UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH GAYA HIDUP DAN RESPON ATAS IKLAN
TERHADAP PREFERENSI MEREK (Studi Kasus Pada
Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan
Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)
SKRIPSI
OLEH:
MAULANA HAKIM 050502128 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Maulana Hakim (2010). “Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, SE. MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MSi (Penguji I), Drs. Ami Dilham, MSi (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Gaya Hidup (X1) merupakan variabel yang dominan
dalam penelitian ini. .
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Merek Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara”.
Penulis telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas Ekonomi ke arah yang lebih baik.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu melakukan terobosan baru yang lebih baik dalam Departemen Manajemen. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
membimbing serta memberi pengarahan dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Dr. Arlina Nurbaiti, SE, MSi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini
6. Drs. Ami Dilham, MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, saran, motivasi serta nasehat yang membangun dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini, serta kebaikan yang diberikan kepada penulis dengan sangat tulus.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dari awal sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan. 8. Kepada seluruh pegawai di Kantor Departemen Manajemen dan Pegawai
di Fakultas Ekonomi Sumatara Utara, terima kasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan administrasi selama perkuliahan.
9. Kepada warga pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, terima kasih atas kerjasamanya dalam mengisi data kuesioner dengan baik.
10. Kepada pihak dari Kantor Kepala Desa Kedai Damar, terima kasih atas informasi mengenai profil Pabatu, dimana sangat berguna sebagai data penunjang.
menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya bisa memberikan balasan ini atas segala pengorbanan yang telah dilakukan.
12. Kepada keluargaku yang tersayang, terima kasih atas segala dukungan dan doanya. Serta kesabaran untuk menunggu penulis dalam menyelesaikan program studi ini.
13. Kepada sahabat terbaikku Camphut Community yang sudah tulus untuk membantu penulis selama masa perkuliahan.
14. Kepada sahabat-sahabatku Denson Ronaldo Malau SE, Terima Kasih untuk dukungan dan doanya kepada penulis.
15. Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini, semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun serta membantu untuk perbaikan di masa depan.
Medan, Maret 2010 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
2. Definisi Operasional ... 7
3. Pengukuran Variabel ... 9
4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 9
5. Populasi dan Sampel ... 9
6. Teknik Pengumpulan Data ... 10
7. Jenis dan Sumber Data ... 11
8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12
9. Metode Analisis Data ... 15
10.Uji Asumsi Klasik ... 18
BAB II URAIAN TEORITIS ... 21
A. Penelitian Terdahulu ... 21
B. Pengertian Pemasaran ... 22
C. Teori Perilaku Konsumen ... 23
1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 23
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 23
3. Gaya Hidup ... 30
4. Iklan ... 31
5. Merek dan Preferensi Merek ... 33
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36
A. Sejarah Yamaha Motor Indonesia ... 36
B. Filosofi Yamaha ... 39
C. Produk Sepeda Motor ... 39
1. Kelas Automatic ... 39
2. Kelas Moped ... 40
BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Analisis Deskriptif ... 44
1. Karakteristik Responden ... 44
2. Analisis Deskriptif Variabel ... 45
B. Analisis Regresi Linear Berganda ... 49
C. Uji Asumsi Klasik ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
2. Uji Heteroskedastisitas ... 53
3. Uji Multikolinieritas ... 56
D. Pengujian Hipotesis ... 57
1. Uji variabel bebas secara simultan (Uji-F) ... 57
2. Uji variabel bebas secara parsial (Uji-t) ... 59
3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Penjualan Sepeda Motor Nasional Tahun 2005-2009 ... 2
Tabel 1.2 : Definisi Operasional Variabel ... 8
Tabel 1.3 : Uji Validitas ... 13
Tabel 1.4 : Uji Reliabilitas ... 14
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45
Tabel 4.3 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Gaya Hidup... 46
Tabel 4.4 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Respon Atas Iklan ... 47
Tabel 4.5 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Preferensi Merek ... 48
Tabel 4.6 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 50
Tabel 4.7 : Kolmogorov-Smirnov ... 53
Tabel 4.8 : Uji Glejser ... 55
Tabel 4.9 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 56
Tabel 4.10 : Hasil Uji F ... 58
Tabel 4.11 : Hasil uji t ... 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5
Gambar 3.1 Logo Yamaha ... 36
Gambar 3.2 Mio ... 39
Gambar 3.3 Mio Soul ... 40
Gambar 3.4 Jupiter Z ... 40
Gambar 3.5 Vega ZR ... 41
Gambar 3.6 Jupiter MX ... 41
Gambar 3.7 Scorpio Z ... 42
Gambar 3.8 V-Ixion ... 42
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 51
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas ... 52
ABSTRAK
Maulana Hakim (2010). “Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, SE. MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MSi (Penguji I), Drs. Ami Dilham, MSi (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Gaya Hidup (X1) merupakan variabel yang dominan
dalam penelitian ini. .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sepeda motor merupakan sarana transportasi primadona masyarakat Indonesia selama beberapa dekade terakhir. Akibatnya, puluhan merek sepeda motor membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar merek setiap produk jelas akan semakin tajam dalam merebut konsumen.
Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk, tipe dan merek yang banyak. Konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli dan menentukan preferensinya terhadap produk dan merek tertentu. Diantaranya yaitu konsumen akan membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya dan daya belinya. Selain itu, faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi juga sangat mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan akhir produk yang akan dibelinya.
Preferensi diawali dari proses pencarian informasi mengenai beberapa merek produk, dan kemudian mengumpulkannya untuk di evaluasi lebih lanjut satu per satu, hingga akhirnya menetapkan satu merek yang akan dibeli.
oleh Honda. Yamaha terus memperbaiki diri, hingga secara perlahan selisih jumlah penjualannya semakin menipis dengan Honda. Bahkan dari tahun ke tahun penjualannya Yamaha kerap meningkat. Seperti disajikan dalam tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Penjualan Sepeda Motor Nasional Tahun 2005-2009
Tahun
Merek
Honda Yamaha Suzuki Kawasaki
Lain-Lain
Total
2005 2.648.091 1.236.187 1.092.236 77.043 35.329 5.088.886 2006 2.264.168 1.488.561 598.041 34.686 32.886 4.427.342 2007 2.141.025 1.835.251 637.031 38.134 36.822 4.688.263 2008 2.874.576 2.465.546 793.758 44.690 37.295 6.215.865 2009 * 2.190.181 2.150.731 361.774 47.892 2.900 4.753.478 Diolah dari berbagai sumber di internet.
*) hingga Oktober 2009
Kunci keberhasilan Yamaha meningkatkan penjualan antara lain karena sensitifnya mereka dalam menyelami gaya hidup konsumen, sepeda motor produksi Yamaha memiliki keunggulan dalam hal desain fisik dan kecepatan dibanding produk merek lain.
mengungguli berbagai merek sepeda motor lain, termasuk Honda.
Tidak saja di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Yamaha juga tidak luput dalam melihat target pasar yang berada di daerah-daerah. Karena pasar di daerah merupakan pasar potensial dimana jumlah konsumennya tidak kecil dan masih belum begitu tergarap.
Perumahan karyawan PTPN IV Pabatu merupakan komplek perumahan yang letaknya relatif jauh dari kota besar, jaraknya dari kota Medan yang merupakan ibukota propinsi mencapai 90 km. Sedangkan kota yang paling dekat di akses dari komplek perumahan ini adalah kota Tebing Tinggi, yang jaraknya kira-kira hanya 6 km. Sehingga dalam keseharian, masyarakat Pabatu menjadikan sepeda motor menjadi alat transportasi utama, bahkan telah menjadi gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas keseharian.
Konsep gaya hidup konsumen menunjukkan bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu. Konsep ini tidak statis, akan tetapi dinamis, seiring dengan berkembangnya peradaban. Dan Yamaha menyadari betul konsep ini, sehingga Yamaha mengutamakan inovasi dan melakukan pengembangan teknologi secara berkesinambungan dalam merancang sepeda motornya.
mengganti saluran saat iklan ditayangkan. Sehingga pemasar perlu jeli memilih dan menentukan pesan iklan yang disampaikan. Iklan yang disajikan harus merupakan “suguhan imajinatif, interaktif, menghibur dan bermanfaat”.
Setiap iklan juga harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan, selama ini ternyata disediakan oleh orang lain, lalu mencoba produk dan terakhir peneguhan pada produk sehingga konsumen akan tetap ingat dan memahami produk tersebut .
Dengan berdasarkan konsep itu, dalam beriklan, Yamaha tidak hanya mengemas iklannya dengan sangat rapi, tapi juga menggandeng tokoh-tokoh ataupun selebriti yang dianggap memiliki kemampuan yang baik dalam mengkomunikasikan informasi tentang produknya ke audience.
Dalam iklan Jupiter MX versi televisi yang terbaru, Yamaha Indonesia menggandeng Valentino Rossi dan Komeng sebagai endorser-nya. Hal ini tentu menimbulkan respon positif dari konsumen yang melihat iklan ini, karena nantinya akan membentuk image bahwa Yamaha umumnya adalah motor dengan kualitas yang bagus. Cepat, tangguh, dan bergengsi. Dalam iklan tersebut Valentino Rossi juga menyebutkan Jupiter MX “very fast”. Itu juga akan menimbulkan rasa percaya (trust) yang kuat oleh konsumen, di karenakan yang berbicara adalah sang juara dunia moto gp.
