UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DIPLOMA III KEUANGAN
PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT. SHAFIRA LARAS PERSADA
CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
SRI WULANDARI B. S 102101100
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Keuangan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tersayang Alm.
Zulkarnaen Siregar, SE, M.Si dan Hj. Budi Rahini, SE yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang serta membesarkan dan membimbing
sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan. Serta saudara penulis
Muhammad Andre Rivandi Siregar yang sering kali membuat penulis merasa kesal.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.E, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Dipoma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Yulinda M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Ibu Irni Nasution S.Hut yang telah berkenan memberi izin dan membantu
penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di PT. Shafira
6. Seluruh Dosen dan staff Pengajar serta pegawai di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu Penulis.
7. Yang teristimewa Dandy Rizkian Tarigan yang telah banyak memberikan perhatian, dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.
8. Sahabat – sahabat terbaik penulis Vinska, Dekna, Putri, Yuli, Pipit, Ivy, Ade dan Puteh yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini. Serta teman – teman magang kelompok 21
Cici, Vina, Yuni, dan Susan.
Semoga Allah SWT membalas semua amal dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak untuk penulis selama ini. Dengan segala kerendahan hati penulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.
Medan, Oktober 2013
Penulis
Sri Wulandari B.S
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ….. ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT Shafira Laras Persada ... 6
B. Struktur Organisasi ... 11
C. Uraian Tugas ... 13
D. Kinerja Terkini ... 20
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi ... 21
G. Hubungan Komunikasi Dengan Efektivitas Kerja ... 38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Cabang – cabang PT. Shafira Laras Persada... 8
Tabel 3.1 Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada... 40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Shafira Laras Persada
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan sehari – hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Pimpinan atau manajer sangat besar peranannya dalam menciptakan
suasana yang komunikatif diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja
lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Pencapaian
tujuan dan sasaran harus didukung oleh komunikasi yang efektif dan efisien agar
dapat membantu kerjasama dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukan jalinan
partisipasi dan saling pengertian antara sesama anggota melalui komunikasi yang
terarah dengan baik.
Menurut Suranto (2005:16) komunikasi adalah suatu proses pengiriman
pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan,
tertulis maupun dengan isyarat saja. Hal ini juga berhubungan dengan efektivitas
semangat kerja dan tingginya dorongan sumber daya manusia untuk melakukan
suatu pekerjaan yang diinginkan guna mencapai tujuan.
Efektivitas kerja adalah suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan
atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan. Secara sederhana, komunikasi dikatakan mempengaruhi
efektifitas kerja apabila dalam suatu proses komunikasi itu, pesan yang di
sampaikan oleh pengirim dapat diterima dan dimengerti oleh penerima, persis
seperti yang dikehendaki oleh pengirim sehingga tugas-tugas dan fungsi-fungsi
karyawan dapat terlaksana dengan baik. Suasana kerja yang menyenangkan
ditunjang dengan komunikasi yang baik dan semangat kerja serta efektivitas kerja
yang tinggi dari karyawannya, dipercaya mampu meningkatkan penjualan, bahkan
menjadikan perusahaan sebagai penyedia jasa atau produk yang diidolakan
banyak orang. Dalam melakukan komunikasi adakalanya hasil yang dicapai tidak
sesuai dengan apa yang di harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang terjadi
tidak efektif , sehingga tidak mencapai sasaran yang baik.
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah perusahaan yang
bergerak di bidang ritel busana muslim. Sistem komunikasi yang dipergunakan
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah berdasarkan kerjasama dari
setiap bagian dengan atasan yang mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawab
yang berbeda.
Untuk melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut PT. Shafira Laras
dua arah. Komunikasi satu arah meliputi surat keputusan, surat tugas kerja dan
wewenang, memo, buku pedoman, perintah, papan pengumuman,teguran, dan
sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah meliputi komunikasi secara bertatap
muka langsung, pidato, pembicaraan melalui berbagai saluran telepon, rapat kerja
dan sebagainya.
Peranan Komunikasi dalam peningkatan efektivitas kerja pada PT.
Shafira Laras Persada Cabang Medan dimana terlihat adanya ketidaklancaran
perusahaan, ditandai dengan adanya masalah internal dan eksternal dalam
komunikasi, sering kali pimpinan beranggapan bahwa apapun yang
dikomunikasikan kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah
yang membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara pimpinan
perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi yang diberikan
pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat antara karyawan dalam
melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari pimpinan. Terkadang hal tersebut
menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dan konflik antara para karyawan.
Selain itu, kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas
perusahaan , seperti menggunakan telepon yang disediakan untuk kepentingan
pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan perusahaan, sehingga
mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti
konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat.
Diharapkan adanya perbaikan terhadap sistem komunikasi baik yang satu
Shafira Laras Persada Cabang Medan tidak hanya berupa satuan basil tetapi juga
meliputi kemampuan dan prestasi kerja pada karyawan.
Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya peranan komunikasi
dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan,
maka penulis mengambil judul: “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan
Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta tidak
terlepas dari suatu masalah. Masalah-masalah tersebut merupakan suatu faktor
penghambat dalam mencapai tujuan usaha.
Dari pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
pokok masalah agar materi yang dibahas tidak menyimpang dari pokok
pembahasan dan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, yakni “Bagaimana
peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira
Laras Persada Cabang Medan”
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian tentunya terdapat tujuan yang ingin
Peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor
yang diterapkan pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kantor untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada pada penerapan Peranan komunikasi
dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor PT.
Shafira Laras Persada Cabang Medan.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang penerapan Peranan
komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan
kantor PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada
Cikal bakal PT. Shafira Laras Persada diawali oleh seorang aktivis
mahasiswi mesjid Salman ITB Bandung. Hati beliau tergerak ketika situasi di era
1980–an ketika sosok busana bergaya islami masih dianggap kampungan.
Bagaimana tidak selain tampil apa adanya, sang pemakainya pun dianggap tidak
gaya, tidak aksi, jauh dari istilah fashionable. Terlebih lagi, ada yang
menjulukinya ninja (mungkin karena gaya busana muslimah mirip gaya ninja
dalam film silat Jepang) atau panggilan tidak bersahabat lainnya.
Adapun alasan mengapa dipilih nama Shafira untuk perusahaan yang akan
dibangun yaitu berawal ketika beliau melintas dibawah menara mesjid Salman
ITB tempatnya beraktivitas. Saat itu terdengar suara adzan memanggil kaum
muslimin untuk shalat, beliau pun bergegas wudhu dan masuk mesjid. Ketika
itulah matanya tertumbuk pada tulisan shaf yang ada di dinding mesjid, tulisan
yang sudah berapa ratus kali dilihatnya. Tulisan itu mengingatkan agar dalam
jajaran shaf ketika shalat senantiasa rapi dan lurus.
Kata itu begitu lekat diingatannya, sehingga ketika muncul lagi
keinginan untuk memberi nama perusahaannya, kata Shaf itulah yang terucap dari
bibirnya untuk dijadikan nama sekaligus simbol produknya. Dan agar tidak
kelihatan begitu maskulin dan tajam, maka dibubuhkan kata tambahan yang
saran teman – temannya, maka ditambahkan kata “ ira ” diakhir kata “ Shaf “
sehingga menjadi Shafira. Selain itu kata Shafira pun dapat diartikan sebagai batu
safir yang berwarna biru yang anggun dan elegan. Tidak seperti mutiara atau
berlian yang kemilau, batu safir mewakili keteduhan, keanggunan dan nuansa
kemewahan sekaligus suasana kerendahan hati pemakainya. Dalam perjalanannya
nama Shafira dapat pula diartikan sebagai shafar yang berarti perjalanan. Ini
bermakna agar Shafira tidak berhenti di jalan, memperluas bisnis dan
mengembangkan dakwah sekaligus terus menerus melihat perkembangan dunia
agar apa yang dihasilkan Shafira benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh dunia,
sebagaimana hakikat kehadiran islam : rahmatan lil’alamin
Dalam situasi yang penuh semangat, sedikit demi sedikit perusahaan
dirapikan dan ditata ulang. Untuk lebih memudahkan gerak bisnisnya, tepat pada
tanggal 22 Februari 1989 Shafira resmi menjadi PT. Shafira Laras Persada.
Dengan badan hukum berbentuk PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said
Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94
tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. maka makin
jelas langkah yang dituju Shafira untuk melangkah menuju sebuah bangunan
cita- cita yang besar di kelak kemudian hari.
Tanpa terasa, kini Shafira sudah berusia 24 tahun. Jaringan toko Shafira
sudah tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan,
dan Sumatera. Selain butiknya sudah menyebar di hampir seluruh pulau yang ada
Laras Persada kini yang berkantor di Gede Bage – Bandung, kini telah memiliki
23 showroom di seluruh Indonesia dan satu showroom di Malaysia. Dan dengan
berbagai kiprahnya di dunia mode busana khususnya busana muslim di
Indonesia.
Tabel 2.1
Cabang-cabang PT. Shafira Laras Persada ( Showroom Shafira yang
tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia)
No. Daerah wilayah cabang Nama Showroom Shafira yang berada di
wilayah daerah cabang
1. Jakarta 1. Shafira Pondok Bambu
2. Shafira Cikajang
3. Shafira Kelapa Gading
4. Shafira BSD
5. Shafira Bintaro
6. Shafira Cibubur Junction
2. Bandung 1. Shafira Buah Batu
2. Shafira Sulanjana
3. Shafira BIP
4. Shafira Tuparev
5. Shafira Pangrango
2.Shafira Soetomo
3. Shafira Kawi Malang
4.Shafira Indra Giri
5. Shafira Jember
4. Palembang 1. Shafira Palembang
5. Pekan Baru 1. Shafira Pekan Baru
6. Medan 1. Shafira Medan
7. Makassar 1.Shafira Makassar
8. Banjarmasin 1. Shafira Banjarmasin
9. Balikpapan 1.Shafira Balikpapan
10. Samarinda 1.Shafira Samarinda
11. Malaysia 1.Shafira Dataran Jelatek Malaysia
Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)
Adapun maksud dari pendirian cabang ini adalah diharapkan akan dapat
meningkatkan volume penjualan karena dekat dengan konsumen dan lebih mudah
mengakomodasikan keinginan dan harapan konsumen, serta memberikan
kemudahan bagi para konsumen (member) yang ada di luar pulau Jawa. Dan
memberikan kemudahan kepada konsumen untuk dapat melihat langsung
produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh Shafira yang tersedia di showroom masing -
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Iskandar
Muda No.288 A-B Medan, merupakan kantor Cabang Pemasaran Penjualan yang
merupakan satu- satunya cabang yang ada di wilayah Sumatera Utara dan bagian
salah satu cabang dari showroom yang ada di pulau Sumatera setelah Palembang
dan Pekan Baru.
PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada
industri retail yang menghasilkan produk-produk busana muslim dan
perlengkapan pakaian muslim lainnya termasuk perlengkapan ibadah. Dalam
produksinya PT. Shafira Laras Persada masih menggunakan beberapa bahan
bakunya yang masih harus diimpor. Produk-produk yang dihasilkan pada
umumnya dijual di pasar dalam negeri dan ada juga yang di jual di pasar luar
negeri walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.
Dalam memasarkan produk-produk Shafira tersebut, Perusahaan
mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi: Menjadikan busana muslim diterima masyarakat yang diwujudkan
dalam
Misi: Memasyarakatkan busana muslim, meningkatkan apresiasi
masyarakat, menyediakan busana muslim berkualitas membuka
lapangan kerja, dan sebagai sarana beribadah, menggunakan
promosi melalui media cetak dan elektronik, outboard tema, yellow
pages.
Metode ini dinilai baik untuk mempromosikan produk-produk Shafira yang
Adapun member ataupun pelanggan Shafira ini sebagian besar berasal dari
kalangan masyarakat yang ekonominya berada di kelas menengah ke atas.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan
suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut
disebut sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana
manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Jika
dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam
pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja
tertentu dalam sebuah organisasi dimana didalamnya terdapat kejelasan
bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan
dikomunikasikan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja
Sejak mulai berdirinya PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada
tahun 2009 sampai sekarang banyak mengalami perkembangan dan kemajuan
pada struktur organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada
Cabang Medan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN
Sumber: PT. Shafira Laras Persada (data diolah) Asisten Chief
Staff Kasir Staff Administrasi Kepala Cabang
C. Uraian Tugas
Di dalam suatu kegiatan dalam perusahaan memilki bagian-bagian yang
tidak lepas dari segala tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Adapun
jabatan/tingkatan yang ada dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan serta
tugas yang dibebankan adalah:
1. Chief Operation (CO)
Tugasnya adalah :
a. Menetapkan sasaran jangka pendek perusahaan di cabang dengan
merumuskan, menetapkan , mengatur, mengawasi dan mengkoordinir
program kerja untuk mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan
sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Memimpin dan menetapkan program kerja kepada para bawahan
sesuai dengan sasaran perusahaan, sistem dan prosedur, serta
kebijakan umum yang telah ditetapkan.
c. Menyusun program kerja dan melaksanakan penjualan di
daerah-daerah yang dibawah kendali cabang.
d. Mempertanggungjawabkan program kerja cabang dan hasil yang
diperoleh dari implementasi program kerja tersebut.
2. Asisten Chief Operation
Bertugas untuk membantu Chief Operation dalam mengelola perusahaan
sedangkan pelaksanaan kegiatan teknis dan operasional perusahaan didelegasikan
3. Bagian Penjualan
Uraian tugas dan tanggung bagian penjualan adalah :
a. Menyusun program kerja mengenai penjualan produk.
b. Menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
c. Mengadakan pembinaan dan penyusunan program kerja terhadap para
member loyal dalam rangka meningkatkan kemampuan secara
individu maupun tim untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
d. Penyusunan program kerja terhadap target penjualan yang harus
dicapai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
e. Menyusun program kerja yaitu bagaiman pemasaran yang baik,
pemilihan waktu yang tepat, apakah produksi selesai tepat waktu.
f. Menyelenggarakan pengkajian pasar dan harga agar produk yang
dihasilkan dapat memasuki pasar yang tepat, pada waktu yang tepat,
serta harga yang kompetitif.
g. Mengembangkan strategi promosi yang sesuai dengan produk
dikarenakan promosi yang baik dan tepat sasaran akan meningkatkan
ekspetaktasi konsumen kepada produk.
h. Menyiapkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pemasaran yang
berpotensi dalam rangka peningkatan kemampuan mereka sebagai
4. Bagian Keuangan dan Administrasi
Bagian Keuangan dan Administrasi mempunyai tugas-tugas sebagai
berikut :
a. Menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, dan
menyelenggarakan pembukuan biaya dan pendapatan, analisis serta
evaluasi biaya dan pendapatan.
b. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, dan
menyelenggarakan verifikasi, akuntansi umum dan perpajakan dalam
rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
c. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan
menyelenggarakan kegiatan tata usaha keuangan, utang piutang,kas
dalam rangka menunjang kegiatan perusahaan.
5. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok
produk , penyusunan stok produk dan pengemasan produk.
b. Merawat dan menjaga kebersihan area penjualan di dalam showroom
dan gudang
c. Melakukan pengiriman barang produk baik kepada para member
atau customer maupun kepada perusahaan cabang lainnya.
d. Melaksanakan program-program yang menunjang operasi
PT. Shafira merupakan perusahaan dagang yang menjual berbagai produk,
berikut penjelasan beberapa produk yang dimiliki PT. Shafira. Pengertian busana
secara umum adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung
kaki, dalam hal ini termasuk benda yang melekat di badan seperti : baju dan
celana.
Fungsi dan Syarat busana diantaranya adalah:
1. Sebagai alat keindahan yaitu mempercantik penampilan dan
menyamarkan kekurangan pada bentuk tubuh seseorang.
2. Sebagai alat pengenal atau identitas diri, dalam hal ini, bagi wanita
muslimah diharuskan dalam berbusana tidak menyerupai kaum
lelaki.
3. Memenuhi syarat perbedaan dan kesusilaan, dalam hal ini bagi
wanita muslimah diwajibkan menggunakan pakaian menutup
auratnya tidak tembus pandang (transparan), dan tidak membentuk
tubuh.
4. Memenuhi syarat kesehatan.
5. Memberi efek percaya diri
Adapun pengklasifikasian kelas ( kategori ) produk shafira dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
1. Menurut Jenisnya, terdiri dari :
a. Busana Pria (Mens wear)
b. Busana Wanita (Ladies wear)
2. Menurut Fungsinya, terdiri dari :
a. Pakaian dalam (under wear)
b. Pakaian Luar
3. Kesempatannya, terdiri dari :
a. Busana Kerja
b. Busana Pesta
c. Busana Olahraga
d. Busana Rumah
e. Busana Rekreasi
1. Garmen Busana (GB)
Garmen busana adalah produk busana yang dihasilkan sendiri oleh
merchandise departement bekerjasama dengan departement Produksi Shafira.
Jenis-jenis produk GB meliputi :
1. Busana Wanita Dewasa
2. Busana Pria Dewasa
3. Busana Junior
4. Busana Anak Pria
5. Busana Anak Wanita
6. Busana Haji
Produk Garmen Busana menggunakan label SHAFIRA dan SHAF
2. Garmen Perlengkapan (GC)
Garmen perlengkapan adalah produk perlengkapan non busana yang
dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan
departement produksi shafira
Jenis-jenis produk GC meliputi :
1. Kerudung atau jilbab
2. Bergo
3. Ciput(daleman jilbab)
4. Bandana
Produk Garmen perlengkapan menggunakan label SHAFIRA
3. Garmen Privat Label (PL)
Garmen Privat Label adalah produk yang dihasilkan oleh merchandise
departement bekerjasama dengan pihak yang ke 3 (supplier/vendor)
Jenis-jenis produk PL meliputi :
1. Baju Koko
2. Tunik
3. Baju Anak Wanita
4. Baju Anak Pria
Produk GarmenPL menggunakan Label SHAFIRA dan SHAF
4. Pembelian Putus (PT)
Pembelian putus adalah produk perlengkapan non busana yang dibeli
secara langsung dari rekanan supplier Shafira.
Jenis-jenis produk PT :
1. Produk Pabrikan, yaitu produk massal yang dihasilkan oleh pabrik ,
misalnya sajadah, sarung, kerudung, peci, dan topi. Produk pabrikan
ini biasanya memiliki merk yang sudah terkenal seperti Peci Awing,
,Sajadah Babussalam, dan Sarung BHS.
2. Produk Home Industry, yaitu produk yang dihasilkan oleh supplier
tradisional non pabrikan besar seperti selendang , kerudung, ciput, dan
mukena.
5. Konsinyasi (KS)
Konsinyasi adalah produk yang dititip jualkan oleh supplier ke Shafira.
Jenis-jenis produk konsinyasi :
Produk Konsinyasi tidak terbatas jenisnya, tetapi biasanya terdiri dari
produk yang tidak dapat diubah oleh Shafira atau yang belum terdapat di Shafira,
produk ini biasanya hanya dijual di Showroom saja, misalnya :
1. Sarung
3. Busana Renang
4. Peci
D. Kinerja Terkini
Adapun kinerja terkini dari PT. Shafira Laras Persada adalah dengan
meningkatkan kinerja karyawan karena karyawan salah satu faktor yang penting
dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, yang
artinya dengan meningkatkan kinerja karyawan berarti meningkatkan mutu dan
kualitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan hasil kinerja karyawan maka
pihak perusahaan berharap akan adanya peningkatan dari efektivitas dan
produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan. Oleh karena itu, perusahaan
melakukan pengembangan karyawan melalui latihan dan pendidikan guna
memberi manfaat kepada kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan.
Dimana manfaat yang diperoleh karyawan adalah adanya peningkatan
kemampuan atau keterampilan. Sedangkan manfaat yang diperoleh secara
keseluruhan yaitu dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan.
Selain meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan juga tengah
meningkatkan dalam mengembangan berbagai desain produk dan pelayanan.
Termasuk didalamnya upaya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi
pelanggannya.
Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, Shafira memberikan
kemudahan dalam mendapatkan ragam produk dengan praktis melalui
webstore.shafira.com. Dan untuk menyenangkan para pelanggan Shafira sering
1. Mengadakan bazar – bazar dan sale diakhir tahun.
2. Mengadakan acara jilbab class Shafira bersama majelis ta’lim Az –
zahra.
3. Mengadakan acara The Most Favourite Hijab Style by Shafira.
4. Mingle show shafira hangatkan reuni alumni SMP 2 depok Angkatan
1985
5. Debut busana muslim di New York Fashion week 2013.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata latin communis yang berarti kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata dalam Bahasa
Latin Communico yang artinya membagi.
Secara umum komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Perpindahan
pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan
dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan
sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi
data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat
tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis,
mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pengertian informasi.
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai arti komunikasi, ada beberapa
pendapat para ahli antara lain :
1. Menurut Widjaja ( 2000:14 ), komunikasi adalah saluran untuk
memberi dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat saja.
2. Menurut Widjaya (2000:1), komunikasi pada umumnya diartikan
sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar
pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun
sekelompok.
3. Menurut Drs. Djoko Purwanto (2006:3), komunikasi adalah suatu
proses pertukaran informasi antara individu melalui suatu sistem yang
biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan.
4. Menurut Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1) Komunikasi
adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
sebagainya daengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan,
grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang
biasanya dinamakan komunikasi.
5. Menurut Jalaluddin (2008:13) Komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
sebagai suatu proses kegiatan penyampaian warta berita, informasi yang
secara sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang
menggunakan bahasa verbal saja, tetapi juga dalam bahasa tubuh, lukisan, seni,
dan teknologi.
B. Unsur – unsur komunikasi dan Proses Komunikasi
Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu
komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau
umpan balik.
1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan,
sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan.
2. Pesan atau Berita (Message)
Pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang
penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens) melalui penggunaan
bahasa atau lambang-lambang.
3. Saluran atau Media Komunikasi
Sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang
mengandung makna berupa pesan/simbol/lambang-lambang yang mengandung
makna berupa pesan/pengertian. Contoh: TV, radio, suratkabar, majalah, telepon,
4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh
komunikator yang menerima pesan-pesan.
5. Efek atau Umpan balik
Hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan
yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan
memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.
Menurut Bovee dan Thil dalam buku Bussiness Communication Today, 6e
(dalam Purwanto, 2006: 11) proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu :
1. Pengirim mempunyai ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide
dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia
ini dipenuhi dengan berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, dikecap maupun diraba. Setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda
karena kita memandang dunia dengan suatu cara yang unik dan bersifat
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna,
pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin
disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang
budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran media yang
ada kepada si penerima pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikasi) menerima
pesan tersebut.
5. Penerima menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia
dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya,
suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
6. Penerima menerima tanggapan dan umpan balik ke pengirim.
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dari suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima
pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberi
sinyal terhadap pengirim pesan.
Proses komunikasi diatas sebagai berikut:
C. Bentuk Komunikasi
Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan
tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya
komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi
dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari
a. Komunikasi satu arah (one way communication)
b. Komunikasi dua arah (two way communication)
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu
pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan
dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara,
konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi
yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan,
penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni
komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan
pesan yang disampaikan.
Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan
penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas,
komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat
penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa
adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang
sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:
seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah
itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana
mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan
komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss
communication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari
komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang
lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena
daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya
bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.
Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan,
maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin
komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk
melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi/perusahaan adalah
Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat
untuk membantu melancarkan komunikasi. Jadi, untuk dapat melaksanakan
komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang
menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi tersebut, sehingga
apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan.
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima
komunikasi, jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan
bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi
kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan
hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan
komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat
memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain :
a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
b. Biaya-biaya dapat ditekan
c. Dapat meningkatkan partisipasi
d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Perusahaan atau organisasi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama
tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Selanjutnya hubungan
harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui.
Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya
dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan
urat nadi suatu organisasi atau perusahaan dimana komunikasi itu berwujud
penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi
perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.
Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang
Medan meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang ada di PT.
Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi langsung bertatap muka, melalui
telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Komunikasi tertulis yang ada pada PT.
Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi surat keputusan, memo, surat tugas
kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan
sebagainya.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian
informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.
Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur
tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan
kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya
pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu
organisasi maupun lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah
adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya
mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu
komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu
nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri.
Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan
masih banyak gerakan badan lainnya. Komunikasi nonverbal penting bagi
pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal
dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat
menangkap artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam
segi emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode
komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi nonverbal
adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan
isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan
melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan
tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala. Komunikasi nonverbal
memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada
hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang
menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama
yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi non verbal kurang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada
Cabang Medan karena komunikasi non verbal bersifat informal, komunikasi non
verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan kantor, sebab
komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera.
Biasanya komunikasi non verbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang
D. Tujuan-tujuan Spesifik dalam Komunikasi
Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam
kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas dikantor (tempat bekerja).
1. Komunikasi kepada Atasan/Pimpinan
a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau
oleh atasan/pimpinan
b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi
yang diberikan oleh atasan/pimpinan
c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan
instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan
d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan
e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk memberi
petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan
masalah.
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mempunyai komunikasi kepada
pimpinan yaitu Asisten Chief Operation memberikan informasi kepada Bagian
Penjualan. Misalnya Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi memberikan
informasi tentang laporan keuangan kepada Kepala Chief Operation untuk di
periksa dan dipertanggung jawabkan. Selain itu, Bagian Penjualan memberikan
ide-ide mengenai bagaimana pemasaran dari produk-produk Shafira agar lebih
bisa menarik pelanggan yang banyak dan tetap loyal. Ide ini akan disampaikan
2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat
a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan
b. Untuk melakukan koordinasi dan menyelaraskan kegiatan
c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan
d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.
Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat di PT. Shafira Cabang Medan
dilakukan oleh sesama pegawai dari masing masing bagian. Mulai dari Asisten
Chief Operation, Karyawan di bidang Penjualan, Karyawan di Bidang Keuangan
dan Administrasi, Karyawan Bagian Umum, Staf Administrasi, Staf Penjualan,
dan Staf Kasir. Para Karyawan ini saling berkomunikasi demi mendukung
tercapainya pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
pegawai.
3. Komunikasi kepada Bawahan dan Karyawan
a. Untuk memberikan tugas, perintah dan instruksi
b. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi
c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan
perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik
d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga
sebaliknya hukuman
e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi
bawahan.
Komunikasi kepada bawahan di PT. Shafira Cabang Medan dilakukan
Penjualan, Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi, Bidang Keuangan, dan
Kepala Bidang Umum. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
seluruh elemen PT. Shafira Cabang Medan sudah menjalankan tugasnya dengan
baik sesuai dengan visi dan misinya. Komunikasi ini juga di lakukan oleh
masing-masing Kepala sub-Bidang kepada para karyawan di masing-masing-masing-masing bagian nya.
E. Hambatan komunikasi
Hambatan atau gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi.
Hambatan dapat menghalangi pengirim dalam mengirimkan pesan dan penerima
dalam menerima pesan. Sehingga membuat pesan yang disampaikan pengirim
berbeda dengan pesan yang diterima di penerima.
Menurut Curtis, Floyd& Winsor (2005), jenis hambatan komunikasi
adalah:
1. Hambatan fisik
Faktor fisik dari pengirim dapat menjadi hambatan dalam komunikasi.
Misalnya gangguan kesehatan (suara serak), kecepatan bicara dan intonasi suara.
Faktor fisik dari lingkungan juga dapat menjadi hambatan dalam komunikasi.
Misalnya gangguan alat komunikasi, suara mobil atau pesawat yang lewat,
2. Hambatan psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi.
Umumnya disebabkan oleh si pengirim. Sebelum berkomunikasi, tidak
mengkaji/melihat kondisi si penerima. Komunikasi sulit untuk berhasil jika saat
berlangsungnya komunikasi tersebut, penerima sedang sedih, bingung marah,
kecewa, iri hati, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika penerima menaruh
prasangka kepada pengirim. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi
kegiatan komunikasi, karena orang yang sudah berprasangka belum apa-apa sudah
bersikap menentang pengirim. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar,
seseorang tdk dapat lagi berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau
didengarnya selalu akan dinilai negatif.
3. Hambatan dalam proses komunikasi
a. Hambatan dari si pengirim, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi si pengirim itu sendiri. Hal ini sering dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional dari si pengirim ketika
mengirimkan pesan.
b. Hambatan dari si penerima, seperti kurangnya perhatian pada saat
menerima atau mendengarkan pesan tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
c. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang
4. Hambatan Semantis
Menyangkut bahasa yang dipergunakan pengirim sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada penerima. Seorang pengirim harus
benar-benar memperhatikan hambatan semantis ini, sebab salah ucap dapat
menimbulkan salah pengertian yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah
komunikasi.
Seringkali pengirim salah ucap karena berbicara terlalu cepat sehingga
ketika pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah
terlanjur dilontarkan. Hambatan semantis ini kadang-kadang disebabkan pula oleh
aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyinya dan tulisannya, tetapi
memiliki makna yang berbeda. Salah komunikasi adakalanya disebabkan oleh
pemilihan kata yang tidak tepat dan kata-kata yang sifatnya konotatif.
F. Pengertian Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan
atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan. Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada
banyak pengertian tentang efektivitas, akan tetapi ciri yang sama dari berbagai
pengertian yang diberikan yaitu menyangkut keberhasilan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam suatu organisasi. Richard M. Steers (1980 : 1) mengatakan
bahwa efektivitas adaah suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan
dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif
Menurut Gitosudarmo (2001:7) kata efektif memiliki konotasi atau
berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai sehingga efektif atau efektivitas
dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan.
Semakin besar hasil yang dapat diraihnya berarti semakin efektif. Efektif juga
berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal
Kegiatan yang dilakukan secara efektif belum tentu efisien, karena
mungkin saja hasil yang dicapai itu cukup besar akan tetapi korban yang
ditimbulkan sangat banyak. Sebaliknya efisien belum tentu efektif , karena biaya
yang dikelurkannya mungkin minimal akan tetapi hasil yang dicapainya juga
sangat kecil. Pekerjaan dikatakan efisien dalam arti sesuai dengan indikator
bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, akurat, murah, dan mudah.
Siagian (2002:151) mengatakan bahwa efektiftas kerja adalah
penyelesaian pekerjaan dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada
penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang
dikeluarkan untuk itu. Pabundu (2006:16) berpendapat bahwa efektivitas kerja
adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen
dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif disertai dengan manajemen yang
efisien.
Agar dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan
efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin harus
baik akan mempengaruhi semangat kerja, disiplin, dan tanggung jawab dari para
karyawan.
Secara luas, komunikasi yang efektif akan manimbulkan lima hal yaitu,
pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik dan
tindakan. Pengertian diartikan sebagai penerimaan yang cermat dari pesan-pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Kesenangan yang didapat ketika komunikasi
dilakukan, bukan hanya menyajikan informasi, melainkan untuk menjalin
hubungan yang lebih akrab dan menyenangkan. Pengaruh pada sikap merupakan
bagaimana agar pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi pendapat, sikap
dan tingkah laku seseorang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan
guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap organisasi. Setiap karyawan
sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatakan efektifitas kerja mereka
melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga dengan demikian
pemanfaatan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan akan lebih berpotensi
dan lebih mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
G. Hubungan komunikasi dengan efektivitas kerja
Efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukan tingkat
keberhasilan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang
target yang maksimal, dan tanggung jawab para pegawai dalam menyelesaikan
tugasnya.
Keberadaan komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan
efektivitas kerja karyawan di kantor. Artinya, dengan adanya sistem komunikasi
yang baik maka dapat memperlancar proses pengurusan pekerjaan-pekerjaan,
menghemat tenaga dan waktu. Dengan demikian terdapat pola hubungan positif,
antara komunikasi dengan efektivitas. Semakin baik proses komunikasi maka
semakin tinggi pula tingkat efektivitas di kantor.
Efektivitas kerja karyawan dapat berhasil disebabkan oleh komunikasi.
Komunikasi yang baik akan terjadi apabila terdapat tujuan komunikasi yang
terarah, media komunikasi yang optimal, pengelolaan komunikasi yang lancar,
serta adanya umpan balik (feedback). Tujuan komunikasi yang terarah maksudnya
adanya pengertian yang sama ketika sipengirim pesan penyampaikan maksudnya
kepada sipenerima pesan sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksanakan
dengan baik. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
mendukung kelancaran komunikasi. Agar komunikasi efektif maka perlu adanya
pengelolaan komunikasi tujuanya adalah untuk menangani pesan - pesan yang
sifatnya rutin dan menangani masalah pada komunikasi sehingga pesan dapat
diterima dengan baik. Umpan balik adalah respon yang diberikan ketika
berkomunikasi sehingga dapat dilihat apakah sipenerima benar-benar paham
Didalam komunikasi yang baik maka setiap pekerjaan yang dilaksanakan
tepat waktu, efisien, efektif dan menghasilkan laba yang besar pada perusahaan,
dapat menyebabkan bertambahnya omset perusahaan, waktu pelaksanaan semakin
cepat, hasil pekerjaan semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas,
memudahkan bagian – bagian atau departemen yang lainnya untuk mengolah data
sehingga memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan serta dapat
menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan relasi. Dengan adanya
komunikasi yang baik dapat memperlihatkan efektivitas dari perusahaan terus
meningkat, dan komunikasi yang terjalin pada perusahaan itu dapat menjelaskan
secara terperinci apa dan bagaimana cara memajukan efektivitas itu. Sehingga
tujuan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dengan mudah tercapai. Dan
begitu juga sebaliknya jika komunikasi tidak berjalan dengan baik maka
peningkatan efektivitas kerja karyawan dan tujuan perusahaan tidak dapat tercapai
secara maksimal.
Seperti tabel berikut ini dapat dilihat peranan komunikasi berperan penting
dalam perkembangan aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
Tabel 3.1
Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan
PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN LAPORAN LABA RUGI
KETERANGAN 2010 2011 2012
Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mengalami kenaikan laba pada posisi per
31 desember 2011 sebesar Rp 228.614.00 juta dibanding dengan posisi per 31
desember 2010, sedangkan pada per 31 desember 2012 PT. Shafira Laras Persada
Hubungan antara komunikasi dengan efektivitas kerja secara sederhana
dapat dideskripsikan bahwa, semakin baik dan lancar komunikasi yang diterapkan
maka semakin tinggi pula tingkat tujuan perusahaan. Tanpa komunikasi yang baik
segala rencana, aturan-aturan, keputusan ataupun konsep-konsep yang telah
direncanakan secara matang tidak akan dapat ditangkap, dicerna, ataupun diproses
oleh para bawahan. Dengan hubungan komunikasi yang kurang baik bahkan
buruk maka dapat dipastikan pegawai tersebut akan sulit menerima tugas dan
memahami tugas yang diberikan dengan begitu akan dapat mengurangi efektivitas
kerja perusahaan. Hal itulah yang disebut dengan peran komunikasi dalam
meningkatkan efektivitas kerja, dimana dengan komunikasi yang baik dapat
meningkatkan dan memberikan jaminan yang lebih besar akan keberhasilan
efektivitas kerja perusahaan, dan begitupun sebaliknya.
H. Analisis dan Evaluasi
Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan penelitian, maka dapat
dibuat suatu analisa bahwa komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang
Medan. Oleh karena itu antara pimpinan perusahaan dengan bawahannya harus
terjain komunikasi yang baik, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Menurut Purwanto (3 : 2006) Komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik
komunikasi yang efektif dimaksudkan agar organisasi memperoleh tenaga kerja
yang berkualitas dan mampu merealisasikan tujuan perusahaan, sehingga
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang telah di
tetapkan organisasi.
Sistem komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang
Medan perlu lebih diperhatikan karena pesan yang diterima sering terjadi
kesalahpahaman persepsi / pandangan. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah
komunikasi internal. Karena kurangnya pemahaman antara pengirim pesan
dengan penerima pesan sehingga pesan akhir yang diterima tidak sinkron atau
tidak efektif. Jadi, tujuan komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada
Cabang Medan belum mencapai sasaranya. Selain itu media komunikasi yang
tersedia masih belum dapat dipergunakan secara maksimal karena banyak
karyawan yang mempersalah gunakan dan mengoperasikan alat/media
komunikasi untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan perusahaan.
Sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar
seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat, komsumen
merasa sulit untuk mendapatkan pelayanan secara online, pekerjaan selesai
dengan tidak tepat waktu volume pekerjaan menjadi bertambah dan proses
pengerjaanya tidak terselesaikan sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan
konsumen menyebabkan terjadinya masalah komunikasi eksternal atau pihak luar
terjadi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tidak sadarnya karyawan
dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan –
keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Keluhan – keluhan pelanggan yang
bermula dari hal yang awalnya remeh malah menjadi perseteruan yang membesar
karena ketidaktepatan karyawan dalam menangani keluhan konsumen tersebut.
Sehingga konsumen yang kecewa dan marah tidak sengaja meluapkannya dengan
menyebarkannya dari mulut ke mulut dan merekomendasikan kepada orang lain
untuk tidak membeli produk di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tentu
saja masalah ini sangat merugikan dan berdampak buruk bagi omset dan tujuan
perusahaan.
Menanggapi fenomena yang terjadi, PT. Shafira Laras Persada Cabang
Medan harus melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang terlibat
didalamnya khususnya mengenai sistem komunikasi yang ada karena
pengaruhnya sangat besar terhadap efektivitas kerja dan berdampak pada nama
baik perusahaan yang bersangkutan. Walaupun secara keseluruhan komunikasi
yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan kurang efektif, tetapi
kesalah pahaman terjadi dapat diatasi dengan tepat. Beberapa cara yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mengatasi masalah – masalah internal yaitu, membuat
suatu pesan secara lebih berhati – hati, menggunakan bahasa yang jelas,
sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele – tele , meminimalkan gangguan
dalam proses komunikasi ( suara – suara musik, keributan didalam ruangan kerja,
dsb), melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dan karyawan
terjadi umpan balik sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan
lembur agar pekerjaan terselesaikan dengan tepat waktu serta jika terjadi
kesalahan dalam melakukan proses data mereka tetap memprtanggung jawabkan
hal tersebut kepada semua pihak yang terkait. Sedangkan beberapa cara
menghadapi masalah – masalah eksternal yaitu, tidak bersikap kaku terhadap
konsumen, menciptakan kesan pertama yang bagus dan suasana yang nyaman,
berkomunikasi secara personal, memberikan pelayanan yang prima dan promosi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada
bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis
mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.
1. Peranan komunikasi pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan secara umum berjalan dengan baik , namun belumlah sepenuhnya efektif dan
maksimal, karena masih banyak terdapat kelemahan-kelemahan di
dalamnya, sehingga efektivitas kerja staf dan pegawai pada PT. Shafira
Laras Persada Cabang Medan juga belum tercapai secara efektif.
2. Sitem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga masih terdapat
kelemahan. Adapun kelemahan terjadi antara pimpinan dan karyawan
adalah pimpinan beranggapan bahwa apapun yang dikomunikasikan
kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah yang
membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara
pimpinan perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi
yang diberikan pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat
antara karyawan dalam melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari
pimpinan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena adanyan
kelamin, status sosial, latar belakang budaya, dan sikap temperamen para
karyawan.
3. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan , seperti menggunakan telepon dan internet yang disediakan untuk
kepentingan pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan
perusahaan, sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan
dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi
menjadi terhambat.
4. Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen. Tidak sadarnya karyawan dalam berkomunikasi yang baik
menimbulkan salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh, dan tidak adanya
solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan
mengenai pelayanan perusahaan. Sehingga mengakibatkan para konsumen
kecewa dengan pelayanan yang tidak memuaskan di PT. Shafira Laras
Persada Cabang Medan.
B. SARAN
Setelah menarik kesimpulan dari Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan
Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.
1. PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus lebih meningkatkan dan
memperbaiki sistem komunikasi yang ada, perlu melakukan evaluasi
terhadap sistem komunikasi dan harus sering melakukan interaksi antara
lagi dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal dan sesuai
dengan harapan bersama.
2. Sebaiknya alat – alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang
Medan dapat ditingkatkan lagi fungsinya secara maksimal sebagai alat
komunikasi perusahaan agar tidak di salah pergunakan oleh karyawan –
karyawan untuk kebutuhan pribadi.
3. Hendaknya hubungan komunikasi yang terjalin antara karyawan dengan
konsumen haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua
masalah-masalah dan keluhan-keluhan konsumen PT. Shafira Laras
Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Widjaya, H.A.W. 2000. Imu Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Bactiar, Miraza. 2004. Manajemen Bisnis. ISEI. Bandung.
Sudarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran. Mandar Maju. Bandung.
Suranto AW, 2005. Komunikasi Perkantoran, cetakan Pertama, Media Wacana,
Yogyakarta.
Corrado, Frank M, 2004. Berkomunikasi Dengan Karyawan, cetakan Pertama, PPM,
Jakarta.
Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Widjaja, HAW, 2000. Ilmu Komunikasi, Rineka Cipta, Bandung.
Wiludjeng, Sri, 2007. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wursanto, Lg, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Andy Offset, Yogyakarta.