• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAMPIRAN 2 Data CAR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014.

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10 10,52 12,52 13,66 12,14 13,50

Jun-10 10,12 12,46 25,95 12,11 12,24

Sep-10 14,62 11,49 22,07 12,36 11,37

Des-10 13,32 10,64 20,62 13,14 11,51

Mar-11 12,42 11,89 21,72 15,07 12,12

Jun-11 11,64 11,26 19,99 14,75 17,46

Sep-11 12,59 11,10 18,33 13,77 17,72

Des-11 12,05 14,70 14,74 12,03 15,29

Mar-12 12,13 13,97 14,34 12,90 14,58

Jun-12 14,55 13,70 13,59 13,08 13,25

Sep-12 13,28 13,20 12,92 11,16 12,28

Des-12 11,70 13,88 11,35 13,51 12,78

Mar-13 12,08 15,29 11,81 13,49 12,63

Jun-13 13,62 14,24 15,00 13,01 11,84

Sep-13 12,95 14,42 14,66 12,70 11,18

Des-13 17,55 14,12 14,49 12,99 11,10

Mar-14 17,64 14,90 14,15 15,28 11,24

Jun-14 16,37 14,94 13,99 15,93 10,74

Sep-14 14,77 15,63 13,86 16,90 16,15

(3)

LAMPIRAN 3 Data FDR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10 99,47 83,93 108,38 92,43 92,7

Jun-10 103,71 85,16 91,23 86,68 108,91

Sep-10 99,68 86,31 102,7 89,11 102,9

Des-10 91,52 82,54 95,82 78,11 99,37

Mar-11 95,82 84,06 97,44 79,2 95,18

Jun-11 95,71 88,52 93,34 81,48 93,45

Sep-11 92,45 89,86 95,58 83 81,12

Des-11 85,18 86,03 90,55 83,08 83,66

Mar-12 97,08 87,25 101,76 84,9 90,34

Jun-12 99,85 92,21 102,77 92,09 93,56

Sep-12 99,96 93,9 99,99 88,03 99,33

Des-12 94,15 94,4 103,07 88,88 92,29

Mar-13 102,02 95,61 100,9 98,37 87,8

Jun-13 106,44 94,22 103,67 104,19 92,43

Sep-13 103,4 91,29 105,61 102,89 95,15

Des-13 99,99 89,37 102,7 93,37 100,29

Mar-14 105,4 90,34 102,13 95,53 97,14

Jun-14 96,78 89,91 95,14 95,68 102,84

Sep-14 98,81 85,68 94,85 90,5 103,66

(4)

LAMPIRAN 4 Data NPF Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10 5,83 0,66 1,92 1,8 4,14

Jun-10 3,93 0,88 1,97 2,02 3,67

Sep-10 3,36 1,45 2,06 2,6 4

Des-10 3,51 1,29 2,14 2,11 3,42

Mar-11 3,99 1,12 1,7 2,64 0,98

Jun-11 3,57 1,14 2,77 2,14 1,61

Sep-11 3,71 1,26 2,27 2,25 1,57

Des-11 1,78 0,95 2,12 1,79 1,54

Mar-12 1,97 0,86 2,4 1,53 2,85

Jun-12 1,94 1,41 2,15 1,51 2,5

Sep-12 1,61 1,55 1,89 1,41 4,46

Des-12 1,81 1,14 1,84 1,32 4,26

Mar-13 1,76 1,55 2,01 1,42 4,28

Jun-13 1,86 1,1 1,94 2,19 4,03

Sep-13 1,84 1,59 2,14 1,63 3,86

Des-13 0,78 2,29 3,26 1,45 3,68

Mar-14 1,56 2,65 3,36 1,62 3,97

Jun-14 3,18 3,9 3,61 1,81 3,86

Sep-14 4,74 4,23 4,19 1,82 3,81

(5)

LAMPIRAN 5 Data RBH Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10

7,78 6,4 7,77 5,36 8,55

Jun-10 6,38 6,42 7,49 5,54 8,38

Sep-10 6,89 6,59 7,8 5,58 8,45

Des-10 7,46 6,46 7,48 6,07 8,19

Mar-11 6,73 6,13 7,52 6,13 8,22

Jun-11 6,71 5,69 7,67 5,9 6,26

Sep-11 6,29 5,76 7,59 5,57 5,74

Des-11 6,13 5,19 8,17 5,74 5,94

Mar-12 5,43 5,25 7,95 5,79 5,75

Jun-12 5,58 5,88 7,75 5,71 5,44

Sep-12 5,97 5,96 7,69 5,14 5,58

Des-12 5,37 5,69 7,45 5,09 7,27

Mar-13 5,57 5,25 6,54 5 5,67

Jun-13 5,58 5,32 6,46 4,83 6,01

Sep-13 5,43 4,39 6,46 4,24 6

Des-13 5,62 5 6,51 5,04 6

Mar-14 5,43 4,91 7,04 4,67 6,15

Jun-14 5,59 5,01 7,04 4,63 6,25

Sep-14 5,66 4,88 7,04 4,35 6,18

(6)

LAMPIRAN 6 Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPF FDR RBH

N 100 100 100 100

Normal

Parametersa,b

Mean 13,9784 2,4489 94,1195 6,1648

Std. Deviation 2,65124 1,13876 7,14639 1,04107

Most Extreme

Differences

Absolute ,140 ,174 ,067 ,092

Positive ,140 ,174 ,046 ,092

Negative -,099 -,088 -,067 -,081

Kolmogorov-Smirnov Z 1,204 1,135 ,670 ,921

Asymp. Sig. (2-tailed) ,139 ,185 ,760 ,364

a. Test distribution is Normal.

(7)

b. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1,806 1,398 1,292 ,199

CAR ,037 ,038 ,094 ,981 ,329 ,976 1,025

NPF ,226 ,089 ,247 2,540 ,013 ,946 1,057

FDR ,035 ,014 ,240 2,496 ,014 ,968 1,033

a. Dependent Variable: RBH

c. Uji Heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,408 ,77956 1,158

(8)

LAMPIRAN 7

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF b. Dependent Variable: RBH

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Penerbit; Sinar Grafika. Jakarta

Amelia, Rizky. 2011. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap return bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah. Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul.2011

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Hasanah, Andinur. 2012. Akda Mudharabah. https:// andinurhasanah.wordpress. com /2012/12/26/ akad- mudharabah/(26 Desember2015).

Hendrians. 2012. Uji Asumsi Klasik. http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/ 2012/01/uji-asumsi-klasik.html (10 January 2012)

Indriantoro, Nur, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta

Ismail, 2011. Perbankan Syariah. Penerbit: Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Karim, Adiwarman A. 2006. Bank Islam: analisis fiqih dan keuangan. Penerbit; PT. RajaGrafindo. Jakarta

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta : BPFF, 2002

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005.

Nurhayati, Sri dan wasilah. 2013. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Penerbit: Salembah Empat. Jakarta

Rivai, Veithzal, Credit Management Handbook, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2006.

Salman, Kautsar. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Penerbit : Permata, Jakarta Sjahdeni, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

(10)

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Wijaya, Lukman Denda, Manajemen Perbankan, Edisi 2, Bogor: PT Ghalia

Indonesia, 2005.

http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/ http://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan/2014

http://www.brisyariah.co.id/Laporan-Keuangan

http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/ http://www.megasyariah.co.id/

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan didalam skripsi ini adalah penelitian kausal. Menurut Umar (2003 : 30)”penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuntitatif yang terdapat pada bank umum syariah priode 2010-2014.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Data yang diperoleh berasal dari situs bank indonesia yaitu www.bi.go.id dan www.idx.co.id dan juga melalui situs masing-masing bank yang akan diteliti. Kedua situs tersebut dipilih karena kedua situs tersebut merupakan situs yang terlengkap dan termudah dalam mendapatkan laporan keuangan. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan September sampai Desember 2014.

3.3 Batasan Operasional

Ada beberapa batasan yang terdapat dalam penelitian ini :

(12)

2. Objek penelitian yang digunakan adalah semua bank umum syariah pada priode 2010-2014.

3. Data yng digunakaan di dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah pada priode 2010-2014

3.4 Definisi Operasional Variabel

Didalam penelitian ini melibatkan tiga variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat), adapun yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah capital adequancy ratio, financing to deposit ratio, dan non performing financing. Sedangkan yang

termaasuk di dalam variabel dependen dalam penelitian ini adalah return bagi hasil deposito mudharabah.

3.4.1 Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu :

a. CAR (Capital Adequancy Ratio)

CAR menurut Koncoro (2002;573) “adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko”.

(13)

sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan. Rumus yang digunakan untuk menghitung kecukupan modal adalah

Keterangan :

ATMR = Aset Tertimbang Menurut Resiko

b. FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR (Financing to Deposit Ratio) menurut Wijaya (2015;116) “adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah. Besarnya perhitungan FDR dalam dihitung dengan menggunakan rumus :

(14)

c. NPF (Non Performing Financing)

NPF atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah.

Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat )

Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana para nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito masing-masing nasabah digunakan bank untuk

(15)

adalah nisbah dimana bank mendapatkan hak atas laba yang disisihkan pengusaha atas dana-dana Mudharabah yang digunakan untuk pembiayaan. Untuk melihat besaran persentase bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh deposan dapat menggunakan perhitungan rate of return

Rumus:

Keterangan :

RR = Rate Of Return BBH = Bonus Bagi Hasil

SSRH = Saldo Rata-Rata Harian Dana Pihak Ke-3

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Rumus Skala

1 Independen 1

CAR (Capital

(16)

No Variabel Definisi Rumus Skala terjamin. Modal

merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan Deposit Ratio) adalah perbandingan antara yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

(17)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah semua bank umum syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia dalam priode 2010-2014, sedangkan untuk teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini, yaitu :

1. Bank Umum Syariah yang Memiliki Deposito Mudharabah jangka waktu 12 bulan

2. Bank Umum Syariah telah beroperasi minimal 1 januari 2010

3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan triwulan pada Bank Indonesia dan memiliki kelengkapan laporan keuangan pada periode tahun 2010-2014

No Variabel Definisi Rumus Skala

4 Dependen Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank

(18)

Tabel 3.2

Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian

No Singkatan Populasi Penelitian

Kriteria

Sampel Penelitian 1 2 3

1 BMI PT BANK MUAMALAT

INDONESIA

2 BSM PT BANK SYARIAH MANDIRI

3 BRIS PT BANK BRI SYARIAH

4 BMS PT BANK MEGA SYARIAH

5 BNIS PT BANK BNI SYARIAH ­ ­ ­

6 BCAS PT BANK BCA SYARIAH ­ ­ ­

7 BJBS PT BANK JABAR BANTEN

SYARIAH ­ ­ ­

8 BPS PT BANK PANIN SYARIAH ­ ­

9 BSB PT BANK SYARIAH BUKOPIN

10 BVS PT BANK VICTORIA

SYARIAH ­ ­ ­

11 BMSI PT BANK MAYBANK SYARIAH

INDONESIA ­ ­ ­

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa jumlah atau berbentuk angka. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Menurut Indriantoro dkk (1999:115) data skunder “yaitu sumber data

(19)

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2010 sampai 2014. Data penelitian didapatkan dari website resmi masing-masing perusahaan yang akan diteliti

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu.

2. Melalui media internet dengan cara mengunduh data yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan triwulan perusahaan melalui website masing-masing Bank Umum Syariah yang akan diteliti dan pada website Bank Indonesia, untuk melihat apakah Bank Umum Syariah melampirkan laporan keuangannya pada Banik Indonesia.

3.9 Teknik Analisis

(20)

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat statistik yang harus

dipenuhi linear berganda. Selain itu, untuk mendapatkan model regresi linear berganda yang baik harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai jika memenuhi asumsi klasik. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain :

3.9.1.1 Uji Normalitas

(21)

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas , Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2011:105-106). Ada atau tidak adanya multikolinearitas dalam model persamaan yang terbentuk dengan di uji menggunakan indikator Varians Inflation Factor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance >0.1 atau sama dengan VIF <10.

3.9.1.3 Uji Heteroskedasisitas

(22)

melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.

3.9.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (ImamGhozali, 2011:110). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya.

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti, baik secara parsial maupun secara simultan. Variabel independen mana yang paling kuat pengaruhnya (CAR FDR atau NPF) terhadap variabel dependen (return bagi hasil deposito mudharabah) dan variabel mana yang mempunyai pengaruh sangat signifikan secara parsial. Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat yaitu :

(23)

Keterangan :

Y = RBH (return bagi hasil) a = Konstanta

X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio) X2 = FDR (Non Performing Financing) X3 = NPF (Non Performing Financing) b1 = koefisien arah regresi CAR b2 = koefisien arah regresi FDR b3 = koefisien arah regresi NPF

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis penulis menggunakan Uji F dan uji t-test student) :

3.9.3.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Hipotesis Nol yang hendak di uiji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol atau tidak. Apabila F

hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

secara bersama-sama variabel CAR, FDR dan NPF

berpengaruh secara signifikan terhadap return bagi hasil

mudharabah. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, berarti Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya secara bersama-sama variabel

CAR, FDR dan NPF tidak berpengaruh secara signifikan

(24)

3.9.4.2 Uji t

Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Apabila t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien a dan b signifikan. Sebaliknya

apabila t hitung < t tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak,

(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Mengenai CAR, NPF dan FDR pada Bank Umum Syariah

Data-data yang diperlukan dalam analisa ini diperoleh dari Laporan Keuangan Triwulanan Profit Distribution/Distribusi Bagi Hasil Bank Muam. Dari hasil olah data penelitian yang dilakukan maka diperoleh gambaran sebagai berikut:

4.1.1Capital Adequacy Ratio

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa CAR Bank Umum Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank Muamalat Indonesia nilai CAR tertinggi di peroleh pada bulan Maret 2014, yaitu sebesar 17,64% dan nilai CAR terendah yaitu pada bulan Juni 2010, yaitu sebesar 10,12%. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai CAR tertinggi di peroleh pada bulan September 2014, yaitu sebesar 15,63% dan nilai CAR terendah diperoleh pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 10,64%.

(26)

diperoleh pada bulan September 2012, yaitu sebesar 11,16%. Pada Bank Syariah Bukopin nilai CAR tertinggi diperoleh pada bulan September 2012, yaitu sebesar 17,72% sedangkan nilai CAR terendah diperoleh pada bulan Juni 2014, yaitu sebesar 10,74%.

