• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Stunting Anak Usia Sekolah Dasar Pada Siswa/Siswi

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis

Indramayu Tahun 2015

SKRIPSI

Oleh

Latanza Shima Dayyana

1111101000089

PEMINATAN GIZI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SKRIPSI, OKTOBER 2015

Latanza Shima Dayyana, NIM : 1111101000089

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Pada Siswa / Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015

(xvi +132, 36 tabel, 4 bagan, 7 lampiran)

ABSTRAK

Latar belakang : Undernutrition atau gizi kurang merupakan satu dari tiga alasan kematian anak. Data di dunia menunjukkan 90% anak mengalami stunting. Jika stunting dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan kognitif dan rendahnnya prestasi akademik.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan jumlah sampel 70. Variabel eksogen terdiri dari jumlah anak, pengetahuan gizi ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan pola asuh. Variabel intervenning penyakit infeksi dan asupan energi, protein, lemak. Variabel endogen stunting. Analisis data dengan univariat dan uji mann whitney, partial least square (PLS) serta uji Arorian. Analisis PLS dan uji arorian hanya dilakukan pada variabel eksogen pola asuh ibu, variabel intervenning dan variabel endogen.

Hasil :Univariat menggambarkan rata – rata setiap variabel eksogen. Uji mann whitney menunjukan tidak ada perbedaan rata – rata antara kelompok case dan control (sig > 0,05), energi (sig : 0,9) protein (sig : 0,5) lemak (sig : 0,5) infeksi (sig : 0,3) pola asuh (sig : 0,9) pendapatan keluarga (sig : 0,6) pendidikan ibu (sig : 0,5) pengetahuan ibu (sig : 0,09) dan jumlah (anak sig : 0,5). PLS tidak ada hubungan (t test < 1,96) antara pola asuh (t test : 0,33), infeksi (t test : 0,83), lemak ( t test : 0,92), protein (t test : 1,35), energi (t test : 0,55) terhadap stunting. dan tidak ada hubungan antara pola asuh terhadap stunting melalui asupan energi (t test : 0,35), protein (t test : 0,39), lemak (t test : 0,19) dan penyakit infeksi (T Test : 0,69).

Kesimpulan : Tidak ada hubungan langsung antara variabel intervenning dan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Tidak ada hubungan antara variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervenning.

Saran : Disarankan untuk meneliti lebih dalam faktor – faktor dari ibu. Daftar bacaan : 72 ( 2005 – 2015)

(4)

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

UNDERGRADUATE THESIS, OCTOBER 2015 Latanza Shima Dayyana, NIM: 1111101000089

Factors - factors Related Events Stunting Children At School Students Islamic Elementary School (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu 2015

(xvi +132, 36 tables, 3 image, 7 attachment)

ABSTRACT

Background: Undernutrition is one of three reasons of child mortality. World’s

data showed 90% of children got stunting. If the stunting doesn’t well handled, it could affects the cognitive development and decreasing academic achievement. Methods: This study used a case-control study design with 70 samples. The exogenous variabels consisted of number of children, mother’s nutritional

knowledge, mother’s education level, family income and parenting. Intervenning variabels consists of infectious diseases, energy, protein, fat intake. The endogenous variablesn is stunting. Data were analyzed by univariate and Mann Whitney test, partial least square (PLS) and test Arorian. PLS analyzes and tests arorian only done in maternal parenting’s exogenous variable, intervenning variables and endogenous variable.

Results: Univariate describe the average of each exogenous variable. Mann Whitney test showed no differences between the average of case and control groups (sig> 0.05), energy intake (sig: 0.9) protein intake (sig: 0.5) fat intake (sig: 0.5) infection (sig : 0.3), parenting (sig: 0,9), family income (sig: 0.6) mother’s

education (sig: 0.5), mother’s knowledge (sig: 0.09) and the number of children (sig children: 0.5 ). PLS found no relationship (t test <1.96) between parenting (t test: 0,33), infection (t test: 0.83), fat intake (t test: 0.92), protein intake (t test: 1 , 35), energy intake (T Test: 0.55) and stunting. There is also no relationship between parenting and stunting through energy intake (t test: 0.35), protein intake (t test: 0.39), fat intake (t test: 0.19) and infectious diseases (T Test: 0.69 ).

Conclusion: There is no direct relationship between the intervenning variables and exogenous variables againts endogenous variables. There is no relationship between exogenous variables and endogenous variables againts the variable intervenning.

Suggestion: It is recommended to examine more the mother’s factors. Reading list: 72 (2005 - 2015)

(5)
(6)
(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Latanza Shima Dayyana

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 Agustus 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

PENDIDIKAN FORMAL

· 1999 – 2005 : SD Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu

· 2005 – 2008 : Mts Pondok Pesantren Al- Zaytun Indramayu

· 2008 – 2011 : MA Pondok Pesantren Al – Zaytun Indramayu

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul Faktor

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Anak Sekolah Dasar Pada Siswa/Siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.

Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan hanya karena usaha penulis

semata, namun banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisjuga ingin mengucapkan rasa

terimakasih kepada :

1. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Keehatan

Masyarakat.

3. Ratri Ciptaningtyas, MHS sebagai pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktunya, memberikan masukan dan saran perbaikan serta

(9)

4. Riastuti Kusuma Wardani, MKM sebagai pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya, memberikan masukan dan saran perbaikan

serta semangat selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Gizi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat dan berbagi pengalaman hidup yang

sangat berarti.

6. Ibu Nuur Sakinah dan Bapak J. Hafidh Dinillah yang selalu memberikan

dukungan, semangat, nasehat doa serta kepercayaan yang selalu diberikan

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Ke 7 adik tersayang, Macia Hauna, Savana Najaha, Yais Fidau, Sacci

Dananda, Thutsiruna Hifdzu Sakinah, Sammy Dokhma Awaeil dan Asyla

Ba’saata Elayna yang selalu memberikan dukungan semangat, hiburan dan doa selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Puput, Lidya, Aqma, Dwi Ramadhani, Harum, Yarra, Reni, Dwi

Rahmawati, Almen, Alifia, Rini, Ibnu, Danti, Putri PW, Sarah Islamiah

yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu memberi

semangat selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih

9. Geng Panci 2011 (Puput, Lidya, Aqma, Dwi dhani, Dwi Rahma, Harum,

Yarra, Reni, Kiyah Abudan, Wulan, Mami, Ayu, Donna, Indah, Nana,

Umi, Kahfi, Muslim, Kang Mas Hattan, Ryan, Bunda Bintan) yang sudah

(10)

10.Anak WW, Anis, Eka, Ami, Zahra, Iyas, Ibu Indah, Nelly, Tiara, Dhillah,

Oby yang sudah memberikan motivasi dan semnagat untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

11.Anak Geng Bintaro Sony, Alip, Wifaq, Afif Umar, Arga, Jody yang sudah

memberikan dukungan, semangat dan hiburan selama proses penyelesaian

skripsi ini.

12.Seluruh abang Foto Copy, Staff Administrasi FKIK dan Prodi Kesmas

serta anak kesmas angkatan 2011 yang sudah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Ciputat, 22 Oktober 2015

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

ABSTRACT✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

DAFTAR RIWAYAT HIDUP✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

KATA PENGANTAR✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

DAFTAR TABEL✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

✂ ✁

DAFTAR GAMBAR✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄

✂ ✁

BAB I✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎

PENDAHULUAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎

A. Latar Belakang✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎

B. Rumusan Masalah✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆

C. Pertanyaan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝

D. Tujuan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞

1. Tujuan Umum✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞

2. Tujuan Khusus✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞

E. Manfaat Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟

1. Bagi Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟

2. Bagi Ibu atau Wali Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟

3. Bagi Sekolah MI Muhammadiyah Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟

4. Bagi Puskesmas Haurgeulis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠

5. Bagi Peneliti Selanjutnya✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠

F. Ruang Lingkup✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎

BAB II✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠

TINJAUAN PUSTAKA✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠

A. Stunting (pendek) Pada Anak Sekolah✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠

1. Penilaian Status Gizi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡

B. Faktor- Faktor Risiko Stunting Pada Anak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛

1. Asupan Makanan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛

2. Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✡ ✡

3. Akses Pangan Yang Tidak Terjangkau✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✡ ✞

4. Pola Asuh Anak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✠

(12)

6. Pendapatan Pendidikan Pengetahuan Ibu terkait Gizi dan banyaknya Jumlah Anggota Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☛

a) Pendapatan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☛

b) Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ☞

c) Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✌

7. Krisis Ekonomi Sosial Dan Politik✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✆

C. Argumentasi Jenis Analisis Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☛ ✞

BAB III✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPRASIONAL DAN HIPOTESIS✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠

A. Kerangka Konsep✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✠

B. Definisi Operasional✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✡

C. Hipotesis✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✌

BAB IV✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆

METODOLOGI PENELITIAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆

A. Metodologi Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆

B. Waktu dan tempat penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✆

C. Populasi Dan Sampel Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝

1. Populasi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝

a) Definisi Kelompok Total✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝

b) Definisi Kelompok Kasus✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✝

c) Definisi Kelompok Kontrol✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞

2. Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞

a) Kriteria inklusi sampel penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞

b) Kriteria eklusi sampel penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✞

3. Teknik Pengambilan Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄☞ ✟

4. Besaran Minimal Sampel✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✠

D. Pengumpulan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

1. Sumber data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

a) Primer✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

b) Sekunder✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

2. Alur pengumpulan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

a) Stunting (TB/U)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☎

1) Instrumen Pengambilan Data Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✡

2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✡

(13)

1) Instrumen Pengambilan Data Tinggi Badan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☛

2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☛

c) Asupan Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞

1) Instrumen Pengambilan Data Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞

2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ☞

d) ISPA Dan Diare✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌

1) Instrumen Pengukuran Riwayat Ispa Dan Diare✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌

2) Cara Ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✌

e) Pola Asuh Anak Pendapatan Keluarga Pengetahuan Ibu Terkait Gizi Pendidikan Ibu Dan Jumlah Anggota Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆

1) Instrumen Pengambilan Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆

2) Cara ukur✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✆

E. Pengolahan data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝

1. Manajeman Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝

a) Entry Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✝

b) Cleaning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞

c) Coding✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞

F. Analisis Data✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞

1. Univariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✞

2. Bivariat dan Multivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟

a) Bivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟

b) Multivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✌ ✟

BAB V✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛

HASIL✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛

A. Univariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛

B. Uji Mann Withney Test (Uji U)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ☛

1. Gambaran Wilayah Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu.✄✄✄✄✄✄ ✆ ☞

2. Gambaran Siswa / Siswi MI Muhammdiyah Haurgeulis Indramayu Tahun 2015✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ✌

3. Rata - Rata Asupan Energi Protein dan Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✆ ✝

4. Rata - Rata Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✠

5. Rata - Rata Pola Asuh✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✡

6. Rata - Rata Pendapatan Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ☛

7. Gambaran Pendidikan Ibu atau Wali Murid✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ☞

(14)

9. Gambaran Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✝

C. Bivariat✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✞

1. Analisis dengan Partial Least Square (PLS)✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✞

2. Evaluasi Outer Model✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✟

3. Evaluasi Inner Model✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ✝ ✟

4. Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning terhadap Variabel Endogen✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✠

5. Hubungan Antara Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen melalui Variabel Intervenning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✆

BAB IV✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟

PEMBAHASAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟

A. Keterbatasan Penelitian✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✞ ✟

B. Kejadian Stunting Pada Siwa/Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu tahun 2015✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ✠

C. Rata - Rata Asupan Energi Protein Lemak✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ☛

D. Rata - Rata Riwayat Penyakit Infeksi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✟ ✟

E. Rata - Rata Pola Asuh Ibu Atau Wali Murid✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✡

F. Rata - Rata Pendapatan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✆

G. Rata - Rata Pendidikan dan Pengetahuaan Ibu Terkait Gizi✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✠ ✞

H. Rata - Rata Jumlah Anak Dalam Keluarga✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎ ☎

I. Hubungan Variabel Intervenning Asupan Energi Protein Lemak Terhadap Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☎ ☛

J. Hubungan Variabel Intervenning Penyakit Infeksi Dengan Variabel Endogen Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✠

K. Hubungan Variabel Eksogen Pola Asuh Dengan Variabel Endogen Stunting✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ☛

L. Hubungan Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Melalui Variabel Intervenning✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✆

BAB VII✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞

SIMPULAN DAN SARAN✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞

A. Simpulan✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ✡ ✞

B. Saran✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛ ✠

DAFTAR PUSTAKA✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄✄ ☎ ☛ ✡

(15)

DAFTAR TABEL

No Tabel

Nama Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Energi

15

Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Protein

16

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Lemak

18

Tabel 3.1 Definisi Operasional

42

Tabel 5.1 Rata - Rata Asupan Energi Protein Lemak Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

67

Tabel 5.2 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa / Siswi MI

Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

67

Tabel 5.3 Rata - Rata Asupan Kalsium Siswa / Siswi MI

Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

68

Tabel 5.4 Hasil Uji U Asupan Energi, Protein dan Lemak

Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

69

Tabel 5.5 Hasil Uji U Asupan Kalsium Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015.

69

Tabel 5.6 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MI

Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

70

Tabel 5.7 Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi Siswa MI

Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

71

Tabel 5.8 Hasil Uji U Penyakit Infeksi Antara Kelompuk Stunting dengan Kelompok Tidak Stunting di MI Muhammadiyah tahun 2015

71

Tabel 5.9 Distribusi Rata - Rata Pola asuh Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

72

Tabel 5.10 Gambaran Pekerjaan Ibu atau Wali Siswa / Siswi

Pada Kelompok Case dan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

72

Tabel 5.11 Hasil Uji U Pola Asuh Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

73

Tabel 5.12 Distribusi Rata – Rata Pendapatan Keluarga Siswa

MI Muhammaidyah tahun 2015

73

Tabel 5.13 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

74

(16)

Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015

Tabel 5.15 Nilai Modus Lama Tahun Pendidikan Oleh Ibu Atau Wali Murid, Siswa MI Muhammadiyah tahun 2015

75

Tabel 5.16 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

75

Tabel 5.17 Distribusi Rata- Rata Pengetahun Ibu Siswa MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015 Terkait Pengetahun Gizi

76

Tabel 5.18 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

76

Tabel 5.19 Distribusi Jumlah Anak Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015

77

Tabel 5.20 Urutan Anak yang Dilahirkan Dalam Keluarga atau Rumah Siswa MI Muhammdaiyah Haurgeulis Tahun 2015.

