• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN STRUKTUR PEMERINTAHANAN KABUPATEN KARO TAHUN 1882 – 1945 “.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN STRUKTUR PEMERINTAHANAN KABUPATEN KARO TAHUN 1882 – 1945 “."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Struktur Pemerintahanan Kabupaten Karo

Tahun 1882

194

5 “

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH : Tima wati NIM: 309121079

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Tima Wati. NIM 309121079. Perubahan Struktur Pemerintahan Kabupaten Karo Tahun 1882-1945. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengetahui sistem pemerintahan sebelum kedatangan Belanda di Tanah Karo, struktur pemerintahan Kabupaten Karo 1882-1945, perkembangan pemerintahan Kabupaten Karo setelah tahun 1945. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian field research dan studi pustaka. Dengan tehnik pengumpulan data menggunakan studi Pustaka, Observasi wawancara dan Dokumen. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan sumber–sumber yang relevan dengan Penelitian ini. Selanjutnya verifikasi atau kritik sumber dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir adalah menganalisis dan menyajikan Perubahan Struktur Pemerintahan Kabupaten Karo 1882-1945.

Hasil penelitian pemerintahan tanah karo memiliki berbagai perubahan struktur pemerintahan sebelum kedatangan Belanda sistem pemerintahannya berdasarkan sistem kekerabatan dengan berbagai kriteria dan setelah kedatangan Belanda berubah menjadi kerajaan dan sistem ini dilanjutkan oleh pemerintahan Jepang yang melaksanakan pemerintahnannya di Tanah Karo dan hanya merubah nama dan letak administrasi pemerintahnya serta setelah revolusi sosial sistem kerajaan ini hilang dan berganti menjadi Kabupaten Karo dengan Bupati pertama Rakuta Sembiring.

Kesimpulan sistem pemerintahan yang terjadi di Tanah Karo dipengaruhi oleh para penjajah sehingga merubah sistem elit tradisional menjadi modern (kerajaan) yang berkembang menjadi kabupaten.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (Medan). Dan guna untuk memenuhi syarat tersebut, penulis membuat sebuah skripsi yang berjudul Perubahan Struktur Pemerintahan Kabupaten Karo Tahun 1882-1945.”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa, dan dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan karena penulis masih dalam tahap belajar. Maka dengan ini penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis juga menyadari, banyak rekan-rekan yang telah banyak memberi bantuan, dorongan, motivasi, serta semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan segala masalah yang dihadapi dari awal melakukan penelitian sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sampai akhirnya selesai menjadi sebuah skripsi.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 3. Ibu Dra. Floress Tanjung, MA Pembantu Dekan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

5. Bapak dan Ibu penguji dosen Skripsi yang telah membantu saya dalam penyelesaian studi saya di jurusan pendidikan sejarah.

(7)

iii

dapat menyelesaikan studi dan akhirnya menyandang gelar sarjana. Semoga senantiasa kalian semua yang saya sayangi dalam lindungan dan limpahan berkah Tuhan kita Yesus Kristus selalu diberi kemudahan rezeki, kesehatan dan umur yang berkah. Tiada kata yang mampu penulis ucapkan untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dan abang abangku sekalian tiada selain ucapan syukur karena telah mengarahkanku.

7. Terima kasih buat bibikku mamak Tasya dan Tulang simaremare karena dukungan kalian berdua aku dapat menyelesaikan dan mendapat gelar sarjana ini, maaf aku udah merepoti kalian Tuhanlah yang akan membalas dengan berkatNya yang melimpah buat kalian berdua beserta keluarga.

8. Terima kasih kepada Saimara Daulatta Sitepu yang pernah hadir dan mengisi hari-hariku, semoga kamu tenang disana. Terkhusus juga buat Miko Juharbaginta dan Oktaria br Tarigan, terimakasih buat kalian berdua karena selama ini telah mengembalikan semangatku dan akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen-dosen dan Staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada penulis, selaku

mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah.

