commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Sri Wituracmi, MM
NIP. 19500617 198203 1 001
Pembimbing II
commit to user
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
…….
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
...
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM ...
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:
Pada hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2010
Tim Penguji skripsi
Nama terang
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
…….
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
...
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM ...
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
...
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
commit to user
ABSTRAK
Titin Maryani. PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA
MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA
KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI
KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010
Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November
2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui keadaan sosial
ekonomi masyarakat di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”,
(2) Untuk mengetahui sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (3)
Untuk mengetahui peranan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dalam
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di
Kecamatan Mojolaban.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling
(sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak
ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas
pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan
kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) penduduk
Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif memiliki prosentase yang
lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Perekonomian di
Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana dan prasarana. Masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat
commit to user
commit to user
ABSTRACT
Titin Maryani. ROLE of PARTNER SAVING AND LOAN CO-OPERATION
MITRA MANDIRI IN INCREASING TILE SMALL AND MEDIUM
INDUSTRY PRODUCTIVITY AND BRICK IN DISTRICT of MOJOLABAN
YEAR 2010 Skripsi, Surakarta: Teachership Faculty and Education Science,
University Eleven Marchs Surakarta, November 2010.
Purpose of this research is ( 1) To know situation of public chartered
investment counsel social around four p’s Saving and Loan Co-Operation " Mitra
Mandiri", ( 2) To know job activity system Saving and Loan Co-Operation "
Mitra Mandiri", ( 3) To know role Saving and Loan Co-Operation " Mitra
Mandiri" in increasing tile small and medium industry productivity and brick in
Districk of Mojolaban.
In line with this research, hence this research applies qualitative
descriptive research method. Sampling technique applied is purposive sampling (
sample aim), where sample taken is not defined at the many samples but more
emphasized at quality of understanding of sample to problems that is accurate.
Research sample is a number of certain until can give description in conclusion
retrieval. Data collecting technique applied is interview, observation, and
documentation. Data validity technique applied is trianggulation of data and
trianggulation of method. Data analytical technique applied is model data
analytical technique interaktif.
commit to user
commit to user
MOTTO
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melimpahkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
(QS. Ar-Ruum: 37)
Kerikil-kerikil tajam yang menyertai usaha kita untuk mencapai cita-cita adalah
merupakan cambuk berharga untuk berbenah diri. Berkaca pada pengalaman dan
tidak pesimis dalam menatap masa depan adalah langkah awal menuju
kesuksesan.
(Penulis)
Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, selagi kita berusaha dan selalu berdoa kita
pasti dapat mencapai semua yang kita mau dengan hasil yang terbaik.
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua
doa, cinta dan pengorbanannya yang
tanpa ujung.
Mbak
Wiwin
yang
selalu
menyemangatiku.
Sahabat-sahabatku Putri, Leny, Wulan,
Stepi, Ratna.
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi.
3.
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa
perkuliahan.
5.
Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
6.
Jaryanto, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
7.
Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan
administrasi.
8.
Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.
commit to user
10.
Seluruh petugas/ pengurus KSP ”Mitra Mandiri” yang dengan ramah dan
sabar melayani informasi yang dibutuhkan penulis.
11.
Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan
memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.
12.
Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga
teman-teman seperjuangan: Ratna, Iit, Noer, Titis Ndut, Ratih gedhe, Ratih
cilik, Yarsi.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, November 2010
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PENGAJUAN ……….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……… iii
HALAMAN PENGESAHAN………. iv
HALAMAN ABSTRAK………. vi
HALAMAN MOTTO ……….. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. ix
HALAMAN KATA PENGANTAR……… x
DAFTAR ISI ……….. xii
DAFTAR TABEL………... xiv
DAFTAR GAMBAR ……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah ……….. 1
b.
Perumusan Masalah……… 6
c.
Tujuan Penelitian ……….. 6
d.
Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka ……….. 8
B.
Penelitian Yang Relevan ………. 28
C.
Kerangka Pemikiran... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian………. 32
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian……… 33
C.
Teknik Sampling………. 34
D.
Teknik Pengumpulan Data……….. 35
E.
Validitas Data……….. 36
F.
Analisis Data………... ... 37
commit to user
BAB IV HASILPENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian………. 41
B.
Deskripsi Permasalahan Penelitian………. 48
C.
Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori ………... 68
BAB V SIMPULAN ,IMPLIKASI,DAN SARAN
A.
Simpulan………
73
B.
Implikasi………. 75
C.
Saran……….. 76
DAFTAR PUSTAKA ……….. 78
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah …...
4
2.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...
32
3.
Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban…...
48
4.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur...
49
5.
Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri...
51
6.
Biaya Produksi UKM Genteng dan Batu Bata……….
61
7.
Hasil Produksi UKM Genteng dan Batu Bata………..
62
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Kerangka Pemikiran ...
31
2.
Analisis Data Model Interaktif...
39
3.
Bagan Prosedur Penelitian...
40
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Daftar Nama Informan ...
79
2.
Pedoman Wawancara...
80
3.
Field Note ... ...
82
4.
Akta Pendirian Koperasi...
108
5.
Foto Penelitian ... ...
138
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Usaha kecil memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu
diserap oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Disamping itu UKM juga
memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non
migas meskipun nilainya relatif kecil. Usaha kecil dan menengah (UKM) ini
selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk
memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.
Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah adalah
salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan
utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud
keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa
mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.
Perkembangan usaha kecil seringkali menghadapi kendala baik kendala
internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan
kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan sumberdaya tersebut mengakibatkan
para pengusaha kecil kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses
pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi.
Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif.
commit to user
yang dinilai mempunyai proprosi unit usaha terbesar di Indonesia (http: //
almasdi.unri.ac.id diunduh 19 April 2010)
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia
pada umumnya antara lain: keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja,
kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumberdaya
manusia (pekerja dan manager), pengetahuan yang minim tentang bisnis,
keterbatasan informasi pasar, serta kurangnya penguasaan teknologi (http: //
lemlit: unila.ac.id, diunduh 19 April 2010). Usaha kecil di Indonesia perlu
mendapatkan pembinaaan agar dapat bertahan dan berkembang. Terdapat
beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra
Ismawan, 1999)antara lain: 1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang
mengatur usaha kecil, walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah
disahkan namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas; 2) masih
lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh
pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga usaha
kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, karena
didorong oleh kebutuhan hidup. lemlit: (http:// unila.ac.id, diunduh 19 April 2010)
Sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan strategi
pengolahan keuangan, di mana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM
tersebut dapat bejalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas atau
usahanya. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan
nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang
tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai
kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan
produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup.
commit to user
bunga yang besar. Dengan demikian bukan keuntungan yang di dapat para
pemilik UKM melainkan harus membayar pokok pinjaman dengan ditambah
bunga yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan sistem rentenir ini, para
pengusaha kecil merasa terbebani sehingga sehingga tidak mampu meningkatkan
produktivitas ataupun mengembangkan usaha perekonomian mereka.
Hal tersebut harus mendapat perhatian yang serius karena akan sangat
memberatkan masyarakat. Pemerintah harus berusaha keras untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Perekonomian yang berpihak kepada rakyat sangat diperlukan.
Untuk mewujudkan perekonomian yang berpihak kepada rakyat diperlukan badan
usaha atau organisasi yang dapat menampung dan meningkatkan potensi ekonomi
anggotanya.
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan dibidang
perbankan untuk melayani para pengusaha kecil khususnya dan masyarakat
golongan ekonomi lemah pada umumnya. Kebijakan tersebut antara lain
diwujudkan dalam bentuk KIK / KMKP, KUK dan KUT. Selain itu pemerintah
juga telah mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20 persen dananya untuk
UKM. Tetapi UKM masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal. Salah
satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan antara lembaga perbankan dengan
UKM. Lembaga perbankan merupakan lembaga yang modern sedangkan UKM
sebagian besar dikelola dengan pendekatan tradisional.
commit to user
perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Koperasi dipandang mampu sebagai
organisasi yang dapat menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh para
pengusaha kecil agar terhindar dari para rentenir atau yang dikenal dengan
sebutan lintah darat.
Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan
ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Koperasi merupakan badan usaha di
pedesaan dan pelaksana penuh sistem pemasaran produk yang dihasilkan UKM.
