• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN DAN KEMUDAHAN

BAGI KONSUMEN PT. POS DAN GIRO MEDAN

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH: DIANA CITRA N.

040903046

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DAFTAR ISI BAB II. METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian ... 22

B. Lokasi Penelitian ... 22

C. Populasi Dan Sampel ... 22

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 24

F. Tehnik Analisa Data ... 24

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 25

(3)

C. Ruang Lingkup Kegiatan

PT.Pos Indonesia (Persero) ... 36

BAB IV PENYAJIAN DATA 1. Data Identitas Responden ] (Karyawan PT.Pos Indonesia Medan)... 42

2. Data Identitas Responden (Konsumen PT.Pos Indonesia Medan)... 45

3. Variabel penelitian ... 47

BAB V ANALISA DATA 1. Jenis Layanan PT.Pos Indonesia Medan... 74

2. Kesederhanaan ... 76

3. Kejelasan ... 77

4. Kepastian Waktu ... 79

5. Akurasi ... 81

6. Keamanan ... 82

7. Tanggung Jawab ... 83

8. Kelengkapan sarana dan prasarana ... 84

BAB VI ANALISA DATA VI.1 Kesimpulan ... 87

VI.2 Saran ... 88

(4)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal

Tabel

1.1 Klasifikasi responden penelitian ... 42 1.2 Identitas responden karyawan PT.Pos menurut

jenis kelamin ... 43 1.3 Identitas responden karyawan menurut tingkat umur... 43 1.4 Identitas responden menurut jenjang pendidikan terakhir.... 44 2.1 Identitas responden konsumen berdasarkan jenis kelamin... 45 2.2 Identitas responden konsumen berdasarkan tingkat usia... 45 2.3 Identitas responden konsumen berdasarkan tingkat

pendidikan ... 46 2.4 Identitas responden konsumen berdasarkan pekerjaan... 47 3.1 Klasifikasi responden yang mengatakan mengetahui

jenis-jenis layanan yang diberikan PT.Pos Indonesia

Medan ... 48 3.2 Klasifikasi responden tentang jenis layanan yang paling

sering/pernah digunakan oleh konsumen pos ... 49 3.3 Klasifikasi responden tentang tanggapan masyarakat

terhadap layanan-layanan PT.Pos Indonesia Medan... 50 3.4 Klasifikasi responden yang mengatakan ada sosialisasi

PT.Pos terhadap layanan-layanannya kepada masyarakat

sehingga mereka mengetahuinya ... 51 3.5 Klasifikasi responden tentang pendapat responden mengenai

sosialisasi dari PT.Pos kepada masyarakat dalam memperkenalkan layanan-layanannya ... 53 3.6 Klasifikasi responden yang mengatakan pentingnya sosialisasi

sebagai bagian dari pelayanan ... 54 3.7 Klasifikasi responden tentang prosedur pelayanan

PT.Pos Indonesia Medan ... 55 3.8 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa PT.Pos dapat

Menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi... 57 3.9 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa identitas

petugas yang bertanggung jawab melayani jelas... 58 3.10 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa biaya

yang dikenakan oleh pos sesuai dengan pelayanan

yang diberikan ... 59

3.11 Klasifikasi responden tentang kejelasan kepastian hukum

terhadap biaya yang dikenakan oleh PT.Pos Medan... 60 3.12 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa biaya tersebut

masih terjangkau dan sesuai dengan kemampuan

rata-rata masyarakat ... 62 3.13 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa pemberian

(5)

3.14 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa barang/paket/ surat, yang dikirim melalui kantor pos ini dikirim dan

tiba tepat waktu ... 64 3.15 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa pegawai

kantor pos disiplin dalam bekerja ... 65 3.16 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa setiap

produk pelayanan yang ada di pos ini diselenggarakan

dengan tepat dan sah/akurat ... 66 3.17 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa pernah

ada keluhan dari konsumen, dan konsumen pernah

bermasalah dengan pelayanan pos ... 68 3.18 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa pegawai

PT.Pos indonesia Medan selalu menanggapi/bertanggung jawab terhadap keluhan dan persoalan konsumen yang

menyangkut pelayanan pos ... 69 3.19 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa PT.Pos

Indonesia Medan memberi jaminan terhadap rusak dan

hilangnya barang/paket selama pelayanan... 70 3.20 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa fasilitas

PT.Pos Indonesia Medan sudah memadai untuk memberikan

pelayanan ... 71 3.21 Klasifikasi responden yang mengatakan bahwa fasilitas

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian

Lampiran 2. Lembar yang disetujui oleh jurusan

Lampiran 3. Surat undangan seminar usulan penelitian skripsi

Lampiran 4. Daftar hadir peserta seminar proposal

Lampiran 5. Berita acara hasil seminar proposal

Lampiran 6. Surat persetujuan dosen pembimbing

Lampiran 7. Surat pengantar izin penelitian dari jurusan

Lampiran 8. Surat izin penelitian dari PT. Pos Indonesia Medan

Lampiran 9. Surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari PT.Pos

(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Struktur organisasi PT.Pos Indonesia Medan... 35

(8)

ABSTRAK

Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan

Nama : Diana Citra N. NIM : 040903046

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembingbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Yang menjadi judul penelitian ini adalah Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan. PT.Pos sebagai BUMN yang mengemban misi layanan jasa pos Indonesia dihadapkan pada berbagai perubahan lingkungan diantaranya ádalah globalisasi, munculnya para pesaing baru dari perusahaan jasa kurir swasta, dan sebagai perusahaan persero yang diharapkan akan memberi sumbangsih bagi perekonomian sekaligus juga untuk memberi layanan kepada masyarakat , sehingga terdapat perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah upaya peningkatan pelayanan dan kemudahan bagi konsumen PT Pos dan Giro Medan?“

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Teknik penarikan sampel terhadap karyawan dilakukan dengan purposive sampling dan untuk sampel konsumen dilakukan dengan sampel aksidental. Sampel dalam peneltian ini terdiri dari 102 orang terdiri dari 41 orang pegawai PT.Pos dan Giro Medan dan 61 orang pelanggan PT.Pos dan Giro Medan, dan 4 orang key informan.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder, dan teknik analisa data dilakukan dengan analisa data kualitatif.

Hasil penelitian untuk meningkatkan pelayanannya diukur dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Jenis layanan PT.Pos Indonesia Medan, Sebanyak 57,37% responden konsumen mengetahui layanan-layanan pos dan 63,93% mengatakan lebih sering menggunakan pelayanan jasa, 73,77% responden berpendapat baik terhadap layanan-layanan itu. Sementara itu 97,56% responden pegawai mengetahui layanan-layanan pos dan 100% mengatakan kebanyakan konsumen menggunakan layanan jasa.18,03% responden konsumen dan 82,93% responden pegawai berpendapat ada sosialisasi terhadap layanan-layanan pos.

2. Kesederhanaan, sebanyak 60,97% responden pegawai mengatakan prosedur pelayanan pos sederhana dan mudah dimengerti dan 90,24% berpendapat PT.Pos dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi. Sementara menurut konsumen 59,06% prosedur pelayanan pos sederhana dan mudah dimengerti dan 78,68% mengatakan pos dapat mengikuti perkembangan teknologi.

(9)

responden konsumen berpendapat biaya tersebut masih sesuai dengan kemampuan rata-rata masyarakat.

4. Kepastian waktu, sebanyak 95,12% responden pegawai dan 70,49% responden konsumen berpendapat bahwa pemberian layanan dilakukan tepat waktu. 90,24% responden pegawai dan 60,65% responden konsumen berpendapat barang/paket/surat dikirim dan tiba tepat waktu. 90,24% responden pegawai mengatakan mereka bekerja secara disiplin dan 67,22% mengatakan disiplin pegawai pos biasa saja.

