617.6
PROFIL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDONESIA
Direktorat Bi na Upaya Keseh atan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
PROFIL PELAYANAN
KESEHAt N GIGI DAN MULUT
INDONESIA
617.6
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2014 telah dapat diselesaikan dengan baik. Tersusunnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Gigi dimaksudkan agar tersedia data dan informasi yang relatif komprehensif dan diharapkan berguna sebagai bahan evaluasi untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di fasilitas pelayanan kesehatan.
Profil Pelayanan Kesehatan Gigi 2014 ini memuat perkembangan status kesehatan gigi dan mulut masyarakat serta situasi dan kondisi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia. Data dikumpulkan dan dikompilasi dari berbagai sumber data. Selain data rutin dari bank data Kementerian Kesehatan, untuk memenuhi indikator kesehatan gigi, data beberapa survey nasional seperti Riskesdas 2007, Riskesdas 2013 dan Rifaskes 2011 dimanfaatkan sekaligus rnenjadi base/ins data penyusunan profil ini. Beberapa survey terdahulu juga digunakan sebagai pembanding. Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini juga menampilkan Analisa Situasi Fasyankes Primer, hasil monitoring evaluasi Panduan Praktik K1inik Kedokteran Gigi di Fasyankes Primer tahun 2014.
Kami menyadari adanya datadata yang perlu diperbaharui sesuai situasi dan kondisi terbaru di lapangan, karena
itu
kritik, saran dan masukan kami harapkan untuk penyempumaan Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di masa datang.Jakarta, Desember 2014
KATA SAMBUTAN
DIREKTU R JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan bagian integral dari pelayanan keseha tan secara keseluruhan. Penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di semua fasilitas kesehatan bertujuan tidak hanya sebagai upaya pengendalian pe nyakit gigi dan mulut, juga turut mendorong percepatan terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan . Untuk mencapai hal tersebut, telah ditetapkan beberapa kebijakan dan strategi tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini , ka rena menampilkan situasi dan kondisi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, bagaimana input, proses dan
output serta dampaknya bagi peningkatan status kesehatan gigi masyarakat. Melalui data dan informasi yang re latif komprehensif dan bersifat evidence based, profil ini diharapkan menjadi acuan bagi Pe merintah dalam menetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kri teria Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dan pemangku kepentin gan di daerah dalam menetapkan reg ulasi yang sesuai dan menyusun perencanaan pe mbangu nan kesehatan yang lebih akomodatif terhadap programprogram non prioritas.
Penyusunan profil ini tentunya tidak mudah dan memerlukan waktu . Saya menghargai upaya yang telah dilakukan Ti m Penyusun untuk mengumpulkan, menelaah berbagai sumber data sehingga penyusu nan Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kita profil ini bermanfaat bagi upaya pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dalam rangka terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan aktif dan turut berkontribusi dalam penyusunan Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mul ut 2014 ini.
Ja karta, Desember2014
d[GBォエuセ Upaya Keseha! an
- - - -
-
---
--- --- --- --- --- --- --- ---
- -
- - ---I
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
I
DAFTAR lSIKEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PENDAHULUAN
k ANDASAN HUKUM
KOMITMEN GLOBAL
PRINSIP, TUJUAN DAN SASARAN
r
UNSUR.UNSUR PELAYANAN-r
SUMBER DAYA PELAYANAN K ESEHATAN GIGI DAN MULUT
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELA YANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
l
PERKEMBANGAN INDEKS DMF·Tn deks DMF·T MENURUT KELOMPOK UMUR _ PREVALENSI PENGALAMAN KARIES
セ@
--INDIKATOR PTI DAN RTI
>
-l
INDIKATOR PTI MENU RUT KELOMPOK UMURI
KONDISI SAAT INI,, STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT
EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
<
PERKEMBANGAN EM D NASIONAL
PERSENTASE PENDUDUK
d e nga
セ@
MASALAH GIGI & MULUT
JENIS PELAYANAN DAN TENAGA YANG MEMBERIKAN PELAYANAN
INDEKS DM.!·T
proviセsi@
TAHUN 2007.2013jPREVALENSI PENGALAMAN KARI ES DAN KARIES AKTIF
PETA INDEKS DMF·T PROVINSI
INDEKS DMF·T KELOMPOK UMUR 12 TAHUN
KOMPONEN D,M, F DARI INDEKS DMF·T
INDEKS DMF·T NASIONAL & KOMPON EN D,M, F MENURUT KELOMPOK UMUR
DATA 10 PROVINSI DENGAN PREVALENSI
KARIES AKTIF & DMF·TTERTINGGI TAHUN 2013
VARIASI KANDUNGAN FLOURIDE 01 20 PROVINSI
PERILAKU MENYIKAT GIG I PENDUDUK
USIA セ@ 10 TAHU N
MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU
BENAR MENYIKAT GIGI (RISKESDAS 2007)
MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU
BENAR MENYIKAT GIGI (RISKESDAS 2013)
BERPERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI
PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
DAFT
R lSI
MENYIKAT GIG I SETIAP HARI MENURUT
VARIASI WAKT U PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
SUMBER DA YA PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GIG I & MULUT PUSKESMAS DAN PROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PERSENTASE PUSKE SMAS DENGAN PROGRAM KESEHATAN GIG I DAN MULUT PER PROVINSI
KETERSEDIAN DRG DAN DRG SPESIALIS
JUMLAH DAN SEBARAN DRG PER PROVINSI TAHUN 2013 DAN 2014
JUMLAH DAN SEBARAN DRG SEBAGAI SDM KESEHATAN, BERTUGAS DI PUSKESMAS & RS
PROPORSI DOKTER GIGI PER WILAYAH
SEBARAN DRG DI PUSK ESMAS TAHU N 2013
PERSENTASE PUSKESMAS PER PROVINSI MENURUT KEBERA DAAN DOKTER GIGI
JUMLAH DAN SEBARAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
% PUSKESMAS MEN URUT KEBERADAAN DRG &
TERAPIS GIGI DAN MULUT & PROGRAM KESGILUT
JUMLAH DAN SEBARAN TEKNIKER GIGI
PROPORSI JENIS SPESIALISASI DRG SPESIALIS YANG TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
SEBARAN DRG & DRG SPESIALIS YANG TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
MMMMMMMMMMMMMMMMセMMセ@
iv
PROYEKSI DRG SPESIALIS DI RSU PROVINSI
KONDISI KETERSEDlAAN SARANA, PRASARANA, ALAT DAN OBAT DI PUSKESMAS
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAANALKES GIGI 60%79% LENGKAP
% PUSKESMAS MENURUT K ETERSEDIAAN
& KECUKUPAN JENIS OBAT PELAKSA NAAN PROGRAM PELAYANAN KE SEHA TAN GIG I DAN MULUT DI PUSKESMAS
PERSENTASE PUSKESMAS MELAKSANAKAN PELAYANAN K ESEHATAN GIGI DAN MULUT
DALAM GEDUNG SETIAP HARI
% PUSKESMAS YANG MELAKSANA KAN UKGS
% PUSKESMASANGMELAKSANAKAN UKGM
% PUSK ESMAS YANG MELAKSANAKAN
KEGIATAN LENGKAP PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PERSENTASEPUSKESMAS YAN G MELAKSANAKAN PELATIHAN PROGRAM KES EHATAN GIGI DAN MULUT
% PUSKESMAS MELAKSANAKAN PELATIHAN PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MUL UT
PER PROVINSI
PERSENTASE PUSKESMAS MENURUT MONITORING DA N BIMTEK UNTUK PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MUL UT
PENDAHULUAN
• Kesehatan harus dipandang sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
dengan prinsip dasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
pengutamaan dan manfaat, bermuara pada satu tujuan terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya.
• Pelayanan kesehatan adalah bagian dari subsistem upaya kesehatan yang menjadi hak dasar
masyarakat yang harus dipenuhi dalam pembangunan kesehatan dan diselenggarakan dalam
bentuk upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat di semua strata
pelayanan kesehatan.
GIgo GIn ,....,. 12 20 10
PE
DAHUILUA
• Salah satu masalah mendasar pelayanan kesehatan saat ini adalah terjadinya kesenjangan
status kesehatan antar sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar wilayah, sehingga kebijakan
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat
(client oriented) , merata dan terjangkau, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia kesehatan
• Pengembangan dan peningkatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas secara keseluruhan. Angka kepenyakitan gigi dan mulut yang masih tinggi,
meningkatnya ancaman penyakit gigi dan mulut sebagai faktor resiko penyakit sistemik, hingga
kelahiran prematur dan BBLR, serta pengaruh signifikan penyakit gigi terhadap penurunan kualitas
hidup yang bersumber dari buruknya perilaku masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi,
adalah beberapa hal yang menjadi evidence base dalam upaya pengembangan dan peningkatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
LANDASAN HUKUM
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
' BAB VI UPAYAK ESEHATAN, Bagian kedua,
Kesehata n Gigi dan M ulut, pasaI93.94
Pasal 94 : Pemerintah dan pemerintah daerah
Pasal 93 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan
wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
untuk memelihara dan meningka1kan derajat kesehatan
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan
masyarakat dalam
bentukpeningkatan kesehatan gigi, mulut dalam rangka memberikan pelayanan
pencegahan penyakit gigi, pengoba1an dan pemulihan
kesehatan gigi dan mulut yang aman,
kesehatan yang dlakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dalam
bentukpelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
perseorangan, masyarakat dan usaha kesehatan gigi di
sekolah
U U Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
I
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
I
UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
I
LANDASAN HUKUM
l!'P Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan dst..
]
BAB III PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN, Bagian kedua, Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Oaerah, pasal 6 dan 7 ayat 1, 2
セ@
Pasal6 :1.
Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
Pasal 7 :1. Urusan wajib dst...adalah urusan
daerah kabupatenlkota mengatur dan
mengurus urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan yang berdasarkan pengaturan kriteria
pemda provinsi dan kabupatenlkota berkaitan
pembagian urusan pemerintahan dst.., 2. Urusan
dengan pelayanan dasar, 2. Urusan wajib
Pemerintahan terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan
meliputi :
l
a. pendidikan, b. kesehatan, dst....
I,
PP omor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
J
1 1)
Perpres RI Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
J
Kepmenkes RI No. HK.03.01/1 60/1/2010 tentang Renstra Kemenkes
2010·201 4
I!
11
1
Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
J
II
-MMセM MMMMMMMM MMMMM MMMMMM
KOMITMEN GLOBAL
( Global Goals for Oral Health 2020 (WHO, 2003)
)
Target:
Meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada
upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestas di rongga
mulut dengan diagnosa dlni, pencegahan dan pengelolaan penyakit sistemik secara efeldif
( The Sixtieth World Health Assembly (WHA-60) tahun 2007
)
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya.
Sidang menghasilkan 19 Resolusi terka it aspek kesehatan, diantaranya Resol usi WHA 60.17
tentang
Oral Health Action Plan for Promotion and Integrated for Disease Prevention.
Berlandaskan resolusi ini, sidang WHA ke 60 meminta negaranegara anggota untuk :
a. menjamin bahwa kesehatan gigi dan mulut terintegrasi ke dalam upayaupaya
pencegahan dan pengobatan penyakit tidak menular, penyakit menular dan KIA
b. menjamin keb ijakan nasional didasarkan pada evidence based approach
c. mengupayakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terintegrasi dalam kerangka
Primary Health Care
d. menjamin pelayanan kanker mulut terintegrasi dengan program penanggulangan kanker
e. memperkuat upaya promosi, mengupayakan program fluoridasi, menjamin upaya pencegahan
penyakit gigi dan mulut terintegrasi dengan program HIVAIDS
f. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat
gig i), mengintegrasi kan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut ke dalam surveilans
kesehatan, memperkuat pengembangan riset, meningkatkan penyediaan
KOMITMEN GLOBAL
Politycal Declaration of The UN-HLM' Reference to Oral Disease (The UN Level Meeting on
NCDs (New York, 19-20 September2011)
Para
19 :
Recognize that renal, oral and eye disease posea
mjor health burden for many countries and that these disease share common risk factors andcan benefit from common response to non communicable disease (NCDs)Adressing NCDs including oral disease requires an integrated public health approach based on the principles of primary health care witha
focus on health promotion and disease preventionOral Heahh South East Asian Region Strategis (WHO, 2001)
Meningkatkan kesehata n gigi dan mulut serta sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik pada populasi di negaranegara SEARO, salah satunya mengembangkan Kebijakan Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Strategy for Oral Heahh in South -East Asia, 2013-2020
Target : Pen urunan angka kematian akibat kanker mulut sebesar 25% pad a tahun 2025 dan penurunan karies gigi sebesar 25% pada tahun 2025
RegionalOral Heahh Strategy, 2013-2020 (WHO
Regional Office
South East Asia
Kesehata n gigi dan mulut berpe ngaruh negatif terhadap produktifitas kerja dan performa pend idikan , mempengaruhi tumbu h kembang anak dan menurunkan kualitas hidup. Karies gigi diderita oleh 60%90% anak sekola h, menjadi bebab penyakit utama dan penyakit gigi dan mulut terbanyak ditemukan di South East Asia
- - -
--PRINSIP, TUJUAN & SASARAN
efektif,sesuai kebutuhan medis, mampu menghadapi tantangan global/regional
MMセMMセセセセセセセセM
-adil, merata, terjangkau
&
berkesinambungan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diselenggarakansecara adil, me rata dan berkesinambungan di seluruh wilayah NKRI serta ketersediaannya dan pembiayaan pelayanan yang bennutu
G0
'profesional, komprehensif dan terpadu
I Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh SOMセセセMMMM
yang memiliki kompetensi dan dedikasi, secara profesional, menyeluruh, terpadu sesuai standar dan etika profesi baik dalam UKP maupun UKM
MMMMセセセセセM
bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus bennutu, エ・セ。ュゥョ@keamanannya baik bagi penerima dan pemberi pelayanan, dapat diterima masyarakat,
エ・セ。ョァォ。オ@ oleh seluruh lapisan masyarakat
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada masyarakat umum dengan perhatian khusus kepada penduduk rentan, mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi
. Mセ@
-pemberdayaan masyarakat, sinergisme dan kemitraan
i Pelayanan kesehatan gigi dan mulutPRINS P, UJUAN & SASARAN
TUJUAN
Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi yang profesional, komprehensif dan terpadu sesuai standar Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang efektif
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas
Meningkatnya peran serta daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan alat Meningkatnya kemandirian pelayanan dan status kesehatan gigi dan mulut
Meningkatkan penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut
SASARAN
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut secar, bermakna di fasilitas kesehatan
Meningkatnya pemerataan dan akses pelayanan
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam selfcare
kesehatangigi dan mulut
Turunnya secara bermakna insidensi dan prevalensi penyakit gigi dan mulut sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat dan tercapainya derajat kesehatan yang optimal Terwujudnya jejaring pelayanan kesehatan gigi dan mulut
UPAYA KESEHATAN
FASI LlTAS
PELAYANAN
KESEHATAN
SUMBER DAYA
UPAYA KESEHATAN
PEMBINAAN &
PENGAWASAN
UNSUR-UNSUR PELAYANAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya pen ingkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan
melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutam akan
keamanan, kualitas dan manfaat
Fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan dan
masyarakat yang diselengga rakan
pemerintah (termasuk TNI/Polri), pemerintah dae rah provi nsi,
kabupaten/kota, masyarakat/swasta di fasilitas kesehatan ti ng kat
pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sesuai keb utuha n
masyarakat
Sumber daya upaya kesehatan pelayanan kesehatan gigi dan mu lut
meliputi SDM Kesehatan, pembiayaan, sarana prasara na termasuk
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta manajemen, informasi dan
regulasi yang memadai guna terselenggaranya pelayanan
SUMBER DAYA PELAYANA
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
NM セM MMM
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELAYANANKESEHATAN GIGI DAN MULUT
Meningkatkan upaya promotifpreventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Meningkatkan pelayanan kepada kelompok rentan dengan pendekatan life cycle
Mengutamakan kelompok rentan dan mendorong pemberdayaan masyarakat dan tenaga kesehatan
Mendorong pemenuhan sarana, prasarana, dana dan 80M yang mendukung pelayanan
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Mendorong peningkatan kapasitas tenaga kesehatan gigi dan mulut
Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan secara berjenjang (level ofcare), menyeluruh, sesuai sumber daya yang ada
Pencegahan dan pengendalian penyakit serta penurunan prevalensi penyakit gigi dan mulut
dilakukan secara エa イゥ ョ エ GZキQイウZ。セゥ@
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan pendekatan Primary Oral Health Care
Tersedia payung hukum, norma, standar, prosedur dan kriteria yang mendukung pelayanan
Penguatan manajemen, sistem informasi, surveilans, monitoring evaluasi
·
..
1
·
PERKEMBANGAN DAN
PERMASALAHAN
Kementenan K.esehatan Rl _ CiIQi _ _ .12 2010
_ _ _ 1< • GIOI mulut .hat jendeI. buh .hat
Kabers
gIgI
dan muIut yang
Iuuk
pada
ctapat
ュセ
.,.,yakIt
gusl,
selanjutnya Berat
BayI
R.ldah
(88LR)
MMMMMMMセセMM
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDEKS DMF-T
Karies gigi adalah masalah utama penyakit gigi dan mulut di Indonesia. Untuk melihat
besarnya penyebaran karies pada populasi penduduk, dilakukan pengukuran kuantitatif karies
yang dikenal sebagai Indeks DMFT
(Decay, Missing, Filling Teeth).
Indeks DMFT digunakan
untuk menilai status kesehatan gigi melalui pengalaman karies gigi permanen. Nilai DMFT
didapatkan dengan menghitung jumlah gigi permanen yang mengalami karies
(Dldecay),
mengalami ekstraksi karena karies
(M/missing)
dan gigi karies yang sudah ditumpat
(Flfilling).
DMFT juga digunakan sebagai indikator untuk menentukan prevalensi dan insidensi karies.
Pola Status Kesehatan Gigi berdasarkan Indeks DMF-T dalam kurun 1970-2013
Tinjauan terhadap nilai DMFT dari hasil survey terdahulu memperlihatkan pola status
kesehatan gigi masyarakat dalam kurun 1970 hingga 2000/2001, dimana karies gigi cenderung
meningkat setiap satu dasa warsa. Nam un jika dilihat DMFT dari hasil Survey Kesehatan
Ru mah Tangga (SKRT) tahun 1995, yang mencatat angka DMFT 6,4 ke SKRT 2001 dengan
DMFT 5,3, tampak kecenderungan penurunan. Disandingkan dengan data terbaru Riskesdas
2007 dan Riskesdas 2013, meski terjadi peningkatan sedikit pada 2007, trend DMFT cenderung
menurun. Pola ini tampak pada Gambar 1. Meskipun kurang tepat membandingkan secara
langsung ke dua survey tersebut karena kriteria, metoda dan pelaksana survey berbeda, tetapi
secara umum tampak gambaran pola perkem bangan status kesehatan gigi
se lama lebih
7.00
[image:27.601.134.587.11.417.2]PERKEMBANGAN INDEKS DMF-T
Gambar 1. Perkembangan Pola Status Kesehatan Gigi
berdasarkan nilai DMFT dalam Kurun Waktu 19702013
6.4
6.00.3
5.4
5.00
4.6
4.003.00
2.3
2.001.00
0.70
0.00
1970 1980 1990 SKRT 1995 SKRT 2001 Riskesdas Riskesdas 2007 2013
INDEKS DMFT BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
SKRT 1995
SKRT2001
Riskesdas 2007
[image:28.600.90.595.11.411.2]Riskesdas 2013
Gambar 2. Perkembangan Status Karies Gigi berdasarkan
12thn 15thn 18thn 3544thn >/= 65 th
2.2 2.4 2.7 6.1 18.4
1.1 1.0 1.5 4.7 18.2
0.88 2.00 1.52 4.35 18.42
1.38 1.46 1.63 5.45 18.93
SKRT1995
SKRT2001
Riskesdas 2007
Rlskesdas 2013
Indeks DMFT menu rut kelornpok urnur rnengacu pada
Global Goals Oral Health 2010
dari WHO yaitu urnur 12 tahun, 15 tahun, 18 ta hun, 3544 tahun dan>/=
65 tahun. Pada anak usia 12 tahun, target WHO DMFT セ@ 1.Gambar
2 adalah perkernbangan status kesehatan gigi berdasarkan kelornpok urnur . Terlihat pola yang sarnaPREVALENSI PENGALAMAN KARIES
Pola status kesehatan gigi berdasarkan prevalensi pengalaman karies, dapat dilihat dari data SKRT tahun 1995 dan 2001, yang disandingkan dengan data ternaru Riskesdas 2007 dan 2013. Tampak pada Gambar 3 secara umum ter1ihat tren penurunan prevalensi pen gala man karies yang cukup signifikan dari 1995 ke 2001, sedikit peningkatan pada 2007 dan cenderung menurun di 2013. Besamya persentase pengalaman karies sejalan dengan tingginya indeks DMFT.
Gambar3
Perkembangan Status Kesehatan Gigi
berdasarkan Prevalensi Pengalaman Karies tahun 19952013 100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
SKRT 1995 SKRT2001 Riskesdas 2007 Riskesdas 2013
INDIKATOR "PTI" DAN "RTI"
Indikator
PTI
atauPerformance Treatment Index
adalah indikator penilaian yang dapat menggambarkanmotivasi masyarakat untuk menumpatkan gigi yang karies dalam usaha mempertahankan gigi permanen . prJ
dinyatakan dalam persentase dan jumlah gigi permanen yang ditumpat (FT) terhadap angka DMFT. Sedangkan
RTI
atauRequired Treatment Index
merupakan indikator penilaian yang menggambarkan besamya kerusakanyang belum ditangani dan memer1ukan penumpatan. RTI dinyatakan dalam persentase dari jumlah gigi permanen yang kanes (DT) terhadap angka DMFT . Tabel1 adalah nilai RTI dan PTI menurut kelompok umur sesuai data SKRT 1995 dan 2001 serta Riskesdas 2007 dan 2013. Ter1ihat nilai PTI sangat keeil dibandingkan RTI, artinya motivasi masyarakat menumpat gigi sangat rendah, sementara kebutuhan untuk perawatan/penumpatan gigi sangat tinggi. Nilai RTI dan PTI meningkat hingga usia 18 tahun, dan eenderung menurun pada umur selanjutnya.
Tabel1 . Distribusi nilai RTI dan PTI pada semua kelompok umur dalam kurun waktu 19952013
SKRT 1995
SKRT 2001
Riskesdas 2007 Riskedas 2013
Umur
RTI
RTI
PTI
RTI
PTI
RTI
PTI
12 tahun 76,0% 4,6% 78,5% 4,6% 62,3% 0,7% 73,6% 3,2%
15 tahun 65,2% 4,6% 82,5% 4,2% 65,3% 1,9% 73,6% 3,7%
18tahun 62,7% 3,0% 72,4% 5,0% 63,4% 2,6% 69,6% 4,3%
3544tahun 33,7% 3,8% 47,1% 2,3% 32,3% 1,9% 36,8 2,1 %
>/= 65 tahun 10,5% 0,9% 15,2% 0,4% 6,3% 0,8% 9,7% 0.3%
INDIKA TOR PT I MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 19952013
Gambar 4 adalah nilai indikator PTI berdasarkan kelompok umur dan data sUivei SKRT 1995 hingga Riskesdas 2013. Tampak pola yang sarna dan ke empat survey, dimana angka PTI cenderung meningkat dan usia 12 tahun hingga 18 tahun, kemudian mengalami penurunan mulai usia produktif 3544 tahun. Dan gambaran ini teriihat motivasi untuk mempertahankan gigi tertinggi pada usia 18 tahun, dan memasuki usia selanjublya cenderung menurun. Hal ini
disebabkan tingkat kerusakan dan kehilangan gigi semakin tinggi sehingga kebutuhan perawatan menjadi rendah yang berdampak turunnya motivasi melakukan perawatan.
16
Gambar4. Nilai Indikator PT/ berdasarkan Kelompok Umurtahun 1995201314
12
10
8
6
4
2
o
12tahun 15tahun 18tahun 3544tahun >/=65tahun
Riskesdas 2007 • Riskesdas 2013
Kondisi Saat Ini
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Riskesdas 2013 adalah survey nasional yang mempresentasikan pencapaian status kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut di wilayah nasional, provinsi dan
kabupatenlkota. Data kesehatan gigi dan mulut dari ke dua su rvey ini menjadi base line data kondisi saat ini status
[image:32.613.99.600.15.418.2]kesehatan gigi dan mulut, jangkauan pelayanan dan perilaku kesehatan gigi masyarakat Indonesia.
Tabel 2. Capaian Indikatorindikator Kesehatan Gigi dan Mulut Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
Pengalam Karies
Prevalensi an karies Aktif
Indeks
masalah penduduk penduduk Angka
DMFT SURVEY
kesehatan umur 12 umur 12 be bas
NASIONAL umur 12
gigi dan tahun ke tahun ke karies
tahun
mulut atas atas
RISKESDAS
2007
23,4%
67,2%
43,4%
t.a.d
0,91
RISKESDAS
25,9%
72,6%
53,7%
27,4
1,38
2013 Rerata Komponen DMFT I Indeks kelompok umur 12 tahun DMFT ke atas umur 12 tahun
DT
MT
FT
keatas1,22
3,86
0,08
5,42
1,6
2,9
0,08
4 ,58
Sumber data Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Jumlah penduduk yang menyatakan bermasalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand} dinyatakan d alam indikator P revalensi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Ind ikator ini berguna untuk menilai kemampuan masyarakat mengenali d an menyadari adanya masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya. P revalensi masalah gigi dan mulut dinyatakan dala m persentase jumlah pend uduk yang bermasalah gigi dan mulut. Gambaran distribusia ngka prevalensi masalah g igi dan muluttiapprovinsi padatahun 2007 dan 2013tampakpada Gambar 5.
80 Gambar5 70 Disbibusi Prevalensi Masalah Gigi dan Muluttiap Provinsi data Riskesdas 2007 dan 2013 p 60 e '2 6 2 9 r 50 セ i@ ? s 040 セ T@ Q 40 184 168 e 16 '2 6 1951
n 30 If> 3
20 :/'47 204 4 ?J 6
a
.5 0 6 0 181 1
s 10 170
[image:33.600.52.586.19.412.2]Pada Gambar 5 tampak prevalensl masalah glgl dan mulut naslonal menlngkat dart 23,2% pada 2007 menjadl 25,9%di 2013. Provinsl Gorontalo tertlnggl pada 2007, namun turun d12013. Sedangkan Sulawesi Selatan menlngkat menjadi tertinggi pada 2013. Sepuluh provinsi dengan masalah gigi dan mulut terendah pada 2007,
tertihat terjadl peningkatan potential demand yang cukup signifikan di 8 provinsi pada tahun 2013.
• EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
Seseorang yang bennasalah gigi dan mulut seharusnya menerima pengobatan/perawatan yang tepat dari tenaga medis gigi. Keterjangkauan atau kemampuan penduduk mendapatkan pelayanan tenaga medis gigi (dokter gigi, drg
spesialis dan perawat gigi) dihitung sebagai
Effectivie Medical Demand (EMD) .
EMD dinyatakan dalampersentase dari jumlah penduduk yang menyatakan bennasalah gigi dan mulut dan menerima pengobatan dari
tenaga medis gigl. Gambar 6 mempertihatkan skema yang menggambarkan EMD dari prevalensi masalah gigi dan
[image:34.600.53.594.14.407.2]mulut nasional berdasarkan data Riskesdas 2013.
Gambar
6.
Effective Medical Demand Nasional (Riskesdas 2013)25,9 % bermasalah gigl dan mulut
8,1%
Effective Medical Demand
(EMD)
U Bermasalah gigi dan mulut
• Tidak bermasalah gigi dan mulut 31,1% menerima
• Menerima perawatan perawatan
tenaga medis gigi Y Tidak melakukan
tenaga medlsglgl
Perkembangan
Effective Medical Demand (EMD) Nasional
Angka EMD Nasional tahun 2013 relatif meningkat dari tahun 2007. Meski relatif kecil dan peningkatannya tidak
signifikan, kecenderungan peningkatan ini memperlihatkan kemajuan terhadap kemampuan masyarakat menjangkau
[image:35.602.55.586.32.418.2]pelayanan kesehatan gigi di fasilitas pelayananan esehatan gigi yang tersedia dan mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Gambar 7 menggambarkan perkembangan EMD dari 2007 ke 2013 berdasarkan data Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013.
Gambar 7. Perkembangan £ffevtivitas Medical Demand Nasional berdasarkan angka
Prevalensi Masalah Gigi dan Mulut dan Menerima Perawatan Tahun 2007 dan 2013 EMD Menerima perawatan I Bermasalah gigi dan mulut
5 10
15
2025
3035
Riskesdas 2013 Riskesdas 2007
I
L II.
o
87]
L6.
91
, .L セ@ I セ@ 1 31.1 1
L L L
29.7 ]
259 ]
セ@
23.2セ@ Q
I I
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN
MULUT, MENERIMA PERAWATAN TENAGA MEDIS GIGI DAN EFFECTIVE
[image:36.600.72.593.16.419.2]MEDICAL DEMAND (EMD) PER PROVINSI (RISKESDAS 2013)
Gambar 8. Diatribusi Prevalensi Maaalah Kesehalan Gigi dan Mulut, Menerima Perawalan dan EMD
berdasarkan data Riakesdas 20 13 100 90 80 14.0 70 60 10.5 .0 .4 7.t 10.3
7.' s.• ' .1
..
•.9 .•
7. 1 .7 7.t
1.1 9 . 3
7. ' 7.5 7.0 7.' I .t ' .7
6 . 1
50
40
30
20
45.9 5 .7 5 .7 5.. . 1
S.Z • . t
36 .l 36.1 35. 6 3Z l31 31 6
. . . 30.5 30.1l' .1 Zl6 ZI.6 ZI 0 27.2 27. 2 21.9 21.9 25 .4 Z .32• . 1 24 25.7 l J S 25 9
10 Z 2l l 20 , lO ' I t.S t.411. 6 1' 4 U .8 16 Z 15 3
o
セ@ 0 CO I!! _ セ@ CD
i:
'i
j
セ@s
iii j ;
'S セ@ CD セ@ '11GI
j j i 1 t j
u 'jE
11
1
1=
セ@
...
; i
i
セ@
CO .!!! セ@ III セ@CD CD 2'co セ@
<
セ@c:..,
セ」ッコQゥャ@ z5
c: セNMa::
:.= CO CO CD _ セ@!I
Q.i
IIIE ii Q. セ0
°
en
CD セ@ CD CD ...CO
Iii
CO セ@ CD CD c: .., E 0セ@
セ@ セ@ G ii@
.lIS "I
GI CD Cl. GI III "C0 CO
J
(!)
•
CDセ@
';; ... I
!I
CDJ
CO ...J £'1
j
'1
i
セ@
i
..,
'ii •j
セ@
i
CDI
i
I
CDQセQGSMGS@
セ@ セ@
セ@
:i
GI Q. Iii セE
.§ Cl.E
:l . _enOen
セ@ ._ CD セ@ COen
'iiE
:::Ien
セ@en
'iien
'ii セ@ セ@en
セ@ セ@
JENIS PELAYANAN DAN TENAGA YANG MEMBERIKAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI
Dari 31.1 % pendudukyang menerima perawatan gigi. mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan m ulut dalam berbagai jenis. Proporsi penduduk menurutjenis pelayanan yang diterima tampak pada Gambar 9. Sedangkan gambar 10
memperlihatkan proporsi pemberi pelayanan kesehatan gigi dan mulutyang dicari penduduk yang bermasalah gigi dan
mulut. Proporsi tersebar tidak hanya tenaga medis kesehatan gigi tetapi juga tenaga non kesehatan gigi. Non tenaga
kesehatan gigi seperti tukang gigi masih memiliki sedikit porsi sebagai pemberi pelayanan gigi yang dicari penduduk.
Gambar9. % Gamber 10
p・ョセ YIIf1J menennB Proporsi PendJcU< yang Berobet Gigi men..rut Jenis
perawlDill. MrUUtjenis pelayBnan t・セk・セ、。ョnッョt・セkセ@
100.0% XWNVセ@
50.0% 38.5%
4.6% 13.3% 0 .0%
(Riakaedas2013)
Drg Speeielis
• DolderGigi
PerawatGigi
Paramedik laRlya
• Tukang Gigi
• LBimya
INDEKS DMF-T PROVINSI TAHUN 2007 dan 2013
Gambar 11 adalah distribusi DMFT 2007 dan 2013 per provinsi. Meski DMFT Nasional cenderung menurun dari 5,42 pada 2007 menjadi 4,6 tahun 2013, bila dicermati , tahun 2013 beberapa provinsi mengalami peningkatan DMFT melebihi DMFT Nasional. 8angka 8elitung meski trend DMFTnya menurun namun dengan jauh melebihi angka nasional menjadi tertinggi di Indonesia. Provinsi kedua dengan DMFT tertinggi adalah Sulawesi Selatan. Namun dari 33 provinsi, terdapat 18 provinsi dengan indeks DMFTcenderung mengalami penurunan pada tahun 2013.
Gambar 11 . Distribusi Indeks DMFT per Provinsi Riskesdas 2007 dan 2013
10.0
-9.1
9.0 8.5
8.0
-.46:>I-6:s-6 ___.
7.0
5.7 6. 0
6.0
5.0
"
セN@ • n . .u 4 .1 4.2 4. 2 4.3 4)
, 5
4.,
4.. 4.7 4.8 4.14. 9 5.0 5.1 5.1 5-;- 5.3 5..
4.0 セN i@ 3. 3.3 3.4 3..
3.0 2.0 1.0 0.0 ::J
::
'"
Cl z w en Z w セ@ « en enI-Z .... セ@
:::l セ@ w
セ@
::> en 0 <I .... z 0 0: 0 (!) < ....セ@
..., i: 0 Cl z ::J Il.セ@
....セ@
enセ@
...,i
en < ::J Il. « 0.. < :> Il. « 0.. セ@ Z :I: w U..:
i
en iii W ;t :5 ::J en セ@ Cl Cl z w I-iii w
セ@
::J en セ@ < .... :::l ::J "" ::J <I ::E Z < .... :5 W en セ@ セ@'"
セ@ ::J en :::;'"
en ::J <a:
セ@....:5 W en iii W ;t S ::J en :5 U) w
8
セ@ ::J :5 a: z « ::J :5 ::J Il. w"
セ@
z w I-セ@Z セ@セ@
セ@ « .... :::l iii w ;t :5 ::J en 0: ::J セ@ t=: セ@ ....セ@
セ@
セ@ Cl z w I-« ;t'"
...,i
en セ@セ@
::J en iii セ@...,
::J ""::J4! ::Ii
セ@
Z w I-iiiセ@
::J eni
en セ@ セ@ :iセ@
0: :> セ@ t=: < ;t < -, « ....セ@
>-8 >-C セ@ .... :5 w en セ@ .... Z セ@セ@
セ@ セ@ :::; w en セ@ Cl セ@ enPREVALENSI KARIESAKTIF DAN PENGALAMAN KARIES
Indeks OMFT dapat menetukan prevalensi kaMes aktif dan pengalaman kaMes. Orang dengan kaMes aktif adalah orang yang memiliki 0>0 atau memiliki kaMes yang belum tertangani. Sedangkan orang dengan pengalaman kaMes adalah orang dengan indeks OMFT >0. Gambar 12 adalah angka nasional prevalensi kaMes aktif dan prevalensi pengalaman kaMes dalam distMbusi per provinsi . Tertihat persentase penduduk dengan OMFT>O, di semua provinsi dan nasional, selalu lebih tinggi dibandingkan dengan kaMes aktif. Bangka Belitungmemiliki prevalensi pengalaman kaMes tertinggi yaitu 88,1 %, sedangkan NTB, prevalensi kaMes aktif dan
[image:39.602.58.589.15.412.2]pengalaman kaMes terendah.
Gambar 12. Distribusi Prevalensi Katies Akti{dan Pengalaman Katies per Provinsi Riskesdas 2013
100
90 86.9 88.1
816 83.381.7 80.2 80.2 78.3 ' 78.1 79.5 XP ᄋ セXNV@
80 _ ________セセ MMMMMMMMMMMM MMセ WT W@セセ 72 セWSセセセ セ rセセ WU Nセセ T セ セセ セL セK⦅セWT NU WW セセ NU セ M W NUセセセセセ K⦅iK⦅セ MMMM
57.0 57258.258.559.1 60.2 51.1152.1 53., 54'
51
.7 ....2.9 68.9 .. I
70 65.6 67.966.3 67.066.1 72.6
65.6 65.8 61.3 61.1
60
セセ
UW Nセ
⦅ Wセ
セMKセK⦅hMセセMッセ
セ セセセセセイW
セ hMKイ
セセセセ
セ
53.7
50
40 TV NQT WN GTW N W TX Nj TX Bセ Y NjU P Nj@ 50.5 50 .. 4 2 1
39 .. .
30 35. 37 .• U .J
20
10
o
セ@ セ@ 0 :::> co :::> c: :::> :::> セ@ c: セ@ c: C> C> c:
2! 2! 5 :::> l'1 2! 5 :0 セ
セ@ セ@ OJ セ@ co CD '3 :::> セ@
セ@
セ@ co .>< セ@ co セ@ co co c: c: セ@
:::> S S E .l!I C/)
co .l!I co In .>< co .l!I c: C> E 19 c: >< a. セ@ E co セ@ S セ@ .l!I co セ@ co c: Ol co C> E co co :::> a. セ@ co co
co ...., In セ@ E c:
In => In co => CD セ@ i=
e
C> co i= In => co OJ => In In c: i= ...., In w c: 0.. c: CD OJ CD OJ OJ OJ zセ@ セ@ 'iii 'iii co 'iii C/) c: C/) C/)
l'1 セ@ :::> 2! l'1 0 CD l'1
;
t: セ@ co In 0co :::> co co C!) In セ@ CD :::> c: .l!I c: ...J S
C> a. 52 .!
8'
co .! ;t co co セ@ 2! u; c: 0OJ co co ;t C> ...., co セ@ ...., S c: S セ@ CD
C> 0.. 0 co C> > co co '3 co
セ@
.! co C> セ@c: :;:!; E ...., c: E a. co co c: c: ;t
CD C/) C/) CD C/) :; co
CD :::> is :::> '3 '3 '3 co .§ co c: co
.§
セ@co C/) セ@ C/) セ@ C/) E ::> ,§ OJ .§ In '3 セ@
C/) OJ セ@ OJ
en :l! C/)
::> :::> セ@ セ@
Z z
Karies Aktif Pengalaman Karies
PETA INDEKS DMF-T PROVINSI (RISKESDAS 2013)
Gambar 13. Mapping Indeks DMFT Provinsi tahun 2013
• tinggi > 4,5
D
sedang (2.74,4)INDEKS DMF-T KELOMPOK UMUR 12 TAHUN
[image:41.602.67.589.22.420.2]Indeks DMFT kelompok umur 12 tahun merupakan indikator kntis status kesehatan gigi. Target WHO tahun 2010, indeks DMFT anak usia 12 tahun </= 1, artinya kerusakan glgl pada anak umur 12 tahun hanya 1 (satu) gigi. Hingga tahun 2013, di Indonesia, secara nasional, pencapaian indeks DMFT umur 12 tahun adalah 1,38. Gambar 14 memper1ihatkan sebaran angka DMFT per provinsl, dimana sebagian besar provinsl memiliki DMFT di atas 1. Hanya tujuh provinsl dengan indeks DMFT </=1. Hanya 5 Provinsi (wama hijau) dengan DMFT kurang dan
O.
Gambar 14. Distrlbusi Indeks DMFT Kelompok Umur 12 tahun per provlnsl tahun 2013 2.,0 Kalimantan Barat 2.62 2.34 Kalimantan Salatan 2.29 2.22 Sumatara Salatan 1.85 1.80 Sulawesl Tenggara 1.77 1.76 Sulawesl Barat 1.64 1.64 Lampung 1.60 1.58 Kalimantan TImur 1.57 1.47 OKI Jakarta 1.44 1.43 Papua U8 1.3801 Yogyakarta 1.38 1.37 Sulawesi Tengah 1.26 1.22 Nusa Tanggara TImur 1.17 1.12 Aceh 1.12 1.11 Bangkulu 1.02 1.01 JewaTengah 1).94 0.83 PapuaBarat 0.71 0.63 Ball .55
0 0.5 1.5 2 2.5 3 3.5
Komponen
0, M,
F dari Indeks OMF-T
[image:42.612.120.602.21.420.2]Indeks OMFT gigi terdiri dari komponen 0 (decay/gigi karies), M (missing/glgi dicabut) dan F (filling/gigi ditambal).
Komponen 0, M dan F menunjukkan bpengalaman karies atau banyaknya kerusakan gigi yang dialami seseorang.
Gambar
15
memperiihatkan perbandingan komponen 0, M dan F data Riskesdas
2007
dan Riskesdas
2013.
Oari
gambar teriihat bahwa komponen terbesar dan meningkat jumlahnya adalah komponen M, sedangkan F sangat
rendah. Artinya, di Indonesia umumnya, orang yang mengalami karies glgi, cenderung melakukan pencabutan gigi
dan pada mempertahankan giginya dengan melakukan penambalanlperawatan
Gambar 15. Nilsi Komponen 0, M dan F Indeks DMFT Nasional Tahun 2007 dan 2013
10
8
6
4
2
0.08
o
Komponen 0
Komponen M
Komponen F
INDEKS DMFT NASIONAl & KOMPO EN DMF
BERDASARKAN KElOMPOK UMUR (RISKESDAS 2013)
Indeks DMFT cenderung meningkat pada kelompok umur lebih tinggi. Komponen yang terbesar dan meningkat sesuai peningkatan umur adalah komponen M. Tampak pad a Gambar 16, umur 1218 tahun komponen M masih di
bawah
1,
meningkat pada kelompok3544
tahun, hingga naik tinggi pada usia lebih dan65
tahun. Terlihat pada usiaproduktif seseorang telah kehilangan
5
gigi dan pad a umur65
tahun ke atas , di Indonesia, setiap orang sudah [image:43.600.52.587.20.412.2]kehilangan gigi ratarata17 gigi.
Gambar 16. Indeks DMFT dan Nilai Komponen DMF Berdasarkan Kelompok UmurTahun 2013
40 0.06
u..
,
35::?!
,
c
c 30
CD
c
0 Co 25
E
セ@
20 ]i FT
Z
15c 0.11 MT
as
"0 DT
10
I;" DMFT
u..
::?! 5
c
0 .05 0.070
12 tahun 15 tahun 18 tahun 3544tahun >/=65tahun Kelompok Umur
DATA 10 PROVINSI DENGAN PREVALENSI
KARIES DAN DMF-T TERTINGGI ( RISKESDAS 2013)
. . . . BALI
• *
' 8
DMF·T
KONDISI KADAR FLOURIDE DI INDONESIA
SUMBER PETUNJUK PENGGUNAAN FLOUR PADA PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT
PERILAKU MENYIKAT GIGI PENDUDUK USIA
セQ
P@
TAHUN
(Sumber Riskesdas 2007 dan Riskesdas 201 3)
Menyi kat gigi adalah kebiasaan pelihara diri (s elf care) kesehat an gigi ya ng mudah dilakukan set iap orang. Aga r manfaat
terj aga nya kebersihan mulut dan terhi ndar dari karies gigi dapat diperoleh, setiap orang perlu memil iki perilaku benar menyikat gigi. Perilak u benar menyikat gigi didefinisikan sebagai menyikat gigi seti ap hari, sesuda h maka n pagi dan sebelum tid ur malam se rta menggunakan pasta gigi mengandung f lour (Di rektora t Kese hatan Gigi , 1998). Dari survey Riskesdas 200 7 dan Riskesdas 20 13, diketah ui penduduk usia 10 tahun ke atas, belu m berperilaku benar dalam menyikat gigi, meski sebagian besar pendudu k Indonesia menyikat gigi setiap hari, yang mela kuka n secara benar sesudah makan pagi dan sebelum ti dur ma la m sangat rendah. Gambar 19 t ampak propors i pendudu k menyikat gigi ti ap hari dan berperila ku benar sikat gigi secara nasion al. Perlu dicermati , bahwa trend kebiasaan menyi kat gigi setiap hari meningkat namun yan g mel akuka n secara benar j ustru menga lami penurunan.
Gambar 19. Proporsi Penduduk Menyikat Gigi Setiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi Tahun 2007 dan 2013
100
91.1
93.8
80
60
40
20
5.4
3.3
o
Riskesdas 2007 Riskesdas 2013
MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI
PENDUDUK USIA
セQP@
TAHUN (Riskesdas 2007)
Oari distribusi per provinsi berdasarkan Riskesdas 2007, OKI Jakarta dengan persentase 98,5% ertinggi dalam menyikat gigi setiap hari, terendah Papua (58,9%). Kepulauan Riau tertinggi dalam berperilaku benar menylkat glgi (13,3%) sedangkan Lampung dengan angka 1,7% menjadi yang terendah menyikat gigi dengan benar.
Gambar 20. Distribusi per Provinsi Berperilaku Benar Menyikat Gigi (Riskesdas 2007) 120 13.3 1.7 100 F I'
80
60
II;セ
40 20o
:.5
i@ セ@ r", iセ@II; fob iii:
Iil III
1=
セ@
セ N イN[@ N G[@ 7 11
-セセ@ 5,4
r
セNQ@
セ@
r'"1',
t
-iセ
I'
1
セQ
11, Iセ@
::
I'
It
r.
I.!.セ@
i
I"
1"1pi
セ@
iセ@
I'
I:
9
Ir
I>
セ@
r; 1;1 l!lMENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI PENDUDUK
USIA 10 TAHUN KE ATAS (Riskesdas 2013)
[image:48.601.75.593.29.419.2]Oari distribusi per provinsi berdasar1<an Riskesdas 2013, OKI Jakarta tertinggi dalam menyikat gigi setiap hari (98,1 %) dan terendah Papua (49,6%). Sulawesi Barat tertinggi dalam berperilaku benar menyikat gigi (8,0%) sedangkan Lampung dengan angka 0,4% tUNn dibandingkan data Riskesdas 2007 danmenjadi yang terendah berperilaku benar menyikat gigi.
Gambar 20. Distribusi per Provinsi Ber erilaku Benar Men ikat Gigi Riskesdas 2013 120
100 .2
2.2
6. r-8.0 --r::-u":"'lj
4. 5.6 6.6 4.2 Lj セ
5.0 • . 5 4.1
80 4.8
60
93.8
40
20
14
PERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI PENDUDUK
USIA
セQ
P@
TAHU N PADA TAHUN 2007 & 20 13
[image:49.602.138.589.19.417.2]Survey terhadap perilaku benar menyikat gigi penduduk pada Riskesdas 2007, secara nasional, menunjukkan tren penurunan yang sign ifikan pada Riskesdas 2013. Tampak pada Ga mbar 21, proporsi penduduk dalam berperilaku benar menyikat gigi menurun sebagian besar provinsi, hanya 2 provinsi yaitu Gorontalo dan Sulawesi Barat yang mengalami peningkatan. Gambar 21. Propers! Penduduk Berperilaku Benar Menylkat Gigi per Provinsi tahun 2007 dan 2013 13.3 12.3 11.9 11.8 12 9.9 10 8.9
8.3 8.7 8.2 8.0 7.4
8 7.0 6.7
6.5 6.6 6.3 .6 If>. 6.3
5.8
5.5 5.7 5.5 .6 5.\ 5.4
6 4.8 .0
4
2
0
.1 3. .0 .2
.5 .2 .3 .4 .5 .9
.44.2 3.8
.c e! iii ::s
セ@
S
:u
tV<
::JeD ii:50.0%
3.8%
6.5%
PERILAKU MENYIKAT GIGI SETIAP HARI MENURUT VARIASI WAKTU
[image:50.600.50.590.10.418.2]MENYIKAT GIGI PENDUDUK USIA
セ@
10 TAHUN
(RISKESDAS 2013)
Gambar 22. Persentase Penduduk Usia セQP@ Tahun Menyikat Gigi Setiap Hari
Menurut Variasi Waktu tahun 2013
SUMBER DAYA PELAYANAN
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RUMAH SAKIT UMUM
RUMAH SAKIT Pemerintah
&
Swasta
Kementerian Kesehatan RI Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota TNI/Poiri
Kementerian lain Swasta non Profit Swasta
BUMN
2013
14
14
53
52
525
537
155
164
3
5
527
539
388
477
60
60
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DAN
PROGRAM KESEHATAN
GIG I DAN MULUT
(Sumber Data Puskesmas Dit. BUKD 2014 dan Rifaskes 2011)
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat pertama, secara kuantitas dan kualitas, terus mengalami peningkatan dan tahun ke tahun. Data sampai bulan Juni 2014, jumlah Puskesmas sudah mencapai 9.719 unit. Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah salah satu Upaya Kesehatan Pengembangan di Puskesmas . Hasil Rifaskes 2011,menyebutkan bahwa dan 8981 Puskesmas yang disurvey, didapatkan data Puskesmas yang melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut sejumlah 84,0%, sedangkan 16,0% tidak melaksanakan. Peningkatan jumlah Puskesmas yang melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut diharapkan sejalan dengan peningkatan jumlah Puskesmas tahun demi tahun.
Gambar23. Peningkatan Jumlah Puskesmas dari 2009 s.d Juni 2014 dan % Puskesmas dengan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (Rifaskes 2011)
9800 9600 9400 II) a:I 9200
E
セ@ ole II) 9000 ::I Q. セ@ 8800 a:I , , , TldakE
::I 8600 8737" .'"
, 8400 82002009 2011 2012 2013 s.d. Nov 2014
41
8981 16,0%
100
イセ@ 8 3.6
711 ...
r..
..
1.0.90.9
6 3.8
.. .. .. ..
PERSENTASEPUSKESMASMELAKSANAKANPROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT PER PROVINSI
Kesehalan gigi dan mulut adalah bagian integral kesehatan tubuh secara keseluruhan. karena itu program kesehalan gigi dan mulut sejatinya dilaksanakan oleh semua Puskesrnas. Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011. dari 8981 Puskesmas di 33 provinsi y ang di survey. sejumlah 7544 atau 84.0% Puskesmas melaksanakan Program Kesehatan Gigi dan Mulut. 16.0% tidak melaksanakan. Oistribusi per provinsi me mperlihatkan seluruh Puskesmas (100%) di 01
Yogyakarta dan Bali melaksanakan program kesehalan g igi dan mulut.
120
8.0
_ 96.8 98.2 ....95A _ 96.8 85.0 0 .1
80
60
40 20...
セo
n."394.10 91.890.6 84.2 セ@ 6 7.6I. セ@
..
Ii87.991 .1 89.3
,t
87.4 85.384,0%
ioi! lM
- ,,:> ,58.859.5
[
..
57.8f"
セ@ 1M
..
Iiio..
...
10..c:: c::
.!l c:: cc ii セNᆪY
c:: c:: .!!!
aI G) G)
cc I CJ)
i NMMMMMMMMMMMMMセMMセセMMMMMM
KETERSEDIAAN DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS
(Sumber Data KKI dan BPPSDM Kesehatan 2013 Nov 2014)
Dokter Gigi dan Drg Spesialis yang Telah Teregistrasi s.d. Desember 2013
Dolder Gigi Spesialis
.0, .0, .0,
ad
a
.!!!a
'5a
TOTAL111 III '3
Dolder Gigi '5 ·iii 111 C C
'3 111 ·iii ·iii 0 ·iii セ
C C
. I!!
> セ@
セ ッ@
...
0 0'8
セ@
ol<:111
セ セ@
16 'lii
51
'8
'8
3! ol<: >- .2 0 'C ol<: .!! C ·c C I1I C 'C 'CCD m 1/ 0 CD
€
セ@
CD as CDュセ セ@
::.::
a..
0a..
セ セ@
a..
0:::::.:: 307 306 514 537 64 152 288 1426.780 24.598
2.182
Dokter Gigi yang didayagunakan sebagai SDM Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tahun 2013 Tahun2014
11.857
13.092
セ@
•
セ@ i|I@ 0....
w•
I\) 0....
セ@ Jawa Barat JawaTimur JawaTengah OKI Jakarta Sumatera Utara Sulawesi Selatan Banten Sumatera Barat 01 Yogyakarta Riau Kalimantan Timur Bali Lampung Aceh Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Jambi Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Kepulauan Riau Kalimantan Barat Maluku Sulawesi Tenggara Bengkulu Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Papua Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Bangka Belitung Papua Barat Maluku Utara Gorontalo....
.... .... .... ....
I\)I\) セ@ m (Xl 0 I\) セ@ m (Xl 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,
.... ....'"
'"
セ@
" , ' .!.
, _ . ! .
,
i@ セ
ol...-セ@ I セ@'"
セ@ .." .... N セ@ ....w _ I 0
セ@
.." .."
セイ@
セ G@
....
セ@
""
g;"':I 0 IN セ i@ N DO , ....
,
セ N
.
....'"
Nセ@
,!... N:r:
...
セ@ Z@
セ D@
セ [@
セ
...
。
c....
c:
3
Q) セ@a.
Q) ::len
CD C" Q)m
::l0
0
セ@
CD..,
(i)
cO·
_
.
Jumlah Dolder Gigi
... ... N c.>
C1I o セ@ C1I o
o
g
g
g
§
o o
8
8
Jawa Barat JawaTimur JawaTengah OKI Jakarta Sumatera Utara SulawesI Selatan Banten
•
i Sumatera Barat isII 01 Yogyakarta
eo Riau セ@ Kalimantan Timur Ball Lampung i Aceh ,J:I.iS
U'I [ Sumatera Selatan
セ@ Kalimantan Selatan
..
I
Jambl l: Nusa Tenggara Tlmur Nusa Tenggara Barat Kepulauan Riau Kalimantan Barat ;0 CD Maluku S" "Cen Sulawesi Tenggara
c ;c: Bangkulu
i
II"
SulawesI Tengah Sulawesi Barat ::> Papua Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Bangka Belitung PapuaBarat Maluku Utara Gorontaloe
セ@3:
):
::J:
o
OJ»
mz
セHjI
e m
G')OJ
» »
HjIセ
oz
::00
e;tJ
(J)G')
"(J)
mm
OJ
セセ@
(;) (J)
セ@
§
0
(J)
セᄏッ@
セコSZ@
セ[エj@
"
セ・ュ@
セ@
3:
(J)
セᄏュ@
m.
::J: ::J:
セ@
(J)
セ@
§»>
セRsコ@
PROPORSI JU MLAH DOKTER GIGI PER WILAYAH
G m baran distribusi tenaga dokter g igi di tujuh w ilayah nusantara terlihat pada Gambar
27
di bawah ini. Tam pak proposi ter besar dokter gigi berada di wilayah Jawa Bali sebesar55.71%.
d iiikutiwiilayah Su matera24.02%
(SlII7bBro
Is BPPSDM Ks8IJhBb!n!l_ d NoveniJIN2014j.24.02%
5671 ..
Sumatera
JawaBali
Kep. Nusa
T enggara Kalimantan
'"
m CXl0 0
"'"
0 00 0 0 0 0
Jawa Barat
I
JawaTimur NM セ@
00
セ@
...
JawaTengah
...
II: r'"...
セ
'"
Sumatera Utara I t! Sulawesi Selatan
I
i
...
セPapua
I
セ@ ::1 Nusa Tenggara Timuriii
;
DKI Jakarta
Aceh セ@
i
:)
< Sumatera Selatan
'"
...
'"
r:::
3
..
00NLampung
iii
'"
N0
=r
...
'"
セ@
1J Sulawesi Tenggara 0
N
r:::
en Sumatera Barat I _ N N
'"
セ@ N
CD
""
...
en Kalimantan Barat I セ
3
,J:Io. III en N N
...
Banten
I
0... Ul
Kalimantan Selatan
I
i
N N00
N
< N N N
r::: Kalimantan Timur I fa
N
3 N 0
iii Riau
I
セ@...
=r
c
Kalimantan Tengahセ@
¥li
0
..
セ@ 0
..,
Malukui セ@
'"
CD
..
00
N
...
G') Sulawesi Utara
'"
..
I§:
...
00...
Sulawesi Tengah w
1: セ
Bengkulu
..
...
Jambi セ@
..
'"..
セNusa Tenggara Barat 51 Papua Barat
..
...
..
is
Maluku Utara NDI Yogyakarta
I
S
..
..
I t:l '"
セ@
N Bali
I
C>セ@
N Sulawesi Barat
I
セ@'"
Gorontalo 1:0:: ::1
Kepulauan Riau
t
l C3Bangka Belitung t: 2l
...
...
0
0 0
'"
0 0
..
0 0
'"
f
iDen
CD
tT
Persentase Puskesmas per Provinsi berdasarkan Keberadaan Dokter Gigi
(Data Rifaskes 2011)
PROPORSI JENIS SPESIALISASI
DRG SPESIALIS YANG TEREGISTRASI TAHUN 2013
(Sumber KKI dan BPPSDM Kesehatan tahun 2013)
0.64%
2.93%"""\
Bedah Mulut
&
Maksilofasial• Konservasi Gigi
Periodonsi
• Orthodonsia
Prosthodonsia
Kedokteran Gigl Anak
Penyakit Mulut
• Radio Kedokteran Glgi
SEBARAN DRG DAN DRG SPESIALIS
YANG TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
(Sumber KKI s.d. Desember2013)
No
I
PROVINSI DrlAceh 221
umatera Utara 1598
umatera Barat 588
"
セ@Riau 577
5 am bl 188
, 6r>umatera Selata n " 324 Beng