Selain itu koperasi juga berperan sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari
lembaga perkreditan dan pengusaha. Pemberian kredit ini didasarkan kepada
bentuk usaha yang mengembangkan komoditi potensial dan punya peluang pasar.
Koperasi juga berfungsi membantu mencari alternatif pemecahan masalah
pengusaha kecil seperti penyedia kredit, pembentukan modal bersama melalui
tabungan, penyedia sarana produksi, pelaku agroindustri, memasarkan produk dan
sebagainya.
Daerah Kecamatan Mojolaban memiliki berbagai jenis UKM, antara lain:
industri tempe, industri emping mlinjo, industri karak, industri kerupuk, industri
gamelan, industri shuttle cock, industri batu bata, industri genteng, dan lain-lain.
Industri genteng dan batu bata adalah industri kecil yang paling besar terdapat di
Kecamatan Mojolaban berdasarkan jumlah pengrajinnya bila dibandingkan
dengan industri kecil lainnya. Hampir di setiap daerah di Kecamatan Mojolaban
terdapat industri batu bata dan genteng.
commit to user
Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah
Jenis UKM
Jumlah usaha
(unit)
Tenaga Kerja
(orang)
Industri kecil tempe
32
70
Industri kecil emping mlinjo
58
158
Industri kecil kerupuk/ karak
137
335
Industri kecil gamelan
24
250
Industri kecil shuttle cock
135
746
Industri kecil genteng
430
859
Industri kecil batu bata
500
1007
Jumlah
1.316
3.425
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Sukoharjo
tahun 2008.
UKM yang terdapat di Kecamatan Mojolaban merupakan usaha yang
dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga dengan modal yang terbatas. Sehingga
para pengusaha kecil kesulitan untuk mengembangkan usahanya dan
meningkatkan produksinya karena keterbatasan modal yang mereka miliki, untuk
mendapatkan bahan baku. Sehingga mereka membutuhkan bantuan modal untuk
mengembangkan usahanya.
Kendala yang dihadapi oleh UKM di Kecamatan Mojolaban hampir sama
dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu lemah
dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal, kelemahan dalam manajemen
dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
Kecamatan Mojolaban memiliki 48 koperasi yang terdiri dari: Koperasi
Unit Desa (KUD), Koperasi Kelompok Tani (KKT), Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Induk Kerja
(Kopinkra), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS).
Koperasi Mitra Mandiri adalah salah satu koperasi di Kecamatan
commit to user
bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat terutama pengusaha kecil,
agar usahanya dapat terus berjalan dan bertahan di tengah keadaan yang serba
sulit saat ini. Lokasi dari koperasi ini berada dekat dengan UKM yang besar di
Kecamatan Mojolaban yaitu industri genteng dan batu bata yang merupakan
UKM yang terbesar yang ada di Kecamatan Mojolaban. Koperasi ini juga
memberikan bantuan modal kepada para pengrajin genteng dan batu bata agar
produktivitas usaha mereka dapat meningkat dan usaha mereka dapat terus
bertahan.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas penulis akan mengadakan
penelitian tentang peranan koperasi terhadap UKM dan penelitian ini diberi judul
”PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM
MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS
USAHA
KECIL
DAN
MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.”
B.
Perumusan Masalah
Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan
jalan yang mudah dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan pada latar belakang
tersebut di atas maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan
pinjam Mitra Mandiri terutama yang menjadi anggota nasabah koperasi?
2.
Bagaimana sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ?
3.
Apa peranan koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan
produktivitas UMKM genteng dan batu bata di kecamatan Mojolaban ?
C.
Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
commit to user
2.
Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri.
3.
Peranan koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan produktivitas usaha
mikro, kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat baik secara teoritis
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka
memecahkan masalah aktual.
1.
Manfaat Teoritis
a.
Untuk menambah wawasan ilmu dan menambah pustaka baik di tingkat
program, fakultas maupun universitas.
b.
Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjawab masalah yang telah
dirumuskan.
b.
Dapat memberikan masukan dan pedoman bagi pengurus koperasi dalam
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Tinjauan Tentang Koperasi
a.
Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, dimana koperasi
menjalankan peran sebagai salah satu diantara beberapa pilar penopang proses
pembangunan ekonomi suatu negara. Koperasi menekuni suatu usaha dan
berusaha untuk mencapai keuntungan untuk para anggotanya serta memenuhi
kebutuhan para anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai sebuah gerakan
ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan
masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi berasal dari kata
co
yang berarti bersama dan
operation
yang
mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai
suatu perkumpulan kerja sama yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan
dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar masuk anggotanya. Dalam
perkumpulan
tersebut
kesejahteraan
para
anggota
harus
benar-benar
diperjuangkan.
commit to user
prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
azas kekeluargaan.”
Pandji Anoraga (2002: 1) berpendapat bahwa koperasi adalah salah satu
bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian, dimana kerja sama ini
dilaksanakan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan kesamaan kebutuhan
diantara beberapa orang, yang secara bersama-sama berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, baik yang terikat dengan keperluan pribadi maupun
keperluan perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kerja sama secara
terus menerus.
Hendrojogi (1998: 45) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan
otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Pengertian koperasi
berdasarkan prinsip Rochdale (Jochen Ropken, 2003:18): ”Koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya, dengan dasar satu orang
satu suara, dengan SHU yang didistribusikan di antara para anggotanya sesuai
dengan aturan yang telah disetujui, pengambilan keputusan dibuat berdasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemegang modal bukkan merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam persatuan (perikatan) ini”.
b.
Landasan Koperasi
Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang
memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang
dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
Landasan-landasan koperasi menurut Undang-Undang No 12 Tahun 1967 adalah
sebagai berikut :
1.
Landasan Idiil
commit to user
benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan
koperasi baik sebagai anggota maupun pengurus koperasi.
2.
Landasan Struktural
Landasan structural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup
bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar
1945. Landasan gerak koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya
”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.”
3.
Landasan Mental
Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai
tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu
setia kawan dan kesadaran pribadi.
c.
Azas Koperasi
Azas koperasi atau dalam bahasa Inggris disebut
Cooperative Principles
berasal dari bahasa Latin: P
rincipium
yang berarti basis atau dapat juga berarti
sebagai cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab
IV Undang-Undang No. 12/1967 yang membahas masalah Azas dan Sendi Dasar
Koperasi,
dikatakan
bahwa
azas
koperasi
adalah
kekeluargaan
dan
kegotongroyongan (Hendrojogi, 1998: 30)
Azas koperasi berdasarkan dari cita-cita Rochdale Pioners atau yang
dikenal azas Rochdale, antara lain:
1.
Pengendalian secra demokrasi (
democrational control)
2.
Keanggotan yang terbuka (
open membership)
3.
bunga terbatas atas modal
( limited interest on capital)
4.
pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
pembeliannya
(the distribution of surplus in dividend to the members in
proportion to their purcases)
commit to user
6.
tidak saling menjual barang palsu dan harus murni
(selling only pure an
undelterated goods)
7.
mengadakan pendidikan bagi anggotanya tentang azas-azas koperasi dan
perdagangan yang saling membantu
(providing for the education of the
members in cooperative principles as wellas for mutual trading
)
8.
netral dalam aliran agama dan politik (
political and religius neutrality)
d.
Tujuan Koperasi
Pasal 3 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
maasyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Tujuan
koperasi berdasarkan penjelasan di atas dapat dirinci menjadi :
1.
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
2.
memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya
3.
ikut membangun tatanan perekonomian nasional
e.
Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-Undang RI nomor 25 tahun
1992 tentang Perkoperasian, adalah:
1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2.
Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
commit to user
Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan
usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip
koperasi menurut Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1)
Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut:
a.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka
b.
Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d.
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
e.
Kemandirian
2)
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
a.
Pendidikan Perkoperasian
b.
Kerjasama antar koperasi
Prinsip koperasi menurut
International Cooperative Alliance (ICA
) dalam
Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 17) adalah:
1.
keanggotaannya bersifat terbuka
2.
pengawasan secara demokratis
3.
pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau
proporsi partisipasinya dalam koperasi
4.
adanya bunga yang terbatas atas modal
5.
tidak membedakan politik dan agama anggota
6.
tata niaga dilakukan secara tunai
7.
menyelenggarakan pendidikan bagi anggota
Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983) dalam Pandji Anoraga (2002:
18) adalah:
1)
digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaaan tujuan
2)
difokuskan pada kepentingan anggota
3)
kemandirian
commit to user
f.
Karakteristik Koperasi
Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:1) berpendapat bahwa “
karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah
bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda
( the dual identity of the
member ),
yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi
(user own oriented firm )
”. Oleh karena itu:
1)
Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu
kepentingan ekonomi yang sama.
2)
Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri
untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,
keadilan, persamaan dan demokrasi.
3)
Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggotanya.
4)
Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi
anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota
(promotion of the
members welfare)
5)
Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya
maka kelebihan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
g.
Usaha dan Jenis Koperasi
Pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:2) bahwa
”koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di
sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa
asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya”. Koperasi dapat
digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari sudut pandang pembedaan
koperasi. Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:
commit to user
1)
Koperasi Konsumen
Adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna
barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian
bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan
utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.
2)
Koperasi Produsen
Adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau
perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya
menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi bersama.
Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi.
3)
Koperasi Simpan Pinjam
Adalah koperasi yang jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanandan
peminjaman untuk anggota.
4)
Koperasi Pemasaran
Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau
penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran
bersama.
b.
Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan menjadi dua yaitu:
1)
Koperasi Tunggal Usaha (
Single purpose cooperative)
Adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha meskipun
sebenarnya memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lain.
2)
Koperasi Multi Usaha
(Multi purpose cooperative)
Adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau
lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya.
c.
Berdasarkan jenjang hierarki usahanya, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
Koperasi Primer
commit to user
2)
Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena
kesamaan kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan
kelayakan dalam rangka melayani anggotanya.
d.
Berdasarkan status badan hukum yang dimiliki, koperasi dibedakan menjadi
dua yaitu:
1)
Koperasi berbadan hukum atau koperasi formal
Merupakan koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan
karenanya dapat melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan yuridis boleh
dilaksanakannya.
2)
Koperasi atau lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau
tidak memiliki badan hukum
Merupakan bentuk kerja sama ekonomi masyarakat yang belum berbadan
hukum sehingga tidak dapat melakukan kegiatan hukum berkenaan dengan
seluruh kegiatannya.
Jenis-jenis koperasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959
tentang perkembangan Gerakan Koperasi dalam pasal 3 menyebutkan terdapat 7
jenis koperasi (Hendrojogi, 1998: 50) antara lain:
1.
Koperasi desa
2.
Koperasi pertanian
3.
Koperasi peternakan
4.
Koperasi kerajinan/ industri
5.
Koperasi simpan pinjam
6.
Koperasi konsumsi
h.
Kerangka Organisasi Koperasi
Perangkat organisasi koperasi adalah struktur organisasi pada koperasi.
Perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 1992
tetang Perkoperasian pada umumnya adalah sebagai berikut:
commit to user
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi karena rapat
anggota menetapkan:
1.
Anggaran Dasar
2.
Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
3.
Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
4.
Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
5.
Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
6.
Pembagian sisa hasil usaha
7.
Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
b)
Pengurus
Dalam mengelola koperasi pengurus bertugas :
1.
Mengelola koperasi dan usahanya
2.
Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi.
3.
Menyelenggarakan rapat anggota
4.
Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
5.
Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Selain mempunyai tugas tersebut pengurus koperasi juga memiliki wewenang
antara lain:
1.
Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2.
Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
3.
Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
c)
Pengawas
Di dalam koperasi pengawas memiliki tugas yang dilaksanakan agar koperasi
dapat berjalan dengan baik, tugas pengawas yaitu :
1.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
commit to user
Selain mempunyai tugas-tugas tersebut pengawas koperasi juga memiliki
wewenang antara lain :
1.
Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2.
Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
2.
Tinjauan Tentang Produktivitas
a.
Pengertian Produktivitas
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” yang berarti sesuatu yang
mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan
sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam
sebuah komoditi/objek. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti
keinginan dan usaha
dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupannya. Konsep produktivitas dalam pandangan ilmu
ekonomi biasanya dikaitkan dengan jumlah luaran dan harga luaran.
Pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga
(Sinungan Mudarsyah, 2003: 16) antara lain:
1.
Rumusan Tradisional ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap
keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input).
2.
Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan
hari esok harus lebih baik dari hari ini.
3.
Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial
yaitu: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;
manajemen; dan tenaga kerja.
Pengertian produktivitas dalam
Kohler’s Dictinary For Accuntants
yang
dikutip oleh Mauled Mulyana (1993: 3) adalah hasil yang didapat dari setiap
proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi.
commit to user
Produktivitas menurut Klinger dan Nanbaldin merupakan fungsi perkalian
dari usaha karyawan
(effort
) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan
kemampuan karyawan
(abbility
) yang diperoleh melalui latihan-latihan.
Produktivitas yang meningkat, berarti etrdapat performansi yang baik yang akan
menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap berikutnya
(Gomes, 1997: 160).
Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor dasar yaitu:
1.
Investasi
Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan
landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, sehingga harus
ditambah dengan komponen lain yaitu teknologi.
2.
Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan
orang-orang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik.
3.
Tenaga kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja
adalah:
a.
Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa
depannya.
b.
Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam situasi keterbukaan.
Dari berbagai pengertian tentang produktivitas di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki kualitas
atau mutu kerja serta memperbanyak kuantitas atau banyaknya hasil yang dicapai.
b.
Sumber-sumber Produktivitas
Hadari Nawawi dan Harini Hadari (1990: 103-104) menyatakan bahwa
seorang tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan lima sumber
kerja yaitu:
commit to user
2.
Penggunaan tenaga fisik/ jasmani, yaitu menggunakan tenaga jasmani/ fisik
secara maksimal dan tidak berlebihan, sehingga tetap menjaga kesehatan.
3.
Penggunaan waktu, yaitu ketepatan waktu dalam mengerjakan sesuatu akan
mempengaruhi peningkatan produktivitas seseoarang.
4.
Penggunaan ruang, yaitu pengaturan ruang secara tepat untuk menghemat
waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
5.
Penggunaaan bahan atau material dan uang, yaitu kemampuan secara efektif
dan efisien serta mutu yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantiítas.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yang selalu
bertambah sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan
teknologi produksi serta perubahan nilai atau budaya manusia. Menurut John
Suprihanto (1997: 113) bahwa ”Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi
atau nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi kemauan, serta
kesempatan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat perusahaan
(Muchdarsyah Sinungan, 2003: 59) antara lain:
1.
Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan satu faktor penting yang mempunyai peranan besar
dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu faktor tenaga
kerja harus mendapat perhatian penting dari perusahaan.
2.
Manajemen dan organisasi
Produktivitas juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen melakukan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para
anggota organisasi guna mencpai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.
Modal pokok atau bahan mentah
commit to user
Faktor-faktor produktivitas menurut K. Manullang (1990: 46)
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional sektoral atau
industrial:
Mutu sunber daya yang digunakan termasuk sumber daya modal, lahan,
mesin dan peralatan, bahan baku dan manusianya.
Faktor produksi terutama manusia
Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global yang menyangkut aspek
pemasaran dan daya beli masyarakat untuk menyerap produk barang dan
jasa yang dihasilkan
Unit usaha dalam skala besar dan sektor ekonomi.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan:
Rasio penempatan mesin atau modal per tenaga kerja
Keterampilan tenaga kerja
Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi
Hubungan yang ada antar karyawan dan antara karyawa dengan
manajemen
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas individu atau tenaga kerja:
Pendidikan
Pelatihan
Keterampilan
Disiplin
Sikap dan etika kerja
Motivasi
Gizi dan kesehatan
Tingkat penghasilan
Jaminan sosial
Lingkungan dan iklim kerja
Hubungan industrial
commit to user
Kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja berasal dari dalam diri tenaga
kerja dan dari luar. Faktor dari dalam adalah kekuatan yang dimiliki oleh tenaga
kerja yaitu kekuatan untuk bekerja, penyesuaian dengan lingkungan, kondisi
kesehatan dan pengembangan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar
adalah kondisi lingkungan dan pelayanan dari perusahaan serta pengakuan dari
masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan dalam
menyediakan pelayanan terhadap tenaga kerja supaya tenaga kerja lebih produktif.
d.
Upaya Meningkatkan Produktivitas
Rendahnya produktivitas ditentukan oleh kualitas manusia dan
sumber-sumber alam yang ada. Keadaan alam sekitar sekitar yang tidak menguntungkan
merupakan halangan yang berat bagi pembangunan, namun hal tersebut biasanya
dapat diatasi oleh kualitas manusianya (Trisno Martono, 2008: 93). Syarat-syarat
yang dibutuhan untuk produktivitas buruh yang tinggi, yaitu: 1) bebas dari buta
huruf, 2) sehat dan cukup makan.
Produktivitas suatu perusahaan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara.
Sesuai dengan pendapat Bambang Tri Cahyono (1996: 258) yang mengemukakan
bahwa:
”Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan karena
mempunyai banyak manfaat baik secara makro maupun mikro. Secara
makro
peningkatan
produktivitas
bermanfaat
dalam
pendapatan
masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat
yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja
termasuk jam kerja dan lain-lain”.
James A.F.Stoner (1992: 262) menyatakan bahwa peningkatan
produktivitas suatu perusahaan dapat ditempuh dengan cara:
a.
Pengadaan sistem pendukung keputusan manajemen
commit to user
c.
Pengaturan aliran kerja guna mengurangi jumlah pekerja dan masa sibuk
d.
Pengadaan fasilitas komputer di lokasi kerja
e.
Latihan
f.
Program intensif yang didasarkan pada produktivitas jangka panjang
Bambang Kussriyanto (1986: 9-10) menyatakan bahwa ada lima bidang
yang memberi peluang dalam meningkatkan produktivitas karyawan, yaitu:
a.
Seleksi
Pemilihan karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada
memerlukan strategi yang sepadan sehingga diperlukan perkembangan yang
dilakukan saat penyelenggaraan wawancara dan seleksi.
b.
Pengendalian karyawan
Peranan pengendalian karyawan sangat menentukan peningkatan produktivitas.
Pengendalian karyawan dijamin dengan ketrampilan yang memadai dan
dilakukan secara terus menerus akan mendapatkan penghematan yang
produktif.
c.
Penyempurnaan struktur organisasi
Struktur kerja yang sudah lama, rumit dan tidak lagi sesuai secara efektif, maka
perlu diadakakan penyempurnaan supaya dapat memperlancar hubungan kerja
dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kerja secara efektif.
d.
Pengembangan sumber daya organisasi
Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan karyawan mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas.
e.
Semangat kerja atau motivasi
Suatu kegiatan yang dapat mendorong meningkatkan kegairahan kerja sehingga
dengan demikian pekerjaan akan selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Juga
mencakup penyelenggaraan perangsang keuangan.
commit to user
produktivitas kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih karyawan yang
berpendidikan dan mempunyai pengalaman kerja.
3.
Tinjauan Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama
pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika
terjadi krisis ekonomi hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi,
sementara sektor yang lebih besar justru tumbang krisis. Posisi UKM menjadi
strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi
masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
a.
Pengertian Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
b.
Pengertian Usaha Kecil
commit to user
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat
dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana
yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan
budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga,
pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225).
Karakteristik Sektor usaha kecil (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225) adalah sebagai berikut:
1.
Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan yang standar.
2.
Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3.
Modal terbatas
4.
Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas
5.
Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang
6.
Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas
7.
Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan
dalam sistem administrasinya
commit to user
Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah.
d.
Azas dan
Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1.
kekeluargaan;
2.
demokrasi ekonomi;
3.
kebersamaan;
4.
efisiensi berkeadilan;
5.
berkelanjutan;
6.
berwawasan lingkungan;
7.
kemandirian;
8.
keseimbangan kemajuan; dan
9.
kesatuan ekonomi nasional.
commit to user
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
e.
Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi
rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang
dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara
menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang
kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan
pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan,
peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan
kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan
berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran
serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.
Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:
1.
penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2.
perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3.
pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4.
peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5.
penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:
commit to user
2.
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3.
meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f.
Keunggulan dan Kelemahan UKM
Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun
1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran usaha kecil dan
menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pengembangan
UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan
dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun dengan
berbagai keterbatasan yang ada UMKM masih diharapkan mampu menjadi
andalan perekonomian Indonesia.
Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji
Anoraga, 2002: 226), yaitu:
1.
Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang
usaha.
2.
usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada
tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang
tinggi untuk keluar masuk pasar.
3.
sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (
labor intensive)
yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat
hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja)
Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:
1.
Investasi awal dapat mengalami kerugian
2.
Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,
peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.
commit to user
4.
Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.
Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman
Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah:
1.
Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu
jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami.
2.
Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali
berlangsung kepada pemilik.
3.
Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi.
Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
1.
Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian
usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi
keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya
mengandalkan daya ingat.
2.
Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi
dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang
dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.
3.
Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk
mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus
dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.
4.
Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak
jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.
5.
Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan
yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik
perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha).
6.
Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program
produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak
tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.
B.
Penelitian Yang Relevan
commit to user
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan Non
Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menggunakan metode
pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik
dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisa interaktif kwantitatif dan kualitatif. Objek kajian adalah
lembaga-lembaga keuangan non bank dengan lokasi penelitian di Kabupaten Pasuruan,
Situbondo, Bondowoso dan Jember. Dari penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung
percepatan pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok dan
pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas.
Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik
(BPS) dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam
Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Metode yang digunakan dalam pengkajian
ini adalah metode survei yang dilaksanakan di 32 propinsi di Indonesia. Sampel
yang diambil adalah UKM yang berada pada sentra bisnis UKM yang mendapat
dukungan finansial berupa Modal Awal Pendanaan (MAP) dan dukungan non
finansial berupa layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga
penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB). Selain UKM objek kajian
lainnya adalah Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam yang menyalurkan
dana MAP dan LPB. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa 52% penyalur
MAP adalah koperasi simpan pinjam dan sisanya berbentuk unit usaha simpan
pinjam. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian
dukungan finansial untuk pengembangan sentra bisnis UKM memberikan dampak
positif bagi kemajuan UKM.
commit to user
akan penulis teliti adalah UKM genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban
tahun 2010.
C.
Kerangka Pemikiran
Permodalan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM
dalam rangka peningkatan kapasitas produksinya. Permasalahan ini timbul karena
produk jasa dari lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal
kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Selain itu persyaratan
pinjaman juga tidak mudah dipenuhi dan kurangnya informasi yang diberikan
oleh lembaga keuangan terhadap pengusaha. Kesulitan untuk menambah modal
usaha memberikan berbagai dampak terhadap UKM, diantaranya adalah: sulitnya
meningkatkan kapasitas produksi, sulitnya melakukan perluasan pasar, sulitnya
melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk, juga sulitnya melakukan
peningkatan kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka
kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebelum menerima pinjaman modal dari koperasi Mitra Mandiri, usaha
yang dimiliki para pengusaha kecil statis atau tidak berkembang karena mereka
tidak memiliki modal tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas usahanya. Karena kegiatan usaha yang tidak berkembang
penghasilan yang diperolehpun tidak meningkat dan cenderung rendah. Kemudian
koperasi hadir di tengah masyarakat dan menyediakan pinjaman modal dengan
prosedur yang mudah dan dengan bunga yang relatif terjangkau oleh para
pengusaha kecil, maka para pengusaha kecil bisa mendapatkan modal yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga usaha mereka dapat
berkembang. Usaha yang berkembang akan berdampak positif pada penghasilan
para pengusaha kecil, penghasilan mereka relatif meningkat.
commit to user
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tentang peranan koperasi Mitra Mandiri dalam meningkatkan
produktivitas UKM
Produktivitas UKM rendah Kekurangan modal
Kekurangan bahan baku
Produktivitas UKM meningkat
Modal UKM bertambah Kekurangan tenaga kerja
Permohonan kredit disetujui
KSP Mitra Mandiri
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan di Koperasi Mitra Mandiri. Pemilihan
tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut:
1.
Koperasi Mitra Mandiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
masyarakat sekitar khususnya bagi para pengusaha kecil, mikro dan
menengah.
2.
Koperasi Mitra Mandiri memberikan kredit yang memang diarahkan untuk
modal usaha.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan
penelitian. Dalam penelitian ini, waktu penelitian merupakan waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai peranan koperasi
dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian
ini direncanakan selama 6 bulan dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan
[image:50.595.112.515.218.680.2]Juli 2010. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
<