77

Tabel 5.21 Hasil Uji U Antara Kelompok Case dengan Kelompok Control di MI Muhammadiyah tahun 2015

78

Tabel 5.22 Hasil Analisis Outer Model

79

Tabel 5.23 Hasil Analisis Inner Model

79

Tabel 5.24 Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel Intervenning terhadap Variabel Endogen di MI Muhammadiyah Haurgeulis Tahun 2015

81

Tabel 5.25 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015

81

Tabel 5.26 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel

Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015

82

Tabel 5.27 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel

Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015

82

Tabel 5.28 Hubungan Variabel Eksogen terhadap Variabel

Intervenning pada MI Muhammadiayah tahun 2015

83

Tabel 5.29 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting

Melalui Energi

86

Tabel 5.30 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting

Melalui Protein

86

Tabel 5.31 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting

Melalui Lemak

87

Tabel 5.32 Hasil Uji Arorian Pola Asuh dengan Stunting

(17)

DAFTAR BAGAN

No Gambar

Nama Bagan

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori ☛ ✟

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ☛ ☎

Bagan 4.1 Teknik Pengambilan Besar Sampel Desain Studi Case control

✌ ✠

Bagan 4.2 Alur Sobel Test ✆ ✡

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undernutrition atau gizi kurang merupakan satu dari tiga alasan yang mendasari semua kematian anak. Fenomena peningkatan harga pangan dan

penurunan pendapatan yang terjadi tahun lalu, berdampak terhadap

meningkatnya risiko kekurangan gizi, terutama pada kalangan anak – anak (WHO, 2010). Data dunia menunjukan 90% anak yang mengalami stunting atau pendek berada di Asia dan Afrika, hal ini masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan (Wardlaw dkk., 2012).

Stunting merupakan gambaran kurangnya tinggi badan untuk umur yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis (Sharlin dan Edelstein, 2011). Stunting pada anak sekolah dapat diketahui dari indikator TB/U, timbulnya kondisi

seperti ini erat kaitannya dengan kegagalan pertambahan tinggi badan yang

tidak mencapai batas angka pertumbuhan tinggi badan sesuai umur (SMERU

dkk., 2010).

Menurut teori tahap perkembangan Ericson, anak sekolah dasar ialah anak

yang berada pada tahapan usia 6 – 12 tahun (Thalib, 2010). Masa usia sebelum Madrasah Ibtidaiyah dan usia Madrasah Ibtidaiyah mengalami penurunan laju

pertumbuhan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan masa bayi

(Almatsier dkk., 2011). Oleh karena itu, penelitian setelah periode bayi relatif

diabaikan, padahal nutrisi tetap memiliki peran terhadap perkembangan

(19)

Gangguan perkembangan kognitif seperti penurunan IQ, apatis, tidak

percaya diri, sulit berkonsentrasi sehingga mengalami penurunan prestasi

akademik di sekolah merupakan dampak dari anak sekolah yang mengalami

stunting (Nency dan Arifin, 2005).

Menurut UNICEF, banyak faktor yang saling mempengaruhi terjadinya

anak mengalami stunting. Faktor tersebut terdiri dari faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi, serta faktor tidak langsung yaitu akses

terhadap pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan, lingkungan yang sehat,

perawatan untuk anak dan wanita serta kebijakan pemerintahan (SMERU dkk.,

2010). Sehingga diketahui, anak mengalami stunting secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi atau terkena infeksi

(Nency dan Arifin, 2005).

Asupan makanan yang dimaksud adalah makanan yang kaya akan nutrisi.

Energi, protein dan lemak merupakan nutrisi penting dalam pertumbuhan anak,

energi membantu anak untuk mancapai berat badan dan tinggi badan yang

sesuai periode pertumbuhanya. Protein membantu pembentukan jaringan tubuh

seperti otot dan organ tubuh lainnya. Sedangkan lemak berperan dalam

pertumbuhan otak anak, setidaknya 60% pembentukan saraf pusat dan saraf

tepi dibentuk oleh lemak (Sharlin dan Edelstein, 2011).

Penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi gizi buruk adalah Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare (Ernawati, 2006). ISPA dapat

menurunkan nafsu makan (Ernawati, 2006), padahal ISPA pada anak biasanya

(20)

makanan lebih besar (Anshori, 2013). Akhirnya, pada anak yang mengalami

ISPA memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gizi kurang.

Diare dapat mengubah status gizi seseorang, berdasarkan pernyataan

Brown (2003) bahwa di saat diare, terjadi penurunan asupan makanan dan

absorpsi di usus, selain itu diare juga meningkatkan katabolisme dan

sekuestransi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan sintesa jaringan

(Yusuf dan Abidin, 2011).

Prevalensi nasional ISPA tahun 2013 sebesar 25% (KEMENKES, 2013),

dan prevalensi ISPA menurut periode prevelence ISPA pada usia 5 – 14 tahun berdasarkan diagnosis / gejala sebanyak 27,8%. Prevalensi ISPA berdasarkan

diagnosis / gejala di Jawa Barat sebesar 24,8% (KEMENKES, 2014), dan

prevalensi ISPA di Indramayu berdasarkan diagnosis gejala sebesar 27,3 %

(KEMENKES, 2009).

Prevalensi nasional diare tahun 2013 sebesar 3,5%, dan periode

prevelence diare untuk usia 5 – 14 tahun berdasarkan diagnosis / gejala sebesar 3,0% (KEMENKES, 2013), prevalanesi diare di Jawa Barat berdasarkan

periode prevelence gejalasebesar 7.5% (KEMENKES, 2014), dan prevalensi diare di Indramayu berdasarkan diagnosis gejala sebesar 13,3% (KEMENKES,

2009).

Pola asuh terhadap anak merupakan hal yang mendasar dalam membantu

berkembangan dan pertumbuhan anak (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Semakin

baik kontak fisik dan psikis antara ibu dan anak maka semakin baik

(21)

Ibu memiliki peran besar dalam penyusunan menu makanan di rumah,

sehingga ibu diharapkan untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan

pengetahuan dasar tentang gizi (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Ibu yang

memiliki pengetahuan dalam penyusunan menu yang baik, akan dapat

menyajikan makanan yang baik pula dalam keluarga, sehingga pada akhirnya

anak akan memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami kurang gizi

(Pratama dan Zain, 2012).

Jumlah anak dalam satu keluarga dapat mempengaruhi jumlah banyak dan

sedikit asupan setiap anggota keluarga. Hal ini terjadi terutama pada keluarga

yang berada dalam kondisi ekonomi kurang (Candra, 2011).

Pendapatan secara tidak langsung memiliki hubungan yang kuat dan

universal dengan status gizi (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Seseorang yang

memiliki pendapatan rendah akan cenderung membelanjakan sumber makanan

serelia, sedangkan untuk keluarga yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih

membelanjakan sumber makanan olahan susu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).

Karena terdapat faktor penyebab secara langsung dan tidak langsung

terhadap kejadian stunting. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan analisis dengan Partial Least Square (PLS). PLS menupakan alat bantu analisis untuk melihat hubungan langsung dan tidak langsung penyebab stunting tersebut. Penelitian terkait stunting yang dilakukan sebelumnya oleh (Anshori, 2013), (Rosha dkk., 2012) serta (Oktaviana dan Sudiarti, 2013) menggunakan

(22)

Dalam penelitian ini stunting merupakan masalah gizi karena kekurang gizi dalam waktu yang lama/ panjang. Hal ini yang mendasari peneliti

menggunakan desain case control dalam penelitian. Case control merupakan desain penelitian yang dilakukan terhadap penelitian terhadap kasus yang masa

laten panjang (Suradi dkk., 2002). Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya

oleh (Oktaviana dan Sudiarti 2013), (Ulfani dkk., 2011), (Najahah dkk., 2013)

menggunakan desain cross sectional. Sehingga, menggunakan desain case control merupakan perbedaan lain dalam penelitian ini.

Beberapa penelitian (Nador, 2011), (Wardani, 2007) dan (Arifin dkk.,

2012) dengan desain penelitian case control menyatakan bahwa asupan gizi dan riwayat penyakit memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian

stunting (p = 0,013 dan OR = 4,14), (p = 0,00) dan (p = 0,021, OR = 2,2 dan p

= 0,007 dan OR = 2,6).

Prevalensi nasional untuk kategori Stunting (TB/U) pada anak usia sekolah dasar yaitu 5 – 12 tahun sebesar 30,7% dengan rincian, 12,3% kategori sangat pendek dan 18,4% kategori pendek (KEMENKES, 2013b). Prevalensi stunting di Jawa Barat pada anak usia 5 – 12 tahun sebesar 30% (KEMENKES, 2013). Prevalensi stunting di Indramayu sebesar 35,4% (KEMENKES, 2009). Berdasarkan dengan pernyataan, bahwa dikatakan masalah kesehatan

masyarakat untuk kategori stunting adalah apabila ditemukan masalah disebuah populasi mecapai angka > 20 % (WHO, 2013), maka besar angka kejadian

(23)

Haurgeulis merupakan kecamatan yang berada di Indramayu. Berdasarkan

data puskesmas Haurgeulis terdapat 20,8% anak sekolah mengalami stunting. MI Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah yang memiliki masalah

kesehatan untuk kategori stunting di Haurgeulis, yaitu sebanyak 35 anak sekolah mengalami stunting (20,21%) dengan rincian 4 (2,3%) anak kategori sangat pendek dan 31 (17,8) anak kategori pendek. Oleh karena itu, peneliti

ingin mengetahui hubungan faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting anak usia sekolah dasar pada siswa / siswi MI di MadrasahIbtidaiyah (MI) Muhammadiyah Haurgeulis, Indramayu.

B. Rumusan Masalah

Sebesar 20,21% anak sekolah di MI Muhammadiyah, Haurgeulis,

Indramayu mengalami stunting, dimana jika dibandingkan dengan standar WHO yaitu dikatakan menjadi masalah kesehatan masyarakat jika dalam

populasi kejadian stunting > 20%. Sehingga dapat disimpulkan, MI Muhammadiyah mengalami masalah kesehatan masyarakat terkait stunting. Stunting merupakan hasil dari kekurangan asupan nutrisi dan penyakit infeksi secara terus menurus, yang mana jika stunting dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan kognitif, penurunan IQ, apatis, tidak percaya diri, sulit

berkonsentrasi dan rendahnnya prestasi akademik. Sehingga, sebagai tindakan

(24)

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran variabel endogen (stunting) pada siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015?

2. Bagaimana rata – rata dan apakah ada perbedaan rata - rata variabel intervenning (asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi) pada siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu

tahun 2015?

3. Bagaimana rata – rata dan apakah ada perbedaan rata - rata variabel eksogen (pola asuh, pendapatan keluarga, pendidikan ibu,

pengetahuan gizi ibu dan jumlah anak) pada siswa/siswi MI

Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015?

4. Bagaimana hubungan langsung antara variabel intervenning dan variabel eksogen terhadap variabel endogen pada siswa / siswi MI

Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015?

5. Bagaimana hubungan langsung antara variabel eksogen dengan

(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting anak sekolah pada siswa / siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis, Indramayu 2015.

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya rata – rata dan perbedaan rata - rata variabel intervenning (asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi) baik pada kelompok total, kelompok kasus dan

kelompok kontrol siswa/siswi MI Muhammadiyah, Haurgeulis,

Indramayu tahun 2015.

2. Diketahuinya rata – rata dan perbedaan rata – rata variabel eksogen (pola asuh, pendapatan keluarga, pendidikan ibu,

pengetahuan gizi ibu dan jumlah keluarga) antara kelompok

kasus dan kelompok kontrol pada siswa / siswi MI

Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015.

3. Diketahuinya hubungan antara variabel intervenning dan variabel eksogen, terhadap variabel endogen pada siswa / siswi

MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu 2015.

4. Diketahuinya hubungan variabel eksogen terhadap variabel

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa / Siswi MI Muhammadiyah Haurgeulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi paparan terkait gizi untuk

memaparkan para siswa / siswi MI sejak dini terkait gizi. Para

siswa / siswi MI dapat mengetahui perilaku apa yang sebaiknya

dihindari agar tidak mengalami stunting dan perilaku apa yang seharusnya ditingkatkan agar mereka menjadi anak yang sehat.

2. Bagi Ibu atau Wali Siswa / Siswi MI Muhammadiyah

Haurgeulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu para

siswa / siswi MI Muhammdiyah terkait apa penyebab anak untuk

menjadi stunting. Sehingga, ibu dapat menanggulangi agar anak tidak menjadi stunting. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi edukasi awal bagi ibu atau wali murid untuk mengenal ilmu gizi

lebih mendalam lagi. Sehingga, diharapkan ibu dapat menerapkan

ilmu gizi yang sudah lebih baik dalam kesehariannya di rumah

tangga.

3. Bagi Sekolah MI Muhammadiyah Haurgeulis

Hasil penelitian ini dapat menggambarkan keadaan status

gizi para siswa/siswi MI Muhammadiyah dan faktor risiko yang

mempengaruhi status gizi para siswa/siswi MI Muhammadiyah.

Hasil laporan ini juga dapat menjadi landasan pertimbangan pihak

sekolah untuk membuat kebijakan program “Nutrition at School

(27)

perbaikan gizi yang dilakukan di sekolah dan difasilitasi oleh

sekolah.

