• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membentuk Persamaan Regaresi Berganda Dengan Menggunakan Metode Stepwise Tentang Jumlah Kriminilitas di Kepolisian Resor Tanah Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Membentuk Persamaan Regaresi Berganda Dengan Menggunakan Metode Stepwise Tentang Jumlah Kriminilitas di Kepolisian Resor Tanah Karo"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBENTUK PERSAMAAN REGRESI BERGANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEPWISE TENTANG

JUMLAH KRIMINALITAS DI KEPOLISIAN RESOR TANAH KARO

SKRIPSI

AGUS EFRATA BRAHMANA

090823028

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(2)

MEMBENTUK PERSAMAAN REGRESI BERGANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEPWISE TENTANG

JUMLAH KRIMINALITAS DI KEPOLISIAN RESOR TANAH KARO

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains

AGUS EFRATA BRAHMANA

090823028

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : MEMBENTUK PERSAMAAN REGRESI

BERGANDA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE STEPWISE TENTANG JUMLAH

KRIMINALITAS DI KEPOLISIAN RESOR

TANAH KARO

Kategori : SKRIPSI

Nama : AGUS EFRATA BRAHMANA

Nomor Induk Mahasiswa : 090823028

Program Studi : SARJANA (S1) EKST MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Disetujui di

Medan, Juli 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Pasukat Sembiring, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19531113 198503 1 002 NIP. 19550202 198601 1 001

Diketahui / Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof.Dr. Tulus, M.Si

(4)

PERNYATAAN

MEMBENTUK PERSAMAAN REGRESI BERGANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEPWISE TENTANG

JUMLAH KRIMINALITAS DI KEPOLISIAN RESOR TANAH KARO

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan

sumbernya.

Medan, Juli 2014

AGUS EFRATA BRAHMANA

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Sutarman, M.Sc ,selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara serta para pegawainya.Bapak Prof.Drs.Tulus, Vordipl. Math ,M.Si, Ph.D dan Ibu Dr.Mardiningsih,M.Si. Selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Departemen Matematika.Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si dan Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku pembimbing dalam penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Telly Alvin ,S.IK, Selaku Kasat Reskrim Polres Tanah Karo yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di Kantor Kepolisian. Teristimewa buat orangtuaku tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan dana, juga buat saudara-saudaraku yang terkasih atas perhatian dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S-1. Buat sahabat dan penyemangatku , Nopayanti, Marianti, Buana , Quarthano , Barryanto dan semua pegawai BPS Kab Karo yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan tulisan ini.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

ABSTRAK

Kriminalitas merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dan merupakan suatu tindakan yang dapat menyebabkan pihak tertentu

dirugikan baik secara fisik maupun materi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas tersebut antara lain asusila, penganiayaan, pencurian, perjudian,

pemerasan/pengancaman, penggelapan, penipuan, dan pengerusakan.

Perumusan masalah dalam penelitian yang berjudul “Membentuk Persamaan

Regresi Berganda Dengan Menggunakan Metode Stepwise Tentang Jumlah

Kriminalitas Di Kepolisian Resor Tanah Karo” ini adalah untuk menentukan

persamaan penduga yang sesuai terhadap jumlah kriminalitas di Kepolisian

resort Kabupaten Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda

tersebut penulis menggunakan metode stepwise forward yaitu metode yang

mencari kesimpulan dengan menyusupkan peubah satu demi satu sampai

diperoleh persamaan regresi yang memuaskan. Penduga yang diperoleh adalah

: Y = 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8. Dengan Y menyatakan jumlah

kriminalitas, X8 adalah pengerusakan , dan X3 adalah pencurian sehingga

dapat kita simpulkan bahwa model penduga yang diperoleh cukup baik

digunakan sebagai penduga besar jumlah kriminalitas di Kepolisian Resor

(7)

ABSTRACT

Crime is a problem that often occurs in everyday life and is an action that

could lead to certain parties harmed both physically and materially. Factors

that influence crime, among other misconduct, assault, theft, gambling,

extortion / threats, embezzlement, fraud, and vandalism. Formulation of the

problem in a study entitled " Shaping Multiple Linear Regression Equations by

using Stepwise Method about Number of Criminality in Karo Sub-Province

Resort" is to determine the appropriate equation to estimate the amount of

crime in Karo Sub-Province resort. To get a multiple regression equation is the

author of a forward stepwise method is a method of seeking to smuggle the

conclusion variables one by one to obtain a satisfactory regression equation.

Estimators obtained were: Y = 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8. With the Y

represents the number of crimes, X8 is broken, and X3 is the theft so that we

can conclude that the models are quite good estimator is used as a predictor of

(8)

DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan 1.1Latar Belakang 1 1.2Perumusan Masalah 4 1.3Pembatasan Masalah 4 1.4Tujuan Penelitan 4 1.5Manfaat Penelitian 4 1.6Tinjauan Pustaka 5 1.7Metodologi Penelitian 7 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Uji Kecukupan Sampel 9 2.2 Pengertian Regresi Linier 10 2.3 Model Regresi Linier Ganda 10 2.4 Model Regresi Linier dengan Pendekatan Matriks 13 3.1 Pengambilan Data 25 3.2 Uji Kecukupan Sampel 27

3.3 Pengolahan Data 27

3.3.1 Membentuk Matriks Koefisien Korelasi 29

3.3.2 Membentuk Regresi Pertama 30

3.3.3 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa 33 3.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Antara Y dengan X3,X1 36

3.3.5 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa 38 3.3.6 Membentuk Persamaan Regresi Antara Y dengan X3,X1,X8 39

3.3.7 Penduga 40 3.3.8 Analisa Residu 40 Bab 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 43

(9)

Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Pengolahan Data

11

Tabel 2.2 Analisa Variansi untuk Uji Keberartian Regresi 18

Tabel 2.3 Residu 22 Tabel 2.4 Rank Spearman 23 Tabel 3.1 Data Jumlah Kriminalitas 28

Tabel 3.2 Analisa Variansi untuk Uji keberartian Regresi Y dengan X3 33

Tabel 3.3 Perhitungan Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa 36

Tabel 3.4 Persamaan Regresi antara Y dengan X3,X1 37

Tabel 3.5 Analisa Variansi untuk Uji keberartian Regresi Y dengan X3, X1 37

Tabel 3.6 Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa 38

Tabel 3.7 Persamaan Regresi antara Y dengan X3, X1, X8 39

Tabel 3.8 Analisa Variansi untuk Uji keberartian Regresi Y dengan X3, X1, X8 39

(10)

ABSTRAK

Kriminalitas merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dan merupakan suatu tindakan yang dapat menyebabkan pihak tertentu

dirugikan baik secara fisik maupun materi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas tersebut antara lain asusila, penganiayaan, pencurian, perjudian,

pemerasan/pengancaman, penggelapan, penipuan, dan pengerusakan.

Perumusan masalah dalam penelitian yang berjudul “Membentuk Persamaan

Regresi Berganda Dengan Menggunakan Metode Stepwise Tentang Jumlah

Kriminalitas Di Kepolisian Resor Tanah Karo” ini adalah untuk menentukan

persamaan penduga yang sesuai terhadap jumlah kriminalitas di Kepolisian

resort Kabupaten Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda

tersebut penulis menggunakan metode stepwise forward yaitu metode yang

mencari kesimpulan dengan menyusupkan peubah satu demi satu sampai

diperoleh persamaan regresi yang memuaskan. Penduga yang diperoleh adalah

: Y = 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8. Dengan Y menyatakan jumlah

kriminalitas, X8 adalah pengerusakan , dan X3 adalah pencurian sehingga

dapat kita simpulkan bahwa model penduga yang diperoleh cukup baik

digunakan sebagai penduga besar jumlah kriminalitas di Kepolisian Resor

(11)

ABSTRACT

Crime is a problem that often occurs in everyday life and is an action that

could lead to certain parties harmed both physically and materially. Factors

that influence crime, among other misconduct, assault, theft, gambling,

extortion / threats, embezzlement, fraud, and vandalism. Formulation of the

problem in a study entitled " Shaping Multiple Linear Regression Equations by

using Stepwise Method about Number of Criminality in Karo Sub-Province

Resort" is to determine the appropriate equation to estimate the amount of

crime in Karo Sub-Province resort. To get a multiple regression equation is the

author of a forward stepwise method is a method of seeking to smuggle the

conclusion variables one by one to obtain a satisfactory regression equation.

Estimators obtained were: Y = 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8. With the Y

represents the number of crimes, X8 is broken, and X3 is the theft so that we

can conclude that the models are quite good estimator is used as a predictor of

(12)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kriminalitas merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan suatu tindakan yang dapat menyebabkan pihak tertentu dirugikan baik

secara fisik maupun materi. Menurut hukum, kriminalitas adalah perbuatan manusia

yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah, artinya

perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan dalam kaidah, dan tidak

memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah ditetapkan dalam kaidah yang

berlaku dalam masyarakat bersangkutan bertempat tinggal. Ada beberapa pengertian

kriminalitas menurut para ahli, diantaranya :

1. R.Susilo

Secara yuridis mengartikan kejahatan (kriminalitas) sebagai suatu perbuatan atau

tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.

2. M.A Elliat

Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal

dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman

penjara, hukuman mati, hukuman denda dan lain lain.

3. Dr. J.E Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro

Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum

(13)

4. Mr. W. A. Bonger

Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh dengan sadar

dari Negara berupa pemberian penderitaan.

Jumlah kriminalitas yang terjadi di Negara Indonesia khususnya didaerah

Tanah Karo dipengaruhi oleh banyak faktor seperti :

1. Asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau

kaidah kesopanan.

2. Penganiayaan

Penganiayaan merupakan suatu tindakan yang mempunyai kesengajaan dalam

melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit pada orang lain atau luka pada

tubuh orang lain ataupun orang itu dalam perbuatannya merugikan kesehatan orang

lain.

3. Pencurian

Pencurian adalah tindakan yang mengambil benda atau barang milik orang lain secara

diam-diam, dengan maksud untuk memiliki barang itu secara melawan hukum.

4. Perjudian

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di

antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si

pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.

5. Pemerasan/ Pengancaman

Pemerasan adalah tindakan melawan memaksa seseorang dengan kekerasan atau

pencurian yang didahului disertai kekerasan atau ancaman kekerasan, baik diambil

sendiri oleh tersangka maupun penyerahan barang oleh korban.

Pengancaman adalah dengan maksud menguntungkan dirinya atau orang lain dengan

(14)

atau tulisan atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya

memberikan barang, atau supaya memberi utang atau menghapus piutang.

6. Penggelapan

penggelapan adalah penyalahgunaan hak atau penyalahgunaan kepercayaan oleh

seorang yang mana kepercayaan tersebut diperolehnya tanpa adanya unsur melawan

hukum.

7. Penipuan

Penipuan adalah tindakan yang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri

atau orang lain dengan melawan , dengan memakainama palsu atau martabat palsu,

dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain

untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun

menghapuskan piutang.

8. Pengerusakan

Pengerusakan adalah tindakan yang dengan sengaja dan melawan menghancurkan,

merusakkan, membuat tidak dapat dipakai atau menghilangkan suatu benda yang

seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain.

Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan instansi pemerintah

yang mempunyai tugas utama untuk menjaga keamanan rakyat. Kantor Kepolisian

Negara Republik Indonesia memiliki data tentang kriminalitas yang terjadi. Sehingga

dalam hal ini penulis hanya akan menganalisa faktor-faktor kriminalitas yang sering

terjadi dalam masyarakat Tanah Karo berdasarkan catatan yang terdapat pada

Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Tanah Karo.

Dari uraian diatas, maka penulis menuliskan skripsi yang berjudul

“Membentuk Persamaan Regresi Berganda dengan Menggunakan Metode Stepwise Tentang Jumlah Kriminalitas di Kepolisian Resor Tanah Karo”. Telah dikumpulkan data jumlah kriminalitas di kepolisian Resor Tanah Karo dari tahun

(15)

1.2Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam tulisan ini adalah untuk menentukan persamaan penduga

yang sesuai terhadap jumlah kriminalitas di Kepolisian Resor Tanah Karo

1.3Pembatasan Masalah

Adapun Pembatasan Masalah sebagai berikut

1. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kriminalitas yang ada di

Kepolisian Resor Tanah Karo , penulis hanya mencatat faktor-faktor yang

sering terjadi setiap caturwulan.

2. Pembatasan variabel pada data-data kriminalitas yang umum terjadi di

Kepolisian Resor Tanah Karo. Tidak termasuk di dalamnya data korupsi.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling

mempengaruhi jumlah kriminalitas dan menentukan persamaan regresi berganda

untuk jumlah kriminalitas di Kepolisian Resor Tanah Karo.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat tulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan juga bagi

pembaca pada umumnya. Tulisan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai satu masukan

atau penunjang dalam berbagai bidang khususnya dalam pembuat perencanaan untuk

(16)

1.6Tinjauan Pustaka

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan beberapa buku panduan antara

lain:

 Drafer. Smith, Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1992

Dari buku ini dikutip prosedur Regresi Bertatar (Stepwise). Prosedur seleksi

bertatar akan mencari kesimpulan dengan menyusupkan peubah satu demi satu

sampai diperoleh persamaan regresi yang memuaskan. Urutan penyisipannya

ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi parsial sebagai ukuran

pentingnya peubah yang masih diluar persamaan.

 Supranto. J, Ekonometrik, Buku Dua, LP FEUI 1984

i. Dari buku ini dikutip tentang pengambilan kesimpulan mengenai tetapan

atau kecocokan dari penduga (regresi linier) berdasarkan koefisien R2

Koefisien determinan R2 merupakan koefisien penentu yang mempunyai kegunaan yakni sebagai ukuran kecocokan/ ketepatan (goodness of fit) bagi

garis regresi linier untuk pendekatan suatu kelompok data yang

berhubungan dengan kelompok-kelompok data lainnya secara linier, makin

besar nilai R2 makin baik.

ii. Pengujian berdasarkan Koefisien Korelasi Rank Spearman, awalnya

dilakukan pengurutan rank menaik atau menurun dari dua karakteristik yang

berbeda-beda. Kemudian ditentukan koefisien Korelasi Rank Spearman

sebagai berikut:

r ∑

dimana,

dj = Selisih dua rank ke-j dari dua karakteristik yang berbeda.

n = Banyaknya data observasi/ banyaknya individu atau pengamatan yang

di rank-kan.

Uji yang digunakan adalah rumus:

(17)

dimana :

t-tabel = t , α ; n-2 adalah derajat kebebasan dan α adalah taraf nyata

hipotesa

Bila t t , α , maka varian (ej) = varian (ek) berarti model yang

digunakan adalah cocok.

 Hamang. Abdul, Metode Statistik, Graha Ilmu 2005

Dari buku ini dikutip Koefisien Determinasi Berganda contoh yang

dilambangkan dengan R2y.1z, menunjukkan proporsi keragaman total nilai-nilai

peubah y yang dapat diterangkan oleh model yang digunakan :

R . nJKG s

JKG y y

Y merupakan nilai ramalan bagi Y, yang diperoleh dengan cara memasukkan (x1i,x2i) , untuk i=1,2,…,n ke dalam regresi berganda.

 Sudjana, 1996. Tehnik Analisa Regresi Dan Korelasi. Matriks adalah suatu kumpulan besaran (variabel dan konstanta) yang tersusun dalam baris dan

kolom berbentuk persegi panjang. Pemanfaatan misalnya dalam menjelaskan

persamaan linier, transformasi koordinat dan lainnya.Di dalam Buku Sudjana

dinyatakan bahwa untuk melakukan proses stepwise ini perlu dihitung matriks

korelasi yang elemen-elemennya terdiri atas koefisien korelasi sederhana rij

antara Xi dan Yi dengan bentuk

r11 r12 r13 … r1k

r21 r22 r23 …

: :

: :

ry1 ry2 ry3 ryk

Selanjutnya hitung koefisien Korelasi Ganda R. Proses ini menghilangkan

variabel bebas dari model, dengan sifat apabila variabel itu dihilangkan tidak

(18)

1.7Metode Penelitian

Untuk mendapatkan persamaan regresi linier ganda yang digunakan sebagai penduga

jumlah tindakan kriminalitas. Penulis menggunakan metode stepwise forward dengan

langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:

Langkah 1. Pengumpulan data

Langkah 2. Menentukan matriks korelasi antara variabel respon (Y) terhadap

variabel bebas (X).

Langkah 3. Pemilihan variabel yang pertama diregresikan yaitu variabel yang

mempunyai harga mutlak koefisien korelasi terbesar terhadap variabel

respon (Y).

Langkah 4. Pembentukan regresi pertama yaitu regresi sederhana untuk variabel

terpilih pada Langkah 2. Keberartian regresi diuji dengan hipotesa:

H0 : Regresi tidak berarti.

H1 : Regresi berarti (signifikan).

Bila terima H0 maka proses diberhentikan dan diakhiri sedangkan

sebaliknya jika terima H1 maka variabel yang diregresikan tetap

didalam model.

Langkah 5. Pemilihan variabel kedua diregresikan. Bila pada langkah 3 terima H1

maka dilakukan pemilihan variabel kedua untuk diregresikan

berikutnya. Variabel terpilih adalah variabel sisa (di luar regresi) yang

mempunyai korelasi parsial terbesar.

Langkah 6. Pembentukan regresi kedua yaitu merupakan regresi ganda. Bila pada

Langkah 3 ternyata terima H1 selanjutnya variabel yang terpilih pada

Langkah 2 dan 4 diregresikan sekaligus (regresi ganda).

Keberartian regresi diuji dengan hipotesa :

H0 : Regresi ganda tidak berarti.

H1 : Regresi berganda berarti (signifikan).

Kemudian diuji keberartian koefisien regresi dengan rumus:

(19)

sedangkan, Ftabel=F(1,n-p)

Bila tidak signifikan maka proses dihentikan sedangkan sebaliknya bila

signifikan maka seluruh variabel tetap.

Langkah 7. Pembentukan penduga apabila proses pemasukan variabel terhadap

regresi sudah selesai, maka ditetapkan persamaan regresi yang menjadi

penduga linier yang diinginkan yaitu merupakan persamaan regresi

yang diperoleh terakhir.

(20)

Bab 2

LANDASAN TEORI

2.1. Uji Kecukupan Sampel

Dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka

langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel.

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dapat

diterima sebagai sampel.

Hipotesis yang diuji adalah :

H0 : Ukuran sampel telah memenuhi syarat

H1 : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah :

N N ∑ Y∑ Y ∑ Y

Dengan : N = ukuran sampel yang dibutuhkan

N = ukuran sampel percobaan

Yt = data aktual

(21)

Kriteria pengujian :

H0 diterima jika : N` < N

H0ditolak jika : N` ≥ N

2.2. Pengertian Regresi Linier

Regresi linier adalah regresi yang variabel bebasnya (variabel X) berpangkat paling

tinggi satu, Dalam regresi linier sederhana terdapat hanya satu variabel bebas X yang

dihubungkan dengan satu variabel

Y = a + bX1 + ε

Sedangkan dalam regresi linier ganda terdapat sejumlah k buah variabel bebas (k≥2)

yang dihubungkan dengan Y linier atau pangkat satu dalam semua variabel bebas

sehingga terbentuk model:

Y=a+b1X1+b2X2+…+bkXk+εi

Analisa regresi mempelajari hubungan kausal antara variabel tak bebas dan variabel

bebas.

2.3. Model Regresi Linier Ganda

Bentuk umum persamaan regresi linier ganda adalah

Y b b X b X b X ε

Dimana:

Yi = Variabel tak bebas

Xik = Varibel bebas ke-k dan pengamatan ke-i

k = 1, 2, 3, …, j

(22)

bo = konstanta yang merupakan intersep (titik potong) antara garis dengan

sumbu tegak Y

bk = Parameter atau koefisien regresi yang akan ditaksir

εi = Suatu bagian kesalahan taksiran untuk pengamatan ke-i

Bentuk data yang akan diolah dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

TABEL 2.1 BENTUK PENGOLAHAN DATA

No Observasi Variabel Tak Bebas (Y) Variabel Bebas

X1 X2 X3 … Xk

1 Y1 X11 X12 X13 X1k

2 Y2 X21 X22 X23 X2k

3 Y3 X31 X32 X33 X3k

. . . . .

. . . . .

. . . . .

N Yn Xn1 Xn2 Xn3 … Xnk

Untuk memperkirakan parameter b0, b1, b2, …, bk ditentukan dengan menggunakan

metode kuadrat terkecil biasa , sehingga

∑ ε = minimum (terkecil). Hal ini diperoleh dengan jalan menurunkan secara parsial terhadap b0, b1, b2, …, bk dan menyamakan nol.

Dirumuskan sebagai berikut:

ε Y Y

(23)

Mencari turunan parsial untuk b0, b1, b2, …, bk

∂ ∑ ε

∂b Y b b X b X b X

∂ ∑ ε

∂b Y b b X b X b X X

∂ ∑ ε

∂b Y b b X b X b X X

Sehingga diperoleh persamaan normal sebagai berikut :

nb b X b X b X Y

b X b X b X X b X X X Y

(24)

2.4 Model Regresi Linier Dengan Pendekatan Matriks

Matriks adalah kumpulan bilangan berbentuk persegi panjang yang disusun menurut

baris dan kolom. Bilangan-bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut dengan

elemen atau anggota matriks. Dengan representasi matriks, perhitungan dapat

dilakukan dengan lebih terstruktur. Pemanfaatannya misalnya dalam menjelaskan

persamaan linier, transformasi koordinat, dan lainnya.

Bentuk matriks :

A

Secara Umum, invers dari matriks persegi A atau ditulis A-1 adalah sebagai berikut :

A-1 = ( )

Adjoin matriks A = transpose dari matriks kofaktor A.

Invers matriks digunakan untuk menyelesaikan persamaan matriks dan sistem

persamaan linear.

Seperti pada persamaan 1 akan lebih sederhana dengan menggunakan matriks:

Y= Xb + ε

Maka untuk mendapatkan penaksir kuadrat terkecil bagi b yang minimum

ε ε′ε

(25)

YY′ bXY YXb bXXb … … … …

Berdasarkan sifat dari transpose matriks yaitu Xb ′ X′b′ karena b′X′Y adalah suatu scalar (bilangan nyata = real number) maka sama dengan transposenya

b′XY YXb

Sehingga persamaan (2) menjadi :

ε YY′ YXb YXb bXXb

ε YY′ Y′Xb b′X′Xb

Dengan penurunan terhadap elemen-elemen:

∂ ∑ ε

∂b X′Y X′Xb

Kemudian disamakan dengan nol, maka diperoleh

X′X b XY (persamaan normal)………(3)

b X X X′Y , dengan syarat ada invers

Bentuk penulisan persamaan (3) dalam matriks adalah

(26)

b

2.5 Metode Regresi Stepwise

Metode yang digunakan adalah Metode bertatar (Stepwise Forward). Metode ini

digunakan untuk menentukan suatu persamaan regresi linier variabel respon (Y)

terhadap variabel-variabel bebas (X) adalah dengan cara menyusupkan peubah satu

demi satu sampai diperoleh persamaan regresi yang memuaskan. Urutan

penyisipannya ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi parsial sebagai

ukuran pentingnya peubah yang masih diluar persamaan. Prosedur dasarnya ,langkah

pertama adalah memilih X yang paling berkorelasi dengan Y (misalkan X3) kemudian

dihitung persamaan regresi linier antara Y dengan X3. Setelah itu diuji apakah peubah

tersebut nyata atau tidak. Jika tidak nyata proses berhenti dengan mengambil model

Y = Y sebagai yang terbaik. Jika peubah tersebut nyata, dicari peubah peramal kedua untuk dimasukkan kedalam peubah persamaan regresi. Untuk mencarinya, diperiksa

koefisien korelasi parsial semua peubah peramal yang berada diluar persamaan

regresi. Peubah X yang mempunyai koefisien korelasi parsial tertinggi dengan Y yang

dipilih (misalkan X8) dan selanjutnya persamaan regresi kedua antara Y, X3, dan X8

dihitung. Kemudian persamaan regresi tersebut diuji. Dan nilai F parsial untuk kedua

peubah yang ada dalam persamaan diuji. Nilai F parsial terendah (misalkan X8)

kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika peubah tersebut nyata, dicari

peubah peramal selanjutnya untuk dimasukkan kedalam peubah persamaan regresi.

Namun jika tidak nyata proses diberhentikan dengan mengambil model regresi antara

(27)

2.5.1 Membentuk Matriks Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi yang dicari adalah koefisien korelasi linier sederhana antara Y

dengan Xi, dengan rumus:

r ∑ X X Y Y ∑ X X ∑ Y Y

Dengan :

Y ∑ Yn

X ∑ Xn

i = 1, 2, 3, …, n

j = 1, 2, 3, …, k

Bentuk matriks koefisien korelasi linier sederhana antara Y dan Xi :

r X X X

X r r r r

2.5.2 Membentuk Regresi Pertama (Persamaan Regresi Linier)

Variabel pertama yang diregresikan adalah variabel yang mempunyai harga mutlak

koefisien korelasi yang terbesar antara Y dengan Xi, misalkan Xh. Dari variabel ini

(28)

X

Keberartian regresi diuji dengan tabel analisa variansi (Anava)

Perhitungan untuk membuat Anava adalah sebagai berikut:

SSR β′XY Y′. J. Y

SSR =Sum Square Regresion (Jumlah Kuadrat Regresi)

SST =Sum Square Total (Jumlah Kuadrat Total)

J

J =Matriks berordo n x n dengan semua nilai adalah 1

SSE SST – SSR

MSR pSSR

MSE n pSSE

SSE = Sum Square Error (Jumlah Kuadrat kesalahan)

(29)

Sehingga didapat harga standard error dari b, dengan rumus

S β MSE X′X

S b S b

TABEL 2.2 ANALISA VARIANSI UNTUK UJI KEBERARTIAN REGRESI

Source DF SS MS Fuji

Regresi (Xh) p-1 SSR MSR

MSR/MSE

Residu n-p SSE MSE

Total SST

Uji Hipotesa:

H0 : Regresi antara Y dengan Xh tidak signifikan

H1 : Regresi antara Y dengan Xh signifikan

Keputusan:

Bila Fhitung < Ftabel maka terima H0

Bila Fhitung≥ Ftabel maka tolak H0

Dengan :

Ftabel=F(p-1,n-p,0,5)

2.5.3 Seleksi Variabel Kedua Diregresikan

Cara menyeleksi variabel yang kedua diregresikan adalah memilih parsial korelasi

variabel sisa yang terbesar. Untuk menghitung harga masing-masing korelasi parsial

bisa digunakan rumus:

r SSR X , XSSE X SSR X

(30)

Xk merupakan variabel sisa

SSR X B′XY ∑Y /n

SSE X SST SSR

SSR X , X diperoleh dengan cara:

i. Mencari (XX)-1(xh,xk) , dan XY(xh,xk)

ii. Mencari harga B(xh,xk) , sehingga didapat B(xh,xk)

iii. SSR (Xh,Xk) = B(xh,xk) . XY(xh,xk) –

2.5.4 Membentuk Regresi Kedua

Dengan memilih parsial korelasi variabel sisa terbesar untuk variabel tersebut masuk

dalam regresi kedua dibuat

Y = b0+ bhXk+bkXk+εi

Dengan cara sebagai berikut :

(31)

Uji keberartian regresi dengan tabel anava sama dengan langkah kedua yaitu dengan

menggunakan tabel 2.2. Berikutnya dicek apakah koefisien regresi bk signifikan,

dengan hipotesa:

H0 : bk = 0

H1 : bk ≠ 0

F S bb

Sedangkan Ftabel=F(1,n-p,0,05)

Keputusan :

Bila Fhitung < Ftabel terima H0 artinya bk dianggap sama dengan nol, maka proses distop

dan persamaan yang terbaik Y=b0 + bhXh + ei. Bila Fhitung ≥ Ftabel tolak H0 artinya bk

tidak sama dengan nol, maka variabel Xk tetap di dalam penduga.

2.5.5. Seleksi Variabel Ketiga Diregresikan

Dipilih kembali harga parsial korelasi variabel sisa terbesar. Menghitung harga

masing-masing parsial korelasi variabel sisa menggunakan langkah 3, dengan rumus :

r X X SSR X , X , XSSE X , XSSR X , X

2.5.6. Membentuk Persamaan Regresi Ketiga ( Regresi Ganda )

Dengan memilih parsial korelasi terbesar, persamaan regresi dibuat:

Y b b X b X b X e

Dimana X1 adalah variabel sisa yang mempunyai parsial korelasi terbesar, dengan

(32)

X

Untuk proses selanjutnya , dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas.

2.5.7. Pembentukan Persamaan Penduga

Persamaan penduga Y b b X dimana adalah adalah semua variabel X yang masuk kedalam penduga (Faktor penduga) dan adalah koefisien regresi untuk .

2.5.8. Pertimbangan Terhadap Penduga

Sebagai pembahasan suatu penduga,untuk menanggapi kecocokan penduga yang

diperoleh ada dua hal yang dipertimbangkan yakni:

a. Pertimbangan berdasarkan R2

Suatu penduga sangat baik digunakan apabila persentase variabel yang

(33)

b. Analisa Residu

Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok (sesuai berdasarkan

nilai observasi) apabila asumsi dibawah ini dipenuhi:

ej ≈ N (0, σ2) berarti residu (ej) mengikuti distribusi normal dengan mean (e) =

0 dan varian (σ2) = konstanta

Asumsi ini dibuktikan dengan analisa residu. Untuk langkah ini pertama-tama

dihitung residu (sisa) dari penduga, yaitu selisih dari respon observasi terhadap hasil

keluaran oleh penduga berdasarkan prediktor observasi.

Dengan rumus : dimana tabelnya seperti dibawah ini :

TABEL 2.3. RESIDU

a. Rata-rata residu sama dengan nol (e b. Varian (ej) = varian (ek ) = σ2

Keadaan ini dibuktikan dengan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank

Spearman (Spearmans Rank Correlation Test) . Uji Spearman merupakan salah satu

uji statistik non paramateris. Digunakan apabila ingin mengetahui kesesuaian antara 2

(34)

hubungan kedua variabel adalah simetris, bukan resiprocal. Skala data jelas adalah

nominal (2 subjek) dengan interval yang diubah menjadi peringkat .

Langkah-Langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi Rank Spearman adalah

sebagai berikut :

1.Hipotesis

H0 : tidak ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas dengan jumlah kriminalitas

H1 : ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kriminalitas

dengan jumlah kriminalitas

2. Kriteria Pengujian Hipotesis

H0 ditolak bila harga r hitung > dari r tabel H0 diterima bila harga r hitung≤ dari r tabel

Untuk uji ini, data yang diperlukan adalah Rank (ej) dan Rank (Yj), dimana :

dj = Rank (Yj) – Rank (ej). hal ini ditunjukkan dengan tabel berikut:

TABEL 2.4 RANK SPEARMAN

No.

(35)

r n n∑ d

r = koefisien korelasi Rank Spearman

dj = beda antara dua pengamatan berpasangan

N = total pengamatan

1.Tentukan nilai estimasi Y terhadap X untuk mendapat nilai residu εn

2.Susun nilai nilai εn dari X, menurut susunan menaik atau menurun (tanpa

memperhatikan nilai (+) atau (-) dari εn karena kita mengambil nilai absolut εn untuk

menghitung koefisien korelasi Rank Spearman. Untuk nilai ini data yang diperlukan

adalah rank (εn) dan Rank (Ŷn).

3.Lakukan pengujian koefisien rank spearman rs dengan uji t :

t r √n r

n = Banyaknya data observasi/ banyaknya individu atau pengamatan yang di rank-kan

t-tabel = t , α ; n-2 adalah derajat kebebasan dan α adalah taraf nyata hipotesa

Dengan membandingkan test terhadap tabel, bila thitung < ttabel maka, varian (ej) =

varian (ek) dengan kata lain bila ttest < ttabel , maka varian seluruh residu adalah sama.

Bila terbukti varian (ej) = varian (ek) maka model yang digunakan yakni model linier

(36)

Bab 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan adalah data jumlah kriminalitas yang terjadi di Kabupaten

Karo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dari tahun 2010 s/d tahun 2012. Data

diperoleh dari Kepolisian Resor Tanah Karo.

Data variabel bebas yang akan dipergunakan adalah:

9. Asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau

kaidah kesopanan (kejadian).

10.Penganiayaan

Penganiayaan merupakan suatu tindakan yang mempunyai kesengajaan dalam

melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit pada orang lain atau luka pada

tubuh orang lain ataupun orang itu dalam perbuatannya merugikan kesehatan orang

(37)

11.Pencurian

Pencurian adalah tindakan yang mengambil benda atau barang milik orang lain secara

diam-diam, dengan maksud untuk memiliki barang itu secara melawan hukum

(kasus).

12.Perjudian

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di

antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si

pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai

(kelompok).

13.Pemerasan/ Pengancaman

Pemerasan adalah tindakan melawan hukum memaksa seseorang dengan kekerasan

atau pencurian yang didahului disertai kekerasan atau ancaman kekerasan, baik

diambil sendiri oleh tersangka maupun penyerahan barang oleh korban.

Pengancaman adalah dengan maksud menguntungkan dirinya atau orang lain dengan

melanggar hukum, memaksa orang dengan ancaman pencemaran nama baik, dengan

lisan atau tulisan atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang

supaya memberikan barang, atau supaya memberi utang atau menghapus piutang

(orang).

