PERANCANGAN ULANG KEMASAN ONDE-ONDE BOLIEM
MOJOKERTO
DK 26313/Tugas Akhir
Semester II 2013-2014
Oleh:
Aldi Bachtiar Alamsyah
52110025
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………..……… i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………..……….. ii
KATA PENGANTAR………..……… iii
1.1Latar Belakang Masalah………. 1
1.2Identifikasi Masalah……… 2
1.3Rumusan Masalah……… 2
1.4Tujuan Perancanaan……… 3
BAB II KEMASAN Onde-Onde & Keciput Bo Liem Mojokerto…... 5
2.1Sejarah Desain Kemasan……….. 5
2.1.1 Definisi Desain Kemasan……….. 5
2.1.2 Jenis-Jenis Kemasan……….. 5
2.1.3 Faktor Desain Kemasan...……….. 9
2.1.4 Kemasan Sebagai Media Komunikasi………..11
2.1.5 Kemasan Sebagai Daya Tarik Konsumen………….11
2.1.6 Kemasan Sebagai Brand/Merek………11
2.1.7 Kemasan Sebagai Identitas Merek………12
2.1.8 Tujuan Desain Kemasan………...12
2.2Onde-onde BoLiem Mojokerto ……….. 12
2.3.1 Geografis BoLiem ………. 15
2.3.2 Identitas BoLiem………...15
2.3.3 Identitas di lapangan………..15
2.3.4 Identitas produk……….16
2.3.5 Produk Onde-onde Keciput BoLiem……….16
2.4Opini Konsumen tentang Kemasan Bo Liem……… ……. 18
2.5Segmentasi Konsumen……….21
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL……… 11
3.1 Strategi Perancangan……….. 22
3.1.1 Pendekatan Komunikasi……… 22
3.1.3 Strategi Media………. 24
3.1.3.1 Media Utama………. 24
3.1.3.2 Media Pendukung………. 25
3.1.4 Strategi Distribusi ……… 26
3.2Konsep Visual……….. 27
3.2.1 Format Desain……….. 27
3.2.2 Tata Letak……… 28
3.2.3 Tipografi ………. 28
3.2.4 Ilustrasi ……… 29
BAB IV MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI IV.1 Pra Produksi……….. 31
IV.2 Proses Produksi ……… 32
IV.2.1 Media Utama ………. 32
DAFTAR PUSTAKA ... 31
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
saya bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini, dan saya tidak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada bapak dosen pembimbing, yang telah membantu saya selama
ini.
Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi pada
masa lampau yang mempunyai pengaruh cukup besar sehingga peristiwa tersebut
mendapat andil dalam peradaban. Untuk itu. baiknya kita harus mengenang segala
peristiwa masa lalu yang telah merubah kehidupan di masa sekarang.
Selama mengerjakan tugas akhir penulis mendapatkan banyak ilmu baru yang
sangat berguna dan harapan praktikan selama mengerjakan proyek tugas akhir ini
adalah mendapatkan ilmu dan ilmu tersebut dapat berguna bagi penulis dan
masyarakat.
Bandung, Agustus 2012
DAFTAR PUSTAKA
Cenadi, Christine Suharto. (2000). Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran. Dikutip dari http://dgi-indonesia.com/wpcontent/ uploads/2009/03/dkv00020203.pdf (27 Mei 2013)
Chandra, Dr. Budiman. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI. (2008). Kemasan Sebagai Kemasan Pangan. Dikutip dari http://ik.pom.go.id/wpcontent/uploads/2011/11/Plastiksebagaikemasanpan
gan.pdf (27 Mei 2013)
Intan, Anni. (2010). Kemasan Produk. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Kustiana, Ani. (2004). Redesain Kemasan Oleh-oleh Bandung. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Lisnawati, Tri. (2011). Perancangan Desain Kemasan Tahu Tauhid. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Luckas. (2012). Tahu. Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu (27 Mei 2012)
Prawitasari, Sri Yati. (2010). Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sumber lain-lain
1. Wawancara kepada para konsumen Onde-onde & Keciput Bo Liem di Lokasi
Pabrik Onde-onde & Kecpiut BoLiem pada tanggal 21 Mei 2013 pukul
13.00-14.30.
Data konsumen tersebut sebagai berikut:
Nama : Supriadi
Usia : 43 tahun
Tempat tinggal : Perum. Magersari
Nama : Aji Sugiono
Usia : 20 tahun
Tempat tinggal : Jombang
Nama : Farida Anggraeni
Usia : 46 tahun
Tempat tinggal : Perum. Japan Raya
Nama : Yusuf Arifandi
Usia : 19 tahun
Tempat tinggal : Perum Japan Raya
Nama : Prastio
Usia : 21
Tempat tinggal : Perum Japan Asri
Nama : Ayu Lestari
Usia : 21 tahun
Tempat tinggal : Perum Brangkal
Nama : Basofi
Usia : 22 tahun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Mojokerto merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia tepatnya di
provinsi Jawa Timur. Kota Mojokerto juga sangat dikenal dengan banyaknya
kuliner jajanan pasar dengan kualitas rasa yang enak. Jajanan pasar mojokerto
khususnya jenis penganan kue yaitu klepon, klanting, gethuk, nagasari dan
onde-onde merupakan makanan terkenal di mojokerto. Onde-onde sebagai
makanan khas dari Mojokerto sangat terkenal di indonesia, sehingga
Mojokerto sering disebut sebagai kota onde-onde. Onde-onde merupakan
penganan yang dijadikan sebagai penganan oleh-oleh dari kota mojokerto.
kota Mojokerto memiliki banyak sekali produsen penganan onde-onde, yang
masing-masing memiliki rasa dan kekhasan tersendiri. Salah satunya adalah
produsen penganan onde-onde dengan merk dagang Bo Liem. Bo Liem
sebagai produsen onde-onde mampu bertahan sejak 1929 hingga saat ini
karena kualitas produknya, sehingga produsen onde-onde Bo Liem sangat
dikenal dikalangan masyarakat Mojokerto.
Onde-onde produk Bo Liem menggunakan slogan “jajanan tradisional asli dari Mojokerto”, untuk mengenalkan jajanan tradisional khas dari mojokerto. Onde-onde produk Bo Liem memiliki berbagai keunggulan yaitu memiliki
berbagai rasa, kualitas yang baik sehingga produk onde-onde merk Bo Liem
digemari masyarakat Mojokerto. Namun ditemukan berbagai permasalahan
diantaranya yaitu produk Onde-onde Bo Liem tidak dikenal oleh masyarakat
luar daerah Mojokerto karena tidak memperluas daerah pemasaran.
Permasalahan lain yaitu produsen Bo Liem tidak terlalu memikirkan kemasan
untuk produk makanan yang baik dan sehat karena kemasan tidak dibuat
dipikirkan dengan serius sehingga kemasan produk tidak mencerminkan
kualitas dan nama baik perusahaan.
Kemasan pada produk onde-onde Bo Liem hanya berupa plastik yang
bertuliskan merk dagang BoLiem, selain itu teknis kemasan plastik sulit
dibuka. Karena kemasan plastik memiliki sifat medium yang buruk membuat
kualitas makanan tidak terjaga. Penulisan Bo Liem sebagai merk dagang pada
kemasan tidak tergambarkan dengan baik karena tercampur oleh minyak yang
terdapat di kemasan. Secara visual keseluruhan komponen kemasan dibuat
tidak berdasarkan pertimbangan desain yang baik sehingga citra perusahaan
tidak dipandang sebagai perusahaan yang berkualitas.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam kemasan produk onde-onde
merk Bo Liem apabila tidak segera ditemukan solusinya akan memperburuk
citra perusahaan dimata masyarakat yang sudah mengenal produk Bo Liem
sebagai produsen jajanan pasar yang terkenal. Untuk itu seharusnya
perusahaan harus segera menemukan jalan keluar atas permasalahan yang
ditemukan, agar citra perusahaan dapat terjaga.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat,
diIdentifikasikan beberapa masalah yang ditemukan diantaranya :
produk Onde-onde Bo Liem tidak dikenal oleh maysarakat di luar daerah
Mojokerto.
produsen Bo Liem tidak memikirkan kemasan untuk produk yang baik
dan sehat
Produsen Bo Liem tidak memikirkan desain kemasan dengan serius
sehingga kemasan produk tidak mencerminkan kualitas dan nama baik
perusahaan.
kemasan plastik yang digunakan memiliki sifat medium yang buruk
Penulisan Bo Liem sebagai merk dagang pada kemasan tidak
tergambarkan dengan baik karena medium kemasan yang memiliki
kualitas buruk.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah, maka rumusan masalah yaitu:
Bagaimana agar kemasan untuk produk penganan onde-onde merk Bo Liem
menjadi lebih bermutu baik dari segi keamanan produk penganan juga dari segi
desain.
Tujuan Perancangan
Tujuan rancangan yang akan dibuat sebagai sarana informasi komunikasi visual
antara lain:
Menjaga kualitas dari produk Bo Liem
Meningkatkan citra perusahaan dari produk Bo Liem
Membuat produk Bo Liem lebih dikenal di kalangan masyarakat luas
Meningkatkan daya tarik konsumen terhadap produk onde-onde Bo Liem
BAB II
KEMASAN Onde-Onde & Keciput Bo Liem Mojokerto
II.1 Sejarah Desain Kemasan
Dalam jurnalnya yang berjudul Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual
Christine Suharto menuliskan .Pengemasan atau pewadahan diperkirakan telah
ada sejak beberapa ratus tahun sebelum masehi. Bahkan kemasan yang berasal
dari alam seperti dedaunan, kulit binatang dan tanah liat telah banyak digunakan
sebagai wadah penyimpanan atau pengemasan.
Peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak munculnya
supermarket atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “Dapat Menjual”
produk-produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itu pun kemasan hanya berfungsi
memberikan informasi - memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau
kandungan di dalam kemasan tersebut. Pada tahun 1980-an di mana persaingan
dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk
merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat
penting peranannya dalam strategi pemasaran. Dalam hal ini kemasan harus
mampu menarik perhatian dan menggambarkan keistimewaan produk.
Christine Suharto Cenadi (seperti dikutip Tri, 2011) Daya tarik suatu produk tidak
dapat terlepas dari kemasannya. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi
konsumen untuk memberikan respon positif. Pertarungan produk tidak lagi
terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada
usaha untuk mendapatkan nilai tambah untuk memberikan emotional benefit kepada konsumen. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi
II.1.1 Definisi Desain Kemasan
Pengertian kemasan dalam kamus bahasa Indonesia adalah hasil mengemas;
bungkus pelindung; barang dagangan atau (niaga). Kemas adalah teratur
(terbungkus), rapi, bersih, beres, kuat. Mengemas adalah mengatur rapi-rapi;
membungkus ringkas; memberes-bereskan. Sedangkan pengemasan adalah suatu
proses, cara perbuatan mengemasi.
Christine (2000) berpendapat bahwa:
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal yaitu;
merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan
pembungkusan, yaitu:
• Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang
dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh cuaca.
• Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran dengan
produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan
produknya.
• Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan
kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan
barang dan kemudahan dalam pengiriman. (h. 93)
II.1 .2 Jenis Kemasan
Dalam era globalisasi saat ini, kemasan mempunyai peranan yang sangat
sekaligus merupakan nilai jual dan citra produk, Berikut adalah jenis” Packaging / Kemasan :
1. Kemasan Kertas
Untuk jangka waktu yang lama kertas masih banyak digunakan sebagai bahan
kemasan karena mudah diperoleh dan murah harganya. Sifat kemasan kertas
tergantung dari proses pembuatannya dan perlakuan tambahan yang diberikan
Gambar 2.1 kemasan Kertas
Sumber:http://www.asiabaru.com ( 21 Agustus 2013)
Kelebihan : Kemasan kertas mudah didapat dan harganya lebih murah
dibandingkan harga kemasan yang lain.
Kekurangan : Kemasan kertas tidak mampu menahan produk yang berat dan kasar
karena kertas sifatnya mudah koyak dan mudah menyerap air
2. Kemasan Karton
Kemasan karton sebenarnya termasuk ke dalam kemasan kertas (kemasan
fleksibel) yang dibentuk sebagai wadah-wadah yang kaku seperti kertas
kraft,kertas tahan lemak (grease paper), kertas glassin dan kertas lilin (waxed
Gambar 2.2 Kemasan Karton
Sumber:http:// www.asiabaru.com ( 21 Agustus 2013)
Kelebihan : Kemasan karton mudah didapat dan harganya lebih murah dan lebih
kuatdaripada kemasan kertas.
Kekurangan : Kemasan karton juga tidak dapat memuat produk yang berat sama
seperti kemasan kertas.
3. Kemasan polistirena foam (Styrofoam)
Kemasan polistirena foam (Styrofoam) digunakan untuk mengemas pangan siap
saji, segar, maupun yang memerlukan proses lebih lanjut. Banyak restoran siap
saji menyuguhkan hidangannya dengan menggunakan kemasan ini, begitu pula
dengan produk-produk pangan seperti mi instan, bubur ayam, bakso, kopi, dan
yoghurt. 7
Gambar 2.3 Kemasan Styrofoam
4. Kemasan Primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke
makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
Gambar 2.4 Kemasan Primer
Sumber:http:// www.asiabaru.com ( 21 Agustus 2013) jam 1:01
5. Kemasan Sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk.
Gambar 2.5 Kemasan Sekunder
Sumber: http:// www.asiabaru.com ( 21 Agustus 2013) jam 1:01
6. Kemasan Tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan
Gambar 2.6 Kemasan Tersier
Sumber: Pribadi
Kelebihan :mampu mempertahankan pangan yang panas/dingin, tetap nyaman
dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan pangan yang dikemas,
ringan, dan inert terhadap keasaman pangan.
Kekurangan : kemasan tidak tertutup rapat,jika isi dari kemasan berupa
masakan nasah harus hati” dalam membawa nya.
II.1.3 Faktor Faktor Desain Kemasan
Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus
mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut.
1. Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat
menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari,
jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga
biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau
isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
3. Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer
sampai ke tangan konsumen.Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan
pemajangan perlu dipertimbangkan.Bentuk dan ukuran kemasan harus
direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan
peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk,
citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat,
dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “Diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai
media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting.Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari
kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen.Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropicalyang pada bagian
tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
letak atau layout, dan maskot .Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik
visual secara optimal.
7. Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang
lain.
8. Faktor promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini
kemasan berfungsi sebagai silent sales person.Peningkatan kemasan dapat efektif
untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
II.1.4 Fungsib Kemasan
Kemasan Sebagai Media Komunikasi
Kemasan harus dapat memberikan informasi yang jelas serta bisa dipercaya
tentang produk tersebut dan penggunannya. Bila perlu juga menyebutkan apa
yang seharusnya dihindari oleh konsumen. Kemasan juga memberi informasi
tentang isi dan kapan sebaiknya produk tersebut digunakan.
Kemasan Sebagai Daya Tarik terhadap Konsumen
Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk
memberikan responpositif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli
suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih
mahal. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang
mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya.
Kemasan Sebagai Brand / Merk
Tidak hanya sebagai wadah atau pembungkus produk, saat ini kemasan juga bisa
menjadi sebuah brand. Maksudnya adalah kemasan berfungsi juga sebagai tanda,
simbol, desain atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi produk
Kemasan Sebagai Identitas Merek
Kemasan berfungsi sebagai identitas merek tertentu. Apa yang ada pada sebuah
kemasan secara tidak sadar telah menghasilkan sebuah citra kepada konsumen
yang akhirnya menjadi identitas dari produk tersebut.
II.1.5 Tujuan Desain Kemasan
Tujuan Desain Kemasan adalah khusus untuk masing-masing produk atau merek
tertentu. Desain Kemasan bisa diarahkan untuk :
- Menampilkan atribut unik sebuah produk
- Memperkuat penampilan estetika dan nilai produk
- Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan merek produk
- Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk
- Mengembangkan bentuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori
- Menggunakan material baru dan mengembangkan struktur inovatif untuk
mengurangi biaya, lebih ramah lingkungan, atau meningkatkan fungsionalitas.
(Klimchuck and Krasovec, 2007)
II.2 Onde-onde BoLiem Mojokerto
BoLiem adalah sebuah pabrik yang berdiri sejak tahun 1929, pabrik ini didirikan
oleh Bu Liem. Sebelum mengembangkan pabriknya karena adanya kesenjangan
keuntungan ia pun mulai berfikir untuk menginovasi olahan Onde-onde tersebut.
Nama BoLiem sendiri diambil dari nama dirinya sendiri yaitu Bu Liem menjadi
BoLiem. Konsep dari BoLiem ini adalah sebuah pabrik yang langsung menjual
hasil olahannya kepada masyarakat dengan menyediakan tempat bagi
pelanggannya untuk menikmati produk-produknya secara langsung. Hal ini
disebabkan untuk mengejar harga yang terjangkau namun tetap menjaga kualitas
BoLiem mampu bersaing dengan onde dan keciput berkelas lainnya.
Onde-onde & Keciput BoLiem ini juga bisa dijadikan salah satu oleh-oleh untuk kerabat
dirumah karena onde & Keciput ini berbeda pada umumnya yaitu
Onde-onde yang renyah dan gurih saat dimakan hal ini juga yang menjadi andalan dari
BoLiem serta harganya yang murah.
II.3 Profil Onde-onde BoLiem
Onde-onde yang terkenal di Mojokerto adalah onde-onde Bo Liem.
Keluarga Bo Liem merintis usaha onde-onde ini sejak tahun 1929 dan dari sinilah
onde-onde berkembang dan mengalami kenaikan penjualan, karena pada saat itu
orang masih baru saja menemukan jenis makanan onde-onde yang lain daripada
yang lain.
Gambar 2.7 Toko BoLiem dan pabrik di belakang
Sebenarnya, ketika pertama kali membuat onde-onde ini, Bo Liem tidak
mengkhususkan untuk dijual, tetapi hanya untuk dikonsumsi keluarga sendiri dan
juga dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Lama kelamaan, kenikmatan
onde-onde Bo Liem ini didengar oleh orang luar dan mereka pun ingin mencoba sendiri
kenikmatan onde-onde Bo Liem ini. Akhirnya Bo Liem pun menerima pesanan
dari orang-orang yang ingin mencoba kenikmatan onde-onde buatanya, termasuk
pesanan dari para tetangganya dan juga menitipkan di toko-toko penjual makanan.
Tak lama kemudian, Bo Liem pun memutuskan untuk membuka toko onde-onde.
Karena onde-onde Bo Liem ini memang mempunyai kekhasan rasa tersendiri
yang dikarenakan bahan-bahan untuk membuat onde-onde ini semuanya adalah
bahan-bahan pilihan dengan kualitas terpilih dan juga onde-onde ini lebih bersih
dibandingkan onde-onde lain yang banyak ditemui di pasar ataupun toko-toko
lain, maka onde-onde Bo Liem ini terkenal sampai dengan sekarang.
Saat itu, melihat keberhasilan onde-onde Bo Liem, banyak orang-orang
yang meniru membuat onde-onde dan menjualnya di toko-toko kue, dijual dengan
cara asongan, di pasar, dan lain-lain. Bahkan ada juga penjual onde-onde di pasar
Mojokerto yang menjual onde-onde yang bukan berisi kacang hijau melainkan
berisi parutan kelapa dicampur dengan gula merah.
Onde-onde Bo Liem sendiri sebelum tahun 90-an pernah dijual secara
asongan didaerah terminal Mojokerto dan juga di daerah Trowulan (Imam Hanafi,
1998). Onde-onde yang dijual di toko Bo Liem dengan harga Sekitar Rp 50, 00
sampai Rp 100, 00 untuk harga jual per plastik (tiap plastik berisi 10 onde-onde
kecil) adalah Rp 500, 00 (harga ini adalah rata-rata dari awal tahun 1980 sampai
dengan 1989).
Letaknya di kawasan klenteng Tri Darma, lebih tepatnya sebelum pertigaan
klenteng di sebelah kiri ada kawasan Jl. Niaga No. 21, Mojokerto. “Langsung dari
pabriknya”, itulah yang menjadi trademark onde-onde ini. Tidak dipajang di etealase seperti kebanyakan onde-onde lainnya. Biasanya tidak lebih dari 2 jam
onde sampai ke tengan pembeli setelah proses pembuatan, sehingga
onde-onde terkadang masih dalam keadaan hangat.
II.3.2 Identitas perusahaan Bo Liem
Onde-onde dan keciput adalah salah satu ciri khas makanan yang dimiliki oleh
kota Mojokerto. Dalam perkembangannya, Onde-onde dan keciput tidak hanya
digunakan sebagai makanan ringan bagi masyarakat, tetapi juga Onde-onde kini
telah banyak digunakan sebagai oleh- oleh.
Target audience adalah semua kalangan. Meskipun lokasinya tidak dijalan utama, Onde-onde dan keciput BoLiem ini hampir tak pernah sepi dari pengunjung. Pada
umumnya pengunjung yang datang ketempat ini adalah masyarakat daerah sekitar
Mojokerto dan masyarakat diluar Kota Kota. Onde-onde dan Keciput BoLiem
dikenal oleh masyarakat melalui mouth to mouth, atau dari pembicaraan yang dilakukan oleh mereka yang pernah datang mengunjungi pabrik sekaligus took
BoLiem.
Perusahaan
Nama Perusahaan : Bo Liem
Pemilik : IDA SETIAWAN
Jam Kerja : Senin-Minggu pukul 10-00 s/d 17.00
1. Onde-Onde BoLiem
Memiliki tekstur yang kasar dan berbentuk cenderung bulat dan pada
umumnya memiliki lapisan berupa butiran wijen yang di taburkan di atas
permukaan onde-onde tersebut. Dan dijual dengan berat 3gr dan harga
Rp.2000,-, dan apabila untuk pembelian banyak di sediakan paket dengan
harga Rp.17000,- isi 10 biji
Ukuran satuan keripik 10 x 10cm tebal plastik 03. Pengemasannya
menggunakan streples dan lamanya produk mampu bertahan sampai 1
minggu tergantung dari konsidi plastik yang kemungkinan rusak atau
bocor.
2. Keciput BoLiem
Keciput BoLiem yang dijual dipabrik. Satu bungkus dijual 250 gram
dengan harga Rp.21.500. Menggunakan plastik ukuran 20 x 30cm tebal
plastik 0.3. Pengemasan penutupnya dengan cara di streples dan lamanya
produk mampu bertahan sampai satu bulan tergantung dari konsidi plastik
yang kemungkinan rusak atau bocor.
II.3.5 Produk Onde-onde Keciput BoLiem
- Onde-onde BoLiem
Onde-onde diolah secara langsung dan selalu menjaga kebersihan
produk. Tapi dalam pengemasan pada plastik kurang tebal
seminimalnya produk dikemas dengan tebal 0.2 agar tidak terjadi
kerusakan. Dan penutupan pun dilakukan dengan cara dipress agar
menjaga isi dalam kemasan agar tidak tercecer dan menjaga
Gambar 2.8 Onde-onde
Sumber: Pribadi
Kemasan pada produk BoLiemhanya berupa kertas yang bertuliskan
BoLiem, cara gambaran yang di tampilkan pada kemasan kertas tidak
menarik oleh para konsumen, tidak adanya produk unggulan pada
kemasan BoLiem yang di tampilkan sebagai pencitraan produk pada
kemasan seperti informasi, daya tahan dan lain-lain.
- Keciput BoLiem
Tidak jauh beda dengan onde-onde keciput BoLiem juga diolah secara
langsung dan dikemas secara higienis. Sama halnya dalam pengemasan
pada plastik kurang tebal seminimalnya produk dikemas dengan tebal
0.2 agar tidak terjadi kerusakan. Dan penutupan pun dilakukan dengan
cara dipress agar menjaga isi dalam kemasan agar tidak tercecer dan
menjaga kerenyahannya.
Gambar 2.9 Keciput
Komposisi dari produk Onde-onde keciput BoLiem tersebut berupa
berikut:
Tepung ketan yang kaya akan protein, gula dengan zat
pembangun dengan komposisi tertentu, wijen yang kaya akan
vitamin A, B1, E
II.4 Opini Konsumen tentang Kemasan Bo Liem
Penelitian dilakukan dengan metode survey wawancara pada 7 konsumen Onde-onde Keciput BoLiem. Data kesimpulan hasil wawancara :
- Konsumen Pertama:
Supriadi berpendapat produk BoLiem lebih enak dan lebih memuaskan dari segi
ukuran dibanding produk lain, namun memiliki kendala pada kemasan Onde-onde
yang mudah terbuka yaitu kemasan yang distreples dan dalam varian lain. Selain
itu desainnya tidak menarik terutama saat akan dibawa sebagai oleh-oleh ke luar
Kota Mojokerto. Ingin dilakukan redesain kemasan namun harganya tidak
melonjak bahkan tetap. Tidak mengetahui varian produk.
- Konsumen Kedua:
Aji Sugiono konsumen dari Jombang yang baru pertama kali mengunjungi
BoLiem berpendapat kemasan BoLiem standar mempunyai ciri khusus berbeda
dengan kemasan kompetitor lain akan tetapi gambar yang tidak menarik yang
terkesan tidak kreatif. Namun karena mendengar rasa produk BoLiem lebih enak
maka mau untuk mencoba dan tidak mengetahui varian produk yang disediakan
BoLiem tersebut
- Konsumen Ketiga:
Farida anggraeni berpendapat bahawa desain kemasan kurang menarik, padahal biasa membawanya sebagai oleh-oleh ke kediri.
Yusuf Arifandi berpendapat ketika pertama mengunjungi pabrik BoLiem tidak
ada rambu-rambu untuk menuju pabrik BoLiem, padahal rumahnya masih
disekitar Magersari sehingga harus bertanya kepada masyarakat sekitar. Jl. Niaga
No. 21
Kec. Magersari
- Konsumen Kelima:
Prastio, mahasiswa berpendapat produk BoLiem rasanya lebih enak dan besar
dalam segi ukuran dibanding yang lain namun karena lokasi BoLiem yang jauh
membuat ia jarang mengunjungi BoLiem. Kemasan perlu lebih inovatif untuk
pencitraan baik produk maupun perusahaan yang diharapkan juga kedepannya
BoLiem ini bisa menjadi salah satu oleh-oleh Mojokerto yang go to internasional.
- Konsumen Keenam:
Ayu Lestari sangat mengetahui sentra-sentra produksi Onde-onde keciput
BoLiem, namun karena tidak ada cabang serta lokasi BoLiem sangat jauh dari
rumahnya, maka ia memilih membeli produk Onde-onde/keciput lain sebagai
cemilan. Padahal rasa dan harga lebih cocok.
- Konsumen Ketujuh:
Basofi masyarakat Daleman membeli produk BoLiem untuk dikonsumsi pribadi,
berpendapat produk BoLiem rasanya lebih enak, bumbunya pas dan gurih.
Kemasan tidak menarik dan terlalu biasa.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa banyak
konsumen yang berpendapat bahwa desain kemasan kurang menarik
dan kurang maksimal terutama untuk penutupan yang distreples.
Dikatakan kurang menarik dikarenakan desain kemasan terlalu umum
dan ada beberapa kemasan yang tidak ada identitas perusahaannya
sehingga menyebabkan konsumen kebingungan. Untuk membeli
produkpun harus jauh-jauh menuju lokasi BoLiem yang tidak
banyak dikunjungi. Dan diharapkan BoLiem bisa mempertahankan
kekhasan rasa yang dimiliki.
II.4.1 Analisis SWOT Kemasan
Tabel II.1 Analisis Swot
SWOT
Strength (Kekuatan)
Kemasan Sekarang
Kemasan mudah ditemukan dipasaran.
Biaya Produksi kemasan yang terjangkau.
Tindakan
Kemasan mudah
ditemukan dipasaran,
biaya produksi kemasan
diusahakan tetap
Identitas perusahaan ataupun produk
belum teraplikasikan dengan baik
(tidak konsisten).
Tidak adanya pemberitahuan pada
kemasan bahwa BoLiem memiliki
beberapa varian produk.
Tidak adanya daya tarik visual yang
terdapat pada setiap kemasan saat
akan dijadikan oleh-oleh keluar Kota
Mojokerto.
