HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN
KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI
INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN
2012
Oleh :
RAHMI SUTAMI
090100144
.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN
KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI
INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN
2012
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran
Oleh :
RAHMI SUTAMI
090100144
Oleh:
SUYOGA GINTING 090100355
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :Hubungan Lama Penggunaan Komputer dengan Kejadian Miopia di
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara Tahun 2012
Nama : Rahmi Sutami
NIM : 090100144
Pembimbing Penguji I
dr. Ruly Hidayat, Sp. M dr. Rusdiana, M.Kes
NIP. 19740918 200501 1 001 NIP. 19710915 200112 2 002
Penguji II
NIP. 198201132 00801 2 006
Medan, Desember 2012 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Komputer adalah salah satu penemuan paling menarik sejak abad ke-20. Bekerja berjam-jam menggunakan komputer dapat menyebabkan efek terhadap gejala okuler. Berbagai pengamatan telah dilakukan para ahli untuk mengetahui berbagai efek negatif yang dialami operator komputer. Melalui beberapa penelitian menunjukan bahwa semakin lama orang bekerja di depan layar komputer, maka ia akan mendapat miopia yang semakin besar
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional yang dilakukan pada 40 orang yang memakai kacamata, miopia, dan tidak ada kelainan mata lain. Pengumpulan data dilakukan dengan meggunakan instrumen kuesioner kemudian di analisis menggunakan komputerisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama penggunaan komputer dengan miopia.
Hasil penelitian didapatkan bahwa 36 orang (90%) dari 40 orang menggunakan komputer >2 jam setiap hari, 4 orang (10%) menggunakan komputer 2 jam setiap hari. 28 orang (70%) memiliki derajat miopia ringan dan 12 orang (30%) derajat sedang. Selain itu, pada penelitian ini ditemukan tidak ada hubungan antara penggunaan komputer dengan miopia dengan p value 0,53 (p>0,05).
Berdasarkan penelitian ini, walaupun tidak ada hubungan, mahasiswa juga harus memperhatikan posisi dan jarak tubuh ke komputer.
ABSTRACT
The computers had became interesting thing since twenty decades. Working for a long time with computer can result symptom ocular. There are many research to know many effect of this. Many research showed if we work for a long time with a computer, we will have more possibility to get myopia
The research is descriptive analytic with design cross sectional, it took 40 subject who using glasses, myopia, and don’t have the other eye disease like astigmatisme. It use quistionaire and then analyzed by program in computer. The purposed from this research to know is there association between using computer and myopia.
The result.is 36 people (90%) from 40 people using computer >2hours every day, 4 people (10%) using computer 2 hours every day. And also there are 28 people (70%) have mild myopia and 12 orang (30%) have moderate myopia There isn’t association between using computer with myopia with p value 0,53
Based from this research, although there isn’t association between using computer with myopia, the student must care about the position of body when using computer.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul ” Hubungan Lama Penggunaan Komputer dengan Kejadian Miopia di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara Tahun 2012”.
Dalam penyelesaian proposal penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Ruly Hidayat, Sp. M , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. dr. Rusdiana, M.Kes da
Dosen Penguji saya yang telah memberi banyak arahan dan masukan. 4. Seluruh jajaran Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Departemen Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu tercinta, Ir. Sofyan Ramlan S.Ag, MA dan Dra. Sudarmi, Msi, Apt, yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tidak bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
7. Serta sahabat-sahabat sekelompok bimbingan karya tulis ilmiah yaitu Hasiholan dan kak Syarifah yang telah saling berbagi suka dan duka selama proses penulisan proposal penelitian ini, serta seluruh teman-teman saya : Tiwi, Ulfa, Ira, Mery, Citra, Lisa dan teman-teman saya yang lain, khususnya teman-teman stambuk 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.
Besar harapan kiranya karya tulis ilmiah ini dapat menjadi pembuktian pencapaian hasil perjuangan penulis selama mengenyam pendidikan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat benar-benar bermanfaat bagi para pembaca umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.
Medan, 14 Desember 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ……….. i
ABSTRAK……….. ii
KATA PENGANTAR ………... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………. ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1. Tujuan Umum ... 2
1.3.2. Tujuan khusus ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komputer ... 4
2.2.1. Rongga Orbita ... 6
2.2.2. Bola Mata ... 6
2.2.3. Adneksa ... 10
2.3. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi ... 10
2.3.1. Tajam Penglihatan atau Visus... 10
2.3.2. Kelainan Refraksi ... 12
2.4. Miopia ... 14
2.4.1. Definisi ... 14
2.4.2. Sebab Terjadinya Miopia ... 14
2.4.3. Faktor Yang Berkaitan Dengan Sebab Terjadinya Miopia ...15
2.4.4. Miopia Pada Anak ... 15
2.4.5. Klasifikasi Berat Ukuran Miopia ... 15
2.4.6. Gejala Pada Miopia ... 15
2.4.7. Koreksi Mata Dengan Miopia ... 16
2.4.8. Pengobatan Miopia ... 16
2.5. Hubungan Komputer Dengan Miopia ... 17
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ... 19
3.2. Definisi Operasional ... 19
3.2.1. Variabel Independen ... 19
3.2.2. Variabel Dependen ... 21
3.3. Hipotesis ... 22
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
4.2.1. Lokasi Penelitian ... 23
4.2.2. Waktu Penelitian ... 23
4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 23
4.3.1. Populasi Penelitian ... 23
4.3.2. Sampel Penelitian ... 24
4.4. Pengumpulan Data ……… 24
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 24
4.4.1. Pengolahan Data ... 24
4.4.2. Analisa Data ... 25
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 27
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 27
5.1.3. Hasil Analisis Data ... 29
5.2 Pembahasan ... 35
5.2.1. Karakteristik Sampel ... 35
5.2.3. Pertama Kali Miopia, Derajat Miopia, dan
Peningkatan Kekuatan Lensa ... 36
5.2.4. Posisi Menggunakan Komputer ... 37
5.2.5. Hubungan Lama Penggunaan Komputer Dengan Miopia ... 37
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 39
6.2. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.2. Anatomi Mata ... 5
Gambar 2.5. Posisi Tubuh Yang Tepat Untuk Penggunaan Komputer .. 17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Lembar Penjelasan ... 28
Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)... 30
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 31
Lampiran 4 Riwayat Hidup ... 49
Lampiran 5 Daftar Tabel ... 51
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 5.1. Distribusi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin ……. 28 dan Angkatan
Tabel5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan Jumlah …… 30 Jam Menggunakan Komputer Terus Menerus, Rata-
Rata Jam Dalam 1 Hari dan Lama Penggunaan Komputer Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Indeks Penggunaan …… 31
Komputer
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Waktu Pertama Kali Rabun Jauh ….. 32 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Derajat Miopia Responden dan
Peningkatan Lensa ……… 33
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Duduk Tegak dan ………... 34
Memperhatikan Letak Bahan Bacaan Saat
Menggunakan Komputer
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Lama Penggunaan Komputer dengan ….. 34
ABSTRAK
Komputer adalah salah satu penemuan paling menarik sejak abad ke-20. Bekerja berjam-jam menggunakan komputer dapat menyebabkan efek terhadap gejala okuler. Berbagai pengamatan telah dilakukan para ahli untuk mengetahui berbagai efek negatif yang dialami operator komputer. Melalui beberapa penelitian menunjukan bahwa semakin lama orang bekerja di depan layar komputer, maka ia akan mendapat miopia yang semakin besar
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional yang dilakukan pada 40 orang yang memakai kacamata, miopia, dan tidak ada kelainan mata lain. Pengumpulan data dilakukan dengan meggunakan instrumen kuesioner kemudian di analisis menggunakan komputerisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama penggunaan komputer dengan miopia.
