1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam pandangan internasional, Vietnam dan China dianggap sebagai Negara yang authoritarian. Persamaan dari kedua Negara tidak hanya sebagai Negara dipimpin oleh rejim komunis yang authoritarian, namun keduanya juga mengalami ledakan pertumbuhan ekonomi yang mencengangkan setelah melalui proses reformasi dengan meliberalisasi perekonomiannya Vietnam memulainya pada tahun 1987 yang dikenal dengan inisiasi Doi-Moi, sedangkan China lebih awal melakukan reformasi pada tahun 1978. Meskipun pertumbuhan ekonomi Vietnam tidak setinggi ledakan ekonomi China, namun keduanya tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang konsisten1. Baik Vietnam maupun China muncul sebagai negara komunis yang maju perekonomianya.
Perbedaan yang terlihat adalah pada proses dan teknis strategi kebijakan ekonomi, serta arah kebijakan yang kian demokratis yang lebih nyata pada Vietnam bila dibandingkan dengan China. Proses reformasi yang terjadi di Vietnam relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan China. Secara singkat proses reformasi ekonomi keduanya dapat digambarkan dalam bentuk Big-Bang2 Versus
1
Pertumbuhan ekonomi kedua Negara terlihat dari GDP pasca reformasi, GDP Vietnam pada tahun 2009 mencapai 6.3%, dan China mencapai 8,7 % dalam: http://www.indexmundi.com/vietnam/gdp_real_growth_rate.html diakses 10 oktober 2010
2
Nguyen Thi Kim Cuc, The Politics Of Economic Reform In Vietnam: The Case Of
2 Gradual3 Pemerintah Vietnam relatif lebih responsif terhadap kondisi perekonomiannya dan menyadari pentingnya reformasi. Hanya berselang beberapa bulan diinisiasikan Doi-Moi kemudian diaplikasikan sebagai kebijakan baru ekonomi Vietnam di tahun 1987. Sedangkan reformasi China dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertahap, dimulai pada tahun 1978 dan dua tahun kemudian baru disahkan sebagai bentuk kebijakan ekonomi negara dibawah kepemimpinan Deng Xiao Ping pada tahun 1980. dalam hal teknis doi-moi Vietnam diinisiasikan oleh elit politik yakni VCP (Vietnam Communist Party), sedangkan reformasi China dilakukan oleh kelompok petani4.
Kebijakan Doi-Moi Vietnam merupakan keputusan yang dihasilkan dari pertimbangan domestik dan perbandingan dengan lingkungan sekitar. Pertama, pertimbangan domestik didasarkan pada pandangan elit terhadap politik luar negeri yang sebelumnya tidak begitu efektif serta memberi manfaat terhadap perekonomian domestik yang merupakan tolak ukur keberhasilan Negara5. Yang kedua, kondisi ekonomi domestik yang dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara yang mengalami kemakmuran membuat Vietnam mulai merasa tertinggal.
3
Perjalanan Reformasi China yang bertahap digambarkan oleh Wing Thye Woo, the Real Reason
for China’s Growth, dalam http://www.econ.ucdavis.edu/faculty/woo/realreasons.pdf diakses: 7
Januari 2011 4
Kisah 18 petani desa Xiaogang provinsi Anhui yang bersepakat mengelola tanah pertanian yang dibebankan pada tiap keluarga dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini pada dasarnya melanggar hukum dan. menjamin kelangsungan hidup anggota keluarga masing-masing, mereka menandatangani dokumen perjanjian yang kemudian dikenal sebagai household responsibility
pada bulan desember 1978. Fishman, Ted. C, China.Inc, 2006, hal: 43
5
Nadine Mansel, a tiger ready to pounch? vietnam’s economic and political coordinates in south
3 Walaupun elit partai tidak mungkin mengubah ideologi komunis, realitas dalam negeri menuntut elit partai untuk mengambil tindakan pragmatis dengan memakai sistem yang dirasa paling cocok bagi timbulnya inovasi perkembangan ekonomi dan dan peningkatan output masyarakat, yang tak lain adalah sistem kapitalisme6. Doi moi sebagai agenda perbaikan ekonomi berhasil merealisasikan tujuannya dengan menunjukan angka pertumbuhan yang signifikan, dan distribusi pendapatan yang merata bila dibandingkan dengan China.
Reformasi ekonomi China pada tahun 1978 membuahkan hasil pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun proses yang terjadi dalam masa reformasi ekonomi China berbeda dengan yang terjadi pada Vietnam. Strategi stimulus pembangunan ekonomi China yang semula difokuskan pada pengembangan daerah-daerah pedesaan mengalami perubahan secara bertahap pada tahun 1984, perubahan strategi pembangunan ekonomi dengan sangat hati-hati mengarahkan China ke ekonomi Market-oriented dan difokuskan pada spesifik area perkotaan.7 Reformasi ekonomi dengan strategi pembangunan ekonomi terbatas tersebut menciptakan daerah-daerah zona ekonomi yang eksklusif dialiri modal asing dan teknologi. Hal ini kemudian menghasilkan disparitas ekonomi yang tinggi antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan yang kesempatannya sangat terbatas untuk berkembang. Dampak lebih lanjutnya
6
Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, 1999, Yogyakarta, BPFE, hal: 54
7
Shinichiro Okushima And Hiroko Uchimura, Economic Reform And Income Inequality In Urban
China, 2005, Institutes of Developing Economies, dalam:
4 adalah tidak meratanya distribusi pendapatan dan berujung pada kesenjangan hidup yang kontras antara masyarakat desa dan kota.
Gambar1: Alur Pemikiran
Secara pesimis dunia internasional melihat kemungkinan kedua Negara ini mengarah ke demokrasi sangat kecil8, bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Ilmuan politik berjuang dalam mengkonseptualisasikan rejim-rejim yang mengadopsi beberapa atribut demokrasi namun dalam penerapannya masih dilaksanakan dengan manner atau gaya yang non-demokratik seperti Vietnam dan China. Permasalahan yang melekat dalam kajian demokrasi pada rejim komunis adalah bagaimana posisi dan peran partai dalam pemerintahan yang dijalankan
8
Larry Diamond, Can China become a Democracy? Dalam
http://www.india-seminar.com/2007/576/576_larry_diamond.htm, diakses 1 Juni 2010 Authoritarian
5 terutama berkaitan dengan isu legitimasi dengan sumber-sumber non politik seperti ekonomi.
Dalam konteks authoritarianism, legitimasi politik merupakan isu yang problematik. Klaim atas legitimasi suatu rejim sangat ditentukan oleh persetujuan popular. Tipikal konsensus popular tersebut dalam tataran institusionalis atau kelembagaan Negara, dapat ditemukan dan diekspresikan dalam pemilihan umum yang bebas dan adil (free and fair election)9. Pengamatan mengenai hubungan antara pemilihan umum yang bebas dan adil terhadap legitimasi politik kemudian mengarah pada dua pertanyaan mendasar. Pertama, mengenai asumsi legitimasi dapat dikatakan absen ketika pemilihan umum tidak dilaksanakan dengan bebas. Kedua, bagaimana mengukur legitimasi popular bila pemilihan umum yang bebas dan adil tersebut tidak terlaksana. Pada dasarnya legitimasi dan persetujuan popular, tidak terikat secara ekslusif dengan demokrasi10, meskipun keinginan rakyat atau will of people sering diamini sebagai suatu kebenaran yang mutlak, namun disisi lain posisi tersebut bisa mengarahkan pada pemahaman yang salah mengenai hubungan state-society dalam rejim selain demokrasi. Dalam konteks hubungan state-society dibawah rejim authoritarian, Vietnam dan China tidak
9
Guillermo O’Donnell, ‘The Perpetual Crises of Democracy’, in: Journal of Democracy, 18
(January 2007), www.wiscnetwork.org/ljubljana2008/getpaper.php?id=53diakses: 19 mei 2010
10
André W.M. Gerrits, Democracy Research And Democracy Promotion Under The Shadow Of
6 mengaplikasikan pemilihan umum yang bebas dan adil sebagaimana indikator demokrasi gaya barat11 namun tidak memiliki persoalan terkait dengan legitimasi.
Robert Dahl menawarkan kriteria demokrasi12 yang lebih tepatnya merupakan pendekatan minimalis dalam mengidentifikasi konsep Demokrasi Barat. Konsep demokrasi Dahl disederhanakan dalam dua dimensi yakni kompetisi dan partisipasi, namun aspek-aspek esensial lainnya seperti peraturan hukum dan budaya politik tidak terakomodasi dalam kriteria yang ditawarkan Dahl. Indikator demokrasi yang ditawarkan Robert Dahl yang longar tidak memberi analisa yang akurat untuk menjawab fenomena anomali seperti yang terjadi di Vietnam dan China. Oleh karena itu diperlukan indikator lainnya untuk mengisi kekurangan tersebut. Indikator demokrasi yang digunakan dalam model authoritarian dalam tulisan ini akan mengangkat konsep demokrasi John Dewey yang menekankan faktor-faktor non institusionalis untuk mengidentifikasi demokrasi di suatu negara.
Salah satu komponen integral dalam demokrasi adalah Legitimasi. namun hal tersebut tidak berarti bahwa legitimasi absen atau tidak dapat ditemukan dalam rejim authoritarian. Setidaknya terdapat dua dimensi yang saling berkaitan
11
Stephen Garvey dalam artikel: The Failure of Western Democracy mengidentifikasi Demokrasi
Barat atau lebih dikenal dengan demokrasi liberal yang mainstream nya berada pada masyarakat
barat menempatkan indicator seperti adanya pemilihan yang bebas, adil, multi-partai, regular,
competitive, yang menekankan pada mayoritas vote yang memerintah, serta secara global
dipromosikan oleh elit dunia, dalam http://www.inexpressible.com/failureWD.asp. diakses 20 Juli
2010
12
Kriteria demokrasi Robert dahl dikutip oleh Siegmar Schmidt, New Kids on the Block:
7 dalam legitimasi13, bagaimana suatu rejim menjustifikasikan kekuasaannya dan bagimana rejim tersebut menjalankan kekuasaan berdasarkan legitimasi masyarakatnya. Legitimasi merupakan pengakuan akan hak memerintah dari sebuah rejim. Untuk menjawab bagaimana rejim authoritarian memperoleh legitimasi atas kekuasaannya, salah satunya dapat ditelaah lebih jauh dengan menggunakan dua konsep besar legitimasi yakni legitimasi yang diperoleh berdasarkan performance dan berdasarkan ideologi.
Bagi rejim authoritarian, sumber legitimasi biasanya diperoleh dari hasil kebijakan yang dibuat (performance based). Ketika produk kebijakan yang dibuat dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakatnya secara merata, maka tidak sulit untuk mendapat legitimasi. Rejim authoritarian yang mampu menyediakan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat seperti pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, maka secara otomatis akan memperoleh legitimasi, secara otomatis pengakuan terhadap kekuasaan (tidak peduli dengan model atau cara yang seperti apa) yang dijalankan berdasarkan hasil kebijakan tersebut selama masyarakat memperoleh kesejahteraan maka pemerintah dapat dengan mudah memperoleh legitimasi politik.
Ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat berpengaruh bagi rejim authoritarian dalam memperoleh legitimasi. Pertumbuhan Ekonomi, dalam
13
Artikel Peter Burnel dalamRobert Weatherley, Politics in China Since 1949: Legitimizing
8 gambaran jangka panjang dapat menstimulasi berkembangnya aspirasi politik yang subversiv.
Dalam kasus Vietnam dan China, pertumbuhan ekonomi yang kian meningkat makin menguatkan legitimasi posisi rejim authoritarian, hal ini secara teoritis dapat diasumsikan menjauhkan kedua Negara tersebut dari demokratisasi, namun bila dianalisa lebih dalam dengan mengidentifikasi latar belakang pertumbuhan ekonomi tersebut dalam penulisan ini dapat ditemukan kemungkinan adanya proses demokratisasi, dalam tulisan ini pula akan dibuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak serta merta menjauhkan suatu rejim authoritarian dari demokrasi, namun lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi menciptakan efek meluap (spillover) yang mengarah ke demokrasi, atau dengan kata lain proses demokrasi tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan ekonomi. Konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang dialami Vietnam dan China adalah munculnya Baik dilihat sebagai tantangan, kesempatan, maupun ancaman.14
Dalam mengidentifikasi posisi Vietnam terhadap proses demokrasinya bila dibandingkan china, terlihat relatif lebih demokratis bila menggunakan indikator ekonomi dan politik dalam perbandingannya. Distribusi pendapatan serta legitimasi politik merupakan tolak ukur dalam melihat seberapa positif konsolidasi demokrasi berhasil berjalan di kedua negara tersebut.
14
Doh Chull Shin, The Third Wave in East Asia: Comparative and Dynamic Perspectives, Taiwan
9 1.2. RUMUSAN MASALAH
Hal- hal yang menjadi fokus permasalahan berdasarkan latar belakang tersebut adalah: mengapa Vietnam cenderung lebih demokratis bila dibandingkan China?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Mengetahui dan mampu menjelaskan pengaruh reformasi ekonomi terhadap proses demokratisasi Vietnam dan China
1.3.2. Memahami dan mampu menjelaskan alasan yang membuat proses demokratisasi mampu berjalan relatif lebih positif di Vietnam bila dibandingkan dengan proses demokratisasi China.
1.4 KAJIAN PUSTAKA
1.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua hasil publikasi yang termasuk dalam penelitian terdahulu. Sumber yang pertama menggunakan hasil penelitian Elias Papaioannou dan Gregorios Siourounis yang berjudul
Economic and social factors driving the third wave of democratization15.
15
10 Sedangkan sumber kedua merupakan karya tulis dari Doh Chull Shin, dengan judul The Third Wave in East Asia: Comparative and Dynamic Perspectives16
Hasil penelitian Papaioannou dan Siourounis dimuat di dalam Journal of Comparative Economics 36 tahun 2008. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan transisi demokratisasi yang terjadi selama fase gelombang ketiga yang sebelumnya telah dipaparkan oleh Huntington17, yang melihat fenomena perubahan yang terjadi pada Negara-negara sosialis yang bertransformasi kearah yang lebih demokratis dengan mengadopsi model representative. Dalam penelitian ini, beberapa indikator dipakai oleh Papaioannou dan Siourounis untuk menentukan berhasil-tidaknya transisi demoksi pada rejim-rejim tertentu. Indikator tersebut diantaranya indikator-indikator kebebasan politik, catatan-catatan pemilihan, sumber-sumber sejarah dari 174 negara yang dijadikan objek penelitian sejak tahun 1960-2005, yang kemudian berhasil mengidentifikasi sekitar 63 negara berada dalam transisi demokrasi baik secara penuh maupun sebagian, enam episode perbaikan dalam sistem representative, dan hanya 3 negara yang mengalami transisi balik dari demokratik kearah yang authoritarian. Hasil dari data-data tersebut dipakai untuk menguji teori-teori mengenai prasyarat demokrasi untuk membuktikan sejauh mana Negara-negara tersebut masuk kedalam gelombang ke-tiga sebagai non-demokratik.
16
http://www.tfd.org.tw/docs/dj0402/091-132%20Doh%20Chull%20Shin.pdf, diakses 12 Mei 2010
17
11 Hasil ekseminasi terhadap fenomena yang terjadi pada Negara-negara yang authoritarian merupakan fenomena anomali, karena fenomena tersebut tidak dapat terjawab bila memakai model pakem dalam kerangka lama yang mengambil sample Negara maju yang terlebih dahulu telah demokratik.(indicator demokrasi barat) 18, serta adanya hubungan yang terbalik antara demokrasi sebagai sebab atau konsekuensi dari kesejahteraan yang diukur dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil perhitungan mereka menunjukan bahwa demokrasi lebih terlihat pada masyarakat yang makmur dan terdidik. Pembangunan ekonomi dan pendidikan merupakan factor kunci yang menentukan intensitas perubahan demokrasi dan seberapa cepat transisi demokrasi terjadi.
Tulisan yang kedua yang dipakai sebagai referensi adalah artikel yang berjudul Third Wave in East Asia karya Doh Chull Shin yang dipublikasikan dalam Taiwan Journal of Democracy, Volume 4, No.2 tahun 2008. Dalam tulisannya, Shin menyimpulkan bahwa negara-negara di Asia mempunyai prospek yang suram terkait dengan keberhasilan proses transisi demokrasi dalam rejim authoritarian yang disebabkan oleh masyarakat dan pemimpin politik di Negara-negara Asia terjebak untuk menyeimbangkan tuntutan akan demokrasi dengan supply Status Quo yang ada. Dalam tulisannya, Shin memaparkan Negara-negara di Asia masih resisten terhadap gelombang demokratisasi. Secara institusional kawasan Asia tidak mampu menegakan demokrasi karena tidak ada organisasi regional yang fokus dan memprioritaskan masalah demokrasi dan Hak Asasi
18
Artikel: Stephen Garvey, The Failure Of Western Democracy, Juli 2008 dalam
12 Manusia. Disamping itu, demokratisasi disangsikan keberhasilannya oleh Shin yang intinya memperhitungkan jauhnya jarak yang secara geografis mempengaruhi Asia dari terbentuknya demokrasi liberal.
Selain itu, secara kultural Negara-negara di Asia Timur khususnya gagal menjadikan demokrasi liberal sebagai rejim pilihan atau model pemerintahan hal ini disebabkan oleh nilai-nilai konfusian yang dianut yang menjadi nilai universal bagi Negara-negara di Asia Timur. Norma konfusian menekankan pada nilai luhur dan kebijakan kepemimpinan diatas segalanya termasuk peraturan hukum. Peradaban konfusianis membuat Negara-negara di Asia Timur khususnya menjadi resisten terhadap demokratisasi.
13 1.4.2 TEORI DAN KONSEP.
1.4.2.1 Indikator Demokrasi Non Institusionalis
Dalam pengertian yang populer, demokrasi dimaknai sebagai sebuah sistem politik yang menekankan persyaratan institusionalis di mana pemerintah sebagai bagian dari politik dipilih melalui hak pilih orang dewasa. Namun dalam beberapa fenomena lain seperti pada pemerintahan Vietnam dan China, pemilihan umum yang adil bukan merupakan prasyarat mutlak untuk mengukur demokrasi. Proses demokrasi pada fenomena anomali seperti China dan Vietnam tersebut lebih bisa terukur dengan melihat indikator non institusionalis.
Konsep demokrasi menurut John Dewey19 dengan beberapa kriterianya bisa dijadikan contoh, yang dalam penelitian ini dipakai sebagai indikator untuk menganalisa fenomena demokratisasi yang terjadi seperti di Vietnam dan China. Pertama, sistem pendidikan dimana semua pihak dapat berpartisipasi, semua golongan memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi baik tua maupun muda. Kedua, berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Ketiga, merupakan bentuk pemerintahan yang diakui oleh masyarakat, yang mana hal tersebut berkaitan erat dengan legitimasi masyarakat. Keempat, merupakan bentuk dari kontrol sosial, atau sebagai suatu cara mengatur masyarakat. Kelima, partisispasi dalam pembentukan nilai yang mengatur kehidupan bersama. Keenam, merupakan konsep yang mengatur segala aspek sosial dan budaya suatu
19
Artikel: Clarence B. Carson, The Concept Of Democracy And John Dewey, dalam
14 masyarakat, termasuk area kehidupan lainnya yang harus ditata seperti politik, ekonomi, pendidikan, dll.
1.4.2.2 Teori Demokrasi dan Kesejahteraan
Pandangan para akademisi yang disampaikan dalam simposium American Economic Association (AEA) tentang Demokrasi dan Pembangunan pada tahun 1993 menyatakan keterkaitan erat antara demokrasi dengan pembangunan. Pembangunan sebagai konsep baru menunjuk pada kinerja ekonomi. Sehingga, semakin tinggi indeks pembangunan berarti kondisi sosial ekonomi membaik, dan sebaliknya. Pengaruh demokrasi sangat penting dalam proses pembangunan. Prof. Dr. Ginandjar Kartasasmita menyatakan bahwa pertumbuhan yang terjadi tanpa demokrasi tidak mampu berjalan secara berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi yang tidak mengindahkan partisipasi politik rakyat cenderung menghasilkan kesenjangan antara yang memperoleh kesempatan dan yang tidak memperoleh kesempatan dalam sistem yang terutup. 20
Keterkaitan antara demokrasi dan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi pasar saling berkaitan erat. Menurut Amartya Sen, perkembangan peningkatan kesejahteraan rakyat merupakan barometer berlangsung-tidaknya proses demokrasi. Proses demokrasi belum dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila tidak dapat menaikan tingkat kesejahteraan21. Oleh karena itu
20
Ginandjar Kartasasmita, strategi Pembangunan Ekonomi: Antara Pertumbuhan Dan Demokrasi
dalam www.ginandjar.com/public/STIE%20Ahmad%20Dahlan_GK.pdf, diakses: 19 oktober
2009 21
15 kesejahteraan bisa secara merata terjadi bila dilakukan dengan cara pembangunan kepitalistik.
1.4.2.3. Konsep Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi
Penelitian mengenai hubungan antara regime politik dan pembangunan ekonomi sebelumnya telah dilakukan oleh adam pzeworski dengan judul Democracy And Economic Development22. Dalam kajian Democracy and Civil Society, setidaknya terdapat dua asumsi dasar terkait dengan pembangunan ekonomi terhadap demokrasi, yang dikembangkan oleh Adam Pzeworski
a. pembangunan ekonomi mampu mengarahkan suatu negara ke keadaan yang lebih demokratis (economic development does lead to democracy) b. pembangunan ekonomi tidak mengarahkan suatu negara ke keadaan yang
lebih demokratis (economic development does not lead to democracy) Asumsi pertama, pembangunan ekonomi mengarah pada demokrasi pelaksanaan kegiatan ekonomi memungkinkan adanya peran-peran baru yang berfungsi sebagai titik awal perubahan kondisi suatu negara kearah yang lebih modern. Hal ini di indikasikan dengan makin Civilized masyarakatnya, dilihat dari timbulnya kesadaran dari masing-masing individu berbagai kelas dalam menunjukan, merepresentasikan dan mengartikulasikan kepentingannya. Proses demokrasi yang muncul secara singkat dapat digambarkan dengan banyaknya
22
Dipublikasikan oleh Edward D. Mansfield and Richard Sisson (eds.), Political Science and the
16 tuntutan yang muncul seiring dengan kemunculan kelas-kelas baru, dan dibutuhkan prosedur-prosedur yang lebih demokratis dalam mengakomodasikan tuntutan- tuntutan tersebut.
Asumsi kedua, pembangunan ekonomi tidak mengarah pada demokrasi diilustrasikan pada keadaan ketika kapitalisme memegang peranan yang paling kuat, hingga menjadi pertimbangan utama bagi negara dalam membuat kebijakan, seperti yang ditunjukan dengan istilah Ersatz Capitalism atau kapitalisme semu, contohnya kapitalisme yang didasarkan atas privilege negara atau kapitalisme yang makin kuat karena diberi keleluasaan oleh negara. Bukan hal yang tidak mungkin pada kondisi terburuk kapitalisme mampu menjadi penguasa tunggal, dan dampak negative yang kemudian muncul seperti monopoli, persaingan yang tidak sehat menjadi bentuk penyimpangan dari nilai-nilai demokratis.
1.5 METODOLOGI PENELITIAN
1.5.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksplanatif23.Tulisan ini akan menjelaskan Demokratisasi Vietnam dan China sebagai efek dari doi-moi Vietnam 1987 dan reformasi ekonomi China 1978, dengan menggunakan comparative politic, dalam menjawab tantangan proses demokrasi yang dihadapi
23
Penelitian yang melibatkan hubungan 2 variabel atau lebih melalui penggunaan teori dan konsep-konsep dalam menjelaskan suatu fenomena. Penelitian eksplananif mengharuskan peneliti
menentukan hipotesis dalam penelitiannya. Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial,
17 Vietnam sebagai negara sosialis, dengan mengangkat China sebagai pembanding yang sama-sama memiliki latar belakang authoritarian, mengahadapi permasalahan ekonomi, dan kompleksitas yang sama, mempunyai cara yang sama dalam menyelesaikan permasalahannya dengan reformasi ekonomi, Namun indikasi demokratisasi terlihat relatif lebih positif pada Vietnam dibanding China
1.5.2. Level Analisis
Dalam metodologi penulisan ini, terdapat dua variable yang diidentifikasi sebagai alat penelitian yakni unit analisis dan unit eksplanasi:
1. Reformasi Ekonomi sebagai unit eksplanasi atau variable independen, karena doi-moi 1987 dan reformasi ekonomi china 1978 merupakan fenomena yang hendak diamati penulis. Indikator reformasi ekonomi tersebut adalah perubahan kebijakan-kebijakan yang menyangkut desentralisasi management ekonomi Negara, perubahan administrasi berbasis ekonomi, adopsi model kebijakan dari luar, kebijakan agrikultur. 2. Proses demokrasi sebagai unit analisis atau variable dependen, karena
demokratisasi disini merupakan fenomena yang hendak dijelaskan oleh penulis yang keberadaannya atau dinamikanya berhubungan dan terkait erat dengan variabel Doi-Moi dan reformasi ekonomi.
18 analisisnya. Unit eksplanasi dalam penulisan ini adalah dinamika Negara yang dipengaruhi oleh reformasi ekonomi (Negara-bangsa). Sedangkan unit analisisnya adalah proses demokrastisasi di Vietnam dan China (dinamika Negara- bangsa)
1.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan jenis data sekunder yang teknik pengumpulan data tersebut dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan24 baik dari buku, jurnal, surat kabar, dokumen resmi maupun internet. Teknik pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Setelah dikumpulkan, data diseleksi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.
1.5.4 Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari data-data yang dipakai adalah teknik deduktif, yaitu menganalisa hal-hal yang bersifat umum menjadi khusus. Analisa ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ada, sehingga hasil penelitian dan data-data yang diperoleh tersebut dapat memberikan dukungan terhadap teori yang digunakan. Teknik analisa ini dapat juga disebut sebagai teknik deskriptif analitis.25
24
Sumadi Suryabrata, 1997, Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,
25
19 1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada masa diinisiasikan kebijakan doi-moi Vietnam dan reformasi ekonomi china hingga saat ini. Dinamika yang dianalisa pada kurun waktu 1987-2009 (doi moi) dan 1978-2009) Tahun 1987 dan 1978 dianalisa sebagai tahun awal penerapan kebijakan doi-moi Vietnam dan reformasi ekonomi China, dan tahun 2009 dipakai sebagai batasan dalam ruang lingkup ini dikarenakan beberapa data sekunder yang dijadikan sebagai referensi merujuk pada tahun 2009, sedangkan data-data resmi seperti laporan dari hasil penelitian tahun 2010 belum dipublikasikan.
1.7 HIPOTESIS
Demokratisasi Vietnam terlihat relatif lebih baik dibandingkan dengan china disebabkan oleh lebih meratanya pembangunan ekonomi karena adanya perubahan peran partai komunis yang terkait dengan persoalan legitimasi.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
20
Bagian Bab Judul Pembahasan
Satu Bab I Pendahuluan Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, teori dan
konsep, penelitian terdahulu, metode penelitian, analisa data, hipotesa ekonomi serta perubahan politik Vietnam
Bab III Reformasi ekonomi dan dinamika politik China
Penjelasan mengenai reformasi dan strategi pembangunan ekonomi serta perubahan politik China
Bab IV Perbandingan demokratisasi Vietnam dan China
Perbandingan demokratisasi Vietnam dan china dengan menggunakan indikator distribusi pendapatan dan legitimasi politik. Tiga Bab V Penutup Diskusi hasil temuan dan
i SKRIPSI
PERBANDINGAN DEMOKRATISASI VIETNAM DAN CHINA
(Efek Doi-Moi Vietnam 1987 Dan Reformasi Ekonomi China 1978)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
OLEH:
HELMIA ASYATHRI
NIM: 06260032
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : HELMIA ASYATHRI
NIM : 06260032
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul skripsi : PERBANDINGAN DEMOKRATISASI VIETNAM DAN CHINA
(Efek Doi-Moi Vietnam 1987 dan Reformasi Ekonomi China 1978)
Disetujui,
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Victory Pradhitama, S.Sos. Tuti al-Hikmah, S.IP.
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan Hubungan Internasional
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : HELMIA ASYATHRI
NIM : 06260032
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul skripsi : PERBANDINGAN DEMOKRATISASI VIETNAM DAN CHINA
(Efek Doi-Moi Vietnam 1987 dan Reformasi Ekonomi China 1978)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari: Senin
Tanggal: 24 Januari 2011
Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional UMM
Mengesahkan,
Dekan FISIP- UMM
DR. Wahyudi, M.Si.
Dewan Penguji:
1. Dyah Estu Kurniawati S.Sos., M.Si. ( )
2. Tony Dian Effendy S.Sos,. M ( )
3. Victory Pradhitama S.Sos ( )
iv LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Helmia Asyathri
Tempat, tanggal lahir : Ambon, 10 Desember 1988
NIM : 06260032
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
PERBANDINGAN DEMOKRATISASI VIETNAM DAN CHINA
(Efek Doi-Moi 1987 Dan Reformasi Ekonomi China 1978)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, Januari 2011
Yang Menyatakan,
v Two dogs meet in the street of Ho Chi Minh City,
The first dog says: “how things different for you with Doi‐Moi?
The second dog says: “the chain is not that short, and the food dish is not that far away…
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada dua figur utama dalam kehidupanku, Pria
dan Wanita nomor satu, Abah Zawawi Asyathri, dan Umi Berkah Alkatiri. Yang
luas cintanya tak terukur, dan tak mampu dijelaskan dengan level analisa apapun
(mungkin suatu saat level individu bisa dipakai untuk menjelaskan fenomena ini).
Dukungan moral, financial, dan dukungan tak-rasional-namun-mustajab lainnya
seperti doa, puasa, shalat malam yang tak ada putusnya untukku, membuat
segalanya begitu mudah. ABAH, UMI, TERIMA KASIH. Kata-kata yang bisa
melukiskan betapa aku sangat mencintai kalian hanyalah
“!@#$%^&*(_,)LLKHG(*&^%” ____ (kode tradisional Ambon, tidak ada yang
mengerti)___
Pemberontak (yang tak lagi) kecil, adik-ku Syukri Gazali Asyathri, hope you can
find ur own peace, sorry I can’t guide u (I’m still searching my own and I’m not a
tour guy). Kaka sayang padamu. Dik.
Amati- Syarifah Nur Asyathri, juga My Dearest Sepupu-sepupu: kaka Nini,
Asyathri Almohdar, Abdillah, kaka Ina, Icha, Ocha, Ria, Alan, Lee, Syarif,
Ridho, Ichaaaalll, pace Azis Saleh, Danke banya lay., hehehe ..
Paguyuban Soul Sisters, rekan senasib/sepembuangan: Regina”gie”Melati, dan
Shofia”piya”Rachmawati andai low point itu bisa diantisipasi.. serta
Alfina”pina”Nuril, dan xiaojie Rizky”FZ”Arini., kalian sahabat-sahabat yang ga
parah-parah amat (silahkan diinterpretasi sendiri..te qiero mucho dah ^_^).
Bapak Victory Pradhitama… pembimbing, dosen favorite sepanjang empat
setengah tahun pendidikan saya. Saya tidak tahu akan jadi apa kalau tidak
dibimbing bapak. Tidak salah kalau gelar YMK disematkan pada bapak..
“sesungguhnya Dia tidak akan meninggalkan Umatnya” hehehe… thank you sir…
vii
ILFers.. papi G Bhaskara Saputra, ibu suri, Hanif dugong, Tom, Indry, Nicky,
K’Fandy, ,,anak-anakq di EDS, ban ke moon, tasya, angga, rifhan, dll yang males
disebutin satu-satu. you will always in somebody else’s heart. She loves y’all..!
Anak-anak Mal-disease (Malang Debate Societies), Fatih 3rd-ku, wicak, coach
bawa, anomaly youth empowerment centre: DEMENTOR, your Vietnam report
do me a great help thank you..
HI Unair yang mengijinkanku mengacak-acak inventaris dan buku-bukunya,
Edwin, Putra, dan simpatisan komunis China (sssshhhtt!!!) thanks for the
summary of the little red book, sungguh tidak terlalu bermanfaat. Hehehe..
Debater Unity on purpose of Humiliation (DUH…!!!), post MDO: Azeem,
Khaleel, James, film-nathanat to create such a great discussion and trade material.
Yes we do hate China, we want to be an Indian and the most important we love to
viii ABSTRACT
Helmia Asyathri, 2011, 06260032, University of Muhammadiyah Malang, Social and Political Science , International Relation, Comparative Democratization of Vietnam and China (effect Doi-Moi Vietnam 1987 and China Economic Reform 1978), Supervisor I: Victory Pradhitama, S.Sos, Supervisor II: Tuti Al Hikmah, S.Ip.
Vietnam and China is a reality of authoritarian states under the communist regime. Pessimistically, both judged incapable to consolidate Democracy. However, the rapid economic growth as the result of Doi-Moi policy initiated by Vietnam in 1987 and China Economic Reform in 1978, considered as a positive sign of democratization. The Communist Party (VCP and CCP) challenged to defend its legitimate power by taking pragmatic steps to change economic direction and secede from communist orthodoxy. Economic reform is a transformation of legitimacy based on performance from at first based on ideology. Indicator of Non-Institutional Democracy, which emphasizing the equality of income distribution and legitimacy of Communist Party, serve the purpose of comparative democratization in Vietnam and China.
Keyword: Democratization, Economic Reform. Non-Institutional Democracy, Income Distribution, Legitimacy of Communist Party
ABSTRAKSI
Helmia Asyathri, 2011, 06260032, Universitas Muhammadiyah Malang, Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Hubungan Internasional, Perbandingan Demokratisasi Vietnam dan China (efek Doi-Moi Vietnam 1987 dan Reformasi Ekonomi China 1978), Pembimbing I: Victory Pradhitama, S.Sos, pembimbing II: Tuti Al Hikmah, S.IP.
Vietnam dan China merupakan realitas dua Negara authoritarian dibawah rejim Komunis. Secara pesimis keduanya dinilai tidak mampu mengkonsolidasi
demokrasi. Namun, pertumbuhan ekonomi pesat hasil dari kebijakan Doi-Moi
ix
merata, serta legitimasi Partai Komunis digunakan sebagai alat perbandingan demokratisasi Vietnam dan China.
Keyword: Demokratisasi, Reformasi Ekonomi, Non-Institusional Demokrasi, Distribusi Pendapatan, Legitimasi Partai Komunis
Malang,11 Januari 2011 Penulis,
Helmia Asyathri
Menyetujui,
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
x BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Helmia Asyathri
2. Nim : 06260032
3. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Judul skripsi : PERBANDINGAN DEMOKRATISASI
VIETNAM DAN CHINA (efek doi-moi Vietnam
1987 dan reformasi ekonomi china 1978)
6. Pembimbing : 1. Victory Pradhitama, S.Sos
2. Tuti Al Hikmah, S.IP
7. Kronologi bimbingan :
xi KATA PENGANTAR
Bismmillahirrahmannirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan nikmat yang diberikan
pada penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Perbandingan
Demokratisasi Vietnam dan China (efek doi-moi Vietnam 1987 dan reformasi
ekonomi China 1978). Membahas topik tersebut merupakan tantangan tersendiri
bagi penulis mengingat begitu banyak karya ilmiah yang membahas
perkembangan demokratisasi. Namun yang membuat tulisan ini berbeda adalah
perkembangan demokratisasi yang terjadi pada Negara authoritarian yang
berkembang secara positif setelah melakukan reformasi ekonomi tanpa merombak
struktur politik yang ada. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tulisan ini, oleh karena itu masukan serta kritik sangat diharapkan
sebagai bahan diskusi lanjutan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca.
Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini maupun secara pribadi telah
membimbing penulis selama masa pendidikan hingga akhir.
1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, bapak DR. Wahyudi. M.Si.
2. Ketua jurusan Hubungan Internasional, ibu Dyah Estu Kurniati, S.Sos,
M.Si
3. Bapak Victory Pradithama, S.Sos dan Tuti Al Hikmah S.IP, dosen serta
pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis
dalam menyusun skripsi serta mendidik penulis menjadi pribadi yang lebih
baik.