Tabel 4.1

Data CAR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah

Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014.

(27)

Gambar 4.1

Grafik Pertumbuhan CAR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014 4.1.2Finanching To Deposit Rasio

(28)

Indonesia Syariah nilai tertinggi FDR di peroleh bulan Maret 2010, yaitu sebesar 108,38% sementara nilai FDR terendah diperoleh pada bulan Desember 2011 yaitu sebesar 90,55%.

Pada Bank Mega Syariah nilai FDR tertinggi diperoleh pada bulan Juni 2013, yaitu sebesar 104,19% sedangkan FDR terendah diperoleh pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 78,11%. Pada Bank Syariah Bukopin nilai FDR tertinggi diperoleh pada bulan Juni 2010, yaitu sebesar 108,91% sedangkan nilai FDR terendah diperoleh pada bulan September 2011, yaitu sebesar 81,12%.

Tabel 4.2

Data FDR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah

Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014

(29)

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Grafik Pertumbuhan FDR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan

Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014 4.1.3Non Performing Financing

(30)

0,66%. Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah nilai tertinggi NPF di peroleh bulan September 2014, yaitu sebesar 4,19% sementara nilai NPF terendah diperoleh pada bulan Maret 2011 yaitu sebesar 1,7%.

Pada Bank Mega Syariah nilai NPF tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2011, yaitu sebesar 2,64% sedangkan NPF terendah diperoleh pada bulan Desember 2012, yaitu sebesar 1,32%. Pada Bank Syariah Bukopin nilai NPF tertinggi diperoleh pada bulan September 2012, yaitu sebesar 4,46% sedangkan nilai NPF terendah diperoleh pada bulan Maret 2011, yaitu sebesar 0,98%.

Tabel 4.3

Data NPF Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah

Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014

(31)

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Grafik Pertumbuhan NPF Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan

Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014. 4.1.4Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Equivalent Rate)

Adalah tingkat return atau kembalian yang diperoleh deposan atas investasinya dalam bentuk deposito mudharabah jangka waktu 12 bulan yang ditempat kan pada Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin. Dari tabel dan gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa RBH Bank Umum Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank Muamalat Indonesia nilai RBH tertinggi di peroleh

(32)

pada bulan Maret 2010, yaitu sebesar 7,78% dan nilai RBH terendah yaitu pada bulan Desember 2012, yaitu sebesar 5,37%. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai RBH tertinggi di peroleh pada bulan September 2010, yaitu sebesar 6,59% dan nilai RBH terendah diperoleh pada bulan September 2013, yaitu sebesar 4,39%. Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah nilai tertinggi RBH di peroleh bulan Desember 2011, yaitu sebesar 8,17% sementara nilai RBH terendah diperoleh pada bulan September 2013 yaitu sebesar 6,46%.

Pada Bank Mega Syariah nilai RBH tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2011, yaitu sebesar 6,13% sedangkan RBH terendah diperoleh pada bulan September 2013, yaitu sebesar 4,24%. Pada Bank Syariah Bukopin nilai RBH tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2010, yaitu sebesar 8,55% sedangkan nilai RBH terendah diperoleh pada bulan Juni 2012, yaitu sebesar 5,44%.

Tabel 4.4

Data RBH Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah

Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10 7,78 6,4 7,77 5,36 8,55

Jun-10 6,38 6,42 7,49 5,54 8,38

Sep-10 6,89 6,59 7,8 5,58 8,45

Des-10 7,46 6,46 7,48 6,07 8,19 Mar-11 6,73 6,13 7,52 6,13 8,22

Jun-11 6,71 5,69 7,67 5,9 6,26

(33)

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Grafik Pertumbuhan RBH Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan

Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014.

(34)

4.2Hasil Penelitian

4.2.1Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model persamaan yang digunakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji yang dilakukan adalah :

4.2.1.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik normal plot yang dapat disimpulkan bahwa jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal/tidak mengikuti garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPF FDR RBH

N 100 100 100 100

Normal Parametersa,b Mean 13,9784 2,4489 94,1195 6,1648

Std. Deviation 2,65124 1,13876 7,14639 1,04107

Most Extreme

Differences

Absolute ,140 ,174 ,067 ,092

Positive ,140 ,174 ,046 ,092

Negative -,099 -,088 -,067 -,081

Kolmogorov-Smirnov Z 1,204 1,135 ,670 ,921

Asymp. Sig. (2-tailed) ,139 ,185 ,760 ,364

a. Test distribution is Normal.

(35)

Besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov untuk CAR adalah 1,204 dan signifikansi pada 0.139. Nilai untuk NPF adalah 1,135 dan signifikansi pada 0.185. Nilai untuk FDR adalah 0.670 dan signifikansi pada 0.760. Sedangkan nilai untuk RBH 0.921 dan signifikansi pada 0.364. Hal ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas

Untuk melihat apakah ada gejala multikol atau tidak pada variabel penelitian dilihat pada tabel 4.6 dibawah :

Tabel 4.6

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,806 1,398 1,292 ,199

CAR ,037 ,038 ,094 ,981 ,329 ,976 1,025

NPF ,226 ,089 ,247 2,540 ,013 ,946 1,057

FDR ,035 ,014 ,240 2,496 ,014 ,968 1,033

a. Dependent Variable: RBH

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh nilai tolerance > α (0.976 > 0.01) dan nilai VIF hitung (1,025) berada

(36)

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Gambar 4.5 Scatterplot

(37)

4.2.1.4 Uji Autokolerasi

Untuk melihat ada atau tidak adanya autokolerasi dengan menggunakan angka Durbin - Watson (DW). Dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW)

Hipotesis 0 Ketentuan

Terjadi Autokorelasi Positif Jika nilai DW dibawah -2(DW < -2)

Tidak Terjadi Autokorelasi Jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ 2

Terjadi Autokorelasi Negatif Jika nilai DW diatas 2 ( DW > 2 )

Tabel 4.8

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,408 ,77956 1,158

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: RBH

(38)

4.2.2Uji Hipotesis

4.2.2.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.9

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,408 ,77956 1,158

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: RBH

Berdasarkan hasil output SPSS diatas, R menunjukkan nilai kolerasi atau hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Nilai R sebesar 0,654 atau 65,4% menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara X1 (CAR), X2 (NPF) dan X3 (FDR) secara bersama – sama terhadap variabel Y (Return Bagi Hasil).

(39)

Sementara sisanya 57,2% dipengaruhi/ dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai adjusted R Square sebesar 0,408 atau 40,8% menyatakan bahwa di lapangan pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap RBH hanya sebesar 40,8%. Selain CAR, NPF dan FDR ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi return bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah.

4.2.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah secara simultan variabel CAR NPF dan FDR memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai RBH. Untuk mengetahuinya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan melihat nilai signifikansi level (sig), jika nilai sig < 0.05 maka H0 ditolak. Hipotesis yang diajukan adalah : H0: Tidak ada pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara

bersama – sama) terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah.

H1: Terdapat pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama-sama) terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah.

Tabel 4.10

ANOVAb

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

(40)

Total 107,299 99

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: RBH

Berdasarkan hasil output SPSS di atas f hitung adalah 5,274 α 5% Numerator adalah (jumlah variabel - 1) atau 4 – 1 = 3 dan Denumerator adalah (jumlah kasus – jumlah variabel) atau 100 – 4 = 96 maka F tabel adalah 2,70. Sementara nilai sig sebesar < 0,05 (0,002 < 0,05 ) maka H0 ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan Tidak ada pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama - sama) terhadap RBH deposito mudharabah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama - sama) terhadap return bagi hasil Deposito Mudharabah.

4.2.2.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

(41)

1. Hipotesis Parsial untuk variabel X1(CAR)

H0: tidak ada pengaruh antara CAR terhadap RBH deposito mudharabah.

Ha: terdapat pengaruh antara CAR terhadap RBH deposito mudharabah.

2. Hipotesis Parsial untuk variabel X2 (NPF)

H0: tidak ada pengaruh antara NPF terhadap RBH deposito mudharabah.

Ha: terdapat pengaruh antara NPF terhadap RBH deposito mudharabah.

3. Hipotesis Parsial untuk variabel X3 (FDR)

H0: tidak ada pengaruh antara FDR terhadap RBH deposito mudharabah.

Ha: terdapat pengaruh antara FDR terhadap RBH deposito mudharabah.

Tabel 4.11

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,806 1,398 1,292 ,199

CAR ,037 ,038 ,094 ,981 ,329 ,976 1,025

NPF ,226 ,089 ,247 2,540 ,013 ,946 1,057

FDR ,035 ,014 ,240 2,496 ,014 ,968 1,033

(42)

4.3 Pembahasan A. Secara Simultan

Berdasarkan hasil output SPSS di atas f hitung adalah 5,274 α 5% Numerator adalah (jumlah variabel - 1) atau 4 – 1 = 3 dan Denumerator adalah (jumlah kasus – jumlah variabel) atau 100 – 4 = 96 maka F tabel adalah 2,70. Sementara nilai sig sebesar < 0,05 (0,002 < 0,05). Jadi dapat diketahui bahwa CAR, FDR, dan NPF berpengaruh secara simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah.

B. Secara Parsial

Berdasarkan output SPSS tersebut, maka secara parsial pengaruh dari masing - masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan. Secara parsial pengaruh masing - masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Nilai t hitung X1 (CAR) sebesar 0,981 sementara nilai t tabel sebesar 1,984 dan nilai signifikan 0,329. Jadi kesimpulannya karena t hitung < t tabel (0,981 < 1,984) dan nilai signifikan 0,329 > 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak. Jadi, secara parsial antara X1 (CAR) tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Y (RBH).

(43)

Jadi, secara parsial antara X2 (NPF) terdapat pengaruh signifikan terhadap Y (RBH).

3) Nilai t hitung X3 (FDR) sebesar 2,496 sementara nilai t tabel sebesar 1,984 dan nilai signifikan 0,014. Jadi kesimpulannya karena t hitung > t tabel (2,496 > 1,984) dan nilai signifikan 0,014 < 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima. Jadi, secara parsial antara X3 (FDR) terdapat pengaruh signifikan terhadap Y (RBH).

C. Persamaan Regresi

Berdasarkan uraian di atas, dengan demikian dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 1,806 + 0,037 CAR + 0,226 NPF + 0,035 FDR

Dari persamaan regresi diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Nilai a (konstanta) adalah sebesar 1,806, hal ini menyatakan bahwa jika nilai CAR, NPF dan FDR bernilai nol, maka return bagi hasil (RBH) deposito mudharabah nasabah sebesar 1,806.

(44)

3. NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan NPF sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0,226.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Setelah dilakukan uji F terhadap 3 (tiga) variable bebas terhadap variable terikat

dengan besaran tingkat signifikan 5%, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara

simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (RBH) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

2. Dari pengujian secara parsial dengan menggunakn uji t dengan tingkat signifikan

sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hanya variable bebas CAR saja yang

tidak berpengaruh secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah,

sedangkan variable bebas FDR dan NPF berpengaruh secara parsial terhadap

Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah.

3. Dari persamaan regresi yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan :

a. Nilai a (konstanta) adalah sebesar 1,806, hal ini menyatakan bahwa jika nilai CAR, NPF dan FDR bernilai nol, maka return bagi hasil (RBH) deposito mudharabah nasabah sebesar 1,806.

(46)

Walaupun demikian, berdasarkan hasil uji t varabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RBH.

c. NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan NPF sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0,226. Berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan tersebut menunjukkan semankin tinggi nilai NPF maka tingkat pendapatan yang diterima bank umum syariah akan mengalami penurunan dan tentu juga akan berpengaruh terhadap return bagi hasil deposito mudharabah yang akan mengalami penurunan. d. Sama dengan variabel NPF, FDR adalah variabel yang mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan FDR sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan RBH sebesar 0,035. Berarti dapat disimpulkan bahwa semankin tinggi nilai FDR maka tingkat dana yang disalurkan kepada masyarakat tinggi dan menghasilkan pembiayaan yang produktif. Dan jika nilai FDR lebih tinggi dari ketentuan BI, maka bank akan berusaha meningkatkan perolehan dananya dengan memberikan tingkat return bagi hasil yang menarik untuk para investor.

5.2Saran

Dari penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

(47)

tetapi juga hari memperhatikan pemberian FDR untuk menjaga nilai NPF agar tidak terlalu tinggi, yang akan menyebabkan penurunan pemberian return bagi hasil yang akan diterima oleh deposan.

2. Nasabah deposan perlu mengetahui tingkat return bagi hasil beserta faktor faktor yang mempengaruhinya sebelum menginvestasikan dananya pada bank syariah.

3. Disarankan kepada nasabah deposan yang ingin menempatkan dananya pada Bank Syariah agar memperhatikan terlebih dahulu tingkat CAR, NPF dan FDR nya sebelum menempatkan dananya dalam bentuk deposito mudharabah, karena tingkat CAR, NPF dan FDR berpengaruh terhadap Return Bagi Hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.

(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank Syariah

2.1.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.

Pengertian bank syariah menurut Ali (2009 : 1) “ialah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam”.

Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

(49)

syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

(50)

2.1.2 Fungsi Utama Bank Syariah

Berikut ini adalah fungsi utama bank syariah menurut Ismail (2011:39), yaitu :

Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. berikut ini adalah beberapa fungsi bank syariah :

A. Penghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari masyarkat yag kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan bentuk investasi dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Masyarakat yang kelebihan dana membutuhkan keberadaan bank syariahuntuk menitipkan dananya dengan aman. Keamanan atas dana yang dititipkan atau diinvestasikan di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi pertimbangan. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya diinvestasikan di bank syariah.

Return merupaakan imbalan yaang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang diinvestasikan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk bonus dananya dititipkan dengan menggunakan akad al-wadiah, dan bagi hasil dalam hal dana yang diinvestasikan menggunakan akad al-Mudharabah. B. Penyaluraan Dana Kepada Masyarakat

Menyaalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan (user of fund) merupakan fungsi kedua. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dari persyaratan yang berlaku. Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan mengucapkan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha.

Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh oleh bank atas penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.

Pembiayaan bank syariah dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :

(51)

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa. C. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan yang diberikan bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahanbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan bank lainnya. Beberapa bank berusah meningkatkan teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa dan akurat.

2.2 Mudharabah

Investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan suatu usaha. Dalam investasi mudharabah, imbalan yang akan diterima pihak-pihak yang melaksanakan kerja sama usaha akan dibagi sesuai keuntungan bagi hasil.

