BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan strategis dalam memajukan perekonomian nasional,
baik dalam keadaan normal, maupun dalam keadaan krisis ekonomi. Berdasarkan rancangan
strategis Kementrian Pertanian tahun 2009, peran strategis tersebut berupa penyediaan bahan
pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa Negara,
sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah
lingkungan. Beberapa tujuan strategis tersebut dimaksud sejalan dengan tujuan pembangunan
nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan
ekonomi, mengurangi kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara keseimbangan
sumber daya alam dan lingkungan hidup (Kementrian Pertanian, 2009).
Bagi bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 245 juta jiwa, pengadaan
pangan merupakan masalah yang serius untuk ditangani, dikarenakan penyediaan bahan
makanan akan berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi, biaya produksi dan stabilitas sosial
politik nasional (Fatmasari 2011).
Dalam pembangunan pertanian di Indonesia, program pengembangan agribisnis juga
memiliki peran yang sangat penting. Menurut Saragih ( 2000 ), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pembangunan agribisnis di Indonesia, diantaranya adalah :
1. Aktivitas ekonomi regional dan dunia. Ekspor produk agribisnis Indonesia pada
harga dunia. Di dalam perekonomian internasional, harga dunia akan dipengaruhi
oleh aktivitas ekonomi dunia.
2. Kebijakan produksi dan perdagangan di masing-masing negara. Produksi pertanian
cenderung bersifat subsisten yang artinya masing-masing negara ingin memenuhi
kebutuhannya sendiri melalui produksi domestik. Apabila kita menganalisis lebih
jauh, sikap perdagangan produk pangan di masing-masing Negara cenderung
bersifat protektionis. Kedua hal tersebut di atas yang nantinya akan menyebabkan
harga dunia komoditas pertanian cenderung berfluktuasi relatif besar.
3. Kebijakan ekonomi makro internasional. Kebijakan ekonomi makro negara-negara
besar dapat mempengaruhi stabilitas perdagangan dunia, yang nantinya akan
berpengaruh terhadap profitabilitas produk agribisnis di Indonesia.
4. Kesepakatan-kesepakatan perdagangan regional maupun dunia. Perlu dicermati
beberapa hal dalam kesepakatan-kesepakatan tersebut yang dalam jangka panjang
dapat menjadi penghambat pertumbuhan pembangunan agribisnis di Indonesia, jika
Indonesia tidak mampu memenuhinya. Diharapkan Indonesia mampu menikmati
benefit yang ditimbulkan oleh perdagangan dunia yang semakin terbuka.
Saat ini, upaya yang harus dilakukan adalah mendapatkan keuntungan ganda yaitu
mampu meningkatkan ketersediaan pangan sekaligus mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pengembangan pertanian harus diprioritaskan pada komoditas dengan ciri : (1)
memiliki nilai ekonomis tinggi, (2) dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif, toleran pada
kondisi lingkungan Indonesia, (3) pemasaran mudah, (4) mampu diusahakan pada lahan kering
sehingga tidak bersaing dengan tanaman pangan utama dalam penggunaan lahan (Gunarto,
Salah satu komoditi pertanian yang menarik untuk dikembangkan adalah kentang.
Kentang (Solanum tuberosum L. ) merupakan salah satu komoditi sayuran yang sangat
prospektif untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan selain dapat dikonsumsi langsung dan
bergizi tinggi, produk olahan kentang yang dikenal dengan french fries atau potato chip banyak
digemari karena rasanya yang gurih. Kentang juga merupakan jenis sayuran yang tahan disimpan
dalam gudang penyimpanan selama berbulan-bulan, sehingga petani tidak perlu khawatir hasil
panennya tidak cepat laku di pasaran. Hasil analisis menjelaskan, kentang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat perkotaan yang memiliki pendapatan lebih tinggi. Pada masyarakat dengan
pendapatan yang lebih rendah, konsumsi kentang lebih sedikit dibandingkan mesyarakat dengan
pendapatan lebih tinggi. Di Indonesia konsumsi kentang menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikant dari tahun ke tahun. Berikut disajikan data perkembangan produksi, konsumsi dan
impor kentang di Indonesia.
Tabel 1.1.Data Produksi, Konsumsi dan Impor Kentang di Indonesia Tahun 1998-2008
Tahun Produksi (ton) Konsumsi (ton) Impor(ton)
1998 997.579 973.519 51.750
2000 977.349 989.195 100.770
2002 893.824 972.019 72.000
2004 1.072.040 1.078.520 81.500
2006 1.011.911 1.014.900 71.560
2008 1.071.543 1.138.920 76.420
Rata-rata 1.004.041 1.027.845 75.667
Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS) 2012.
Pada Tabel 1.1. dapat diketahui bahwa rata-rata produksi kentang dari tahun 1998 sampai
dengan tahun 2008 adalah 1.004.041 ton, rata-rata konsumsi kentang adalah 1.027.845 ton,
Indonesia adalah 997.579 ton sedangkan konsumsi kentang di Indonesia hanya 973.519 ton
tetapi pada tahun tersebut Indonesia masih juga melakukan impor kentang sebesar 51.750. Pada
tahun 2000 produksi kentang mengalami penurunan dan tidak mampu mencukupi kebutuhan
kentang di Indonesia, sehingga Indonesia melakukan impor sebesar 100.770 ton. Pada tahun
2002 sampai dengan 2008 Indonesia juga tetap melakukan impor kentang, hal ini dikarenakan
produksi kentang Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan kentang di Indonesia. Data
pada Tabel 1.1 diatas mengindikasikan bahwa masih ada ketergantungan impor dalam
memenuhi kebutuhan kentang di Indonesia, sehingga diharapkan adanya upaya peningkatan
produksi kentang yang nantinya akan mengurangi kuota impor kentang dan akan memberikan
membawa dampak kepada kesejahteraan petani.
Harga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan petani dalam melakukan
agribisnis. Tinggi rendah harga akan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Salah satu
kendala didalam agribisnis hortikultura adalah adanya fluktuasi harga yang relatif tinggi.
Fluktuasi harga merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh petani,
Fluktuasi harga ini seringkali lebih merugikan petani daripada pedagang karena petani pada
umumnya tidak dapat mengatur waktu penjualannya untuk mendapatkan harga jual yang lebih
menguntungkan. Fluktuasi harga yang tinggi akan memberikan peluang kepada pedagang untuk
melakukan manipulasi informasi harga di tingkat petani sehingga transmisi harga dari pasar
konsumen tidak diteruskan dengan cepat dan akurat kepada petani.
Tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayuran dataran tinggi banyak dibudidayakan
di Kota Batu. Salah satu komoditi andalan di Kota Batu adalah kentang. Hal ini dikarenakan
dataran tinggi seperti kentang, wortel, kobis, sawi bawang merah dan kembang kol. Kota Batu
terletak kurang lebih 15 km dari Kota Malang, di sebelah utara berbatasan langsung dengan
Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan dan di sebelah timur, selatan dan barat berbatasang dengan
Malang. Kota Batu terletak pada ketinggian 680-1200 m dari permukaan laut dengan suhu
15-19o C. Berikut ditampilkan data perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas Tanaman
[image:5.612.82.463.353.721.2]sayuran di Kota Batu tahun 2008 – 2012.
Tabel 1.2.Data Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Sayuran Kota Batu 2008-2012
NO Uraian Tahun
2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
1 Kentang 278,00 474,00 166 282 409
Luas Panen (Ha) 50.040,00 85.803,48 27.611,0 50.842 73.320 Produksi (Ku) 180,00 181,02 166,33 180,42 179,27 Produktivitas
(Ku/Ha)
2 Kubis 727,00 606,00 260 276 196
Luas Panen (Ha 147.408,00 105.637,92 49.705,0 49.253 36.293 Produksi (Ku) 202,76 174,32 191,17 178,45 185,17 Produktivitas
(Ku/Ha)
3 Sawi
Luas Panen (Ha) 856,00 858,00 522 295 344 Produksi (Ku) 145.932,00 149.497,92 84.278,0 50.343 60.280 Produktivitas
(Ku/Ha) 170,48 174,24 161,45 170,65 175,23
4 Wortel
Luas Panen (Ha) 669,00 537,00 260 548 545 Produksi (Ku) 104.455,00 91.316,85 49.672,0 97.105 100.381 Produktivitas
(Ku/Ha) 156,14 170,05 191,05 177,36 184,19
5 Bawang Merah
Luas Panen (Ha) 487,00 524,00 385 320 324 Produksi (Ku) 55.591,00 59.594,52 38.745,0 35.521 36.951 Produktivitas
6 Bawang Putih
Luas Panen (Ha) 8,00 26,00 103 152 71 Produksi (Ku) 750,00 2.434,12 9.902,00 14.379 6.613 Produktivitas
(Ku/Ha) 93,75 93,62 96,14 94,60 93,14
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2012
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1.2, dapat diketahui bahwa perkembangan
luas panen, produksi dan produktivitas tanaman sayuran mulai tahun 2008 sampai dengan 2012
menunjukkan adanya fluktuasi yang cenderung meningkat pada beberapa jenis sayuran seperti
tanaman kentang, hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu : (1) adanya sistem kemitraan
permodalan dari Bank Indonesia serta (2) pengembangan kawasan organik di desa Sumber
brantas sehingga luas panen meningkat di tahun 2012. Untuk komoditi sawi karena ada
peningkatan harga jual dengan tanaman yang berumur pendek dan sangat toleransi terhadap
hama penyakit sehingga banyak ditanam oleh petani di Kota Batu. Untuk wortel relatif stabil
jumlah produksinya meskipun sempat agak berkurang pada tahun 2010 namun pengurangan luas
tanam pada salah satu jenis tanaman sayuran hanya merupakan subtitusi dengan bertambahnya
luas tanam pada jenis tanaman yang lain.
Pada Tahun 2012, luas tanam untuk Tanaman kubis mengalami penurunan, hal ini
dikarenakan tanaman kubis ini rentan terhadap hama penyakit dan pengaruh cuaca sehingga
tanaman yang lain akan menggantikan jumlah luasan tanam untuk kubis. Tanaman bawang
merah dari tahun 2008 mengalami penurunan sampai tahun 2011 namun pada tahun 2012
kembali terjadi peningkatan karena memang tanaman bawang merah bisa dikatakan sebagai
sayuran pokok yang selalu dibutuhkan masyarakat. Komoditi unggulan lainnya yaitu bawang
putih terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2011, hal ini dikarenakan adanya
upaya untuk mempertahankan varietas bawang lokal, namun di tahun 2012 bawang merah
persaingan dengan bawang putih dari dari luar baik harga maupun kualitasnya. Berikut
ditampilkan data potensi luas lahan pertanian di Kota Batu yang meliputi Kecamatan Bumiaji,
Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Batu pada tahun 2012.
Tabel 1.3 Data Potensi Lahan Pertanian di Kota Batu Tahun 2012
NO Kecamatan Sawah teknis (Ha) Sawah ½ teknis (Ha) Sawah sederhana (Ha) Sawah irigasi desa (Ha) Total sawah (Ha) Lahan bukan sawah (Ha)
1 Batu 431 145 0 7 583 979,15
2 Junrejo 813 216 0 10 1039 528,25
3 Bumiaji 649 152 13 0 814 2.559,69
Kota Batu 1.893 513 13 17 2.436 4.067,09
Sumber : Dinas Pertanian dan kehutanan Kota Batu, 2012
Dari Tabel 1.3 dapat kita ketahui bahwa lahan sawah mendominasi keseluruhan lahan
yang ada di Kota Batu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting
dalam mengendalikan roda perekonomian di Kota Batu. Sebagian besar penduduk di Kota Batu
mempunyai mata pencaharian dari bertani. Berdasarkan data tersebut, total luas lahan pertanian
pada tahun 2012 adalah 2.436 Ha, sedangkan luas lahan bukan pertanian adalah 4.067,09 Ha.
Data potensi tanaman sayuran yang dikembangkan di Kota Batu disajikan pada Tabel 1.4 di
[image:7.612.72.458.263.357.2]bawah ini.
Tabel 1.4. Data Potensi Tanaman Sayuran di Kota Batu 2012
NO Komoditas Luas
Panen (Ha)
Produksi (Ku)
Produktivitas (Ku/Ha)
1 Kentang 282 50.842 180,42
3 Sawi 295 50.343 170,65
4 Wortel 548 97.105 177,36
5 Bawang Merah 320 35.521 111,14
6 Bawang Putih 152 14.379 94,60
7 Brokoli/Kembang kol 558 85.497 153,22
8 Tomat 452 67.943 150,22
9 Cabe besar 580 24.816 42,79
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2012
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1.4 di atas, dapat kita ketahui bahwa
produksi kentang pada tahun 2012 menempati urutan pertama diantara komoditi sayuran lainnya
di Kota Batu yaitu sebesar 50.842 Ku, dengan produktivitas sebesar 180,42 Ku/Ha. Kentang
mampu menghasilkan produksi yang besar dibandingkan komoditi sayur lainnya meskipun
luasan lahan tidak terlalu besar yaitu sekitar 282 Ha Pada komoditi unggulan lainnya
produktivitasnya masih dibawah kentang, padahal potensi lahan yang dikembangkan jauh lebih
luas dibandingkan dengan kentang. Sebagai contoh, komoditi wortel, yang mempunyai luasan
lahan jauh lebih luas dibandingkan kentang yaitu 548 Ha, ternyata hanya mampu memproduksi
wortel sebesar 97.105 Ku dengan produktivitas 177, 36 Ku/Ha. Salah satu faktor yang
menyebabkan tanaman kentang mempunyai luas lahan sedikit adalah faktor ketinggian tempat,
dimana ketinggian yang paling baik untuk tanaman kentang adalah 1300 m diatas permukaan
laut. Di Kota Batu, lahan yang sesuai dengan tanaman kentang adalah Desa Tulungrejo dan
Sumberbrantas. Komoditi pertanian lainnya, seperti kubis, sawi, wortel, tomat, brokoli, maupun
cabe tidak memerlukan spesifikasi ketinggian seperti komoditi kentang sehingga luasan lahannya
jauh lebih besar dibandingkan komoditi kentang. Berikut disajikan data komoditi unggulan
[image:8.612.75.457.71.172.2]tanaman sayuran di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
NO Komoditas Luas Panen
(Ha)
Produksi (Ku)
Produktivitas (Ku/Ha)
Sentra Produksi
1 Kentang 200 36.200 181 Sumberbrantas,Tulung rejo
2 Kubis 50 9.000 180 Sumber brantas,Tulung rejo
3 Sawi 50 8.000 160 Sumber brantas,Tulung rejo
4 Wortel 350 63.000 180 Sumber brantas,Tulung rejo
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.5 di atas, dapat diketahui bahwa kentang merupakan
salah satu komoditi unggulan Kecamatan Bumiaji, dengan lokasi sentra produksi di Desa
Tulungrejo dan Sumberbrantas. Komoditi unggulan lain di Desa Sumberbrantas dan Tulungrejo
adalah kubis, sawi dan wortel.
1.2 Rumusan Masalah
Di Indonesia rata-rata produktivitas tanaman kentang adalah 15 Ton/Ha (Gunarto, 2003).
Permintaan kentang dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dalam bentuk sayuran maupun
kentang industri. Peluang ekspor kentang juga meningkat mengingat di negara lain sudah
banyak warganya yang mengkonsumsi kentang sebagai alternatif bahan makanan. Berdasarkan
hal-hal tersebut diatas dapat kita analisis bahwa prospek agribisnis kentang masih menjanjikan.
Salah satu kendala dalam agribisnis kentang adalah sistem pemasaran petani kentang yang masih
sederhana dan hanya terbatas pada pasar lokal saja.
Desa Tulungrejo merupakan sentra produksi kentang dengan produktivitas rata-rata 180
Kw/Ha. Kentang yang diproduksi di Desa Tulungrejo banyak diminati oleh konsumen karena
mempunyai rasa yang gurih dan punel, sehingga harga jual di tingkat konsumen akhir
berfluktuasi dan cenderung tinggi. Harga jual di konsumen yang tinggi ini tidak sesuai dengan
besarnya harga jual petani kentang, begitu juga apabila ada kenaikan harga kentang di tingkat
konsumen, harga kentang di petani hanya mengalami peningkatan sedikit bahkan tidak ada
Merujuk pada latar belakang penelitian diatas, maka dalam penelitian ini perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pola pemasaran yang dilakukan oleh petani kentang di Desa Tulungrejo
Kota Batu saat ini ?
2. Bagaimanakah peran lembaga pemasaran dalam distribusi produksi kentang di Desa
Tulungrejo KotaBatu ?
3. Berapakah margin pemasaran yang diperoleh petani pada masing-masing lembaga
pemasaran tersebut ?
4. Bagaimanakah elastisitas transmisi harga komoditi kentang di Desa Tulungrejo Kota Batu
?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1. Mengetahui pola pemasaran kentang yang ada di desa Tulungrejo Kota Batu.
2. Mengetahui lembaga pemasaran yang berperan dalam distribusi produksi kentang di
Desa Tulungrejo Batu.
3. Mengetahui margin pemasaran yang diperoleh petani dan lembaga pemasaran pada
masing-masing pola pemasaran.
4. Menganalisis elastisitas transmisi harga kentang di Desa Tulungrejo Batu.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi yang dapat menjelaskan bagaimanakah elastisitas transmisi
2. Memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah daerah Kota Batu untuk
mengembangkan potensi wilayah serta merumuskan kebijakan pertanian terkait
peningkatan produksi dan pemasaran komoditi kentang.
3. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti, terutama penelitian terkait dengan peningkatan
produktivitas dan strategi pemasaran bagi petani kentang serta diharapkan dapat
ANALISIS PEMASARAN KENTANG (
Solanum Tuberrosum
L) DI DESA
TULUNGREJO KECAMATAN BUMIAJI
KOTA BATU
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Gelar S-2
Magister Agribisnis
Diajukan oleh TANTRI SOFIASTINI
NIM 201120390211011
PROGRAM PASCA SARJANA
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh :
TANTRI SOFIASTINI
201120390211011
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal : Senin / 12 Mei 2014
dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar magister di program pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr.Ir.Anas Tain, MM ________________
Sekretaris : Dr.Ir.Sutawi, MP ________________
Penguji I : Dr.Damat, MP ________________
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Tantri Sofiastini, SP
NIM : 201120390211011
Program Studi : Magister Agribisnis
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis dengan judul ANALISIS PEMASARAN KENTANG (Solanum Tuberrosum L) DI DESA TULUNGREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, bagi sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang,
Yang menyatakan,
DAFTAR ISI
Judul Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1. Tinjauan Pustaka ... 13
2.1.1. Pasca Panen kentang ... 13
2.1.2. Karakteristik Komoditi Pertanian ... 14
2.1.3. Pemasaran Produk Pertanian ... 15
2.1.4. Ruang Lingkup Pemasaran, Lembaga Pemasaran dan Saluran Pemasaran ... 17
2.1.5. Struktur Pasar ... 18
2.1.6. Margin Pemasaran... 19
2.1.7. Elastisitas Transmisi Harga ... 19
2.1.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
2.2. Kerangka Pemikiran ... 23
2.3. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1. Subyek Obyek dan Tempat Penelitian ... 26
3.2. Metode Penelitian ... 26
3.2.2. Sumber Data dan Cara Menentukannya ... 27
3.2.3. Metode Penarikan Sampel ... 27
3.2.4. Analisa Data ... 28
3.2.5. Operasionalisasi Variabel ... 32
BAB IV PEMBAHASAN ... 34
1.1. Keadaan Umum ... 34
1.1.1.Letak dan Batas Wilayah Kota Batu ... 34
1.1.2. Iklim dan Topografi ... 34
1.1.3. Luas dan Pembagian Wilayah ... 35
1.2. Keadaan Sosial Ekonomi ... 35
1.3. Profil Kecamatan Bumiaji ... 36
1.3.1. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bumiaji ... 37
1.3.2. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Bumiaji ... 38
4.4. Gambaran Desa Tulungrejo ... 39
4.5. Karakteristik Responden ... 40
4.5.1. Pendidikan dan Pengalaman ... 40
4.5.2. Profil Keluarga Petani ... 43
4.5.3. Luas Lahan ... 44
4.5.4. Produktivitas Per Ha ... 45
4.6. Kegiatan Usaha Tani Kentang di Desa Tulungrejo ... 46
4.7. Karakteristik Pelaku Pemasaran ... 48
4.7.1. Petani ... 48
4.7.2. Pedagang pengumpul ... 49
4.7.3. Pedagang Besar / Grosir ... 50
4.7.4. Pedagang pengecer ... 51
4.8. Analisis Sistem Pemasaran di Desa Tulungrejo ... 51
4.9. Analisis Margin Pemasaran di Desa Tulungrejo ... 54
4.10. Analisis Farmer Share ... 61
4.11. Analisis Elastisitas Transmisi Harga ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.2 Saran ... 67
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian ... 68
2. Keadaan Umum Wilayah Desa Tulungrejo ... 69
3. Kuisioner Petani Kentang di Desa Tulungrejo ... 74
1. Kuisioner Pedagang Pengumpul & Pengecer ... 77
2. Data Petani Responden Desa Tulungrejo ... 79
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, R.2003. Dasar-Dasar Pemasaran Hasil Pertanian.Jurusan Sosial Ekonomi.Unibraw.Malang.
Gunarto,2003. Pengaruh Penggunaan Ukuran Bibit Terhadap Pertumbuhan, produksi dan mutu umbi kentang bibit G4 (Solanum Tuberosum), Jurnal sains dan Teknologi Indonesia, V5 N5, Agustus 2003, hal 173-179/ Humas-BPPT/ANY.
Anonymous, 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Saragih,2000. Agribisnis Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Baru dalam Era Millenium Baru. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan. Vol.2, No1/ Feb.2000,1-9.
Downey.dkk.1992.Manajemen Agribisnis.Erlangga.Jakarta.
Hutabarat,B.1993.Analisis Pasar Komoditas Hortikultura Sayuran Tanah Karo (Kasus Kentang dan Bawang Daun ) Forum Penelitian dan Agro Ekonomi.11(2) : 37-46.
Institut Pertanian Bogor, 1999. Kajian Pasar Kentang. Laporan Akhir, Bogor.
Irawan.2007. Fluktuasi Harga, Transmisi Harga dan Margin Pemasaran Sayuran dan Buah. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 No.4, Desember 2007 : 358-373.
Iwayan Rusastra.dkk,2002. Struktur Pasar dan Pemasaran Gabah Beras dan Komoditi competitor utama, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor,hal 227-246.
Kahfi.2011, Analisis Efisiensi Pemasaran dan Kelayakan Usaha Rumput Laut di Kota Tual Provinsi Maluku. Thesis FPUB.Malang.
Anonymous. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementrian Pertanian tahun 2010-2014.
M.Kasmawati.dkk.2011. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kentang di Kecamatan Uluere Kabupaten Bentaeng.
Nunung Kusnadi.dkk,2009. Bunga Rampai Agribisnis.IPB Press.Jakarta.
Santoso.dkk. 2005. Analisis Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.Seminar nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Fakultas Peternakan UNDIP.Semarang.
Saptana, dkk.2001. Analisis Keunggulan Kompetitif Komoditas Unggulan Hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Soenarjono, 2004. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Gromedia. Bogor.
Sudiyono,2001.Pemasaran Pertanian.Universitas Muhammadiyah.Malang
Sugiyono, 2012.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta.Bandung.
Soekartawi, 1989. Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya.Rajawali Press.Jakarta.