5. Akurasi, 92,68% responden pegawai mengatakan setiap produk pelayanan yang ada di pos diselenggarakan dengan akurat dan 52,45% responden konsumen mengatakan tidak akurat. 100% responden pegawai mengatakan bahwa pernah ada keluhan dari konsumen pos dan 72,13% responden konsumen mengatakan tidap pernah bermasalah dengan layanan pos.

6. Keamanan, menurut 100% responden pegawai dan 44,26% responden konsumen mengatakan ada jaminan terhadap rusak dan hilangnya barang selama pelayanan. 7. Tanggung Jawab, sebanyak 100% responden pegawai dan 50,82% responden

konsumen berpendapat mereka sangat bertanggung jawab terhadap keluhan dan persoalan konsumen berhubungan dengan layanan pos.

8. Kelengkapan sarana dan prasarana, menurut 48,78% responden pegawai dan 63,93% responden konsumen berpendapat bahwa fasilitas pelayanan pos sudah memadai dalam memberikan pelayanan.100% responden pegawai dan 60,66% responden konsumen berpendapat fasilitas tersebut sudah digunakan secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh PT.Pos dan giro Medan untuk meningkatkan pelayanannya dapat dikategorikan cukup baik meskipun masih kurang optimal. Hal ini didasarkan pada kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan, harapan dan kondisi masyarakat yang tertuang pada Kepmenpan No.63 Tahun 2003, Zeithaml, Prasurama dan Berry, Sharma, Moenir dan Anwar . Saran yang diberikan adalah dengan lebih berinovasi dalam mengembangkan pelayanan dan lebih respon kepada kebutuhan masyarakat, meningkatkan pencapaian target ketepatan waktu pengiriman barang/paket/surat, lokasi pelayanan dibuat lebih nyaman lagi baik untuk karyawan maupun untuk konsumen dan fasilitasnya lebih dilengkapi

(10)

ABSTRAK

Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan

Nama : Diana Citra N. NIM : 040903046

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembingbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Yang menjadi judul penelitian ini adalah Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos Dan Giro Medan. PT.Pos sebagai BUMN yang mengemban misi layanan jasa pos Indonesia dihadapkan pada berbagai perubahan lingkungan diantaranya ádalah globalisasi, munculnya para pesaing baru dari perusahaan jasa kurir swasta, dan sebagai perusahaan persero yang diharapkan akan memberi sumbangsih bagi perekonomian sekaligus juga untuk memberi layanan kepada masyarakat , sehingga terdapat perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah upaya peningkatan pelayanan dan kemudahan bagi konsumen PT Pos dan Giro Medan?“

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Teknik penarikan sampel terhadap karyawan dilakukan dengan purposive sampling dan untuk sampel konsumen dilakukan dengan sampel aksidental. Sampel dalam peneltian ini terdiri dari 102 orang terdiri dari 41 orang pegawai PT.Pos dan Giro Medan dan 61 orang pelanggan PT.Pos dan Giro Medan, dan 4 orang key informan.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder, dan teknik analisa data dilakukan dengan analisa data kualitatif.

Hasil penelitian untuk meningkatkan pelayanannya diukur dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Jenis layanan PT.Pos Indonesia Medan, Sebanyak 57,37% responden konsumen mengetahui layanan-layanan pos dan 63,93% mengatakan lebih sering menggunakan pelayanan jasa, 73,77% responden berpendapat baik terhadap layanan-layanan itu. Sementara itu 97,56% responden pegawai mengetahui layanan-layanan pos dan 100% mengatakan kebanyakan konsumen menggunakan layanan jasa.18,03% responden konsumen dan 82,93% responden pegawai berpendapat ada sosialisasi terhadap layanan-layanan pos.

2. Kesederhanaan, sebanyak 60,97% responden pegawai mengatakan prosedur pelayanan pos sederhana dan mudah dimengerti dan 90,24% berpendapat PT.Pos dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi. Sementara menurut konsumen 59,06% prosedur pelayanan pos sederhana dan mudah dimengerti dan 78,68% mengatakan pos dapat mengikuti perkembangan teknologi.

(11)

responden konsumen berpendapat biaya tersebut masih sesuai dengan kemampuan rata-rata masyarakat.

4. Kepastian waktu, sebanyak 95,12% responden pegawai dan 70,49% responden konsumen berpendapat bahwa pemberian layanan dilakukan tepat waktu. 90,24% responden pegawai dan 60,65% responden konsumen berpendapat barang/paket/surat dikirim dan tiba tepat waktu. 90,24% responden pegawai mengatakan mereka bekerja secara disiplin dan 67,22% mengatakan disiplin pegawai pos biasa saja.

5. Akurasi, 92,68% responden pegawai mengatakan setiap produk pelayanan yang ada di pos diselenggarakan dengan akurat dan 52,45% responden konsumen mengatakan tidak akurat. 100% responden pegawai mengatakan bahwa pernah ada keluhan dari konsumen pos dan 72,13% responden konsumen mengatakan tidap pernah bermasalah dengan layanan pos.

6. Keamanan, menurut 100% responden pegawai dan 44,26% responden konsumen mengatakan ada jaminan terhadap rusak dan hilangnya barang selama pelayanan. 7. Tanggung Jawab, sebanyak 100% responden pegawai dan 50,82% responden

konsumen berpendapat mereka sangat bertanggung jawab terhadap keluhan dan persoalan konsumen berhubungan dengan layanan pos.

8. Kelengkapan sarana dan prasarana, menurut 48,78% responden pegawai dan 63,93% responden konsumen berpendapat bahwa fasilitas pelayanan pos sudah memadai dalam memberikan pelayanan.100% responden pegawai dan 60,66% responden konsumen berpendapat fasilitas tersebut sudah digunakan secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh PT.Pos dan giro Medan untuk meningkatkan pelayanannya dapat dikategorikan cukup baik meskipun masih kurang optimal. Hal ini didasarkan pada kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan, harapan dan kondisi masyarakat yang tertuang pada Kepmenpan No.63 Tahun 2003, Zeithaml, Prasurama dan Berry, Sharma, Moenir dan Anwar . Saran yang diberikan adalah dengan lebih berinovasi dalam mengembangkan pelayanan dan lebih respon kepada kebutuhan masyarakat, meningkatkan pencapaian target ketepatan waktu pengiriman barang/paket/surat, lokasi pelayanan dibuat lebih nyaman lagi baik untuk karyawan maupun untuk konsumen dan fasilitasnya lebih dilengkapi

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan yang saat ini sedang kita laksanakan, pada dasarnya adalah

rangkaian pembangunan yang berkesinambungan, guna mewujudkan tujuan nasional

seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dimana dinyatakan secara jelas

tujuan Nasional adalah:

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pelaksanaan pembangunan nasional itu sendiri tidak terlepas dari perkembangan

dunia. Situasi internasional, baik situasi politik, keamanan maupun ekonomi, akan

sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan bangsa Indonesia secara langsung

maupun tidak langsung, dan harus secara sungguh-sungguh diperhatikan serta

diusahakan untuk mengantisipasinya.

Perkembangan ekonomi dunia saat ini, sebagaimana telah dirasakan bersama,

secara umum dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah (www.nusantara 21, 2

november 2007):

1. Globalisasi, dimana telah terjadi pergeseran otonomi dari ekonomi nasional

menjadi ekonomi global, sehingga suatu kebijakan ekonomi nasional hanya

(13)

2. Kelompok ekonomi dan pasar bersama, yang berakibat pada sulitnya produk

dan jasa, khususnya yang berasal dari negara berkembang untuk masuk ke

dalam pasar tesebut karena pasar yang terbentuk akan lebih mengutamakan

produk atau jasa dari negara-negara anggotanya.

3. Teknologi yang menjadi faktor pemungkin utama dalam rekayasa dan rencana

bangun produk dalam system produksi, sehingga daya saing yang hanya

berupa komoditi dan tenaga kerja murah menjadi tidak banyak berarti lagi.

4. Pergeseran peran, ditandai dengan ekonomi non-riil (gerakan modal, nilai

tukar dan arus kredit) menjadi lebih menentukan dibandingkan dengan

ekonomi riil (arus barang dan jasa).

5. Deregulasi, baik sebagai akibat dorongan internal maupun yang berasal dari

tekanan eksternal, yang pada prinsipnya terbentuk sebagai penjabaran

demokrasi ekonomi yang memberikan kesempatan berusaha secara adil dan

merata bagi setiap individu dimuka bumi ini.

Kondisi ini telah membawa dampak terhadap peningkatan lalu lintas barang,

orang dan informasi antar negara dengan intensitas yang lebih tinggi, antara lain

berkat dukungan teknologi telekomunikasi dan informatika yang semakin canggih.

Dalam kaitan inilah, PT Pos Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang mengemban misi layanan jasa pos di Indonesia, saat ini sedang

dihadapkan kepada berbagai perubahan lingkungan usaha, sebagai akibat yang

muncul dan dipengaruhi oleh berbagai faktor diatas. Dari sisi perkembangan yang

terjadi pada ekonomi global yang menurunkan liberalisasi perdagangan, kini

masyarakat dunia menuntut adanya kebebasan berusaha antar negara, termasuk di

bidang layanan pos, sehingga penyelenggara pos nasional harus mulai bersaing, baik

(14)

deregulasi usaha di dalam negeri memicu pula pada kompetisi antar penyelenggara

jasa pos.

Secara umum, istilah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merujuk kepada

perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. Menurut UU

No.19 tahun 2003, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku

kegiatan ekonomidalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi dan

bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam

penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.

PT. Pos Indonesia merupakan salah satu BUMN yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) yang modal atau sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh

pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan

persero adalah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan

berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Beberapa tujuan utama PT.Pos Indonesia yang juga merupakan tujuan dari

BUMN diantaranya adalah, memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional

dan penerimaan kas negara, mengejar dan mencari keuntungan, serta pemenuhan hajat

hidup orang banyak.

Dalam rangka memperlancar kegiatan pembangunan daerah, peranan pos dan

telekomunikasi sebagai sarana komunikasi dan pengiriman surat menyurat dan

keuangan sangatlah menentukan, dimana sarana pos dan telekomunikasi merupakan

salah satu unsur penunjang yang penting bagi perkembangan bidang informasi.

Kondisi sedemikian menempatkan PT. Pos Indonesia sebagai BUMN yang

menjadi agen pembangunan di bidang jasa pos yang harus mengemban dan

(15)

pasal 33 UUD 1945 di satu sisi, serta sebagai entitas bisnis di sisi yang lain. Kondisi

ini mensyaratkan kepada PT Pos Indonesia untuk terus berupaya menemukan

sumber-sumber pendapatan baru, serta langkah-langkah usaha yang lebih efisien serta

modern, agar tetap dapat bertahan hidup pada situasi saat ini.

Sampai sepuluh tahun yang lalu layanan pos masih menjadi andalan

masyarakat untuk berkomunikasi dengan sahabat atau kerabat di tempat yang jauh.

Saat ini teknologi telah mengubah segalanya. Munculnya layanan surat elektronik

(e-mail), layanan sms, jaringan internet yang luas dengan biaya murah dan terjangkau.

Hal ini juga dibarengi dengan persaingan usaha di dalam jasa layanan pos

konvensional dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend yang

semakin menguat. Munculnya berbagai perusahaan jasa kurir baru dengan motif

utama penciptaan diversifikasi usaha sebagai bagian dari strategi portofolio bisnis

serta upaya menggali kompetensi baru dari beberapa perusahaan swasta nasional

maupun BUMN di tanah air. Untuk turut serta dalam persaingan ini maka PT.Pos

Indonesia harus berupaya menggarap dan memanfaatkan peluang usaha yang semakin

terbuka dan cukup menjanjikan itu.

Berbagai peluang diatas muncul sebagai konsekuensi logis dari perkembangan

kebutuhan masyarakat, perkembangan teknologi, keamanan dan kecepatan layanan.

Upaya menghadirkan layanan inilah yang menjadi bidikan utama yang kemudian

digarap dengan baik oleh para pendatang baru yang tidak dapat dilayani oleh jasa pos

milik pemerintah. Hal yang turut pula memicu percepatan pertumbuhan jumlah

perusahaan jasa kurir di tanah air dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir adalah

kemunculan berbagai perusahaan jasa kurir asing melalui sistem keagenan, seperti

federal express (fedex), titipan kilat (tiki), UPS, TNT sky-pak, Airborne, Emery, DHL

(16)

Selain itu PT.Pos Indonesia Medan juga menghadapi kendala dari dalam

perusahaan itu sendiri. Diantaranya adalah terbatasnya modal yang dimiliki oleh

PT.Pos Indonesia untuk mempromosikan, mengembangkan layanan,

menyelenggarakan layanan termasuk untuk mensejahterakan pegawainya. Sebagai

sebuah PT yang masih baru, PT. Pos ini masih memerlukan dukungan dari

pemerintah. Munculnya para pesaing-pesaing tersebut terutama di kota-kota besar

memberi pengaruh kepada PT.Pos Indonesia. Pemerintah ternyata tidak dapat

bertindak tegas terhadap penyalahgunaan layanan yang dilakukan oleh perusahaan

jasa swasta tersebut. Dimana di dalam undang-undang tentang pos dikatakan bahwa

pemerintah hanya memberi hak jasa pengiriman surat (yang dimaksud dengan surat

adalah tulisan, ketikan dalam kertas, foto kopian, rekaman, yang dimasukkan dalam

amplop tertutup) kepada PT.Pos Indonesia. Tetapi pada kenyataannya usaha tersebut

juga diselenggarakan oleh jasa layanan swasta. Selain itu adanya keharusan dari

pemerintah kepada Pos Indonesia untuk membangun cabang-cabang pelayanan di

tempat-tempat terpencil meskipun hal tersebut tidak memberi keuntungan.

Penyelenggaraan pemerintah dalam tugas-tugas kemasyarakatan merupakan

wujud dari tugas pemerintah sebagai pelayan publik atau pelayan umum. Secara

umum pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dapat

berupa barang ataupun jasa. Dan pemerintah sebagai penyedia jasa layanan bagi

masyarakat harus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dan dengan biaya

yang murah, dan untuk itu mau tidak mau dan bahkan siap atau tidak siap PT Pos

Indonesia sebagai BUMN penyelenggara layanan pemerintah di bidang jasa layanan

pos akan dihadapkan kepada berbagai tantangan dan kompetisi, baik yang berasal dari

(17)

PT.Pos Indonesia sebagai salah satu infrastruktur utama BUMN diharapkan

akan memberi sumbangan bagi perekonomian negara untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Upaya Peningkatan Pelayanan dan

Kemudahan Bagi Konsumen PT.Pos dan Giro Medan“.

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian dan rancangan penelitian perlu ditegaskan dan perumusannya

harus jelas dan tegas sehingga keseluruhan proses penyajian benar-benar terarah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah upaya peningkatan pelayanan dan kemudahan bagi konsumen PT Pos

dan Giro Medan?“

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis dan bentuk pelayanan publik yang diberikan PT.Pos

dan Giro Medan kepada masyarakat.

2. Untuk mengetahui upaya PT. Pos Indonesia Medan untuk meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat.

3. Untuk mengetahui reaksi masyarakat (konsumen) PT. Pos Indonesia Medan

terhadap layanan PT. Pos Indonesia Medan.

D. Manfaat Penelitian

(18)

1. Secara subjektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya didalam

bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang

diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, sebagai bahan masukan/sumbangan pemikiran bagi PT. Pos

dan Giro Medan.

3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu

Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam

bidang ini.

E. Kerangka Teori

Dalam Singarimbun (1987:37), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak,

defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Menurut defenisi ini teori

mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar

konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu

fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori

menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang

berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

1. Pelayanan dan Kemudahan Bagi Konsumen 1.1. Pelayanan.

Penanggung jawab fungsi layanan umum di Indonesia adalah pemerintah, selaku

Badan Eksekutif yang menjalankan pemerintahan sehari-hari, berlandaskan

(19)

besar semua sektor kegiatan yang menyangkut kehidupan yang baik secara individual

maupun orang banyak adalah menjadi tanggung jawab atau kewajiban pemerintah.

Pelayanan publik oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dan fungsi

aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai ahli negara. Sementara

penerima pelayanan publik adalah masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia

usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.

Moenir (2004:16-17) mengemukakan pelayanan sebagai proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.

Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, berasal dari bahasa Inggris to

serve. Menurut kamus Oxford Advanced, service itu dijelaskan sebagai department of

branch of public work atau pelayanan adalah salah satu bagian-bagian dari

tugas-tugas pemerintahan yang dilaksanakan aparat birokrasi pemerintahan (Hornby, 1994).

Pelayanan juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,

prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain

sesuai dengan haknya (Moenir, 2004:27).

Menurut Suparlan (1982:91) menyatakan pelayanan itu sebagai usaha

pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik material maupun non

material agar orang itu bisa mengatasi masalahnya sendiri. Berbicara mengenai

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah tentunya tidak terlepas dari pelayanan

pemerintah pada sektor publik karena pada umumnya pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah itu selalu bergerak pada sektor yang menyangkut kepentingan umum dan

bertujuan untuk kesejahteraan umum.

Ada beberapa pendapat tentang pelayanan publik menurut Syahrir

(20)

pemerintah dan ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dan mempunyai

fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan. Sedangkan menurut

Gabriel Roth menyatakan bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan

untuk publik, apakah disediakan secara umum, atau disediakan secara privat,

pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang

ditujukan untuk kepentingan masyarakat (Kumorotomo, 1994:70).

Sedangkan menurut Henry Campbel, pelayanan publik (public service) adalah

pengertian yang ditujukan kepada suatu pelayanan terhadap suatu kebutuhan yang

bersifat kepada umum dari masyarakat dan karena itu dapat dituntut agar

dilaksanakan (Ibrahim, 1996:18)

Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun

2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah yaitu, satuan organisasi

Kementerian, Departemen, Lembaga pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan,

Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi pemerintah lainnya baik pusat

maupun daerah termasuk Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara

termasuk Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dari pengertian-pengertian diatas dan uraian-uraian diatas dapat dilihat bahwa

pelayanan publik dilaksanakan oleh pemerintah, baik barang maupun jasa publik

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui instansi-instansi pemerintah di pusat

(21)

1.1.1 Kualitas Pelayanan

Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau memenuhi keinginan

dari masyarakat ataupun pelanggan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kualitas

pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan

pelayanan publik mengandung sendi-sendi:

1. Kesederhanaan, yaitu bahwa prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,

mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. Hal ini lebih kepada efektivitas

pelayanan. Efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat sejauh mana suatu organisasi

yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu

yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindari

ketegangan yang tidak perlu di antara anggota-anggotanya (Hessel Nogi, 2005:

138-139). Argris dalam Hessel Nogi (2005:139) mengatakan efektivitas organisasi

sebagai keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan,

kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia. Efektivitas organisasi menunjuk

pada tingkat jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal

alat-alat dan sumber-sumber yang ada.

Sharma dalam Hessel Nogi (2005:140) memberikan kriteria atau ukuran

efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor

eksternal organisasi, yang meliputi antara lain:

a. Produktivitas organisasi atau output

b. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan

(22)

c. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan

konflik di antara bagian-bagian organisasi.

2. Kejelasan, yang mencakup:

a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu, yaitu bahwa pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. Dengan demikian akan tercapai suatu

efisiensi yang diharapkan providers maupun pelanggan. Efisiensi dapat diartikan

sebagai perbandingan antara biaya dan hasil. Biaya yang dikeluarkan pelanggan

dengan hasil layanan yang diperoleh harus seimbang, demikian juga dengan usaha

yang diberikan providers dengan hasil yang mereka dapatkan juga harus seimbang

sehingga efisiensi dapat tercapai.

4. Akurasi, bahwa produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

6. Tanggung jawab, yaitu bahwa pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan, persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

(23)

8. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib dan nyaman, bersih, rapi,

lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung

pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

Kualitas pelayanan berhasil dilaksanakan apabila pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan/masyarakat mendapat pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani.

Mereka akan senang untuk kembali ketempat itu. Menurut Zeithaml, Prasurama dan

Berry dalam Ratminto dan Winarsih (2005:175-176) indikator dari pengukuran

kinerja pelayanan publik adalah:

1. Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari gedung, peralatan,

pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers. Hal ini penting

sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik

yang bersih, rapi dan aman serta mudah dalam mengidentifikasikan antara

pemberi pelayanan dengan orang lain.

2. Reliability, atau reliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

3. Responsiveness atau responsivitas atau kerelaan untuk menolong customers dan

menyelenggarakan layanan secara ikhlas.

4. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan

kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customer.

5. Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh providers

kepada customers. Kedekatan antara pemberi layanan dengan

pelanggan/masyarakat dapat dilakukan dengan membuat akses komunikasi yang

dapat memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dengan masyarakat.

Pelayanan yang berkualitas dan memuaskan adalah hak dasar bagi setiap manusia

(24)

oleh masyarakat/pelanggan terhadap kinerja pemberi layanan atau kualitas pelayanan

yang diterima pelanggan dapat memberi kepuasan kepada mereka.

1.1.2. Bentuk-Bentuk Layanan

Menurut Moenir (2004:190-195) layanan umum yang dilakukan oleh siapapun,

bentuknya tidak terlepas dari tiga macam, yaitu: 1) layanan dengan lisan, 2) layanan

melalui tulisan dan, 3) layanan dengan perbuatan.

1. Layanan dengan lisan.

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan

masyarakat (humas) bidang layanan informasi di bidang-bidang lain yang tugasnya

memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh layanan agar layanan lisan ini berhasil,

yaitu:

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi

cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh

kejelasan mengenai sesuatu

c. Bertingkah laku sopan dan ramah.

d. Meski dalam keadaan sepi tidak bercerita dan bercanda dengan teman,

karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam

pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Agar

layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang

harus diperhatikan ialah faktor kecepatan, baik dalam pegolahan masalah maupun

(25)

3. Layanan dalam bentuk perbuatan

Layanan dalam bentuk perbuatan pada umumnya dilakukan oleh petugas-petugas

tingkat menengah dan bawah.

Menurut Moenir (2004:200-202), manajemen pelayanan produk dibagi atas tiga

kelompok, yaitu:

1. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menyediakan barang yang dibutuhkan

oleh masyarakat yang diperoleh melalui transaksi jual beli.

2. Pelayanan jasa, adalah suatu pelayanan yang tidak berbentuk fisik tidak

berdimensi, tetapi dapat dinikmati oleh panca indera dan atau perasaan yang

dibutuhkan oleh masyarakat/pelanggan.

3. Pelayanan surat-surat berharga, yang pada umumnya sebagai hasil kegiatan

atau pekerjaan administrasi perkantoran yang menghasilkan berbagai macam

dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat/pelanggan.

Dalam konteks ini, bila dihubungkan dengan PT. Pos Indonesia, pelayanan yang

dimaksudkan adalah pelayanan jasa yaitu pengiriman surat/paket/barang, asuransi,

tagihan air,listrik, telepon dan lain-lain. Pelayanan yang berbentuk barang seperti

penjulan benda-benda pos, dan PT. Pos Indonesia juga menyediakan pelayanan surat

berharga, tetapi fokus pelayanan PT.Pos Indonesia adalah lebih kepada pelayanan

jasa.

2. Konsumen

Menurut wilkipedia Indonesia, konsumen adalah seseorang atau sekelompok

orang yang membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya ataupun untuk

memuaskan keinginannya. Dalam hal ini konsumen PT. Pos Indonesia adalah

(26)

2.1 Perilaku Konsumen

Anwar Prabu (2002:3) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Menurut David Louden dalam Anwar Prabu (2002:4), terdapat tiga perilaku

konsumen, yaitu:

1. Variabel stimulus, yaitu variable yang berada di luar diri individu (faktor

eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek

dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang dan ruangan toko

2. Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variable

stimulus. Variabel respons sangat berpengaruh pada faktor individu dan

kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian

terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.

3. Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons, variabel ini

merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap

terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan dari

variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.

2.2 Budaya Konsumen

Menurut Anwar (2002:39) budaya dapat didefenisikan sebagai hasil kreativitas

manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk

perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Munculnya budaya konsumen di masyarakat yang merupakan karakter konsumen

(27)

1. Tersedianya sejumlah besar (dan meningkat secara konstan) berbagai jenis

barang). Dan dalam hal ini banyaknya jasa kurir yang muncul di masyarakat

menyebabkan masyarakat memiliki banyak pilihan dalam memperoleh

layanan jasa.

2. Makin bertambahnya pertukaran dan interaksi manusia yang dimungkinkan

melalui pasar. Contohnya adalah pergeseran kontemporer dari

pelayanan-pelayanan yang diberikan negara atau publik kepada upaya pemasaran.

3. Peningkatan berbagai bentuk kegiatan belanja, mulai dari pemesanan melalui

pos, internet dan penjualan diatas mobil.

4. Pertumbuhan tempat pembelian dan konsumsi. Terdapatnya

tempat-tempat pelayanan jasa kurir di mana-mana selain kantor pos.

5. Makin pentingnya pengemasan dan promosi dalam pembuatan tampilan dan

pembelian barang-barang konsumen.

6. Serangan periklanan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Costells dalam Celia Luri (1998:64), mengatakan bahwa konsumsi

kolektif adalah konsumsi barang-brang dan jasa yang diberikan oleh negara untuk

konsumen sebagai kolektivitas publik.

Menurut Zygmunt Bauman dalam Celia Luri (1998:64) mengatakan ada

kemungkinan untuk mengidentifikasikan dua pengelompokan sosial secara luas, yang

terbujuk dan yang tertekan, atas dasar apakah kebutuhan-kebutuhan mereka dipenuhi

oleh pasar atau oleh pemerintah. Yang terbujuk bebas menentukan pilihan dalam

arena pasar dan terpadu dalam budaya konsumen, sebagian hidup mereka diabdikan

untuk meraih dan memamerkan berbagai komoditas. Yang tertekan adalah mereka

yang karena kekurangan sumber daya ekonomi maupun budaya maka tersingkir dari

(28)

Anwar (2002:42-43) membagi kelas sosial masyarakat menjadi tiga kelas,

yaitu:

1. Kelas sosial golongan atas yang memiliki kecenderungan membeli

barang-barang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dengan lengkap (toko

serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang

dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarga.

2. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk

menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang banyak dan

kualitasnya cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang yang

mahal dengan system kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah,

perabot rumah tangga.

3. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan

mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya mereka

membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan

barang-barang yang diobral atau penjualan dengan promosi.

Dalam konteks ini, kebanyakan masyarakat adalah golongan kelas sosial

menengah ke bawah, meski demikian masyarakat sebagai konsumen lebih memilih

pelayanan jasa dari pihak swasta dibandingkan dengan layanan pemerintah (PT. Pos

Indonesia) karena layanan mereka lebih cepat dan aman, meskipun dengan biaya yang

lebih tinggi, disamping kebanyakan masyarakat mampu membeli layanan tersebut. Di

lain pihak banyak masyarakat yang membeli layanan pemerintah karena tidak

sanggup membeli layanan milik swasta. Meski secara undang-undang belum ada

diatur mengenai jaminan keamanan paket dari layanan swasta. Namun masyarakat

(29)

Masyarak mengharapkan PT. Pos Indonesia mampu menyediakan layanan

yang dapat memuaskan konsumen/masyarakat dengan dengan kualitas, ketepatan

waktu serta biaya yang murah serta terjangkau masyarakat seluruhnya.

F. Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu makna yang berada di alam pikiran manusia atau di dunia

kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau

kata-kata (Bagong Suyanto, 2005:49). Dengan konsep itu peneliti dapat memahami

apa yang dimaksud dengan pengertian variabel, indikator, parameter maupun skala

pengukuran yang dikehendaki dalam penelitian. Oleh karena itu yang menjadi

defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang

langsung. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63

Tahun 2003, prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu:

1.1 Kesederhanaan, yaitu bahwa prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,

mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. Hal ini meliputi efektivitas

organisasi dalam keberhasilannya menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan di dalam dan diluar organisasi.

1.2 Kejelasan waktu

1.3 Kepastian waktu, yaitu bahwa pelaksanaan pelayanan publik dapat

dilaksanakan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

1.4 Akurasi, bahwa produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah

1.5 Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

(30)

1.7 Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

G. Defenisi Operasional

Defenisis operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun,

1999:46-47). Dari informasi tersebut dia akan mengetahui bagaimana caranya

pengukuran atas variabel itu dapat dilakukan dan dengan demikian dia dapat

menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan

prosedur pengukuran yang baru.

Upaya Peningkatan Pelayanan Dan Kemudahan Bagi Konsumen PT. Pos Dan

Giro Medan. Dapat diukur dari:

1. Jenis layanan PT. Pos Indonesia Medan

1.1 Jenis layanan yang ditawarkan

1.2 Sosialisasi layanan

1.3 Tanggapan masyarakat terhadap jenis layanan tersebut.

2. Kesederhanaan, terdiri dari:

2.1 Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit/efektif

2.2 Penyesuaian diri dengan perubahan di dalam dan diluar organisasi

3. Kejelasan, terdiri dari:

3.1 Identitas unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan.

(31)

4. Kepastian Waktu, terdiri dari:

4.1 Ketepatan waktu pengiriman paket/barang/surat.

4.2 Ketepatan waktu pemberian layanan/kedisiplinan

5. Akurasi

5.1 Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah

6. Keamanan

6.1 Jaminan terhadap rusak dan hilangnya barang/paket/surat

7. Tanggung Jawab

7.1 Tanggung jawab penyelenggara layanan publik terhadap keluhan,

persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

8. Kelengkapan sarana dan prasarana, terdiri dari:

8.1 Fasilitas yang memadai, tepat dan sesuai.

H. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAH

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika

penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian

berupa sejarah singkat, visi dan misi, serta struktur organisasi.

(32)

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan

pada bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran-saran untuk kemajuan objek

(33)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian

dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang diselidiki

sebagaimana adanya dengan interpretasi yang rasional.

Dengan demikian penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengemukakan

gejala/keadaan/peristiwa/masalah sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti

dengan pemberian analisa dan interpretasi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor PT. Pos Indonesia Medan Jl. Pos no. 1 Medan

20111.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (1993:102-104) populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,

gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

(34)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. Pos

Indonesia Medan yang berjumlah 401 orang dan konsumen PT. Pos Indonesia Medan.

2. Sampel

Teknik penentuan sampel yang ditentukan untuk pegawai PT. Pos Indonesia

Medan adalah purposive sampling, dimana banyaknya sampel dan orang-orang yang

dianggap sesuai dengan sampel (dianggap mewakili dan mengerti topik masalah)

ditentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan observasi di lapangan, sedangkan

penentuan sample dari konsumen PT. Pos Indonesia Medan ditentukan dengan sampel

insidental yaitu teknik pengumpulan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Menurut Arikunto (1993:48) dalam purposive sampling penentuan sampel diambil

berdasarkan tujuan penelitian. Menurutnya apabila subjek kurang dari 100 maka lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika populasi besar maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen

sampel atau lebih. Dalam penelitian ini penulis menetapkan 10 persen dari populasi.

Sampel untuk pegawai PT. Pos Indonesia Medan dalam penelitian ini adalah

responden yang dianggap mengetahui secara mendalam tentang permasalahan

penelitian ini yang berjumlah 41 orang. Dan untuk memperoleh informasi dari pihak

pos sekaligus wawancara saya mengambil 4 informan kunci, supervisor bagian jasa

keagenan (loket), bagian pengolahan surat, bagian pengolahan barang/paket, dan

bagian SDM.

Sedangkan sampel dari konsumen PT. Pos Indonesia adalah mereka yang

sudah pernah menggunakan pelayanan PT. Pos Indonesia Medan yang berjumlah 61

(35)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu:

a. Pengamatan/observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan

langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenan dengan topik penelitian di

lokasi penelitian.

b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar

sejumlah daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait.

c. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab

secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu:

a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang

relevan dengan obyek penelitian.

b. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai

literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisa

data kualitatif, yakni dengan menyajikan data-data yang diperoleh dari lapangan lalu

dilakukan analisis terhadap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya

dengan metode analisa deskriptif. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis

berdasarkan kemampuan daya nalar peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta, data

dan informasi sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang obyek yang diteliti

(36)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero)

PT. Pos Indonesia (Persero) adalah salah satu dari Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang ada di Indonesia. Pentingnya komunikasi secara tertulis menjadi ide

pertama timbulnya gagasan untuk mendirikan perusahaan ini. Selain itu, pendirian

perusahaan juga bertujuan untuk menjamin keamanan antara surat menyurat antara

penduduk di Indonesia. Kantor Pos yang pertama di Indonesia didirikan di Jakarta

( pada masa kolonial Belanda disebut Batavia) pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh

Gubernur Jenderal G.W.Barron Van Inhoff. Sedangkan kantor pos yang

berkedudukan di Medan dan saat ini bernama Kantor Pos Medan baru didirikan pada

tahun 1901.

Seiring dengan perkembangan peranan kantor pos, terlebih setelah ditemukannya

teknologi telegraf dan telepon, pada tahun 1907 dibentuklah Jawatan Pos, Telegraf,

dan Telepon (jawatan PTT). Jawatan ini merupakan bagian dari departemen

perusahaan-perusahaan pemerintah kolonial Belanda yang didasarkan pada

Undang-Undang Perusahaan Negara Hindia Belanda.

Pada tahun 1902, kantor PTT pusat yang semula berkedudukan di Weltervreden

(gambir) mulai dipindahkan ke gedung Burgerlijkoefenbare Werkn Bow (Dinas

Pekerja Umum) di Bandung. Tibanya Jepang di Indonesia dan diambilnya kekuasaan

dari tangan Belanda membuat struktur organisasi jawatan ini berubah.

Menurut struktur organisasi yang dibuat oleh pemerintah militer jepang. Jawatan

(37)

Sulawesi. Dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,

Angkatan Muda PTT (AMPTT) mengambil alih kantor PTT pusat dari tangan

pemerintah Jepang. Sejak tanggal, 27 September 1945 Jawatan PTT Jawa secara

resmi berganti nama menjadi PTT Republik Indonesia (RI) dengan pimpinan pertama

Suharto dan R.Dirja sebagai wakilnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan peraturan pemerintah pengganti

undang-undang (perpu) No.19 tahun 1960, Jawatan PTT dinyatakan memenuhi syarat

untuk berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN). Sesuai dengan peraturan itu,

Jawatan PTT berganti nama menjadi Perusahaan negara Pos dan telekomunikasi (PN

Postel). Pada tahun 1965, lingkup kerja PN Postel mengalami perkembangan yang

sangat pesat.

Untuk memaksimalkan kinerjanya, PN Postel ini kemudian dibagi menjadi dua

perusahaan negara yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP

No.29 tahun 1965. Berdasarkan UU no.9 tahun 1969, status BUMN ditetapkan

menjadi tiga bentuk yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum).

dan Perusahaan Perseroan (persero). Untuk menyesuaikan dengan ketentuan baru ini,

diterbitkanlah PP No.24 tahun 1978 yang khusus mengatur tentang Perum Pos dan

Giro. Peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, pengambil alihan kekuasaan yang

dilakukan oleh AMPTT, hingga perubahan peraturan yang di buat oleh pemerintah

Indonesia telah membuat banyak sekali perubahan pada tubuh kantor pos hingga saat

ini.

Dalam perkembangan itu, penyebab perubahan yang dirasakan cukup pesat adalah

pada masa orde baru dengan ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)

No.11/MPR/1983 Bab Ekonomi butir 5 huruf Q. Dinyatakan, Perkembangan Perum

(38)

mencapai desa-desa dan daerah transmigrasi serta daerah terpencil lainnya dengan

ibukota kecamatan sebagai sentral pelayanannya.

Langkah lain yang juga sangat penting artinya bagi Perum Pos dan Giro adalah

penandatanganan naskah kerja sama dengan PT.Indosat Jakarta sehari sebelum Hari

Bakti Postel ke-40 (27 September 1985) dengan pengoperasian sarana lalulintas berita

elektronik yang secara resmi dioperasikan sejak 1 Nopember 1985. Sejalan dengan

itu, agar dapat menghadapi pertumbuhan dunia usaha yang semakin maju dan penuh

persaingan diperlukan adanya penyesuaian atas badan yang fleksibel, dinamis dan

mampu mengembangkan pelayanan yang lebih baik.

Karena itu, pada 20 juni 1995, berdasarkan PP No.5 tahun 1995 Perum Pos dan

Giro diubah menjadi PT.Pos Indonesia (persero). Ditetapkan, tujuan pos dan giro

adalah membangun, mengembangkan, dan mengusahakan pelayanan pos dalam arti

yang seluas-luasnya guna mempertinggi kelancaran hubungan. Dengan demikian,

pengolahan surat, warkat, dan kartu pos dimonopoli oleh negara melaluia POSINDO.

Perusahaan swasta hanya boleh menggarap usaha pada surat pos jenis tertentu, paket

dan uang. Yang dimaksud dengan surat pos jenis tertentu adalah barang cetakan, surat

kabar, telegram, dan bungkusan kecil.

B. Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia (Persero)

Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan aspek-aspek

pokok hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan masing-masing bertanggung

jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi dalam suatu

perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan. Kerjasama dan koordinasi yang baik

(39)

keharmonisan dari berbagai fungsi yang berbeda-beda untuk dapat menciptakan

tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Suatu struktur organisasi dapat dipandang sebagai skema yang

menghubungkan fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha dan menunjukkan

hubungan yang tetap diantara pegawai-pegawai yang melaksanakan fungsi-fungsi

tersebut. Untuk membatasi yang terlalu luas, dalam laporan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) ini penulis mencatat tugas-tugas dan tanggungjawab dari bagiannya

masing-masing yaitu:

1. Kepala Kantor mempunyai tugas-tugas antara lain:

a. Memegang pimpinan umum dan pengawasan pengurusan kantor.

b. Mengkoordinasi tugas-tugas dan hubungan kerja

c. Mewakili dinas dengan pihak luar

d. Menandatangani cek dan giro

e. Memberikan bimbingan dan arahan antara bagian untuk mencapai tujuan

perusahaan tentang program kerja yang telah di gariskan oleh kantor pusat PT.Pos

Indonesia (Persero).

2. Wakil Kepala Kantor Menangani Tugas-Tugas yaitu:

a. Membantu kepala kantor dibidang pimpinan umum, pengawasan atas pelaksanaan

pengurusan operator kantor.

b. Mewakili kepala kantor bila tidak ada ditempat atau berhalangan

c. Membaca dan membuat konsep atau surat naskah untuk surat-surat biasa atau surat

rahasia.

(40)

a. Mengadakan pemeriksaan periodik dibagian loket petugas Pos Keliling Kota

(PKK), pos keliling desa (PKD), bagian Pengolah Pos (Sortir) antara bagian yang

satu dengan bagian yang lainnya.

b. Mengawasi kelancaran personal di kantor Pos Pemeriksaan serta Kantor Pos

Pembantu Tambahan (KPTB).

c. Mengadakan pemeriksaan terhadap pengawas yang melakukan kecurangan dan

meneruskan berkasnya kepada kepala kantor.

d. Mengawasi kelancaran angkutan pelayanan kiriman Pos baik yang melalui surat

laut maupun udara.

4. Manajer Administrasi/SDM Mempunyai tugas-tugas yaitu:

a. Mendahulukan dan mengawasi hasil pembuatan daftar gaji, restitusi pengobatan

pegawai.

b. Mengurus tata usaha kepegawaian, mencatat dan membuat laporan kepegawaian

dan tata usaha perkantoran.

c. Mengatur dan melaksanakan tata usaha perkantoran dan menguasai, menyusun

arsip surat-surat menurut model-model kepegawaian.

5. Manajer Pemasaran Mempunyai Tugas yaitu:

a. Mencari potensi pelanggan bisnis guna menambah pendapatan perusahaan.

b. Menugaskan tim pengatur layanan pos (PLP) dan mengawasi pekerjaannya.

c. Menerima dan memproses ijin depot dan agen pos

6. Manajer Bendahara Keuangan Mempunyai tugas-tugas:

a.Mengurus dan mengatur kelancaran peredaran uang pembayaran pada KPP 1 Medan

dan KPP/KPTB.

b. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di bagian bendaharawan.

(41)

d. Meneliti pengeluaran kwitansi

e. Mengerjakan dan mengawasi laporan-laporan.

f. Mengerjakan pembuktian penerimaan dan pengeluaran.

Adapun bawahan manajer bendahara keuangan adalah terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Kasir 1 mempunyai tugas antara lain:

1). Menerima kas dari masing-masing loket pada akhir jam kerja serta melakukan

pencatatan dalam neraca kasir.

2). Bertanggung jawab atas pengeluaran kas yang terjadi di PT.Pos Indonesia

(persero) Medan.

3). Menyerahkan kas yang sudah diterima dari masing-masing bagian loket ke bagian

bendahara setiap akhir jam kerja.

2. Kasir 2 mempunyai tugas antar lain:

1). Bertanggung jawab atas penerimaan kas dari seluruh KPP/KPTB serta melakukan

pencatatan ke dalam naskah N2 (neraca).

2). Menyerahkan kas yang diterima dari masing-masing KPP/KPTB kepada kasir 1.

7. Manajer Jasa Keagenan mempunyai tugas-tugas, yaitu:

a. Merencanakan pelaksanaan pelayanan dan menyelenggarakan pemasaran jasa

keagenan serta membina hubungan dengan mitra usaha.

b. Merencanakan pemasaran jasa keagenan meliputi pelayanan tabungan, pembayaran

pensiunan, rekening koran dan jasa keagenan lainnya.

8. Manajer Akuntansi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a. Memeriksa dan bertanggung jawab atas pembuatan daftar biaya dan laporan

b. Membuat daftar utang atau kewajiban

c. Membuat daftar kas dan bank serta daftar terima dimuka

(42)

e. Memeriksa dan mengawasi pembuatan daftar-daftar pertanggungan akuntansi yang

dibuat oleh bagian-bagian lain.

f. Memeriksa kebenaran pengisian Buku Kas Harian (BKH), laporan masa pmbuatan

buku Unit Pelayanan Teknis (UPT).

9. Manajer Unit Pelayanan Luar mempunyai tugas-tugas yaitu:

a. Membuat laporan kas setiap bulan dari semua jenis jasa pos yang dilaksanakan

oleh kantor Pos pembantu.

b. Penyiapan penyusunan segala bentuk instruksi yang ada pada setiap kantor.

c. Bertanggung jawab atas kelancaran tugas-tugas kiriman antara KPP

10. Manajer Filateli mempunyai tugas-tugas yaitu:

a. Melaksanakan pelayanan, menyediakan dan mendistribusikan benda filateli serta

penanganan uang hasil penjualan filateli (benda-benda pos misalnya perangko,

amplop, kartu pos dan lain-lain).

b. Persiapan penyusunan program kegiatan pengembangan filateli

c. Penanganan ketata usahaan bagian filateli dan pendapatan hasil penjualan benda-

benda filateli.

d. Penerimaan, penyiapan, pemeliharaan, dan pembukuan benda-benda filateli.

11. Manajer Pelayanan mempunyai tugas-tugas yaitu:

a. Mengawasi kelancaran loket kilat khusus, patas, Express Mail Service (EMS), dan

lain-lain.

b. Memeriksa buku sektor loket dengan rekapitulasi penerimaan, print out komputer

atau register surat yang bertalian.

c. Membuat laporan bulanan pendapatan kilat khusus, pantas, dan Express Mail

Service (EMS).

(43)

a. Melakukan pengawasan terhadap kelancaran lalu lintas giro.

b. Mengatur dan mengawasi serta memimpin kegiatan pegawai bawahannya dalam

melaksanakan pekerjaan di bagian giro.

13. Pemasaran atau Humas yang bertugas untuk:

a. Mengatur, mengawasi dan memimpin pegawai bawahannya untuk kelancaran

pekerjaan, terutama dalam bidang pemasaran dan penerbangan.

b. Memberikan penerangan pada publik yang memerlukan penjelasan mengenai

pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dinas PT.Pos Indonesia (Persero).

c. Mencari pasar potensia bagi penambahan income atau pendapatan perusahaan yang

terus bersaing antara perusahaan, mencari pasar titipan kilat milik swasta yang

tersebar di seluruh kota.

d. Menyimpan persediaan BPM di tempat yang disediakan (kasanah) agar tidak rusak

atau hilang.

e. Melayani pembelian BPM dan benda berharga lainnya oleh petugas loket PKD,

PKK, PKPP.

f. Membuat laporan bulanan, hasil penjualan benda materi agar Kantor Inspeksi Pajak

(KIP), hasil penjualan Akta Agraria, Hasil Penjualan benda UT.

14. Pos Paket yang bertugas untuk:

a. Menyimpan atau mengatur dan mengawasi bawahannya untuk kelancaran dinas

Pos Paket.

b. Mengawasi pekerjaan penyerahan bungkusan yang akan dikerjakan lebih lanjut

oleh bea cukai KPBI.

15. Register atau Giro atau Tabanas yang bertugas untuk:

a. Mengatur atau mengawasi serta memimpin kegiatan di bagian Register, Giro,

(44)

b. Mengawasi atau menerima penyerahan kantong Register atau Pos.

c. Mengajukan surat-surat yang berhubungan dengan Dinas Giro.

16. Ketua Pos (I,II,II,IV) yang bertugas untuk:

a. Memimpin atau mengawasi semua kegiatan penerimaan dan pengiriman Pos yang

dikerjai di bagian KTA Pos.

b. Bertanggung jawab atas kecelakaan penerimaan atau pengiriman Pos serta seluruh

kegiatan penunjang termasuk sortir puri.

c. Menyelenggarakan titipan Pos dan pencatatan dalam buku penerimaan Pos yang

telah ada.

d. Bertindak sebagai KKP tidak ada di tempat

e. Mengawasi kantong berharga lainnya.

17. Pos Kilat Khusus, Pos Cepat antar Kota Terbatas/Express Mail Service Yang bertugas untuk:

a. Mengawasai atau mengatur serta memimpin pegawai bawahannya dalam

melaksanakan pekerjaannya di bidangnya.

b. Mengawasi penyortiran surat-surat yang ekstra cepat

c. Pengawasan tentang kecepatan waktu tempuh surat.

d. Pengawasan tentang keamanan surat serta kecepatan pengantaran.

18. Manajer Sarana Yang Bertugas Untuk:

a. Merencanakan kebutuhan peralatan dan pembangunan, membina dan melaksanakan

tata usaha peralatan, bangunan dan kendaraan serta menyiapkan penghapusan

peralatan.

b.Pelaksanaan pengadaan peralatan pos termasuk komputer, penyimpanan, penyaluran

dan penghapusan peralatan.

(45)

d. Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan kendaraan.

Untuk lebih jelas struktur organisasi PT.Pos Indonesia (persero) Medan, dapat dilihat

(46)

C. Ruang Lingkup Kegiatan PT.Pos Indonesia (Persero)

Sejak berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) hingga saat ini sudah mengalami

beberapa kali pengembangan dan referensi jenis usaha sebagai upaya untuk

memberikan pelayanan terbaik dan kepuasan bagi pelanggan individu (masyarakat)

maupun pelagngan bisnis. Meskipun demikian PT. Pos Indonesia (Persero) tetap

memperhatikan misi utamanya selain misi bisnis yaitu misi sosial sebagai PT. Pos

Indonesia (Persero) milik negara.

PT. Pos Indonesia (Persero) dalam kegiatannya, mengelola beberapa jenis

pengiriman surat dimana dalam pengiriman surat pos terdiri dari:

1. Dengan Cara Biasa

Dalam pengiriman dengan cara seperti ini, sipengirim hanya diwakilkan untuk

membubuhkan atau merekatkan prangko saja sesuai dengan buku “tarif-tarif“ Pos dan

Giro pada alamat yang dituju, yaitu disudut kanan atas. Untuk memposkannya dapat

dilakukan dengan cara mengajukan keloket. Disini pengiriman tidak diberikan resi

atau tanda terima.

2. Dengan Cara Pos Kilat

Pos Kilat adalah suatu dinas yang berlaku di dalam negeri sebagai pengganti

dinas express, tetapi lebih disempurnakan. Pos kilat ini diselenggarakan dengan

pengistimewaan di kota asal, dalam angkutannya dan dikota tujuan. Pos kilat ini

dilakukan dengan kendaraan sendiri dan kiriman surat-surat Pos Kilat yang tiba di

kantor Pos sebelum pukul 18.00 akan disampaikan pada hari itu juga kepada alamat

yang dituju si pengirim.

Adapun yang dapat dikirim melalui Pos Kilat adalah berupa:

a. Kartu Pos, Warkat Pos, Surat s/d 2000 gram.

(47)

c. Surat bank dari bank-bank tertentu dalam negeri.

d. Paket pos

e. Surat-surat dinas bebas parto dapat pula dikirimkan melalui kilat pos, asal bea

kilat pos dilunaskan dengan prangko yang direkatkan pada kiriman yang

bersangkutan.

Untuk kiriman diatas harus direkatkan “kilat“ atau dibubuhi dengan “kilat“ dan

ditempatkan ditempat yang mudah dilihat, dan sedapat mungkin disebelah kiri atas

bagian dibahagian alamat. Apabila surat pos kilat telah diberi prangko yang cukup

maka surat dapat dimasukkan kedalam bis surat untuk ditujukan keloket. Penerimaan

surat ini juga tidak diberi resi kepada sipengirim.

3. Dengan Cara Pos Kilat Khusus

Pos Kilat Khusus adalah pos kilat yang lebih disempurnakan. Adapun

perbedaan Pos Kilat Khusus dengan Pos Kilat adalah:

a. Pos Kilat Khusus hanya dapat ditujukan diloket suatu pos yang telah memiliki

jaringan Pos Kilat Khusus

b. Bea dilunaskan secara langsung.

c. Pengiriman dan penerimaan surat memperoleh suatu tanda resi setelah surat

yang bersangkutan diserahkan.

d. Pengirim berhak menerima ganti rugi, apabila surat yang dikirim belum

sampai ketujuan pada tanggal yang telah ditentukan atau dijanjikan.

Selain surat, Kartu Pos dan Warkat Pos, surat jenis lainnya dpat juga dikirimkan

melalui Kilat Khusus dengan menambah porto yang bersangkutan dengan bea Kilat

Gambar

Tabel
Tabel 1.1:  Klasifikasi Responden Penelitian
Tabel 1.2. Identitas Responden Karyawan PT.Pos  Menurut Jenis Kelamin
Tabel 1.4.  Identitas Responden Menurut Jenjang Pendidikan Terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pos Indonesia (Persero) Medan sebenarnya sudah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bekerja yang telah ditetapkan oleh Direktur SDM dan diberikan petunjuk bagaimana

Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU) sebagai model pelayanan sosial bertujuan untuk memberikan pelayanan sosial kepada lansia dan menjadi wadah atau rumah bersama untuk

Apabila karyawan Kantor Pos “X” Kota “Y” tidak mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen dan tidak menanggapi apa yang diinginkan dan dikeluhkan oleh

Penelitian ini berjudul “Inovasi Pt. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Publik”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan PT Pos Indonesia (Persero) cabang Purwokerto.. Kata kunci : Kepuasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan, kepercayaan konsumen dan keputusan konsumen dalam menentukan pilihan jasa kurir Pos Indonesia di

Data Responden Berdasarkan Pegawai Mampu Menjaga Fasilitas Yang Telah Di Sediakan Oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Pos Indonesia (Persero) Medan sebenarnya sudah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bekerja yang telah ditetapkan oleh Direktur SDM dan diberikan petunjuk bagaimana