• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Penerimaan Keluarga Penderita Hiv/Aids Terhadap Penderita Hiv/Aids Di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Penerimaan Keluarga Penderita Hiv/Aids Terhadap Penderita Hiv/Aids Di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN

KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP

PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM

MALIK, MEDAN.

Oleh :

MOHD LATIFF IQRAMIE

070100247

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN

KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP

PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM

MALIK, MEDAN.

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

Sarjana Kedokteran

Oleh :

MOHD LATIFF IQRAMIE

070100247

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH

SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN.

Nama : Mohd Latiff Iqramie

NIM : 070100247

Pembimbing Penguji I

(dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed) (dr. Juliandi Harahap, MA)

Penguji II

(Prof. Dr. dr. Rozaimah Z. Hamid, MS, Sp.FK)

Medan, Nopember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan satu penyakit yang semakin

menular dikalangan masyarakat di dunia. Di Indonesia, kasus penduduk yang menghidapi HIV/AIDS ini sangat tinggi yaitu sejak 1Januari 1987 hingga 31 Disember 2009, kasus yang dilaporkan menyerang penduduk Indonesia adalah seramai 19973 dan di Sumatera Utara adalah sebanyak 694. Sehingga kini, kasus

HIV/AIDS ini semakin meningkat dan dapat dilihat, tahap pengetahuan, sikap dan

penerimaan masyarakat terhadap HIV dan AIDS ini masih rendah.

Metode: Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap serta

tahap penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain cross-sectional study dimana dilakukan pengumpulan data berdasarkan kuesioner dan pengambilan sampel secara Total Sampling. Kuesioner dibahagikan menurut tiga bahagian yaitu bahagian pengetahuan, bahagian sikap dan bahagian penerimaan di mana masing-masing bahagian mempunyai pertanyaan sebanyak lapan pertanyaan kecuali di bahagian penerimaan hanya dipertanyakan sebanyak lima pertanyaan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 55 orang yang terdiri dari ahli keluarga, family serta teman rapat yang mewakili satu penderita HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruang Rindu A1 di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan.

Hasil: Dari hasil penelitian, dapat dilihat pada bahagian tingkat pengetahuan,

sebahagian besar dari responden yang menjawab kuesioner mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu seramai 42 orang (76,3%), pengetahuan yang sedang seramai 10 orang (18,2%) dan tingkat pengetahuan yang rendah seramai 3 orang (5,5%). Untuk hasil dari tahapan sikap dari responden, sebanyak 44 orang (80%) yang mempunyai sikap yang baik terhadap penderita dan penyakit tersebut manakala seramai 7 orang (12,8%) mempunyai sikap yang sedang dan 4 orang (7,3%) mempunyai sikap yang rendah. Untuk hasil dari tahap penerimaan responden terhadap penderita, dapat dilihat bahwa penerimaan yang baik adalah seramai 37 orang (67.3%) dan tahap penerimaan yang kurang yaitu seramai 18 orang (32,7%).

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, sikap dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita dikategorikan dalam keadaan yang baik dimana

rata-rata responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS, sikap yang terbuka terhadap HIV/AIDS dan tahap penerimaan yang baik terhadap penderita HIV/AIDS.

(5)

ABSTRACT

Background: It is commonly aware that Human Immunodeficiency Virus (HIV)

and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) diseases are spreading worldwide. In Indonesia itself, case reports for local patients having HIV/AIDS are high-numbered since 1st January 1987 until 31st December 2009. Overall cases in Indonesia is 19 973, with Sumatera has 694 patients. Until today, the number of HIV/AIDS case is still increasing and somehow indicates the general knowledge, attitudes and acceptance of people are still below average.

Methods: This study was carried out to observe and analyze the level of general

knowledge, attitudes and acceptance of the family members of HIV/AIDS patients in Hospital Haji Adam Malik, Medan. This is a descriptive study using cross-sectional study design where data is collected using questionnaire method. Samples were chosen using Total Sampling method. The questions in the questionnaire were divided into three sections, which are general knowledge, attitudes and acceptance. Both general knowledge and attitudes section contains 8 questions, where the acceptance section contains only five. Fifty-five people came from the family or close friends were used as sample and each one of them represents one HIV/AIDS patient from Pusat Pelayanan Khusus (PUSYANSUS) and Ruang Rindu A1 in Hospital Haji Adam Malik, Medan.

Result: Most of the respondents were in good level of general knowledge, which

is 42 people (76,3%) followed by 10 people as intermediate (18,2%) and 3 as low (5,5%). As in the attitude level of respondents, 44 people (80%) were having good attitudes towards patient and disease, 7 people as intermediate (12,8%) and 4 people (7,3%) were low. While in the acceptance level, 37 people (67,3%) are accepting it good, while 18 people (32,7%) are less-accepting.

Conclusion: The level of general knowledge, attitude, and acceptance of the

family of HIV/AIDS patients is positively categorized as the average number of respondents were having good general knowledge about HIV/AIDS, being open and supportive to the HIV/AIDS patients and accepting well the patients.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan izin dan inayahnya dapat saya siapkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan jayanya. KTI ini bertajuk, ‘ Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Penerimaan Keluarga Penderita HIV/AIDS terhadap Penderita di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Saya secara langsung akan meneliti sejauh manakah tingkat pengetahuan, sikap dan tahap penerimaan bagi keluarga kepada penderita HIV/AIDS terhadap penderita.

Dengan ini, saya ingin mengucapkan jutaan terima kasih yang tidak terhingga terhadap dosen pembimbing saya, dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed yang telah banyak membantu saya dalam merangka dan menyiapkan hasil penelitian ini dengan sempurna. Terima kasih juga saya ucapkan buat teman-teman yang sentiasa bersama saya dari awal persiapan proposal penelitian ini sehingga selesai.

Akhirnya, saya berharap penelitian yang akan saya jalankan ini dapat diterima dengan baik dan sempurna serta mendapat kerjasama dari semua pihak yang terlibat. Akhir kata, jutaan terima kasih. Wassalam.

Medan, 20 Nopember 2010. Disediakan oleh,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 2.1 Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Sindrome... 4

2.1.1. HIV dan AIDS……… 4

2.1.2. Patogenesis………... 5

2.1.3. Gejala klinis dan Diagnosa………...……. 6

2.1.4. Kunci dalam penanganan infeksi... 8

2.1.4.1 Langkah 1…………..………... 8

2.1.4.2 Langkah 2………. 8

2.1.4.3 Langkah 3 ... 8

2.1.4.4 Langkah 4 ... 9

2.2 Perilaku………. 10

2.2.1. Pengetahuan... 11

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL...

