• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DIPLOMA III KEUANGAN

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT. SHAFIRA LARAS PERSADA

CABANG MEDAN

   

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

SRI WULANDARI B. S 102101100

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Keuangan

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tersayang Alm.

Zulkarnaen Siregar, SE, M.Si dan Hj. Budi Rahini, SE yang telah

memberikan cinta dan kasih sayang serta membesarkan dan membimbing

sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan. Serta saudara penulis

Muhammad Andre Rivandi Siregar yang sering kali membuat penulis merasa kesal.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.E, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Dipoma III

Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Yulinda M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Ibu Irni Nasution S.Hut yang telah berkenan memberi izin dan membantu

penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di PT. Shafira

(3)

6. Seluruh Dosen dan staff Pengajar serta pegawai di Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu Penulis.

7. Yang teristimewa Dandy Rizkian Tarigan yang telah banyak memberikan perhatian, dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

8. Sahabat – sahabat terbaik penulis Vinska, Dekna, Putri, Yuli, Pipit, Ivy, Ade dan Puteh yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini. Serta teman – teman magang kelompok 21

Cici, Vina, Yuni, dan Susan.

Semoga Allah SWT membalas semua amal dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak untuk penulis selama ini. Dengan segala kerendahan hati penulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.

Medan, Oktober 2013

Penulis

Sri Wulandari B.S

 

(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ….. ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT Shafira Laras Persada ... 6

B. Struktur Organisasi ... 11

C. Uraian Tugas ... 13

D. Kinerja Terkini ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi ... 21

G. Hubungan Komunikasi Dengan Efektivitas Kerja ... 38

(5)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Cabang – cabang PT. Shafira Laras Persada... 8

Tabel 3.1 Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada... 40

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Shafira Laras Persada

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan, baik dalam

kehidupan sehari – hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Pimpinan atau manajer sangat besar peranannya dalam menciptakan

suasana yang komunikatif diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja

lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Pencapaian

tujuan dan sasaran harus didukung oleh komunikasi yang efektif dan efisien agar

dapat membantu kerjasama dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukan jalinan

partisipasi dan saling pengertian antara sesama anggota melalui komunikasi yang

terarah dengan baik.

Menurut Suranto (2005:16) komunikasi adalah suatu proses pengiriman

pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada

komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan,

tertulis maupun dengan isyarat saja. Hal ini juga berhubungan dengan efektivitas

(9)

semangat kerja dan tingginya dorongan sumber daya manusia untuk melakukan

suatu pekerjaan yang diinginkan guna mencapai tujuan.

Efektivitas kerja adalah suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan

atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan. Secara sederhana, komunikasi dikatakan mempengaruhi

efektifitas kerja apabila dalam suatu proses komunikasi itu, pesan yang di

sampaikan oleh pengirim dapat diterima dan dimengerti oleh penerima, persis

seperti yang dikehendaki oleh pengirim sehingga tugas-tugas dan fungsi-fungsi

karyawan dapat terlaksana dengan baik. Suasana kerja yang menyenangkan

ditunjang dengan komunikasi yang baik dan semangat kerja serta efektivitas kerja

yang tinggi dari karyawannya, dipercaya mampu meningkatkan penjualan, bahkan

menjadikan perusahaan sebagai penyedia jasa atau produk yang diidolakan

banyak orang. Dalam melakukan komunikasi adakalanya hasil yang dicapai tidak

sesuai dengan apa yang di harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang terjadi

tidak efektif , sehingga tidak mencapai sasaran yang baik.

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah perusahaan yang

bergerak di bidang ritel busana muslim. Sistem komunikasi yang dipergunakan

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah berdasarkan kerjasama dari

setiap bagian dengan atasan yang mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawab

yang berbeda.

Untuk melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut PT. Shafira Laras

(10)

dua arah. Komunikasi satu arah meliputi surat keputusan, surat tugas kerja dan

wewenang, memo, buku pedoman, perintah, papan pengumuman,teguran, dan

sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah meliputi komunikasi secara bertatap

muka langsung, pidato, pembicaraan melalui berbagai saluran telepon, rapat kerja

dan sebagainya.

Peranan Komunikasi dalam peningkatan efektivitas kerja pada PT.

Shafira Laras Persada Cabang Medan dimana terlihat adanya ketidaklancaran

perusahaan, ditandai dengan adanya masalah internal dan eksternal dalam

komunikasi, sering kali pimpinan beranggapan bahwa apapun yang

dikomunikasikan kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah

yang membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara pimpinan

perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi yang diberikan

pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat antara karyawan dalam

melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari pimpinan. Terkadang hal tersebut

menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dan konflik antara para karyawan.

Selain itu, kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas

perusahaan , seperti menggunakan telepon yang disediakan untuk kepentingan

pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan perusahaan, sehingga

mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti

konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat.

Diharapkan adanya perbaikan terhadap sistem komunikasi baik yang satu

(11)

Shafira Laras Persada Cabang Medan tidak hanya berupa satuan basil tetapi juga

meliputi kemampuan dan prestasi kerja pada karyawan.

Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya peranan komunikasi

dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan,

maka penulis mengambil judul: “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan

Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta tidak

terlepas dari suatu masalah. Masalah-masalah tersebut merupakan suatu faktor

penghambat dalam mencapai tujuan usaha.

Dari pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat

pokok masalah agar materi yang dibahas tidak menyimpang dari pokok

pembahasan dan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, yakni “Bagaimana

peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira

Laras Persada Cabang Medan”

C. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian tentunya terdapat tujuan yang ingin

(12)

Peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor

yang diterapkan pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kantor untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada pada penerapan Peranan komunikasi

dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor PT.

Shafira Laras Persada Cabang Medan.

2. Menambah pengetahuan penulis tentang penerapan Peranan

komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan

kantor PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap

(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada

Cikal bakal PT. Shafira Laras Persada diawali oleh seorang aktivis

mahasiswi mesjid Salman ITB Bandung. Hati beliau tergerak ketika situasi di era

1980–an ketika sosok busana bergaya islami masih dianggap kampungan.

Bagaimana tidak selain tampil apa adanya, sang pemakainya pun dianggap tidak

gaya, tidak aksi, jauh dari istilah fashionable. Terlebih lagi, ada yang

menjulukinya ninja (mungkin karena gaya busana muslimah mirip gaya ninja

dalam film silat Jepang) atau panggilan tidak bersahabat lainnya.

Adapun alasan mengapa dipilih nama Shafira untuk perusahaan yang akan

dibangun yaitu berawal ketika beliau melintas dibawah menara mesjid Salman

ITB tempatnya beraktivitas. Saat itu terdengar suara adzan memanggil kaum

muslimin untuk shalat, beliau pun bergegas wudhu dan masuk mesjid. Ketika

itulah matanya tertumbuk pada tulisan shaf yang ada di dinding mesjid, tulisan

yang sudah berapa ratus kali dilihatnya. Tulisan itu mengingatkan agar dalam

jajaran shaf ketika shalat senantiasa rapi dan lurus.

Kata itu begitu lekat diingatannya, sehingga ketika muncul lagi

keinginan untuk memberi nama perusahaannya, kata Shaf itulah yang terucap dari

bibirnya untuk dijadikan nama sekaligus simbol produknya. Dan agar tidak

kelihatan begitu maskulin dan tajam, maka dibubuhkan kata tambahan yang

(14)

saran teman – temannya, maka ditambahkan kata “ ira ” diakhir kata “ Shaf “

sehingga menjadi Shafira. Selain itu kata Shafira pun dapat diartikan sebagai batu

safir yang berwarna biru yang anggun dan elegan. Tidak seperti mutiara atau

berlian yang kemilau, batu safir mewakili keteduhan, keanggunan dan nuansa

kemewahan sekaligus suasana kerendahan hati pemakainya. Dalam perjalanannya

nama Shafira dapat pula diartikan sebagai shafar yang berarti perjalanan. Ini

bermakna agar Shafira tidak berhenti di jalan, memperluas bisnis dan

mengembangkan dakwah sekaligus terus menerus melihat perkembangan dunia

agar apa yang dihasilkan Shafira benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh dunia,

sebagaimana hakikat kehadiran islam : rahmatan lil’alamin

Dalam situasi yang penuh semangat, sedikit demi sedikit perusahaan

dirapikan dan ditata ulang. Untuk lebih memudahkan gerak bisnisnya, tepat pada

tanggal 22 Februari 1989 Shafira resmi menjadi PT. Shafira Laras Persada.

Dengan badan hukum berbentuk PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said

Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94

tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. maka makin

jelas langkah yang dituju Shafira untuk melangkah menuju sebuah bangunan

cita- cita yang besar di kelak kemudian hari.

Tanpa terasa, kini Shafira sudah berusia 24 tahun. Jaringan toko Shafira

sudah tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan,

dan Sumatera. Selain butiknya sudah menyebar di hampir seluruh pulau yang ada

(15)

Laras Persada kini yang berkantor di Gede Bage – Bandung, kini telah memiliki

23 showroom di seluruh Indonesia dan satu showroom di Malaysia. Dan dengan

berbagai kiprahnya di dunia mode busana khususnya busana muslim di

Indonesia.

Tabel 2.1

Cabang-cabang PT. Shafira Laras Persada ( Showroom Shafira yang

tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia)

No. Daerah wilayah cabang Nama Showroom Shafira yang berada di

wilayah daerah cabang

1. Jakarta 1. Shafira Pondok Bambu

2. Shafira Cikajang

3. Shafira Kelapa Gading

4. Shafira BSD

5. Shafira Bintaro

6. Shafira Cibubur Junction

2. Bandung 1. Shafira Buah Batu

2. Shafira Sulanjana

3. Shafira BIP

4. Shafira Tuparev

5. Shafira Pangrango

(16)

2.Shafira Soetomo

3. Shafira Kawi Malang

4.Shafira Indra Giri

5. Shafira Jember

4. Palembang 1. Shafira Palembang

5. Pekan Baru 1. Shafira Pekan Baru

6. Medan 1. Shafira Medan

7. Makassar 1.Shafira Makassar

8. Banjarmasin 1. Shafira Banjarmasin

9. Balikpapan 1.Shafira Balikpapan

10. Samarinda 1.Shafira Samarinda

11. Malaysia 1.Shafira Dataran Jelatek Malaysia

Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)

Adapun maksud dari pendirian cabang ini adalah diharapkan akan dapat

meningkatkan volume penjualan karena dekat dengan konsumen dan lebih mudah

mengakomodasikan keinginan dan harapan konsumen, serta memberikan

kemudahan bagi para konsumen (member) yang ada di luar pulau Jawa. Dan

memberikan kemudahan kepada konsumen untuk dapat melihat langsung

produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh Shafira yang tersedia di showroom masing -

(17)

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Iskandar

Muda No.288 A-B Medan, merupakan kantor Cabang Pemasaran Penjualan yang

merupakan satu- satunya cabang yang ada di wilayah Sumatera Utara dan bagian

salah satu cabang dari showroom yang ada di pulau Sumatera setelah Palembang

dan Pekan Baru.

PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada

industri retail yang menghasilkan produk-produk busana muslim dan

perlengkapan pakaian muslim lainnya termasuk perlengkapan ibadah. Dalam

produksinya PT. Shafira Laras Persada masih menggunakan beberapa bahan

bakunya yang masih harus diimpor. Produk-produk yang dihasilkan pada

umumnya dijual di pasar dalam negeri dan ada juga yang di jual di pasar luar

negeri walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.

Dalam memasarkan produk-produk Shafira tersebut, Perusahaan

mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi: Menjadikan busana muslim diterima masyarakat yang diwujudkan

dalam

Misi: Memasyarakatkan busana muslim, meningkatkan apresiasi

masyarakat, menyediakan busana muslim berkualitas membuka

lapangan kerja, dan sebagai sarana beribadah, menggunakan

promosi melalui media cetak dan elektronik, outboard tema, yellow

pages.

Metode ini dinilai baik untuk mempromosikan produk-produk Shafira yang

(18)

Adapun member ataupun pelanggan Shafira ini sebagian besar berasal dari

kalangan masyarakat yang ekonominya berada di kelas menengah ke atas.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan

sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan

suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut

disebut sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi

dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).

Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana

manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan

pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta bagaimana

keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Jika

dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam

pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja

tertentu dalam sebuah organisasi dimana didalamnya terdapat kejelasan

bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan

dikomunikasikan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja

(19)

Sejak mulai berdirinya PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada

tahun 2009 sampai sekarang banyak mengalami perkembangan dan kemajuan

pada struktur organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada

Cabang Medan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN

Sumber: PT. Shafira Laras Persada (data diolah) Asisten Chief

Staff Kasir Staff Administrasi Kepala Cabang

(20)

C. Uraian Tugas

Di dalam suatu kegiatan dalam perusahaan memilki bagian-bagian yang

tidak lepas dari segala tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Adapun

jabatan/tingkatan yang ada dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan serta

tugas yang dibebankan adalah:

1. Chief Operation (CO)

Tugasnya adalah :

a. Menetapkan sasaran jangka pendek perusahaan di cabang dengan

merumuskan, menetapkan , mengatur, mengawasi dan mengkoordinir

program kerja untuk mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan

sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

b. Memimpin dan menetapkan program kerja kepada para bawahan

sesuai dengan sasaran perusahaan, sistem dan prosedur, serta

kebijakan umum yang telah ditetapkan.

c. Menyusun program kerja dan melaksanakan penjualan di

daerah-daerah yang dibawah kendali cabang.

d. Mempertanggungjawabkan program kerja cabang dan hasil yang

diperoleh dari implementasi program kerja tersebut.

2. Asisten Chief Operation

Bertugas untuk membantu Chief Operation dalam mengelola perusahaan

sedangkan pelaksanaan kegiatan teknis dan operasional perusahaan didelegasikan

(21)

3. Bagian Penjualan

Uraian tugas dan tanggung bagian penjualan adalah :

a. Menyusun program kerja mengenai penjualan produk.

b. Menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

c. Mengadakan pembinaan dan penyusunan program kerja terhadap para

member loyal dalam rangka meningkatkan kemampuan secara

individu maupun tim untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

d. Penyusunan program kerja terhadap target penjualan yang harus

dicapai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

e. Menyusun program kerja yaitu bagaiman pemasaran yang baik,

pemilihan waktu yang tepat, apakah produksi selesai tepat waktu.

f. Menyelenggarakan pengkajian pasar dan harga agar produk yang

dihasilkan dapat memasuki pasar yang tepat, pada waktu yang tepat,

serta harga yang kompetitif.

g. Mengembangkan strategi promosi yang sesuai dengan produk

dikarenakan promosi yang baik dan tepat sasaran akan meningkatkan

ekspetaktasi konsumen kepada produk.

h. Menyiapkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pemasaran yang

berpotensi dalam rangka peningkatan kemampuan mereka sebagai

(22)

4. Bagian Keuangan dan Administrasi

Bagian Keuangan dan Administrasi mempunyai tugas-tugas sebagai

berikut :

a. Menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, dan

menyelenggarakan pembukuan biaya dan pendapatan, analisis serta

evaluasi biaya dan pendapatan.

b. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, dan

menyelenggarakan verifikasi, akuntansi umum dan perpajakan dalam

rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

c. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan

menyelenggarakan kegiatan tata usaha keuangan, utang piutang,kas

dalam rangka menunjang kegiatan perusahaan.

5. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok

produk , penyusunan stok produk dan pengemasan produk.

b. Merawat dan menjaga kebersihan area penjualan di dalam showroom

dan gudang

c. Melakukan pengiriman barang produk baik kepada para member

atau customer maupun kepada perusahaan cabang lainnya.

d. Melaksanakan program-program yang menunjang operasi

(23)

PT. Shafira merupakan perusahaan dagang yang menjual berbagai produk,

berikut penjelasan beberapa produk yang dimiliki PT. Shafira. Pengertian busana

secara umum adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung

kaki, dalam hal ini termasuk benda yang melekat di badan seperti : baju dan

celana.

Fungsi dan Syarat busana diantaranya adalah:

1. Sebagai alat keindahan yaitu mempercantik penampilan dan

menyamarkan kekurangan pada bentuk tubuh seseorang.

2. Sebagai alat pengenal atau identitas diri, dalam hal ini, bagi wanita

muslimah diharuskan dalam berbusana tidak menyerupai kaum

lelaki.

