen terkait

pengendalian Kredit Cepat Aman (KCA) pada Lembaga Keuangan

pada hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Hal ini penting untuk menjaga motivasi belajar

Indicators of carbon emission intensity from commercial energy use in India 441 Nasr, G.E., Badr, E.A., Dibeh, G. Econometric modeling of

Finally, our total own and cross price elasticities estimates suggest that an increase in the price of aggregate energy does not affect substantially the demand for energy

[r]

Catatan : hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus mengomentari perilaku atau pikiran pasien,

Menurut data yang diperoleh kesalahan yang dilakukan mahasiswa meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan operasi Faktor-faktor penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang

Pengaruh CSR dan inovasi layanan oleh perusahaan berkontribusi dengan advokasi pelanggan, kualitas hubungan dan nilai hubungan dalam memperkuat loyalitas pelanggan.