Kemasan dibuat lebih
maksimal dan disesuaikan
dengan produk, dirancang
sebuah desain yang
menarik dan dapat
mengkomunikasikan
seluruh pesan perusahaan
serta dapat mewakili
identitas perusahaan dan
layak untuk dijadikan
oleh-oleh ke luar Kota
Mojokerto.
(Peluang)
menarik kalangan
menengah atas
Threat
(Ancaman)
Banyak kemasan yang lebih menarik.
Kompetitor memiliki varian rasa.
Produk BoLiem hanya terdapat di
Mojokerto.
Kemasan akan mudah
diingat dan akan menjadi
identitas perusahaan.
Desain kemasa dibuat
lebih menarik (menengah
ke atas). Mempertahankan
kekhasan rasa.
Dari tabel Analisis SWOT diatas dapat disimpulkan bahwa banyak konsumen
yang merasa belum puas dengan kemasan yang ada saat ini dan diharapkan
dengan kemasan yang akan dirancang dapat lebih memaksimalkan
kekurangan-kekurangan yang ada pada kemasan BoLiem saat ini. Sehingga akan terlihat lebih
menarik, cocok untuk menjadikan BoLiem sebagai oleh-oleh keluar Kota
Mojokerto, mengkomunikasikan pesan varian produk BoLiem dan membuat
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu membuat sebuah kemasan yang
menarik dan berbeda dengan kemasan pada umumnya yang akan meliputi
beberapa hal yaitu :
III.1.1 Pendekatan komunikasi
Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan yang akan disampaikan
kepada masyarakat adalah memberitahukan keberadaan BoLiem yang
menyediakan berbagai macam varian produk dengan berbagai keunggulan
kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keestetisan sebuah desain pada
setiap kemasan yang ada, sehingga perusahaan tersebut memiliki citra yang kuat
dan melekat dimasyarakat/konsumen.
Segmentasi Konsumen Aspek Demografis
- Gender : Pria dan Wanita
- Pekerjaan : Semua kalangan
- Usia :15-40 tahun, alasannya karena pada usia 15 seseorang sudah
mampu dan mau membelanjakan uangnya untuk membeli produk BoLiem.
Aspek Geografis
- Primary : Kota Mojokerto
- Secondary : Kota-kota besar luar Mojokerto
Aspek psikografis
Mempunyai gaya hidup berwisata kuliner, penyuka jajanan dan suka
Materi Pesan:
- Memberikan sebuah visual kemasan dengan identitas yang baru kepada
konsumen.
- Menyampaikan informasi berupa alamat lokasi pabrik BoLiem, komposisi dan
informasi tentang berat bersih setiap produk dalam kemasannya.
- Menyampaikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki pabrik seperti halnya pabrik
BoLiem yang berlabel halal, memiliki izin dari Dinas Kesehatan MUI (Majelis
Umum Indonesia). Produknya yang tidak mengandung zat-zat pengawet
berbahaya, memiliki varian produk.
- Menyampaikan informasi berupa peringatan penting yang harus dilakukan
seperti kapan sebaiknya produk dikonsumsi dan untuk beberapa produk harus
disimpan pada suhu tertentu.
Tujuan komunikasi perancangan:
- Memberikan sebuah visual pada kemasan agar dapat memperkuat image produk BoLiem
- Memberikan kesan keunikan dan kelebihan pada BoLiem
- Kemasan memiliki identitas yang konsisten yang berupa tulisan, font dan warna
yang tidak pernah berubah
Tema/Pesan Utama
Pesan utama dalam perancangan desain kemasan BoLiem adalah menyampaikan
informasi kepada masyarakat atau konsumen bahwa BoLiem menyediakan
berbagai jenis varian, yang bebas formalin dan bahan pengawet lainnya, memiliki
kelebihan rasa yang renyah dan dengan kemasannya yang cukup berbeda.
Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan atau tujuan dari komunikasi yang
ingin disampaikan tepat sasaran maka akan dilakukan perancangan kemasan
BoLiem dengan menampilkan tagline dengan menggunakan Bahasa Indonesia formal dan informal serta menggunakan kata imbuhan bahasa daerah Jawa Timur
atau Jawa yang dipadukan, hal ini dikarenakan target konsumen dari perancangan
desain adalah semua kalangan ekonomi dengan rentang usia 15 hingga 40 tahun
serta agar terasa kental nuansa daerah Mojokerto karena BoLiem ini sering
dijadikan oleh-oleh keluar kota Mojokerto. Adapun tagline yang disampaikan yaitu “Resep 1929 ASLI”. Kata resep ini diangkat dari produk yang dimiliki BoLiem yang di buat dari tahun 1929 dan rasanya tetap khas, diharapkan
konsumen akan terus berkelanjutan untuk mengkonsumsi BoLiem ini.
Pendekatan Visual
Sebuah desain yang dapat mewakili semua pesan utama secara singkat padat dan
dapat dimengerti oleh target konsumen. Dengan menggunakan unsur grafis seperti
warna dan latar belakang yang berbeda agar desain terlihat lebih menarik dan
mencolok. warna yang akan digunakan adalah warna-warna cerah.
Warna-warna ini digunakan agar kemasan BoLiem agar dapat bernuansa unik seperti
lokasi pabrik BoLiem yaitu Majapahit tepatnya di Jl Niaga No 21 dan sering
dijadikan oleh-oleh khas Mojokerto. Warna adalah peranan dalam membuat
kemasan, karena warna adalah visual yang paling menonjol dalam suatu kemasan.
Warna yang digunakan pada tagline dan informasi agar lebih mencolok dan
terbaca. Diharapkan pada desain kali ini dapat meningkatkan angka popularitas
BoLiem.
III.1.2 Strategi Kreatif
Untuk menghasilkan desain kemasan BoLiem yang lebih baik, rancangan desain
kemasan akan disesuaikan dengan target konsumen dengan menggunakan strategi
kreatif yang pas dan tepat sasaran. Pertama-tama membuat sebuah tagline yang
1929 maka akan ingat BoLiem yang bertekstur renyah dan gurih yang pas dan
tidak berubah rasanya dari masa ke masa yang membuat orang tertarik untuk
mencoba dan ditambahkan diawal kalimat tagline untuk mempertegas daerah asal pabrik BoLiem yaitu Mojokerto. Hal ini juga dikarenakan target konsumen
berdasarkan aspek psikografisnya yaitu suka berwisata kuliner, penyuka jajanan
dan suka berkumpul.
III.1.3 Strategi Media
Media yang digunakan meliputi :
Media Utama
Media utama yang digunakan dalam perancangan desain kemasan BoLiem adalah
kemasan produk BoLiem yaitu kemasan Onde-onde & Keciput yang sangat
diminati konsumen. Dan media-media kemasan tersebut akan didefinisikan sebgai
berikut :
- Media utama yang digunakan dalam perancangan media identitas kemasan
adalah kemasan produk BoLiem yang dirancang dengan menambahkan sebuah
produk unggulan BoLiem sebagai bentuk pencitraan yang dapat dengan mudah
dikenal dan dipahami oleh para konsumen, serta memberikan ilustrasi berupa
bentuk dari beberapa Onde-onde yang menggunakan topi koki yang merupakan
suatu pencitraan dari resep kuno yang di miliki BoLiem .
Media Pendukung o mini Banner
Merupakan salah satu media untuk membantu perusahaan dalam memberi
informasi kepada setiap orang yang melihatnya, tentang produk apa saja yang ada
atau sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan. Isi atau informasi utama yang akan
o Poster
Merupakan sebuah media yang dibutuhkan perusahaan untuk memberi
masyarakat atau konsumen tentang adanya sebuah pabrik dilokasi tersebut. Papan
nama ini didesain menyesuaikan identitas visual kemasan yang baru.
o Stiker
Dengan pembuatan stiker ini diharapkan dengan cepat identitas visual BoLiem
menyebar dan melekat dibenak konsumen sehingga konsumen tidak akan
kebingungan ketika membeli produk tahu dengan identitas visual kemasan yang
baru.
o Spanduk
Media ini merupakan media untuk membantu perusahaan dalam memberi
informasi kepada masyarakat yang melihat dari jarak yang lumayan jauh.
o Pin
Pin yang bertulisan “ onde-onde dan keciput BoLiem” akan dipakai oleh para pegawai juga tersebut agar kata-kata seperti pada kemasan dapat tersampaikan
dengan baik kepada para konsumen.
III.1.4 Strategi Distribusi
Strategi distribusi media ini akan dilakukan sesuai jadwal yang sudah di tentukan
yang diharapkan dengan strategi distribusi yang tepat konsumen dapat langsung
menerima dan mengingat visual identitas kemasan yang baru diluncurkan. Strategi
distribusi tersebut dapat dilihat pada pada Tabel III.1 berikut ini :
Tabel III.1 Strategi Distribusi
2012 Juli Agustus November Desember Januari
Kemasan
Poster
Semua media akan diluncurkan secara serempak pada bulan Juli agar secara tidak
langsung tercipta suasana baru dengan identitas visual yang baru ini. Selain itu
dengan peluncuran media-media pendukung dapat membatu menyampaikan
kepada konsumen bahwa adanya peluncuran kemasan dengan identitas visual
yang baru. dan ada media yang penyebarannya dilakukan pada bulan November
yang dimana dibulan berikutnya akan ada hari natal dan tahun baru.
III.2 Konsep Visual
Konsep visual yang dilakukan pada perancangan identitas visual ini akan memalui
beberapa macam dari mulai format desain, layout kemasan, pembuatan ilustrasi, pemilihan font hingga pemilihan warna yang digunakan. Semua hal tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut ini.
III.2.1 Format Desain
Desain yang akan dibuat menggunakan format desain potret, simetris dan
komposisi yang teratur dengan maksud agar mudah dibaca dan jelas sehingga
pesan dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh konsumen. Elemen yang
terdapat dalam media berupa ilustrasi, logo, tipografi yang terdiri dari Tagline,
III.2.2 Layout Kemasan
warna dan unsur-unsur lainnya) menjadi susunan yang menyenangkan sehingga
mencapai tujuan. Penerapan elemen-elemen serta prinsip-prinsip dalam proses
desain dengan maksud agar dapat menghasilkan suatu karya grafis yang menarik,
enak dipandang, tampil mencolok dan memiliki kesan. Dimana secara
keseluruhan dapat membentuk sebuah keserasian yaitu susunan berbagai macam
bentuk, bangun warna, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu
susunan komposisi yang utuh agar enak dipandang.
Gambar III.1 layout kemasan
III.2.3 Tipografi
Huruf yang digunakan adalah huruf-huruf yang tidak terlalu tegas agar dapat
merangkum semua kalangan selain itu dipilih huruf yang tidak terlalu tegas untuk
menginformasikan bahwa Onde-onde BoLiem ini memiliki karakteristik yang
lembut.
Huruf tersebut adalah: LOGO
Alamat
perusahaan
Tagline Nama perusahaan
informasi
Monotype Corsiva
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()
Annabel Script
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()
Engravers MT
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi adalah salah satu elemen desain yang memberi penjelasan kepada konsep
desain dan pesan yang akan dikomunikasikan. Dan ilustrasi ini sangat penting
untuk memperjelas pendekatan komunikasi yang akan dilakukan.
Ilustrasi yang digunakan akan memadukan pewarnaan dengan. Konsep ilustrasi
akan menggunakan visual objek tetapi khusus untuk poster digital dengan strategi
kreatif yang mengandalkan objek produk maka konsep visualnya akan berbeda
dengan menonjolkan warna dari boliem tersebut tetapi tetap berfokus pada produk
Gambar III.3.1 Layout
III.2.5 Warna
Warna yang baik dapat menarik perhatian kita ketika kita pertama kali melihat
sesuatu, warna dapat menciptakan sesuatu yang menyenangkan, mengejutkan,
atau menimbulkan beberapa kesan lainnya. Warna juga mempunyai keuntungan
psikologis yaitu mampu memberikan suatu kesan tetap yang nyata dalam ingatan
dan merangsang rasa ketertarikan. Warna yang dapat menarik perhatian konsumen
dapat meningkatkan nilai jual pada suatu kemasan atau pada media promosi.
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI
IV.1 Pra Produksi
Sebelum memasuki tahap produksi ada Beberapa tahapan yang dilalui dalam
suatu perancangan media kemasan ini yaitu:
Pengumpulan Data
Yaitu proses awal sebelum melakukan sebuah kegiatan perancangan yang
meliputi data primer dan data sekunder. Data primer ini didapatkan dengan cara
wawancara kepada Beberapa konsumen yang jawabannya dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dengan cara
pencarian data di search engine seperti Google. Dengan mengumpulkan jurnal, makalah, laporan serta tulisan yang ada dibloger.
Sketsa
Yaitu proses kedua setelah pengumpulan data selesai dilakukan. Tahap kedua dari
sebuah kegiatan perancangan ini meliputi tampilan visual seperti ilustrasi,
tipografi, layout atau tata letak, warna maupun format desain. Proses sketsa ini dapat dilakukan dengan cara manual yang kemudian diacckan kepada
pembimbing dan juga sketsa secara digital yang kemudian dilakukan acac juga kepada pembimbing.
Gambar IV.2 Logo
Komputerisasi Pengolahan Gambar
Pengolahan gambar dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Memindai sketsa yang sudah dibuat ke komputer dengan meggunakan alat
pindai Umax 1300.
- Mengolah gambar pada ilustrasi yang akan digunakan dengan cara
mendigitalisasi sketsa yang sudah dipindai dikomputer dengan menggunakan software Adobe Ilustrator CS6,Adobe Photoshop CS6 dan CorellDRAW X5.
Gambar IV.3 Logo
Gambar IV.5 Siap cetak
IV.2 Proses Produksi
Proses produksi ini meliputi meliputi dua hal yaitu proses produksi terhada media
utama dan proses produksi terhadap media pendukung. Proses produksi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut ini:
IV.2.1 Media Utama
Media utama yang dalam perancangan ini adalah sebuah desain kemasan
Onde-onde BoLiem. Ada beberapa macam desain kemasan tahu dikarenakan melihat
produk dan tingkat keamanannya. Setelah desain dibuat dengan sketsa manual
kemudian dilanjutkan kedalam sketsa digital dengan layout kemasan dan 44 ukuran,Proses terakhir adalah percetakan semua artwork dengan printer, untuk
kemudian dibuat dummy.
Gambar IV.6 Kemasan Kertas
Ukuran : 14 x 6 x 21 cm
Material : Kertas Nasi
Teknis Produksi : Cetak Offset
IV.2.2 Media Pendukung
Media pendukung dalam perancangan ini dibuat untuk mendukung hadirnya
kemasan dengan identitas visual yang baru. Untuk menciptakan suasana dilokasi
dengan identitas visual yang baru pemilihan media ini pun dilakukan dengan
cermat agar tidak membuat konsumen bingung dengan hadirnya kemasan baru.
Hamper sama dengan pembuatan media utama yaitu setelah desain dibuat dengan
sketsa manual kemudian dilanjutkan kedalam sketsa digital dengan layout dan ukuran, Proses terakhir media pendukung ini adalah percetakan semua artwork
dengan printer, untuk kemudian dibuat dummy.
Gambar IV.7 Banner Mini
Ukuran : 160 x 60 cm
Material : Albatros laminasi Dof
Teknis Produksi : Digital Printing
Spanduk
Gambar IV.8 Spanduk BoLiem
Ukuran : 300 x 100 cm
Material : Flexi Cina 280 gram Outdor
Poster
Gambar IV.9 Poster
Ukuran : 29 x 60 cm
Material : Gloosy
Teknis Produksi : Digital Printing
Gambar IV.10 Stiker BoLiem
Ukuran : 12 x 7 cm
Material : Stiker Polyposter
Teknis Produksi : Digital Printing Ukuran : Diameter 8,5 cm
Material : Stiker Polyposter
Teknis Produksi : Digital Printing Ukuran : 8,5 x 7 cm
Material : Stiker Polyposter
Teknis Produksi : Digital Printing
Pin
Gambar IV.11 Pin
Ukuran : Diameter 5,8 cm
Material : Art Paper 80 gram
RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
a. Nama : Aldi Bachtiar Alamsyah b. Tempat dan Tanggal Lahir : Karawang, 08 Oktober 1992 c. Status Perkawinan : Belum Kawin
d. Alamat Lengkap : Griya Japan Raya Jl Basket blok NN 6 Sooko Mojokerto
e. Nama Ayah : Rudi Hanafi f. Pekerjaan Ayah : Wiraswata
g. Nama Ibu : Farida Anggraeni
h. Pekerjaan Ibu : Jl. Sarijadi Blok.02 No.102 RT.06/RW.02 Bandung 40151
Pendidikan Formal
a. TK Baptis : 1996
b. SD Negeri Japan : 1998 s/d 2003
c. MTs Negeri Mojokerto : 2003 s/d 2007
d. SMAN 1 Sooko Mojokerto : 2007 s/d 2010
e. Desain Komunikasi Visual ( D3 )