ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP
MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN
TESIS
Oleh
S
S
U
U
K
K
I
I
M
M
A
A
N
N
087025013/TIFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP
MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Teknik
dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
S
S
U
U
K
K
I
I
M
M
A
A
N
N
087025013/TIFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS DAN REKAYASA SUPPLIER RELATIONSHIP
MANAGEMENT SYSTEM PADA CV. SOFTCOM MEDAN
Nama Mahasiswa : Sukiman Nomor Pokok : 087025013 Program Studi : Teknik Industri
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)
Ketua Anggota
(Dr. Ir. Nazaruddin, M.T.)
Ketua Program Studi Dekan
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)
Telah diuji pada
Tanggal : 6 Desember 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Anggota : 1. Dr. Ir. Nazaruddin, M.T.
2. Dr. Eng. Ir. Listiani Nurul Huda, MT 3. Ir. Nazlina, M.T.
ABSTRAK
CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang penjualan dan jasa perbaikan komputer. Pada awal berdirinya perusahaan belum memandang perlunya spesialisasi merek dalam penjualan produk hardware perusahaan. Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual, waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan dan perlunya ketepatan jumlah pengiriman. Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan supplier.
Pemakaian teknik rekayasa Supplier Relationship Management System dapat membantu pihak CV. SOFTCOM dalam pemilihan supplier terbaik dan merek
hardware tertentu yang akan dijual. Rekayasa Supplier Relationship Management System ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP ini dapat digunakan untuk menentukan prioritas
pemilihan supplier dengan menggunakan banyak kriteria untuk menentukan bobot dari masing-masing supplier. Kriteria yang digunakan adalah harga, kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, customer care, dan brand image. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP ini akan dirancang suatu model penentuan supplier terbaik yang dapat membantu CV. SOFTCOM dalam hal penentuan supplier.
ABSTRACT
CV. SOFTCOM is a business entity engages in the computer sales and repair services. At the beginning of its establishment, the company did not see the importance of specialized brand in selling its product. The background of this study was the phenomenon in which many suppliers and different brands of the products found in the market that the company found it difficult to serve its customers claiming the damage of the sold products, the time of product delivered by the suppliers was frequently delayed, and the need for the accuracy of the number of product delivered. Therefore, it is necessary for the company to select the supplier.
The use of engineering technique Supplier Relationship Management System can assist CV. SOFTCOM in selecting the best supplier and hardware with specific brand to sell. This Supplier Relationship Management System engineering can be done by using Analytical Hierarchy Process method. This AHP method can be used to determine supplier selection priority based on the criteria made to determine the quality and qualification of each supplier such as price, product quality, accurate number of product, time of delivery, customer care, and brand image. Based on the result of the analysis using AHP method, a supplier-determining model will be designed to assist CV. SOFTCOM in selecting and determining the best supplier.
RIWAYAT HIDUP
Sukiman, lahir pada tanggal 12 September 1972, di Medan, Sumatera Utara.
Pada tahun 1991, peneliti menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA W.R. Supratman 2 Medan, melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Fakultas
Teknologi Industri ISTP Medan dengan mengambil Program Studi Teknik Informatika dan tamat pada tahun 1997. Pada September 2008, peneliti melanjutkan pendidikan Program Magister Teknik Industri pada Universitas Sumatera Utara.
Selama masa kuliah S-1, peneliti juga aktif mengajar dibeberapa kursus komputer dan penyelenggara program diploma komputer seperti IBSU, peneliti memulai karir sebagai tenaga MIS programmer di PT. Cipta Mebelindo Lestari (CML) pada tahun 2000, selama bekerja di CML, peneliti berhasil mengembangkan sistem informasi yang digunakan perusahaan. Pada tahun 2003 peneliti diangkat sebagai fungsionaris pada STMIK IBBI sebagai Wakil Ketua I dan Dosen Tetap pada program studi Teknik Informatika STMIK IBBI Medan.
Medan, 21 November 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya atas berkat dan rahmat-Nya Tesis ini dapat diselesaikan dengan segala upaya yang cukup berarti bagi peneliti. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Magister Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan penulisan Tesis ini, peneliti banyak mendapat dukungan moril dan usulan perbaikan serta penyempurnaan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Ketua Program Studi sekaligus pembimbing utama, dan Dr. Ir. Nazaruddin, M.T., selaku pembimbing kedua dalam penulisan Tesis ini.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada semua staf pengajar atas semua pengetahuan yang diberikan serta dukungan motivasi selama peneliti mengikuti pendidikan. Peneliti menyadari bahwa kelancaran proses pendidikan juga tidak terlepas dari bantuan seluruh staf sekretariat, dan komisaris kelas angkatan 2008 yaitu saudara Sutrisno, S.T. untuk segala kelengkapan administrasi dan koordinasi jadwal perkuliahan.
Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ivarco Tandiono, S.T. selaku Direktur CV. SOFTCOM yang telah memberikan kesempatan pelaksanaan penelitian.
Ucapan terima kasih juga kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2008 khususnya kepada saudara Hendra, S.T., M.T. dan saudara Hartono, S.Kom, M.Kom yang dengan semangat memberikan saran dan masukkan penulisan Tesis ini.
Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruktif sehingga berguna bagi pembaca.
