• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI

DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

USAHA KECIL DAN MENENGAH

GENTENG DAN BATU BATA

DI KECAMATAN MOJOLABAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

Titin Maryani

NIM K 7406151

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI

DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

USAHA KECIL DAN MENENGAH

GENTENG DAN BATU BATA

DI KECAMATAN MOJOLABAN

TAHUN 2010

Oleh:

Titin Maryani

NIM K 7406151

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Sri Wituracmi, MM

NIP. 19500617 198203 1 001

Pembimbing II

(4)

commit to user

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Wahyu Adi, M.Pd

…….

Sekretaris

: Muhtar, S.Pd, M.Si

...

Anggota I

: Dra. Sri Witurachmi, MM ...

(5)

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:

Pada hari : Jumat

Tanggal : 26 November 2010

Tim Penguji skripsi

Nama terang

Ketua

: Drs. Wahyu Adi, M.Pd

…….

Sekretaris

: Muhtar, S.Pd, M.Si

...

Anggota I

: Dra. Sri Witurachmi, MM ...

Anggota II

: Jaryanto, S.Pd, M.Si

...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(6)

commit to user

ABSTRAK

Titin Maryani. PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA

MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA

KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI

KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010

Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November

2010.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui keadaan sosial

ekonomi masyarakat di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”,

(2) Untuk mengetahui sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (3)

Untuk mengetahui peranan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dalam

meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di

Kecamatan Mojolaban.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling

(sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak

ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas

pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah

sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan

kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah

trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis data model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) penduduk

Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif memiliki prosentase yang

lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Perekonomian di

Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana dan prasarana. Masyarakat

yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki

jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat

(7)

commit to user

(8)

commit to user

ABSTRACT

Titin Maryani. ROLE of PARTNER SAVING AND LOAN CO-OPERATION

MITRA MANDIRI IN INCREASING TILE SMALL AND MEDIUM

INDUSTRY PRODUCTIVITY AND BRICK IN DISTRICT of MOJOLABAN

YEAR 2010 Skripsi, Surakarta: Teachership Faculty and Education Science,

University Eleven Marchs Surakarta, November 2010.

Purpose of this research is ( 1) To know situation of public chartered

investment counsel social around four p’s Saving and Loan Co-Operation " Mitra

Mandiri", ( 2) To know job activity system Saving and Loan Co-Operation "

Mitra Mandiri", ( 3) To know role Saving and Loan Co-Operation " Mitra

Mandiri" in increasing tile small and medium industry productivity and brick in

Districk of Mojolaban.

In line with this research, hence this research applies qualitative

descriptive research method. Sampling technique applied is purposive sampling (

sample aim), where sample taken is not defined at the many samples but more

emphasized at quality of understanding of sample to problems that is accurate.

Research sample is a number of certain until can give description in conclusion

retrieval. Data collecting technique applied is interview, observation, and

documentation. Data validity technique applied is trianggulation of data and

trianggulation of method. Data analytical technique applied is model data

analytical technique interaktif.

(9)

commit to user

(10)

commit to user

MOTTO

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah

melimpahkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang

menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.

(QS. Ar-Ruum: 37)

Kerikil-kerikil tajam yang menyertai usaha kita untuk mencapai cita-cita adalah

merupakan cambuk berharga untuk berbenah diri. Berkaca pada pengalaman dan

tidak pesimis dalam menatap masa depan adalah langkah awal menuju

kesuksesan.

(Penulis)

Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, selagi kita berusaha dan selalu berdoa kita

pasti dapat mencapai semua yang kita mau dengan hasil yang terbaik.

(11)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua

doa, cinta dan pengorbanannya yang

tanpa ujung.

Mbak

Wiwin

yang

selalu

menyemangatiku.

Sahabat-sahabatku Putri, Leny, Wulan,

Stepi, Ratna.

(12)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi

sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima

kasih kepada:

1.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.

2.

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

penyusunan skripsi.

3.

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

penyusunan skripsi.

4.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa

perkuliahan.

5.

Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

6.

Jaryanto, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

7.

Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan

administrasi.

8.

Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.

(13)

commit to user

10.

Seluruh petugas/ pengurus KSP ”Mitra Mandiri” yang dengan ramah dan

sabar melayani informasi yang dibutuhkan penulis.

11.

Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan

memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.

12.

Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga

teman-teman seperjuangan: Ratna, Iit, Noer, Titis Ndut, Ratih gedhe, Ratih

cilik, Yarsi.

13.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, November 2010

(14)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PENGAJUAN ……….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……… iii

HALAMAN PENGESAHAN………. iv

HALAMAN ABSTRAK………. vi

HALAMAN MOTTO ……….. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. ix

HALAMAN KATA PENGANTAR……… x

DAFTAR ISI ……….. xii

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR GAMBAR ……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN

a.

