• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIDROKARBON DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIDROKARBON DI SMA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Eika Abigail Munthe NIM. 4123131026

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIDROKARBON DI SMA

Eika Abigail Munthe (4123131026) Abstrak

Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Rantau Utara bertujuan untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan menguji coba bahan ajar Kimia pada pokok bahasan hidrokarbon berbasis kontekstual. Penelitian diawali dengan menganalisis buku kimia KTSP pada pokok bahasan hidrokarbon. Buku yang sudah di analisis kemudian disususn dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun kemudian di standarisasi dosen dan guru kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Rata-rata penilaian dosen dosen dan guru terhadap modul adalah 3,60 yang berarti modul sudah valid dan tidak perlu revisi. Modul yang sudah layak kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas X-6 SMA N 2 Rantau Utara. Sesuai dengan uji hipotesis yakni uji t pihak kanan, dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung >

ttabel, yakni thitung = 19,77 > ttabel = 1,67 , ini berarti hipotesis alternatif (Ha)

diterima dan tolak Hipotesis nihil (Ho) yakni hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran kontekstual terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM. Hasil belajar siswa tuntas KKM berarti modul yang dibuat layak digunakan di SMA / MA.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena berkat dan

kasihNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi Hidrokarbon di SMA”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada

Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memmberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan

Sihombing, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, Ibu Dr. Ida Duma

Riris, M.Si dan Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.Si selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan

terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen beserta staff pegawai jurusan kimia

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama

perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas X-6 SMA

Negeri 2 Rantau Utara yang telah banyak membantu penulis selama proses

penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua terkasih

Ayahanda Daniel Munthe dan Ibunda Meresa Sembiring yang selalu mendoakan,

memotivasi, memberikan dukungan penuh dan sungguh mengasihi saya sehingga

penulis dapat mengerjakan kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini dengan

baik.Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, yakni

Kak Emya Datita Munthe, Jesisca Munthe, Merylin Bayu Munthe, Adik Tama

Loy Dennis Munthe, Putri Jemima Ginting, Nanda Ginting dan Bang Arnold

(5)

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada teman satu PS dan satu

PA, Eka Wahyuni Purba yang telah menemani dan bekerja sama, teman-teman

seperjuangan Kimia Dik B 2012, Graciana Manalu, Rini Yulia Samosir,

Florentina Butar-butar, Agus Silalahi, Irma Tampubolon, Ria Simangunsong,

Dian Nainggolan, Nirya Hutahaean, Aria Darmawan, Fitriani Nadapdap, Feni

Naipospos, Dick Wanda, Sherlyn Zega, Febrianto Manik dan Erickson Sianturi

yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan pendidikan selama di Unimed.

Terima kasih juga kepada teman-teman PPL SMA Katolik 1 Kabanjahe dan

teman-teman, abang, kakak, adik yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa,untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis

Eika Abigail Munthe

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Batasan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 4

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Pengembangan Bahan Ajar 6

2.1.1. Jenis-jenis Bahan Ajar 6

2.1.2. Fungsi Bahan Ajar 8

2.1.3. Tujuan Bahan Ajar 8

2.1.4. Ruang Lingkup Bahan Ajar 9

2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran 10

2.2.1. Prinsip-prinsip Penyusun Modul 10

2.2.2. Komponen Modul 11

2.2.3. Penulisan Modul 12

2.2.4. Format Modul 13

2.3. Standart Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 14

2.3.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia 15 2.3.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 15 2.3.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 15

2.4. Pembelajaran Kontekstual 16

2.4.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 17

2.4.2. Komponen Pembelajaran Kontekstual 18

2.4.3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual 19 2.4.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual 19 2.4.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual 20

2.5. Hasil Belajar 21

2.6. Kerangka Konseptual 22

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 24

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Populasi dan Sampel 24

3.3. Variabel Penelitian 25

3.4. Istrumen Penelitian 25

3.4.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul 25

3.4.2. Uji Tes 26

3.5. Rancangan Penelitian 29

3.6. Prosedur Penelitian 30

3.7. Teknik Pengumpulan Data 32

3.8. Teknik Analisis Data 33

3.8.1. Analisis Modul 33

3.8.2. Uji Normalitas 33

3.8.3. Uji Homogenitas 34

3.8.4. Uji Hipotesis 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Modul Kimia 36

4.1.1. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 36

4.1.2. Rancangan Draf Modul 37

4.1.3. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Dosen 37

4.1.4. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Guru 37

4.2. Analisis Instrumen Penelitian 38

4.2.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 38

4.2.2. Instrumen Tes 38

4.3. Teknik Analisis Data 39

4.3.1. Analisis Modul 39

4.3.2. Uji Normalitas 40

4.3.3. Uji Homogenitas 40

4.3.4. Uji Hipotesis 40

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1. Kesimpulan 44

5.2. Saran 44

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 26

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 29

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai rata-rata 33

Tabel 4.1 Buku Kimia SMA / MA yang di Analisis 36

Tabel 4.2 Analisis Modul oleh Dosen dan Guru 40

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Kimia SMA 48

Lampiran 2 Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 50

Lampiran 3 Rancangan Draf Modul 56

Lampiran 4 Instrumen Analisis Modul Oleh Dosen dan Guru 57

Lampiran 5 Analisis Modul Oleh Dosen 72

Lampiran 6 Analisis Modul Oleh Guru 75

Lampiran 7 Perhitungan Validasi Soal 78

Lampiran 8 Perhitungan Reliabelitas Test 81

Lampiran 9 Tingkat Kesukaran Soal 83

Lampiran 10 Daya Pembeda Soal 85

Lampiran 11 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 87

Lampiran 12 Kisi-kisi Soal 96

Lampiran 13 Instrumen Tes 106

Lampiran 14 Uji Homogenitas 109

Lampiran 14 Uji Hipotesis 111

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan sains termasuk kimia, dalam konteks global, telah melakukan

berbagai reformasi untuk memenuhi tuntutan zaman selama kurun waktu 40 tahun.

Namun, walaupun reformasi tersebut telah dilakukan pendekatan dalam

mengajarkan sains/kimia secara umum belum mengalami perubahan yang berarti.

Di level persekolahan misalnya, kimia lebih banyak diajarkan dengan cara

tradisional yang dicirikan dengan adanya dominasi ceramah serta proses

pembelajarannya kurang melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini, fokus

pembelajaran kimia lebih menekankan pada bagaimana menyelesaikan materi

pelajaran termasuk bagaimana menyelesaikan soal-soal terstruktur dan melakukan

kegiatan laboratorium secara mekanik serta bagaimana menghafalkan materi

pelajaran yang dipandang sebagai sekumpulan pengetahuan (body of knowledge)

(Gabel dan Bruce dalam Rahayu, 2012).

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMAN 2 RANTAU

UTARA diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran kimia masih didominasi

dengan cara yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Hal ini

menyebabkan hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah KKM. Di samping

itu, sumber belajar yang ada umumnya hanya menyajikan sebatas materi. Peserta

didik masih bergantung pada pendidik dalam proses pemahamannya. Karena

pembelajaran yang terlalu teoritis menyebabkan siswa sulit memahami bahan ajar

kimia secara komprehensif. Oleh karena itu, siswa cenderung menghafal dan

mengerjakan tugas kimia secara sembarangan, tanpa memahami materi dasarnya.

Serta peserta didik juga enggan ketika diminta untuk mempelajari sendiri materi

dalam buku.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan,

perubahan, dan pembaharuan. Salah satunya adalah peningkatan kualitas bahan

ajar. Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan, dan dapat dilakukan melalui bahan ajar bermutu.

(12)

2

kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat

tercapai (Situmorang, 2013).

Salah satu bentuk bahan ajar adalah modul. Modul merupakan bahan ajar

yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran.

Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah

dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Pembelajaran dengan modul

memungkinkan seorang peserta didik memiliki kecepatan tinggi dalam belajar,

akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan

dengan peserta didik lainnya (Made dalam Sary, 2015).

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil

yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2014). Persen peningkatan hasil belajar

siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas

kontrol (67,42% > 51,72%) dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas

eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol (67,91%

> 60,81%). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2014)

memperoleh hasil berdasarkan hasil uji peningkatan hasil belajar siswa pada pokok

bahasan rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang diajarkan

dengan modul kimia inovatif diketahui efektivitas hasil belajar untuk siswa sebesar

11,76% dan pengaruh penggunaan modul kimia inovatif memberikan hasil belajar

kimia yang lebih baik kepada siswa dibandingkan tanpa penggunaan modul inovatif

dengan nilai rata kelas eksperimen 70,5 sedangkan kelas kontrol nilai

rata-ratanya 61.

Selain mengembangkan bahan ajar, diperlukan juga strategi pembelajaran

yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu

strategi pembelajaran yang diyakini mampu melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran adalah kontekstual. Pembelajaran konstektual adalah konsep belajar

dengan menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong mahasiswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya serta penerapannya

(13)

masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi dalam

Mardhiya, 2015).

Hasil penelitian yang telah dilakukan Elvinawati (2008), menunjukkan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa

kelas XI IPA 1 SMAN 1 Ketahun Bengkulu Utara. Penelitian yang dilakukan oleh

Mulyani (2013), diperoleh bahwa pembelajaran kontekstual berpengaruh positif

terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu

penelitian. Penelitian ini berjudul“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA”.

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah Pengembangan bahan ajar

modul berbasis kontekstual pada materi hidrokarbon.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP)?

2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis

kontekstual bisa mencapai nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70?

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka

diperlukan batasan masalah. Dari rumusan masalah diatas, yang menjadi batasan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar modul berbasis kontekstual pada

(14)

4

2. Analisis materi hidrokarbon yang dipaparkan pada bahan ajar kimia dari buku

kimia yang beredar di sekolah disesuaikan dengan standart silabus kimia SMA.

3. Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual telah divalidasi oleh responden

yang meliputi 2 orang dosen, dan guru kimia SMA.

4. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa setelah

mempelajari bahan ajar modul.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi

hidrokarbon yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP.

2. Untuk mengetahui ketercapaian nilai KKM siswa yang menggunakan bahan

ajar modul berbasis kontekstual.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi peneliti secara pribadi sebagai calon guru bidang

studi kimia dalam hal upaya mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual.

2. Bagi Guru Kimia

Sebagai bahan masukan bagi guru kimia dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa

3. Bagi Siswa

Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan prestasi belajar dan

meningkatkan kemandirian mahasiswa.

4. Bagi Penelitian Lanjutan

Sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk pengembangan bahan ajar

(15)

1.7 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar/mengajar. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan

bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar

secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai

semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

2. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara

mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar

mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.

3. Kontekstual yang dimaksud adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan

menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan

kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,

melakukan dan mengalami sendiri.

4. Materi Hidrokarbon meliputi karakteristik atom karbon, identifikasi dan

(16)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi hidrokarbon telah

memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang sesuai

dengan standar BSNP.

2. Bahan ajar hidrokarbon yang telah dikembangkan layak dan memenuhi nilai

KKM.

5.2. Saran

1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,

seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan

sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi

serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada

siswa.

2. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya peneliti meninjau terlebih dahulu

alat pendukung media pembelajaran yang dimiliki sekolah maupun siswa

tempat peneliti melakukan penelitian, agar dapat menyiapkan media pengganti

untuk menanganinya.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA

agar menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk

mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi kimia yang lain

agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2008), Teknik Penyusunan Modul, Direktorat Jendaral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Elvinawati., (2008), Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Kimia

Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1

SMAN 1 Ketahun Bengkulu Utara, Jurnal Exacta, 2 (6) : hlm. 17-22.

Ginting, E.,(2014), Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata

Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi ,FMIPA Unimed, Medan.

Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Medan, Pustaka Setia.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014), Buku Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Mardapi, D., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.

Mardhiya, J., (2015),Pengembangan Bahan Ajar Kimia Umum II Berbasis Kontekstual Pada

Pokok Bahasan Larutan di Perguruan Tinggi, Skripsi S-1 FMIPA Universitas Negeri

Medan (UNIMED), Medan.

Mulyani, H, R, A., (2013), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Peningkatan Penguasaan Konsep Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Metro, Jurnal

(18)

46

Muslich, M., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta.

Rahayu, S., (2012), Designed Student-Centered Instruction (DSCI): Model Pembelajaran

Berbasis Konstruktivistik, Inkuiri Dan Kontekstual. Makalah disampaikan pada

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia di FKIP UNS.

Sary, F, A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran

Alkana dan Sikloalkana di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan, Skripsi S-1 FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz

Media, Yogyakarta.

Silitonga, P. M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri

Medan, Medan.

Situmorang, A.,(2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Melalui Integrasi

Media dan Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Laju Reaksi, Skripsi ,FMIPA Unimed, Medan.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran

Kimia, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi

Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed.

Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja

(19)

Sugiyono, (2008), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotika yang menekankan pada analisis teks, yang digunakan untuk mengetahui makna yang

3HQJDUXK GRVLV VLOLND WHUKDGDS SHUSDQMDQJDQ SXWXV NRPSRQ UXEEHU VHDO GDSDWGLOLKDWSDGD*DPEDU'DUL*DPEDU WHUOLKDWEDKZDSHUSDQMDQJDQSXWXVVHEHOXP SHQJXVDQJDQ WLGDN PHPEHULNDQ SROD

Pada dasarnya pemasangan scaffolding untuk ramp hampir sama dengan pemasangan bekisting plat lantai, hanya saja pada pekerjaan ramp bidang plat bibuat miring, sehingga

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan open ended dengan menggunakan pohon matematika terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VII.. Untuk mengetahui

Guru  meminta  peserta  didik  untuk  membaca   sebentar  tentang  peran daerah tempat  tinggal

Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dapat mengambil kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pt.Telkom WITEL Solo

4. Pimpinan dan seluruh pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.. Umar Tirtarahardja