• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

HIBAH FUNDAMENTAL

JUDUL

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda

Terhadap Sel Kanker

Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun

TIM PENGUSUL

Dr. Muhammad Da’

i, S.Si., M.Si., Apt.

NIDN 0617047401

Ika Trisharyanti D.K., S.Si., M.Farm., Apt.

NIDN 0619037901

Dibiayai oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Wilayah VI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor 007/K6/KL/SP/PENELITIAN/2014, Tanggal 8 Mei 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

RINGKASAN

Penelitian awal terhadap ekstrak etanol daun Jati Belanda menunjukkan

efek penghambatan pertumbuhan terhadap sel kanker payudara (MCF-7). Hasil

uji sitotoksistas terhadap sel WiDr, MCF-7, HeLa, T47D dan Vero secara

berturut-turut adalah 36,50; 58,02; 53,36; 1806,22 dan 2451,65 µg/mL. (T47D).

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas tilirosida dari ekstrak etanol

daun Jati Belanda terhadap sel kanker. Penelitian dimulai dengan isolasi tilirosida

dan dilanjutkan dengan pengujian potensi aktivitas in vitro terhadap beberapa sel

kanker dengan uji sitotoksik pada berbagai konsentrasi menggunakan metode

(4)

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kami.

Alhamdulillah, kami telah dapat menyelesaikan sekitar 90% penelitian hibah fundamental dengan judul Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker, harapan kami semoga hasil yang dicapai dapat bermanfaat.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN

PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 15

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 17

BAB V. HASIL YANG DICAPAI ... 19

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gbr 1. Strategi menurunkan level cdk4 yang memodulasi progresi cell cycle

... 9

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data konsentrasi tilirosid dan % sel hidup MCF-7 ... 19

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka

kematian cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Kanker merupakan

pertumbuhan dan perkembangan sel yang tidak terkontrol yang terjadi di dalam

tubuh. Insidensi berbagai jenis kanker mengalami peningkatan di negara-negara

berkembang (Garcia et al., 2007). Kanker payudara dan kanker serviks

merupakan dua jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia

(Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002). Perkembangan kanker seringkali

dijumpai sudah dalam stadium lanjut (metastatis) dan melibatkan mekanisme

molekuler yang komplek sehingga menimbulkan masalah dalam terapinya

(Gibbsb, 2000).

Kemoterapi yang merupakan salah satu usaha pengobatan kanker

stadium lanjut paling memungkinkan masih sering menimbulkan kegagalan

dikarenakan rendahnya selektifitas obat-obat antikanker. Usaha penemuan obat

antikanker yang aman dan selektif terhadap pengobatan dan pencegahan kanker

khususnya yang berasal dari tanaman obat perlu untuk dilakukan. Beberapa obat

antikanker yang berasal dari tanaman telah digunakan pada kemoterapi kanker

secara efektif. Alkaloid vincristine dan vinblastine merupakan contoh obat

antikanker yang telah lama digunakan dan diketahui mekanisme molekulernya

begitu juga dengan taxol (Cragg & Newman, 2005). Teori ilmiah mengenai

pengaruh molekuler tanaman obat yang berkhasiat antikanker terhadap sel

kanker sangat diperlukan untuk pengembangan obat antikanker yang aman dan

selektif.

Potensi daun Jati Belanda terhadap aktivitas antikanker perlu untuk

dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian awal oleh tim membuktikan efek sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda pada sel kanker payudara T47D. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Nascimento et al. (1990) pada sel KB. Senyawa

procyanidin B-2 yang diisolasi dari tanaman ini memperlihatkan aktivitas

sitotoksik pada sel Raji dan sel melanoma tetapi tidak aktif terhadap sel kanker

paru A-549 (Kashiwada et al., 1992; Ito et al., 2002). Tilirosida merupakan salah

(9)

tilirosida dapat menghambat pertumbuhan dua cell line yaitu: CCRF-CEM dan

NAMALWA dengan IC50 berturut-turut 17,1 dan 16,1 µg/mL (Dimas et al., 2000).

Berdasarkan penelitian di atas, tilirosida dari d daun Jati Belanda perlu untuk

dipelajari sehingga mendukung pengembangannya sebagai obat antikanker yang

aman dan selektif. Penelitian ini diarahkan pada sel kanker payudara, mengingat

tingginya insidensi kanker payudara di Indonesia.

Perumusan masalah yang dapat disampaikan berdasarkan uraian di atas

adalah:

1. Apakah tilirosida memiliki aktivitas antiproliferatif yang selektif terhadap sel

kanker payudara?

2. Apakah ekstrak etanol daun Jati Belanda dapat menghambat sel kanker

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker dan terapi kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka

kematian cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Penyakit kanker terdiri dari

paling sedikit 100 jenis, di Amerika jumlah pasien meninggal mencapai 553.400

dari total penderita 1.268.000 (Greenlee et al., 2001). Penelitian yang sama

menunjukan bahwa kanker menempati peringkat ke dua sebagai penyebab

kematian setelah penyakit jantung. Penderita kanker di Indonesia sekitar 4,3%

dan menduduki peringkat ke 6 penyebab kematian (Anonim, 1998). Kanker leher

rahim dan kanker payudara memiliki tingkat insidensi tinggi pada wanita dari

berbagai jenis kanker (Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002).

Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol diikuti dengan

proses invasi ke jaringan sekitar dan penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh

yang lain. Kanker pada dasarnya merupakan sel dengan proliferasi yang tak

terkendali akibat kerusakan gen, utamanya pada regulator daur sel (Sher, 1996).

Pertumbuhan kanker merupakan proses mikroevolusioner yang dapat

berlangsung dalam beberapa bulan atau beberapa tahun (Albert, 1994). Proses

pertumbuhan ini dinamakan karsinogenesis, dimulai dari satu sel kanker yang

memperbanyak diri dan membentuk koloni kecil dalam jaringan yang sama.

Selanjutnya terjadi perubahan genetik (seperti aktivasi onkogen) yang

menyebabkan koloni dari sel abnormal ini menjadi malignan (Scheneider, 1997).

Kanker terjadi karena adanya perubahan mendasar dalam fisiologi sel

yang akhirnya tumbuh menjadi malignan. Secara umum, ciri-ciri dari sel kanker

adalah: a) Memiliki kemampuan mencukupi sinyal pertumbuhan sendiri yang

dapat memacu daur sel. b)Insensitivitas terhadap anti faktor pertumbuhan yang

menyebabkan daur sel tidak terhenti. c) Kehilangan kemampuan apoptosis

(kemampuan melakukan program bunuh diri), sehingga sel tersebut terus

bertambah. d) Invasi ke jaringan lain dan masuk ke peredaran darah, sehingga

dapat mengalami metastasis. e) Potensi replikasi yang tidak terbatas (immortal).

f) Kemampuan untuk membentuk saluran darah ke sel kanker (angiogenesis)

(11)

Beberapa usaha pengobatan terhadap kanker telah dilakukan secara

intensif, yaitu dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Diantara ketiga

cara tersebut, kemoterapi merupakan pilihan pengobatan yang paling

memungkinkan untuk pengobatan kanker pada stadium lanjut (sudah

metastasis). Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan menggunakan

senyawa kimia yang bekerja langsung pada sel kanker. Beberapa agen

kemoterapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker payudara adalah

Adriamycin (doxorubicin), Aredia (pamidronate disodium), Cytoxan

(cyclophosphamide), Ellence (epirubicin), Fareston (toremifene), Tamoxifen

(Nolvadex), Taxol (paclitaxel), dan Taxotere (docetaxel). Kegagalan yang sering

terjadi dalam usaha pengobatan kanker, utamanya melalui kemoterapi, lebih

dikarenakan rendahnya selektifitas obat-obat anti kanker dan sensitivitas sel

kanker itu sendiri terhadap agen kemoterapi. Usaha penemuan obat baru yang

aman dan selektif terhadap pengobatan dan pencegahan kanker dengan

mengetahui pengaruh molekuler terhadap sel kanker perlu untuk dilakukan.

Pendekatan terapi kanker dapat dilakukan dengan menghambat

perkembangan sel kanker tersebut baik melalui pemacuan apoptosis dan

penghambatan daur sel yang dapat teramati secara in vitro. Proses terbentuknya

sel kanker umumnya disebabkan oleh tidak terkendalinya proliferasi sel, maka

pengembangan obat-obat antikanker dapat diarahkan pada regulasi daur sel dan

dan kontrol cekpoint (Saphiro & Harper, 1999), faktor pertumbuhan dan signal

faktor pertumbuhan (Gibbsa, 2000), penghambatan angiogenesis (Keshet & Bens

Sasson, 1999), dan pemacuan apoptosis (Fisher, 1994).

Salah satu strategi pengembangan obat anti kanker adalah penemuan

senyawa baru yang mendasarkan target aksinya pada gen-gen yang mengatur

pertumbuhan, diferensiasi, dan kematian sel. Pengembangan obat antikanker

dengan didasarkan pada regulasi cell cycle (Gambar 1) diarahkan pada

penghambatan terjadinya proses pembelahan sel, sehingga senyawa ataupun

protein yang diberikan kepada penderita dapat mencegah terjadinya sintesis

DNA dan mitosis. Pada berbagai kasus kanker, sering ditandai dengan

hilangnya pRb, inaktivasi p16INK4, amplifikasi Cdk-4 dan meningkatnya ekspresi

Cyclin D1 yang akan memacu proliferasi sel kanker. Strategi pengembangan

obat antikanker pada proses ini dapat diarahkan untuk menghambat Cyclin D1,

(12)

sesuai dengan gambar 3 (Saphiro & Harper 1999). Sel kanker dapat dihambat

pertumbuhannya pada fase G2M pada cell cycle. Sel mengalami pertumbuhan

dan sintesis protein pada fase G2 sehingga cukup untuk kelangsungan hidup

dua sel yang akan terbentuk dan siap untuk masuk ke fase M dan mengalami

pembelahan menjadi dua sel yang identik. Penghambatan sel pada fase G2M ini

dikaitkan dengan peningkatan expresi protein p21 Waf/CIP. Protein tersebut

merupakan inhibitor siklus sel yang berperan penting pada regulasi siklus sel.

Peningkatan ekspresi protein p21 tersebut terkait erat dengan terjadinya

apoptosis pada sel. Ekspresi protein p21 dapat terjadi baik tergantung maupun

tidak tergantung pada perubahan ekspresi protein p53 (Harper et al., 1993;

Michieli et al., 1994; Zeng & El-Deiry et al., 1996).

Gambar 1. Strategi menurunkan level cdk4 yang memodulasi progresi cell cycle

Kematian sel merupakan proses normal yang berfungsi untuk perbaikan

jaringan dan penghilangan sel yang rusak yang mungkin berbahaya bagi tubuh.

Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram atau program bunuh diri sel

yang memerlukan mRNA dan sintesis protein tertentu (King, 2000). Apoptosis

dapat dipacu melalui jalur ekstrinsik dan intrinsik yang melibatkan protein

intraseluler caspase. Hal tersebut mendorong untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut terhadap ekspresi protein-protein yang terkait dengan regulasi siklus sel

maupun apoptosis. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh

(13)

dan BAX yang terkait langsung dengan regulasi siklus sel fase G2M dan

apoptosis.

B. Jati Belanda

Jati Belanda telah lama dikenal oleh masyarakat di dunia. Tanaman ini

(Gambar 2) dikenal sebagai jati blanda (Sumatra); jati londo dan jatos landi

(Jawa); Bastard cedar di Inggris; Orme d’amerique (Perancis) dan Guasima di

Meksiko (Dep.Kes.RI., 2008). Kedudukan tanaman jati belanda dalam sistem

tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magniliopsida

Anak kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Guazuma

Species : Guazuma ulmifolia Lamk. (Anonim, 2009)

Gambar 2. Daun Jati Belanda

Kandungan kimia dalam tanaman ini dilaporkan dalam beberapa

penelitian. adalah senyawa tanin dan musilago. Penelitian awal oleh tim

menunjukkan kandungan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, minyak atsiri,

dan polifenol (Melannisa et al., 2011). Sukandar et al. (2009) melaporkan

kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, dan terpenoid pada simplisia dan ekstrak

air. Adanya cyanogenic glycosides telah diketahui pada tanaman ini (Seigler,

(14)

yang sedang dikembangkan penelitiannya menjadi fitofarmaka menjadi penurun

kolesterol dan antidiabetes (Dewoto, 2007). Berdasarkan Farmakope Herbal

Indonesia (2008), kualitas ekstrak etanol daun Jati Belanda ditandai dengan

kandungan flavonoid 3,2% (sebagai kuersetin) dan keberadaan senyawa

tilirosida.

Tanaman Jati Belanda terutama bagian daunnya telah lama digunakan

pada pengobatan tradisional dan telah banyak diteliti. Tanaman ini secara

tradisional digunakan sebagai teh penurun berat badan; pengobatan beberapa

penyakit seperti malaria, diare, raja singa, gangguan hati dan ginjal, serta wasir;

dan dapat menstimulasi konstraksi rahim (Anonim, 2009). Ekstrak air dan ekstrak

etil asetat daun Jati Belanda menghambat herpes bovine virus dan virus polio

dengan metode plague assay (Felipe et al., 2006). Aktivitas antibakteri ekstrak

metanolnya terhadap Escherichia coli telah dibuktikan pada penelitian Tumbel

(2009). Selain itu, ekstrak etanol daunnya terbukti dapat menghambat aktivitas

lipase pankreas (Iswantini et al., 2011) dan ekstrak airnya menurunkan kadar

lipid pada tikus (Sukandar et al., 2009). Aktivitas antidiabetes dari tanaman ini

telah diteliti (Alonso-Castro & Salazar-Olivo, 2008). Ekstrak etanol daun Jati

Belanda tidak bersifat toksik pada tikus (Utomo, 2008).

Potensi daun Jati Belanda terhadap aktivitas antikanker perlu untuk

dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian awal oleh tim membuktikan efek sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda pada sel kanker payudara T47D. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Nascimento (1990) pada sel KB. Senyawa procyanidin

B-2 yang diisolasi dari tanaman ini memperlihatkan aktivitas sitotoksik pada sel

Raji dan sel melanoma tetapi tidak aktif terhadap sel kanker paru A-549

(Kashiwada et al., 1992; Ito et al., 2002). Hasil uji sitotoksik menunjukkan

tilirosida dapat menghambat pertumbuhan dua cell line yaitu: CCRF-CEM dan NAMALWA dengan IC50 berturut-turut 17,1 dan 16,1 µg/mL (Dimas et al., 2000).

C. Pengembangan Tanaman Obat Tradisional sebagai Antikanker

Penggunaan obat-obat herbal mengalami peningkatan di seluruh dunia

terutama di negara berkembang. Selain murah, penggunaan obat herbal dalam

perawatan kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit

lebih mudah diterima oleh tubuh dengan efek samping yang minimal. Bukti ilmiah

(15)

memperkuat penggunaanya sebagai alternatif dari pengobatan modern (Pal &

Shukla, 2003). Penggunaan obat herbal untuk penyakit kanker juga mengalami

peningkatan. Sekitar 7-48% pasien yang telah didiagnosis kanker menggunakan

pengobatan herbal (Gratus, 2009). Penggunaan tanaman obat tersebut sering

kali dikembangkan berdasarkan penggunaannya secara empiris atau

berdasarkan kajian etnobotani-nya (Heinrich, 2003).

Sebagian besar penelitian tanaman obat telah diarahkan pada

pemahaman yang lebih baik dari efek farmakologisnya selain kajian fitokimianya

(Heinrich, 2003). Selain itu, perkembangan penelitian tersebut juga diarahkan

untuk mendapatkan senyawa anti kanker baru yang berasal dari tanaman obat

tradisional. Beberapa agen antikanker yang berasal dari tanaman seperti

vincristine, vinblastine dan taxol telah terbukti efektif. Senyawa-senyawa tersebut

mempunyai target molekuler spesifik pada penghambatan proliferasi sel kanker

(Cragg & Newman, 2005).

Perkembangan penelitian mengenai pengobatan kanker berupaya untuk

meningkatkan selektifitas dan keamanannya serta mengurangi efek samping

pada sel normal. Peningkatan ilmu pengetahuan terkait mekanisme molekuler

dan patofisiologi kanker manusia mendorong pengembangan obat antikanker

pada target molekuler sehingga diharapkan dapat menghasilkan obat antikanker

dengan efektifitas yang lebih besar dan toksisitas yang lebih rendah (Gibbsb,

2000). Identifikasi agen antikanker selain didasarkan pada kajian etnobotani dan

fitokimia tetapi juga berbasis uji sitotoksik secara in vitro dan in vivo. Kelemahan

uji sitotoksik yang belum dapat menggambarkan kompleksitas kanker pada

manusia dapat diatasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

biologi molekuler (Gibbsb, 2000) sehingga penelitian dapat diarahkan target

molekuler yang spesifik seperti sinyal transduksi, regulasi cell cycle, apoptosis

dan angiogenesis (Hanahan & Wienberg, 2000).

Uji sitotoksik adalah uji toksisitas secara in vitro menggunakan kultur sel

yang digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas antikanker suatu senyawa

atau bahan alam yang berpotensi sebagai antikanker. Informasi yang didapat

secara in vitro dapat menggambarkan efek in vivo dari obat sitotoksik yang sama.

Metode MTT assay merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

uji sitotoksik. Metode ini mengukur proliferasi sel secara kolorimetrik dan telah

(16)

assay) dan dapat mengidentifikasi selektifitas senyawa uji berdasarkan respon

sitotoksik dan resistensi pada berbagai jenis sel kanker (Chabner & Jr, 2005).

Beberapa tanaman dapat memberikan respon pada beberapa sel kanker tertentu

tetapi tidak pada sel yang lain. Penelitian Ueda et al. (2002) menunjukkan

selektifitas Coscinium fenestratum terhadap selektif terhadap sel kanker paru

metastatik (A549 LLC dan B16-BL6), sementara Hydnophytum formicarum dan

Streptocaulan juventas menunjukkan aktivitas selektif pada sel kanker HeLa dan

A549. Penelitian ini pada tahap awal akan ditujukan untuk mengetahui selektifitas

ekstrak etanol daun Jati Belanda terhadap beberapa sel kanker seperti Hela,

T47D dan MCF7.

Uji sitotoksik secara in vitro dapat dilanjutkan pada pengamatan seluler

dan level molekuler untuk mengetahui target molekuler efek sitotoksik tersebut.

Pengamatan perubahan dapat diarahkan pada target molekuler yang spesifik

seperti sinyal transduksi, regulasi cell cycle, apoptosis dan angiogenesis. Adanya

perubahan morfologi karakteristik dan fragmentasi DNA menunjukkan aktivitas

antiproliferatif terjadi karena induksi apoptosis telah diamati pada penelitian

beberapa tanaman obat (Ueda et al., 2002). Mekanisme aktivitas sitotoksik

ekstrak etanol daun Jati Belanda pada penelitian ini akan dimulai dengan

pengamatan pada level seluler terhadap regulasi cell cycle dan apoptosis.

Penelusuran mekanisme molekuler dapat dilakukan dengan mengamati

level ekspresi protein-protein tertentu (Kuo et al., 2005; Malikova et al., 2006).

Regulasi cell cycle berdasarkan aktivasi cyclins dan cyclin-dependent kinases

(CDKs) yang menginisiasi perpindahan sel dari fase G1 ke fase S dan dari fase

G2 berlanjut ke mitosis. Kanker sering kali disebabkan aktivitas cyclin-dependent

kinase yang tidak terkontrol oleh inhibitor cell cycle seperti p21 (Malikova et al.,

2006). Pengamatan ekspresi protein regulator cell cycle merupakan salah satu

penelusuran mekanisme molekuler yang spesifik. Induksi apoptosis pada sel

tumor dinilai sangat berguna dalam terapi dan pencegahan kanker. Berbagai

bahan alam telah terbukti memiliki kemampuan menginduksi apoptosis pada sel

kanker yang berasal dari manusia (Taraphdar et al., 2001). Penelitian ini akan

diarahkan pada penelusuran mekanisme molekuler dengan pengamatan

ekspresi gen/protein dengan metoda immunositokimia dan western blott pada

(17)

cdc-2 serta protein-protein yang terlibat pada proses apoptosis seperti p53, BAX,

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Albert, B. (1994). Moleculer Biology of the Cell. 3rd ed. Garland Publisher.Inc. New York and London.

Alonso-Castro, A.J., dan Salazar-Olivo, L.A. (2008). The anti-diabetic properties of Guazumaulmifolia Lam are mediated by the stimulation of glucose uptake in normal and diabetic adipocytes without inducing adipogenesis. Journal of Ethnopharmacology. Volume 118. Issue 2. Pages 252–256.

Anonim (1998). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta.

Anonim (2009). Guazuma ulmifolia Lamk, Laporan Penelitian Laboratorium Penetapan Mutu dan Keamanan Ekstrak. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammdiyah Surakarta. Surakarta.

Chabner, B. A., & Jr, T. G. R. (2005). Chemotherapy and the war on cancer. Breast, 5(January).

Cragg, G. M., & Newman, D. J. (2005). Plants as a source of anti-cancer agents. Journal of ethnopharmacology, 100(1-2), 72-9. doi:10.1016/j.jep.2005.05.011

Dimas, K., Demetzos, C., Mitaku, S., Marselos, M., Tzavaras, T., Kokkinopoulus, D. (2000). Cytotoxic Activity Of Kaempferol Glycosides Against Human Leukaemic Cell Lines In Vitro. Pharmacological research, Vol 41 No 1.

Dep. Kes. RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. edisi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka *. Universitas Stuttgart, 205-211.

Felipe, A. M. M., Rincão, V. P., Benati, F. J., Linhares, R. E. C., Galina, K. J., de

Toledo, C. E. M., Lopes, G. C., et al. (2006). Antiviral effect of Guazuma ulmifolia and Stryphnodendron adstringens on poliovirus and bovine herpesvirus. Biological & pharmaceutical bulletin, 29(6), 1092-5. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16754999

Fisher, D.E. (1994). Apoptosis in cancer therapy: crossing the threshold. Cell. 78,539-542.

Garcia M., Jemal A., Ward E.M., Center M.M., Hao Y., Siegel R.L. and Thun M.J. (2007) Global Cancer Facts & Figures 2007. Atlanta. GA: American Cancer Society.

(19)

Gibbsb, J. B. (2000). Mechanism-based target identification and drug discovery in cancer research. Science (New York, N.Y.), 287(5460), 1969-73. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10720316

Greenlee, R.T., Hill-Harmon, M.B., Murray,T. and Thun, M. (2001). Cancer Statistics, 2001. CA Cancer J Clin. 51:15-36

Hanahan, D. and Wienberg, R.A. (2000) The Hallmarks of Cancer. Cell. Vol 100. 57-70.

Harper, J.W., Adami, G.R., Wei, N., Keyomarsi, K. and Elledge, S.J. (1993). The p21 Cdk-interacting protein Cip1 is a potent inhibitor of G1

cyclin-Iswantini, D., Silitonga, R. F., Martatilofa, E., & Darusman, L. K. (2011). Zingiber cassumunar, Guazuma ulmifolia, and Murraya paniculata Extracts as Antiobesity: In Vitro Inhibitory Effect on Pancreatic. HAYATI Journal of Biosciences, 18(1), 6-10. doi:10.4308/hjb.18.1.6

Ito, H., Kobayashi, E., Li, Sh., Hatano, T., Sugita, D., Kubo, N., Shimura, S., Itoh, Y., Tokuda, H., Nishino, H., and Yoshida, T. (2002). Antitumor Activity Of Compounds Isolated From Leaves Of Eriobotrya Japonica. J Agric Food Chem. 50 8: 2400-3.

Kashiwada, Y., Nonaka, G., Nishioka, I., Chang, Jj., and Lee, Kh. (1992). Antitumor Agents, 129, Tannins And Related Compounds As Selective Cytotoxic Agents, J Nat Prod. 55 8: 1033-43.

Keshet, E. and Bens Sasson, S.A. (1999). Anticancer drug targets: approching angiogenesis. J. Clin. Inves. 104(11). 1497-1501.

King, R.J.B. (2000). Cancer Biology. 2nd ed. Pearson Education Limited. London.

Kuo, P.-L., Hsu, Y.-L., Chang, C.-H., & Lin, C.-C. (2005). The mechanism of ellipticine-induced apoptosis and cell cycle arrest in human breast MCF-7

cancer cells. Cancer letters, 223(2), 293-301.

doi:10.1016/j.canlet.2004.09.046

(20)

Michieli, P., Chedid, M., Lin, D., Pierce, J., Mercer, E. and Givol, D. (1994). Induction of WAF1/CIP1 by a p53 independent pathway. Cancer Res. 54, 3391–3395.

Melannisa, R., Kusumowati, I.T.D, Da’i, M. dan Yuliani, R. (2011) Efek Sitotoksik

Daun Maitan, Daun Senggani dan Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker Payudara T47D disampaikan pada Kongres Ilmiah XIX dan Rapat Kerja Nasional IAI 2011, 28-30 Oktoner 2011, Manado.

Nascimento, S.C., Chiappeta, A.A., and Lima, R.M.O.C. (1990) Antimicrobial And Cytotoxic Activities In Plants From Pernambuco, Brazil. Fitoterapia. 61 4: 353-355.

Pal, S. K., & Shukla, Y. (2003). MINI-REVIEW Herbal Medicine฀: Current Status and the Future. Cancer, 4(80), 281-288.

Scheneider, A.K. (1997). Cancer Genetics, Encyclopedia of Human Biology. 2nd Ed. Academic Press.New York.

Seigler, D. S. (2005). Cyanogenic glycosides and menisdaurin from Guazuma ulmifolia, Ostrya virgininana, Tiquilia plicata and Tiquilia canescens. Phytochemistry, 66(13), 1567-80. doi:10.1016/j.phytochem.2005.02.021

Shapiro, G.I., and Harper, J.W. (1999). Anticancer drug targets: daur sel and chekpoint control. J. Clin. Invest. 104. 1645-1653.

Sher , C.J. (1996). Cancer cell cycles. Science. 274, 1672-1676.

Sukandar, E. Y., Farmakologi, K. K., Klinik, F., & Farmasi, S. (n.d.). Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda ( Guazuma Ulmifolia Lamk .) terhadap Kadar Lipid Darah pada Tikus Jantan, 102-115.

Taraphdar, A. K., Roy, M., & Bhattacharya, R. K. (n.d.). Natural products as inducers of apoptosis฀: Implication for cancer therapy and prevention. Current.

Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R. (2002). Cancer In Indonesia, Present and Future. Jpn J Clin Oncol. 32(Supplement 1) S17-S21.

Tumbel, M. (2009). Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia , Lamk ) terhadap Pertumbuhan Eschericia coli Inhibition Assay of Jati Belanda Leaves ( Guazuma ulmifolia , Lamk ) to the Growth of Eschericia coli PENDAHULUAN Ketika pengobatan modern , 85-91.

(21)

Utomo, A.W. (2008). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) Pada Tikus Wistar. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Gambar

Gambar 1. Strategi menurunkan level cdk4 yang memodulasi progresi cell cycle
Gambar 2. Daun Jati Belanda

Referensi

Dokumen terkait

Permukaan bidang plafond dan dinding menjadi tempat perletakan sistem jaringan pipa distribusi air limbah dari ruang-ruang servis menuju sarana pembuangan, sedangkan bidang

Dalam meningkatkan performa kinerja dari prosesor ada berbagai cara yang bisa dilakukan, sebutkan 5 cara itu serta langkah detail dari pelaksanaannya..

Dari hasil perhitungan COE sistem PLTS pada bangunan komersial dapat diketahui bahwa biaya energi PLTS dengan menggunakan modul tipe polikristal sebesar $0.095/kWh

Sebanyak lima isolat dari 16 isolat toleran pH 9 yang berhasil diisolasi dari tanah Taman Wisata Alam Situ Gunung, Sukabumi adalah bakteri yang memiliki aktivitas amilolitik

Terima Kasih Atas Doa Restu Pada Acara Tasyakuran Usia 1 Tahun Cucu Kami. AHMAD ALFILLAH

(Satu milyar tujuh ratus enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu sembilan ratus delapan puluh sembilan koma tujuh belas rupiah ) terrmasuk PPN. Demikian pengumuman

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi optimum yang relatif lebih baik dalam proses isolasi eugenol dalam minyak cengkeh

Web site Iklan-HP ini dibuat untuk lebih mengenal dan mengetahui lebih lanjut tentang pembuatan web site, sehingga kita dapat membuat web site sesuai dengan keinginan sendiri