• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI ONLINE TENAGA KERJA LUAR NEGERI (SISKO-TKLN) DALAM UPAYA UNTUK MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI (Studi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI ONLINE TENAGA KERJA LUAR NEGERI (SISKO-TKLN) DALAM UPAYA UNTUK MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI (Studi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI

ONLINE

TENAGA

KERJA LUAR NEGERI (SISKO-TKLN) DALAM UPAYA

UNTUK MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA

KE LUAR NEGERI

(Studi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Blitar)

SKRIPSI

Oleh: ULIN NAFI’AH 201110050311076

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI

ONLINE

TENAGA

KERJA LUAR NEGERI (SISKO-TKLN) DALAM UPAYA

UNTUK MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA

KE LUAR NEGERI

(Studi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Blitar)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh: ULIN NAFI’AH 201110050311076

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 04 Februari 2015

Jam : 09.00

Tempat : Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP-UMM

Dewan Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si ( ) 2. Drs. Jainuri, M.Si ( ) 3. Drs. Krishno Hadi, MA ( ) 4. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov ( )

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

(4)

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Penerapan SISKO-TKLN dalam Upaya untuk Melindungi Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (Studi di Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Blitar) “ini. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober sampai bulan Januari, dimana selama proses penelitian, peneliti mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah menyediakan fasilitas belajar yang memadai.

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.

3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA.Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan sekaligus Dosen Pembimbing II yang banyak memberi masukan dalam penyelesaian skripsi.

4. Drs. Krishno Hadi, MA selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi banyak pencerahan. 5. Bapak Yudi Priyono sebagai Kepala Bidang Pentalantas Disnakertrans

Kabupaten Blitar yang telah memberi banyak informasi mengenai proses penempatan TKI di luar negeri.

6. Bapak Jarun sebagai Kasi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Disnaketrans Kabupaten Blitar yang telah memberikan banyak data dan informasi terkait mekanisme penempatan TKI dengan SISKO-TKLN. 7. Bapak Supriyadi sebagai Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan

TKI Disnakertrans Kabupaten Blitar yang telah memberikan banyak informasi dan masukan terkait perlindungan TKI.

(5)

melakukan wawancara dan mengambil data di lingkungan PT. Arni Family.

9. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan UMM yang mendampingi serta memberi motivasi peneliti selama proses belajar dibangku kuliah.

10.Para TKI yang telah bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini. 11.Serta segenap pihak yang telah membantu peneliti dalam proses

penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis berusaha sebaik mungkin menyusun tugas akhir ini, akan tetapi penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan kedepan. Sekian dari penulis, mudah-mudahan karya tulis ini dapat memberikan manfaat. Amin…

Malang, Januari 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xiv

DAFTAR GAMBAR DAN FIGUR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAKSI ... xviii

ABSTRACT ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 8

F. Definisi Operasional ... 12

G. Kerangka Berfikir ... 14

H. Metode Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik... 23

B. Implementasi Kebijakan ... 24

(7)

1. Persoalan Tenaga Kerja Indonesia di Daerah Asal ... 32

2. Peraturan Daerah untuk Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia .. 34

D. Manajemen Ketenagakerjaan ... 38

1. Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ... 39

a. Prinsip Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri ... 39

b. Pelaksana Penempatan TKI di Luar Negeri dan Para Pihak Terkait ... 40

2. Prosedur dan Realitas Permasalahan TKI ... 42

E. Electronic Government (e-Gov) ... 44

BAB III IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KABUPATEN BLITAR DAN KOMPETENSI TKI A. Gambaran Umum Kabupaten Blitar 1. Profil Kewilayahan ... 51

2. Keterbatasan Lahan dan Ketatnya Persaingan Tenaga Kerja ... 53

3. Pertumbuhan Penduduk dan Tenaga Kerja... 54

B. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar 1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar ... 56

2. Struktur Organisasi Disnakertrans Kabupaten Blitar ... 57

3. Jenis-jenis dan Alur Pelayanan Kepada Masyarakat ... 57

C. Jumlah PPTKIS dan Tenaga Kerja yang Dikirim Keluar Negeri di Kabupaten Blitar ... 60

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penerapan SISKO-TKLN dalam Upaya untuk Melindungi TKI ke Luar Negeri di Kabupaten Blitar... 67

1. Pra-Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ... 74

2. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia... 93

3. Purna Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ... 94

B. Implikasi Penerapan SISKO-TKLN Terhadap Peningkatan Perlindungan TKI ke Luar Negeri di Kabupaten Blitar... 99

(8)

2. Pengurangan Calo ... 101

3. Proteksi Tenaga Kerja Indonesia ... 102

C. Kendala-Kendala Penerapan SISKO-TKLN dalam Upaya Melindungi TKI ke Luar Negeri di Kabupaten Blitar ... 103

1. Sumber Daya ... 103

2. Isu Kebijakan ... 106

3. Kapasitas Sistem ... 108

4. Respon Tenaga Kerja Indonesia ... 111

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Saran... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(9)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 2.1 Persoalan TKI di Daerah Asal ... 33

Tabel 2.2 Pemilahan Wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan UU No.39/2004 ... 35

Tabel 2.3 Peluang Pembagian Urusan Penempatan dan Perlindungan di Tingkat Daerah ... 37

Tabel 2.4 Landasan Hubungan dalam Penempatan TKI ... 42

Tabel 2.5 Permasalahan yang Menimpa para TKI ... 42

Tabel 2.6 Elemen Sukses Manajemen Proyek E-Government ... 45

Tabel 2.7 Tahapan dalam Pengembangan Website ... 46

Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan, dan Desa Kabupaten Blitar... 52

Tabel 3.2 Sebaran Penduduk di Kabupaten Blitar ... 54

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blitar Sensus Penduduk 1971-2010 ... 55

Tabel 3.4 Jumlah PPTKIS di Kabupaten Blitar ... 60

Tabel 3.5 Perkembangan TKI yang Direkrut oleh PPTKIS ... 62

Tabel 3.6 Rekapitulasi TKI per Kecamatan Januari-Oktober 2014 ... 62

Tabel 3.7 Rekapitulasi Registrasi TKI Berdasarkan Negara Penempatan .... 63

Tabel 3.8 Rekapitulasi Registrasi TKI Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Blitar ... 64

Tabel 3.9 Jumlah Uang yang Dikirim oleh TKI ... 64

Tabel 3.10 Biaya Penempatan TKI di Asia Pasifik ... 65

Tabel 3.11 Penurunan Biaya Administrasi Pinjaman ... 66

Tabel 4.1 CTKI yang Masuk PT. Arni Family Blitar Desember 2014 ... 81

Tabel 4.2 Durasi Pelatihan TKI ... 87

Tabel 4.3 Rincian Premi Asuransi TKI di Taiwan ... 92

Tabel 4.4 Petugas Online Sistem Disnakertrans Kabupaten Blitar ... 104

(10)

DAFTAR GAMBAR DAN FIGUR

Gambar 1.1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ... 21

Gambar 2.1 Implementasi Sebagai Proses Politik dan Administrasi ... 30

Gambar 2.2 Alur Proses KTKLN ... 48

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Blitar ... 52

Gambar 4.1 Data yang Terekam dalam KTKLN ... 69

Gambar 4.2 Kotak Dialog Sistem Aplikasi KTKLN ... 72

Gambar 4.3 Aplikasi yang Terdapat dalam SISKO-TKLN ... 73

Gambar 4.4 Sidik Jari PRCTKI dalam SISKO-TKLN ... 79

Gambar 4.5 Kartu PRCTKI ... 80

Gambar 4.6 Data yang Terekam dalam SISKO-TKLN ... 83

Gambar 4.7 Registrasi Pelatihan TKI ... 86

Gambar 4.8 Absen Biometrik di BLK-LN ... 87

Gambar 4.9 Suasana Kelas Bahasa Taiwan... 88

Gambar 4.10 Rekam Data dalam KTKLN ... 91

Gambar 4.11 Tampilan KTKLN ... 92

Gambar 4.12 Kartu ARC bagi TKI Taiwan ... 95

Gambar 4.13 Surat Edaran untuk Camat, Kepala Desa/Lurah Kab.Blitar .... 100

Gambar 4.14 Sarana Entri Data di Disnakertrans Kabupaten Blitar ... 105

Gambar 4.15 Kotak Dialog Sistem Aplikasi KTKLN ... 109

Gambar 3.16 Form Data TKI Profesional/Cuti ... 110

(11)

DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Blitar ... 57 Bagan 3.2 Alur Perijinan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Disnakertrans Kab. Blitar, 2013, Buku Saku Bekerja di Luar Negeri, Off Set, Blitar Disnakertrans Kab. Blitar, Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan

Kabupaten/Kota Blitar, Periode 01 Januari s.d 31 Oktober 2014

Dye, Thomas R, 1975, Understanding Public Policy. Second Edition. Prentice-Hall, Englewood Cliff

Ghony, M. Djunaidi & Fauzan Almanshur, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif eds. Revisi, AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Grindle, Merilee, 1980, Politics and Policy Implementation in the Third World. Princeton: New Jersey.

Gunawan, Imam, 2013, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Bumi Aksara, Jakarta.

Hasan, Erliana 2011, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan, Ghalia Indonesia, Bogor.

Herdiansyah, Haris, 2010, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta.

Indrajit, Richardus Eko, 2002, Electronic Government Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Andi, Yogyakarta.

Khakim, Abdul, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia berdasarkan UU No.13 Tahun 2003, Citra Aditya Bhakti, Bandung.

Khakim, Abdul, 2007, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung.

Rahayu, Devi, -, Hukum Ketenagakerjaan Teori dan Studi Kasus, New Elmatera,, Yogyakarta.

Sangarimbun, Masri & Sofyan Efendi, 1998, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta.

(14)

Syafa’at, Rahmat, dkk, 202, Menggagas Kebijakan Pro TKI {Rekomendasi Kebijakan Perlindungan TKI ke Luar Negeri di Kabupaten Blitar}, Pusat Pengembangan Hukum dan Gender FH UB, BPPD Kabupaten Blitar dan Lappera Pustaka Utama, Malang

Wahab, Solichin Abdul, 2008, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, UMM Press, Malang.

Wahab, Solichin Abdul, 2012, Analisas Kebijakan Publik dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta, Bumi Aksara.

Widodo, Joko, 2011, Analisis Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik, Bayu Media, Malang.

Winarno, Budi, 2014, Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus), Caps, Yogyakarta.

Wisadirman, Dirsono, 2005, Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi untuk Ilmu Sosial, UMM Press, Malang.

Peraturan :

Peraturan Daerah Kab.Blitar No.16 Tahun 2011 tentang Perlindungan TKI Daerah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.

Per.05/MEN/II/2009 tentang Pelaksanaan Penyiapan Calon TKI untuk Bekerja di Luar Negeri, diakses pada 11 September 2014 <http://jdih.depnakertrans.go.id/data_puu/peraturan_file_05.pdf>

-, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Pustaka Sakti, Yogyakarta.

Surat Edaran UPT P3TKI Provinsi Jawa Timur No.562/1262/106.26/2014 tentang Pelayanan Olis Sisko-KTKLN yang sering Trouble

Surat Edaran BNP2TKI No. B.119/SU/IV/2012 tentang Pengetatan Penempatan TKI

Domestic Workers

(15)

Internet:

Basri, Faisal, 2013, “TKI Penyumbang Devisa Terbesar”, diakses pada 11 September 2014 dari ( http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/08/26/tki-penyumbang-devisa-terbesar-587267.html)

BNP2TKI, Data Penempatan TKI periode 1 Januari s.d 31 Juli 201, diakses pada 5 November 2014 ( http://www.bnp2tki.go.id/read/9087/Data-Penempatan-TKI-Periode-1-Januari-31-Mei-2014.html )

Kapuslitfo, “Pejabat Disnaker Perlu Memahami Manfaat Sisko-TKLN”, diakses pada 5 September 2014 dari ( http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/5833-kapuslitfo-pejabat-disnaker-perlu-memahami-manfaat-siskotkln.html)

Komnas Perempuan, “Panduan Menyusun Peraturan Daerah tentang Perlindungan Buruh Migran Berperspektif Hak Asasi Manusia dan Keadilan Jender”, diakses

tanggal 11 September 2014 dari

(http://komnasperempuan.or.id/publikasi/Indonesia/buku%20komnas%20perem

puan/Panduan%20penyusunan%20Peraturan%20Daerah%20tentang%20perlin dungan%20buruh%20migran%20Indonesia%20berperspektif%20Hak%20Asas

i%20Manusia%20dan%20keadilan%20jender.pdf)

Kumorotomo, Wahyudi,-, “Kegagalan Penerapan e-Government dan Kegiatan tidak

Produktif dengan Internet”, diakses pada 12 Desember 2014 dari

(kumorotomo.staff.ugm.ac.id)

-, “Catatan Kebijakan: Mendukung Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Tenaga

Kerja Indonesia di Luar Negeri”, diakses tanggal 28 Agustus 2014 dari

(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad =rja&uact=8&ved=0CE4QFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.smeru.or.id%2F crisismonitoring_download.php%3Fid%3D69&ei=rU4rhAsHmuQSH2oGgAw &usg=AFQjCNHdGIqBE6Z6aU13mMybUOY31g5Jw&bvm=bv.74035653,d.c 2E)

-, “Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN)”, diakses pada 18 Desember 2014 dari (http://kbrikualalumpur.org/download/naker/KTKLN-2012.pdf)

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Permasalahan ketenagakerjaan Indonesia di luar negeri menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai. Baik yang menyangkut ketidakadilan dalam perlakuan pada saat pengiriman tenaga kerja oleh perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS), standar gaji yang tidak sesuai dengan kontrak kerja, kekerasan hingga tenaga kerja yang tidak sah (illegal). Sebagian besar para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mendaftarkan diri sebagai calon TKI melalui sponsor atau informasi dari teman. Hal tersebut salah satunya karena terbatasnya informasi yang diperoleh calon tenaga kerja, sehingga mereka terjerat dengan praktik percaloan yang akhirnya membahayakan mereka sendiri.

Pemalsuan identitas merupakan salah satu diantara praktik-praktik penyimpangan dalam proses rekrutmen dan pemberangkatan TKI yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Penyimpangan tersebut berdampak pada rancunya informasi yang diperoleh oleh pemerintah. Terbatasnya informasi tersebut membatasi peran pemerintah untuk melindungi para tenaga kerja yang ada di luar negeri. Sehingga tidak jarang permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses penempatan sering terlewatkan oleh pemerintah. Hal ini karena lemahnya manajemen pengawasan pemerintah, khususnya bagi TKI yang bekerja pada sektor informal seperti pembantu rumah tangga.

(17)

2 formal.1 Selain itu, besarnya sumbangan devisa dari para TKI yang bekerja di berbagai negara Asia dan Eropa telah menyumbang devisa Rp.100 triliun per tahun ke Negara tentu harus diimbangi dengan perbaikan penempatan dan perlindungan.2 Persoalan yang muncul dalam kaitannya dengan perlindungan dan penempatan TKI yaitu, pertama, perekrutan yang tidak sesuai prosedur dimana perekrutan dilakukan oleh sponsor yang tidak terdata dalam SISKO-TKLN.

Kedua, minimnya jumlah aparat dari Pemerintah Daerah, sehingga sosialisasi dan pendataan masih kurang optimal serta belum menjangkau daerah-daerah terpencil.

Terakhir, sistem manajemen TKI yang disediakan oleh pemerintah Daerah masih kurang optimal sehingga berakibat pada minimnya pengawasan terhadap perusahaan yang menempatkan TKI di penampungan. Selain itu, banyak calon TKI berada di penampungan melebihi waktu yang telah ditentukan. Ketiga persoalan tersebut berimplikasi negatif terhadap perlindungan tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri. Akhirnya, sistem informasi yang terpadu terhadap eksistensi tenaga kerja di luar negeri adalah hal yang sangat penting. Informasi yang terpadu memiliki nilai positif sehingga perlindungan dan keamanan para pekerja yang ada di luar negeri lebih terjamin. Sejalan dengan itu, Pemerintah telah mengeluarkan UU No.39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan terhadap TKI yang lebih memberikan jaminan hukum terhadap para pekerja di luar negeri.

1

Data Penempatan TKI periode 1 Januari s.d 31 Juli 2014, BNP2TKI , diakses pada 5 November 2014<http://www.bnp2tki.go.id/read/9087/Data-Penempatan-TKI-Periode-1-Januari-31-Mei-2014.html>

2

Faisal Basri, 2013, TKI Penyumbang Devisa Terbesar, diakses tanggal 11 September 2014 dari

(18)

3 UU No.39 tahun 2004 tersebut menjelaskan bahwa konsep perlindungan terhadap para TKI meliputi pra-penempatan, penempatan dan purna penempatan. Sehingga untuk melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam UU tersebut, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.3 tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Berkaitan dengan itu, Pemerintah membuat inovasi baru dengan menerapkan Sistem Komputerisasi Online Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKO-TKLN). Pada dasarnya mekanisme pelayanan SISKO-TKLN adalah proses pelayanan penempatan TKI ke luar negeri berbasis teknologi informasi yang melibatkan instansi dan stakeholders terkait sesuai dengan fungsi dan wewenang melalui SISKO-TKLN.3 Hasil akhir dari SISKO-TKLN adalah KTKLN, dimana sistem ini mengintegrasikan pemangku kepentingan terkait dengan penempatan TKI yang antara lain Dinas Kabupaten/Kota, PPTKIS, Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN), sarana kesehatan, asuransi, pemeriksaan psikologi, lembaga uji kompetensi (LUK), lembaga keuangan, dan perwakilan RI di luar Negeri. 4

Pada SISKO-TKLN setidaknya mengintegrasikan tiga komponen yang saling terkait untuk penguatan sinergitas informasi dengan sistem online. Pertama, sistem informasi pasar kerja luar negeri. Kedua, sistem pelayanan penempatan TKI melalui SISKO-TKLN, dimana sistem ini dirancang untuk entri data secara

online yang diawali dari Disnaker Kabupaten/Kota. Entri data oleh lembaga

3

Berdasarkan Surat Edaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (P3TKI) tentang Tahapan Proses Pelayanan Penempatan TKI ke Luar Negeri Sesuai Online System Sisko-TKLN No. 560/925/106.26/2014

4

KTKLN merupakan kartu identitas bagi TKI dan sekaligus sebagai bukti bahwa TKI yang bersangkutan telah memenuhi prosedur untuk bekerja ke luar negeri dan berfungsi sebagai instrumen perlindungan baik pada masa penempatan (selama bekerja di luar negeri) maupun pasca

penempatan (setelah selesai kontrak dan pulang ke tanah air)

(19)

4 penempatan lainnya seperti sarkes, BLK-LN, LUK, dan asuransi. Sistem ini memanfaatkan teknologi terkini dalam proses implementasinya, yaitu teknologi biometrik untuk memastikan TKI menghadiri pelatihan di BLK-LN sesuai durasi negara yang bersangkutan. Sementara itu, sistem online yang bermuara pada KTKLN ini berbentuk smartcard chip microprocessor contactless sehingga dapat menyimpan data digital TKI yang dapat di-update dan dibaca card reader.

Terakhir, sistem pendataan kepulangan tenaga kerja di luar negeri yang sudah diterapkan di beberapa embarkasi, seperti di Balai Pelayanan Kepulangan Tenaga Kerja Indonesia (BPK TKI) Selapajang, Tangerang, Banten, di Bandara Adi Sumarmo (Solo), Bandara Adi Sucipto (Yogyakarta), Bandara Ahmad Yani (Semarang), Entikong (pintu perbatasan), Pelabuhan Laut Tanonkata (Nunukan), dan Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang).5

Penerapan SISKO-TKLN sudah mulai diterapkan mulai tahun 2012, sebagaimana Surat Edaran dari BNP2TKI Deputi Bidang Penempatan No.B.63/PEN/IV/20126, dimana dengan penerapan sistem ini diharapkan dapat menanggulangi pemalsuan dokumen dan jual beli sertifikat kesehatan serta praktik percaloan. Secara teknis, dalam SISKO-TKLN, semua calon TKI harus terdata di kantor disnaker atau yang membidangi ketenagakerjaan di kabupaten/kota sesuai asal KTP. Data yang dimasukkan database antara lain nama, alamat, tempat tanggal lahir, nama orangtua, perusahaan yang menempatkan, nama agensi di luar

5

Dikutip dari Kapuslitfo: Pejabat Disnaker Perlu Memahami Manfaat SISKOTKLN, diakses pada 5 September 2014 dari (http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/5833-kapuslitfo-pejabat-disnaker-perlu-memahami-manfaat-siskotkln.html)

6

Dimana sesuai dengan surat edaran terebut pada poin 1 disebutkan bahwa Registrasi Calon TKI

(20)

5 negeri, serta nama majikan dan jenis pekerjaan calon TKI.7 Dengan demikian, maka akan mendorong tertib administrasi bagi para pihak-pihak yang terlibat dalam proses rekrutmen, pelatihan dan pendidikan serta penempatan tenaga kerja ke luar negeri, sehingga mempermudah pemerintah dalam pengawasan para TKI karena dokumen dan informasi yang valid.

Terlepas dari itu, terdapat pula beberapa kekurangan terkait penerapan SISKO-TKLN, diantaranya adalah pelayanan sistem online SISKO-TKLN yang sering trouble, diantaranya yaitu (a) Entri data calon TKI yang tidak dapat dilakukan karena yang bersangkutan belum mengurus e-KTP; (b) Entri data calon TKI tidak dapat dilakukan karena data dalam paspor yang berbeda-beda, terutama pada ejaan nama, tempat dan tanggal lahir, serta domisilinya; dan (c) Entri data calon TKI tidak dapat dilakukan karena Petugas Rekrut Calon TKI (PRCTKI) dari suatu PPTKIS berkali-kali gagal saat pengambilan biometrik finger print.8 Di sisi lain, mekanisme update data terhadap tenaga kerja yang ganti majikan atau kabur dari majikannya belum tercatat dalam sistem juga menjadi permasalahan tersendiri, sehingga dikhawatirkan sistem ini hanya berhenti pada tataran pencatatan jumlah tenaga kerja yang berada di luar negeri dan belum mampu melakukan perlindungan secara optimal.

Selain itu, kesiapan dari Dinas Kabupaten/Kota yang terkait juga menjadi permasalahan tersendiri. Sebagaimana yang selalu menjadi permasalahan dalam

7

Hal tersebut sejalan dengan surat nomor B.63 /PEN/IV/2012 dari Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI kepada BP3TKI/P4TKI/LOKA (terlampir) dimana entry data CTKI khususnya terkait biodata TKI, negara tujuan, PPTKIS pengirim, agency di luar negeri, nama dan alamat majikan, gaji, berita acara rekrut, penerbitan rekomenadasi paspor dan pemberian persetujuan perjanjian penempatan untuk TKI Domestic Workers akan diberlakukan terhitung tanggal 1 Mei 2012 (entry data hanya bisa dilakukan di Disnaker Kab/Kota) (dikutip dari Surat Edaran BNP2TKI Nomor B.119/SU/IV/2012 tentang Pengetatan Penempatan TKI Domestic Workers)

8

(21)

6 persolan birokrasi yaitu sumber daya, baik sumber daya manusia atau sumber dana serta kapasitas sistem. Hal ini sangat penting mengingat sebagian besar TKI berasal dari daerah. Daerah asal tenaga kerja yang bekerja di luar negeri memperoleh keuntungan yang besar dari remitansi yang dikirim oleh para TKI kepada keluarganya untuk menggerakkan roda perekonomian daerah, sehingga Pemerintah Daerah sudah seharusnya turut mengambil peran dalam melakukan upaya melindungi TKI dari daerahnya.

Sementara itu, terdapat beberapa daerah kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur yang menjadi daerah penyumbang TKI yaitu, Ponorogo (3.590), Malang (3.133) dan Blitar (2.985).9 Dimana jumlah TKI yang direkrut oleh PPTKIS di Kabupaten Blitar meningkat dari 3.340 pada tahun 2012 menjadi 4.041 orang TKI pada tahun 2013 dengan sumbangan remittansi sebesar 45 miliar pada tahun 2013.10 Sebagian besar para TKI yang berasal dari Blitar bekerja pada sektor informal yaitu sebesar 8.895 orang, sementara yang bekerja pada sektor formal sebesar 1.808 orang.11

Jika pada penelitian terdahulu terkait TKI seringkali lebih berfokus pada masalah kesejateraan, faktor psikologi, pendidikan dan perlindungan dari segi hukum, maka menjadi menarik untuk melakukan penelitian terkait perlindungan TKI dengan penerapan SISKO-TKLN dari Dinas terkait dimana dalam implementasinya seringkali bermasalah, diantaranya berkaitan dengan sumber daya dan kapasitas sistem. Penelitian ini akan dilakukan di Blitar, mengingat Blitar adalah salah satu kantong TKI terbesar di Jawa Timur setelah Ponorogo dan

9

Data Penempatan TKI Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2014,diakse tanggal 5 November 2014 dari (http://www.bnp2tki.go.id/read/9087/Data-Penempatan-TKI-Periode-1-Januari-31-Mei-2014.html) 10

Data Disnakertrans Kabupaten Blitar 11

(22)

7 Malang. Selain itu, Blitar juga merupakan salah satu daerah yang memiliki Perda khusus tentang perlindungan terhadap TKI yaitu Perda No.16 Tahun 2011 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Daerah. Dengan demikian penelitian ini

mengambil judul “Penerapan Sistem Komputerisasi Online (SISKO-TKLN)

dalam Upaya untuk Melindungi Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (Studi di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Blitar)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Kabupaten Blitar?

2. Bagaimana implikasi penerapan SISKO-TKLN terhadap peningkatan perlindungan TKI ke luar negeri di Kabupaten Blitar?

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi TKI ke luar negeri di Kabupaten Blitar? C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Kabupaten Blitar.

(23)

8 3. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan

SISKO-TKLN sebagai upaya untuk melindungi TKI ke luar negeri di Kabupaten Blitar.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan literatur untuk pengembangan keilmuan dan memperkaya ilmu pengetahuan di bidang sosial, khususnya mengenai kependudukan dan ketenagakerjaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah, dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam perbaikan sistem perlindungan TKI ke luar negeri.

b. Bagi Masyarakat, memberikan informasi tentang sistem perlindungan TKI ke luar negeri dengan SISKO-TKLN, rekrutmen CTKI yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, masalah-masalah yang dihadapi oleh TKI di luar negeri dan di dalam negeri serta kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi TKI ke luar negeri.

E.Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu.12 Dengan demikian perlu didefinisikan beberapa

12

(24)

9 konsep yang berkaitan dengan tema sehingga peneliti dan pembaca memiliki pemahaman yang sama, yaitu:

1. Kebijakan Publik

Kebijakan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari konteks pemerintahan, dimana kebijakan publik adalah produk aktivitas yang berlangsung diantara satuan pemerintahan dengan lingkungannya untuk memecahkan masalah-masalah publik yang dilakukan oleh aktor politik yang hubungannya terstruktur.13 Kebijakan publik akan berdampak nyata kepada masyarakat jika diimplementasikan.

2. Implementasi

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1979), menjelaskan makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa:

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan

berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan publik yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau

kejadian-kejadian.”14

Berdasarkan pandangan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan pada dasarnya tidak hanya menyangkut perilaku-perilaku badan administrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program sehingga tercapai sasaran, melainkan juga

13

Sebagaimana yang diauraikan oleh Eyston (1971:18) dalam Solichin Abdul Wahab (2012: 13) menyatakan bahwa kebijakan publik ialah hubungan yang beralngsung di antara unit/satuan pemerintahan dengan lingkungannya.Lebih lanjut, Lemieux (1995: 7), merumuskan kebijakan publik sebagai produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu (Dikutip dari Wahab, Solichin Abdul, Analisas Kebijakan Publik dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta, Bumi Aksara, cetakan pertama, 2012, Hlm.15) 14

(25)

10 menyangkut jaringan-jaringan politik, ekonomi, dan sosial baik secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi perilaku pihak-pihak yang terlibat pada akhirnya berpengaruh terhadap kebijakan untuk terealisasi sesuai dengan yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (spillover/negative effects). Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari proses penerapan UU No.39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan Penempatan TKI di Luar Negeri.

3. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Sebagaimana dalam pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, dijelaskan bahwa calon tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Sementara tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Dimana para TKI yang bekerja di luar negeri tersebut juga harus tetap mendapat jaminan perlindungan dari pemerintah.

4. Proteksi Tenaga Kerja Indonesia

(26)

11 mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Lebih lanjut dalam pasal 80 ayat (1) juga diuraikan bahwa perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain dalam hal pemberian bantuan hukum serta pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. Wujud nyata perlindungan pemerintah terhadap para TKI tersebut salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak dapat dihindari lagi dalam organisasi pemerintah.

5. E-Government

Penggunaan teknologi digital dalam pelayanan publik menjadi hal yang tidak dapat dihindari seiring dengan kemajuan zaman. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan pemanfaatan e-government (pemerintahan elektronik). Dimana konsep e-government atau sering disebut e-gov pada dasarnya merujuk pada penggunaan teknologi internet dalam prosedur pelayanan yang diselenggarakan oleh organisasi pemerintah.15 Salah satu perwujudan dari semangat e-gov adalah SISKO-TKLN yang merupakan suatu komputerisasi sistem sehingga dapat mengelola data secara cepat, tepat, dan akurat serta dapat menerima, menyimpan data dan memberikan informasi sesuai dengan instruksi yang diberikan. Hasil dari SISKO-TKLN adalah

15

(27)

12 Kartu tenaga kerja luar negeri yang selanjutnya disebut KTKLN, dimana KTKLN adalah kartu identitas bagi TKI yang memenuhi persyaratan dan prosedur untuk bekerja di luar negeri.16 Kartu tersebut berbentuk smart card

yang memuat data identitas TKI, PPTKIS, mitra kerja dan pengguna TKI, paspor, asuransi, uji kesehatan, sertifikat pelatihan, sertifikat uji kompetensi, perjanjian kerja, jenis pekerjaan dan negara penempatan, masa berlaku, tempat penerbitan, dan embarkasi/debarkasi.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel yang diobservasi dapat diukur.17 Adapun variabel yang akan didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan SISKO-TKLN

SISKO-TKLN bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI, dimana konsep melindungi dimulai dari :

a. Pra-penempatan

1. Rekrutmen calon tenaga kerja Indonesia

2. Pelatihan dan Pembekalan tenaga kerja Indonesia b. Penempatan

1. Sistem pendukung KTKLN

2. Fungsi KTKLN di negara penempatan c. Purna Penempatan

1. Pemulangan tenaga kerja Indonesia

16

Dikutip dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Per.05/MEN/II/2009 tentang Pelaksanaan Penyiapan Calon TKI untuk Bekerja di Luar Negeri, diakses pada 11 September 2014 <http://jdih.depnakertrans.go.id/data_puu/peraturan_file_05.pdf> 17

(28)

13 2. Penjemputan tenaga kerja Indonesia

2. Implikasi SISKO-TKLN

Sebagaimana bahwa penerapan SISKO-TKLN dengan sistem online akan berdampak pada pengurangan calo dan tertib administrasi, maka indikator implikasi penerapan SISKO-TKLN dapat dilihat dari:

a. Tertib administrasi b. Pengurangan calo

c. Proteksi tenaga kerja Indonesia 3. Kendala Penerapan SISKO-TKLN

Beberapa kendala yang sering muncul dalam inovasi birokrasi untuk peningkatan pelayanan publik dan penerapan kebijakan adalah aktor-aktor yang terlibat sebagai pelaksana serta lingkungan, maka kendala dalam penerapan SISKO-TKLN dapat dilihat dari indikator-indikator berikut:

a. Sumber daya b. Isu Kebijakan c. Kapasitas sistem

(29)

14 G. Kerangka Berfikir

Guna mempermudah argument dalam penelitian ini, dibangun dalam kerangka berfikir sebagai berikut:

Sumber: Diolah Peneliti

Asumsi:

1. TKI minim informasi mengenai ketenagakerjaan yang akan ditempatkan di luar negeri.

2. Minimnya informasi yang diperoleh oleh TKI berakibat pada munculnya calo-calo yang memiliki fungsi ganda yaitu:

a. Sebagai penghubung antara TKI dan penyedia jasa tenaga kerja (PPTKIS).

b. Sebagai sumber informasi bagi TKI.

3. Lemahnya pengetahuan TKI untuk mengakses informasi berakibat pada lemahnya perlindungan TKI sehingga TKI kurang memahami hak-hak dan kewajibannya.

4. Belum adanya sistem informasi yang terpadu sehingga data tentang TKI menjadi sulit untuk diketahui. Hal ini memberikan peluang bagi calo untuk berbuat curang.

Sisko-TKLN hadir untuk memberikan info seluas-luasnya pada TKI sebagai sistem basis data yang terpadu bagi stakeholder dan TKI.

Tahapan

(30)

15 H.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode kualitaif, dimana penelitian kualitatif menurut Bodgan & Taylor (1990) dalam Imam Gunawan (2013:82) adalah:

“prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh)”

Adapun uraian lebih lanjut dalam metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang lebih menekankan pada penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang diamati.18 Dimana dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan tentang implikasi dan kendala penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dengan mengambil studi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari unit atau satuan yang diamati, sementara sampel atau sampling adalah satuan atau unit yang akan diteliti. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Hasan (2011:182), populasi adalah keseluruhan satuan

18

(31)

16 sampling yang memiliki ciri-ciri yang sama menurut kriteria penelitian yang sedang dilakukan. Sementara, sampling ialah unit yang akan diteliti atau dianalisis. Sampling dilakukan karena dalam penelitian sulit untuk meneliti semuanya (populasi). Sampling bertujuan untuk memilih subjek (indvidu) atau informan yang diambil dari suatu kelompok atau keseluruhan untuk mendapatkan gambaran mengenai kesatuan. Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

Purposif sampling menurut Herdiansyah (2010:106) adalah teknik dalam

non-probability sampling yang berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.19 Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala Bidang Perlindungan, Penempatan dan Pengawasan Disnakertrans Kabupaten Blitar dengan asumsi bahwa narasumber merupakan informan yang mengerti dan memiliki kewenangan dalam perlindungan, penempatan dan pengawasan terhadap para TKI yang berasal dari Kabupaten Blitar.

b. Calon TKI/TKI, karena subyek merasakan dampak langsung dari penerapan SISKO-TKLN.

c. Kepala PPTKIS karena merupakan pimpinan lembaga penyalur tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam penerapan SISKO-TKLN.

19

(32)

17 3. Sumber Data

Untuk mengetahui penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi TKI ke luar negeri, data dalam penelitian ini bersumber dari pihak-pihak terkait yang terlibat dalam penerapan SISKO-TKLN. Dengan demikian, peneliti menggunakan dua macam data menurut klasifikasi berdasarkan sumber datanya, yaitu:

a. Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti pada saat survey lapang. Sebagaimana yang diuraikan oleh Kuncoro (2001:25), data primer adalah data yang biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan dan original. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara secara langsung dengan informan tentang penerapan SISKO-TKLN di lingkungan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar serta catatan lapang peneliti selama penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang sifatnya melengkapi. Data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh dari mengumpulkan data-data pendukung seperti surat edaran dari UPT P3TKI Jatim, Perda Kabupaten Blitar, Profil Disnakertrans Kabupaten Blitar, Data Rekapitulasi TKI dan besaran remitansi di Kabupaten Blitar. 4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

(33)

18 metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan metode tertentu. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi dilakukan langsung di Disnakertrans dan PPTKIS di Kabupaten Blitar untuk memberikan gambaran secara langsung kepada peneliti tentang penerapan SISKO-TKLN muluai dari entri data di Disnakertrans Kabupaten Blitar hingga integrasi sistem pada PPTKIS selama masa pendidikan dan pelatihan di BLK-LN. Sehingga peneliti mengetahui secara mendalam tentang penerapan sistem, kendala, dan dampaknya di lapangan. Observasi dilakukan untuk memberikan suatu diagnosis20. b. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data langsung dari informan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur karena dalam melakukan wawancara dilakukan secara alamiah untuk menggali ide dan gagasan informan secara terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara.21 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan subyek yang telah ditetapkan untuk mendapat data dan informasi yang relevan terkait dengan peneranan SISKO-TKLN. Adapun subyek yang menjadi Informan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kepala Bidang Penta Lantas Disnakertrans Kabupaten Blitar 2. Kepala Bidang Pengawasan Disnakertrans Kabupaten Blitar

20

Sebagaimana yang diuraikan oleh Herdiansyah (2010:131) observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis

21

(34)

19 3. Kasi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Disnakertrans Kabupaten

Blitar

4. Anggota petugas entri data dengan SISKO-TKLN Disnakertrans Kabupaten Blitar

5. Kepala Cabang PT. Arni Family Kabupaten Blitar

6. Calon TKI dan TKI yang akan dan telah bekerja di luar negeri c. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat bukti dan data yang diperoleh di lapangan.22 Dokumen dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang berhubungan dengan suatu peritiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak dipersiapkan untuk suatu penelitian.23 Dokumentasi dalam penelitian ini, yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen-dokumen di Disnakertrans Kabupaten Blitar seperti surat edaran, rekapitulasi data ataupun buku harian catatan lapang peneliti serta gambar atau foto yang mendukung data penelitian.

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintahan Kabupaten Blitar. Hal tersebut dengan pertimbangan Kabupaten Blitar sebagai salah satu daerah kantong TKI terbesar di Jawa Timur. Selain itu, Kabupaten Blitar juga merupakan salah satu daerah yang memiliki Peraturan Daerah tentang perlindungan TKI yaitu

22

Dimana Herdiansyah (2009) dalam Haris Herdiansyah (2010:143) memaparkan bahwa studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh yang bersangkutan.

23

(35)

20 Perda No.16 Tahun 2011 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Daerah.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan tahapan yang penting dalam penelitian untuk menyajikan data yang telah diperoleh peneliti, sebagaimana yang dipaparkan oleh Bogdan & Biklen (2007) dalam Imam Gunawan (2013:210), bahwa analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan. Miles & Huberman (1992) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) Reduksi data; (2) paparan data; dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.

(36)

21 Gambar 1.1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur (2012:308)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat tahapan-tahapan dalam proses analisis data yaitu pertama, mereduksi data yang merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya (Sugiyono, 2007:92). Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapang peneliti yang dilakukan di Disnakertrans Kabupaten Blitar dan PPTKIS akan dipilah-pilah sesuai dengan rumusan masalah penelitian sehingga akan memberikan gambaran lebih jelas dalam memfokuskan pada hal-hal penting yang relevan, sehingga akan mempermudah pemaparan data.

Kedua, pemaparan data, sebagaimana yang diuraikan oleh Miles dan Hubberman (1992:17) dalam Gunawan (2013:212) bahwa pemaparan data merupakan sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Setelah data-data tentang penerapan SISKO-TKLN diperoleh direduksi untuk disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian, maka selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan data dan dokumen yang diperoleh oleh peneliti. Penyajian data

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

(37)

22 digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman peneliti dan menjawab permasalahan penerapan SISKO-TKLN dalam upaya untuk melindungi para TKI di Kabupaten Blitar yang bekerja di luar negeri.

Gambar

Gambar 1.1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan penerapan Layanan Penguasaan Konten dengan teknik Latihan Penelitian untuk meningkatkan Hasil belajar IPA

Studi ini membahas pengaruh dari kebijakan larangan ekspor bahan baku terhadap kinerja perusahaan: pertumbuhan nilai tambah, tenaga kerja, dan produktivitas, serta kemampuan

Amari also applied the natural gradient update rule for the optimization in the information geometry by using J (θ) = ℓ( x ; θ) as the online objective function, which is equivalent

Uji organoleptik dianalisis dengan Uji Friedman Test menunjukkan bahwa manisan pala yang dikeringkan dengan menggunakan satu mata kompor memberikan pengamh yang

[r]

1.0 Penghitungan PPN Departemen Akuntansi Sales Invoice, Delivery Note, Faktur Pajak, Bukti bayar Direktur SPT blm dittd 4.0 Pelaporan PPN KPP SPT sdh dittd SPT sdh dittd

4.8.1 Unsur-unsur struktur bangunan gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi seperti balkon, kanopi dan balok kantilever berbentang panjang, balok

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN.. URAIAN Hal 166 REALISASI BERTAMBAH / (KURANG) KODE REKENING % JUMLAH