• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Catherius Musicafe Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Catherius Musicafe Bogor"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP PELAYANAN CATHERIUS MUSICAFE

BOGOR

Oleh

R. RIZKY SETYO WIBOWO

H24104102

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP PELAYANAN CATHERIUS MUSICAFE

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih jenis Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R. RIZKY SETYO WIBOWO

H24104102

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Catherius Musicafe Bogor

Nama : R. Rizky Setyo Wibowo

NIM : H24104102

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Drs. Edward H. Siregar, SE, MM NIP . 19570622 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Departemen,

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP . 19760623 200604 1 001

(4)

RINGKASAN

R. RIZKY SETYO WIBOWO. H24104102. Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Catherius Musicafe Bogor. Di bawah bimbingan EDWARD H. SIREGAR

Tingkat kesibukan manusia yang semakin padat mengakibatkan kurangnya waktu untuk mempersiapkan kebutuhanpokoknya, yaitu makanan. sehingga banyak orang mencari alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu pilihannya adalah Catherius Musicafe (CM). Dengan semakin banyaknya jumlah tempat penjualan makanan di kota Bogor, semakin ketat pula persaingan dalam memperoleh pelanggan, sehingga perlu adanya upaya CM untuk meningkatkan pelayanan demi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis harapan pelanggan terhadap pelayanan CM (2) menganalisis kinerja CM yang diterima pelanggan (3) menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut produk dan pelayanan CM.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden dan wawancara kepada pihak CM, sementara data sekunder diperoleh dari literatur buku, internet dan dokumen perusahaan. Pengambilan sample pada penelitian ini adalah nonprobablity sampling dengan teknik convenience sampling dan pengunjung CM sebagai responden. Analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden, Importance Performance Analysis (IPA), dan

Customer Satisfation Index (CSI).

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Maret 1989. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Raden Kadaryanto dan

Sukismiyati. Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi V

Bogor pada tahun 1995, kemudian pada tahun 2001 melanjutkan pendidikan

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor. Tahun 2004 penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bogor.

Penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi tingkat

Diploma 3 di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 dengan Program Studi

Komunikasi. Penulis lulus pendidikan D3 pada tahun 2010, dan langsung

melanjutkan studi ke program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pada tahun 2014 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan

tingkat Sarjana yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Program Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran dari

buku-buku referensi yang berkaitan dengan pembahasan pada skripsi ini.

Banyak pula masukan dan saran yang diberikan dosen pembimbing agar

penulisan skripsi ini sesuai dengan tujuan penelitian, serta pembahasan yang

dibuat mampu dipahami pembaca.

Penulis berharap agar skrispi dapat dijadikan pembelajaran bagi

penulis sendiri maupun pembaca secara umum. Penyusunan skripsi ini

dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih yang banyak kepada pihak-pihak yang

telah berjasa membantu penyelesaian skripsi ini.

Layaknya peribahasa “tak ada gading yang tak retak”, penulis mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat

secara keseluruhan.

Bogor, Juli 2014

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan berkah rahmat dan karunia-Nya yang Maha Besar, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Tingkat Kepuasan

Pelanggan Terhadap Pelayanan Catherius Musicafe Bogor. Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Edward. H. Siregar, S.E, M.M selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan, saran, serta arahan kepada penulis dengan

penuh kesabaran.

2. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM selaku ketua departemen Program

Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB.

3. Ibu Susan selaku pemilik Catherius Musicafe yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian, serta memberikan data-data untuk

penelitian ini. Teriring pula ucapan terima kasih untuk seluruh karyawan

Catherius Musicafe yang banyak membantu penulis.

4. Raden Kadaryanto dan Sukismiyati selaku orang tua penulis yang telah

memberikan doa, motivasi dan dukungan tanpa henti kepada penulis

ketika penulis berada dalam berbagai kondisi.

5. R. Arif Setiarachman dan R. Taufik Adi Prabowo, kakak dan adik penulis

yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh civitas Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen

Manajemen, FEM IPB, teman-teman angkatan 8 serta teman satu

bimbingan penulis, Onggo, Decy dan Isti yang saling memberikan

dukungan, saran dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis, serta memberikan

motivasi yang luar biasa kepada penulis.

Terakhir pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan

(8)

DAFTAR ISI

2.2.1 Karakteristik Jasa ... 7

2.2.2 Dimensi Kualitas Jasa ... 9

2.2.3 STP (Segmentation, Target, Positioning) Pasar ... 9

2.3. Bauran Pemasaran Jasa ... 10

2.4. Pelanggan ... 10

2.5. Kepuasan Pelanggan ... 12

2.6. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 12

2.7. Cafe ... 13

2.8. Penelitian Terdahulu ... 13

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.3. Pengumpulan Data ... 16

3.4. Pengujian Kuisioner ... 17

3.4.1 Uji Validitas ... 17

3.4.2 Uji Realibilitas ... 17

3.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 17

3.5.1 Importance Performance Analysis (IPA) ... 17

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1. Profil Catherius Musicafe (CM) ... 21

4.1.1 Konsep CM ... 21

4.1.2 STP (Segmentasi, Target, Positioning) CM ... 22

4.1.3 Bauran Pemasaran Jasa CM ... 22

4.2. Karakteristik Responden ... 24

4.2.1 Jenis Kelamin ... 24

4.2.2 Usia ... 25

4.2.3 Tingkat Pendidikan ... 25

4.2.4 Pekerjaan ... 26

4.2.5 Pendapatan per Bulan ... 27

4.2.6 Jumlah Kunjungan ... 27

4.3. Importance Performance Analysis (IPA) ... 28

4.4. Customer Satisfaction Index (CSI) ... 34

4.5 Implikasi Manajerial ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

1. Kesimpulan... 38

2. Saran ... 39

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram segitiga pemasaran jasa... 6

2. Diagram organisasi tradisional... 10

3. Diagram organisasi modern berorientasi pada pelanggan ... 11

4. Kerangka pemikiran penelitian ... 14

5. Diagram kartesius IPA ... 17

6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 23

7. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 24

8. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 24

9. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 25

10. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan ... 26

11. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kunjungan ... 26

(11)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah restoran dan rumah makan di Bogor tahun 2012-2013 ... 1

2. Data jumlah pengunjung akomodasi Kota Bogor... 2

3. Penjabaran atribut ... 17

4. Pembobotan kriteria jawaban kepentingan... 28

5. Pembobotan kriteria jawaban kepuasan ... 28

6. Deskripsi tingkat kepentingan ... 29

7. Deskripsi tingkat kepuasan ... 30

8. Nilai rata-rata atribut diagram kartesius IPA ... 31

9. Analisis CSI...34

10. Kriteria nilai CSI...35

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia untuk memenuhi

kebutuhan energi. Namun seiring meningkatnya kesibukan manusia yang semakin

padat mengakibatkan kurangnya waktu untuk mempersiapkan makanan sendiri,

sehingga banyak orang mencari alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Alternatif tersebut antara lain restoran, rumah makan, dan cafe.

Secara bahasa, cafe berasal dari bahasa Perancis yang berarti kopi. Dalam

hal ini, cafe berarti kedai kopi yang menyajikan makanan ringan. Saat ini, cafe

mengalami perluasan makna menjadi tempat dijualnya makanan dan minuman,

baik makanan kecil maupun makanan utama, serta menyajikan suasana yang

nyaman bagi setiap pengunjung untuk makan, bersantai, maupun berkumpul

dengan keluarga atau teman.

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor,

perkembangan jumlah restoran, rumah makan dan cafe pada tahun 2012 dan 2013

relatif stabil. Data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah jumlah restoran dan rumah makan di Bogor tahun 2012 - 2013

Data Tempat Makan di Kota Bogor

Tahun

2012 2013

Jumlah restoran 87 87

Jumlah rumah makan dan cafe 130 129

Jumlah 217 216

Sumber: Data Pariwisata Kota Bogor 2012 dan Data Pariwisata Kota Bogor 2013 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor

Sementara itu, jumlah pengunjung yang datang ke Bogor mengalami

peningkatan sejak tahun 2010. Data jumlah pengunjung akomodasi Kota Bogor

(14)

Tabel 2. Data jumlah pengunjung akomodasi (hotel, rumah makan dan restoran)

Sumber: Data Pariwisata Kota Bogor 2013 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor

Berdasarkan data tersebut, meskipun pada tahun 2010 jumlah

pengunjung yang datang ke kota Bogor mengalami penurunan, namun pada tahun

2012 jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan

tahun 2011 mencapai 79,15%, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar

8,2% dibandingkan tahun 2012. Bogor sebagai salah satu kota tujuan wisata,

memiliki potensi yang besar dalam bidang kuliner. Selain keanekaragaman menu

yang dapat ditawarkan, tempat makan di kota Bogor juga berlomba-lomba

menawarkan suasana yang nyaman dan konsep yang unik. Banyak tempat makan

yang melakukan berbagai promosi untuk menarik pelanggan. Salah satunya

dengan menambahkan unsur hiburan. Hiburan yang diselenggarakan di tempat

makan bervariasi, mulai dari mengadakan acara menyaksikan pertandingan

olahraga, mengadakan live music, dan stand up comedy.

Catherius Musicafe (CM) merupakan salah satu cafe di kota Bogor yang

memiliki konsep live music yang cukup unik, di mana pengunjung yang datang ke cafe tersebut yang mengisi hiburan dengan cara menyanyi. Konsep ini dilakukan

karena CM bukan hanya ingin menawarkan jasa penyedia tempat dan menu

makanan, melainkan juga sebagai wadah pengembangan bakat dan kreativitas,

khususnya di bidang seni, juga sebagai terapi untuk melepaskan rasa lelah dan

penat pengunjung yang setelah seharian bekerja. CM juga memiliki fasilitas

berupa panggung, ruang karaoke, instant recording, serta sound recording. Dengan adanya fasilitas tersebut, pengunjung dapat merekam suaranya diiringi

musik, dan dibuat dalam bentuk CD sehingga pengunjung memiliki

(15)

3

Pada saat CM berdiri tahun 2012, pelanggan CM mencapai 14.000

orang, dengan rata-rata 40 pelanggan per hari. Namun pada tahun 2013, jumlah

pelanggan CM mengalami penurunan dengan rata-rata pelanggan per hari adalah

30 orang. Hal ini menjadi dasar penulis dalam melakukan penelitian mengenai

tingkat kepuasan pelanggan CM.

CM yang berorientasi pada pelanggan dituntut untuk senantiasa

meningkatkan pelayanan demi mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi. Hal ini

disebabkan pelanggan tidak akan berhenti hanya sampai masa konsumsi tanpa

melakukan proses selanjutnya, yaitu evaluasi pada produk yang dikonsumsinya.

Karena pada proses ini, pelanggan akan memiliki perasaan puas atau tidak puas.

Kepuasan akan mendorong pelanggan membeli ulang produk tersebut, sebaliknya

perasaan tidak puas dapat mengakibatkan pelanggan kecewa dan menghentikan

pembelian (Sumarwan, 2011).

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui

karakteristik pelanggan CM. Untuk menganalisis atribut tingkat kepentingan dan

tingkat kepuasan pelanggan CM, penulis menggunakan alat analisis IPA

(Importance Performance Analysis). Untuk mendapatkan nilai kepuasan

pelanggan, penulis menggunakan alat analisis CSI (Customer Satisfaction Index).

Analisis ini akan bermanfaat bagi pihak CM dalam usaha meningkatkan

pelayanannya, karena melalui alat analisis ini akan diketahui tingkat harapan

pelanggan, serta bagaimana penilaian kinerja yang akan berpengaruh pada tingkat

kepuasan pelanggan. Diharapkan melalui hasil penilitian ini, CM dapat

memperbaiki atribut yang dirasa kurang memuaskan, sehingga tercapai tingkat

kepuasan pelanggan yang diharapkan.

1.2. Perumusan Masalah

Meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi kota Bogor tidak

berbanding lurus dengan jumlah pelanggan Catherius Musicafe yang mengalami

penurunan. Kondisi ini membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja

Catherius Musicafe di mata pelanggan, sehingga dapat menjadi rekomendasi

dalam peningkatan pelayanan Catherius Musicafe. Berdasarkan hal tersebut,

terdapat perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

(16)

1. Bagaimana karakteristik pelanggan Catherius Musicafe?

2. Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja Catherius Musicafe menurut

pelanggan?

3. Bagaimana tingkat kepuasaan pelanggan terhadap atribut produk dan

pelayanan restoran Catherius Musicafe?

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis karakteristik pelanggan Catherius Musicafe

2. Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja Catherius Musicafe menurut

pelanggan

3. Menganalisis tingkat kepuasaan pelanggan terhadap atribut produk dan

pelayanan restoran Catherius Musicafe

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan tujuan sebagai berikut :

1. Bagi pihak Catherius Musicafe sebagai sumber informasi tentang tingkat

kepuasan pelanggan dan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam

melakukan perbaikan kinerja atribut produk dan pelayanan terhadap

pelanggan.

2. Bagi masyarakat pada umumnya, sebagai bahan referensi dalam

melakukan penelitian maupun wawasan mengenai tingkat kepuasan

pelanggan.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pelanggan Catherius Musicafe

yang datang pada pukul 20.00-23.00 pada akhir pekan. Penelitian ini hanya

berusaha menjawab permasalahan yang terdapat di Catherius Musicafe yang

berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Pelaksanaan strategi merupakan wewenang

(17)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2009), definisi pemasaran secara singkat adalah

memenuhi kebutuhan masyarakat secara menguntungkan. American Marketing

Association (AMA) dalam Kotler & Keller (2009), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk

mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan

pemangku kepentingannya.

Kotler & Keller (2009) mendefinisikan tiga konsep inti pemasaran, yaitu

kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan merupakan syarat mendasar

hidup manusia. Kebutuhan mencakup pangan (makanan), sandang (pakaian), dan

papan (tempat tinggal). Kebutuhan akan berkembang menjadi keinginan apabila

mengarah pada suatu objek tertentu yang dapat memuaskan seseorang.

Keinginan dapat terbentuk karena faktor lingkungan. Seseorang dari suatu

daerah dapat dipenuhi kebutuhan pangannya dengan nasi. Di daerah lain,

seseorang yang mengonsumsi ubi baru dapat terpenuhi kebutuhan pangannya.

Keinginan dapat pula menciptakan alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan.

Permintaan yaitu keinginan akan produk tertentu yang didukung dengan

kemampuan untuk membayar. Dalam hal ini, pemasar harus memikirkan dan

mengukur tidak hanya seberapa banyak orang yang menginginkan produk mereka,

namun juga berapa orang yang mampu membelinya.

2.2. Jasa

Lovelock (2010) mendefinisikan jasa sebagai suatu aktivitas ekonomi yang

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain. Sering kali kegiatan yang

dilakukan dalam waktu tertentu, dalam bentuk suatu kegiatan yang akan

membawa hasil yang diinginkan kepada penerima, obyek, maupun aset-aset

lainnya yang menjadi tanggung jawab pembeli. Sebagai pertukaran dari uang,

waktu, dan upaya, pelanggan jasa berharap mendapat nilai dari suatu akses ke

(18)

Namun, pelanggan tidak mendapatkan hak milik dari unsur fisik dalam

penyediaan tersebut.

Rangkuti (2008) mendefinisikan jasa adalah pemberian suatu kinerja atau

tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain, di mana interaksi antara

pemberi jasa dengan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi kesuksesan suatu industri jasa,

yaitu :

1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada pelanggan

2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji

3. kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada pelanggan

Ketiga aspek tersebut dikenal sebagai segitiga jasa, di mana tiap sisi

segitga mewakili setiap aspek. Pembahasan industri jasa harus meliputi

perusahaan, karyawan, serta pelanggan. Diagram segitiga jasa dapat dilihat pada

Gambar 1.

Pelanggan

EXTERNAL MARKETING INTERACTIVE MARKETING

Menetapkan janji mengenai Menyampaikan produk/jasa

produk/jasa yang akan sesuai dengan yang dijanjikan

disampaikan

Manajemen Karyawan

INTERNAL MARKETING

Membuat agar produk/jasa yang disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan

Gambar 1. Diagram segitiga pemasaran jasa.(Rangkuti, 2008)

Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran barang. Hal ini disebabkan

karena pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya

tidak kasat mata dan tidak dapat diraba. Produksi jasa dilakukan saat pelanggan

berhadapan dengan pemasar sehingga kualitasnya dilakukan dengan segera atau

secara langsung. Interaksi antara pemasar dan pelanggan merupakan hal penting

(19)

7

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam konsep manajemen jasa

pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan suatu strategi pelayanan. Strategi pelayanan dimulai dengan

perumusan tingkat keunggulan yang akan diberikan kepada pelanggan. Tahap

ini dilakukan dengan merumuskan bidang usaha yang akan dijalankan, siapa

pelanggannya, dan nilai yang berarti bagi pelanggan.

2. Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan. Tahap ini dilakukan agar

pelanggan tidak salah dalam mengetahui tingkat kepentingan yang

diperolehnya. Dengan kata lain, pelanggan mengetahui dengan jelas macam

dan tingkat kepentingan yang akan diterimanya.

3. Menetapkan standar kualitas. Penetapan suatu standar untuk bidang jasa

tidaklah mudah, namun hal ini diperlukan agar setiap orang mengetahui

dengan jelas tingkat kualitas yang harus dicapai.

4. Menerapkan sistem pelayanan yang efektif. Keramahan dan senyuman dalam

menghadapi pelanggan tidaklah cukup. Karena itu, diperlukan sistem

pelayanan yang terdiri dari metode dan prosedur untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan secara tepat.

5. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan. Setiap karyawan yang

terlibat dalam proses pelayanan jasa harus mengetahui standar kualitas

dengan jelas. Karena itu, diperlukan adanya perekrutan karyawan yang tepat

serta pengawasan secara berkala terhadap proses pelayanan tersebut.

6. Survei mengenai kepuasan pelanggan dan kebutuhan pelanggan. Pelanggan

memegang peranan penting karena bertindak sebagai penentu kualitas

pelayanan jasa. Oleh karena itu, pihak perusahaan perlu mengetahui sejauh

mana tingkat kepuasan pelanggan, serta kebutuhan pelanggan apa saja yang

telah dipenuhi perusahaan. Survei juga dapat menunjukkan atribut apa saja

ketidakpuasan terjadi. Survei mengenai kepuasan pelanggan sebaiknya

dilakukan secara periodik dan berkelanjutan.

2.2.1 Karakteristik Jasa

(20)

1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan pelanggan ridak dapat melihat,

mencium, mendengar, dan merasakan hasil jasa sebelum mereka membelinya.

Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam diri pelanggan. Untuk itu,

pelanggan akan mencari informasi mengenai jasa tersebut, seperti lokasi

perusahaan, penyedia jasa, harga jasa, peralatan serta komunikasi yang

digunakan. Pihak perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan calon

pelanggan dengan cara meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud

menjadi berwujud, menekankan manfaat yang diperoleh pelanggan,

menciptakan merek jasa, serta memakai nama orang terkenal untuk

meningkatkan kepercayaan pelanggan.

2. Tidak terpisahkan. Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu

perusahaan yang menghasilkan jasa. Ketika pelanggan membeli suatu jasa,

maka dia akan berhadapan langsung dengan penyedia jasa tersebut, sehingga

penjualan jasa diutamakan pada penjualan langsung dan dengan operasi

terbatas. Untuk meningkatkan pelayanan jasa, perusahaan dapat

menggunakan strategi seperti bekerja dalam kelompok yang lebih besar,

bekerja lebih cepat, serta pelatihan kepada pemberi jasa agar mereka

mendapat kepercayaan pelanggan.

3. Bervariasi. Jasa yang diberikan dapat berubah-ubah tergantung dari siapa

yang menyajikannya, kapan, di mana, dan bagaimana cara menyajikannya.

Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menjaga kualitas jasa. Pihak

penyedia jasa dapat menggunakan pengendalaian dengan cara melakukan

investasi dalam seleksi dan pelatihan personil, melakukan standarisasi proses

produksi jasa, serta memantau kepuasan pelanggan.

4. Mudah musnah. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak dapat dijual kembali

pada masa yang akan datang. Apabila permintaan terhadap jasa tidak stabil,

perusahaan perlu melakukan perencanaan produk, penetapan harga, serta

promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara permintaan dan

(21)

9

2.2.2 Dimensi Kualitas Jasa

Menurut Sugiyono (2009), terdapat sepuluh kriteria umum yang

menentukan kualitas jasa, yaitu :

1. Realibility (Keandalan), yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat

2. Responsiveness (Ketanggapan), yaitu kesadaran dan kesigapan perusahaan untuk membantu pelanggan

3. Competence (Kemampuan), yaitu adanya keahlian dan pengetahuan perusahaan untuk menjalankan jasa

4. Access (Mudah Diperoleh), yaitu kemudahan untuk dijangkau dan kemudahan untuk dihubungi

5. Courtesy (Keramahan), yaitu sopan santun, perhatian, serta karyawan yang bersahabat dalam melakukan kontak dengan pelanggan

6. Communication (Komunikasi), yaitu menjaga pelanggan mendapat informasi mengenai jasa perusahaan dalam bahasa yang mudah dimengerti

7. Credibility (Dapat Dipercaya), yaitu kepercayaan akan kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggan

8. Security (Keamanan), yaitu jaminan keselamatan, bebas dari bahaya serta resiko oleh pihak perusahaan pada saat pelayanan jasa berlangsung

9. Understanding (Memahami Pelanggan)

10. Tangibles (Bukti Nyata Kasat Mata), yaitu tampilan fasilitas berupa fisik seperti peralatan, perlengkapan, serta karyawan yang menunjang

berlangsungnya pelayanan jasa.

2.2.3 STP (Segmentation, Target, Positioning) Pasar

Kotler & Keller (2009) mengemukakan segmentasi pasar adalah proses

identifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda,

yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang

beragam. Setelah mengidentifikasi segmen pasar, perusahaan menentukan target

pasar, yaitu segmen pasar yang memberikan peluang terbesar dalam penjualan.

Target pasar akan mempengaruhi posisi, yaitu suatu penawaran oleh perusahaan

(22)

2.3. Bauran Pemasaran Jasa

Hurriyati (2010) mengemukakan bauran pemasaran jasa adalah

unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan

dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan

efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bauran

pemasaran jasa dapat dikemukakan dalam 7P, yaitu :

1. Product (produk jasa), yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

2. Price (tarif jasa), yaitu penentuan harga di dalam manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam

gambaran kualitas jasa.

3. Place (lokasi pelayanan), yaitu tempat pelayanan jasa. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana

dan di mana penyerahan jasa berlangsung kepada pelanggan.

4. Promotion (promosi), yaitu kegiatan untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang

perusahaan yang bersangkutan.

5. People (orang/partisipan), yaitu semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

Elemen dari partisipan adalah pegawai perusahaan dan konsumen.

6. Process (proses), yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

7. Physical Evidence (sarana fisik), yaitu segala sesuatu yang nyata (terlihat) yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk

sarana fisik antara lain bangunan, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan

barang lainnya.

2.4. Pelanggan

Sumarwan (2011) mendefinisikan pelanggan sebagai pemakai, pengguna,

(23)

11

saat ini perusahaan meletakkan pelanggan pada titik awal dari kegiatan

perusahaan. Hal ini didefinisikan melalui slogan “Pelanggan adalah Raja”, “Kepuasan Anda adalah Tujuan Kami”.

Kotler dan Keller (2009) menggambarkan suatu diagram organisasi, di

mana piramida dengan presiden di puncak piramida, manajemen menengah di

tengah, orang-orang garis depan serta pelanggan di bagian paling bawah.

Gambar 2. Diagram organisasi tradisional. (Kotler & Keller, 2009)

(24)

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan dengan diagram yang

berorientasi pada pelanggan, di mana pada puncak piramida terdapat pelanggan,

urutan berikutnya adalah orang-orang garis depan yang bertugas memenuhi,

melayani, dan memuaskan pelanggan. Di bawahnya terdapat manajemen

menengah yang mendukung orang garis depan. Di dasar piramid terdapat

manajemen puncak, yang mempekerjakan dan mendukung manajemen menengah.

Menurut Gage (2013), secara umum para pelanggan menginginkan hal-hal

berikut :

1. Produk atau jasa yang berkualitas. Pelanggan merasa mendapat balasan atas

uang yang telah dikeluarkan

2. Aksesbilitas. Pelanggan tidak perlu bersusah payah untuk memperoleh

produk

3. Pelayanan pelanggan yang baik. Pelanggan diperlakukan secara hormat, dan

setiap proses transaksi berjalan secara lancar dan efisien.

2.5. Kepuasan Pelanggan

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan secara umum kepuasan berarti

perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Apabila kinerja

tidak mampu memenuhi ekspektasi, maka pelanggan akan tidak puas. Apabila

kinerja sesuai dengan ekspektasi, maka pelanggan akan puas. Apabila kinerja

melebihi ekspektasi, pelanggan akan merasa sangat puas.

Rangkuti (2008) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap

suatu jasa ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan

jasa dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan setelah merasakan kinerja jasa

tersebut.

2.6. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Sumarwan (2011) pengukuran kepuasan pelanggan pada akhirnya menjadi

kebutuhan suatu perusahaan, karena tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggan. Terdapat empat metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sistem keluhan dan saran, ghost shopping,

(25)

13

Sistem keluhan dan saran merupakan sistem organisasi yang berorientasi

pada pelanggan. Pada sistem ini, organisasi menyediakan kesempatan dan akses

yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran,

kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Ghost shooping adalah cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan dengan cara mempekerjakan beberapa

orang sebagai ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan produk perusahaan pesaing.

Lost consumer analysis adalah kegiatan perusahaan yang menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli produk atau pindah ke perusahaan lain.

Metode ini dilakukan agar perusahaan mendapat gambaran mengenai

kekurangannya sehingga dapat membuat kebijakan untuk perbaikan. Survei

kepuasan pelanggan yaitu metode yang dilakukan perusahaan terhadap

pelanggannya agar perusahaan mendapat tanggapa secara langsung dari

pelanggan. Metode ini bisa dilakukan melalui pos, telepon, e-mail, website, maupun wawancara langsung dengan pelanggan.

2.7. Cafe

Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/kafe) mendeskripsikan

cafe sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik.

Dapat juga diartikan sebagai kedai kopi. Menurut Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, cafe adalah penyediaan makanan ringan dan

minuman ringan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

pembuatan, penyimpanan dan/atau penyajiannya, di dalam 1 (satu) tempat tetap

yang tidak berpindah-pindah.

2.8. Penelitian Terdahulu

Ronaya (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kualitas

Pelayanan Kereta Api Commuter Line Jabodetabek (Studi kasus Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor). Penelitian tersebut menggunakan alat analisis

IPA dan CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang Commuter Line. Dalam penelitian tersebut, diperoleh atribut yang prioritas utama yaitu kebersihan

di stasiun, kebersihan di dalam kereta, jumlah tempat duduk di dalam kereta,

(26)

maupun kereta. Nilai CSI yang diperoleh dalam penelitian tersebut sebesar 51,7%.

Nilai tersebut termasuk dalam kategori “cukup puas”.

Elisabet (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kepuasan Konsumen Kafetaria “X”. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu IPA dan CSI. IPA digunakan untuk menganalisis atribut tingkat kepentingan dan

tingkat kepuasan. CSI digunakan untuk menghitung indeks kepuasan pelanggan.

Penelitian ini menggunakan 90 responden, di mana keseluruhan responden adalah pengunjung Kafetaria “X”. Berdasarkan diagram IPA, terdapat atribut yang menjadi fokus utama perusahaan, yaitu harga terjangkau, kecepatan pelayanan,

kesigapan pramusaji, cepat dan tanggap dalam merespon keluhan, informasi yang

didapatkan dari pramusaji. Nilai CSI yang didapat dari penelitian ini adalah 72,51, yang berarti pengunjung puas dengan kinerja Kafetaria “X”.

Fitriani (2012) melakukan penelitian berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor Jawa Barat. Penelitian ini melibatkan 100 orang responden yang

seluruhnya adalah pelanggan restoran Karimata. Penelitian ini menggunakan alat

analisis IPA dan CSI. Hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja dalam

penelitian ini menunjukkan atribut yang menjadi fokus utama, yaitu kemudahan

menjangkau lokasi dan promosi. Hasil perhitungan CSI menunjukkan nilai

sebesar 77%. Nilai tersebut dikategorikan puas karena berada di kisaran 0,66 – 0,80.

Martilla dan James (1977) menulis jurnal berjudul Importance Performance Analysis yang diterbitkan dalam Journal of Marketing. Penelitian ini menggunakan 14 atribut mengenai tingkat kepentingan dan kinerja suatu

perusahaan layanan otomotif. Atribut kepentingan dinilai dalam 4 skala, yaitu

Sangat Penting, Penting, Sedikit Penting, dan Tidak Penting. Sementara skala

untuk atribut kepuasan adalah Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, dan Tidak Puas.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 3 atribut yang menjadi fokus utama, yaitu

ketepatan dalam pelayanan, kecepatan pelayanan, dan biaya pelayanan yang

(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Penelitian mengenai tingkat kepuasan pelanggan CM ini didasarkan pada

tingginya persaingan tempat makan, sehingga banyak tempat makan menciptakan

konsep yang unik untuk menarik pelanggan. Hal yang menjadi fokus utama

adalah tingkat kepentingan dan kinerja yang digambarkan dalam diagram

(28)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Catherius Musicafe yang beralamat di Jalan Sawojajar nomor 38 Bogor dengan judul penelitian “Analisis Kepuasan Catherius Musicafe Bogor”. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive).

Penelitian dilaksanakan mulai dari 25 Januari – 5 Mei 2014 setiap akhir pekan pukul 20.00 – 23.00.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung,

wawancara dan penggunaan kuisioner untuk mendapatkan data primer.

Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder berasal dari studi pustaka, yaitu

buku–buku, jurnal, internet dan literatur–literatur lainnya yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Penentuan jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan

dengan rumus Slovin, yaitu :

... (1)

di mana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan contoh yang masih dapat ditolelir atau diinginkan ditetapkan 10% atau 0,1.