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 15

3.2 Variabel dan Definisi Operasional... 15

3.3 Cara Ukur... 16

3.3.1. Pengetahuan... 16

3.3.2. Sikap... 16

3.3.3. Penerimaan... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN... 4.1 Jenis Penelitian... 14

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 14

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 17

4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5.1 Hasil Penelitian... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 23

5.1.3. Pengetahuan Responden... 24

5.1.4. Sikap Responden... 28

5.1.5. Tindakan Responden... 30

5.2 Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan... 32

5.2.2. Sikap... 35

5.2.3. Penerimaan... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 6.1 Kesimpulan... 38

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Tabel Definisi Operasional 15 4.1 Tabel hasil uji validitas kuesioner 20 5.1 Tabel Distribusi, persentasi dan karakteristik 23

responden menurut pendidikan dan pekerjaan

5.2 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi tingkat 24 pengetahuan responden mengenai HIV dan AIDS di

Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruangan Rindu A1, RS Haji Adam Malik, Medan

5.3 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan 25 responden tiap pertanyaan pengetahuan mengenai HIV dan AIDS

5.4 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi jawaban 26 responden berdasarkan pertanyaan 1, 2, 3 dan 4

pengetahuan mengenai HIV dan AIDS

5.5 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi kategori sikap 28 responden mengenai HIV dan AIDS

5.6 Tabel distribusi dan persentasi sikap responden tiap 29 pertanyaan mengenai HIV dan AIDS

5.7 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi tahap 30 penerimaan responden mengenai HIV dan AIDS

5.8 Tabel distribusi frekuensi dan persentasi tahapan 31 penerimaan responden tiap soal mengenai HIV dan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep tentang tingkat pengetahuan 15 mahasiswa, sikap dan penerimaan

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan satu penyakit yang semakin

menular dikalangan masyarakat di dunia. Di Indonesia, kasus penduduk yang menghidapi HIV/AIDS ini sangat tinggi yaitu sejak 1Januari 1987 hingga 31 Disember 2009, kasus yang dilaporkan menyerang penduduk Indonesia adalah seramai 19973 dan di Sumatera Utara adalah sebanyak 694. Sehingga kini, kasus

HIV/AIDS ini semakin meningkat dan dapat dilihat, tahap pengetahuan, sikap dan

penerimaan masyarakat terhadap HIV dan AIDS ini masih rendah.

Metode: Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap serta

tahap penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain cross-sectional study dimana dilakukan pengumpulan data berdasarkan kuesioner dan pengambilan sampel secara Total Sampling. Kuesioner dibahagikan menurut tiga bahagian yaitu bahagian pengetahuan, bahagian sikap dan bahagian penerimaan di mana masing-masing bahagian mempunyai pertanyaan sebanyak lapan pertanyaan kecuali di bahagian penerimaan hanya dipertanyakan sebanyak lima pertanyaan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 55 orang yang terdiri dari ahli keluarga, family serta teman rapat yang mewakili satu penderita HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruang Rindu A1 di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan.

Hasil: Dari hasil penelitian, dapat dilihat pada bahagian tingkat pengetahuan,

sebahagian besar dari responden yang menjawab kuesioner mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu seramai 42 orang (76,3%), pengetahuan yang sedang seramai 10 orang (18,2%) dan tingkat pengetahuan yang rendah seramai 3 orang (5,5%). Untuk hasil dari tahapan sikap dari responden, sebanyak 44 orang (80%) yang mempunyai sikap yang baik terhadap penderita dan penyakit tersebut manakala seramai 7 orang (12,8%) mempunyai sikap yang sedang dan 4 orang (7,3%) mempunyai sikap yang rendah. Untuk hasil dari tahap penerimaan responden terhadap penderita, dapat dilihat bahwa penerimaan yang baik adalah seramai 37 orang (67.3%) dan tahap penerimaan yang kurang yaitu seramai 18 orang (32,7%).

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, sikap dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita dikategorikan dalam keadaan yang baik dimana

rata-rata responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS, sikap yang terbuka terhadap HIV/AIDS dan tahap penerimaan yang baik terhadap penderita HIV/AIDS.

(13)

ABSTRACT

Background: It is commonly aware that Human Immunodeficiency Virus (HIV)

and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) diseases are spreading worldwide. In Indonesia itself, case reports for local patients having HIV/AIDS are high-numbered since 1st January 1987 until 31st December 2009. Overall cases in Indonesia is 19 973, with Sumatera has 694 patients. Until today, the number of HIV/AIDS case is still increasing and somehow indicates the general knowledge, attitudes and acceptance of people are still below average.

Methods: This study was carried out to observe and analyze the level of general

knowledge, attitudes and acceptance of the family members of HIV/AIDS patients in Hospital Haji Adam Malik, Medan. This is a descriptive study using cross-sectional study design where data is collected using questionnaire method. Samples were chosen using Total Sampling method. The questions in the questionnaire were divided into three sections, which are general knowledge, attitudes and acceptance. Both general knowledge and attitudes section contains 8 questions, where the acceptance section contains only five. Fifty-five people came from the family or close friends were used as sample and each one of them represents one HIV/AIDS patient from Pusat Pelayanan Khusus (PUSYANSUS) and Ruang Rindu A1 in Hospital Haji Adam Malik, Medan.

Result: Most of the respondents were in good level of general knowledge, which

is 42 people (76,3%) followed by 10 people as intermediate (18,2%) and 3 as low (5,5%). As in the attitude level of respondents, 44 people (80%) were having good attitudes towards patient and disease, 7 people as intermediate (12,8%) and 4 people (7,3%) were low. While in the acceptance level, 37 people (67,3%) are accepting it good, while 18 people (32,7%) are less-accepting.

Conclusion: The level of general knowledge, attitude, and acceptance of the

family of HIV/AIDS patients is positively categorized as the average number of respondents were having good general knowledge about HIV/AIDS, being open and supportive to the HIV/AIDS patients and accepting well the patients.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apa pun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Selain itu, adapun salah satu tujuan Indonesia Sehat 2010 yakni mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2003).

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini adalah virus yang dapat menyebab terjadinya AIDS (Acquired Immune Deficiency

Syndrome). HIV berbeda daripada semua jenis virus yang terdapat di dunia ini

karena ia menyerang sistem imun atau kekebalan tubuh badan kita. Sistem imun atau kekebalan tubuh kita memberikan tubuh badan kemampuan untuk melawan penyakit atau infeksi. Tetapi, apabila tubuh badan diserang virus HIV ini, ia akan mencari dan memusnahkan satu tipe sel darah putih atau T-cells dan juga disebut

CD4 cells di mana sistem imun kita memerlukan sel-sel tersebut untuk melawan

penyakit.

(15)

HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpontensial megandungi virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah seperti air liur, air mata dan lain-lain. (Kilmarx P, APHA Press; 2008)

Di Indonesia, kasus penduduk yang menghidap HIV/AIDS sangat tinggi. Menurut sumber dari Ditjen PPM dan PL Depkes Republik Indonesia menunjukkan sepanjang tahun 2009, mulai dari tarikh 1 Januari s.d 31 Desember 2009, kasus yang dilaporkan menyerang penduduk Indonesia adalah 3863 dan total untuk penduduk yang menghadapi HIV ini sejak 1 Januari 1987 s.d 31 Desember 2009 adalah seramai 19973 dan dilaporkan di Sumatera Utara sebanyak 694. (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2009)

Hingga sekarang, terdapat peningkatan dalam kejadian infeksi HIV ini di dunia. Banyak orang yang masih tahu sedikit mengenai HIV/AIDS dan sayangnya masih banyak mitos tentang penyakit tersebut. Pasien yang menhidapi penyakit ini sering mengalami tekanan perasaan dan rasa ingin menyendiri akibat penyakit yang masih tiada obatnya ini. Faktor keluarga dan teman merupakan faktor utama dalam membantu memulihkan semangat dan kekuatan bagi penderita HIV ini.

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Sejauh manakah tingkat pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS, sikap dan penerimaan keluarga/ teman penderita HIV terhadap penderita?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga penderita HIV/AIDS tentang penyakit HIV/AIDS, sikap dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS dengan penderita di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Medan

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui sejauh manakah pengetahuan keluarga tentang tentang HIV dan cara mencegahnya

b) Untuk melihat apakah keluarga penderita HIV/AIDS ini menerima penderita tersebut dan bagaimana cara mereka menerimanya

c) Untuk melihat sikap keluarga penderita HIV/AIDS ini terhadap ahli keluarga yang menderita penyakit ini

1.4 Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Keluarga penderita HIV dalam cara untuk mencegah dari tertularnya virus HIV ini

2. Membantu ahli keluarga dalam proses penerimaan penderita HIV dalam keluarga

3. Memberikan info dan galakan kepada penderita dan keluarga penderita tentang penyakit ini dan membuang segala pemikiran dahulu bahwa HIV itu satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency

Sindrome

2.1.1 HIV Dan AIDS

Untuk menjawab persoalan tentang apa itu Human Immunodeficiency Virus (HIV), kita perlu mulai dengan melihat sejarah awal bagaimana virus ini ditemui. Pada tahun 1985, para ilmuwan telah menemukan satu virus yang dikenali sebagai Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan dengan hasil penemuan dah penelitian tentang virus tersebut, persoalan tadi telah terjawab. HIV adalah virus yang ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran cairan tubuh sperti darah, air mani, air susu ibu (ASI) dan cairan vagina. Kontak seksual adalah cara paling umum untuk penyebaran HIV ini tetapi ia juga dapat ditularkan melalui jarum suntik saat berbagi-bagi obat-obatan. Saat virus ini telah menginvasi tubuh dan menggandakan diri, ia menyerang dan merusak system kekebalan tubuh dan tubuh akhirnya menjadi rentam terhadap penyakit dan infeksi. Maka, sesiapa yang telah terinfeksi virus ini, kebarangkalian untuk mudah diserang infeksi-infeksi lain sangat tinggi.

Acquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS) adalah kondisi yang menggambarkan keadaan lanjutan dari infeksi HIV. Dengan terjadinya AIDS, virus ini telah berkembang biak dan memberikan impak kepada berkurangnya sel darah putih yang sangat besar iaitu dibawah bilangan 200.000. (Kilmarx P, APHA Press; 2008)

2.1.2. Patogenesis

(18)

infeksi baru mencapai 4,3 juta pada tahun 2006. Dua pertiga dari mereka yang terinfeksi adalah penderita yang tinggal di sub-Sahara Afrika dan kawasan ini juga menunjukkan hamper 75% kematian

Beberapa kelainan kekebalan dalam infeksi HIV meliputi: 1. Ekspresi sitokin diubah

2. Penurunan fungsi sel Natural Killer (NK).

3. Penurunan respon humoral dan proliferasi untuk antigen dan mitogens.

4. Penurunan ekspresi MHC-II

5. Penurunan monosit kemotaksis

6. Deplesi sel CD4 +

7. Gangguan reaksi DTH

8. Lynphopenia

9. Poliklonal sel B-aktivasi

Patologi untuk HIV/AIDs secara langsung masih tidak jelas kerana virus dan pelbagai faktor lain yang disebabkan oleh system kekebalan tubuh itu sendiri. Ada beberapa model yang telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana HIV ini menyebabkan defisiensi kekebalan:

Hubungan antara HIV dan sistem imun adalah basis kepada patologi penyakit virus HIV. Reseptor sel induk yang dikenal pasti oleh permukaan glikoprotein HIV adalah sel molekul CD4. Patogenesis ini bermula apabila virus HIV ini berikatan dengan hos molekul CD4 melalui membran glikoprotein gp120. Kemudian, gp41 (glikoprotein 41) berikatan dengan sel kemokin dan menyebabkan berlakunya fusi pada reseptor pada sel CD4 dan melalukan proses membuka lapisan membran sel CD4 tersebut. Kemudian berlaku proses reverse

(19)

DNA sel CD4 tersebut. Enzim polimerase yang terdapat di sana membawa kepada formasi dsDNA. Apabila hasil formasi tersebut masuk ke dalam nukleus, berlaku proses integrasi akibat dari kemasukan kode DNA virus tersebut ke dalam hos gen oleh viral integrase, p32. Hasil dari proses integrasi tersebut kemudian melewati proses sintesis molekul RNA dan melalukan proses transkripsi. Virus ini merubah gen yang terdapat dalam sel CD4 yang normal menjadi struktur yang tidak normal dan akhirnya dilepaskan dari sel CD4 tersebut dan menjadi CD4 yang baru dimana ia adalah proses transkripsi CD4 normal menjadi sel virus yang berkembang biak di dalam sirkulasi. (Kumar and Clark, Clinical Medicine, 2002)

2.1.3. Gejala Klinis dan Diagnosa

Saat ini diakui bahwa sekitar 20% dari orang yang terinfeksi HIV di Amerika Serikat tidak menyedari bahwa mereka mengidap penyakit ini akibat dari tidak mengikuti tes antibody HIV tersebut. Selama periode waktu lama infeksi, lebih dari 50% dari mereka yang terinfeksi HIV akan mengalami flu sampai beberapa minggu. Penyakit ini dianggap infeksi HIV primer. Antara lain gejala umum infeksi HIV primer adalah:

1. Demam

2. Sakit otot dan sendi

3. Sakit tenggorokan

4. Bengkak kalenjar getah bening di leher.

5. Hilang berat badan

6. Diare

7. Penyakit kulit

(20)

yang terdapat dalam darah adalah sekitar 4di atas 400 sel per kubik milliliter (mm3) dalam darah. Pada pasien HIV, umunya tidak aka nada pelbagai komplikasi sehingga bilangan sel CD4 di bawah 200 sel per mm3. Pada tahap ini, sistem imun tidak lagi berfungsi sempurna dan dikatakan telah mengalami supresi. Kekurangan bilagan sel CD4 ini menandakan perjalanan penyakit ini telah parah. Maka akan berlaku infeksi opportunistik di dalam tubuh.

Dalam dua sampai enam minggu eksposur, kebanyakan orang yang terinfeksi akan memiliki tes HIV antibodi yang positif, dengan hamper semua mempunyai gejala-gejala positif dalam enam bulan. Yang digunakan secara umum untuk tes HIV adalah tes ELISA. Jika tes ini menemukan antibodi HIV, ia akan dikonfirmasi lagi dengan tes yang disebut Western Blot. Terdapat juga tes yang dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan darah atau air ludah dan hasil dapat diperolehi setelah 20 menit. Tes ini cukup akurat tetapi tes ini juga perlu dikonformasi dengan tes Western Blot. (J. Allen McCutchan, 2009)

2.1.4. Kunci dalam penanganan infeksi HIV

Pertama sekali, masih belum ada bukti bahwa pasien dengan HIV dapat disembuhkan dengan terapi yang sedia ada. Tetapi, ditegaskan bahwa, walaupun belum ada pengobatan yang paling sesuai untuk menyingkirkan virus tersebut dari dalam tubuh, namun ada cara untuk memperlambatkan progres perjalanan penyakit ini. Kebanyakan orang yang menghidap HIV dapat hidup dengan normal jika mengikuti terapi yang dianjurkan oleh dokter. Terapi ini sangat bergantung kepada abiliti pasien untuk menerima pengobatan yang telah disarankan. Di sini terdapat beberapa langkah dalam penanganan virus HIV.