3. Memenuhi syarat perbedaan dan kesusilaan, dalam hal ini bagi

wanita muslimah diwajibkan menggunakan pakaian menutup

auratnya tidak tembus pandang (transparan), dan tidak membentuk

tubuh.

4. Memenuhi syarat kesehatan.

5. Memberi efek percaya diri

Adapun pengklasifikasian kelas ( kategori ) produk shafira dibagi menjadi

tiga bagian yaitu:

1. Menurut Jenisnya, terdiri dari :

a. Busana Pria (Mens wear)

b. Busana Wanita (Ladies wear)

(24)

2. Menurut Fungsinya, terdiri dari :

a. Pakaian dalam (under wear)

b. Pakaian Luar

3. Kesempatannya, terdiri dari :

a. Busana Kerja

b. Busana Pesta

c. Busana Olahraga

d. Busana Rumah

e. Busana Rekreasi

1. Garmen Busana (GB)

Garmen busana adalah produk busana yang dihasilkan sendiri oleh

merchandise departement bekerjasama dengan departement Produksi Shafira.

Jenis-jenis produk GB meliputi :

1. Busana Wanita Dewasa

2. Busana Pria Dewasa

3. Busana Junior

4. Busana Anak Pria

5. Busana Anak Wanita

6. Busana Haji

(25)

Produk Garmen Busana menggunakan label SHAFIRA dan SHAF

2. Garmen Perlengkapan (GC)

Garmen perlengkapan adalah produk perlengkapan non busana yang

dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan

departement produksi shafira

Jenis-jenis produk GC meliputi :

1. Kerudung atau jilbab

2. Bergo

3. Ciput(daleman jilbab)

4. Bandana

Produk Garmen perlengkapan menggunakan label SHAFIRA

3. Garmen Privat Label (PL)

Garmen Privat Label adalah produk yang dihasilkan oleh merchandise

departement bekerjasama dengan pihak yang ke 3 (supplier/vendor)

Jenis-jenis produk PL meliputi :

1. Baju Koko

2. Tunik

3. Baju Anak Wanita

4. Baju Anak Pria

(26)

Produk GarmenPL menggunakan Label SHAFIRA dan SHAF

4. Pembelian Putus (PT)

Pembelian putus adalah produk perlengkapan non busana yang dibeli

secara langsung dari rekanan supplier Shafira.

Jenis-jenis produk PT :

1. Produk Pabrikan, yaitu produk massal yang dihasilkan oleh pabrik ,

misalnya sajadah, sarung, kerudung, peci, dan topi. Produk pabrikan

ini biasanya memiliki merk yang sudah terkenal seperti Peci Awing,

,Sajadah Babussalam, dan Sarung BHS.

2. Produk Home Industry, yaitu produk yang dihasilkan oleh supplier

tradisional non pabrikan besar seperti selendang , kerudung, ciput, dan

mukena.

5. Konsinyasi (KS)

Konsinyasi adalah produk yang dititip jualkan oleh supplier ke Shafira.

Jenis-jenis produk konsinyasi :

Produk Konsinyasi tidak terbatas jenisnya, tetapi biasanya terdiri dari

produk yang tidak dapat diubah oleh Shafira atau yang belum terdapat di Shafira,

produk ini biasanya hanya dijual di Showroom saja, misalnya :

1. Sarung

(27)

3. Busana Renang

4. Peci

D. Kinerja Terkini

Adapun kinerja terkini dari PT. Shafira Laras Persada adalah dengan

meningkatkan kinerja karyawan karena karyawan salah satu faktor yang penting

dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, yang

artinya dengan meningkatkan kinerja karyawan berarti meningkatkan mutu dan

kualitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan hasil kinerja karyawan maka

pihak perusahaan berharap akan adanya peningkatan dari efektivitas dan

produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan. Oleh karena itu, perusahaan

melakukan pengembangan karyawan melalui latihan dan pendidikan guna

memberi manfaat kepada kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan.

Dimana manfaat yang diperoleh karyawan adalah adanya peningkatan

kemampuan atau keterampilan. Sedangkan manfaat yang diperoleh secara

keseluruhan yaitu dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan.

Selain meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan juga tengah

meningkatkan dalam mengembangan berbagai desain produk dan pelayanan.

Termasuk didalamnya upaya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi

pelanggannya.

Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, Shafira memberikan

kemudahan dalam mendapatkan ragam produk dengan praktis melalui

webstore.shafira.com. Dan untuk menyenangkan para pelanggan Shafira sering

(28)

1. Mengadakan bazar – bazar dan sale diakhir tahun.

2. Mengadakan acara jilbab class Shafira bersama majelis ta’lim Az –

zahra.

3. Mengadakan acara The Most Favourite Hijab Style by Shafira.

4. Mingle show shafira hangatkan reuni alumni SMP 2 depok Angkatan

1985

5. Debut busana muslim di New York Fashion week 2013.

(29)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti kebersamaan atau membangun kebersamaan

antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata dalam Bahasa

Latin Communico yang artinya membagi.

Secara umum komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam

bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Perpindahan

pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan

dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan

sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi

data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat

tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis,

mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pengertian informasi.

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai arti komunikasi, ada beberapa

pendapat para ahli antara lain :

1. Menurut Widjaja ( 2000:14 ), komunikasi adalah saluran untuk

memberi dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk

(30)

memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Komunikasi

dapat dilakukan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat saja.

2. Menurut Widjaya (2000:1), komunikasi pada umumnya diartikan

sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar

pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun

sekelompok.

3. Menurut Drs. Djoko Purwanto (2006:3), komunikasi adalah suatu

proses pertukaran informasi antara individu melalui suatu sistem yang

biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun

perilaku atau tindakan.

4. Menurut Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1) Komunikasi

adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan

sebagainya daengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan,

grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang

biasanya dinamakan komunikasi.

5. Menurut Jalaluddin (2008:13) Komunikasi yang efektif ditandai

dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,

mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan

pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

sebagai suatu proses kegiatan penyampaian warta berita, informasi yang

(31)

secara sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang

menggunakan bahasa verbal saja, tetapi juga dalam bahasa tubuh, lukisan, seni,

dan teknologi.

B. Unsur – unsur komunikasi dan Proses Komunikasi

Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu

komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau

umpan balik.

1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita)

Seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan,

sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan.

2. Pesan atau Berita (Message)

Pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang

penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens) melalui penggunaan

bahasa atau lambang-lambang.

3. Saluran atau Media Komunikasi

Sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang

mengandung makna berupa pesan/simbol/lambang-lambang yang mengandung

makna berupa pesan/pengertian. Contoh: TV, radio, suratkabar, majalah, telepon,

(32)

4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita)

Seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh

komunikator yang menerima pesan-pesan.

5. Efek atau Umpan balik

Hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan

yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan

memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.

Menurut Bovee dan Thil dalam buku Bussiness Communication Today, 6e

(dalam Purwanto, 2006: 11) proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu :

1. Pengirim mempunyai ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus

menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide

dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia

ini dipenuhi dengan berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar,

dibaui, dikecap maupun diraba. Setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda

karena kita memandang dunia dengan suatu cara yang unik dan bersifat

(33)

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti

dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna,

pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin

disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang

budaya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah

memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran media yang

ada kepada si penerima pesan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim

(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikasi) menerima

pesan tersebut.

5. Penerima menafsirkan Pesan

Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia

dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah

dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya,

suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah

(34)

6. Penerima menerima tanggapan dan umpan balik ke pengirim.

Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dari suatu mata rantai

komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang

memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima

pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberi

sinyal terhadap pengirim pesan.

Proses komunikasi diatas sebagai berikut:

(35)

C. Bentuk Komunikasi

Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara

lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan

tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya

komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi

dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari

a. Komunikasi satu arah (one way communication)

b. Komunikasi dua arah (two way communication)

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu

pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan

dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara,

konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi

yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan,

penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang

atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni

komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan

pesan yang disampaikan.

Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan

(36)

penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas,

komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat

penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa

adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang

sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.

Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara

komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:

seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah

itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana

mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan

komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss

communication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari

komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang

lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena

daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya

bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.

Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan,

maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin

komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk

melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi/perusahaan adalah

(37)

Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat

untuk membantu melancarkan komunikasi. Jadi, untuk dapat melaksanakan

komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang

menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi tersebut, sehingga

apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan.

Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima

komunikasi, jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan

bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi

kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan

hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan

komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat

memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain :

a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin

b. Biaya-biaya dapat ditekan

c. Dapat meningkatkan partisipasi

d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik

Perusahaan atau organisasi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama

tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu

dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Selanjutnya hubungan

harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui.

Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya

(38)

dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan

urat nadi suatu organisasi atau perusahaan dimana komunikasi itu berwujud

penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi

perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.

Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang

Medan meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang ada di PT.

Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi langsung bertatap muka, melalui

telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Komunikasi tertulis yang ada pada PT.

Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi surat keputusan, memo, surat tugas

kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan

sebagainya.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian

informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.

Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur

tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan

kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya

pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu

organisasi maupun lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah

adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya

mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu

(39)

komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu

nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri.

Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan

masih banyak gerakan badan lainnya. Komunikasi nonverbal penting bagi

pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal

dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat

menangkap artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam

segi emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode

komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi nonverbal

adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan

isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan

melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan

tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala. Komunikasi nonverbal

memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada

hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang

menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama

yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi non verbal kurang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada

Cabang Medan karena komunikasi non verbal bersifat informal, komunikasi non

verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan kantor, sebab

komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera.

Biasanya komunikasi non verbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang

(40)

D. Tujuan-tujuan Spesifik dalam Komunikasi

Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam

kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas dikantor (tempat bekerja).

1. Komunikasi kepada Atasan/Pimpinan

a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau

oleh atasan/pimpinan

b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi

yang diberikan oleh atasan/pimpinan

c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan

instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan

d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan

e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk memberi

petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan

masalah.

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mempunyai komunikasi kepada

pimpinan yaitu Asisten Chief Operation memberikan informasi kepada Bagian

Penjualan. Misalnya Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi memberikan

informasi tentang laporan keuangan kepada Kepala Chief Operation untuk di

periksa dan dipertanggung jawabkan. Selain itu, Bagian Penjualan memberikan

ide-ide mengenai bagaimana pemasaran dari produk-produk Shafira agar lebih

bisa menarik pelanggan yang banyak dan tetap loyal. Ide ini akan disampaikan

(41)

2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat

a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan

b. Untuk melakukan koordinasi dan menyelaraskan kegiatan

c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan

d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.

Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat di PT. Shafira Cabang Medan

dilakukan oleh sesama pegawai dari masing masing bagian. Mulai dari Asisten

Chief Operation, Karyawan di bidang Penjualan, Karyawan di Bidang Keuangan

dan Administrasi, Karyawan Bagian Umum, Staf Administrasi, Staf Penjualan,

dan Staf Kasir. Para Karyawan ini saling berkomunikasi demi mendukung

tercapainya pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing

pegawai.

3. Komunikasi kepada Bawahan dan Karyawan

a. Untuk memberikan tugas, perintah dan instruksi

b. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi

c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan

perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik

d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga

sebaliknya hukuman

e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi

bawahan.

Komunikasi kepada bawahan di PT. Shafira Cabang Medan dilakukan

(42)

Penjualan, Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi, Bidang Keuangan, dan

Kepala Bidang Umum. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah

seluruh elemen PT. Shafira Cabang Medan sudah menjalankan tugasnya dengan

baik sesuai dengan visi dan misinya. Komunikasi ini juga di lakukan oleh

masing-masing Kepala sub-Bidang kepada para karyawan di masing-masing-masing-masing bagian nya.

E. Hambatan komunikasi

Hambatan atau gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi.

Hambatan dapat menghalangi pengirim dalam mengirimkan pesan dan penerima

dalam menerima pesan. Sehingga membuat pesan yang disampaikan pengirim

berbeda dengan pesan yang diterima di penerima.

Menurut Curtis, Floyd& Winsor (2005), jenis hambatan komunikasi

adalah:

1. Hambatan fisik

Faktor fisik dari pengirim dapat menjadi hambatan dalam komunikasi.

Misalnya gangguan kesehatan (suara serak), kecepatan bicara dan intonasi suara.

Faktor fisik dari lingkungan juga dapat menjadi hambatan dalam komunikasi.

Misalnya gangguan alat komunikasi, suara mobil atau pesawat yang lewat,

(43)

2. Hambatan psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi.

Umumnya disebabkan oleh si pengirim. Sebelum berkomunikasi, tidak

mengkaji/melihat kondisi si penerima. Komunikasi sulit untuk berhasil jika saat

berlangsungnya komunikasi tersebut, penerima sedang sedih, bingung marah,

kecewa, iri hati, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika penerima menaruh

prasangka kepada pengirim. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi

kegiatan komunikasi, karena orang yang sudah berprasangka belum apa-apa sudah

bersikap menentang pengirim. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar,

seseorang tdk dapat lagi berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau

didengarnya selalu akan dinilai negatif.

3. Hambatan dalam proses komunikasi

a. Hambatan dari si pengirim, misalnya pesan yang akan disampaikan

belum jelas bagi si pengirim itu sendiri. Hal ini sering dipengaruhi

oleh perasaan atau situasi emosional dari si pengirim ketika

mengirimkan pesan.

b. Hambatan dari si penerima, seperti kurangnya perhatian pada saat

menerima atau mendengarkan pesan tanggapan yang keliru dan tidak

mencari informasi lebih lanjut.

c. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang

(44)

4. Hambatan Semantis

Menyangkut bahasa yang dipergunakan pengirim sebagai alat untuk

menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada penerima. Seorang pengirim harus

benar-benar memperhatikan hambatan semantis ini, sebab salah ucap dapat

menimbulkan salah pengertian yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah

komunikasi.

Seringkali pengirim salah ucap karena berbicara terlalu cepat sehingga

ketika pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah

terlanjur dilontarkan. Hambatan semantis ini kadang-kadang disebabkan pula oleh

aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyinya dan tulisannya, tetapi

memiliki makna yang berbeda. Salah komunikasi adakalanya disebabkan oleh

pemilihan kata yang tidak tepat dan kata-kata yang sifatnya konotatif.

F. Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan

atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan. Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada

banyak pengertian tentang efektivitas, akan tetapi ciri yang sama dari berbagai

pengertian yang diberikan yaitu menyangkut keberhasilan suatu kegiatan yang

dilakukan dalam suatu organisasi. Richard M. Steers (1980 : 1) mengatakan

bahwa efektivitas adaah suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan

dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif

(45)

Menurut Gitosudarmo (2001:7) kata efektif memiliki konotasi atau

berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai sehingga efektif atau efektivitas

dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan.

Semakin besar hasil yang dapat diraihnya berarti semakin efektif. Efektif juga

berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal

Kegiatan yang dilakukan secara efektif belum tentu efisien, karena

mungkin saja hasil yang dicapai itu cukup besar akan tetapi korban yang

ditimbulkan sangat banyak. Sebaliknya efisien belum tentu efektif , karena biaya

yang dikelurkannya mungkin minimal akan tetapi hasil yang dicapainya juga

sangat kecil. Pekerjaan dikatakan efisien dalam arti sesuai dengan indikator

bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, akurat, murah, dan mudah.

Siagian (2002:151) mengatakan bahwa efektiftas kerja adalah

penyelesaian pekerjaan dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada

penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang

dikeluarkan untuk itu. Pabundu (2006:16) berpendapat bahwa efektivitas kerja

adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen

dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif disertai dengan manajemen yang

efisien.

Agar dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan

efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin harus

(46)

baik akan mempengaruhi semangat kerja, disiplin, dan tanggung jawab dari para

karyawan.

Secara luas, komunikasi yang efektif akan manimbulkan lima hal yaitu,

pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik dan

tindakan. Pengertian diartikan sebagai penerimaan yang cermat dari pesan-pesan

yang disampaikan oleh komunikator. Kesenangan yang didapat ketika komunikasi

dilakukan, bukan hanya menyajikan informasi, melainkan untuk menjalin

hubungan yang lebih akrab dan menyenangkan. Pengaruh pada sikap merupakan

bagaimana agar pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi pendapat, sikap

dan tingkah laku seseorang.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan

guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap organisasi. Setiap karyawan

sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatakan efektifitas kerja mereka

melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga dengan demikian

pemanfaatan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan akan lebih berpotensi

dan lebih mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

G. Hubungan komunikasi dengan efektivitas kerja

Efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukan tingkat

keberhasilan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang

(47)

target yang maksimal, dan tanggung jawab para pegawai dalam menyelesaikan

tugasnya.

Keberadaan komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan

efektivitas kerja karyawan di kantor. Artinya, dengan adanya sistem komunikasi

yang baik maka dapat memperlancar proses pengurusan pekerjaan-pekerjaan,

menghemat tenaga dan waktu. Dengan demikian terdapat pola hubungan positif,

antara komunikasi dengan efektivitas. Semakin baik proses komunikasi maka

semakin tinggi pula tingkat efektivitas di kantor.

Efektivitas kerja karyawan dapat berhasil disebabkan oleh komunikasi.

Komunikasi yang baik akan terjadi apabila terdapat tujuan komunikasi yang

terarah, media komunikasi yang optimal, pengelolaan komunikasi yang lancar,

serta adanya umpan balik (feedback). Tujuan komunikasi yang terarah maksudnya

adanya pengertian yang sama ketika sipengirim pesan penyampaikan maksudnya

kepada sipenerima pesan sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksanakan

dengan baik. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk

mendukung kelancaran komunikasi. Agar komunikasi efektif maka perlu adanya

pengelolaan komunikasi tujuanya adalah untuk menangani pesan - pesan yang

sifatnya rutin dan menangani masalah pada komunikasi sehingga pesan dapat

diterima dengan baik. Umpan balik adalah respon yang diberikan ketika

berkomunikasi sehingga dapat dilihat apakah sipenerima benar-benar paham

(48)

Didalam komunikasi yang baik maka setiap pekerjaan yang dilaksanakan

tepat waktu, efisien, efektif dan menghasilkan laba yang besar pada perusahaan,

dapat menyebabkan bertambahnya omset perusahaan, waktu pelaksanaan semakin

cepat, hasil pekerjaan semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas,

memudahkan bagian – bagian atau departemen yang lainnya untuk mengolah data

sehingga memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan serta dapat

menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan relasi. Dengan adanya

komunikasi yang baik dapat memperlihatkan efektivitas dari perusahaan terus

meningkat, dan komunikasi yang terjalin pada perusahaan itu dapat menjelaskan

secara terperinci apa dan bagaimana cara memajukan efektivitas itu. Sehingga

tujuan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dengan mudah tercapai. Dan

begitu juga sebaliknya jika komunikasi tidak berjalan dengan baik maka

peningkatan efektivitas kerja karyawan dan tujuan perusahaan tidak dapat tercapai

secara maksimal.

Seperti tabel berikut ini dapat dilihat peranan komunikasi berperan penting

dalam perkembangan aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

Tabel 3.1

Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN LAPORAN LABA RUGI

(49)

KETERANGAN 2010 2011 2012

Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mengalami kenaikan laba pada posisi per

31 desember 2011 sebesar Rp 228.614.00 juta dibanding dengan posisi per 31

desember 2010, sedangkan pada per 31 desember 2012 PT. Shafira Laras Persada

(50)

Hubungan antara komunikasi dengan efektivitas kerja secara sederhana

dapat dideskripsikan bahwa, semakin baik dan lancar komunikasi yang diterapkan

maka semakin tinggi pula tingkat tujuan perusahaan. Tanpa komunikasi yang baik

segala rencana, aturan-aturan, keputusan ataupun konsep-konsep yang telah

direncanakan secara matang tidak akan dapat ditangkap, dicerna, ataupun diproses

oleh para bawahan. Dengan hubungan komunikasi yang kurang baik bahkan

buruk maka dapat dipastikan pegawai tersebut akan sulit menerima tugas dan

memahami tugas yang diberikan dengan begitu akan dapat mengurangi efektivitas

kerja perusahaan. Hal itulah yang disebut dengan peran komunikasi dalam

meningkatkan efektivitas kerja, dimana dengan komunikasi yang baik dapat

meningkatkan dan memberikan jaminan yang lebih besar akan keberhasilan

efektivitas kerja perusahaan, dan begitupun sebaliknya.

H. Analisis dan Evaluasi

Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan penelitian, maka dapat

dibuat suatu analisa bahwa komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang

Medan. Oleh karena itu antara pimpinan perusahaan dengan bawahannya harus

terjain komunikasi yang baik, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Menurut Purwanto (3 : 2006) Komunikasi merupakan suatu proses

pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik

(51)

komunikasi yang efektif dimaksudkan agar organisasi memperoleh tenaga kerja

yang berkualitas dan mampu merealisasikan tujuan perusahaan, sehingga

diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang telah di

tetapkan organisasi.

Sistem komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang

Medan perlu lebih diperhatikan karena pesan yang diterima sering terjadi

kesalahpahaman persepsi / pandangan. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah

komunikasi internal. Karena kurangnya pemahaman antara pengirim pesan

dengan penerima pesan sehingga pesan akhir yang diterima tidak sinkron atau

tidak efektif. Jadi, tujuan komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada

Cabang Medan belum mencapai sasaranya. Selain itu media komunikasi yang

tersedia masih belum dapat dipergunakan secara maksimal karena banyak

karyawan yang mempersalah gunakan dan mengoperasikan alat/media

komunikasi untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan perusahaan.

Sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar

seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat, komsumen

merasa sulit untuk mendapatkan pelayanan secara online, pekerjaan selesai

dengan tidak tepat waktu volume pekerjaan menjadi bertambah dan proses

pengerjaanya tidak terselesaikan sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan

konsumen menyebabkan terjadinya masalah komunikasi eksternal atau pihak luar

terjadi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tidak sadarnya karyawan

(52)

dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan –

keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Keluhan – keluhan pelanggan yang

bermula dari hal yang awalnya remeh malah menjadi perseteruan yang membesar

karena ketidaktepatan karyawan dalam menangani keluhan konsumen tersebut.

Sehingga konsumen yang kecewa dan marah tidak sengaja meluapkannya dengan

menyebarkannya dari mulut ke mulut dan merekomendasikan kepada orang lain

untuk tidak membeli produk di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tentu

saja masalah ini sangat merugikan dan berdampak buruk bagi omset dan tujuan

perusahaan.

Menanggapi fenomena yang terjadi, PT. Shafira Laras Persada Cabang

Medan harus melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang terlibat

didalamnya khususnya mengenai sistem komunikasi yang ada karena

pengaruhnya sangat besar terhadap efektivitas kerja dan berdampak pada nama

baik perusahaan yang bersangkutan. Walaupun secara keseluruhan komunikasi

yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan kurang efektif, tetapi

kesalah pahaman terjadi dapat diatasi dengan tepat. Beberapa cara yang dilakukan

oleh perusahaan untuk mengatasi masalah – masalah internal yaitu, membuat

suatu pesan secara lebih berhati – hati, menggunakan bahasa yang jelas,

sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele – tele , meminimalkan gangguan

dalam proses komunikasi ( suara – suara musik, keributan didalam ruangan kerja,

dsb), melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dan karyawan

terjadi umpan balik sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan

(53)

lembur agar pekerjaan terselesaikan dengan tepat waktu serta jika terjadi

kesalahan dalam melakukan proses data mereka tetap memprtanggung jawabkan

hal tersebut kepada semua pihak yang terkait. Sedangkan beberapa cara

menghadapi masalah – masalah eksternal yaitu, tidak bersikap kaku terhadap

konsumen, menciptakan kesan pertama yang bagus dan suasana yang nyaman,

berkomunikasi secara personal, memberikan pelayanan yang prima dan promosi

(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada

bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis

mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.

1. Peranan komunikasi pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan secara umum berjalan dengan baik , namun belumlah sepenuhnya efektif dan

maksimal, karena masih banyak terdapat kelemahan-kelemahan di

dalamnya, sehingga efektivitas kerja staf dan pegawai pada PT. Shafira

Laras Persada Cabang Medan juga belum tercapai secara efektif.

2. Sitem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga masih terdapat

kelemahan. Adapun kelemahan terjadi antara pimpinan dan karyawan

adalah pimpinan beranggapan bahwa apapun yang dikomunikasikan

kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah yang

membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara

pimpinan perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi

yang diberikan pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat

antara karyawan dalam melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari

pimpinan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena adanyan

(55)

kelamin, status sosial, latar belakang budaya, dan sikap temperamen para

karyawan.

3. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan , seperti menggunakan telepon dan internet yang disediakan untuk

kepentingan pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan

perusahaan, sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan

dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi

menjadi terhambat.

4. Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen. Tidak sadarnya karyawan dalam berkomunikasi yang baik

menimbulkan salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh, dan tidak adanya

solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan

mengenai pelayanan perusahaan. Sehingga mengakibatkan para konsumen

kecewa dengan pelayanan yang tidak memuaskan di PT. Shafira Laras

Persada Cabang Medan.

B. SARAN

  Setelah menarik kesimpulan dari Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan

Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.

1. PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus lebih meningkatkan dan

memperbaiki sistem komunikasi yang ada, perlu melakukan evaluasi

terhadap sistem komunikasi dan harus sering melakukan interaksi antara

(56)

lagi dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal dan sesuai

dengan harapan bersama.

2. Sebaiknya alat – alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang

Medan dapat ditingkatkan lagi fungsinya secara maksimal sebagai alat

komunikasi perusahaan agar tidak di salah pergunakan oleh karyawan –

karyawan untuk kebutuhan pribadi.

3. Hendaknya hubungan komunikasi yang terjalin antara karyawan dengan

konsumen haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua

masalah-masalah dan keluhan-keluhan konsumen PT. Shafira Laras

Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta.

Widjaya, H.A.W. 2000. Imu Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Bactiar, Miraza. 2004. Manajemen Bisnis. ISEI. Bandung.

Sudarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran. Mandar Maju. Bandung.

Suranto AW, 2005. Komunikasi Perkantoran, cetakan Pertama, Media Wacana,

Yogyakarta.

Corrado, Frank M, 2004. Berkomunikasi Dengan Karyawan, cetakan Pertama, PPM,

Jakarta.

Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Widjaja, HAW, 2000. Ilmu Komunikasi, Rineka Cipta, Bandung.

Wiludjeng, Sri, 2007. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wursanto, Lg, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Andy Offset, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mengalami  kenaikan laba pada posisi per

Referensi

Dokumen terkait

Nilai tersebut menunjukkan bahwa penguasaan warga belajar atas ketrampilan membuat kue apem baik; Warga belajar memperoleh nilai rata-rata 3,39 atas penguasaan

Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku caring, dimensi respectful dan dimensi assurance of human ada hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat pelaksana menerapkan

Pada praktikum Ilmu Pengelolaan Terumbu karang didapatkan hasil dari Pengawetan Karang, pengamatan axial coralit e, pengamatan dan perhitungan radial coralit e,dan

Dengan hadirnya peraturan mengenai persyaratan kualitas air kolam ini maka telah jelas para penyedia jasa kolam renang tidak bisa seenaknya untuk berbuat curang dan

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh yaitu untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan self esteem (harga diri) siswa SMA Negeri 1 Dolok Batu

[r]