10.Terima kasih kepada para narasumber yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi untuk melengkapi hasil penelitian yang penulis lakukan.

11.Terimakasih kepada teman-teman, Suminten hasibuan, peli soul hutagalung, dan terutama terimakasi buat Wulan yang selama ini udah cerewetin aku supaya menyelesaikan semua berkas dengan tepat waktu dan yang sudah mendukung penulis dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Februari 2016

(8)

iv

2.4. Struktur Pemerintahan ... 8

2.5. Administrasi ...10

3.4.Teknik Pengumpulan Data ………16

3.5.Teknik Analisis Data ...………..17

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………19

a. Kondisi Geografis ...………..19

b. Administrasi Pemerintahan ……….20

c. Penduduk ………21

d. Iklim ………22

(9)

v

4.2.Sistem Pemerintahan Sebelum Kedatangan Belanda Di Tanah Karo …24

4.3.Struktur Pemerintahan Kabupaten Karo Tahun 1882-1945…………..29

a. Masa Pemerintahan Belanda ………..……….… 30

b. Masa Pemerintahan Jepang ……….….…38

c. Aspek Sosial Dan Pendidikan Bagi Masyakarat Karo ……….49

4.4. Struktur Pemerintahan Masa Proklamasi ……….…..54

4.5. Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah ………..……..55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...63

5.2. Saran ...64

Daftar Pustaka ……….…………65

(10)

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keunikan tersebut menjadi nilai tersendiri untuk

kemajuan bangsa Indonesia karena masyarakat Indonesia dituntut saling menyesuaikan diri

dengan etnis lain sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia semakin

dinamis. Secara umum penduduk Indonesia mempunyai mata pencaharian sebagai petani, hal

ini terjadi karena letak geografis indonesia yang mengakibatkan Indonesia hanya memiliki

dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Dengan kekayaan alam dan sumberdaya

alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia khususnya tanah karo sehingga bangsa luar

berkeinginan menawarkan kerjasama.

Keinginan bangsa luar untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia awalnya

dimulai dengan perdagangan, tetapi pada akhirnya bangsa lain khususnya bangsa Eropa

merasa bahwa indonesia adalah salah satu aset yang sangat potensial penghasil

rempah-rempah, tembakau dan hasil pertanian lainnya yang memiliki nilai tinggi dalam perdagangan

eropa maka kerjasama berubah menjadi penguasaan atas wilayah dan kekayaan alam yang

ada.

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara

yang terletak di daerah pegunungan sehingga memiliki kesuburan tanah yang cukup tinggi

hal ini memiliki ketertarikan bangsa Belanda untuk menduduki daerah tersebut. Kabupaten

Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran

tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.

Kabupaten Karo mengalami berbagai perubahan struktur pemerintahan yang berpengaruh

(11)

2 kedatangan Belanda membawa pengaruh dari berbagai elemen baik dari masyarakat juga

pemerintahan yang semula berasal dari kekerabatan hingga berubah menjadi yang sistem

kerajaan.

Sistem pemerintahan yang dilakukan oleh tokoh adat di tanah karo sebelum

kedatangan Belanda yakni pertama yang berhak untuk mewarisi jabatan Perbapaan Urung

atau Pengulu ialah anak tertua, kalau dia berhalangan, maka yang paling berhak adalah anak

yang termuda/bungsu. Sesudah kedua golongan yang berhak tadi itu, yang berhak adalah

anak nomor dua yang tertua, kemudian anak nomor dua yang termuda. Orang yang berhak

dan dianggap sanggup menjadi Perbapaan Urung tetapi karena sesuatu sebab menolaknya,

maka dengan sendirinya hilang haknya dan berhak keturunannya yang menjadi

Perbapaan/Raja Urung. Hal ini juga menurut P. Tambun dalam bukunya merupakan adat

baru. Maksudnya adalah untuk menjaga supaya pemangkuan Perbapaan yang dilaksanakan

oleh orang lain hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa. Sementara itu orang yang berhak

menurut adat menjadi Perbapaan/Raja, tetapi masih dalam keadaan di bawah umur ataupun

belum kawin, maka jabatan itu boleh dipangku/diwakili kepada orang lain menunggu orang

yang berhak itu sudah mencukupi. Peraturan tetap tentang memilih siapa sebagai pemangku

itu tidak ada. Yang sering dilakukan ialah orang yang paling cakap diantara kaum sanak

keluarga terdekat, termasuk juga Anak Beru dan marga yang seharusnya memerintah sebagai

Perbapaan Raja.

Awal masuknya bangsa asing sebagai penjajah ke Indonesia di mulai sekitar tahun

1500-an yaitu bangsa Portugis dengan misi 3G yakni: Gold, Glory dan Gospel. Dengan

masuknya bangsa lain untuk menjajah bangsa Indonesia sangat mempengaruhi kebiasaan

hidup suku-suku bangsa di Indonesia, sehingga hampir semua aspek kehidupan mengalami

transformasi (perubahan). Perubahan ini tidak serta merta diterima oleh masyarakat Indonesia

(12)

3 Beberapa perubahan yang secara signifikan terjadi pada mulai dikenalnya sistem

pembagian wilayah untuk memudahkan pemerintahan kolonial dalam mengawasi sistem

pemerintahan yang sedang berlangsung sekaligus memudahkan untuk memanipulasi

perdagangan. Penyebaran agama kristenpun mulai dilakukan oleh kolonial sehingga banyak

rakyat di tanah jajahan Belanda memeluk agama kristen

Masuknya kolonialisme yang terjadi di Sumatera Timur mengakibatkan keruntuhan

kejayaan kerajaan-kerajaan yang berkuasa dan memunculkan pemberontakan di daerah

khususnya di Tanah Karo sehingga sangat mempengaruhi semua elemen kehidupan

masyarakat Karo termasuk keadaan pemerintahan karo. Pembagian wilayah yang terjadi di

Sumatera Timur yakni kresidenan dan afdeling dengan tujuan memudahkan penjajahan

Belanda mengawasi wilayah yang dikuasainya.

Dalam hal ini wilayah dataran Tinggi Tanah Karo dan Simalungun oleh pemerintah

Belanda masuk dalam wilayah administrasi Simalungun dan karo landen, dipimpin oleh

Asisten Residen Belanda dan pusat pemerintahannya adalah Pematang Siantar. Administrasi

simalungun dan karo landen yang merupakan satu afdeling termasuk dalam kresidenan

Sumatera Timur dengan ibukota Medan. Pemerintah Belanda membagi bagian wilayah

pemerintahannya yakni swaparja pribumi/ landshaap. Pemerintah Swapraja merupakan alat

perpanjangan tangan dari pemerintahan jajahan Belanda menguasai penduduk pribumi dalam

berbagai aspek keperluan penjajahan.

Di daerah administrasi Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin seorang kontlir

Belanda, terdapat pemerintahan swapraja pribumi tingkat kerajaan yang dipimpin oleh

Sibayak dan Kerajaan Urung yang dipimpin oleh Raja Urung. Pemerintahan swapraja

pribumi Landschaap yang dikepalai oleh Sibayak di Tanah Karo terdiri dari 5 Kerajaan

dengan 18 kerajaan Urung yang merupakan pemerintahan pribumi baawahan atau bagian dari

(13)

4 Adapun pemerintahan swaparaja bumi/Landschaap yang dikepalai Sibayak adalah

sebagai berikut:

1. Landschaap Lingga berkedudukan di Lingga kemudian ke Kabanjahe,

membawahi 6 kerajaan urung

2. Landschaap Sarinembah berkedudukan di Sarinembah, 4 kerajaan urung.

3. Landschaap Barusjahe berkedudukan di Barusjahe, 2 kerajaan urung.

4. Landschaap Suka berkedudukan di Suka, 4 Kerajaan urung.

5. Landschaap Kutabuluh berkedudukan di Kutabuluh, 2 Kerajaan urung.

Setiap kerajaan membawahi beberapa kerajaan urung seperti halnya kerajaan lingga

membawahi 4 kerajaan urung yang keseluruhannya itu menjadi tanggung jawab raja lingga

memimpin wilayah dan melakukan pengembangan ataupun perluasan wilayah. Dan setelah

kemerdekaan Indonesia seluruh kerajaan yang ada di indonesia khususnya yang berada di

Kabupaten karo mengalami perubahan secara menyeluruh.

Dengan perubahan sistem pemerintahan yang terjadi di tanah karo yang awalnya

dipimpin oleh seorang penghulu yang dipilih berdasarkan usia sehingga kedatangan Belanda

membawa perubahan bagi masyarakat tanah karo dan membentuk kerajaan dalam hal ini

kerajaan lingga sehingga mengalami perkembangan dengan membawahi 4 kerajaan urung.

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Perubahan Struktur Pemerintahan Karo Tahun 1882-1945.”

1.2. Identifikasi Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan terarah, maka permasalahan diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Sistem pemerintahan sebelum kedatangan Belanda di Tanah Karo

2. Struktur pemerintahan Kabupaten Karo tahun 1882-1945

(14)

5 1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pemerintahan sebelum kedatangan Belanda di Tanah Karo?

2. Bagaimana struktur pemerintahan Kabupaten Karo 1882-1945?

3. Bagaimana perkembangan pemerintahan Kabupaten Karo tahun 1945?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pemerintahan sebelum kedatangan Belanda di Tanah Karo

2. Untuk mengetahui struktur pemerintahan Kabupaten Karo 1882-1945

3. Untuk mengetahui perkembangan pemerintahan Kabupaten Karo setelah tahun 1945.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat:

1. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang sistem pemerintahan sebelum

kedatangan Belanda di Tanah Karo.

2. Untuk memberikan informasi, khususnya kepada masyarakat Tanah Karo tentang

struktur pemerintahan Kabupaten Karo 1882-1945. Dengan demikian diharapkan

semua elemen masyarakat agar sama-sama dapat memajukan pemerintahan di tanah

karo.

3. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan umumnya dan khususnya kepada

jurusan pendidikan sejarah unimed.

4. Sebagai bahan informasi kepada akademisi, pemerintahan, maupun masyarakat

(15)

Bab V

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan dan saran sangat penting pada akhir penelitian, karena kedua hal tersebut

mempengaruhi kondisi penelitian. Kesimpulan memuat hal-hal apa saja yang menjadi kata

akhir dalam penelitian ini, sedangkan saran merupakan kumpulan masukan maupun kritikan

terhadap fokus penulisan yang dapat membangun dan memperbaiki fokus penulisan sejenis

dikemudian hari.

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum kedatangan penjajahan Belanda diawal abad XX di daerah dataran tinggi

Karo, di kawasan itu hanya terdapat kampung (Kuta), yang terdiri dari satu atau lebih

“kesain” (bagian dari kampung). Tiap-tiap kesain diperintah oleh seorang “Pengulu”.

Pengulu adalah seseorang dari marga tertentu dibantu oleh 2 orang anggotanya dari

kelompok “Anak Beru” dan “Senina”. Mereka ini disebut dengan istilah “Telu si

Dalanen” atau tiga sejalanan menjadi satu badan administrasi/pemerintahan dalam

lingkungannya. Anggota ini secara turun-menurun dianggap sebagai “pembentuk

kesain”, sedang kekuasaan mereka adalah pemerintahan kaum keluarga. Di atas

kekuasaan penghulu kesain, diakui pula kekuasaan kepala kampung asli (Perbapaan)

yang menjadi kepala dari sekumpulan kampung yang asalnya dari kampung asli itu.

