PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI STOIKIOMETRI DI SMA
Oleh:
Eka Wahyuni Purba NIM. 4123131027
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI STOKIOMETRI DI SMA
Eka Wahyuni Purba (4123131027) Abstrak
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Binjai bertujuan untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan uji coba bahan ajar Kimia pada pokok bahasan stoikiometri berbasis kontekstual. Penelitian diawali dengan memilih silabus kurikulum 2013, kemudian menganalisis buku kimia pada pokok bahasan stoikiometri. Buku yang sudah dianalisis kemudian disususn dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun di standarisasi dosen dan guru kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Rata-rata penilaian dosen dosen dan guru terhadap modul adalah 3,58 yang berarti modul sudah valid dan tidak perlu revisi. Modul yang sudah valid kemudian di buat dalam bentuk ebook, kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas X IPS 1 SMA N 5 Binjai. Nilai rata-rata pretest siswa adalah 28,83 dan setelah pengajaran dengan modul stoikiometri berbasis kontekstual nilai rata-rata postest siswa menjadi 80,66 sedangkan KKM disekolah adalah 70. Hasil belajar siswa tuntas KKM berarti modul yang dibuat layak digunakan di SMA / MA.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena berkat dan
kasihNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi
Stoikiometri di SMA”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memmberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan
Sihombing, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi
perbaikan skripsi ini. Tak lupa juga mengenang dosen penguji saya yang luar
biasa dan sudah mendahului menghadap Tuhan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas X SMA
Negeri 5 Binjai dan terkhusus kepada Ibu Meresa, S.Pd, yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua terkasih Ibu
Maslini Silaban dan ayah Manto Purba yang selalu mendoakan, memotivasi,
memberikan dukungan penuh dan sungguh mengasihi saya sehingga penulis dapat
mengerjakan kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, yakni kak
v
bungsu tercinta Asri Tija Wati Purba yang selalu memotivasi, menyemangati dan
mendoakan penulis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Kurnyawan, S.T yang
selalu menyemangati, memotivasi serta mendoakan, sahabat-sahabat tercinta
Strateia (Feni, Fitri, Florentina, Irma, Ria, Sherlin, Agus, dan Dick Wanda ) yang
selalu bersama memberi dukungan serta saling motivasi hingga terselesaikannya
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman satu
kelas Pendidikan Kimia Kelas Reguler B 2012, teman satu PS, Eika Abigail
Ginting yang telah menemani dan bekerja sama, sahabatku Maria Veronika
Simanjuntak, S.Pd, Graciana, teman kost terkasih selama kuliah Elva S. Tarigan,
Dewi, Lentare, Rista dan teman-teman, abang, kakak, adik yang tidak bisa penulis
sebut satu persatu. Terimakasih juga kepada adik Andre Lamiduk yang telah
membantu dalam pembuatan video. Terkhusus keluargaku Ikatan Keluarga Besar
Kristen Kimia (IKBKK), dan IKBKK Choir yang sudah mendukung, membantu
penulis dalam mengerti banyak hal selama menuntut ilmu di Universitas Negeri
Medan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini,namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016
Penulis
Eka Wahyuni Purba
vi
2.1.5. Ruang Lingkup Bahan Ajar 10
2.1.6. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Modul 11 2.1.7. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul 13
2.1.8. Langkah-langkah Pembuatan Modul 14
2.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kontekstual 24
2.3. Hipotesis Penelitian 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.2. Populasi dan Sampel 26
3.3. Variabel Penelitian 27
3.4. Istrumen Penelitian 27
3.4.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul 27
3.4.2. Uji Tes 28
vii
3.6. Prosedur Penelitian 31
3.7. Teknik Pengumpulan Data 35
3.8. Teknik Analisis Data 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38
4.1. Modul Kimia 38
4.1.1. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 39
4.1.2. Rancangan Draf Modul 39
4.1.3. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Dosen 40 4.1.4. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Guru 41
4.2. Analisis Instrumen Penelitian 41
4.2.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 41
4.2.2. Instrumen Tes 41
4.3. Teknik Analisis Data 43
4.3.1. Uji Normalitas Data 43
4.3.2. Analisis modul 44
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46
5.1. Kesimpulan 46
5.2. Saran 46
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Kimia SMA 49
Lampiran 2 Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti uu Lampiran 3 Rujukan Pengembangan Bahan Ajar 60
Lampiran 4 Rancangan Draf Modul 62
Lampiran u Analisis Modul Oleh Dosen 64
Lampiran 6 Analisis Modul Oleh Guru 67
Lampiran 7 Instrumen Analisis Modul Oleh Dosen dan Guru 70
Lampiran 8 Perhitungan Validasi Soal 8u
Lampiran 9 Perhitungan Reliabelitas Test 87
Lampiran 10 Tingkat Kesukaran Soal 89
Lampiran 11 Daya Pembeda Soal 91
Lampiran 12 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 93
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal 108
Lampiran 14 Penyelesaian Kisi-kisi Soal 122
Lampiran 1u Instrumen Tes 128
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 28
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 31
Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 36 Tabel 3.4 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 37 Tabel 4.1 Buku Kimia SMA / MA yang di Analisis 38
Tabel 4.2 Rancangan Draf Modul 39
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pre-tes dan Post-tes 43
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan merupakan tuntutan logis
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat pesat
dewasa ini. Perkembangan IPTEKS mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan
proses pembelajaran secara terus-menerus. Tatanan kehidupan secara formal yang
paling dominan adalah pembelajaran. Oleh karena itu, adalah penting bagi setiap
guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi murid-muridnya.
Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan menjadi agenda serius untuk
diperbincangkan, baik dikalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat
maupun pihak yang mengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai
banyak kalangan yang belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan
dengan kualitas pendidikan negara-negara tetangga. Kualitas pendidikan kita
semakin terpuruk bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Padahal
pendidikan menjadi variabel penting dalam pencerdasan bangsa. Oleh karena itu,
penyelenggaraan pendidikan baik pada ranah makro maupun mikro perlu
dilakukan pembaharuan dan perbaikan menyeluruh agar kualitas pendidikan dapat
ditingkatkan dengan gradual dan berkesinambungan (Janawi, 2013).
Menurut data yang diperoleh dari Trends International Mathematis and
Science Study (TIMMS) tahun 2007, kemampuan literasi sains Indonesia berada
pada urutan 35 dari 48 negara. Total nilai kemampuan literasi sains siswa
Indonesia memperoleh nilai 427, nilai tersebut jauh dibawah nilai rata-rata
internasional yaitu 467. Laporan Worid Competitiveness Year Book tahun 2000
sumber daya manusia Indonesia juga menempati 46 dari 47 negara yang disurvei
dan Indonesia jauh tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
dibandingkan negara tetangga. Rendahnya kemampuan siswa ini, salah satunya
dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini.
2
Beberapa buku ajar yang mengacu pada kurikulum lama menjejali siswa dengan
konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir sebagai
proses mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menemukan
sendiri konsep yang harus dipahaminya dan menemukan makna serta
keterkaitannya dengan kehidupan mereka secara individual, bermasyarakat dan
bernegara (Suharyadi.dkk, 2013) .
Dari beberapa hasil survei dan fakta yang ada, kualitas pendidikan nasional
memang perlu dibenahi secara serius agar kualitas pendidikan semakin
berkembang. Salah satu komponen penting yang harus diperhatikan secara terus
menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam
konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Guru adalah
sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik anak nilai konstruktif.
Harapan yang tak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang sulit dihadapi guru. Kesulitan ini dikarenakan anak
didik bukan hanya individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan (Djamarah, 2006).
Kimia adalah mata pelajaran wajib yang akan dipelajari oleh siswa-siswi SMA
sederajat. Mata pelajaran ini merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati
siswa karena dikatakan kurang menarik, monoton dan pembelajaran berpusat pada
guru . Akan tetapi aktivitas siswa juga terlihat kurang pada pembelajaran kimia
oleh sebab itu masih banyak nilai siswa yang belum memuaskan.
Hasil penelitian Sunaringtyas,dkk (2013) pada materi kimia stokiomerti
dianggap sulit oleh siswa, hasil belajar mata pelajaran kimia KD stokiometri di
SMAN 1 Madiun kurang memuaskan dan cenderung di bawah KKM. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Suyono (2012) bahwa materi stokiometri dianggap sulit
oleh 60% siswa kelas XI IPA 1 SMA Khadijah Surabaya hal ini diakibatkan
banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi stokiometri khususnya
3
Permasalahan utama dalam pembelajaran kimia ini adalah bagaimana
perencanaan dan kesiapan guru untuk mengelola pembelajarannya agar tercapai
kompetensi yang diinginkan dalam diri siswa. Secara konseptual barangkali
pengembangan strategi pembelajaran dapat diakui sebagai salah satu sarana bagi
lembaga pendidikan untuk memberikan dan memperluas wawasan siswa tentang
pengetahuan, keterampialan, dan nilai-nilai dasar lainnya dengan harapan dapat
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mursid, 2013).
Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi mengajar yang baik.
Salah satu yang perlu dilakukan guru adalah pengembangan variasi yaitu
memberikan bahan ajar yang menarik yang berfungsi memotivasi siswa,
membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, dan mendongkrak anak didik
untuk belajar. Bahan ajar merupakan bagian yang sangat penting dari suatu proses
pembelajaran secara keseluruhan. Karena penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, maka bahan ajar yang digunakan di
disain secara khusus sesuai dengan pendekatan yang digunakan (Ramdani, 2012).
Salah satu bentuk bahan ajar adalah modul. Modul merupakan bahan ajar yang
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran.
Menurut penelitian Uthi (2013), pengembangan bahan ajar berbasis
kontekstual pada pokok bahasan segitiga untuk memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis
sangat positif. Setelah menggunakan bahan ajar berbasis kontekstual nilai
rata-rata kemampuan komunikasi 77,02 dan kemampuan pemecahan masalah 81,94
sedangkan nilai rata-rata yang diharapkan oleh guru yaitu 75. Penelitian yang
dilakukan Suharyadi, dkk (2013), bahan ajar berbasis kontekstual pada pokok
bahasan asam dan basa yang telah dikembangkan harus sesuai materi bahan ajar
dengan kurikulum, kesesuaian tujuan pembelajaran yang terdapat pada buku ajar
dengan SK dan KD, kesesuaian soal dengan materi yang disajikan dengan tujuan
pembelajaran, tingkat keterbacaan yang baik, sehingga sebagian besar siswa
memahami pokok bahasan asam basa melalui buku ajar yang dikembangkan dan
buku ajar kontekstual dapat dikatakan baik karena berdasarkan penelitian 56 %
4
(2015) tentang pengembangan bahan ajar untuk meningkatkan hasil pembelajaran
dan menumbuhkembangkan karakter siswa dalam hidrolisis mengalami
peningkatan. Hasil penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen terjadi
peningkatan dengan hasil 88%, rata-rata nilai test 82,85 sedangkan KKM 77.
Demikian juga penelitian Handayani (2015), pengembangan bahan ajar dan
penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan
hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa pada reaksi redoks
mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa yang dihitung dalam
bentuk gain ternormalisasi sebesar 80% dan rata-rata karakter sebesar 77,49. Uji
hipotesis diperoleh thitung= 3,160 sedangkan ttabel= 2,457, thitung> ttabelartinya hasil
belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif
berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan lebih besar dari
KKM yaitu 80. Uji korelasi diperoleh rhitung = 0,410 sedangkan rtabel = 0,355,
rhitung> rtabelartinya pada korelasi positif antara karakter dengan hasil belajar.
Pada pembelajaran pendekatan kontekstual ditekankan bahwa materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dari pengemasan materi, contoh, dan
permasalahan yang berhubungan dengan kehiduupan sehari-hari siswa (Uthi,
2013). Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kualitas pembelajaran kimia,
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengajaran menggunakan
bahan ajar yang berbaisis kontekstual mata pelajaran kimia khususnya pada materi
stokiometri.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan suatu penelitian. Peneliti
mengembangkan bahan ajar modul pembelajaran kimia berbasis kontekstual
untuk SMA sederajat pada pokok bahasan stokiometri dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi
Stokiometri di SMA”.
1.1 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Buku pelajaran sebagi bahan ajar yang umumnya digunakan siswa, masih lebih
banyak menyajikan konsep dan pengetahuan yang bersifat hafalan dan belum
menyajikan komponen interaksi sains, teknologi dan masyarakat.
2. Pelaksanaan pembelajaran selama ini cenderung berpusat pada guru (teacher
centered) dan belum banyak sumber belajar yang dapat meningkatkan motivasi
siswa.
3. Modifikasi dalam penerapan metode pembelajaran masih jarang dilakukan
dalam pembelajaran kimia, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang
menarik dan sulit dipahami siswa.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah bahan ajar kimia materi stokiometri yang telah dikembangkan sesuai
dengan kurikulum 2013?
2. Apakah bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi stokiometri
telah memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP?
3. Apakah bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi stokiometri?
1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah
dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas yang menjadi
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan bahan ajar Kimia SMA materi stokiometri berbasis kontekstual
yang standar menurut BNSP.
2. Analisis materi stokiometri yang dipaparkan pada bahan ajar kimia dari buku
6
3. Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual telah divalidasi oleh responden
yang meliputi 2 orang dosen, dan 2 orang guru kimia SMA.
4. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa setelah
mempelajari bahan ajar modul.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar pada
pengajaran stokiometri melalui pembelajaran kontekstual untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta membantu
mahasiswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan yang menjadi
tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Memperoleh bahan ajar kimia materi stokiometri yang telah dikembangkan
sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Memperoleh bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi
stokiometri yang memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP.
3. Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis
kontekstual.
1.6. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan
manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dalam mengembangkan bahan
ajar Kimia SMA pada materi stokiometri yang berbasis kontekstual.
2. Bagi guru: Sebagai sumber alternatif dalam penyampaian materi stokiometri
kepada siswa.
3. Bagi siswa: Sebagai sumber pengetahuan yang dapat membantu meningkatkan
kemandirian dan keterampilan siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya: Sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk
7
1.7. Defenisi Operasional
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yang memungkinkan peserta didik untuk dapat menguasai pembelajaran
secara utuh dan terpadu.
Modul adalah sarana pembelajaran bersifat sistematis ,memuat materi
pembelajaran , metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau
indikator pencapaian kompetensi dasar, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan
yang disediakan dalam modul tersebut.
Pembelajaraan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan dunia nyata, dan mendorong siswa membuat hubungan
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar kimia materi stokiometri yang telah dikembangkan telah sesuai
dengan kurikulum 2013.
2. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi stokiometri telah
memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang sesuai
dengan standar BSNP.
3. Bahan ajar stoikiometri yang telah dikembangkan layak dan memenuhi nilai
KKM siswa.
5.2. Saran
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
siswa.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA
agar menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi kimia yang lain
agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas
pendidikan khususnya materi stoikiometri.
47
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, N.I., (2015), Pengembangan Bahan Ajar dan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa dalam Hidrolisis, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Djamarah. S. B dan Zain. A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Hamalik, O., (2008), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani., (2011), Srategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Handayani, S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar dan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa pada Reaksi Redoks, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Janawi., (2013), Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, Ombak Dua, Yogyakarta.
Mulyana, T., (2012), Pengembangan Bahan Ajar Melalui Penelitian Desain, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung1(2)
Muslich, M., (2008), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Musrid., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta.
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, Kencana, Jakarta.
Ramdani, Y., (2012), Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian Pendidikan 13(1)
Safitri, A., (2015), Pengembangan Modul Kimia Sma Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Penyangga., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientai Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
48
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung
Sugiyono., (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Suharyadi, Permasnasari, A., Hernani, (2012), Pengembangan Buku Ajar Berbasis Konseptual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia 1(1)
Sunaringtyas, K., Saputro, S., Masykuri, M., (2013), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Masalah pada Materi Konsep Mol Kelas X SMA/MA Sesuai Kurikulum 2013, FKIP, UNS, Surakarta.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Suryani, N., dan Agung, L, (2012), Strategi Belajar dan Mengajar, Ombak Dua, Yogyakarta.
Suyono, A.D., (2012), Penggunaan Think-Aloud Protocols Untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Stoikiometri di SMA Khadijah Surabaya, Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa