ABSTRAK
PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBERHEAD
TOGETHER(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
SISTEM PENCERNAAN
(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh
ELDI RIDHO AKMAL
Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri 1 kedondong Kabupaten
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran model NHT meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 0,43 ± 0,08. Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C2, C3, C4 dan C5) dengan rata-rata N-gain pada indikator C2 sebesar 0,57 ± 0,16; indikator C3 sebesar 0,25 ± 0,10; indikator C4 sebesar 0,44 ± 0,16; indikator C5 sebesar 0,44 ± 0,22. Rata-rata aktivitas belajar siswa semua aspek seperti bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, mengemukakan ide/ pendapatdan mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada kelas NHT yaitu 59,03 ± 1,84 dengan kriteria sedang, pada kelas Jigsaw 53,70 ± 3,28 berkriteria rendah. Dengan demikian, model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Penengahan 31 Agustus 1991, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Effendi Suar dan Ibu Siti Zuhro. Tempat tinggal penulis di Penengahan Rt/Rw 013/007 No. 21, Kecamatan Wai Khilau, Kabupaten Pesawaran. Cp (081320048511).
Penulis mengawali Pendidikan formal di SD Negeri 1 Penengahan, Pesawaran (1997-2003), SMP Negeri 1 Pardasuka, Pringsewu (2003-2006), MAN 1 Bandar Lampung (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Ujian Mandiri (UM) Perguruan Tinggi Negeri.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan nikmatnya yang tak
terhitung. Sholawat beriring salam selalu tercurahkan kepada
Rasullullah Muhammad SAW
segala apa yang telah aku miliki dan aku dapatkan adalah berkat Izin dan
Ridho dari
–
NYA, serta doa dari orang-orang yang mencintaiku.
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu
berharga dala hidupku:
Ayahanda Effendi Suar dan Ibunda Siti Zuhro
Yang telah mendidik dan membesarkan aku dengan segala doa terbaik mereka,
pengorbanan yang selalu menguatkan aku, kesabaran dan limpahan kasih
sayang serta mendukung segala langkahku menuju kesuksesan
Adikku M. Alwin Fathoni, Alwazir Guna Putra dan Azzahara Suci Najia
yang selalu memberi semangat, bantuan ketika dalam kesulitan serta
memotivasi aku dan menyayangi aku serta keluarga besar yang ku sayangi
hingga akhirnya terselesaikan sebuah persembahan ini
Guru dan murobbi, atas nasihat, ilmu dan arahan yang telah kau berikan
Sahabat-sahabatku serta teman-teman sejati (mahasiswa pendidikan biologi
angkatan 2009 Unila)
MOTO
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,
tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Aldus Huxley)
Tiada keyakinan yang membuat orang takut menghadapi tantangan
dan saya percaya pada diri saya sendiri.
(Thomas Alva Edison)
Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun
mereka tampak lebih baik
xi
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBERHEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
xii
6. Suiryono, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Kedondong dan M. Febriansyah Putra, S.Si., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA Negeri 1 Kedondong atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan (Pendidikan Biologi 2009) atas doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini;
9. Almamater tercinta, Universitas Lampung;
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Aamiin.
Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis
xiii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F. Kerangka Pikir ... 7
G. Hipotesis ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif ... 10
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 12
C. Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) ... 15
D. Hasil Belajar ... 18
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Desain Penelitian ... 21
D. Prosedur penelitian ... 22
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 32
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 39
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51
xiv LAMPIRAN
1. Silabus ... 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61
3. Lembar Kerja Kelompok ... 84
4. Soal Pretes dan Postes ... . 169
5. Data Hasil Penelitian ... 184
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 192
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 31
2. Kriteria aktivitas siswa ... 35
3. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 36
4. Hasil uji statistik terhadap pretes, postes, dan N-gain ... 37
5. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji t dan uji U nilai N-gain untuk setiap indikator hasil belajar siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 38
6. Contoh jawaban siswa indikator C2 (LKS kelas Jigsaw pertemuan 1) ... 42
7. Contoh jawaban siswa indikator C2 (LKK kelas NHT pertemuan 1) ... 42
8. Contoh jawaban siswa indikator C3 (LKS kelas Jigsaw pertemuan 2) ... 43
9. Contoh jawaban siswa indikator C3 (LKK kelas NHT pertemuan 2) ... 44
10.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen I ... 184
11.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen II ... 185
12.Analisis butir soal kelas eksperimen I... 186
13.Analisis butir soal kelas eksperimen II ... 187
14.Analisis butir soal per indikator kelas eksperimen I ... 188
15.Analisis butir soal per indikator kelas eksperimen II ... 189
16.Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen I ... 190
xvi
18.Uji normalitas pretes kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 192
19.Uji Mann-Withney U kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 192
20.Uji normalitas postes kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 193
21.Uji Mann-Withney U kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 193
22.Uji normalitas N-gain kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 194
23.Uji Mann-Withney U kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 194
24.Uji normalitas indikator kognitif C2 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 195
25.Uji Mann-withney U indikator kognitif C2 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 195
26.Uji normalitas indikator kognitif C3 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 196
27.Uji Mann-withney U indikator kognitif C3 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 196
28.Uji normalitas indikator kognitif C4 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 197
29.Uji Mann-withney U indikator kognitif C4 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 197
30.Uji normalitas indikator kognitif C5 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 198
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8
2. Pembentukan kelompok Jigsaw ... 14
3. Desain pretes-postes kelompok pembanding. ... 22
4. Contoh jawaban siswa indikator C4 (LKS model Jigsaw pertemuan 2)... 44
5. Contoh jawaban siswa indikator C4 (LKK model NHT pertemuan 2)... 45
6. Contoh jawaban siswa indikator C5 (LKS model Jigsaw pertemuan 2)... 47
7. Contoh jawaban siswa indikator C5 (LKK model NHT pertemuan 2)... 47
8. Contoh jawaban siswa pada soalpretes dan posteskelas Jigsaw ... 48
9. Contoh jawaban siswa pada soalpretes dan posteskelas NHT ... 48
10.Contoh jawaban LKS siswa pada kelas Jigsaw ... 49
11.Contoh jawaban LKS siswa pada kelas NHT ... 49
12.Siswa sedang sedang mengerjakan Pretes-postes kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 199
13.Siswa sedang mengerjakan LKS dan berdiskusi dalam kelompok ahli pada kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 199
14.Siswa sedang berdiskusi kelompok asal yang menggunakan model Jigsaw ... 200
15.sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 200
xviii
17.Siswa sedang mengerjakan Pretes-postes pada kelas menggunakan
model NHT ... 201 18.Siswa sedang berdiskusi kelompok kelas yang menggunakan model
NHT ... 202 19.Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia terus diusahakan agar lebih maju dan bermutu. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan penyempurnaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan dan pengetahuan
bermanfaaat. Peningkatan mutu dan penyempurnaan proses belajar mengajar bertujuan agar siswa memperoleh prestasi belajar yang lebih baik (Feriyati, 2008: 3).
Pada kenyataannya bahwa proses pembelajaran di Indonesia masih belum optimal. Hal ini terungkap dalam hasil Programme for International Student Assesment (PISA). Hasil studi PISA tahun 2009 menyatakan peringkat Indonesia untuk IPA hanya menduduki rangking 61 dari 65 negara dengan rata-rata skor 371, sementara rata-rata skor internasional pada saat itu adalah 496 (Wardhani dan Rumiati, 2011: 1). Hal ini menunjukkan prestasi
dan Singapura (Lince, 2012: 1). Berdasarkan informasi PISA terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan di Indonesia kurang optimal sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru SMA Negeri 1 Kedondong mengenai pembelajaran biologi terutama pada materi sistem pencernaan menyatakan bahwa hasil belajar pada materi pokok sistem pencernaan siswa kelas XI IPA diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah yaitu 63. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai rata-rata pelajaran Biologi di SMA tersebut karena guru masih mengajar secara konvensional yaitu menggunakan metode ceramah belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun NHT. Aktivitas siswa pada proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hanya duduk, diam, mendengarkan dan mengerjakan tugas dari guru. Siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berpikir maupun bertindak, siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru akibatnya siswa tidak dapat mengembangkan pengetahuannya secara mandiri sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal.
pilihan model kooperatif yang dapat digunakan pada saat ini diantaranya tipe Jigsaw dan NHT.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmemacu siswa meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain sehingga pengetahuannya jadi
bertambah, menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar, meningkatkan berkerja sama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Silberman, 2009: 180). Sedangkan model pembelajaran NHT membantu siswa berinteraksi baik antar siswa, bertanggung jawab, meningkatkan semangat kerjasama, meningkatkan sikap positif positif terhadap pelajaran (Lie, 2004: 59).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif memberikan dampak yang positif bagi siswa terutama bagi yang memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian
pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan Riad (2005: 34) menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga (2010: 50)
belum diketahui manakah yang cocok apabila diterapkan pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Kedondong demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan NHT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Pencernaan. (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Manakah rata-rata hasil belajar siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata.
1. Hasil belajar siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan.
2. Aktivitas siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi. 1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan serta pengalaman baru dalam
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan NHT.
2. Guru, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe NHT diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok sistem pencernaan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok diberi materi yang berbeda untuk dipahami (tim asal), anggota dari kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli), siswa itu kembali ke tim asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok, presentasi masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan melalui tahap pembentukan kelompok, penomoran anggota kelompok, pembagian bacaan tentang materi, diskusi, memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban hasil diskusi dan memberi
kesimpulan.
3. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama proses pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: 1) bekerjasama dengan teman dalam
menyelesaikan tugas kelompok; 2) mengemukakan pendapat; 3) mempresentasikan hasil diskusi.
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 (sebagai kelas eksperimen Jigsaw) dan kelas XI IPA2 (sebagai kelas eksperimen NHT) 2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem
pencernaan dengan KD 3.3 yaitu “menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)”.
F. Kerangka Pikir
Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif karena guru masih menggunakan metode ceramah sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah, untuk meningkatkan hasil belajar maka guru harus merubah metode ceramah yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif karena dengan pembelajaran kooperatif dapat menumbuh rasa saling membutuhkan, hormat menghormati, dan tanggung jawab bersama mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok. Saat ini berbagai macam model
pembelajaran kooperatif digunakan sebagai acuhan pembelajaran kelas untuk merangsang aktivitas siswa dalam mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan hasil belajar adalah model Jigsaw dan NHT.
kelompok lain dapat meningkatkan dorongan dan kebutuhan belajar serta melatih rasa percaya diri siswa. Melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw ketekunan siswa untuk mengerjakan tugas dapat ditingkatkan, karena siswa harus melaksanakan tugas membaca agar dapat mengajarkan materi kepada anggota kelompok sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok, melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengenai hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT. Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti maka faktor tersebut dibedakan dalam bentuk variabel. Variabel bebasnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (X1) dan NHT (X2), sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar siswa.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut ini:
Keterangan: Tipe teoritis variabel bebas perbandingan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw (X1) dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (X2) terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar siswa. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
X1
X2
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sama dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem belajar kelompok yang terstruktur, terdapat empat unsur pokok yang termasuk dalam belajar terstruktur yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal dan keahlian bekerjasama (Amri dan Ahmadi, 2010: 90). Pembelajaran
kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010: 58).
belajar siswa yang sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas maupun di sekolah (Isjoni, 2010: 19).
Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan pada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan
keberhasilan kelompok; 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan; 3) perspektif
perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi (Sanjaya, 2009: 242).
Pembelajaran kooperatif menekankan pembentukan suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Keberhasilan dalam sebuah kerja dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Seperti yang
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi yaitu keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh kerjasama antarsiswa yang saling ketergantungan dalam keberhasilan kelompoknya (Amri dan Ahmadi, 2010: 93).
B. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Rusman (2012: 218) mengemukan bahwa pembelajaran model Jigsaw ini dikenal dengan kooperatif para ahli. Setiap anggota kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan siswa dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama sebagai tim ahli. Sementara Colost dan Zales (1998: 3) menjelaskan bahwa:
Kelompok asal yang dipisahkan dan siswa masuk kedalam kelompok ahli yang terdiri dari beberapa anggota dari kelompok yang berbeda (kelompok asal) yang mempunyai bagian materi yang sama, dikelompok ahli para siswa berdiskusi mengenai materi agar mereka dapat mengerti. Kemudian siswa kembali kekelompok asalnya dan memberikan penjelasan mengenai materi yang telah dipelajari kepada kelompoknya.
Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 95). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untu mencapai materi yang maksimal (Isjoni, 2010: 54).
Lie (dalam Rusman, 2012: 219) menyatakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu (1) siswa terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw memperoleh prestasi yang baik; (2) mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran; (3) siswa saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.
Kunci keberhasilan Jigsaw menurut Lie (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 95) adalah siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Saat terlibat di dalam satu kegiatan Jigsaw, siswa menjadi pakar mengenai satu bagian tertentu dari tugas belajar dan menggunakan keahlian mereka untuk mengajari siswa lain. Pernyataan yang hampir sama dikemukaan oleh Lewis (2012: 2) bahwa:
Menurut Arends (1997: 57) pada model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya, kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Gambar 2. Contoh pembentukan kelompok Jigsaw
1.Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
2. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran
C. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2010: 82). Hal senada diungkapkan oleh Ibrahim (2003: 28) yang menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
Nurhadi (2004: 119) menyatakan bahwa mengklasifikasikan pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu metode struktural yaitu metode yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur-struktur ini menghendaki agar para siswa saling bekerjasama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. NHT adalah salah satu struktur yang dapat digunakan untuk mengajar keterampilan sosial. Lebih lanjutnya
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.
Lie (2004: 58) menyebutkan langkah umum (sintaks) penerapan NHT sebagai berikut.
1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
Menurut Trianto (2010: 82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT.
a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
misalnya, “berapakah jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan,
misalnya “pastikan setiap orang mengetahui 5 buah kota provinsi yang
c. Fase 3: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
NHT adalah dimana guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan memberikan nomor 1- 4 kepada setiap siswa. Kemudian, guru memberikan penjelasan secara dan memberikan pertanyaan. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing mengenai pertanyaan yang diberikan setiap anggota untuk mengetahui jawabannya. Guru memanggil sebuah nomor dan hanya anggota tim dengan nomor yang disebut yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Tujuan dari NHT ini adalah agar seluruh siswa mampu belajar bekerja sama. Dengan tambahan, struktur sosial dari beberapa kelompok yang beraneka ragam (Kagan, 1994: 3).
D.Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengatasi
aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan Nasution
(1995: 23) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu usaha atau
keinginan anak untuk menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru
sekolah. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung apa
yang diperlajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah
berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang
dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
Sudjana (2006: 3) mendefinisikan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
maupun keterampilan motorik. Tingkat penguasaan hasil belajar biasanya dilambangkan dengan angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah serta huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.
Menurut Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis prilaku ranah kognitif sebagai berikut:
a. pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan ini berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode. b. pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c. penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d. analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruh dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun program.
f. evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Menurut Syah (2002: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor dari dalam, faktor dari luar dan pendekatan belajar. a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.
2. Psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
1. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.
2. Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas. Dari seluruh populasi yang ada diambil siswa dari dua kelas sebagai sampel penelitian dengan cara teknik purposive sampling (Margono, 2010: 113). Terpilih siswa kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen I dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
C. Desain Penelitian
Struktur desain penelitian ini sebagai berikut. Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X1 O2 II O1 X2 O2
Keterangan : I = kelas eksperimen I, II = kelas eksperimen II, O1 = prestes, O2 = postes, X1 = perlakuan Jigsaw, X2 = perlakuan NHT
Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok pembanding
Terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok Jigsaw dan kelompok NHT. Dengan pengambilan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen I
diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setelah itu kedua kelas diberi pretes-postesyang sama kemudian hasilnya dibandingkan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut.
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
c. menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen I yaitu kelas XI IPA1 dan kelas eksperimen II yaitu kelas XI IPA2 dengan teknik purposive sampling.
d. membuat perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKS) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk kelompok eksperimen I dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelompok eksperimen II.
e. membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
f. membuat lembar observasi aktivitas siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pada awal pertemuan pertama dilakukan tes awal dan diakhir pertemuan kedua dilakukan tes akhir. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1. Kelas eksperimen I (Jigsaw) a. Kegiatan awal
1 ) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Siswa mengerjakan soal tes awal dalam bentuk uraian.
3) Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru pada pertemuan :
seharian tidak makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?
(2) kedua: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu? mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu mengunyah padahal mereka sedang tidak memakan rumput?
4) Siswa mendengarkan motivasi dari guru pada pertemuan: (1) pertama: guru memberikan penjelasan bahwa kita makan
sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Apabila kita tidak makan maka aktivitas sehari-hari terganggu. Makanan tidak hanya memberi rasa kenyang tetapi harus mengandung unsur gizi yang cukup yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Untuk itu perlu kita mempelajari mengenai zat makanan dan fungsinya dalam tubuh pada pertemuan ini.
(2) kedua: guru memberikan penjelasan bahwa makanan
dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau terlihat mengunyah pada waktu istirahat karena makanannya berupa rumput yang sulit untuk dicerna. Pertemuan ini akan membahas Sistem pencernaan manusia, hewan ruminansia dan kelainan penyakit yang terjadi pada organ pencernaan.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok masing-masing.
2) Siswa dibagikan kartu nama berwarna berbeda-beda dalam setiap kelompok. satu kelompok ada 6 orang siswa, maka dibuat:
siswa 1 : kartu warna merah siswa 2: kartu warna kuning siswa 3: kartu warna hijau siswa 4: kartu warna biru siswa 5: kartu warna hitam siswa 6: kartu warna ungu
3) keenam kartu di atas dibagikan kepada masing-masing kelompok yang berada dalam kelompok asal.
4) Siswa menerima lembar kerja yang diberikan guru serta
mendengarkan arahan dari guru mengenai cara pengisian LKS. 5) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok ahli sesuai
kelompok ahli kelima dan siswa yang memiliki kartu berwarna ungu membentuk kelompok ahli keenam.
6) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan LKS pada pertemuan:
pertama: berkaitan dengan sub materi zat makanan dan fungsinya.
kedua: berkaitan dengan sub sistem pencernaan pada manusia, hewan ruminansia dan gangguan/kelainan pada sistem
pencernaan pada manusia.
7) Guru memantau dan membimbing siswa dalam berdiskusi pada kelompok ahli.
8) Setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.
9) Siswa presentasi mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama-sama siswa, membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Siswa bersama guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok asal yang mendapat nilai LKS tertinggi.
5) Siswa memperhatikan penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dari guru.
2. Kelas Eksperimen II (NHT)
a. Kegiatan Awal
1) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Siswa mengerjakan soal tes awal dalam bentuk uraian.
3) Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru pada pertemuan :
(1) pertama: apakah kalian sudah makan? makanan apa saja yang kalian makan? apakah yang anda rasakan jika anda seharian tidak makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?
(2) kedua: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu? mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu mengunyah padahal mereka sedang tidak memakan rumput?
4) Siswa mendengarkan motivasi dari guru pada pertemuan: (1) pertama: guru memberikan penjelasan bahwa kita makan
gizi yang cukup yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Untuk itu perlu kita mempelajari mengenai zat makanan dan fungsinya dalam tubuh pada pertemuan ini.
(2) kedua: guru memberikan penjelasan bahwa makanan dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau terlihat mengunyah pada waktu istirahat karena makanannya berupa rumput yang sulit untuk dicerna. Sistem pencernaan manusia, hewan ruminansia dan kelainan penyakit yang terjadi di organ pencernaan akan dibahas pada pertemuan ini.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa oleh guru.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok masing-masing.
2) Siswa dibagikan kartu nama yang telah diberi nomor setiap kelompok. Satu kelompok ada 6 orang siswa, maka dibuat: siswa 1: kartu nama nomor 1
keenam kartu di atas akan dibagikan kepada masing-masing kelompok.
3) Siswa menerima lembar kerja yang diberikan guru serta mendengarkan arahan dari guru mengenai cara pengisian LKS tersebut.
4) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mendiskusikan LKS pada pertemuan:
pertama: berkaitan dengan sub materi zat makanan dan fungsinya.
kedua: berkaitan dengan sub sistem pencernaan pada manusia, hewan ruminansia dan gangguan/kelainan pada sistem
pencernaan pada manusia.
5) Siswa menyatukan pendapatnya mengenai jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota timnya telah mengetahuinya. 6) Guru memanggil suatu nomor pada kelompok tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama-sama siswa, membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Siswa bersama dengan guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Siswa menerima penghargaan kelompok yang mendapat nilai LKS tertinggi dari guru.
5) Siswa memperhatikan penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dari guru.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif yang diuraikan sebagai berikut.
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa data penguasan materi yang diperoleh dari nilai pretes, nilai postes, dan N-gain pada materi pokok sistem pencernaan. 2) Data Kualitatif
Data kualitatif berupa lembar observasi aktivitas.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data diambil dengan menggunakan instrumen yang berupa pretes, postes, dan lembar observasi aktivitas.
1) Tes
dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Selisih tersebut disebut sebagai skor N-gain.
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara
memberi angka pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa.
No Nama
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
∑xi ̅
A B C
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase
Kriteria
Keterangan aspek aktivitas belajar siswa.
A. Bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok
1. Tidak bekerja sama (diam saja).
2. Bekerja sama, namun dengan satu atau dua orang saja. 3. Bekerja sama dengan semua anggota kelompok.
Petunjuk penilaian: observer menilai dengan mengamati kegiatan siswa selama berdiskusi
B. Mengemukakan pendapat
2. Mengemukakan pendapat/ide namun kurang relevan dengan materi.
3. Mengemukakan pendapat/ide yang relevan dengan materi. Petunjuk penilaian: observer menilai dengan mengamati pendapat/ide yang dikemukakan oleh siswa secara tertulis. C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa tidak dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab
pertanyaan.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar. Petunjuk penilaian: melihat siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
F. Teknik Analisis Data
a) Data Kuantitatif
Nilai pretest, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data. Untuk mendapatkan skor yang diharapkan dari pretes dan postes menggunakan rumus berikut:
S = x 100
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
Untuk mendapatkan N-gain pada setiap pertemuan menggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu:
N-gain =
100
max
i i f
S
S
S
S
Keterangan:
N-gain = nilai normalitas gain Sf = nilai postes Smax = nilai maksimal Si = nilai pretes
1. Uji Normalitas Data
Uji ini menggunakan programSPSS 17 untuk mengetahui uji sampel berdistribusi normal atau tidak.
a. Rumusan hipotesis
H0 = data berdistribusi normal. H1 = data tidak berdistribusi normal. b. Kriteria pengujian
Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 466).
2. Uji Homogenitas Data
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama. H1 = kedua data mempunyai varians berbeda. b. Kriteria Uji
- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima. - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata–rata dan perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. a) Uji hipotesis dengan uji t
1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain kedua sampel sama. H1 = rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.
b) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak. (Pratisto, 2004: 18).
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen I sama dengan kelompok eksperimen II.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen I lebih tinggi dari kelompok eksperimen II.
b) Kriteria Uji
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 12).
b) UjiU (Mann-Whitney)
Bila data yang tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji U atau Uji Mann-Whitney.
a) Hipotesis
Ho: rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama
b) Kriteria Uji
Ho ditolak jika sig< 0,05 dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009: 166).
b) Data Kualitatif
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
Persentase = 100%
2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Widiyaningrum, 2010: 46). Skor perolehan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Rata-rata penguasaan materi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia.
2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Peneliti lain yang akan menerapkan model Jigsaw maupun NHT, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model Jigsaw atauNHT
sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. 2001. Komunikasi Pembelajaran Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. UPI. Bandung.
Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Amri dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka.
Jakarta.
Anonim. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.
Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. New York. McGraw-Hill Companies, Inc.
Colost, C.R. 1998. High School Graduates in Entery Level Jobs: What do Employer Biology Laboratory Course.bioscience.di akses pada 31 Agustus 2013 dari
http://www.hraljournal.com/Page/4%20Tzu-Pu%20Wang.pdf.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.. Dwihartini, N. 2011. Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran
Learning Starts With A Question Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Diakses pada 07 Agustus 2013 dari http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/32.pdf.
Feriyati, S. 2008. Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dan Group Investigation (GI) ditinjau dari Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses pada 25 Juni 2013 dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Kagan, S. 1994. Cooperative Learning CA: Kagan Cooperative Learning. Diakses pada 1
september 2013 dari http://aim.cast.org/sites/aim.cast.org/files/ Peer MedInstrucNov3.pdf.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.
Lewis, R. 2012. The Effects of Jigsaw Learning on Students’ Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom. Diakses pada 31 Agustus 2013 dari
http://dx.doi.org/10.5430/ijhe.v1n2p9.
Lie, A. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.
Lince, E.N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta: Kompas.com. Diakses pada 19 Juni 2013 dari
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.I ndonesia.Menurun.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Nasution, S. 1995. Di daktik Azas-azas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Prayoga, C. 2010. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Riad, A. 2005. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Slavin. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.
Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.
Sukmadinata, S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Suyatna, A. 2008. Model Pembelajaran PAIKEM. Unila. Lampung.
Syah, M. 2002. Psikologi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta. Wardhani, S dan Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar SMP Belajar dari PISA
dan TIMSS. Diakses pada 19 Juli 2013 dari www.p4tkmatematika.org. Widiyaningrum, N. 2010. Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui
(Kelas Eksperimen I) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kedondong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / 2 (Genap)
Standar Kompetensi : 3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
• Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
pencernaan struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
keterkaitan struktur dan fungsi dan proses dalam sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia.
• Menjelaskan keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam
Guru Mitra Peneliti
M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal
NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Kedondong
Suiryono, S.Pd.
NIP. 196707241991031006
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kedondong Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI /2 (Genap)
Standar Kompetensi : 3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi kit yang dapat terjadi pada kooperatif tipe NHT untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
• Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Alat/Bahan Karakter kooperatif tipe NHT untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
• Menjelaskan
keterkaitan struktur, fungsi dan proses dalam sistem
pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia.
M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal
NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Kedondong
Suiryono, S.Pd.
NIP. 196707241991031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 1
Sekolah :SMA Negeri 1 Kedondong
Mata Pelajaran :Biologi
Kelas /Semester :XI /II (dua)
Pertemuan ke- :I
Alokasi Waktu :2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).
C. Indikator 1. Kognitif
a. Produk
1. Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
2. Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang.
b. Proses
1. Mendiskusikan LKS tentang zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh serta Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang melalui model pembelajaran tipeJigsaw.
2. Afektif
1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.
2. Keterampilan sosial: bekerja sama dengan teman kelompok, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil diskusi.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu:
a. Produk
1. Menjelaskan 3 macam penggolongan karbohidrat dan minimal 3 fungsi karbohidrat bagi tubuh.
2. Menjelaskan 2 macam penggolongan protein dan minimal 3 fungsi protein bagi tubuh.
3. Menjelaskan 2 macam penggolongan lemak dan minimal 3 fungsi lemak bagi tubuh.
4. Menjelaskan 2 macam penggolongan vitamin dan minimal 3 fungsi vitamin bagi tubuh.
5. Menjelaskan 2 macam penggolongan mineral dan minimal 3 fungsi mineral bagi tubuh.
6. Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang.
b. Proses
1. Mendiskusikan LKS tentang zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh serta kandungan zat-zat makanan yang sehat dan menu seimbang melalui model pembelajaran tipeJigsaw.
2. Afektif
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan tipeJigsawsiswa mampu mengembangkan:
1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca.
2. Keterampilan sosial: bekerja sama dengan teman kelompok, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil diskusi.
E. Materi Pembelajaran
- Zat makanan dan fungsinya.
F. Strategi Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.
G. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Sintak Model
Jigsaw
Waktu
I Pendahuluan
a. Pretes dilakukan diluar jam pelajaran.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Guru memberikan
apersepsi: apakah kalian sudah sarapan? makanan apa saja yang kalian makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh? d. Memberikan motivasi:
protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Untuk itu perlu kita mempelajarinya pada pertemuan ini. II. Kegiatan Inti
a. Guru menugaskan siswa duduk dalam
kelompoknya masing-masing yang setiap kelompok terdiri dari 6 anggota kelompok.
b. Guru membagi kartu nama yang warnanya berbeda (merah, kuning, hijau, biru,hitam dan ungu) pada masing-masing anggota kelompok yang berada dalam kelompok asal. c. Guru menempatkan
kelompok ahli sesuai dengan warna kartunya, yaitu siswa yang memiliki kartu merah berkumpul membentuk kelompok ahli pertama, siswa yang memiliki kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli kedua, siswa yang memiliki kartu berwarna hijau berkumpul membentuk kelompok ahli ketiga, siswa yang
memiliki kartu berwarna biru berkumpul
membentuk kelompok ahli keempat, siswa yang memiliki kartu berwarna hitam membentuk
kelompok ahli kelima dan siswa yang memiliki kartu berwarna ungu berkumpul membentuk kelompok ahli keenam.
a. Siswa
mengkondisikan diri berada dalam kelompok
masing-masing. b. Siswa
mendapatkan kartu dalam satu kelompok
d. Guru membimbing siswa selama diskusi dalam kelompok ahli
e. Guru menugaskan siswa kembali ke kelompok asal dan menginformasikan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.
f. Guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk presentasi mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan.
g. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan.
f. Siswa kelompok asal
mempresentasi kan hasil diskusi kelompoknya
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memeroleh nilai rata-rata LKS tertinggi dalam satu kelompok.
c. Guru memberitahukan mengenai sub topik yang akan dipelajari di
pertemuan selanjutnya.
a. Siswa membuat kesimpulan.
H. Media/Sumber belajar
Sumber : Maryati, S. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, B. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI.Erlangga. Jakarta. Alat :
I. Penilaian: Jenis penilaian: Test tertulis Non test
Bentuk instrumen: Uraian
Lembar observasi aktivitas siswa
Bandar Lampung, Mei 2014
Guru Mitra Peneliti
M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal
NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Kedondong
Suiryono, S.Pd.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN I
Sekolah :SMA Negeri 1 Kedondong
Mata Pelajaran :Biologi
Kelas /Semester :XI /II (dua)
Pertemuan ke- :II
Alokasi Waktu :2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
C. Indikator 1. Kognitif
a. Produk
1. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi dan proses dalam sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia.
2. Menjelaskan keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit.
b. Proses
1. Mendiskusikan LKS tentang struktur,fungsi dan proses dalam sistem pencernaan makanan pada manusia, hewan ruminansia dan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui model pembelajaran tipeJigsaw.
2. Afektif
1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.
2. Keterampilan sosial: mengemukakan pendapat/ide, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu:
a. Produk
1. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ pencernaan manusia.
2. Menjelaskan keterkaitan struktur dan proses organ pencernaan manusia.
3. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi dan proses organ pencernaan manusia
4. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ pencernaan hewan ruminansia.
5. Menjelaskan keterkaitan struktur dan proses organ pencernaan hewan ruminansia.
6. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi dan proses organ pencernaan hewan ruminansia
7. menjelaskan perbedakan antara sistem pencernaan manusia dengan hewan ruminansia.
8. Menjelaskan keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit.
b. Proses
kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui model pembelajaran tipeJigsaw.
2. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan kaidah.
2. Afektif
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu mengembangkan:
1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. 2. Keterampilan sosial: mengemukakan pendapat/ide, bertukar
informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
E. Materi Pembelajaran
- Sistem pencernaan pada manusia. - Sistem pencernaan hewan (ruminansia).
- Kelainan/ penyakit berkaitan dengan sistem pencernaan pada manusia.
F. Strategi Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.
G. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Sintak Model
Jigsaw
Waktu
I Pendahuluan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru memberikan
apersepsi: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu?
mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu
c. Memberikan motivasi: guru memberikan penjelasan bahwa makanan dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau adalah hewan pemamah biak pemakan rumput yang susah dicerna oleh hewan pemamah biak.
pertanyaan dari
II. Kegiatan Inti
a. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompok ahli seperti pada
pertemuan sebelumnya. b. Guru membimbing
siswa selama diskusi dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan LKS.
c. Guru menugaskan siswa kembali ke kelompok asal dan
menginformasikan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.
d. Guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk presentasi
mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan. e. Guru membahas
kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan b. Siswa berdiskusi
dalam kelompok ahli.