Oleh:
Eika Abigail Munthe NIM. 4123131026
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIDROKARBON DI SMA
Eika Abigail Munthe (4123131026) Abstrak
Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Rantau Utara bertujuan untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan menguji coba bahan ajar Kimia pada pokok bahasan hidrokarbon berbasis kontekstual. Penelitian diawali dengan menganalisis buku kimia KTSP pada pokok bahasan hidrokarbon. Buku yang sudah di analisis kemudian disususn dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun kemudian di standarisasi dosen dan guru kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Rata-rata penilaian dosen dosen dan guru terhadap modul adalah 3,60 yang berarti modul sudah valid dan tidak perlu revisi. Modul yang sudah layak kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas X-6 SMA N 2 Rantau Utara. Sesuai dengan uji hipotesis yakni uji t pihak kanan, dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung >
ttabel, yakni thitung = 19,77 > ttabel = 1,67 , ini berarti hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan tolak Hipotesis nihil (Ho) yakni hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran kontekstual terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM. Hasil belajar siswa tuntas KKM berarti modul yang dibuat layak digunakan di SMA / MA.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena berkat dan
kasihNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi Hidrokarbon di SMA”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memmberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan
Sihombing, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, Ibu Dr. Ida Duma
Riris, M.Si dan Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen beserta staff pegawai jurusan kimia
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas X-6 SMA
Negeri 2 Rantau Utara yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua terkasih
Ayahanda Daniel Munthe dan Ibunda Meresa Sembiring yang selalu mendoakan,
memotivasi, memberikan dukungan penuh dan sungguh mengasihi saya sehingga
penulis dapat mengerjakan kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik.Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, yakni
Kak Emya Datita Munthe, Jesisca Munthe, Merylin Bayu Munthe, Adik Tama
Loy Dennis Munthe, Putri Jemima Ginting, Nanda Ginting dan Bang Arnold
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada teman satu PS dan satu
PA, Eka Wahyuni Purba yang telah menemani dan bekerja sama, teman-teman
seperjuangan Kimia Dik B 2012, Graciana Manalu, Rini Yulia Samosir,
Florentina Butar-butar, Agus Silalahi, Irma Tampubolon, Ria Simangunsong,
Dian Nainggolan, Nirya Hutahaean, Aria Darmawan, Fitriani Nadapdap, Feni
Naipospos, Dick Wanda, Sherlyn Zega, Febrianto Manik dan Erickson Sianturi
yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan pendidikan selama di Unimed.
Terima kasih juga kepada teman-teman PPL SMA Katolik 1 Kabanjahe dan
teman-teman, abang, kakak, adik yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa,untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016
Penulis
Eika Abigail Munthe
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 3
1.3. Rumusan Masalah 3
1.4. Batasan Masalah 3
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
1.7. Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pengembangan Bahan Ajar 6
2.1.1. Jenis-jenis Bahan Ajar 6
2.1.2. Fungsi Bahan Ajar 8
2.1.3. Tujuan Bahan Ajar 8
2.1.4. Ruang Lingkup Bahan Ajar 9
2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran 10
2.2.1. Prinsip-prinsip Penyusun Modul 10
2.2.2. Komponen Modul 11
2.2.3. Penulisan Modul 12
2.2.4. Format Modul 13
2.3. Standart Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 14
2.3.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia 15 2.3.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 15 2.3.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 15
2.4. Pembelajaran Kontekstual 16
2.4.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 17
2.4.2. Komponen Pembelajaran Kontekstual 18
2.4.3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual 19 2.4.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual 19 2.4.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual 20
2.5. Hasil Belajar 21
2.6. Kerangka Konseptual 22
BAB III METODE PENELITIAN 24
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.2. Populasi dan Sampel 24
3.3. Variabel Penelitian 25
3.4. Istrumen Penelitian 25
3.4.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul 25
3.4.2. Uji Tes 26
3.5. Rancangan Penelitian 29
3.6. Prosedur Penelitian 30
3.7. Teknik Pengumpulan Data 32
3.8. Teknik Analisis Data 33
3.8.1. Analisis Modul 33
3.8.2. Uji Normalitas 33
3.8.3. Uji Homogenitas 34
3.8.4. Uji Hipotesis 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Modul Kimia 36
4.1.1. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 36
4.1.2. Rancangan Draf Modul 37
4.1.3. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Dosen 37
4.1.4. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Guru 37
4.2. Analisis Instrumen Penelitian 38
4.2.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 38
4.2.2. Instrumen Tes 38
4.3. Teknik Analisis Data 39
4.3.1. Analisis Modul 39
4.3.2. Uji Normalitas 40
4.3.3. Uji Homogenitas 40
4.3.4. Uji Hipotesis 40
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44
5.1. Kesimpulan 44
5.2. Saran 44
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 26
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 29
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai rata-rata 33
Tabel 4.1 Buku Kimia SMA / MA yang di Analisis 36
Tabel 4.2 Analisis Modul oleh Dosen dan Guru 40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Kimia SMA 48
Lampiran 2 Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 50
Lampiran 3 Rancangan Draf Modul 56
Lampiran 4 Instrumen Analisis Modul Oleh Dosen dan Guru 57
Lampiran 5 Analisis Modul Oleh Dosen 72
Lampiran 6 Analisis Modul Oleh Guru 75
Lampiran 7 Perhitungan Validasi Soal 78
Lampiran 8 Perhitungan Reliabelitas Test 81
Lampiran 9 Tingkat Kesukaran Soal 83
Lampiran 10 Daya Pembeda Soal 85
Lampiran 11 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 87
Lampiran 12 Kisi-kisi Soal 96
Lampiran 13 Instrumen Tes 106
Lampiran 14 Uji Homogenitas 109
Lampiran 14 Uji Hipotesis 111
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan sains termasuk kimia, dalam konteks global, telah melakukan
berbagai reformasi untuk memenuhi tuntutan zaman selama kurun waktu 40 tahun.
Namun, walaupun reformasi tersebut telah dilakukan pendekatan dalam
mengajarkan sains/kimia secara umum belum mengalami perubahan yang berarti.
Di level persekolahan misalnya, kimia lebih banyak diajarkan dengan cara
tradisional yang dicirikan dengan adanya dominasi ceramah serta proses
pembelajarannya kurang melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini, fokus
pembelajaran kimia lebih menekankan pada bagaimana menyelesaikan materi
pelajaran termasuk bagaimana menyelesaikan soal-soal terstruktur dan melakukan
kegiatan laboratorium secara mekanik serta bagaimana menghafalkan materi
pelajaran yang dipandang sebagai sekumpulan pengetahuan (body of knowledge)
(Gabel dan Bruce dalam Rahayu, 2012).
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMAN 2 RANTAU
UTARA diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran kimia masih didominasi
dengan cara yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah KKM. Di samping
itu, sumber belajar yang ada umumnya hanya menyajikan sebatas materi. Peserta
didik masih bergantung pada pendidik dalam proses pemahamannya. Karena
pembelajaran yang terlalu teoritis menyebabkan siswa sulit memahami bahan ajar
kimia secara komprehensif. Oleh karena itu, siswa cenderung menghafal dan
mengerjakan tugas kimia secara sembarangan, tanpa memahami materi dasarnya.
Serta peserta didik juga enggan ketika diminta untuk mempelajari sendiri materi
dalam buku.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan,
perubahan, dan pembaharuan. Salah satunya adalah peningkatan kualitas bahan
ajar. Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan dapat dilakukan melalui bahan ajar bermutu.
2
kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat
tercapai (Situmorang, 2013).
Salah satu bentuk bahan ajar adalah modul. Modul merupakan bahan ajar
yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran.
Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah
dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik memiliki kecepatan tinggi dalam belajar,
akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan
dengan peserta didik lainnya (Made dalam Sary, 2015).
Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil
yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2014). Persen peningkatan hasil belajar
siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas
kontrol (67,42% > 51,72%) dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol (67,91%
> 60,81%). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2014)
memperoleh hasil berdasarkan hasil uji peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang diajarkan
dengan modul kimia inovatif diketahui efektivitas hasil belajar untuk siswa sebesar
11,76% dan pengaruh penggunaan modul kimia inovatif memberikan hasil belajar
kimia yang lebih baik kepada siswa dibandingkan tanpa penggunaan modul inovatif
dengan nilai rata kelas eksperimen 70,5 sedangkan kelas kontrol nilai
rata-ratanya 61.
Selain mengembangkan bahan ajar, diperlukan juga strategi pembelajaran
yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu
strategi pembelajaran yang diyakini mampu melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran adalah kontekstual. Pembelajaran konstektual adalah konsep belajar
dengan menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong mahasiswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya serta penerapannya
masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi dalam
Mardhiya, 2015).
Hasil penelitian yang telah dilakukan Elvinawati (2008), menunjukkan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa
kelas XI IPA 1 SMAN 1 Ketahun Bengkulu Utara. Penelitian yang dilakukan oleh
Mulyani (2013), diperoleh bahwa pembelajaran kontekstual berpengaruh positif
terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu
penelitian. Penelitian ini berjudul“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah Pengembangan bahan ajar
modul berbasis kontekstual pada materi hidrokarbon.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP)?
2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis
kontekstual bisa mencapai nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70?
1.4. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Dari rumusan masalah diatas, yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar modul berbasis kontekstual pada
4
2. Analisis materi hidrokarbon yang dipaparkan pada bahan ajar kimia dari buku
kimia yang beredar di sekolah disesuaikan dengan standart silabus kimia SMA.
3. Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual telah divalidasi oleh responden
yang meliputi 2 orang dosen, dan guru kimia SMA.
4. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa setelah
mempelajari bahan ajar modul.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi
hidrokarbon yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP.
2. Untuk mengetahui ketercapaian nilai KKM siswa yang menggunakan bahan
ajar modul berbasis kontekstual.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan bagi peneliti secara pribadi sebagai calon guru bidang
studi kimia dalam hal upaya mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual.
2. Bagi Guru Kimia
Sebagai bahan masukan bagi guru kimia dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa
3. Bagi Siswa
Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan prestasi belajar dan
meningkatkan kemandirian mahasiswa.
4. Bagi Penelitian Lanjutan
Sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk pengembangan bahan ajar
1.7 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar/mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar
secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai
semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
2. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara
mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
3. Kontekstual yang dimaksud adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan
kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,
melakukan dan mengalami sendiri.
4. Materi Hidrokarbon meliputi karakteristik atom karbon, identifikasi dan
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi hidrokarbon telah
memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang sesuai
dengan standar BSNP.
2. Bahan ajar hidrokarbon yang telah dikembangkan layak dan memenuhi nilai
KKM.
5.2. Saran
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
siswa.
2. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya peneliti meninjau terlebih dahulu
alat pendukung media pembelajaran yang dimiliki sekolah maupun siswa
tempat peneliti melakukan penelitian, agar dapat menyiapkan media pengganti
untuk menanganinya.
3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA
agar menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi kimia yang lain
agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2008), Teknik Penyusunan Modul, Direktorat Jendaral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Elvinawati., (2008), Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Kimia
Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1
SMAN 1 Ketahun Bengkulu Utara, Jurnal Exacta, 2 (6) : hlm. 17-22.
Ginting, E.,(2014), Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata
Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi ,FMIPA Unimed, Medan.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Medan, Pustaka Setia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014), Buku Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Mardapi, D., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Mardhiya, J., (2015),Pengembangan Bahan Ajar Kimia Umum II Berbasis Kontekstual Pada
Pokok Bahasan Larutan di Perguruan Tinggi, Skripsi S-1 FMIPA Universitas Negeri
Medan (UNIMED), Medan.
Mulyani, H, R, A., (2013), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Peningkatan Penguasaan Konsep Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Metro, Jurnal
46
Muslich, M., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta.
Rahayu, S., (2012), Designed Student-Centered Instruction (DSCI): Model Pembelajaran
Berbasis Konstruktivistik, Inkuiri Dan Kontekstual. Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia di FKIP UNS.
Sary, F, A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran
Alkana dan Sikloalkana di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan, Skripsi S-1 FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta.
Silitonga, P. M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri
Medan, Medan.
Situmorang, A.,(2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Melalui Integrasi
Media dan Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Laju Reaksi, Skripsi ,FMIPA Unimed, Medan.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
Kimia, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed.
Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja
Sugiyono, (2008), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka