LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI TENTANG
MEKANISME PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UPT ( UNIT PELAKSANA TEKNIS ) DINAS PENDAPATAN DAERAH
PROPINSI SUMATERA UTARA - BINJAI
DIAJUKAN O L E H
Nama : ARDIAN NIM : 062600173
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH
NAMA : ARDIAN
NIM : 062600173
Prog. Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan
Judul : MEKANISME PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UPT (UNIT PELAKSANA TEKNIS)
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA - BINJAI
KetuaProgram Studi D-III Dosen Pembimbing Supervisor Administrasi Perpajakan Lapangan
(Drs.M.H.Thamrin Nst,M.Si) (M.Arifin Nasution,S.Sos,MSP) (Drs.Mutiaraja Nasution) NIP. 131 930 631 NIP. 19791005 200501 1 002 NIP. 19551205 197603 1 003
Diketahui Oleh : Dekan FISIP USU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas kesempatan,
kesehatan dan nikmat yang diberikannya. Serta Shalawat dan salam senantiasa saya ucapkan kepada Rasullah Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan orang-orang yang setia melanjutkan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Adapun judul yang penulis ambil dalam Laporan Tugas Akhir pada PKLM adalah : “MEKANISME PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADA UPT ( UNIT PELAKSANA TEKNIS ) DINAS PENDAPATAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA - BINJAI”.
Selesainya Laporan Tugas Akhir ini, tidak terlepas dari bantuan, do’a dan peran serta dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Kedua orang tua saya Kapten T. Indra Waluyo dan Ibunda Nurhalimah, S.pd Siregar yang selama ini telah memberi dukungan baik moril maupun materi dalam penyelesaian kuliah penulis.
2. Kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Kepada Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin NST, M.Si selaku Ketua PRODIP III Administrasi Perpajakan USU, yang telah memberikan izin untuk dilaksanakannya penelitian ini.
6. Seluruh Staf dan Pegawai di Prodip III Administrasi Perpajakan FISIP USU. 7. Bapak Drs. Mutiaraja Nasution selaku supervisor dalam PKLM yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan, informasi dan arahan kepada penulis kepada penulis.
8. Kepada Alm. Purn. Lettu. H. Nazaruddin Siregar (Opung), Alm. Hj. Sakdiah (Nenek).
9. Kepada kakak dan Abang saya N. Yasiska, S.pd (kak Nana), Serka Hendra Kencana Putra (Bang Boby), Alm. Doddy Sahril, ST (bang Dody), Beserta sepupu-sepupu saya Densy Novita Pulungan, S.pd (Dencot), Dodi, Fery S.
Amora Harahap, Amd (Peyek) , Adrot (Adri), Naurah, Pitot (Pita), Gurdus (Putri), Alpi, Paqih, Arfah, Fitri, Aspih, Upon, Eka, Ika, Agus, Syawal, Pesek (Miming), Dedek, dan yang terakhir keponakan-keponakan saya Fhonna Azzahra (Endut), Anisa Mutiara Salfadila, Tigris Naura Aspira, makasih juga
ya.
10.Kepada Alm. Nuraini Siregar (Uwak), Alm. Abdullah Umar (Tulang Keleng) Beje Tio (Satpol PP), bujing Memed (Mama Loreng), H. Tetty Juniarti, S.pd (bujing Tetty), bujing Yuni, bujing Atun, tulang Iwan dan nantulang Dina. 11.Kepada Ratna Ningsih yang tercinta yang sudah banyak memberi support dan
doa agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12.Buat “My Best Friends”angkatan 2006 dan 2007 : Amar, Fadly, Manto, Vai, Kucing (Andriansyah), Aong (Fauzi), Zuesty, Yani, Dinda, Bang Boy (Feny), Fahmi, Aseng (Ardiansyah), Joker, Ody, Rina, Fitri, Lepoh (Yudi), Yudi, Rico, Mada, Rio, Sabar, Puja, Petra dan seluruh teman – teman mahasiswa/I Administrasi Perpajakan FISIP USU yang namanya tidak dapat penulis sebutkan.
Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga sampai selesai penulisan laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita maupun pihak lain yang memerlukannya.
Medan, Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..………....i
DAFTAR ISI………….………..………iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM..………..………...1
B. Tujuan dan Manfaat PKLM……….………..………...3
C. Ruang Lingkup PKLM…...….….………..5
D. Metode PKLM………..…………...7
E. Metode Pengumpulan Data...……….……….………...8
F. Sistematika Penulisan Laporan PKL………9
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara...11
B. Struktur Organisasi UPT Binjai...………....14
C. Tugas dan Fungsi Tiap Seksi UPT Binjai...………...15
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR A. Pengertian Pajak………22
B. Jenis – Jenis Pajak....……….24
C. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor………..27
a. Objek Pajak Kendaraan Bermotor………..28
b. Subjek dan Wajib Pajak PKB………..29
c. Prosedur Pemungutan PKB………..29
d. Bentuk Sanksi……….31
e. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif dan Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor……….31
g. Wilayah Pemungutan PKB………...35
h. Masa Pajak PKB………35
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Gambaran Realisasi PKB Pada UPT Binjai...………..36 B. Faktor – Faktor Penghambat dalam Mekanisme PKB………...………...41 C. Uapaya – Uapaya yang Dilakukan Kantor SAMSAT dalam
Meningkatkan Penerimaan PKB……….42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………43
B. Saran………..45
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Seiring dengan bergulirnya Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka pemerintah
daerah akan senantiasa berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).Adapun jenis-jenis dari pajak propinsi adalah sebagai berikut:
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan di Atas Air
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Penghasilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Salah satu pajak daerah propinsi yang sangat menarik dan primadona dalam
sumbangsihnya terhadap penerimaan dalam kas daerah adalah Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB).
penerimaan pajak daerah. Apabila kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
membayar pajak daerah masih rendah, maka program dan target yang akan dicapai
mengalami kesulitan untuk direalisasikan. Akhirnya akan dapat menghambat dan
bahkan dapat menggagalkan pemerintah daerah. Dalam rangka untuk dapat
meningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak daerah. Sangat diperlukan metode
baru, supaya adanya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak
daerah yang terutang. Menurut penulis, perlu adanya pemberitahuaan kepada
masyarakat tentang mekanisme pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Dengan adanya program Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini merupakan
kesempatan yang sangat berharga. Bagi penulis untuk mengetahui mekanisme
pengenaan PKB.
Dalam mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor terdapat suatu
konsep yang berguna untuk mengatur besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh
pemilik kendaraan bermotor, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
kendaraan bermotor, jadi jumlah pajak yang dikenakan harus berbeda pula tergantung
jenis kendaraan bermotor yang ditentukan, jenis-jenis kendaraan bermotor yang
dimaksud adalah :
Adapun judul yang peulis angkat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) ini adalah : “Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada
UPT ( Unit Pelaksana Teknis ) Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara - Binjai”. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiraan bagi penulis untuk dapat
mengetahui mekanisme pengenaan dan segala hal tentang pajak kendaraan bermotor
yang diterima di bangku kuliah serta memberikan pengetahuan nantinya kepada
keluarga dan masyarakat umum. Sebagai tujuan akhirnya, dapat memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
(USU).
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
a. Mengetahui sacara langsung mekanisme pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Mengetahui data dan informasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor Pada
Kantor SAMSAT Binjai.
c. Mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat kantor SAMSAT Binjai
d. Apa upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh kantor SAMSAT Binjai dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengenaan PKB.
2. Adapun yang menjadi manfaat dalam PKLM dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Bagi Mahasiwa
1) Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh ke dalam permasalahan
yang dihadapi dalam PKLM di kantor SAMSAT Binjai dan ikut
bergabung langsung sekaligus berperan serta ke dalam lingkungan kerja
di instansi tersebut.
2) Mempelajari keahlian, perilaku baru, meningkatkan komunikasi, dan
pendekatan serta menerapkan (memperaktikkan) ilmu yang di dapat
dibangku perkuliaan dalam suatu pekerjaan yang sebenarnya.
3) Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan.
4) Mempelajari bentuk kerja sama tim yang baik.
b. Bagi Kantor SAMSAT Binjai
1) Sebagai sarana untuk mempromosikan hubungan baik dengan Universitas
2) Meningkatkan kerjasama dengan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dalam peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia).
3) Memperoleh ide dan gagasan terbaru tentang administrasi dan manejemen
perpajakan.
c. Bagi FISIP USU
1) Meningkatkan hubungan kerjasama USU dengan kantor SAMSAT
Binjai.
2) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah.
3) Mempromosikan kegunaan dan kualitas sumber daya manusia dan
lulusan Universitas Sumatera Utara.
4) Memberikan bukti nyata atas disipiln ilmu yang telah ditetapkan.
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapaangan Mandiri (PKLM)
Objek-objek yang akan diteliti terutama dalam “Mekanisme Pengenaan Pajak
Kendaraan Bermotor” adalah :
1. Prosedur ataupun cara pengenaan pajak kendaraan bermotor untuk tiap
2. Bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada pemilik kendaraan
bermotor yang tidak taat pajak.
3. Kesalahan ataupun kekeliruan dalam perhitungan pajak kendaraan bermotor.
4. Informasi data-data pajak kendaraan bermotor yang telah terbayar melalui unit
dinas teknik SAMSAT Binjai.
5. Faktor pendukung dan penghambat kantor SAMSAT Binjai dalam rangka
memenuhi target pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor.
6. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh kantor SAMSAT Binjai dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengenaan PKB.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM adalah disini penulis
akan berusaha semaksimal mungkin dalam menggeluti hal-hal yang berkaitan dengan
mekanisme (cara kerja) yang berasal dari kantor SAMSAT Binjai sebagai bahan
referensi untuk mengetahui dan mendalami mekanisme pengenaan pajak kendaraan
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
adalah sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan
tempat PKLM di kantor SAMSAT Binjai, mencari bahan untuk pembuatan
laporan hingga melakukan konsultasi pada pihak Dosen.
2. Studi Literatur
Penulis melakukan studi literatur ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan
dengan judul dari proposal tersebut seperti buku, karya ilmiah, artikel,
majalah, serta media masa lainnya.
3. Observasi Lapangan
Data dan informasi yang diterima atau diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan secara langsung dari instansi yang bersangkutan dalam hal ini,
kantor SAMSAT Binjai.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari
topik yang dibahas, dalam hal ini data-data bersumber dari kantor SAMSAT
5. Analisis dan Evaluasi Data
Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai mekanisme pengenaan
pajak kendaraan bermotor yang akan menjadi hasil dari Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakuakan penulis dalam pengumpulan data berupa :
1. Daftar Observasi (Observasi Guide)
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang
dilakukan di kantor SAMSAT Binjai untuk melihat dan mengetahui berbagai
fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan PKLM.
2. Daftar Wawancara (Interview Guide)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap petugas
kantor SAMSAT Binjai yang dianggap mampu memberikan masukan data
dan imformasi yang bemanfaat bagi penyusunan laporan.
3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi kantor SAMSAT Binjai
F. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ialah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar
pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup,
metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT BINJAI
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai sejarah singkat, struktur organisasi,
tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Binjai.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAN BERMOTOR
Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian pajak secara umum, jenis pajak,
pengertian pajak kendaraan bermotor, objek pajak PKB, subjek dan wajib pajak PKB,
prosedur pemungutan PKB, bentuk sanksi, dasar pengenaan PKB, kesalahan atau
kekeliruan dalam perhitungan PKB, wilayah pemingutan dan masa pajak PKB.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi terhadap data-data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran terhadap permasalahan
yang penulis hadapi selama melaksanakan PKLM.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara.
Propinsi Sumatera Utara mempunyai letak yang cukup strategis, karena
posisinya yang berada pada jalur pelayaran Selat Malaka. Sumatera Utara memiliki
luas mencapai 71.680 km2 atau sekitar 3,5 % (tiga koma lima persen) dari total luas
Indonesia. Pada tahun 2004, jumlah penduduk Sumatera Utara diproyeksikan
mencapai 12.123.360 jiwa dengan tingkat kepadatan 169 jiwa/km2.
Secara umum, Sumatera Utara terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan
Pantai Barat, kawasan Dataran Tinggi, dan kawasan Pantai Timur. Kawasan Pantai
Timur umumnya lebih maju dibandingkan dengan Dataran Tinggi apalagi Daerah
Pantai Barat.
Adapun sejarah berdirinya Dinas Pendapatan Sumatera Utara bermula pada,
urusan pengelolaan pendapatan daerah berada dalam kondisi biro keuangan pada
sekertariat sebagai bagian pajak dan pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6
Maret 1973 tentang susunan organisasi dan tata cara kerja sekertariat daerah propinsi
Dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret
1975 Nomor 137/II/GSU, maka terhitung sejak 1 April 1975 Sub Direktorat
Pendapatan Daerah ditngkatkan menjadi “Direktorat Pendapatan Daerah”.
Pada tanggal 1 September 1975 Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan
Dinas Pendapatan Daerah tingkat II diseluruh Indonesia, maka dengan demikian
Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi “Dinas Pendapatan Daerah”.
Semula pembentukanya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang kemudian ditetapkan
dengan peraturan daerah propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976, yang mulai
diberlakukan 31 Maret 1976 setelah Otonomi Daerah.
Kemudiaan berdasarkan Surat Mentari Dalam Negeri Nomor 061/2743/S
tanggal 22 Nopember 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal
keluarnya surat tersebut, sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara
dirubah menjadi “Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara”. Cabang Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dirubah menjadi “Cabang Dinas
Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada
Wajib Pajak. Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara sampai saat ini telah
membentuk 14 cabang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan di Wilayah
Sumatera Utara yaitu :
1. UPT Medan Utara
2. UPT Medan Selatan
3. UPT Binjai
4. UPT Tebing Tinggi
5. UPT Pematang Siantar
6. UPT Kisaran
7. UPT Rantauprapat
8. UPT Balige
9. UPT Sibolga
10.UPT Padang Sidempuan
11.UPT Panyabungan
12.UPT Kabanjahe
13.UPT Sidikalang
B. Struktur Organisasi UPT / SAMSAT Binjai
Struktur Organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan sistematis
mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.UPT Binjai terdiri dari 5
seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi. Adapun seksi-seksi itu
sebagai berikut, Seksi ABT/APU, Seksi PKB/BBN-KB, Seksi PLL, Seksi PKDA dan
Seksi Retribusi. Struktur Organisasi UPT Binjai dapat dilihat seperti di bawah ini :
Sumber : Kantor SAMSAT Binjai
KA. UPT
KA. SUB BAG TU
KASI
P ABT/APU
KASI
PKB/BBN-KB
KASI
PLL
KASI
PKDA
KASI
C. Tugas dan Fungsi Tiap Seksi UPT Binjai
Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan tugas dan fungsi tiap seksi
UPT Binjai :
1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kepala UPT mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
pengadministrasiaan, pengutipan dan penyetoran PKB-KAA (Pajak Kendaraan
Bermotor-Kendaraan di Atas air, BBN-KAA (Bea Balik Nama-Kendaraan di Atas
Air, Pajak ABT/APU (Air Bawah Tanah/Air Permukaan Umum, PBB-KB (Pajak
Bahan Bakar-Kendaraan Bermotor), Retribusi dan PLL (Pandapatan Lain-Lain).
Adapun tugas dan fungsi dari Kepala Unit Pelaksana Teknis adalah sebagai
berikut :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendapatan, potensi,
penyuluhan, pengadministrasiaan, pengutipan dan penyetoran serta pelaporan
hasil pengutipan PKB-KAA, BBN-KAA, Pajak ABT/APU, PBB-KB,
Retribusi dan PLL.
b. Penyelenggaraan optimalisasi pendapatan, pengadministrasiaan, penutipan
dan penyetoran ke Kas Daerah, pelaporan hasil pengutipan pendapatan serta
pelaporannya sesuai dengan ketentuaan dan standar yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala
Dinas, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala UPT Binjai dibantu oleh :
2. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas dan fungsi :
a. Menyusun tata usaha kepegawaian, rencana kebutuhan keuangan, personil dan
peralatan UPT, sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan.
b. Menyelenggarakan urusan, personil, peralatan dan ketatausahaan UPT, sesuai
dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan.
c. Menghimpun bahan/data dari seksi lainnya untuk pembukuaan dan pelaporan
hasil pengutipan PKB-KAA, BBN-KAA, P-ABT/APU, PBB-KB, Retribusi
dan PLL sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.
d. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang
tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit sesuai dengan dan standar yang ditetapkan.
3. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan Umum (P-ABT/APU)
Mempunyai tugas dan fungsi :
a. Melakukan pendataan potensi dan penagihan, menerima dan memperoses
usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan,
tunggakan dan denda Pajak Pengambilan dan Pemanfatan ABT/APU dan
PBB-KB sesuai dengan ketentuan dan standar yang di tetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Melaporkan dan mempertnggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
4. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Mempunyai tugas dan fungsi ;
a. Melaksanakan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan
memperoses usul/pengajuaan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar
jumlah tagihan, tunggakan dan denda PKB dan BBN-KB, sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Melaporkan dan mempertanggunjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Seksi Pendapatan Lain-Lain (PLL)
Mempunyai tugas dan fungsi :
a. Melakukan pendataan potensi, penataan dan penagihan, menerima dan
memperoses usul/pengajuaan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar
jumlah tagihan sesuai ketentuan dengan standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit sesuai Ketentuan dan standar yang ditetapkan.
6. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)
Mempunyai tugas dan fungsi :
a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan
memproses usul/pengajuaan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar
jumlah tagihan, tunggakan dan denda Pajak Kendaraan di Atas Air dan Bea
Balik Nama Kendaraan di Atas Air, sesuai dengan ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
7. Seksi Retribusi
Mempunyai tugas dan fungsi :
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan yang perlu oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang
TABEL I
DAFTAR PEGAWAI UPT DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA - BINJAI
NO NAMA NIP GOLONGAN JABATAN
1 H. GUNTUR HASIBUAN, S.Sos,M.AP 19610718 198611 1 001 IV / a KA. UPT DIPENDA BINJAI
2 Drs. MUTIARAJA NASUTION 19551205 197603 1 003 III / d K.T.U
3 Hj. RUSMINI, S.Pd 19641102 198903 2 003 III / c BENDAHARA PENGELUARAN 4 MUSLIM NASUTION 19590301 198803 1 001 III / a BENDAHARA
PENGELUARAN 5 UNTUNG SURAPATI 19641231 198511 1 002 III / b STAF 6 KHAIRUL SALEH, S.Sos 19750823 199602 1 004 III / b STAF 7 RIDWAN NASUTION 19690725 199009 1 001 III / a STAF 8 SUNARDI, ST 19790107 200901 1001 III / a STAF 9 EDY SINAGA 19610528 200701 1 001 III / a STAF 10 ISWANDI 19650708 200701 1 003 III / a STAF 11 SAPARUDDIN HARAHAP 19700623 200701 1 004 II / a STAF 12 Drs. EDDY SOFYAN SIREGAR 19550913 198909 1 001 III / d KASI PKB
13 JOHNY RAJA PRANTONO,SE,MM 19661001 199603 1 002 III / d STAF 14 YANWAR ULI SINAGA 19600116 198909 1 001 III / a STAF 15 Dra. SITI MAHANI 19630725 199308 2 001 III / d STAF 16 Hj. NURHAYATI, S.Sos 19650202 198612 2 001 III / d STAF 17 Dra. SITI FAUZIAH 19671107 199302 2 001 III / d Plt. KASI PLL
18 Hj. ITA YASMITA 19611120 198503 2 002 III /b STAF 19 ZUBAIDAH 19670822 199008 2 001 III /a STAF 20 ADNAN SYAMSI, SE 19601120 199002 1 001 III / d KASI PKDA
21 AGUSTINA HARAHAP 19700305 199007 2 001 III / a STAF 22 H. RAJUDDIN ABBAS, S.Sos 19560402 198003 1 005 III / d KASI RETRIBUSI
23 H. Drs. ISHAQ HARAHAP 19620214 198611 1 001 III / d KASI ABT / APU
24 T.M. SYAIFUL 19561202 197809 1 001 III / c STAF 25 EFFENDI SIMATUPANG 19551125 199103 1 001 III / b STAF 26 ARMANSYAH 19640830 199303 1 003 II / c STAF
27 RASYID - - HONOR
28 M. SYAFRI - - HONOR
29 EMMA SARI - - HONOR
30 IRFANSYAH - - HONOR
31 EFFENDI NST - - HONOR
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi pajak diatas diambil menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dibawah ini akan
dijelaskan tentang pengertian pajak menurut para ahli pajak dari buku Perpajakan
Indonesia karangan Waluyo dan B. Ilyas.
Prof. Dr. M. J. H. Semeets, mengatakan pajak adalah prestasi kepada
pemerintah yang terutang melalui norma – norma umum yang dapat dipaksakan,
tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual,
dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
timbal balik (kontraprestasi), yang langsung dapat ditinjau dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Dr. Soeparman Soemanhamidjaja, pajak adalah iuran wajib berupa uang atau
barang yang dipungut penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna untuk
menutupi biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.
Dari pengertian pajak, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang melekat
pada pengertian pajak, yaitu sebagai berikut :
a. Kontribusi atau iuran (pungutan) oleh pemerintah pusat berdasarkan
undang-undang. artinya pajak dipungut oleh pemerintah dengan menggunakan undang
undang yang berlaku atau dengan kekuatan undang-undang.
b. Tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) langsung secara
individual. Artinya wajib pajak atau yang membayar pajak tidak langsung
mendapat balas jasa langsung secara individual melainkan mendapatkan balas
jasa secara umum, sehingga yang tidak membayar pajak tersebut dapat
menikmatinya juga.
c. Pajak memiliki sifat yang dapat dipaksakan. Artinya jika wajib pajak tidak
memenuhi kewajiban pembayaran pajak, dapat dikenakan sanksi, baik sanksi
d. Pembayaran pajak harus masuk kepada kas negara. Artinya kontribusi yang
diberikan masyarakat kepada pemerintah pusat atau daerah harus masuk
kepada kas pemerintah pusat atau kas pemerintah daerah (sesuai dengan jenis
pajak yang dipungut).
B. Jenis – Jenis Pajak
Menurut buku Perpajakan Indonesia karangan Waluyo dan Wirawan B. Ilyas
pajak yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat memiliki beberapa jenis yang
pembagiaanya dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain adalah menurut
golongannya, sifatnya dan menurut lembaga pemungutannya :
a. Menurut Golongannya Pajak Terbagi Menjadi 2 Yaitu :
1. Pajak Langsung adalah pajak yang dipungut menurut kohir (daftar
piutang pajak) dan pembebananya lagsung kepada wajib pajak, tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain.
2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang penganaanya atau
b. Menurut Sifatnya Pajak Terbagi Menjadi 2 Yaitu :
1. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam
memperhatikan keadaan dari wajib pajak.
2. Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan dari wajib pajak.
c. Menurut Lembaga Pemungutannya Pajak Terdiri Dari 2 Jenis Yaitu :
1. Pajak Pusat
Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak puasat terdiri dari 8 jenis
yaitu :
a) Pajak Penghasilan (PPh)
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
d) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
e) Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
f) Bea Masuk
2. Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada
orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pajak daerah terdiri dari 2 jenis yaitu :
a) Pajak Daerah Propinsi merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah propinsi yang digunakan untuk membiayai pemerintah daerah propinsi
dan pembangunan pemerintah propinsi. Pajak daerah propinsi terdiri dari 4
jenis yaitu :
1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air (KAA).
2) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
3) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di
Atas Air (KAA).
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan (P- ABT/APU)
b) Pajak Daerah Kabupaten/Kota merupakan pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota yang digunakan untuk membiayai
1) Pajak Hotel.
2) Pajak Restoran .
3) Pajak Hiburan .
4) Pajak Reklame .
5) Pajak Penerangan Jalan.
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
7) Pajak Parkir.
Karena pada laporan akhir penulis akan membahas masalah pajak kendaraan
bermotor maka disini penulis akan menjelaskan tentang pajak kendaraan bermotor.
C. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 3 tahun 2002
tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, pajak kendaraan
bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.
Sedangkan kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih
beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah
suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
a. Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan
Kendaraan Bermotor. Yang termasuk dalam objek PKB adalah kepemilikan dan atau
penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan disemua jenis jalan darat (Marihot
P. Siahaan, 2000; 140).
Bukan merupakan Objek Pajak Kendaraan Bermotor.
Dikecualikan dari objek pajak adalah kepemilikan dan atau penguasaan
kendaraan bermotor adalah :
1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Negara Asing, dan Perwakilan
Lembaga-Lembaga Internasional dengan azas timbal balik.
3. Pemerintah Kabupaten / Kota.
4. Pabrikan atau Importir Kendaraan Bermotor Baru yang semata-mata
tersedia untuk dipamerkan, dan bukan untuk dijual dan tidak
dipergunakan lalulintas bebas.
5. Kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh subjek
b. Subjek dan Wajb Pajak Kendaraan Bermotor
Subjek pajak kendaraan bermotor menurut Peraturan Daerah Propinsi
Sumatera Utara Nomor 3 tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air secara umum adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor tersebut. Sedangkan yang menjadi wajib pajak kendaraan
bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor dan
diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang terutang.
Yang menjalankan dan bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah sebagai
berikut :
1. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli
warisnya
2. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.
c. Prosedur Pemungutan PKB 1. Pendaftaran
a) Pengambilan Formulir SPT
b) Pengisian Formulir SPT
c) Menyampaikan Berkas pada Petugas Checking
2. Penelitian Berkas
a) Pemeriksaan persyaratan dan kelengkapan berkas
c) Menyampaikan berkas ke penetapan
3. Penetapan biaya Administrasi baru
a) Membuat perhitungan dan penetapan kewajiban wajib pajak
b) Membuat nomor kohir
c) Mencetak ketetapan tanda lembar SKPD
d) Menyampaikan berkas pada korektor
4. Final Checking (korektor)
a) Meneliti kebenran perhitungan dan penetapan wajib pajak
b) Meneliti data pajak dalam ketetapan sementara
5. Pembayaran
a) Menerima pembayaran dari wajib pajak
b) Membukukan hasil penerimaan
c) Menyampaiakn SKPD pada loket Emborsing/Pencetakan STNK
d) Menyampikan berkas ke petugas arsip
e) Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendaharawan
f) Menyetor hasil penerimaan PKB ke Bank Sumut
g) Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan
6. Pencetakan
a) Melaksanakan pencetakan STNK
d. Bentuk Sanksi
Bentuk sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak yang pajak terutangnya
sudah jatuh tempo adalah 2 % (dua persen) setelah terhitung 1 bulan jatuh tempo.
e. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif dan Nilai Jual Pajak
Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DPP PKB) dihitung sebagai
perkalian dari dua unsur pokok yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor dan Bobot yang
mancerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan
akibat penggunaan kendaraan bermotor (Marihot P. Siahaan, 2000;142 – 143). Dari
penjelasan diatas dapat dirumuskan dasar pengenaan PKB adalah sebagai berikut :
Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum
atas suatu kendaraan bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari sumber data, antara lain Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan
asosiasi penjual kendaraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan
bermotor tidak dapat diketahui, maka NJKB dapat ditentukan berdasarkan
faktor-faktor berikut ini :
1. Isi silinder dan atau satuan daya.
2. Penggunaan Kendaraan Bermotor.
3. Jenis Kendaraan Bermotor.
4. Merek Kendaraan Bermotor.
5. Tahun Pembuatan Kendaraan Bermotor.
6. Berat total Kendaraan Bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan.
7. Dokumen impor untuk jenis Kendaraan Bermotor tertentu.
Bobot yang mencerminkan secara relative kadar kerusakan jalan dan
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor dihitung berdasarkan
faktor-faktor di bawah ini adalah :
1. Tekanan gandar.
2. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor.
3. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, dan cirri-ciri mesin dari kendaraan
bermotor.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, penghitungan dasar pengenaan PKB akan
ditinjau setiap tahunnya. Adapun perhitungan dasar pengenaan PKB di buat
berdasarkan :
a. Tahun pembuatannya adalah tahun perakitan kendaraan bermotor.
1) Sedan, sedan station, jeep, station wegan, minibus, microbus, bus,
sepeda motor, dan sejenisnya, sebesar 1,00.
2) Alat-alat berat dan alat-alat besar, sebesar 1,00.
3) Mobil barang/beban, sebesar 1,30.
Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Tarif PKB sama pada setiap propinsi yang memungut pajak kendaraan
bermotor. Adapun tarif pajak kendaraan bermotor sesuai dengan kelompoknya adalah
sebagai berikut :
1. 1,5% (satu koma lima persen) PKB untuk kendaraan bermotor bukan umum.
2. 1% (satu persen) BBNKB untuk kendaraan bermotor bukan umum.
3. 0,60% (nol koma enam puluh) PKB untuk kendaraan bermotor umum.
4. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat
besar.
Besarnya pajak kendaraan bermotor yang terutang dapat dihitung dengan cara
mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor. Jadi, dapat
disimpulkan rumus dari PKB adalah sebagai berikut :
Berikut ini adalah contoh dari perhitungan PKB dari jenis sepeda motor
merek YAMAHA 5 Tp JUPITER Z tahun pembuatan 2008, dasar pengenaan
pajaknya adalah Rp. 9.800.000,-. Hitung PKB terutangnya?
Jawaban :
Besarnya PKB yang terutang adalah :
PKB terutang = Tarif X Dasar Pengenaan Pajak
PKB terutang = 1,5% X 9.800.000
PKB terutang = Rp. 147.000,-
f. Kesalahan atau Keliruan Dalam Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
Kesalahan atau kelirauan dalam perhitungan pajak kendaraan bermotor adalah
salah perhitungan pajak kendaraan bermotor adapun kesalahan tersebut biasanya
lebih bayar atau kurang bayar pajak kendaraan bermotor. Maka solusi yang dilakukan
oleh petugas pajak jika pajaknya lebih bayar adalah dengan mengembalikan pajak
yang lebih tersebut kepada wajib pajak sedangkan jika pajaknya kurang bayar
solusinya adalah dengan membebankan pajak yang terutang ketahun pajak
g. Wilayah Kerja
TABEL II
WILAYAH KERJA KANTOR SAMSAT BINJAI
NO WILAYAH KERJA JUMLAH KELURAHAN / DESA
I WILAYAH KOTA BINJAI
1 BINJAI KOTA 6 (ENAM) KELURAHAN
2 BINJAI BARAT 5 (LIMA) KELURAHAN
3 BINJAI TIMUR 7 (TUJUH) KELURAHAN
4 BINJAI UTARA 9 (SEMBILAN) KELURAHAN
5 BINJAI SELATAN 8 (DELAPAN) KELURAHAN
II WILAYAH KABUPATEN LANGKAT
1 BAHOROK 12 (DUA BELAS) DESA
2 SALAPIAN 17 (TUJUH BELAS) DESA
3 SERAPIT 10 (SEPULUH) DESA
4 KUALA 16 (ENAM BELAS) DESA
5 SELESAI 14 EMPAT BELAS) DESA
6 SEI BINGAI 16 (ENAM BELAS) DESA
7 KUTAMBARU 8 (DELAPAN) KELURAHAN
8 BINJAI LANGKAT 7 (TUJUH) KELURAHAN
Sumber : Kantor SAMSAT Binjai
h. Masa Pajak Kendaraan Bermotor
Masa pajak kendaraan bermotor adalah 12 bulan berturut-turut yang
merupakan tahun pajak dimulai pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.
Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 bulan karena sesuatu hal besarnya pajak
uang terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Apabila bagian bulan yang
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
[image:43.612.114.531.329.604.2]A. Gambaran Realisasi PKB Pada SAMSAT Binjai
TABEL III
MELAKSANAKAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPT DIPENDA PROVSU - BINJAI TAHUN ANGGARAN 2008 – 2009
NO
TAHUN ANGGARAN 2008
TAHUN ANGGARAN 2009
JUMLH / KB (UNIT )
PKB (Rp)
JUMLAH / KB (UNIT )
PKB (Rp)
1 JANUARI
4832
1.522.843.807,00
4669
1.383.577.577,00
2 FEBRUARI
3902
1.199.193.468,00
4601
1.406.728.574,00
3 MARET
4757
1.521.038.747,00
5463
1.716.675.310,00
4 APRIL
5094
1.544.797.792,00
5635
1.620.225.011,00
5 MEI
4918
1.429.169.885,00
5517
1.695.509.600,00
6 JUNI
5015
1.473.331.963,00
5979
1.795.153.471,00
7 JULI
4979
1.488.330.128,00
5323
1.635.600.816,00
8 AGUSTUS
5034
1.472.452.072,00
5485
1.641.722.998,00
9 SEPTEMBER
5109
1.528.761.215,00
5276
1.620.453.717,00
10 OKTOBER
4666
1.494.515.081,00
6253
1.977.640.600,00
11 NOPEMBER
4691
1.437.048.277,00
5694
1.870.986.111,00
12 DESEMBER
4463
1.415.592.396,00
7539
2.636.296.302,00
JUMLAH
57460
17.527.074.831,00
67434
21.000.570.087,00
Analisi data :
Dari data perbandingan realisasi pajak kendaraan bermotor pada januari 2008
sampai dengan desember 2009 mengalami ketidak setabilan dari jumlah kendaraan
bermotor, naik dan turun setiap bulannya dan itu dapat dilihat dari table III di atas,
dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa pajak kendaraan bermotor mengalami
kenaikan yang semula 2008 jumlah total kendaraan bermotor adalah 57460 dengan
realisasi PKB sebesar Rp.17.527.074.831 dan pada tahun 2009 jumlah total
kendaraan bermtor adalah 67434 dan jumlah realisasinya adalah Rp. 21.000.570.087,
adapun jumlah kendaraan bermotor yang megalami kenaikan adalah 9974 sedangkan
jumlah realisasinya yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.473.495.256 Kenaikan
ini di sebabkan karena :
1. Kesadaran masyarakat dalam membayar PKB
2. Pelayanan one day sevice berjalan efektif
3. Jumlah kendaraan bermotor yang bertambah sehingga pembayaraan PKB
TARGET
SATU TAHUN (Rp)
1 JANUARI
1.383.577.577
7,08
2 FEBRUARI
1.406.728.574
7,20
3 MARET
1.716.675.310
8,78
4 APRIL
1.620.225.011
8,29
5 MEI
1.695.509.600
8,68
6 JUNI
1.795.153.471
9,19
7 JULI
19.542.954.000
1.635.600.816
8,37
8 AGUSTUS
1.641.722.998
8,40
9 SEPTEMBER
1.620.453.717
8,29
10 OKTOBER
1.977.640.600
10,12
11 NOPEMBER
1.870.986.111
9,57
12 DESEMBER
2.636.296.302
13,49
Jumlah
19.542.954.000
21.000.570.087
107,46
BULAN
[image:45.612.115.527.225.529.2]NO
REALISASI (Rp) PERSEN (%)
TABEL IV
PENETAPAN TARGET DAN REALISASI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TAHUN ANGGARAN 2009
Analisis Data :
Dari data target dan realisasi pajak kendaraan bermotor tahun 2009 diatas
dapat diketahui bahwa realisasi penerimaan PKB sebesar Rp.21.000.570.087,- atau
107,46 % dari target (Rp. 19.542.954.000,-), perubahan pada sebelumnya tahun 2008
dibebankan target sebesar Rp. 18.081.220.270,- (kenaikan target).
Dari penjaelasan diatas dapat diketahui bahwa pencapaian target sektor PKB
sebesar 107,46 % merupakan keberhasilan SAMSAT Binjai dalam melaksanakan
pemungutan PKB di 2 (dua) wilayah kerjanya yaitu Langkat dan Binjai. Hal ini
dikarenakan kesadaran Wajib Pajak kendaraan bermotor di Kota Binjai dan Langkat
cukup baik karena sering dilakukan sosialisasi petugas kelapangan dengan
pendekatan pelayanan BUS SAMSAT KELILING / SAMKEL, sering dilakukan
razia terpadu PKB selama 60 hari dalam setahun, pelayanan kepada para Wajib Pajak
dengan menyelesaikan setiap berkas PKB/BBN-KB selesai / siap satu hari (one day
service).
Namun pada tahun 2008 realisasi penerimaan PKB tidak tercapai (96,94 %).
TARGET
SATU TAHUN (Rp)
1 JANUARI
1.522.843.807
8,42
2 FEBRUARI
1.199.193.468
6,63
3 MARET
1.521.038.747
8,41
4 APRIL
1.544.797.792
8,54
5 MEI
1.429.169.885
7,90
6 JUNI
1.473.331.963
8,15
7 JULI
18.081.220.270
1.488.330.128
8,23
8 AGUSTUS
1.472.452.072
8,14
9 SEPTEMBER
1.528.761.215
8,45
10 OKTOBER
1.494.515.081
8,27
11 NOPEMBER
1.437.048.277
7,95
12 DESEMBER
1.415.592.396
7,83
Jumlah
18.081.220.270
17.527.074.831
96,94
BULAN
[image:47.612.113.527.225.531.2]NO
REALISASI (Rp) PERSEN (%)
TABEL V
PENETAPAN TARGET DAN REALISASI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TAHUN ANGGARAN 2008
1. Kurang tegasnya pihak Kepolisian dalam menindak kendaraan bermotor yang
telah habis masa berlaku PKB pada saat razia PKB.
2. Penyelesaian STNK dan pengambilan TNKB pada pihak kepolisian terlalu
lama. Selanjutnya Wajib Pajak pada mengeluh karena PKB telah dibayar.
3. Masih banyak pemilik kendaraan bermotor di wilayah terpencil menganggap
pembayaran PKB disesuaikan dengan masa berlaku STNK.
B. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Mekanisme Pengenaan PKB
Adapun penghambat SAMSAT Binjai yang dihadapi dalam mekanisme
pengenaan pajak kendaraan bermotor adalah :
1. Pada computer On-Line masih dijumpai beberapa kesalahan data.
2. Belum ada ketentuan / petunjuk teknis mengenai restitusi.
3. Sarana dan prasarana kerja seperti gedung, meja / kursi, komputer, AC yang
kurang memadai.
4. Tempat penyimpanan barang-barang ATK tidak memadai dan ruangan para
Kasi belum tersedia.
5. Personil Jasa Raharja dalam melaksanakan Razia PKB di lapangan tidak
C. Upaya-Upaya yang dilakukan oleh Kantor SAMSAT dalam meningkatkan penerimaan PKB.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor SAMSAT dalam peningkatan
penerimaa PKB adalah :
1. Meningkatkan koordinasi dengan Kasatlantas/Kapolresta.
2. Menyimpan barang yang tidak bisa dipakai lagi ke Kantor SAMSAT yang
lama.
3. Melakukan pendataan KBAB sebagai potensi baru.
4. Meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dengan menyelesaikan setiap
berkas PKB/BBN-KB selesai / siap satu hari (one day service).
5. Mengirimkan surat peringatan kepada WP yang menunggak PKB/BBN-KB.
6. Melakukan razia PKB/BBN-KB bersama instansi terkait (Satlantas, PT. AK
Jasa Raharja, Pemko Binjai dan Pemkab Langkat).
7. Meningkatkan WASKAT disamping itu setiap hari Senin dilakukan
arahan-arahan kepada para pegawai.
8. Memberi teguran lisan maupun tulisan kepada pegawai yang tidak disiplin.
9. Segera dibangun gedung baru dalam proses pelayanan pajak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kantor UPT Binjai/Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara adalah
merupakan kantor Pemerintah Daerah yang bergerak dibidang pendapatan daerah
dengan tujuan meningkatkan penerimaan sumber Pendapatan Daerah Propinsi
Sumatera Utara serta meninkatkan kualitas pelayanan dan kualitas aparatur dalam
pembardayaan potensi daerah.
Pajak kendaran bermotor merupakan pajak atas kepemilikan dan atau
penguasaan semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang
digunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa
motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi
tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk
alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar yang lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan pencapaian target dan realisasi PKB adalah sebagai berikut :
1. Kurang tegasnya pihak Kepolisian dalam menindak kendaraan bermotor yang
telah habis masa berlaku PKB pada saat razia PKB.
2. Penyelesaian STNK dan pengambilan TNKB pada pihak kepolisian terlalu
3. Masih banyak pemilik kendaraan bermotor di wilayah terpencil menganggap
pembayaran PKB disesuaikan dengan masa berlaku STNK.
Upaya-upaya yang dilakukan Kantor SAMSAT Binjai dalam meningkatkan
penerimaan PKB :
1. Meningkatkan koordinasi dengan Kasatlantas/Kapolresta.
2. Menyimpan barang yang tidak bisa dipakai lagi ke Kantor SAMSAT yang
lama.
3. Melakukan pendataan KBAB sebagai potensi baru.
4. Meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dengan menyelesaikan setiap
berkas PKB/BBN-KB selesai / siap satu hari (one day service).
5. Mengirimkan surat peringatan kepada WP yang menunggak PKB/BBN-KB.
6. Melakukan razia PKB/BBN-KB bersama instansi terkait (Satlantas, PT. AK
Jasa Raharja, Pemko Binjai dan Pemkab Langkat).
7. Meningkatkan WASKAT disamping itu setiap hari Senin dilakukan
arahan-arahan kepada para pegawai.
8. Memberi teguran lisan maupun tulisan kepada pegawai yang tidak disiplin.
9. Segera dibangun gedung baru dalam proses pelayanan pajak.
B. SARAN
Adapun saran yang penulis berikan kepada Kantor SAMSAT adalah sebagai
berikut :
1. Diberikannya peralatan kerja yang memadai kepada UPT Binjai dengan
Sistem Komput erisasi.
2. Membentuk suatu tim yang bertugas untuk mempublikasikan tentang
kegunaan, peranan dan fungsi dari membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
3. Melakuakan berbagai tindakan dalam upaya mencapai target Pajak Kendaran
Bermotor pada UPT Binjai. Misalnya dengan melakukan razia yang lebih
tegas oleh pihak POLRI, Dispenda dan Jasa Raharja.
4. Perlu adanya kerja sama antara perguruan tinggi dan instansi pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Marihot, 2000, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Grafindo Persada, Jakarta.
Mardiasmo, 2008, Perpajakan, ANDI, Yogyakarta.
Markus, Muda, 2005, Perpajakan Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2002, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pajak
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2002 tentang Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penghitungan
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
S
T
RUK
T
UR O
R
G
ANI
S
AS
I
UP
T
B
INJA