Dari hasil wawancara, diketahui pelanggan Catherius Musicafe pada

tahun 2013 berjumlah 10.950 orang. Berdasarkan data tersebut, diperoleh sampel

sejumlah :

= 99,1 ≈ 100 (dibulatkan)

Berdasarkan perhitungan Slovin, maka jumlah responden yang

(29)

17

3.4. Pengujian Kuisioner

3.4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur (instrumen) dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur.

Uji Validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada

masing–masing pertanyaan dengan skor total. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuisioner ini adalah teknik korelasi produk moment pearson. Uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Nilai

korelasi hitung dinyatakan valid apabila nilai r >0,361. Berdasarkan hasil

pengolahan data, diketahui bahwa kuesioner bersifat valid karena nilai r hitung >

dari r tabel.

3.4.2 Uji Realibilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah atribut yang

diukur reliabel, di mana atribut yang reliabel adalah atribut yang apabila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Uji realibilitas ini dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak SPSS 16.0 yang menunjukkan bahwa atribut dalam kuisioner bersifat

reliabel. Hasil pengujian menunjukkan nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan untuk tingkat kepentingan adalah 0,957 dan untuk tingkat kinerja adalah 0,950

yang berarti nilai tersebut berada diatas nilai CronbachAlpha (>0,60). 3.5. Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Importance Performance Analysis (IPA)

Teknik IPA pertama kali dikemukakan oleh Martilla & James pada tahun

1977 dalam artikel yang berjudul Importance Performance Analysis yang dipublikasikan di Journal of Marketing. Pada teknik ini, responden diminta menilai tingkat kepentingan berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja

perusahaan pada masing-masing atribut tersebut. Selanjutnya, nilai rata-rata

tingkat kepentingan dan kinerja tersebut dianalisis dengan Importance

(30)

Diagram ini berguna sebagai pedoman dalam mengaplikasikan sumber

daya perusahaan yang terbatas pada bidang-bidang yang spesifik, di mana

perbaikan kinerja akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Selain itu, diagram

ini juga menunjukkan atribut-atribut yang perlu dipertahankan dan dikurangi

prioritasnya.

Untuk mendapatkan nilai tingkat harapan dan kepuasan pelanggan, dalam

penelitian ini digunakan alat analisis IPA (Importance Performance Analysis) dengan skala Likert 5 yang merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur

atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Hasil penilaian tingkat

kepentingan dan kepuasan digambarkan dalam bentuk diagram Kartesius yang

terdiri atas empat kuadran seperti pada Gambar 5 berikut.

Tingkat

Gambar 5. Diagram kartesius IPA (Supranto, 2011)

Atribut yang diukur dalam IPA terdapat dalam Tabel 3

Tabel 3. Penjabaran atribut

No. Atribut

RELIABILITY (Keandalan)

1 Juru masak yang membuatkan pesanan pelanggan dengan tepat

2 Juru masak yang membuatkan pesanan pelanggan tanpa waktu yang lama 3 Pelayan yang mengantarkan pesanan ke pelanggan yang tepat

4 Adanya hiburan musik sepanjang waktu kerja cafe

RESPONSIVENESS (Daya Tanggap) 5 Pelayan menyambut pelanggan yang berkunjung

6 Pelayan yang mengantarkan pelanggan menuju tempat duduk 7 Pelayan yang segera mencatat pesanan pelanggan

(31)

19

Lanjutan Tabel 3

No. Atribut

COMPETENCE (Kemampuan) 9 Pelayan yang mampu menjelaskan setiap menu cafe

10 Pemain 19usic cafe yang mampu memainkan 19usic pesanan pelanggan ACCESS (Kemudahan)

11 Lokasi cafe yang dekat dengan jalan raya

12 Adanya nomor kontak cafe yang dapat dihubungi COURTESY (Keramahan) 13 Pelayan yang melayani dengan ramah

14 Pelayan yang tersenyum saat melayani pelanggan COMMUNICATION (Komunikasi)

15 Pelayan menggunakan bahasa yang sopan kepada pelanggan

16 Pelayan menanggapi pelanggan dengan volume suara yang memadai 17 Pelayan menggunakan kata yang mudah dimengerti oleh pelanggan

CREDIBILITY (Dapat dipercaya)

18 Adanya izin usaha cafe

19 Adanya jaminan makanan sehat & higienis SECURITY (Keamanan) 20 Tersedianya petugas keamanan

21 Peralatan makan yang digunakan dalam keadaan bersih 22 Ruangan cafe yang aman dalam menghadapi cuaca buruk 23 Lingkungan sekitar cafe yang aman dan nyaman

UNDERSTANDING (Memahami Pelanggan)

24 Tersedianya menu makanan & minuman yang banyak disukai pelanggan 25 Pihak cafe membangun hubungan baik dengan pelanggan

TANGIBLES (Bukti Langsung) 26 Harga makanan dan minuman yang terjangkau 27 Kapasitas tempat duduk yang cukup

28 Penerangan yang cukup

29 Tersedianya fasilitas hiburan yang memadai 30 Jumlah toilet yang cukup dan bersih

31 Pelayan yang mengenakan seragam

3.5.2 Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Indeks (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa yang

(32)

sebagai acuan untuk menentukan sasaran ditahun – tahun mendatang. Melalui CSI, pihak CM dapat menentukan target dalam peningkatan kepuasan pelanggan.

Selain itu juga diperlukan karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat

berkelanjutan. Tahap dalam menghitung CSI adalah sebagai berikut:

1. Menghitung weighting factor, yaitu persentase dari perkalian rata-rata skor per atribut kepentingan dengan total skor rata-rata atribut. Total skor

weighting factor adalah 100%

2. Menghitung weighted score, yaitu perkalian nilai kepuasan dari masing-masing atribut dengan weighting factor masing-masing atribut

3. Menghitung weighted total, yaitu jumlah weighted score seluruh atribut 4. Menghitung indeks kepuasan, yaitu dengan weighted total dibagi skala

(33)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Catherius Musicafe (CM)

CM didirikan pada tanggal 5 Mei 2012, beralamat di Jalan Sawojajar

nomor 38. Cafe ini pada awalnya berfungsi sebagai fasilitas penunjang bagi studio

rekaman Catherius, namun pada akhirnya ditambahkan panggung dan sound system sehingga pengunjung cafe dapat menikmati sajian sambil mendengarkan musik.

Nama Catherius sendiri merupakan singkatan dari cafe, therapy (terapi), dan us (kita). Makna dari kata ini adalah Catherius bukan hanya tempat di mana orang-orang mendapatkan makanan dan minuman, melainkan juga sebagai tempat

untuk terapi dalam mengurangi kelelahan setelah beraktivitas melalui media seni

suara. Terapi yang dimaksud adalah dengan menyanyi diiringi dengan alunan

musik dari keyboard atau gitar akustik.

Jam operasional CM adalah pukul 16.00 hingga pukul 23.00. Saat ini, CM

memiliki 10 orang karyawan dengan kapasitas tempat duduk kurang lebih 50

orang. Namun, apabila suatu waktu diselenggarakan acara, pengaturan meja dan

tempat duduk dapat diubah sehingga dapat menampung 100 orang.

4.1.1 Konsep CM

Pendiri sekaligus pemilik cafe, Ibu Susan, adalah orang yang memiliki

bakat dan minat pada seni sejak kecil. Atas dasar itulah, beliau ingin menciptakan

suatu tempat di mana orang-orang bisa berkumpul, serta menyalurkan bakat di

bidang seni.

CM memiliki konsep dimana pengunjung yang datang mengisi acara

dengan menyanyi, sehingga pengunjung selain dapat menyalurkan bakat, juga

dapat menghibur teman atau keluarga yang datang bersamanya. Oleh karena itu,

Catherius menyediakan pemain musik serta alat musik berupa keyboard, dan

(34)

Untuk menu makanan, CM menawarkan menu yang tidak asing bagi

masyarakat Indonesia, seperti nasi goreng, sop buntut, dan mie kuah. Sementara

untuk minuman, Catherius menawarkan kopi, jus, teh, serta minuman ringan.

4.1.2 STP (Segmentasi, Target, Positioning) CM

Sebagai cafe, segmentasi utama CM adalah masyarakat yang

membutuhkan makanan. Konsep CM sebagai cafe keluarga membuat segmen cafe

berdasarkan usia merata dari remaja hingga dewasa akhir. Secara spesifik, CM

menargetkan pelanggan yang membutuhkan makanan dan hiburan musik. Hiburan

ini berupa pengalaman pelanggan untuk bernyanyi. Posisi CM adalah sebagai

tempat penjualan makanan sekaligus wadah kreativitas bagi keluarga, terutama di

bidang seni musik.

4.1.3 Bauran Pemasaran Jasa CM

Bauran pemasaran jasa yang diterapkan oleh CM adalah sebagai berikut:

1. Product

Sebagai cafe, CM memiliki produk berupa makanan dan minuman. Namun

dengan konsep musik, produk yang ditawarkan ditambahkan dengan

sarana menyanyi dan jasa pemain musik. Selain itu, CM juga memiliki

jasa karaoke, instant recording dan studio rekaman suara, sehingga pengunjung bukan hanya menikmati makanan dan minuman, tetapi juga

dapat menyalurkan bakat khususnya di bidang tarik suara.

Menu makanan dan minuman yang ditawarkan CM merupakan menu yang

dikenal masyarakat, antara lain nasi goreng, mie, sop buntut, steak, roti bakar, pisang bakar, dan lumpia goreng. Untuk minuman, CM menyajikan

berbagai jenis kopi seperti espresso, cappucino, mocca, coffee latte, serta

minuman lain seperti teh, jus, dan minuman ringan.

Produk lainnya adalah hiburan berupa live music yang disajikan dengan konsep musik menggunakan keyboard dan bertemakan oldiest music untuk hari Senin hingga Rabu, dan musik menggunakan gitar akustik dengan

(35)

23

2. Price

Harga makanan yang ditawarkan oleh CM berkisar mulai dari harga Rp.

12.000 hingga Rp. 75.000. Harga minuman di CM berkisar antara Rp.

10.000 hingga Rp. 24.000. Khusus akhir pekan, terdapat harga spesial

yang biasa disebut menu jamminite, di mana harga makanan akan didiskon. Karena pada akhir pekan, banyak pengunjung yang masih remaja

sehingga harga menunya disesuaikan. Kisaran harga makanan pada menu jamminite berkisar antara Rp. 6.000 hingga Rp. 16.000, sedangkan harga minumannya berkisar antara Rp. 4.500 hingga Rp. 15.000.

3. Place

Lokasi CM beralamat di Jalan Sawojajar nomor 38, sekitar 50 meter dari

depan pintu masuk jalan Dewi Sartika Bogor. Lokasi ini dipilih karena

berjarak cukup dekat dengan jalan raya, suasana sekitar yang tenang tidak

terlalu ramai, serta bersebelahan dengan penginapan Bogor Permai

sehingga dapat menarik tamu penginapan tersebut.

4. Promotion

Promosi yang dilakukan CM adalah dengan bekerja sama dengan Event Organizer untuk mengadakan suatu acara, di mana pihak CM bertindak sebagai penyedia tempat dan konsumsi. Selain itu, pada tahun 2012 CM

juga pernah menjalin kerja sama dengan komunitas fans klub sepakbola

Inggris, Arsenal di mana CM menyediakan tempat untuk mengadakan

acara Nonton Bareng Pertandingan Arsenal. Bentuk promosi lainnya

adalah penerapan menu jamminite pada akhir pekan untuk menarik pelanggan dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

5. People

Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan internal CM merupakan

orang-orang yang kompeten di bidangnya. Untuk bagian menu makanan dan

minuman, CM merekrut karyawan yang sebelumnya pernah bekerja di

cafe di Jakarta. Untuk bagian live music setiap harinya, CM memiliki suatu

(36)

6. Physical Evidence

Sarana fisik yang menunjang CM adalah sarana cafe seperti meja, kursi,

dapur, toilet, mushola, dan tempat parkir. Selain itu, untuk menunjang live music, CM memiliki panggung, sound system, keyboard, dan gitar akustik. Karena awalnya CM bersifat outdoor, maka dibangun atap permanen yang melindungi pengunjung dari cuaca buruk. Selain itu, agar suara dari cafe

tidak sampai keluar, saat ini CM membangun penyekat kedap suara.

7. Process

Proses pelayanan terhadap pelanggan yang datang ke CM adalah

dipersilakan untuk duduk, menanyakan menu pesanan, kemudian menu

dibuat dan dibawakan kepada pelanggan. Proses pembayaran menu adalah

pembayaran langsung pada saat menu diantarkan oleh pelayan. Sementara

untuk proses live music, pengunjung yang ingin menyumbangkan suaranya dapat mendaftar terlebih dahulu ke pihak CM, kemudian diberikan waktu

selama 15 menit untuk tampil, atau membawakan 3 buah lagu.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden secara demografi dalam mengukur kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan CM dibagi menjadi lima kelompok yaitu jenis

kelamin, usia, pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan per bulan, serta

jumlah kunjungan. Karakteristik responden CM dijelaskan dalam gambar berikut.

4.2.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, sebanyak 74% pelanggan CM

berjenis kelamin pria, dan sebanyak 26% berjenis kelamin wanita. Hal ini dapat

disebabkan waktu penyebaran kuisioner adalah pukul 20.00 hingga 23.00

sehingga jumlah pelanggan wanita yang datang ke CM tidak banyak. Data sebaran

(37)

25

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

4.2.2 Usia

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, usia pelanggan CM untuk usia

kurang dari 17 tahun sebesar 7%. Usia pelanggan CM terbesar adalah 17-25 tahun

atau dewasa awal, dengan presentase 49%. Rataan usia 26-35 tahun sebesar 24%.

Usia 36-45 tahun sebanyak 15%. Usia 46-55 tahun sebesar 3%, dan di atas 55

tahun sebesar 2%. Rataan usia ini dapat dijadikan target CM untuk lebih

memperhatikan atribut-atribut yang berhubungan dengan remaja, seperti jenis dan

harga makanan yang ditawarkan. Sebaran data berdasarkan usia dapat dilihat

pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan usia

4.2.3 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, sebesar 1% adalah pelanggan dengan

pendidikan akhir SLTA. Sebesar 57% pelanggan berpendidikan akhir SLTA,

74% 26%

Pria Wanita

7%

49% 24%

15%

3% 2%

(38)

sebesar 24% adalah lulusan Diploma, dan sebesar 18% berpendidikan akhir S1

hingga S3. Hal ini menunjukkan bahwa CM merupakan cafe dengan segmentasi

pelanggan berpendidikan menengah. Sebaran data berdasarkan pendidikan

pelanggan dapat dilihat dalam Gambar 8.

Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

4.2.4 Pekerjaan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, sebesar 3% pelanggan CM berprofesi

sebagai pegawai negeri. Jumlah pelanggan CM yang berprofesi sebagai karyawan

swasta dan pelajar/mahasiswa memiliki jumlah yang sama, yaitu masing-masing

sebesar 37%. Profesi wiraswasta/usahawan menjadi profesi terbanyak kedua yaitu

sebesar 20%. Sebesar 1% berprofesi sebagai TNI/POLRI, dan sebesar 2%

berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sebaran data berdasarkan profesi dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

(39)

27

4.2.5 Pendapatan per Bulan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, sebesar 34% pelanggan CM memiliki

pendapatan kurang dari satu juta, sebanyak 31% memiliki pendapatan satu hingga

2,5 juta. Pendapatan 2,5 hingga 4 juta sebanyak 28%, sebesar 3% berpendapatan 4

hingga 5,5 juta, dan sebesar 4% berpendapatan di atas 5,5 juta. Hal ini

mengindikasikan pendapatan per bulan pelanggan CM masih rendah. Sebaran data

berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan

4.2.6 Jumlah Kunjungan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner, sebesar 65% adalah pelanggan yang

baru satu kali mengunjungi CM. Sebesar 32% telah berkunjung sebanyak 2

hingga 5 kali, dan sebesar 3% telah berkunjung lebih dari 5 kali. Sebaran data

berdasarkan jumlah kunjungan dapat dilihat pada Gambar 11.

34%

31% 28%

3% 4%

< Rp. 1.000.000 per bulan

(40)

Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kunjungan

4.3. Importance Performance Analysis (IPA)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert 5 tingkat, di mana

untuk kriteria Kepentingan memiliki kriteria Sangat Tidak Penting, Tidak Penting,

Cukup Penting, Penting, dan Sangat Penting. Kriteria Kepuasan terdiri atas

kriteria Sangat Tidak Puas, Tidak Puas, Cukup Puas, Puas, dan Sangat Puas.

Tabel 4. Pembobotan kriteria jawaban kepentingan

Kriteria jawaban Kepentingan Bobot nilai

Sangat Tidak Penting 1

Tidak Penting 2

Cukup Penting 3

Penting 4

Sangat Penting 5

Sumber : Sumarwan (2011)

Tabel 5. Pembobotan kriteria jawaban kepuasan

Kriteria jawaban Kepuasan Bobot nilai

Sangat Tidak Puas 1

Tidak Puas 2

Cukup Puas 3

Puas 4

Sangat Puas 5

Sumber : Sumarwan (2011)

65% 32%

3%

(41)

29

Hasil pengolahan jawaban tingkat Kepentingan dan Kepuasan dapat dilihat

dalam Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Deskripsi tingkat kepentingan

Atribut Sangat

(42)

Tabel 7. Deskripsi tingkat kepuasan

Berdasarkan hasil jawaban responden, sebanyak 3 atribut memiliki kriteria “Sangat Puas”, sebanyak 25 atribut memiliki kriteria “Puas”, dan sebanyak 3 atribut memiliki kriteria “Cukup Puas”.

Nilai per atribut dari tingkat kepentingan dan kepuasan tersebut dicari

rata-ratanya. Nilai rata-rata ini akan dijadikan titik kordinat penentuan kuadran dalam

(43)

31

Tabel 8. Nilai rata-rata atribut diagram kartesius IPA

Atribut Rata-rata Skor Kepentingan Rata-rata Skor Kepuasan

REL 1 4,57 3,96

Setelah nilai rata-rata diperoleh, tahap selanjutnya adalah membuat

diagram Kartesius, dengan menarik garis dari nilai rata-rata, sehingga diperoleh

empat kuadran. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kepuasan setiap

atribut menjadi titik kordinat dalam diagram tersebut. Hasil penggambaran

(44)

Gambar 12. Diagram Kartesius IPA

Gambar 12. Diagram Kartesius IPA CM

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Importance Performance Analysis diketahui atribut yang menjadi fokus bagi CM yaitu :

Kuadran I (Prioritas Utama)

Atribut-atribut dalam kuadran I menandakan bahwa atribut tersebut

dianggap penting oleh pelanggan, namun dalam pelaksanaannya masih dianggap

kurang. Atribut yang masuk dalam kuadran I ini adalah Juru masak yang

membuatkan pesanan pelanggan tanpa waktu yang lama (REL 2), Pelayan yang

sigap dalam menaggapi keluhan pelanggan (RES 4), Adanya izin usaha cafe

(CRED 1), Adanya jaminan makanan sehat & higienis (CRED 2), Ruangan cafe

yang aman dalam menghadapi cuaca buruk (SEC 3), dan Jumlah toilet yang

cukup dan bersih (TANG 5). Keenam atribut ini harus menjadi fokus CM dalam

memperbaiki kinerjanya, karena dinilai belum dapat memuaskan pelanggan.

Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran II ini antara lain merupakan

atribut yang dianggap penting dan memiliki kinerja yang baik menurut pelanggan.

Atribut yang masuk dalam kuadran ini adalah Juru masak yang membuatkan

pesanan pelanggan dengan tepat (REL 1), Pelayan yang mengantarkan pesanan ke

pelanggan yang tepat (REL 3), Pelayan yang melayani dengan ramah (COUR 1),

(45)

33

menggunakan kata yang mudah dimengerti oleh pelanggan (COMM 3),

Tersedianya petugas keamanan (SEC 1), Peralatan makan yang digunakan dalam

keadaan bersih (SEC 2), Lingkungan sekitar cafe yang aman dan nyaman (SEC

4), Tersedianya menu makanan & minuman yang banyak disukai pelanggan

(UND 1), dan Harga makanan dan minuman yang terjangkau (TANG 1). Pihak

CM harus mempertahankan atribut-atribut dalam kuadran II, karena inilah yang

dapat meningkatkan dan mempertahankan pelanggan.

Kuadran III (Prioritas Rendah)

Atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran III dianggap kurang penting

oleh pelanggan, karena dirasa kurang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan,

dan nilai kinerjanya pun rendah. Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini

adalah Pelayan menyambut pelanggan yang berkunjung (RES 1), Pelayan yang

mengantarkan pelanggan menuju tempat duduk (RES 2), Pelayan yang segera

mencatat pesanan pelanggan (RES 3), Pelayan yang mampu menjelaskan setiap

menu cafe (COMP 1), Lokasi cafe yang dekat dengan jalan raya (ACC 1), Adanya

nomor kontak cafe yang dapat dihubungi (ACC 2), Pelayan yang tersenyum saat

melayani pelanggan (COUR 2), Pihak cafe membangun hubungan baik dengan

pelanggan (UND 2), Kapasitas tempat duduk yang cukup (TANG 2), dan

Penerangan yang cukup (TANG 3). Atribut-atribut yang masuk ke kuadran ini

meskipun memiliki prioritas rendah, namun tetap perlu diperhatikan oleh pihak

CM sesuai dengan tingkat kepentingannya.

Kuadran IV (Berlebihan)

Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran IV dinilai memiliki kinerja

yang berlebihan oleh pelanggan. Terdapat lima atribut yang masuk dalam kuadran

ini, yaitu Adanya hiburan musik sepanjang waktu kerja cafe (REL 4), Pemain

musik cafe yang mampu memainkan musik pesanan pelanggan (COMP 2),

Pelayan menanggapi pelanggan dengan volume suara yang memadai (COMM 2),

Tersedianya fasilitas hiburan yang memadai (TANG 4), dan Pelayan yang

mengenakan seragam (TANG 6). Atribut-atribut dalam kuadran ini sebaiknya

dibatasi prioritasnya, karena dianggap memiliki kinerja yang berlebihan oleh

(46)

4.4. Customer Satisfaction Index (CSI)

Analisis CSI digunakan untuk menghitung seberapa besar tingkat

kepuasan pelanggan. Hasil CSI berupa persentase kepuasan pelanggan, yang

didapat setelah menganalisis nilai weighting factor dan weighted score. Analisis CSI dapat dilihat dalam Tabel 9.

(47)

35

Costumer Satisfaction Index (%) 76,38

Berdasarkan hasil perhitungan CSI diperoleh indeks kepuasan sebesar

76,38%, jika disesuaikan dengan kriteria CSI sebagai berikut :

Tabel 10. Kriteria nilai CSI

Nilai Indeks Kriteria

Maka dapat diketahui bahwa indeks kepuasan pelanggan CM berada pada kategori “Puas”.

4.5 Implikasi Manajerial

(48)

Tabel 11. Implikasi Manajerial

Atribut Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengendalian REL 2 Pelanggan tidak

menunggu

Penetapan waktu pembuatan setiap menu

Pengetahuan yang sama mengenai waktu pembuatan setiap menu oleh juru masak dan pelayan

Pelayan dapat memberitahukan kepada pelanggan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat pesanannya

Perlunya koordinasi yang baik antara juru masak dan pelayan

Evaluasi internal

Perekrutan pelayan baru secara selektif

Penempatan pelayan di tempat yang dekat dengan pelanggan, sehingga dapat dengan cepat menanggapi keluhan pelanggan

Pelayan dapat menghadapi keluhan pelanggan dengan baik

Pengawasan terhadap kinerja pelayan

Adanya forum rutin secara berkala yang membahas mengenai keluhan pelanggan

Surat izin usaha dan sertifikat makanan sehat dan higienis dimasukkan dalam pigura, serta dipajang di tempat yang strategis dan dapat dengan mudah dilihat pelanggan, seperti di dekat pintu masuk cafe

Memastikan surat izin usaha dan sertifikat makanan sehat dan higienis selalu dalam keadaan bersih dan rapi

(49)

37

Lanjutan Tabel 11.

Atribut Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengendalian SEC 3 Cafe dapat

Pemasangan atap yang kokoh, membuat saluran air yang menjadi tempat aliran air pada saat terjadi hujan sehingga tidak terjadi genangan air

Pengawasan terhadap kondisi cafe secara rutin

Pelaporan kondisi secara rutin

TANG 5 Ketersediaan jumlah toilet yang cukup dan bersih

Manajemen cafe dan bagian operasional

Penambahan jumlah toilet

Penambahan jumlah alat kebersihan toilet

(50)

1. Kesimpulan

a. Berdasarkan analisis deskriptif, diperoleh karakteristik pelanggan yaitu banyaknya pelanggan CM yang termasuk kategori remaja, yaitu sebesar

49% pelanggan berusia 17-25 tahun, serta sebesar 57% berpendidikan

akhir SLTA. Hal ini mengindikasikan bahwa CM lebih diminati oleh

remaja. Oleh karena itu, pihak CM perlu menampilkan konsep hiburan

yang menarik minat remaja. Cara ini dapat dilakukan dengan cara

mengadakan lomba menyanyi secara berkala, serta dengan mengadakan

acara dengan mengundang public figure yang aktif di bidang vokal sehingga masyarakat dapat mengenal CM bukan hanya sebagai tempat

makan, tetapi juga wadah penyaluran bakat dan kreativitas. Cara ini juga

berfungsi sebagai promosi CM. Sebanyak 34% pelanggan CM

berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000, dan 31% berpenghasilan hingga

Rp. 2.500.000. Hal ini mengindikasikan banyaknya pelanggan CM

berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga perlu adanya penyesuaian

terhadap harga menu CM, berkaitan dengan pelanggan CM yang termasuk

kategori remaja.

b. Terdapat enam atribut yang dianggap menjadi prioritas utama di mata

pelanggan, yaitu masih lamanya waktu yang diperlukan juru masak yang

membuatkan pesanan pelanggan, pelayan yang sigap dalam menanggapi

keluhan pelanggan, adanya izin usaha cafe, adanya jaminan makanan sehat

& higienis, ruangan cafe yang aman dalam menghadapi cuaca buruk, dan

jumlah toilet yang cukup dan bersih. Hal ini diperoleh berdasarkan atribut

yang terdapat dalam kuadran I diagram Kartesius.

(51)

39

2. Saran

Pihak CM sebaiknya melakukan perbaikan terhadap fokus utama, yaitu

proses pembuatan pesanan yang tidak terlalu lama. Kesigapan pelayan dalam

menghadapi keluhan pelanggan dapat dilakukan dengan cara pelatihan dan

penempatan pelayan di tempat yang dekat dengan pelanggan, serta forum diskusi

yang membahas tentang keluhan para pelanggan. Pihak cafe juga perlu

mencantumkan atau memasang izin usahanya dan sertifikat makanan sehat &

higienis di tempat yang mudah dilihat oleh pelanggan, sehingga akan timbul

kepercayaan pelanggan yang tinggi terhadap cafe.

Ruangan yang rentan terhadap cuaca buruk dapat diatasi dengan cara

memastikan tidak adanya atap yang rusak, serta membuat jalur aliran air untuk

mengantisipasi adanya genangan air pada saat hujan turun. Jumlah dan kebersihan

toilet dapat diperbaiki dengan penambahan jumlah toilet, serta adanya jadwal

(52)

[Disbudpar Kota Bogor] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2013. Data Pariwisata kota Bogor 2012. Bogor (ID): Disbudpar Kota Bogor

[Disbudpar Kota Bogor] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2014. Data Pariwisata kota Bogor 2013. Bogor (ID): Disbudpar Kota Bogor

Elisabet M. 2011. Analisis Kepuasan Konsumen Kafetaria “X” [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Fitriani J. 2012. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gage SM. 2013. Strategi Pelayanan Pelanggan. Cetakan ke-1. Vivi, penerjemah. Jakarta (ID): Tugu. Terjemahan dari: Global Business Library; Extraordinary Customer Service

Martilla J dan James J. 1977. “Importance-Performance Analysis” (Journal of Marketing, January, 1977) pp. 77 – 79.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Sabran B, penerjemah; Maulana A, Hardani W, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Thirteen Edition. Edisi ke-13 Jilid 1.

Lovelock C. 2011. Pemasaran Jasa: Manusia, Teknologi, Strategi. Wulandari D, Putera DB, penerjemah; Sallama NI, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Services Marketing. Seventh Edition. Edisi ke-7 Jilid 1 Rangkuti F. 2008. Measuring Customer Satisfaction Gaining Customer

Relationship Strategy: Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta (ID): Gramedia

Ronaya HY. 2012. Analisis Kualitas Pelayanan Kereta Api Commuter Line Jabodetabek (Studi kasus Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hurriyati R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung (ID): Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung (ID): Alfabeta

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia

Sumarwan U. 2011. Riset Pemasaran dan konsumen: Panduan Riset dan Kajian: Kepuasan, Perilaku, Pembelian, Gaya hidup, Loyalitas dan persepsi Resiko. Bogor (ID): IPB Press

Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta (ID): Rineka Cipta

Gambar

Gambar 2. Diagram organisasi tradisional. (Kotler & Keller, 2009)
Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul,” Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak etanol kelopak bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn) “, yang disusun oleh A.Dian

Muladi, Kapita selekta sistem peradilan pidana1995 hal 84.. Sehingga reformasi kultur Polri merupakan syarat utama guna menghilangkan stigmanisasi oleh masyarakat

(Studi Analisis Isi Kuantitatif Berita Kerusakan Lingkungan Hidup pada SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja.. Periode 22 Mei – 19

JUDUL : IMSPQ 2016 DI FK UGM DIIKUTI RATUSAN MAHASISWA KEDOKTERAN DI DUNIA. MEDIA :

Asam fosfat digunakan sebagai cairan penyusun semen

Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan pengukuran berdasarkan laba total (total return) yang dinyatakan dalam persentase, baik buruknya suatu produk Reksa Dana ditentukan

Berdasarkan hasil data yang telah di- peroleh pada pratindakan, perlu dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas IV SD Negeri Dadapsari

Dari seluruh area pengamatan didapatkan data bahwa pohon jati (Tectona grandis) merupakan jenis yang paling banyak ditemukan.. Total jenis ini mencapai 1234 pohon