Kumpulan kampung itu dinamai Urung. Pimpinannya disebut dengan Bapa Urung

(16)

64

2. ketika kedatangan Belanda sistem pemerintahan karo yang awalnya tradisional yang

dipilih berdasarkan garis keturunan dan usia yang patut dijadikan panutan berubah

menjadi bentuk kerajaan dan kita mengenal adanya bupati setara dengan residen yang

bertugas pemegang dan pelaksana pemerintahan di daerah (ministeriales) yang

mendapatkan otoritas dari kekuasaan pusat kerajaan. Dan pada masa pemerintahan

Jepang tidak ada perubahan struktur pemerintahan namun sistem militer lebih di

tonjolkan pada masa pemerintahan Jepang di Tanah Karo

3. Struktur pemerintahan Tanah Karo dimulai ketika runtuhnya dominasi kekuasaan

kerajaan menjadi sistem pemerintahan negara yang dipimpin oleh Rakuta Sembiring

sebagai Bupati pertama Kabupaten Karo dengan membagi menjadi 3 kewedanan

wilayah Kabupaten Karo yang dipimpin oleh camat dan lurah.

b. Saran

Berkaitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran,

yaitu :

1. Menyangkut mengenai sistem pemerintahan Kabupaten Karo yang berawal dari

sistem kekerabatan sebaiknya sistem kekerabatan yang dibangun ini dilestarikan tanpa

ada kepentingan politik untuk memajukan Kabupaten Karo dan mensejahterakan

masyarakat.

2. Mengembangkan pemahaman sejarah masyarakat Karo yang untuk menjaga serta

melestarikan peninggalan-peninggalan kerajaan urung yang berada disana dan

pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat yang berada disana yang

(17)

Daftar Pustaka

Anwar, Dessy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia Surabaya

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktek. Jakarta:

Rineka cipta.

Bangun, Berontak. 2006. Pahlawan Nasional Kiras Bangun. Medan: Yayasan Gramatama.

Busron, Abu Daud. 1989. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto, H.M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1991. Perencanaan dan Managemen Pendidikan. Bandung: Mandar

Maju, Bandung.

Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Moleong, Lexy.J.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja rosdakarya

Musanef. 1982. Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Nazir, Moh. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia

Pamudji. S. 1983. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara.

Perret. Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Jakarta: Kepustakaan Gramedia.

Putro, Brahmana. 1981. Karo. Medan: Yayasan Massa.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Suradinata, Ermaya. 1996. Organisasi dan Manajemen Pemerintahan. Bandung: Ramadan

Tobing, R.L.L. 1988. Demokrasi dan Teori Kemakmuran. Jakarta: Erlangga.

Westra, Pariata. 2009. Administrasi Perusahaan Negara. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

http://erpandsima.blogspot.co.id/2014/10/teori-struktur-fungsional-talcott.html (diakses 10

Referensi

Dokumen terkait

Setiap sekelompok manusia mempunyai seorang pimpin. Untuk mencari pemimpin tersebut dilakukan dengan berbagai sistem. Di Indonesia sistem pelihan kepala daerah

Hal ini juga terjadi dalam melakukan analisis perubahan tutupan lahan di Kabupaten Karo yang memperlihatkan tutupan lahan berupa pertanian dan lahan hutan mengalami

Sebelum terjadi perubahan struktur organisasi PKS pada PT Sumber Sawit Makmur, para. SDM masih memiliki kultur yang sudah dianut sejak

Pemerintah Kabupaten Karo sangat berkomitmen terhadap pencapaian sasaran reformasi birokrasi, dan telah melakukan langkah-langkah perubahan untuk mewujudkan pemerintahan daerah

20 Rajah berikut menunjukkan perubahan yang berlaku dalam sistem pemilikan tanah di Tanah Melayu selepas kedatangan British.. Sebelum

PENDUDUK KABUPATEN TANAH KARO TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL” dengan maksud untuk memberikan sedikit masukan kepada pemerintah daerah Tanah Karo

Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahan Pusat yang pada saat itu dikepalai. oleh Sibayak

Dalam perubahan ke tiga Undang-Undang Dasar, Mahkamah Konstitusi ditentukan memiliki lima kewenangan, yaitu: (a) melakukan pengujian atas konstitusionalitas Undang-Undang;