2.1.4.1. Langkah 1-Bermula dengan mutasi

(21)

pencetakan dari diri sendiri yang lain dari wujud aslinya. Proses ini disebut

mutasi.

2.1.4.2. Langkah 2-Resistensi

Apabila berlaku perubahan atau mutasi yang dapat menyebabkan terapi yang diberikan tidak mendatangkan efek kepada virus tersebut, ia menunjukkan bahwa virus tersebut mengalami resistensi terhadap obat tersebut.

2.1.4.3. Langkah 3-Pertambahan hasil tiruan menambahkan resistensi

dan menurunkan efek obat

Semakin sel virus HIV tersebut bermutasi dan melakukan cloning dari diri sendiri, terapi dan pengobatan yang diberikan menjadi makin tidak efektif dan tidak berguna kepada virus tersebut. Maka, terapi yang sedia ada perlu ditukar untuk meningkatkan efektivitas terapi tersebut.

2.1.4.4. Langkah 4-pemilihan obat yang tepat

Apabila terjadi resistensi terhadap obat yang pertama diberikan, kebanyakan obat yang akan diberikan sebagai pengganti turut juga mengalami resistensi. Bahkan, kadang-kala seluruh tipe obat akan menjadi resisten, dan membawa kepada keterbatasan pengobatan yang ingin dilakukan. Tetapi, bagaimana kita dapat mengenalpasti obat manakah yang tepat? Terdapat dua tes untuk melihat obat yang lebih cenderung untuk menghasilkan efek yang lebih positif iaitu tes Phenotype dan tes Genotype.

1. Phenotype: Tes yang mempengaruhi sejauh manakah keberhasilan

pengobatan yang dapat menghalang virus HIV dari melakukan klon atau

copy dari dirinya sendiri

2. Genotype: Tes yang mengindentifikasi mutasi gen manakah yang muncul.

2.1.4.5. Ketepatan waktu dan disiplin dalam pengobatan

(22)

dalam darah pada setiap waktu. Jumlah obat dalam darah akan menurun jika dosis diturunkan, diabaikan atau terlambat. Jadi, pastikan selalu ada cukup obat di dalam darah untuk menghindari terjadinya proses penyalinan dari sel HIV tersebut dan mengkonsumsi obat yang dianjurkan dengan tepat dan benar.

2.1.4.6. Mengurangi resiko resistensi

Resiko resistensi dapat dikurangi dengan tepat mengikuti rejimen pengobatan yang telah dianjurkan.

1. Mengambil obat-obatan anda seperti yang ditentukan tepat waktu, seswai yang telag ditentukan pada setiap hari.

2. Mempelajari tentang obat-obatan yang diberi dan mengetahui apa tujuannya.

3. Mengetahui efek samping yang mungkin akan terjadi.

4. Memastikan obat tidak terputus saat terapi untuk menghidarkan resistensi. 5. Memastikan bahwa pilihan pengobatan akan menjadi semakin terbatas jika

tingkat resistensi semakin tinggi.

6. Jika mengalami efek samping yang berat, segera rujuk ke dokter.

(

2.2. Perilaku

Perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Ada 2 hal yang dapat mempengaruhi perilaku yaitu faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.

(23)

a. Respondent respons ialah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan tertentu. Respon-respon yang timbul umumnya relatif tetap. b. Operant respon ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh

perangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut reinforcing

stimuli karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon

yang telah dilakukan organisme.

Perilaku kesehatan adalah suatu proses seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan dan makanan serta lingkungan. Menurut Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:

a. Perilaku kesehatan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. b. Perilaku sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang

merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.

c. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.

Bloom (1908) membagi perilaku ke dalam 3 domain namun tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan.

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:

a. Tahu (know)

(24)

terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005)

2.2.2. Sikap

Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.

Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:

(25)

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain :

a. Menerima (receiving)

Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.

2.2.3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :

a. Persepsi (perception)

(26)

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator raktek tingkat dua.

c. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.2.4. Indikator Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, ada beberapa indikator yang dapat digunakan dan dikelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan dan kemana mencari pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan suatu penyakit.

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, penerimaan dan sumber informasi mengenai HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Medan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional No

.

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui responden mengenai HIV/AIDS

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

2. Sikap Tanggapan atau reaksi responden mengenai HIV/AIDS

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

3. Penerimaan Tahap penerimaan responden terhadap penderita HIV/AIDS

Kuesioner 1: Terima 2: Tidak menerima

Ordinal Sikap

Pengetahuan

Penerimaan

(28)

3.3. Cara Ukur 3.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang HIV/AIDS (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >7).

b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang HIV/AIDS (skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4-7).

c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang HIV/AIDS (skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <4).

3.3.2. Sikap

Sikap diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

a. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4. b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

yaitu 2-4.

(29)

3.3.3. Penerimaan

Penerimaan diukur melalui 5 pertanyaan, responden yang menjawab “ya” akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab “tidak” diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5.

Selanjutnya dikategorikan atas terima dan tidak menerima dengan definisi sebagai berikut:

d. Terima, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yakni menggambarkan pengetahuan, sikap, dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS mengenai HIV/AIDS pada keluarga di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret-November 2010, sedangkan pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Juni-November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah salah seorang atau lebih ahli keluarga kepada pasien yang menghidap HIV/AIDS di RSUP Haji Adam Malik, Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.3.2.Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Ahli keluarga atau teman kepada pasien penderita HIV/AIDS di RSUP Haji Adam Malik, Medan dan untuk 1 orang penderita mewakili 1 orang ahli keluarga.

(31)

Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah tidak bersedia diikutsertakan dalam penelitian.

Sampel penelitian ini adalah ahli keluarga kepada penderita yang tinggal bersama atau rapat dengan penderita HIV/AIDS. Sampel responden dianggarkan adalah sebanyak 60 orang dimana besar sampel diambil berdasarkan kehadiran dan kemasukan pasien ke Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Responden yang diambil adalah 1 orang ahli keluarga mewakili 1 pasien HIV/AIDS. Pasien HIV/AIDS yang berada di ruangan HIV/AIDS di rumah sakit tersebut dibahagikan kepada 2 kelompok yaitu pasien rawat inap dan rawat jalan. Menurut

survey dan penelitian yang dijalankan, rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit

tersebut adalah sekitar 10 orang untuk rawat inap dan 30 orang untuk rawat jalan. Maka untuk 1 bulan rata-rata yang didapati pasien HIV/AIDS di RSUP Haji Adam Malik adalah sekitar 30 orang. Pada penelitian saya ini, durasi penelitian adalah sekitar 2 bulan dan total responden yang akan dinilai adalah sekitar 60 orang di mana setiap satu pasien mewakili satu orang ahli keluarga yang hadir.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(32)

Berikut adalah hasil uji validitas terhadap pertanyaan pengetahuan dan sikap:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation Status Cronbach’s

