• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI

ALDEHID-KETON DI SMA

Oleh:

Rina Afriani Simamora NIM 4122131015

Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA

Rina Afriani Simamora (NIM 4122131015)

ABSTRAK

Pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek pada materi aldehid-keton di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sunggal dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Validator yang digunakan adalah tiga orang dosen kimia UNIMED dan tiga orang guru kimia SMA Negeri 1 Sunggal dengan mengisi angket penilaian bahan ajar aldehid-keton berdasarkan standar BSNP.

Dalam pengembangan bahan ajar berbasis proyek ini, langkah awal yang dilakukan adalah memilih satu buku kimia organik universitas dan tiga buku kimia SMA untuk dianalisis oleh peneliti, tiga orang dosen dan tiga orang guru kimia. Dari hasil analisis buku oleh guru kimia didapatkan skor rata-rata untuk kode buku A, B, C dan D berturut-turut adalah 4,18; 3,77; 3,77 dan 3,68 sedangkan hasil analisis oleh dosen didapatkan skor rata-rata untuk kode buku A, B, C dan D berturut-turut adalah 4,07; 3,69; 3,60; 3,93 dengan kriteria validasi masing-masing valid dan tidak perlu direvisi.

Dengan berpedoman pada silabus dan analisis buku diperoleh sebuah draft bahan ajar dengan urutan materi yang akan diintegrasikan dengan proyek, contoh soal dan penyelesaian pada sub pokok bahasan, latihan soal dan soal-soal evaluasi, info-info kimia dalam kehidupan sehari-hari, sekilas tentang, info kimia, tokoh kimia, proyek dan beberapa daftar pustaka yang dilengkapi degan beberapa referensi.

Kemudian bahan ajar distandarisasi oleh tiga orang dosen kimia dan tiga orang guru untuk mengetahui apakah bahan ajar valid dan tidak valid. Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari penelitian, nilai yang diperoleh berada pada kisaran 4,21-5,00 tepatnya pada angka 4,69 dan 4,54 yang berarti bahan ajar modul sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan. Dengan melihat hasil standarisasi bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton ini layak digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan baik guru maupun siswa yang mengajar dan mempelajari kimia.

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan nikmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Aldehid-Keton di SMA”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Drs. Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada dosen penguji saya bapakDrs. Pasar Maulim, M.S, ibuDr. Iis Siti Jahro, M.Si,

dan ibuJunifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc, yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr.Ida duma Riris, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru di sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Kimia (Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. M.Si, ibu Dra. Terkelin Ginting, M.Si, dan Bapak Abdi Jaya, S.T.), dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sunggal yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

iii

Simamora yang telah memberi semangat dan mendoakan penulis dalam penyelasaian skripsi. Dan terima kasih juga kepada Tiurma Gultom teman se-PS yang selalu menemani, membantu serta menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Terimakasih juga kepada sahabat Dwi Surya Nifati Gea, Christine Effendy, M. Amri Ihsani, Rizqi Khairani, Aulia Afryanti, dan Dedi Anto Hsb yang selalu menemani dan mendukung penulis selama ini. Dan terimakasih juga disampaikan kepada teman–teman lain yang telah banyak memberikan doa, motivasi dan semangat. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, September 2016 Penulis

(6)

vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Batasan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Defenisi Operasioanal 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Pengembangan Bahan Ajar 8

2.1.1 Jenis Bahan Ajar 8

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar 10

(7)

vii

2.3 Model Pembelajaran 19

2.4 Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 20 2.4.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) 21 2.4.2 Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) 22 2.4.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek 22 2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek 24

2.5 Kerangka Konseptual 25

2.6 Hipotesis Penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2 Populasi dan Sampel 26

3.3 Variabel Penelitian 26

3.4 Instrumen Penelitian 27 3.5 Rancangan Penelitian 27

3.6 Prosedur Penelitian 29

3.6.1 Analisis Bahan Ajar Yang Ada 30 3.6.2 Pembuatan Draft Modul 30 3.6.3 Standarisasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan 30 3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33

4.1 Hasil Penelitian 33

(8)

viii

4.2.1 Analisis Empat Buku Kimia 40 4.2.1.1 Analisis Buku Kode A 40 4.2.1.2 Analisis Buku Kode B 41 4.2.1.3 Analisis Buku Kode C 42 4.2.1.4 Analisis Buku Kode D 42 4.2.2 Standarisasi Bahan Ajar 43 4.2.2.1 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru 43 4.2.2.2 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen 43 4.2.3 Perbandingan Analisis Bahan Ajar Dengan Buku Kimia 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 47

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul

berbasis proyek pada materi aldehid-keton

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul

berbasis proyek pada materi aldehid-keton

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kriteria validitas analisis nilai rata-rata modul pembelajaran

Tabel 4.1 Keempat Jenis Buku Kimia yang Digunakan Dalam Pengembangan Bahan Ajar Aldehid-Keton

Tabel 4.2 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Guru Tabel 4.3 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Dosen Tabel 4.4 Usulan Komponen Materi Aldehid-keton

Tabel 4.5 Daftar Inovasi Pada Bahan Ajar Berbasis Proyek

Tabel 4.6 Hasil Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Materi Aldehid-keton

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Dosen Terhadap Bahan Ajar Yang Dikembangkan

32 33

34 34 35 37 38

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. Analisis Bahan Ajar Oleh Peneliti

Lampiran 3. Instrumen Penilaian Untuk Keempat Buku Lampiran 4. Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Guru Lampiran 5. Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Dosen Lampiran 6. Rancangan Draft Modul

Lampiran 7. Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek

Lampiran 8. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Guru Lampiran 9. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Dosen

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Hal ini mungkin terjadi karena karakteristik dari ilmu kimia sendiri yang terkesan abstrak dan kompleks. Sehingga banyak siswa yang kurang berminat untuk memperdalam ilmu kimia. Dilihat dari keabstrakan sifat ilmu kimia sendiri, maka kebanyakan siswa mempelajari ilmu kimia dengan cara menghafal. Hal tersebut dianggap mempermudah mereka untuk mempelajari ilmu kimia. Namun disisi lain, cara menghafal yang mereka tempuh justru membuat mereka tidak memahami dan mengerti akan konsep-konsep yang ada pada setiap materi ilmu kimia yang mereka pelajari (Lukman, 2015).

Keberhasilan siswa dalam memahami dan mengerti materi pelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, setiap inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dan peran guru dalam dunia pendidikan sangat penting. Demikian pula dalam upaya membelajarkan peserta didik, guru dituntut memiliki multiperan, sehingga mampu menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif (Salirawati, 2008).

(14)

2

2005. Akan tetapi, indikator ke arah peningkatan mutu pendidikan dirasakan lambat bila dibandingkan dengan tuntutan kemajuan ipteks yang sangat cepat (Situmorang, 2013).

Adapun permasalahan yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi, baik Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD). Sedang permasalahan lain, adanya kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku teks/buku paket. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku pegangan guru dan siswa, seperti jurnal, surat kabar, majalah, internet/website, lingkungan, narasumber dari kalangan profesional/pakar bidang studi, dan sebagainya (Djelita, 2010).

Menurut Depdiknas (2008), bahan ajar dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sangat minimnya bahan ajar kimia yang bermutu di perguruan tinggi yang sesuai dengan kurikulum atau silabus. Salah satu upaya meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui pengadaan bahan ajar yang bermutu.

Bahan ajar merupakan media instruksional yang berperan sangat penting dalam pembelajaran. Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para pendidik yang akan memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan bahan ajar akan memacu proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ada. Pengembangan bahan ajar harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwewenang yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan kurikulum yang berlaku (Gultom, 2015).

(15)

3

Sementara menurut hasil penelitian Rosyidah (2013), menyatakan bahwa modul yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sesuai kriteria BSNP dengan hasil penilaian modul tahap II didapatkan skor kelayakan isi sebesar 3,6, skor kelayakan bahasa sebesar 3,7 dan skor kelayakan penyajian sebesar 3,7.

Selain penyediaan bahan ajar yang baik, upaya peningkatan mutu pendidikan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan fungsi penggunaan modul adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based

Learning). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model

pembelajaran yang mengajak mahasiswa dapat berpikir kreatif, untuk ambil bagian dalam unjuk kerja, dan mengalami langsung apa yang dikerjakannnya. Dalam project-based learning mahasiswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran (Sary, 2015).

Menurut BSNP (2007), pembelajaran berbasis proyek merupakan pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran. Misalnya objek “sepeda” yang ditinjau dari pelajaran Bahasa, IPA, IPS, dan Penjasorkes.

Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada dosen, maka model project-based learning

lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, perpusat pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui kegiatan laboratorium diperlukan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang mendukung adalah project based learning. Melalui pembelajaran kerja proyek ini, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat (Lindawati, 2013).

(16)

4

setiap orang memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk setiap proyek yang dikerjakannya (Rusminiati, 2015). Model ini cukup efektif dan menantang sebagai alat untuk membelajarkan siswa secara aktif karena para siswa didorong untuk lebih mandiri, dengan tidak bergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar mandiri (Na’imah, 2015).

Beberapa peneliti telah melaksanakan penelitian yang relevan tentang penggunaan dan penerapan model pembelajaran Project based learning

menjelaskan bahwa penerapan model ini memberikan dampak positif yang dapat dilihat dari hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Sastrika (2015), menyatakan terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terlihat dari deskripsi data hasil penelitian, skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran proyek yaitu 72,00 sedangkan skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 60,00.

Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Siwa (2013), menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional terlihat dari nilai rata-rata kognitif siswa dengan mengikuti model proyek yaitu 86,82. Sedangkan nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 70,29.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Aldehid฀Keton Di SMA”.

1.2 Ruang Lingkup

(17)

5

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku kimia yang dianalisis perlu direvisi ?

2. Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton telah memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP?

3. Bagaimana tanggapan dosen mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada materi aldehid-keton?

4. Bagaimana tanggapan guru mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada materi aldehid-keton?

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka masalah dala penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas, yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton yang standar berdasarkan kelayakan BSNP.

2. Penyusunan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan dikembangkan dari 1 buku kimia Universitas dan 3 buku kimia SMA. 3. Pengembangan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan

dikaji dan direvisi oleh dosen kimia UNIMED dan guru kimia SMA Negeri 1 Sunggal untuk menstandarisasi bahan ajar sampai diperoleh bahan ajar berbasis proyek memenuhi standar.

4. Pembuatan bahan ajar berbasis proyek hanya sampai pada tahap standarisasi bahan ajar, tidak sampai pada tahap implementasi.

1.5 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

(18)

6

2. Mengetahui apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton telah memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP.

3. Mengetahui tanggapan dosen mengenai bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton.

4. Mengetahui tanggapan guru mengenai bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan agar bisa memberikan manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Menjadi suatu pengalaman yang sangat berharga dapat menganalisis buku serta mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran berbasis proyek

2. Bagi Guru

Sebagai bahan informasi dan masukan dalam membantu penyampaian materi pelajaran bagi peseta didik

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khususnya proses pembelajaran kimia.

1.7 Defenisi Operasional

(19)

7

Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku yang dianalisis telah

memenuhi standar BSNP.

2. Bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid dan keton yang dikembangkan telah memenuhi standar BSNP tetapi nilai lebih baik dari ke empat buku yang dianalisis.

3. Berdasarkan tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa bahan ajar sangat valid layak digunakan.

4. Berdasarkan tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa bahan ajar sangat valid dan layak digunakan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran, seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi serta dalam kebenara konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada peserta didik.

2. Bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton perlu direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.

(21)

48

DAFTAR PUSTAKA

Amarulloh, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik

Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar., Skripsi, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2007), Standar Proses Untuk Satuan

Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta, BSNP.

BSNP, (2013), Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran, http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1340 (diakses pada 28 Januari 2016).

Departemen Pendidikan Nasional., (2008)., Panduan Pengembangan Bahan

Ajar,Depdiknas, Jakarta.

Djelita, R.D.P., (2010), Pemilihan Dan Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Tuntutan Profesionalisme,

E-Jurnal Dinas Pendidikan5:1-8

Gultom, E., Situmorang, M., dan Silaban, R., (2015),Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran

Termokimia, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED

Hamdani, (2011),Strategi Belajar mengajar, Pustaka Setia, Medan.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta.

Lindawati,. Fatmariyanti, S.D., dan Maftukhin, A., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen,Radiasi:3(1)42-45

(22)

49

Majid, A., (2006),Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya

Na’imah, N.J., Supartono, dan Wardani, S., (2015), Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,9 (2):1566-1574. Purba, J., (2015),Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran

Aldehida Dan Keton Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri

Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ramdani, dan Dini, I., (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik

II,Jurnal Chemica12(1):44 – 53

Ramdani, Y., (2012), Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral,Jurnal Penelitian Pendidikan13 (1):

44-52

Rahmawati, N.L., (2013), Pengembangan Buku Saku IPA Terpadu Bilingual Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar Di MTS., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Riduan, (2004), Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, Bandung, Alfabeta

Rosyidah, A.N., Sudarmin, dan Siadi, K., (2013), Pengembangan Modul Ipa Berbasis Etnosains Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Untuk Kelas Viii Smp Negeri 1 Pegandon Kendal, Unnes Science Education Journal, 2 (1):133-139

Rusminiati, N.N., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N., (2015), Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Antara Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Discovery Learning, e- Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi

Pendidikan IPA,5:1-11.

(23)

50

Sary, F.A., (2015),Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran Alkana Dan Sikloalkana Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri

Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sasmayaputra, N.L., (2015), Pengembangan Media Modul Pembelajaran Konstruksi Bangunan Untuk Pembelajaran Konstruksi Bangunan Di

SMKN 1 Sedayu Bantul., Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta.

Sastrika, I.A.K., Sadia, I.W., dan Muderawan, I.W., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha,3:1-10

Seftiana, T.A., (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based

Learning Pada Materi Koloid Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa,

Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),

Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia Dan Persamaan

Reaksi Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL),

Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED

Simanullang, C.F., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek

Pada Pengajaran Alkena Dan Alkuna Di Jurusan Kimia Fmipa

Universitas Negeri Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, M.,(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan

Hasil Belajarm Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas

Lampung.

Siwa, I.B., Muderawan, I.W., dan Tika, I.N., (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,3:1-13

Sudrajat, A., (2008), Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Mapel

(24)

51

Triyono, M.B., Siswanto, B.T., Hariyanto, dan Wagiran, (2009), Pengembangan Bahan Ajar,Kerjasama Badan Diklat Departemen Perhubungan Dengan Magister Sistem Dan Teknik Transportasi Untversitas Gadjah Mada Dan

Akademi Militer (Akmil) Magelang 2009: 1-17

Widyatini, T., (2014), Penerapan ModelProject Based Learning (Model

Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII,

Gambar

Gambar 3.1.prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
Gambar 3.1.prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
Tabel3.1 Kriteria validitas analisis nilai rata-rata modul pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA MATERI STRUKTUR ATOM SMA KELAS X.. Mona Nova Sari Munthe

Pengembangan bahan ajar modul ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis Project Based Learning (PjBL) yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP

Implementasi pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi laju reaksi.. Kesimpulan dari

Handayani, S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar dan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan

Modul pembelajaran kimia berbasis multipel representasi yang dikembangkan pada penelitian ini telah layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran materi

Pengembangan bahan ajar e-learning berbasis Edmodo dengan materi litosfer ini didasarkan pada model pengembangan bahan ajar berbasis web yang dikembangkan oleh

Berdasarkan hasil validasi, dapat diketahui bahwa bahan ajar kimia berbasis integrasi Islam- Sains yang dikembangkan melalui model desain ADDIE layak untuk

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa materi ajar bahasa Indonesia berbasis karakter dengan menggunakan Scientific Approach yang dikembangkan layak dapat digunakan dan