• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PENGAJARAN ALKOHOL DAN ETER DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PENGAJARAN ALKOHOL DAN ETER DI SMA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PENGAJARAN ALKOHOL DAN ETER DI SMA

Oleh: Yulia Wintasari NIM 4122131022

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Yulia Wintasari dilahirkan di Lancang Pintu Rime Gayo pada tanggal 06 Juni 1993. Ayah bernama Misyono dan ibu bernama Yatmi , merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri Bertingkat

Lampahan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 2 Timang Gajah, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun

2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Timang Gajah, dan lulus

pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(4)

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PENGAJARAN ALKOHOL DAN ETER DI SMA

Yulia Wintasari (NIM 4122131022)

ABSTRAK

Pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek pada materi alkohol dan eter di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 10 Medan dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Validator yang digunakan adalah tiga orang dosen kimia UNIMED dan 5 orang guru kimia SMA Negeri 10 Medan dengan mengisi angket penilaian bahan ajar alkohol dan eter berdasarkan standar BSNP.

Dalam pengembangan bahan ajar berbasis proyek ini, langkah awal yang dilakukan adalah memilih satu buku kimia organik universitas dan tiga buku kimia SMA untuk dianalisis oleh peneliti, tiga orang dosen dan lima orang guru kimia. Dari hasil analisis buku didapatkan skor rata-rata untuk kode buku A, B, C dan D berturut-turut adalah 69,31%, 68,61%, 71,00% dan 68,41% dengan kriteria validasi valid.

Dengan berpedoman pada silabus dan analisis buku diperoleh sebuah draft bahan ajar dengan urutan materi yang akan diintegrasikan dengan proyek, contoh soal dan penyelesaian pada sub pokok bahasan, latihan soal dan soal-soal evaluasi, info-info kimia dalam kehidupan sehari-hari, sekilas tentang, tahukah anda, penting diingat, tokoh kimia, telusur kimia, proyek dan beberapa daftar pustaka yang dilengkapi degan beberapa referensi. Kemudian bahan ajar distandarisasi oleh tiga orang dosen kimia dan lima orang guru untuk mengetahui apakah bahan ajar valid dan tidak valid. Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari penelitian, nilai yang diperoleh berada pada kisaran 81% – 100% tepatnya pada angka 89,43% yang berarti bahan ajar modul sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan.

Dengan melihat hasil standarisasi bahan ajar berbasis proyek pada materi alkohol dan eter ini layak digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan baik guru maupun siswa yang mengajar dan mempelajari kimia.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur

penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang

telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian

ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek

Pada Pengajaran Alkohol dan Eter Di SMA” disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Unimed.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan.

Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. P.M. Silitonga, MS, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Ibu Junifa

Layla Sihombing, S.Si., M.Sc, sebagai dosen-dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini

3. Bapak Drs. Jasmidi, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA

Unimed yang sudah membantu penulis.

4. Bapak Agus Kembaren, S.Si., M.Si selaku ketua jurusan kimia yang telah

memberikan izin penelitian kepada penulis

5. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Ibu

Nora Susanti, S.Si, Apt, M.Sc yang telah memberikan waktu untuk

(6)

v

6. Terima kasih juga kepada Ibu-Ibu Guru Kimia SMA Negeri 10 Medan yang

telah memberikan waktu untuk menstandarisasi modul kimia yang dibuat oleh

penulis

7. Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Misyono,

Ibunda tercinta Yatmi yang selalu luar biasa memberi dukungan, semangat,

doa bahkan materi yang tidak terhitung jumlahnya kepada penulis, begitu juga

dengan kakak dan adik penulis yang tercinta Sudiyarni, Sunardi, Sintia

Gustina dan Suratno serta seluruh keluarga tercinta khususnya kepada Bapak

Ismail dan Bapak Karman yang juga selalu memberikan motivasi dan

mendoakan penulis dalam mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman PPLT SMK Negeri 1 Stabat, khususnya Yuli Astuti, Asri

Hasanah Hutasuhut, Sri Wati, Sri suci ramadani, yang selalu mendukung dan

memotivasi penulis

9. Teman-teman seperjuangan Kimia Dik A 2012, khususnya Ucia Mahya Dewi,

Ramazona Nababan, Fauziah Ulfa, Nursaniah Gultom, dan Suri Hartati.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapakan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 6

1.3. Rumusan Masalah 6

1.4. Batasan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Pengembangan Bahan Ajar 8

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 8

2.1.2. Jenis Bahan Ajar 8

2.1.3. Penyusunan Bahan Ajar 9

2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar 10

2.2.1. Pengertian Modul 10

2.2.2. Jenis-Jenis Modul 12

2.2.3. Fungsi, Tujuan Dan Manfaat Modul 13

2.2.4. Unsur-Unsur Modul 14

2.2.5. Penyusunan Modul 16

2.2.5. Karakteristik Modul 16

2.3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 18 2.3.1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek 18 2.3.2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek 20 2.3.3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek 20 2.3.4. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek 22 2.3.5. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek 22

(8)

vii

2.5. Kerangka Konseptual 25

2.6. Hipotesis Penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel 26

3.3. Variabel Penelitian 26

3.4. Instrumen Penelitian 27

3.5. Rancangan Penelitian 27

3.6. Prosedur Penelitian 27

3.6.1. Bagan Prosedur Penelitian 28

3.7. Teknik Pengumpulan Data 29

3.7.1. Analisis Bahan Ajar Yang Ada 29

3.7.2. Pengembangan Bahan Ajar 29

3.7.3. Standarisasi Bahan Ajar 29

3.8. Teknik Analisis Data 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32

4.1. Hasil penelitian 32

4.1.1. Analisis Buku Kimia 32

4.1.1.1. Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti 32 4.1.1.2. Analisis Buku Kimia Oleh Dosen dan Guru 33

4.1.2. Pembuatan Draft Bahan Ajar Modul 35

4.1.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Berbasis Proyek 36 4.1.4. Komponen Yang Diintegrasikan Dalam Modul 36

4.1.5. Perbandingan Isi Buku Dan Modul 39

4.1.6. Standarisasi Modul Kepada Responden Dosen 40 4.1.7. Standarisasi Modul Kepada Responden guru 40 4.1.8. Perbandingan Penilaian Buku Dan Modul 43

4.2. Pembahasan Penelitian 43

4.2.1. Analisis Empat Buku Kimia 43

4.2.1.1. Analisis Buku Kode A 43

4.2.1.2. Analisis Buku Kode B 44

4.2.1.3. Analisis Buku Kode C 45

4.2.1.4. Analisis Buku Kode D 45

4.2.2. Standarisasi Modul 46

(9)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 53

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul 28 Gambar 4.1. Grafik Hasil Review Dosen dan Guru Terhadap Empat Buku 35

Kimia

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata Modul 31

Pembelajaran Berbasis Proyek

Tabel 4.1. Jenis Buku Kimia Yang Digunakan Dalam Pengembangan 32 Tabel 4.2. Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh Responden Dosen 33 Tabel 4.3. Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh Responden Guru 34 Tabel 4.4. Rata-Rata Hasil Analisis Keempat Buku Pada Materi 34

Alkohol dan Eter Oleh Dosen dan Guru

Tabel 4.5. Draft Inovasi Dalam Modul Berbasis Proyek 38 Tabel 4.6. Perbandingan Aspek Tinjauan Pada Keempat Buku Dan Modul 39 Tabel 4.7. Hasil Standarisasi Kepada Responden Dosen 40 Tabel 4.8. Hasil Standarisasi Kepada Responden Guru 41 Tabel 4.9. Rata-Rata Hasil Penilaian Standarisasi Bahan Ajar Berbasis 43

Proyek Pada Pengajaran Alkohol dan Eter Oleh Dosen Dan Guru

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 57

Lampiran 2 Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti 80

Lampiran 3 Instrumen Analisis Buku 83

Lampiran 4 Draft Modul 102

Lampiran 5 Instrumen Penilaian Bahan Ajar Modul Oleh Guru dan Dosen 104

Lampiran 6 Analisis Buku Kimia Oleh Dosen 114

Lampiran 7 Analisis Buku Kimia Oleh Guru 126

Lampiran 8 Penilaian Bahan Ajar Modul Oleh Dosen 138 Lampiran 9 Penilaian Bahan Ajar Modul Oleh Guru 142

Lampiran 10 Modul Alkohol dan Eter 146

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menyampaikan

pengetahuan kepada peserta didik dan meningkatkan kualitas peserta didik

sehingga menjadi manusia yang kreatif, terampil serta professional. Menurut

Hasbullah (2009) dalam Hidayati (2012) kegiatan pokok dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti

berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung

pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaktualisasikan dirinya. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru

harus memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan

sumber lainnya (Hidayati, 2012).

Pendidikan karakter merupakan misi yang hendak dicapai Kemdikbud

dalam mewujudkan pembangunan nasional. Langkah untuk memasyarakatkan

pendidikan karakter telah dilakukan oleh Ditjen Dikti dengan cara memberikan

hibah untuk penulisan buku pendidikan karakter kepada beberapa Perguruan

Tinggi di seluruh Indonesia sejak tahun 2010. Universitas Negeri Medan

sebagai Character Building University berkomitmen membangun pendidikan

karakter, yang dilakukan dari berbagai aspek, termasuk diantaranya melalui

integrasi pendidikan karakter melalui pembelajaran. Penulisan materi ajar yang

memuat pendidikan karakter menjadi salah satu upaya menyebarluaskan gagasan

dan implementasi pendidikan karakter kepada masyarakat luas tanpa harus

menambah mata pelajaran secara khusus. Pendidikan karakter dapat dijadikan

sebagai alternative solusi di dalam perbaikan prilaku dan moral peserta didik.

Pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui pembelajaran yang terintegrasi di

(14)

2

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Satu contoh dapat

disajiakan hasil temuan mengenai representasi pada penggunaan motivasi, media

dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk mengoptimalkan

kepekaan sensori siswa dan hasil temuan tentang sebagian besar guru tidak

tertarik dan tidak mau menggunakan penilaian autentik atau penilaian berbasis

kinerja (Saputra, 2014).

Wasonowati (2014) mengatakan kimia merupakan salah satu cabang

pelajaran IPA yang masih banyak dianggap sulit. Mata pelajaran kimia

merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum

dari proses kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran harus mencakup

tiga aspek utama yaitu : produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa sering kali

kesulitan memahami materi kimia karena bersifat abstrak. Kesulitan tersebut

dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai

berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat abstrak

merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep konkrit. Salah satu indikator

dari dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi

belajar, yaitu lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses

pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa

untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan pengetahuan karena kegiatan

masih di dominasi guru.

Sesuai dengan tuntutan profesionalime guru, seorang guru harus memiliki

kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya sedemikian rupa

sehingga mampu mengeksplorasi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Namun, selama ini para guru dalam pembelajaran kimia lebih menekankan pada

sisi penguasaan konsep-konsep dasar kimia dengan menggunakan pendekatan

dedukatif. Menjadikan siswa cenderung menghafal rumus-rumus kimia dengan

cara kurang bermakna. Akibatnya kurang mampu membentuk sikap dan

keterampilan siswa dalam berpikir kritis dan kinerja ilmiah. Permasalahan dari

siswa terletak pada kecendrungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran.

(15)

3

berpusat pada ranah kognitif, sedangkan afektif dan psikomotorik masih jarang

dilakukan (Mulyani, 2015).

Dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pendidikan adalah tercapainya

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Kenyataannya dilapangan

tidak selalu menunjukkan hal yang sama. Seperti yang dijelaskan sebelumnya

banyak siswa yang kurang paham atau bahkan tidak paham terhadap materi yang

diajarkan gurunya, penyebab umumnya adalah sulitnya materi atau pelajaran

tersebut untuk dipahami, guru kurang mengenal masalah pengajaran,

kemonotonan guru dalam menjelaskan materi, serta kurang efektifnya guru dalam

menggunakan bahan ajar sehingga kurangnya minat siswa dalam proses

pembelajaran (Suryani, 2014).

Cara yang baik untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan

mengembangkan bahan ajar yang dapat melatih keterampilan berpikir kritis

siswa. Salah satu bahan ajar yang baik digunakan dalam hal ini adalah modul

(Khumairah, 2014). Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk

dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Pembelajaran dengan

menggunakan modul lebih mempermudah siswa karena terdapat peta informasi

atau panduan belajar sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar

mandiri (Tohir, 2014).

Menurut Rhosyida modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang

berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang

secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Salah satu tujuan dari penulisan modul

adalah untuk mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indera, baik siswa

maupun guru. Modul juga dapat memperjelas dan mempermudah penyajian

pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. Selain itu modul juga dapat digunakan

secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah

belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar

(16)

4

dan menarik apabila terdapat karakteristik, yaitu self instructional, self

contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.

Salah satu alternatif yang di pandang mampu meningkatkan pemahaman

konsep, keterampilan berpikir kritis, bekerja secara aktif dan kolaboratif siswa

dalam pembelajaran kimia adalah pembelajaran berbasis proyek (projek based

learning). Pembelajaran ini menekankan pada pengajaran yang berpusat pada

siswa dengan penugasan proyek. Pembelajaran berbasis proyek memberikan

kesempatan untuk siswa untuk bekerja lebih otonom, untuk mengembangkan

pembelajaran sendiri, lebih realistic dan menghasilkan suatu produk.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada

proses, relative berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran

bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu

pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek

kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang

heterogen. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar

untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan berpikir

kritissiswa. Keterampilan berpikir kritis dikembangkan di setiap tahapan

pembelajaran model pembelajaran berbasis proyek. Siswa menjadi terdorong di

dalam belajar mereka, guru berperan sebagai mediator dan fasilitator (Sastrika,

2013). Keuntungan dari pembelajaran Project Based Learning dapat memberikan

banyak motivasi dan memberikan kepuasan terhadap murid. Project Based Learning

juga sangat menolong untuk mengembangkan keterampilan belajar jangka panjang.

Krajcik (1999) mengatakan terdapat empat manfaat dalam pembelajaran Project

Based Learning ini yaitu, pertama dapat mengembangkan pemahaman murid, kedua

melibatkan kerjasama dan menemukan ide dari suatu permasalahan, yang ketiga

meningkatkan tanggung jawab dalam belajar dan yang terakhir melibatkan murid

dalam setiap tugas yang diberikan (Frank, 2003). Pembelajaran berbasis proyek

dapat memotivasi siswa untuk memberikan pertanyaan berdasarkan pengalaman

mereka, berpikir secara kritis dan membantu mengembangkan pemahaman dari

(17)

5

Menurut hasil penelitian Febrian (2013) menyatakan pembelajaran dengan

menggunakan modul kimia berbasis Project Based Learning (PBL) pada materi

senyawa hidrokarbon dan turunannya ditinjau dari prestasi belajar siswa

(kognitif dan afektif) lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. Pada uji

skala menengah dan skala luas, nilai rata-rata siswa kelas perlakuan untuk

aspek penilaian kognitif sebesar 79,00; 76,87 dan afektif sebesar 85,61; 88,87

yang lebih besar daripada nilai rata-rata siswa kelas base line. Sedangkan untuk

nilai psikomotor, pembelajaran dengan menggunakan modul kimia berbasis PBL

pada materi senyawa hidrokarbon dan turunannya tidak terdapat perbedaan

rata-rata yang signifikan dengan pembelajaran konvensional.

Penelitian Yulianti, (2014) pada materi fisika dalam jurnalnya yang

berjudul Pengembangan modul berbasis project based learning untuk

mengoptimalkan life skills pada siswa kelas X SMAN 1 Petanahan tahun ajaran

2013/2014 menyatakan bahwa hasil validasi modul dari dosen ahli 76 skor

(86,36%), dari guru fisika 85,5 skor (97,16%), dan dari teman sejawat 80 skor

(90,91%). Dari ketiga hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor untuk modul

sebesar 80,6 skor (91,59%). Dari hasil validasi tersebut dapat diartikan bahwa

modul memiliki kelayakan isi yang baik, bahasa yang mudah dipahami,

mengandung langkah-langkah project based learning dan tampilan secara umum

menarik sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai pemahaman.