Medan, 21 November 2011
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Hasil Penelitian ... 4
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan ... 4
1.6. Alur Pemikiran ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Analisis Sistem ... 7
2.2 Rekayasa ... 8
2.3 Supplier Relationship Management ... 8
2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)... 10
2.4.1 Prinsip Pokok Metode AHP ... 16
2.4.2 Review Hasil Penelitian ... 18
2.5. Analisis dan Perancangan Beorientasi Objek ... 20
2.5.1 Pengertian Objek ... 20
2.6. Unified Modelling Language (UML) ... 21
2.6.2 Structural Diagram ... 23
2.6.2.1 Class dan Object Diagram ... 23
2.6.2.2 Component dan Deployment Diagram ... 23
2.6.3 Behavioral Diagram ... 24
2.6.3.1 Use Case Diagram ... 24
2.6.3.2 Activity Diagram ... 25
2.6.3.3 Sequence Diagram ... 26
2.6.3.4 Collaboration Diagram ... 27
2.6.3.5 Statechart Diagram ... 27
2.7. Resume Hasil Penelitian ... 28
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1. Lokasi Penelitian ... 30
3.2. Sumber Data ... 31
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 32
3.4. Subjek Penelitian ... 33
3.5. Metode Analisis Data ... 34
3.6. Kerangka Teoritis ... 39
3.7 Rumusan Hipotesis ... 40
3.8 Kriteria Pemilihan Supplier yang Digunakan ... 42
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1. Analisa Sistem berjalan ... 43
4.2. Analisa Sistem Usulan ... 45
4.3. Deskripsi Data ... 46
4.4. Analisis Data dan Pembahasan ... 57
4.4.1. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... 57
4.4.2. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Harga ... 63
4.4.4. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
Dengan Kriteria Customer Care ... 69
4.4.5. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 72
4.4.6. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kualitas... 75
4.4.7. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Brand Image ... 78
4.4.8. Penilaian Global Priority ... 81
BAB 5 REKAYASA SISTEM ... 85
5.1. Perancangan Sistem dengan Notasi UML... 85
5.1.1 Use Case Diagram ... 85
5.1.2 Sequence Diagram ... 91
5.2 User Interface ... 95
5.3 Pembuatan Model untuk Penentuan Supplier Terbaik ... 111
5.3.1 Diagram Alir ... 112
5.3.1.1 Diagram Alir Utama ... 112
5.3.1.2 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Supplier Terbaik ... 112
5.3.1.3 Diagram Alir AHP Kriteria ... 113
5.3.1.4 Diagram Alir AHP Supplier ... 119
5.3.1.5 Diagram Alir Hasil Analisa ... 121
5.3.2 Model Matematis ... 123
5.4 Implikasi Hasil Penelitian ... 124
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 126
6.2. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 128
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 15
2.2 Nilai Indeks Random ... 18
3.1 Rekap Kuesioner I ... 40
3.2 Tabel Pembantu ... 41
3.3 Dickson’s Vendor Selection Criteria ... 42
4.1 Rekap Hasil Kuesioner II ... 47
4.2 Rekap Hasil Kuesioner III ... 50
4.3 Tabel Pembantu ... 52
4.4 Skor Butir Pertanyaan untuk 5 Responden ... 54
4.5 Kandidat Best Supplier ... 57
4.6 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria... 58
4.7 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... 59
4.8 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Kriteria ... 61
4.9 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga .... 63
4.10. Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga ... 64
4.11 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Harga ... 65
4.12 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... ... 66
4.13 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... 67
4.14 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Ketepatan Jumlah ... 68
4.16 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan
Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Customer Care ... 70
4.17 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Customer Care ... 71
4.18 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 72
4.19 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 73
4.20 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Waktu Pengiriman ... 74
4.21 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas . 75 4.22 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas . 76 4.23 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kualitas ... 77
4.24 Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 78
4.25 Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 79
4.26 Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Brand Image ... 80
4.27 Prioritas – Prioritas Lokal dan Prioritas Global dari Masalah Supplier Relationship Management System ... 83
5.1 Actor Spesification Bagian Pembelian... 86
5.2 Actor Spesification Bagian Gudang ... 86
5.3 Actor Spesification Manajer Pembelian... 87
5.4 Use Case Description Pendataan Produk ... 87
5.5 Use Case Description Pendataan Supplier ... 88
5.6 Use Case Description Pendataan Stok Produk ... 88
5.7 Use Case Description Pendataan Permintaan Produk ... 89
5.8 Use Case Description Pendataan Penerimaan Produk ... 89
5.9 Use Case Description Permintaan Produk ... 90
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1.1 Alur Pemikiran ... 5
2.1 Diagram UML ... 22
2.2 Class Diagram ... 23
2.3 Deployment Diagram ... 24
2.4 Component Diagram ... 24
2.5 Use Case Diagram ... 25
2.6 Activity Diagram ... 25
2.7 Sequence Diagram ... 26
2.8 Collaboration Diagram ... 27
2.9 Statechart Diagram ... 28
2.10 Skema Langkah-Langkah Penelitian... 29
3.1 Tahapan Proses AHP ... 38
3.2 Kerangka Teoritis Penelitian ... 39
4.1 Flowchart Sistem Berjalan ... 44
4.2 Rich Picture Sistem Usulan ... 45
4.3 Grafik Hasil Analisis Data dengan Metode AHP ... 82
4.4 Hirarki Proses Supplier Selection dengan Metode AHP... 84
5.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Supplier pada CV. Softcom Medan ... 85
5.2 Sequence Diagram Pendataan Produk ... 91
5.3 Sequence Diagram Pendataan Supplier ... 92
5.4 Sequence Diagram Pendataan Stok Produk ... 92
5.5 Sequence Diagram Pendataan Permintaan Produk ... 93
5.6 Sequence Diagram Pendataan Penerimaan Produk... 93
5.7 Sequence Diagram Permintaan Produk ... 94
5.8 Sequence Diagram Melihat Jadwal Pengiriman ... 94
5.10 Tampilan Form untuk Proses Normalisasi Matriks Dengan Menggunakan Eigen Value ... 96 5.11 Tampilan Form untuk Pengisian Kandidat Supplier Yang Akan
dijadikan supplier terbaik ... 97 5.12 Pengisian Bobot Tiap Kriteria untuk Masing – Masing Alternatif ... 98 5.13 Pengisian Bobot untuk Kriteria Harga untuk Masing – Masing
Alternatif Supplier ... 99 5.14 Proses Normalisasi Matriks untu Kriteria Harga Dengan
Menggunakan Eigen Value ... 100 5.15 Pengisian Bobot untuk Kriteria Ketepatan Jumlah untuk
Masing – Masing Alternatif Supplier ... 101 5.16 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Ketepatan Jumlah
Dengan Menggunakan Eigen Value... 102 5.17 Pengisian Bobot untuk Kriteria Customer Care untuk
Masing – Masing Alternatif Supplier ... 103 5.18 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Customer Care
Dengan Menggunakan Eigen Value ... 104 5.19 Pengisian Bobot untuk Kriteria Waktu Pengiriman untuk
Masing – Masing Alternatif Supplier ... 105 5.20 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Waktu Pengiriman
Dengan Menggunakan Eigen Value... 106 5.21 Pengisian Bobot untuk Kriteria Kualitas untuk Masing–Masing
Alternatif Supplier ... 107 5.22 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Kualitas Dengan
Menggunakan Eigen Value ... 108 5.23 Pengisian Bobot untuk Kriteria Brand Image untuk
Masing – Masing Alternatif Supplier ... 109 5.24 Proses Normalisasi Matriks untuk Kriteria Brand Image Dengan
Menggunakan Eigen Value ... 110 5.25 Perhitungan Bobot Global untuk Tiap supplier ... 111 5.26 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama ... 112 5.27 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier
5.29 Diagram Alir Set Skala Perbandingan ... 114
5.30 Diagram Alir Analisis Kriteria Peniliaian ... 115
5.31 Diagram Alir Kuadrat Matriks ... 116
5.32 Diagram Alir Normalisasi Matriks ... 117
5.33 Diagram Alir Konsistensi Rasio... 118
5.34 Diagram AHP Supplier ... 119
5.35 Diagram Alir Input Supplier Per Kriteria... 120
5.36 Diagram Alir Bobot Terhitung Supplier Per Kriteria ... 121
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1 Panduan Pengisian Kuesioner Matriks Perbandingan ... 131
2 Kuesioner I ... 134
3 Kuesioner II ... 135
4 Kuesioner III ... 142
ABSTRAK
CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang penjualan dan jasa perbaikan komputer. Pada awal berdirinya perusahaan belum memandang perlunya spesialisasi merek dalam penjualan produk hardware perusahaan. Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual, waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan dan perlunya ketepatan jumlah pengiriman. Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan supplier.