Latar Belakang Masalah ……….. 1

b.

Perumusan Masalah……… 6

c.

Tujuan Penelitian ……….. 6

d.

Manfaat Penelitian……….. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka ……….. 8

B.

Penelitian Yang Relevan ………. 28

C.

Kerangka Pemikiran... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian………. 32

B.

Bentuk dan Strategi Penelitian……… 33

C.

Teknik Sampling………. 34

D.

Teknik Pengumpulan Data……….. 35

E.

Validitas Data……….. 36

F.

Analisis Data………... ... 37

(15)

commit to user

BAB IV HASILPENELITIAN

A.

Deskripsi Lokasi Penelitian………. 41

B.

Deskripsi Permasalahan Penelitian………. 48

C.

Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori ………... 68

BAB V SIMPULAN ,IMPLIKASI,DAN SARAN

A.

Simpulan………

73

B.

Implikasi………. 75

C.

Saran……….. 76

DAFTAR PUSTAKA ……….. 78

(16)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1.

Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah …...

4

2.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...

32

3.

Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban…...

48

4.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur...

49

5.

Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri...

51

6.

Biaya Produksi UKM Genteng dan Batu Bata……….

61

7.

Hasil Produksi UKM Genteng dan Batu Bata………..

62

(17)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.

Kerangka Pemikiran ...

31

2.

Analisis Data Model Interaktif...

39

3.

Bagan Prosedur Penelitian...

40

(18)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.

Daftar Nama Informan ...

79

2.

Pedoman Wawancara...

80

3.

Field Note ... ...

82

4.

Akta Pendirian Koperasi...

108

5.

Foto Penelitian ... ...

138

(19)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Usaha kecil memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian

Indonesia, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu

diserap oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Disamping itu UKM juga

memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non

migas meskipun nilainya relatif kecil. Usaha kecil dan menengah (UKM) ini

selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk

memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.

Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu

memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas

kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan

pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam

mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah adalah

salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan

utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud

keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa

mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Perkembangan usaha kecil seringkali menghadapi kendala baik kendala

internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan

kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan sumberdaya tersebut mengakibatkan

para pengusaha kecil kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses

pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi.

Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif.

(20)

commit to user

yang dinilai mempunyai proprosi unit usaha terbesar di Indonesia (http: //

almasdi.unri.ac.id diunduh 19 April 2010)

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia

pada umumnya antara lain: keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja,

kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumberdaya

manusia (pekerja dan manager), pengetahuan yang minim tentang bisnis,

keterbatasan informasi pasar, serta kurangnya penguasaan teknologi (http: //

lemlit: unila.ac.id, diunduh 19 April 2010). Usaha kecil di Indonesia perlu

mendapatkan pembinaaan agar dapat bertahan dan berkembang. Terdapat

beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra

Ismawan, 1999)antara lain: 1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang

mengatur usaha kecil, walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah

disahkan namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas; 2) masih

lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh

pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga usaha

kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, karena

didorong oleh kebutuhan hidup. lemlit: (http:// unila.ac.id, diunduh 19 April 2010)

Sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan strategi

pengolahan keuangan, di mana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM

tersebut dapat bejalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas atau

usahanya. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan

nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang

tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai

kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan

produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup.

(21)

commit to user

bunga yang besar. Dengan demikian bukan keuntungan yang di dapat para

pemilik UKM melainkan harus membayar pokok pinjaman dengan ditambah

bunga yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan sistem rentenir ini, para

pengusaha kecil merasa terbebani sehingga sehingga tidak mampu meningkatkan

produktivitas ataupun mengembangkan usaha perekonomian mereka.

Hal tersebut harus mendapat perhatian yang serius karena akan sangat

memberatkan masyarakat. Pemerintah harus berusaha keras untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Perekonomian yang berpihak kepada rakyat sangat diperlukan.

Untuk mewujudkan perekonomian yang berpihak kepada rakyat diperlukan badan

usaha atau organisasi yang dapat menampung dan meningkatkan potensi ekonomi

anggotanya.

Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan dibidang

perbankan untuk melayani para pengusaha kecil khususnya dan masyarakat

golongan ekonomi lemah pada umumnya. Kebijakan tersebut antara lain

diwujudkan dalam bentuk KIK / KMKP, KUK dan KUT. Selain itu pemerintah

juga telah mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20 persen dananya untuk

UKM. Tetapi UKM masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal. Salah

satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan antara lembaga perbankan dengan

UKM. Lembaga perbankan merupakan lembaga yang modern sedangkan UKM

sebagian besar dikelola dengan pendekatan tradisional.

(22)

commit to user

perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Koperasi dipandang mampu sebagai

organisasi yang dapat menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh para

pengusaha kecil agar terhindar dari para rentenir atau yang dikenal dengan

sebutan lintah darat.

Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan

ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Koperasi merupakan badan usaha di

pedesaan dan pelaksana penuh sistem pemasaran produk yang dihasilkan UKM.

Selain itu koperasi juga berperan sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari

lembaga perkreditan dan pengusaha. Pemberian kredit ini didasarkan kepada

bentuk usaha yang mengembangkan komoditi potensial dan punya peluang pasar.

Koperasi juga berfungsi membantu mencari alternatif pemecahan masalah

pengusaha kecil seperti penyedia kredit, pembentukan modal bersama melalui

tabungan, penyedia sarana produksi, pelaku agroindustri, memasarkan produk dan

sebagainya.

Daerah Kecamatan Mojolaban memiliki berbagai jenis UKM, antara lain:

industri tempe, industri emping mlinjo, industri karak, industri kerupuk, industri

gamelan, industri shuttle cock, industri batu bata, industri genteng, dan lain-lain.

Industri genteng dan batu bata adalah industri kecil yang paling besar terdapat di

Kecamatan Mojolaban berdasarkan jumlah pengrajinnya bila dibandingkan

dengan industri kecil lainnya. Hampir di setiap daerah di Kecamatan Mojolaban

terdapat industri batu bata dan genteng.

(23)

commit to user

Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah

Jenis UKM

Jumlah usaha

(unit)

Tenaga Kerja

(orang)

Industri kecil tempe

32

70

Industri kecil emping mlinjo

58

158

Industri kecil kerupuk/ karak

137

335

Industri kecil gamelan

24

250

Industri kecil shuttle cock

135

746

Industri kecil genteng

430

859

Industri kecil batu bata

500

1007

Jumlah

1.316

3.425

Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Sukoharjo

tahun 2008.

UKM yang terdapat di Kecamatan Mojolaban merupakan usaha yang

dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga dengan modal yang terbatas. Sehingga

para pengusaha kecil kesulitan untuk mengembangkan usahanya dan

meningkatkan produksinya karena keterbatasan modal yang mereka miliki, untuk

mendapatkan bahan baku. Sehingga mereka membutuhkan bantuan modal untuk

mengembangkan usahanya.

Kendala yang dihadapi oleh UKM di Kecamatan Mojolaban hampir sama

dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu lemah

dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal, kelemahan dalam manajemen

dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.

Kecamatan Mojolaban memiliki 48 koperasi yang terdiri dari: Koperasi

Unit Desa (KUD), Koperasi Kelompok Tani (KKT), Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP),

Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Induk Kerja

(Kopinkra), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS).

Koperasi Mitra Mandiri adalah salah satu koperasi di Kecamatan

(24)

commit to user

bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat terutama pengusaha kecil,

agar usahanya dapat terus berjalan dan bertahan di tengah keadaan yang serba

sulit saat ini. Lokasi dari koperasi ini berada dekat dengan UKM yang besar di

Kecamatan Mojolaban yaitu industri genteng dan batu bata yang merupakan

UKM yang terbesar yang ada di Kecamatan Mojolaban. Koperasi ini juga

memberikan bantuan modal kepada para pengrajin genteng dan batu bata agar

produktivitas usaha mereka dapat meningkat dan usaha mereka dapat terus

bertahan.

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas penulis akan mengadakan

penelitian tentang peranan koperasi terhadap UKM dan penelitian ini diberi judul

”PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM

MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS

USAHA

KECIL

DAN

MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN

MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.”

B.

Perumusan Masalah

Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan

jalan yang mudah dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan pada latar belakang

tersebut di atas maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.

Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan

pinjam Mitra Mandiri terutama yang menjadi anggota nasabah koperasi?

2.

Bagaimana sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ?

3.

Apa peranan koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan

produktivitas UMKM genteng dan batu bata di kecamatan Mojolaban ?

C.

Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

(25)

commit to user

2.

Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri.

3.

Peranan koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan produktivitas usaha

mikro, kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban.

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat baik secara teoritis

dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka

memecahkan masalah aktual.

1.

Manfaat Teoritis

a.

Untuk menambah wawasan ilmu dan menambah pustaka baik di tingkat

program, fakultas maupun universitas.

b.

Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2.

Manfaat Praktis

a.

Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjawab masalah yang telah

dirumuskan.

b.

Dapat memberikan masukan dan pedoman bagi pengurus koperasi dalam

(26)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka

1.

Tinjauan Tentang Koperasi

a.