4. Bagi Puskesmas Haurgeulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi

ketercapaian program peningkatan kesehatan anak di Indramayu.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk membuat

perencanaan peningkatan kesehatan anak di Indramayu.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini merupakan media untuk peneliti berkontribusi

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dalam bidang gizi,

karena dengan diketahui hasil penelitian yang telah dilakukan

(28)

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan November 2014 – Juni 2015. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

asupan energi, protein, lemak dan penyakit infeksi terhadap status gizi

anak sekolah serta mengetahui variabel yang paling mempengaruhi antara

asupan energi, protein lemak dan penyakit infeksi dengan status gizi para

siswa/siswi berusia 6 – 12 tahun di MI Muhammadiyah, Haurgeulis, Indramayu tahun 2015 dengan menggunakan desain case control.

Pada penelitian ini, peneliti membatasi untuk melakukan penilaian

status gizi menggunakan pengukuran antropometri, asupan makanan

dengan food record dan food recall serta pengukuran penyakit infeksi dengan kuesioner gejala klinis. Analisis data yang dilakukan adalah

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stunting (pendek) Pada Anak Sekolah

Stunting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidaktercapaian tinggi badan sesuai umur yang disebabkan karena

mengalami kurang gizi menahun atau kronis (Sharlin dan Edelstein, 2011).

Stunting merupakan gambaran kekurangan gizi yang sudah terjadi selama menahun (kronis) (Briend dkk., 2015).

Berdasarkan teori tahap perkembangan Ericson, anak sekolah ialah

anak yang berada pada tahap usia 6 – 12 tahun (Thalib, 2010). Laju pertumbuhan fisik anak memang tidak secepat pada masa bayi (Almatsier

dkk., 2011), namun anak tetap membutuhkan nutrisi untuk perkembangan

kognitifnya (Bryan dkk., 2004) . Pada masa ini, sudah memungkinkan bagi

anak untuk mulai makan sendiri secara bebas dan mulai mengembangkan

kesukaannya secara subjektif terhadap makanan (Almatsier dkk., 2011).

Masa anak sekolah, anak – anak sudah mulai menguasai keterampilan dasar seperti menulis, membaca, sehingga prestasi anak

sekolah merupakan tema utama pada masa anak sekolah (Santrock, 2009).

Pemilihan makan dimasa ini akan membentuk pola makan anak tersebut

pada masa yang akan datang. Pemilihan makan dipengaruhi oleh banyak

faktor yang akhirnya akan berdampak pada asupan gizi anak tersebut

(Almatsier dkk., 2011). Tidak hanya faktor ketersediaan makanan dalam

(30)

juga dapat mempengaruhi anak dalam memilih makanan (Almatsier dkk.,

2011).

Usia anak sekolah merupakan usia pertumbuhan yang lambat

namun konsisten (Almatsier dkk., 2011). Pada usia ini, mereka secara

signifikan menunjukkan peningkatan yang berarti dalam motorik, kognitif,

sosial dan emosional (Almatsier dkk., 2011). Pemilihan makanan yang

terbentuk pada usia ini, merupakan dasar pembentukan pola makan pada

usia selanjutnya (Almatsier dkk., 2011).

Stunting atau pendek merupakan gambaran kurang gizi yang berdasarkan pada indeks tinggi badan menurut usia (TB/U) (KEMENKES,

2011). Anak dikatakan stunting jika nilai z-score untuk TB/U< - 2 SD. Anak – anak yang memiliki TB/U < - 2 SD harus dievaluasi, hal ini dikarenakan anak gagal dalam pencapaian tinggi badan sesuai usianya.

Pada umumnya, pola makan dan asupan gizi pada masa anak tidak

jauh berbeda dengan teman sebayanya. Meskipun masa anak sekolah

merupakan masa sesudah masa pra-sekolah yang artinya kebutuhan energi

mereka akan lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan energi pada

usia anak pra-sekolah, namun frekuensi makan pada masa ini lebih rendah

empat hingga enam kali, hal ini disebabkan karena pada usia anak sekolah

mereka lebih banyak mengonsumsi makanan dalam bentuk cemilan

(31)

Seseorang yang mengalami gizi kurang atau gizi lebih dapat

diketahui dengan penilaian status gizi. Penilaian status gizi dilakukan

untuk membantu negara – negara berkembang dalam penentuan status gizi penduduknya, serta mengidentifikasi masalah gizi yang terjadi dan cara

penanggulangannya (Almatsier dkk., 2011). Banyak cara untuk melakukan

penilaian status gizi, namun umumnya pengukuran penilaian status gizi

dengan melakukan pengukuran antropometri (SMERU dkk., 2010).

Antropometri merupakan metode yang universal dalam menentukan status

gizi individu (SMERU dkk., 2010).

Para ahli kesehatan melakukan perbandingan pengukuran

antropometri individu dengan kriteria populasi sesuai jenis kelamin dan

usia dengan pengukuran individu yang telah dilakukan sebelumnya

(Whitney dan Rolfes, 2008). Pengukuran ini dilakukan secara berkala dan

selalu dibandingkan dengan pengukuran yang sebelumnya untuk melihat

perubahan status individu yang terjadi (Whitney dan Rolfes, 2008).

1. Penilaian Status Gizi

Pengukuran antropometeri merupakan pengukuran fisik

yang menggambarkan komposisi dan pertumbuhan badan

(Whitney dan Rolfes, 2008). Antropometri memiliki tiga tujuan

utama yaitu: untuk mengevaluasi laju pertumbuhan janin pada

wanita hamil, bayi, anak- anak dan remaja untuk, mendeteksi

(32)

serta mengukur perubahan komposisi tubuh dari waktu ke waktu

(Whitney dan Rolfes, 2008).

Penilian status gizi yang dilakukan pada anak usia sekolah

di Indonesia, masih berdasarkan pada keputusan menteri kesehatan

tentang standar antropometri penilaian status gizi yang pada

standar World Health Organization. Stunting pada usia anak sekolah dinyatakan berdasarkan indikator TB/U dengan istilah

sangat pendek (< -3SD), pendek (-3SD sampai < - 2SD), normal (

> - 2SD sampai 1SD). Penilaian status gizi pada usia anak sekolah,

umur dihitung dalam bulan penuh (KEMENKES, 2011), contoh

jika lahir pada 23/08/2004 dan dilakukan pengukuran pada 7

Januari 2015, artinya umur yang digunakan adalah umur 10 tahun,

4 bulan.

Dalam penelitian ini, pengukuran stunting menggunakan software World Health Organization AnthroPlus, Anthropometric Calculator. Hasil perhitungan dinyatakan dalam indikator TB/U dan IMT/U dengan nilai Z-score.

B. Faktor- Faktor Risiko Stunting Pada Anak 1. Asupan Makanan

Asupan makanan yang kurang akan sangat mempengaruhi

keseimbangan nutrisi dalam tubuh. Tidak tersedianya makanan

dirumah akan berdampak pada asupan makan anak. Apabila

(33)

mendapatkan makanan bergizi yang kurang (Krisnansari, 2010).

Ketersedian makanan di rumah juga akan membentuk pola makan

anak pada periode selanjutnya (Almatsier dkk., 2011).

Pola makan yang terbentuk dalam keadaan kurangnya

konsumsi makanan bergizi, pada akhirnya anak akan terbiasa untuk

mengonsumsi makanan kurang bergizi. Kurangnya makan yang

bergizi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan tubuh

mengalami kekurangan gizi.

Energi sangat baik untuk angka pertumbuhan anak usia 7 –

10 tahun, diperkirakan rata-rata kenaikan berat badan anak usia 7 –

10 tahun adalah 5 – 12 gr/hari (Sharlin dan Edelstein, 2011). Kurangnya asupan makanan sehingga berdampak pada kekurangan

energi akan dapat menyebabkan kehilangan berat badan, gangguan

pertumbuhan berat badan dan terhambatnya pencapaian tinggi

badan (Sharlin dan Edelstein, 2011).

Kebutuhan energi pada anak usia sekolah akan meningkat

karena meningkatnya ukuran tubuh dan aktifitas fisik (Thompson

dkk., 2011). Kebutuhan total energi setiap anak berbeda tergantung <

Gambar

Tabel 2.l, menunjukan bahwa kebutuhan energi setiap
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Protein
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 Untuk Lemak
Gambaran pasien yang mengalami diare di Rumah Sakit Umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan ralryat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

Selama ini jerami padi sangat melimpah dan sudah biasa dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia, khususnya sapi dan kerbau. Pemanfaatan ini semakin meningkat pada saat

Pengolahan dan analisa data dilakukan secara korelasional, maka dari perhi-tungan yang sudah dilakukan didapat nilai sebagai berikut, “Ada hubungan asosiasi positif

Metode yang kami gunakan terkait pengembangan Gadget Pelangi adalah model penelitian dan pengembangan, yaitu (1) Kajian teori, (2) Perancangan konsep dan pembuatan

Responden dalam penelitian adalah seluruh anak-anak yang berumur dibawah lima tahun yang mengalami kejadian stunting dengan faktor yang menunjang adalah faktor

Mengingat pentingnya peran BKPPD dalam memberikan ketenangan dan kemantapan aparatur pemerintah dalam bekerja serta dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang

Sifat migrasi Co-60 di dalam kolom tanah tersusun oleh dua kurva eksponensial yang menunjukkan bahwa pada larutan pH 12 akan terdiri atas dua fraksi migrasi yang

pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan realisasi dari aspirasi masyarakat tetapi pada kenyataanya dalam mengawasi Alokasi Dana