Skripsi
ini di ajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi Islam.
Oleh : Muhammad Munawar
107034002734
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
HADIS“ Telah diujikan dalam sidang skripsi fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta padatanggal 30 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi Islam.
Ketua Sidang Sekertaris Sidang
Dr. Bustamin, M.Si. Dr. Lilik Umi Khalsum
NIP: 196307011998031003 NIP: 197110031999032001
Penguji I Penguji II
Dr. Bustamin, M.Si. Maulana, M.Ag
NIP: 196307011998031003 NIP: 196502071999031001 Pembimbing
Dr. Maskur Hakim ,M.Ag
Mot t o
“H aiorang-orangyangberiman,taatilahA llahdantaatilahRasul(N ya),dan
ulilamridiantarakamu.K emudianjikakamuberlainanpendapattentang
sesuatu,makakembalikanlahiakepadaA llah(A lQ ur'an)danRasul
(sunnahnya),jikakamubenar-benarberimankepadaA llahdanharikemudian.
Y angdemikianitulebihutama(bagimu)danlebihbaikakibatnya”.
(Q S .A n-N isa’:59)
“Pernikahanitutermasuksunahku,barangsiapayangtidakmengerjakan
sunahku,makatidaktermasukdari(umat)-ku.D anmenikahlahkamusekalian,
sesungguhnyaakumembanggakanbanyaknyaumatataskamusekalian.D an
barangsiapayangtelahmempunyaikemudahan,menikahlah.D anbarangsiapa
yangbelummenemukan(kemudahan),makahendaknyaberpuasa,
sesungguhnyapuasadapat menjaditamengbaginya”.
(H R.S unanIbnuM ajah)
“ A llah Takkan memberikan pahala terhadap angan-angan mu.
Cilakalah orang yag berangan angan,bukanlah angan-angan yng merubah
dirimuakan tetapi Tuhan dan dirimu lah yang dapat merubah hidup mu “
D alam jiwa mu terdapat hasrat dan hawa nafsu, yang berkeliaran
bagai srigala dalam dirimu , maka berhati-hatilah karena srigala dalam hatimu
dapat menghancurkan dirimu kapan saja,
namaun terkadang srigala itu
bisa menjadi penolong bagi mu ,
maka kendalikanlah srigalamu ( hawa nafsu mu )
ii
ﳊﺍ ﻦﻳﺩﻭ ﻯﺪﳍﺎﺑ ﻪﻟﻮﺳﺭ ﻞﺳﺭﺍ ﻱﺬﻟﺍ ﷲﺍ ﺪﻤﳊﺍ
ﷲﺍ ﻻﺍ ﻪﻟﺍﻻ ﻥﺍ ﺪﻬﺷﺃ .ﻪﻠﻛ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻩﺮﻬﻈﻴﻟ ﻖ
.ﲔﻌﲨﺃ ﻪﺑﺎﺤﺻﺍﻭ ﻪﻟﺍ ﻰﻠﻋﻭ ﺪﻤﳏ ﺎﻧﺪﻴﺳ ﻰﻠﻋ ﻙﺭﺎﺑﻭ ﻢﻠﺳﻭ ﻞﺻ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺪﻤﳏ ﻥﺍ ﺪﻬﺷﺃﻭ
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
dengan taufiq-Nya penelitian berjudul “Pandangan Hadis Terhadap Pendidikan
Seks Bagi Remaja” ini, dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah
Muhammad saw, yang telah memberikan tauladan juga membawa risalah agama
yang rahmatan li al-‘Alamin. Kepada keluarga dan para sahabatnya.
Sebagai sebuah karya tulis manusia yang da’if, tentunya di dalam
penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Segala kesalahan
tersebut tidak lain adalah kekurangan dari penulis di dalam melakukan penelitian
ini.
Penelitian ini merupakan wujud kepedulian dan rasa keingintahuan penulis
terhadap satu hal yang kelihatannya sepele, namun memiliki pengaruh yang begitu
besar dalam bidang hadis, khususnya kajian tokoh ahli hadis Indonesia. Penulis
juga menyadari bahwa, penelitian ini tidak luput dari jasa lembaga dan
orang-orang tertentu yang telah membantu penulis. Atas segala bantuan tersebut penulis
sampaikan banyak terimakasih. Jazahumullah ahsan al-Jaza’. Khususnya kepada:
1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr.
Komaruddin Hidayat (Rektor), Prof. Dr. Zainun Kamal, MA, (Dekan
Tafsir-iii
melengkapi persyaratan administrasi selama penyusunan skripsi ini.
Dr. Maskur Hakim,Ag dan selaku Pembimbing yang sangat ramah dan
koperatif dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin, khususnya dosen-dosen di
jurusan tafsir-hadis yang dengan ikhlas telah banyak mencurahkan
ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, sehingga dengan merekalah
penulis dapat merasakan manisnya ilmu pengetahuan. (Jazahumullah
wanafa’ana bi ‘ulumihim).
3. Kedua orang tua tercinta,Ayah Madsaih dan Ummi Mutmainah yang
selalu memberikan motivasi, bimbingan, pendidikan dan kasih sayang,
serta senantiasa mendoakan penulis untuk mencapai kesuksesan dalam
hidup di dunia dan akhirat. Semoga penulis selalu mendapatkan rida
dan selalu berbakti kepada keduanya. (Allahumma irhamhuma kama
rabbayani saghiran).
4. Seluruh keluarga penulis, kakanda Muhamad Turmuzi S.Pdi dan
Adinda Tuti Alawiyah. Semoga kita selalu dalam kebaikan, menjadi
anak salih-salihah.
5. Kepada yang terhormat KH. Moh Hasan dan Umi Hj Asmanah
Sealaku Kakek yang amat memberikan motivasi dan Do’a kepada
penulis (Jazahumullah wanafa’ana bi ‘ulumihim).
6. Gus Mujahid.Sag. dan Ustad Arfan S.Th.I yang selalu mendoakan dan
iv
penulis.
8. Teman-teman penulis di manapun berada dan sahabat-sahabat tafsir
hadis TH-A MASTHA.Imam Zaki Fuad, Didi Swardi, Wahid, Dian
kusnadi, Asep Sopian Hadi, Muhamad Hasim, Sandi, Ahmad Mutaqin
Syadzali, Novi Nok Hidayah, Riza Kurniatilah, Sopia Rosdanilah.
Terimakasih. (Jazahumullah ahsan al-Jaza’).
9. Kepada Sahabat – Sahabat Kantin yang tersayang, Muhamad Berbudi,
Raditia Bagus, Budi Prastiawan, Muhamad Badru munir, Arfan Akbar,
Irwan, Muhamad Rusli. Syaiful Asy’ari The special Rizki arab yang
selalu setia menemani.
10.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis ucapkan banyak terimakasih dan jazahumullah ahsan al-
Jaza’. Semoga Allah membalasa perngorbanan dan kebaikan mereka
semua dengan sebaik-baiknya.
Jakarta,22, januari,2014
vii
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007-2008.
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Nama
ا - Tidak dilambangkan
ب b be
ت t te
ث ts te dan es
ج j je
ح h h dengan garis bawah
خ kh ka dan ha
د d de
ذ dz de dan zet
ر r er
ز z zet
س s es
ش sy es dan ye
ص s es dengan garis di bawah
ض d de dengan garis di bawah
ط t te dengan garis di bawah
ظ z zet dengan garis di bawah
ع ‘ koma terbalik di atas hadap
kanan
غ gh ge dan ha
ف f ef
ق q ki
ك k ka
ل l el
م m em
ن n En
و w We
ـھ h Ha
ء Apostrof
ي y Ye
viii
vocal tunggal dan vocal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
__ a Fathah
__ i Kasrah
_’_ u Dammah
b. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي_ ai a dan i
و__ au a dan u
c. Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
__ a a dengan topi di atas
ُـﯾ__ i i dengan topi di atas
ٌو_’_ u u dengan topi di atas
ABSTRAK
...
KATA PENGANTAR
... ii
TRANSLITERASI
... vii
DAFTAR ISI
... i
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Identifikasi, Pembatasan dan perumusan masalah ... 9
C.
Tujuan Penelitian ... 10
D.
Metodelogi penelitian ... 11
E.
Sistematika penulisan ... 12
BAB II
PENGERTIAN SEKS BEBAS
A.
Pengertian Seks Secara Umum ... 13
B.
Masa Remaja Fase Potensial Seks ... 18
C.
Pendapat Para IlmuanTentang Seks ... 21
BAB III HADIS-HADIS MENGENAI PENCEGAHAN PREPENTIP SEKS BEBAS
( ZINA )
A.
Teks dan Terjemah Hadis Tentang Gha
ul Ba
har . 23
B.