Alpha

Pengetahuan 1 0.900 Valid 0.679

2 0.900 Valid 0.679

3 0.633 Valid 0.788

4 0.793 Valid 0.668

5 0.633 Valid 0.777

6 0.688 Valid 0.760

7

8

0.900 0.793

Valid 0.685

Valid 0.685

Sikap 1 0.793 Valid 0.668

2 0.633 Valid 0.788

3 0.900 Valid 0.678

4 0.633 Valid 0.692

5

6

7

8

0.793

0.793

0.793

0.793

Valid 0.692

Valid 0.692

Valid 0.679

(33)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan, sikap dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita tersebut, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juni-November 2010. Penelitian ini diikuti 55 orang ahli keluarga atau wakil yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan dan pernyataan yang tertuang di kuesioner.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan penerimaan keluarga terhadap penderita HIV/AIDS, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi karakteristik responden yang berada di Pusat Pelayanan Khusus dan Ruangan Rindu A1 di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

(35)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subyek Penelitian

Mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir dijenjang SMA yaitu 25 orang (45,5%) dan hanya 1 orang (1,8%) yang tidak tamat bersekolah. Pekerjaan terbanyak dari subjek penelitian ini adalah pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 14 orang (25,5%) dan yang paling sedikit adalah yang bekerja sebagai guru dan pedagang yaitu sebanyak 2 orang (3,6%).

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan dan Pekerjaan

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah 1 1,8

SD 3 5,5

SMP/ Sederajat 14 25,5

SMA/ Sederajat 25 45,5

PT/ Sederajat 12 21,8

Pekerjaan

Buruh 11 20,0

Guru 2 3,6

(36)

Mahasiswa 5 9,1

Pedagang

Pegawai Swasta

Petani

Wiraswasta

2

11

4

14

3,6

20,0

7,3

25,5

Total 55 100

5.1.3 Pengetahuan Responden

Dari tabel 5.2 tentang distribusi tingkat pengetahuan responden mengenai HIV dan AIDS dapat dilihat terdapat sebahagian besar dari responden yaitu 42 orang (76,3%) yang pengetahuannya dikategorikan baik dan yang dikategorikan dalam kelompok berpengetahuan sedang adalah sebanyak 10 orang (18,2%). Untuk kategori pengetahuan yang rendah pula, jumlah responden yang dikategorikan di dalam kelompok ini adalah yang paling sedikit yaitu sebanyak 3 orang (5,5%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai HIV dan AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan

Ruangan Rindu A1 Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 42 76,3

Sedang 10 18,2

(37)

Total 55 100

Dari 8 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan dengan nilai maksimal 8 (100%) didapat bahwa sebanyak 47 responden (85,5%) telah mengetahui bahwa cara penularan HIV dan AIDS ini adalah melalui cairan tubuh yaitu darah dan sebanyak 53 responden (96,4%) mengetahui bahwa aktivitas yang dapat menyebabkan resiko tertinggi untuk menularkan virus HIV ini adalah melalui kegiatan dan pergaulan seks bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang serangga tidak dapat menularkan virus ini melalui gigitan dan hanya 25 responden (45,5%) yang menjawab bahwa serangga tidak dapat menularkan virus ini kepada orang lain melalui gigitan.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan Mengenai HIV dan AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruang Rindu A1 Rumah Sakit Haji Adam Malik,

Medan

No Item Pertanyaan Pengetahuan

Benar Salah

n (%) n (%)

1. Mengetahui apakah itu HIV 51 92,7 4 7,3

2. Mengetahui cara penularan wabak HIV dan AIDS

47 85,5 8 14,5

3. Mengetahui apakah aktivitas yang paling beresiko untuk tertularnya virus HIV dan AIDS

53 96,4 2 3,6

4. Mengetahui apakah proteksi diri dari tertularnya HIV dan AIDS

(38)

5. Mengetahui bagaimana cara untuk mendeteksi HIV pada seseorang

44 80,0 11 20,0

6. Mengetahui apakah serangga dapat menularkan wabak HIV

25 45,5 30 54,5

7.

8.

Mengetahui kepanjangan dari AIDS

Mengetahui apakah mikroorganisme penyebab HIV

52

46

94,5

83,6 3

9

5,5

16,4

Pada tabel 5.3, diketahui bahwa 51 orang (92,7%) yang bisa menjawab apakah itu HIV dan 47 orang (85,5%) menjawab cara penularan virus HIV adalah melalui cairan tubuh seperti darah. Sebanyak 53 (96,4%) orang aktivitas yang paling sering atau antara aktivitas yang berisiko untuk menularkan virus HIV dan AIDS ini adalah melalui pergaulan seks bebas dan 42 (76,4%) menjawab dengan benar bahwa apakah proteksi diri yang paling seswai untuk mencegah HIV dan AIDS ini. Sebanyak 44 orang (80,0%) dari responden yang mengetahui cara untuk mendeteksi HIV pada seseorang. Masih ada 25 orang (45,5%) yang menjawab serangga atau gigitannya dapat menularkan wabak HIV dan AIDS ini kepada seseorang dan majority dari responden yakni seramai 52 orang (94,5%) yang mengetahui apakah itu AIDS. Soalan terakhir dari kuesioner yang diuji kepada responden, terdapat seramai 46 orang (83,6%) responden menjawab dengan benar apakah mikroorganisme yang menyebabkan dan menukarkan wabak HIV dan AIDS ini.

Dengan menjabarkan jawaban responden pada soal 1,2,3 dan 4 cukup untuk membuktikan pengetahuan utama yang perlu ada pada masyarakat tentang HIV dan AIDS ini. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 5,4.

(39)

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan 1, 2, 3 dan 4 Pengetahuan Mengenai HIV dan AIDS

Item Pertanyaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Apakah itu HIV

Human Immunodeficiency Virus 51 92,7

Human Papiloma Virus 4 7,3

Coxackie Virus

Influenza Virus

Tidak Tahu

0

0

0

0

0

0

Bagaimana cara penularan wabak HIV

Cairan tubuh seperti Darah 47 85,5

Sentuhan 3 5,4

Air Liur

Droplet dari Napas

Tidak Tahu

3

2

0

5,4

3,7

0

Aktivitas manakah yang dapat menyebabkan penularan wabak HIV dan AIDS

Berenang 0 0

Pergaulan Seks Bebas 53 96,4

(40)

Berkongsi Bekas Minuman

Tidak Tahu

2

0

3,6

0

Yang manakah proteksi diri paling seswai untuk mencegah HIV dan AIDS

Pil kontrasepsi 8 14,5

Kondom 42 76,4

Jel pembunuh Sperma

Masker

Tidak Tahu

5

0

0

9,1

0

0

5.1.4 Sikap Responden

Hasil penelitian menunjukkan responden yang mempunyai sikap baik dalam penelitian ini sebanyak 44 orang (80,0%) , yang dikategorikan sedang pula dalah sebanyak 7 orang (12,8%) dan hanya 4 orang (7,3%) yang mempunyai sikap rendah.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kategori Sikap Responden Mengenai HIV dan AIDS Di Lokasi Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruang

Rindu A1 di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

(41)

Baik 44 80,0

Sedang 7 12,8

Rendah 4 7,3

Total 55 100

Sebanyak 52 orang (94,5%) bersikap bersetuju dan menjawab dengan benar bahwa jika tersentuh darah penderita HIV atau AIDS, hendaklah segera membersihkan tangan dengan sebersihnya dan begitu juga responden tidak setuju dengan pernyataan membersihkan tangan dengan sebersihnya adalah sebanyak 3 orang sahaja (5,5%). Sedangkan sebanyak 70 orang (77,8%) bersikap akan mengumpulkan kaleng bekas dan pecahan botol jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan dan 55 orang (61,1%) bersikap hanya akan menutup tempat penampungan air yang berada di luar rumah.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden Mengenai HIV dan AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan Ruang Rindu A1 Rumah

Sakit Haji Adam Malik, Medan

No Item Pernyataan Sikap yang Diharapkan

Betul Salah

n (%) n (%)

1. Jika tersentuh darah penderita HIV, apa yang akan dilakukan.

52 94,5 3 5,5

(42)

yang akan dilakukan

3. Bagaimana kita bisa membantu penderita HIV dalam meningkatkan kwalitas hidupnya

42 76,4 13 23,6

4. Apakah bisa seorang wanita yang terkena HIV untuk mempunyai anak

40 72,7 15 27,3

5.

6.

7.

8.

Bagaimana cara mengelakkan diri dari terinfeksi HIV

Apakah langkah yang sepatutnya dilakukan oleh seseorang sebagai langkah berjaga-jaga dari infeksi HIV

Apa yang perlu dilakukan untuk menghalang dari tertularnya HIV di kalangan masyarakat

Jika anda melihat jarum bekas suntikan di jalan raya, apa yang anda akan lakukan

49

47

30

47

89,1

85,5

54,5

85,5 6

8

25

8

10,9

14,5

45,5

14,5

Dengan menjabarkan jawaban responden pada soal 1,2,5 dan 6 cukup untuk membuktikan sikap utama yang perlu ada pada masyarakat tentang HIV dan AIDS ini. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 5,4.

Tabel 5.7

(43)

Item Pertanyaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Jika tersentuh darah penderita HIV, apa yang akan dilakukan?

Membersihkan tangan 52 94,5

Mengeringkan pada sinaran matahari 3 5,5

Menelpon polisi

Membiarkan sahaja

Tidak Tahu

0

0

0

0

0

0

Jika menderita HIV/AIDS, apa yang akan dilakukan?

Tidak berjumpa dokter 0 0

Mengambil obatan yang diresepkan 47 85,5

Melakukan hubungan seksual tanpa proteksi

Berkongsi jarum suntikan

Tidak Tahu

3

2

3

5,4

3,7

5,4

Bagaimana cara mengelakkan diri dari terkena infeksi HIV/AIDS?

Tidak bertukar-tukar pasangan 53 96,4

Sering bertukar jarum suntikan 0 0

Melakukan hubungan seksual tanpa kondom

Menyentuh penderita tanpa proteksi diri

0

0

0

(44)

Tidak Tahu 2 3,6

Apakah langkah yang sepatutnya dilakukan sebagai langkah berjaga-jaga

Menonton bola 0 0

Memancing 0 0

Melakukan tes saringan HIV/AIDS

Tidak melakukan apa-apa

Tidak Tahu

47

3

5

85.5

5,4

9,1

(45)

5.1.5 Penerimaan Responden

Dari 5 pertanyaan untuk mengukur tahap penerimaan responden tentang HIV dan AIDS pada ahli keluarga, didapat 37 orang (67,3%) dikategorikan tahap penerimaannya terhadap ahli keluarga yang menderita adalah baik dan 18 orang (32,7%) tahap penerimaannya masih tidak dapat menerima ahli keluarganya yang menghidap penyakit HIV dan AIDS ini.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tahap Penerimaan Responden Mengenai HIV dan AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan

Ruang Rindu A1 Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

Penerimaan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 37 67,3

Kurang 18 32,7

Total 55 100

Tahap penerimaan responden telah diukur dan untuk tahapan penerimaan bagi responden jika diberi peluang tinggal bersama penderita, apakah responden akan menerima dan kebanyakan responden menjawab tidak terima yakni seramai 32 orang (58,2%) dan responden yang terima adalah seramai 23 orang (41,8%). Sebahagian besar responden menerima untuk menolong penderita yakni seramai 37 orang (67,3%) sudi untuk membantu dan menolong penderita manakala 18 orang (32,7%) responden tidak sudi untuk membantu dan menolong penderita.

(46)

dilakukan oleh responden manakala sebanyak 19 orang (34,5%) masih menganggap bahwa jika tinggal bersama penderita, pasti akan turut tertularnya penyakit itu. Untuk pertanyaan adakah pengetahuan responden yang bertambah mengenai HIV dan AIDS ini akan merubah persepsi responden terhadap penderita dan sebanyak 36 orang (65,5%) bersetuju dan sebaliknya adalah seramai 19 orang (34,5%).

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tahapan Penerimaan Responden Mengenai HIV dan AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) dan

Ruang Rindu A1 Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

No Item Pernyataan Penerimaan

Terima Tidak Terima

n (%) N (%)

1. Jika anda diberi peluang tinggal bersama penderita, adakah anda menerimanya

23 41,8 32 58,2

2. Adakah anda merasakan inin menolong penderita

37 67,3 18 32,7

3. Jika ditakdirkan untuk mempunyai keluarga menghidap HIV/AIDS, adakah anda

menerimanya

25 45,5 30 54,5

4. Adakah anda pasti jika tinggal bersama HIV/AIDS tidak akan dijangkiti virus tersebut

36 65,5 19 34,5

5. Adakah pengetahuan anda terhadap

HIV/AIDS ini akan merubah persepsi anda

(47)

5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan

Dari 10 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk mengukur apakah pertanyaan yang digunakan bisa mengukur variabel yang diinginkan oleh peneliti. Dari hasil uji validitas, hanya didapati 3 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan pertama, ke-2 dan ke-3. Lalu dilakukan uji validitas kembali dengan 25 pertanyaan yang berbeda dan digabung 5 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8. Dari delapan pertanyaan yang telah valid ini, nilai maksimum yang bisa dicapai responden adalah 8.

Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan keluarga penderita HIV/AIDS ini terhadap penderita dan seperti yang terlihat pada data statistik, kebanyakan responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Pada tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik yakni seramai 42 orang (76,3%). Hal ini berbeda dengan pendapat UNICEF (2002) yang berpendapat bahwa masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV dan AIDS ini. Namun, apa yang telah diuji oleh peneliti terhadap responden, dapat kita lihat bahwa sekarang sudah peningkatnya tingkat pengetahuan masnyarakat tentang HIV dan AIDS. Ini adalah suatu perkara yang sangat baik di mana usaha kerajaan Indonesia untuk meningkatkan tahap pengetahuan masyarakat tentang HIV dan AIDS dengan program-program yang dilakukan oleh Strategi Ikatan Dokter Indonesia (SIDI).

(48)

yang berlaku pada penderita denggi. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam penyerapan informasi yang disampaikan oleh media.

Menurut tabel yang telah dibuat di awal bab ini, tabel 5.4 telah menjabarkan empat soalan pertama dari tahap pengetahuan responden. Keempat-empat soal ini merupakan pertanyaan yang penting untuk menilai tahap pengetahuan responden tentang penyakit HIV dan AIDS ini di mana pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang menyentuh apakah itu HIV, bagaimana cara penularan wabak HIV, aktivitas apakah yang berisiko untuk menularkan HIV/AIDS dan cara apakah untuk mencegah dari tertularnya wabak HIV ini.