Pemakaian teknik rekayasa Supplier Relationship Management System dapat membantu pihak CV. SOFTCOM dalam pemilihan supplier terbaik dan merek
hardware tertentu yang akan dijual. Rekayasa Supplier Relationship Management System ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP ini dapat digunakan untuk menentukan prioritas
pemilihan supplier dengan menggunakan banyak kriteria untuk menentukan bobot dari masing-masing supplier. Kriteria yang digunakan adalah harga, kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, customer care, dan brand image. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP ini akan dirancang suatu model penentuan supplier terbaik yang dapat membantu CV. SOFTCOM dalam hal penentuan supplier.
ABSTRACT
CV. SOFTCOM is a business entity engages in the computer sales and repair services. At the beginning of its establishment, the company did not see the importance of specialized brand in selling its product. The background of this study was the phenomenon in which many suppliers and different brands of the products found in the market that the company found it difficult to serve its customers claiming the damage of the sold products, the time of product delivered by the suppliers was frequently delayed, and the need for the accuracy of the number of product delivered. Therefore, it is necessary for the company to select the supplier.
The use of engineering technique Supplier Relationship Management System can assist CV. SOFTCOM in selecting the best supplier and hardware with specific brand to sell. This Supplier Relationship Management System engineering can be done by using Analytical Hierarchy Process method. This AHP method can be used to determine supplier selection priority based on the criteria made to determine the quality and qualification of each supplier such as price, product quality, accurate number of product, time of delivery, customer care, and brand image. Based on the result of the analysis using AHP method, a supplier-determining model will be designed to assist CV. SOFTCOM in selecting and determining the best supplier.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang
penjualan barang, pasti bekerja sama dengan pemasok untuk menjamin ketersediaan
barang yang dijual. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif
pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan pemasok sebagai akibat adanya
beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan
keputusan yang cukup penting karena pemilihan pemasok yang tepat dapat
menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour
dan O’Brien dalam Alyanak dan Armaneri, 2009). Oleh karena itu bagian pengadaan
pada suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting karena bagian ini turut
menentukan daya saing perusahaan.
CV. SOFTCOM merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang
penjualan dan jasa perbaikan komputer. CV. SOFTCOM merupakan salah satu dealer
ataupun distributor untuk produk-produk komputer yang berdiri sejak tahun 1999 dan
telah mampu bersaing ketat dalam dunia bisnis komputer. CV. SOFTCOM pada awal
berdirinya mempunyai banyak supplier untuk suatu item dari produk hardware
Banyaknya supplier ini tentunya merupakan hal yang positif bagi perusahaan.
Namun, disisi lain, banyaknya supplier ini menuntut kejelian perusahaan untuk dapat
menganalisa perusahaan mana yang layak untuk diprioritaskan untuk dijadikan mitra
bisnis perusahaan yang utama. Pemilihan supplier untuk suatu perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan komputer mutlak untuk dilakukan karena berhubungan
dengan aspek daya saing perusahaan.
Fenomena yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian antara lain
banyaknya supplier dan merek dari produk yang ada sehingga menyulitkan pihak
perusahaan dalam melayani customer bila terjadi klaim kerusakan barang yang dijual,
waktu pengiriman barang dari supplier sering mengalami keterlambatan. Dari target
perusahaan yang paling lama 3 hari, terkadang waktu pengiriman lebih dari 1
minggu. Ketepatan jumlah yang diterima selama ini juga menjadi permasalahan,
jumlah barang yang dipesan dan jumlah barang yang diterima tidak sama jumlahnya.
Hal ini menjadi alasan perlunya bagi perusahaan untuk melakukan pemilihan
supplier.
Pemilihan supplier dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu cara
yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process
(AHP). AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup
banyak (Suryadi, 1998:131). Surjasa et al., (2005) menggunakan metode AHP untuk
menganalisis usulan supplier dengan mempertimbangkan kriteria harga, kualitas,
digunakan untuk menganalisis kriteria kualitatif dan kuantitatif dalam proses supplier
selection pada perusahaan notebook (Yang dan Chen, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan proses rekayasa
supplier relationship management system dalam rangka membantu pihak
CV. SOFTCOM untuk memilih supplier terbaik dengan menggunakan metode AHP
sehingga peneliti mengambil judul ”Analisis dan Rekayasa Supplier Relationship
Management System untuk Pemilihan Supplier Terbaik pada CV. SOFTCOM
Medan”
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan kriteria pemilihan supplier terbaik
dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di CV. SOFTCOM Medan mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria yang diperlukan dalam pemilihan supplier.
2. Membuat rancangan rekayasa supplier relationship management dalam
rangka membantu CV. SOFTCOM untuk memilih supplier terbaik dengan
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak perusahaan, Supplier untuk produk hardware yang ada akan
dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP), sehingga akan diketahui bobot masing-masing kriteria dalam
menentukan supplier terbaik.
2. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan, kemampuan analisis, berfikir
secara sistematis dan pengalaman dalam melakukan penelitian baik secara
teoritis maupun praktek dalam hal SRM.
3. Bagi lembaga perguruan tinggi penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan bahan referensi bagi program studi dalam
penelitian karya ilmiah.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan
Disebabkan karena adanya keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki
oleh peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada CV. SOFTCOM Medan.
2. Produk yang diteliti adalah hardware komputer. Hardware komputer yang
ada jumlahnya cukup banyak. Sehingga peneliti perlu membatasi hanya
pada produk harddisk.
3. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan supplier adalah berdasarkan
6 kriteria dari Dickson’s Vendor Selection Criteria yaitu kriteria harga,
ketepatan jumlah, customer care, waktu pengiriman, kualitas, dan brand
image.
4. Data yang digunakan merupakan data primer dari hasil kuesioner. Namun,
pengisian responden tidak 100% konsisten. Meskipun demikian, hasil
penelitian tetap data diterima karena nilai inkonsistensi hanya sebesar
0.05. Batas toleransi inkonsistensi ≤ 10% atau 0.1.
1.6 Alur Pemikiran
Alur pemikiran yang akan digunakan dalam penelitian dengan menggunakan
metode AHP dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber: Kosasih, 2002
Gambar 1.1 Alur Pemikiran
Select The Best Supplier
Kriteria I
Kriteria II
Kriteria III
Kriteria IV
Kriteria V
Kriteria VI
Berdasarkan Gambar 1.1, tujuan atau goal dari supplier selection dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui best supplier. Kriteria yang dipertimbangkan
adalah kriteria I, Kriteria II, Kriteria III, Kriteria IV, Kriteria V, dan Kriteria VI.
Keenam kriteria tersebut disajikan dalam level kedua. Pada level ketiga terdapat
alternatif yaitu supplier produk hardware di CV. SOFTCOM. Akhir dari penelitian
ini diharapkan dapat diketahui bobot untuk masing-masing kriteria dan best supplier
dari supplier produk hardware khususnya harddisk dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Setelah diketahui best supplier, maka
perusahaan dapat mengimplementasikan hasil penelitian ke dalam kebijakan memilih
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Sistem
Menurut Sutabri (2004:84), proses analisis sistem dalam pengembangan
sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan
masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat
spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.
Adapun tujuan utama dari tahap analisis sistem ini menurut Sutabri (2004:84)
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada, fungsi-fungsi
manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan.
b. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk
mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah
dicapainya.
c. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini,
baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
d. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan
data dan pembuatan laporan yang baru.
e. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya
2.2. Rekayasa
Rekayasa adalah upaya untuk pembentukan produk berkualitas melalui
pendekatan sistematik yang berdasarkan pada sains dan matematika dalam
merancang, menghasilkan, dan mengoperasikan struktur, mesin, proses, atau sistem.
Rekayasa adalah menciptakan solusi yang cost-effective terhadap persoalan praktis
melalui penerapan pengetahuan sains dengan membangun sesuatu untuk pelayanan
umat manusia (Hariyanto, 2004:6-7).
Rekayasa atau teknik adalah penerapan ilmu atau teknologi untuk
menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan,
matematika, atau pengalaman praktis yang diterapkan untuk mendesain objek atau
proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut insinyur (sarjana
teknik).
2.3. Supplier Relationship Management
Istilah supplier relationship management didefinisikan sebagai berikut:
“Supplier Relationship Management is an all-inclusive approach to managing
the affairs and interactions with the organizations that supply your company with goods and services. This includes communications, business practices, negotiations, methodologies and software that is used to establish and maintain a relationship with a supplier. Benefits include lower costs, higher quality, better forecasting and less tension between the two entities that result in a win-win relationship.”
Jadi suatu Supplier Relationship Management adalah seluruh pendekatan
perusahaan yang menyediakan barang dan jasa bagi suatu perusahaan. Termasuk di
dalam hal ini adalah komunikasi, praktek bisnis, negosiasi, metodologi, dan
perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan dan mengelola hubungan
dengan supplier, keuntungan yang dapat diperoleh adalah biaya yang lebih rendah,
kualitas yang lebih tinggi, dan peramalan yang lebih baik di dalam suatu kerangka
hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Supplier Relationship Management (SRM) dimaksudkan untuk
menyederhanakan rantai pasokan dengan meningkatkan komunikasi antara
perusahaan dan pemasoknya. Kemampuannya mencakup antara lain:
1. Strategic Supply Management
Memastikan perusahaan mempunyai supplier yang baik dari segi kinerja,
dan perusahaan membayar harga yang terbaik.
2. Supply Chain Collaboration
Mengijinkan perusahaan untuk berbagi informasi dengan suppliernya
secara real time, memotong biaya material, meminimasi persediaan, dan
mengurangi kekurangan barang, dan kecepatan.
3. Direct Materials Procurement Execution
Menggunakan internet untuk melakukan automatisasi proses persetujuan
dengan supplier. Keuntungannya termasuk mengurangi waktu siklus,
meningkatkan perputaran persediaan, dan mengizinkan staf pembelian
untuk menghapus kegiatan yang bernilai rendah dan fokus pada hal – hal
Terdapat beberapa data dari supplier yang harus diketahui oleh perusahaan
sebelum melakukan seleksi terhadap pemasok (Supriyanto dan Masruchah, 2008).
Data tersebut harus dipelajari dengan baik sebagai bahan pertimbangan sebelum
memutuskan perusahaan tersebut diterima menjadi supplier. Antara lain:
1. Jenis usaha dan kategori produk.
2. Perolehan material.
3. Kapasitas produksi dan jenis peralatan yang dimiliki.
4. Sistem pengendalian proses produksi.
5. Sistem pengendalian kualitas.
6. Status perusahaan.
7. Struktur organisasi perusahaan.
8. Nilai asset.
9. Sertifikasi ISO atau sistem pengendalian mutu.
10.Referensi perusahaan yang sudah menjadi pelanggannya.
2.4. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor
ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun, masih terdapat
penyebab lainnya seperti banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan
yang ada, dengan beragamnya kriteria pemilihan dan jika pembuatan keputusan yang
lebih dari satu merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah yang sangat kompleks.
tersebut dikenal dengan metode proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy
Process-AHP). Untuk pertama kali metode AHP diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada
periode tahun 1971 – 1975 di Wharton School. (Kosasi, 2002).
Dalam perkembangannya, metode AHP tidak saja digunakan untuk
menentukan prioritas pilihan–pilihan dengan banyaknya kriteria (multikriteria), tetapi
penerapannya telah meluas sebagai sebuah metode alternatif untuk menyelesaikan
bermacam–macam masalah, seperti memilih portofolio yang menguntungkan, analisis
manfaat biaya, dan membuat peramalan. Hal ini dimungkinkan karena metode AHP
dapat digunakan dengan hanya cukup mengandalkan pada intuisi sebagai masukan
utamanya, namun intuisi tersebut harus datang dari seorang pembuat keputusan yang
memiliki cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.
Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP
merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini
digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang
bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan – perbandingan ini dapat diambil dari
ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan
perefensi relatif.
Metode AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari
konsistensi, pengukuran, dan unsur kebergantungan di dalam dan diantara kelompok
elemen strukturnya. Kemudian Permadi (1996), menjelaskan peralatan utama metode
AHP merupakan sebuah bentuk hirarki yang bersifat fungsional dengan masukan
masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat didekomposisikan atau
diformulasikan ke dalam kelompok-kelompok atau bagian-bagian yang lebih sempit.
Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan ke dalam beberapa sub
tujuan yang lebih terperinci dan dapat menjelaskan maksud tujuan umum. Penjabaran
ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang bersifat operasional.
Pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang
merupakan ukuran dari pencapaian tujuan utama dan pada hirarki terendah ini dapat
ditetapkan dalam satuan apa suatu kriteria diukur.
Dalam melakukan penjabaran atau dekomposisi hirarki sebuah tujuan tidak
ada suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa jauh pembuat keputusan
menjelaskan atau mendekomposisikan tujuan menjadi sub-sub tujuan yang lebih
rendah atau yang lebih rinci. Dalam hal ini seorang pembuat keputusan harus
menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti yang dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan keuntungan atau kekurangan yang diperoleh bila tujuan tersebut
diperinci lebih lanjut dan lebih rinci. Terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan di dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan yaitu (Suryadi dan
Ramdhani, 1998):
1. Penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan yang lebih rinci harus selalu
memperhatikan apakah setiap tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub
2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga perlu menghindari terjadinya
pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horizontal maupun
vertikal.
3. Sebelum menetapkan tujuan harus dapat menjabarkan hirarki tersebut
sampai dengan tujuan yang lebih rendah dengan cara melakukan tes
kepentingan.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan
masalah yang kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur
masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta
ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah
keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya
dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut
tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat
diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Adapun
yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP adalah (Suryadi &
Ramdhani, 1998):
1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang
dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Mempertimbangkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas
Selain itu, metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
yang multi-objektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi
dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk
pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif. Pada dasarnya terdapat
beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode AHP, antara
lain (Suryadi & Ramdhani, 1998):
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan
dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan
alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing
tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya data skala penilaian pada
Tabel 2.1. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pembuat
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan
elemen lainnya.
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgement
seluruhnya yaitu sebanyak n x | (n-1)/2 | buah dengan n adalah banyaknya
elemen yang dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten
maka pengambilan data diulangi.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan.
Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk
mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada
tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% (persen) atau
[image:35.612.151.529.305.675.2]0,1 maka penilaian data harus diperbaiki.
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan
Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih
penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih
mutlak penting daripada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlibat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2, 4, 6, 8
Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara dua pilihan
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i
2.4.1 Prinsip Pokok Metode AHP
Metode AHP banyak digunakan untuk pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan masalah-masalah dalam hal perencanaan, penentuan alternatif,
pengukuran performance, dan pemecahan masalah. Metode AHP mempunyai 4
prinsip pokok yaitu (Mulyono, 1996):
1. Decomposition
Tahapan yang perlu dilakukan setelah permasalahan diidentifikasi adalah
decomposition. Decomposition adalah memecahkan permasalahan yang
utuh ke dalam unsur-unsurnya. Proses analisis ini dinamakan hirarki. Ada
dua jenis hirarki yaitu hirarki lengkap dan tidak lengkap (Latifah, 2005).
Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki elemen
yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian dinamakan hirarki
tidak lengkap.
2. Comparative Judgement
Prinsip ini berarti bahwa membuat penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan kriteria di
atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh
di dalam menentukan prioritas dari elemen-elemen yang ada sebagai dasar
pengambilan keputusan. Hasil dari penilaian ini disajikan dalam bentuk
matriks. Matriks ini biasa disebut matriks pairwise comparisons. Agar
diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,
tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap
kriteria atau tujuan yang dipelajari (Latifah, 2005). Pertanyaan yang biasa
diajukan dalam menyusun skala kepentingan adalah (Kosasih, 2002):
a. Elemen mana yang lebih (penting / disukai / mungkin / ...)? dan
b. Berapa kali lebih (penting / disukai / mungkin / ...)?
3. Synthesis of Priority
Setelah matriks pairwise comparisons tersaji, maka dicari eigen vector
untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparisons
terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority
harus dilakukan sintesis di antara local priority. Prosedur melakukan
sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen
menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority
setting. Bobot kriteria dan skor alternatif disebut dengan local priority,
yang disebut sebagai elemen pengambilan keputusan pada langkah kedua
dalam proses pengambilan keputusan. Pengambil keputusan membuat
preferensi mereka dengan menggunakan perbandingan berpasangan
(pairwise comparisons), sesuai dengan bobot dan skor. Nilai bobot vi dan
skor rij didapat dari perbandingan dan dari tabel. Langkah terakhir dari
penghitungan AHP adalah menjumlahkan semua bobot dari semua tipe
keputusan. Dengan formulasi sebagai berikut:
ij i i
j V xR
4. Logical Consistency
Konsistensi di sini mempunyai dua makna. Pertama, obyek-obyek yang
serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.
Arti kedua, menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang
didasarkan pada kriteria tertentu. Konsistensi data didapat dari rasio
konsistensi (CR) yang merupakan hasil bagi antara indeks konsistensi
(CI) dan indeks random (RI). Adapun nilai indeks random dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nilai Indeks Random
Ukuran Matriks Indeks Random (Inkonsistensi)
1,2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
Sumber: Kosasih, 2002
2.4.2 Review Hasil Penelitian
Penelitian atau research dengan menggunakan metode AHP sudah banyak
digunakan untuk menganalisis kriteria kuantitatif dan kualitatif untuk memilih best
supplier. Empat kriteria dan 20 sub kriteria diidentifikasi oleh para pengambil
keputusan di perusahaan yang memproduksi alat-alat pengaman berkendaraan seperti
seatbelt dan steering wheels. Empat kriteria yang diidentifikasi adalah kriteria
manufaktur, teknologi, bisnis, dan service. Kriteria manufaktur merupakan kriteria
prioritas yang dipertimbangkan oleh perusahaan, dengan bobot 0,573. Diikuti oleh
kriteria teknologi, bisnis, dan service masing-masing 0,272; 0,110; 0,045. Dari enam
supplier yang diteliti, disimpulkan bahwa supplier 2 menjadi best supplier dengan
nilai prioritas global 0,253.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yang dan Chen (2005) di China.
Penelitian dilakukan pada sebuah pabrik komputer notebook, terhadap supplier
printed circuit boards (PCBs). Sesuai dengan proses supplier selection, setiap
supplier yang potensial harus diaudit oleh departemen purchasing, departemen
quality assurance, dan departemen engineering. Supplier-supplier tersebut harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu antara lain:
a. Supplier yang utama di pasar (mempunyai annual turn over perusahaan
yang tinggi).
b. Pemasok produk berkualitas tinggi.
c. Penawaran harga per unit rendah.
d. Kerja sama jangka panjang dengan perusahaan sebagai buyer.
Setelah perusahaan sebagai buyer mengaudit supplier, maka terpilih tiga
ini. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa supplier c sebagai best supplier,
dengan cost per unit $ 19.88 atau waktu pengiriman (delivery time) 10.5 hari.
Menurut penelitian Yang dan Chen (2005), metode AHP memungkinkan penilai
(evaluator) dari perusahaan sebagai buyer untuk mempertimbangkan tingkat
kepentingan dan interaksi bermacam kriteria pada proses supplier selection.
Perusahaan juga dapat mengganti prosedur pairwise comparisons jika terdapat
perubahan pada kondisi lingkungan bisnis dan atau perubahan permintaan konsumen.
Metode AHP disebut sebagai metode yang efektif dan merupakan pendekatan praktis
untuk menyelesaikan masalah supplier selection pada perusahaan komputer notebook.
Sebagai batasannya, peneliti hanya meneliti pemasok untuk produk hardware. Produk
hardware yang akan dibahas dalam hal ini adalah produk harddisk.
2.5. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek
2.5.1. Pengertian Objek
Menurut Roff (2003:50) objek adalah sebuah instance dari sebuah class
dengan sekumpulan datanya, yang memberi class sebuah state abstraksi dari sesuatu
dalam problem domain, yang menunjukkan kemampuan sistem untuk menyimpan
informasi, dan berinteraksi dengannya, atau keduanya. Contoh, jika penumpang
memiliki sebuah tiket, maka tiket untuk tempat duduk 4A untuk Lenny Kravitz yang
akan bermain dalam pertunjukan halloween adalah sebuah objek karena memiliki
Menurut Roff (2003:51):
1. Object-oriented analysis adalah proses yang digunakan untuk mengerti
(menganalisa) sebuah sistem menggunakan class dan object untuk dunia
yang berhubungan dengan sistem.
2. Object-oriented design adalah metode yang biasanya mencatat
perbendaharaan kata dalam tahap analisis yang memberikannya sifat yang
diperlukan sistem untuk bertahan.
3. Object-oriented programming adalah implementasi aktual dari model yang
dibuat dalam Object-oriented design.
2.6. Unified Modelling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang
bekerja dalam OOAD (Object-Oriented Analysis/Design) dengan satu bahasa yang
konsisten untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan
artifact (sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses
rekayasa software, dapat berupa model, deskripsi, atau software) yang terdapat dalam
sistem software. UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga
metode OO yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch, OMT (Object Modeling
Technique), dan OOSE (Object-Oriented Software Engineering).
UML menyediakan beberapa diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi
Gambar 2.1 Diagram UML
2.6.1 Tujuan Penggunaan UML
Adapun tujuan dari pemakaian UML adalah sebagai berikut:
1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang
ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan
mudah dan dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa
pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
UML dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu structural diagram dan
2.6.2. Structural Diagram
UML memiliki dua jenis diagram yang dianggap struktural, class diagram
dan implementation diagram. Dalam dua kategori ini, ditemukan empat jenis
diagram yang spesifik.
2.6.2.1 Class dan Object Diagram
Class diagram digunakan untuk mewakili bagian (classes) berbeda, hubungan
mereka satu dengan lainnya. Termasuk atribut dan operasi.
Object diagram sangat mirip dengan class diagram, kecuali hubungan dengan
class, yang menunjukkan objek yang merupakan instance dari class. Diagram ini
biasanya lebih untuk contoh perancangan. Dengan kata lain, object berhubungan
dengan sesuatu yang unik, sedangkan class lebih umum. Class diagram dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
+operasi()
-atribut
Class
Gambar 2.2 Class Diagram
2.6.2.2. Component dan Deployment Diagram
Deployment Diagram menggambarkan dimana model akan bergerak setelah
mereka diinstall pada sistem dan bagaimana sistem ini berinteraksi satu sama lain.
Node
Gambar 2.3 Deployment Diagram
Component Diagram digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana
komponen sebuah sistem berinteraksi satu sama lain. Component Diagram dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
Node
Component Package
Gambar 2.4 Component Diagram
2.6.3. Behavioral Diagram
Digunakan untuk menunjukkan bagaimana proses mengalir diantara
komponen, class, user, dan sistem.
2.6.3.1 Use Case Diagram
Mengandung use case dan actor, menunjukkan hubungan diantara dua set.
Use Case Diagram adalah tahap awal analisis dalam merancang sistem. Ditemukan
oleh Jacobson, dihubungkan oleh asosiasi dan dihubungkan kepada actor untuk
[image:44.612.247.469.299.380.2]teknis seperti manajemen dan end user. Use Case Diagram dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
Actor
System
UseCase
Gambar 2.5 Use Case Diagram
2.6.3.2 Activity Diagram
Digunakan untuk menganalisa sifat yang kompleks dari use case dan
menunjukkan interaksi satu dengan lainnya. Biasanya untuk memodelkan urutan
kerja selama perancangan use case, membantu dalam mengidentifikasi use case atau
[image:45.612.163.517.495.669.2]interaksi antara use case. Activity Diagram dapat dilihat pada Gambar 2.6.
2.6.3.3 Sequence Diagram
Digunakan untuk menunjukkan interaksi antara aktor dan objek dan objek
lainnya. Pesan dikirim dari aktor ke objek, dari objek ke objek, dan objek ke aktor
untuk menunjukkan urutan kendali melalui sebuah sistem. Dapat digunakan untuk
menunjukkan setiap kemungkinan jalur melalui sebuah interaksi, atau menunjukkan
jalur tunggal melalui sebuah interaksi. Sequence Diagram dapat dilihat pada Gambar
[image:46.612.140.513.303.629.2]2.7.
