• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pluralitas dalam pemikiran Fadzil Mohd Noor di Malaysia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pluralitas dalam pemikiran Fadzil Mohd Noor di Malaysia"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Fakhri Bin Azam NIM: 108045200023

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PLURALISME DALAM PEMIKIRAN FADZIL MOHD NOOR

DI MALAYSIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Fakhri bin Azam NIM: 108045200023

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Nip: 195505051982031012

KONSENTRASI SIYASAH SYARIYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

(3)

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Mei. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syar’iyyah).

Jakarta, 17 Mei 2010 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. NIP: 195505051982031012

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag (..…....………)

Nip: 19721010 199703 1 008

Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (..…....………) Nip: 19710215 199703 2 002

Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, (..…....………) MM.

Nip: 195505051982031012

Penguji I : Prof. Dr. H. M. Abduh Malik (..…....………)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 13 April 2010 M 28 Rabiul Thani 1431 H

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Selawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.

Skripsi yang berjudul "Pluralitas Dalam Pemikiran Fadzil Mohd Noor di Malaysia" penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syar'iyyah (Ketatanegaraan Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara khusus yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(6)

2. Dr. Asmawi, M.Ag. dan Sri Hidayati, M.Ag. Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, dan kepada seluruh dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum. 3. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dosen Pembimbing

skripsi penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah diajarkan mendapat balasan dari Allah SWT.

4. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu

6. Kepada pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FSH, Perpustakaan FUF UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama.

7. Kepada Negara Republik Indonesia yang telah memberikan kami izin tinggal untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami. 8. Kepada pihak Perpustakaan Awam Negeri Terengganu yang memberi peluang

untuk penulis membuat penelitian dan kajian.

9. Ayahanda tersayang Azam Bin Taib serta Ibunda tercinta Zianah Binti Deraman yang senantiasa mendoakan penulis. Terima kasih jerih payah dan pengorbanan yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian. Jasa kalian tetap dalam ingatan dan

(7)

tidak ada dapat dipersembahkan sebagai balasan melainkan hanya sebuah kejayaan.

10.Terima kasih dan salam sayang kepada Kak Nor, Akmal, Iwan, Aman, Amirah dan tidak lupa juga kepada semua saudara-mara dan ahli waris yang telah memberikan dukungan dan semangat yang power selama ini dalam membantu penulis sehingga tetap exist di Ibu Kota Jakarta ini.

11.Kepada warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Dato Tuan Guru Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun, Ust. Kamaruzaman, Ust. Sya’ri Zulkirnain, Ust. Asmadi, Ust. Khalil, Ust. Syukri dan seluruh Ustad dan Ustadzah, Karyawan-karyawan dan juga pelajar Kudqi yang tidak dapat penulis sebutkan disini.

12.My friends, Puloh, Baha, Ayoh Su, Najib, Hilman, Sepu, Kerang, Zaki, Tuan, Yunus, Fais, Dinor, Piang, Fawah, Aswadi, Ishraf(Wak), Abe, Haby, Mas, Wawa, Mas Tepoh, Tirah, Yana, Seda, Aiman, Zenab, Ecah, We Kelate, Fahmi, Alif, Opik, Cik, Syuk, Munir, Kacah, Beri, Duan, Muis, Man, Amir Budak Band, Moq, Pie, Stopa, Harun, Amir, Bikie, Mamat, Faizal, Pijol, Mila dan teman-teman Muslimat di Aspi. Semoga kita Istiqqamah dalam perjuangan Islam.

13.Teman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dalam membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai ketatanegaraan Islam.

(8)

iv

14.Yang terakhir terima kasih kepada sahabat-sahabat ex-KUDQI, APID, KIDU yang tinggal di kosan-kosan, ASPA dan ASPI UIN Syarif Hidayatullah “semoga kita tetap dalam satu Perjuangan” dan juga semua teman-teman Malaysia yang berada di UIN Jakarta, UI, UKRIDA, TRISAKTI dan UNIVERSITAS DR. MOESTOPO.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya kepada semua pihak pada umumnya. Penulis menyampaikan harapan yang begitu besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu amalan yang baik di sisi-Nya.

Jakarta: 13 April 2010 M 28 Rabiul Thani 1431 H

(9)

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian ...5

D. Tinjauan Pustaka ...6

E. Metode Penelitian ...8

F. Sistematika Penulisan ...10

BAB II BIOGRAFI FADZIL MOHD NOOR A. Latar Belakang Keluarga... 12

B. Pendidikan dan Perkawinan ... 13

C. Kegiatan Kemasyarakatan dan Keterlibatan Dalam Politik... 14

D. Memperjuangkan Pembelaan Umat Islam Antarabangsa ... 21

BAB III PLURALITAS DALAM PEMIKIRAN FADZIL MOHD NOOR A. Pengertian Pluralitas………...27

B. Kebebasan Beragama………..…...……..35

C. Keadilan Sosial..………..…………...45

(10)

vi

D. Kerjasama Politik ………...………...51

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 63

DAFTAR PUSAKA... 65

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Di dunia sekarang ini kita disibukkan dengan berbagai macam persoalan yang

paling mendasar di antaranya politik, ekonomi, budaya dan agama. Dalam persoalan

sosial yang sering kali muncul tentang ketidak harmonisan antara umat beragama.

Hal ini disebabkan, sikap yang ekslusif (merasa paling benar) ini disebabkan karena

keberagamaan yang “serba menyalahkan” yang lain.1 Persoalan demikian menjadi

masalah yang sangat krusial, khususnya untuk Negara yang penduduknya pluralis.

Perdebatan dan persaingan dalam politik sering kali berlanjut pada persoalan

agama (religion). Seperti penindasan yang terjadi di Malaysia, Irak, dan sekarang

sedang hangatnya di palestin. Kasus di atas yang menjadi korban mayoritas umat

Islam sehingga ada kesan kesengajaan umat tertentu atas umat yang lainnya.2

Pada saat ini, di antara paham-paham modern, setidaknya secara teoritis,

Pluralisme adalah merupakan salah satu tema yang paling hangat diperdebatkan

mutakhir ini, terutama dikalangan Muslim.3 Gagasan ini sangat ditentang keras

1

Nurcholish Madjid, et al., Fiqih Lintas Agama, (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 170

2

Lihat Fiqih lintas agama hal 202-2007, dimana dalam kasus politik di Indonesia ketegangan antara Islam (sebagai penduduk pribumi) dengan Kristen yang diawali dan disebarkan oleh colonial. Sikap dari colonial yang menguras, merampok, memperbudak harta kekayaan alam dan hak asasi manusia, memunculkan benih-benih kebencian yang berpuncak pada terjadinya konflik.

3

Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, (Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009), cet. 1, h. xi

(12)

2

sejumlah orang dan beberapa organisasi atau institusi keagamaan. Di Indonesia,

Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah intitusi keagamaan yang dianggap memiliki

otoritas dalam bidang agama telah mengeluarkan fatwa agama yang mengharamkan

gagasan ini.4 Di Malaysia memang gagasan Pluralisme ini belum secara luas

disebarkan karena kondisi di Malaysia yang sememangnya Islam sangat dijunjung

dan dipertahankan sebagai agama paling tinggi dan diridhai disisi Allah s.w.t.

sehinggakan agama-agama lain tidak pantas untuk meungguli dan disamatarafkan

dengan Islam.

Walau demikian, seperti di Indonesia, Malaysia juga mempunyai sejumlah

orang yang mempunyai paham yang menyeru ke arah pluralisme ini, karena seperti di

Indonesia, di Malaysia juga mempunyai masyarakat yang berbilang etnis, berbilang

pahaman dan agama.

Dalam The Oxford English Dictionary disebutkan, (1) bahwa pluralisme

dipahami sebagai suatu teori yang menentang kekuasaan Negara monolitis, dan

sebaliknya, mendukung desentralisasi dan otonomi untuk organisasi-organisasi utama

yang mewakili keterlibatan individu dalam masyarakat. Juga suatu keyakinan bahwa

kekuasaan itu harus dibagi bersama-sama diantara sejumlah partai politik. (2)

Keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural dalam

suatu masyarakat atau Negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap dalam suatu

4

(13)

badan, kelembagaan dan sebagainya.5 Definisi pertama mengandungi makna

pengertian pluralisme politik, sedangkan definisi yang kedua mengandung pengertian

pluralisme sosial.

Pluralisme secara sedarhana dapat didefinisikan sebagai “paham yang

meniscayakan keragaman dan perbedaan”.6 Dalam sumber lain dijelaskan bahwa

“pluralisme” merupakan “pandangan” filosofis yang tidak mau mereduksikan segala

sesuatu pada satu perinsip terakhir, melainkan menerima adanya keragaman.