Berdasarkan tabel 5.4 bagi pertanyaan pertama, sebanyak 51 orang (92,7%) berhasil menjawab dengan benar apakah itu HIV dan masih ada 4 yang menjawab pertanyaan itu dengan salah. Sebahagian dari responden tahu mengenai apa itu HIV. Untuk pertanyaan kedua, menanyakan tentang bagaimana cara penularan wabak HIV. Pertanyaan ini penting untuk menguji tahap pengetahuan responden mengenai cara penularan wabak ini karena menurut UNICEF (2002) masih ramai yang belum mengetahui bagaimana wabak HIV ini dapat ditularkan.. HIV adalah virus yang ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran cairan tubuh sperti darah, air mani, air susu ibu (ASI) dan cairan vagina. (Kilmarx P, APHA Press; 2008). Dalam pertanyaan yang diberikan kepada responden, sebanyak 47 orang (85,5%) Berjaya menjawab dengan benar dan jumlah ini melebih ¾ daripada jumlah responden yang diambil. Ini merupakan satu perkara yang sangat baik untuk menunjukkan bahwa masyarakat sekarang sudah peka terhadap penyakit menular yang sangat berbahaya ini.

(49)

masih terdapat 2 orang (3,6%) yang tidak mengetahui bagaimana cara atau aktivitas yang berisiko untuk menularkan virus HIV. Menurut Killmarx.P (2008), kontak seksual adalah cara paling umum untuk penyebaran HIV ini tetapi ia juga dapat ditularkan melalui jarum suntik saat berbagi-bagi obat-obatan.

Untuk menguji bagaimanakah cara proteksi diri untuk mencegah diri dari terinfeksi virus HIV ini, pertanyaan keempat telah diuji dimana menurut tabel 5.4 terdapat 42 orang menjawab dengan benar iaitu sebanyak 76,4% menjawab kondom merupakan salah satu proteksi diri dari terinfeksi virus HIV dari penderita HIV dan AIDS. Terdapat juga sebilangan kecil responden belum mengetahui bagaimana cara proteksi diri yang benar di mana sebanyak 8 orang (14,5%) menjawab pil kontrasepsi dan sebanyak 5 orang (9,1%) menjawab jel pembunuh sperma merupakan salah satu cara proteksi diri dari HIV. Walaupun hanya sebilangan kecil yang menjawab dengan salah, tetapi, hal ini perlu di perbaikkan oleh responden sendiri dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dengan benar bagaimana cara proteksi diri yang benar karena HIV merupakan penyakit yang bisa menyebar luas ke seluruh masyarakat jika tidak dibendung.

Menurut tabel 5.1, responden terbanyak adalah tamat pendidikan di SMA dan tahap pendidikan juga mempengaruhi tahap pengetahuan masyarakat tentang bahanya HIV dan cara untuk mencegahnya. Di Indonesia sendiri telah dijalankan proses pembelajaran tentang bahaya HIV di peringkat persekolahan dan jika masyarakat sendiri kurang peka terhadap pembelajaran di sekolah, akan mempengaruhi tahap pengetahuan tentang HIV dan AIDS.

(50)

5.2.2 Sikap

Awalnya ada 5 soal yang dibuat untuk mengukur sikap responden mengenai HIV dan AIDS ini, namun setelah dilakukan uji validitas tidak ada satu pun pernyataan yang valid. Lalu dilakukan uji validitas ulang terhadap 15 pertanyaan yang berbeda, dan didapatkan 8 pernyataan yang valid.

Menurut penelitian tentang sikap masyarakat di Indonesia oleh Tandanu.E (2010), sikap masyarakat di Medan, Indonesia masih dikategorikan sebagai baik yakni seramai 52,4%. Menurut Tandamu.E juga, Medan merupakan antara tempat yang paling tinggi terjadinya kasus HIV dan AIDS ini. Menurut uji penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan, sikap keluarga kepada penderita HIV dan AIDS itu sendiri menunjukkan bahwa sikap mereka dikategorikan sebagai baik yakni 44 orang (80%).

(51)

Pada pertanyaan ke-6 pula dapat dilihat, seramai 49 orang (89,1%) responden menunjukkan sikap yang baik di mana mereka tau bagaimana cara untuk mengelakkan diri dari terkena infeksi HIV yaitu salah satunya adalah tidak bertukar-tukar pasangan atau seks bebas. Daripada kesemua pertanyaan dari kuesioner yang diberikan kepada responden yakni ahli keluarga atau teman rapat kepada penderita HIV dan AIDS tersebut menunjukkan sikap mereka sangat baik terhadap bagaimana cara mengelakkan diri dan cara mencegah dari HIV tersebut.

5.2.3 Penerimaan

Penerimaan di ukur dengan 5 pertanyaan mengenai penerimaan dan persepsi awal pada ahli keluarga atau teman rapat yang terkena HIV atau AIDS. Berdasarkan tabel 5,7 kita dapat lihat bahwa sebanyak 37 orang responden (67,3%) mempunyai tahap penerimaan yang baik manakala 18 orang (32,7%) mempunyai tahap penerimaan yang baik.

Menurut keusioner yang diuji, masih terdapat segelintir responden yang tidak dapat menerima dengan baik ahli keluarga atau family yang menhidap penyakit HIV dan AIDS ini. Ini dapat dilihat pada tabel 5.8 untuk pertanyaan pertama, sebanyak 32 orang (58,2%) tidak menerima jika diberi peluang tinggal bersama penderita. Hanya seramai 23 orang (41,8%) yang menerima untuk tinggal bersama dengan penderita HIV dan AIDS ini. Perkara ini dipengaruhi oleh tahap pengetahuan dan sikap responden itu sendiri jika mereka mengetahui bahwa jika langkah-langkah berjaga-jaga dilakukan, maka penularan HIV tidak akan terjadi walaupun tinggal bersama dengan penderita.

(52)
(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner dapat disimpulkan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan responden masing-masing untuk pengetahuan baik sebanyak 76,3%, pengetahuan sedang sebanyak 18,2%, pengetahuan kurang sebanyak 5,5%. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden terhadap HIV dan AIDS ini tinggi dan walau bagaimanapun, masih perlu ditingkatkan lagi.

2. Kategori sikap responden terhadap penyakit dan penderita HIV dan AIDS masing-masing untuk sikap baik sebesar 80,0%, sikap sedang sebanyak 12,8% dan sikap rendah tentang ini sebanyak 7,3%. Hal ini berkait erat dengan tahap pengetahuan responden akan mempengaruhi sikap responden terhadap penyakit ini dan penderita HIV dan AIDS tersebut.

3. Tahap penerimaan responden terhadap penyakit ini dan penderita HIV dan AIDS yaitu yang baik sebanyak 67,3%, dan yang kurang sebanyak 32,7%. Hal ini menunjukkan masih ada segelintir responden yang belum cukup menerima jika diberi pilihan untuk mempunyai penderita HIV dan AIDS di dalam keluarga dan hal ini perlu diperbaiki untuk menghapuskan diskriminasi masyarakat terhadap penderita HIV dan AIDS

6.2 Saran

(54)

Metode yang digunakan mungkin bisa dari pemberian penyuluhan melalui bentuk film pendek, pemasangan poster, pembagian leaflet, atau pemberian seminar tentang pengaruh HIV dan AIDS di dalam masyarakat ini.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Abbot Laboratories; 2005 “HIV Resistance: An Interactive Guide”; May 2005

Barre-Sinoussi F, Chermann JC, Rey F, Nugeyre MT, Chamaret S, Gruest J, et al. 1983. Isolation of a T-lymphotropic retrovirus from a patient at risk for acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Science ;220(4599):868-71

Cichocki M.R.N. 2006. A Step-By-Step Guide to Resistence. Available from April 2010]

Grint P, McEvoy M. 1985. Two associated cases of the acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS). Communicable Disease Report; 42-4.

Kilmarx P. , Heymann DL. 2008. Acquired immunodeficiency syndrome. In:

Control of communicable diseases manual, 19th Edition. Washington, D.C.:

APHA Press; 2008

Kumar P, Clark M. 2002. Human Immune

Deficiency Virus (HIV) and AIDS. In Kumar And Clark Clinical Medicine

(5): 132-35

Levy JA. 1993 Pathogenesis of human immunodeficiency virus infection. Microbiology Review 1993; 57:183-289.

McCutchan J.A. 2009. Infectious Disease: Human Immunodeficiency

(56)

Mellors JW, Munoz A, Giorgi JV, Margolick JB, Tassoni CJ, Gupta P, et al. 1997. Plasma viral load and CD4+ lymphocytes as prognostic markers of HIV-1 infection. Ann Intern Med. Update: Jun 15 1997;126(12):946-54.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.118-127.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.114-131.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. 116-133.

Pelletier D. 2003. HIV/AIDS questionnaires. Available from:

[Accesed 30 April 2010]

The Nemours Foundation 2010. HIV and AIDS. Available from:

2010]

(57)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mohd Latiff Iqramie Bin Muhamad Zaki Tempat / Tanggal Lahir : Terengganu / 13. 08. 1988

Agama : Islam

Alamat : Tasbi 2, Blok 1, No.37 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Sek. Ren. Keb. Tok Jiring

2. Sek. Tuanku Abdul Rahman, Ipoh 3. Kolej Sentral

4. Universitas Sumatera Utara Riwayat Pelatihan : Tiada

(58)

LAMPIRAN I

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

INFORMED CONSENT

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH

SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK, MEDAN.

1. Investigator yang melakukan penelitian:

Nama: Mohd Latiff Iqramie bin Muhamad Zaki NIM : 070100247

2. Lokasi Penelitian:

1. Pusat Pelayanan Khusus, Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan.

2. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Ruangan Rindu A1, Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

3. Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran

(59)

4. Yang diminta untuk berpartisipasi:

Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini adalah karena memiliki kriteria yang dikehendaki.

5. Prosedur

Prosedur yang harus anda lakukan adalah dengan menjawab pertanyaan yang ditanyakan peneliti berdasakan pengetahuan yang ada dari responden dan jawaban haruslah sejujurnya.

Untuk mendukung penelitian ini, saya akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Diharapkan kepada Bapak/Ibu untuk bekerjasama dengan saya untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk kajian dan analisis.

(60)

LAMPIRAN II

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Semua diatas telah menjelaskan kepada saya tentang tujuan, keuntungan dan kemungkinan resiko temuan baru yang terkait dalam penelitian ini. Saya akan mejawab segala pertanyaan yang diajukan peneliti dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dengan menandatangani formulir ini, saya bersetuju untuk berpartisipasi dalam studi penelitian ini. Salinan formulir ini akan diberikan kepada saya. Saya mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat penelitian ini yang berjudul:

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN

Saya bersetuju untuk ikut serta dalam uji penelitian ini. Medan, ... 2010

(61)

Penanggungjawab Penelitian, Responden,

... ... (Mohd Latiff Iqramie) ( )

LAMPIRAN IIIa

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal: ... KUESIONER PENELITIAN

I.

a) Nama Responden :

KARATERISTIK RESPONDEN

b) Umur sekarang (Tahun) : c) Pendidikan akhir :

*tandakan salah satu i. Tamat SD ii. Tidak tamat SD iii. Tamat SMP iv. Tamat SMA

v. Tamat Pengajian Tinggi

d) Pekerjaan :

*tandakan salah satu i. Pegawai Swasta ii. Wiraswasta iii. Petani iv. Buruh

(62)

II.

Lampiran IIIb

1. Sebutkan apa itu HIV?

PENGETAHUAN

a. Human Immunodeficiency Virus

b. Human Papiloma Virus

c. Coxackie Virus

d. Influenza Virus

e. Tidak Tahu

2. Bagaimanakah cara penularan wabak HIV?

a. Darah

b. Sentuhan

c. Air liur

d. Droplet dari nafas

e. Tidak Tahu

3. Aktivitas manakah yang dapat menyebabkan jangkitan atau penularan wabak

HIV?

a. Berenang

b. Pergaulan seks bebas

c. Permainan sepak bola

d. Berkongsi bekas minuman

e. Tidak Tahu

4. Yang manakah proteksi diri paling seswai untuk mencegah HIV?

a. Pil kontrasepsi

b. Kondom

c. Jel pembunuh sperma

d. Masker

(63)

5. Bagaimanakah anda dapat mengetahui seseorang menghidap penyakit HIV?

a. Tingkah laku yang ditunjukkan

b. Kelihatan pucat dan kelelahan

c. Gaya berjalan

d. Tidak dapat dipastikan

e. Tidak Tahu

6. Adakah serangga dapat menyebarkan HIV?

a. Ya

b. Tidak

c. Nyamuk sahaja

d. Semut sahaja

e. Tidak Tahu

7. Apakah itu AIDS?

a. Automatic Defence system

b. Acquired Immunodeficiency System

c. Denggi Berdarah

d. Influenza A

e. Tidak Tahu

8. HIV adalah?

a. Jamur

b. Bakteri

c. Virus

d. Cacing

Gambar

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan
Tabel 5.2
Tabel 5.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalah sosial dan politik yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Airlangga di Kerajaan Kahuripan adalah permasalahan Calon Arang dan pembagian wilayah kekuasaan

James R Bettman; Mary Frances Luce; John W Payne.. Journal of Consumer Research; Dec 1998; 25, 3; ABI/INFORM

Upaya Pengelolaan Retribusi Parkir dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Sungai Penuh menurut Perspektif. Hukum

Hasil penelitian diperoleh ada dua faktor penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara jalur evaluasi yaitu faktor partisipasi pada masyarakat

Pada tingkat beban listrik yang sama, penurunan laju alir udara pembakaran dengan mengurangi bukaan valve inlet udara menyebabkan peningkatan penghematan solar dan

Pihak-pihak yang menjadi sumber data diantaranya yaitu, siswa yang diwakilkan menjadi Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ, dalam hal ini yang menjadi pembahasan utama

Hasil wawancara terhadap Ibu Su menyimpulkan bahwa terdapat dinamika kesulitan hidup berupa pelabelan teroris pada anaknya. Seperti biasa penuduhan tanpa bukti oleh pihak

Pengamanan data dewasa ini dirasakan sangat begitu penting, apalagi terhadap data-data yang bersifat pribadi dan rahasia, banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengamankan