• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Gaya Hidup Pada Keputusan Menggunakan Sarana Kebugaran (Studi pada Pusat Kebugaran Andri Di Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Gaya Hidup Pada Keputusan Menggunakan Sarana Kebugaran (Studi pada Pusat Kebugaran Andri Di Bandar Lampung)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

(Study In Fitness Center Andri In Bandar Lampung)

By

Heri Yanto Pendi

fitness center is a services business activities that arise because people have a healthy lifestyle and begin to follow a healthy lifestyle¸which provide fitness services based on fulfil the needs and customer desires and expectations of timeliness of delivery to compensate for its own customers and creating value for customers .

the purpose of this research to know the influence of customer value seen from value of price, value of product, valueof service for decition of using fitness facilities and the influence of lifestyle is seen from activity psicologhical interest for the decition to use fitness facilities in the Andri fitness center Bandar Lampung . the method that use in this research is quantitatif method with the support of tabulation data analysis . the data collection techniqe is questioner and the data collecting technique wich begin from editing step, coding step and tabulation step . to test the qustioner i will use analysis factor and cronbach alpa while the analysis of data using multiple linear regression . the location of this research is conducted at Andri fitness centre Bandar lampung with 96 sample of customer from the unknow total of population .

based on the result of multiple linear regression with SSPS Version 17 programe was found regression models that is Y= 10, 567 + 0,170 X1+ 0,028 X2+ et. testing the hypothesis used the R testing Square, the F testing and the t testing know that R testing Square show R square as well as 0,186 or 18,6% . F testing and t testing variable X1 and X2 has influence towards the decision for using fitness fasilities in Andri fitness centre it’s mean that in statistical way interpreted that Ho is refused and Ha is recieved .

(2)

Abstrak

Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Gaya Hidup Pada Keputusan Menggunakan Sarana Kebugaran

(Studi pada Pusat Kebugaran Andri Di Bandar Lampung)

Oleh Heri Yanto Pendi

Pusat kebugaran merupakan kegiatan usaha jasa yang muncul karena masyarakat mempunyai pola hidup sehat dan mulai mengikuti gaya hidup sehat, di mana jasa kebugaran memberikan pelayanan yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan dan menciptakan nilai tersendiri bagi pelanggan.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nilai pelanggan dilihat dari nilai harga, nilai produk, dan nilai pelayanan pada keputusan menggunakan sarana kebugaran dan pengaruh gaya hidup dilihat dari aktivitas, dan minat dasar psikologi pada keputusan menggunakan sarana kebugaran pada pusat kebugaran Andri di Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif dengan dukungan analisis tabulasi data. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dan tehnik pengolahan data yang dimulai dari tahap editing, tahap koding, dan tahap tabulasi. Pengujian kuesioner menggunakan analisis faktor dan cronbach alpha, sedangkan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Lokasi penelitian dilakukan di Pusat Kebugaran Andri di Bandar Lampung dengan sampel sebanyak 96 orang pelanggan dari total populasi yang tidak diketahui.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan progeram SSPS Versi 17 di dapat model regresi yaitu Y = 10,567 + 0,170X1 + 0,028X2 + et . Pengujian hipotesis menggunakan ujiR Square, uji F dan uji t dketahui bahwa ujiR Squaremenunjukan R Squaresebesar 0,186 atau 18,6%. uji F dan uji t X1dan X2( Nilai Pelanggan dan Gaya Hidup) memiliki pengaruh terhadap keputusan untuk meggunakan sarana kebugaran di Pusat Kebugaran Andri yang artinya Secara statistik diartikan H0 ditolak dan Haditerima

(3)
(4)

PENGARUH NILAI PELANGGAN DAN GAYA HIDUP

TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN

SARANA KEBUGARAN

(Studi pada Pusat Kebugaran Andri di Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

HERI YANTO PENDI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(5)

Gambar

1. Konsep–Konsep Pemasaran Inti ... 12

2. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 19

3. Proses Pembelian ... 28

4. Model Penelitian ... 34

5. Karkteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia... 55

7. Karkteristik Responden Pendidikan Terakhir ... 56

8. Karakteristik Responden Profesi... 57

9. Karakteristik Responden Rentang Waktu Melakukan Fitness... 58

10. Grafik Normalitas... 85

11. Grafik Scatterplot ... 87

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah...1

B. Perumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...8

D. Kegunaan Penelitian ...8

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Jasa ...9

1. Karakteristik Jasa ...9

2. Kunci Sukses Jasa ...10

B. Konsep–Konsep Pemasaran Inti...11

C. Nilai Pelanggan ...13

D.Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Jasa...18

E. Faktor Gaya Hidup ...20

F.Hubungan Nilai Pelanggan dan Gaya Hidup Terhadap Keputus Pembelian... 25

G. Proses Pengmbilan Keputusan pembelian ...27

H. Penelitian Terdahulu ...30

I. Model Penelitian...32

(7)

B. Sumber Data...36

C. Teknik Pengumpulan Data ...36

D. Objek dan Subjek Penelitian ...37

1. Objek Penelitian...37

2. Subjek Penelitian ...37

E. Populasi dan Sampel Penelitian...37

1. Populasi ...37

2. Teknik Sampling ...39

F. Definisi Konseptual ...39

G. Definisi Operasional ...40

H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ...41

1. Pengujian Validitas ...41

2. Pengujian Reliabilitas ...44

I. Teknik Pengolahan Data...45

1.Editing...45

2. Koding...46

3. Tabulasi...46

J. Teknik Analisis Data ...46

1. Uji Asumsi Klasik...46

a. Uji Normalitas ...46

b. Uji Heterokedastisitas ...47

c. Uji Multikolinearitas(Collinearity Statistic) ...47

2. Analisis Regresi Linier Berganda ...48

3. Pengujian Hipotesis ...48

a. Uji F ...49

b. Uji t...50

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...51

B. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin...55

2. Usia ...56

3. Pendidikan Terakhir...56

4. Profesi ...57

5. Rentang Waktu Melakukan Fitness ...58

C. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian...59

1. Deskripsi Variabel Nilai Pelanggan ...59

2. Deskripsi Variabel Gaya Hidup ...68

3. Deskripsi Variabel Keputusan ...78

D. Analisis Kuantitatif ...83

1. Uji Asumsi Klasik...83

a. Uji Normalitas ...83

b. Uji Heterokedastisitas ...85

c. Uji Multikolinearitas(Collinearity Statistic) ...86

2. Pengujian Regresi Linier Berganda...87

a. Uji F–Simultan ...89

b. Uji t–Parsial ...90

c. Koefisien Determinasi (R-Square)...91

H. Pembahasan...92

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...99

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 1. Inventarisasi Gaya Hidup... 21

Tabel 2. daftar pelanggan/member... 38

Tabel 3. Operasional dan Skala Pengukuran... 41

Tabel 4. Hasil Validitas Variabel Nilai Pelanggan ... 43

Tabel 5. Hasil Validitas Variabel Gaya Hidup... 43

Tabel 6. Hasil Validitas Variabel Keputusan ... 44

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 45

Tabel 8. Daftar Harga Di Pusat Kebugaran Andri ... 52

Tabel 9. Peralatan Beban Di Pusat Kebugaran Andri ... 54

Tabel 10.Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Pusat Kebugaran Andri Merupakan Solusi Tepat Mengatasi Permasalahan Kesehatan”... 59

Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Alat –alat di Pusat Kebugaran Andri Lengkap”... 60

Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Alat- alat di Pusat Kebugaran AndriTidak Mudah Rusak”... 60

Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“Alat-alat di Pusat Kebugaran Andri Aman di Pakai”... 61

(11)

Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“di Pusat Kebugaran Andri Memberikan Informasi Yang Jelas Kepada Pelanggan”... 62

Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Kesediaan Instruktur Sangat Membantu Latihan Pelanggan”... 63

Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“Karyawan Membina Hubungan baik Dengan Pengunjung”... 64

Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“Pusat Kebugaran Andri Selalu Memberikan Ketepatan Dalam Pelayanan”... 64

Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai “ Biaya Administrasi Menjadi Member DiPusat Kebugaran Terjangkau”... 65

Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Biaya Yang Ditetapkan Pusat Kebugaran Andri Sesuai Dengan Fasilitas Yang Di Berikan”

65

Tabel 22. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“Biaya Di Pusat

Kebugaran Andri Sesuai Dengan Manfaat Yang Di Peroleh”... 66

Tabel 23.Kesimpulan Pernyataan Responden Atas Item-Item Nilai Pelanggan

67

Tabel 24. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya Suka Pada Orang Yang Ekstrinsik/berbeda dengan yang lain” ... 68

Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Menyukai Variasi Dalam Hidup”... 69

Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya Senang Membuat Barangyang dipakai setiap hari”... 69

Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya mengikuti gaya berpakaian masa kini”... 70

Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya sering mengikuti acara keagamaan ”... 71

Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

(12)

Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Pemerintah Sebaiknya Mendorong Kegiatan Ibadah seseorang”.... 72

Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Saya mempunyai

kemampuan dan talenta lebih dari pada kebanyakan orang”... 72

Tabel 32. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Saya menganggap diri saya sebagai seseorang yang berfikiran maju dan pintar”... 72

Tabel 33. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya senang mencobadengan hal yang baru”... 73

Tabel 34. Distribusi Jawaban Responden Mengenai “ Televisi banyak menayangkan

progeram yang tidaksesuai dengan norma susila”... 73

Tabel 35 Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya senangmemimpin orang lain”... 74

Tabel 36. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Saya mempunyai

rencana melewatkan waktu setahun dinegeri asing”... 74

Tabel 37. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Saya menyukai tantangan dalam melakukan sesuatu yang belum pernah

dilakukan sebelumnya”... 75

Tabel 38. Distribusi Jawaban Responden Mengenai “Saya senang melakukan sesuatu yang baru meskipun kurang bermanfaat”... 75

Tabel 39. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya senang melakukan sesuatu yang berbeda”... 76

Tabel 40. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“

Saya SenangMelakukan yang baru”... 77

Tabel 41.Kesimpulan Pernyataan Responden Atas Item–Item Gaya Hidup . 77

Tabel 42. Distribusi Jawaban Responden Mengenai “ Saya menggunakan jasa sarana

kebugaran pada pusat kebugaran Andri karena ingin hidup sehat”.. 79

Tabel 43. Distribusi Jawaban Responden Mengenai “Saya mengumpulkan informasai

(13)

pusatkebugaran lainnya”... 80

Tabel 45. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ saya memutuskan menggunakan jasa kebugaran pada pusat kebugaran Andri karena sesuaidengan harapan saya”... 81

Tabel 46. Distribusi Jawaban Responden Mengenai“ Saya merasa puas setelah menggunakan jasa kebugaran pada Pusat Kebugaran Andri... 81

Tabel 47.Kesimpulan Penyataan Responden Atas Item- Item Keputusan... 82

Tabel 48.Collinerarity Static...87

(14)

1.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha untuk

melakukan dan menciptakan produk maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasan konsumen. konsumen adalah pelaku memilih, menerima, menikmati dan

menghabiskan jasa dan produk, dengan kata lain konsumen adalah pengambil

keputusan.

Dewasa ini seiring perkembangan zaman, konsumen yang mulai melakukan pola

hidup yang berubah – ubah dalam mengikuti trend masa kini membuat para pelaku usaha melakukan inovasi baru baik melalui peningkatan sarana dan

prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan pengembangan sumber

daya manusia membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan

kebutuhannya dan menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen.

Seiring mengikuti perkembangan zaman terdapat fenomena baru yang terjadi saat

ini yaitu konsumen yang mulai meningkat kepeduliannya pada kesehatan / pola

hidup sehat dan pastinya konsumen akan mencari apa yang diinginkan untuk

kebutuhannya. Oleh karena itu hal ini menjadi peluang bagi para pelaku usaha

dalam memberikan sarana dan prasarana demi mencapainya keuntungan yang

(15)

Dengan makin banyaknya masyarakat yang peduli akan hidup sehat dan cukup

sulitnya mencari tempat olah raga yang bebas dari polusi, sarana olah raga

menunjang dan waktu berolah raga yang tidak bisa dibagi dengan rutinitas

sehari-hari yang cukup padat, keritis akan pentingnya hidup sehat. Dikota – kota besar saat ini terdapat sarana dan prasarana olah raga yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat yaitu pusat kebugaran (fitness centre). Bisnis ini bermula karena permintaan pasar di mana konsumen menginginkan badan yang sehat dan bugar

serta proposional sesuai dengan tinggi badan dan berat badan yang diinginkan.

Fitness ialah sarana olah raga menuju gaya hidup sehat masa kini. Jenis usaha tersebut adalah salah satu yang dibutuhkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, seperti komentar dari beberapa konsumen yang menggunakan sarana

kebugaran berikut ini yang ditulis olehLast modified: 26/5/06.

“menurut Hans (29) yang bekerja di bidang industri makanan, dirinya memilih pusat kebugaran sebagai tempat berolahraga sepulang kerja, karena tingkat polusi udara cukup tinggi. Sehingga tidak memungkinkan baginya untuk melakukan olahraga di luar ruangan, terutama pada jam-jam pulang kantor.”

“Sejak tinggal di Amerika saya sudah terbiasa olahraga sore. Tapi kan kalau di kota–kota besar di Indonesia yang cukup padat penduduknya berolahraga santai seperti jalan atau lari di luar ruangan sangat tidak mungkin. Karena polusi udara Makanya saya pilih tempat fitnes biar lebih aman dan sehat," tandasnya. [Pembaruan/Yumeldasari Chaniago]

Di kota-kota besar saat ini sangat sulit bagi saya untuk mencari tempat olah raga

yang sarana dan prasarana memadai dan bebas dari polusi dan bila ada itupun

sangat jauh dan waktu yang tak memungkinkan bagi saya. Maka dari itu saya

memilih sarana kebugaran.

Pusat kebugaran merupakan salah satu kegiatan usaha jasa yang muncul karena

(16)

3

hidup sehatnya, dimana jasa kebugaran memberikan pelayanan yang berpusat

pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan dan menciptakan nilai

tersendiri bagi pelanggan Tjiptono (1996:59). Hal tersebut bisa dikatakan

demikian karena telah banyak pusat kebugaran sejenis yang bermuculan, ibarat

jamur dimusim hujan.

Konsumen di dalam memilih dalam suatu produk jasa dipengaruhi oleh faktor

perilaku. Karena suatu kebutuhan konsumen memutuskan menggunakan suatu

produk, perkembangan trend memiliki tubuh yang sehat dan pentingnya

kesehatan. Berkembang di kalangan masyarakat dewasa ini yang mulai sadar akan

kebutuhan badan yang sehat dan bugar menjadi dasar bagi pengusaha di bidang

jasa alat kebugaran dan sarana kebugaran membidik pangsa pasar yang potensial

ini. Para pelaku usaha jasa kebugaran harus memahami mengapa dan bagaimana

konsumen mengambil keputusan untuk menjadi member atau pelanggan di

perusahaan tersebut sehingga pelaku usaha yang mengerti perilaku konsumen

akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi

terhadap jasa yang diterimanya.

Dalam bisnis jasa sarana kebugaran selalu dituntut untuk memberikan pelayanan

prima kepada konsumen agar nilai konsumen tetap terjaga dan pelanggan dapat

bertahan dengan gaya hidup fitness. Alasan demikian diungkapkan karena Dengan

semakin pesatnya perkembangan bisnis di bidang jasa pusat kebugaran, akan

mendorong terjadinya persaingan yang ketat antara pusat kebugaran yang satu

(17)

melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen karena sekali saja konsumen

merasa kecewa terhadap produk atau jasa suatu perusahaan maka ia akan segera

berpindah ke produk atau jasa perusahaan lain.

Perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana mendapatkan laba dengan

rengking tertinggi tanpa memikirkan kelangsungan hidup, maka dari itu nilai salah

satu cara menumbuhkan dan mempertahnkan hidup suatu perusahaan. Hal

tersebut dilakukan oleh perusahaan pusat kebugaran yang bertujuan

menumbuhkan status dan citra perusahaan. Dalam bisnis jasa sarana kebugaran

selalu dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

Di tengah masyarakat yang semakin peduli dan semakin kritis atas apa yang

dirasakan, perusahaan sarana kebugaran dalam mempertahankan nilai mempunyai

sub pendorong ekuitas nilai (sub driver) yaitu pelayanan prima menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis. Apabila konsumen diberikan pelayanan yang baik maka

status dan citra akan terwujud dan konsumen akan puas. Kedua harga, dimana

harga menjadi suatu alat pertukaran apa yang dibeli dan apa yang dirasakan dan

yang ketiga kenyamanan, perusahan bisa dikatakan mempunyai nilai untuk

pelanggan apa bila dapat merespon apa yang diinginkan oleh konsumen dan dapat

diwujudkan. Hal tersebut berkenaan dengan pendapat Kotler (1994:98) yaitu

kunci sukses dari pada penjualan adalah berusaha memberikan suatu kepuasan

bagi konsumen tentang produk, service serta harga dari pada produk yang ditawarkan kepada konsumen sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi,

(18)

5

bertujuan menumbuhkan status dan citra perusahaan. Dalam bisnis jasa sarana

kebugaran selalu dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

Persaingan (competition) dalam memperebutkan pangsa pasar pada bisnis atau usaha sarana kebugaran semakin ketat, ditandai dengan semakin banyaknya

alternatif produk yang ditawarkan dan berbagai kemudahan serta keuntungan yang

didapat oleh konsumen. Hal itu ditujukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan,

sehingga diharapkan akan terjadi pembelian ulang oleh konsumen.

Pembelian ulang ini akan menimbulkan peningkatan keuntungan perusahaan

sekaligus akan mampu mempertahankan kelangsungan hidup badan usaha agar

tidak mengalami kesulitan bahkan mengalami kemunduran dalam usahanya.

Apabila harapan dan keinginan sudah terpenuhi maka konsumen telah merasakan

nilai yang diciptakan oleh perusahaan.

Menyadari arti pentingnya nilai bagi pelanggan, maka pelayanan yang berkualitas

diperlukan guna mempertahankan dan merebut pasar. Hal ini didukung oleh

pendapat Tjiptono (2001:24) yang menyatakan bahwa dewasa ini semakin

diyakini kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai

dan kepuasan pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas.

Telah diketahui bahwa Penggunaan jasa kebugaran pada saat ini sudah menjadi

kebutuhan masyarkat. Namun juga Perilaku menggunakan jasa kebugaran tidak

saja dilihat dari banyaknya manfaat yang terkandung dalam nilai konsumen

(19)

Sedikit dari beberapa contoh kasus yang terdapat dilapangan bahwa sarana

kebugaran bukan saja tempat berolah raga juga saran kebugaran merupakan

sesuatu yang sedang trend pada saat ini akan menjadi pandangan dimasyarakat

sebagai orang gaul, tidak ketinggalan zaman bila menggunakan jasa kebugaran

dan banyak faktor – faktor lain yang membuat mereka datang ke tempat pusat

kebugaran. Konsumen yang datang, menggunakan jasa kebugaran yang trend saat

ini di dalam bisnis dunia kesehatan dimana konsumen akan menunjukan gaya

hidup bagi konsumen tersebut. Gaya hidup merupakan pola di mana orang hidup

dan menghabiskan waktu serta uang (Engel, Blackweel dan Miniard, 1994: 383).

Perilaku penggunaan ini tentunya mempunyai beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku penggunaan jasa di pusat kebugaran. Orang –orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan perkerjaan yang sama dapat memiliki

gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar

kelas sosial atau keperibadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi

dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan.

Berdasarkan dari riset-riset tujuan mereka datang ke tempat kebugaran ini sangat

bervariasi, ada yang ingin membentuk tubuhnya agar lebih terlihat menarik dan

ada juga yang ingin menurunkan berat badan mereka agar lebih terlihat menarik,

dan ada pula yang datang hanya sekedar untuk berkumpul dengan para

komunitasnya. ada sebagian orang yang datang ke tempat pusat kebugaran hanya

untuk gaya atau sekedar untuk cuci mata Bukan hanya itu, ada pula orang yang

berangkat dari rumah atau kantornya dengan membawa tas yang berisi

perlengkapan olah raga merasa bangga akan dirinya. Tak jarang, orang yang

(20)

7

aerobic atau tergabung dalam member suatu tempat pusat kebugaran yang namanya sudah beken.

Mengetahui alasan konsumen menggunakan jasa suatu produk merupakan faktor

penting bagi suatu perusahan. Perusahaan berorentasi pada pelanggan, yang

benar-benar memperhatikan konsumennya, salah satunya adalah harus

mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur, menilai, dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka (Dharmmesta dan

Handoko,2000: 6-7). Dan penulis meneliti tentang gaya hidup dilihat dari

aktivitas, minat dasar psikologi apakah berpengaruh terhadap komitmen

pelanggan dalam menggunakan jasa di pusat kebugaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka muncul keinginan untuk melakukan

penelitian yang lebih mendalam tentang perilaku konsumen dalam memutusan

menggunakan jasa sarana kebugaran yang di studikan pada pusat kebugaran Andri

oleh karena itu penulis memilih judul : “Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Gaya

Hidup Pada Keputusan Menggunakan Sarana Kebugaran (Studi pada Pusat Kebugaran Andri Di Bandar Lampung)”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah nilai pelanggan dan gaya hidup berpengaruh secara bersama- sama

terhadap keputusan menggunakan sarana kebugaran?

2. Apakah nilai pelanggan berpengaruh pada pelanggan menggunakan sarana

kebugaran pada Pusat Kebugaran Andri di Bandar Lampung?

3. Apakah gaya hidup berpengaruh pada keputusan menggunakan sarana

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Untuk mengetahui pengaruh nilai pelanggan dilihat dari nilai produk, nilai

pelayanan, dan nilai harga pada keputusan menggunakan sarana kebugaran di

Pusat Kebugaran Andri di Bandar Lampung.

2 Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dilihat dari aktivitas, dan minat dasar

psikologi pada keputusan menggunakan sarana kebugaran pada pusat

kebugaran Andri di Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan

pemikiran bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan memberikan

sumber inspirasi dan referensi peneliti berikutnya yang akan meneliti

mengenai pengaruh nilai pelanggan dan gaya hidup pada keputusan

menggunakan jasa.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan

sumbangan pemikiran kepada Pusat Kebugaran Andri yang berkaitan dengan

(22)

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Jasa

Menurut Kotler (2001: 347 ) mendefinisikan jasa sebagai segala aktivitas atau

manfaat yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.

Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua kegiatan ekonomi yang hasilnya tidak

merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi

pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah

(seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau

pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen (Rambat 2001: 5).

1 Karakteristik Jasa

Karakteristik utama dari suatu jasa yang dapat mempengaruhi rancangan

pemasaran atau perusahaan jasa menurut Kotler dan Armstrong, (2001:376 )

adalah sebagai berikut:

a. Tidak berwujudnya jasa (Service Intangibility)

Jasa tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasa, didengar, atau dicium sebelum

(23)

b. Tidak terpisahnya jasa (Service Inseparability)

Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang sama dan tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya, yang dapat berbentuk orang atau mesin.

c. Keragaman jasa (Service Variability)

Kualitas jasa dapat sangat beragam, tergantung pada siapa yang

menyediakan, waktu, tempat serta cara mereka menyediakan.

d. Tidak tahan lamanya jasa (Service Perishability)

Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang.

2 Kunci Sukses Jasa

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menuai sukses di dunia jasa

yakni (Rambat 2001: 7):

a. Renewing the serve offering(memperbaharui jasa yang ditawarkan) Jasa yang ditawarkan harus mengikuti kemauan pasar yang dikaitkan dengan nilai

yang benar-benar diinginkan pengonsumsi dan kegunaannya, serta responsif

terhadap masalah-masalah yang terjadi.

b. Localizing the point-of-service system(melokalisasi sistem point of service) Pihak produsen harus dapat meningkatkan kemampuannya dalam

menyediakan jasa yang dimilikinya sehingga konsumen memiliki berbagai

pilihan-pilihan, terutama juga pilihan lokasi penyediaan jasa.

c. Leveraging the serve “contract”(menyelenggarakan kontrak layanan sebagai

(24)

11

Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa berusaha manarik dan

mempertahankan konsumen dengan sistem kontrak atau memberi

keanggotaan dengan memberikan anggota (member) berbagai fasilitas dan kemudahan kemudahan tertentu.

d. Using information power strategically(menggunakan kekuatan informasi) Bisnis jasa adalah bisnis yang sensitif terhadap kemajuan informasi

dateknologi karena dalam operasi bisnis jasa data-data mengenai konsumen,

transaksi dan karyawan-karyawan adalah alat yang esensial karena semuanya

itu dapat membedakan jasa tersebut dengan pesaing, juga dapat meningkatkan

kualitas jasa dan pelayanan itu sendiri.

e Determining the strategic value of a service business(menentukan nilai strategis jasa pada konsumen) Nilai strategis adalah sebuah fungsi dari desain

strategi bisnis dan penilaian terhadap metodologi sehingga dapat

menerangkan isu-isu (pertanyaan) mengenai hal-hal yang telah disebutkan

sebelumnya, jawaban-jawaban yang diberikan pada isu-isu tersebut mungkin

saja menjadi suatu strategi yang potensial dan signifikan untuk meningkatkan

bisnis dan pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan

B. Konsep–Konsep Pemasaran Inti

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:7) berpendapat bahwa pemasaran ialah

proses sosial dan manajarial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan apa yang di inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

produk / jasa serta nilai dengan pihak lain.

(25)

Gambar 1. konsepkonsep pemasaran inti

Sumber: Kotler dan Amstrong (2003:7)

Kebutuhan konsumen adalah keadaan merasa kekurangan, kebutuhan tidak

diciptakan oleh pemasar, kebutuhan tersebut adalah bagian dasar dari sifat kodrati

konsumen itu sendiri. Keinginan konsumen adalah bentuk kebutuhan konsumen

yang dibentuk oleh budaya dan keperibadian individu, yang biasanya mempunyai

keinginan memilih produk / jasa yang dapat memberikan nilai dan kepuasan dari

biaya yang mereka miliki. Ketika didukung oleh daya beli keinginan berubah

menjadi permintaan.

Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan dari konsep dasar pemasaran

inti yaitu nilai pelanggan (customer value) yang merupakan salah satu perilaku konsumen dan perbedaan antara nilai yang dinikmati konsumen / besarnya

manfaat yang dirasakan karena memiliki serta menggunakan suatu produk / jasa

dari biaya untuk memilikinya.

Produk dan jasa

Pasar

Kebutuhan, keinginan dan

permintaan

Nilai Pelanggan Kepuasan, dan

kualitas

Pertukaran, transaksi dan

relasional Konsep-konsep

(26)

13

C. Nilai Pelanggan

Pemasaran juga mencakup nilai atas kebutuhan dan keingian pelanggan. Tugas

dari segala bisnis usaha baik dalam memasaran produk maupun jasa adalah

penyerahan nilai pelanggan untuk memperoleh banyak keuntungan.

Menurut Kotler didalam (Hurriyati, 2005:103), nilai pelanggan adalah selisih nilai

pelanggan total dan biaya pelanggan total, maka nilai pelanggan total adalah

sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa

tertentu dan biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh

pelanggan yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan

dan membuang produk atau jasa.

Butz and Goodstein didalam (Hurriyati, 2005:296-297), menegaskan bahwa nilai

pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen

setelah pelanggan menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan pemasok

tersebut dan mendapati bahwa produk bersangkutan memberikan nilai tambah.

Sementara itu Woodruff didalam (Hurriyati, 2005:299) mendefinisikan nilai

pelanggan sebagai preferensi perseptual dan evaluasi pelanggan terhadap atribut

produk, kinerja atribut, dan konsekuensi yang didapatkan dari pemakaian produk /

jasa yang memfasilitasi pencapaian tujuan dan sasaran konsumen dalam situasi

pemakaian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9), nilai bagi pelanggan merupakan

perbedaan antara nilai yang di nikmati pelanggan karena memiliki serta

menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Dan

(27)

keputusan konsumen akan mempertimbangkan semuanya itu dan nilai-nilai

terhadap uang, usaha dan biaya pisikis ketika menggunakan jasa tersebut. Nilai

bagi perusahaan adalah suatu pemasar atau perusahaan harus memandang dirinya

sebagai penyedia manfaat.

Individu mempunyai nilai yang didasarkan pada nilai inti dari masyarakat tempat

mereka tinggal, tetapi dimodifikasi oleh nilai dari kelompok lain di mana mereka

menjadi anggotanya dan situasi kehidupan individual atau kepribadian.

Penjenjangan (laddering) adalah teknik yang dikembangkan guna untuk mengerti atribut produk. Penjenjangan mengacu pada penyelidikan mendalam yang

ditujukan untuk menyingkap makna tingkat tinggi pada tingkat manfaat (atribut)

dan tingkat nilai. Penjenjangan berusaha menyingkap hubungan antara atribut

produk, hasil (konsekuensi) pribadi, dan nilai yang berfungsi untuk menyusun

komponen jaringan kognitif di dalam benak pelanggan

Nilai pelanggan (customer value) ditentukan oleh 2 hal yaitu biaya (cost) dan manfaat (benefit). Biaya mencakup biaya uang, waktu, energi, dan psikologi. Manfaat mencakup manfaat produk, jasa, pribadi, danimage.

Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa nilai mempunyai dua unsur yang

berkaitan diantaranya ialah :

1. Proposisi Nilai

Terdiri dari keseluruhan kelompok manfaat yang di sajikan untuk diserahkan

kepada konsumen.

(28)

15

Penilaian ojektif pelanggan atas kegunaan tawaran berdasarkan pemikiran

tentang manfaat yang kemudian di bandingkan dengan biayanya.

Terdapat tiga nilai yang dipikirkan pelanggan yang akan dijelaskan sebagai

berikut :

a. Nilai yang dipikirkan pelanggan (CPV–customer perceived vaolui)

Adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta

semua biaya tawaran tertentu dan alternatif–alternatif lain yang dipkirkan b. Nilai pelanggan total (total customer vaolui)

Adalah nilai moneter yang di pikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis,

fungsional, dan psikologi, yang di harapkan oleh pelanggan atas tawaran

pasar tertentu.

c. Biaya pelanggan total (total customer cost)

Adalah sekumpulan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk

mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang tawaran pasar

tertentu, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikis.

Dalam tiga hal diatas tentang nilai pelanggan terdapat juga nilai yang dipikirkan

perusahaan yaitu :

a. Eksplarasi Nilai

Bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang nilai baru ?

b. Penciptaan Nilai

Bagaimana perusahaan secara efisien menciptakan tawaran nilai baru yang

lebih menjanjikan ?

(29)

Bagaimana perusahaan menggunakan kapabilitas dan infraturksturnya untuk

menyerahkan tawarn nilai baru secara lebih efisien ?

Nilai dan kepuasan terdiri dari:

a. Nilai yang diterima pelanggan (customer delivered value) adalah selisih antara total customer value dengan total customer cost.

b. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh

pelanggan dari produk atau jasa tertentu.

c. Total customer cost adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan

pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan

produk atau jasa tersebut.

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan yang berasal

dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan

harapan-harapannya.

Manfaat yang dirasakan oleh setiap pelanggan berbeda-beda. Satu manfaat bisa

menjadi lebih penting dibanding manfaat lainnya. Berbeda dengan manfaat, biaya

bersifat mutlak dan merupakan akumulasi dari seluruh biaya yang ada, hanya saja

terkadang konsumen tidak menyadari biaya lain selain biaya uang.

Jika manfaat > biaya, maka akan tercipta nilai pelanggan yang tinggi (superior customer value)

Jika manfaat < biaya, maka akan tercipta nilai pelanggan yang rendah (inferior customer value)

Untuk mencapai kepuasan pelanggan, maka perusahaan perlu memberikan nilai

(30)

17

Dimensi nilai pelanggan menurut Sweeney and Soutar dalam Tjiptono

(2005:298), dimensi nilai terdiri dari 4 yaitu :

1. Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaaan atau afektif/emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk

2. Social value, utilitas yang didapat dari kemamapuan produk untuk meningkatkan konsep diri sosial konsumen.

3. Quality/performance value, utilitas yang didapatkan dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan jangka panjang.

4. Price/value of maney, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang yang diharapkan dari produk atau jasa.

Dapat disimpulkan mengenai nilai pelanggan bahwa sesuatu di luar perusahaan

yang dirasakan oleh pelanggan berkenaan dengan manfaat yang dirasakan oleh

pelanggan didalam menggunakan atau membeli produk atau jasa. Didalam

peneitian ini dalam mengukur nilai pelanggan dari beberapa tipe-tipe nilai

pelanggan, dikomunikasikan hanya dimensi tipe nilai yang dipakai dalam

penelitian ini yaitu:

a. manfaat nilai produk adalah kualitas dan keunggulan produk/jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan

b. manfaat nilai pelayanan adalah kecepatan dan kemudahan produk yang

diberikan perusahaan oleh pelanggannya

c. manfaat nilai harga adalah persepsi terhadap kinerja suatu produk dari

utilitas yang diperoleh pelanggan.

dimana ketiga tipe tersebut sudah cukup mewakili dari pengukuran nilai

pelanggan, karena nilai pelanggan (costomer value) pada perinsipnya sebagai perbandingan antara manfaat yang dirasakan pelanggan. dengan pengorbanan

(31)

oleh kotler (1995:131) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang membentuk

kerangka kerja nilai pelanggan yaitu nilai produk dengan ciri mutu kerja (fetures), mutu kesesuaian (conformance), kebutuhan (probilitiy), kehandalan (reliability), mudah dipakai(repairability), gaya(style)dan desain(design).

Nilai pelayanan dengan ciri pengantaran (delivery),instalasi, pelatihan pelanggan

(costomer training), jasa konsultasi(consulting service), dan perbaikan (repair).

Nilai harga dengan bercirikan harga yang didapat harus dapat menutupi cost

(cost), Nilai/benefit yang diberikan nilai yang didapat konsumen harus sesuai dengan yang dibayar (value), dalam dunia bisnis harus melihat siapa saja para pesaing(Competition),dan dilakukan secara etis(legal).

Selain nilai yang dirasakan pelanggan. terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa.

Perusahaan perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya

berhasil. Alasan mengapa sesorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa

membeli dan menggunakan produk dan jasa akan merupakan faktor yang sangat

penting bagi perusahaan dalam mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa

faktor / faktor apa yang lebih dominan bagi konsumen dalam pengambilan

keputusan dan perusahaan dapat menentukan apa yang dapat mewujudkan

keinginan konsumen.

D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Jasa

Konsumen

Menurut Engel Blackwell Minirad ( 1994:3) berpendapat bahwa terdapat tiga

(32)

19

keputusan untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa. Adapun faktor – faktor tersebut adalah:

1. Pengaruh lingkungan

2. Karakteristik individu

3. Proses pisikologi

Melalui pengaruh tersebut, baik lagsung maupun tidak langsung merupakan bahan

pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan kinerja bauran pemasaran

sehingga dapat menciptakan nilai pelanggan yang superior. Melalui nilai

pelanggan yang superior dapat meciptakan loyalitas, pemeliharan loyalitas

merupakan keuntungan jangka panjang.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam tindakan memutuskan pembelian dimulai dari konteks yang lebih luas pada yang lebih

sempit seperti gambar berikut:

Gambar : 2. Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

(33)

Peranan faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda. Dengan kata

lain, ada yang dominan pada suatu pembelian produk sementara faktor lain yang

kurang berpengaruh. Keputusan pembelian dari pembelian sangat dipengaruhi

oleh faktor kebudayaan, sosial pribadi, dan psikologi dari pembelian. Sebagian

besar adalah yang tidak dapat di kendalikan oleh pemasar, akan tetapi harus benar

-benar diperitungkan.

Menurut Philip dan Amstrong (dalam Suhartono 2009:18), membagi faktor-faktor

perilaku keputusan pembelian oleh konsumen, yaitu faktor budaya (kultur, sub

kultur, dan kelas sosial), faktor sosial ( kelompok acuan, keluarga, peranan dan

setatus), faktor pribadi (usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadan ekonomi,

gaya hidup dan keperibadian), faktor kejiwaan( motivasi, prsepsi, pengetahuan,

keyakinan dan pendirian). Dalam faktor perilaku pembelian oleh konsumen ada

banyak faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian oleh konsumen.

Philip Kotler dan Gary Amstrong didalam buku (Nugroho, 2010:13), menjelaskan

perilaku pembelian konsumen di pengaruhi karakteristik – karakteristik peribadi seperti usia dan tahap siklus, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan

keperibadian.

Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan perilaku konsumen dari faktor

pribadi yaitu karakteristik personal gaya hidup.

E. Faktor Gaya Hidup

Menurut Kotler (2005:210) sebagai pola hidup seseorang didunia yang terungkap

(34)

21

sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sistem

nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakan

kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan,serta objek-objek yang

mendukungnya, dalam pelaksanaan-nya dilandasi oleh system nilai atau system

kepercayaan tertentu.

Menurut Sutisna (2002:145), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara

hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka

(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (minat), dan

apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya

(opini). ”Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uangnya.

Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang mencerminkan

masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam pikirannya yang cenderung

berbaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologi

konsumen.

Tabel: 1 Inventarisasi Gaya Hidup

Aktivitas Minat Opini

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri Hobi Rumah Masalah-masalh sosial Perwisata sosial Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan Komunitas Makanan Produk Belanja Media Masa depan Olah raga prestasi budaya

(35)

Klasifikasi gaya hidup ini tidak dapat dianggap bersifat universal, klasifikasi itu

bervariasi amat besar dari negara ke negara . kalau dipergunakan secara hati-hati,

konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai-nilai konsumen

yang berubah – ubah dan bagaimana pengaruhnya pada tingkah laku emelian. Pemasar harus selalu berusaha untuk mencari hubungan antara produk mereka dan

gaya hidup kelompok. Dengan demikian pemasar dapat dengan jelas

mengarahkan dan gaya hidupnya.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih

jelas menggambarkan perilaku konsumen, yaitu bagaimana ia hidup,

menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimiliki dalam aktifitas,

dan minat dasar psikologinya. Gaya hidup dapat dikasifikasikan berdasarkan

ukuran – ukuran psikografis. VALS (Value And Lifestyles) yang dikembangkan olehStanford Research Institute (SRI) merupakan salah satu kerangka kerja yang paling banyak digunakan oleh perusahaan riset (Kotler dan Amstrong, 1997: 163).

SRI megemabangkan dua inventarisasi psikografis yang saat ini dipergunakan

oleh perusahaan. VALS 2 yang dirancang secara khusus untuk mengukur pola

pembelian konsumen (Mowen dan Minor, 2002: 285).

Setiadi (2003:152-153) menyatakan gaya hidup yang berkembang di masyarakat

merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk

memahami bagaimana gaya hidup sekelompok masyarakat diperlukan program

atau instrumen untuk mengukur gaya hidup.VALS 2 yang dikembang oleh SRI

(36)

23

1. Outer directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisional

yang telah terbentuk.

2 Inner direct, yaitu konsumen yang membeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang.

3. Need drivenyaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan.

VALS 2 mempunyai dasar psikologi yang lebih jelas, yang lebih didasarkan pada

kegiatan dan minat dasar psikologi yang mencoba menangkap sikap dan nilai

yang relatif abadi (Supranto dan Nanda, 2007:151).

Item pertanyaan VALS 2.

1. Saya sering tertarik pada teori

2. Saya suka pada orang dan hal–hal yang ekstrim dan aksentrik. 3. Saya suka banyak variasi terjadi dihidup saya.

4. Saya suka sekali merakit benda–benda yang dapat saya gunakan sehari 5. Saya mengikuti trend–trend terkini

6. Saya percaya bahwa dunia diciptakan dalam waktu enam hari. 7. Saya gemar diberi kepercayaan memimpin kelompok.

8. Saya senang mempelajari tentang seni, Kebudayaan, dan Sejarah. 9. Saya sering menciptakan kegemparan atau kehebohan.

10. Saya tertarik pada sedikit hal.

11. Saya lebih suka merakit sesuatu dari pada membelinya. 12. Saya berpakaian lebih modis dari pada kebanyakan orang. 13. Pemerintah sebaiknya mendorong kegiatan ibadah seseorang.

14. Saya mempunyai lebih banyak kemampuan / talenta dari pada kebanyakan orang

15. Saya menganggap diri saya sebagai seseorang yang berfikiran maju / pintar 16. Saya mengakui bahwa saya suka mempertunjukan hal yang saya bisa. 17. Saya gemar mencoba hal yang baru.

18. Saya suka mempelajari cara kerja / mekanisme sesuatu, misal: cara kerja mesin

19. Saya gemar berpakian mengikuti mode terkini. 20. Ada banyak berita kekerasan di media televisi 21. Saya gemar memimpin orang lain

(37)

24. Saya harus mengakui bahwa minat saya agak sempit dan terbatas. 25. Saya gemar membuat benda-benda dari kayu / logam, / bahan lainnya. 26. Saya mau selalu dianggap tidak ketinggalan zaman.

27. Saya gemar mempelajari banyak hal sekalipun mukin tak akan berguna bagi saya.

28. Saya gemar membuat hal dengan tangan saya.

29. Saya selalu mencari sesuatu yang mendebarkan / menegangkan. 30. Saya gemar melakukan hal yag baru dan berbeda.

31. Saya gemar bermain–main dengan perangkat keras atau alat otomotif. 32. Saya suka jika kehidupan saya cukup sama / konstan dari minggu ke minggu. (sumber : Terjemahan VALS surve–Gudang Ilmu dan Pengetahuan html, 25 Juli 2008)

32 item pertanyaan VALS 2 di atas adalah untuk mengklasifikasi gaya hidup.

Dalam Kotler (2005: 211-212), VALS 2 mengklasifikasikan gaya hidup menjadi 8

kelompok utama berdasarkan atribut psikologi dan demogerafis kunci VALS 2:

Sumber Daya (Resources)

Berikut ini terdapat 8 kelompok utama berdasarkan atribut psikologi dan

demogerafis kunci VALS 2:

1. fullfilleds(pemenuhan)

konsumen yang memiliki gaya hidup mandiri, bertanggung jawab dan

memiliki tingkat pendidikan yang baik.

2. Believers(pengikut)

Konsumen yang tingkat pendapatannya menegah keatas.

3. Achievers(pencapai)

Konsumen yang cukup sukses dan eroretasi pada perkerjaan, konservatif dan

menyukai produk dan jasa yang dapat menunjukan ke suksesan.

4. Strivers(perkerja keras)

Konsumen dengan nilai yang mirip achievers, namun memiliki tingkat

(38)

25

5. Experincers (pencoba)

Konsumen yag ingi mempengaruhi lingkungan mereka. Kosumen ini banyak

mengkonsumsi produk atau jasa yang disukai oleh kalangan muda.

6. Markers(pembuat)

Konsumen ini menyukai produk atau jasa yang praktis dan memilki kegunaan

amat menarik perhatian konsumen macam ini.

7. Actualizers(prwujud)

Konsumen dengan pendapatan tinggi dan memilki summer daya banyak

8. Strugglers(pejuang)

Konsumen dengan tingkat pendapatan rendah dan sumber daya sedikit untuk

diikutkan pada orientasi konsumen.

Setiadi (2003: 44) mengemukakan VALS 2 (value and lifestyle) mengelompokkan manusia menurut bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang. Klasifikasi

membagi konsumen ke dalam:

1. Pembeli berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan

mereka mengenai dunia.

2. Pembeli berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan

opini orang lain.

3. Pembeli berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan

(39)

F. Hubungan Nilai Pelanggan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Dapat disimpulkan mengenai nilai pelanggan merupakan manfaat yang dirasakan

oleh pelanggan berkenaan dengan manfaat yang dirasakan oleh pelanggan

didalam menggunakan atau membeli prodak atau jasa. Sehingga ada rasa

kebanggan tersendiri bagi konsumen ketika memutuskan mengunakan atau

membeli produk atau jasa pelanggan akan mempertimbangkan semuanya itu dan

nilai-nilai lain terhadap uang, usaha, dan biaya piskis.

Selain nilai yang dirasakan konsumen terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa. Perusahaan

perlu mempelajari faktor – faktor tersebut agar progeram pemasarannya berhasil. Alasan mengapa sesorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli

dan menggunakan produk dan jasa akan merupakan faktor yang sangat penting

bagi perusahaan dalam mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa faktor

atau faktor apa yang lebih dominan bagi konsumen dalam pengambilan keputusan

dan perusahaan dapat menentukan apa yang dapat mewujudkan keinginan

konsumen. Sarana kebugaran sangat berkaitan dengan faktor keperibadian yang

karakteristinya gaya hidup dimana gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana

orang hidup dan menghabiskan waktu serta uangnya.

Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang mencerminkan

masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam pikirannya yang cenderung

beraur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologi

(40)

27

sesorang yang lebih di dasarkan pada kegiatan dan minat dasar psikologi yang

mencoba menangkap sikap dan nilai yang relatif abadi.

Hubungan antara nilai pelanggan dan faktor gaya hidup sama memiliki tujuan

yang sama yaitu dimana konsumen memutuskan menggunakan atau membeli

produk atau jasa di pegaruhi nilai konsumen yag berlandaskan seberapa besar

biaya (cost) yang dikeluarkan seberapa besar manfaat yang diterima konsumen dan didalam pengambilan keputusan faktor gaya hidup sangat berkaitan dengan

nilai konsumen karena gaya hidup pada dasarnya menghabiskan waktu dan

uangnya di dasarkan pada kegiatan dan minat dasar psikologi untuk mencapai

tujuan yang diinginkan oleh konsumen itu sendri. Gaya hidup adalah fungsi

motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan

variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai

konsumen.

G. Proses Pengambilan Keputusan pembelian

Keputusan adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap orang, dalam

setiap waktu dan disegala tempat. Keputusan yang sering adalah keputusan yang

menyangkut kegiatan individu. Dilihat dari proses pengambilan keputusan,

schffmsn dan kanuk ,1994 di dalam (Ujang Sumarwan : 289) mendefinisikan

suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilhan

alternatif. Seorang yang hendak memliki keputusan maka ia harus memiliki

pilihan alternatif.

(41)

mendefinisikan sebagai berikut yaitu pengambilan keputusan adalah perumusan

beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta

penetapan pilihan yang tepat antara alternatif yang tersedia setelah diadakan

pengevaluasian mengenai aktifitas masing-masing untuk mencapai suatu

pegambilan keputusan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan ahwa pengambilan keputusa

merupakan suatu proses yang imulai dari pemikiran tentang suatu masalah,

merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah

satu aternatif tertentu untuk mencapai sasaran yang dapat memuaskan

kebutuhannya.

Menurut Nugroho (2010 : 14) proses pembelian yang sepesifik terdiri dari urutan

kejadian seperti gambar berikut:

Gambar 3. Proses Pembelian

Dari gambar diatas, secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.

Pembeli menyadari terdapat perbedan antara kondisi sesungguhnya dan

kondisi yang diinginkan..

2. Pencarian informasi

Seorang konsume yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari

(42)

29

3. Evaluasi alternatif

Yaitu bagaimana konsumen memproses informasi tentang berbagai pilihan

untuk membuat keputusan akhir

4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk prefrensi terhadap beberapa

pilihan yang terdapat pada peringkat pilihan, konsumen juga, membentuk

tujuan membeli untuk pilihan yang disukai.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk maupun jasa yang di lakukan

konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan.

Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan setelah pembelian

dan pengguanan produk yang akan menarik minat pemasar.

a. Kepuasan sesudah pembelian

Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari

pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

b. Tindakan- tindakan setelah pembelian.

Jika konsumen merasa puas dengan produk yang mereka pakai, maka mereka

akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk

atau menggunakn jasa itu lagi. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan

mengurangi ketidakpuasannya.

c. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian

Para pemasar harus mengontrol bagian pembelian menggunakan dan

(43)

pembuangan produk atau tidak lagi menggunakan jasa untuk mendapatkan

isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.

Kebutuhsn proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun

strategi pemasaran yang efekif dan pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat

penting bagaimana kebutuhan pembeli.

Menurut Swastha dan Handoko (2000: 13) dalam proses pembuatan keputusan

konsumen tiap-tiap individu memiliki peran sebagai berikut :

1. Pengambil Inisiatif ( intiator), yaitu orang pertama yang menyarankan atau yang memikirkan isu untuk melakukan pembelian.

2. Pembeli Pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangannya atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembeli.

3. Pengambil Keputusan (decider), yaitu yang akhirnya menentukan keseluruhan atau sebagian keputusan memnbeli atau tidak.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan produk atau jasa yang telah

dibeli.

H. Penelitian Terdahulu 1. Kanaidi (2008)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja customer value yang

terdiri dari benefit (manfaat) dan cost (biaya) serta pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian konsumen jasa EMS (Jasa Express Mail Service). Sampel penelitian sebanyak 116 pengguna jasa EMS di wilayah pos

Bandung Raya. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan

penyebaran kuesioner yang validitas dan reliabilitasnya telah diuji terlebih

dahulu.

Data yang didapat dianalisis dengan metode deskriptif untuk mengukur

(44)

31

mengukur pengaruh dimensi customer value yang terdiri dari benefit

(manfaat) dan cost (biaya) terhadap keputusan pembelian konsumen jasa

EMS di wilayah pos Bandung Raya.

Berdasarkan analisis deskriptif didapati bahwa pelayanan jasa EMS dinilai

menguntungkan dipandang dari sisi pelanggan karena selisih manfaat yang

didapat jauh lebih besar bila dibandingkan dengan pengorbanan (biaya)

yang dikeluarkan oleh pelanggan.

Pengaruh customer value terhadap keputusan pembelian konsumen jasa

EMS signifikan. Berdasarkan analisis jalur (path analysis) dan hasil uji

hipotesis secara parsial didapati dimensi benefit dan cost mempunyai

pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen jasa EMS

masing-masing.

Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian ini karena

sama-sama meneliti tentang peharuh nilai pelanggan (customer value) terhadap keputusan pembelian, hanya saja perbedaannya letak objek penelitian dan

variable. Penelitian diatas meneliti Jasa Express Mail Service pada kantor

pos, dimana objek tersebut telah berada pada beberapa puluh tahun yag

silam sedangkan objek penelitian ini jasa kebugaran yang baru populer di

Indonesia.

2.Alen Maleta (2009)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gaya hidup

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kosmetik oleh kaum

metroseksual di Bandar Lmpung. Metode penelitian ini ialah metode asasiatif

(45)

gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Dengan jumlah sampel 60orang

dengan menggunakan teknik accidental sampling adalah teknik penarikan sampel secara kebetulan, berdasarkan dari analisis regresi linier sederhana

menunjukan bahwa gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian produk kosmetik oleh kaum metroseksual di Bandar

Lampung.

Dalam penelitian yang di lakukan oleh Alen Maleta lebih banyak meneliti

tentang gaya hiidup pada keputusan pembelian, sedangkan dalam penelitian

ini meneliti nilai pelanggan dan gaya hidup pada keputusan menggunakan

jasa sarana kebugaran dengan menggunakan analisis faktor sebagai validitas

dan regresi linier berganda dengan sampel 96 responden yang memenuhi

kriteria penelitian.

I. Model Penelitian

Perilaku konsumen merupakan pembelian baik produk maupun jasa konsumen

terakhir. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum

pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan

menghabiskan dan menggunakan produk dan jasa. Perilaku konsumen

menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam

memperoleh, memekai, mengkonsumsi dan menghabiskan. Terdapat sesuatu

dimana perusahaan tidak dapat mengamati yaitu nilai-nilai yang yang dimiliki

konsumen, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa mereka rasakan

tentang kepemilikan dan penggunaan yang bermacam-macam. semakin

(46)

33

keuntungan yang didapat oleh konsumen. Hal itu ditujukan untuk menciptakan

kepuasan pelanggan, sehingga diharapkan akan terjadi pembelian ulang oleh

konsumen. Pembelian ulang ini akan menimbulkan peningkatan keuntungan

perusahaan sekaligus akan mampu mempertahankan kelangsungan hidup badan

usaha agar tidak mengalami kesulitan bahkan mengalami kemunduran dalam

usahanya. Penelitian ini ingin melihat apa bagaimanakah pengaruh faktor-faktor

dominan dari nilai konsumen terhadap keputusan menggunakan sarana kebugaran.

Dalam perilaku pembelian oleh konsumen ada banyak faktor yang mempengaruhi

perilaku pembelian oleh konsumen. Menurut Philip dan Amstrong dalam

suhartono (2009 : 18). Membagi faktor-faktor perilaku keputusan pembelian oleh

konsumen, yaitu faktor budaya (kultur, sub kultur, dan kelas sosial), faktor sosial

(kelompok acuan, keluarga, peranan dan setatus), faktor pribadi (usia dan tahap

siklus hidup, pekerjaan, keadan ekonomi, gaya hidup dan keperibadian), faktor

kejiwaan (motivasi, prsepsi, pengetahuan, keyakinan dan pendirian).

Pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada faktor gaya hidup,

dikarenakan menggunakan jasa kebugaran atau fitness yang sedang trend pada

saat ini. Bisnis ini bermula karena permintaan pasar di mana konsumen

menginginkan badan yang sehat dan bugar serta proposional sesuai dengan tinggi

badan dan berat badan yang diinginkan. Konsumen di dalam memilih dalam suatu

produk jasa dipengaruhi oleh faktor perilaku. Karena suatu kebutuhan konsumen

memutuskan menggunakan suatu produk, perkembangan trend memiliki tubuh

yang sehat dan pentingnya kesehatan berkembang kalangan masyarakat dewasa

ini yang mulai sadar akan kebutuhan badan yang sehat dan bugar menjadi dasar

(47)

pasar yang potensial ini dan oleh karena itu banyak dari mereka yang sangat

menjaga pola hidup sehat dan gaya hidup mereka turut mempengaruhi mereka

untuk bepergian ke pusat kebugaran.

Tujuan mereka datang ke tempat kebugaran ini sangat bervariasi, ada yang ingin

membentuk tubuhnya agar lebih terlihat menarik dan ada juga yang ingin

menurunkan berat badan mereka agar lebih terlihat menarik, dan ada pula yang

datang hanya sekedar untuk berkumpul dengan para komunitasnya dan supaya

dipandang orang yang tidak ketinggalan zaman dan disebut orang moderen hal

tersebut berkaitan dengan nilai yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri konsep

gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu

memahami nila-nilai konsumen yang terus berubah-ubah dan bagaimana

nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

Gaya Hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu keputusan

pembelian konsumen. Para pemasar banyak menggunakan gaya hidup untuk

mengukur pelanggananya. Kerangka VALS 2 merupakan kerangka kerja yang

banyak dipergunakan oleh perusahaan periset untuk mengukur gaya hidup

seseorang. VALS 2 diasarkan pada kegiatan dan minat dasar psikologi yang

mencoba menangkap sikap dan nilai yang relatif abadi. Penelitian ini ditunjukan

ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh nilai dan gaya hidup pada keputusan

menggunaan sarana kebugaran. Untuk menjelaskan jalan pemikiran ini adalah

(48)

35

Gambar.4 Model Penelitian

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara atas rumusan masalah yang

dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada,

maka dibuat suatu hipotesis yaitu:

H1 = Nilai pelanggan dan gaya hidup berpengaruh secara bersama-sama

terhadap keputusan pengguna sarana kebugaran

H2 = Nilai pelanggan berpengaruh terhadap keputusan menggunakan sarana

kebugaran

H3 = Gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan menggunakan sarana

Kebugaran

Nilai Pelanggan (X1)

Gaya Hidup (X2)

Keputusan

(49)

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian bersifat explanatory research. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5), penelitian eksplanatori adalah tipe penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel penelitian dan menguji

hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis berusaha

menjelaskan hubungan antara variabel nilai pelanggan dan variabel gaya hidup yang

mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan jasa fitness.

B. Sumber Data

Menurut Arikunto (2006: 129), sumber data dalam penelitian adalah ”subjek dari mana data dapat diperoleh”.Oleh karena ini penelitian ini menggunakan data primer.

Data primer di ambil dengan menggunakan kuesioner yang berisikan beberapa

pernyataan berupa 13 pernyataan tentang Nilai Pelanggan, 37 pernyataan tentang

Gaya Hidup Vals2 dan 5 pernyatan tentang Keputusan Pembelian. Maka sumber

datanya adalah para responden yang menggunakan sarana kebugaran di Pusat

Kebugaran Andri di Bandar Lampung yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data menggunakan data kuesioner yang di buat dengan katagori

(50)

37

bagi menjadi lima skala ukur yaitu sangat setuju ( skor 5), setuju (skor 4),

ragu-ragu/netral (skor3), tidak setuju (skor2), dan sangat tidak setuju (skor1). Kuesioner ini

diberikan kepada 96 responden yakni para pengguna sarana kebugaran yang

memenuhi kriteria di Pusat Andri di Bandar Lampung (data primer). Di dalam proses

pengambilan data peneliti sendiri. Peneliti langsung memberikan kepada responden

kuesioner didalam penambilan data., di dalam perjalanan mencari sumber data

adapun responden yang tidak mau memberikan tanggapan yang positif bahkan

menolak sehingga peneliti sendiri tidak memaksakan dan peneliti mencari responden

yang bersedia mengisi kuesioner.di mana peneliti menyeleksi responden yang sesuai

dengan kriteria peneliti. sehingga cukup memakan waktu yang lama di dalam

mencari sumber data. Sumber data yang terkumpul akan di proses dan di hitung

menggunakan SSPS 17.

D. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah nilai konsumen, faktor gaya hidup konsumen

dan keputusan menggunakan jasa sarana kebugaran

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan Pusat Kebugaran

Andri di Bandar Lampung

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

(51)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah para pengguna Pusat Kebugaran Andri di Bandar

Lampung yang menjadi member di pusat kebugaran Andri periode Juli 2010 –Juni

2011. Populasi dalam penelitian ini 2155 anggota /member.

Berikut ini data anggota / member pengguna sarana kebugaran Andri di bandar Lampung. Yang mana data diperoleh dari pembukuan Pusat kebugaran Andri.

Tabel 2. Jumlah Anggota/MemberJasa Sarana KebugaranANDRIPeriode Juli 2010–Juni 2011

Sumber:Pusat Kebugaran Andri, 2010

2. Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dari populasi yang memiliki sifat-sifat utama

dari populasi dan dijadikan sebagai perwakilan atau representasi dalam penelitian.

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dihitungdengan rumus menurut ,

Slovin (Umar, 2002:141-142) sebagai berikut :

n = N N (d2) + 1

Keterangan :

n : Banyaknya unit sampel

N : Banyaknya unit populasi

D : Taraf Nyata 0,1

1 : Bilangan Kostanta ( Sugiyono, 2005)

Jumlah anggota/ member

Bulan Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total

Gambar

Gambar 1. konsep – konsep pemasaran inti
Gambar : 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Tabel: 1 Inventarisasi Gaya Hidup
Gambar 3. Proses Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya pendidikan dan wawasan siswa-siswi SMP Terbuka memerlukan waktu lama dan pembinaan intensif untuk dapat menguasai pengolahan sampah an-organik dan kelembagaan

mengobati beberapa penyakit, salah satunya mencegah obesitas dan sangat baik untuk penderita diabetes mellitus (Ghufran, 2010: 173). Disamping dari manfaat kandungan gizi

efek tersendiri terhadap masing - masing variabel respon yaitu hasil kekuatan yang dihasilkan dari persentase komposisi semen, abu batu, dan pasir. Perhitungannya

Keempat , Revolusi selalu punya tahap-tahap; dalam hal Revolusi kita : tahap nasional-demokratis dan tahap Sosialis, tahap yang pertama meretas jalan buat

Agar lebih optimal penggunaan saringan, saringan lebih awet dan kualitas air baku tetap terjaga dengan baik, maka proses penyaringan ini perlu disempurnakan

dari bahan obat yang tidak larut air di dalam pembawa. padat yang mudah

Compliance , kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghidarkan diri dari hukuman yang. mungkin dikenakan apabila seseorang

Alat yang digunakan dalam pengukuran atau penentuan kadar tersebut adalah spektrofotometer UV-Visibel yang prinsip kerja, yaitu penyerapan atau absorpsi cahaya dalam