• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013-2015

SKRIPSI

Oleh :

Lailatul Maghfiroh 1111101000014

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2015

(3)

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

Skripsi, Juli 2015

Nama : Lailatul Maghfiroh, NIM : 1111101000014

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

ABSTRAK

Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator kesehatan ibu dan anak serta dapat menyebabkan terjadinya peningkatan Angka Kematian Bayi (AKB). Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan kasus AKB akibat BBLR dari 22,86% tahun 2011 menjadi 37,5% tahun 2013. Pelayanan kesehatan primer yang mengalami peningkatan kasus BBLR di wilayah kerja Tangerang Selatan adalah wilayah kerja Puskesmas Pamulang, yakni dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013. Faktor penyebab kejadian BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan.

Tujuan: Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Populasi penelitian adalah ibu yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan telah melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pamulang pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian pada kelompok kontrol diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling, jumlah sampel diperoleh sebanyak 37 ibu sebagai kelompok kasus dan 79 ibu sebagai kelompok kontrol. Medical record dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan kuesioner merupakan instrumen penelitian. Chi Square dan analisis regresi logistik merupakan metode yang digunakan untuk analisis hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR.

Hasil: Variabel karakteristik ibu yang memiliki nilai hubungan signifikan dengan kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan (p<0,05). Hasil analisis regresi logistik dengan mengendalikan variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil (Adjusted OR:4,07; 95% CI= 1,60 – 10,34) dengan kejadian BBLR.

Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR. Variabel karakteristik ibu yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar tetap memberikan konseling secara intensif kepada ibu hamil khususnya terkait konsumsi zat gizi dan energi sesuai dengan kebutuhan gizi selama masa kehamilan

Kata Kunci : Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil, BBLR

(4)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES PUBLIC HEALTH MAJOR

EPIDEMIOLOGY

Undergraduate Thesis, July 2015

Name : Lailatul Maghfiroh, NIM : 1111101000014

Pregnancy Weight Gain and Low Birth Weight (LBW) in The Work Region of Pamulang Health Center, South Tangerang 2013-2015

ABSTRACT

Background: Low Birth Weight (LBW) is an indicator of mothers and children health, and can lead to the increasing infant mortality rate (IMR). The IMR in Tangerang City has increased as a result of LBW, from 22.86% in 2011 to 37.5% in 2013. The primary health services that have the increasing LBW cases is Pamulang Health Center, from 0.6% (19 infants) in in 2012 to 0.7% (27 infants) in 2013. One of the cause of LBW is pregnancy weight gain.

Objective: to find out the association of pregnancy weight gain with LBW

Methods: This research used case-control study design. The population is mother who live at the work region of Pamulang health center and have done childbirth in health care facilities Pamulang health center in 2013-2015. The research sample in the control group is drawn by using simple random sampling technique, with the number of sample is 37 mothers as case group and 79 mothers as a control. The research instruments are medical records and questionnaires of KIA (Mothers and Children Health) book. Chi-square and logistic regression analysis are the methods used to analyze the relationship of pregnancy weight gain with LBW.

Results: The variable characteristics of mothers who are significantly related to LBW is morbidities during pregnancy variable (p <0.05). The result of logistic regression analysis by controling the morbidities during pregnancy variable showed that there is a significant association between pregnancy weight gain (adjusted OR: 4.07; 95% CI = 1.60 to 10.34) with LBW.

Conclusion: There is a significant association between pregnancy weight gain with LBW. Variabel characteristic of mother that may lead to the incidence of low birth weight is the morbidities during pregnancy variable. Health workers are expected to keep providing intensive counseling for pregnant women, especially about energy consumption according to the pregnancy balance nutrition.

(5)
(6)
(7)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan lahir batin, kemudahan dan karunia, sehingga akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan saya. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Baginda rasul-Mu, Muhammad SAW. Saya persembahkan tulisan sederhana ini untuk :

Ibu dan Ayah Tercinta

Atas setiap tetes keringat, kerja keras, kasih sayang, dukungan lahir

maupun batin serta do’a yang tiada henti di setiap sholat, sujudnya setiap malam kepada saya. Tulisan sederhana ini merupakan salah satu

tanda bakti dan rasa terima kasih saya yang tak terhingga kepada Ibu dan Ayah Tercinta. Semoga tulisan sederhana ini bisa membuat Ibu dan

Ayah bangga dan sebagai langkah awal kesuksesan saya untuk membanggakan Ibu dan Ayah

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya, laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat bayi Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015”. Laporan skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua, Abdul Khohar dan Siti Fatimah yang telah memberikan

dukungan penuh dan motivasi serta do‟a yang tiada henti.

2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakulats dan Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti M.Kes, Ph.D selaku Kepala Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan serta bimbingannya.

4. Ibu Hoirun Nisa M.Kes., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan arahan serta bimbingannya.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di salah satu Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

6. Kepala Puskesmas Pamulang yang telah memberikan izin penelitian dan pengambilan data di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

(9)

viii

8. Kemal dan Anjar, Feela yang telah membantu dalam proses analisis hasil penelitian ini.

9. Teman-teman Epidemiologi tercinta, Alfica, Rini, Laila, Sukma, Faizatul, Siti, Dina, Denok, Safira, Desi, Falah Naila, Lia, Lina, Nur Fitri yang selalu memberikan semangat, motivasi dan meluangkan waktunya untuk berdiskusi.

10.Teman-teman Alumni Pondok Pesantren Darul „Ulum Jombang di Jakarta yang selalu memberikan semangat dan do‟a.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menyusun laporan skripsi yang lebih baik lagi. Semoga dengan disusunnya laporan skripsi ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya penulis serta pembaca.

Wassalamu‟alaikum wr.wb

Jakarta, Juli 2015

(10)

ix

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan...i

Abstrak...ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ... 9

B. Kategori Berat Bayi Lahir (BBL) ... 9

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR ... 10

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil ... 11

2. Jarak Kehamilan... 15

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe (Zat Besi) ... 16

4. Status Anemia Ibu ... 17

(11)

x

6. Kunjungan Antenatal Care (ANC) ... 19

7. Jumlah Paritas ... 19

8. Sosio-Demografi ... 20

9. KerangkaTeori ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN UJI HIPOTESIS... 25

A. Kerangka Konsep ... 25

B. Definisi Operasional... 27

C. Uji Hipotesis ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Metode Pengumpulan data ... 38

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

F. Manajemen Data ... 39

G. Analisis Data ... 40

BAB V ...43

A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 ... 43

B. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 ... 44

C. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 ... 47

BAB VI... ... 50

(12)

xi

C. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang ... 65

D. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR. 86 BAB VII ... 95

A. Simpulan ... 95

B. Saran ... 98

Daftar Pustaka ... 100

LAMPIRAN ... 110

1. Kuesioner ... 110

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan ... 11

Tabel 2 Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester ... 12

Tabel 3 Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil ... 17

Tabel 4. Definisi Operasional ... 27

Tabel 5 Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ... 40

Tabel 6 Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan Per Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ... 43

Tabel 7. Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ... 45

(14)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ... 14

Bagan 2 Kerangka Teori ... 24

Bagan 3. Kerangka Konsep Penelitian ... 26

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator

kesehatan ibu dan anak. Secara global, World Health Organization (WHO)

tahun 2011 menunjukan bahwa prevalensi BBLR sebesar 15,5% dan 95,6%

dari prevalensi BBLR secara global terjadi pada negara berkembang. Salah

satu negara yang masih dinyatakan sebagai negara berkembang adalah negara

Indonesia. WHO tahun 2012 menunjukan bahwa prevalensi BBLR di

Indonesia mengalami peningkatan dari 9% pada tahun 2002 menjadi 11,1%

pada tahun 2011. (WHO, 2011; WHO, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan

bahwa proporsi kasus BBLR di Indonesia sebesar 10,2%. Provinsi Banten

memiliki proporsi kasus BBLR yang hampir sama dengan proporsi BBLR

secara nasional yakni sebesar 10% (Kemenkes, 2013). Laporan profil

Kesehatan Provinsi Banten tahun 2013 menunjukan bahwa penyebab

kematian neonatal tertinggi diakibatkan karena kasus BBLR yakni sebesar

34,16%. Kota di wilayah Provinsi Banten yang mengalami peningkatan angka

kematian bayi akibat BBLR adalah Kota Tangerang Selatan. Profil kesehatan

(16)

2

BBLR mengalami peningakatan yakni 22,86% tahun 2011 menjadi 37,5%

tahun 2013 (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2013; Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, 2013).

Profil Kesehatan Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu

akumulasi data yang dilaporkan dari fasilitas pelayanan kesehatan primer

pada setiap bulannya yakni Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang

masih mempunyai kasus BBLR dan mengalami peningkatan kasus BBLR

selama dua tahun berturut-turut di wilayah kerjanya adalah Puskesmas

Pamulang. Proporsi kasus BBLR di Puskesmas Pamulang mengalami

peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.

Tingginya proporsi kasus BBLR tersebut, maka dapat berdampak

terhadap kondisi kesehatan bayi pada masa yang akan datang. Dampak

kesehatan tersebut diantaranya adalah terjadi keterlambatan pertumbuhan

pada bayi, gangguan perkembangan kognitif, mudah terserang komplikasi

penyakit (gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskular, gastro intestinal,

ginjal) bahkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian pada

bayi (WHO, 2004).

Masih tingginya kasus BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

tidak lepas dari masalah kesehatan yang dialami oleh ibu pada masa

kehamilan. Masalah kesehatan ibu hamil yang dapat mempengaruhi kejadian

BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa

kehamilan (Han., dkk, 2011). Penelitian Singh (2010) di Nepal, menunjukan

(17)

3

sebesar 16% dan riwayat pertambahan berat badan pada ibu hamil

berhubungan dengan kejadian BBLR baik pada kelompok kasus dan kontrol.

Penelitian lain terkait pertambahan berat badan ibu hamil dengan

BBLR telah dilakukan oleh Hinai, dkk (2013) di Omani, bahwa ibu yang

memiliki pertambahan berat badan rendah selama hamil berisiko melahirkan

bayi dengan status BBLR sebesar 2,27 kali dibandingkan dengan

pertambahan berat badan normal selama hamil. Sato (2012) di São Paulo

menunjukan bahwa hampir sebagian besar (43,4%) ibu hamil memiliki

pertambahan berat badan rendah selama masa kehamilan, dimana telah

ditemukan hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan

BBLR. Selain pertambahan berat badan selama masa kehamilan,

pertambahan berat badan per trimester juga berpengaruh terhadap berat bayi

saat lahir. Hasil penelitian Darmayanti, dkk (2010) di Banjarmasin

menunjukan bahwa proporsi pertambahan berat badan ibu hamil <250 gram

/minggu selama trimester II dan III pada kelompok kasus sebesar 54,1% dan

kelompok kontrol sebesar 14,3%. Jika dilihat dari nilai Odds Rasio (OR),

menunjukan bahwa kenaikan berat badan pada ibu hamil <250 gram/minggu

selama trimester II dan III mempunyai risiko melahirkan bayi dengan status

BBLR sebesar 7,1. Hasil yang berbeda dilaporkan di Karachi dengan desain

studi kohort, dimana pertambahan berat badan ibu hamil tidak berhubungan

dengan BBLR (Merchant., dkk, 2000).

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan kejadian BBLR adalah

karakteristik ibu. Karakteristik ibu diantaranya adalah usia ibu saat

(18)

4

tablet Fe, penyakit penyerta selama kehamilan, status anemia dan jumlah

kunjungan Antenatal Care (ANC) (Aea., dkk, 2014; Ahmed., dkk, 2012;

Aminian., dkk, 2014; Darmayanti., dkk, 2010; Hidayah., dkk, 2012;

Negi.,dkk, 2006; Singh., dkk, 2010).

Berdasarakan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa pertambahan

berat badan ibu per trimester dan selama kehamilan dapat berpengaruh

terhadap kejadian BBLR. Namun sampai saat ini, belum adanya penelitian

terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan

agar dapat diketahui hubungan pertambahan berat badan pada ibu hamil

dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan tahun 2013-2015.

B. Rumusan Masalah

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah

kesehatan bayi dan dapat mempengaruhi jumlah Angka Kematian Bayi

(AKB). Proporsi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang mengalami

peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.

Pertambahan berat badan ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi BBLR. Namun, sampai saat ini belum adanya penelitian

terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah

(19)

5

khusus terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang kota Tangerang Selatan tahun 2013-2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada

kelompok kasus dan kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun

2013-2015 ?

2 Bagaimanakah distribusi karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan

konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia ibu saat

persalinan dan pendidikan ibu) pada kelompok kasus dan kontrol di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 ?

3 Bagaimanakah hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

(20)

6

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

a. Diketahuinya distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada

kelompok kasus dan kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

tahun 2013-2015

b. Diketahuinya distribusi karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan

konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia

ibu saat persalinan dan pendidikan ibu) pada kelompok kasus dan

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015

c. Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun

2013-2015.

E. Manfaat Penelitian

1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi

pemegang kebijakan program kesehatan ibu dan anak terkait pengaruh

pertambahan berat badan pada ibu hamil dengan kejadian BBLR, sehingga

adanya upaya atau intervensi secara berkesinambungan untuk memberikan

program edukasi berupa materi kesehatan secara detail. Adanya program

(21)

7

pertambahan berat badan yang rendah pada ibu hamil serta dapat

meningkatkan derajat kesehatan masayarakat.

2. Petugas Kesehatan Puskesmas Pamulang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada petugas

pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah bidan atau dokter kandungan.

Sehingga mereka dapat memberikan edukasi dan konseling secara

personal terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR,

khususnya pertambahan berat badan selama masa kehamilan.

3. Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan

pengetahuan terkait kesehatan kehamilan, sehingga ibu hamil dapat lebih

waspada dan lebih teratur dalam menjaga status gizi selama masa

kehamilan.

4. Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi dalam penelitian terkait BBLR, sehingga

diharapkan dapat mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat khususnya

(22)

8

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pertambahan berat

badan ibu hamil dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain studi case-control. Semua kasus telah dijadikan

sebagai sampel penelitian, sedangkan sampel pada kelompok kontrol

diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis

yang akan digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini telah

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan berat pertama janin

atau bayi baru lahir yang diperoleh setelah proses persalinan dengan berat

kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Terdapat dua kriteria

BBLR, diantaranya adalah terjadi karena pertumbuhan janin yang

terhambat dan bayi lahir dengan prematur. BBLR memiliki risiko terhadap

kesehatan yang buruk, kecacatan bahkan kematian (OECD, 2010;

UNICEF, 2004).

B. KategoriBerat Bayi Lahir (BBL)

Terdapat beberapa tipe BBL sesuai dengan berat lahir pertama kali,

diantaranya adalah (CDC, 2009; Joyce., dkk, 2012; Kemenkes, 2014) :

1. Bayi lahir dengan berat lahir tinggi atau High Birth Weight (HBW)

(≥4000 gram), biasanya terjadi pada usia kehamilan normal atau

post-term dan kelahiran bayi prematur. HBW dapat meningkatkan risiko

cedera kelahiran seperti distosia bahu (ketidakmampuan melahirkan

bahu dengan mekanisme kelahiran secara biasa), selain itu, angka

(24)

10

2. Bayi lahir dengan berat lahir sedang yakni sebesar 2500-3999 gram.

3. Bayi lahir dengan berat lahir cukup rendah yakni sebesar ≥1500-2400

gram, maka bayi tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan khusus

seperti pelayanan pengobatan atau pemeriksaan secara rutin.

4. Bayi lahir dengan berat lahir sangat rendah atau Very Low Birth

Weight (VLBW) yakni <1500 gram, dapat meningkatkan risiko

kejadian kronis seperti masalah saluran pernafasan, pertumbuhan

postnatal yang buruk, gangguan otak dan penyakit infeksi. Kondisi ini

membutuhkan pendidikan dan pelayanan khusus bagi petugas

pelayanan kesehatan kepada pengasuh korban maupun korban dari

bayi lahir dengan berat lahir sangat rendah.

5. Bayi lahir dengan berat lahir dibawah sangat rendah atau Extremely

Low Birth Weight (ELBW) (<1000 gram), maka berakibat terjadinya

Intelligence Quotient (IQ) bayi dibawah rata-rata.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR

Menurut Institute of Medicine (IOM) menyebutkan bahwa, faktor

risiko yang mempengaruhi terjadinya BBLR terdapat tiga faktor. Tiga faktor

tersebut diantaranya adalah faktor kesehatan ibu, faktor sosio-demografi dan

faktor perilaku. Faktor kesehatan ibu terdiri dari IMT sebelum hamil, jumlah

paritas, kehamilan ganda, penyakit penyerta selama masa kehamilan

(penyakit infeksi, hipotensi, hipertensi dalam kehamilan, diabetes melitus

gestasional), jarak kehamilan yang terlalu pendek, anemia, kurang energi

(25)

11

sosiodemografi terdiri dari usia kehamilan, status pendidikan dan status

ekonomi (IOM, 2009). Berikut penjelasan terkait faktor yang mempengaruhi

kejadian BBLR :

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan salah satu

fenomena biologis yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin.

Di Indonesia, standar pertambahan berat badan ibu hamil yang normal

adalah sekitar 9-12 kg (Kemenkes, 2010). Namun, terdapat kelemahan

terkait standar pertambahan berat badan ibu hamil di Indonesia yakni

belum adanya standar pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan

kategori IMT sebelum hamil dan pertambahan berat badan per trimester.

Beberapa penelitian di Negara Asia lainnya (Jepang, Taiwan dan Sri

Lanka) telah menggunakan standar berat badan pada ibu hamil yang telah

ditetapkan oleh Institute of Medicine (IOM) (Watanabe., dkk, 2009; Tsai

Ms., dkk, 2011). Hasil penelitian Abeysena (2011) di Kota Gampaha Sri

Lanka menunjukan bahwa hampir sebagian besar (45,5%) ibu yang

memiliki IMT overweight sebelum hamil memiliki pertambahan berat

badan normal selama masa kehamilan. Berikut standar pertambahan berat

badan pada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan IMT Sebelum

hamil:

Tabel 1

Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan

IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (Kg)

Kurang (<18,5 kg/m2) 12.5-18

Normal (18,5-24,9 kg/m2) 11.5-16

(26)

12

IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (Kg)

Obesitas (≥30kg/m2) 5-9

Sumber :(WHO, 2004; Institute of Medicine and National Research Council, 2009)

Sedangkan standar pertambahan berat badan tiap trimester (trimester

1 adalah usia kehamilan 0-12 minggu, trimester 2 adalah usia kehamilan

13-27 minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai

dengan kategori IMT sebelum hamil adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester

IMT sebelum pada trimester ke II dan

III per minggu

Sumber :(WHO, 2004; Institute of Medicine and National Research Council, 2009)

Perlu diketahui bahwa pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak

hanya dipengaruhi oleh perubahan fisiologis ibu tetapi dipengaruhi juga

oleh karakteristik ibu lain dan fakor biologis (metabolisme plasenta).

Fungsi plasenta adalah sebagai organ endokrin dan zat perantara antara ibu

dan janin. Perubahan homeostasis (kondisi keseimbangan internal yang

ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara

yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh ibu) dapat merubah

struktur dan fungsi plasenta yang dapat berdampak terhadap kondisi

(27)

13

terhadap sistem metabolisme ibu karena adanya perubahan hormon insulin

dan sistem peradangan, sehingga berakibat pada pertambahan berat badan

pada ibu hamil (Kathlen., dkk, 2009).

Secara umum, beberapa penelitian menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan BBLR.

Penelitian yang dirangkum dengan menggunakan desain studi

case-control, penelitian Aea (2013) di Algeria menunjukan bahwa pertambahan

berat badan yang rendah selama kehamilan berhubungan dengan kejadian

BBLR. Selain itu, telah disebutkan bahwa pertambahan berat badan

mencapai 10 kg selama kehamilan dapat memberikan efek proteksi

terhadap BBLR. Penelitian Mumbari (2009) menunjukan terdapat

hubungan antara pertambahan berat badan selama hamil dengan BBLR.

Berbeda dengan penelitian Merchant (2000) di Karachi bahwa tidak ada

hubungan antara pertambahan berat badan dengan BBLR..

Pernyataan tersebut didukung dengan alasan secara biologis, bahwa

berat badan yang kurang selama kehamilan terjadi karena kurangnya

nutrisi atau asupan makanan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan

janin (Han, 2011). Pertambahan berat badan pada seorang wanita

dipengaruhi oleh status gizi atau IMT seorang wanita termasuk periode

sebelum hamil, untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus

berikut :

Berat Badan (Kg)

(28)

14

Status gizi pada seorang ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti yang dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan 1

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Sumber : Robbert, 1985

Kondisi ekonomi, ketersediaan makanan dapat mempengaruhi

asupan makanan yang dikonsumi sehari-hari. Asupan makanan tersebut

dapat berpengaruh terhadap status gizi ibu. Jika asupan makanan dalam

kehidupan sehari-hari terpenuhi dengan baik, maka status gizi ibu dapat

dikatakan baik atau ideal. Begitu juga sebaliknya, jika asupan makanan

dalam kehidupan sehari-hari kurang, maka status gizi ibu dapat dikatakan

undernutrion atau kurang gizi sehingga berakibat terhadap kondisi

kesehatan baik pada ibu maupun pada bayi yang akan dikandung

(Robbert., dkk, 1985).

Kekurangan nutrisi atau malnutrisi pada wanita dalam masa

reproduksi dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu baik sebelum Ketersediaan makanan

Status ekonomi Struktur keluarga

Asupan Makanan Status gizi ibu

Kesehatan ibu : Kondisi kehamilan

Kesehatan anak : BBLR, kesakitan dan

(29)

15

hamil, selama kehamilan dan setelah masa kehamilan. Pada masa sebelum

kehamilan berakibat rendahnya berat badan, berkurangnya cadangan

lemak. Pada masa kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya durasi

kehamilan, rendahnya pertambahan berat badan selama hamil sehingga

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin serta pada masa setelah

kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya cairan Air Susu Ibu (ASI)

dan buruknya status gizi pada seorang wanita Oleh karena itu, setiap

wanita harus memiliki status gizi yang memadai sehingga ketika sedang

hamil maka wanita tersebut dapat memiliki berat badan yang ideal. Jika

pertambahan berat badan pada ibu hamil rendah maka dapat berpengaruh

terhadap kondisi kesehatan janin (Sato., dkk, 2012).

2. Jarak Kehamilan

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana (BKKBN) menganjurkan

bahwa jarak kehamilan ideal adalah 2 tahun atau lebih (BKKBN, 2012),

jarak kehamilan yang terlalu dekat (<1tahun) mengakibatkan nutrisi pada

ibu yang kurang adekuat sehingga dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Gangguan pertumbuhan janin dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah

(Bener.,dkk, 2012)

Hasil Penelitian Darmayanti (2010) menunjukan tidak ada hubungan

antar jarak kehamilan dengan BBLR. Berbeda dengan penelitian Negi

(2006) menunjukan jarak kehamilan kurang dari 12 bulan meningkatkan

risiko melahirkan BBLR sebesar 2,58 kali dibandingkan dengan ibu yang

(30)

16

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe (Zat Besi)

Departemen Kesehatan telah melaksanakan progam penanggulangan

anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau

tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari

berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Depkes RI, 2010).

Zat besi merupakan mikromineral yang berperan penting dalam

pembentukan hemoglobin (Hb). Kekurangan zat besi dapat dikenal sebagai

kekurangan gizi, baik pada negara maju maupun negara berkembang.

Diperkirakan <50% wanita tidak memiliki cadangan zat besi yang cukup

untuk kehamilan. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil rata-rata adalah 4,4

mg per hari (Muthayya.,dkk, 2009).

Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi bayi lahir rendah dan

prematur. Hasil penelitian Muthayya (2009) menunjukan bahwa

kekurangan zat besi selama masa kehamilan dapat menyebabkan

penurunan fungsi kekebalan tubuh pada ibu, sehingga meningkatkan

kerentanan infeksi saluran reproduksi yang dapat mempengaruhi gangguan

kondisi kesehatan plasenta Setiap gangguan yang terjadi pada plasenta

akan memberikan dampak yang serius terhadap pertumbuhan janin.

Hasil penelitian Khanal (2011) menujukan ibu yang tidak

mengkonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan dapat meningkatkan

risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 1,83 dibandingkan dengan ibu yang

mengkonsumsi zat besi. Penelitian Hidayah (2012) menunjukan bahwa ibu

(31)

17

yang mana anemia pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab

terjadinya BBLR (Singh., dkk, 2010).

4. Status Anemia Ibu

Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah

dalam tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh.

Kebutuhan fisiologis tubuh seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin,

usia kehamilan. Secara umum, status anemia dikaitkan dengan kurangnya

konsumsi zat besi. Akan tetapi, kekurangan asam folat, vitamin A, vitamin

B12 dan infeksi parasit juga dapat mempengaruhi jumlah sel darah merah

sehingga berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dalam tubuh (WHO,

2011). Berikut klasifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil (Manuaba,

2000) :

Tabel 3

Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil

Kadar hemoglobin Kategori Anemia

>11 g/dl Tidak anemia

9-10,9 g/dl Anemia Ringan

7-8 g/dl Anemia Sedang

<7 g/dl Anemia Berat

Sumber : (Manuaba, 2000)

Anak usia 6-24 bulan, ibu hamil, ibu pasca melahirkan merupakan

kelompok yang sering terkena anemia. Anemia pada ibu hamil

didefinisikan jika kadar Hemoglobin (Hb) <11g/dl atau hematokrit <33%

(WHO, 2006). Tanda-tanda anemia akibat kekurangan zat besi pada ibu

hamil tidak spesifik, kecuali pada anemia tingkat parah. Fatigue

(32)

18

kepala, jantung berdebar, sesak serta adanya gangguan perubahan suhu

tubuh yang dapat menyebabkan ibu hamil merasa lebih dingin dari

biasanya. Gejala kekurangan zat besi dapat terjadi tanpa anemia, hal ini

dapat dilihat dari kurangnya konsentrasi, rambut rontok dan lain

sebagainya (Pavord., dkk, 2011).

Beberapa penelitian yang telah dirangkum dengan menggunakan

desain studi case-control, Singh (2010) di Nepal menunjukan bahwa kadar

hemoglobin pada ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan BBLR.

Berbeda dengan hasil penelitian Sunare (2009), bahwa status anemia

selama hamil tidak memberikan risiko melahirkan BBLR.

5. Penyakit Penyerta Selama Kehamilan

Penyakit yang dialami ibu selama masa kehamilan dapat

berpengaruh terhadap gangguan pertumbuhan intraurine atau Intraurine

Growth Retardation (IUGR). IUGR merupakan salah satu penyebab

kurangnya asupan energi dan protein pada ibu selama masa kehamilan

sehingga mengakibatkan terjadinya kasus BBLR (Grible, 2003; Gross,

1997). Pada umumnya penyakit yang dialami oleh ibu selama masa

kehamilan dan berisiko terhadap kondisi kesehatan janin diantaranya

adalah hipotensi, hipertensi atau pre eklampsia, diabetes melitus

gestasional, perdarahan, riwayat penyakit infkesi (rubella, HIV/AIDS)

(IOM, 1985). Hasil penelitian Aea (2013) dengan menggunakan desain

case control menunjukan bahwa ada hubungan antara penyakit diabetes

(33)

19

6. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Anjuran kunjungan antenatal pada ibu hamil adalah minimal empat

kali yang terbagi pada tiap trimester (Kemenkes, 2010) :

a. Satu kali pada trimester ke-I (kehamilan hingga 12 minggu)

b. Satu kali trimester ke-2 (usia kehamilan >12 - 24 minggu)

c. Dua kali pada trimester ke-3 (usia kehamilan >24 sampai

dengan minggu ke 36

Hasil penelitian Fonseca (2014) dan Negi (2006) menunjukan

bahwa jumlah kunjungan antenatal berhubungan dengan BBLR. Hal ini

dikarenakan ibu yang melakukan kunjungan antenatal secara rutin dapat

memperoleh informasi kesehatan baik kesehatan ibu maupun janin dari

petugas kesehatan secara detail. Kunjungan NAC salah satunya

dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Hasil penelitian Low., dkk

(2005) menunjukan bahwa pendidikan yang rendah berisiko terhadap

kepatuhan kunjungan ANC selama hamil sebesar 1,82.

7. Jumlah Paritas

Secara nasional, pemerintah Indonesia memberikan aturan kepada

pasangan suami istri bahwa 2 anak pada masing-masing pasangan suami

istri sudah cukup (BKKBN, 2012). Hal ini merupakan salah satu upaya

untuk pemerataan jumlah penduduk Indoensia. Jumlah paritas yang terlalu

banyak dapat memberikan dampak kesehatan baik pada ibu dan bayi.

Secara biologis, jumlah paritas berpengaruh terhadap BBLR dikarenakan

(34)

20

bagian bawah rahim sehingga menutup sebagian atau seluruh jalan lahir)

dan komplikasi pendarahan pada ibu yang memiliki jumlah kelahiran yang

lebih banyak, sehingga berpengaruh terhadap berat bayi yang akan

dilahirkan (Mukhtar., djkk, 2005).

Beberapa penelitian yang dirangkum dengan desain studi kohort,

Aminian (2014) menunjukan ada hubungan antara jumlah paritas dengan

BBLR. Negi (2006) menunjukan bahwa paritas pertama meninggkatkan

risiko lahir BBLR sebesar 3,2 dibandingkan paritas kedua dan selanjutnya.

Pada desain studi yang sama penelitian Darmayanti (2010) menunjukan

jumlah paritas tidak meningkatkan risiko melahirkan BBLR.

8. Sosio-Demografi

Secara umum, faktor sosio demografi terdiri dari usia dan

pendidikan. Dalam hal ini usia ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh

terhadap kondisi janin yang akan dilahirkan yakni BBLR. Ibu yang

mengalami persalinan pada rentang usia risiko tinggi (<20 tahun atau >35

tahun) dapat disebabkan karena faktor pendidikan dan status ekonomi

yang rendah, sehingga berpengaruh terhadap kondisi janin yang dilahirkan

(IOM, 1985).

Beberapa penelitian menunjukan hasil yang kontradiktif terkait usia

ibu saat melahirkan dengan kejadian BBLR. Penelitian Ahmed (2012) di

Pakistan menunjukan ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan

dengan BBLR. Penelitian Esimai (2014) di Nigeria bahwa ada hubungan

(35)

21

ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR. Selain itu Reichman (2006)

di kota Amerika menunjukan bahwa ibu yang melahirkan di usia >35

tahun dan <20 tahun berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

sebesar 2,1 kali. Berbeda dengan penelitian Harlod (2007) dengan desain

studi cross sectional dan penelitian Wado (2013) dengan desain studi

cohort bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu pada saat melahirkan

dengan kejadian BBLR.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui alasan usia ibu pada

saat persalinan dengan BBLR dari proses biologis. Usia ibu saat

melahirkan yang paling berisiko pada umunya terjadi pada usia remaja

(<20 tahun) dan usia lanjut usia (>35 tahun). Pada ibu yang tergolong usia

remaja, maka dapat diketahui proses biologis yang berpengaruh terhadap

berat bayi yang akan dilahirkan. Proses biologis tersebut adalah (Roth,

1998; Gross, 1997) :

a. Berkurangnya aliran darah pada mulut rahim dan uterus akibat

ketidakmatangan organ rahim sehingga mempengaruhi aliran nutrisi

dari rahim ibu ke janin

b. Adanya persaingan kebutuhan gizi antara ibu dengan janin, oleh

karena itu direkomendasikan agar tetap menjaga asupan makanan

dan kalori dalam kehidupan sehari-hari

Sedangkan pada ibu hamil dengan usia lansia (>35 tahun), proses

biologis yang berpengaruh terhadap berat lahir bayi adalah (Roth, 1998;

(36)

22

a. Tingginya prevalensi masalah kesehatan kronis yang berkaitan

dengan usia seperti hipertensi, diabetes melitus, komplikasi

kesehatan pada masa hamil yang berpengaruh terhadap berat lahir

bayi

b. Menurunnya potensi kesuburan

c. Berubahnya pola gaya hidup yang kurang sehat sehingga

menimbulkan beberapa penyakit pada ibu dan dapat mempengaruhi

kondisi janin

Faktor sosiodemografi lain adalah pendidikan. Penelitian Ahmed

(2012) di Pakistan menunjukan bahwa pendidikan ibu dapat

mempengaruhi kondisi berat bayi yang akan dilahirkan. Hal tersebut

dikarenakan pendidikan mempunyai peran yang penting terhadap

kesehatan dan meningkatkan kesadaran diri untuk periksa ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Berbeda dengan penelitian Aminian (2014) di Iran

menyebutkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian

BBLR.

9. KerangkaTeori

Faktor penyebab BBLR sangat beragam, berdasarkan beberapa

literatur disebutkan bahwa pertambahan berat badan badan ibu hamil,

karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status

anemia, penyakit penyerta selama masa kehamilan, kunjungan Antenatal

(37)

23

merupakan faktor penyebab terjadinya BBLR. Sehingga didapatkan

(38)
(39)

25 BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN UJI HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya,

terdapat beberapa variabel yang dijadikan sebagai konsep penelitian,

diantaranya adalah:

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Secara biologis, variabel ini berpengaruh langsung terhadap

status berat bayi saat lahir. Selain itu, variabel ini dapat ditelusuri

secara langsung melalui rekam medis yang telah dimiliki oleh

kelompok kasus dan kontrol, yakni buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang mana sebagian besar ibu hamil di Indonesia dianjurkan

untuk memiliki buku kesehatan mulai masa kehamilan sampai anak

berusia 5 tahun.

2. Variabel karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia ibu saat persalinan dan pendidikan ibu)

Variabel tersebut dapat ditelusuri langsung melalui buku KIA dan

(40)

26

Selain itu, terdapat variabel yang tidak dijadikan sebagai konsep

penelitian, yakni :

a. Variabel asupan makanan

Variabel tersebut mempunyai risiko bias informasi yang sangat

tinggi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan ingatan yang sangat kuat

pada partisipan kelompok kasus dan kontrol terhadap makanan

yang telah dikonsumsi sehari-hari selama masa kehamilan di masa

lampau. Selain itu, tidak adanya catatan terkait asupan makanan

yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan pada buku KIA.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diperoleh kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :

Bagan 3. Kerangka Konsep Penelitian

BBLR

Karakteristik Ibu : Jarak Kehamilan

Kepatuhan konsumsi Tablet Fe (Zat Besi)

Status Anemia Ibu

Penyakit penyerta selama masa kehamilan

Kunjungan ANC Jumlah Paritas

Usia ibu saat persalinan Pendidikan Ibu

(41)

27

2013-2015 di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dengan berat lahir <2500 gram

Telaah dokumen Rekam medis persalinan (baik persalinan di Puskesmas Pamulang maupun laporan dari BPS wilayah kerja Puskesmas Pamulang) tahun 2013-2015

0.Normal (jika berat bayi lahir (≥2500 gram) 1.BBLR (jika berat bayi

lahir <2500 gram)

(42)

28 partisipan per trimester ( I, II dan III) berdasarkan IMT sebelum hamil

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu hamil dalam Buku

(43)

29

terstruktur Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki oleh partisipan dan

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu hamil dalam Buku Kesehatan

(44)

30

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu hamil dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki oleh partisipan

0. ≥ nilai rata-rata hasil penelitian

1. < nilai rata-rata hasil penelitian

Ordinal

9 Jumlah Paritas Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh partisipan

Wawancara terstruktur

Kuesioner 0. Primipara: jumlah

persalinan=1

Kuesioner 0. Usia tidak risiko tinggi (20-35 tahun)

1. Usia risiko tinggi <20 tahun dan >35 tahun) (IOM, 2009)

(45)

31

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

11 Pendidikan Ibu Tingkat studi terakhir yang ditempuh oleh partisipan sampai tahun 2015

Wawancara terstruktur

Kuesioner 0. Lebih dari 9 tahun

1. Sekolah wajib 9 tahun 2. Kurang dari 9 tahun

(46)

32

32 C. Uji Hipotesis

Hasil penelitian yang akan diharapkan oleh peneliti adalah :

Ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian

BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

(47)

33 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Epidemiologi analitik dengan

desain studi case-control. Desain studi case control dalam penelitian ini

bertujuan untuk melihat distribusi antara variabel pertambahan berat badan

ibu hamil dan karakteristik ibu pada kelompok kasus dan kontrol, serta

melihat hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang pada bulan Maret – Mei 2015. Wilayah kerja Puskesmas

Pamulang terdiri dari empat kelurahan, yakni Kelurahan Pamulang Barat,

Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir (PCI) dan Pondok Cabe Udik (PCU).

Fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang

melayani proses persalinan dan rutin melaporkan data persalinan di

Puskesmas Pamulang adalah Bidan Praktik Swasta (BPS) dan Klinik

Kesehatan, dimana terdapat 27 BPS dan 1 klinik kesehatan. Lokasi

penelitian dipilih dikarenakan proporsi kasus BBLR di Puskesmas

Pamulang mengalami peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7%

(48)

34

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian (population study) adalah ibu yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan telah melakukan persalinan di

fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun

2013-2015. Populasi penelitian terdiri dari kelompok kasus dan kontrol.

Kelompok kasus merupakan ibu yang melahirkan bayi dengan status BBLR

(<2500 gram) pada tahun 2013-2015. Sedangkan kontrol merupakan ibu

yang melahirkan bayi normal (≥2500 gram) pada tahun 2013-2015.

Selain itu, penentuan populasi penelitian yang dapat diteliti (eligible

population) adalah ibu yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

pada masing-masing kelompok kasus maupun kontrol. Adapun kriteria

inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus dapat dilihat pada Bagan 4.

Eksklusi

Catatan Rekam Medis Persalinan di Puskesmas Pamulang dan BPS Wilayah Kerja Puskasmas Pamulang Tahun 2013-2015 (n=903)

Semua bayi yang lahir dengan berat <2500 gram (Kasus)

(n=49)

Bayi yang lahir dengan berat

≥2500gram (kontrol) (n=854)

Tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Pamulang (n=7)

Kontrol dipilih secara simple random sampling (n=74) Lahir mati (n=0)

Bagan 4

(49)

35

1. Kriteria Inklusi Kasus

a. Ibu yang tercatat di rekam medis persalinan Puskesmas Pamulang

(baik rekam medis persalinan di Puskesmas Pamulang maupun

laporan dari Bidan Praktik Swasta (BPS) yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang) dengan catatan melahirkan BBLR (<2500

gram) tahun 2013-2015 (n= 49).

b. Ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Wilayah kerja Puskesmas Pamulang terdiri dari empat kelurahan

yakni Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe

Udik dan Pondok Cabe Ilir (n= 42).

2. Kriteria Eksklusi Kasus

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas

Pamulang (n=7)

b. Ibu yang melakukan persalinan di Puskesmas Pamulang atau BPS

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dengan catatan lahir mati

(n= 0).

c. Ibu yang melahirkan bayi prematur (<37 minggu) (n=3).

d. Ibu yang melahirkan bayi dengan catatan lahir kembar (n=2).

e. Ibu yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

(50)

36

Sedangan kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kontrol adalah

sebagai berikut :

3. Kriteria Inklusi Kontrol

a. Ibu yang tercatat di rekam medis persalinan Puskesmas Pamulang

(baik rekam medis persalinan di ruang bersalin Puskesmas

Pamulang maupun laporan dari BPS (Bidan Praktik Swasta) yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang) dengan catatan

melahirkan normal (≥2500 gram) tahun 2013-2015 (n= 854).

b. Ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Wilayah kerja Puskesmas Pamulang terdiri dari empat kelurahan

yakni Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe

Udik dan Pondok Cabe Ilir (n=791).

4. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas

Pamulang (n=63).

b. Ibu yang melakukan persalinan di Puskesmas Pamulang atau BPS

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dengan catatan lahir mati

(n= 0).

c. Ibu yang melahirkan bayi prematur (<37 minggu) (n= 3).

d. Ibu yang melahirkan bayi dengan catatan lahir kembar (n=2).

e. Ibu yang tidak memiliki buku KIA (n=0).

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, maka

(51)

37

dimana :

dan P = (P1 + kP2)/(1+k)

peneliti akan menggunakan :

a. Perbandingan jumlah kasus dan kontrol sebesar 1:2

b. Tingkat kemaknaan (z1/2) = 5% (1,96)

c. Kekuatan uji (z1)= 80% (0,84)

diketahui:

P2 = 54,1% (Darmayanti, 2010) Z1-α/2 = 1.96

OR = 7,1 (Darmayanti, 2010) Z1-β/2 = 0.84

Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada kelompok kasus

adalah 37 kasus dan kelompok kontrol sebesar 37 x 2 =74 kontrol. Peneliti

memperkirakan adanya partisipan yang tidak mau berpartisipasi dalam

penelitian (non respon) sebesar 5% pada masing-masing kelompok kasus

dan kontrol, 37 x 5%= 1,8 ≈2 dan 74 x 5%= 3,7≈4. Sehingga jumlah

sampel yang dibutuhkan pada :

a. Kelompok kasus menjadi 37+2= 39 kasus

b. Kelompok kontrol menjadi 74+4= 78 kontrol.

(52)

38

Semua kasus telah dijadikan sebagai sampel penelitian. Sedangkan

sampel pada kelompok kontrol diperoleh dengan menggunakan teknik

simple random sampling, kemudian melakukan pengundian terhadap

kelompok kontrol melalui nama ibu yang di dapatkan dari frame sampling

persalinan tahun 2013-2015 (baik dari laporan persalinan Puskesmas

Pamulang maupun BPS).

D. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yakni telaah dokumen dan wawancara terstruktur dengan

menggunakan kuesioner. Telaah dokumen berasal dari rekam medis

persalinan Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 dan buku KIA yang

dimiliki partisipan. Dokumen dari rekam medis persalinan Puskesmas

Pamulang diperoleh informasi terkait variabel kasus BBLR maupun non

BBLR. Pada dokumen tersebut, peneliti telah mengambil data yang terdiri

dari identitas ibu hamil (nama istri dan suami) serta alamat lengkap ibu.

Dokumen yang berasal dari form catatan kesehatan ibu hamil dalam

buku KIA diperoleh informasi terkait variabel pertambahan berat badan ibu

selama masa kehamilan dan per trimester, penyakit penyerta selama

kehamilan dan status anemia, kepatuhan konsumsi tablet Fe dan jumlah

kunjungan ANC.

Metode wawancara terstruktur diperoleh informasi terkait variabel

jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, jumlah paritas, usia ibu saat

(53)

39

Fe, peneliti juga melakukan probing dengan partisipan penelitian.

Pelaksanaan probing tersebut bertujuan untuk menggali informasi secara

detail terkait jumlah tablet Fe yang telah dikonsumsi oleh partisipan kasus

maupun kontrol selama masa kehamilan.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki

partisipan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait pertambahan berat

badan selama hamil, usia ibu saat persalinan, pendidikan ibu, jumlah paritas,

jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, penyakit penyerta selama

masa kehamilan, status anemia dan jumlah kunjungan ANC.

F. Manajemen Data

Manajemen data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

1. Peneliti melakukan pemeriksaan data (data editing), yakni

melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap partisipan yang

telah memenuhi kriteria inklusi dan inklusi pada kelompok kasus

dan kontrol saat penelitian berlangsung. Pemeriksaan tersebut

bertujuan agar partisipan yang masuk dalam penelitian dapat

dipastikan telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang

telah ditetapkan peneliti, sehingga kemungkinan bias seleksi dan

bias informasi sangat kecil.

2. Peneliti melakukan pengkodean (coding), yakni menetapkan kode

(54)

40

entri data. Berikut beberapa kode dalam penelitian :

Tabel 5

Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kode Keterangan

IR1-IR13 Sosiodemografi

A1-A3 variabel terkait pertambahan

berat badan selama hamil

B1-B2 variabel status anemia

C1-C2 variabel kepatuhan konsumsi

tablet Fe

D1-D2 variabel penyakit penyerta

selama masa kehamilan

E variabel jumlah kunjungan ANC

3. Peneliti melakukan pemasukkan data (entry data), yakni

melakukan entri data pada kuesioner yang telah di coding ke dalam

komputer untuk dianalisis secara statistik. Proses pemasukkan data

dilakukan dengan bantuan software analisis data.

4. Peneliti melakukan pembersihan data (data cleaning), yakni

peneliti memeriksa kembali kelengkapan data yang sudah di entry

kedalam computer. Jika data pertambahan berat badan ibu hamil

dan karakteritik ibu belum terisi lengkap, maka data tersebut tidak

dilanjutkan untuk dianalisis.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat

(55)

41

a. Analisis Univariat

Analisis univariat telah dilakukan terhadap semua variabel

penelitian. Tujuan dari analisis univariat adalah untuk melihat distribusi

semua variabel penelitian pada kelompok kasus maupun kontrol. Pada

variabel kunjungan ANC, peneliti melakukan analisis rata-rata dan

standar deviasi terlebih dahulu. Kemudian dari hasil rata-rata tersebut,

dikategorikan menjadi dua kategori (<nilai rata-rata hasil penelitian dan ≥ nilai rata-rata hasil penelitian). Hasil analisis univariat telah disajikan

dalam bentuk tabel distribusi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk melihat hubungan pertambahan berat badan

ibu hamil dengan variabel berat bayi lahir dilakukan dengan

menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Pada analisis uji

regresi logistik, telah dikontrol dengan variabel penyakit penyerta

selama masa kehamilan (p<0,05). Sedangkan variabel lain tidak

dikontrol dengan variabel pertambahan berat badan ibu hamil,

dikarenakan menunjukan hasil p>0,05. Selain itu, pada kategori

pertambahan berat badan ibu hamil yang lebih tidak di analisis lebih

lanjut. Analisis bivariat yang dilakukan hanya pertambahan berat

badan ibu hamil yang normal dan kurang. Hasil analisis bivariat

berupa nilai Odds Ratio (OR). Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai

OR dengan rentang Confident interval (CI) yang tidak mencakup nilai

(56)

42

(57)

43 BAB V

HASIL

A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada kelompok kasus

maupun kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6

Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan Per Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kategori Kasus (<2500 gr) Kontrol (≥2500 gr)

n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan

1. Normal 9 (24,3) 39 (49,4)

2. Lebih 0 (0,0) 7 (8,9)

3. Kurang 28 (75,7) 33 (41,8)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester I

1. Normal 15 (40,5) 39 (49,4)

2. Lebih 0 (0,0) 1 (1,3)

3. Kurang 22 (59,5) 39 (49,4)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester II

1. Normal 13 (35,1) 37 (46,8)

2. Lebih 0 (0,0) 13 (16,5)

3. Kurang 24 (64,9) 29 (36,7)

(58)

44

Kategori Kasus (<2500 gr) Kontrol (≥2500 gr)

n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III

1. Normal 16 (43,2) 45 (57,0)

2. Lebih 0 (0,0) 13 (16,5)

3. Kurang 21 (56,8) 21 (26,5)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa, mayoritas (75,7%) kelompok

kasus memiliki pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan.

Sedangkan sebagian besar kelompok kontrol memiliki pertambahan berat

badan normal (49,4) dan kurang (41,8%) selama masa kehamilan.

Pertambahan berat badan ibu hamil trimester I, sebagian besar (59,5%)

kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang, sedangkan

sebagian besar kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan yang

normal (49,4%) dan kurang (49,4%). Pertambahan berat badan ibu hamil

trimester II, sebagian besar (64,9%) kelompok kasus memiliki

pertambahan berat badan kurang, sedangkan sebagian besar (46,8%)

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.

Pertambahan berat badan ibu hamil trimester III, sebagian besar (56,8%)

kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang, sedangkan

sebagian besar (57%) kelompok kontrol memiliki pertambahan berat

badan normal.

B. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Karakteristik ibu dalam penelitian ini terdiri dari jarak kehamilan,

kepatuhan konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

(59)

45

pendidikan ibu. Distribusi karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 disajikan

pada Tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kategori Kasus (<2500 gram) Kontrol (≥2500 gr) P value

n (%) n (%)

Penyakit Penyerta Selama Masa Kehamilan

Ada 10 (27,0) 7 (8,9) 0,013

Tidak Ada 27 (73,0) 72 (91,1)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Kunjungan ANC Selama Masa Kehamilan

≥ Nilai rata-rata hasil penelitian* 25 (67,6) 65 (82,3) 0,083

Usia Ibu Saat Melahirkan

Usia tidak risiko tinggi 30 (81,1) 67 (84,8) 0,617 Usia risiko tinggi (<20 tahun dan

>35 tahun)

7 (18,9) 12 (15,2)

(60)

46

Kategori Kasus (<2500 gram) Kontrol (≥2500 gr) P value

n (%) n (%)

Pendidikan Ibu

> 9 tahun 27 (73,0) 57 (72,2) 0,901

Wajib 9 tahun 7 (18,9) 15 (19,0)

<9 tahun 3 (8,1) 7 (8,9)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Keterangan:

(*) : Rata-rata kunjungan ANC kelompok kasus =8,86 ±1,73 dan kontrol =9,86 ±2,18

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas kedua kelompok memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun yakni 91,7% pada kelompok kasus dan

92,9% pada kelompok kontrol. Jumlah kelompok kasus dan kontrol pada

variebel ini berbeda dengan jumlah sampel keseluruhan, hal ini dikarenakan

adanya sampel kasus maupun kontrol yang baru memiliki anak pertama

sehingga jarak kehamilan pada kelompok tersebut tidak berlaku. Variabel

kepatuhan konsumsi tablet Fe selama masa kehamilan, sebagian besar

(56,8%) kelompok kasus tidak patuh konsumsi tablet Fe, sedangkan sebagian

besar (53,2%) kelompok kontrol patuh konsumsi tablet Fe. Variabel status

anemia, terdapat kelompok kasus yang mengalami anemia yakni sebesar

40,5% dan kelompok kontrol sebesar 29,1%. Kelompok kasus cenderung

mengalami anemia pada trimester III, sedangkan kelompok kontrol cederung

mengalami anemia pada trimester II.

Variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan, terdapat kelompok

kasus (27%) dan kontrol (8,9%) yang memiliki penyakit penyerta selama

masa kehamilan. Variabel kunjungan ANC kehamilan, mayoritas ibu hamil

melakukan kunjungan ANC ≥ rata-rata hasil penelitian, baik kelompok kasus

(61)

47

adalah 8,86 dengan standar deviasi ±1,73, sedangkan rata-rata kunjungan

ANC kelompok kontrol adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18. Variabel

jumlah paritas, terdapat 5,4% kelompok kasus dan 3,8% kelompok kontrol

yang memiliki jumlah paritas >3 anak (grandemultipara). Variabel usia ibu

saat melahirkan, terdapat 18,9% kelompok kasus dan 19,2% kelompok BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel

8.

Tabel 8.

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan dan Per Trimester dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan Tahun 2013-2015

Pertambahan Berat Badan Ibu selama masa kehamilan

1. Normal 9 (24,3) 39 (49,4) 1,00 (Reference)

2. Kurang 28 (75,7) 33 (41,8) 3,68 (1,52-8,87) 4,07 (1,60 –10,34)

Jumlah a 37(100,0) 72 (91,2)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester I

1. Normal 15 (40,5) 39 (49,4) 1,00 (Reference)

2. Kurang 22 (59,5) 39 (49,4) 1,46 (0,66-3,23) 1,59 (0,69– 3,62)

Gambar

Tabel 2  Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester ...........................
Tabel 1
Tabel 2  Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester
tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara preeklamsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RS Dr. Metode:

PERNYATAAN ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kehamilan Trimester III... Definisi kehamilan ... Perkembangan Janin pada

Hasil yang didapatakan pada penelitian ini yaitu, rerata pertambahan berat badan ibu selama hamil di wilayah Kecamatan Metro Pusat tergolong sesuai yaitu sebesar 12,60

Skripsi dengan judul “H ubungan antara Frekuensi Pemberian Air Susu Ibu (ASI) + Susu Formula Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) terhadap Pertambahan Panjang Badan BBLR di

Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan di Kabupaten Banjarnegara cukup tinggi, yaitu

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR), dimana ibu dengan

Simpulan dari penelitian Hubungan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Pembantu Pecatu tahun

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU PADA SAAT HAMIL DAN STATUS ANEMIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH BBLR Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Yana1, Musafaah2,