2.2.1 Pengertian Mudharabah

(52)

Mudharabah Menurut Ali (2009 : 25) “ialah sebuah akad kerja

sama, sama antarpihak, yaitu pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh (100%) modal; sedangkan pihak lainnya sebagai pengelolah”.

PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimanaa pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkaan pihak kedua (pengelolah dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung pemilik dana

Bagi hasil dari usaha dihitung sesuai dengan nisab yang disepakati antara pihak-pihak yang berkerja sama. Secara muamalah, pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan modalnya kepada pedagang/pengusaha (mudharib) untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan atau usaha. Keuntungan yang dihasilkan mudharib itu akan dibagikan hasilnya dengan shahibul maal. Pembagian hasil usaha ini berdasarkan kesepakatan yang telah dituangkan dalan akad.

(53)

2.2.2 Jenis-jenis Mudharabah

Jenis-jenis mudharabah menurut Nurhayati dan wasilah (2013;130), Mudharabah memiliki tiga jenis, yaitu mudharabah muthlaqah, dan mudarabah muqayyadah, mudharabah musyarakah berikut ini adalah penjelasan tentnag ketiga jenis mudarabah.

A. Mudarabah Muthlaqah

Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat.

Jenis mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry, atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk keperluan spekulasi, perdagangan minuman keras (sekalipun memperoleh izin dari pemerintah), perternakan babi, atau pun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya.

Dalam mudharabah muthalaqah, pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu. Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka kerugian itu akan di tanggung oleh pemilik dana.

B. Mudharabah Muqyyadah

Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana lokasi, cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga.

(54)

C. Mudharabah Musytarakah

Mudharabah Musytarakah adalah mudhrabah di mana pegelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Diawal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan engan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut jenis mudharabah seperti ini disebut mudhrabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah.

2.3Sumber Hukum Akad Mudharabah

Menurut Salman (2009;219) hukum mudharabah “adalah jaiz (boleh), mudharabah telah dipraktikan secara luas oleh orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem Islam.

1. Al-Quran

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)

“.... Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya....” (QS 2:283)

2. As-Sunnah

Dari Shalih bib Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: :”tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”( HR. Ibnu Majah)

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mngurangi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan. Abbas didengar Rasu lullah SAW, beliau membenarkannya.” (HR. Thabrani dan Ibnu Abbas) “.

2.4Deposito Mudharabah

(55)

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Sifat deposito yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan tabungan mudharabah.

Deposito, menurut undang-undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dan/atau UUS. Pada deposito berjangka terdapat variasi waktu yaitu, depoito jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.

Perbedaan yang terdapat pada waktu deposito berjangka di samping merupakan perbedaan masa penyimpanan, juga akan menimbulkan perbedaan terhadap balas jasa berupa persentase nisab bagi hasil. Pada umumnya, semankin lama jangka waktu deposito berjangka akan semankin tinggi persentase nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah.

(56)

Bank memberikan imbalan atas penempatan deposito berjangka berupa bagi hasil yang besarnya ditentukan pada saat pembukaan sesuai dengan nisab yang telah diperjanjikan, pembayaran bagi hasil deposito dilakukan pada saat deposito berjangka dibuka. Pembayaran bagi hasil deposito dapat dilakukan secara tunai, dpindahbukukan ke rekening lain yang dimiliki oleh nasabah seperti giro atau tabungan atau langsung dikirimkan ke bank lain atau menambah nominal deposito berjangka.

2.5 Landasan Hukum Deposito Mudharabah

Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Secara teknis mengenai deposito mudharabah ini dalam pasal 36 huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal ini intinya menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya dalam melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk Mudharabah.

(57)

dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembannya, termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan

bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil menurut ismail (2011;96) :

a. Investment Rate

(58)

ditempatkan dalam giro wajib minimum untuk menjaga likuiditas bank syariah. Giro wajib minimum (GWM) merupakan dana yang wajib dicadangkan oleh setiap bank untuk mendukung likuiditas bank.

b. Total Dana Investasi

Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan mempengaruhi bagi hasil yang diterimaoleh nasabah investor. Total dana yang berasal dari investas mudharabah dapat dihitung dengan menggunakan saldo minimum bulanan atau saldo harian. Saldo minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah mengendap dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.

c. Jenis Dana

Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat ditawarkan dalam beberapa jenis, yaitu; tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan sertifikasi investasi mudharabah antar bank syariah. Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada besarnya bagi hasil.

d. Nisab

Nisab merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan nasabah investor. Nisab dapat berbeda-beda bila dilihat dari beberapa segi :

a. Persentase nisab antarbank syariah akan berbeda, hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.

b. Persentase nisab akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang dihimpun, seperti nisab untuk tabungan dan deposito akan berbeda. c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada besarnya

persentase nisab bagi hasil. Misalnya, nisab untuk deposito berjangka dengan waktu satu bulan akan berbeda dengan deposito berjangka waktu tiga bulan dan seterusnya.

e. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue sharing, dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan persentase nisab dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

f. Kebijakan Akuntansi

(59)

akan berpengaruh pada bagi hasil, akan tetapi bila menggunakan revenue saharing, maka penyusutan tidak akan mempengaruhi bagi hasil.

2.7 Pengaruh CAR, FDR, Dan NPF Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah

A. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pengertian CAR Menurut Koncoro (2002;573), “adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko”.

Menurut ketentuan Bank Indonesia jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :

ATMR = Aset Tertimbang Menurut Resiko

B.Financing to Deposit Ratio (FDR)

(60)

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah.

Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari

suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi antara 85% dan 100%. Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat Edaran Bank Indonesia No 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Dengan ketentuan ini berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga asalkan tidak melebihi 110%.

(61)

membahayakan dana simpanan para nasabah penyimpan dana dari bank itu (Sadjeni, 2007;177)

Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

C.Non Performing Financing (NPF)

Menurut Rivai (2006;476), “Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan awal. Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.

NPF merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami risiko kegagalan. Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu :

1. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank;

2. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

3. Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga/denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan”.

Menurut Muhammad (2005;165), “Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu :

1. Lancar atau Kolektabilitas

(62)

I’tikad nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalah, dinilai berdasarkan penilaian mengenai kemauan dan kesediaannya, antara lain : 1. Berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi dengan bank.

2. Melakukan full disclosure mengenai keadaan perusahaan dan grupnya kepada nasabah.

3. Memikul beban kerugian yang akan ditetapkan sebagai hasil negosiasi. 4. Mempunyai rencana restrukturisasi atau menyampaikan rencana

restrukturisan untuk dibicarakan dengan bank”.

Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu akan sangat bermakna jika judul-judul peneltian yang digunakan sebagai bahan pertimbangan sangat bersinggungan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Biasanya penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh penelitian maupun instansi-instansi pendidikan, adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut :

(63)

NAMA Azmy (2008) Hubungan antara

(64)

NAMA

(65)

Capital Adequacy Ratio (CAR)

(X1)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

(X2)

Non Performing Financing (NPF)

(X3)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris apakah ada pengaruh capital adequency rasio (X1) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, financing to deposit rasio (X2) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, non performing financing terhadap return bagi hasil deposito mudharabah. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh ketiga variable tersebut terhadap return bagi hasil deposito mudharabah .

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah

(66)

Capital Adequancy Ratio (CAR), yang ak an diteliti pengaruhnya secara Parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah (Y) Financing To Deposit Ratio (FDR), yang akan diteliti pengaruhnya

secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah (Y) Non Performing Financing (NPF), yang akan diteliti pengaruhnya

secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah CAR, FDR, dan NPF yang akan diteliti pengaruhnya secara

(67)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju dan berkembang antara lain aktivitas penyimpanan dan penyaluran dana (Ismail, 2011:29).

Bank merupakan lembaga yang sangat dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat yang ada di negara maju dan berkembang yang digunakan sebagai tempat transaksi keuangannya. Masyarakat sudah sangat percaya terhadap lemabaga ini sebagai lembaga keuangan yang aman dalam melakukan sebagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju dan negara berkembang antara lain merupakan aktivitas penyimpananaa dan penyaluran dana.

(68)

akad-akad yang diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada al-qur’an dan hadits, semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh

bertentangan dengan isi al-qur’an dan hadits Rasulullah SAW.

Awal berdirinya bank syariah di Indonesia dapat kita telusuri kehadirannya dengan menurut aturan atau regulasi yang berkaitan dengan perbankan di Indonesia. Kehadiran pertama bank syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun 1992. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990, bank ini mengalami kesulitan sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank Syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah.

Gambar

Tabel 3.1  Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2 Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan CAR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah
Tabel 4.2 Data FDR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Emotional Freedom Techniques (EFT) untuk mengurangi fobia binatang. Subjek penelitian berjumlah tiga orang mahasiswa

Sedangkan, peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan agar dapat mencapai loyalitas terhadap konsumen

Aktivitas crude enzim amilase yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae pada media kulit pisang kepok (kulit pisang kepok : larutan nutrisi = 1:8) selama waktu fermentasi

For a good design, everything has to fi t in the end: just as here Jo- seph’s grave and garden had to lie near the place of the skull. Fathoming the hearts of all

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Dari nilai percepatan tanah maksimum dan intensitas Kota Padang yang diperoleh dapat dibandingkan dampak akibat gempa yang berasal dari wilayah interplate dan intraplate

Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang menerima atau memperoleh

Data hujan bulanan kertasemaya yang kemudian ditransformasi menjadi indeks SPI 3 bulanan serta data debit bulanan pada tahun yang sama, dibuat suatu persamaan yang