Teks dan Terjemah Hadis Tentang Menutup Aurat ... 28
A.
Analisis Hadis Gha
ul Ba
har ... ………….30
B.
Pandangan Islam Terhadap Hadis seks... ………….37
C.
Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Islam ………44
BAB V
Penutup
A.
Kesimpulan ... ………….49
B.
Saran ... ………….49
1 A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT mengkaruniakan kepada manusia bermacam-macam potensi
dan kemampuan yang dengan potensi dan kemampuannya itu manusia dituntut
(taklif) supaya mampu menjalankan tugas kemanusiaannya, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Kemampuan dasar yang dimilikinya itu adalah kemampuan untuk berpikir serta membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Kemampuan memilihini erat kaitannya dengan kemampuan
mengendalikan diri,sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi dirinya dalam
memilih mana yang baik dan buruk tersebut.
Untuk dapat mengendalikan diri,manusia memerlukan arahan dan
bimbingan serta keilmuan yang memadai, sebab walau bagaimanapun hasrat dan
tujuan manusia tidak selamanya tertuju pada hal yang baik. Salah satu potensi
yang juga dimiliki manusia yang membawanya kepada perbuatan buruk adalah
nafsu.Potensi inilah yang menurut para ulama merupakan hasrat yang kuat untuk
mencapai keinginan yang tiada batasnya. Dorongan nafsu ini mampu menjatuhkan
manusia kedalam jurang kehinaan dan merendahkanmartabat manusia lebih
rendah dari pada binatang.1
Dengan demikian, dorongan nafsuyang kuat ini apabila tidak
dikendalikan dan diimbangi oleh keteguhan iman serta peran akal dalam mempertimbangkan dan memilih akibatnya, maka akan membuat manusia
1
mengalami kehancuran dan penyesalan selama hidupnya. Diantara doronganyang
dimaksud adalah dorongan nafsu seks, yang sering kali jadi masalah bagi manusia, bukan hanya berakibat buruk bagi dirinya tetapi juga membawa akses
dan dampak sosial.Akibat yang ditimbulkannya akan berpengaruh secara luas bagi
institusi-institusi kehidupan yang lain,keluarga dan masyarakat.
Secara spesifik dorongan seks ini akan sangat mempengaruhi mental para
remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan, karena masa remaja adalah masa
dimana nafsu seksual menjadi awal yang dominan yang mulai tumbuh dalam
kehidupan remaja, sehingga pengendalian awal akan menjadi dasar keberhasilan
mengarahkan dorongan ini. Jika dorongan ini sejak awal sudah diarahkan kepada
yang positif,maka akan baik pula pertumbuhannya di masa selanjutnya,begitu juga
sebaliknya.
Seks bagi sebagian orang sangat menjijikan,membicarakannya
merupakan hal yang tabu, apalagi dikaitkan dengan anak-anak. Dalam hal ini anggapan orang tentang seks kurang Objektif, karena hanya melihat dari sisi etika
saja, tanpa memandang jauh akibat yang ditimbulkan jika pengetahuan seks di
salah artikan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, terutama apabila yang menjadi objek sasarannya adalah anak-anak dan remaja. Yang menjadi
pertanyaan adalah “apakah hakikat seks itu buruk?”, tentu saja tidak, sebab naluri
seksual adalah sunatullah yang kuat dan amat penting bagi keberlangsungan
(eksistensi) umat manusia.2
Setiapmanusia memiliki kekhasannya sendiri. Itulah sebabnya ia
memerlukan perlakuan khusus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
2
usia, begitupun dengan proses pendidikan. Ada jenjang dan kelas yang perlu
dibuat untuk lebih memfokuskan pengetahuan yang harus disampaikan sehingga mudah dipahami. Remaja merupakan masa yang paling kritis dan rentan terhadap
persoalan seks. Hal ini tidak saja disebabkan oleh banyaknya informasi yang
dapat di akses secar bebas,khususnya menyangkut free seks atau prilaku
pornografi lainnya, akan tetapi secara biologis ada pertumbuhan didalam diri
remaja itu sendiri yang merangsang dan mendorongnya untuk menyaluran
kebutuhan seksualnya.3
Oleh sebab itu, seseorang pada usia kanak-kanak layak mendapatkan
pendidikan seks, agar ia tidak merasa bingung dan tersesat ketika menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya, baik perubahan fisik maupun
kejiwaan. Pada dasarnya pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan
tingkatan umur dan intelegensi anakdan terus ditingkatkan seiring dengan
berjalannya waktu menuju kedewasaan.4
Memberikan pendidikan seks kepada seorang anak dan remaja tidaklah
mudah,masih banyak orang tua yang merasa bingung dan tidak mengerti kapan
danbagaimana harus memulainya,bahkan sebagian dari mereka masih beranggapan bahwa membicarakan masalah seks apalagi kepada anak-anak
merupakan sesuatu yang kotor dan tidak pantas. Padahal pendidikan seks kepada
anak-anak dan remaja bukan berarti mengajarkan cara-cara melakukan hubungan
seks semata, melainkan lebih kepada upaya memberikan pemahaman kepada anak
sesuai dengan usianya,mengenai fungsi-fungsi alat seksual dan masalah naluri
ilmiah yang mulai timbul, serta memberikan bimbingan mengenai pentingnya
3
Yusuf Madani, Pendidikan Seks Untuk Anak Dalam Islam, h. 43
4
menjaga dan memelihara organ intim mereka, disamping juga memberikan
pemahaman tentang prilaku pergaulan yang sehat,serta resiko-resiko yang dapat
terjadi seputar masalah seksual.5
Para ahli mengatakan, orang mulai mempunyai birahi pada usia 13 atau
14 tahun, tetapi bukan berarti diusia itu seseorang sudah memungkinkan untuk
melakukan kontak seksual. Kontak seksual berbeda dengan dorongan seksual,
pandangan keliru dianut oleh sebagian besar masyarakat kita yang mengatakan
bahwa pernikahan dini usia 14 tahun merupakan dosa yang tidak terampuni dan
merupakan penyelewengan seksual, padahal permasalahan sebenarnya adalah
pada usia remaja atau gadis belum sempurna struktur fisikologi reproduksinya.
Dibanyak negara, terutama di negara makmur pasangan muda sudah
dibekalidengan pendidikan seks yang benar.Cara pandang mereka dipengaruhi
oleh cerita generasi tua,mungkin juga mereka mendengar persoalaan seks dari
para pembantu.6Banyak anggapan,gairah seks pria yang masih membujang sangat
meledak ledak dari pada yang sudah menikah,tapi pengalaman dan penelitian
membuktikan sebaliknya.Lain dari itu, penelitian menunjukan bahwa wanita
enopause tidak kehilangan gairah seksual meskipun beberapa struktur fisiologisnya telah mengalami perubahan,seperti berhentinya datang bulan, suka
pusing, pening, dan terhentinya struktur vagina,dan berkurangnya cairan yang
dikeluarkan vagina.7
Namun demikian,sebuah proses pertumbuhan bukan hanya lahir dari
faktor internal semata, tetapi kehidupan yang hadir didalam ruang dan waktu juga
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan itu sendiri. Hal ini dijelaskan dalam
5
Tulus, Etika Dan Pendidikan Seksual.(Bandung: Remaja Modern, 1996), h. 74.
6
Muhammad Rafa’at, Asrar Al-Hayatal-Zawjiyyah, (Jakarta:2003), h. 32
7
sebuah hadis yang menjelaskan bahwa kemurnian fitrah manusia yang dibawa
sejak lahir bisa berubah karena pengaruh lingkungannya.Mereka bisa menjadi yahudi, nasrani, dan majusisebagai mana sabda Nabi SAW.Dalam masyarakat
permisif (serba boleh),pendidikan seks lebih ditekankan pada pencegahan
kehamilan dan penyakit-penyakit menular seksual. Tidak ada usaha serius untuk
memberikan pembinaandan penyadaran bagi kalangan remaja dan pemuda tentang
baiknya kesucian dan pematangan sebelum melaksanakan hubungan seksual.
Dalam literature keagamaan,petunjuk dan pendidikan seks tidak
diketahui secara teknis,teks-teks keagamaan yang berbicara tentang seks bisa
ditemukan dalam bahasa normative, dan etika melakukan seks itupun hanya
ditujukan bagi pasangan suami istri, tidak ada petunjuk yang jelas dalam
pembinaan seks bagi remaja dan pemuda,pembahasannya baru sebatas hukum dan
akibat yang ditimbulkannya. Rasulullah SAW bersabda :
ﻬﺳ ﻦﻋ ﹴﻡﹺﺯﺎﺣ ﺎﺑﹶﺃ ﻊﻤﺳ ﻲﻠﻋ ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻲﻣﺪﹶﻘﻤﹾﻟﺍ ﹴﺮﹾﻜﺑ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻦﻋﺪﻌﺳ ﹺﻦﺑ ﹺﻞ
ﻦﻤﻀﻳ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ
ﻪﹶﻟ ﻦﻤﺿﹶﺃ ﻪﻴﹶﻠﺟﹺﺭ ﻦﻴﺑ ﺎﻣﻭ ﻪﻴﻴﺤﹶﻟ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻲﻟ
ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: “Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga” (HR.
Bukhari)”.8
8
ﻦﻋ ، ﺔﻴﻘﺑ ﺎﻧﺄﺒﻧﺃ : ﻝﺎﻗ ﺮﺼﻧ ﻦﺑ ﺭﺎﻤﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ
ﻦﻋ ، ﱘﺮﻣ ﰊﺃ ﻦﺑ ﷲﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺮﻜﺑ ﰊﺃ
ﻢﹰﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ﻝﺎﻗ ﻲﺋﺎﻄﻟﺍ ﻚﻟﺎﻣ ﻦﺑ ﻢﺜﻴﳍﺍ
:
ﹴﺐﻧﹶﺫ ﻦﻣ ﺎﻣ
ﻪﹶﻟ ﱡﻞﺤﻳ ﺎﹶﻟ ﹺﻢﺣﺭ ﻲﻓ ﹸﻞﺟﺭ ﺎﻬﻌﺿﻭ ﺔﻔﹾﻄﻧ ﻦﻣ ﷲﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﹶﻈﻋﹶﺃ ﷲﺎﺑ ﻙﺮﺸﻟﺍ ﺪﻌﺑ
”Dari al-Haiytam Ibn Malik ath-Tha’I dari Nabi SAW bersabda :“Tidak ada sesuatu dosa sesudah syirik yang lebih besar di sisi Allah SWT, dari pada seorang
laki-laki yang meletakan maninya pada rahim yang tidak halal baginya”
(HR.Ibnu Abid Dunya)”.9
Pendidikan seks adalah pengajaran,penyadarandan penerangan kepada
anaksejak ia telah dapat memikirkan masalah-masalah seksual,naluri, dan
pernikahan,sehingga ketika anak itu telah menjadi pemuda dan tumbuh dewasa
diharapkan dapat memahami urusan kehidupan,dapat memahami perkara mana
yang halal dan mana yang haram.10
Seks bukansemata-mata melakukan hubungan badan atau
mempertemukan dua alat kelamin saja, akan tetapi lebih kepada bagaimana para
remaja menjaga hawanafsu birahi seksualnya, dan mengendalikan rangsangan
yang diterimanya.Dalam islam, untuk mengajarkan sejak dini bagaimana cara
mengendalikan nafsu birahi seks agar tidak berlebihan dan melampaui batas
normal,maka dianjurkanlah bagi setiap anak baik laki-laki dan perempuan untuk
memotong sebagian dari alat kelaminnya (khitan) karena pada alat kelamin
9
Abu al-Fida Isma’il ibn Katsir al-Damsyiqiy, Tafsir Ibn Katsir, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyyah, 2000), h. 21.
10
laki dan perempuan disitulah puncak titik nafsu birahi dan kenikmatan seks
terdapat, sebagaimana sabda Nabi SAW :
ﹶﻈﺣﹶﺃ ﻚﻟﹶﺫ ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﻲﻜﹺﻬﻨﺗ ﺎﹶﻟ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﺎﻬﹶﻟ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ
ﹺﻞﻌﺒﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟﹺﺇ ﺐﺣﹶﺃﻭ ﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻠﻟ ﻰ
.
“Dan telah berkata Nabi SAW: “Jangan berlebihan, karena hal itu adalah bagian
dari kenikmatan perempuan dan kecintaan suami” (HR.Abu Daud )”.11
Khitan ialah memotong praeputium/kepala zakar yang menutupi zakar.Ali
Akbar menjelaskan tentang pengertian khitan, yaitu membuang kulit penutup alat
kelamin dimana dibawahnya terdapat suatu zat smegma yang berbau dan sarang
virus kanker, sedangkan menurut Sayyid Sabiq, khitan adalah memotong kulit
yang menutupi ujung kemaluan untuk menjaga agar disana tidak berkumpul
kotoran, juga agar dapa tmenahan kencing dan supaya tidak mengurangi
kenikmatan dalambersenggama.
Seorang anak(laki-lakidan perempuan) wajib untuk di khitan
kemaluannya,karena kelamin laki-laki dan perempuan merupakan anggota tubuh
yang menjadi alat untuk melakukan seks,maka laki-laki dan perempuan harus menjaga kemaluan itu, bagi anak laki-laki khitan wajib dilakukan demi menjaga
kesehatan dan kesucian kemaluannya dan untuk mendapatkan kenikmatanketika
melakukan hubungan seksual, sebagai mana sabda Nabi SAW:
11
ﹴﺏﺎﻬﺷ ﹺﻦﺑﺍ ﻦﻋ ﺲﻧﻮﻳ ﻲﹺﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﹴﺐﻫﻭ ﻦﺑﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﹶﻟﺎﹶﻗ ﻰﻴﺤﻳ ﻦﺑ ﹸﺔﹶﻠﻣﺮﺣﻭ ﹺﺮﻫﺎﱠﻄﻟﺍ ﻮﺑﹶﺃ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻦﻋ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻦﻋﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹺﺐﻴﺴﻤﹾﻟﺍ ﹺﻦﺑ ﺪﻴﻌﺳ
ﺲﻤﺧ ﹸﺓﺮﹾﻄﻔﹾﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻂﹺﺑﹺﺈﹾﻟﺍ ﻒﺘﻧﻭ ﹺﺭﺎﹶﻔﹾﻇﹶﺄﹾﻟﺍ ﻢﻴﻠﹾﻘﺗﻭ ﹺﺏﹺﺭﺎﺸﻟﺍ ﺺﹶﻗﻭ ﺩﺍﺪﺤﺘﺳﺎﻟﺍﻭ ﹸﻥﺎﺘﺘﺧﺎﻟﺍ
“Telah menceritakan kepadaku Abu ath-Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin al-Musayyab dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Fitrah itu adalah lima yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari)”.
Khitan juga terjadi pada wanita yakni dengan memotong sedikit pucuk
clitoris. Khitan sangat penting untuk menjadi salah satu bagian dari materi
pendidikan seks,sebab khitan merupakan suatu langkah persiapan bagi seorang
remaja yang akan menggalang kehidupan seksual yang harmonis dalam rumah
tangga kelak. Ada beberapa manfaat dilakukannya khitan baik bagi pria ataupun
wanita, yakni:
a. Dari segi medis, khitan merupakan suatu tindakan yang higienis,
karena alat kelamin akan dapat terjaga kebersihannya dari kotoran.
b. Dari segi seksual, khitan bagi pria merupakan tindakan yang sangat
tepat, karena dengan khitan itu kepala zakar menjadi terbuka sehingga
dapat menambah kenikmatan dalam bersenggama, baik bagi dirinya
c. Manfaat bagi wanita yang dikhitan adalah dapat menambah keindahan
tubuh.12
Khitan bukan hanya wajib bagi seorang laki-laki tetapi juga bagi wanita,
seorang anak laki-laki sudah diwajibkan dikhitan ketika sudah mencapai hari
ketujuh dari kelahirannya,khitan juga merupakan tanda bahwa seorang anak sudah
wajib melakukan syariat-syariat agama seperti shalat, puasa,zakat, dan bagi
seorang wanita mengkhitan kemaluan merupakan baik dan mulia dari segi agama
maupun kesehatan,karena secara biologis wanita yang sudah dikhitan dapat
merasakan kenikmatan yang lebih ketika melakukan hubungan seks.
Dengan adanya pendidikan seks diharapkan remaja bisa melindungi diri
dan terhindar dari bahaya pelecehan seksual,sementara remaja dapat lebih
bertanggung jawab dalam mengendalikan hasrat seksualnya.Melalui tulisan inilah
penulis mencoba memberikan sebuah jalan untuk mendalami dan memahami
bagaimana sebenarnya pendidikan seks yang sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh karena itu,berawal dari inilah penulis tertarik dan menjadi landasan penulis
untuk menulis skripsi ini dengan judul: “Pencegahan Seks Bebas (Zina)
Perspektip Hadis ”.
B. Identifikasi, Pembatasan,dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
a. Ada berapakah hadis yang membahas tentang seks?
b. Terdapat dalam kitab apa sajakah hadis-hadis tersebut?
c. Bagaimana status hadis-hadis tersebut?
d. Bagaimana penjelasan para ahli tentang seks?
12
e. Signifikasi hadis dalam penanggulangan kenakalan remaja
f. Kapan seseorang mulai merasakan getar nafsu birahi
g. Perbedaan kontak seksual dengan dorongan seksual
h. Pentingnya pendidikan seks untuk anak
2. Pembatasan Masalah
Penulis mengakui bahwa hadis-hadis yang membicarakan tentang seks
bagi remajasangat banyak jumlahnya, sehingga membutuhkan penelitianyang khusus dan mendalam untuk setiap hadisnya,oleh karena itu penulismembatasi
penelitian ini dengan hadis yang hanya terdapat didalam Kitab Kutub al-Sittah,
yaitu : Kitab Sahih Bukhari,Shahih Muslim, Sunan Abu Daud,Sunan
Tirmidzi,Sunan Nasa’i , dan Sunan Ibnu Majah.
3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan bahwasebagai
berikut : Bagaimana pencegahan zina persperktif hadis.
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa alasan dan tujuan yang mendasar bagi penulis untuk
memilih judul skripsi ini.
1. Memahami seks bagi remaja dalampandanganislam, khususnya dalam
hadis.
2. Memahami hadis-hadis seks bagi remaja dalam upaya menanggulangi
3. Untuk memenuhi tugas akhir akademik dalam meraih gelar strata satu
(S1).
D. Metodologi Penelitian
1. Metode pengumpulan Data
Untuk permasalahan ini metode yang penulis gunakan adalah penelitian
pustaka(library research)artinya data-datanya berasal dari sumber-sumber
kepustakaan,baik berupa buku-buku,jurnal, ensklopedi dan sebagainya, termasuk data primer seperti kitab-kitab hadis, maupun data skunder seperti buku-buku
yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.
2. Metode pembahasan
Pembahasan ini pada dasarnya adalah analisa hadis, yang studi kajian
dasarnya adalah hadis-hadis Nabi saw, yang dalam hal ini berkaitan erat dengan
masalah pendidikan seks bagi remaja.Studi ini menggunakan pendekatan deskritif
analisis artinya upaya ini berusaha menggambarkan sedemikian pentingnya
pendidikan seks bagi remaja,kemudian mengemukakan hadis-hadis yang
berkaitan dengan seks bagi remaja.
3. Metode penulisan
Adapun penulisan skripsi ini sepenuhnya mengacu pada buku pedoman
akademik yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah
E. Sistematika Penulisan
Secara sistematis, penyusunan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab dan subbabnya. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
Bab Pertama:pada bab ini berisi pendahuluan,latarbelakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian,serta metodologi
dan sistematika penulisan.
Bab Kedua: pada bab ini berisi teori pengertian seks secara umum ,, masa
remaja fase potensial seks danpendapat para ulama tentang seks.
Bab Ketiga: bab ini berisi hadis-hadis tentang ghaddul bashar,
menguraikan teks hadis disertai terjemah tentang menutup aurat,teks hadis dan
terjemah tentang nikah.
Bab Keempat: bab ini berisi analis hadis, aktualisasi hadis, pendapat para
ulama.
13 A. Pengertian Seks Secara Umum
Untuk mengetahui definisi yang kongkrit dan baku apa itu seks agak sulit
ditemukan. Hal ini erat kaitannya dengan berbagai pandangan para ahli tetang
hakikat manusia. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengertian tentang seks
diartikan dengan jenis kelamin, atau hal yang berhubungan dengan jenis kelamin,
seperti senggama dan merupakan bagian dari hidup manusia.1
Namun demikian, untuk mendapat gambaran tentang seks, para ahli telah mengemukakan pengertian seks sesuai dengan sudut pandang masing-masing.
Seks merupakan proses hubungan intim antara dua orang yang berlainan jenis atau
yang memiliki jenis kelamin yang sama, yang bermula dari kondisi berduaan,
melakukan pendahuluan (fireplay), dan setelah itu melakukan hubungan seks.2
Seks dapat dikelompokan menurut beberapa dimensi kebutuhan, ia merupakan
dimensi kebutuhan biologis yang berkaitan erat dengan alat reproduksi, dimensi
kebutuhan psikologis sebagai sarana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual
dan identitas peran jenis, dimensi kebutuhan medis sebagai sarana pencegahan
beberapa penyakit yang timbul dari tidak terpenuhinya seks, dan dimensi sosial
yang berkaitan erat dengan hubungan antar personal (hubungan antar sesama
manusia).3
Menurut sebagian para ahli, naluri seks tidak hanya muncul pada usia remaja saja namun sejak usia bayi pun sudah muncul. Dalam usia balita naluri seks
1
Depdiknas, Tujuan Pendidikan Nasional,Undang-Undang Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2002), h. 41.
2
Shahid Athar, Seks Education An Islamic Perspective, (Jakarta: tp, 1995), h. 76.
3
ibu. Kenangan masa bayinya itu senantiasa ia rasakan sampai usia anak-anak
bahkan sampai remaja.
Pada usia remaja keinginan merasakan hubungan seks sangat besar sekali,
karena hal ini sangat di pengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan mereka setiap
hari, disamping terlalau seringnya mereka melakukan aktivitas dalam menjalani
kegiatan sehari-hari, mereka juga dapat banyak sekali kesempatan untuk
berinteraksi baik dalam bentuk dialog atau saling bertukar pikiran dan berbagi
pengalamannya dalam menjalani masa pubertas mereka masing-masing.
Kenyataan dalam masyarakat juga menunjukan bahwa faktor seks besar atau
kecil menjadi dorongan yang penting bagi seseorang yang ingin menikahi atau dinikahi oleh orang lain. Dengan istilah lain, pernikahan merupakan satu cara
untuk menyalurkan nafsu seksnya secara sah dan dibenarkan oleh agama,
sehingga mendapatkan keturunan yang sah dan baik.
Disisi lain seks merupakan potensi genetik yang dimilikinya manusia sejak ia
mendapatkan gabungan dua gen induknya ketika proses perkawinan berlangsung
secara genetis didalam rahim ibunya, potensi genetis ini sangat dominan sekali
dalam menentukan sifat dan karakter seseorang dalam menjalani masa
kanak-kanak dan remaja. Banyak sekali penyimpangan genetik akibat dari pengaruh
lingkungan yang buruk dan pengetahuan yang minim tentang seks atau genetik.
Potensi genetik ini muncul akibat adanya kecendrungan lain dalam lingkungan
keluarga dan sosial.
Hakikat dasar tentang tata cara menata prilaku seksual di pandang perlu,
karena mengingat pentingnya faktor seks dalam kehidupan manusia, hal tersebut
mengenal lebih banyak mengenai hakikat keilmiahan dan spiritual dirinya. Secara
psikologis manusia juga sangat dipengaruhi dengan keadaan psikologisnya yang
primordial dan gejolak rasa sehingga dapat sampai pada hakikat yang
sesunggguhnya setelah melalui upaya yang cukup keras.
Walau ada kesepahaman antara ilmuwan seks dan para psikolog dalam
pemahaman hakikat seks, namun dalam kenyataannya banyak sekali
penyelewengan dan penyalahgunaan pemahaman tentang seks termasuk dalam
tata cara penyaluran dan pemahaman etis prilaku seks, karena para ilmuwan
cendrung memahami seks hanya sebatas pada gejala-gejala alamiah dan aspek
kesehatan bereproduksi semata. Penemuan-penemuan baru tentang seks terkadang disalahgunakan untuk memenuhi kepuasaan seks bagi kalangan tertentu saja.
Misalnya penyalahgunaan alat kontrasepsi dan obat-obat tertentu untuk mencegah
kehamilan semata.
Dalam syariat islam, banyak sekali ayat al-Quran dan hadis yang
mengemukakan pentingnya menunaikan tanggungjawab pendidikan seksual
kepada anak pada masa pubertas dan remaja sebagai pembekalan dalam
menghadapi fase seksual selanjutnya.4 Oleh karena itu, sangat penting sekali
untuk menyampaikan materi pendidikan seks yang diajarkan islam.
Materi seks menurut islam berbeda dengan materi yang dimuat dalam seks
menurut barat. Pada umumnya, Seks barat hanya memuat teori tentang anatomi
tubuh manusia dan pengarahan tentang hubungan seks semata, sedangkan seks menurut islam melihat manusia secara keseluruhan, meliputi fisik, roh dan akal.
Islam memahami pentingnya keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan jasmani
4
penyalurannya adalah suatu keharusan, dengan syarat penyalurannya tersebut
harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat. Itulah
sebabnya, pendidikan seks islami bagi remaja sangat dibutuhkan.5
Berikut ini beberapa materi yang diatur dalam pendidikan seks yang diajarkan
islam diantaranya sebagai berikut:
1. Seksualitas adalah anugrah Allah agar manusia dapat mengemban misi
hidupnya tanpa mengalami kepunahan hingga masa yang dikehendaki,
sehingga seks hanya dipenuhi dengan jalan pernikahan, bukan sekedar
dipuaskan.6
2. Islam mensyariatkan perkawinan, karena dalam al-Quran dinyatakan bahwa
hidup berpasang-pasangan dan berjodoh-jodohan adalah naluri segala mahluk
Allah, termasuk manusia.7
3. Etika meminta izin (isti’dzan), syariat islam menekankan etika meminta izin
sejak usia kanak-kanak sebagai kaidah kesopanan. Oleh karena itu, Ahmad
Mustafa al-Maraghi menyebutkan dalam tafsinya “al-Maraghi” bahwa bagi
anak yang belum baligh untuk meminta izin ketika hendak memasuki kamar
pada tiga waktu yang telah ditentukan yaitu, waktu sebelum subuh, waktu
siang hari ketika sedang beritirahat dan waktu setelah shalat isya’ karena
ketiga waktu itu merupakan aurat.8
4. Larangan terhadap tindakan erotis termasuk aktifitas masturbasi atau onani.9
5
Solihin, Konsep Pendidikan Seks Bagi remaja Menurut Pandangan Islam, (Skripsi S1 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h.72.
6
Ridha Salamah, Makalah Seri Dialog Muslim; Menggagas Pendidikan Seks Remaja Perspektif Islam, Solusi Masalah Seks Remaja, h.4.
7
Abdul Rahman Ghazaly, fiqih Munakahat, (Jakarta: Prenada Mulia, Juli 2003), Cet. I, h. 11.
8
Ahamad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, ( Beirut : Dar al-Fikr),Jilid VI,Cet.I, h.11.
9
5.
Mensyariatkan khitan dianjurkan bagi setiap anak laki-laki dan perempuanuntuk memotong sebagian dari alat kelaminnya (khitan) karena pada alat
kelamin laki-laki dan perempuan disitulah puncak titik nafsu birahi dan
kenikmatan seks terdapat.
ﻰﹶﻟﹺﺇ ﺐﺣﹶﺃﻭ ﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻠﻟ ﻰﹶﻈﺣﹶﺃ ﻚﻟﹶﺫ ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﻲﻜﹺﻬﻨﺗ ﺎﹶﻟ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﺎﻬﹶﻟ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ
ﹺﻞﻌﺒﹾﻟﺍ
.
“Dan telah berkata Nabi SAW: “Jangan berlebihan, karena hal itu adalah
bagian dari kenikmatan perempuan dan kecintaan suami.”(HR.Abu Daud)”.10
6. Kewajiban Ghadhul Bashar, yakni larangan saling memandang.
7.
Kewajiban menutup aurat, islam sangat menekankan untuk menutup aurat baikbagi laki-laki maupun perempuan. Sebagai mana Hadis Nabi :
ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻲﻣﺪﹶﻘﻤﹾﻟﺍ ﹴﺮﹾﻜﺑ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻲﻠﻋ
ﻬﺳ ﻦﻋ ﹴﻡﹺﺯﺎﺣ ﺎﺑﹶﺃ ﻊﻤﺳ
ﹺﻦﺑ ﹺﻞ
ﺪﻌﺳ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻦﻋ
ﻦﻴﺑ ﺎﻣﻭ ﻪﻴﻴﺤﹶﻟ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻲﻟ ﻦﻤﻀﻳ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﻦﻤﺿﹶﺃ ﻪﻴﹶﻠﺟﹺﺭ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda "Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku
akan menjamin baginya surga” ( HR. Bukhar).11
8.
Larangan Khalawat, berdua-duaan bagi laki-laki dan perempuanﻭﹸﺫ ﺎﻬﻌﻣ ﺲﻴﹶﻟ ﺓﹶﺃﺮﻣﺎﹺﺑ ﱠﻥﻮﹸﻠﺨﻳ ﺎﹶﻠﹶﻓ ﹺﺮﺧﺂﹾﻟﺍ ﹺﻡﻮﻴﹾﻟﺍﻭ ﻪﱠﻠﻟﺎﹺﺑ ﻦﻣﺆﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻦﻣﻭ
ﹴﻡﺮﺤﻣ
ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﺎﻬﻨﻣ
ﹸﻥﺎﹶﻄﻴﺸﻟﺍ ﺎﻤﻬﹶﺜﻟﺎﹶﺛ
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua”. (HR. Nasa’i).
10
Abu Daud, Sunan Abu Daud, bab tentang keutamaan khitan, Juz 14, h.14
11
bukan muhrimnya, karena pihak yang ketiga adalah syaitan yang senantiasa
mengajak kepada perzinahan. Semntara zina sangat dilarang dalam islam
sebagai mana sabda Rasullulah saw :
ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ﻝﺎﻗ ﻲﺋﺎﻄﻟﺍ ﻚﻟﺎﻣ ﻦﺑ ﻢﺜﻴﳍﺍ ﻦﻋ
ﻢَﹰﻠﺳﻭ
:
ﹴﺐﻧﹶﺫ ﻦﻣ ﺎﻣ
ﻪﹶﻟ ﱡﻞﺤﻳ ﺎﹶﻟ ﹺﻢﺣﺭ ﻲﻓ ﹸﻞﺟﺭ ﺎﻬﻌﺿﻭ ﺔﻔﹾﻄﻧ ﻦﻣ ﷲﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﹶﻈﻋﹶﺃ ﷲﺎﺑ ﻙﺮﺸﻟﺍ ﺪﻌﺑ
“Dari al-Haiytam Ibn Malik ath-Tha’I dari Nabi SAW bersabda : Tidak ada sesuatu dosa sesudah syirik yang lebih besar di sisi Allah SWT, dari pada seorang laki-laki yang meletakan maninya pada rahim yang tidak halal
baginya” (HR.Ibnu Abid Dunya).12
Menurut ajaran islam zina adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh perkawinan yang
sah dengan cara masuknya alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin
perempuan tanpa keraguan untuk mencapai kenikmatan tertentu.13
9. Larangan Tabarruj bagi perempuan yaitu berhias diri dengan memperlihatkan
kecantikan dan menampakan keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya.14
B. Masa Remaja Fase Potensial Seks
Masa remaja merupakan masa peralihan (transisi) dari masa kanak-kanak
menuju masa remaja yang sering menimbulkan berbagai perubahan mendasar,
baik secara fisik maupun psikis. Perubahan semacam itu terjadi di antara usia
12-18 tahun. Dalam rentan waktu yang cukup lama perubahan-perubahan tersebut
12
Abu al-Fida Isma’il ibn Katsir al-Damsyiqiy, Tafsir Ibn Katsir, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyyah, 2000), h. 74.
13
Neng Djubaedah, Pornografi dan Pornoaksi ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Prenada Media, Juli 2003), cet.I, h. 145.
14
pemikiran, dan sikap.
Melihat realita prilaku remaja yang sedang dalam masa pubertas dapat
ditegaskan bahwa masalah yang sering muncul adalah penyimpangan, baik karena
pengaruh lingkungan, budaya setempat atau tata nilai yang ada di masyarakat
setempat. Prilaku menyimpang pada usia puber ini diantaranya dapat disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang pemahaman seks yang benar sesuai
dengan norma dan aturan. Hal tersebut misalnya bisa timbul karena pengaruh
yang terus menerus dari teman sebaya atau media informasi dan hiburan yang
makin menglobal memenuhi ruang publik serta meluasnya paham kebebasan dari
barat.15
Sehubungan dengan hal ini, beberapa ilmuan di amerika yang melakukan
sebuah kajian terhadap anak-anak mengatakan :
Menjelang fase akhir kanak-kanak, laki-laki dan perempuan harus dipersiapkan untuk menghadapi perubahan-perubahan krusial besar yang
mendorong kesempurnaan perubahan fisik.
Pada fase ini remaja sangat rentan dan sudah dapat terpengaruh oleh aktifitas
seks orang dewasa melalui peniruan dan ikut-ikutan. Peniruan tersebut akan
mempengaruhi diri dan jiwanya sehingga merasa bahwa prilaku seks tersebut
merupakan bagian dari dirinya tanpa mengetahui resiko dan bahaya yang
ditimbulkannya.
Adapun bahaya yang ditimbulkan oleh keadaan tersebut diatas, adanya bahaya pada konsistensi kepribadian dan penjagaan dirinya ketika anak menemukan
perubahan-perubahan baru, sementara ia tidak mengetahui cara menghadapinya
15
jiwanya serta membebaskan diri dari pengaruh sahwat (seks) yang
menggebu-gebu sejak awal.16 Kelainan respons psikologi para remaja pada umumnya dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Timbulnya rasa keingintahuan dalam jiwanya.
2. Timbulnya pikiran yang realistis dan kritis.
3. Timbulnya konflik batin dalam menghadapi realitas kehidupan, konflik
demikian disebabkan oleh perkembangannya sendiri karena frustasi.
4. Merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir pada saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun penelitian perubahan tingkah laku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja
tidak hanya menunjukan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal
masa remaja dari pada masa akhir masa remaja, tetapi juga menunjukan bahwa prilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan masa akhir
masa remaja.17
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelumnya dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting
Kendati pun semua periode dalam kehidupan adalah penting, namun kadar
kepentingannya berbeda-beda. Pada periode remaja perkembangan fisik yang
cepat dan disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian
mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
16
Yusuf Madani, Seks Education For Children, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2003), h. 57.
17
Sepanjang usia pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar
kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak-anak yang lebih besar daripada
individualitas. Seperti telah ditunjukan, dalam hal berpakaian, berbicara dan
prilaku anak yang lebih besar ingin lebih cepat seperti teman-temannya.
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih
tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka akan mulai
mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi menjadi sama dengan
teman-temannya dalam segala hal seperti sebelumnya.
C. Pendapat Para Ilmuan Tentang Seks
Perdebatan tentang perlu-tidaknya pendidikan seks diberikan kepada anak
bermula dari keprihatinan terhadap pergaulan bebas remaja saat ini. Para
pemerhati masalah remaja berpendapat, seks bebas yang sekarang ini menggejala
salah satunya disebabkan karena pengetahuan remaja tentang seksual sangat
rendah. Karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memasyarakatkan pendidikan
seks kepada remaja. Program-program seks pun mulai digulirkan, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan sedini mungkin,
jika perlu dibangku sekolah pun ada kurikulum pendidikan seks bagi anak. Ada
beberapa pendapat pakar mengenai pendidikan seks, yaitu:
1. Dr. M. Bukhori. tujuan pendidikan seks dalam Islam dititikberatkan untuk
mempersiapkan diri dalam menempuh hubungan seksual yang sah, yang diikat
oleh tali perkawinan guna mewujudkan rumah tangga yang sejahtera lagi
bahagia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan seks adalah untuk menghasilkan
jawab terhadap dirinya dan orang lain.18
2. Dr. Ali Akbar mengatakan, pengertian dari tujuan pendidikan seks dalam Islam
adalah untuk mencapai hidup bahagia di dalam membentuk rumah tangga
sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta birahi), rahmah (kasih sayang), serta
keturunan muslim yang taat kepada Allah SWT dan mendo’akan orang
tuanya.19
3. Dr. Abdulah Nasih Ulwan. Berpendapat pendidikan seks adalah upaya
pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual
yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan
dengan seks, naluri, dan perkawinan. Dengan begitu jika anak telah dewasa, ia akan dapat mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan
bahkan mampu menerapkan prilaku islami dan tidak akan memenuhi prilaku
seksualnya dengan cara-cara yang tidak islami.
Seks didalam islam merupakan bagian Integral dari pendidikan akidah,
ahlak, dan ibadah. Terlepasnya pendidikan seks dengan tiga unsur tersebut akan
menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan seks itu sendiri, bahkan
mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal
manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian diri kepada
Allah SWT, oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh
menyimpang dari tuntunan syariat islam.20
18
M.Bukhori, Islam dan Adab Seksual, h.35.
19
Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta: Pustaka Antara, 1976), h.31.
20
23
Hadis-Hadis Mengenai Pencegahan Prepentip Larangan Seks Bebas
A. Teks Dan Terjemah Hadis Pencegahan Prepentip Larangan Seks Bebas
Dalam upaya pencegahan perbuatan seks bebas ( zina ) hadis Nabi telah
menjelaskannya dalam berbagai kitab himpunan hadis, sepanjang penelitian penulis,
ditemukan 6 ( enam ) hadis yang terdapat dalam kitab hadis, sebagai berikut :
1. Ghaul Bahar
ﹺﻦﺑﺍ ﹺﻦﻋ ﻪﻴﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹺﺰﻳﹺﺰﻌﹾﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﹺﻦﺑ ﹺﻦﻴﹶﻜﺳ ﻦﻋ ﻊﻴﻛﻭ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﱠﻥﹶﺄﺳﺎﺒﻋ
ﹶﻜﻫ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ ﹶﺔﹶﻓﺮﻋ ﹶﺔﻴﺸﻋ ﹰﺓﹶﺃﺮﻣﺍ ﹸﻆﺣﺎﹶﻠﻳ ﹴﺱﺎﺒﻋ ﻦﺑ ﹶﻞﻀﹶﻔﹾﻟﺍ ﻯﹶﺃﺭ
ﻩﺪﻴﹺﺑ ﺍﹶﺬ
ﻔﺣ ﻦﻣ ﻡﻮﻳ ﺍﹶﺬﻫ ﱠﻥﹺﺇ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﹺﻡﺎﹶﻠﻐﹾﻟﺍ ﹺﻦﻴﻋ ﻰﹶﻠﻋ
ﻪﹶﻟ ﺮﻔﹸﻏ ﻪﻧﺎﺴﻟﻭ ﻩﺮﺼﺑ ﻪﻴﻓ ﹶﻆ
” Di kabarkan wakî’ dari sukaīn bin ’Abdul ’Azîz dan dikabarkan dari Sahabat
’Abbas sesungguhnya Nabi SAW melihat keutamaan bahwa ’Aisyah memelihara pandangannya menutup mata dengan tangannya dan Nabi berkata bahwa Sesungguhnya hari ini adalah hari bagi siapapun yang menjaga pandangan matanya danlisannya, niscaya akan diberikan ampunan baginya”.
(H.R.Muslim )1
Diantara yang diharamkan dalam Islam menyangkut naluri seksual ialah lelaki berlama-lama memandang perempuan atau sebaliknya, karena mata adalah
kunci pembuka hati, sedangkan memandang lawan jenis dapat mengantarkan
fitnah dan perzinahan. Menjaga pandangan ialah menjaganya dan tidak lepas
kendali secara liar, pandangan yang terpelihara ialah apabila memandang lawan
jenis tidak mengamati kecantikannya, tidak berlama-lama tidak melototi apa
yang dilihatnya.
1
membahayakan kesucian moral saja, akan tetapi membahayakan kestabilan
pikiran dan ketenangan hati sehingga membuatnya kacau dan guncang.
2.
Berkhalawat.ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﺎﻬﻨﻣ ﹴﻡﺮﺤﻣ ﻭﹸﺫ ﺎﻬﻌﻣ ﺲﻴﹶﻟ ﺓﹶﺃﺮﻣﺎﹺﺑ ﱠﻥﻮﹸﻠﺨﻳ ﺎﹶﻠﹶﻓ ﹺﺮﺧﺂﹾﻟﺍ ﹺﻡﻮﻴﹾﻟﺍﻭ ﻪﱠﻠﻟﺎﹺﺑ ﻦﻣﺆﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻦﻣﻭ
ﺎﻤﻬﹶﺜﻟﺎﹶﺛ
ﹸﻥﺎﹶﻄﻴﺸﻟﺍ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena
syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Muslim )2
Di antara jalan yang diharamkan oleh Islam ialah berkhalawat (menyendiri
dan menyepi) antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bukan
muhrimnya, yakni bukan isterinya dan bukan salah seorang kerabatnya yang
haram dinikihinya untuk selamanya, seperti ibu, saudara perempuan, bibi dari
pihak ayah dan bibi dari pihak ibu.
Hal ini bukan karena tidak percaya kepada mereka atau kepada salah satunya,
akan tetapi untuk melindungi mereka dari bisikan-bisikan jahat dan
lintasan-lintasan pikiran buruk yang dapat menggelorakan hati mereka ketika kedua
manusia yang berlawanan jenis itu bertemu, tanpa adanya pihak ketiga.3
3. Larangan Zina
ﻢﹰﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ﻝﺎﻗ ﻲﺋﺎﻄﻟﺍ ﻚﻟﺎﻣ ﻦﺑ ﻢﺜﻴﳍﺍ ﻦﻋ
:
ﺪﻌﺑ ﹴﺐﻧﹶﺫ ﻦﻣ ﺎﻣ
ﻪﹶﻟ ﱡﻞﺤﻳ ﺎﹶﻟ ﹺﻢﺣﺭ ﻲﻓ ﹸﻞﺟﺭ ﺎﻬﻌﺿﻭ ﺔﻔﹾﻄﻧ ﻦﻣ ﷲﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﹶﻈﻋﹶﺃ ﷲﺎﺑ ﻙﺮﺸﻟﺍ
2
Al-Hafîdzh‘ Abdul Azhim bin ‘Abdul Qawî Zakiyuddîn al-Mundzîrî, Mukhtâshar Shahîh Muslim (Dâr Ibni Khuzaîmah Riyadh), Cet pertama14 14h/1994 M.
3
sesuatu dosa sesudah syirik yang lebih besar di sisi Allah SWT, dari pada seorangl aki- laki yang meletakan maninya pada rahim yang tidak halal
baginya. (HR. Ibnu Abid Dunya)4
Perbuatan zina adalah salah satu perbuatan yang dilarang oleh agama Islam
dan termasuk dosa besar, oleh karena itu Islam memberikan sangsi atau hukuman
yang berat bagi seseorang yang melakukan zina baik hukuman di dunia maupun
di akhirat.
Apa saja yang dapat merangsang syahwat dan membuka jendela fitnah bagi
laki-laki ataupun perempuan dan mendorong orang untuk melakukan perbuatan
keji atau mendekatkannya, atau memudahkan jalannya, maka Islam melarangnya dan mengharamkannya sebagai upaya membendung jalan kepada yang haram
dan menolak kerusakan.5
4. Khitan
ﻰﹶﻟﹺﺇ ﺐﺣﹶﺃﻭ ﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻠﻟ ﻰﹶﻈﺣﹶﺃ ﻚﻟﹶﺫ ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﻲﻜﹺﻬﻨﺗ ﺎﹶﻟ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﺎﻬﹶﻟ ﹶﻝﺎﹶﻗ
ِﻞْﻌَﺒْﻟا
.
“Dan telah berkata Nabi SAW. “ Jangan berlebihan, karena hal itu adalah
bagian dari kenikmatan perempuan dan kecintaansuami .(HR. Abu Daud ).6
ﹴﺏﺎﻬﺷ ﹺﻦﺑﺍ ﻦﻋ ﺲﻧﻮﻳ ﻲﹺﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﹴﺐﻫﻭ ﻦﺑﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﹶﻟﺎﹶﻗ ﻰﻴﺤﻳ ﻦﺑ ﹸﺔﹶﻠﻣﺮﺣﻭ ﹺﺮﻫﺎﱠﻄﻟﺍ ﻮﺑﹶﺃ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻦﻋ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻦﻋﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹺﺐﻴﺴﻤﹾﻟﺍ ﹺﻦﺑ ﺪﻴﻌﺳ
ﺲﻤﺧ ﹸﺓﺮﹾﻄﻔﹾﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﻂﹺﺑﹺﺈﹾﻟﺍ ﻒﺘﻧﻭ ﹺﺭﺎﹶﻔﹾﻇﹶﺄﹾﻟﺍ ﻢﻴﻠﹾﻘﺗﻭ ﹺﺏﹺﺭﺎﺸﻟﺍ ﺺﹶﻗﻭ ﺩﺍﺪﺤﺘﺳﺎﻟﺍﻭ ﹸﻥﺎﺘﺘﺧﺎﻟﺍ
“Telah menceritakan kepadaku Abu ath-Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin al-Musayyab dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam, bahwa beliau
4
Abu al-Fida Isma’il ibn Katsir al-Damsyiqiy, Tafsîr Ibn Kâtsir, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyyah, 2000), h. 21.
5
Yusuf Qaradhawi, halal dan haram , h.166
6
mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak. ” (HR. Bukhari)”.7
ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﹲﺔﻣﺮﹾﻜﻣ ﹺﻝﺎﺟﺮﻟﺍ ﻲﻓ ﹲﺔﻨﺳ ﹸﻥﺎﺘﺨﹾﻟﺍ
ﻲﻘﻬﻴﺒﹾﻟﺍﻭ ﺪﻤﺣﹶﺃ ﻩﺍﻭﺭ
“Khitan merupakan sunnah (yang harus diikuti) bagi laki-laki dan perbuatan
mulia bagi wanita” (HR. Ahmad dan Baihaqi)”.8
Secara etimologis, khitân berasal dari bahasa arab “khâtan” yang berarti
“memotong”. Dalam ensiklopedi Islam kata khitân berarti “memotong atau
mengerat”. Menurut Ibnu Hajar al-khatan adalah isimmas dar dari kata khâtana
yang berarti “memotong” sebagian benda yang khusus dari anggota badan yang
khusus pula.9
Secara terminologis khitan adalah membuka atau memotong kulit (qulûf) yang
menutupi ujung kemaluan dengan tujuan agar bersih dari najis.10 Selain itu
sebagaimana dikemukakan oleh Nasih Ulwan, khitan adalah memotong yaitu
tempat pemotongan penis, yang merupakan timbulnya konsekuensi
hukum-hukum syara.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa khitan adalah
perbuatan memotong bagian kemaluan laki- laki yang harus dipotong, yakni
memotong quluf atau kulit yang menutupi ujungnya sehingga seutuhnya terbuka.
Pemotongan kulit ini di maksudkan agar ketika buang air kecil mudah d
ibersihkan, dan agar memberikan kenikmatan yang lebih ketika bersenggama.11
7Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 20, h. 115
8
http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1965924-hadis-rasulullah-saw-tentang-khitan/#ixzz2LzQ3a2FK, di akses pada tanggal 26-2-2013 pukul 15.00.
9
Ahmad Ma’ruf Asrori dan Suheri Ismail, Khitan dan Aqidah : Upaya Pembentukan Generasi Qur’ani, (Surabaya: Al-Miftah, 1998), Cet. II, h. 11
10
Harun Nasution, et. Al, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Sab dodadi, 1992), h. 555
11
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, Tuhfah al-Maûdûd bi al-Ahkâm al-Maûlûd, Terj.FauziBahreisy,
tidak adanya nash yang tegas dan jelas dalam perintah khitan. Akan tetapi,
mereka sepakat bahwa khitan lebih disyariatkan oleh agama. Mereka
mengatakan hukum khitan wajib sedang yang lain mengatakan sunnah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dipelajari masing- masing pendapat
tersebut baik yang mengatakan wajib maupun sunah.
1. Hukum wajib
Para ulama yang mengatakan bahwa khitan hukumnya wajib diantaranya
adalah : ash-Sya’I Rabi’ah, al-Auza’i, yahya bin Said, al-Ansyari, ash-Syafi’i,
dan Ahmad
Asy-Syafi’I mengatakan bahwa khitan hukumnya wajib, dengan alasan :
a. Nabi di perintahkan mengikuti syariat Nabi Ibrahim (Qs. An- Nahlayat 123)
dan salah satu syariatnya adalah khitan.
b. Sekiranya khitan tidak wajib, mengapa orang yang dikhitan membuka aurat
yang diharamkan.12
Imam Nawawi berpendapat ini adalah pendapat sahîh dan masyhûr yang
ditetapkan oleh Syafi’I dan disepakati oleh sebagian ulama.
Berkhitan ialah memotong ujung kulit yang menutupi kemaluan, untuk
menjaga agar di sana tidak terkumpul kotoran, juga agar dapat menahan air
kencing dan agar tidak mengurangi kenikmatan saat bersenggama. Hal ini
berlaku untuk laki-laki dan perempuan maka yang dipotong ialah bagian atas
dari kemaluan.13
12
Abi Ishaq Ibrahim ibn Ali ibn Yusuf al-Firuzabadi al-Syirazi, Al-Muhadzab fi Fiqhi al-Imam asy-Syafi’i, Juz 1, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), h. 34.
13
wajib hukumnya. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
ﻲﹺﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﹴﺐﻫﻭ ﻦﺑﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﹶﻟﺎﹶﻗ ﻰﻴﺤﻳ ﻦﺑ ﹸﺔﹶﻠﻣﺮﺣﻭ ﹺﺮﻫﺎﱠﻄﻟﺍ ﻮﺑﹶﺃ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻦﻋ ﹴﺏﺎﻬﺷ ﹺﻦﺑﺍ ﻦﻋ ﺲﻧﻮﻳ
ﺮﹾﻄﻔﹾﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻦﻋﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹺﺐﻴﺴﻤﹾﻟﺍ ﹺﻦﺑ ﺪﻴﻌﺳ
ﺲﻤﺧ ﹸﺓ
ﹺﺈﹾﻟﺍ ﻒﺘﻧﻭ ﹺﺭﺎﹶﻔﹾﻇﹶﺄﹾﻟﺍ ﻢﻴﻠﹾﻘﺗﻭ ﹺﺏﹺﺭﺎﺸﻟﺍ ﺺﹶﻗﻭ ﺩﺍﺪﺤﺘﺳﺎﻟﺍﻭ ﹸﻥﺎﺘﺘﺧﺎﻟﺍ
ﻂﹺﺑ
“Telah menceritakan kepadaku Abu ath-Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin al-Musayyab dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Fitrah itu adalah lima yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan,
mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak." (HR. Bukhari).14
B.
Teks Dan Terjemah Menutup Auratﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻬﺳ ﻦﻋ ﹴﻡﹺﺯﺎﺣ ﺎﺑﹶﺃ ﻊﻤﺳ ﻲﻠﻋ ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻲﻣﺪﹶﻘﻤﹾﻟﺍ ﹴﺮﹾﻜﺑ ﻲﹺﺑﹶﺃ
ﻦﻋﺪﻌﺳ ﹺﻦﺑ ﹺﻞ
ﻤﺿﹶﺃ ﻪﻴﹶﻠﺟﹺﺭ ﻦﻴﺑ ﺎﻣﻭ ﻪﻴﻴﺤﹶﻟ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻲﻟ ﻦﻤﻀﻳ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ
ﻪﹶﻟ ﻦ
ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dari Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam beliau bersabda: "Barang siapa dapat menjamin bagi kusesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya
surga”.(HR. Bukhari)15
Bahwa shal telah berkata kepada Rasulullah: ya Rasulullah beri saya nasihat,
Rasulullah bersabda: “Barang siapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada
diantara jenggotnya (mulut) dandiantarakeduakakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga”.
Maksud hadis ini adalah, agar kita dapat memelihara lidah, tidak berkata
kecuali kata-kata yang baik, tidak makan kecuali makan makanan yang baik dan
14
Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 24, h. 112
15
dari perbuatan yang keji dan zina.
C. Teks Dan Terjemah Hadis Anjuran Nikah
ﺮﺸﻌﻣ ﺎﻳ) ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﹶﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﺎﻨﹶﻟ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺩﻮﻌﺴﻣ ﹺﻦﺑ ﻪﱠﻠﻟﹶﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﻋ
ﹶﺓَﺀﺎﺒﹾﻟﹶﺍ ﻢﹸﻜﻨﻣ ﻉﺎﹶﻄﺘﺳﺍ ﹺﻦﻣ !ﹺﺏﺎﺒﺸﻟﹶﺍ
ﺝﻭﺰﺘﻴﹾﻠﹶﻓ
ﻢﹶﻟ ﻦﻣﻭ , ﹺﺝﺮﹶﻔﹾﻠﻟ ﻦﺼﺣﹶﺃﻭ , ﹺﺮﺼﺒﹾﻠﻟ ﺾﹶﻏﹶﺃ ﻪﻧﹺﺈﹶﻓ ,
ﻊﻄﺘﺴﻳ
ﺼﻟﺎﹺﺑ ﻪﻴﹶﻠﻌﹶﻓ
(ٌﺀﺎﺟﹺﻭ ﻪﹶﻟ ﻪﻧﹺﺈﹶﻓ ; ﹺﻡﻮ
“Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi waSallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu
hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikan mu." (H.R Bukhari).16
Dari sinilah para ulama mengatakan bahwa seorang muslim wajib menikah
dan tidak boleh meninggalkannya apabila sudah memiliki kemampuan untuk
melakukannya, sebagian ulama mewajibkan karena sudah ada keinggi nan dan
takut terjerumus dalam perbuatan zina. Seorang muslim tidak boleh menghindari
pernikahan Cuma karena takut masalah rezeki dan beratnya tanggung jawab, karena Allah akan memberikan karunia dan pertolongannya bagi orang yang
melaksanakan nikah sebagai sebuah kewajiban dan menjalankan sunah
Rasulullah. 17
16
Bukhari,terjemah hadis Shâhîh al-Bukhârî, Juz 20
17
30
BEBAS ( ZINA )
A. Analisis Kandungan Hadis
1. Analisis Hadis Mengenai Ghaul Bahar
Analisis terhadap matan hadis tentang Seks sangat diperlukan guna mengetahui
lebih mendalam terhadap teksteks hadis tersebut, baik dari segi bahasa atau
lafaznya dan pemahaman ulama hadis yang menginterpretasikan hadis tersebut.
Analisis bahasa atau lafaz hadis dilakukan untuk mengetahui perbedaan bahasa atau lafaz antara hadis yang satu dengan yang lain yang memiliki makna
yang sama. Pentingnya analisis matan hadis dari sudut bahasa atau lafaz hadis
berangkat dari pendapat sebagian besar ulama yang memandang aspek kebahasaan
ini sebagai tolak ukur dalam melihat validitas hadis. Hal ini dikarenakan Nabi
dan sahabat sahabatnya kebanyakan mempunyai kemampuan bahasa yang baik,
sehingga jika susunan lafaz hadis nampak rancu, maka hadis tersebut dianggap
tidak sahih dari segi matan. Bisa jadi redaksi hadis bukan berasal dari
Nabi dan sahabat sahabatnya tetapi dari rawi yang meriwayatkannya.1
Matan hadis hadis tentang anjuran menikah diriwayatkan oleh periwayat yang
siqah dan sanad hadis tersebut berstatus sahih dan tidak ada pertentangan antara
periwayat yang satu dengan periwayat lain dari segi maksud dan makna hadis tersebut. Dari sini dapat di simpulkan bahwa matan hadis tersebut sahih dan
dapat dijadikan hujjah.
1
saja terdapat penambahan lafaz hadis yang tidak mempengaruhi perbedaan makna
dari lafaz hadis tersebut. Dengan demikian, maka dapat dikatakan hadis tentang
seks diriwayatkan secara makna. Periwayatan secara maknaini diperbolehkan
selama tidak merubah arti dan tidak bertentangan Dengan maksud kandungan
hadis. Analisis terhadap matan hadis yang penulis lakukan meliputi:
1. Kritik Historis Hadis
Kritik historis merupakan tahapan yang paling penting dalam studi pemaknaan
hadis. Dengan kritik historis teks hadis akan diketahui otentisitas hadis tersebut.
Historitas teks hadis sangat berpengaruh terhadap kualitas kesahihanannya. Hadis
merupakan teks keagamaan yang kebenarannya harus diuji berdasarkan atas kritik sejarah, bukan berdasarkan atas keyakinan, bukan pula krtik teologis, filosofis
maupun mistis atau spiritual.
Penelitian terhadap status kesahihan suatu teks hadis sangat diperlukan mengingat kedudukan hadis sebagai sumber pokok ajaran Islam kedua setelah
al-Qur’an. Hadis Nabi sebagian periwayatannya ada yang mutawatir dan sebagian lagi
tidak. Dalam proses transmisinya, hadis telah mengalami tahap historis yang panjang
sampai padaakhirnya menjadi wacana tekstual sebagaimana yang terlihat dalam
kitab-kitab hadis.
M. Syuhudi Ismail berpendapat bahwa penentuan terhadap orisinalitas dan
otentisitas teks hadis merupakan langkah awal sebelum dilakukan pemahaman dan
pemaknaan terhadap suatu hadis. Ada beberapa faktor yang menjadikan penelitian hadis berkedudukan sangat penting, yaitu:
a. Tidaklah seluruh hadis tertulis pada zaman Nabi.
d. Jumlah kitab hadis yang banyak dengan metode penyusunan yang
berbeda.
e. Telah terjadi periwayatan hadis secara makna.2
Sedangkan kualitas hadis tentang anjuran menikah adalah: hadis yang Di
riwayatkan oleh al-Bukhari berkualitas shahih Dengan melihat status hadis yang
telah disebutkan oleh beberapa Imam tersebut, maka dapat diketahui bahwa
secara historis hadis-hadis tentang anjuran menikah ini berderajat sahih dan
dapat digunakan sebagaihujjah.
2. Analisis Hadis Menutup Aurat
Analisis terhadap matan hadis tentang anjuran menutup aurat sangat di
perlukan guna mengetahui lebih mendalam terhadap teksteks hadis tersebut, baik
dari segi bahasa atau lafaznya dan pemahaman ulama hadis yang hadis tersebut.
Analisis bahasa atau lafaz hadis dilakukan untuk mengetahui perbedanba hasa atau lafaz antara hadis yang satu denganyang lain yang memiliki makna
yang sama. Pentingnya analisis matan hadis dari sudut bahasa atau lafaz hadis
berangkat dari pendapat sebagian besar ulama yang memandang aspek kebahasaan
ini sebagai tolok ukur dalam melihat validitas hadis.