B. Perumusan Masalah
merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi ?”
C. Kerangka Konseptual
Fatmanovita (2005) menyatakan bahwa lifestyle (gaya hidup) yang bervariasi pada konsumen ikut serta dalam penentuan keputusan yang akan diambil. Cara pandangnya dalam situasi yang beragam mampu mempengaruhi brand preference (preferensi merek) konsumen. Hal ini merujuk pada kemampuan
merek untuk mengekspresikan sisi karakter pemakainya. Respon atas advertising (iklan) dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu merek, karena konsumen menganggap iklan tersebut adalah suatu titik awal jawaban pemenuhan kebutuhannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Fatmanovita, 2005 (diolah)
Gaya Hidup
Respon Atas Iklan
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Gaya hidup dan respon konsumen atas iklan memiliki pengaruh terhadap preferensi merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gaya hidup dan respon atas iklan berpengaruh terhadap preferensi merek pada pengguna Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini sekiranya dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi Yamaha agar produknya disesuaikan dengan gaya hidup para konsumennya. Selain itu juga agar Yamaha memperhatikan iklan dan promosi produknya, sehingga merek Yamaha selalu menjadi pilihan utama dan melekat erat di hati para pecinta sepeda motor tanah air.
b. Bagi Departemen Manajemen FE USU
c. Bagi Pihak Lain
Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.
d. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh gaya hidup maupun iklan dalam pemilihan merek yang dilakukan oleh konsumen.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah mengenai gaya hidup dan respon atas iklan dan pengaruhnya terhadap preferensi merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi.
2. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel pada penelitian ini, adalah :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari :
1) Variabel gaya hidup (X1) merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah preferensi merek pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu. Preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.
Penjelasan lebih lengkap mengenai definisi operasional variabel penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Pengertian Indikator Skala
Gaya hidup (X1)
Pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.
1. Sepeda motor Yamaha
sangat membantu aktivitas sehari-hari.
2. Model dan desain
sepeda motor Yamaha yang memberi kesan stylish.
3. Sepeda motor Yamaha
dapat membantu hidup lebih hemat.
4. Sepeda motor Yamaha
membuat lebih percaya
Tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan.
1. Memberikan perhatian terhadap iklan-iklan sepeda motor Yamaha 2. Menancapkan rasa
ketertarikan terhadap iklan-iklan Yamaha
3. Rencana melakukan pembelian setelah melihat iklan sepeda motor Yamaha
Preferensi merek (Y)
Kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.
1. Memilih sepeda motor Yamaha adalah pilihan tepat.
2. Kualitas produk sepeda motor merek Yamaha lebih baik.
3. Kualitas pelayanan yang diberikan penjual
Sumber : Setiadi, Stuart and Sundeen, Mitchel and Olsen (diolah)
3. Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini variabel yang diukur yaitu variabel gaya hidup, konsep diri, respon atas iklan dan juga preferensi merek dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang sosial (Sugiyono, 2005) misalnya dengan pembagian sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
4. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu di Jalan Lintas Medan-Pematang Siantar sejak bulan November - Desember 2009. 5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu yang menggunakan sepeda motor Yamaha berbagai tipe.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2005). Kriteria dari sampel adalah warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas.
Dalam kasus ini populasi tidak dapat diidentifikasi jumlah pastinya oleh penulis, dan untuk setiap populasi yang tidak terindentifikasi, maka digunakan rumus penentuan jumlah sampel sebagai berikut:
(Zα) 2 (p)(q) n =
d2 Keterangan:
n = Jumlah sampel
bila α = 0,01 → z = 1,96 p = Estimator proporsi populasi q = 1 – p
d = Penyimpangan yang di tolerir
Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
(1,96)2 (0,5)(0,5)
n = —————— = 96,04 = 96 orang (0,1)2
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain:
a. Wawancara (Interview)
Dilakukan dengan Kepala Desa Kedai Damar Pabatu untuk memperoleh keterangan dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
b. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas.
c. Studi Dokumentasi
7. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari :
1) Warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas sebagai responden yang diambil dari sampel.
2) Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari perusahaan ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika rhitu ng positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
b. Jika rhitung positif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden diluar dari responden penelitian yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Uji Validitas
Pertanyaan r hitung r table Keterangan
p1 .495 0.361 Valid
p2 .486 0.361 Valid
p3 .535 0.361 Valid
p4 .750 0.361 Valid
p5 .875 0.361 Valid
p6 .662 0.361 Valid
p7 .488 0.361 Valid
p8 .404 0.361 Valid
p9 .557 0.361 Valid
p10 .628 0.361 Valid
Pada Tabel 1.3 diatas menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rtabel.
Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30),
diperoleh rtabel adalah 0,361.
Tabel 1.3 juga menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena rhitung > rtabel yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361).
Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.
b. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang dkk, 2006) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1.4 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.863 10
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Pada tabel 1.4 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,863 dan rtabel
sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih
besar dari rta bel (0,863 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel
dan dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach's alpha > 0,60 atau 0,80 berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 1.4 maka ke 10 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
9. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (gaya hidup dan respon atas iklan) dan variabel terikat (preferensi merek), maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and Service Solution) versi 15.0.
Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Preferensi merek a = Konstanta
b1-b2 = Koefisien Regresi
X1 = Gaya hidup
X2 = Respon atas iklan
e = Error of term c. Pengujian Hipotesis
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisisnya ada beberapa kriteria ketepatan,
yaitu:
1) Pengujian variabel bebas secara simultan (Uji F)
F hitung = R2 / (k – 1)
(1 – R2) / (n – k) F tabel = ( α : k-1, n-k ) α = 5 %
Dimana :
R2 = Koefisien determinan n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas Langkah-langkah pengujian : a) H0 : β1, β2, β3=0
Ha : β1, β2, β3≠0
b) Menentukan level of significance c) Menentukan kriteria pengujian d) Melakukan penghitungan nilai F e) Kesimpulan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, berarti secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dan sebaliknya, H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel, berarti secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
2) Pengujian variabel bebas secara parsial (Uji t)
Merupakan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) secara parsial terhadap variabel bebas (dependent), dengan asumsi bahwa variabel bebas lain dianggap konstan.
a) H0 : βi = 0 Ha : β1≠ 0
b) Menentukan level of significance c) Menentukan kriteria pengujian
d) Melakukan perhitungan t dengan rumus : thitung = bi - βi
se(bi) Dimana :
bi = koefisien βi βi = nilai hipotesis i se = standar error e) Kesimpulan :
H0 diterima jika –ttabel<thitung<ttabel, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
H0 ditolak jika thitung>ttabel dan thitung<˗ttabel, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
3) Uji Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen.
Nilai R2 berada diantara 0 dan 1. Besarnya R2 dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut (Gujarati, 1995) :
Dimana :
ESS = Explained Sum of Square TSS = Total Sum of Square RSS = Residual Sum of Square 10. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir kuadrat terkecil biasa (OLS) tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model, maka dilakukan pengujian dengan metode Glejser. Langkah-langkah dalam uji Glejser adalah (Gujarati, 1995) :
2) Meregresikan nilai absolut dari ( ) terhadap variabel X yang diduga mempunyai hubungan yang erat dengan 2.
3) Membuat nilai thitung dan ttabel. Apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel,
berarti ada gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya jika –ttabel < thitung < ttabel,
maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas, yakni gejala korelasi antar variabel independen. Dengan kata lain, model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi atau hubungan linear yang sempurna atau pasti antar variabel independennya. Cara yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini, dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Semakin besar nilai VIF, maka semakin besar juga kolinearitas
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Fatmanovita (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lifestyle, Self Concept, dan Respon Atas Advertising terhadap Brand Preference
Pada Produk Wewangian Wanita Merek SHE di Surabaya”. Variabel bebas dari penelitian ini adalah lifestyle, self concept dan respon atas advertising. Variabel terikat yang digunakan adalah brand preference. Dan berdasarkan hasil uji t (uji parsial) menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena thitung > ttabel dan uji F
diketahui secara simultan, variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan Fhitung > Fstatistik dengan a = 0,05 dan koefisien determinasi (R
square) = 54,3 %. Lifestyle memiliki pengaruh terbesar secara parsial dengan thitung
= 6,643 > ttabel = 1,96.
kesukaan merek menunjukkan bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan nilai koefisien (X = 0,893) dengan variabel kesukaan merek. Dan hasil regresi linear sederhana antara variabel kesesuaian citra diri sebagai variabel independen dan variabel dependen kepuasan menunjukkan bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan koefisien (X = 0,784) dengan variabel kepuasan. Kemudian dari hasil uji t menunjukkan bahwa kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesukaan akan merek, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung (6,847) lebih besar dari nilai t tabel (1,96) serta nilai signifikan dibawah 0,05. Selain itu kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung (6,081) lebih besar dari nilai t tabel (1,96) serta nilai signifikansi dibawah 0,05.
