• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN FUNDAMENTAL

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas

Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

TIM PENGUSUL

Dr. Muhammad Da’i

, S.Si., M.Si., Apt.

(0617047401)

Rosita Melannisa, M.Si., S.Si., Apt.

(0607037602)

Ika Trisharyanti D.K., M.Farm., S.Si., Apt. (0619037901)

dibiayai oleh:

Koordinasi Perguruan Tinggi Wilayah VI, Kemendikbud RI, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor:

008/K6/KL/SP/2013, Tanggal 16 Mei 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

DESEMBER

2013

(2)
(3)

RINGKASAN

(4)

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kami.

Alhamdulillah, kami telah dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian hibah fundamental dengan judul Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker, harapan kami semoga hasil yang dicapai dapat bermanfaat.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ……….. 1

RINGKASAN ... 2

PRAKATA……….. 3

DAFTAR ISI……….. 4

DAFTAR TABEL……… 5

DAFTAR GAMBAR……… 6

BAB I PENDAHULUAN... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN………. 19

BAB IV METODE PENELITIAN……… 21

BAB V HASIL YANG DICAPAI……… 26

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA……… 27

BAB VII KESIMPULAN ……….. 36

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi spot-spot dalam ekstrak etanol daun jati belanda ...26

Tabel 2. Kurva baku penetapan kadar rutin dalam ekstrak daun Jati Belanda...27

Tabel 3. Data sitotoksisitas terhadap sel WiDr ...28

Tabel 4. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel MCF-7 ...29

Tabel 5. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel HeLa...30

Tabel 6. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel T47D...31

Tabel 7. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel Vero...33

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Strategi Menurunkan level cdk-4 ...13

Gambar 2. Daun Jati Belanda………..

Gambar 3. Hasil Uji KLT Fraksi Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda. Fase diam silika gel GF254. Fase gerak Toluene : etil asetat : asam format (4:6:1) digunakan pada (a) pembanding tilarosied dan (b) ekstrak...26

Gambar 4. Hasil uji sitotoksistas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel WiDr, hasil uji diperoleh nilai IC , µg/mL ...28

Gambar 5. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel MCF- , diperoleh nilai IC , µg/mL...29

Gambar 6. Morfologi sel MCF-7 setelah uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel MCF-7...29

Gambar 7. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel HeLa, diperoleh nilai IC , µg/mL ...30

Gambar 8. Morfologi sel HeLa setelah uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel HeLa...31

Gambar 9. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel T47D, diperoleh nilai IC50 1806,22 µg/mL...32

Gambar 10. Morfologi sel T47D setelah uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel T47D ...32

Gambar 11. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap sel Vero, diperoleh nilai IC , µg/mL ...33

Gambar 12. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap perubahan morfologi sel Vero. ...34

Gambar 13. Morfologi sel MCF-7 uji apoptosis...35

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian

cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Kanker merupakan pertumbuhan dan

perkembangan sel yang tidak terkontrol yang terjadi di dalam tubuh. Insidensi

berbagai jenis kanker mengalami peningkatan di negara-negara berkembang

(Garcia et al., 2007). Kanker payudara dan kanker serviks merupakan dua jenis

kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia (Tjindarbumi &

Mangunkusumo, 2002). Perkembangan kanker seringkali dijumpai sudah dalam

stadium lanjut (metastatis) dan melibatkan mekanisme molekuler yang komplek

sehingga menimbulkan masalah dalam terapinya (Gibbsb, 2000).

Kemoterapi yang merupakan salah satu usaha pengobatan kanker stadium

lanjut paling memungkinkan masih sering menimbulkan kegagalan dikarenakan

rendahnya selektifitas obat-obat antikanker. Usaha penemuan obat antikanker yang

aman dan selektif terhadap pengobatan dan pencegahan kanker khususnya yang

berasal dari tanaman obat perlu untuk dilakukan. Beberapa obat antikanker yang

berasal dari tanaman telah digunakan pada kemoterapi kanker secara efektif.

Alkaloid vincristine dan vinblastine merupakan contoh obat antikanker yang telah

lama digunakan dan diketahui mekanisme molekulernya begitu juga dengan taxol

(Cragg & Newman, 2005). Teori ilmiah mengenai pengaruh molekuler tanaman obat

yang berkhasiat antikanker terhadap sel kanker sangat diperlukan untuk

pengembangan obat antikanker yang aman dan selektif.

Tanaman Jati Belanda terutama bagian daunnya telah lama digunakan pada

pengobatan tradisional dan telah banyak diteliti. Tanaman ini secara tradisional

digunakan sebagai teh penurun berat badan; pengobatan beberapa penyakit seperti

malaria, diare, raja singa, gangguan hati dan ginjal, serta wasir; dan dapat

menstimulasi konstraksi rahim (Anonim, 2009). Aktivitas antibakteri dan antiviral

Jati belanda juga telah dilaporkan (Felipe et al., 2006; Tumbel, 2009). Selain itu,

ekstrak etanol daun Jati belanda terbukti dapat menghambat aktivitas lipase

pankreas (Iswantini et al., 2011) dan ekstrak airnya menurunkan kadar lipid pada

(9)

Potensi daun Jati Belanda terhadap aktivitas antikanker perlu untuk

dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian awal oleh tim membuktikan efek sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda pada sel kanker payudara T47D. Hasil ini sejalan

dengan penelitian Nascimento et al. (1990) pada sel KB. Senyawa procyanidin B-2

yang diisolasi dari tanaman ini memperlihatkan aktivitas sitotoksik pada sel Raji

dan sel melanoma tetapi tidak aktif terhadap sel kanker paru A-549 (Kashiwada et

al., 1992; Ito et al., 2002). Berdasarkan penelitian di atas, mekanisme molekuler

sitotoksisitas pada sel kanker oleh ekstrak etanol daun Jati Belanda perlu untuk

dipelajari sehingga mendukung pengembangannya sebagai obat antikanker yang

aman dan selektif.

Perumusan masalah yang dapat disampaikan berdasarkan uraian di atas

adalah:

1. Apakah ekstrak etanol daun Jati Belanda memiliki aktivitas antiproliferatif yang

selektif terhadap sel kanker?

2. Apakah ekstrak etanol daun Jati Belanda dapat menghambat ekspresi

protein-protein yang memacu terjadinya proliferasi sel kanker payudara?

3. Apakah ekstrak etanol daun Jati Belanda dapat memacu apoptosis sel kanker dan

mempengaruhi ekspresi protein-protein yang mengatur terjadinya apoptosis

pada sel kanker?

B. Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan selektifitas aktivitas sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap beberapa sel kanker secara in vitro.

Penelitian dilakukan untuk mengkaji aktivitas antiproliferatif dan mekanisme

antikanker ekstrak etanol daun Jati Belanda dengan pengamatan pada ekspresi

protein yang berpengaruh pada proliferasi sel kanker melalui uji doubling time dan

flow cytometry. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mempelajari pengaruh

molekulernya pada pemacuan apoptosis sel kanker dengan metode double stainning.

Mekanisme molekuler dipelajari dengan metode imunositokkimia dan western blott.

C. Urgensi Penelitian

Penggunaan obat-obat herbal mengalami peningkatan di seluruh dunia

(10)

perawatan kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit

lebih mudah diterima oleh tubuh dengan efek samping yang minimal. Bukti ilmiah

mengenai keamanan dan efektivitas terapi dengan produk herbal dapat

memperkuat penggunaanya sebagai alternatif dari pengobatan modern (Pal &

Shukla, 2003). Saat ini, Indonesia sedang mengembangkan penelitian mengenai 9

tanaman obat unggulan menjadi fitofarmaka termasuk didalamnya adalah bahan

utama pada penelitian ini yaitu daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) menjadi

penurun kolesterol dan antidiabetes (Dewoto, 2007).

Penggunaan obat herbal untuk penyakit kanker juga mengalami

peningkatan, di samping perkembangan penelitian untuk mendapatkan senyawa

anti kanker baru yang berasal dari tanaman obat tradisional. Pengobatan kanker

pada saat ini masih menimbulkan masalah pada selektifitas dan keamanan serta

efek samping pada sel normal. Peningkatan ilmu pengetahuan terkait mekanisme

molekuler dan patofisiologi kanker manusia mendorong pengembangan obat

antikanker pada target molekuler sehingga diharapkan dapat menghasilkan obat

antikanker dengan efektifitas yang lebih besar dan toksisitas yang lebih rendah

(Gibbsb, 2000). Beberapa agen antikanker yang berasal dari tanaman seperti

vincristine, vinblastine dan taxol telah terbukti efektif. Senyawa-senyawa tersebut

mempunyai target molekuler spesifik pada penghambatan proliferasi sel kanker

(Cragg & Newman, 2005). Pengembangan penelitian obat antikanker yang berasal

dari tanaman obat sangat memerlukan penelusuran mekanisme molekuler untuk

menunjang keefektifan terapi dengan obat herbal dan keamanannya.

Potensi daun Jati Belanda sebagai kekayaan khasanah pengobatan berbasis

tanaman obat di Indonesia perlu terus ditingkatkan. Penggunaan daun Jati Belanda

oleh masyarakat telah mengakar dalam budaya pengobatan tradisional dan

penelitiannya sebagai penurun kolesterol dan antidiabetes telah berkembang.

Penelitian awal yang mengungkap adanya aktivitas antikanker daun jati Belanda

perlu dilanjutkan. Penelitian ini akan mengungkap selektifitas aktivitas sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda dengan berbasis pada uji aktivitas in vitro terhadap

beberapa sel kanker dan dilanjutkan uji doubling time dan pengamatan apoptosis sel

kanker dengan double staining. Pengaruh molekuler ekstrak etanol daun Jati

Belanda secara spesifik pada cell cycle diamati dengan flow cytometry. Kajian pada

(11)

pengatur proliferasi dan apoptosis sehingga dapat mengungkapkan mekanisme

molekuler daun Jati Belanda sebagai antikanker. Terungkapnya hal tersebut

memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan terkait aktivitas

ekstrak etanol daun Jati Belanda sebagai antikanker baik secara in vitro maupun in

vivo. Hasil penelitian ini dalam jangka panjang mendukung pengembangan ekstrak

etanol daun Jati Belanda yang lebih efektif dan aman karena mekanisme

molekulernya telah diketahui. Perkembangan pembangunan di bidang kesehatan

akan meningkat khususnya pada pengembangan penggunaan preparat tanaman Jati

Belanda ke arah obat herbal terstandar dan fitofarmaka dengan adanya teori ilmiah

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker dan terapi kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian

cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Penyakit kanker terdiri dari paling

sedikit 100 jenis, di Amerika jumlah pasien meninggal mencapai 553.400 dari total

penderita 1.268.000 (Greenlee et al., 2001). Penelitian yang sama menunjukan

bahwa kanker menempati peringkat ke dua sebagai penyebab kematian setelah

penyakit jantung. Penderita kanker di Indonesia sekitar 4,3% dan menduduki

peringkat ke 6 penyebab kematian (Anonim, 1998). Kanker leher rahim dan kanker

payudara memiliki tingkat insidensi tinggi pada wanita dari berbagai jenis kanker

(Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002).

Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol diikuti dengan

proses invasi ke jaringan sekitar dan penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh yang

lain. Kanker pada dasarnya merupakan sel dengan proliferasi yang tak terkendali

akibat kerusakan gen, utamanya pada regulator daur sel (Sher, 1996). Pertumbuhan

kanker merupakan proses mikroevolusioner yang dapat berlangsung dalam

beberapa bulan atau beberapa tahun (Albert, 1994). Proses pertumbuhan ini

dinamakan karsinogenesis, dimulai dari satu sel kanker yang memperbanyak diri

dan membentuk koloni kecil dalam jaringan yang sama. Selanjutnya terjadi

perubahan genetik (seperti aktivasi onkogen) yang menyebabkan koloni dari sel

abnormal ini menjadi malignan (Scheneider, 1997).

Kanker terjadi karena adanya perubahan mendasar dalam fisiologi sel yang

akhirnya tumbuh menjadi malignan. Secara umum, ciri-ciri dari sel kanker adalah:

a) Memiliki kemampuan mencukupi sinyal pertumbuhan sendiri yang dapat

memacu daur sel. b) Insensitivitas terhadap anti faktor pertumbuhan yang

menyebabkan daur sel tidak terhenti. c) Kehilangan kemampuan apoptosis

(kemampuan melakukan program bunuh diri), sehingga sel tersebut terus

bertambah. d) Invasi ke jaringan lain dan masuk ke peredaran darah, sehingga dapat

mengalami metastasis. e) Potensi replikasi yang tidak terbatas (immortal). f)

Kemampuan untuk membentuk saluran darah ke sel kanker (angiogenesis)

(13)

Beberapa usaha pengobatan terhadap kanker telah dilakukan secara

intensif, yaitu dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Diantara ketiga

cara tersebut, kemoterapi merupakan pilihan pengobatan yang paling

memungkinkan untuk pengobatan kanker pada stadium lanjut (sudah metastasis).

Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan menggunakan senyawa kimia yang

bekerja langsung pada sel kanker. Beberapa agen kemoterapi yang sering digunakan

dalam pengobatan kanker payudara adalah Adriamycin (doxorubicin), Aredia

(pamidronate disodium), Cytoxan (cyclophosphamide), Ellence (epirubicin),

Fareston (toremifene), Tamoxifen (Nolvadex), Taxol (paclitaxel), dan Taxotere

(docetaxel). Kegagalan yang sering terjadi dalam usaha pengobatan kanker,

utamanya melalui kemoterapi, lebih dikarenakan rendahnya selektifitas obat-obat

anti kanker dan sensitivitas sel kanker itu sendiri terhadap agen kemoterapi. Usaha

penemuan obat baru yang aman dan selektif terhadap pengobatan dan pencegahan

kanker dengan mengetahui pengaruh molekuler terhadap sel kanker perlu untuk

dilakukan.

Pendekatan terapi kanker dapat dilakukan dengan menghambat

perkembangan sel kanker tersebut baik melalui pemacuan apoptosis dan

penghambatan daur sel yang dapat teramati secara in vitro. Proses terbentuknya sel

kanker umumnya disebabkan oleh tidak terkendalinya proliferasi sel, maka

pengembangan obat-obat antikanker dapat diarahkan pada regulasi daur sel dan

dan kontrol cekpoint (Saphiro & Harper, 1999), faktor pertumbuhan dan signal

faktor pertumbuhan (Gibbsa, 2000), penghambatan angiogenesis (Keshet & Bens

Sasson, 1999), dan pemacuan apoptosis (Fisher, 1994).

Salah satu strategi pengembangan obat anti kanker adalah penemuan

senyawa baru yang mendasarkan target aksinya pada gen-gen yang mengatur

pertumbuhan, diferensiasi, dan kematian sel. Pengembangan obat antikanker

dengan didasarkan pada regulasi cell cycle (Gambar 1) diarahkan pada

penghambatan terjadinya proses pembelahan sel, sehingga senyawa ataupun

protein yang diberikan kepada penderita dapat mencegah terjadinya sintesis DNA

dan mitosis. Pada berbagai kasus kanker, sering ditandai dengan hilangnya pRb,

inaktivasi p16INK4, amplifikasi Cdk-4 dan meningkatnya ekspresi Cyclin D1 yang

akan memacu proliferasi sel kanker. Strategi pengembangan obat antikanker pada

(14)

meningkatkan ekspresi p16INK4. Secara ringkas, strategi tersebut sesuai dengan

gambar 3 (Saphiro & Harper 1999). Sel kanker dapat dihambat pertumbuhannya

pada fase G2M pada cell cycle. Sel mengalami pertumbuhan dan sintesis protein

pada fase G2 sehingga cukup untuk kelangsungan hidup dua sel yang akan terbentuk

dan siap untuk masuk ke fase M dan mengalami pembelahan menjadi dua sel yang

identik. Penghambatan sel pada fase G2M ini dikaitkan dengan peningkatan expresi

protein p21 Waf/CIP. Protein tersebut merupakan inhibitor siklus sel yang berperan

penting pada regulasi siklus sel. Peningkatan ekspresi protein p21 tersebut terkait

erat dengan terjadinya apoptosis pada sel. Ekspresi protein p21 dapat terjadi baik

tergantung maupun tidak tergantung pada perubahan ekspresi protein p53 (Harper

et al., 1993; Michieli et al., 1994; Zeng & El-Deiry et al., 1996).

Gambar 1. Strategi menurunkan level cdk4 yang memodulasi progresi cell

cycle

Kematian sel merupakan proses normal yang berfungsi untuk perbaikan

jaringan dan penghilangan sel yang rusak yang mungkin berbahaya bagi tubuh.

Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram atau program bunuh diri sel

yang memerlukan mRNA dan sintesis protein tertentu (King, 2000). Apoptosis dapat

dipacu melalui jalur ekstrinsik dan intrinsik yang melibatkan protein intraseluler

caspase. Hal tersebut mendorong untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap

ekspresi protein-protein yang terkait dengan regulasi siklus sel maupun apoptosis.

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh molekuler pada protein p53,

(15)

p21, cdc-2, caspase-3/6/7/9 dan PARP serta PUMA dan BAX yang terkait langsung

dengan regulasi siklus sel fase G2M dan apoptosis.

B. Jati Belanda

Jati Belanda telah lama dikenal oleh masyarakat di dunia. Tanaman ini

(Gambar 2) dikenal sebagai jati blanda (Sumatra); jati londo dan jatos landi (Jawa);

Bastard cedar di Inggris; Orme d’amerique (Perancis) dan Guasima di Meksiko

(Dep.Kes.RI., 2008). Kedudukan tanaman jati belanda dalam sistem tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magniliopsida

Anak kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Guazuma

Species : Guazuma ulmifolia Lamk. (Anonim, 2009)

Gambar 2. Daun Jati Belanda

Kandungan kimia dalam tanaman ini dilaporkan dalam beberapa penelitian.

adalah senyawa tanin dan musilago. Penelitian awal oleh tim menunjukkan

kandungan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, dan polifenol

(Melannisa et al., 2011). Sukandar et al. (2009) melaporkan kandungan alkaloid,

flavonoid, tanin, dan terpenoid pada simplisia dan ekstrak air. Adanya cyanogenic

(16)

termasuk salah satu dari 9 tanaman obat unggulan yang sedang dikembangkan

penelitiannya menjadi fitofarmaka menjadi penurun kolesterol dan antidiabetes

(Dewoto, 2007). Berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia (2008), kualitas ekstrak

etanol daun Jati Belanda ditandai dengan kandungan flavonoid 3,2% (sebagai

kuersetin) dan keberadaan senyawa tilirosida.

Tanaman Jati Belanda terutama bagian daunnya telah lama digunakan pada

pengobatan tradisional dan telah banyak diteliti. Tanaman ini secara tradisional

digunakan sebagai teh penurun berat badan; pengobatan beberapa penyakit seperti

malaria, diare, raja singa, gangguan hati dan ginjal, serta wasir; dan dapat

menstimulasi konstraksi rahim (Anonim, 2009). Ekstrak air dan ekstrak etil asetat

daun Jati Belanda menghambat herpes bovine virus dan virus polio dengan metode

plague assay (Felipe etal., 2006). Aktivitas antibakteri ekstrak metanolnya terhadap

Escherichia coli telah dibuktikan pada penelitian Tumbel (2009). Selain itu, ekstrak

etanol daunnya terbukti dapat menghambat aktivitas lipase pankreas (Iswantini et

al., 2011) dan ekstrak airnya menurunkan kadar lipid pada tikus (Sukandar et al.,

2009). Aktivitas antidiabetes dari tanaman ini telah diteliti (Alonso-Castro &

Salazar-Olivo, 2008). Ekstrak etanol daun Jati Belanda tidak bersifat toksik pada

tikus (Utomo, 2008).

Potensi daun Jati Belanda terhadap aktivitas antikanker perlu untuk

dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian awal oleh tim membuktikan efek sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda pada sel kanker payudara T47D. Hasil ini sejalan

dengan penelitian Nascimento (1990) pada sel KB. Senyawa procyanidin B-2 yang

diisolasi dari tanaman ini memperlihatkan aktivitas sitotoksik pada sel Raji dan sel

melanoma tetapi tidak aktif terhadap sel kanker paru A-549 (Kashiwada et al., 1992;

Ito et al., 2002). Berdasarkan penelitian di atas, mekanisme molekuler sitotoksisitas

pada sel kanker oleh ekstrak etanol daun Jati Belanda perlu untuk dipelajari

sehingga dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk pengembangan sebagai

obat antikanker yang aman dan selektif.

C. Pengembangan Tanaman Obat Tradisional sebagai Antikanker

Penggunaan obat-obat herbal mengalami peningkatan di seluruh dunia

terutama di negara berkembang. Selain murah, penggunaan obat herbal dalam

(17)

lebih mudah diterima oleh tubuh dengan efek samping yang minimal. Bukti ilmiah

mengenai keamanan dan efektivitas terapi dengan produk herbal dapat

memperkuat penggunaanya sebagai alternatif dari pengobatan modern (Pal &

Shukla, 2003). Penggunaan obat herbal untuk penyakit kanker juga mengalami

peningkatan. Sekitar 7-48% pasien yang telah didiagnosis kanker menggunakan

pengobatan herbal (Gratus, 2009). Penggunaan tanaman obat tersebut sering kali

dikembangkan berdasarkan penggunaannya secara empiris atau berdasarkan kajian

etnobotani-nya (Heinrich, 2003).

Sebagian besar penelitian tanaman obat telah diarahkan pada pemahaman

yang lebih baik dari efek farmakologisnya selain kajian fitokimianya (Heinrich,

2003). Selain itu, perkembangan penelitian tersebut juga diarahkan untuk

mendapatkan senyawa anti kanker baru yang berasal dari tanaman obat tradisional.

Beberapa agen antikanker yang berasal dari tanaman seperti vincristine, vinblastine

dan taxol telah terbukti efektif. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai target

molekuler spesifik pada penghambatan proliferasi sel kanker (Cragg & Newman,

2005).

Perkembangan penelitian mengenai pengobatan kanker berupaya untuk

meningkatkan selektifitas dan keamanannya serta mengurangi efek samping pada

sel normal. Peningkatan ilmu pengetahuan terkait mekanisme molekuler dan

patofisiologi kanker manusia mendorong pengembangan obat antikanker pada

target molekuler sehingga diharapkan dapat menghasilkan obat antikanker dengan

efektifitas yang lebih besar dan toksisitas yang lebih rendah (Gibbsb, 2000).

Identifikasi agen antikanker selain didasarkan pada kajian etnobotani dan fitokimia

tetapi juga berbasis uji sitotoksik secara in vitro dan in vivo. Kelemahan uji

sitotoksik yang belum dapat menggambarkan kompleksitas kanker pada manusia

dapat diatasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya biologi molekuler

(Gibbsb, 2000) sehingga penelitian dapat diarahkan target molekuler yang spesifik

seperti sinyal transduksi, regulasi cell cycle, apoptosis dan angiogenesis (Hanahan &

Wienberg, 2000).

Uji sitotoksik adalah uji toksisitas secara in vitro menggunakan kultur sel

yang digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas antikanker suatu senyawa atau

bahan alam yang berpotensi sebagai antikanker. Informasi yang didapat secara in

(18)

MTT assay merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk uji sitotoksik.

Metode ini mengukur proliferasi sel secara kolorimetrik dan telah diadopsi sebagai

alat tes kolorimetri cepat untuk kelangsungan hidup sel (MTT assay) dan dapat

mengidentifikasi selektifitas senyawa uji berdasarkan respon sitotoksik dan

resistensi pada berbagai jenis sel kanker (Chabner & Jr, 2005). Beberapa tanaman

dapat memberikan respon pada beberapa sel kanker tertentu tetapi tidak pada sel

yang lain. Penelitian Ueda et al. (2002) menunjukkan selektifitas Coscinium

fenestratum terhadap selektif terhadap sel kanker paru metastatik (A549 LLC dan

B16-BL6), sementara Hydnophytum formicarum dan Streptocaulan juventas

menunjukkan aktivitas selektif pada sel kanker HeLa dan A549. Penelitian ini pada

tahap awal akan ditujukan untuk mengetahui selektifitas ekstrak etanol daun Jati

Belanda terhadap beberapa sel kanker seperti Hela, T47D dan MCF7.

Uji sitotoksik secara in vitro dapat dilanjutkan pada pengamatan seluler dan

level molekuler untuk mengetahui target molekuler efek sitotoksik tersebut.

Pengamatan perubahan dapat diarahkan pada target molekuler yang spesifik seperti

sinyal transduksi, regulasi cell cycle, apoptosis dan angiogenesis. Adanya perubahan

morfologi karakteristik dan fragmentasi DNA menunjukkan aktivitas antiproliferatif

terjadi karena induksi apoptosis telah diamati pada penelitian beberapa tanaman

obat (Ueda et al., 2002). Mekanisme aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun Jati

Belanda pada penelitian ini akan dimulai dengan pengamatan pada level seluler

terhadap regulasi cell cycle dan apoptosis.

Penelusuran mekanisme molekuler dapat dilakukan dengan mengamati

level ekspresi protein-protein tertentu (Kuo et al., 2005; Malikova et al., 2006).

Regulasi cell cycle berdasarkan aktivasi cyclins dan cyclin-dependent kinases (CDKs)

yang menginisiasi perpindahan sel dari fase G1 ke fase S dan dari fase G2 berlanjut

ke mitosis. Kanker sering kali disebabkan aktivitas cyclin-dependent kinase yang

tidak terkontrol oleh inhibitor cell cycle seperti p21 (Malikova et al., 2006).

Pengamatan ekspresi protein regulator cell cycle merupakan salah satu penelusuran

mekanisme molekuler yang spesifik. Induksi apoptosis pada sel tumor dinilai sangat

berguna dalam terapi dan pencegahan kanker. Berbagai bahan alam telah terbukti

memiliki kemampuan menginduksi apoptosis pada sel kanker yang berasal dari

manusia (Taraphdar et al., 2001). Penelitian ini akan diarahkan pada penelusuran

(19)

immunositokimia dan western blott pada gen/protein yang terlibat pada regulasi

siklus sel fase G2M seperti p53, p21 dan cdc-2 serta protein-protein yang terlibat

pada proses apoptosis seperti p53, BAX, PUMA, Caspase-3, Caspase-7, Caspase-8,

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Albert, B. (1994). Moleculer Biology of the Cell. 3rd ed. Garland Publisher.Inc. New York and

London.

Alonso-Castro, A.J., dan Salazar-Olivo, L.A. (2008). The anti-diabetic properties of

Guazumaulmifolia Lam are mediated by the stimulation of glucose uptake in normal and diabetic adipocytes without inducing adipogenesis. Journal of Ethnopharmacology. Volume 118. Issue 2. Pages 252–256.

Anonim (1998). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta.

Anonim (2009). Guazuma ulmifolia Lamk, Laporan Penelitian Laboratorium Penetapan Mutu dan Keamanan Ekstrak. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammdiyah Surakarta. Surakarta.

Chabner, B. A., & Jr, T. G. R. (2005). Chemotherapy and the war on cancer. Breast,

5(January).

Cragg, G. M., & Newman, D. J. (2005). Plants as a source of anti-cancer agents. Journal of ethnopharmacology, 100(1-2), 72-9. doi:10.1016/j.jep.2005.05.011

Dep. Kes. RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. edisi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka *.

Universitas Stuttgart, 205-211.

Felipe, A. M. M., Rincão, V. P., Benati, F. J., Linhares, R. E. C., Galina, K. J., de Toledo, C. E. M.,

Lopes, G. C., et al. (2006). Antiviral effect of Guazuma ulmifolia and Stryphnodendron adstringens on poliovirus and bovine herpesvirus. Biological & pharmaceutical

bulletin, 29(6), 1092-5. Retrieved from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16754999

Fisher, D.E. (1994). Apoptosis in cancer therapy: crossing the threshold. Cell. 78,539-542.

Garcia M., Jemal A., Ward E.M., Center M.M., Hao Y., Siegel R.L. and Thun M.J. (2007) Global Cancer Facts & Figures 2007. Atlanta. GA: American Cancer Society.

Gibbsa, J.B. (2000). Anticancer drug targets: growth factors and growth factor signaling. J.

Clin Invest. 105. 9-13.

Gibbsb, J. B. (2000). Mechanism-based target identification and drug discovery in cancer

research. Science (New York, N.Y.), 287(5460), 1969-73. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10720316

Greenlee, R.T., Hill-Harmon, M.B., Murray,T. and Thun, M. (2001). Cancer Statistics, 2001.

(21)

Hanahan, D. and Wienberg, R.A. (2000) The Hallmarks of Cancer. Cell. Vol 100. 57-70.

Harper, J.W., Adami, G.R., Wei, N., Keyomarsi, K. and Elledge, S.J. (1993). The p21 Cdk-interacting protein Cip1 is a potent inhibitor of G1 cyclin-dependent kinases. Cell.

75. 805–816.

Heinrich, M. (2003). Ethnobotany and natural products: the search for new molecules, new treatments of old diseases or a better understanding of indigenous cultures? Current topics in medicinal chemistry, 3(2), 141-54. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12570770

Iswantini, D., Silitonga, R. F., Martatilofa, E., & Darusman, L. K. (2011). Zingiber cassumunar, Guazuma ulmifolia, and Murraya paniculata Extracts as Antiobesity: In Vitro Inhibitory Effect on Pancreatic. HAYATI Journal of Biosciences, 18(1), 6-10. doi:10.4308/hjb.18.1.6

Ito, H., Kobayashi, E., Li, Sh., Hatano, T., Sugita, D., Kubo, N., Shimura, S., Itoh, Y., Tokuda, H., Nishino, H., and Yoshida, T. (2002). Antitumor Activity Of Compounds Isolated From Leaves Of Eriobotrya Japonica. J Agric Food Chem. 50 8: 2400-3.

Kashiwada, Y., Nonaka, G., Nishioka, I., Chang, Jj., and Lee, Kh. (1992). Antitumor Agents, 129, Tannins And Related Compounds As Selective Cytotoxic Agents, J Nat Prod. 55 8: 1033-43.

Keshet, E. and Bens Sasson, S.A. (1999). Anticancer drug targets: approching angiogenesis.

J. Clin. Inves. 104(11). 1497-1501.

King, R.J.B. (2000). Cancer Biology. 2nd ed. Pearson Education Limited. London.

Kuo, P.-L., Hsu, Y.-L., Chang, C.-H., & Lin, C.-C. (2005). The mechanism of ellipticine-induced apoptosis and cell cycle arrest in human breast MCF-7 cancer cells. Cancer letters,

223(2), 293-301. doi:10.1016/j.canlet.2004.09.046

Malikova, J., Zdarilova, A., & Hlobilkova, A. (2006). Effects of sanguinarine and chelerythrine on the cell cycle and apoptosis. Biomedical papers of the Medical Faculty

of the University Palacký, Olomouc, Czechoslovakia, 150(1), 5-12. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16936897

Michieli, P., Chedid, M., Lin, D., Pierce, J., Mercer, E. and Givol, D. (1994). Induction of WAF1/CIP1 by a p53 independent pathway. Cancer Res. 54, 3391–3395.

Melannisa, R., Kusumowati, I.T.D, Da’i, M. dan Yuliani, R. (2011) Efek Sitotoksik Daun Maitan, Daun Senggani dan Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker Payudara T47D disampaikan pada Kongres Ilmiah XIX dan Rapat Kerja Nasional IAI 2011, 28-30 Oktoner 2011, Manado.

(22)

Pal, S. K., & Shukla, Y. (2003). MINI-REVIEW Herbal Medicine฀: Current Status and the Future. Cancer, 4(80), 281-288.

Scheneider, A.K. (1997). Cancer Genetics, Encyclopedia of Human Biology. 2nd Ed. Academic

Press.New York.

Seigler, D. S. (2005). Cyanogenic glycosides and menisdaurin from Guazuma ulmifolia, Ostrya virgininana, Tiquilia plicata and Tiquilia canescens. Phytochemistry, 66(13), 1567-80. doi:10.1016/j.phytochem.2005.02.021

Shapiro, G.I., and Harper, J.W. (1999). Anticancer drug targets: daur sel and chekpoint control. J. Clin. Invest. 104. 1645-1653.

Sher , C.J. (1996). Cancer cell cycles. Science. 274, 1672-1676.

Sukandar, E. Y., Farmakologi, K. K., Klinik, F., & Farmasi, S. (n.d.). Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda ( Guazuma Ulmifolia Lamk .) terhadap Kadar Lipid Darah pada Tikus Jantan, 102-115.

Taraphdar, A. K., Roy, M., & Bhattacharya, R. K. (n.d.). Natural products as inducers of apoptosis฀: Implication for cancer therapy and prevention. Current.

Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R. (2002). Cancer In Indonesia, Present and Future.

Jpn J Clin Oncol. 32(Supplement 1) S17-S21.

Tumbel, M. (2009). Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia , Lamk ) terhadap Pertumbuhan Eschericia coli Inhibition Assay of Jati Belanda Leaves ( Guazuma ulmifolia , Lamk ) to the Growth of Eschericia coli PENDAHULUAN Ketika pengobatan modern , 85-91.

Ueda, J.-ya, Tezuka, Y., Banskota, A. H., Tran, Q. L., Tran, Q. K., Harimaya, Y., Saiki, I., et al. (2002). Antiproliferative Activity of Vietnamese Medicinal Plants. Biological & Pharmaceutical Bulletin, 25(6), 753-760. doi:10.1248/bpb.25.753

Utomo, A.W. (2008). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) Pada Tikus Wistar. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Gambar

Gambar 1. Strategi menurunkan level cdk4 yang memodulasi progresi cell
Gambar 2. Daun Jati Belanda

Referensi

Dokumen terkait

Dalam meningkatkan performa kinerja dari prosesor ada berbagai cara yang bisa dilakukan, sebutkan 5 cara itu serta langkah detail dari pelaksanaannya..

Permukaan bidang plafond dan dinding menjadi tempat perletakan sistem jaringan pipa distribusi air limbah dari ruang-ruang servis menuju sarana pembuangan, sedangkan bidang

Dari hasil perhitungan COE sistem PLTS pada bangunan komersial dapat diketahui bahwa biaya energi PLTS dengan menggunakan modul tipe polikristal sebesar $0.095/kWh

Sebanyak lima isolat dari 16 isolat toleran pH 9 yang berhasil diisolasi dari tanah Taman Wisata Alam Situ Gunung, Sukabumi adalah bakteri yang memiliki aktivitas amilolitik

Terima Kasih Atas Doa Restu Pada Acara Tasyakuran Usia 1 Tahun Cucu Kami. AHMAD ALFILLAH

(Satu milyar tujuh ratus enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu sembilan ratus delapan puluh sembilan koma tujuh belas rupiah ) terrmasuk PPN. Demikian pengumuman

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi optimum yang relatif lebih baik dalam proses isolasi eugenol dalam minyak cengkeh

Web site Iklan-HP ini dibuat untuk lebih mengenal dan mengetahui lebih lanjut tentang pembuatan web site, sehingga kita dapat membuat web site sesuai dengan keinginan sendiri