14.Penggelapan

Penggelapan adalah penyalahgunaan hak atau penyalahgunaan kepercayaan oleh

seorang yang mana kepercayaan tersebut diperolehnya tanpa adanya unsur melawan

hukum (berkas).

15.Penipuan

Penipuan adalah tindakan yang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri

atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakainama palsu atau martabat

palsu; dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohonganmenggerakkan

orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberihutang

(38)

16.Pengerusakan

Pengerusakan adalah tindakan yang dengan sengaja dan melawan hukum

menghancurkan, merusakkan, membuat tidak dapat dipakai atau menghilangkan suatu

benda yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain (unit).

3.2. Uji Kecukupan Sampel

Rumus yang digunakan untuk menentukan kecukupan sampel adalah:

N N ∑ Y∑ Y ∑ Y

N

N = 11,01

Dengan N , < N = 12 maka sesuai dengan kriteria uji. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria untuk

diuji.

3.3. Pengolahan Data

Penulis menggunakan metode Stepwise Forward dalam proses pengolahan data pada

skripsi ini, untuk mendapatkan persamaan regresi. Untuk perhitungan , penulis

mengambil pemisalan, sebagai berikut :

Y = Jumlah kriminal

(39)

X2 = Penganiayaan

X3 = Pencurian

X4 = Perjudian

X5 = Pemerasan/ Pengancaman

X6 = Penggelapan

X7 = Penipuan

X8 = Pengerusakan

Tabel 3.1 Data Jumlah Kriminalitas

No Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 528 6 42 76 11 8 23 15 5

2 620 7 53 92 25 6 20 16 9

3 583 12 63 82 35 6 24 21 10

4 624 16 56 97 31 4 30 22 12

5 593 12 62 100 44 8 29 27 11

6 665 14 68 111 50 12 32 29 16

7 653 14 71 131 405 12 35 29 20

8 660 15 76 178 51 17 34 31 15

9 758 15 88 284 49 14 37 35 20

10 838 19 104 412 56 15 43 35 20

11 884 22 119 444 54 16 57 44 25

12 874 22 155 433 62 17 55 46 27

Jlh 8280 174 957 2440 873 135 419 350 190

(40)

3.3.1. Membentuk Matriks Koefisien Korelasi

r ∑ X X Y Y ∑ X X ∑ Y Y

Koefisien korelasi Antara Y dengan X1

r ∑ X X Y Y

∑ X X ∑ Y Y

r ,

= 0,888

Matriks koefisien korelasi antara Y dengan Xi dan antar variabel.

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

Y 1 0,888 0,931 0,975 0,015 0,773 0,937 0,922 0,924

X1 0,888 1 0,874 0,845 0,088 0,684 0,931 0,921 0,902

X2 0,931 0,874 1 0,926 0,028 0,772 0,935 0,935 0,910

X3 0,975 0,845 0,926 1 -0,050 0,782 0,928 0,894 0,863

X4 0,015 0,088 0,028 -0,050 1 0,161 0,113 0,121 0,314

X5 0,773 0,684 0,772 0,782 0,161 1 0,793 0,852 0,805

X6 0,937 0,931 0,935 0,928 0,113 0,793 1 0,963 0,936

X7 0,922 0,921 0,935 0,894 0,121 0,852 0,963 1 0,958

X8 0,924 0,902 0,910 0,863 0,314 0,805 0,936 0,958 1

(41)

3.3.2 Membentuk Persamaan Regresi Pertama

Berdasarkan matriks korelasi di atas variabel yang mempunyai koefisien korelasi

terbesar terhadap Y adalah X3. Sehingga variabel yang pertama masuk pada

persamaan adalah X3 dan kemudian dihitung koefisien regresi antara Y dengan X3.

Berdasarkan bentuk umum persamaan regresi linier berganda :

Y b b X b X b X ε diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y  =  b0  +  b3X3  +   εi 

528 =  b0  +  76b3

620 =  b0  +  92b3

583 =  b0  +  82b3

624 =  b0  +  97b3

593 =  b0  +  100b3

665 =  b0  +  111b3

653 =  b0  +  131b3

660 =  b0  +  178b3

758 =  b0  +  284b3

838 =  b0  +  412b3

884 =  b0  +  444b3  

874 =  b0  +  433b3  

Dimana nilai Y dan X3 yang ada di persamaan regresi di atas masing-masing mewakili

(42)
(43)

XX   =  12 2440 XY   =  8280

2440 736564 1873106

Dengan menggunakan rumus :

Akan didapat:

Sehingga didapat :

(44)

SSE = SST – SSR = 7937.898 

2 -12 7937,898

=793,7898 

.  

 

Tabel 3.2 Analisa Variansi Untuk Uji Keberartian Regresi Y dengan X3

Sumber Variasi df SS MS Fhitung

Regresi (X2) 1 152718,140 152718,140 335,360

Residu 10 4553,86 455,386

Total 11 157272

Ftabel = F (1;10;0,05) = 4,96 . Karena Fhitung > Ftabel , maka regresi antara Y dengan X3

berarti. Sehingga variabel X3 tetap dalam regresi. Persamaan regresi yang terbentuk

adalah : Y = 529,73+ 0,79 X3.

3.3.3. Menghitung Harga Masing-masing Parsial korelasi Variabel Sisa

Membentuk matriks untuk X3 dan X1 dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan Y

= b0 + b3X3 + b1X1 dalam bentuk matriks. Akan diperoleh matriks untuk X3 dan X1

(45)

Y X3 X1

528 1 76 6

620 1 92 7

583 1 82 12

624 1 97 16

593 1 100 12 b0

665 = 1 111 14 b1

653 1 131 14 b2

660 1 178 15

758 1 284 15

838 1 412 19

884 1 444 22

874 1 433 22

Y X b

Diperoleh :

12 2440 174

XX = 2440 736564 42276

174 42276 2800

8280 XY = 1873106

125924

1,2038442078 0,002293 -0,109431

=    0,002292983 0,00001454490 -0,0003621

(46)

482,8301512

Untuk perhitungan harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa yang berikutnya

penulis menggunakan SPSS 16.

(47)

Tabel 3.3 Perhitungan Harga Masing-Masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Variabel kontrol Jumlah

kriminalitas Asusila

Variabel kontrol Pemerasan/ Pengancaman

Sumber : perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 

Sehingga diperoleh :

3.3.4. Membentuk Persamaan regresi Antara Y dengan X3 , X8

Dari perhitungan yang telah dilakukan ternyata parsial korelasi terbesar adalah X8

(ry.83 = 0,739), sehingga X8 terpilih sebagai variabel kedua untuk diregresikan.

Y = b0 + b3X3 + b8X8

Dengan perhitungan menggunakan SPSS 16 maka diperoleh :

b0 = 483,989

b3 = 0,560

b8 = 5,825

(48)

Tabel 3.4 Persamaan regresi Antara Y dengan X3 , X8

Komponen

Utama

Koefisien

Regresi

Std. Error Koefisien

Konstanta 483.989 17.160

Pencurian .560 .080

Pengerusakan 5.825 1.768

Uji Keberartian Regresi Y dengan X3, X8

Tabel 3.5 Analisa Variansi Untuk Uji Keberartian Regresi Y dengan X3, X8

Sumber Varasi df SS MS Fuji

Regresi (X2) 2 153688.622 76844.311 193.002

Residu 9 3583.378 398.153

Total 11 157272

Ftabel = F (2;9;0,05) = 4,26

Fhitung > F tabel maka regresi antara Y dengan X3, X8 berarti. Uji keberartian koefisien regresi X8

, , ,

, ,

Nilai Fhitung parsial paling kecil adalah Fuji variabel X8

Ftabel = F(1;n-3;0,05) = F(1;9;0,05) = 5,12.

Karena Fhitung > Ftabel untuk variabel X8, maka koefisien regresi variabel tersebut

(49)

3.3.5 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Untuk perhitungan Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa ini, penulis

menggunakan SPSS 16.

Sehingga diperoleh:

ry38.1 = 0,131 ry38.5 = -0,370

ry38.2 = -0,162 ry38.6 = -0,299

ry38.4 = -0,494 ry38.7 = -0,281

Tabel 3.6 Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

 

Variabel kontrol Jumlah

kriminalitas

Variabel kontrol Jumlah

kriminalitas

kriminalitas Korelasi 1.000 -.299 -.299 -.281

(50)

3.3.6 Membentuk Persamaan Regresi antara Y dengan X3,X8,X1

Pada perhitungan diatas parsial korelasi terbesar ialah X1 (ry38.1 = 0,131), sehingga X1

terpilih sebagai variabel ketiga untuk diregresikan. Persamaan regresinya :

Y = 478,584 + 1,150X1+ 0,549X3 + 5,243X8

Sumber : perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 

Tabel 3.7 Persamaan Regresi antara Y dengan X3,X8,X1

Komponen

Utama

Koefisien

Regresi

Std. Error Koefisien

Konstanta 478.584 23.104

Pencurian .549 .089

Pengerusakan 5.243 2.422

Asusila 1.150 3.071

Sumber : perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 

Uji Keberartian Regresi Y dengan X3, X8, X1

Tabel 3.8 Analisa Variansi Untuk Uji Keberartian Regresi Y dengan X3, X1, X8

Sumber Varasi df SS MS Fuji

Regresi (X2) 3 153750,383 51250,128 116,424

Residu 8 3521,617 440,202

Total 11 157272,000

Ftabel = F (3;8;0,05) = 4,07

(51)

Uji keberartian koefisien regresi X1.

,

, 38,05088  ,

, 4,686099  ,

, 0,110215 

Nilai Fhitung parsial paling kecil adalah Fhitung untuk variabel X8

Ftabel = F(1;n-4;0,05) = F(1;8;0,05) = 5,32.

Karena Fhitung < Ftabel untuk variabel X1, maka koefisien regresi variabel tersebut tidak

berarti. Oleh karena itu, variabel X1 tidak termasuk (keluar) dari model regresi, berarti

proses pemasukan variabel kedalam regresi telah selesai dan regresi yang memenuhi

adalah regresi dengan variabel X3 dan X8.

3.3.7 Penduga

Persamaan penduga yang diperoleh adalah

= 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8

3.3.8 Analisa Residu

Berdasarkan penduga yang diperoleh maka residu dapat dihitung dan kebenaran

asumsi dapat ditunjukkan.

1.Hipotesis

H0 : tidak ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas dengan jumlah kriminalitas

H1 : ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas dengan jumlah kriminalitas

2. Kriteria Pengujian Hipotesis

(52)

H0 diterima bila harga thitung≤ dari ttabel

3. Perhitungan untuk pengujian Hipotesis

Karena data berbentuk ordinal, maka untuk menganalisisnya digunakan Korelasi

Rank Spearman yang rumusnya adalah:

r n n∑ d

Tabel 3.9 Analisa Residu

No Y ej (Y- ) Rank

a. Rata-rata residu (e) sama dengan nol dipenuhi.

b. Varian (ej) = Varian (ek) = σ2

Koefisien korelasi Rank spearman

r ,

t , √

(53)

ttabel = t(n-2;1-α) = t(10;0,95) = 1,81

4.Kesimpulan:

thitung < ttabel , berdasarkan kondisi ini maka varian (ej) = varian (ek), sehingga asumsi

diatas telah terpenuhi.

Dengan dipenuhinya semua asumsi maka model penduga yang diperoleh

= 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8 cocok dan baik digunakan sebagai penduga besar

(54)

Bab 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan/ analisa data yang dilakukan sebelumnya, maka diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Dari kedelapan variabel yang diperhitungkan sebagai faktor yang paling

berpengaruh terhadap jumlah kriminalitas di Resor Tanah Karo yang masuk ke

dalam penduga adalah dua variabel. Penduga jumlah kriminalitas tersebut

adalah :

Y = 483,989 + 0,560X3 + 5,825X8

b. Dengan demikian telah tercapai tujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang

paling dominan untuk mempengaruhi jumlah kriminalitas dan menentukan

persamaan regresi berganda untuk jumlah kriminalitas di Kepolisian Resor

Tanah Karo.

4.2 Saran

Bagi para pembaca disarankan dapat melanjutkan penelitian ini dengan

menggunakan metode lain untuk menentukan persamaan regresi linier

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Drafer. Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Hamang. Abdul. 2005. Metode Statistik. Jakarta: Graha Ilmu

Situmorang, Syafrizal Helmi, Dkk. 2008. Analisis Data Penelitian. Edisi Pertama.

Medan: USU Press

Sudarmanto, Gunawan, 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Supranto j.1983. Ekonometrik. Edisi Satu. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia

(56)

CORRELATIONS

/VARIABLES=y x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 /PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] Q:\SKRIPSI AGUS\SKRIPSI AGUS\DATA AGUS.sav

Correlations

Jumlahkriminalitas Asusila Penganiayaan Pencurian Perjudian

Pemerasan/

Pengancaman Penggelapan Penipuan Pengerusakan

Jumlah

(57)

Correlation Sig.

(2-tailed) .962 .786 .932 .877 .617 .728 .708 .321

N 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Pemerasan/

Pengancaman

Pearson

Correlation .773

**

.684* .772** .782** .161 1 .793** .852** .805**

Sig.

(2-tailed) .003 .014 .003 .003 .617 .002 .000 .002

N 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Penggelapan Pearson Correlation .937** .931** .935** .928** .113 .793** 1 .963** .936**

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .728 .002 .000 .000

N 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Penipuan Pearson Correlation .922** .921** .935** .894** .121 .852** .963** 1 .958**

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .708 .000 .000 .000

N 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Pengerusakan Pearson Correlation .924** .902** .910** .863** .314 .805** .936** .958** 1

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .321 .002 .000 .000

N 12 12 12 12 12 12 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(58)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 149367.485 1 149367.485 188.965 .000a

Residual 7904.515 10 790.451

Total 157272.000 11

a. Predictors: (Constant), Pencurian

b. Dependent Variable: Jumlahkriminalitas

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 529.734 14.206 37.291 .000

Pencurian .788 .057 .975 13.746 .000

a. Dependent Variable: Jumlahkriminalitas

(59)

/VARIABLES=y x1 x2 x4 x5 x6 x7 x8 BY x3 /SIGNIFICANCE=TWOTAIL

/MISSING=LISTWISE.

Partial Corr

[DataSet1] Q:\SKRIPSI AGUS\SKRIPSI AGUS\DATA AGUS.sav

Correlations

Control Variables kriminalitas Jumlah Asusila Penganiayaan Perjudian Pengancaman Pemerasan/ Pengge lapan Penipuan rusakan Penge

Pencurian Jumlahkriminalitas Correlation 1.000 .542 .342 .287 .081 .390 .500 .739

Significance

(2-tailed) . .085 .303 .392 .814 .236 .117 .009

df 0 9 9 9 9 9 9 9

Asusila Correlation .542 1.000 .454 .244 .071 .736 .692 .641

Significance

(2-tailed) .085 . .161 .470 .836 .010 .018 .034

df 9 0 9 9 9 9 9 9

Penganiayaan Correlation .342 .454 1.000 .196 .204 .539 .635 .583

Significance

(2-tailed) .303 .161 . .563 .547 .087 .036 .060

df 9 9 0 9 9 9 9 9

Perjudian Correlation .287 .244 .196 1.000 .321 .428 .370 .706

Significance

(2-tailed) .392 .470 .563 . .336 .189 .262 .015

df 9 9 9 0 9 9 9 9

(60)

Significance

(2-tailed) .814 .836 .547 .336 . .384 .080 .204

df 9 9 9 9 0 9 9 9

Penggelapan Correlation .390 .736 .539 .428 .292 1.000 .799 .717

Significance

(2-tailed) .236 .010 .087 .189 .384 . .003 .013

df 9 9 9 9 9 0 9 9

Penipuan Correlation .500 .692 .635 .370 .549 .799 1.000 .822

Significance

(2-tailed) .117 .018 .036 .262 .080 .003 . .002

df 9 9 9 9 9 9 0 9

Pengerusakan Correlation .739 .641 .583 .706 .416 .717 .822 1.000

Significance

(2-tailed) .009 .034 .060 .015 .204 .013 .002 .

df 9 9 9 9 9 9 9 0

 

 

 

 

 

 

(61)

PARTIAL CORR

/VARIABLES=y x1 x2 x4 x5 x6 x7 BY x3 x8 /SIGNIFICANCE=TWOTAIL

/MISSING=LISTWISE.

Partial Corr

[DataSet1] Q:\SKRIPSI AGUS\SKRIPSI AGUS\DATA AGUS.sav

Correlations

Control Variables Jumlah

kriminalitas Asusila Penganiayaan Perjudian

Pemerasan/

Pengancaman Penggelapan Penipuan

Pencurian &

Pengerusakan

Jumlahkriminalitas Correlation 1.000 .131 -.162 -.494 -.370 -.299 -.281

Significance (2-tailed) . .718 .654 .147 .292 .401 .431

df 0 8 8 8 8 8 8

Asusila Correlation .131 1.000 .129 -.385 -.280 .516 .379

Significance (2-tailed) .718 . .722 .273 .433 .127 .280

df 8 0 8 8 8 8 8

Penganiayaan Correlation -.162 .129 1.000 -.375 -.051 .214 .338

Significance (2-tailed) .654 .722 . .286 .888 .553 .340

df 8 8 0 8 8 8 8

(62)

Significance (2-tailed) .147 .273 .286 . .907 .663 .120

df 8 8 8 0 8 8 8

Pemerasan/

Pengancaman

Correlation -.370 -.280 -.051 .043 1.000 -.010 .401

Significance (2-tailed) .292 .433 .888 .907 . .978 .251

df 8 8 8 8 0 8 8

Penggelapan Correlation -.299 .516 .214 -.158 -.010 1.000 .527

Significance (2-tailed) .401 .127 .553 .663 .978 . .118

df 8 8 8 8 8 0 8

Penipuan Correlation -.281 .379 .338 -.524 .401 .527 1.000

Significance (2-tailed) .431 .280 .340 .120 .251 .118 .

(63)

Regression

[DataSet1] Q:\SKRIPSI AGUS\SKRIPSI AGUS\DATA AGUS.sav

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Asusila,

Pencurian,

Pengerusakana

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Jumlahkriminalitas

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .989a .978 .969 20.98100

(64)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 153750.383 3 51250.128 116.424 .000a

Residual 3521.617 8 440.202

Total 157272.000 11

a. Predictors: (Constant), Asusila, Pencurian, Pengerusakan

b. Dependent Variable: Jumlahkriminalitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 478.584 23.104 20.715 .000

Pencurian .549 .089 .679 6.185 .000

Pengerusakan 5.243 2.422 .295 2.165 .062

Asusila 1.150 3.071 .048 .375 .718

Gambar

TABEL 2.1 BENTUK PENGOLAHAN DATA
TABEL 2.2 ANALISA VARIANSI UNTUK UJI KEBERARTIAN REGRESI
TABEL 2.3. RESIDU
TABEL 2.4 RANK SPEARMAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pada level sekolah tinggi, self esteem siswa dalam matematika yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended

Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia tertuang dalam perubahan tahap ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni terdapat pada pasal 22C, 22D, dan

telah dikembangkan dalam silabus. Strategi Belajar Mengajar. J Susun kegiatan pembelajaran secara konkrit yang harus dilakukan. guru dan siswa dalam berinteraksi dengan

Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan informasi berupa diagnosa penyakit dan gejala yang diperlukan oleh asisten

Dari Gambar 4 terlihat bahwa dibandingkan penukar kalor tanpa pengarah, penggunaan pengarah helix pada alat penukar kalor pipa ganda dapat memperkecil luasan aliran

Rendahnya biaya variabel yang dikeluarkan petani kopi arabika di Kelompok Tani Margamulya ini disebabkan umumnya petani kopi mengerjakan sendiri usahatani kopi

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sampel yang paling optimum digunakan sebagai adsorben adalah sampel dengan konsentrasi NH 4 OH 2 M dengan nilai densitas 4,66

Dalam konteks penelitian ini, data dikategorisasikan ke dalam tiga aspek verbal bahasa Indonesia, yaitu rima, onomatope, dan toponimi dalam lirik-lirik lagu anak