• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dan Rekayasa Supplier Relationship Management System Pada CV. Softcom Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dan Rekayasa Supplier Relationship Management System Pada CV. Softcom Medan"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP

MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN

TESIS

Oleh

S

S

U

U

K

K

I

I

M

M

A

A

N

N

087025013/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP

MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

S

S

U

U

K

K

I

I

M

M

A

A

N

N

087025013/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP

MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN

Nama Mahasiswa : Sukiman Nomor Pokok : 087025013 Program Studi : Teknik Industri

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Nazaruddin, M.T.)

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 6 Desember 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Anggota : 1. Dr. Ir. Nazaruddin, M.T.

2. Dr. Eng. Ir. Listiani Nurul Huda, MT 3. Ir. Nazlina, M.T.

(5)

ABSTRAK

CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang penjualan dan jasa perbaikan komputer. Pada awal berdirinya perusahaan belum memandang perlunya spesialisasi merek dalam penjualan produk hardware perusahaan. Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual, waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan dan perlunya ketepatan jumlah pengiriman. Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan supplier.

Pemakaian teknik rekayasa Supplier Relationship Management System dapat membantu pihak CV. SOFTCOM dalam pemilihan supplier terbaik dan merek

hardware tertentu yang akan dijual. Rekayasa Supplier Relationship Management System ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP ini dapat digunakan untuk menentukan prioritas

pemilihan supplier dengan menggunakan banyak kriteria untuk menentukan bobot dari masing-masing supplier. Kriteria yang digunakan adalah harga, kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, customer care, dan brand image. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP ini akan dirancang suatu model penentuan supplier terbaik yang dapat membantu CV. SOFTCOM dalam hal penentuan supplier.

(6)

ABSTRACT

CV. SOFTCOM is a business entity engages in the computer sales and repair services. At the beginning of its establishment, the company did not see the importance of specialized brand in selling its product. The background of this study was the phenomenon in which many suppliers and different brands of the products found in the market that the company found it difficult to serve its customers claiming the damage of the sold products, the time of product delivered by the suppliers was frequently delayed, and the need for the accuracy of the number of product delivered. Therefore, it is necessary for the company to select the supplier.

The use of engineering technique Supplier Relationship Management System can assist CV. SOFTCOM in selecting the best supplier and hardware with specific brand to sell. This Supplier Relationship Management System engineering can be done by using Analytical Hierarchy Process method. This AHP method can be used to determine supplier selection priority based on the criteria made to determine the quality and qualification of each supplier such as price, product quality, accurate number of product, time of delivery, customer care, and brand image. Based on the result of the analysis using AHP method, a supplier-determining model will be designed to assist CV. SOFTCOM in selecting and determining the best supplier.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Sukiman, lahir pada tanggal 12 September 1972, di Medan, Sumatera Utara.

Pada tahun 1991, peneliti menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA W.R. Supratman 2 Medan, melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Fakultas

Teknologi Industri ISTP Medan dengan mengambil Program Studi Teknik Informatika dan tamat pada tahun 1997. Pada September 2008, peneliti melanjutkan pendidikan Program Magister Teknik Industri pada Universitas Sumatera Utara.

Selama masa kuliah S-1, peneliti juga aktif mengajar dibeberapa kursus komputer dan penyelenggara program diploma komputer seperti IBSU, peneliti memulai karir sebagai tenaga MIS programmer di PT. Cipta Mebelindo Lestari (CML) pada tahun 2000, selama bekerja di CML, peneliti berhasil mengembangkan sistem informasi yang digunakan perusahaan. Pada tahun 2003 peneliti diangkat sebagai fungsionaris pada STMIK IBBI sebagai Wakil Ketua I dan Dosen Tetap pada program studi Teknik Informatika STMIK IBBI Medan.

Medan, 21 November 2011

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya atas berkat dan rahmat-Nya Tesis ini dapat diselesaikan dengan segala upaya yang cukup berarti bagi peneliti. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Magister Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam pelaksanaan penulisan Tesis ini, peneliti banyak mendapat dukungan moril dan usulan perbaikan serta penyempurnaan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Ketua Program Studi sekaligus pembimbing utama, dan Dr. Ir. Nazaruddin, M.T., selaku pembimbing kedua dalam penulisan Tesis ini.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada semua staf pengajar atas semua pengetahuan yang diberikan serta dukungan motivasi selama peneliti mengikuti pendidikan. Peneliti menyadari bahwa kelancaran proses pendidikan juga tidak terlepas dari bantuan seluruh staf sekretariat, dan komisaris kelas angkatan 2008 yaitu saudara Sutrisno, S.T. untuk segala kelengkapan administrasi dan koordinasi jadwal perkuliahan.

Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ivarco Tandiono, S.T. selaku Direktur CV. SOFTCOM yang telah memberikan kesempatan pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih juga kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2008 khususnya kepada saudara Hendra, S.T., M.T. dan saudara Hartono, S.Kom, M.Kom yang dengan semangat memberikan saran dan masukkan penulisan Tesis ini.

(9)

Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruktif sehingga berguna bagi pembaca.

Medan, 21 November 2011

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan ... 4

1.6. Alur Pemikiran ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Analisis Sistem ... 7

2.2 Rekayasa ... 8

2.3 Supplier Relationship Management ... 8

2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)... 10

2.4.1 Prinsip Pokok Metode AHP ... 16

2.4.2 Review Hasil Penelitian ... 18

2.5. Analisis dan Perancangan Beorientasi Objek ... 20

2.5.1 Pengertian Objek ... 20

2.6. Unified Modelling Language (UML) ... 21

(11)

2.6.2 Structural Diagram ... 23

2.6.2.1 Class dan Object Diagram ... 23

2.6.2.2 Component dan Deployment Diagram ... 23

2.6.3 Behavioral Diagram ... 24

2.6.3.1 Use Case Diagram ... 24

2.6.3.2 Activity Diagram ... 25

2.6.3.3 Sequence Diagram ... 26

2.6.3.4 Collaboration Diagram ... 27

2.6.3.5 Statechart Diagram ... 27

2.7. Resume Hasil Penelitian ... 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1. Lokasi Penelitian ... 30

3.2. Sumber Data ... 31

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4. Subjek Penelitian ... 33

3.5. Metode Analisis Data ... 34

3.6. Kerangka Teoritis ... 39

3.7 Rumusan Hipotesis ... 40

3.8 Kriteria Pemilihan Supplier yang Digunakan ... 42

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Analisa Sistem berjalan ... 43

4.2. Analisa Sistem Usulan ... 45

4.3. Deskripsi Data ... 46

4.4. Analisis Data dan Pembahasan ... 57

4.4.1. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... 57

4.4.2. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Harga ... 63

(12)

4.4.4. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Dengan Kriteria Customer Care ... 69

4.4.5. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 72

4.4.6. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kualitas... 75

4.4.7. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Brand Image ... 78

4.4.8. Penilaian Global Priority ... 81

BAB 5 REKAYASA SISTEM ... 85

5.1. Perancangan Sistem dengan Notasi UML... 85

5.1.1 Use Case Diagram ... 85

5.1.2 Sequence Diagram ... 91

5.2 User Interface ... 95

5.3 Pembuatan Model untuk Penentuan Supplier Terbaik ... 111

5.3.1 Diagram Alir ... 112

5.3.1.1 Diagram Alir Utama ... 112

5.3.1.2 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Supplier Terbaik ... 112

5.3.1.3 Diagram Alir AHP Kriteria ... 113

5.3.1.4 Diagram Alir AHP Supplier ... 119

5.3.1.5 Diagram Alir Hasil Analisa ... 121

5.3.2 Model Matematis ... 123

5.4 Implikasi Hasil Penelitian ... 124

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 126

6.2. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 128

(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 15

2.2 Nilai Indeks Random ... 18

3.1 Rekap Kuesioner I ... 40

3.2 Tabel Pembantu ... 41

3.3 Dickson’s Vendor Selection Criteria ... 42

4.1 Rekap Hasil Kuesioner II ... 47

4.2 Rekap Hasil Kuesioner III ... 50

4.3 Tabel Pembantu ... 52

4.4 Skor Butir Pertanyaan untuk 5 Responden ... 54

4.5 Kandidat Best Supplier ... 57

4.6 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria... 58

4.7 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... 59

4.8 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Kriteria ... 61

4.9 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga .... 63

4.10. Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga ... 64

4.11 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga ... 65

4.12 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... ... 66

4.13 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... 67

4.14 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... 68

(14)

4.16 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan

Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Customer Care ... 70

4.17 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Customer Care ... 71

4.18 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 72

4.19 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 73

4.20 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 74

4.21 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas . 75 4.22 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas . 76 4.23 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas ... 77

4.24 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 78

4.25 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 79

4.26 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 80

4.27 Prioritas – Prioritas Lokal dan Prioritas Global dari Masalah Supplier Relationship Management System ... 83

5.1 Actor Spesification Bagian Pembelian... 86

5.2 Actor Spesification Bagian Gudang ... 86

5.3 Actor Spesification Manajer Pembelian... 87

5.4 Use Case Description Pendataan Produk ... 87

5.5 Use Case Description Pendataan Supplier ... 88

5.6 Use Case Description Pendataan Stok Produk ... 88

5.7 Use Case Description Pendataan Permintaan Produk ... 89

5.8 Use Case Description Pendataan Penerimaan Produk ... 89

5.9 Use Case Description Permintaan Produk ... 90

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1 Alur Pemikiran ... 5

2.1 Diagram UML ... 22

2.2 Class Diagram ... 23

2.3 Deployment Diagram ... 24

2.4 Component Diagram ... 24

2.5 Use Case Diagram ... 25

2.6 Activity Diagram ... 25

2.7 Sequence Diagram ... 26

2.8 Collaboration Diagram ... 27

2.9 Statechart Diagram ... 28

2.10 Skema Langkah-Langkah Penelitian... 29

3.1 Tahapan Proses AHP ... 38

3.2 Kerangka Teoritis Penelitian ... 39

4.1 Flowchart Sistem Berjalan ... 44

4.2 Rich Picture Sistem Usulan ... 45

4.3 Grafik Hasil Analisis Data dengan Metode AHP ... 82

4.4 Hirarki Proses Supplier Selection dengan Metode AHP... 84

5.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Supplier pada CV. Softcom Medan ... 85

5.2 Sequence Diagram Pendataan Produk ... 91

5.3 Sequence Diagram Pendataan Supplier ... 92

5.4 Sequence Diagram Pendataan Stok Produk ... 92

5.5 Sequence Diagram Pendataan Permintaan Produk ... 93

5.6 Sequence Diagram Pendataan Penerimaan Produk... 93

5.7 Sequence Diagram Permintaan Produk ... 94

5.8 Sequence Diagram Melihat Jadwal Pengiriman ... 94

(16)

5.10 Tampilan Form untuk Proses Normalisasi Matriks Dengan Menggunakan Eigen Value ... 96 5.11 Tampilan Form untuk Pengisian Kandidat Supplier Yang Akan

dijadikan supplier terbaik ... 97 5.12 Pengisian Bobot Tiap Kriteria untuk Masing – Masing Alternatif ... 98 5.13 Pengisian Bobot untuk Kriteria Harga untuk Masing – Masing

Alternatif Supplier ... 99 5.14 Proses Normalisasi Matriks untu Kriteria Harga Dengan

Menggunakan Eigen Value ... 100 5.15 Pengisian Bobot untuk Kriteria Ketepatan Jumlah untuk

Masing – Masing Alternatif Supplier ... 101 5.16 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Ketepatan Jumlah

Dengan Menggunakan Eigen Value... 102 5.17 Pengisian Bobot untuk Kriteria Customer Care untuk

Masing – Masing Alternatif Supplier ... 103 5.18 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Customer Care

Dengan Menggunakan Eigen Value ... 104 5.19 Pengisian Bobot untuk Kriteria Waktu Pengiriman untuk

Masing – Masing Alternatif Supplier ... 105 5.20 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Waktu Pengiriman

Dengan Menggunakan Eigen Value... 106 5.21 Pengisian Bobot untuk Kriteria Kualitas untuk Masing–Masing

Alternatif Supplier ... 107 5.22 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Kualitas Dengan

Menggunakan Eigen Value ... 108 5.23 Pengisian Bobot untuk Kriteria Brand Image untuk

Masing – Masing Alternatif Supplier ... 109 5.24 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Brand Image Dengan

Menggunakan Eigen Value ... 110 5.25 Perhitungan Bobot Global untuk Tiap supplier ... 111 5.26 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama ... 112 5.27 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier

(17)

5.29 Diagram Alir Set Skala Perbandingan ... 114

5.30 Diagram Alir Analisis Kriteria Peniliaian ... 115

5.31 Diagram Alir Kuadrat Matriks ... 116

5.32 Diagram Alir Normalisasi Matriks ... 117

5.33 Diagram Alir Konsistensi Rasio... 118

5.34 Diagram AHP Supplier ... 119

5.35 Diagram Alir Input Supplier Per Kriteria... 120

5.36 Diagram Alir Bobot Terhitung Supplier Per Kriteria ... 121

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Panduan Pengisian Kuesioner Matriks Perbandingan ... 131

2 Kuesioner I ... 134

3 Kuesioner II ... 135

4 Kuesioner III ... 142

(19)

ABSTRAK

CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang penjualan dan jasa perbaikan komputer. Pada awal berdirinya perusahaan belum memandang perlunya spesialisasi merek dalam penjualan produk hardware perusahaan. Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual, waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan dan perlunya ketepatan jumlah pengiriman. Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan supplier.

Pemakaian teknik rekayasa Supplier Relationship Management System dapat membantu pihak CV. SOFTCOM dalam pemilihan supplier terbaik dan merek

hardware tertentu yang akan dijual. Rekayasa Supplier Relationship Management System ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP ini dapat digunakan untuk menentukan prioritas

pemilihan supplier dengan menggunakan banyak kriteria untuk menentukan bobot dari masing-masing supplier. Kriteria yang digunakan adalah harga, kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, customer care, dan brand image. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP ini akan dirancang suatu model penentuan supplier terbaik yang dapat membantu CV. SOFTCOM dalam hal penentuan supplier.

(20)

ABSTRACT

CV. SOFTCOM is a business entity engages in the computer sales and repair services. At the beginning of its establishment, the company did not see the importance of specialized brand in selling its product. The background of this study was the phenomenon in which many suppliers and different brands of the products found in the market that the company found it difficult to serve its customers claiming the damage of the sold products, the time of product delivered by the suppliers was frequently delayed, and the need for the accuracy of the number of product delivered. Therefore, it is necessary for the company to select the supplier.

The use of engineering technique Supplier Relationship Management System can assist CV. SOFTCOM in selecting the best supplier and hardware with specific brand to sell. This Supplier Relationship Management System engineering can be done by using Analytical Hierarchy Process method. This AHP method can be used to determine supplier selection priority based on the criteria made to determine the quality and qualification of each supplier such as price, product quality, accurate number of product, time of delivery, customer care, and brand image. Based on the result of the analysis using AHP method, a supplier-determining model will be designed to assist CV. SOFTCOM in selecting and determining the best supplier.

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang

penjualan barang, pasti bekerja sama dengan pemasok untuk menjamin ketersediaan

barang yang dijual. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif

pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan pemasok sebagai akibat adanya

beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan

keputusan yang cukup penting karena pemilihan pemasok yang tepat dapat

menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour

dan O’Brien dalam Alyanak dan Armaneri, 2009). Oleh karena itu bagian pengadaan

pada suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting karena bagian ini turut

menentukan daya saing perusahaan.

CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang

penjualan dan jasa perbaikan komputer. CV. SOFTCOM merupakan salah satu dealer

ataupun distributor untuk produk-produk komputer yang berdiri sejak tahun 1999 dan

telah mampu bersaing ketat dalam dunia bisnis komputer. CV. SOFTCOM pada awal

berdirinya mempunyai banyak supplier untuk suatu item dari produk hardware

(22)

Banyaknya supplier ini tentunya merupakan hal yang positif bagi perusahaan.

Namun, disisi lain, banyaknya supplier ini menuntut kejelian perusahaan untuk dapat

menganalisa perusahaan mana yang layak untuk diprioritaskan untuk dijadikan mitra

bisnis perusahaan yang utama. Pemilihan supplier untuk suatu perusahaan yang

bergerak di bidang penjualan komputer mutlak untuk dilakukan karena berhubungan

dengan aspek daya saing perusahaan.

Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain

banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak

perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual,

waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan. Dari target

perusahaan yang paling lama 3 hari, terkadang waktu pengiriman lebih dari 1

minggu. Ketepatan jumlah yang diterima selama ini juga menjadi permasalahan,

jumlah barang yang dipesan dan jumlah barang yang diterima tidak sama jumlahnya.

Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan

supplier.

Pemilihan supplier dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu cara

yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process

(AHP). AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup

banyak (Suryadi, 1998:131). Surjasa et al., (2005) menggunakan metode AHP untuk

menganalisis usulan supplier dengan mempertimbangkan kriteria harga, kualitas,

(23)

digunakan untuk menganalisis kriteria kualitatif dan kuantitatif dalam proses supplier

selection pada perusahaan notebook (Yang dan Chen, 2006).

Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan proses rekayasa

supplier relationship management system dalam rangka membantu pihak

CV. SOFTCOM untuk memilih supplier terbaik dengan menggunakan metode AHP

sehingga peneliti mengambil judul ”Analisis dan Rekayasa Supplier Relationship

Management System untuk Pemilihan Supplier Terbaik pada CV. SOFTCOM

Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan kriteria pemilihan supplier terbaik

dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di CV. SOFTCOM Medan mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Menentukan kriteria yang diperlukan dalam pemilihan supplier.

2. Membuat rancangan rekayasa supplier relationship management dalam

rangka membantu CV. SOFTCOM untuk memilih supplier terbaik dengan

(24)

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak perusahaan, Supplier untuk produk hardware yang ada akan

dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP), sehingga akan diketahui bobot masing-masing kriteria dalam

menentukan supplier terbaik.

2. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan, kemampuan analisis, berfikir

secara sistematis dan pengalaman dalam melakukan penelitian baik secara

teoritis maupun praktek dalam hal SRM.

3. Bagi lembaga perguruan tinggi penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu dan bahan referensi bagi program studi dalam

penelitian karya ilmiah.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan

Disebabkan karena adanya keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki

oleh peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada CV. SOFTCOM Medan.

2. Produk yang diteliti adalah hardware komputer. Hardware komputer yang

ada jumlahnya cukup banyak. Sehingga peneliti perlu membatasi hanya

pada produk harddisk.

3. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan supplier adalah berdasarkan

(25)

6 kriteria dari Dickson’s Vendor Selection Criteria yaitu kriteria harga,

ketepatan jumlah, customer care, waktu pengiriman, kualitas, dan brand

image.

4. Data yang digunakan merupakan data primer dari hasil kuesioner. Namun,

pengisian responden tidak 100% konsisten. Meskipun demikian, hasil

penelitian tetap data diterima karena nilai inkonsistensi hanya sebesar

0.05. Batas toleransi inkonsistensi ≤ 10% atau 0.1.

1.6 Alur Pemikiran

Alur pemikiran yang akan digunakan dalam penelitian dengan menggunakan

metode AHP dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Kosasih, 2002

Gambar 1.1 Alur Pemikiran

Select The Best Supplier

Kriteria I

Kriteria II

Kriteria III

Kriteria IV

Kriteria V

Kriteria VI

(26)

Berdasarkan Gambar 1.1, tujuan atau goal dari supplier selection dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui best supplier. Kriteria yang dipertimbangkan

adalah kriteria I, Kriteria II, Kriteria III, Kriteria IV, Kriteria V, dan Kriteria VI.