Pluralisme dapat menyangkut bidang kultural, politik, dan religious”.7

Di Malaysia, seorang mujahid dan merupakan seorang tokoh Islam yang

begitu aktif dalam kehidupan politik Islam di Malaysia, yaitu Fadzil Mohd Noor yang

merupakan tokoh politik yang sangat disegani oleh masyarakat dan digeruni oleh

lawan-lawannya dalam arena politik khususnya di Malaysia. Beliau seorang tokoh

politik yang memiliki kualitas kepimpinan yang tinggi, reputasinya ketika dalam

memimpin perjuangan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) telah membuktikan bahwa

ketokohan dan kewibawaan beliau sebagai seorang pendakwah, pemimpin dan juga

ahli politik yaang berpendirian dan istimewa. Idealisme yang beliau cetuskan

menggambarkan kepada kita betapa jelasnya ketajaman pemikiran politik beliau

terutamanya ketika menjawat jawatan presiden PAS, sehingga dapat mencorakkan

PAS kepada sebuah partai pembangkang yang utama dan berpengaruh. Dan beliau

5

John Simpson, The Oxford English Dictionary, Jilid 4, h. 458

6

A. Syafi’i Mufid Dan Munawar Fuad Noeh (edt.), Beragama Di Abad Dua Satu

(Jakarta: Zikru’1-Hakim, 1997), H.222

7

(14)

4

juga banyak mengkritik dan memberi pandangan terhadap pahaman-pahaman seperti

nasionalisme, sekuralisme, kapitalisme, komunisme dan libralisme. Adapun pahaman

pluralisme tidaklah di bahas secara jelas oleh beliau karena kondisi di Malaysia tidak

sama seperti di Indonesia pada ketika beliau masih hidup.

Walau demikian Fadzil Mohd Noor tetap peduli terhadap masyarakat yang

berbilang etnis dan agama. Kepedulian beliau tidaklah karena politik dan kepentingan

kelompok tertentu. Karena menurut beliau orang non muslim tetap mempunyai hak

untuk mengamalkan agama mereka, hak untuk bersuara, hak untuk mencari rizki dan

sebagainya. Karena Islam telah menjamin hak-hak non muslim di bawah Negara dan

pemerintahan Islam. Walau demikian Islam adalah tetap agama yang terbaik dan

teragung daripada agama-agama lain, karena agama yang diridhai disisi ALLAH

SWT hanyalah Islam.8

Dengan demikian, penulis akan mencoba menelusuri pemikiran Fadzil Mohd

Noor mengenai pluralisme ini. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi

“PLURALITAS DALAM PEMIKIRAN FADZIL MOHD NOOR”.

8

(15)

B.Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis akan

membatasi pembahasan ini terhadap pemikiran seorang tokoh sahaja yaitu

Fadzil Mohd Noor. Pemikiran beliau yang akan dibahas hanyalah pada masalah

pluralitas atau pluralisme.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, penulis dalam bentuk soalan seperti berikut:

a. Bagaimana pluralisme yang berlaku di Malaysia ?

b. Apakah pemikiran Fadzil Mohd Noor terhadap pluralisme di Malaysia ?

c. Bagaimanakah kebijakan politik Fadzil Mohd Noor terhadap masyarakat

yang berbilang etnis dan agama di Malaysia ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Selama ini, belum banyak para penulis yang mengangkat sosok Fadzil

Mohd Noor dalam pentas percaturan politik Malaysia. Padahal tokoh yang akan

dikaji ini termasuk banyak memberikan pengaruh dalam dunia politik nasional

Malaysia. Terutama pemikiran-pemikiran dan kebijakannya menjalankan ideologi

(16)

6

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Pluralisme yang berlaku di Malaysia.

b. Untuk mengetahui pemikiran Fadzil Mohd Noor tehadap Pluralisme yang

berlaku di Malaysia.

c. Untuk mengetahui kebijakan politik yang dilakukan oleh Fadzil Mohd Noor

terhadap masyarakat yang berbilang etnis dan agama di Malaysia.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan hazanah keilmuan

dibidang fiqh siyasah dalam konteks ketatanegaraan di Malaysia secara

khusus dan di seluruh dunia secara umum.

b. Sebagai bahan kajian dan rujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Memberikan pemahaman terhadap masyarakat luas tentang politik Islam.

D. Kajian Pustaka

Sebenarnya telah banyak para penulis yang menulis mengenai pluralisme

dalam pandangan cendikiawan Muslim terutamanya di Indonesia. Namun, penulis

belum menemukan tulisan yang khusus tentang pemikiran Fadzil Mohd Noor

(17)

Di antara karya-karya yang pernah ditulis dalam bentuk skripsi yang

penulis temukan antara lain:

1. Skripsi Edy Sofyan yang berjudul “hak politik non muslim dalam

perspektif Islam” menyatakan kebebasan beragama adalah hak setiap

orang untuk menentukan sendiri apakah dan bagai manakah ia

beragama, apakah untuk hidup sesuai dengan keyakinannya sendiri,

untuk mengamalkan kepada orang lain yang ingin menerimanya,

untuk menentramkan jiwanya, atau lain sebagainya, oleh karena itu,

tidak dibenarkan suatu golongan, lembaga atau Negara mana pun

untuk memaksakan keyakinan beragama kepada sesiapapun.

Mengenai kebebasan beragama nabi Muhammad SAW. Telah

mencontohkan ketika beliau datang ke kota madinah, nabi muhammad

SAW membuat atau mencetuskan sebuah piagam perjanjian yang

bertujuan menyatukan masyarakat madinah yang terdiri dari beberapa

suku dan agama, yang dinamakan piagam madinah. Isi dari piagam

tersebut salah satunya menyatakan, bahwa harus saling menhormati

kebebasan beragama dan ibadah.

2. Buku yang berjudul “Argumen Pluralisme Agama Membangun

Toleransi Berbasis Al-Quran” oleh Abd. Moqsith Ghazali. Buku ini

(18)

8

serta membahaskan tentang Al-Quran dan kemajemukan agama serta

pandangan Al-Quran tentang Umat agama lain.

3. Buku yang berjudul “bersama menegakkan keadilan” oleh Fadzil

Mohd Noor. Buku ini menjelaskan tentang keadilan politik,

undang-undang, ekonomi menurut Islam, serta membicarakan tentang

pendidikan dan sosial, seterusnya membahaskan tentang PAS dan

rakyat non muslim di malaysia.

Secara umum dan komprehensif tinjauan review dan pustaka di atas telah

banyak menyinggung mengenai pluralisme, tetapi penelitian oleh Edy Sofyan

hanya membahas seputar tentang hak-hak politik non muslim dalam perspektif

Islam, dan penelitian kedua dan ketiga hanya membahas seputar tentang masalah

pluralisme yang berlaku di Indonesia, dan belum terdapat suatu kajian mengenai

pemikiran Fadzil Mohd Noor tentang masalah pluralisme ini khususnya di

Malaysia. Atas dasar itu, penulis berinisiatif untuk meninjau lebih dalam

mengenai pemikiran Fadzil Mohd Noor tentang pluralisme yang berlaku di

Malaysia.

E.Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan riset pustaka (library research) pendekatan yang

(19)

adalah penelitian yang membutuhkan interpretisme dan bertujuan untuk

memahami fenomena sosial, alasan tindakan sosial, serta memiliki etika dan

rasionalitas.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini ialah pemikiran Fadzil Mohd Noor terhadap

Pluralisme di Malaysia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Dokumentasi,

Riset pustaka dilakukan dengan cara menghimpun data-data kepustakaan yang ada

relevansinya dengan tema ini.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan antara lain, sumber data primer: buku

Pemikiran Politik “Mujahid Ulung” Dato’ Haji Fadzil Mohd Noor. Adapun

sumber sekunder yang penulis dapati adalah buku-buku yang berisi tentang

pendapat dan tulisan-tulisan yang membahas mengenai pemikiran politik Fadzil

Mohd Noor seperti ucapan-ucapan dasar beliau ketika menjawat jawatan

presiden PAS antaranya berjudul bersama menegakkan keadilan, Menyanggah

Fikrah Madiyyah, Bersiap Menhadapi Cabaran, Meroboh Rangkaian

Penindasan dan Maju Bersama Islam serta literatur-literatur dan website yang

(20)

10

5. Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada dasarnya tergantung pada jenis

datanya, bagi penelitian kualitatif seperti halnya penelitian skripsi ini data yang

telah diolah dikumpulkan kemudian mencoba untuk merepresentasikan

pemikiran dari tokoh yang dianalisis.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman penuh pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Karya Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Adapun untuk menjaga sitematika penulisan sehingga terfokus pada kajian

yang dimaksudkan, maka penulisan ini disusun berdasarkan sistematika berikut

ini.

BAB I Berupa pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Teknik

Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Membahaskan tentang biografi Fadzil Mohd Noor yang terkait

dengan sejarah kelahiran dan pendidikan beliau, aktivitas beliau

dengan masyarakat dan penglibatan dalam politik di Malaysia serta

(21)

BAB III Menjelaskan tentang Pluralitas dalam pemikiran Fadzil Mohd Noor,

bab ini akan membahaskan tentang kebebasan beragama di

Malaysia, keadilan sosial dalam masyarakat di Malaysia serta

kerjasama politik yang dilakukan oleh Fadzil Mohd Noor di

Malaysia.

(22)

BAB II

BIOGRAFI FADZIL MOHD NOOR

A. Latar belakang keluarga

Fadzil Mohd Noor dilahirkan daripada hasil perkongsian hidup antara

bapanya Mohd Noor bin Abdul Hamid dan ibunya Hindun bin Abdul Rahman.

Al-marhum dilahirkan pada 13 mac 1937 di kampung Seberang Pumping,

kira-kira tiga kilometer dari Bandar Alor Setar, Kedah Darul Aman. beliau merupakan

anak pertama daripada empat adik-beradik.

Bapa Fadzil Mohd Noor meninggal dunia ketika usianya masih kecil lagi,

manakala ibunya meninggal dunia dalam sekitar tahun 1997. Latar belakang

sebelah ibu-bapanya adalah dari kalangan keluarga yang berpegang teguh pada

ajaran agama Islam. Umpamanya, moyang beliau iaitu Idris al jarumi merupakan

salah seorang ulama yang disegani berasal dari wilayah pattani, Thailand dan

terkenal di negeri kedah. Manakala datuk Al-marhum merupakan guru agama

bagi salasilah kesultanan Kedah.

Ibu-Bapa Fadzil Mohd Noor juga adalah ketua keluarga yang terlalu

mengambil berat soal keagamaan dalam mendidik dan membesarkan anak-anak

mereka. Kegigihan mereka mendidik anak-anak mengikut lunas-lunas yang

(23)

dituntut oleh agama Islam, maka daripada kalangan anak Mohd Noor dan Hindun

itu telah lahir tokoh ulama dan politik yang disegani.1

B. Pendidikan dan Perkawinan

1. Pendidikan

Sejarah awal pendidikan Fadzil Mohd Noor bermula sekitar tahun

1946. Waktu itu beliau mengikuti pendidikan awalnya di Sekolah Melayu

Derga, Alor Setar sehingga tahun 1949. Kemudian beliau melanjutkan

pelajaran pada peringkat menengah di Maktab Mahmud sehingga tahun 1958

sebelum meneruskan pengajian tingginya di tempat yang sama sehingga tahun

1962.

Kecermerlangan Fadzil Mohd Noor dalam pencapaian akademik

semasa belajar di Maktab Mahmud telah menjadi rangsangan bagi beliau

untuk melangkah jauh mendalami ilmu-ilmu agama. Pada tahun 1963

Al-marhum telah menlanjutkan studi ke seberang laut dengan mengikuti

pengajian di Universitas Al-Azhar Mesir dengan mendapat bantuan biasiswa

kerajaan Negeri Kedah. Di Universitas Al-Azhar beliau mengambil kursus

perundangan Islam(syariah) dan menamatkan pengajiannya pada tahun 1967

dengan memperolehi ijazah dalam kursus tersebut.

1

(24)

14

2. Perkawinan

Pada tahun 1963 Fadzil Mohd Noor mangakhiri masa kesendiriaannya

dengan memulai rumah tangga dengan saudara sepupunya siti khadijah binti

Ibrahim. Isteri Fadzil Mohd Noor merupakan bekas pelajar sekolah menengah

agama Furbish Bakar Alor Setar Kedah. Kemudian setelah menikah isterinya

turut bersama melanjutkan studi ke Al-Azhar bersama beliau. Hasil

perkawinan pasangan bahagia ini telah dikurniakan delapan orang anak

bertuah iaitu Huda, Ammar, Aiman, Munaizarah, Muhamad Faiz, Salwa,

Ahmad Fauwaz dan Ahmad Anas. Beliau bukan saja Berjaya sebagai ahli

politik, Tapi juga merupakan kepala keluarga yang patut di contoh dalam

mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan bertanggungjawab.2

C. Kegiatan Kemasyarakatan Dan keterlibatan Dalam Politik

1. Kegiatan kemasyarakatan

Fadzil Mohd Noor aktif sebagai ahli politik beliau juga adalah

pemimpin masyarakat yang aktif dalam kerja-kerja sosial. Sebenarnya

penglibatan beliau dengan kegiatan kemasyarakatan bermula sejak Fadzil

Mohd Noor kembali ke tanah air setelah tamat belajar di Mesir. beliau pernah

2

(25)

memegang jabatan sekertaris Pertubuhan Kebajikan Islam Malaysia

(PERKIM) Cawangan Negeri Kedah.3

Fadzil Mohd Noor juga pernah terlibat di ABIM dan pernah

memegang jabatan sekertaris penerangan pertubuhan itu diantara tahun 1973

hingga 1974 sebelum diberi kepercayaan menjadi wakil presiden pada tahun

1974 hingga 1978. Sepanjang keterlibatan beliau dengan ABIM, beliau turut

terlibat dalam demontrasi menentang isu kemiskinan di Baling Kedah pada

tahun 1974. Selain itu beliau juga adalah sekertaris agong Persatuan Ulama

Malaysia (PUM) pada tahun 1974.

Sesuai dengan kemampuan serta kebolehannya sebagai tokoh agama

yang disegani, Fadzil Mohd Noor telah memainkan peranan yang amat besar

dalam membantu dan mengembangkan syiar Islam di kalangan masyarakat

setempat. Segala pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh beliau

akan dipergunakan untuk membantu masyarakat mendalami ilmu terutamanya

ilmu-ilmu agama Islam. beliau dengan secara bersungguh-sungguh telah

mengembangkan segala ilmu yang dimiliki melalui sosialisasi dan ceramah

agama di beberapa tempat khususnya sekitar kawasan DUN Bukit Raya.

Kebanyakan masyarakat setempat akan menghormati beliau atas dasar

3

(26)

16

kedudukan beliau bukan sebagai wakil rakyat tetapi adalah berdasarkan

kepada pribadi dan ilmu yang beliau miliki.

Dalam mengembangkan syiar Islam kepada masyarakat, Fadzil Mohd

Noor juga terlibat dalam dunia penulisan. Sebagai penulis bebas, Fadzil Mohd

Noor banyak menulis pelbagai buku terutamanya yang berkaitan dengan

masalah agama, di samping menulis masalah yang berkaitan dengan isu-isu

semasa di dalam maupun di luar Negara. Sebuah buku hasil penulisan Fadzil

Mohd Noor yang berjudul ‘Akidah dan Perjuangan’ telah Berjaya

mengangkat nama beliau sebagai penulis yang disegani.4

Sebagai wakil rakyat daripada partai oposisi Fadzil Mohd Noor

senantiasa memberikan solusi dan bantuan terhadap masalah yang dihadapi

oleh penduduk di kawasannya. Fadzil Mohd Noor sering menyuarakan

perasan dan masalah rakyat kepada pihak kerajaan. Oleh kerana

kepeduliannya inilah senantiasa memenuhi waktu luangnya bersama para

pemilih di kawasannya. Tentu tidak mengherankan kalau nama beliau

senantiasa menjadi buah bibir penduduk kawasan DUN Bukit Raya, yang

beliau wakili selama empat periode berturut-turut. Di samping itu Fadzil

Mohd Noor sering diundang untuk menghadiri pelbagai persidangan Islam di

tingkat antarbangsa sekitar tahun 1974, 1976 dan 1979. beliau telah

4

(27)

berkesempatan menghadiri seminar Kepemudaan Islam Antarbangsa di

Riyadh arab Saudi. Selain itu Fadzil Mohd Noor berkesempatan mengikuti

persidangan Umat Islam di Pakistan pada tahun 1988, persidangan

pembebasan Al-Quds di Amerika serta beberapa persidangan lain di Mesir,

United Kingdom, Iran dan Turki.5

2. Keterlibatan Dalam Politik

Keterlibatan Fadzil Mohd Noor dalam arena politik bermula sejak

beliau belajar di Maktab Mahmud lagi disebabkan kecenderungan minat

beliau dalam bidang politik khususnya dengan perjuangan Partai Islam

Se-Malaysia (PAS). Pada Pemilihan Umum 1959, Fadzil Mohd Noor dan

beberapa rekan pelajar dari Maktab Mahmud telah berkerja keras membantu

calon-calon PAS dalam setiap kampanye Pemilu. Setelah Fadzil Mohd Noor

melanjutkan studi di Mesir, beliau masih mengikuti perkembangan politik

Negara terutamanya mengenai perkembangan PAS.

Sekembalinya ke tanah air, Fadzil Mohd Noor bergabung dengan

PAS. Disebabkan ketokohannya sebagai pemimpin yang berkualitas,

pemimpin PAS Kedah telah melantik beliau menjadi Yang Dipertua PAS

kawasan Kuala Kedah dan ahli Perhubungan PAS Negeri Kedah. karir Fadzil

Mohd Noor dari hari ke sehari semakin cerah selepas Fadzil Mohd Noor

5

(28)

18

Berjaya menganggotai Exco PAS Kedah. Penampilan gaya kepimpinan Fadzil

Mohd Noor yang semakin cemerlang telah meyakinkan anggota partai untuk

melantik Fadzil Mohd Noor menyandang jabatan Naib Yang Dipertua PAS

Pusat agar bekerja sepenuhnya untuk partai yang berawal dari tahun 1981

hingga 1983. Perkembangan Fadzil Mohd Noor dalam arena politik kian

cerah bila mana pada tahun 1983 Fadzil Mohd Noor telah dilantik menjadi

Timbalan Yang Dipertua PAS maka pada 1989 diberikan kepercayaan penuh

oleh ahli PAS untuk menjadi Yang Dipertua (presiden) PAS, Sampai Fadzil

Mohd Noor menghembuskan nafas terakhir pada 23 Jun 2002.

Keterlibatan awal Fadzil Mohd Noor di dalam kancah politik

pemilihan umum bermula pada tahun 1978, yang mana PAS telah memberi

mandat kepada Fadzil Mohd Noor untuk bersaing di negeri Kedah dalam

pemilihan umum yaitu di kawasan Parlemen Kuala Kedah dan DUN Alor

Merah. Tetapi keterlibatan awal ini menemui kegagalan apabila Fadzil Mohd

Noor kalah di kedua kawasan tersebut. Pada tahun 1980, beliau sekali lagi

bersaing dalam pemilihan kecil di kawasan DUN Bukit Raya menyusul

kematian Anggota DUN di kawasan tersebut, namun sekali beliau kalah

dengan mayoritas 69pemilih.6

6

(29)

Keterlibatan Fadzil Mohd Noor dalam politik pemilu sebenarnya atas

dasar kewibawaan dan kharisma yang telah diperlihatkan. Ini telah terbukti

dengan satu pertemuan di Madrasah Tuan Guru Haji Abdul Rahman di Guar

Kepayang Kedah bagi memilih calon pemilu khusus bagi pemilu kecil 1980 di

kawasan DUN Bukit Raya. Di antara yang hadir dalam pertemuan ini ialah

Dato’ Bakar Umar, Cikgu Sudin, Cikgu Said, Haji Ali bin Haji Abdullah (Pak

Ngah Ali) dan masih banyak lagi. Akhir dalam pertemuan ini sepakat untuk

memilih Fadzil Mohd Noor sebagai individu yang mampu diketengahkan

sebagai calon dan pemimpin masa depan.

Pada pemilihan umum tahun 1982, Fadzil Mohd Noor sekali lagi

bertanding di kawasan DUN Bukit Raya dan kali ini Fadzil Mohd Noor

menang kursi tersebut, Dan semakin terus Berjaya mempertahankan kursinya

di kawasan ini selama empat periode berturut-turut hingga Pemilihan Umum

1995. Yang bagusnya dalam keempat kali Pemilihan Umum yang dimenangi

oleh Fadzil Mohd Noor bagi DUN Bukit Raya, Ali bin Abdullah (Pak Ngah

Ali) telah menjadi wakil calon bagi Fadzil Mohd Noor keempat kali

Pemilihan Umum tersebut.7

Pada Pemilihan Umum 1982 Fadzil Mohd Noor menang dengan

mengalahkan calon Barisan Nasional (BN) Safirol bin Hashim dan calon

7

(30)

20

bebas Mohd Mokhtar bin Abdullah dengan mayoritas 346 suara, pada tahun

1986 beliau menang dengan mayoritas 2,215 suara mengalahkan calon BN

Ahmad Zakuan bin Ahmad, pada tahun 1990 mengalahkan calon BN Dato’

Syed Mansor Barakbah dengan mayoritas 1,829 suara dan pada pemilihan

umum 1995 mengalahkan calon BN juga yaitu Fadzil bin Hanafi dengan

mayoritas 2,414 suara. Dan akhirnya pada pemilihan umum 1999 Fadzil

Mohd Noor bertukar kawasan dengan bersaing di DUN Anak Bukit dan

Parlemen Pendang. Di DUN Anak Bukit Fadzil Mohd Noor telah menang

dengan perbedaan 1,840 suara dengan saingannya Fadzil Mohd Noor

mendapat 8,480 suara sedangkan calon BN Datuk Abdullah Hasnan

Kamaruddin mendapat 6,640 suara. Bagi kawasan Parlemen Pendang pula

Fadzil Mohd Noor memperolehi suara sebanyak 22,413 mengalahkan calon

BN Datuk Othman Abdul yang mendapat 19,474 perbedaan 2,939 suara.

Setelah kematian Fadzil Mohd Noor pada 23 Jun 2002, kedua kawasan ini

yaitu ADUN Bukit Raya dan DUN Anak Bukit masih dikuasai oleh PAS.

Pakar politik banyak berpendapat bahawa penguasaan PAS di kawasan ini

banyak dipengaruhi oleh faktor keistimewaan Fadzil Mohd Noor yang telah

mendapat tempat di hati rakyat kawasan ini.8

8

(31)

D. Memperjuangkan Hak Umat Islam Antarbangsa

Fadzil Mohd Noor yang mewakili PAS berpendirian tegas mendukung

perjuangan umat Islam sedunia, mengutuk campur tangan kuasa asing dalam

wilayah umat Islam serta kezaliman dan penindasan yang dilakukan terhadap

Umat Islam.

Fadzil Mohd Noor yang mewakili PAS sebagai sebuah jemaah muslim

dan wadah perjuangan umat, adalah salah satu dari rantai Gerakan Islam seluruh

dunia. Ia bersama-sama dengan Ikhwan Muslimin di Mesir, Jemaat Islami di

benua kecil India, Refah Parti di Turki, FIS (Freedom of Islamic Society) di

Algeria, Hamas di Palestina dan gerakan Islam lainnya serta membangun bersama

untuk merealisasikan kehidupan yang Islami. PAS telah membuktikan

ketabahannya dalam menghadapi segala macam hambatan dan rintangan. PAS

menasihati ahli-ahli dan pendukungnya supaya mengutamakan kepentingan

ummat dan jamaah dari yang lain.

Sebagai contohnya, untuk melihat dan bagaimana PAS menanggani

isu-isu antarbangsa yang melibatkan umat Islam, umpamanya krisis Teluk.

Masyarakat dunia mengetahui bahwa pada 2 Agustus 1990, dunia telah

dikejutkan dengan penaklukan Irak atas Kuwait dan Amerika telah melakukan

serangan balas kepada Irak untuk memaksa Irak keluar dari Kuwait.9

9

(32)

22

Oleh karena itu, Fadzil Mohd Noor menyatakan bahwa Amerika telah

menyerang umat Islam Irak, maka PAS berpendirian membela Irak. Ini adalah

karena peperangan yang dilancarkan ke Irak bukanlah semata-mata suatu

peperangan yang bertujuan untuk mengeluarkan Irak dari Kuwait, tetapi serangan

yang dilakukan oleh Amerika atas ummat Islam Irak itu mempunyai tujuan yang

lebih jauh, yaitu untuk menghancurkan kekuatan yang ada pada Irak. Ia juga akan

menghancurkan ajaran umat Islam yang telah dibina sekian lama.

Fadzil Mohd Noor juga menyesali tindakan kerajaan Arab Saudi yang

membenarkan penempatan tentera Amerika untuk berada di negaranya yang

terletak Tanah Suci Mekkah. Beliau juga mendesak supaya Irak mengundurkan

tentaranya dari Kuwait dan menyelesaikannya dengan melibatkan negara-negara

Arab saja tanpa campur tangan kuasa asing khususnya Amerika Serikat.

Pada muktamar PAS ke 39 (1993), Fadzil Mohd Noor menyatakan bahwa

di tingkat antarbangsa PAS mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan

berbagai gerakan Islam. PAS bersama mereka karena mereka memiliki dasar

aspirasi dan tujuan yang sama dengan PAS. PAS juga sentiasa bersama umat

Islam di mana saja terutamanya mereka dizalimi dan ditindas.

Dalam menangani isu umat Islam antarbangsa, Fadzil Mohd Noor

mempertanyakan peranan yang dimainkan oleh OIC (Organisation of Islamic

(33)

penindasan terhadap umat Islam di Bosnia dan juga sengketa di negara-negara

Arab. Manakala PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) pun gagal melaksanakan

beberapa ketetapan bagi menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dunia kini.

Sebagaimana Fadzil Mohd Noor katakan:

“Pada ketika PBB tidak dapat diharapkan, OIC yang ditubuhkan untuk

membela umat Islam terus berdiam diri. Tidak diketahui apa yang dibuatnya

ketika umat Islam Bosnia disembelih?”

Di samping itu, Fadzil Mohd Noor juga mengkritik sikap kerajaan

Malaysia dalam memperjuangkan nasib umat Islam.10

Kerajaan pemerintah gagal menyatakan sikap yang tegas terhadap

penindasan dan kezaliman yang dilakukan terhadap umat Islam oleh

negara-negara besar dunia. Tegas beliau, pemerintah kini bersifat hipokrit dalam

menentang keganasan terhadap umat Islam.

Merujuk kepada tindakan kerajaan dalam menangani demontrasi damai

membantah kedatangan para pemain kriket Negara Israel di halaman Masjid

Ar-Rahman, Kuala Lumpur pada 4 April 1997, menggambarkan kepada masyarakat

sikap kerajaan yang sekarangnya. Tegas Fadzil Mohd Noor, kerajaan hari ini

bersama dengan pemimpin Negara umat Islam lain mengutuk sekerasnya sikap

ganas kaum Yahudi khususnya di Palestin. Sebaliknya, apa yang berlaku di dalam

10

(34)

24

Negara pula mereka bertindak kasar dan menahan pendemo yang menentang

Israel.11

Sebagai sebuah partai yang mendukung keadilan umat Islam antarbangsa,

maka sikap dan pendirian PAS di bawah kepimpinan Fadzil Mohd Noor. Fadzil

Mohd Noor adalah jelas, pemikiran beliau terangkum dalam aspek-aspek berikut:

1. Malaysia adalah satu unit dan masyarakat antarbangsa yang semestinya

saling bergantung dengan yang lain.

2. Mempunyai tanggung jawab antarbangsa terhadap ummat dan golongan

mustad’affin di dunia.

3. Menghormati semua perjanjian dua-hala dan berbagai hala yang telah

ditandatangani oleh kerajaan dan sekiranya hal-hal dirasakan perlu

disesuaikan dengan dasar PAS, maka perundingan akan dilakukan

dengan pihak-pihak bersangkutan. Segala penyelesaian adalah bertujuan

untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama.

4. Hubungan kita dengan sebuah Negara kecil, di luar OIC dan ASEAN,

serta hubungan dengan semua Negara-negara kecil adalah wajib

ditingkatkan.

11

(35)

5. OIC hendaklah disusun kembali supaya lebih berperan terutama untuk

menghadapi masalah umat Islam, dan masalah antar umat Islam dengan

pihak lain.

6. Mendukung Piagam PBB dan Piagam Bandung termasuk menghormati

kedaulatan supaya saling tidak mengganggu Negara lain.12

7. Mendukung hak asasi manusia sesuai dengan ajaran Islam, menentang

kezaliman dan diskriminasi dalam berbagai bentuk.

8. Berusaha memperkenalkan kebaikan dan keutuhan Islam kepada

masyarakat antarbangsa.

Secara keseluruhannya, pemikiran Al-Marhum terhadap umat Islam

antarabangsa, telah menunjukkan pendirian PAS dalam menangani isu umat

Islam antarabangsa. PAS mendukung sepenuhnya terhadap kebangkitan dan

perjuangan umat Islam di Palestina, Kashmir, Bosnia Herzegovinia, India,

Rohingnya, Filipina, Afghanistan dan sebagainya serta mengutuk segala

bentuk penindasan dan kezaliman serta campur tangan asing terhadap hal

ihwal umat Islam.

Pemikiran politik yang telah dikemukakan oleh Fadzil Mohd Noor

merupakan satu gagasan idealisme yang menyeluruh, di mana meliputi

(36)

26

aspek berikut yaitu mengharapkan konsep politik Islam, membasmi ideologi

sekularisme, mengubah perlembagaan Negara, ketulusan kerjasama politik,

mengislamkan falsafah pendidikan Negara, mengislamkan ekonomi Negara,

menanggani krisis sosial dan politik Negara secara adil serta pembelaan umat

Islam antarbangsa.13

Sebagai seorang pemimpin dan ahli politik yang berlatar berlakang

pendidikan agama, Fadzil Mohd Noor sangat berpengetahuan luas mengenai

politik Islam serta juga ilmu politik modern.

(37)

A. Pengertian Pluralitas

Bumi sebagai tempat hunian umat manusia adalah satu. Namun, telah

menjadi hakikat, para penghuninya terdiri dari berbagai suku, ras, bahasa, profesi,

kultur, dan agama. Dengan demikian, kemajemukan adalah fenomena yang tak

bias dihindari. Keragaman terdapat di pelbagai ruang kehidupan, termasuk dalam

kehidupan beragama. Pluralitas bukan hanya terjadi dalam lingkup kelompok

sosial yang besar seperti masyarakat suatu Negara, tetapi juga dalam lingkup kecil

seperti rumah tangga. Bias jadi, individu-individu dalam satu rumah tangga

menganut agama berbeda.1

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pluralisme asal kata dari ‘plural’

yang artinya jamak atau banyak (lebih dari satu).2 Dalam kamus umum bahasa

Indonesia, karangan Prof . Dr. JS Badudu dan Prof Sutan Moh Zain, pluralisme

ialah sifat yang menyatakan jamak, seperti kebudayaan yang tampak pada

Indonesia3

Pluralisme merupakan suatu sistem yang memungkinkan semua

kepentingan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi proses

1

Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, (Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009), cet. 1, h. 1

2

P dan K, ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’. (Jakarta: Balai Pustaka. 1990). H. 691

3

JS. Badadu dan Sutan Moh Zain. ‘Kamus Umum Bahasa Indonesia’.(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h 1074

(38)

28

politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok lain.

Sistem ini beranggapan keputusan politik yang penting lebih dapat dipengaruhi

secara efektif melalui kelompok yang terorganisasikan secara baik.4

Pluralisme juga dipahami sebagai suatu teori yang menentang kekuasaan

Negara monolitis, dan sebaliknya, mendukung desentralisasi dan otonomi untuk

organisasi-organisasi utama yang mewakili keterlibatan individu dalam

masyarakat. Juga suatu keyakinan bahwa kekuasaan itu harus dibagi

bersama-sama diantara sejumlah partai politik. Pluralisme juga diartikan dengan

Keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural

dalam suatu masyarakat atau Negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap

dalam suatu badan, kelembagaan dan sebagainya.5

Saat ini, di antara paham-paham modern, setidaknya secara teoritis,

Pluralisme adalah merupakan salah satu tema yang paling hangat diperdebatkan

saat ini, terutama dikalangan Muslim.6 Gagasan ini sangat ditentang keras

sejumlah orang dan beberapa organisasi atau institusi keagamaan. Di Indonesia,

Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah intitusi keagamaan yang dianggap

memiliki otoritas dalam bidang agama telah mengeluarkan fatwa agama yang

mengharamkan gagasan ini.7 MUI mendefinisikan pluralisme agama sebagai

4

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana, 2007), cet. 6, h. 102-103

5

John Simpson, The Oxford English Dictionary, Jilid 4, h. 458

6

Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, (Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009), cet. 1, h. xi

7

(39)

suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya

kebenaran setiap agama adalah relative. Oleh karena itu, setiap pemeluk agama

tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama

lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan

masuk dan hidup berdampingan di surga. “Dalam bahasa akidah dan ibadah, umat

Islam wajib bersikap eksklusif dalam arti haram mencampuradukkan akidah dan

ibadah umat Islam dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain.8

Di Malaysia memang gagasan Pluralisme ini belum secara luas disebarkan

karena kondisi di Malaysia yang sebenarnya Islam sangat dijunjung dan

dipertahankan sebagai agama paling tinggi dan diridhai disisi Allah SWT

sehinggakan agama-agama lain tidak pantas untuk mengungguli dan

disamaratakan dengan Islam. Walau demikian, tidaklah berarti isme-isme ini

tidak wujud dalam perkembangan politik yang sedang di kuasai oleh pendukung

Inggris khususnya di Malaysia.

Pluralisme secara sedarhana dapat diartikan sebagai “paham yang

meniscayakan keragaman dan perbedaan”.9 Dalam sumber lain dijelaskan bahwa

“pluralisme” merupakan “pandangan” filosofis yang tidak mau mereduksikan

8

Adian Husaini, Pluralisme Agama Haram Fatwa MUI Yang Tegas Dan Tidak Kontroversial, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005) Cet. 1, h. 5-6

9

A. syafi’I Mufid Dan Munawar Fuad Noeh (edt.), Beragama Di Abad Dua Satu

(40)

30

segala sesuatu pada satu prinsip terakhir, melainkan menerima adanya

keragaman. Pluralisme dapat menyangkut bidang kultural, politik, dan religius”.10

Kemunculan pluralisme sendiri sebenarnya berawal dari konsepsi tentang

alam atau doktrin logis yang menyatakan bahwa suatu pertanyaan baru dianggap

benar apabila memiliki kriteria logis. Menurut aliran pluralisme, kriteria

kebenaran bisa terdiri dari banyak hal dan bukan hanya logika semata. Pluralisme

juga merujuk pada suatu doktrin bahwa semua kelompok mesyarakat yang ada

adalah berguna. Dan pluralisme ialah yang akhirnya menjadi ideologi terpenting

bagi Negara-negara di seluruh dunia modern.

Menurut Nurcholish ‘pluralisme ialah suatu sistem nilai yang memandang

secara positif optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya

sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu.11

Pluralisme, dalam artinya yang paling luas, juga merujuk pada pengertian

adanya perbedaan budaya (cultural diversity). Dalam batasan ini pluralisme dipahami sebagai suatu keadaan dalam sesuatu kelompok masyarakat yang

memuat pelbagai etnis, ras, agama atau kelompok social yang perlu melibatkan

dirinya dalam proses pembangunan dan terikat dengan budaya tradisi atau

kepentingan tertentu dalam ruang lingkup kemasyarakatan.12

10

Gerald O,Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, terj. I. Suharyo, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), cet. 6, h. 257

11

Ibid, h. ixxv

12

(41)

Jika pengertian diatas lebih cenderung bermakna sosial, maka pluralisme

juga dapat dimaknai dalam tataran politis. Dalam pemahaman ini pluralisme

dipahami sebagai wujud masyarakat plural yang hidup dalam perbedaan ras, latar

belakang sosial budaya, agama, akan tetapi terikat dalam sebuah unit politik.13

Ada juga pemikiran yang menyatakan tentang pentingnya memberikan

toleransi terhadap orang lain, terlebih umat lain yang mendasarkan pandangan

keagamaannya kepada sikap tunduk dan patuh hanya kepada Tuhan. Ada yang

berpendapat, kata “Islam” dalam Al-Quran tidak berarti secara atributif atau

asosiatif menunjuk kepada umat Nabi Muhammad, melainkan secara substantive

sebagai “sikap pasrah sepenuhnya kepada Allah”. Islam tidak hanya meliputi

agama yang dibawa Nabi Muhammad, tetapi mencakup seluruh jenis agama yang

mengajarkan keislaman (ketundukan, kepasrahan kepada Tuhan). Karena itu siapa

pun yang bersikap demikian, meskipun tidak memeluk agama Islam tetap akan

memperoleh keselamatan.14

Pemikiran diatas adalah pemikiran yang menyatakan semua agama adalah

sama karena kenyataan dari pemikiran itu, sekiranya orang non muslim tunduk

dan pasrah kepada Tuhan maka orang tersebut menuju kearah keselamatan.

Dalam pandangan Islam adalah jelas dan tegas. Semua agama adalah tidak sama.

Ini telah dijelaskan oleh firman Allah di dalam surah al-Quran:

13

Zaid Ahmad, Op.cit Meskipun defenisi ini-seperti juga yang diakui oleh penulisnya-cenderung hipotetis, tapi Zaid menyadari pentingnya melokalisir diskusi tentang pluralisme, mengingat luasanya cakupan makna dan definisi dari pluralisme tersebut.

14

(42)

32

Artinya: "Bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku".(Q.S: al-Kafiruun/ 109: 6)

Semua agama tidak sama dengan agama Islam. Kelainan agama Islam

berbanding dengan agama lain ialah dari sudut keyakinan secara Tauhid

(kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa) melalui yang ditauhidkan (dikuatkan

dengan pengakuan Syahadah) dan amal (cara hidup atau amal) dengan anggota

secara langsung kepada Allah berdasarkan syariat yang dibawakan oleh Nabi

Muhammad s.a.w. Berdasarkan al-Quran, Sunnah dan Ijma’ Ulama dengan hati

ikhlas kepada Allah tanpa sebarang perantaraan sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: pada hal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah Dengan mengikhlaskan Ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. dan Yang demikian itulah agama Yang benar.(Q.S: al-Bayyinah/ 98: 5)

Di Malaysia, walaupun pluralisme ini mungkin agak asing dari dunia

politik dan keberagamaan di Malaysia, tetapi saat ini seakannya sudah muncul

benih-benih kea rah menyamakan semua agama. Ini jelas kelihatan dengan

(43)

yang sememangnya Islam tidak pernah mengharuskan penganutnya turut sama

dalam perayaan itu, bahkan pemerintah saat ini seakan ingin melebihi sambutan

perayaan-perayaan agama lain dibanding dengan Islam, sudah barang tentu adalah

tujuannya ingin menyatakan bahwa walau beliau menganut Islam tetapi bisa

untuk turut sama dalam acara dan perayaan agama-agama lain. Ini adalah satu

sikap yang menunjukkan pemerintah Malaysia saat ini telah memasukkan

nilai-nilai pluralisme ini dengan secara sembunyi dan perlahan-lahan dengan maksud

untuk tujuan kepentingan politik. Ini jelas ditentang Islam sebagai agama yang

sempurna dan sangat agung disisi Allah SWT. Dan menurut Fadzil Mohd Noor,

jika pluralisme adalah bermaksud demikian maka ianya adalah bebas dari Islam

bahkan Islam menentangnya dengan keras.

Seharusnya Islam menentang Pluralisme ini, karena Pluralisme ini

sememangnya sangat menyimpang, sebagaimana kita tahu, paham ini mengatakan

bahwa semua agama adalah sama, dan bisa jadi orang non muslim bisa masuk

surga sama dengan orang Islam. Inilah menjadi satu masalah saat ini, mayoritas

umat Islam hari ini berpendidikan tinggi, tetapi amat sedikit dikalangan mereka

yang betul-betul menggunakan ilmu yang benar dan bertepatan dengan ajaran

Islam. Inilah yang menjadi kekeliruan saat ini, memang terdapat banyak agama di

(44)

34

benar dan diridhai disisi Allah SWT.15 Allah menekankan hanya Islam sahaja

agama yang benar diterima dan diridhai Allah seperti di dalam surah Al-Imran:

م ْ ﻹا

ﻪﱠ ا

ﺪْ

ﱢﺪ ا

ﱠنإ

Artinya:“…Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.16”. (Q.S: Ali-‘Imran/3:19)

Maka sesiapa yang memilih lain daripada Islam adalah tidak diterima oleh

Allah. Segala amalan dan kebajikan yang dibuat atas urusan agama lain daripada

agama Islam tidak akan mendapat ganjaran daripada Allah, malah akan diseksa.

Jadi mereka tergolong bersama orang-orang yang rugi di akhirat nanti. Ini telah

dijelaskan Allah di dalam surah Al-Imran, ayat 85:

Artinya: dan sesiapa Yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang Yang rugi.(Q.S: Ali-Imran/ 2: 85)

Apabila Allah menyatakan hanya agama Islam sahaja yang diterima dan

tidak menerima selain daripadanya, yang maka secara langsung agama dapat

dibahagikan kepada dua, iaitu agama Allah dan bukan agama Allah, disini dapat

disimpulkan bahwa hanyalah Islam agama yang paling benar dan diridhai disisi

15

Hasil wawancara Dato’ Harun Bin Taib (Pesuruhjaya PAS Terengganu, Ketua Dewan Ulama PAS Malaysia)

16

(45)

Allah SWT. Islam tidak sama seperti agama-agama lain dan sudah barang tentu

pluralisme yang membawa erti semua agama sama adalah sebuah ide dan paham

yang salah dan menyimpang.

B. Kebebasan Beragama

Malaysia adalah sebuah negara yang di dalamnya terdapat masyarakat

yang multi etnik dan multi agama. Sebagian penduduk Malaysia beragama Islam

dan pada umumnya orang Melayu. Sisanya terdiri dari kelompok-kelompok etnis

yang oleh kelompok dominan dianggap asing di negeri ini. Yang terbesar dari

kelompok minoritas itu adalah orang Cina, kemudian India yang beragama

Hindu.17

Dikarenakan mayoritas penduduk Malaysia adalah beragama Islam.

Agama Islam mempunyai kedudukan yang tinggi di Malaysia, yaitu sebagai

agama resmi bagi negara Malaysia. Hal tersebut telah diatur dalam Perlembagaan

Persekutuan Malaysia pasal 3 (1) sebagai berikut :

Islam adalah agama bagi Persekutuan, tetapi agama-agama lain boleh juga diamalkan dalam aman dan damai di mana-mana bahagian dalam Persekutuan.

Kebebasan beragama ini juga diatur dalam pasal 11 dan 12, yaitu:

(a) Tiap-tiap orang berhak memeluk dan mengamalkan agamanya.

(b) Seseorang yang umurnya kurang daripada 18 tahun, tidaklah boleh dikehendaki menerima ajaran atau mengambil bahagian dalam adat-istiadat agama yang lain daripada agamanya.

17

(46)

36

(c) Seseorang tidak boleh dipaksa supaya membayar cukai yang pendapatan cukai itu akan digunakan semuanya atau sebahagian daripadanya untuk maksud agama yang lain daripada agamanya.

(d) Tiap-tiap puak agama itu berhak:

( i) Mengurus hal ehwal agamanya.

( ii) Menubuhkan dan menyelenggarakan yayasan untuk agamanya,

dan

( iii) Memiliki harta dan mentadbirkan harta itu.18

Seperti yang diketahui bahwa perlembagaan, sama halnya dengan

aspek-aspek kebebasan asasi lainnya, tidak memberi kebebasan mutlak dalam soal

kebebasan beragama. Ia tunduk kepada beberapa perkara seperti kesejahteraan

masyarakat, kesehatan masyarakat dan tingkah-laku moral.19 Di samping itu,

agama-agama lain tidak dibenarkan menyebarkan ajaran mereka kepada

orang-orang Islam, sekaligus menunjukkan kelebihan yang diberikan kepada Islam

dibanding dengan agama-agama lain. Penganut-penganut agama lain juga

dibenarkan mengurus lembaga-lembaga agama mereka. Saat ini, mahkamah

Malaysia telah menetapkan bahwa hak kebebasan beragama mencakup hak untuk

memilih agama tetapi tidak menganggap perbuatan murtad sebagai bagian dari

hak itu. Mahkamah Tinggi telah memutuskan bahwa murtad bukan bagian dari

agama dan dengan itu murtad tidak dilindungi oleh pasal 11 Perlembagaan

Persekutuan.20

18

Tun Mohd. Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan & Pemerintahan Di Malaysia (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), h.294

19

Lihat Perlembagaan Persekutuan, pasal 11 (5)

20

(47)

Perlembagaan tidak memberi arti “agama”. Oleh itu perkataan ini akan

diberi makna biasa saja, yaitu agama ialah kepercayaan kepada kuasa yang lebih

tinggi dari manusia. Jika ada sekelompok orang yang percaya bahwa agamanya

memaksa mereka untuk membunuh orang dan membuat beberapa perbuatan keji,

maka Perlembagaan tidak akan membenarkan agama seperti ini dengan leluasa

karena ini akan merusak keselamatan masyarakat.

Selain itu, dalam hal undang-undang, pekerjaan, jabatan, perniagaan dan

kepemilikan harta tidaklah boleh dibeda-bedakan antara warga negara dengan

warga negara yang lainnya dikarenakan agamanya.21 Pembedaan berdasarkan

agama dalam hal penerimaan kemasukan mahasiswa ke pusat-pusat pendidikan

yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau dalam hal pemberian

sumbangan pendidikan dari pemerintah adalah diharamkan.22

Tiap-tiap pemeluk agama berhak mendirikan yayasan untuk mengajarkan

agamanya dan undang-undang tidak boleh membuat pembedaan berdasarkan

agama tentang yayasan itu. Tetapi ada satu perkecualian, yaitu undang-undang

Persekutuan dan undang-undang negeri adalah diperbolehkan membuat

peruntukan bantuan uang bagi pendirian yayasan Islam atau bagi pengajaran

agama Islam kepada orang-orang Islam.

Suatu ciri khas dalam perkembangan politik Malaysia adalah peran Islam

dalam politik Melayu. Malaysia merupakan federasi negara-negara bagian,

21

Lihat Perlembagaan Persekutuan, pasal 8.

22

(48)

38

sebuah pemerintahan yang secara resmi bersifat pluralistis dengan Islam sebagai

agama resmi. Meskipun partisipasi partai-partai Islam dalam pemilihan umum

dan kiprah mereka sebagai oposisi yang sah merupakan fenomena yang relatif

baru di kebanyakan negeri Muslim, selama bertahun-tahun partai politik ini telah

bersaing dengan partai pemerintah UMNO.23 Partai Islam yang concern dalam

persaingan dengan partai nasionalis UMNO ini adalah Partai Islam Se-Malaysia

(PAS). Bagi PAS, partai pemerintah UMNO ini mesti ditentang, karena UMNO

secara terang membawa ideologi nasionalis sekuler dan menolak Islam sebagai

dasar bagi negara.

Islam adalah suatu sistem yang luhur, terhormat, manusiawi, dan

sempurna, dan jauh lebih bagus, lebih praktis, lebih suci, lebih luhur, lebih

lengkap dan lebih bagus daripada prinsip dan sistem mana pun.24 Pernyataan ini

sesuai dengan firlman Allah SWT dalam surah Al-Quran:

ﺎً د

م ْ ﻹا

ْﻢﻜ

ﺿرو

ﻤْ

ْﻢﻜْ

ْﻤﻤْأو

ْﻢﻜ د

ْﻢﻜ

ْﻤْآأ

مْﻮ ْا

Artinya: “Pada hari ini, Aku telah menyempurnakan kepadamu agamamu dan Aku telah mencukupkan nikmat-Ku atasmu, dan Aku telah meridai islam itu sebagai agamamu25(Q.S: al-Maidah/5: 3)

Islam adalah satu-satunya agama dan sistem yang complete, yaitu lengkap dan sempurna pada setiap sudut, baik dari spiritual, moral, politik, ekonomi,

23

John L. Esposito, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial Politik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 247-248

24

John J. Donohue, John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Ensiklopedi Masalah-Masalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), cet. 5, h. 131

25

(49)

maupun sosial. Sebagai sebuah agama yang memiliki salah satu fungsi mengatur

kehidupan manusia, Islam memiliki norma-norma yang khusus dan jelas tentang

bagaimana manusia menjalin hubungan dengan manusia yang lain mengenai

kehidupan manusia di dunia dan akhirat.26 Termasuk salah satunya mengatur

kehidupan bernegara (fiqh siyasah) yang tidak boleh dikesampingkan.27

Islam tetap dengan prinsipnya tanpa toleransi tetapi konsep

pelaksanaannya adalah bersifat sederhana dan menepati fitrah manusia. Fitrah itu

ada yang bersifat menyeluruh dan menjadi persamaan di kalangan manusia dan

juga perbedaan antara individu yang melibatkan jenis kelamin, masyarakat yang

berlainan, keperluan yang berbeda dan zaman yang berubah. Sifat kesamaan

antara manusia ada dalam prinsip dan konsep yang berkait dengan fitrah dan

pengalaman hidup. Antaranya adalah keperluan rohani seperti ilmu dan akhlak,

keperluan jasmani seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal, keperluan

individu dan masyarakat seperti kebahagian, kebebasan, hak, keadilan, sama rata

dan lain-lain sesetengah daripadanya mempunyai persamaan secara menyeluruh

dan ada yang berbeda daripada sudut prinsip, tujuan, objektif dan pelaksanaan.

Semua aspek ini dinilai oleh Islam secara tetap, teguh, anjal dan terbuka.28

Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dibawah Fadzil Mohd Noor juga

menyedari bahwa untuk menjadikan Islam relevan di dalam masyarakat majemuk,

26

Abdul Hadi Awang, Sistem Pemerintahan Negara Islam, (Pulau Pinang: Dewan Muslimat, 1995), cet. 1, h. 4

27

Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, (Selangor: PTS Islamika, 2007), cet. 1, h.7

28

(50)

40

inti pati Islam-lah yang perlu diketengahkan. Falsafah dan bumbu Islam yang

universal dan sentiasa sesuai sepanjang zaman perlu dijunjung.29 Hakikat

kewujudan pelbagai kaum, agama dan budaya dalam masyarakat Malaysia,

bukanlah merupakan faktor yang boleh menghalang untuk diwujudkan sistem

pemerintahan Islam. Ini adalah karena sistem Islam adalah bersifat umum dan

menyeluruh yang bersesuaian untuk semua subjek dalam sebuah Negara di dunia.

Partai Islam Se-Malaysia (PAS) menolak keras segala bentuk paksaan terhadap

orang non Islam untuk menerima Islam. Partai Islam se-Malaysia (PAS

berperanan untuk menyampaikan risalah Islam manakala hidayah adalah

merupakan ketentuan Allah SWT.30

Bagi orang non muslim mereka juga punya hak dan tanggung jawab yang

perlu dilaksanakan. Tanggung jawab mereka adalah untuk memelihara Negara ini

sebagaimana rakyat lain memeliharanya. Mereka berkewajiban untuk mematuhi

undang-undang, memberi taat setia kepada Negara dan menjaga kedaulatannya

supaya tidak diganggu oleh pihak yang mempunyai kepentingan untuk

meruntuhkannya. Menjadi tanggungjawab mereka juga untuk memelihara

perasaan orang Islam dan menghormati Negara Islam. Kalaulah tanggungjawab

sudah diminta dari non muslim, Islam menetapkan pula hak-hak yang perlu

29

httpsyahiranmuhd.blogspot.com200910almarhum-dato-fadzil-noor-dalam-abim.html, diakses pada tanggal 11 April 2010, pukul 12.23 WIB

30

(51)

disempurnakan oleh Negara. Perbedaan aqidah dan kepahaman tidak boleh

dijadikan asas untuk tidak berlaku adil seperti yang disebut di dalam Al-Quran :

)

ص

/

:

(

Artinya: “Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikut hawa nafsu” surah shad:26

Hak non muslim untuk mengamalkan agama mereka, hak untuk bersuara,

hak untuk mencari rizki dan sebagainya. Karena Islam telah menjamin hak-hak

non muslim di bawah Negara dan pemerintahan Islam. Adalah menjadi satu

kesalahan dalam Islam untuk melakukan penganiayaan, penindasan dan

diskriminasi terhadap non muslim. Walau demikian, Islam adalah tetap agama

yang terbaik dan teragung diantara agama-agama lain, karena agama yang

diridhai disisi Allah SWT hanyalah Islam.31

Dalam Islam, tiada pakasaan untuk menganut agama Islam bagi penganut

agama-agama lain yang sebenarnya menyimpang dari Islam, dalam masa yang

sama Islam tetap peduli dan menjaga agama-agama lain yang ada dalam sebuah

Negara Islam, karena dalam Islam adalah menjadi tanggungjawab bagi Islam

untuk menjaga hak dan kepentingan agama-agama lain. Toleransi Islam dengan

agama-agama lain adalah sangat jelas sebagaimana firman Allah SWT dam surah

al-Quran:

31

(52)

42

Artinya: dan jika mereka berdua mendesakmu supaya Engkau mempersekutukan denganku sesuatu Yang Engkau - Dengan fikiran sihatmu - tidak mengetahui sungguh adanya maka janganlah Engkau taat kepada mereka; dan bergaulah Dengan mereka di dunia Dengan cara Yang baik. dan Turutlah jalan orang-orang Yang rujuk kembali kepadaKu (dengan Tauhid dan amal-amal Yang soleh). (Q.S: Luqman/ 31: 15)

Agak menarik disini karena Islam bisa bertoleransi dengan

penganut-penganut agama lain yang berusaha memalingkan akidah pengikut Islam. Dalam

ayat lain, al-Quran memerintahkan berbuat baik pada orang bukan Islam yang

tidak memusuhi umat Islam karena agama.32 Allah berfirman:

☺ Arinya: Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil

kepada orang-orang Yang tidak memerangi kamu kerana ugama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang Yang berlaku adil. (Q.S: al-Mumtahanah/ 60: 8)

Allah juga melarang kamu dari menjadi teman kepada orang yang

memerangi kamu karena agamamu seperti. Sebagaimana Allah berfirman:

32

Mahmood Zuhdi Abdul Majid, Bagaimana Islam Memimpin Masyarakat Majmuk,

(53)

Artinya: Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang Yang memerangi kamu kerana agama (kamu), dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. dan (ingatlah), sesiapa Yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang Yang zalim. (Q.S: al-Mumtahanah/ 60: 9)

Firman Allah SWT diatas ini juga dapat menyimpulkan bahwa Allah

melarang umatnya untuk menyokong orang-orang non muslim yang mengusir

umat Islam dengan segala macam cara, pada zaman sekarang mereka sudah tidak

mengusir orang Islam dengan mengunakan senjata, tetapi mengunakan kekuatan

ekonomi. Mereka cuba mengusir umat Islam dari tempat-tempat stratigik dan juga

cuba membuat perkampungan mereka sendiri di Negara umat Islam.

Allah menyifatkan orang yang baik disisi-Nya adalah mereka yang

memberi makan pada orang yang bukan Islam.33 Sebagaimana Allah berfirman:

Artinya: mereka juga memberi makan benda-benda makanan Yang dihajati dan disukainya, kepada orang miskin dan anak yatim serta orang tawanan. (Q.S: al-Insan/ 76: 8)

33

(54)

44

Justru, ayat diatas jelas menunjukkan bahwa toleransi dengan

agama-agama lain adalah sangat dituntut dalam Islam. Karena Islam adalah agama-agama yang

sangat luhur dan terbaik bagi seluruh umat manusia di dunia ini, yang demikian,

walau Islam mewujudkan toleransi yang amat baik dengan agama-agama lain

tetapi Islam tidaklah menerima agama-agama lain sebagai sebuah aliran dan

agama yang benar dan diridhai disisi Allah. Karena hanyalah Islam sebuah agama

yang diterima dan diridhai oleh Allah SWT. Justru, bagi Fadzil Mohd Noor, jika

Islam menolak segala macam paham dan ide yang bertentangan dengan syariat

Islam, maka pluralisme menurut beliau adalah sangat ditentang dan ditolak karena

Islam adalah paling tinggi, agung dan benar dari semua agama-agama yang ada.

Jika pluralisme itu bermaksud untuk kesatuan masyarakat Islam dalam usaha

mendaulatkan Islam, maka paham seperti ini adalah diterima oleh Fadzil Mohd

Noor. Dan pluralisme menurut beliau adalah bertentangan dengan akidah Islam

karena paham ini menyatakan bahwa semua agama adalah sama, sesungguhnya

Islam tidak sama dengan agama-agama lain, dari setiap sudut. Karena Allah SWT

hanyalah menerima Islam sebagai agama yang diterima dan diridhai disisi-Nya.

Bagi penulis, pemikiran Fadzil Mohd Noor terhadap Pluralisme ini adalah

sangat benar dan bertepatan dengan perintah Allah SWT. Dalam al-Quran,

banyak ayat-ayat yang menyentuh tentang kemuliaan dan kesucian Islam daripada

(55)

SWT. Justru, penulis mendukung pemikiran Fadzil Mohd Noor demi melihat

Islam terus dijunjung dan dihormati sebagai agama yang paling agung dan suci.

C. Keadilan Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat setengah orang menganggap yang

namanya keadilan itu adalah kesamaan Semua dibagi sama rata.34 Sekarang ini,

banyak slogan yang begitu memikat yang bergaung di tengah-tengah kehidupan

masyarakat. Namun, apabila slogan-slogan tersebut tidak ditopang oleh suatu

prinsip yang kokoh, maka semua itu tak lebih dari "sebuah bentuk tanpa isi".

Keadilan menjadi syarat mutlak dalam hubungan antar manusia, dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Besarnya tuntutan akan keadilan yang

akhir-akhir ini mengemuka sebenarnya merupakan tuntutan normatif. Tuntutan

tersebut muncul pada semua tingkatan kehidupan sosial.35

Ungkapan "keadilan sosial" adalah salah satunya. Kita menyaksikan

bahwasannya hampir seluruh rezim yang berkuasa di dunia ini senantiasa

34

http://www.schoolofuniverse.com/2009/02/keadilan-sosial-bagi-seluruh-rakyat-indonesia/, diakses pada tanggal 10 April 2010, pukul 13.23 WIB

35

(56)

46

menggembar-gemborkan slogan tersebut, seraya menyatakan dirinya sebagai

pedukung keadilan sosial. Namun, kita juga sering menjumpai kenyataan bahwa

tak satupun dari rezim-rezim tersebut yang benar-benar menjalankan keadilan.

Sebabnya, slogan-slogan tersebut tidak memiliki akar yang kokoh sehingga lebih

bersifat retorika belaka.36

Dalam Islam, seluruh aspek penting kehidupan sosial harus diletakkan di

bawah tanggungjawab orang-orang yang adil yang dalam kehidupan sosial tidak

memiliki riwayat hidup yang buruk dan dikenal memiliki kelayakan serta

kesucian diri. Ringkasnya, Islam menjadikan prinsip keadilan sebagai syarat

utama dalam kehidupan bermasyarakat serta terhadap pelbagai persoalan yang

terkait dengan hukum, kehidupan sosial, keluarga, dan perekonomian.

Dalam al-Quran, banyak ayat yang menyuruh umat Islam supaya berlaku

adil dan melarang kezaliman. Perkataan adil disebut dalam al-Quran sebanyak

lebih 20 kali, di antaranya Allah SWT berfirman:

Referensi

Dokumen terkait

Positif artinya apabila nilai pelanggan, citra merek dan kualitas pelayanan yang ada dari KA kelas ekonomi Tawang Jaya semakin baik maka kepuasan pelanggan juga akan

Total perdagangan Korea Selatan Selatan dengan Dunia pada periode Januari-Oktober 2015 sebesar US$ 807,6 miliar atau turun 11,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun

Apabila ada anggota jemaat yang berkeberatan terhadap nama-nama calon baptis anak yang diwartakan oleh karena tidak terpenuhi syarat- syarat Baptis Kudus Anak,

Pada tahap ini kesalahan dapat dikurangi dengan menggunakan Laboratory Information System (LIS) yang secara otomatis memasukkan hasil pemeriksaan, mencetak hasil dan mengirimkan

Dalam hal komplikasi intraoperatif, angka kejadian perdarahan tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok secara keseluruhan, walaupun pada kelompok operasi

Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended lebih

Keadilan komutatif lebih menguasai hubungan antara perseorangan khusus, sedangkan keadilan distributif terutama menguasai hubungan antara masyarakat (khususnya negara)

Analisis data dilakukan dengan menyusun data yang diperoleh dengan sistematis, kemudian dianalisa dan di berikan makna dan dari makna itulah ditari kesimpulan, Hasil