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2000) adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran menurut Sunarto (2006) adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.
C. Teori Tentang Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut The American Marketing Association (Setiadi, 2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut, terdapat tiga ide penting dari perilaku konsumen, yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis, (2) hal tersebut melibatkan interaksi afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar, (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: a. Faktor-Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam terhadap tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli.
1) Budaya
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari seseorang anggota masyahrakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku bervariasi amat besar dari negara ke negara. Kegagalan menyesuaikan perbedaan ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
2) Sub-budaya
3) Kelas Sosial
Hampir setiap masyahrakat mempunyai semacam bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial adalah divisi masyahrakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh suatu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kebudayaan dan variabel lain. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, aktivitas diwaktu senggang, dan mobil.
b. Faktor-Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, keluarga serta peran dan status sosial.
1) Kelompok
a) Kelompok Keanggotaan
b) Kelompok Acuan
Kelompok acuan berfungsi sebagai acuan langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang. Pada kelompok acuan terdapat pemuka pendapat (opinion leader) yaitu orang yang karena keterampilan, pengetahuan kepribadian atau karakteristik lain yang spesial yang memberi pengaruh pada yang lain. Pemasar mencoba mengidentifikasi produknya pada pemuka pendapat dan melakukan usaha pemasaran langsung terhadap mereka.
2) Keluarga
Anggota keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan Status
c. Faktor-Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
1) Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan suatu produk seringkali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup yang dilalui sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.
3) Situasi Ekonomi
Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.
4) Gaya Hidup
interest, opinion) utama dari para konsumen. Aktivitas (pekerjaan, hobi,
berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas mereka.
d. Faktor-Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.
1) Motivasi
merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif atau dorongan adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka memandang situasi secara berbeda.
3) Pengetahuan
Ketika orang melakukan suatu aktivitas, mereka belajar. Pembelajaran melibatkan perubahan dalam perilaku individu yang muncul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan penguatan kembali.
4) Keyakinan dan Sikap
3. Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.
Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Sedangkan gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam Setiadi (2003) dipaparkan gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO (activities, interest, opinion) utama dari para konsumen. Aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen.
Dalam Setiadi (2003) terdapat empat manfaat yang sangat besar sekali bagi pemasar bila memahami gaya hidup konsumen, antara lain :
sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen konsumen.
b. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
c. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang paling cocok.
d. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
4. Iklan
Pengertian iklan menurut Assauri (2004) adalah cara untuk mempromosikan produk, jasa atau gagasan yang dibiayai oleh sponsor yang dikenal, dalam rangka untuk menarik calon konsumen guna melakukan pembelian, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan. Media yang sering digunakan dalam iklan adalah: radio, televisi, majalah, surat kabar, kemasan luar, kemasan dalam, gambar bergerak, billboard, brosur, film, poster dan selebaran, tampilan pada tempat pembelian, bahan audio visual, simbol dan logo.
meningkatkan atau mempertahankan kesetiaan atau loyalitas merek, meningkatkan pangsa pasar, dan persepsi atas atribut produk. Ketika konsumen sangat loyal terhadap suatu merek, mereka mungkin akan membeli produk tersebut lebih banyak lagi ketika periklanan dinaikkan. Periklanan juga dapat mengubah pentingnya ciri-ciri merek. Pemasar dapat mengubah daya tarik mereka sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen yang berubah atau mencoba mencapai suatu keunggulan atas merek pesaing.
Respon konsumen terhadap iklan berarti tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan. Respon tersebut bisa berupa positif yang berakhir dengan mengadakan tindakan pembelian produk, dan bisa juga menunjukkan respon negatif terhadap iklan dengan tidak mengadakan tindakan yang diharapkan oleh perusahaan.
Menurut Sutherland (2004) ada lima cara agar pesan iklan dapat mempengaruhi respon audiens :
a. Tidak membuat penonjolan
b. Berbicara pelan atau mengurangi penonjolan itu
c. Menempatkan infomasi itu sebagai sesuatu yang telah diketahui d. Mengemas informasi itu sebagai hiburan
5. Merek dan Preferensi Merek a. Pengertian Merek
Menurut Aaker, disebutkan merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,cap/kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suat usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain. Merek merupakan kekayaan industri yang termas
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.(www.organisasi.org)
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1) Contoh brand name (nama) : Nintendo, Aqua, Bata, Rinso, KFC, Acer, Windows, Toyota, Zyrex, Sugus, Gery, Bagus, Mister Baso, Gucci, C59, dan lain sebagainya.
2) Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor Honda, gambar jendela pada Windows, gambar kereta kuda pada California Fried Chicken (CFC), simbol orang tua berjenggot pada brand Orang Tua (OT), simbol bulatan hijau pada Sony Ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3) Contoh trade character (karakter dagang) : Ronald Mcdonald pada restoran Mcdonald, si Domar pada Indomaret, burung dan kucing pada produk makanan Gery, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Preferensi Merek
Mitchel dan Olsen (1986) menyebutkan bahwa preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.
Simamora (2003) memberikan ilustrasi tentang preferesi merek sebagai berikut :
Masih ada faktor situasi dan pengaruh orang lain yang memungkinkan keputusan pembelian sebenarnya.
Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk. Konsumen akan memberi bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Akhirnya konsumen membentuk sikap terhadap alternatif-alternatif merek yang tersedia melalui prosedur tertentu.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Yamaha Motor Indonesia
Gambar 3.1 : Logo Yamaha Sumber : www.yamaha.co.id
Diantara beragam alat transportasi, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan saat itu, Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia pada tanggal 6 Juli 1974. Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama di perhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001 yang lalu.
Pada tahun 2004, Yamaha Indonesia genap berusia 30 tahun, selama kurun waktu 30 tahun, Yamaha telah berhasil mendapat kepercayaan dari pelanggan. Menapak 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”. Investasi dalam fasilitas manufaktur dan fasilitas pendukung yang terus dikembangkan, membuktikan tingginya komitmen Yamaha untuk mencapai sasaran :
2. Lebih dari 6000 teknisi dan staf yang terlatih 3. Tiga jalur perakitan yang beroperasi selama 24 jam 4. Kapasitas produksi lebih dari 3500 sepeda motor perhari
5. Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap seperti penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus, dan fasilitas penunjang modern
6. Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pasar sepeda motor Indonesia memiliki prospek yang cerah dan sangat menjanjikan. Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor di Indonesia masih berkisar 1 unit : 18 orang. Bila dibandingkan dengan persentase penjualan di negara-negara ASEAN lainnya, penjualan di Indonesia masih dapat ditingkatkan. Karenanya Yamaha bertekad untuk mencapai persentase penjualan 1 unit : 7 orang. Sama halnya dengan daya saing QDC (Quality Delivery Cost) untuk model dan komponen yang diproduksi secara domestik, menunjukkan peningkatan yang signifikan saat ini.
Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi muda sedunia, dan terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim profesional Yamaha memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan telah sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.
dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern. Disertai prosedur pengontrolan kualitas yang ketat pada setiap tahap perakitannya. Secara teratur jalur perakitan Yamaha kini menghasilkan 3000 sepeda motor per hari nya. Dengan standar operasional yang tepat, ketat dan efisien, lebih dari 280 suku cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi, menarik, tangguh, dan seolah langsung menjadi hidup setelah dirakit.
Dalam pengembangan usaha manufaktur yang semakin kompetitif saat ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya teknologi robot yang mutakhir dan kontrol kualitas dengan sistem komputer pada setiap hasil produksi.
Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba ditempat tujuan tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat meninggalkan pabrik. Baik pengiriman melalui darat, laut, maupun udara. Standar dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha.
B.Filosofi Yamaha
Filosofi yang selalu dipegang oleh Yamaha adalah Kando, bahasa Jepang yang artinya similar atau sama dengan Touching Your Heart. Filosofi ini menjadi roh dan semangat Yamaha sebagai tim, untuk selalu memberi kepuasan bagi konsumen.
C.Produk Sepeda Motor 1. Kelas Automatic a. Mio
Gambar 3.2 : Mio
Sumber : www.yamaha.co.id
Bisa dibilang Mio merupakan bintangnya motor matik di Indonesia. Bagaimana tidak sejak peluncurannya hingga saat ini, penjualan Mio mampu mendongkrak share penjualan Yamaha. Mio berhasil mengedukasi pasar dan membenamkan image bahwa motor matik oke-oke saja digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Kapasitas tangki Mio menurut buku manual adalah 3,7 liter dan silinder mesin mencapai 113 cc.. Dilempar dengan dua varian pada umumnya, spoke wheel dan CW.
b. Mio Soul
Gambar 3.3 : Mio Soul Sumber : www.yamaha.co.id
Dapat dikatakan Mio Soul adalah anak dari produk induknya, Mio. Awalnya Mio pertam a h adir diperun tukan un tuk kaum h awa. Nam un karen a motor in i juga di sukai oleh para kaum adam , jadi pih ak Yam ah a m elun curkan Mio Soul.
Body Mio Soul di desain lebih kekar dan m odis seh in gga relevan den gan kon sep pria
yan g m askulin , sty lish, dan din amis.
Spesifikasi Mio Soul, hampir seluruhnya sama dengan Mio. Dan Mio Soul hanya diproduksi dengan satu varian saja yaitu tipe CW.
2. Kelas Moped a. Jupiter Z
Gambar 3.4 : Jupiter Z Sumber : www.yamaha.co.id
Jupiter Z dalam benak pecinta sepeda motor tanah air adalah sosok sepeda motor dengan tampilan stylish yang memiliki kecepatan, terbukti Jupiter Z kerap menjadi juara dalam berbagai event balapan yang diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia.
b. Vega ZR
Gambar 3.5 : Vega ZR Sumber : www.yamaha.co.id
Hasil modifikasi dari sepeda motor Vega ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendahulunya. Motor ini memiliki keunggulan dalam hal konsumsi bahan bakar nya yang irit dan mesin yang bandel, dimana dapat dengan mudah menaklukkan segala medan yang belum tentu mampu dilakukan sepeda motor lain sejenis.
c. Jupiter MX
Gambar 3.6 : Jupiter MX Sumber : www.yamaha.co.id
produk ini. Sehingga dengan dana yang tentunya lebih murah, konsumen dapat menikmati pengalaman berkendara dengan cepat dan nyaman, itulah mengapa produk ini sangat digemari penggemar kendaraan roda dua Indonesia.
3. Kelas Sport a. Scorpio Z
Gambar 3.7 : Scorpio Z Sumber : www.yamaha.co.id
Yamaha Scorpio Z adalah salah satu merk dagang sepeda touring yang di produksi oleh
desain yang gagah, sehingga sangat cocok bagi pria dinamis masa kini.
Scorpio Z memiliki mesin 4 tak dengan isi silinder 225 cc. Dengan spesifikasi ini Scorpio Z punya kecepatan tetapi tidak terlalu boros bensin.
b. V-Ixion
Gambar 3.8 : V-Ixion Sumber : www.yamaha.co.id
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
1. Karakteristik Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 10 butir pertanyaan, yakni empat butir pertanyaan untuk variabel Gaya Hidup (X1)
dan tiga butir pertanyaan untuk variabel Respon Atas Iklan (X2) serta tiga butir
pertanyaan untuk variabel Preferensi Merek (Y). Kuesioner disebarkan kepada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi. Penulis sebelum mengetahui hasil dari analisis statistik deskriptif, terlebih dahulu pembagian karakteristik responden sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Pria 60 62,5 %
Wanita 36 37,5 %
Total 96 100 %
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden pria sebanyak 60 orang atau 62,5% dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 36 orang atau 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin pria lebih banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 62,5%.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan umur : Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase
18-25 Tahun 40 41,67%
26-34 Tahun 26 27,08%
35-42 Tahun 20 20,83%
>42 Tahun 10 10,41%
Total 96 100%
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 Dapat dilihat bahwa dari 96 responden jika dilihat berdasarkan umurnya, maka responden yang berumur 18-25 tahun adalah sebanyak 40 orang atau 41,67%, responden yang berumur 26-34 tahun adalah sebanyak 26 orang atau 27,08% dan responden yang berumur 35-42 tahun adalah sebanyak 20 orang atau 20,83% serta responden yang berumur >42 adalah sebanyak 10 orang atau 10,41%. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 18-25 tahun adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini.
2. Analisis Deskriptif Variabel
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
a. Gaya Hidup sebagai variabel X1 Tabel 4.3
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%) Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Gaya Hidup pada Tabel 4.3 yaitu:
1) Pada pertanyaan pertama (Sepeda motor Yamaha dapat mempermudah Anda beraktivitas sehari-hari) sebanyak 26 orang atau 27,1% yang menyatakan sangat setuju, 62 orang atau 64,6% menyatakan setuju, 8 orang atau 8,3 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
3) Pada pertanyaan ketiga (Anda dapat lebih stylish (bergaya) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha) sebanyak 22 orang atau 22,9% yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 58,3 % menyatakan setuju, 15 orang atau 15,6 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan sebanyak 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju. 4) Pada pertanyaan keempat (Sepeda motor Yamaha semakin membuat Anda
percaya diri dalam pergaulan) sebanyak 16 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat setuju, 70 orang atau 72,9% menyatakan setuju, 10 orang atau 10,4 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
b. Respon Atas Iklan sebagai variabel X2 Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Respon Atas Iklan
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Respon Atas Iklan pada Tabel 4.4 yaitu:
orang atau 13,5 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
2) Pada pertanyaan kedua (Pada saat iklan Yamaha ditayangkan anda merasa tertarik dari berbagai segi sehingga menumbuhkan hasrat untuk membeli sepeda motor Yamaha) sebanyak 18 orang atau 18,8 % yang menyatakan sangat setuju, 64 orang atau 66,7 % menyatakan setuju, 13 orang atau 13,5 % menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
3) Pada pertanyaan ketiga (Anda membeli dan menggunakan Yamaha setelah Anda melihat iklan sepeda motor Yamaha) sebanyak 30 orang atau 31,2 % yang menyatakan sangat setuju, 61 orang atau 63,5 % menyatakan setuju, 4 orang atau 4,2 % menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
c. Preferensi Merek sebagai variabel Y Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Preferensi Merek
Pertanyaan
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Preferensi Merek pada Tabel 4.5 yaitu:
setuju, 53 orang atau 55,2 % menyatakan setuju, 21 orang atau 21,9 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
2) Pada pertanyaan kedua (Anda memilih sepeda motor merek Yamaha karena lebih unggul kualitas produknya dibanding merek lainnya) sebanyak 28 orang atau 29,2 % yang menyatakan sangat setuju, 50 orang atau 52,1 % menyatakan setuju, 12 orang atau 12,5 % menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 5,2 % menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju.
3) Pada pertanyaan ketiga (Kualitas pelayanan yang diberikan tenaga penjual mempengaruhi Anda memilih sepeda motor merek Yamaha) sebanyak 20 orang atau 20,8 % yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 58,3 % menyatakan setuju, 18 orang atau 18,8 %, menyatakan kurang setuju, dan 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju serta 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju.
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1 dan X2)
Tabel 4.6
Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa a. Dependent Variable: Preferensi Merek
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.6 Kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = -3,538 + 0,623X1 + 0,430X2 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = -3,538. Ini mempunyai arti bahwa Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan dianggap konstan maka Preferensi Merek (Y) sebesar 3,538.
2. Koefisien X1 (b1) = 0,623. Variabel Gaya Hidup terhadap Preferensi Merek
dengan koefisien regresi sebesar 0,623. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan Gaya Hidup sebesar 1 satuan, maka Preferensi Merek akan meningkat sebesar 0,623.
3. Koefisien X2 (b2) = 0,430. Variabel Respon Atas Iklan terhadap Preferensi
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.2 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. b. Analisis Statistik
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.22472111
Kolmogorov-Smirnov Z .512
Asymp. Sig. (2-tailed) .956
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,956, ini berarti di atas nilai signifikan 0.05 atau 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorv-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
a. Metode Grafik
Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
b. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas
3. Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS 15. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk, 2008).
Tabel 4.9
Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa a. Dependent Variable: Preferensi
Merek
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa:
a. Nilai VIF dari Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan lebih kecil atau dibawah 10 (VIF < 10), ini berarti tidak terdapat multikoliniaeritas antar variabel independen dalam model regresi.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian variabel bebas secara simultan (Uji F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifiken variabel bebas (X1 danX2) berupa
Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi).
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) berupa Gaya Hidup dan Respon Atas
Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek..
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1 danX2) berupa Gaya Hidup dan Respon Atas
Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek.. Peneliti dalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
a. df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2 b. df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 96-3 = 93
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS
15,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat
α = 5% (2:93) = 3,11 dengan kriteria uji sebagai berikut:
a. Predictors: (Constant), Respon Atas Iklan, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Preferensi Merek
Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah
Berdasrkan Tabel 4.10 bahwa nilai Fhitu ng > Ftabel (39,158 > 3,11) dengan
hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1 danX2) Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) Preferensi Merek (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi).
Variabel bebas yang terdiri dari Gaya Hidup (X1) dan Respon Atas Merek
(X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan Preferensi Merek (Studi Kasus
Tebing Tinggi) dan pengaruhnya adalah positif dengan taraf signifikansi (α) adalah 5 %. Dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil dari taraf signifikan (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan tersebut diterima dan berpengaruh signifikan.
2. Pengujian variabel bebas secara parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari Gaya Hidup (X1) dan Respon Atas Iklan (X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Preferensi Merek (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi).
Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari Gaya Hidup (X1)
dan Respon Atas Iklan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Preferensi Merek (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) sebagai variabel terikat (Y).
b. H0 : b1 ≠ b2 0, artinya variabel bebas secara parsial Gaya Hidup (X1) dan
Respon Atas Merek (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Preferensi Merek sebagai variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%
Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 15,0
for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabelpada tingkat α