• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Tabel Data Jumlah Populasi

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015 untuk Kriteria Penarikan Sampel

(2)
(3)

80 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN - √ √ √

(4)
(5)

LAMPIRAN 2

Profil Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015

No Nama Perusahaan

Kode

1 Akasha Wira International Tbk ADES 13-Jun-1994

2 Alkindo Naratama Tbk ALDO 31-Jan-1989 12-Jul-2011 3 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 07-Mar-1980 18-Des-1992 4 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 22-Feb-1993 17-Jul-2001 5 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 07-Okt-1971 18-Des-2000 6 Asiaplast Industries Tbk APLI 05-Aug-1992 01-Mei-2000 7 Astra Autoparts Tbk AUTO 20-Sep-1991 15-Jun-1998 8 Astra International Tbk ASII 20-Feb-1957 04-Apr-1990 9 Betonjaya Manunggal Tbk BTON 27-Feb-1995 18-Jul-2001 10 Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI 15-Jan-1979 08-Mei-1995 11 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA 03-Feb-1968 09-Jul-1996 12 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 30-Okt-1975 05-Nov-1990 13 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN 07-Jan-1972 18-Mar-1991 14 Citra Tubindo Tbk CTBN 23-Agu-1983 28-Nov-1989 15 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 30-Apr-1976 11-Nov-1994 16 Delta Djakarta Tbk DLTA 15-Jun-1970 27-Feb-1984 17 Ekadharma International Tbk EKAD 20-Nov-1981 14-Agu-1990

18 Eratex Djaja Tbk ARTX 12-Okt-1972 21-Agu-1990

19 Gudang Garam Tbk GGRM 26-Jun-1958 27-Agu-1990

20 HM Sampoerna Tbk HMSP 27-Mar-1905 15-Agu-1990

21 Holcim Indonesia SMCB 15-Jun-1971 10-Agu-1977

22 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 16-Jul-1971 05-Des-1994 23 Indo Acidatama Tbk SRSN 07-Des-1982 11-Jan-1993

24 Indo Kordsa Tbk BRAM 08-Jul-1981 05-Sep-1990

25 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 16-Jan-1985 05-Des-1989 26 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 02-Sep-2009 07-Okt-2010 27 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14-Agu-1990 14-Jul-1994

28 Indospring Tbk INDS 05-Mei-1978 10-Agu-1990

29 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 18-Jan-1971 23-Okt-1989 30 Kabelindo Murni Tbk KBLM 11-Okt-1979 01-Jun-1992

31 Kalbe Farma Tbk KLBF 10-Sep-1966 30-Jul-1991

32 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 09-Jan-1973 29-Jul-1996

33 Kimia Farma Tbk KAEF 16-Agu-1971 04-Jul-2001

34 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 09-Jan-1972 06-Jul-1992 35 Lion Metal Works Tbk LION 16-Agu-1972 20-Agu-1993 36 Lionmesh Prima Tbk LMSH 14-Des-1982 04-Jun-1969 37 Mandom Indonesia Tbk TCID 05-Nov-1969 30-Sep-1993 38 Mayora Indah Tbk MYOR 17-Feb-1977 04-Jul-1990

39 Merck Tbk MERK 14-Okt-1970 23-Jul-1981

40 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 03-Jun-1929 15-Des-1981 41 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 08-Mar-1995 28-Jun-2010

42 Nipress Tbk NIPS 24-Apr-1975 31-Jun-1991

43 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 02-Okt-1972 03Apr-1990

44 Pan Brothers Tbk PBRX 21-Agu-1980 16-Agu-1990

45 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 26-Sep-1983 23-Sep-1996 46 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 20-Feb-1984 12-Jul-1990 47 Pyridam Farma Tbk PYFA 27-Nov-1977 16-Okt-2001

48 Sekar Laut Tbk SKLT 19-Jul-1976 08-Sep-1993

49 Selamat Sempurna Tbk SMSM 19-Jan-1976 02-Jan-2007 50 Semen Indonesia Tbk SMGR 25-Mar-1953 08-Jul-1991

51 Siantar Top Tbk STTP 12-Mei-1987 16-Des-1996

(6)

LAMPIRAN 3

Nilai Perusahaan Manufaktur Tahun 2011- 2015

(7)

52 SCCO 1,24 1,27 1,28 1,00 0,83

53 TOTO 3,26 3,67 3,68 3,20 4,80

54 AISA 0,79 1,55 1,77 1,86 0,98

55 TRST 0,84 0,72 0,41 0,61 0,44

56 ULTJ 2,61 2,29 6,45 4,74 4,07

(8)

LAMPIRAN 4

Nilai Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2011- 2015

(9)

51 STTP 21,18 18,43 17,74 30,56 21,27

52 SCCO 5,85 4,91 8,62 5,90 4,81

53 TOTO 11,32 13,92 16,12 13,37 25,14

54 AISA 9,65 12,45 12,06 17,01 10,42

55 TRST 7,21 8,63 1,82 16,20 34,39

56 ULTJ 24,29 10,87 39,98 37,92 21,78

(10)

LAMPIRAN 5

Nilai Return on Equity Perusahaan Manufaktur Tahun 2011- 2015

(11)

51 STTP 8,71 12,87 16,49 15,10 18,41

52 SCCO 21,15 25,95 14,83 16,90 17,30

53 TOTO 28,68 26,27 22,84 23,86 19,12

54 AISA 8,18 12,47 14,71 10,52 9,42

55 TRST 10,86 4,54 1,93 0,18 1,29

56 ULTJ 7,22 21,08 16,13 5,96 18,70

(12)

LAMPIRAN 6

Nilai Debt Equity Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2011- 2015

(13)

51 STTP 0,91 1,16 1,12 1,08 0,90

52 SCCO 1,80 1,27 1,49 1,03 0,92

53 TOTO 0,76 0,70 0,69 0,65 0,64

54 AISA 0,96 0,90 1,13 1,05 1,28

55 TRST 0,61 0,62 0,91 0,90 0,72

56 ULTJ 0,55 0,44 0,40 0,39 0,27

(14)

LAMPIRAN 7

HASIL PENGOLAHAN DATA

1. Hasil Penelitian Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif dari PBV, PER, ROE, DER

PBV PER ROE DER

Mean 3.063140 16.00391 17.68802 0.948953 Maximum 65.66000 118.7700 143.5300 5.150000 Minimum 0.120000 0.320000 0.100000 0.110000 Std. Dev. 6.016804 13.28360 18.37878 0.825515

Sumber: Hasil Olah Software EViews 7, 2016 (Data Diolah)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

b. Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

Sumber: Hasil Olah Software EViews 7, 2016 (Data Diolah)

0 Skewness 0.077322 Kurtosis 3.016205

(15)

c. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.395821 Prob. F(9,248) 0.1903

Obs*R-squared 12.43885 Prob. Chi-Square(9) 0.1897

Scaled explained SS 738.3563 Prob. Chi-Square(9) 0.0000

Sumber: Hasil Olah Software EViews 7, 2016 (Data Diolah)

d. Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

e

Durbin-Watson stat 1,984

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016 (Data Diolah)

3. Analisis Regresi Berganda Model Data Panel

Dependent Variable: PBV Method: Least Squares Date: 08/06/16 Time: 14:51 Sample: 1 258

Included observations: 258

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PER 0.119342 0.021844 5.463329 0.0000 ROE 0.191925 0.015656 12.25904 0.0000 DER -0.226244 0.351504 -0.643646 0.5204 C -2.026882 0.646383 -3.135730 0.0019

(16)

4. Nilai Statistik dari Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi (R2)

Dependent Variable: PBV Method: Least Squares Date: 08/06/16 Time: 14:51 Sample: 1 258

Included observations: 258

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PER 0.119342 0.021844 5.463329 0.0000 ROE 0.191925 0.015656 12.25904 0.0000 DER -0.226244 0.351504 -0.643646 0.5204 C -2.026882 0.646383 -3.135730 0.0019

R-squared 0.419307 Mean dependent var 3.063140 Adjusted R-squared 0.412449 S.D. dependent var 6.016804 S.E. of regression 4.611993 Akaike info criterion 5.910580 Sum squared resid 5402.702 Schwarz criterion 5.965664 Log likelihood -758.4648 Hannan-Quinn criter. 5.932730 F-statistic 61.13625 Durbin-Watson stat 1.984096 Prob(F-statistic) 0.000000

(17)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Rineka Cipta, Jakarta.

Brealey, A. Richard, Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesebelas, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F dan L.C. Gapenski. 2006. Intermediate Financial Management. 7th Edition. SeaHarbor Drive: The Dryden Press.

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab. Alfabeta, Bandung.

Field, A. 2009. Discovering Statistics Using SPSS, Third Edition. Sage, London.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Keown, J. Arthur, David F. Scott, Jr., John D. Martin, J. William Petty. 2010.

Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Jilid 2. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Murhadi, Werner. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. PT Indeks, Jakarta.

Riyanto, B. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

(18)

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam, Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiono, Arief dan Untung, Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Sugiyono, Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sutrisno. 2010. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Ekonisia, Yogyakarta.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan

Pengendalian Keuangan). USU Press, Medan.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I, USU Press, Medan.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Management Portofolio, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta.

Wahyuni, Yuyun, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis, Fitramaya, Yogyakarta.

JURNAL

Budiati, Sri Setyo, 2013. “Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Utang dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indnesia (BEI)”, Jurnal Manajemen, Vol.2, No.1.

Chen, Li-Ju, dan Chen, Shun-Yu. 2011. “The Influence of Profitability on Firm Value with Capital Structure as the Mediator and Firm Size and Industry as Moderators”, Investment Management And Financial Innovations, Vol.8, No.3, pp.121-129.

Dewi, et al. 2014. “Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ 45 Di BEI Periode 2008-2012”, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha,

(19)

Dewi, S Mahatma Ayu dan Wirajaya, Ary. 2013. “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.4, No.2.

Ghalandari, Kamal. 2013. “The Moderating Effect of Growth Opportunities on the Relationship between Capital Structure and Dividend Policy and Ownership Structure with Firm Value in Iran: Case Study of Tehran Securities Exchange”, Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, Vol.5, No.4,pp.1424-1431.

Hermuningsih, Sri. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia”,

Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.16, No.02.

Mardiyati, et al. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Vol.3, No.1, pp.1-17.

Mulyawati, et al. 2015. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Dilakukan Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013)”.

Prosiding Penelitian SPeSIA, pp.180 -189.

Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibiity Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Persentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating”, Simposium Nasional Akuntansi XI.

Ogbulu dan Emeni. 2012. “Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Nigeria, International Journal of Business and Social Science, Vol.3, No.19, pp.252-261

Rasyid, Abdul. 2015. “Effects of Ownership Structure, Capital Structure, Profitability And Company’s Growth Towards Firm Value”,

International Journal of Business and Management Invention, Vol.4, No.4, pp.25-31.

Rizqia, Dwita A., Aisjah, S., and Sumiati. 2013. “Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value”,Research Journal of Finance and Accounting, Vol.4, No.11, pp.120-130.

(20)

Steven dan Lina. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No.3, pp.163-181.

Syafi’i, Imam. 2011. “Managerial Ownership, Free Cash Flow Dan Growth Opportunity Terhadap Kebijakan Utang”, Media Mahardhika, Vol.10, No.1, pp.1-21.

Widyanti, Ayu Ratna. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Dividen Payout Ratio, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.2, No.3.

SKRIPSI

Arif. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity, Likuiditas, dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Meythi. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating. Program Pendidikan Profesi Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Sriwardany. 2006. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Tbk. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Situs:

www.bisnis.liputan6.com Untuk pengambilan data penanaman modal asing dan modal dalam negeri yang digunakan memperkuat alasan mengapa investasi di sektor manufaktur lebih diminati (24 Januari 2016)

growth opportunity,

dan profitabilitas perusahaan manufaktur (16 Febuari 2016)

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian asosiatif. Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua

variabel atau lebih.Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011–2015. Berdasarkan jenis data

yang digunakan dalam penelitian, peneliti tidak datang langsung ke setiap

perusahaan, melainkan dengan mendokumentasikan atau mengumpulkan data

keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market

Directory(ICMD) dan dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet

dengan situs

penelitian.Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2016 sampai Agustus

2016.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam

melakukan penelitian. Batasan operasional penelitian ini adalah:

(22)

a. Variabel dependen, yaitu nilai perusahaan yang diukur melalui Price

Book Value (PBV).

b. Variabel independen, yaitu growth opportunity yang diproksikan dengan

price earning ratio (PER), profitabilitas yang diproksikan dengan return

on equity (ROE), dan struktur modal yang diproksikan dengan debt to

equity ratio (DER).

2. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 -

2015.

3.4 Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar apabila perusahaan tersebut

kelak dijual. Nilai perusahaan menggambarkan bagaimana kinerja perusahaan,

yang tercermin dari kekuatan tawar menawar saham. Perusahaan yang memiliki

prospek baik di masa depan, akan diikuti dengan semakin tingginya nilai saham

perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan PBV (price book

value).Semakin tinggi rasio ini berarti pasar semakin percaya terhadap prospek

perusahaan. PBV dapat diukur dengan rumus (Sugiono dan Untung, 2008:74):

PBV=Harga pasar saham Nilai buku saham

Dimana nilai buku saham (book value per share) tersebut dapat dihitung dengan

(23)

BVS = Total Ekuitas Jumlah Lembar Saham

3.4.2 Variabel Independen

a. Growth Opportunity

Growth opportunity merupakan peluang atau harapan dari suatu

perusahaan untuk mendapatkan kesempatan dalam melakukan investasi di masa

depan dan mencapai tingkat pertumbuhan di masa mendatang. Perusahaan yang

diprediksi memiliki growth opportunity yang tinggi akan cenderung

membutuhkan dana yang cukup besar, dan menyebabkan perusahaan

menggunakan saham untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Growth opprtunity

yang tinggi akan meningkatkan peluang perusahaan dalam mendapatkan laba

yang lebih besar, dan akan diikuti dengan para investor yang akan rela membeli

saham dengan harga yang tinggi. Growth opportunity dapat diinterprestasikan

melalui Price Earning Ratio (PER). Rasio ini mengukur bagaimana investor atau

pasar dalam menilai kinerja perusahaan dan menilai prospek pertumbuhan di masa

yang akan datang. Rumus yang digunakan untuk menghitung PER yaitu (Sugiono

dan Untung, 2008:74):

PER=Harga Pasar Saham

Earning per Share

Dimana laba persaham (earning per share) dapat dihitung dengan:

EPS = Laba Bersih

(24)

b. Profitabilitas

Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki. Rasio

return on equity (ROE) digunakan untuk mengkaji seberapa besar keuntungan

yang didapatkan perusahaan dengan mempergunakan sumber daya yang dimiliki

dari investasi yang dilakukan. Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan

memiliki peluang untuk memberikan keuntungan yang lebih besar pada pemegang

saham. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung ROE adalah (Brigham

dan Houston, 2011:149):

Return on Equity =Laba Bersih TotalEkuitas

c. Struktur Modal

Struktur modal merupakan bauran pendanaan hutang jangka panjang dan

ekuitas atau modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Struktur modal digunakan

oleh perusahaan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan pembelanjaan

dengan menganalisis setiap manfaat dari masing-masing sumber dana yang akan

diambil oleh perusahaan. Keputusan pendanaan yang tepat dapat mempengaruhi

harga saham perusahaan dan akan diikuti oleh nilai perusahaan. Indikator struktur

modal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio (DER).

Rasio DER dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini karena rasio ini mampu

mengukur besar kecilnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

dengan modal sendiri perusahaan. Rumus yang dapat digunakan untuk

(25)

Debt Equity Ratio =Total Kewajiban harga yang bersedia dibayar apabila perusahaan tersebut kelak dijual. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham pada suatu perusahaan.

PBV=Harga Pasar Saham

Growth opportunity merupakan peluang atau harapan dari suatu perusahaan untuk mendapatkan kesempatan dalam melakukan investasi di masa depan dan mencapai tingkat pertumbuhan di masa mendatang. Growth opportunitydiiukur dengan price earning ratio, yang akan mengukur bagaimana investor atau pasar dalam menilai kinerja perusahaan dan menilai prospek pertumbuhan di masa yang akan datang.

PER=Harga Pasar Saham

EPS Rasio

Profitabilitas (X2)

Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki. Alat ukur profitabilitas yang digunakan yaitu return on equity, yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas investasi.

Struktur modal merupakan bauran pendanaan hutang jangka panjang dengan ekuitas atau modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Struktur modal digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan pembelanjaan yang dapat diukur dengan debt equity ratio, yang akan memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi penggunaan utang jangka panjang dengan modal sendiri (ekuitas).

DER = Total Liabilitas

(26)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:148).

Populasi dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2015,

yaitu sebanyak 126 perusahaan.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Perusahaan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011 – 2015 dan akan dipilih berdasarkan metode populasi sasaran

dengan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penarikan sampel yang

dipergunakan adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2011 sampai tahun 2015.

2. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif selama lima tahun berturut-turut

dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit

(27)

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

1 Perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai tahun 2015 126 2 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba bersih positif selama lima tahun

berturut-turut dari tahun 2011 sampai tahun 2015

(66) 3 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit

secara lengkap selama periode 2011-2015

(3)

Jumlah Akhir Sampel 57

3.6Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang sudah dibuat oleh perusahaan dan telah diolah oleh

pihak lain yang diperoleh dalam bentuk jadi, yaitu berupa laporan keuangan

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-2015. Sumber data tersebut diperoleh dariBursa Efek Indonesia, buku-buku

referensi, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik

bahasan penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui studi

dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mengolah data sekunder yang

berasal dari tulisan - tulisan ilmiah, jurnal, buku–buku referensi, maupun laporan

– laporan yang berasal dari Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD).

3.8Teknik Analisis Data

(28)

antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas (Arikunto, 2010:

339). Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk melihat secara langsung

pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2009: 235).

Data yang diperoleh merupakan data dengan karakteristik panel dan akan diolah

dengan menggunakan Eviews 7. Penelitian ini juga menggunakan tahapan analisis

dengan melakukan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis yaitu uji signifikansi

simultan (uji f), uji parsial (uji t), koefisien determinasi (R2).

3.8.1 Analisis Deskriptif

Menurut Wahyuni (2009:139) analisis statistik deskriptif merupakan

analisis yang bertujuan untuk mendeskrispikan atau menggambarkan karakteristik

data sampel yang diteliti tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan terhadap

populasi berdasarkan data yang diperoleh. Analisis ini memperlihatkan hasil dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum semua

variabel tersebut.

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi berganda merupakan perluasan dari regresi sederhana yang

bertujuan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang

berjumlah dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat (Situmorang dan

Lufti, 2015:166).Teknik ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai hubungan antara variabel dependenyaitu nilai perusahaan

terhadap variabel independen yaitu growth opportunity, profitabilitas, dan struktur

(29)

Y = α + b1X1 + b2X2+ b3X3 + ε

Dimana:

Y = Nilai perusahaan

α = Konstanta

b1,b2,b3 = Koefisien regresi X1,2,3

X1 = Price Earning Ratio

X2 = Return on Equity

X3 = Debt Equity Ratio

ε = term of error

3.9 Uji Asumsi Klasik

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan

bentuk lonceng (Situmorang & Lufti, 2015:114). Model regresi yang baik adalah

data normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau uji ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk data jumlah sampel kecil.

Caranya adalah dengan membandingkan distribusi komulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S)

dengan menggunakan bantuan program statistik. Dimana pengambilan keputusan

(30)

variabel terdistribusi normal dan jika probabilitas kurang dari 0,05, maka �0

ditolak yang berarti variabel terdistribusi tidak normal.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang terjadi dalam analisis

regresi berganda apabila variabel-variabel bebas tersebut berkorelasi sendiri. Uji

ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak

diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi (Situmorang & Lufti,

2015:147). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas maka

variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian. Uji multikolinearitas

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan uji multikolinearitas VIF (Variance

Information Factor). Kriteria yang digunakan adalah (Supranto dan Limakrisna,

2012:160):

1. Jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1, maka

dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi

2. Jika koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak

terdapat masalah multikolinieritas.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama atau tidak di antara anggota grup tersebut. Jika

tidak sama maka dapat dikatakan terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika varians

dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

(31)

heteroskedastisitas dapat dilakukan dalam banyak model salah satunya yaitu

dengan menggunakan metode Glejser Test. Pengujian dengan Glejser Test

dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual sebagai variabel dependen

terhadap masing-masing variabel independen. Jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%

maka tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.9.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang berkaitan dengan satu sama lainnya (Situmorang &

Lufti, 2015:122) Autokorelasi sering kali ditemukan akibat observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (time series). Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin-Watson. Gejala

autokorelasi ini dapat dideteksi dengan menggunakan durbin-watson test melalui

nilai Durbin Watson yang diperoleh, yang berpedoman pada angka skala dl, du,

4-du, dan 4-dl. Pedoman pengambilan keputusan menurut Ghozali (2009:79-80)

adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai Durbin Watson terletak diantara batas atas, yaitu antara du dan 4-du

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak terjadi

(32)

2. Bilai nilai Durbin Watson terletak lebih rendah dari batas bawah yaitu dl,

maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti terjadi

autokorelasi positif.

3. Bila nilai Durbin-Watson lebih besar dari 4-dl, maka koefisien autokorelasi

lebih kecil dari nol yang berarti terjadi autokorelasi negatif.

4. Bila nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas dan batas bawah, yaitu

antara du dan dl atau antara 4-du dan 4-dl, maka koefisien autokorelasi.

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh setiap variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

1. H0 : bi = 0, artinya secara parsial growth opportunity, profitabilitas, dan

struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : bi = 0, artinya secara parsial growth opportunity, profitabilitas, dan

struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) 5%, jika nilai sig. t >

0,05 maka H0 ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas dan variabel kontrol terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t < 0,05

maka Ha ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan

(33)

Jika probabilitas signifikansinya ≤ α, maka H0 diterima (signifikan).

Jika probabilitas signifikansinya > α, maka Ha diterima (tidak signifikan).

3.10.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan(Uji F)

Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yaitu X1 dan X2 terhadap variabel dependen yaitu Y secara simultan.

Langkah-langkah pengujiannya adalah:

1. Hipotesis:

H0:b1= b2 = b3=0, artinya secara simultan growth opportunity, profitabilitas,

dan struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: minimal satu bi≠ 0, artinya secara simultan growth opportunity,

profitabilitas, dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Nilai signifikan dari penelitian ini sebesar 5%.

3. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan

Ftabel menggunakan kriteria:

a. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, pada α=5%

(34)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

1. Akasha Wira International Tbk (ADES)

Akasha Wira International Tbk (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo

Putrasetia pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau

Arkadia, Jl. Letjend.T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 –

Indonesia.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang

gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar.

Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES

kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.

2. Alkindo Naratama Tbk (ALDO)

Alkindo Naratama Tbk

memulai aktivitas operasi secara komersial pada tahun 1994. Kantor pusat

Alkindo berdomisili di Kawasan Industri Cimareme II No. 14 Padalarang,

Bandung 40553 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup

kegiatan ALDO adalah bergerak dalam bidang manufaktur konversi kertas.

Pada tanggal 30 Juni 2011, ALDO memperoleh pernyataan efektif dari

(35)

melakuka

sebanyak 150 juta saham dengan nilai nominal Rp. 100,- per saham serta harga

penawaran Rp. 225,- per saham. Seluruh saham Perusahaan telah didaftarkan di

Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2011.

3. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI)

Argha Karya Prima Industry T

memulai produksi komersialnya pada tahun 1982. Kantor pusat AKPI berlokasi di

Jl. Pahlawan, Karang Asem Barat Citeureup, Bogor 16810 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup AKPI bergerak dalam

bidang produksi dan distribusi kemasan fleksibel berupa Biaxially Oriented Poly

Propylene (BOPP) film, Polyester (PET) film, Cast Poly Propylene (CPP) film

dan Poly Acrylonitrile film, masing-masing dipasarkan dengan merek ARLENE

dan ARETA.

Pada tanggal 4 November 1992, AKPI memperoleh pernyataan Efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas

16.000.000 saham AKPI kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dan Harga Penawaran Rp3.800,- per saham. Perusahaan telah mencatatkan

seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada 18

Desember 1992.

4. Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA)

Arwana Citramulia Tbk

Mulia tanggal 22 Februari 1993 dan mulai beroperasi secara komersial sejak

(36)

T2 No. 24, Kembangan, Jakarta Barat 11610.Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ARNA terutama bergerak dalam bidang

industri keramik dan menjual hasil produksinya di dalam negeri. Merek keramik

yang dipasarkan ARNA adalah Arwana Ceramic Tiles, UNO dan UNO DIGI.

Pada tanggal 28 Juni 2001, ARNA memperoleh Pernyataan efektif

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ARNA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 125.000.000 saham dengan nilai nominal

Rp100,- setiap saham dengan harga penawaran Rp120,- setiap saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juli

2001.

5. Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG)

Asahimas Flat Glass Tbk

dengan nama Asahimas Flat Glass Co., Ltd., dan mulai operasi secara komersial

pada bulan April 1973. Kantor pusat AMFG beralamat di Jl. Ancol IX/5, Ancol

Barat, Jakarta Utara. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan AMFG bergerak dalam bidang industri kaca, ekspor dan impor, dan jasa

sertifikasi mutu berbagai jenis produk kaca serta kegiatan lain yang berkaitan

dengan usaha tersebut.

Pada tanggal 18 Oktober 1995, AMFG memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana AMFG

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 saham dengan nilai nominal

(37)

Desember 2000 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h

Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).

6. Asiaplast Industries Tbk (APLI)

Asiaplast Industries Tbk (Akasa)

Perkasa yang selanjutnya berubah menjadi PT Akasa Pandukarya, didirikan

tanggal 05 Agustus 1992 dan mulai kegiatan operasi komersial pada tahun 1994.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLI meliputi

bidang industri dan perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi.

Pada tanggal 31 Maret 2000, APLI memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham APLI

kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,-,

dengan harga penawaran Rp600,- per saham dan mencatatkan pada Bursa Efek

Jakarta seluruh saham pada tanggal 1 Mei 2000.

7. Astra Autoparts Tbk (AUTO)

Astra Otoparts Tb

memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat AUTO beralamat

di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta 14250 –

Indonesia.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

AUTO terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor,

baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik

dan suku cadang kendaraan bermotor.

Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari

(38)

kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 500,-

per saham dan harga perdana sebesar Rp. 575,- per saham. Pada tanggal 15 Juni

1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

8. Astra International Tbk (ASII)

Astra International Tbk

dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat Astra berdomosili

di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta 14330 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang

perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian,

pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama Astra bersama

anak usahanya meliputi perakitan dan penyaluran mobil (Toyota, Daihatsu, Izusu,

UD Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda) berikut suku cadangnya,

penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait,

pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp. 1.000,- per saham, dengan

Harga Penawaran Perdana Rp. 14.850,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.

9. Betonjaya Manunggal Tbk (BTON)

Betonjaya Manunggal T

melakukan kegiatan komersialnya pada bulan Mei 1996. Kantor pusat dan pabrik

(39)

Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BTON

terutama meliputi bidang industri besi dan baja.

Pada tanggal 29 Juni 2001, BTON memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BTON

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 65.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp120,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Juli 2001.

10. Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)

Budi Starch & Sweetener Tbk (sebelumnya Budi Acid Jaya Tbk)

didirikan 15 Januari 1979 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan

Januari 1981. Kantor pusat BUDI berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR.

Rasuna Said Kav C-6, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan BUDI terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan

produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi

jalar, kelapa sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya

khususnya industri plastik.

Pada tanggal 31 Maret 1995, BUDI memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUDI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

(40)

11. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk)

didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan

Industri Jababeka II, Jl. Industri 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa

Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA

meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati (minyak kelapa

sawit beserta produk-produk turunannya), biji tengkawang, minyak tengkawang

dan minyak nabati spesialitas; bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan

berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan

sehari-hari.

Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari Menteri

Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CEKA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.

12. Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR)

Champion Pacific Indonesia Tbk (dahulu PT Kageo Igar Jaya Tbk)

didirikan tanggal 30 Oktober 1975 dengan nama PT Igar Jaya dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat dan pabrik IGAR

terletak di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28,5 Bekasi 17134. Berdasarkan

(41)

dalam bidang industri wadah dan kemasan dari bahan plastik (seperti botol

plastik, tabung-tabung suntik dan tempat kosmetika) yang digunakan untuk

keperluan industri farmasi, makanan dan kosmetika, dan kegiatan investasi pada

perusahaan lain.

Pada tahun 1990, IGAR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IGAR (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 1.750.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp5.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Nopember 1990.

13. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Charoen Pokphand Indonesia T

rangka Penanaman Modal Asing (“PMA”) dan beroperasi secara komersial mulai

tahun 1972. Kantor pusat CPIN terletak di Jl. Ancol VIII No. 1, Jakarta dengan

kantor cabang di Sidoarjo, Medan, Tangerang, Balaraja, Serang, Lampung,

Denpasar, Surabaya, Semarang, Makasar, Salahtiga dan Cirebon.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CPIN

terutama meliputi industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras

serta pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan

sapi termasuk unit-unit cold storage, menjual makanan ternak, makanan, daging

ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia, maupun ke luar

negeri.

Pada tahun 1991, CPIN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK

(42)

masyarakat sebanyak 2.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp5.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Maret 1991.

14. Citra Tubindo Tbk (CTBN)

Citra Tubindo T

komersial mulai tahun 1984. Kantor pusat CTBN dan pabrik terletak di Kabil

Industrial Estate, Jln. Hang Kesturi I Km 4, Kabil, Batam 29467 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTBN meliputi

penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran pipa

dan pembuatan aksesoris, serta menyediakan jasa pemrosesan pemanasan pipa

baja tanpa kampuh (seamless).

Pada tahun 1989, CTBN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CTBN (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 1.600.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Nopember 1989.

15. Darya-Varia Laboratoria (DVLA)

Darya-Varia Laboratoria T

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA

beralamat di Talavera Office Park, Lantai 8-10, Jln. Letjend. T.B. Simatupang No.

22-26, Jakarta 12430 dan pabrik berada di Bogor. Berdasarkan Anggaran Dasar

(43)

manufaktur, perdagangan, jasa dan distribusi produk farmasi,

produk-produk kimia yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan.

Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DVLA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Nopember 1994.

16. Delta Djakarta Tbk (DLTA)

Delta Djakarta Tbk

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA dan pabriknya

berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk

memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”,

“Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga

memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek

“Sodaku”.

Pada tahun 1984, DLTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DLTA (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 347.400 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan

harga penawaran Rp2.950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Februari 1984.

(44)

Ekadharma International Tbk (dahulu Ekadharma Tape Industries Tbk)

Widya Graphika dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981.

Kantor pusat EKAD berlokasi di Galeri Niaga Mediterania 2 Blok L8 F-G, Pantai

Indah Kapuk, Jakarta Utara 14460. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan EKAD adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita

perekat dan memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan

serta usaha perdagangan pada umumnya.

Pada tanggal 21 Juni 1990, EKAD memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EKAD (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Agustus 1990.

18. Eratex Djaja Tbk (ERTX)

Eratex Djaja Tbk

Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1974. Kantor pusat Eratex berlokasi di Gedung Spazio Lt.3, Unit 319-321,

Graha Festival Kav.3 – Graha Family, Jl. Mayjend Yono Soewoyo, Surabaya.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ERTX

adalah bergerak dalam bidang industri tekstil yang terpadu meliputi

bidang-bidang pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian jadi,

(45)

Pada tanggal 14 Juli 1990, ERTX memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ERTX (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 6.139.750 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp7.750,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Agustus 1990.

19. Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap)

tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1958.

Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM

bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang

Garam memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan

nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan.

Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

20. HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan nama HM Sampoerna

T

(46)

pusat HMSP berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HMSP meliputi

manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada

perusahaan-perusahaan lain.

Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HMSP (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp12.600,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Agustus 1990.

21. Holcim Indonesia (SMCB)

Holcim Indonesia Tbk (dahulu Semen Cibinong Tbk)

Juni 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat

Holcim berlokasi di Talavera Suite, Lantai 15, Talavera Office Park, Jl. TB

Simatupang No. 22-26 Jakarta 12430 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMCB

terutama meliputi pengoperasian pabrik semen, beton dan aktivitas lain yang

berhubungan dengan industri semen, serta melakukan investasi pada perusahaan

lainnya. Pangsa pasar utama Holcim dan anak usahanya yang di Indonesia berada

di Pulau Jawa.

Pada tanggal 06 Agustus 1977, SMCB memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMCB (IPO)

(47)

dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1977.

22. Indal Aluminium Industry Tbk (INAI)

Indal Aluminium Industry Tbk (Indal)

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat Indal

terletak Jl. Kembang Jepun No. 38-40, Surabaya 60162. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INAI terutama adalah bidang

manufaktur aluminium sheets, rolling mill, dan extrusion plant. Kegiatan produksi

INAI adalah mengolah bahan baku aluminium ingot menjadi aluminium

ekstrusion profil yang banyak digunakan dalam industri konstruksi, peralatan

rumah tangga, komponen elektronik/otomotif, dan sebagainya.

Pada tanggal 10 Nopember 1994, INAI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INAI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 13.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp3.950,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Desember 1994.

23. Indo Acidatama Tbk (SRSN)

Indo Acidatama Tbk

tanggal 7 Desember 1982, kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi PT

Indo Acidatama Chemical Industry. SRSN memulai kegiatan komersil garmen

sejak 1 Pebruari 1984 dan kimia sejak tahun 1989. Kantor pusat SRSN beralamat

(48)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SRSN

meliputi industri pakaian jadi, kimia dasar, kemasan dari plastik dan perdagangan

ekspor dan impor. Kegiatan utama SRSN adalah bergerak dibidang industri agro

kimia (Ethanol, Asam Cuka, Asam Asetat dan Ethyl Asetat).

Pada tanggal 2 Desember 1992, SRSN memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRSN (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp3.500,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari

1993.

24. Indo Kordsa Tbk (BRAM)

Indo Kordsa T

secara komersial pada tanggal 1 April 1987. Kantor pusat dan pabrik Indo Kordsa

berlokasi di Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem Timur, Citeureup, Bogor.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BRAM

meliputi bidang manufaktur dan pemasaran ban, filamen yarn (serai-serat nylon,

polyester, rayon), benang nylon untuk ban dan bahan baku polyester (purified

terepthalic acid).

Pada tanggal 20 Juli 1990, BRAM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRAM (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 12.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp9.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

(49)

25. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

Indocement Tunggal Prakarsa T

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Kantor pusat INTP

berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta

dan pabrik berlokasi di Citeureup – Jawa Barat, Palimanan – Jawa Barat, dan

Tarjun – Kalimantan Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan INTP antara lain pabrikasi semen dan bahan-bahan bangunan,

pertambangan, konstruksi dan perdagangan.

Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INTP (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 89.832.150 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Desember 1989.

26. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Indofood CBP Sukses Makmur T

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan

hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood

Sukses Makmur Tbk

Indofood CBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.

Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan

(50)

makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan

pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan.

Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakuka

saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober

2010.

27. Indofood Sukse Makmur Tbk (INDF)

Indofood Sukses Makmur T

dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza,

Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 –

Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan

olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng,

penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.

Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

(51)

28. Indospring Tbk (INDS)

Indospring T

usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat INDS terletak di Jalan

Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDS bergerak

dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas, yang

berupa leaf spring (pegas daun), coil spring (pegas spiral) memiliki 2 produk

turunan yaitu hot coil spring dan cold coil spring, valve spring (pegas katup) dan

wire ring.

Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDS (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1990.

29. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Japfa Comfeed Indonesia T

dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1971. Kantor pusat Japfa di Wisma Millenia, Lt. 7, Jl.

MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan JPFA meliputi bidang pengolahan segala macam bahan

untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang

mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain; mengusahakan pembibitan,

(52)

peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan menjalankan

perdagangan dalam dan luar negeri dari bahan serta hasil produksi.

Pada tanggal 31 Agustus 1989, JPFA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham JPFA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 4.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Oktober 1989.

30. Kabelindo Murni Tbk (KBLM)

Kabelindo Murni T

nama PT Kabel Indonesia (Kabelindo) dan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 1979. Kantor pusat dan pabrik KBLM berlokasi di Jl. Rawagirang No.

2, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KBLM

adalah bergerak dalam bidang industri pembuatan kabel listrik, kabel telepon serta

yang berhubungan dengan perlengkapan kabel.

Pada tahun 1992, KBLM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KBLM (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.100.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp6.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 01 Juni 1992.

31. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Kalbe Farma Tbk

(53)

Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi,

antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan..

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada

masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

32. Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI)

Kedawung Setia Industrial T

dengan nama PT Kedaung Setia Industrial Ltd. dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1975. Kantor pusat KDSI berlokasi di Jalan Mastrip

862, Warugunung-Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KDSI meliputi Industri barang-barang

logam berlapis enamel, aluminium, dan barang-barang plastik dan kerajinan

tangan terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah tangga yang dioperasikan

secara elektronik; pembangunan yang meliputi usaha rancang bangun,

pemborongan, developer real estate; perdagangan umum, termasuk impor dan

ekspor, interinsulair dan lokal, dari semua barang yang dapat diperdagangkan.

Pada tanggal 28 Juni 1996, KDSI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KDSI (IPO)

(54)

dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Juli 1996.

33. Kimia Farma Tbk (KAEF)

Kimia Farma (Persero) Tbk

Kantor pusat KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9, Jakarta 10110 dan unit

produksi berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan

Tanjung Morawa – Medan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan KAEF adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu

tinggi khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri

makanan/minuman dan apotik.

Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KAEF (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham seri B dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 2001.

34. KMI Wire and Cable Tbk (KBLI)

KMI Wire and Cable Tbk (dahulu GT Kabel Indonesia Tbk)

didirikan tanggal 09 Januari 1972 dalam rangka Penanaman Modal Asing “PMA”

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat KBLI

terletak di Wisma Sudirman Lt. 5, Jl. Jendral Sudirman Kav. 34, Jakarta 10220.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KBLI terutama

meliputi bidang pembuatan kabel dan kawat aluminium dan tembaga serta bahan

(55)

maupun tidak terbungkus, beserta seluruh komponen, suku cadang, assesori yang

terkait dan perlengkapan-perlengkapannya, termasuk teknik rekayasa kawat dan

kabel.

Pada tanggal 08 Juni 1992, KBLI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KBLI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp3.500,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Juli 1992.

35. Lion Metal Works Tbk (LION)

Lion Metal Works T

rangka Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat LION berdomisili di Jln. Raya

Bekasi Km. 24.5, Cakung Jakarta 13910.Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LION meliputi industri peralatan kantor dan

pabrikasi lainnya dari logam.

Pada tahun 1993, LION memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LION (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp2.150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Agustus 1993.

36. Lionmesh Prima Tbk (LMSH)

Lionmesh Prima T

(56)

tahun 1984. Kantor pusat dan pabrik LMSH berdomisili Jln. Raya Bekasi Km.

24.5, Cakung Jakarta 13910. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan LMSH antara lain meliputi industri besi kawat seperti weldmesh

dan sejenisnya dan steel fabrication.

Pada tahun 1990, LMSH memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LMSH (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 600.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan

harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juni 1990.

37. Mandom Indonesia Tbk (TCID)

Mandom Indonesia T

nama PT Tancho Indonesia dan mulai berproduksi secara komersial pada bulan

April 1971. Kantor pusat TCID terletak di Kawasan Industri MM 2100, Jl. Irian

Blok PP, Bekasi 17520. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TCID meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian,

bahan pembersih dan kemasan plastik termasuk bahan baku, mesin dan alat

produksi untuk produksi dan kegiatan usaha penunjang adalah perdagangan impor

produk kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih.

Pada tanggal 28 Agustus 1993, TCID memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TCID (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 4.400.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dan harga penawaran Rp7.350,- per saham. Saham-saham tersebut

(57)

38. Mayora Indah Tbk (MYOR)

Mayora Indah Tbk

secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung

Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia.Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora adalah menjalankan

usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora

menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better,

Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy,

Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng

beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan

makanan kesehatan (Energen).

Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.

39. Merck Tbk (MERK)

Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia Tbk)

1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat Merck

berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760 –

Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Gambar

Tabel Data Jumlah Populasi
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Pembangunan Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunung

[r]

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekretariat Bersama FKUB Kab. Brigjen

[r]

PENGUMUMAN PELELANGAN

[r]

(dalam 10 tahun terakhir PTFI membiayai infrastruktur daerah &amp; masyarakat lebih dari USD 150 Juta ) Pembangunan Infrastruktur Masyarakat dan Daerah.. STI/HIV Clinic PKM

Meulaboh menetapkan bahwa lelang ulang pelelangan umum untuk Paket Pekerjaan Renovasi Aula KPPN. Meulaboh dinyatakan GAGAL karena jumlah peserta yang memasukkan penawaran