Hasil penelitian didapatkan bahwa 36 orang (90%) dari 40 orang menggunakan komputer >2 jam setiap hari, 4 orang (10%) menggunakan komputer 2 jam setiap hari. 28 orang (70%) memiliki derajat miopia ringan dan 12 orang (30%) derajat sedang. Selain itu, pada penelitian ini ditemukan tidak ada hubungan antara penggunaan komputer dengan miopia dengan p value 0,53 (p>0,05).
Berdasarkan penelitian ini, walaupun tidak ada hubungan, mahasiswa juga harus memperhatikan posisi dan jarak tubuh ke komputer.
ABSTRACT
The computers had became interesting thing since twenty decades. Working for a long time with computer can result symptom ocular. There are many research to know many effect of this. Many research showed if we work for a long time with a computer, we will have more possibility to get myopia
The research is descriptive analytic with design cross sectional, it took 40 subject who using glasses, myopia, and don’t have the other eye disease like astigmatisme. It use quistionaire and then analyzed by program in computer. The purposed from this research to know is there association between using computer and myopia.
The result.is 36 people (90%) from 40 people using computer >2hours every day, 4 people (10%) using computer 2 hours every day. And also there are 28 people (70%) have mild myopia and 12 orang (30%) have moderate myopia There isn’t association between using computer with myopia with p value 0,53
Based from this research, although there isn’t association between using computer with myopia, the student must care about the position of body when using computer.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komputer adalah salah satu penemuan paling menarik sejak abad ke-20. Namun pengguna komputer menghadapi masalah baru baik di tempat kerja mereka maupun di sekolah. Bekerja berjam-jam menggunakan komputer dapat menyebabkan efek terhadap gejala okuler (Izquierdo, 2010).
Komputer adalah peralatan elektronika yang menerima masukan data, mengolah data, dan memberikan hasil keluaran dalam bentuk informasi baik berupa teks, gambar, suara, maupun video (Hasnul, 2009).
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, ada sekitar 100 juta orang yang menggunakan komputer dalam pekerjaan mereka sehari-harinya. Selanjutnya, menurut Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan, 95% sekolah dan 62 % dari semua ruang kelas di Amerika Serikat memiliki komputer sejak tahun 1999 (Izquierdo, 2010).
Melihat layar komputer membuat mata bekerja lebih keras. Tuntutan visual yang tinggi dari melihat komputer membuat banyak orang rentan terhadap meningkatnya gejala penglihatan. Selain itu, menggunakan komputer dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kumpulan masalah mata dan penglihatan yang disebut Computer Vision Syndrome (CVS). Salah satu gejala CVS adalah penglihatan kabur. Orang yang paling beresiko meningkatkan gejala CVS adalah orang-orang yang menghabiskan dua jam atau lebih secara terus menerus di depan komputer setiap hari (American Optometric Association, 2011).
Data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukan proporsi low vision makin meningkat sesuai pertambahan umur. Proporsi low vision pada perempuan cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki. Proporsi low vision di Indonesia adalah sebesar 4,8% dengan kisaran antara 1,7% (di Provinsi Papua) hingga 10,1% (di Provinsi Bengkulu) (Depkes RI, 2008).
yang sering dijumpai karena ketidakseimbangan kekuatan optik mata dan panjang sumbu bola mata (Sitepu, 2008). Miopia disebut juga dengan rabun jauh sehingga harus dikoreksi menggunakan lensa negatif (Rubenstein, 2007). Insidensi miopia meningkat selama tahun-tahun sekolah. Tingkat miopia semakin tua juga cenderung meningkat selama tahun-tahun pertumbuhan (Behrman, 2000).
Berbagai pengamatan telah dilakukan para ahli untuk mengetahui berbagai efek negatif yang dialami operator komputer. Haider dari Austria (Burns,1995), melalui pengamatan stimulatif, menunjukan bahwa semakin lama orang bekerja di depan layar komputer, maka ia akan mendapat miopia yang semakin besar (Insap, 2009).
Munir (2005) menemukan adanya hubungan yang signifikan yaitu p=0,01 pada kelompok miopia dengan intensitas penggunaan komputer 0 jam dengan <2jam, 2-4 jam, <6 jam. Hal ini sejalan denganpenelitian Konstatopoulus (2007) yang menemukan ada hubungan signifikan antara miopia dan penggunaan komputer yaitu (p<0,001), yang berarti p>0,05 membuktikan adanya hubungan.
Berdasarkan data di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan lama penggunaan komputer dengan kejadian miopia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah ada hubungan lama penggunaan komputer dengan kejadian miopia?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jam rata-rata penggunaan komputer dalam 1 hari pada mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkomti) Departemen Teknologi Informasi (TI) Universitas Sumatera Utara (USU).
2. Untuk mengetahui rata-rata kekuatan lensa kacamata pada mahasiswa Fasilkomti Departemen TI USU.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat umum, khususnya pengguna komputer
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai miopia akibat melihat layar komputer secara terus menerus kepada masyarakat umum, khususnya yang menggunakan komputer. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mengatur waktu istirahat dan mengontrol jam penggunaan komputer agar tidak mengganggu kesehatan.
2. Di bidang pelayanan masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Departemen Tenaga Kerja untuk menetapkan maksimal jam kerja terhadap penggunaan komputer dan waktu istirahat untuk meningkatkan kualitas perlindungan kepada tenaga kerja.
3. Di bidang akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperkokoh landasan teoritis terhadap ilmu kedokteran di bidang oftalmologi, khususnya tentang hubungan lama penggunaan komputer dengan kejadian miopia.
4. Di bidang pengembangan penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komputer
Komputer adalah penemuan paling menarik sejak abad ke-20 (Izquierdo, 2010). Komputer adalah alat elektronik atau mesin yang dapat diprogram untuk menerima data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna (Ukar, 2006). Selain itu, menurut Robert H. Blismer, komputer merupakan alat hitung elektronik yang mampu melaksanakan tugas antara lain menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah-perintah terprogram untuk input, output, perhitungan, dan operasi-operasi logik (Suyanto, 2005).