Kelayakan modul dapat ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran dan respon

siswa terhadap modul. Keterlaksanaan pembelajaran selama empat kali pertemuan

diperoleh rerata skor 110,5 skor (92,08%) dari dua observer termasuk kategori

sangat baik.

Penelitian Pradita, (2015) menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran project based learning dapat meningkatkan prestasi belajar dan

kreativitas siswa kelas XI IPA-2 MAN Klaten pada materi sistem koloid.

(18)

6

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan

ajar modul berbasis proyek pada pengajaran alkohol dan eter di SMA.

1.3.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah bahan ajar materi alkohol dan eter pada keempat buku yang

dianalisis telah memenuhi standar BSNP?

2. Apakah bahan ajar materi alkohol dan eter yang dikembangkan telah

memenuhi standar BSNP?

3. Bagaimana tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis proyek pada

materi alkohol dan eter yang telah dikembangkan?

4. Bagaimana tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis proyek pada

materi alkohol dan eter yang telah dikembangkan?

1.4.Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka peneliti

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar bebasis proyek pada materi

alkohol dan eter yang standar berdasarkan kelayakan BSNP

2. Penyusunan bahan ajar berbasis proyek akan dikembangkan dari 1 buku

Kimia universitas dan 3 buku kimia SMA

3. Bahan ajar berbasis proyek akan dikaji dan direvisi oleh dosen kimia dan

guru kimia.

4. Pengujian terhadap bahan ajar berbasis proyek terbatas, tidak sampai pada

tahap implementasi.

1.5.Tujuan Penelitian

(19)

7

1. Mengetahui apakah bahan ajar materi alkohol dan eter pada ke empat buku

yang dianalisis telah memenuhi standar BSNP.

5. Mengetahui apakah bahan ajar materi alkohol dan eter yang dikembangkan

telah memenuhi standar BSNP.

2. Mengetahui bagaimana tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis

proyek pada materi alkohol dan eter yang telah dikembangkan.

3. Mengetahui bagaimana tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis

proyek pada materi alkohol dan eter yang telah dikembangkan.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan ajar modul berbasis

proyek pada pengejaran alkohol dan eter di tingkat sekolah menengah atas serta

menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

1.7.Definisi Operasional

1. Bahan ajar atau learning materials merupakan bahan pembelajaran yang

secara langsung digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Dengan

demikian, bahan ajar yang lazimnya berisikan tentang semua cakupan

materi dari semua mata pelajaran.

2. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat

belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dalam

pandangan lainnya, modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang

disajikan secara sistematis sehingga penggunaannya dapat belajar dengan

atau tanpa seorang fasilitator atau guru.

3. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas

dengan melibatkan proyek. Dengan pembelajaran proyek, kreativitas dan

motivasi siswa akan meningkat, karena memuat tugas-tugas yang

kompleks berdasarkan permasalahan yang menuntut siswa untuk

merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan melakukan

(20)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah :

1. Bahan ajar materi alkohol dan eter pada keempat buku yang dianalisis telah

memenuhi standar BSNP.

2. Bahan ajar yang telah disusun pada materi alkohol dan eter yang

dikembangkan telah memenuhi standar BSNP tetapi nilai lebih baik dari ke

empat buku yang dianalisis.

3. Berdasarkan tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis proyek pada

materi alkohol dan eter yang telah dikembangkan menyatakan bahwa bahan

ajar sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan.

4. Berdasarkan tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis proyek pada materi

alkohol dan eter yang telah dikembangkan menyatakan bahwa bahan ajar

sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan :

1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,

seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan

sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi

serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada

siswa.

2. Bahan ajar berbasis proyek pada pengajaran alkohol dan eter perlu

direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar modul

kimia untuk SMA agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan disarankan

(21)

52

lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan

(22)

53

DAFTAR PUSTAKA

Febrian. B.W., Ashadi., Maskuri, M., (2013), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Senyawa Hidrokarbon Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi, Laporan Hasil Penelitian, FKIP Universitas Sebelas Maret

Frank, M., Lavy, I., (2003), Implementing The Project Based Learning Approach In An Academic Engineering Course, International Journal Of Technology And Design Education (13) : 273-288

Helle, L., Tynjala, P., Olkinuora, E., (2006), Project-Based Learning In Post Secondary Education-Theory Practice And Rubber Sling Shot, (51) : 287-314

Hidayati, D.F., Pramudiyanti., Sikumbang, D., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Terhadap Penguasaan Materi Oleh Siswa, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Lampung

Kadarusman, R. (2013), Pengaruh Penerapan Media Information Communication Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Kariem, F., Peniati., Elvyanti, S., (2013), Pengembangan Bahan Ajar TIK SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek, Invotec (2) : 117-128

Khumairah, F., Suheri, T., Hadeli., (2014), Pengembangan Modul Kimia Dasar Materi Termokimia Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Laporan Hasil Penelitian, FKIP Universitas Sriwijaya

Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

(23)

54

Dengan Model Project Based Learning Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesa (5) : 1-12

Ningsih. S.S., Saputro., Budi, S., (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Identifikasi Gugus Fungsi Kelas X SMK Kimia Industri, Jurnal Inkuiri, FKIP UNS Universitas Sebelas Maret

Pradita, Y., Mulyani, B., Rejedki, T., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Kreativitas Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Madrasah Aliyah Negeri Klaten Tahun Pelajaran 2013/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) (4) : 89-96

Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Prenamedia Group, Jakarta

Rais, M, (2010), Project Based Learning Inovasi Pembelajaran Yang Berorientasi Soft Skills, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 1-17

Rhosyida, N., Jailani., (2014), Pengembangan Modul Matematika SMK Bidang Seni, Kerajinan, Dan Pariwisata Berbasis Open-Ended Problem Sebagai Implementasi KTSP, Jurnal Riset Pendidikan Matematika (1) : 1

Riduan., (2004), Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Alfabeta, Bandung

Sani, M., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek Pada

Mata Kuliah Pemeliharaan Dan Perbaikan Mesin Listrik Di Jurusan Teknik

Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro (4)

: 259-267

(24)

55

Sari, F.A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran Alkana Dan Sikloalkana Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri Medan, Skripsi, Matematikan Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan

Sastrika, I.A., Sadia, W., Muderawan, W., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, E-Jurnal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha (3) : 1-10

Suryani D.I., Suheri, T., Ibrahim, A.R., (2014), Pengembangan Modul Kimia Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X SMA, Jurnal Pendidikan Kimia 1(1) : 18-28

Situmorang, M, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Iniversitas Lampung 2013 : 238

Suratni, Paat, J., (2014), Penelaah Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Aspek Kelayakn Isi, Penyajian, Bahasa, Dan Kegrafikan, Jurnal Publipreneur 2:16-30

Syaefudin, U., (2009), Inovasi Pendidikan, ALFABETA, Bandung

Syauqi, K., (2012), Pengembangan Media Pembelajaran Modul Interaktif Las Busur Manual Di Smk Negeri 1 Sedayu, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Tohir, A., Hepratiwi., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Multiple Rperesentasi Di SMA Kota Bandar Lampung, Laporan Hasil Penelitian, FKIP UNILA

(25)

56

Wikipedia., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, https://id.m.wikipedia.org/wiki/badan_standar_nasional_pendidikan.

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul  Gambar 4.1. Grafik Hasil Review Dosen dan Guru Terhadap Empat Buku 35
Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata Modul Pembelajaran Berbasis Proyek

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat kimia (protein, lemak, abu, kadar air dan karbohidrat) pasta daging kambing dengan perlakuan leaching dan metode kominusi

Bapak Hasangapan Tampubolon selaku Kepala perpustakaan, dan pustakawan lainnya pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD PROVSU), yang

Penggunaan Media Audio Visual Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Hasil Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akses pendidikan berupa akses masuk, bertahan dan lulus belum ada secara maksimal, tergambar dari 1) kondisi sarana dan prasarana

(2) Sumber Daya Alam, berasal dari: kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi. b)

4. Pimpinan dan seluruh pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan