• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Polivinil Siloksan Setelah Direndam Dalam Larutan Daun Mimba 15% Dengan Waktu yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Polivinil Siloksan Setelah Direndam Dalam Larutan Daun Mimba 15% Dengan Waktu yang Berbeda"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN DIMENSI HASIL CETAKAN POLIVINIL

SILOKSAN SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN DAUN

MIMBA 15% DENGAN WAKTU YANG BERBEDA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SYAZWANI BINTI ZULKEFLY

NIM: 080600172

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Syazwani Zulkefly

Perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siloksan setelah direndam dalam

larutan daun mimba 15% dengan waktu yang berbeda.

xi + 54 halaman

Prosedur pengambilan cetakan gigi dan mulut dapat menyebabkan

kontaminasi silang. American Dental Association menganjurkan hasil cetakan didesinfeksi untuk menghindarkan kontaminasi silang. Polivinil siloksan merupakan

bahan cetak elastomer silikon adisi yang sering dipakai dokter gigi. Proses desinfeksi

dapat menyebabkan perubahan dimensi pada bahan cetak elastomer. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil

siloksan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu yang

berbeda. Sampel penelitian ini adalah die stone yang berbentuk kerucut dengan tinggi 10mm, diameter alas 8,36 dan diameter puncak 6,58 yang merupakan hasil isian

dental stone dari hasil cetakan polivinil siloksan. Besar sampel 10 buah untuk setiap kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perendaman dalam daun mimba

15% selama 24, 48, 72 dan 96 jam. Pengukuran tinggi dan diameter alas sampel

menggunakan kaliper digital. Analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA satu

arah dengan tingkat kemaknaan p <0,05. Dari hasil penelitian diperoleh persentase

perubahan tinggi die stone adalah 2,37 %, 1,81 %, 2,37 %, 3,238 % dan 3,49 %. Sedangkan untuk diameter alas persentase perubahan dimensi diameter alas adalah

1,8943 %, 2,2608 %, 3,1699 %, 5,1913 % dan 7,6913 %. Berdasarkan uji statistik

Anova one way didapatkan nilai signifikansi untuk tinggi p=0,312 dan untuk diameter alas p=0,000. Dapat dibuat kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan perubahan

(3)

kelompok perendaman 24, 48, 72 dan 96 jam. Adanya perbedaan antar kelompok

perubahan dimensi ukuran diameter alas die stone pada kelompok sampel perendaman 24, 48 dan 72 jam dengan sampel perendaman 96 jam dengan nilai

signifikansi masing-masing p=0,000, p=0,000 dan p=0,018.

Daftar rujukan: 29 (1998-2012)

(4)

PERUBAHAN DIMENSI HASIL CETAKAN POLIVINIL

SILOKSAN SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN DAUN

MIMBA 15% DENGAN WAKTU YANG BERBEDA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SYAZWANI BINTI ZULKEFLY

NIM: 080600172

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 04 Juni 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Astrid Yudhit, drg., M Si ...

NIP : 197811302005012001

2. Sumadhi Sastrodiharjo, drg., Ph.D ...

NIP : 194603101971071001

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 04 Juni 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Rusfian, drg., M. Kes

2. Astrid Yudhit, drg., M Si

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang memberikan rahmatnya kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih tiada

terhingga kepada Ayahanda, Zulkefly bin Rajion dan Ibunda, Roslina binti Othman

yang memberi kasih sayang, didikan dan dukungan secara moral dan material kepada

penulis.

Tersusunnya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes., selaku Ketua Departemen Ilmu Material

dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku tim

penguji, atas keluangan waktu, saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

3. Astrid Yudhit, drg., MSi., selaku dosen pembimbing penulis dalam skripsi

ini yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan kepada

penulis selama penulisan skripsi.

4. Sumadhi Sastrodiharjo, drg., Ph.D yang juga selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar memberikan

bimbingan, arahan, motivasi, nasehat dan semangat kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(8)

6. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf pengajar dan pegawai di

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

7. Maya Fitria, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu membantu penulisan dalam analisis statistik penelitian di

Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Bang Muliadi yang telah membantu menunjukkan cara menggunakan alat

penelitian kaliper digital dan alat bantu pencetakan kepada penulis pada saat

pengambilan cetakan dan pengukuran sampel.

Semoga segala kebaikan yang pernah mereka berikan kepada penulis

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam

penulisan skripsi ini. Namun, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga

penulisan ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran bagi fakultas,

pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat serta FKG-USU.

Medan, 03 Mei 2015

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

(10)

3.3.1 Tempat penelitian ... 22

3.9.3 Pembuatan cetakan dari bahan cetak polivinil siloksan .... 33

3.9.4 Perendaman sampel dan pengisian sampel ... 33

3.9.5 Pengukuran sampel ... 34

3.10 Pengolahan data dan analisis data ... 35

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil penelitian... 36

4.2 Analisis penelitian ... 43

BAB 5 PEMBAHASAN ... 48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 51

6.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbandingan sifat-sifat bahan cetak elastomer ... 8

2. Kelebihan dan kekurangan menggunakan bahan cetak polivinil

siloksan ... 12

3. Pedoman memilih bahan desinfektan mengikut kesesuaian bahan

cetak ... 14

4. Hasil pengukuran tinggi die stone pada kelompok kontrol dan

kelompok perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam. ... 36

5. Hasil pengukuran diameter alas die stone pada kelompok

kontrol dan kelompok perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam. ... 37

6. Perubahan dimensi pada tinggi die stone ... 38

7. Perubahan dimensi pada tinggi die stone ... 40

8. Uji normalitas data (persentase) pada hasil pengukuran tinggi dan diameter alas die stone dengan uji Shapiro-Wilk... 43

9. Tabel uji one way Anova tinggi die stone ... 44

10. Tabel uji least significant difference (LSD) untuk melihat perbedaan

diameter alas die stone antar kelompok. ... 45

11. Tabel uji one way Anova diameter alas die stone ... 46

12. Tabel uji least significant difference (LSD) untuk melihat

perbedaan diameter alas die stone ... 47

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Pembentukan ikatan silang polivinil siloksan dengan

katalis asam kloroplatinik ... 10

2 Tanaman Mimba ... 16

3 Skema bentuk dan ukuran sampel ... 23

4 Master die dan Ring tube ... 26

5 Rubber bowl dan spatula ... 26

6 Kaliper digital ... 27

7 Glass slab dan semen spatel ... 27

8 Wadah plastik ... 28

9 Blender ... 28

10 Botol regent ... 28

11 Gelas ukur ... 29

12 Timbangan digital ... 29

13 Spuit ... 30

14 Alat bantu pencetakan ... 30

15 Bahan cetak elastomer polivinil siloksan ... 31

16 Aquades ... 31

17 Dental stone ... 31

(13)

19 Sampel die stone dibagi kepada kelompok kontrol dan kelompok perendaman ... 34

20 Sampel die stone yang diberi tanda pengukuran dan nomor mengikut

kelompo kontrol dan kelompok perendaman... 34

21 Grafik rerata perubahan dimensi pada tinggi die stone ... 39

22 Grafik rerata perubahan dimensi pada diameter alas die stone

... 41

23 Grafik persentase perubahan dimensi pada tinggi dan diameter

alas die stone ... 42

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Alur penelitian

2 Surat pernyataan telah melakukan pengolahan data SPSS di Fakultas

Kesehatan Masyarakat USU

(15)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Syazwani Zulkefly

Perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siloksan setelah direndam dalam

larutan daun mimba 15% dengan waktu yang berbeda.

xi + 54 halaman

Prosedur pengambilan cetakan gigi dan mulut dapat menyebabkan

kontaminasi silang. American Dental Association menganjurkan hasil cetakan didesinfeksi untuk menghindarkan kontaminasi silang. Polivinil siloksan merupakan

bahan cetak elastomer silikon adisi yang sering dipakai dokter gigi. Proses desinfeksi

dapat menyebabkan perubahan dimensi pada bahan cetak elastomer. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil

siloksan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu yang

berbeda. Sampel penelitian ini adalah die stone yang berbentuk kerucut dengan tinggi 10mm, diameter alas 8,36 dan diameter puncak 6,58 yang merupakan hasil isian

dental stone dari hasil cetakan polivinil siloksan. Besar sampel 10 buah untuk setiap kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perendaman dalam daun mimba

15% selama 24, 48, 72 dan 96 jam. Pengukuran tinggi dan diameter alas sampel

menggunakan kaliper digital. Analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA satu

arah dengan tingkat kemaknaan p <0,05. Dari hasil penelitian diperoleh persentase

perubahan tinggi die stone adalah 2,37 %, 1,81 %, 2,37 %, 3,238 % dan 3,49 %. Sedangkan untuk diameter alas persentase perubahan dimensi diameter alas adalah

1,8943 %, 2,2608 %, 3,1699 %, 5,1913 % dan 7,6913 %. Berdasarkan uji statistik

Anova one way didapatkan nilai signifikansi untuk tinggi p=0,312 dan untuk diameter alas p=0,000. Dapat dibuat kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan perubahan

dimensi yang bermakna pada tinggi die stone dan terdapat perbedaan perubahan dimensi yang bermakna pada diameter alas die stone antara kelompok kontrol dan

(16)

kelompok perendaman 24, 48, 72 dan 96 jam. Adanya perbedaan antar kelompok

perubahan dimensi ukuran diameter alas die stone pada kelompok sampel perendaman 24, 48 dan 72 jam dengan sampel perendaman 96 jam dengan nilai

signifikansi masing-masing p=0,000, p=0,000 dan p=0,018.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Polivinil siloksan merupakan bahan cetak elastomer silikon dengan reaksi adisi

yang pertama diperkenalkan pada tahun 1975.1 Bahan cetak ini digunakan di kedokteran gigi di bagian prostodontik cekat dan lepasan, konservasi gigi serta di

bagian implan gigi. Polivinil siloksan sangat sering dipakai oleh dokter gigi karena

teknik pemanipulasiannya yang relatif mudah, penerimaan dari pasien baik dan juga

mempunyai sifat fisik yang paling baik.2,3

Sewaktu melakukan perawatan gigi dan mulut, dokter gigi dan asistennya

maupun teknisi laboratorium dapat terkontaminasi berbagai mikroorganisme yang

terdapat dalam darah dan saliva dari rongga mulut pasien. Hal ini terjadi karena

pekerjaan yang dilakukan di kedokteran gigi beresiko menyebabkan kontaminasi

silang seperti pengambilan cetakan gigi dan mulut. Pengambilan cetakan gigi dan

mulut merupakan langkah awal dalam pembuatan inlay, gigi tiruan atau pesawat

ortodonti cekat. Pada waktu pengambilan cetakan, hasil cetakan yang berkontak

dengan darah dan saliva akan terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen yang

terdapat dalam mulut pasien.4,5,8,9 Penelitian yang dilakukan oleh Jonas Junevicius, dkk menunjukkan bahwa infeksi dapat ditularkan melalui bahan cetak silicon dan

alginate yang tidak didekontaminasi dengan sempurna.5 Jika mikrooganisme patogen yang terdapat pada hasil cetakan dan instrumen yang digunakan tidak

didekontaminasi, penularan infeksi seperti pilek, pneumonia, tuberculosis, herpes,

dan hepatitis dapat terjadi dari pasien ke dokter gigi atau ke teknisi laboratorium.6 Menurut Miller dan Cottone yang dikutip oleh Ghahramanloo, setetes saliva

mengandung 50.000 bakteri yang berpotensi patogen. Bakteri patogen ini dapat

dengan mudah menyebar melalui bahan cetak, terutama hidrokoloid irreversibel yang

menjadi tempat berkumpul bakteri lebih banyak dibandingkan bahan cetak lainnya.7 Kesadaran akan adanya potensi jalur infeksi silang ketika mempergunakan bahan

(18)

cetak meningkat dengan munculnya penyakit seperti AIDS (Acquired Immune

Deficiency Syndrome).8

Salah satu cara menghindarkan kontaminasi silang ini tidak terjadi adalah dengan

melakukan proses desinfeksi semua alat dan bahan yang digunakan sewaktu prosedur

perawatan.9 American Dental Association (ADA) menganjurkan bahan cetak dibilas terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan saliva dan darah yang menempel

kemudian barulah direndam dalam larutan desinfektan sebelum dikirim ke

laboratorium. Menurut American Dental Association (ADA) bahan cetak dapat

didesinfeksi dengan cara merendam atau menyemprot dengan desinfektan.10 Durasi dan mode pengaplikasian desinfektan bergantung pada potensi bahan cetak dalam

mengabsorbsi air dan waktu yang berlalu sejak dari cetakan diambil. Desinfektan

yang digunakan di kedokteran gigi adalah klorin dioksida, klorheksidin glukonat,

sodium hipoklorit dan glutaraldehid.10,13

Hasil cetakan dari polivinil siloksan akan mengalami pemulihan bentuk elastis

sebanyak 99.8% sedangkan 0,2% lagi akan mengalami deformasi permanen pada saat

dikeluarkan dari mulut. Hal ini memperlihatkan bahan cetak polivinil siloksan

mempunyai stabilitas dimensi yang lebih tinggi berbanding bahan cetak yang lain.11 Polivinil siloksan bersifat lebih hidrofobik dibanding dengan bahan cetak lain karena

adanya struktur kimia kumpulan hidrokarbon alifatik yang hidrofobik disekitar ikatan

siloksan.12 Hasil cetakan dari bahan cetak elastomer silikon adisi dapat didesinfeksi dengan merendam dalam sodium hypochlorite, iodophors, complex phenolics,

glutaraldehydes, atau phenolics glutaraldehydes. Abdelaziz dkk, dalam tahun 2004

pernah melakukan desinfeksi bahan cetak elastomer polyvinyl siloxane dan polyether

dengan tiga cara yaitu perendaman dalam glutaraldehyde 2% selama 8 jam, autoclave

(1150C,1.5 bar) dan radiasi microwave selama 10 menit untuk mengevaluasi

keakurasian hasil cetakan.13

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efek pelbagai desinfektan

terhadap perubahan dimensi hasil cetakan. Wala M. Amin dkk(2009) menemukan

(19)

terhadap bahan cetak alginate dan elastomer sedangkan klorheksidin glukonat

menyebabkan perubahan dimensi yang paling besar terhadap bahan cetak tersebut.14 Sejak lama, tumbuhan mimba telah digunakan dalam pengobatan tradisional,

yaitu dalam Ayurveda, Siddha, Unani serta pengobatan homoeopathi.15 Tumbuhan mimba (Azadirachta Indica Juss) atau lebih dikenali sebagai pohon nimba bagi

masyarakat Indonesia umumnya dikenal sebagai pohon peneduh yang banyak berada

di pinggir jalan-pinggir jalan. Tanaman mimba ini berasal dari India yang kini telah

banyak dibudibudayakan di Indonesia. Di Indonesia, pohon mimba ini banyak

tumbuh di daerah Bali, Lombok, daerah pantai utara Jawa Timur dan Subang. Di Bali

tanaman ini dikenal dengan nama pohon Intaran, populasinya mencapai sehingga dua

juta pohon.15,16 Tanaman ini sangat banyak fungsinya dalam bidang kesehatan dan pertanian sehingga dikenal sebagai wonderful tree.17 Zat aktif yang terkandung dalam mimba diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantrol, nimbin, dan nimbidin.18 Menurut catatan dokumen kuno India, menyebutkan bahwa buah, biji, minyak, daun,

akar, dan kulit batang pohon mimba semuanya mempunyai manfaat pengobatan

untuk manusia.19 Kegunaan daun mimba diantaranya adalah sebagai antibakteri, antiiflamasi, antioksidan, dan juga antiviral. Selain itu, ekstrak daun mimba yang

mengandung zat aktif nimbinin, nimbandiol mempunyai efek menurunkan kadar gula

darah.20

Penggunaan daun mimba dalam menghilangkan mikroorganisme patogen pada

cetakan dapat dilakukan dengan perendaman yang mungkin dapat menyebabkan

perubahan dimensi pada hasil cetakan. Seringkali, dokter gigi tidak membuat protesa

pasien mereka sendiri tetapi mengirim hasil cetakan yang diperoleh ke laboratorium.

Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perbedaan antara protesa yang akan

dibuat dengan hasil cetakan yang diperoleh dokter gigi atau terjadi perubahan dimensi

hasil cetakan. Oleh karena itu, mereka memilih mengirim langsung cetakan ke

laboratorium. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti pengaruh lama

perendaman bahan cetak elastomer yaitu polivinil siloksan yang direndam dalam

larutan daun mimba 15% terhadap perubahan stabilitas dimensi selama 24 jam, 48

jam, 72 jam dan 96 jam.

(20)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil rumusan

permasalahan, yaitu apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siklosan

setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu 24 jam, 48 jam, 72

jam, dan 96 jam.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan dimensi hasil

cetakan polivinil siklosan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15 % dengan

waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam.

1.4Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siloksan bila direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu yang berbeda.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang

desinfeksi cetakan serta menambah referensi institusi tentang stabilitas dimensi hasil

cetakan polivinil siloksan bila direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan

waktu yang berbeda. Selain itu, sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu

material dan teknologi kedokteran gigi untuk seterusnya mengembangkan lagi

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Cetak

Bahan cetak merupakan salah satu bahan yang sering digunakan di kedokteran gigi untuk pembuatan inlay dan prothesa seperti gigi tiruan lepasan bridge, crown, atau untuk pesawat ortodontik dimana proses pembuatannya memerlukan suatu model tiruan dari struktur gigi dan rongga mulut yang dapat diperoleh melalui pencetakan.6

Bahan cetak yang digunakan untuk mendapatkan cetakan terdiri dari dua jenis yaitu bahan cetak non elastis dan elastis. Impression compound, impression wax, plaster of paris dan zinc oxide eugenol merupakan bahan cetak non elastis manakala hydrocolloid impression material dan elastomer impression material adalah termasuk dalam golongan bahan cetak elastis. Contoh dari golongan hydrocolloid material adalah alginate sedangkan silikon, polieter dan polisulfid merupakan contoh dari elastomer impression material.21,22

2.1.1 Karakteristik Bahan Cetak

Bahan cetak yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : (1) mempunyai bau, rasa dan warna yang menyenangkan,

(2) tidak mempunyai zat-zat yang bersifat toksik atau iritan, (3) waktu penyimpanan yang lama,

(4) harga sesuai dengan kualitas hasil cetakan yang diperoleh, (5) teknik pemanipulasian yang mudah,

(6) waktu setting yang sesuai dengan kebutuhan klinis, (7) tekstur dan konsistensi yang sesuai,

(8) mudah membasahi struktur rongga mulut,

(22)

(10) cukup kuat supaya tidak koyak atau pecah apabila cetakan dikeluarkan dari mulut,

(11) mempunyai stabilitas dimensi yang tidak berubah karena pengaruh temperatur atau kelembaban udara dalam waktu yang mencukupi untuk terbentuknya hasil cetakan,

(12) ada kompatibilitas dengan bahan cast atau die, (13) keakuratan dalam penggunaan klinis,

(14) dapat didesinfeksi tanpa mengubah keakuratan, dan

(15) tidak menghasilkan gas atau bahan sampingan sewaktu setting.1

2.1.2 Pengertian Bahan Cetak Elastomer

Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak dengan ikatan silang polimer yang bersifat elastis apabila diberikan gaya tekanan atau tarikan dan dapat kembali ke bentuk asal apabila gaya tersebut dihilangkan.21 Terdapat empat jenis bahan cetak elastomer yaitu polisulfid, polieter, silikon adisi dan silikon kondensasi.1,3,7,22 Bahan cetak polisulfid diperkenalkan pada tahun 1950, silikon kondensasi digunakan secara meluas oleh dokter gigi pada tahun 1955, polieter pada tahun 1965 dan terakhir adalah silikon adisi pada tahun 1975.1 Bahan cetak ini dibagi lagi kepada empat tipe mengikut viskositasnya yaitu light, medium, heavy dan putty.1,

2.1.3 Sifat Bahan Cetak Elastomer

Bahan cetak elastomer ini pada umumnya bersifat hidrofobik yaitu tidak basah dengan sempurna apabila terkena air. Berbeda dengan bahan cetak hidrokoloid, bahan cetak elastomer tidak akan dipengaruhi oleh syneresis (kehilangan air) atau swelling (pengembangan). Bahan cetak polieter paling bersifat hidrofilik diantara bahan cetak elastomer yang lain dan sebagian bahan cetak silikon adisi mengandung surfaktan supaya lebih bersifat hidrofilik.3

(23)

bahan cetak elastomer yang paling elastis di antara bahan cetak yang ada pada hari ini.21

Mengikut spesifikasi yang dikeluarkan oleh American Dental Association (ADA), melalui perbandingan sifat sitotoksisitas antara bahan cetak elastomer ditemukan bahwa polisulfid menunjukkan nilai sitotoksisitas yang paling kecil sedangkan polieter menunjukkan nilai sitotoksisitas yang paling tinggi. Sifat toksisitas bahan ini mungkin terjadi sewaktu bahan cetak masuk ke dalam sulkus gingiva pasien. Bahan cetak yang masuk ini bersifat asing pada tubuh sehingga dapat menyebabkan inflamasi gingiva.21

Bahan cetak elastomer dapat mengalami perubahan stabilitas dimensi apabila tidak dilakukan pengisian gips stone dengan segera.3 Stabilitas dimensi ialah kemampuan bahan cetak untuk mengekalkan keakuratan hasil cetakan tanpa mengalami perubahan dimensi. Ada lima sumber utama perubahan dimensi pada bahan cetak elastomer yaitu:6,21

1. Pengerutan sewaktu polimerisasi (polymerisation shrinkage).

2. Kehilangan by-product berupa air atau alcohol selama reaksi kondensasi. 3. Kontraksi oleh perubahan panas (thermal contraction) dari temperatur mulut

ke temperatur ruang.

4. Imbibisi bila terkena air, desinfektan atau kelembaban lingkungan yang lebih tinggi dari suatu periode waktu tertentu dan

5. Recovery yang tidak sempurna dari deformasi dikarenakan perilaku

(24)

Tabel 1. Perbandingan sifat-sifat bahan cetak elastomer.4,19

Sifat Silikon adisi Polieter Silikon kondensasi

0,14-0,17 0,19-0,24 0.38-0,60 0,40-0,45

Elastisiti Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sederhana

Fleksibiliti

Rendah-1500-4300 1800-4800 2300-2600 2500-7000

Flow dibawah

Sangat baik Tidak baik Sederhana

Produksi gas

hidrogen selepas

setting

Ada Tidak Tidak Tidak

(25)

2.2 Polivinil Siloksan

Polivinil siloksan atau turut dikenal sebagai bahan cetak elastomer silikon adisi adalah bahan cetak yang dikembangkan sebagai alternatif kepada bahan cetak polisulfid dan silikon kondensasi. Dalam proses polimerisasi terjadi pembentukan ikatan silang dengan kumpulan vinil menghasilkan rubber silicon yang stabil. Bahan cetak silikon adisi tidak menghasilkan bahan samping (by-product) yang dapat menguap dan menyebabkan shrinkage seperti pada bahan cetak silikon kondensasi.1,3 Bahan cetak polivinil siloksan mempunyai nilai perubahan stabilitas dimensi yang paling kecil (0.05%) berbanding bahan cetak elastomer yang lain dan juga bahan cetak hidrokoloid. Sebagian bahan cetak silikon adisi memproduksi gas hidrogen yang terhasil dari reaksi sekunder. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa produsen memasukkan unsur paladium untuk menghalang pelepasan gas hidrogen.3

2.2.1 Komposisi Polivinil Siloksan

Bahan cetak elastomer polivinil siloksan terdiri dari dua pasta yaitu base dan katalis (accelerator). Setiap pasta mengandung likuid silikon prepolimer dan filler. Filler yang digunakan adalah amourphous silica atau flurokarbon berfungsi

menambah ukuran dan memperbaiki sifat pasta. Pasta katalis mengandung polidimetil siloksan dengan gugus terminal vinyl dan juga asam kloroplatinik (chloroplatinic acid) sebagai katalis sedangkan pasta base mengandung polimetil hidrogen siloksan.

Dalam polivinil siloksan juga ditambahkan surfaktan sebagai agen hidrofilik serta agen pewarna untuk membedakan pasta base dan katalis.1,2.11 Bahan cetak polivinil siloksan tersedia dalam empat viskositas tergantung pada jumlah bahan filler yang terkandung dalam bahan cetak tersebut.22 Kedua-dua pasta ini dicampur dalam jumlah yang sama sehingga terjadi reaksi adisi diantara gugusan vinil dengan hidrogen tanpa menghasilkan bahan samping (byproduct). Reaksi setting adalah seperti berikut: 11

Hidrogen mengandung siloksan + vinil terminal siloksan + asam kloroplatinik

(26)

CH3 CH3

Si H + CH2 = CH Si + H2PtCl6

CH3 CH3

CH3 CH3

Si CH2 CH2 Si

CH3 CH3

Polivinil siloksan

Gambar 1. Pembentukan ikatan silang polivinil siloksan dengan katalis asam kloroplatinik

Gugusan vinil siloksan bersifat difungsional sedangkan hidrogen yang mengandung siloksan bersifat multifungsional. Oleh karena tidak ada byproduct (air atau etanol) yang menguap sewaktu proses polimerisasi ini, perubahan dimensi yang terjadi adalah minimal. Peningkatan temperatur akan memperpanjang proses reaksi dan memperpendek waktu setting. Hampir semua bahan cetak silikon adisi mempunyai surfaktan dan bersifat hidrofilik dengan membentuk sudut kontak 200 hingga 400.11

2.2.2 Stabilitas Dimensi Bahan Cetak Polivinil Siloksan

(27)

Menurut Chee dan Donovan yang dikutip oleh Michael (1998), bahan cetak polivinil siloksan mempunyai stabilitas dimensi yang paling baik diantara bahan cetak elastomer lain. Pengerutan (shrinkage) yang terjadi adalah disebabkan proses polimerisasi yang terus berlangsung setelah 3 menit cetakan dikeluarkan dari rongga mulut.2

Kestabilan dimensi yang diperlihatkan dari bahan cetak polieter dan polivinil siloksan membenarkan hasil cetakan dari bahan ini tidak perlu langsung diisi dengan gips stone. Hal ini karena bahan cetak polivinil siloksan tidak rentan terhadap perubahan kelembaban lingkungan. Selain itu, bahan ini juga tidak mengalami reaksi khemis tambahan atau menghasilkan bahan samping. Die stone yang diperoleh dari pengecoran semula hasil cetakan polivinil siloksan tujuh hari kemudian menunjukkan keakurasian yang sama seperti die stone dengan pengecoran pertama.20,22

Koefisien linier kontraksi termal adalah relatif tinggi bagi semua bahan cetak elastomer. Apabila bahan cetak dikeluarkan dari mulut, terjadi pengerutan (shrinkage) pada hasil cetakan disebabkan penurunan temperatur dari temperatur tubuh manusia ke temperatur lingkungan. Bahan cetak dengan viskositas rendah memperlihatkan perubahan dimensi yang paling besar (0,02%-0,05%) karena kandungan bahan filler yang kurang.2

2.2.3 Penggunaan Polivinil Siloksan dalam Kedokteran Gigi

Bahan cetak elastomer silikon adisi polivinil siloksan dipergunakan di kedokteran gigi untuk pengambilan cetakan fixed dan removable partial denture seperti crown atau bridge dikarenakan sifat keakuratannya, stabilitas dimensi dan pemanipulasian yang relatif mudah.2,3,6 Bahan cetak silikon adisi menunjukkan peningkatan keakurasian dibandingkan dengan silikon kondesasi. Hal ini disebabkan oleh adanya reaksi polimerisasi yang mengeliminasi by-product yaitu alkohol yang menyebabkan shrinkage.6

(28)

bahan cetak elastomer polieter dan silikon adisi yang menunjukkan bahwa bahan cetak silikon adisi lebih baik dalam kestabilan dimensinya dari pada bahan cetak elastomer polieter.6 Oleh sebab itu, bahan cetak silikon adisi turut digunakan pada kasus dimana hasil cetakan tidak boleh langsung dicor setelah pencetakan.22

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan menggunakan bahan cetak polivinil siloksan.

Keuntungan Kerugian

Hasil cetakan akurat, shrinkage kecil Hidrofobik (perlu ditambah surfaktan)

Detail permukaan yang baik setting dihambat oleh bahan astrigen (sulfur, heavy metal)

Sangat elastic Harga mahal

Stabilitas dimensi yang baik Mengeluarkan hidrogen menyebabkan permukaan cetakan bergelembung.

Non-toksik dan non-iritan

2.3 Bahan Desinfektan

Hasil cetakan yang terkontaminasi darah dan saliva dapat menjadi satu sumber penyebaran infeksi silang. Hal ini karena cetakan yang terkontaminasi darah dan saliva ini mengandung virus dan bakteri patogen. Walaupun kebanyakan agen infeksi seperti virus HIV (human immunodeficiency virus) tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia, namun terdapat juga agen infeksi yang dapat bertahan lama di luar tubuh manusia selama beberapa hari seperti virus hepatitis. Mikroorganisme patogen yang dapat bertahan ini dapat berpindah kepada model sewaktu pengisian gypsum ke cetakan. Oleh itu, desinfeksi cetakan telah menjadi satu hal yang rutin dilakukan untuk menghindarkan infeksi silang.3,5

(29)

disebut desinfektan.23 Setelah cetakan dikeluarkan dari mulut pasien,cetakan harus dibilas dengan air untuk menghilangkan debris, darah, saliva dan juga kotoran lain. Kemudian bahan desinfektan disemprot ke permukaan cetakan atau cetakan direndam dalam bahan desinfektan tersebut. Untuk bahan cetakan yang mudah mengalami distorsi,metode penyemprotan lebih dianjurkan. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan menggunakan metode ini antaranya adalah yang pertama, bahan desinfektan yang disemprot mengeluarkan partikel-partikel khemis ke udara yang dapat diinhalasi oleh dokter gigi, asisten ataupun pasien. Kedua, bahan desinfektan tidak mengenai seluruh permukaan cetakan apabila cetakan itu mempuyai daerah-daerah undercut. Hal sebaliknya terjadi jika desinfeksi dilakukan dengan metode perendaman dimana hasil cetakan dapat mengembang sehingga tidak akurat lagi. Hal in terjadi karena cetakan cenderung menyerap air apabila direndam dalam air (imbibisi).3

Setiap bahan cetak berbeda karena komposisinya yang berbeda. Oleh itu setiap bahan cetak ini memerlukan larutan desinfektan dan prosedurnya tersendiri mengikut kesesuaian. Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan dalam bentuk semprot maupun cairan rendam seperti,3.6

a. Chlorine solution, cenderung berbahaya untuk kulit,mata dan lain

sebagainya,dapat memutihkan pakaian,mempunyai bau yang kurang menyenangkan dan sangat korosif terhadap logam.

b. Aldehyde solution, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata.Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis glutaraldehyde daripada cairan berbasis formaldehyde. Glutaraldehyde 2%

merupakan desinfektan pilihan. c. Iodine solution atau iodophors 1%

d. Phenols

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifnya perendaman di dalam larutan desinfektan dalam membunuh kuman. Faktor-faktor ini antaranya adalah: 23

(30)

3. Konsentrasi desinfektan.

4. Lamanya perendaman dalam larutan desinfektan. 5. Jumlah bioburden atau eksudat mengkontaminasi.

Efek desinfektan pada keakurasian dan stabilitas dimensi bahan cetak masih dipelajari secara meluas. Pedoman pemakaian bahan desinfektan yang sesuai mengikut bahan cetak dapat dilihat pada tabel berikut:3,21

Tabel 3. Pedoman memilih bahan desinfektan mengikut kesesuaian bahan cetak.3,21

Bahan cetak Desinfektan Dianjurkan Waktu perendaman

Alginate & agar

Compound 1:10 hypochlorite,1:213 iodophors 10-30 menit Zinc oxide eugenol 1:213 iodophors,glutaraldehydes 10-30 menit

2.4 Tanaman Herbal

(31)

terdapat lebih dari 20,000 tumbuhan yang mempunyai nilai pengobatan dan masih banyak tumbuhan yang belum dikaji potensinya. Antara tumbuhan herba yang digunakan untuk mengobati sakit dalam kehidupan sehari-hari antaranya adalah tanaman mimba.24

Mimba (Azadirachta indica) adalah tumbuhan yang berasal dari India. Di India

umumnya dikenali sebagai ‘Indian Lilac’ atau ‘Margosa’ yang termasuk familia

(32)

Gambar 2. Tanaman Mimba

(A.Pohon Mimba, B. Bubuk Mimba, C. Daun Mimba)

Pada umumnya kegunaan mimba dapat dibedakan menjadi tiga fungsi utama yaitu: manfaat mimba sebagai obat tradisional, mimba sebagai bahan pestisida alami, dan mimba untuk bahan industri. Sampai saat ini, yang telah dimanfaatkan di Indonesia adalah mimba sebagai bahan pestisida alami, sementara penggunaan mimba untuk obat tradisional dan bahan baku masih terbatas.25 Menurut pengamatan Soegihardjo tanaman mimba ada di jual di beberapa apoteker di Yogyakarta.15

A

(33)

Kegunaan daun mimba berdasarkan sifat-sifatnya adalah seperti: 1. Efek antiinflamasi, antipiretik dan analgesik15,17

Mimba mengandung nimbidinin, senyawa kimia yang dapat menghambat fungsi makrofag dan neutrofil yang terlibat dalam proses inflamasi.15,20

2. Efek imunostimulan15,17

Efek immunostimulan dapat diperoleh dari ekstrak daun dan minyak mimba.Mimba meningkatkan fungsi limfosit dan cell-mediated system termasuk sel T-killer yang berperan dalam membunuh mikroba, virus dan sel kanker.

3. Efek hipoglikemik15,19,20

Menurut Chattopadhyay (1999) esktrak air daun mimba dapat menurunkan kadar gula darah baik pada hewan uji yang dibuat hiperglikemik maupun hewan uji normal.15 Hal ini karena pada ekstrak daun mimba terkandung zat aktif nimbinin,nimbandiol yang mempunyai efek dapat menurunkan kadar gula darah.20 Ekstrak daun mimba juga mengurangkan efek hiperglikemik pada diabetes streptozotocin dipercayai karenanya adanya zat kimia flavonoid, quercetin.19

4. Efek antifertilitas

Sinha, dkk (1984) menyatakan minyak mimba terbukti spermicidal terhadap rhesus monyet dan spermatozoa manusia yang dilakukan secara in vitro.Studi in vivo oleh Sinha, dkk (1984) menunjukkan bahwa aplikasi intravaginal bisa mencegah kehamilan.19 Penggunaan mimba dapat menurunkan proliferasi sel sperma dengan konsentrasi serendah 0,05-1%.20 Efek kontraseptif mimba lebih bersifat spermisidal dan non-hormonal. Oleh itu, efek sampingnya lebih rendah berbanding alat kontraseptif steroid.19

5. Efek antimalaria

(34)

tidak dapat menghalang infeksi malaria terjadi apabila parasit tersebut telah berada dalam badan manusia.20

6. Efek antifungal

Berdasarkan penelitian Khan dan Wassilew (1987), menyatakan sediaan mimba dapat menghambat bahkan membunuh 14 jenis jamur patogen.15 Ekstrak daun mimba, minyak mimba dan biji mimba efektif terhadap beberapa fungi manusia, termasuk Trichopytan, Epidermophyton, Microsporum, Trichosporon, Geotricum dan

Candida.20

7. Efek antibakteri

Dalam mimba terdapat senyawa kimia nimbidin, nimbolide, mahmoodin, margolone, isomargolone yang bersifat antibakteri.20 Chopra, dkk (1952) menemukan bahwa minyak dari daun mimba, biji dan kulit batang menunjukkan sifat antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif termasuk M.tuberculosis dan strain resistan streptomycin. Satyavani, dkk (1976) menyatakan pada in vitro, ekstrak daun mimba menghambat Vibrio Cholorea, Klebsiella pneumonia, M.tuberculosis dan M.pyogenes. Almas, dkk (1999) menyatakan efek antimikrobial ekstrak mimba juga

(35)

salivary levels Streptococcus mutans dan Lactobacillus Acidophilus yang dilakukan selama 2 bulan. Ia menemukan bahwa Streptococcus mutans dihambat oleh obat kumur mimba dengan atau tanpa alkohol dan khlorheksidin. Pertumbuhan Lactobacillus Acidophilus terhambat oleh khlorheksidin sendiri.27

8. Efek antiplak

Di pedalaman India,batang mimba dikunyah untuk membersihkan gigi.Hal ini karena batang mimba mempunyai sifat antimikroba yang dapat mengurangkan plak gigi dan mengelakkan gingivitis.20 Penelitian tentang relasi sinergitis formulasi bahan herbal antara mimba (Azadirachta indica), Citrullus colocynthis (antibakteria) dan Cucumis sativus (amtioksidan) telah dilakukan untuk pengembangan bahan prevensi

(36)

2.6 Kerangka Konsep

LAMA PERENDAMAN HASIL

CETAKAN DARI BAHAN CETAK

POLIVINIL SILOKSAN DALAM

LARUTAN EKSTRAK DAUN MIMBA

15%

(37)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian eksperimental laboratorium.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design.

3.3 Tempat Penelitian 3.3.1 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi USU Medan.

3.3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian: April 2014 sampai Mei 2015

3.4 Sampel dan Besar Sampel 3.4.1 Sampel Penelitian

(38)

Tinggi = 10mm

Diameter alas = 8.36mm

Gambar 3. Sampel penelitian (die stone)

3.4.2 Besar Sampel Penelitian

Dengan Rumus Frederer berikut:

Keterangan:

t = jumlah perlakuan r = jumlah pengulangan

Dengan rumus ini akan digunakan t=5 karena melakukan 5 grup dengan perlakuan berbeda, maka besar sampel untuk setiap cetakan polivinil siloksan adalah: (t-1) (r-1 ) ≥ 15

(5-1) (r-1) ≥ 15 4(r-1) ≥ 15 4r-4 ≥ 15 4r ≥ 19 r ≥ 5

Berdasarkan hasil perhitungan sampel untuk tiap grup cetakan polivinil siloksan adalah minimal 5 buah, maka peneliti mengambil besar sampel 10 buah untuk tiap grup cetakan.

(39)

3.5 Kriteria Sampel Inklusif dan Kriteria Esklusif 3.5.1 Kriteria Inklusif

1. Cetakan polivinil siloksan yang licin permukaannya diisi dengan bahan pengisi dental stone hanya apabila cetakan berada di tengah master die. 2. Die dental stone yang permukaannya licin tanpa poreus.

3. Die dental stone yang terisi sepenuhnya.

3.5.2 Kriteria Esklusif

1. Cetakan yang tidak berada di tengah master die tidak digunakan. 2. Cetakan yang sobek tidak digunakan.

3. Cetakan yang poreus tidak digunakan. 4. Die dental stone yang poreus.

5. Die dental stone yang terdapat bagian yang tidak terisi sepenuhnya.

3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas

Lama perendaman cetakan polivinil siloksan dalam larutan daun mimba 15% selama 24, 48, 72 dan 96 jam.

3.6.2 Variabel Tergantung:

Perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siloksan.

3.6.3 Variabel Terkendali:

a. Rasio base pasta dan katalis elastomer polivinil siloksan dengan ratio 1:1 b. Rasio dental stone dan air (1:1)

c. Larutan daun mimba 15% d. Teknik mencetak

e. Arah tekanan selama pencetakan

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali:

a. Kecepatan pengadukan bahan cetak polivinil siloksan b. Tekanan selama pencetakan

(40)

d. Temperatur ruangan

3.7 Definisi Operasional

1. Perubahan dimensi adalah kemampuan ukuran untuk satu ruang lingkup bertahan terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini stabilitas dimensi merujuk kepada kemampuan bahan cetak untuk mempertahankan ukurannya terhadap lingkungan dalam perendaman larutan daun mimba 15%

2. Desinfektan merupakan zat yang dapat membunuh mikroorganisme patogen. 3. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan perendaman

dalam larutan daun mimba 15%.

4. Lama perendaman adalah durasi waktu yang diberikan pada prosedur perendaman yaitu 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam.

(41)

3.8 Alat dan bahan penelitian 3.8.1 Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Master die kuningan (Tinggi 10mm, diameter alas 8.36mm, puncak 6.58mm).

2. Ring tube kuningan tidak berlobang (Tinggi 15mm, diameter dalam 10mm)

Gambar 4. Master die dan ring tube

3. Rubber bowl dan spatula.

(42)

4. Kaliper digital (Krisbow, Indonesia dengan ketelitian 0,01mm).

Gambar 6. Kaliper Digital

5. Semen spatel 6. Glass slab.

(43)

7. Wadah untuk perendaman.

Gambar 8. Wadah Plastik

8. Blender (Miyako,Indonesia).

Gambar 9. Blender

(44)

Gambar 10. Botol Regent 10. Corong turas.

11. Erlenmeyer 250ml (Pyrex,Thailand). 12. Gelas Ukur 100ml (Pyrex, Thailand).

Gambar 11. Gelas Ukur 100ml

13. Kain kasa merk Swallow 14. Whatman No.1 filter paper

(45)

Gambar 12. Timbangan digital

16. Spuit 5ml

Gambar 13. Spuit

(46)

Gambar 14. Alat bantu pencetakan.

3.8.2 Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bahan cetak elastomer Exaflex-Hidrophilic vinyl polysiloxane.

Gambar 15: Bahan cetak elastomer

(47)

Gambar 16: Aquades

3. Dental stone sebagai bahan pengisi cetakan (Blue Dental Plaster, Korea)

Gambar 17:Dental stone a. Bubuk daun mimba

Gambar 17:Bubuk Daun Mimba

(48)

3.9.1 Pembuatan larutan daun mimba 15%

Cara kerja:27

Daun mimba 3 kg dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama seminggu. Daun yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan penggiling (blender). Bubuk ini disimpan dalam botol. Untuk menyediakan larutan daun mimba

15% didapatkan dengan cara : sebanyak 15.0 g bubuk daun mimba dicampur dengan 100 ml aquadest. Larutan kemudian disaring dengan kain kasa untuk menyaring residu kasar dan terakhir dengan menggunakan kertas filter Whatman No.1. Larutan disimpan dalam wadah kedap udara berwarna gelap.

3.9.2 Pembuatan cetakan dari bahan cetak polivinil siloksan.

Cara kerja:

Bahan cetak polivinil siloksan tipe reguler diaduk dengan cara membolak-balik

lipatan pada glass slab dengan rasio 1:1 base dan katalisnya. Pengadukan dilakukan sehingga base dan katalisnya tercampur secara homogen yaitu apabila didapatkan warna yang sekata. Setelah bahan cetak ini homogen, masukkan ke dalam ring tube sehingga penuh. Kemudian dilakukan pencetakan pada master die sebagai model. Apabila bahan cetak telah mengeras, bahan cetak diisi dengan dental stone.Pengadukan dental stone ini dilakukan dengan P/W ratio 5gr/1,5ml (sesuai dengan petunjuk pabrik). Dental stone dibiarkan mengeras sampai 4 menit, kemudian dikeluarkan.

3.9.3 Pembuatan sampel kontrol

Dibuat 10 sampel cetakan yang langsung diisi dengan dental stone tanpa direndam kedalam larutan daun mimba 15%.

3.9.4 Perendaman sampel dan Pengisian cetakan

1. Dibuat 10 sampel seperti di atas, hasil cetakan tidak segera diisi dengan dental stone tetapi direndam ke dalam larutan daun mimba 15% selama 24 jam. Setelah

(49)

2. Dibuat 10 sampel seperti di atas, hasil cetakan tidak segera diisi dengan dental stone tetapi direndam ke dalam larutan daun mimba 15% selama 48 jam. Setelah

direndam selama 48 jam kemudian cetakan diisi dengan dental stone.

3. Dibuat 10 sampel seperti di atas, hasil cetakan tidak segera diisi dengan dental stone tetapi direndam ke dalam larutan daun mimba 15% selama 72 jam. Setelah direndam selama 72 jam kemudian cetakan diisi dengan dental stone.

4. Dibuat 10 sampel seperti di atas, hasil cetakan tidak segera diisi dengan dental stone tetapi direndam ke dalam larutan daun mimba 15% selama 96 jam. Setelah direndam selama 96 jam kemudian cetakan diisi dengan dental stone.

3.9.5 Pengukuran sampel

Setelah model diperoleh, dilakukan pengukuran pada daerah tinggi dan diameter alas die stone dengan menggunakan kaliper digital.

3.10 Pengolahan data dan analisis data

(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Hasil penelitian

Pada penelitian ini besar sampel yang digunakan adalah 10 buah untuk setiap kelompok kontrol dan perlakuan. Hasil pengukuran tinggi dan diameter alas die stone dapat dilihat pada tabel berikut:

A. Hasil Pengukuran Tinggi dan Diameter Alas Die Stone

Tabel 4. Hasil Pengukuran Tinggi Die Stone Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam.

(51)

Dari data hasil pengukuran tabel 4, didapat mean dan standar deviasi ukuran tinggi die stone pada kelompok tanpa perendaman dan pada kelompok perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam terhadap tinggi master die. Mean dan standar deviasi tinggi die stone pada kelompok kontrol sebesar 10.237 ± 0.2078 mm, manakala pada perendaman 24 jam adalah 9.819 ± 0.1806 mm, sedangkan pada perendaman 48 jam yaitu 9.763 ± 0.1216 mm dan pada perendaman 72 jam adalah sebesar 9.669 ± 0.2762 mm dan terakhir pada perendaman 96 jam ialah 9.651 ± 0.0658mm

Tabel 5. Hasil Pengukuran Diameter Alas Die Stone Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam.

(52)

kelompok kontrol sebesar 8.21 ± 0.0845 mm, pada perendaman 24 jam ialah 8.171 ± 0.1044mm, perendaman 48 jam yaitu 8.067 ± 0.1131 mm, untuk perendaman 72 jam yaitu 7.926 ± 0.1094 mm dan pada perendaman 96 jam yaitu 7.717 ± 0.3477 mm.

B. Perubahan Dimensi Pada Tinggi dan Diameter Alas Die Stone Tabel 6. Perubahan Dimensi pada Tinggi Die Stone

(53)

Gambar 19. Grafik rerata perubahan dimensi pada tinggi die stone. Tabel 7.Perubahan Dimensi pada Diameter Alas Die Stone

(54)

Gambar 20. Grafik rerata perubahan dimensi pada diameter alas die stone.

Dari tabel 6 dan 7, dapat dilihat bahwa semakin lama hasil cetakan bahan cetakan elastomer polivinil siloksan direndam dalam larutan daun mimba 15% maka rerata perubahan dimensi ukuran tinggi dan diameter alas die stone semakin besar. Gambaran secara grafik perbedaan perubahan dimensi pada tinggi dan diameter alas die stone dapat dilihat pada gambar 19 dan 20. Gambaran secara grafik persentase

(55)

kontrol 24 Jam 48 Jam 72 Jam 96 jam

P

(56)

4.2 Analisis hasil penelitian Diameter Alas Die Stone dengan Uji Shapiro-Wilk.

kel

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa hasil uji normalitas data pada tinggi dan diameter alas diameter die stone dimana terdapat p-value adalah lebih besar dari 0.05 (p≥0.05), maka Ho diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data yang diambil daripada populasi terdistribusi normal.

(57)

pada tinggi dan diameter alas die stone pada setiap kelompok perlakuan dari data yang terdistribusi normal dengan p-value (probabilitas) lebih kecil dari 0,05.

Tabel 9. Tabel Uji One Way Anova Tinggi Die Stone

Tinggi Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 19.136 4 4.784 1.228 .312

Within Groups 175.310 45 3.896

Total 194.446 49

(58)

Tabel 10. Tabel Uji Least Significant Difference (LSD) Untuk Melihat Perbedaan Tinggi Die Stone Antar Kelompok

(I) Kelompok (J)

Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

Kontrol 24 jam .56000 .88270 .529

48 jam .00000 .88270 1.000

72 jam -.86800 .88270 .331

96 jam -1.12000 .88270 .211

24 jam 48 jam -.56000 .88270 .529

72 jam -1.42800 .88270 .113

96 jam -1.68000 .88270 .063

48 jam 72 jam -.86800 .88270 .88270

96 jam -1.12000 .88270 .211

72 jam 96 jam -.25200 .88270 .777

Keterangan: * terdapat perbedaan yang bermakna p≤ 0,05

Berdasarkan dari tabel (tabel 10) hasil uji least significant differences (LSD) didapatkan tidak ada perbedaan perubahan dimensi tinggi die stone yang signifikan antar kelompok kontrol, kelompok 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam karena nilai sig. lebih besar dari 0,005 (p≥0,05)

(59)

Tabel 11. Tabel Uji One Way Anova Diameter Alas Die Stone

Diameter Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 231.409 4 57.852 11.117 .000

Within Groups 234.174 45 5.204

Total 465.583 49

Berdasarkan pada tabel 11, dapat dilihat untuk diameter alas die stone nilai p-value pada kolom sig. adalah 0.000 (p≤0,05) yang artinya Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan dimensi diameter alas die hasil cetakan polivinil siloksan yang tidak direndam ke dalam daun mimba (kontrol) dengan die hasil cetakan setelah direndam selama 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam.

(60)

Tabel 12. Tabel Uji Least Significant Difference (LSD) Untuk Melihat Perbedaan Diameter alas Die Stone Antar Kelompok

(I) Kelompok (J)

Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

Kontrol 24 jam -.46650 1.02018 .650

48 jam -1.71050 1.02018 .101

72 jam -3.39700* 1.02018 .002

96 jam -5.89700* 1.02018 .000

24 jam 48 jam -1.24400 1.02018 .229

72 jam -2.93050* 1.02018 .006

96 jam -5.43050* 1.02018 .000

48 jam 72 jam -1.68650 1.02018 .105

96 jam -4.18650* 1.02018 .000

72 jam 96 jam -2.50000* 1.02018 .018

Keterangan: * terdapat perbedaan yang bermakna p≤ 0,05

(61)

BAB 5 perendaman 24 jam ialah 2.2608 % ± 1.24824, perendaman 48 jam yaitu 3.1699 % ± 1.39170, untuk perendaman 72 jam yaitu 5.1913 % ± 1.23258 dan pada perendaman 96 jam yaitu 7.6913 % ± 4.15905.

Dari data yang didapat pada tabel 6, tampak bahwa rata-rata persentase perubahan dimensi tinggi die stone terbesar pada sampel perendaman 96 jam yaitu 3,49 dan terkecil pada 24 jam yaitu 1,81. Sedangkan dari tabel 7 diketahui bahwa rata-rata persentase perubahan dimensi diameter alas die stone adalah terkecil yaitu 2,2608 pada perendaman 24 jam dan terbesar pada perendaman 96 jam yaitu 7,6913.

Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa tidak ada perbedaan perubahan stabilitas dimensi tinggi die stone yang signifikan antara sampel kontrol dengan sampel perendaman 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam dengan nilai sig 0,312. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silva dan Salvador (2004), juga penelitian yang dilakukan Wala M. Amin, dkk (2009) yang menyatakan tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan silikon adisi yang signifikan setelah direndam dalam larutan desinfektan.9,13

(62)

(p≤0,05) pada tabel 11 yang berarti ada perbedaan perubahan dimensi stabilitas bahan cetak polivinil siloksan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Silva dan Salvador (2004), bahwa tidak terdapat perbedaan perubahan dimensi yang signifikan pada sampel yang direndam dalam larutan desinfektan dengan sampel kontrol.9 Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai sig. bagi diameter alas die stone adalah lebih besar

dari 0,05 (p≥0.05) diantara kelompok kontrol, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perubahan dimensi die stone yang signifikan antar kelompok kontrol, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wala M. Amin, dkk (2009) yang menyatakan bahwa tidak tampak perubahan dimensi hasil cetakan bahan cetak silikon adisi yang signifikan setelah direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit 0.5 % .13

(63)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Tidak terdapat perbedaan perubahan dimensi ukuran tinggi die stone yang bermakna pada sampel kontrol dengan sampel yang direndam dalam larutan daun mimba 5% selama 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam dengan nilai signifikansi 0.312 (p≥0.05).

2. Terdapat perubahan ukuran diameter alas die stone yang bermakna pada sampel kontrol dengan sampel yang direndam dalam larutan daun mimba 5% selama 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam dengan nilai signifikansi 0,000 (p≤0.05) .

3. Adanya perbedaan antar kelompok perubahan dimensi ukuran diameter alas die stone pada kelompok sampel perendaman 24 jam, 48 jam dan 72 jam dengan sampel perendaman 96 jam dalam larutan daun mimba 5%. dengan nilai sig. adalah 0.018

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat membahas lebih dalam lagi tentang pengaruh bahan herbal sebagai desinfektan bahan cetak. Hal ini supaya dapat ditemukan desinfektan yang benar-benar ideal untuk dikomersialkan sebagai desinfektan bahan cetak.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

1. Powers JM, Sakaguchi RL, eds. Craig’s Restorative Dental Materials, 12th ed,. Missouri: Mosby., 2009: 270-305

2. Mandikos M.N. Polyvinyl siloxane Impression Materials: An Update on Clinical Use. Australian Dental Journal 1998; 43(6): 428-34

3. Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental Materials Clinical Applications for Dental Assistants and Dental Hygienists. 2th ed.Missouri: Elsevier, 2003: 175-91

4. Giammanco GM, Melili D, Antonio R, Pecorella S,Mammina C, Pizzo G. Resistance to disinfection of a polymicrobial association contaminating the surface of elastomeric dental impressions. New Microbiologica 2009; 32: 167-72

5. Junevicius J, Pavilonis A, Surna A. Transmission of Microorganism from Dentists to Dental Laboratory Technicians through Contaminated Dental Impressions. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal 2004; 6(1): 20-23.

6. Sumadhi S. Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Gigi dan Mulut. 1st ed., Medan; USU Press, 2010: 19-86

7. Ghahramanloo A, Sadeghian A, Sohrabi K, Bidi A. A Microbiologic Investigation Following the Desinfection Hydrocolloid Materials Using the Spray Method. CDA Journal 2009; 37(7): 471-77

8. Bhat VS, Shetty MS, Shenoy KK. Infection control in the Prosthodontic Laboratory. The Journal of Indian Prosthodonthic Society 2007; 7(2): 62-65 9. Silva SM, Salvador MC. Effect of the Disinfection Technique on the Linear

Stability of Dental Impression Materials. J Appl Oral Sci 2004; 12(3): 244-9 10.Bustos J, Herrera R, Gonzalez U, Martinez A, Catalan A. Effect of Immersion

(65)

11.Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation. 9th ed., Missouri: Mosby Inc., 2008: 169-96

12.Daou EE. The elastomer for complete denture: A review of the literature. Saudi Dental Journal 2010; 22(4): 153-60

13.Wala MA, Muna HA, Sandra KT, Sahar TT, Mohamed WS, Nadia E. The Effects Of Disinfectants on Dimensional Accuracy and Surface Quality of Impression Materials and Gypsum Casts. J Clin Med Res 2009; 1(2): 81-89 14. Abdelaziz KM, Hassan AM, Hodges JS. Reproductibility of Sterilized

Rubber Impressions. Braz. Dental J. 2004; 15(3): 209-213

15.Soegihardjo CJ. Mimba (Azadirachta indica A.Juss, suku Meliaceae), Tanaman Multi Manfaat yang dapat menanggulangi persoalan rakyat Indonesia. SIGMA 2007;10(1): 83-102

16.Wiwied ekasari. Nimba Bukan Hanya Sekadar Pohon Peneduh.

http://ff.unair.ac.id/sito/?mode=aview&aid=5 . Accessed 23 Mei 2012

17.Ambarwati. Efektivitas Zat Antibakteri Biji Mimba (Azadirachta indica) untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus. Jurnal Biodiversitas 2007; 8(4): 320-5

18.Rohmayati C, Khotimah K. Pemanfaatan Ekstrak Daun Nimba untuk Pengawetan Makanan. http://eprints.undip.ac.id/1509/1/PENELITIAN.pdf.

Accessed 23 Mei 2012.

19.Biswas K, Chattopadhyay I, Banerjeet RK. Biological Activities and Medical Medicinal Properties of Neem. Current Science J 2002; 82(11): 1336-45 20.Bhowmik D, Chiranjib, Yadav J, Tripathi KK, Kumar Sampath KP. Herbal

Remedies of Azadirachta indica and its Medicinal Application. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 2010; 2(1): 62-72

21.Anusavice KJ. Philips’s Science of Dental Materials. 11th ed. Missouri;

Elsevier, 2009: 205-53

22.Mc. Cabe JF. Anderson’s Applied Dental Materials. 6th ed.Oxford; Blackwell

(66)

23.Kumar RN, Karthik KS, Maller SV. A review of literature: Infection control in Prosthodontics. JIADS 2010; 1(2): 22-24

24.Koona S, Budida S. Antibacterial Potential of the extracts of the leaves of Azadirachta indica Linn. Notulae Scientia Biologicae 2011; 3(1): 65-69 25.Herawati T. Mimba (Azadiractha indica Juzz): Tanaman Multimanfaat

Potensial Untuk Rehabilitasi Lahan. Prosiding Penerapan Hasil Hutan & Konservasi Alam 2004: 135-39

26.Harsini, Widjijono. Penggunaan Herbal di bidang Kedokteran Gigi. Majalah Kedokteran Gigi 2008; 15(1): 61-4

27.Dinahar S, Lakshmi T. Role of Botanicals as Antimicrobial Agents In Management of Dental Infections: A Review . International Journal Of Pharma and Bio Sciences 2011; 2(4): 690-704

28.Nayak Aarati, et al. Evaluation of Antibacterial and anticandidial efficacy of Aqueous and Alcaholic Extract of Neem (Azadirachta Indica) An In Vitro Study . International Journal Of Research In Ayurveda & Pharmacy (IJRAP) 2011; 2(1): 230-35

Gambar

Gambar
Tabel 1. Perbandingan sifat-sifat bahan cetak elastomer.4,19
Gambar 1. Pembentukan ikatan silang polivinil siloksan dengan katalis asam kloroplatinik
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan menggunakan bahan cetak polivinil siloksan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah seberapa besar persentase ibu rumah tangga yang sudah melakukan pengelolaan sampah

informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi. Secara umum,

Identifikasi dari analisis biplot pada data ekspor komoditi utama pada subsektor hasil industri ke negara tujuan utama menunjukkan bahwa komoditi minyak kelapa sawit dan pakaian

Dalam Elit lokal dengan birokrasi pemerintahan identitas etnis akan menjadi hal yan krusial dan perlu diperhatikan sehingga membaca konflik pemekaran Maluku Utara

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Melalui Seleksi Terbuka Lingkup Pemerintah Provinsi

Differences between estimates from fixed rule, flexible rule and Hemiphot techniques did not vary significantly over the range of crown sizes (Fig. 8).. Using the Hemiphot based

Normative Social Influence: Pengaruh sosial yang didasari pada keinginan untuk disukai atau diterima oleh orang lain. Informational Social Influence : Pengaruh