Perkembangan teknologi komputer yang pesat menjadikan komputer sebagai alat bantu utama dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien. Saat ini hampir semua bidang pekerjaan dan profesi membutuhkan bantuan komputer seperti kedokteran, desainer, guru, mahasiswa, dll (Hasnul, 2009). Menurut Amerika Serikat Biro Statistik Tenaga Kerja, ada sekitar 100 juta orang menggunakan komputer pada pekerjaan mereka sehari-harinya (Izquierdo, 2010).
Organisasi bisnis dan pemerintahan melihat kemampuan dari komputer sehingga kebutuhan akan perangkat komputer meningkat. Perkembangan teknologi komputer pun meningkat pesat, seperti peningkatan kemampuan komputer, kemudahan pengoperasian, dan juga biaya terjangkau hingga komputer dapat tersedia bagi pengguna rumahan (Sulianta, 2010).
2.2. Anatomi mata
Anatomi mata terdiri dari rongga orbita, bola mata dan adneksa.
2.2.1. Rongga Orbita
Mata terletak dalam tulang orbita (Bruce, 2006). Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi dinding tulang dan berbentuk seperti piramida dengan puncak menuju kearah foramen optik. Dinding medial rongga orbita kanan berjalan kurang lebih sejajar dengan dinding medial rongga orbita kiri dan berjarak sekitar 25mm pada orang dewasa. Di bagian belakang dari rongga orbita terdapat 3 lubang, yaitu :
a. Foramen optik yang merupakan ujung bagian orbita kanal optik memberi jalan kepada saraf optik, arteri oftalmik, dan saraf simpatik.
b. Fisura orbita superior yang dilalui oleh vena oftalmik, saraf-saraf untuk otot-otot mata ( N III, N IV, dan N VI ) serta cabang pertama saraf trigeminal.
c. Fisura orbita inferior yang dilalui cabang ke-II N V, saraf maksila serta arteri infraorbita yang merupakan sensorik untuk daerah kelopak mata bawah, pipi, bibir atas dan gigi bagian atas (Ilyas, 2010).
Isi rongga orbita terdiri atas bola mata dengan saraf optik-nya, 6 otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah cabang arteri oftalmik, saraf cranial III, IV, VI, lemak dan fasia yang merupakan bantalan untuk bola (Ilyas, 2010). Volume orbita dewasa kira-kira 30 mL dan bola mata hanya menempati sekitar seperlima bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya (Riordan-Eva, 2010).
2.2.2. Bola mata
Bola mata terdiri atas :
1. Dinding bola mata. Dinding bola mata terdiri atas sklera dan kornea (Ilyas, 2010).
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat kolagen, kenyal dan tebalnya kira-kira 1mm (Ilyas 2010). Sklera terletak di atas substansi dasar dan dipertahankan oleh fibroblast (Bruce, 2006).
Kornea merupakan bagian paling depan dari mata di mana sinar masuk difokuskan ke dalam pupil (Ilyas, 2006). Kornea memiliki jaringan yang jernih dan bening. Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfungsi sebagai media penglihatan, dipersarafi oleh N.V. Batas kornea dan sklera disebut limbus.
Tebal kornea (0,6-1,0) mm dan terdiri atas 5 lapisan yaitu : a) Epitel
Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Daya regenerasi epitel ini cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.
b)Membran bowman
Membran bowman merupakan suatu membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen yang kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membran bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.
c) Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.
d)Membran descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barier infeksi dan masuknya pembuluh darah.
e) Endotel
Fungsi kornea adalah:
a. Merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan cahaya ke retina.
b. Melindungi struktur mata internal (Bruce, 2006).
2. Isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina (Ilyas, 2010). a. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris; zonula menghubungkannya dengan korpus siliar (Riordan-Eva, 2010). Lensa merupakan salah satu elemen yang penting pada mata (Bruce, 2006). Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus. Fungsi lensa adalah untuk membiaskan cahaya, sehingga difokuskan pada retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi (Mailangkay, 2010).
b. Uvea
Uvea merupakan jaringan lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.
a) Iris
Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang di tengahnya terdapat lubang yang dinamakan pupil (Mailangkay, 2010). Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata.
Pada tepi pupil terdapat m. sfingter pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis – konstriksi). Miosis terjadi bila kita melihat dekat atau merasa silau dan pada saat berakomodasi (Ilyas, 2006).
Secara radier atau jari-jari roda terdapat m. dilatators pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis). Midriasis akan terjadi bila kita berada ditempat gelap atau pada waktu melihat jauh (Ilyas, 2006).
b)Badan Siliar
Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan untuk akomodasi dan menghasilkan cairan air mata (Ilyas, 2006). Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi; jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik prosesus siliar dan koroid ke depan dan ke dalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung. Fungsi prosesus siliar adalah memproduksi cairan mata – Humor Akuos (Mailangkay, 2010).
c) Koroid
Koroid adalah suatu segmen posterior uvea yang berwarna coklat tua, yang terletak diantara sklera dan retina. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama member nutrisi kepada retina bagian luar (Mailangkay, 2010).
c. Badan kaca
menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina (Mailangkay, 2010).
d. Retina
Retina adalah suatu membran tipis dan bening, terdiri atas penyebaran serabut-serabut saraf optik letaknya antara badan kaca dan koroid. Di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1-2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan refleks fovea (Mailangkay, 2010). Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal (Ilyas, 2006). Retina mempunyai ketebalan sekitar 1mm terdiri atas 10 lapisan. Sel batang lebih banyak dibanding sel kerucut, kecuali di daerah makula, dimana sel kerucut lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta) (Mailangkay, 2010).
2.2.3. Adneksa
Adneksa terdiri atas kelopak mata dan sistem air mata (sistem lakrimal). 1. Kelopak mata
Dari luar ke dalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otot tarsus, fasia dan paling dalam konjungtiva.
Tarsus berperan sebagai kerangka kelopak mata.Merupakan suatu keping jaringan tipis tetapi padat. Tarsus pada kelopak mata atas lebih besar dibanding kelopak mata bawah (Mailangkay, 2010).
yang merupakan suatu lipatan peralihan konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbar (Mailangkay, 2010).
2. Sistem air mata (Lakrimal)
Sistem air mata terbagi menjadi 2 bagian: bagian yang memproduksi air mata yaitu kelenjar air mata dan bagian ekskresi yang memberi jalan kepada air mata ke dalam rongga hidung (Mailangkay, 2010).
2.3. Tajam penglihatan dan kelainan refraksi 2.3.1. Tajam penglihatan atau visus
Yang mempengaruhi sinar masuk ke mata adalah pembiasan sinar masuk ke dalam mata terutama ditentukan oleh kornea, lensa dan panjangnya bola mata.
a. Kornea dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata.
b. Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina. c. Panjangnya bola mata
d. Bila salah satu faktor ini tidak sesuai maka sinar tidak difokuskan pada retina, sehingga rangsangan yang diteruskan ke otak menjadi kabur. Penglihatan seseorang ditentukan oleh tajam penglihatan, penglihatan warna dan lapang pandang (Ilyas, 2006).
Gangguan penglihatan yang dapat dirasakan oleh penderita adalah menurunnya tajam penglihatan termasuk penglihatan warna, gangguan lapangan pandang, dan gangguan pergerakan mata. Gangguan penglihatan dapat dilihat dengan memeriksa tajam penglihatan (Ilyas, 2008).
Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen (Ilyas, 2008).
a. Pemeriksaan tajam pengihatan seseorang sebaiknya dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang.
b. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5-6 meter dari kartu baku untuk uji penglihatan (kartu Snellen).
c. Setiap mata diperiksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan terlebih dahulu kemudian kiri. Untuk mengatahui sama atau tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata anak dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata.
d. Ditentukan baris huruf terkecil yang masih bisa dapat dibaca. Dilihat baris huruf yang terbaca. Tajam penglihatan dinyatakan 6 dibagi jarak huruf baris yang masih terbaca. Biasanya penglihatan normal mempunyai tajam penglihatan 6/6 (Ilyas, 2008).
2.3.2. Kelainan refraksi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia atau astigmat. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata yang emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh (Ilyas, 2008).
1. Akomodasi
kuat. Pada keadaan normal cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila didekatkan. Hal ini diakibatkan adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina (Ilyas , 2008).
Ada beberapa teori akomodasi yaitu : a. Teori Helmholtz
Bertambahnya kecembungan lensa mata diakibatkan kendornya zonula Zinn, yang menghilangkan pengaruh penarikan lensa sehingga memungkinkan lensa yang elastik menjadi cembung, b. Teori Schoen
Akibat kontraksi otot siliar pada bola karet yang dipegang dengan kedua tangan dengan jari akan mengakibatkan pencembungan bola di bagian tengah.
c. Teori Tscherning
Akibat kontraksi bagian depan kedua serabut radiasi dan sirkular otot siliar maka jonjot siliar akan terdorong ke belakang dan keluar; dan mendorong lensa, dimana tekanan bagian depan otot mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung (Ilyas, 2006).
2. Pungtum proksimum dan pungtum remotum
Dikenal 2 titik pada sistem refraksi mata yaitu pungtum proksimum dan
pungtum remotum.
a. Titik dekat atau pungtum proksimum
Merupakan satu titik terdekat dimana mata dapat melihat jelas dengan akomodasi kuat. Bila mata berakomodasi kuat maka titik terdekat ini tetap berhubungan erat dengan retina.
mempengaruhi letak dari fokus ini dan seluruhnya dihitung sebagai akomodasi (Ilyas, 2006).
b. Titik jauh atau pungtum remotum
Pungtum remotum merupakan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas. Bila mata tidak melakukan akomodasi maka titik terjauh atau pungtum remotum berhubungan erat dengan retina. Pada mata dengan miopia maka titik terjauh akan terletak lebih dekat dibanding normal (rabun jauh) (Ilyas, 2006).
2.4. Miopia 2.4.1. Definisi
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik kuning).
Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula lutea. Hal ini dapat disebabkan : sistem optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial atau sumbu (Ilyas, 2008).
2.4.2. Sebab terjadinya miopia
Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata akibat:
a. Kornea terlalu cembung
b. Lensa mempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan dibiaskan kuat
c. Bola mata terlalu panjang
Secara fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada makula lutea.
Titik fokus sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina. a. Titik jauh (pungtum remotum) terletak lebih dekat atau sinar
2.4.3. Faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya miopia Terdapat dua pendapat yang menerangkan penyebab miopia:
a. Berhubungan erat dengan faktor herediter atau keturunan b. Berhubungan erat dengan faktor lingkungan (Ilyas, 2006).
2.4.4. Miopia pada anak
Miopia pada anak biasanya dimasukkan ke dalam kelompok akibat membaca dan genetik atau diturunkan. Miopia pada anak dimasukkan ke dalam 2 kelompok yaitu kongenital dan developmental (perkembangan).
a. Keduanya berjalan progresif dan memerlukan pemeriksaan kacamata teratur. Sering terlihat pada anak yang miopianya berjalan progresif (school miopia) yang mungkin disebabkan bekerja atau membaca dekat (Ilyas, 2006).
2.4.5. Klasifikasi berat ukuran miopia
Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif di dalam dioptri, dimana 1.00 dioptri merupakan kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar pada jarak satu meter.
Klasifikasi beratnya miopia ada 4 yaitu :
a. Miopia ringan : - 3.00 dioptri
b. Miopia sedang : - 3.00 to - 6.00 dioptri c. Miopia berat : - 6.00 to – 9.00 dioptri d. Miopia sangat berat : >-9.00 dioptri
(Ilyas, 2006).
2.4.6. Gejala pada miopia
Seseorang yang miopia selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata
Kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia melihat jauh dan dengan mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek pinhole sehingga dapat melihat jelas (Ilyas, 2006).
2.4.7. Koreksi pada mata dengan miopia
Memakai lensa minus atau negatif yang ukurannya teringan yang sesuai untuk mengurangkan kekuatan daya pembiasan di dalam mata (Ilyas, 2006).
2.4.8. Pengobatan miopia
Pengobatan pada miopia bisa dengan memakai kacamata atau lensa kontak atau dengan bedah
Pada saat keadaan tertentu miopia dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea. Pada saat ini terdapat berbagai cara pembedahan pada miopia seperti :
a. Keratotomi radial (radial keratotomy – RK) : pada keratotomy radier dilakukan sayatan radier pada permukaan kornea sehingga berbentuk jari-jari roda. Bagian sentral kornea tidak disayat. Bagian kornea yang disayat akan menonjol sehingga bagian tengah kornea menjadi rata. Ratanya kornea bagian tengah akan memberikan suatu pengurangan kekuatan bias kornea sehingga dapat mengganti lensa kacamata negatif.
b. Keratotomi fotorefraktif (Photorefractive keratectomy – PRK) : PRK merupakan cara yang mempergunakan sinar eximer untuk membentuk permukaan kornea. Sinar pada eximer akan memecah molekul sel kornea.
2.5. Hubungan komputer dengan miopia
Komputer sebagai produk teknologi mutakhir tetap membawa dampak bagi kehidupan kita. Monitor sebagai salah satu perlengkapan perangkat komputer dapat menimbulkan radiasi.
Penggunaan komputer yang berkepanjangan dapat menyebabkan sekelompok masalah mata dan penglihatan yang disebut dengan istilah Computer Vision Syndrome (CVS). Gejala CVS terjadi karena aktivitas visual terhadap layar komputer yang memberi stress sistem penglihatan. Terjadinya gejala tergantung besarnya gangguan penglihatan (American Optometric Association, 2011).
Ada faktor lingkungan tertentu yang dapat mencegah atau mengurangi gejala CVS. Beberapa diantaranya adalah pencahayaan, layar anti-silau, posisi duduk yang nyaman, berkedip, istirahat untuk mencegah kelelahan mata. Istirahatkanlah mata selama 15 menit setelah dua jam penggunaan komputer terus-menerus. Juga, untuk setiap 20 menit melihat komputer, melihatlah ke kejauhan selama 20 detik sehingga mata anda dapat kembali fokus (American Optometric Association, 2011).
Seseorang yang bekerja dengan komputer setiap harinya harus menyesuaikan lokasi ruang kerja (work place) dan tempat kerjanya (work station) karena salah satu penyebab terjadinya stress fisik adalah akibat kerja dengan pekerja sehingga mengharuskan pekerja bekerja dengan posisi sulit seperti membungkuk. Prinsip ergonomi yang benar mengharuskan meja kerja yang sesuai atau dapat disesuaikan dengan ukuran induvidu yang menggunakannya. Meja komputer juga harus disesuaikan dengan dimensi antopometri segmen bagian tubuh. Dalam hal ini, bagian tubuh, sikap yang nyaman, guna memastikan terjaminnya syarat-syarat kesehatan kerja untuk mengembangkan terciptanya keselarasan dan kenyamanan bekerja (Harrianto, 2010).
Menurut American Optometric Association, siapapun yang menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk bekerja di depan komputer mungkin berada dalam risiko berkembangnya ketegangan mata dan kesulitan untuk memusatkan perhatian. Asosiasi ini melaporkan bahwa komputer dapat memperburuk kondisi, seperti miopia (American Optometric Association, 2011). dr. Cary Herzberg, optometris di Aurora, Illinois, mengatakan bahwa jika anak menghabiskan waktu lebih banyak di depan komputer pada tugas-tugas lain yang jaraknya dekat dengan mata, risiko mereka untuk terkena miopia akan meningkat (Orange, 2007).
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample pemeriksaan mata dari 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan di depan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal ini yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk di dalamnya miopia dan glaukoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopia dan glaukoma (Fauzi, 2007).
Lama Penggunaan Komputer
Miopia BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Independen
Lama penggunaan komputer terdiri dari :
1. Lama penggunaan komputer secara terus-menerus
a. Definisi operasional : lama penggunaan komputer secara terus-menerus adalah rata-rata jam penggunaan komputer secara kontinu, tanpa selingan istirahat, dalam satu hari.
b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner.
c. Alat ukur adalah kuesioner.
d. Hasil Pengukuran yang diperoleh berupa jam penggunaan komputer secara terus-menerus dalam satu hari.
e. Skala pengukuran adalah skala rasio
2. Lama penggunaan komputer rata-rata dalam satu hari
b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner.
c. Alat ukur adalah kuesioner.
d. Hasil pengukuran yang diperoleh berupa rata-rata jam penggunaan komputer dalam satu hari.
e. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala rasio.
3. Riwayat lama penggunaan komputer
a. Definisi operasional: riwayat lama penggunaan komputer adalah lama waktu penggunaan komputer dari sejak pertama sekali menggunakan komputer sampai penelitian dilakukan.
b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner.
c. Alat ukur adalah kuesioner.
d. Hasil pengukuran yang diperoleh berupa lama tahun penggunaan komputer. e. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala rasio.
4. Indeks Penggunaan Komputer
a. Definisi operasional: Indeks penggunaan komputer (IPK) adalah angka yang menunjukkan seberapa berat penggunaan komputer.
b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner. Kemudian, hasil yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus
(Tatemichi et al., 2004) : Indeks Penggunaan Komputer (IPK) = A x B
Keterangan :
B = Rata-rata penggunaan komputer dalam satu hari (jam). Rata-rata jam penggunaan 1 jam bernilai 1, 1-4 jam bernilai 2, 4-8 jam bernilai 3, dan lebih dari 8 jam bernilai 4.
c. Hasil Pengukuran yang diperoleh berupa nilai indeks penggunaan komputer yang dikategorikan. Kategori hasil pengukuran berupa :
a) Penggunaan komputer ringan (bila skor IPK 1-4) b) Penggunaan komputer sedang (bila skor IPK 5-8) c) Penggunaan komputer berat (bila skor IPK 9-16) d. Alat ukur adalah kuesioner
e. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala ordinal dan rasio
3.2.2. Variabel Dependen 1. Miopia
a. Definisi Operasional : gangguan untuk melihat jauh dengan visus di bawah 6/6 dan menggunakan kacamata lensa negatif.
b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner. c. Alat ukur adalah kuesioner
d. Hasil pengukuran adalah nilai minus kacamata a) Miopia ringan : - 3.00 dioptri
b) Miopia sedang : - 3.00 to - 6.00 dioptri c) Miopia berat : - 6.00 to – 9.00 dioptri d) Miopia sangat berat : > -9.00 dioptri
e. Skala pengukuran adalah rasio
3.2.3. Mahasiswa Fasilkomti Departemen TI USU
3.3. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan studi cross sectional di mana pada penelitian ini ingin melihat hubungan lama penggunaan komputer (faktor resiko) dengan kejadian miopia (efek) (Isgiyanto, 2009). Pada penelitian ini proses pengambilan data lama penggunaan komputer dan miopia dilakukan pada saat tertentu (point time approach) (Sastroasmoro, 2011).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut karena :
1. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi Informasi merupakan salah satu tempat pendidikan mahasiswa. Sehingga distribusi pengguna komputer cukup bervariasi dan cocok untuk penelitian.
2. Belum pernah dilakukan penelitian untuk menilai hubungan lama penggunaan komputer dengan kejadian miopia.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan Oktober 2012 .
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi InformasiUniversitas Sumatera Utara.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk kriteria eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah: 1. Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa stambuk 2008, 2009, 2010, 2011. b. Mahasiswa yang memakai kacamata lensa negatif.
c. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent).
2. Kriteria Eksklusi
a. Kuesioner yang diisi tidak lengkap. Penelitian ini memakai metode rumus Estimasi besar sampel dihitung dengan rumus :
n = [ ZƖ-α/2√ P ( 1 – P0) + Z0 Ɩ-β√ Pa ( 1 – Pa )]2
( Pa – P0 )2
Keterangan :
ZƖ-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu, tingkat kesalahan 0,1 yaitu 1,645
ZƖ-β = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu, tingkat kesalahan 0,1 yaitu 1,282
P0 = proporsi di populasi dari penelitian sebelumnya yaitu 0,01
Sehingga jumlah sampel minimal untuk penelitian ini adalah :
n = [ 1,645 √ 0,01 ( 1 – 0,01) + 1,282 √ 0,01 ( 1 – 0,01 ) ] 2
( 0,1– 0,01 ) 2
n = 34,7285 (dibulatkan menjadi 40 orang)
(Wahyuni, 2007)
4.4. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data penggunaan komputer dan miopia yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan teknik quesioner terpimpin.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu:
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (SPSS).
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
4.5.2. Analisa Data
Data dikumpulkan lalu diolah. Kemudian data dianalisis secara univariat analitik, dimana dilakukan analisis terhadap 2 variabel yaitu variabel terikat dan variabel tergantung (Sastroasmoro, 2011). Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara . Penelitian ini dilakukan saat jam istirahat yaitu pukul 10.00 – 13.00 WIB pada hari Senin - Jumat.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang yang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Departemen Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara dan memenuhi kriteria sebagai berikut : Seluruh mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, 2011. Menggunakan kaca mata. Menderita rabun jauh (miopia). Tidak menderita kelainan mata lain seperti slindris, bersedia mengikuti penelitian, dan mengisi kuesioner dengan lengkap. Distribusi responden menurut umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik umur penelitian ini didapatkan bahwa jumlah responden yang paling banyak berusia 20 tahun yaitu 12 orang (30%), yang berusia 18 tahun yaitu 2 orang (5%), yang berusia 19 tahun yaitu 8 orang (20%), yang berusia diatas 21 tahun yaitu 11 orang (27.5%), yang berusia 22 tahun yaitu 6 orang (15%), dan jumlah responden yang paling sedikit berusia 23 tahun yaitu 1 orang (2,5%).
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 28 orang (70%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan 12 orang (30%).
Tabel 5.1. Distribusi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin dan Angkatan
Variabel Jumlah (Orang) Frekuensi (%)
5.1.3. Hasil Analisis Data
5.1.3.1 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Lama Penggunaan Komputer dan Miopia
Jumlah pertanyaan ada sepuluh dimana tiga pertanyaan untuk data lama penggunaan komputer dan tujuh pertanyaan untuk data miopia. tiga pertanyaan mengenai lama penggunaan komputer meliputi rata-rata jam penggunaan komputer secara terus menerus, rata-rata jam penggunaan komputer dalam satu hari, dan sudah berapa lama memakai komputer.
Berdasarkan hasil tabel 5.2 didapatkan jumlah jam penggunaan komputer frekuensi yang paling banyak pada 6 jam sebanyak 10 orang (25%), 2 jam sebanyak 4 orang (10%), 3 jam sebanyak 5 orang (12,5%), 4 jam sebanyak 8 orang (20%), 5 jam sebanyak 6 orang (15%), 7 jam sebanyak 2 orang (5%), 8 jam sebanyak 2 orang (2%), dan 10 jam sebanyak 3 orang (7,5%).
Berdasarkan tabel 5.2 rata-rata penggunaan komputer dalam 1 hari didapatkan paling banyak 4-8 jam sebanyak 25 orang (62,5%), >8 jam sebanyak 8 orang (20%), dan paling sedikit 1-4 jam sebanyak 7 orang (17,5%).
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan Jumlah Jam Menggunakan Komputer Terus Menerus, Rata-Rata Jam Dalam 1 Hari dan Lama Penggunaan Komputer
Lama Menggunakan Komputer
Berdasarkan tabel diatas dapat dicari indeks penggunaan komputer (IPK) yaitu dari perkalian antara riwayat penggunaan komputer dengan rata-rata penggunaan komputer dalam 1 hari. Hasilnya didapatkan paling banyak indeks penggunaan komputernya adalah sedang yaitu sebanyak 20 orang (50%), sebanyak 13 orang IPKnya ringan (32,5%) dan paling sedikit IPKnya berat (17,5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Indeks Penggunaan Komputer. Indeks Penggunaan
Komputer
Jumlah (Orang) Frekuensi (%)
Ringan
5.1.3.2 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Lama Penggunaan Komputer dan Miopia
yaitu kapan pertama kali rabun jauh, kekuatan lensa kaca mata, peningkatan kekuatan lensa kacamata, duduk tegak saat menggunakan komputer, menempatkan bahan bacaan di samping monitor dan pada sudut 10-15 derajat di bawah tingkat mata dan bahan bacaan 30 cm dari mata. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan paling banyak responden mengalami rabun jauh saat berumur 5-10 tahun sebanyak 38 tahun (95%), dan yang paling sedikit <5 tahun sebanyak 2 orang (5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4. sebagai berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Waktu Pertama Kali Rabun Jauh Pertama Kali Rabun Jauh
<5 tahun
5-10 tahun
Jumlah (orang)
2
38
Frekuensi
5
95
Jumlah 40 100
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan paling banyak ditemukan miopia derajat ringan (0 D hingga – 3 D) sebanyak 28 orang (70%) dan paling sedikit miopia derajat sedang (-3 D hingga -6 D) sebanyak 12 orang (30%).
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Derajat Miopia Responden dan Peningkatan meningkat cepat dalam 1
tahun
memperhatikan letak bahan bacaan sebanyak 18 orang (45%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Duduk Tegak dan Memperhatikan Letak Bahan Bacaan Saat Menggunakan Komputer
Variabel
5.1.4 Analisa Statistik Hubungan Kejadian Lama Penggunaan Komputer dengan Kejadian Miopia
Tabulasi silang lama penggunaan komputer dan kejadian miopia pada tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 24 orang yang derajat miopianya ringan memiliki IPK yang berbeda yaitu 8 orang dengan IPK ringan, 14 orang dengan IPK sedang, dan 6 orang dengan IPK berat. Kemudian dari 12 orang yang memiliki derajat miopia sedang 5 diantaranya memiliki IPK ringan 6 orang IPK sedang dan 1 orang IPK berat. Dari hasil analisis hubungan variabel kejadian miopia dengan lama penggunaan komputer melalui uji chi-square diperoleh p value adalah 0,53 (p=0,53>p=0,05), hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik diantara kedua variabel
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Sampel
Berdasarkan tabel 5.1 ditemukan paling banyak berusia 20 tahun yaitu 12 orang (30%), yang berusia 18 tahun yaitu 2 orang (5%), yang berusia 19 tahun yaitu 8 orang (20%), yang berusia diatas 21 tahun yaitu 11 orang (27.5%), yang berusia 22 tahun yaitu 6 orang (15%), dan jumlah responden yang paling sedikit berusia 23 tahun yaitu 1 orang (2,5%). Karakter responden pada penelitian ini berusia 18-23 karena responden yang diambil dari angkatan 2008-2009.
Pada tabel 5.1 ternyata responden paling banyak adalah laki-laki daripada perempuan. Hal ini dikarenakan mahasiswa lebih banyak daripada mahasiswinya dan yang memakai kacamata yang paling banyak saya temukan dilapangan adalah mahasiswa.
5.2.2 Lama Penggunaan Komputer
689 anak-anak di sekolah paling sedikit 105 anak-anak yang menggunakan komputer kurang dari setengah jam setiap harinya.
Dari hasil penelitian ini ditemukan responden telah menggunakan komputer paling banyak 5-10 tahun yaitu 24 orang (60%), hal ini karena usia responden yang saya ambil adalah mahasiswa stambuk 2008-2011 dan rata-rata dari mereka mulai menggunakan komputer saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
5.2.3 Pertama Kali Miopia, Derajat Miopia, dan Peningkatan Kekuatan Lensa.
cowok), hal ini menunjukkan bahwa tingkat miopia di Taiwan meningkat sesuai dengan pertambahan tahun dan penigkatan keparahan miopia mungkin juga tergantung kapan pertama kali terjadinya. Rohayati (2010) mendapatkan adanya perubahan miopia antara pertama kali menggunakan lensa kontak dengan setelah menggunakan lensa kontak dengan p=0,000, ini menyatakan adanya peningkatan derajat miopia.
5.2.4 Posisi Saat Menggunakan Komputer
Dari hasil penelitian ini didapatkan paling banyak tidak duduk tegak saat menggunakan komputer yaitu sebanyak 29 orang (72.5%) dan tidak memperhatikan bahan bacaan 22 orang (55%) hal ini dikarenakan mungkin mereka tidak terlalu perduli dan memperhatikan hal tersebut. Selain itu, dari yang saya amati di lapangan rata-rata mahasiswa menggunakan waktu kosongnya untuk bermain komputer di serambi dekat kelas dan parkiran kemudian di kantin.
5.2.5 Hubungan Lama Penggunaan Komputer dengan Kejadian Miopia
. Banyak penelitian yang menyatakan ada hubungan antara perkembangan miopia dan penggunaan komputer. Menurut Konstatopoulus ada hubungan signifikan antara miopia dan penggunaan komputer yaitu dengan (p<0,001), walaupun hal ini menggunakan bukan merupakan satu-satunya faktor resiko yang dapat menyebabkan miopia. Munir (2005) menemukan adanya hubungan yang signifikan yaitu p=0,01 pada kelompok miopia dengan intensitas penggunaan komputer 0 jam dengan <2jam, 2-4 jam, <6 jam. Sedangkan hasil penelitian Prafitasari menunjukkan tidak adanya hubungan menggunakan komputer jarak dekat sebagai faktor resiko dengan miopia.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah :
1. Responden yang ditemukan paling banyak berjenis kelamin laki-laki 28 orang (70%) dan perempuan 12 orang (30%).
2. Responden pada penelitian ini paling banyak menggunakan komputer 4-8 jam rata-rata dalam seharinya, sebanyak 25 orang (62.5%). Dan paling banyak sudah menggunakan komputer selama 5-10 tahun sebanyak 24 orang (60%).
3. Sebagian besar responden menggunakan komputer terus menerus paling sedikit dengan durasi 2 jam terus-menerus yaitu 4 orang (10%%) dan paling banyak menggunakan komputer dengan durasi >2 jam terus-menerus (90%).
4. Sebagian responden mengalami rabun jauh pertama kali pada saat berumur 5-10 tahun yaitu sebanyak 38 orang (95%).
5. Paling banyak responden memiliki derajat miopia yang ringan (70%) dan (85%) mengalami peningkatan kekuatan lensa kacamata secara perlahan.
6. Sebagian besar responden (72,5%) tidak duduk tegak saat menggunakan komputer dan (55%) tidak memperhatikan jarak mata dengan komputer dan bahan bacaan.
6.2 Saran
Dari seluruh proses dalam menyelesaikan penelitian ini maka dapat disimpulkan saran sebagai berikut:
1. Kepada mahasiswa maupun pengguna komputer diharapkan dapat memperhatikan posisi tubuh saat memakai komputer, dan memakai komputer terus menerus dengan durasi <2 jam.
DAFTAR PUSTAKA
American Optometric Association. Computer Vision Syndrome. Available
from [29 April 2012]
American Optometric Association. Computer Vision Syndrome Symptoms. Available from www.aoa.org/x5375.xml [1 Juni 2012]
Arifin, H., 2009. Panduan Membeli Komputer Murah dan Berkualitas. Yogyakarta: MediaKom: 7
Aryanti, C., 2011. Hubungan Lama Penggunaan Komputer Dengan Sindroma Mata Kering. Medan: FK USU
Behrman, Kliegman & Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. EGC: 2150
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fauzi, A. 2010. Penyakit Akibat Kerja Karena Penggunaan Komputer. Lampung: Universitas Lampung.
Harrianto, R., 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC: 193-194
Hutauruk, M.R. 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Orangtua Tentang Kelainan Refraksi Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro. Ilyas, S., 2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Ed3. Jakarta: Balai Pustaka FKUI Ilyas, S., 2006. Kelainan Refraksi dan Kacamata Glosari Sinopsis. Ed 2. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Isgiyanto, A., 2009. Teknik Pengambilan Sampel. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press: 59-60
Izquierdo, N.J., 2010. Computer Vision Syndrome. Available fro April 2012]
Konstatopoulos, A, Yadegarfar, G, Elgohary, M. 2008. Near Work, Education, Family History And Myopia in Greek Conscripts
Lin LK, Shih YF, Tsai CB, et al. Epidemiologic study of ocular refraction among schoolchildren in Taiwan in 1995. Optom Vis Sci 1999;76:275–81.
Mailangkay, H.H.B., Taim, H., Saman, R.R., Simamarta, M,. Widodo, P.S., 2010.
Ilmu Penyakit Mata. Ed 2. Jakarta: Sagung Seto.
Munir, J, Noor, Z. 2005. Pengaruh Interaksi Komputer Terhadap Progresivitas Miopi dan Astigmatisme.
Norazlan, M.R., 2011. Hubungan Kebiasaan Semasa Melihat Dengan Miopia Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2007-2009. Medan: FK USU
Orange, T.O., Louise., 2007. The Media Diet for Kids. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta : 57
Prafitasari, R. 2011. Kebiaasaan Melakukan Aktivitas Melihat Dekat dan Kurangnya Aktivitas Fisik di Luar Ruangan Sebagai Faktor Resiko Miopia Pada Siswa SMPN1 Jepara.
Riordan-Eva, Paul, W.J.P., 2010. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC: 8-15
Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J., 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Ed 6. Erlangga: 29
Santoso, I., 2009. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: Andi: 213
Suyanto, M., 2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi: 10
Sulianta, F., 2010. IT Ergonomics. Jakarta: Elex Media Komputindo:8
Sitepu, B.R.E., 2008. Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang dan Berat. Medan: FK USU
Schlote, T., Rohrbach, J., 2006. Pocket Atlas of Ophthalmology. Germany: Georg Thierme Verlag: 3
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC: 165 Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Tatemichi, M., Nakano, T., Tanaka, K., Hayashi, T., Nawa, T., Miyamoto, T., et al., 2004. Possible Association between Heavy Computer Users and Glaucomatous Visual Field Abnormalities: A Cross Sectional Study in Japanese Workers. J. Epidemiol. Community Health, 58: 1021-1027
Ukar, K., 2006. Student Guide Series. Jakarta: Elex Media Komputindo: 2
Wahyuni, A.S,. 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboediea Communication: 8
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb Salam Sejahtera,
Saya, Rahmi Sutami mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang menjalankan penelitian dengan judul “Hubungan Lama Pengunaan Komputer dengan Kejadian Miopia”..
Oleh karena itu saya mengharapkan kesediaan Anda ikut serta dalam penelitian ini. Saya mengharapkan kerjasama dari anda untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam wawancara dan kuisioner penelitian ini. Partisipasi Anda bersifat sukarela tanpa paksaan. Identitas anda akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti, saya, Rahmi Sutami (081973089190). Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan.
Terima kasih saya ucapkan atas perhatian dan kesediaan Anda menjadi partisipan dalam penelitian ini. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Anda bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, ………2012 Peneliti,
Rahmi Sutami
Lampiran 2
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :………
NIM :………
Umur :……….tahun
Alamat :………
Telp/HP :………...
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul Penelitian : Hubungan Lama Penggunaan Komputer dengan Kejadian Miopia
Nama Peneliti : Rahmi Sutami
Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah
SETUJU
Untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan. Demikian surat ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan,………...2012
Yang memberikan Yang membuat
pernyataan penjelasan persetujuan
( Rahmi Sutami ) ( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA
I. Identitas Responden
Jenis Kelamin : Pria/Wanita*
Umur : ………tahun
Suku :
Kacamata : Ya/Tidak*
*lingkari pilihan anda
II. Data Lama Penggunaan Komputer
1. Berapa jam biasanya Anda menggunakan komputer secara terus-menerus (tanpa istirahat) dalam satu hari ?
2. Berapa jam rata-rata Anda menggunakan komputer dalam satu hari ? a. 1 jam
b. 1 – 4 jam c. 4 – 8 jam d. > 8 jam
3. Sudah berapa lama Anda menggunakan komputer ? a. ≤ 5 tahun
b. 5 – 10 tahun c. 10 – 20 tahun d. > 20 tahun
III. Data Miopia
1. Apakah anda mengalami rabun jauh (miopia)? a. Ya
2. Selain dari rabun jauh (miopia), apakah Anda juga mengalami gangguan refraksi yang lain seperti astigmatisme (slindris) dan lain-lain?
a. Ya b. Tidak
3. Kapan Anda pertama kali mengalami rabun jauh (miopia)? a. Kurang dari usia 5 tahun
b. Ketika berusia di antara 5-20 tahun c. Diatas berusia 20 tahun
4. Berapakah kekuatan lensa kaca mata/ lensa kontak yang anda gunakan saat ini ?
a. Dari 0 D (Dioptri) hingga -3 D b. Dari -3 D hingga -6 D
c. Dari -6 D hingga -9 D d. > - 9 D
5. Apakah terdapat peningkatan kekuatan lensa kaca mata/ lensa kontak yang anda gunakan semenjak pertama kali anda memakai kaca mata/lensa kontak ?
a. Ya, kekuatan lensa kaca mata/lensa kontak meningkat secara perlahan b. Ya, kekuatan lensa kaca mata/lensa kontak meningkat secara
mendadak/cepat dalam masa satu tahun.
c. Tidak, kekuatan lensa kaca mata/lensa kontak masih sama semenjak pertama kali memakai kacamata/lensa kontak.
6. Jika anda menggunakan komputer, apakah anda selalu duduk tegak dan tidak membungkuk kearah layar monitor ?
a. Ya b. Tidak
7. Ketika anda menggunakan komputer sambil membaca, apakah anda selalu menempatkan bahan bacaan di samping monitor pada sudut 10 sampai 15 derajat di bawah mata anda dan jarak bahan bacaan minimal 30 cm dari mata anda ?
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rahmi Sutami
Tempat / Tanggal Lahir : Binjai / 30 maret 1992
Agama : Islam
Alamat : Jl. Suka Aman no.19, Medan Johor, 20146.
Telepon : 085370109944
Orang Tua : Ayah :Ir. Sofyan Ramlan, Bsc, S.Sos.I, S.Pd.I, MA Ibu : Dra. Sudarmi, Msi, Apt.
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 020266 Binjai (1997-2003) 2. SMP Negeri 1 Binjai (2003-2006)
3. SMA Swasta Alwashliyah-1 Medan (2006- 2009)
4. Fakultas Kedokteran USU (2009 – sekarang)
Riwayat pelatihan, kepanitiaan, dan organisasi :
1. Anggota Divisi Keuangan SCORE PEMA FK USU tahun 2010. 2. Panitia Seminar Islamic Medicine 2 PHBI FK USU tahun 2011.
4. Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE FK USU tahun 2010. 5. Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE FK USU tahun 2009. 6. Peserta Pengabdian Masyarakat Pemerintahan mahasiswa Fakultas
Kedokteran tahun USU 2010.
7. Peserta Symposium and Workshop On Basic Emergency Skills Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tahun 2010.
8. Peserta Bakti Sosial Wilayah – I ISMKI tahun 2011.
9. Peserta Orientasi PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) 2011. 10.Peserta Seminar dan Workshop Vital Sign SCOPH PEMA FK USU tahun
Lampiran 5
A. Distribusi Karakteristik Responden
1. Hasil Output Frekuensi Jenis Kelamin Jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perempuan 12 30.0 30.0 30.0
laki-laki 28 70.0 70.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
2. Hasil Output Frekuensi Jenis Kelamin Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
3. Hasil Output Frekuensi Angkatan Angkatan
Frequency Percent Valid Percent
B. Distribusi Penggunaan Komputer
1. Hasil Output Frekuensi Penggunaan Komputer Terus Menerus
Lama Penggunaan Komputer Terus Menerus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2jam 4 10.0 10.0 10.0
3jam 5 12.5 12.5 22.5
4jam 8 20.0 20.0 42.5
5jam 6 15.0 15.0 57.5
6jam 10 25.0 25.0 82.5
7jam 2 5.0 5.0 87.5
8jam 2 5.0 5.0 92.5
10jam 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
2. Hasil Output Frekuensi Rata-Rata Penggunaan Komputer dalam Sehari
Rata-rata Penggunaan Komputer dalam Sehari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-4jam 7 17.5 17.5 17.5
4-8jam 25 62.5 62.5 80.0
>8jam 8 20.0 20.0 100.0
3. Hasil Output Frekuensi Lama Menggunakan Komputer
Lama Tahun Menggunakan Komputer
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 5tahun 8 20.0 20.0 20.0
5-10tahun 24 60.0 60.0 80.0
10-20tahun 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
4. Hasil Output Frekuensi Lama Menggunakan Komputer Indeks Penggunaan Komputer
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-4 (ringan) 13 32.5 32.5 32.5
5-8 (sedang) 20 50.0 50.0 82.5
9-16 (berat) 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
C. Distribusi Data Miopia
1. Hasil Output Frekuensi Pertama Kali Miopia Tahun Pertama Kali Miopia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <5tahun 2 5.0 5.0 5.0
5-20tahun 38 95.0 95.0 100.0