• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP IPAMELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VSDN 1WIYONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP IPAMELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VSDN 1WIYONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP IPAMELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VSDN 1WIYONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Titi Wahyuti

ABSTRAK

Pembelajaran IPA di kelas V SDN 1 Wiyono kurang bervariasi. Secara umum dalam praktiknya selalu monoton, karena pada umumnya guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas kelompok, mencatat, dan jarang menggunakan media pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa berimbas pada rendahnya penguasaan konsep IPA. Masalah tersebut dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep IPA melalaui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas V SDN 1 Wiyono yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus menggunakan langkah-langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus. Aktivitas siswa pada siklus I 64,62%, pada siklus II meningkat menjadi 80,77%. Rata-rata hasil belajar pada tes awal 61,23, siklus I 69,75, pada siklus II meningkat menjadi 75,78. Ketuntasan belajar siswa pada tes awal 46,15%, siklus I 61,54%, meningkat pada siklus II menjadi 88,47%.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas melalui

proses pembelajaran dengan tindakan yang berorientasi pada pengembangan diri atau

pribadi siswa secara utuh, artinya terjadi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap dalam diri siswa. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk

memperoleh hasil yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai guna

meningkatkan kualitas belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru

harus benar-benar mampu menciptakan aktivitas pembelajaran melalui serangkaian

kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar yang berkaitan dengan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Adapun salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA). Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan (Heryana, 2010)

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

(3)

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. (BSNP,

2006:161).

Di satuan tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri

ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena

itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

(BSNP, 2006:161).

Mata Pelajaran IPA di sekolah pada umumnya dianggap sebagai pelajaran yang tidak

menarik. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang dianggap oleh siswa sulit

dimengerti dan tidak menarik. Kualitas proses belajar mengajar IPA di SDN 1 Wiyono

perlu adanya perbaikan sesuai dengan yang diharapkan dalam KTSP. Secara umum materi

IPA disampaikan oleh guru dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas

kelompok, mencatat, dan jarang menggunakan media atau alat peraga pembelajaran.

(4)

pelajaran IPA terpaku pada satu buku sumber dan guru kurang baik dalam mengaitkan

materi dengan kehidupan sehari-hari yang relevan sebagai pendukung seperti lingkungan

sekitar. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, siswa tidak terlibat

aktif dalam pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab

pertanyaan dari guru karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga

tidak pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali guru

memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaikan guru

kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada pertanyaan lain, tetapi pada

kenyataannya ketika guru menanyakan tentang materi pelajaran sedikit sekali siswa bisa

menjawab dengan benar.

Dari beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berimbas pada

rendahnya penguasaan konsep belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Wiyono.

Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Data Tes Formatif Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Wiyono Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 86 – 90 1 3,3 Tuntas

2 81 – 85 1 3,3 Tuntas

3 76 – 80 2 6,7 Tuntas

4 71 – 75 4 13,3 Tuntas

(5)

6 61 – 65 2 6,7 Tidak tuntas

7 56 – 60 10 33,3 Tidak tuntas

8 51 – 55 4 13,3 Tidak tuntas

Jumlah 30 100

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Tes Formatif IPA SiswaKelas V SDN1Wiyono Tahun Pelajaran 2011/2012.

Diketahui siswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan nilai ≥65 hanya 14 siswa

(46,6%) dari 30 siswa, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

adalah 65 (data nilai semester II tahun pelajaran 2011/2012).

Guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menggairahkan dan

menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat

dilakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut, maka penulis

ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan

penguasaan konsep siswa kelas V SDN 1 Wiyono pada mata pelajaran IPA, yaitu dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena diyakini mampu mempermudah

siswa dalam memahami konsep IPA.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut perlu diidentifikasi sebagai

(6)

a. Penyampaian materi IPA dalam praktiknya selalu monoton, karena pada umumnya

guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah langsung melalui cerita, tugas

kelompok, mencatat, dan jarang menggunakan media atau alat peraga pembelajaran

sehingga aktivitas aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Wiyono menjadi kurang.

b. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Wiyono.

c. Pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan bagi siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

a. Bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA, dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Wiyono tahun pelajaran

2012/2013?

b. Bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA, dalam

meningkatkan penguasaan konsep belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Wiyono tahun

pelajaran 2012/2013?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukaan di atas maka tujuan

penelitian adalah untuk:

a. Mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswa kelas V SDN 1 Wiyono pada pembelajaran IPA.

b. Mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan penguasaan

(7)

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Bagi Siswa

Dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep IPA kelas V SDN 1 Wiyono tahun

pelajaran 2012/2013.

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi peningkatan

pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang dihadapi guru yang berhubungan dengan

materi pembelajaran IPA dapat ditanggulangi melalui pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

c. Bagi Sekolah

Memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran bagi

siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN 1 Wiyono dapat meningkat.

d. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan

pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang

(8)
(9)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Sedangkan Daryanto (2009:2) mengemukakan pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Thorndike dalam Ruseffendi (1997:184) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law of Effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus, segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan, biasa disebut dengan teori stimulus-respon.

(10)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu secara menyeluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai pengalaman individu tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.2. Pengertian Pembelajaran

Secara umum Gagne dan Briggs dalam Aisyah (2007:1.3) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” secara terperinci. Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal”.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Krisna, 2009).

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa, pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar.

1.3. Pembelajaran IPA

(11)

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006:161).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

(12)

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP, 2006:161).

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; (3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006:162).

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA kelas V semester I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas V semester I.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan ingkungan 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup 3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri

tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

(13)

Kompetensi dasar yang diambil dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

2.4. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan salah satu hal yang menjadi ciri dari proses belajar mengajar di kelas. Belajar merupakan berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik aktif sedangkan mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran siswa yang menjadi subjek, merekalah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :

1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan berternak.

7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

(14)

secara optimal. Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.

Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:

a. Menggunakan multimetode dan multimedia

b. Memberikan kesempatan kepada siswa melaksanakan eskperimen c. Mengadakan tanya jawab dan diskusi

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “low of exercise -nya yang mengatakan bahwa belajar memerlukan ada-nya latihan-latihan.MC Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu (Lestari, 2009).

Berdasarkan definisi di atas aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran atau layanan. Belajar sambil melakukan aktivitas dapat menyebabkan pesan/konsep yang didapatkan akan lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.Kegiatan aktivitas belajar siswa dapat diamati dengan memperhatikan perilaku siswa yang meliputi:

(15)

5. Menyelesaikan tugas mandiri

2.5. Penguasaan Konsep IPA

a. Penguasaan

Pengertian penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa penguasaan adalah pemahaman. Pemahaman bukan saja berarti mengetahui yang sifatnya mengingat (hapalan) saja, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain atau dengan kata-kata sendiri sehingga mudah mengerti makna beban yang dipelajari, tetapi tidak mengubah arti yang ada didalamnya.

b. Konsep

Menurut Dahar (1996: 80) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan, karena dengan menguasai konsep kemungkinan memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas.

c. Penguasaan Konsep

(16)

Penguasaan konsep dapat diperoleh dari pengalaman dan proses belajar. Seseorang dikatakan menguasai konsep apabila orang tersebut mengerti benar konsep yang dipelajarinya sehingga mampu menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, tetapi tidak mengubah makna yang ada di dalamnya (Sumaya, 2004).

Penguasaan konsep merupakan bagian dari hasil belajar dalam komponen pembelajaran. Konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan dan pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang penting pada ranah kognitif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep merupakan bagian dari hasil belajar pada ranah kognitif yang diperoleh dari pengalaman dan proses belajar untuk memahami konsep-konsep materi pelajaran. Tingkat penguasaan konsep IPA dalam penelitian ini akan diperoleh dari tes formatif mata pelajaran IPA tentang penyesuaian hewan terhadap lingkungannya yang dikerjakan siswa pada akhir pertemuan.

2.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

(17)

kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di kelas. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran (Indrawati, 2009:79).

Menurut Anita dalam Cooperative Learning (2007:2), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Lebih lanjut Anita (2007:6) juga mengemukakan bahwa situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga murid mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

(18)

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (Student Teams Achievement Division), dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (1995:70) bahwa:

STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.

Lebih lanjut, Slavin (1995:71) menjelaskan bahwa:

STAD telah digunakan secara luas seperti pada pelajaran Matematika, seni bahasa, ilmu – ilmu sosial dan sains. Lebih lanjut Slavin (1995:71), menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu Presentasi kelas (Class Presentations), belajar kelompok (teams), kuis (quizzes), peningkatan skor individu (individual improvement scores), dan penghargaan kelompok (team recognition).

Berdasarkan pernyataan Slavin di atas, penulis memperoleh beberapa gagasan tahapan pembelajaran STAD yaitu: (1) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran secara singkat, (2) siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing sehingga semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran yang diberikan, (3) siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya walaupun dalam satu kelompok, (4) Nilai tes yang mereka peroleh dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya (5) kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri lalu ditambahkan pada nilai kelompoksebagai penghargaan.

(19)

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat.

Menurut Indrawati (2009: 80) secara garis besar tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap persiapan

Pada tahap ini, guru mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termasuk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran. Pembagian kelompok diatur berdasarkan skor awal, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 orang dengan prestasi yang bervariasi, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Guru menjelaskan bahwa tugas utama kelompok adalah membantu anggota untuk menguasai materi dan mempersiapkan kuis serta tiap anggota hendaknya berusaha untuk memperoleh nilai yang baik karena prestasi individu akan berpengaruh besar terhadap kelompok.

Tahap Penyajian Materi

Sebelum pembelajaran, guru menginformasikan kepada peserta didik tujuan yang hendak dicapai dan prasyarat yang harus dimiliki. Penyajian materi dilakukan secara klasikal. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam kelompok,

b. menekankan kepada peserta didik bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

c. mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin

d. memberikan penjelasan tentang benar atau salahnya jawaban dari suatu pertanyaan Setelah peserta didik memahami permasalahan, selanjutnya beralih pada materi berikutnya. Tahap Kegiatan Kelompok

Dalam tahap ini peserta didik mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS. Dalam kegiatan kelompok peserta didik saling membantu dan berbagai tugas. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya. Peran guru dalam tahap ini sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.

(20)

Setelah materi dipelajari dan dibahas secara berkelompok, peserta didik diberi tes dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya. Hasil tes digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan untuk perolehan skor kelompok. Tahap Penghitungan Skor Perkembangan Individu

Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan tes sebelumnya (skor awal) dengan tes akhir. Berdasarkan skor awal, setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

2.7. Kerangka Pikir

Aktivitas siswa menjadi hal yang penting selama proses pembelajaran. Hal ini penting bagi guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif untuk meningkatkan aktivitas siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dan diduga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dalam proses pembelajaran keaktivan siswa dapat dibuktikan dengan prestasi atau hasil belajar yang dicapai setelah diadakan evaluasi pembelajaran di kelas.

(21)

Gambar 1. Kerangka Pikir

2.8. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “diduga apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep IPA siswa kelas V SDN 1 Wiyono tahun pelajaran 2012/2013”.

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di

kelas (Wardhani, 2007:1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok

yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih

dan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Siklus penelitian ini dapat dilihat dalam

diagram berikut:

Gambar 2. Alur Siklus PTK (Sumber: Aqib Zainal, 2006:30)

(23)

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN 1 Wiyono tahun

pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 orang terdiri atas laki-laki 13 orang

dan perempuan 13 orang.

3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Wiyono, Kecamatan

Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2012/2013 dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai bulan

September dan berakhir di bulan November tahun 2012.

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan suatu bentuk penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri

yang dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti

guru, siswa, atau kepala sekolah dalam situasi sosial, termasuk situasi

pendidikan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins

dalam Aqib (2006:30), yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas yaitu

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap

(24)

(action)pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan

penelitian dilaksanakan dalam dua siklus.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi:

1. Menyiapkan bahan pembelajaran

2. Menyiapkan silabus dan Rencana Pembelajaran

3. Menyiapkan media pembelajaran

4. Menyiapkan instrumen observasi dan evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah

dibuat pada mata pelajaran IPA untuk topik “penyesuaian hewan

dengan lingkungannya”. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah

2x35 menit menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok dan

meminta siswa membentuk 3 (tiga) kelompok, serta mengatur

meja belajarnya

2. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil

(25)

3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa, misalnya sebagai berikut :

“Pernahkah kalian memperhatikan bahwa paruh setiap

burung berbeda-beda? Bentuk paruh burung ini disesuaikan

dengan jenis makanannya. Apabila kalian melihat burung

yang memiliki paruh tajam dapat diperkirakan burung

tersebut pemakan daging. Dapatkah kalian menyebutkan

contoh lainnya?”

B. Kegiatan Inti

1. Guru menempelkan gambar berbagai bentuk paruh burung

untuk dicocokkan sesuai dengan jenis makanannya.

2. Guru juga menempelkan gambar berbagai bentuk kaki unggas

untuk dicocokkan sesuai dengan kegunaannya.

3. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang penyesuaian

diri hewan terhadap lingkungannya dalam usaha

mempertahankan hidup dan memberi kesempatan kepada

siswa menyampaikan pengetahuannya yang berhubungan

dengan materi tentang penyesuaian hewan dengan

lingkungannya.

4. Secara berkelompok siswa berdiskusi untuk mencocokkan

gambar-gambar tersebut sesuai dengan jenis makanannya dan

(26)

5. Untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap

materi pelajaran, guru membagikan LKS untuk dikerjakan

secara berkelompok. (LKS terlampir)

6. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS dan melaporkan

hasil diskusi.

7. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil

diskusi dan membimbing siswa untuk memahami konsep

tentang sifat bahan dan struktur penyusunnya

8. Guru mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman

siswa mengenai materi tentang penyesuaian hewan dengan

lingkungannya yang telah dipelajari untuk dikerjakan secara

individu.

9. Guru memberikan penilaian dan penghargaan kepada siswa

dan kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah

dipelajari

2. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan

memahami tentang materi pelajaran yang ada di buku IPA,

serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

(27)

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran

yang berlangsung. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari segi

kompetensi guru menyampaikan materi, ketepatan penggunaan metode

dan media, serta antusias dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI SDN 1 Wiyono sebagai guru

mitra yang diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada

aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep IPA siswa yang

masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah

disediakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat.

Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya

apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang

ditetapkan. Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk pelaksanaan

perbaikan pembelajaran pada siklus II dan seterusnya.

Siklus II

Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator

(28)

II. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, tetapi hal-hal yang kurang baik

dalam pelaksanaan siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi:

1. Menyiapkan bahan pembelajaran

2. Menyiapkan silabus dan Rencana Pembelajaran

3. Menyiapkan media pembelajaran

4. Menyiapkan instrumen observasi dan evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat

pada mata pelajaran IPA untuk topik “penyesuaian hewan dengan

lingkungannya”. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 2x35 menit

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun

langkah-langkah adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok dan

meminta siswa membentuk 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja

belajarnya

2. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil

belajar siswa yang diharapkan

3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

(29)

“Pernahkah kalian memperhatikan bahwa paruh setiap burung

berbeda-beda? Bentuk paruh burung ini disesuaikan dengan jenis

makanannya. Apabila kalian melihat burung yang memiliki paruh

tajam dapat diperkirakan burung tersebut pemakan daging.

Dapatkah kalian menyebutkan contoh lainnya?”

B. Kegiatan Inti

1. Guru menempelkan gambar berbagai bentuk paruh burung untuk

dicocokkan sesuai dengan jenis makanannya.

2. Guru juga menempelkan gambar berbagai bentuk kaki unggas untuk

dicocokkan sesuai dengan kegunaannya.

3. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang penyesuaian diri

hewan terhadap lingkungannya dalam usaha mempertahankan hidup

dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan

pengetahuannya yang berhubungan dengan materi tentang

penyesuaian hewan dengan lingkungannya.

4. Secara berkelompok siswa berdiskusi untuk mencocokkan

gambar-gambar tersebut sesuai dengan jenis makanannya dan kegunaannya.

5. Untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi

pelajaran, guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara

berkelompok. (LKS terlampir)

6. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS dan melaporkan hasil

(30)

7. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan

membimbing siswa untuk memahami konsep tentang sifat bahan

dan struktur penyusunnya

8. Guru mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa

mengenai materi tentang penyesuaian hewan dengan lingkungannya

yang telah dipelajari untuk dikerjakan secara individu.

9. Guru memberikan penilaian dan penghargaan kepada siswa dan

kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami

tentang materi pelajaran yang ada di buku IPA, serta

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Tahap ini observer atau pengamat mengamati kegiatan pembelajaran

yang berlangsung. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari segi

kompetensi guru menyampaikan materi, ketepatan penggunaan metode

dan media, serta antusias dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI SDN 1 Wiyono sebagai guru

mitra yang diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada

(31)

masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah

disediakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat.

Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat

penelitian ini berhenti sampai sikus II, sebab hasil penelitian pada siklus

II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu:

a. Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar

siswa

b. Tes, untuk mendapatkan data tentang penguasaan konsep IPA.

3.5. Sumber Data

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa. Data

kuantitatif diperoleh dari hasil belajar pada saat siswa melaksanakan tes

(32)

3.6. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

a. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam

proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Aktivitas siswa yang dimaksud disini penekanannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa akan

berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

b. Penguasaan konsep IPA adalahkemampuan siswa dalam memahami

konsep-konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep

merupakan bagian dari hasil belajar IPA pada ranah kognitif.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam

kelompok belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang

mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang

berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.

2. Definisi Operasional

a. Aktivitas belajar adalah skor yang diperoleh siswa melalui

pengamatan yang dilakukan oleh pengamat/observer selama proses

pembelajaran berlangsung. Skor yang diperoleh kemudian dinyatakan

atau diinterpretasikan dengan aktif, cukup aktif, dan kurang aktif.

Aspek-aspek yang diamati untuk mengukur aktivitas belajar siswa

(33)

1. Menjawab pertanyaan guru.

2. Mengajukan pertanyaan.

3. Menanggapi jawaban teman

4. Berdiskusi kelompok

5. Menyelesaikan tugas mandiri.

b. Penguasaan konsep IPA adalah skor yang diperoleh siswa setelah

siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Soal yang

dikerjakan siswa harus sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu

mata pelajaran IPA tentang keterkaitan makhluk hidup dengan

lingkungannya. Siswa akan mengerjakan soal setelah mengikuti

pelajaran setiap akhir siklus. Soal – soal ini terdiri dari 6 butir soal

uraian yang harus dikerjakan secara tertulis. Nilai yang diperoleh

siswa akan menentukan ketuntasan belajarnya. Jika nilai yang

diperoleh ≥65 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas, jika nilainya

<65 maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model

pembelajaran yang akan digunakan peneliti untuk mengatasai

permasalahan dalam pembelajaran seperti yang disebutkan peneliti

dalam latar belakang. STAD merupakan suatu model pengajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,

setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami

suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman

(34)

3.7. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa, dimana siswa dibagi dalam

beberapa kelompok. Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam

setiap pertemuan. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah

siswa yang melakukan aktivitas belajar setiap 10 menit pada lembar

observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah

ditentukan.Aspek yang diamati terdiri dari:

(1) Aktif menjawab pertanyaan guru;

(2) Aktif mengajukan pertanyaan;

(3) Aktif menanggapi jawaban teman;

(4) Aktif berdiskusi dalam kelompok;

(5) Menyelesaikan tugas mandiri.

Untuk menentukan persentase aktivitas siswa digunakan rumus sebagai

berikut:

Persentase aktivitas Persentase aktivitas siswa (klasikal)=

aktivitas

Tabel 3. Kriteria aktivitas belajar siswa digunakan rentangan berikut:

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas 1. > 80% Sangat aktif

2. 60% - 79% Aktif 3. 40% - 59% Kurang aktif 4. 20% - 39% Tidak aktif 5. < 20% Sangat tidak aktif

(35)

b. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan

penguasaan konsep siswa dalam hubungannya dengan penguasaan

materi yang diajarkan guru. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung

menggunakan rumus:

Jumlah nilai seluruh siswa Nilai rata-rata= Jumlah siswa

Sedangkan untuk ketuntasan belajar dihitung menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Jumlah siswa x 100%

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006)

3.8. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di setiap

siklusnya. Peneliti mentargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75%

dari jumlah siswa telah mencapai KKM (Arikunto, 2007:250). KKM yang

ditetapkan yaitu ≥ 65. Siswa/yang

diteliti : Aktivitas dan

(36)
(37)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP IPAMELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VSDN 1WIYONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

TitiWahyuti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(38)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP IPAMELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VSDN 1WIYONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

TitiWahyuti

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

JurusanIlmuPendidikan

FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(39)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangkaberpikir ………. 21

2. Siklus spiral PTK ………. 22

3. Prosentase rata-rata aktivitasbelajarsiswapadapembelajaran ………….. 38

4. Reratahasilbelajarsiswa ……….. 39

5. Ketuntasanbelajar (keberhasilantindakan) ………. 39

(40)

DAFTAR ISI Pengertian Pembelajaran ………..………… 9

2.3. Pembelajaran IPA …………..……….……….………….. 10

2.4. Aktivitas Belajar ……….………….. 12

2.5. Penguasaan Konsep IPA ……..…….……….. 14

2.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ……….………….. 16

a. Model Pembelajaran Kooperatif ……….. 16

b. Model Pembelajaran Kooperatis tipe STAD ……….... 18

(41)

3.6. Definisi Konseptual dan Operasional ………. 32

a. Definisi Konseptual ……….. 32

b. Definisi Operasional ………. 32

3.7. Teknik Analisis Data ……….… 34

a. Data kualitatif ……….……….…………. 34

b. Data kuantitatif ………..……….. 35

3.8. Indikator Keberhasilan …..………..…………. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian …..……… 36

B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran ……….. 36

C. Hasil Penelitian ……….………..……….. 37

D. Pembahasan ……….………. 39

1. Siklus I ………..……….... 39

2. Siklus II ………. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 46

B. Saran ………..……… 46

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 48

(42)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data tesformatifmatapelajaran IPA kelas V SDN 1 Wiyono

Semester II tahunpelajaran 2011/2012 ……… 4

2. StandarKompetensidanKompetensiDasar IPA Kelas V ………. 12

3. Kriteriaaktivitasbelajarsiswa ……..……….. 34

4. Jadwalpertemuan (pembelajaran) IPA kelas V SDN Baturaja ………….. 36

5. HasilPengamatanAktivitasSiswadalamPembelajaran ……… 37

6. ProsentaseSiswa yang mencapaiketuntasanbelajardankriteria

(43)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Titi Wahyuti NPM : 1013109061

Judul Skripsi : Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa Kelas V SDN 1 Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pesawaran, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,

TITI WAHYUTI Materai

(44)

HALAMAN PERSEMBAHAN

(45)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN

KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BAGI SISWA KELAS V SDN 1 WIYONO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Titi Wahyuti

NPM : 1013109061

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lokasi Penelitian : SDN 1 Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Sunyono, M.Si.

(46)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Sunyono, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Riswandi, M.Pd. ………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(47)
(48)

MOTTO

Tugaskitabukanlahuntukberhasil.

Tugaskitaadalahuntukmencoba,

karenadidalammencobaitulahkitamenemukandanbelajarmembangunkesempatanuntukber

hasil

(49)

RIWAYAT HIDUP

(50)

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penelitian yang penulis lakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep IPA di sekolah telah dapat menghasilkan peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep IPA siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan penelitian yang bersifat kolaborasi antara guru peneliti dengan teman sejawat sebagai observer, dan penelitian ini hanyalah sebagian kecil dari usaha untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

Tulisan yang amat seederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran serta dari pihak lain. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Sunyono, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing, terimakasih atas kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd, sebagai Dosen Pembahas, terimakasih atas masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Dosen FKIP Universitas Lampung

7. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru SDN 1 Wiyono yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian

8. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Hanya Allah sajalah yang dapat melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan andil dalam penyelesaian karya ini. Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama mereka yang peduli akan perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah.

Amin ya Rabbal ‘alamin.

Pesawaran, Desember 2012 Penulis

Gambar

Tabel 1. Data Tes Formatif Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Wiyono Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas V semester I
Gambar 2. Alur Siklus PTK

Referensi

Dokumen terkait

Sababaraha panganut lalaki pribumi Bonokeling marengan tradisional masak rupa masakan di imah pangadilan Bonokeling komunitas adat adat, kampung Pekuncen, Kacamatan

Perbandingan pencapaian hasil belajar mata kuliah ‘Ulu&gt;m al - Qur’a&gt;n antara mahasiswa lulusan pesantren dengan non pesantren program studi Pendidikan Agama

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa p-value sebesar 0,52 yang berarti tidak terdapat perbedaanlama in- volusio uteri pada ibu nifas yang mengguna- kan IUD post placenta

(2) Pengaduan yang disampaikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga terhadap tindakan Pelaku Usaha yang melakukan Penyelenggaraan Usaha Huller,

Tidak mudah terkena noise bila dibandingan dengan twisted pair sehingga dapat digunakan secara efektif pada frekuensi-frekuensi tinggi dan data rate yang tinggi,

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Manfaat hasil belajar “pengetahuan bahan makanan” pada praktik “pembuatan main course dari seafood”.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan kerja dalam sebuah organisasi, tindakan