4. Para dosen serta staff jurusan hubungan internasional, terutama bapak
Tonny Dian Effendy, S.Sos M.Si, yang telah banyak memberi masukan
konstruktif dan perbaikan terhadap tulisan ini,
Serta semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu. Saya
xii DAFTAR ISI
Lembar Cover/ sampul dalam ... i
Lembar Persetujuan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas ... iv
Ungkapan Pribadi ... v
Persembahan ... vi
Abstraksi ... vii
Berita Acara Bimbingan ... x
Kata Pengantar ... xi
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kajian Pustaka 1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 9
1.4.2 Teori dan Konsep 1.4.2.1 Indikator Demokrasi Non-Institusionalis ... 13
xiii
1.4.2.3 Konsep Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi ... 15
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Jenis Penelitian ... 16
1.5.2 Level Analisis ... 17
1.5.3 Teknik Pengumpulan Data ... 18
1.5.4 Teknik Analisa Data ... 18
1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 19
1.6 Hipotesis ... 19
1.7 Sistematika Penulisan ... 19
BAB II DOI-MOI DAN DINAMIKA POLITIK VIETNAM 2.1 Gambaran Vietnam Pra Doi-Moi 2.1.1 Kondisi ekonomi dan politik Domestik Vietnam ... 21
2.2 Gambaran Vietnam Masa Doi-Moi 2.2.1 Tuntutan Reformasi Ekonomi ... 27
2.2.2 Transisi Doi-Moi ... 31
2.3 Gambaran Vietnam Pasca Doi-Moi 2.3.1 Kondisi Ekonomi ... 33
2.3.2 Kondisi Politik ... 38
xiv
3.1.1.1 Rencana Lima Tahun Pertama ... 43
3.1.1.2 Rencana Lima Tahun Kedua ... 44
3.1.2 Kondisi Politik China, Revolusi Budaya ... 47
3.2 Gambaran China Masa Reformasi
3.2.1 Kondisi Ekonomi ... 50
3.2.2 Kondisi Politik ... 53
3.3 Gambaran China pasca Reformasi
3.3.1 Kondisi Ekonomi ... 55
3.3.2 Kondisi Politik ... 61
BAB IV PERBANDINGAN DEMOKRATISASI VIETNAM DAN CHINA
4.1 Distribusi Pendapatan ... 70
4.2 Legitimasi Partai Komunis ... 74
4.3 Konseptualisasi Demokrasi Vietnam dan China ... 78
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ... 81
xv DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembangunan Ekonomi Vietnam 1995-2000 ... 34
Tabel 2 Export dan Import Vietnam 1995-2000 ... 35
Tabel 3 HDI Vietnam 1995-2001 ... 36
Tabel 4 Angka Kemiskinan Rural/Urban Post Doi-Moi ... 37
Tabel 5 Model Kebijakan Politik Elit Partai Masa Reformasi ... 54
Tabel 6 Pertumbuhan Populasi Urban/Rural China ... 60
xvi DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Pemikiran ... 4
Gambar 2 Organisasi Pemerintah China ... 48
83 DAFTAR PUSTAKA
Buku
Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta, BPFE.
Chen Guidi, Wu Chuntao, 2007, China Undercover: Rahasia Dibalik Kemjuan
China, Jakarta, UFUK press
Cipto, Bambang, Hubungan Internasional Di Asia Tenggara, 2007, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar
Fishman, Ted.C, 2006, China.Inc: Bagaimana Kedigdayaan China Menentang
Amerika dan Dunia, Jakarta, Elex Media Komputindo
Mas’oed. Mohtar, 1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi,
Jakarta, PT Pustaka LP3ES.
Nazir, Mohammad, 1998. Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia,
Silalah, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama
Solinger, Dorothy J, Contesting Citizenship in Urban China, Peasant Migrants,
the State, and the Logic of Market, 1999, university of California press.
Sorensen, George, Democracy And Democratization: Process And Prospect In
Changing World, 1998, Colorado, Westview Press,
Su, Kaiming, 1986, Modern China: A Typical History, Beijing, New World Press
Suryabrata, Sumadi, 1997, Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T. Raja Grafindo
Persada,
84 Authoritarian Rule. New York: Routledge,
Weller, Robert.P, 2005, Civil Live Globalization And Political Change In Asia,
New York, Routledge
Yahuda, Michael, 2004, The International Politics Of The Asia Pacifics, New
York, Routledge,
Yanuar, Ikbar, Ekonomi Politik Internasional, 2006, Bandung, Refika Aditama
Artikel Dan Jurnal elektronik
_____________, ADB: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Bisa Capai 9%, dalam
http://www.kapanlagi.com/h/0000216045.htm
Albert Park, Rural Urban Inequality In China, dalam:
www.economics.ox.ac.uk/members/albert.park/papers/ruralurban.pdf
André W.M. Gerrits, , Democracy Research And Democracy Promotion Under
the Shadow Of Semi-Authoritarianism, World International Studies
Committee, 2nd Global International Studies Conference Ljubljana,
Slovenia, 23-26 July 2008, dalam:
www.wiscnetwork.org/ljubljana2008/getpaper.php?id=53
_____________, AusAID working paper: Vietnam, land administration, desember
2000, dalam: http://www.ausaid.gov.au/publications/pdf/vietnam_wp4.pdf
Bob Widyahartono, Vietnam Dengan Kebijakan Ekonomi Doi-Moi, dalam
http://www.suarapembaruan.com/News/
_____________, Brief Description of the Country and Its National/State
85 http://www.unescap.org/huset/lgstudy/country/china/china.html
______________, China’s Economy, Spring Note Case Study dalam :
http://case.springnote.com/pages/1447250
_____________, China rural migration and plugin the rural urban gap: off news
dalam: http://www.offnews.info/verArticulo.php?contenidoID=8044
Clarence B. Carson, The Concept of Democracy and John Dewey, dalam
http://www.mmisi.org/ma/04_02/carson.pdf
David Zeng, Evolution of Agriculture and Agricultural Practice In China”
International Fertilizer Association For Asia And The Pasific, Cheju
dalam:www.fertilizer.org/ifacontent/.../1/.../2003_regional_cheju_zeng_sli
des.pdf
______________, Distribusi FDI china 1984, dalam:
www.unescap.org/tid/artnet/mtg/reformservice_fan.pdf
Doh Chull Shin, The Third Wave in East Asia: Comparative and Dynamic
Perspectives, Taiwan Journal of Democracy, Volume 4, No.2: 91-13,
December 2008. dalam:
http://www.tfd.org.tw/docs/dj0402/091132%20Doh%20Chull%20Shin.pdf
______________, Dynamic poverty analysis in Vietnam 1993-2002, international
research and development centre, dalam:
http://www.idrc.ca/en/ev-147050-201-1-DO_TOPIC.htm
Edward D. Mansfield, and Richard Sisson, Political Science and the Public
Interest, 2004, Columbus: Ohio State University Press, dalam:
86 Elias Papaioannou, and Gregorios Siourounis, Economic and social factors
Driving the Third Wave of Democratization, 2008, Journal of Comparative
Economics 3, dalam: http://www.dartmouth.edu/~elias/greg-elias_JCE.pdf
George Rideout, Competing Political Agendas And The Impact On China Reform:
www.metalbuildinglink.com/Competing%20political%20agendas.pdf
Ginandjar Kartasasmita, Strategi Pembangunan Ekonomi: Antara Pertumbuhan
Dan Demokrasi dalam
www.ginandjar.com/public/STIE%20Ahmad%20Dahlan_GK.pdf/
Guillermo O’Donnell, The Perpetual Crises of Democracy, dalam: Journal of
Democracy, 18, January 2007
_____________, Great Leap Famine, dalam:
http://www.viet-studies.info/kinhte/GreatLeapFamine_ChinaQuarterly.pdf
_____________, Great Leap Forward, dalam:
http://www- chaos.umd.edu/history/prc2.html#greatleap
Gregory Albo, China and the World Market: Thirty Years of the "Reform" Policy,
dalam: http://mrzine.monthlyreview.org/albo310308.html
James A Dorm, Economic Reform In China, Cato Journal, vol.8 no.3 dalam :
http://www.cato.org/pubs/journal/cj8n3/cj8n3-1.pdf
Joshua Kurlantzick, Perry Link, China: Resilient Sophisticated Authoritarianism,
Freedom House, Undermining Democracy: 21st Authoritarianism. dalam:
www.freedomhouse.org/uploads/special_report/83.pdf
87 http://Deplu.gov//vietnam-sosialis-republik/htm
Larry Diamond, Can China become a Democracy? dalam
http://www.india-seminar.com/2007/576/576_larry_diamond.htm
Ma, Laurence. 'China’s authoritarian capitalism: growth, elitism and legitimacy'
International Planning Development Review, Volume 31, Issue 1, 2009
Madisson, Key Political Event in China dalam:
www.ggdc.net/maddison/China_book/Chap_3_tables/Box3.1.pdf
Martin Hans-Landsberg and Paul Burkett, China and Socialism Market Reforms
and Class Struggle,, 2005, dalam:
Minxin Pei, Political Reform in China: Leadership Differences And Convergen,
dalam: www.carnegieendowment.org/files/Pei_Revised.pdf
Moris Goldstein, The Chinese Economy: Prospect And Key Policies Issue, dalam:
www.iie.com/publications/papers/goldstein0405.pdf
_____________, National Human Development Report 2001, Doi Moi And
Human Development In Vietnam, National Centre For Social Sciences
And Humanities, 2001, dalam:
http://planipolis.iiep.unesco.org/upload/Viet%20Nam/Viet%20Nam%20H
DR%202001.pdf
Nadine Mansel, A Tiger Ready To Paunch? Vietnam’s Economic and Political
Coordinates in South East Asia, dalam:
http://www.kas.de/wf/doc/kas_19453-544-2-30.pdf?100428135559
Nguyen Thi Kim Cuc, the Politics Of Economic Reform in Vietnam: A Case Of
88 https://scholarbank.nus.edu.sg/bitstream/handle/10635/16846/NguyenTKC
.pdf?sequence=1
Ong Nhu-Ngoc t,. Support For Democracy Among Vietnamese Generations,
2004, dalam
http://www.democ.uci.edu/resources/virtuallibrary/vietnam/generations.pd
f
_____________, Produksi beras china tahun 1961 dalam:
http://www.iiasa.ac.at/Research/SRD/ChinaFood/data/food/food_10.htm
______________, Reporters Without Borders, All references to Tiananmen
Square massacre closely censored for 20 years, dalam:
http://en.rsf.org/china-all-references-to-tiananmen-square-02-06-2009,33198.html
Sally P. Marsh and T. Gordon MacAulay, Land Reform and the Development of
Commercial Agriculture in Vietnam: Policy and Issues, 2006, dalam:
http://www.agrifood.info/review/2002/Marsh.pdf
Shinichiro Okushima, Hiroko Uchimura, Economic Reform and Income Inequality
in Urban China, 2005, Institutes of Developing Economies, dalam:
http://www.ide.go.jp/English/Publish/Download/Dp/pdf/025.pdf
Stephen Garvey, The Failure of Western Democracy, dalam
http://www.inexpressible.com/failureWD.asp.
Siegmar Schmidt, New Kids on the Block: Embedded Democracy, Defective
Democracy and Failing States, A Discussion of Concepts and Typologies,
dalam: http://www.cameco.org/mez/pdf/2006/1schmidt.pdf
89 dalam: http://www.ceua.org/English/China_Gov/1197527588d19123.html
_____________, United Nation Development Programme (UNDP), Human
Development Report 2009, dalam
http://english.vovnews.vn/Home/Vietnams-HDI-ranks-116182-nations/200910/108578.vov
_____________, Viet Nam: a transition tiger? The introduction of Doi Moi,
Australian National University E-Press, 2003, dalam:
http://epress.anu.edu.au/vietnam/ch06.pdf
____________, Vietnam Statistical Yearbook: Hanoi 1996,1997,1998,1999,
2000,2001, dalam:
http://www.pub.iaea.org/mtcd/publications/pdf/cnpp2003/cnppwebpage/P
DF/2002/Documents/Documents/Viet%20Nam%202002.pdf
Wing Thye Woo, the Real Reason for China’s Growth, dalam:
http://www.econ.ucdavis.edu/faculty/woo/realreasons.pdf diakses: 7
Januari 2011
Ying fan, Dampak Aliran Investasi, Presentasi China Liberalization of Trade and
Distribution Services, Bali, oktober 2010 dalam:
www.unescap.org/tid/artnet/mtg/reformservice_fan.pdf
Yoshiharu Tsuboi, Twenty Years After The Adoption Of The Doi Moi Policy,
2007, dalam:
http://dspace.wul.waseda.ac.jp/dspace/bitstream/2065/12801/1/43_070321
-Tsuboi-e.pdf
90
Surat Kabar
Healy, T., Hsieh, D, Mao Now, dalam Majalah Asiaweek, vol. XXII, no. 36, 6
September 1996,
_____________, Shaking Chairman Mao’s Collective Economy 25 Years On,
Xinhua, 12 Desember 2003.