2.6.3.4 Collaboration Diagram
Digunakan untuk membawa class diagram selangkah lebih maju. Mewakili
interaksi dan hubungan antar objek yang dibuat pada langkah awal dari proses
domain modelling Dapat juga digunakan untuk menggambarkan pesan diantara objek
[image:47.612.151.475.251.453.2]yang berbeda. Collaboration Diagram dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Collaboration Diagram
2.6.3.5 Statechart Diagram
Digunakan untuk menggambarkan sifat dari subsystem, memodelkan interaksi
dengan kelas dan system interface, dan use case. Merupakan cara fantastis untuk
mengvisualisasikan urutan aplikasi. Statechart diagram dapat dilihat pada Gambar
Initial State
[image:48.612.273.408.139.438.2]Final State
Gambar 2.9 Statechart Diagram
2.7. Resume Hasil-Hasil Penelitian
Setelah membandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti akan
mengadakan penelitian mengenai penerapan supplier relationship management
system dalam pemilihan supplier terbaik dengan langkah-langkah penelitian yang
Mulai
Penelitian Pendahuluan Studi Kepustakaan
1. Observasi langsung di lapangan, yakni pada bagian purhcasing.
2. Wawancara dengan manajer purchasing
1. Studi Literatur 2. Browsing Internet
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dibutuhkan adanya klasifikasi mengenai supplier terbaik
Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan Langsung) 2. Kuesioner
3. Wawancara
Penentuan Kriteria dan Alternatif Supplier
Pembuatan Model Penentuan Supplier terbaik
Penerapan Model untuk Menentukan Supplier Terbaik
Kesimpulan dan Saran Analisa Sistem Berjalan dan
Definisi Sistem Usulan
Penyusunan UML Diagram
Use Case Diagram
Sequence Diagram
[image:49.612.148.452.123.661.2]Penentuan bobot lokal dan global
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada CV. SOFTCOM yang beralamat di
Jalan Asia Raya Blok H No. 10 Komp. Asia Mega Mas. Penelitian dilakukan di
departemen purchasing CV. SOFTCOM. Alasan dipilihnya CV. SOFTCOM sebagai
tempat penelitian dan supplier selection sebagai tema penelitian adalah sebagai
berikut:
a. CV. SOFTCOM merupakan salah satu perusahaan distributor hardware
komputer di Medan yang menjual beraneka ragam hardware komputer
dan notebook. Selain CV. SOFTCOM, banyak perusahaan ataupun toko
yang khusus menyediakan hardware komputer dengan berbagai jenis,
merk, dan harga. Alasan tersebut yang melatarbelakangi peneliti
mengadakan penelitian tentang supplier relationship management system
terhadap supplier produk hardware khususnya produk harddisk.
b. Terkait dengan topik penelitian di dalam manajemen operasi yaitu
supplier relationship management system (manajemen hubungan dengan
supplier) yang merupakan salah satu poin di dalam manajemen rantai
pasokan (supply chain management).
Supplier yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah supplier untuk
produk harddisk. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 supplier tersebut
karena merupakan supplier yang paling banyak berhubungan dengan CV. SOFTCOM
di dalam pengadaan produk harddisk. Ketiga supplier tersebut adalah sebagai berikut:
1. PT. Astrindo Senayasa yang merupakan distributor untuk produk harddisk
Bermerek Seagate.
2. PT. Tixpro Informatika Megah yang merupakan distributor untuk produk
harddisk bermerek Toshiba.
3. PT. Nusantara Era Data yang merupakan distributor untuk produk
harddisk bermerek Samsung.
Penelitian dibatasi dengan hanya mempertimbangkan beberapa kriteria,
yaitu kriteria harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan jumlah, brand image, dan
customer care. Sedangkan kriteria yang lain tidak dipertimbangkan dalam penelitian
ini.
3.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari dua sumber, yaitu:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Data diperoleh langsung berasal dari hasil wawancara dengan department
purchasing. Data tersebut misalnya berupa gambaran alur proses supplier
selection secara umum dan daftar supplier atau pemasok untuk produk
dengan tingkat kepentingan dari kriteria dan sub kriteria yang
dipertimbangkan dalam proses supplier selection.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data dari pihak
CV. SOFTCOM, misalnya dokumen pembelian yang memuat tentang
variabel yang berkaitan dengan kriteria yang dipertimbangkan dalam
penelitian ini. Selain itu juga berasal dari jurnal, artikel, serta studi
pustaka yang lain.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan interview
langsung kepada pihak CV. SOFTCOM, terutama ke departemen
purchasing. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan kemampuan
perusahaan supplier menyerahkan jumlah barang sesuai dengan jumlah
pesanan, ketepatan jadwal penyerahan barang, serta kondisi kualitas
barang.
b. Pemeriksaan Dokumen
Merupakan salah satu cara mendapatkan data dengan jalan mengamati
perusahaan supplier yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, dokumen
yang diperiksa seperti daftar supplier produk harddisk di CV. SOFTCOM,
dokumen pembelian, serta dokumen lain yang relevan dengan penelitian.
c. Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan kepada karyawan CV. SOFTCOM divisi
purchasing yang berwenang memberikan keputusan atas kegiatan
purchasing. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri 3
bentuk. Kuesioner Pertama, kuesioner menggambarkan perbandingan
tingkat kepentingan antar kriteria berdasarkan pada Dickson’s Vendor
Selection Criteria untuk kemudian diambil 6 kriteria yang memiliki skor
penilaian tertinggi. Kuesioner Kedua, merupakan lanjutan dari kuesioner
awal yang disebarkan untuk untuk menguji validitas dan reliabilitas
kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan
untuk pemilihan pemasok di CV. SOFTCOM Medan. Sedangkan
Kuesioner ketiga diisi oleh Manajer Puchasing yang berisikan bobot
perbandingan berpasangan untuk masing-masing kriteria dan sub kriteria.
3.4 Subjek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah pelaku individu yang dianggap
mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam membuat
kebijakan atau memberi masukan kepada para pengambil kebijakan. Responden
3.5 Metode Analisis Data
Department purchasing selaku divisi yang melakukan purchase order (PO)
kepada supplier mempunyai persyaratan untuk tiap pemasok. Misalnya: kualitas
barang, posisi pemasok di pasar, serta layanan purna jual. Dari sekian banyak
pemasok, maka akan terpilih beberapa pemasok yang memenuhi persyaratan
tersebut. Perusahaan inilah yang akan menjadi kandidat untuk dievaluasi dalam
supplier relationship management system.
Langkah-langkah mengaplikasikan model evaluasi AHP dalam supplier
relationship management adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kandidat supplier yang akan dievaluasi.
Supplier yang dievaluasi merupakan supplier lokal. Supplier yang akan
dievaluasi merupakan supplier untuk produk harddisk. Dimana dari sekian
banyak supplier yang tersedia diperoleh data 3 supplier harddisk yang
biasa berhubungan dengan perusahaan yaitu: PT. Astrindo Senayasa,
PT. Tixpro Informatika Megah, dan PT. Nusantara Era Data.
2. Menentukan Kriteria.
Kriteria ini dijadikan patokan untuk semua pemasok. Terdapat enam
kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih best supplier untuk
produk harddisk, yaitu harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan
3. Menentukan struktur supplier selection secara hierarikal.
Penggunaan metode AHP dalam penelitian ini terbagi dalam 3 level. Level
paling atas merupakan tujuan atau goal, yaitu memilih best supplier.
Selevel di bawahnya yaitu level kedua merupakan level kriteria yang
terdiri dari kriteria harga, kualitas, waktu pengiriman, ketepatan jumlah,
brand image, dan customer care. Level paling bawah merupakan level
alternatif, yang ditempati oleh supplier-supplier dari perusahaan.
4. Menggunakan AHP untuk mendapatkan bobot dari masing-masing kriteria
dan alternatif.
AHP digunakan untuk menentukan bobot relatif dari masing-masing
kriteria. Bobot relatif dari kriteria ditentukan dengan menggunakan
pairwise comparisons. Terdapat skala dalam perhitungan pairwise
comparisons, yaitu:
a. Skor 1: sama penting (equal importance)
b. Skor 3: sedikit lebih penting (moderate importance)
c. Skor 5: lebih penting (strong importance)
d. Skor 7: sangat lebih penting (very strong importance)
e. Skor 9: mutlak lebih penting ( extreme importance)
f. Skor 2,4,6,8 adalah skor pertengahan nilai atas dan bawah
Jumlah bobot kriteria untuk masing-masing keputusan dihitung
menggunakan formulasi sebagai berikut:
Matrik ini menggambarkan pendapat individu tentang perbandingan
tingkat kepentingan antar elemen pada suatu hirarki terhadap setiap
elemen pada hirarki di atasnya. Jika jumlah elemen pada hirarki
tersebut adalah m, maka akan ada matrik pendapat individu berukuran
n × n sebanyak m buah untuk setiap partisipan. Dan dibutuhkan
sejumlah n(n-1)/2 judgement sebagai penilaian dari partisipan. Jika aij
adalah nilai matrik pendapat individu yang mencerminkan
perbandingan kepentingan antara elemen ke-i dengan elemen ke-j pada
suatu hirarki terhadap satu elemen pada hirarki diatasnya, maka aij
adalah nilai matrik pendapat individu yang mencerminkan
perbandingan kepentingan antara elemen ke-j dengan elemen ke-i pada
hirarki yang sama dan bernilai 1/aij
1) Mengalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot.
. Jika i= j maka nilai aij = 1. Jika
indeks konsistensi lebih besar dari satu, maka perbandingan
berpasangan harus diulang. Batas toleransi nilai inkonsistensi adalah ≤
10% atau 0.1. Sedangkan langkah-langkah untuk menghitung indeks
konsistensi adalah sebagai berikut:
2) Mengalikan jumlah baris dengan bobot.
3) Menghitung nilai λMaks,
4) Menghitung CI (Consistensi Index), dengan rumus:
5) Menghitung nilai Consistensi Ratio (CR), dengan rumus:
CR = CI / RI ...(3.2)
Dimana: nilai RI (Random Index) bergantung pada jumlah ordo
matriks n.
b. Menormalkan setiap kolom elemen berpasangan antar kriteria dengan
cara membagi masing-masing elemen matriks dengan jumlah kolom.
Selanjutnya dihitung bobot elemennya yang merupakan rata-rata
jumlah nilai elemen baris matriks perbandingan yang telah
dinormalkan.
c. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom.
d. Bobot untuk setiap kriteria didapat dengan membagi jumlah nilai
setiap kolom dengan n sejumlah kriteria yang dibandingkan.
5. Melakukan evaluasi dari kriteria dan pemasok yang potensial.
Kriteria tersebut akan diperhitungkan untuk menentukan best supplier.
Nilai bobot tertinggi dari kriteria-kriteria tersebut diindikasikan sebagai
kriteria yang paling dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih
supplier. Nilai bobot yang lebih tinggi untuk masing-masing alternatif
akan memberikan service (pelayanan) yang tinggi pula. Pemasok yang
mempunyai nilai prioritas total paling tinggi diindikasikan sebagai best
supplier. Langkah-langkah yang ada pada proses Analytical Hierarchy
mulai
Penentuan kriteria dan bobot kriteria
Penentuan alternatif/calon peserta event
Perbandingan preferensi antar alternatif pada masing-masing kriteria
Matriks perbandingan
berpasangan
Vektor Eigen Mencari vektor eigen
Cek/uji konsistensi
RK <= 0.1 ? Vektor Eigen
Konsisten
Vektor Eigen Tidak Konsisten
Auto koreksi ?
Melakukan ulang perbandingan preferensi
antar alternatif
Proses autokoreksi
Matriks perbandingan berpasangan baru
selesai Y
N
Y
[image:58.612.241.524.100.680.2]N
3.6 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis di dalam penelitian ini memiliki 2 variabel utama yaitu:
1. Variabel Terikat.
Yang termasuk dalam variabel terikat di dalam penelitian ini adalah
Supplier Terbaik.
Variabel supplier terbaik dipengaruhi oleh variabel harga, kualitas,
ketepatan jumlah, waktu pengiriman, brand image, dan customer care.
2. Variabel Bebas.
Yang termasuk dalam variabel bebas di dalam penelitian ini adalah harga,
kualitas, ketepatan jumlah, waktu pengiriman, brand image, customer
care, dan supplier terbaik.
Adapun kerangka teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Supplier Terbaik Harga
Ketepatan Jumlah
Waktu Pengiriman Brand Image
Customer Care Kualitas
r1 r2
r3
r4 r5
[image:59.612.192.487.453.662.2]r6
3.7 Rumusan Hipotesis
Hipotesa yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pemilihan supplier
yang terbaik akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa ini dilakukan pengujian
berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada bagian purchasing yang berjumlah 5
orang yang terdiri dari 1 orang manajer purchasing dan 4 orang staf di bagian
purchasing. Isi Kuesioner I ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Rekap hasil dari
kuesioner I dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rekap Kuesioner I
Pernyataan Responden
1 2 3 4 5
Pemilihan supplier yang terbaik dapat meningkatkan
daya saing perusahaan 1 1 0 1 1
Pemilihan supplier yang terbaik tidak dapat
meningkatkan daya saing perusahaan 0 0 1 0 0
Ri 1 1 1 1 1
Ri2 1 1 1 1 1
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011
Untuk menguji validitas digunakan dengan uji Cochran Q test. Yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Penentuan hipotesis yang mau diuji:
H0: semua pernyataan yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang
sama, H1: semua pernyataan yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya
2. Mencari Q hitung
Untuk mempermudah perhitungan, maka dibuat tabel pembantu yang
dapat dilihat pada Tabel 3.2, dimana dari tabel tersebut diketahui bahwa:
∑
17= 1i i
C = 5 ;
2 17
1
∑
i= Ci = 17 ;∑
=5 1