Pengertian Koperasi

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, dimana koperasi

menjalankan peran sebagai salah satu diantara beberapa pilar penopang proses

pembangunan ekonomi suatu negara. Koperasi menekuni suatu usaha dan

berusaha untuk mencapai keuntungan untuk para anggotanya serta memenuhi

kebutuhan para anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai sebuah gerakan

ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan

masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi berasal dari kata

co

yang berarti bersama dan

operation

yang

mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai

suatu perkumpulan kerja sama yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan

dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar masuk anggotanya. Dalam

perkumpulan

tersebut

kesejahteraan

para

anggota

harus

benar-benar

diperjuangkan.

(27)

commit to user

prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

azas kekeluargaan.”

Pandji Anoraga (2002: 1) berpendapat bahwa koperasi adalah salah satu

bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian, dimana kerja sama ini

dilaksanakan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan kesamaan kebutuhan

diantara beberapa orang, yang secara bersama-sama berusaha untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, baik yang terikat dengan keperluan pribadi maupun

keperluan perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kerja sama secara

terus menerus.

Hendrojogi (1998: 45) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan

otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi

kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui

perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Pengertian koperasi

berdasarkan prinsip Rochdale (Jochen Ropken, 2003:18): ”Koperasi merupakan

organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya, dengan dasar satu orang

satu suara, dengan SHU yang didistribusikan di antara para anggotanya sesuai

dengan aturan yang telah disetujui, pengambilan keputusan dibuat berdasarkan

pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemegang modal bukkan merupakan sesuatu

yang sangat penting dalam persatuan (perikatan) ini”.

b.

Landasan Koperasi

Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang

memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang

dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.

Landasan-landasan koperasi menurut Undang-Undang No 12 Tahun 1967 adalah

sebagai berikut :

1.

Landasan Idiil

(28)

commit to user

benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan

koperasi baik sebagai anggota maupun pengurus koperasi.

2.

Landasan Struktural

Landasan structural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup

bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar

1945. Landasan gerak koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya

”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas

kekeluargaan.”

3.

Landasan Mental

Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai

tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu

setia kawan dan kesadaran pribadi.

c.

Azas Koperasi

Azas koperasi atau dalam bahasa Inggris disebut

Cooperative Principles

berasal dari bahasa Latin: P

rincipium

yang berarti basis atau dapat juga berarti

sebagai cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab

IV Undang-Undang No. 12/1967 yang membahas masalah Azas dan Sendi Dasar

Koperasi,

dikatakan

bahwa

azas

koperasi

adalah

kekeluargaan

dan

kegotongroyongan (Hendrojogi, 1998: 30)

Azas koperasi berdasarkan dari cita-cita Rochdale Pioners atau yang

dikenal azas Rochdale, antara lain:

1.

Pengendalian secra demokrasi (

democrational control)

2.

Keanggotan yang terbuka (

open membership)

3.

bunga terbatas atas modal

( limited interest on capital)

4.

pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan

pembeliannya

(the distribution of surplus in dividend to the members in

proportion to their purcases)

(29)

commit to user

6.

tidak saling menjual barang palsu dan harus murni

(selling only pure an

undelterated goods)

7.

mengadakan pendidikan bagi anggotanya tentang azas-azas koperasi dan

perdagangan yang saling membantu

(providing for the education of the

members in cooperative principles as wellas for mutual trading

)

8.

netral dalam aliran agama dan politik (

political and religius neutrality)

d.

Tujuan Koperasi

Pasal 3 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

maasyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Tujuan

koperasi berdasarkan penjelasan di atas dapat dirinci menjadi :

1.

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

2.

memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya

3.

ikut membangun tatanan perekonomian nasional

e.

Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi

Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-Undang RI nomor 25 tahun

1992 tentang Perkoperasian, adalah:

1.

Membangun dan mengembangkan potensi dan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

2.

Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat

3.

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya

(30)

commit to user

Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan

usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip

koperasi menurut Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut:

1)

Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut:

a.

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka

b.

Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

c.

Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d.

Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

e.

Kemandirian

2)

Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip

koperasi sebagai berikut:

a.

Pendidikan Perkoperasian

b.

Kerjasama antar koperasi

Prinsip koperasi menurut

International Cooperative Alliance (ICA

) dalam

Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 17) adalah:

1.

keanggotaannya bersifat terbuka

2.

pengawasan secara demokratis

3.

pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau

proporsi partisipasinya dalam koperasi

4.

adanya bunga yang terbatas atas modal

5.

tidak membedakan politik dan agama anggota

6.

tata niaga dilakukan secara tunai

7.

menyelenggarakan pendidikan bagi anggota

Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983) dalam Pandji Anoraga (2002:

18) adalah:

1)

digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaaan tujuan

2)

difokuskan pada kepentingan anggota

3)

kemandirian

(31)

commit to user

f.

Karakteristik Koperasi

Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:1) berpendapat bahwa “

karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah

bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda

( the dual identity of the

member ),

yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa

koperasi

(user own oriented firm )

”. Oleh karena itu:

1)

Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu

kepentingan ekonomi yang sama.

2)

Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri

untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,

keadilan, persamaan dan demokrasi.

3)

Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan

sendiri oleh anggotanya.

4)

Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi

anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota

(promotion of the

members welfare)

5)

Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya

maka kelebihan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.

g.

Usaha dan Jenis Koperasi

Pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:2) bahwa

”koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di

sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa

asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya”. Koperasi dapat

digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari sudut pandang pembedaan

koperasi. Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:

(32)

commit to user

1)

Koperasi Konsumen

Adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna

barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian

bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan

utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.

2)

Koperasi Produsen

Adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau

perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk

menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya

menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi bersama.

Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi.

3)

Koperasi Simpan Pinjam

Adalah koperasi yang jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanandan

peminjaman untuk anggota.

4)

Koperasi Pemasaran

Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau

penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran

bersama.

b.

Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan menjadi dua yaitu:

1)

Koperasi Tunggal Usaha (

Single purpose cooperative)

Adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha meskipun

sebenarnya memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lain.

2)

Koperasi Multi Usaha

(Multi purpose cooperative)

Adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau

lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya.

c.

Berdasarkan jenjang hierarki usahanya, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu:

1)

Koperasi Primer

(33)

commit to user

2)

Koperasi Sekunder

Adalah koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena

kesamaan kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan

kelayakan dalam rangka melayani anggotanya.

d.

Berdasarkan status badan hukum yang dimiliki, koperasi dibedakan menjadi

dua yaitu:

1)

Koperasi berbadan hukum atau koperasi formal

Merupakan koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan

karenanya dapat melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan yuridis boleh

dilaksanakannya.

2)

Koperasi atau lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau

tidak memiliki badan hukum

Merupakan bentuk kerja sama ekonomi masyarakat yang belum berbadan

hukum sehingga tidak dapat melakukan kegiatan hukum berkenaan dengan

seluruh kegiatannya.

Jenis-jenis koperasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959

tentang perkembangan Gerakan Koperasi dalam pasal 3 menyebutkan terdapat 7

jenis koperasi (Hendrojogi, 1998: 50) antara lain:

1.

Koperasi desa

2.

Koperasi pertanian

3.

Koperasi peternakan

4.

Koperasi kerajinan/ industri

5.

Koperasi simpan pinjam

6.

Koperasi konsumsi

h.

Kerangka Organisasi Koperasi

Perangkat organisasi koperasi adalah struktur organisasi pada koperasi.

Perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 1992

tetang Perkoperasian pada umumnya adalah sebagai berikut:

(34)

commit to user

Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi karena rapat

anggota menetapkan:

1.

Anggaran Dasar

2.

Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.

3.

Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.

4.

Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta

pengesahan laporan keuangan.

5.

Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

6.

Pembagian sisa hasil usaha

7.

Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

b)

Pengurus

Dalam mengelola koperasi pengurus bertugas :

1.

Mengelola koperasi dan usahanya

2.

Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Koperasi.

3.

Menyelenggarakan rapat anggota

4.

Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

5.

Memelihara daftar buku anggota dan pengurus

Selain mempunyai tugas tersebut pengurus koperasi juga memiliki wewenang

antara lain:

1.

Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

2.

Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian

anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

3.

Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi

sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.

c)

Pengawas

Di dalam koperasi pengawas memiliki tugas yang dilaksanakan agar koperasi

dapat berjalan dengan baik, tugas pengawas yaitu :

1.

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

pengelolaan koperasi.

(35)

commit to user

Selain mempunyai tugas-tugas tersebut pengawas koperasi juga memiliki

wewenang antara lain :

1.

Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

2.

Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

2.

Tinjauan Tentang Produktivitas

a.

Pengertian Produktivitas

Produktivitas berasal dari kata “produktiv” yang berarti sesuatu yang

mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan

sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam

sebuah komoditi/objek. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti

keinginan dan usaha

dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu

kehidupan dan penghidupannya. Konsep produktivitas dalam pandangan ilmu

ekonomi biasanya dikaitkan dengan jumlah luaran dan harga luaran.

Pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga

(Sinungan Mudarsyah, 2003: 16) antara lain:

1.

Rumusan Tradisional ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap

keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input).

2.

Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan

hari esok harus lebih baik dari hari ini.

3.

Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial

yaitu: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;

manajemen; dan tenaga kerja.

Pengertian produktivitas dalam

Kohler’s Dictinary For Accuntants

yang

dikutip oleh Mauled Mulyana (1993: 3) adalah hasil yang didapat dari setiap

proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi.

(36)

commit to user

Produktivitas menurut Klinger dan Nanbaldin merupakan fungsi perkalian

dari usaha karyawan

(effort

) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan

kemampuan karyawan

(abbility

) yang diperoleh melalui latihan-latihan.

Produktivitas yang meningkat, berarti etrdapat performansi yang baik yang akan

menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap berikutnya

(Gomes, 1997: 160).

Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor dasar yaitu:

1.

Investasi

Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan

landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, sehingga harus

ditambah dengan komponen lain yaitu teknologi.

2.

Manajemen

Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan

orang-orang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik.

3.

Tenaga kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja

adalah:

a.

Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa

depannya.

b.

Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam situasi keterbukaan.

Dari berbagai pengertian tentang produktivitas di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki kualitas

atau mutu kerja serta memperbanyak kuantitas atau banyaknya hasil yang dicapai.

b.

Sumber-sumber Produktivitas

Hadari Nawawi dan Harini Hadari (1990: 103-104) menyatakan bahwa

seorang tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan lima sumber

kerja yaitu:

(37)

commit to user

2.

Penggunaan tenaga fisik/ jasmani, yaitu menggunakan tenaga jasmani/ fisik

secara maksimal dan tidak berlebihan, sehingga tetap menjaga kesehatan.

3.

Penggunaan waktu, yaitu ketepatan waktu dalam mengerjakan sesuatu akan

mempengaruhi peningkatan produktivitas seseoarang.

4.

Penggunaan ruang, yaitu pengaturan ruang secara tepat untuk menghemat

waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

5.

Penggunaaan bahan atau material dan uang, yaitu kemampuan secara efektif

dan efisien serta mutu yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantiítas.

c.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yang selalu

bertambah sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan

teknologi produksi serta perubahan nilai atau budaya manusia. Menurut John

Suprihanto (1997: 113) bahwa ”Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi

atau nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi kemauan, serta

kesempatan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat perusahaan

(Muchdarsyah Sinungan, 2003: 59) antara lain:

1.

Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan satu faktor penting yang mempunyai peranan besar

dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu faktor tenaga

kerja harus mendapat perhatian penting dari perusahaan.

2.

Manajemen dan organisasi

Produktivitas juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen melakukan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para

anggota organisasi guna mencpai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3.

Modal pokok atau bahan mentah

(38)

commit to user

Faktor-faktor produktivitas menurut K. Manullang (1990: 46)

dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional sektoral atau

industrial:

Mutu sunber daya yang digunakan termasuk sumber daya modal, lahan,

mesin dan peralatan, bahan baku dan manusianya.

Faktor produksi terutama manusia

Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global yang menyangkut aspek

pemasaran dan daya beli masyarakat untuk menyerap produk barang dan

jasa yang dihasilkan

Unit usaha dalam skala besar dan sektor ekonomi.

b.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan:

Rasio penempatan mesin atau modal per tenaga kerja

Keterampilan tenaga kerja

Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi

Hubungan yang ada antar karyawan dan antara karyawa dengan

manajemen

c.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas individu atau tenaga kerja:

Pendidikan

Pelatihan

Keterampilan

Disiplin

Sikap dan etika kerja

Motivasi

Gizi dan kesehatan

Tingkat penghasilan

Jaminan sosial

Lingkungan dan iklim kerja

Hubungan industrial

(39)

commit to user

Kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja berasal dari dalam diri tenaga

kerja dan dari luar. Faktor dari dalam adalah kekuatan yang dimiliki oleh tenaga

kerja yaitu kekuatan untuk bekerja, penyesuaian dengan lingkungan, kondisi

kesehatan dan pengembangan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar

adalah kondisi lingkungan dan pelayanan dari perusahaan serta pengakuan dari

masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan dalam

menyediakan pelayanan terhadap tenaga kerja supaya tenaga kerja lebih produktif.

d.

Upaya Meningkatkan Produktivitas

Rendahnya produktivitas ditentukan oleh kualitas manusia dan

sumber-sumber alam yang ada. Keadaan alam sekitar sekitar yang tidak menguntungkan

merupakan halangan yang berat bagi pembangunan, namun hal tersebut biasanya

dapat diatasi oleh kualitas manusianya (Trisno Martono, 2008: 93). Syarat-syarat

yang dibutuhan untuk produktivitas buruh yang tinggi, yaitu: 1) bebas dari buta

huruf, 2) sehat dan cukup makan.

Produktivitas suatu perusahaan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara.

Sesuai dengan pendapat Bambang Tri Cahyono (1996: 258) yang mengemukakan

bahwa:

”Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan karena

mempunyai banyak manfaat baik secara makro maupun mikro. Secara

makro

peningkatan

produktivitas

bermanfaat

dalam

pendapatan

masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat

yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja

termasuk jam kerja dan lain-lain”.

James A.F.Stoner (1992: 262) menyatakan bahwa peningkatan

produktivitas suatu perusahaan dapat ditempuh dengan cara:

a.

Pengadaan sistem pendukung keputusan manajemen

(40)

commit to user

c.

Pengaturan aliran kerja guna mengurangi jumlah pekerja dan masa sibuk

d.

Pengadaan fasilitas komputer di lokasi kerja

e.

Latihan

f.

Program intensif yang didasarkan pada produktivitas jangka panjang

Bambang Kussriyanto (1986: 9-10) menyatakan bahwa ada lima bidang

yang memberi peluang dalam meningkatkan produktivitas karyawan, yaitu:

a.

Seleksi

Pemilihan karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada

memerlukan strategi yang sepadan sehingga diperlukan perkembangan yang

dilakukan saat penyelenggaraan wawancara dan seleksi.

b.

Pengendalian karyawan

Peranan pengendalian karyawan sangat menentukan peningkatan produktivitas.

Pengendalian karyawan dijamin dengan ketrampilan yang memadai dan

dilakukan secara terus menerus akan mendapatkan penghematan yang

produktif.

c.

Penyempurnaan struktur organisasi

Struktur kerja yang sudah lama, rumit dan tidak lagi sesuai secara efektif, maka

perlu diadakakan penyempurnaan supaya dapat memperlancar hubungan kerja

dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kerja secara efektif.

d.

Pengembangan sumber daya organisasi

Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan

keterampilan karyawan mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas.

e.

Semangat kerja atau motivasi

Suatu kegiatan yang dapat mendorong meningkatkan kegairahan kerja sehingga

dengan demikian pekerjaan akan selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Juga

mencakup penyelenggaraan perangsang keuangan.

(41)

commit to user

produktivitas kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih karyawan yang

berpendidikan dan mempunyai pengalaman kerja.

3.

Tinjauan Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama

pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika

terjadi krisis ekonomi hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi,

sementara sektor yang lebih besar justru tumbang krisis. Posisi UKM menjadi

strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi

masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar

masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.

a.

Pengertian Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah.

Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah).

b.

Pengertian Usaha Kecil

(42)

commit to user

dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah.

Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat

dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana

yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan

budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga,

pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,

2002: 225).

Karakteristik Sektor usaha kecil (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,

2002: 225) adalah sebagai berikut:

1.

Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah administrasi pembukuan yang standar.

2.

Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.

3.

Modal terbatas

4.

Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas

5.

Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu

menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang

6.

Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas

7.

Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan

dalam sistem administrasinya

(43)

commit to user

Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah.

d.

Azas dan

Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:

1.

kekeluargaan;

2.

demokrasi ekonomi;

3.

kebersamaan;

4.

efisiensi berkeadilan;

5.

berkelanjutan;

6.

berwawasan lingkungan;

7.

kemandirian;

8.

keseimbangan kemajuan; dan

9.

kesatuan ekonomi nasional.

(44)

commit to user

usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan

demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

e.

Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi

rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk

mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang

dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara

menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang

kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan

pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan,

peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan

dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan

kemiskinan.

Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan

berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran

serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.

Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:

1.

penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

2.

perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;

3.

pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai

dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

4.

peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

5.

penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:

(45)

commit to user

2.

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

3.

meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan

daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan

ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

f.

Keunggulan dan Kelemahan UKM

Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun

1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran usaha kecil dan

menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pengembangan

UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan

dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun dengan

berbagai keterbatasan yang ada UMKM masih diharapkan mampu menjadi

andalan perekonomian Indonesia.

Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji

Anoraga, 2002: 226), yaitu:

1.

Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang

usaha.

2.

usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada

tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang

tinggi untuk keluar masuk pasar.

3.

sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (

labor intensive)

yang

disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat

hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK

(Pemutusan Hubungan Kerja)

Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:

1.

Investasi awal dapat mengalami kerugian

2.

Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,

peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.

(46)

commit to user

4.

Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.

Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman

Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah:

1.

Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu

jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami.

2.

Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali

berlangsung kepada pemilik.

3.

Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi.

Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:

1.

Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian

usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi

keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya

mengandalkan daya ingat.

2.

Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi

dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang

dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.

3.

Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk

mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus

dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.

4.

Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak

jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.

5.

Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan

yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik

perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha).

6.

Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program

produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak

tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.

B.

Penelitian Yang Relevan

(47)

commit to user

mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan Non

Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menggunakan metode

pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik

dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisa interaktif kwantitatif dan kualitatif. Objek kajian adalah

lembaga-lembaga keuangan non bank dengan lokasi penelitian di Kabupaten Pasuruan,

Situbondo, Bondowoso dan Jember. Dari penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung

percepatan pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok dan

pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas.

Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Deputi

Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik

(BPS) dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam

Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Metode yang digunakan dalam pengkajian

ini adalah metode survei yang dilaksanakan di 32 propinsi di Indonesia. Sampel

yang diambil adalah UKM yang berada pada sentra bisnis UKM yang mendapat

dukungan finansial berupa Modal Awal Pendanaan (MAP) dan dukungan non

finansial berupa layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga

penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB). Selain UKM objek kajian

lainnya adalah Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam yang menyalurkan

dana MAP dan LPB. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa 52% penyalur

MAP adalah koperasi simpan pinjam dan sisanya berbentuk unit usaha simpan

pinjam. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian

dukungan finansial untuk pengembangan sentra bisnis UKM memberikan dampak

positif bagi kemajuan UKM.

(48)

commit to user

akan penulis teliti adalah UKM genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban

tahun 2010.

C.

Kerangka Pemikiran

Permodalan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM

dalam rangka peningkatan kapasitas produksinya. Permasalahan ini timbul karena

produk jasa dari lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal

kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Selain itu persyaratan

pinjaman juga tidak mudah dipenuhi dan kurangnya informasi yang diberikan

oleh lembaga keuangan terhadap pengusaha. Kesulitan untuk menambah modal

usaha memberikan berbagai dampak terhadap UKM, diantaranya adalah: sulitnya

meningkatkan kapasitas produksi, sulitnya melakukan perluasan pasar, sulitnya

melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk, juga sulitnya melakukan

peningkatan kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka

kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sebelum menerima pinjaman modal dari koperasi Mitra Mandiri, usaha

yang dimiliki para pengusaha kecil statis atau tidak berkembang karena mereka

tidak memiliki modal tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

produktivitas usahanya. Karena kegiatan usaha yang tidak berkembang

penghasilan yang diperolehpun tidak meningkat dan cenderung rendah. Kemudian

koperasi hadir di tengah masyarakat dan menyediakan pinjaman modal dengan

prosedur yang mudah dan dengan bunga yang relatif terjangkau oleh para

pengusaha kecil, maka para pengusaha kecil bisa mendapatkan modal yang dapat

digunakan untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga usaha mereka dapat

berkembang. Usaha yang berkembang akan berdampak positif pada penghasilan

para pengusaha kecil, penghasilan mereka relatif meningkat.

(49)
[image:49.595.111.433.119.658.2]

commit to user

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran tentang peranan koperasi Mitra Mandiri dalam meningkatkan

produktivitas UKM

Produktivitas UKM rendah Kekurangan modal

Kekurangan bahan baku

Produktivitas UKM meningkat

Modal UKM bertambah Kekurangan tenaga kerja

Permohonan kredit disetujui

KSP Mitra Mandiri

(50)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1.

Tempat Penelitian

Penelitian ini penulis laksanakan di Koperasi Mitra Mandiri. Pemilihan

tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut:

1.

Koperasi Mitra Mandiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

masyarakat sekitar khususnya bagi para pengusaha kecil, mikro dan

menengah.

2.

Koperasi Mitra Mandiri memberikan kredit yang memang diarahkan untuk

modal usaha.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan

penelitian. Dalam penelitian ini, waktu penelitian merupakan waktu yang

diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai peranan koperasi

dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian

ini direncanakan selama 6 bulan dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan

[image:50.595.112.515.218.680.2]

Juli 2010. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

<

Gambar

  Tabel
  Gambar
Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah untuk membangun sistem informasi simpan pinjam pada Koperasi Citra Mandiri, guna mempermudah dalam pemrosesan

koperasi yang kegiatan usahanya hanya simpan pinjam. Menurut PP Nomor 9 Tahun 1995, kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana

3.2 PROSES DAN HASIL PENGUJIAN Berikut ini adalah proses dan hasil pengujian Sistem Informasi Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam oleh 5 pihak penguji dari Koperasi Simpan

perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan

Pada perkembangannya KSP tidak saja melayani anggota tetapi juga masyarakat luas. Koperasi simpan pinjam melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan Pinjam pada Koperasi (USP), adalah lembaga

Bagi bagian administrasi yang bertanggung jawab dalam pengolahan data simpan pinjam pada Koperasi Dana Mitra Ungaran, kelemahan sistem lama juga dirasakan pada transaksi

Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi merupakan lembaga koperasi yang melakukan kegiatan usaha penghimpunan dan penyaluran dana dari dan untuk anggota,