Keenam kriteria tersebut disajikan dalam level kedua. Pada level ketiga terdapat

alternatif yaitu supplier produk hardware di CV. SOFTCOM. Akhir dari penelitian

ini diharapkan dapat diketahui bobot untuk masing-masing kriteria dan best supplier

dari supplier produk hardware khususnya harddisk dengan menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Setelah diketahui best supplier, maka

perusahaan dapat mengimplementasikan hasil penelitian ke dalam kebijakan memilih

(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Sistem

Menurut Sutabri (2004:84), proses analisis sistem dalam pengembangan

sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan

masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat

spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

Adapun tujuan utama dari tahap analisis sistem ini menurut Sutabri (2004:84)

adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada, fungsi-fungsi

manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional

perusahaan.

b. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk

mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah

dicapainya.

c. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini,

baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

d. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan

data dan pembuatan laporan yang baru.

e. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya

(28)

2.2. Rekayasa

Rekayasa adalah upaya untuk pembentukan produk berkualitas melalui

pendekatan sistematik yang berdasarkan pada sains dan matematika dalam

merancang, menghasilkan, dan mengoperasikan struktur, mesin, proses, atau sistem.

Rekayasa adalah menciptakan solusi yang cost-effective terhadap persoalan praktis

melalui penerapan pengetahuan sains dengan membangun sesuatu untuk pelayanan

umat manusia (Hariyanto, 2004:6-7).

Rekayasa atau teknik adalah penerapan ilmu atau teknologi untuk

menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan,

matematika, atau pengalaman praktis yang diterapkan untuk mendesain objek atau

proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut insinyur (sarjana

teknik).

2.3. Supplier Relationship Management

Istilah supplier relationship management didefinisikan sebagai berikut:

“Supplier Relationship Management is an all-inclusive approach to managing

the affairs and interactions with the organizations that supply your company with goods and services. This includes communications, business practices, negotiations, methodologies and software that is used to establish and maintain a relationship with a supplier. Benefits include lower costs, higher quality, better forecasting and less tension between the two entities that result in a win-win relationship.”

Jadi suatu Supplier Relationship Management adalah seluruh pendekatan

(29)

perusahaan yang menyediakan barang dan jasa bagi suatu perusahaan. Termasuk di

dalam hal ini adalah komunikasi, praktek bisnis, negosiasi, metodologi, dan

perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan dan mengelola hubungan

dengan supplier, keuntungan yang dapat diperoleh adalah biaya yang lebih rendah,

kualitas yang lebih tinggi, dan peramalan yang lebih baik di dalam suatu kerangka

hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Supplier Relationship Management (SRM) dimaksudkan untuk

menyederhanakan rantai pasokan dengan meningkatkan komunikasi antara

perusahaan dan pemasoknya. Kemampuannya mencakup antara lain:

1. Strategic Supply Management

Memastikan perusahaan mempunyai supplier yang baik dari segi kinerja,

dan perusahaan membayar harga yang terbaik.

2. Supply Chain Collaboration

Mengijinkan perusahaan untuk berbagi informasi dengan suppliernya

secara real time, memotong biaya material, meminimasi persediaan, dan

mengurangi kekurangan barang, dan kecepatan.

3. Direct Materials Procurement Execution

Menggunakan internet untuk melakukan automatisasi proses persetujuan

dengan supplier. Keuntungannya termasuk mengurangi waktu siklus,

meningkatkan perputaran persediaan, dan mengizinkan staf pembelian

untuk menghapus kegiatan yang bernilai rendah dan fokus pada hal – hal

(30)

Terdapat beberapa data dari supplier yang harus diketahui oleh perusahaan

sebelum melakukan seleksi terhadap pemasok (Supriyanto dan Masruchah, 2008).

Data tersebut harus dipelajari dengan baik sebagai bahan pertimbangan sebelum

memutuskan perusahaan tersebut diterima menjadi supplier. Antara lain:

1. Jenis usaha dan kategori produk.

2. Perolehan material.

3. Kapasitas produksi dan jenis peralatan yang dimiliki.

4. Sistem pengendalian proses produksi.

5. Sistem pengendalian kualitas.

6. Status perusahaan.

7. Struktur organisasi perusahaan.

8. Nilai asset.

9. Sertifikasi ISO atau sistem pengendalian mutu.

10.Referensi perusahaan yang sudah menjadi pelanggannya.

2.4. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor

ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun, masih terdapat

penyebab lainnya seperti banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan

yang ada, dengan beragamnya kriteria pemilihan dan jika pembuatan keputusan yang

lebih dari satu merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah yang sangat kompleks.

(31)

tersebut dikenal dengan metode proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy

Process-AHP). Untuk pertama kali metode AHP diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada

periode tahun 1971 – 1975 di Wharton School. (Kosasi, 2002).

Dalam perkembangannya, metode AHP tidak saja digunakan untuk

menentukan prioritas pilihan–pilihan dengan banyaknya kriteria (multikriteria), tetapi

penerapannya telah meluas sebagai sebuah metode alternatif untuk menyelesaikan

bermacam–macam masalah, seperti memilih portofolio yang menguntungkan, analisis

manfaat biaya, dan membuat peramalan. Hal ini dimungkinkan karena metode AHP

dapat digunakan dengan hanya cukup mengandalkan pada intuisi sebagai masukan

utamanya, namun intuisi tersebut harus datang dari seorang pembuat keputusan yang

memiliki cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP

merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini

digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang

bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan – perbandingan ini dapat diambil dari

ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan

perefensi relatif.

Metode AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari

konsistensi, pengukuran, dan unsur kebergantungan di dalam dan diantara kelompok

elemen strukturnya. Kemudian Permadi (1996), menjelaskan peralatan utama metode

AHP merupakan sebuah bentuk hirarki yang bersifat fungsional dengan masukan

(32)

masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat didekomposisikan atau

diformulasikan ke dalam kelompok-kelompok atau bagian-bagian yang lebih sempit.

Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan ke dalam beberapa sub

tujuan yang lebih terperinci dan dapat menjelaskan maksud tujuan umum. Penjabaran

ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang bersifat operasional.

Pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang

merupakan ukuran dari pencapaian tujuan utama dan pada hirarki terendah ini dapat

ditetapkan dalam satuan apa suatu kriteria diukur.

Dalam melakukan penjabaran atau dekomposisi hirarki sebuah tujuan tidak

ada suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa jauh pembuat keputusan

menjelaskan atau mendekomposisikan tujuan menjadi sub-sub tujuan yang lebih

rendah atau yang lebih rinci. Dalam hal ini seorang pembuat keputusan harus

menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti yang dapat dilakukan dengan cara

memperhatikan keuntungan atau kekurangan yang diperoleh bila tujuan tersebut

diperinci lebih lanjut dan lebih rinci. Terdapat beberapa faktor yang perlu

diperhatikan di dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan yaitu (Suryadi dan

Ramdhani, 1998):

1. Penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan yang lebih rinci harus selalu

memperhatikan apakah setiap tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub

(33)

2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga perlu menghindari terjadinya

pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horizontal maupun

vertikal.

3. Sebelum menetapkan tujuan harus dapat menjabarkan hirarki tersebut

sampai dengan tujuan yang lebih rendah dengan cara melakukan tes

kepentingan.

Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan

masalah yang kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur

masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta

ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah

keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya

dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut

tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat

diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Adapun

yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP adalah (Suryadi &

Ramdhani, 1998):

1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang

dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Mempertimbangkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas

(34)

Selain itu, metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

yang multi-objektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi

dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk

pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif. Pada dasarnya terdapat

beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode AHP, antara

lain (Suryadi & Ramdhani, 1998):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan

dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan

alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing

tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya data skala penilaian pada

Tabel 2.1. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pembuat

keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan

elemen lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgement

seluruhnya yaitu sebanyak n x | (n-1)/2 | buah dengan n adalah banyaknya

elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten

maka pengambilan data diulangi.

(35)

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada

tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% (persen) atau

[image:35.612.151.529.305.675.2]

0,1 maka penilaian data harus diperbaiki.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

5

Elemen yang satu lebih

penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

7

Satu elemen jelas lebih

mutlak penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlibat dalam praktek

9

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2, 4, 6, 8

Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara dua pilihan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

(36)

2.4.1 Prinsip Pokok Metode AHP

Metode AHP banyak digunakan untuk pengambilan keputusan dalam

menyelesaikan masalah-masalah dalam hal perencanaan, penentuan alternatif,

pengukuran performance, dan pemecahan masalah. Metode AHP mempunyai 4

prinsip pokok yaitu (Mulyono, 1996):

1. Decomposition

Tahapan yang perlu dilakukan setelah permasalahan diidentifikasi adalah

decomposition. Decomposition adalah memecahkan permasalahan yang

utuh ke dalam unsur-unsurnya. Proses analisis ini dinamakan hirarki. Ada

dua jenis hirarki yaitu hirarki lengkap dan tidak lengkap (Latifah, 2005).

Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki elemen

yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian dinamakan hirarki

tidak lengkap.

2. Comparative Judgement

Prinsip ini berarti bahwa membuat penilaian tentang kepentingan relatif

dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan kriteria di

atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh

di dalam menentukan prioritas dari elemen-elemen yang ada sebagai dasar

pengambilan keputusan. Hasil dari penilaian ini disajikan dalam bentuk

matriks. Matriks ini biasa disebut matriks pairwise comparisons. Agar

diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,

(37)

tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap

kriteria atau tujuan yang dipelajari (Latifah, 2005). Pertanyaan yang biasa

diajukan dalam menyusun skala kepentingan adalah (Kosasih, 2002):

a. Elemen mana yang lebih (penting / disukai / mungkin / ...)? dan

b. Berapa kali lebih (penting / disukai / mungkin / ...)?

3. Synthesis of Priority

Setelah matriks pairwise comparisons tersaji, maka dicari eigen vector

untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparisons

terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority

harus dilakukan sintesis di antara local priority. Prosedur melakukan

sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen

menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority

setting. Bobot kriteria dan skor alternatif disebut dengan local priority,

yang disebut sebagai elemen pengambilan keputusan pada langkah kedua

dalam proses pengambilan keputusan. Pengambil keputusan membuat

preferensi mereka dengan menggunakan perbandingan berpasangan

(pairwise comparisons), sesuai dengan bobot dan skor. Nilai bobot vi dan

skor rij didapat dari perbandingan dan dari tabel. Langkah terakhir dari

penghitungan AHP adalah menjumlahkan semua bobot dari semua tipe

keputusan. Dengan formulasi sebagai berikut:

ij i i

j V xR

(38)

4. Logical Consistency

Konsistensi di sini mempunyai dua makna. Pertama, obyek-obyek yang

serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.

Arti kedua, menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang

didasarkan pada kriteria tertentu. Konsistensi data didapat dari rasio

konsistensi (CR) yang merupakan hasil bagi antara indeks konsistensi

(CI) dan indeks random (RI). Adapun nilai indeks random dapat dilihat

pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Nilai Indeks Random

Ukuran Matriks Indeks Random (Inkonsistensi)

1,2 0.00

3 0.58

4 0.90

5 1.12

6 1.24

7 1.32

8 1.41

9 1.45

10 1.49

11 1.51

12 1.48

13 1.56

14 1.57

15 1.59

Sumber: Kosasih, 2002

2.4.2 Review Hasil Penelitian

Penelitian atau research dengan menggunakan metode AHP sudah banyak

(39)

digunakan untuk menganalisis kriteria kuantitatif dan kualitatif untuk memilih best

supplier. Empat kriteria dan 20 sub kriteria diidentifikasi oleh para pengambil

keputusan di perusahaan yang memproduksi alat-alat pengaman berkendaraan seperti

seatbelt dan steering wheels. Empat kriteria yang diidentifikasi adalah kriteria

manufaktur, teknologi, bisnis, dan service. Kriteria manufaktur merupakan kriteria

prioritas yang dipertimbangkan oleh perusahaan, dengan bobot 0,573. Diikuti oleh

kriteria teknologi, bisnis, dan service masing-masing 0,272; 0,110; 0,045. Dari enam

supplier yang diteliti, disimpulkan bahwa supplier 2 menjadi best supplier dengan

nilai prioritas global 0,253.

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yang dan Chen (2005) di China.

Penelitian dilakukan pada sebuah pabrik komputer notebook, terhadap supplier

printed circuit boards (PCBs). Sesuai dengan proses supplier selection, setiap

supplier yang potensial harus diaudit oleh departemen purchasing, departemen

quality assurance, dan departemen engineering. Supplier-supplier tersebut harus

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu antara lain:

a. Supplier yang utama di pasar (mempunyai annual turn over perusahaan

yang tinggi).

b. Pemasok produk berkualitas tinggi.

c. Penawaran harga per unit rendah.

d. Kerja sama jangka panjang dengan perusahaan sebagai buyer.

Setelah perusahaan sebagai buyer mengaudit supplier, maka terpilih tiga

(40)

ini. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa supplier c sebagai best supplier,

dengan cost per unit $ 19.88 atau waktu pengiriman (delivery time) 10.5 hari.

Menurut penelitian Yang dan Chen (2005), metode AHP memungkinkan penilai

(evaluator) dari perusahaan sebagai buyer untuk mempertimbangkan tingkat

kepentingan dan interaksi bermacam kriteria pada proses supplier selection.

Perusahaan juga dapat mengganti prosedur pairwise comparisons jika terdapat

perubahan pada kondisi lingkungan bisnis dan atau perubahan permintaan konsumen.

Metode AHP disebut sebagai metode yang efektif dan merupakan pendekatan praktis

untuk menyelesaikan masalah supplier selection pada perusahaan komputer notebook.

Sebagai batasannya, peneliti hanya meneliti pemasok untuk produk hardware. Produk

hardware yang akan dibahas dalam hal ini adalah produk harddisk.

2.5. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.5.1. Pengertian Objek

Menurut Roff (2003:50) objek adalah sebuah instance dari sebuah class

dengan sekumpulan datanya, yang memberi class sebuah state abstraksi dari sesuatu

dalam problem domain, yang menunjukkan kemampuan sistem untuk menyimpan

informasi, dan berinteraksi dengannya, atau keduanya. Contoh, jika penumpang

memiliki sebuah tiket, maka tiket untuk tempat duduk 4A untuk Lenny Kravitz yang

akan bermain dalam pertunjukan halloween adalah sebuah objek karena memiliki

(41)

Menurut Roff (2003:51):

1. Object-oriented analysis adalah proses yang digunakan untuk mengerti

(menganalisa) sebuah sistem menggunakan class dan object untuk dunia

yang berhubungan dengan sistem.

2. Object-oriented design adalah metode yang biasanya mencatat

perbendaharaan kata dalam tahap analisis yang memberikannya sifat yang

diperlukan sistem untuk bertahan.

3. Object-oriented programming adalah implementasi aktual dari model yang

dibuat dalam Object-oriented design.

2.6. Unified Modelling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang

bekerja dalam OOAD (Object-Oriented Analysis/Design) dengan satu bahasa yang

konsisten untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan

artifact (sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses

rekayasa software, dapat berupa model, deskripsi, atau software) yang terdapat dalam

sistem software. UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga

metode OO yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch, OMT (Object Modeling

Technique), dan OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

UML menyediakan beberapa diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi

(42)
[image:42.612.121.532.111.372.2]

Gambar 2.1 Diagram UML

2.6.1 Tujuan Penggunaan UML

Adapun tujuan dari pemakaian UML adalah sebagai berikut:

1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang

ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan

mudah dan dimengerti secara umum.

2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa

pemrograman dan proses rekayasa.

3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

UML dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu structural diagram dan

(43)

2.6.2. Structural Diagram

UML memiliki dua jenis diagram yang dianggap struktural, class diagram

dan implementation diagram. Dalam dua kategori ini, ditemukan empat jenis

diagram yang spesifik.

2.6.2.1 Class dan Object Diagram

Class diagram digunakan untuk mewakili bagian (classes) berbeda, hubungan

mereka satu dengan lainnya. Termasuk atribut dan operasi.

Object diagram sangat mirip dengan class diagram, kecuali hubungan dengan

class, yang menunjukkan objek yang merupakan instance dari class. Diagram ini

biasanya lebih untuk contoh perancangan. Dengan kata lain, object berhubungan

dengan sesuatu yang unik, sedangkan class lebih umum. Class diagram dapat dilihat

pada Gambar 2.2.

+operasi()

-atribut

Class

Gambar 2.2 Class Diagram

2.6.2.2. Component dan Deployment Diagram

Deployment Diagram menggambarkan dimana model akan bergerak setelah

mereka diinstall pada sistem dan bagaimana sistem ini berinteraksi satu sama lain.

(44)
[image:44.612.280.360.109.175.2]

Node

Gambar 2.3 Deployment Diagram

Component Diagram digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana

komponen sebuah sistem berinteraksi satu sama lain. Component Diagram dapat

dilihat pada Gambar 2.4.

Node

Component Package

Gambar 2.4 Component Diagram

2.6.3. Behavioral Diagram

Digunakan untuk menunjukkan bagaimana proses mengalir diantara

komponen, class, user, dan sistem.

2.6.3.1 Use Case Diagram

Mengandung use case dan actor, menunjukkan hubungan diantara dua set.

Use Case Diagram adalah tahap awal analisis dalam merancang sistem. Ditemukan

oleh Jacobson, dihubungkan oleh asosiasi dan dihubungkan kepada actor untuk

[image:44.612.247.469.299.380.2]
(45)

teknis seperti manajemen dan end user. Use Case Diagram dapat dilihat pada

Gambar 2.5.

Actor

System

UseCase

Gambar 2.5 Use Case Diagram

2.6.3.2 Activity Diagram

Digunakan untuk menganalisa sifat yang kompleks dari use case dan

menunjukkan interaksi satu dengan lainnya. Biasanya untuk memodelkan urutan

kerja selama perancangan use case, membantu dalam mengidentifikasi use case atau

[image:45.612.163.517.495.669.2]

interaksi antara use case. Activity Diagram dapat dilihat pada Gambar 2.6.

(46)

2.6.3.3 Sequence Diagram

Digunakan untuk menunjukkan interaksi antara aktor dan objek dan objek

lainnya. Pesan dikirim dari aktor ke objek, dari objek ke objek, dan objek ke aktor

untuk menunjukkan urutan kendali melalui sebuah sistem. Dapat digunakan untuk

menunjukkan setiap kemungkinan jalur melalui sebuah interaksi, atau menunjukkan

jalur tunggal melalui sebuah interaksi. Sequence Diagram dapat dilihat pada Gambar

[image:46.612.140.513.303.629.2]

2.7.

(47)

2.6.3.4 Collaboration Diagram

Digunakan untuk membawa class diagram selangkah lebih maju. Mewakili

interaksi dan hubungan antar objek yang dibuat pada langkah awal dari proses

domain modelling Dapat juga digunakan untuk menggambarkan pesan diantara objek

[image:47.612.151.475.251.453.2]

yang berbeda. Collaboration Diagram dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Collaboration Diagram

2.6.3.5 Statechart Diagram

Digunakan untuk menggambarkan sifat dari subsystem, memodelkan interaksi

dengan kelas dan system interface, dan use case. Merupakan cara fantastis untuk

mengvisualisasikan urutan aplikasi. Statechart diagram dapat dilihat pada Gambar

(48)

Initial State

[image:48.612.273.408.139.438.2]

Final State

Gambar 2.9 Statechart Diagram

2.7. Resume Hasil-Hasil Penelitian

Setelah membandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti akan

mengadakan penelitian mengenai penerapan supplier relationship management

system dalam pemilihan supplier terbaik dengan langkah-langkah penelitian yang

(49)

Mulai

Penelitian Pendahuluan Studi Kepustakaan

1. Observasi langsung di lapangan, yakni pada bagian purhcasing.

2. Wawancara dengan manajer purchasing

1. Studi Literatur 2. Browsing Internet

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dibutuhkan adanya klasifikasi mengenai supplier terbaik

Pengumpulan Data

1. Observasi (Pengamatan Langsung) 2. Kuesioner

3. Wawancara

Penentuan Kriteria dan Alternatif Supplier

Pembuatan Model Penentuan Supplier terbaik

Penerapan Model untuk Menentukan Supplier Terbaik

Kesimpulan dan Saran Analisa Sistem Berjalan dan

Definisi Sistem Usulan

Penyusunan UML Diagram

Use Case Diagram

Sequence Diagram

[image:49.612.148.452.123.661.2]

Penentuan bobot lokal dan global

(50)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus pada CV. SOFTCOM yang beralamat di

Jalan Asia Raya Blok H No. 10 Komp. Asia Mega Mas. Penelitian dilakukan di

departemen purchasing CV. SOFTCOM. Alasan dipilihnya CV. SOFTCOM sebagai

tempat penelitian dan supplier selection sebagai tema penelitian adalah sebagai

berikut:

a. CV. SOFTCOM merupakan salah satu perusahaan distributor hardware

komputer di Medan yang menjual beraneka ragam hardware komputer

dan notebook. Selain CV. SOFTCOM, banyak perusahaan ataupun toko

yang khusus menyediakan hardware komputer dengan berbagai jenis,

merk, dan harga. Alasan tersebut yang melatarbelakangi peneliti

mengadakan penelitian tentang supplier relationship management system

terhadap supplier produk hardware khususnya produk harddisk.

b. Terkait dengan topik penelitian di dalam manajemen operasi yaitu

supplier relationship management system (manajemen hubungan dengan

supplier) yang merupakan salah satu poin di dalam manajemen rantai

pasokan (supply chain management).

Supplier yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah supplier untuk

(51)

produk harddisk. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 supplier tersebut

karena merupakan supplier yang paling banyak berhubungan dengan CV. SOFTCOM

di dalam pengadaan produk harddisk. Ketiga supplier tersebut adalah sebagai berikut:

1. PT. Astrindo Senayasa yang merupakan distributor untuk produk harddisk

Bermerek Seagate.

2. PT. Tixpro Informatika Megah yang merupakan distributor untuk produk

harddisk bermerek Toshiba.

3. PT. Nusantara Era Data yang merupakan distributor untuk produk

harddisk bermerek Samsung.

Penelitian dibatasi dengan hanya mempertimbangkan beberapa kriteria,

yaitu kriteria harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan jumlah, brand image, dan

customer care. Sedangkan kriteria yang lain tidak dipertimbangkan dalam penelitian

ini.

3.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari dua sumber, yaitu:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Data diperoleh langsung berasal dari hasil wawancara dengan department

purchasing. Data tersebut misalnya berupa gambaran alur proses supplier

selection secara umum dan daftar supplier atau pemasok untuk produk

(52)

dengan tingkat kepentingan dari kriteria dan sub kriteria yang

dipertimbangkan dalam proses supplier selection.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data dari pihak

CV. SOFTCOM, misalnya dokumen pembelian yang memuat tentang

variabel yang berkaitan dengan kriteria yang dipertimbangkan dalam

penelitian ini. Selain itu juga berasal dari jurnal, artikel, serta studi

pustaka yang lain.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini,

yaitu:

a. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan interview

langsung kepada pihak CV. SOFTCOM, terutama ke departemen

purchasing. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan kemampuan

perusahaan supplier menyerahkan jumlah barang sesuai dengan jumlah

pesanan, ketepatan jadwal penyerahan barang, serta kondisi kualitas

barang.

b. Pemeriksaan Dokumen

Merupakan salah satu cara mendapatkan data dengan jalan mengamati

(53)

perusahaan supplier yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, dokumen

yang diperiksa seperti daftar supplier produk harddisk di CV. SOFTCOM,

dokumen pembelian, serta dokumen lain yang relevan dengan penelitian.

c. Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada karyawan CV. SOFTCOM divisi

purchasing yang berwenang memberikan keputusan atas kegiatan

purchasing. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri 3

bentuk. Kuesioner Pertama, kuesioner menggambarkan perbandingan

tingkat kepentingan antar kriteria berdasarkan pada Dickson’s Vendor

Selection Criteria untuk kemudian diambil 6 kriteria yang memiliki skor

penilaian tertinggi. Kuesioner Kedua, merupakan lanjutan dari kuesioner

awal yang disebarkan untuk untuk menguji validitas dan reliabilitas

kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan

untuk pemilihan pemasok di CV. SOFTCOM Medan. Sedangkan

Kuesioner ketiga diisi oleh Manajer Puchasing yang berisikan bobot

perbandingan berpasangan untuk masing-masing kriteria dan sub kriteria.

3.4 Subjek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pelaku individu yang dianggap

mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam membuat

kebijakan atau memberi masukan kepada para pengambil kebijakan. Responden

(54)

3.5 Metode Analisis Data

Department purchasing selaku divisi yang melakukan purchase order (PO)

kepada supplier mempunyai persyaratan untuk tiap pemasok. Misalnya: kualitas

barang, posisi pemasok di pasar, serta layanan purna jual. Dari sekian banyak

pemasok, maka akan terpilih beberapa pemasok yang memenuhi persyaratan

tersebut. Perusahaan inilah yang akan menjadi kandidat untuk dievaluasi dalam

supplier relationship management system.

Langkah-langkah mengaplikasikan model evaluasi AHP dalam supplier

relationship management adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kandidat supplier yang akan dievaluasi.

Supplier yang dievaluasi merupakan supplier lokal. Supplier yang akan

dievaluasi merupakan supplier untuk produk harddisk. Dimana dari sekian

banyak supplier yang tersedia diperoleh data 3 supplier harddisk yang

biasa berhubungan dengan perusahaan yaitu: PT. Astrindo Senayasa,

PT. Tixpro Informatika Megah, dan PT. Nusantara Era Data.

2. Menentukan Kriteria.

Kriteria ini dijadikan patokan untuk semua pemasok. Terdapat enam

kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih best supplier untuk

produk harddisk, yaitu harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan

(55)

3. Menentukan struktur supplier selection secara hierarikal.

Penggunaan metode AHP dalam penelitian ini terbagi dalam 3 level. Level

paling atas merupakan tujuan atau goal, yaitu memilih best supplier.

Selevel di bawahnya yaitu level kedua merupakan level kriteria yang

terdiri dari kriteria harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan jumlah,

brand image, dan customer care. Level paling bawah merupakan level

alternatif, yang ditempati oleh supplier-supplier dari perusahaan.

4. Menggunakan AHP untuk mendapatkan bobot dari masing-masing kriteria

dan alternatif.

AHP digunakan untuk menentukan bobot relatif dari masing-masing

kriteria. Bobot relatif dari kriteria ditentukan dengan menggunakan

pairwise comparisons. Terdapat skala dalam perhitungan pairwise

comparisons, yaitu:

a. Skor 1: sama penting (equal importance)

b. Skor 3: sedikit lebih penting (moderate importance)

c. Skor 5: lebih penting (strong importance)

d. Skor 7: sangat lebih penting (very strong importance)

e. Skor 9: mutlak lebih penting ( extreme importance)

f. Skor 2,4,6,8 adalah skor pertengahan nilai atas dan bawah

Jumlah bobot kriteria untuk masing-masing keputusan dihitung

menggunakan formulasi sebagai berikut:

(56)

Matrik ini menggambarkan pendapat individu tentang perbandingan

tingkat kepentingan antar elemen pada suatu hirarki terhadap setiap

elemen pada hirarki di atasnya. Jika jumlah elemen pada hirarki

tersebut adalah m, maka akan ada matrik pendapat individu berukuran

n × n sebanyak m buah untuk setiap partisipan. Dan dibutuhkan

sejumlah n(n-1)/2 judgement sebagai penilaian dari partisipan. Jika aij

adalah nilai matrik pendapat individu yang mencerminkan

perbandingan kepentingan antara elemen ke-i dengan elemen ke-j pada

suatu hirarki terhadap satu elemen pada hirarki diatasnya, maka aij

adalah nilai matrik pendapat individu yang mencerminkan

perbandingan kepentingan antara elemen ke-j dengan elemen ke-i pada

hirarki yang sama dan bernilai 1/aij

1) Mengalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot.

. Jika i= j maka nilai aij = 1. Jika

indeks konsistensi lebih besar dari satu, maka perbandingan

berpasangan harus diulang. Batas toleransi nilai inkonsistensi adalah ≤

10% atau 0.1. Sedangkan langkah-langkah untuk menghitung indeks

konsistensi adalah sebagai berikut:

2) Mengalikan jumlah baris dengan bobot.

3) Menghitung nilai λMaks,

4) Menghitung CI (Consistensi Index), dengan rumus:

(57)

5) Menghitung nilai Consistensi Ratio (CR), dengan rumus:

CR = CI / RI ...(3.2)

Dimana: nilai RI (Random Index) bergantung pada jumlah ordo

matriks n.

b. Menormalkan setiap kolom elemen berpasangan antar kriteria dengan

cara membagi masing-masing elemen matriks dengan jumlah kolom.

Selanjutnya dihitung bobot elemennya yang merupakan rata-rata

jumlah nilai elemen baris matriks perbandingan yang telah

dinormalkan.

c. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom.

d. Bobot untuk setiap kriteria didapat dengan membagi jumlah nilai

setiap kolom dengan n sejumlah kriteria yang dibandingkan.

5. Melakukan evaluasi dari kriteria dan pemasok yang potensial.

Kriteria tersebut akan diperhitungkan untuk menentukan best supplier.

Nilai bobot tertinggi dari kriteria-kriteria tersebut diindikasikan sebagai

kriteria yang paling dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih

supplier. Nilai bobot yang lebih tinggi untuk masing-masing alternatif

akan memberikan service (pelayanan) yang tinggi pula. Pemasok yang

mempunyai nilai prioritas total paling tinggi diindikasikan sebagai best

supplier. Langkah-langkah yang ada pada proses Analytical Hierarchy

(58)

mulai

Penentuan kriteria dan bobot kriteria

Penentuan alternatif/calon peserta event

Perbandingan preferensi antar alternatif pada masing-masing kriteria

Matriks perbandingan

berpasangan

Vektor Eigen Mencari vektor eigen

Cek/uji konsistensi

RK <= 0.1 ? Vektor Eigen

Konsisten

Vektor Eigen Tidak Konsisten

Auto koreksi ?

Melakukan ulang perbandingan preferensi

antar alternatif

Proses autokoreksi

Matriks perbandingan berpasangan baru

selesai Y

N

Y

[image:58.612.241.524.100.680.2]

N

(59)

3.6 Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis di dalam penelitian ini memiliki 2 variabel utama yaitu:

1. Variabel Terikat.

Yang termasuk dalam variabel terikat di dalam penelitian ini adalah

Supplier Terbaik.

Variabel supplier terbaik dipengaruhi oleh variabel harga, kualitas,

ketepatan jumlah, waktu pengiriman, brand image, dan customer care.

2. Variabel Bebas.

Yang termasuk dalam variabel bebas di dalam penelitian ini adalah harga,

kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, brand image, customer

care, dan supplier terbaik.

Adapun kerangka teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Supplier Terbaik Harga

Ketepatan Jumlah

Waktu Pengiriman Brand Image

Customer Care Kualitas

r1 r2

r3

r4 r5

[image:59.612.192.487.453.662.2]

r6

(60)

3.7 Rumusan Hipotesis

Hipotesa yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pemilihan supplier

yang terbaik akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa ini dilakukan pengujian

berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada bagian purchasing yang berjumlah 5

orang yang terdiri dari 1 orang manajer purchasing dan 4 orang staf di bagian

purchasing. Isi Kuesioner I ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Rekap hasil dari

kuesioner I dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Rekap Kuesioner I

Pernyataan Responden

1 2 3 4 5

Pemilihan supplier yang terbaik dapat meningkatkan

daya saing perusahaan 1 1 0 1 1

Pemilihan supplier yang terbaik tidak dapat

meningkatkan daya saing perusahaan 0 0 1 0 0

Ri 1 1 1 1 1

Ri2 1 1 1 1 1

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011

Untuk menguji validitas digunakan dengan uji Cochran Q test. Yang

prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Penentuan hipotesis yang mau diuji:

H0: semua pernyataan yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang

sama, H1: semua pernyataan yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya

(61)

2. Mencari Q hitung

Untuk mempermudah perhitungan, maka dibuat tabel pembantu yang

dapat dilihat pada Tabel 3.2, dimana dari tabel tersebut diketahui bahwa:

17= 1

i i

C = 5 ;

2 17

1

i= Ci = 17 ;

=

5 1

Gambar

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Gambar 2.1 Diagram UML
Gambar 2.4 Component Diagram
Gambar 2.6 Activity Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh secara positif dan sangat signifikan terhadap kesadaran merek pada nasabah

Pengguna biasa tidak dapat melakukan proses belanja pada aplikasi ini, karena dalam melakukan pemesanan produk, pengguna harus menjadi anggota pada situs tersebut

Hasil perhitungan pada tabel 4.11 tersebut di atas menunjukkan bahwa tidak satupun dari variable-variabel independen citra merek, kualitas produk dan promosi yang

Semakin baik Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen. beranggapan bahwa suatu produk dengan

Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa nilai pengorbanan yang dirasakan berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna produk

Pengukuran kinerja UKM BMH di Kabupaten Gresik pada perspektif proses bisnis internal dilakukan untuk mengetahui terselenggaranya produk layanan kesehatan berbasis

Untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah. memberikan bantuan dan dukungan selama perkuliahan sampai

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional