• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengembangan Dan pelatihan SDM Pada PT Kimia Farma (Persero) TBK. Plant Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengembangan Dan pelatihan SDM Pada PT Kimia Farma (Persero) TBK. Plant Bandung"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Peningkatan kualitas karyawan di suatu perusahaan dalam kaitannya

dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan

dan kebutuhan yang semakin terasa dewasa ini. Organisasi memandang

pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia sebab pada saat ini

karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Disamping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya

manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang

ada di dalam organisasi dengan bagian kepegawaian.

Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui

kebutuhan pengembangan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan yang

bersifat teknis dari pegawai yang ada di bawahnya. Oleh karena itu, bagian

kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai pendukung

dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan

keterampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian

dapat melakukan perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi

memiliki pegawai yang siap pakai pada saat dibutuhkan untuk posisi dan jabatan

(2)

2

CIDA (Canadian International Development Agency) seperti dikutip oleh

Effendi (1993) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia

menekankan manusia baik sebagai alat (means) maupun sebagai tujuan akhir

pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai pengembangan

pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segera tenaga ahli teknis,

kepemimpinan dan tenaga administrasi.

Dalam tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek

kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan

agar potensi yang dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif. Kegiatan

pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang

kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di

dalam organisasi. Sehingga diharapkan ada peningkatan kualitas karyawan dalam

hal wawasan dan keterampilan teknis.

Dengan berbagai aspek dan hubungan dalam pendekatan integratif sumber

daya manusia, diharapkan para pekerja mendapat perhatian yang lebih spesifik

untuk menjaga produktivitasnya, serta meningkatkan kualitas karyawan di sisi

lainnya. Hal ini diharapkan para pekerja dapat memberdayakan segala potensinya

untuk kemajuan perusahaan.

Pengembangan dan pelatihan yang dibuat oleh suatu perusahaan haruslah

memiliki sebuah sistem agar meminimalisir terjadinya ketidaktepatan dalam

pelaksanaannya dan agar langsung berdaya guna dirasakan manfaatnya oleh

(3)

Pada dasarnya tahapan pelaksanaan pengembangan dan pelatihan di setiap

perusahaan sama namun yang membedakannya adalah sistem pengembangan dan

pelatihan karyawan yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Sistem

pengembangan dan pelatihan karyawan harus ditentukan berdasarkan keputusan

bersama antar pihak direksi perusahaan dan sistem pengembangan dan pelatihan

karyawan haruslah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama guna agar tidak

terjadi kesalahpahaman didalam pelaksanaannya.

Pengembangan dan pelatihan sangat mempengaruhi kinerja dan

produktivitas karyawan khususnya terhadap keterampilan masing-masing

karyawan. Jika pengembangan dan pelatihan mempengaruhi kinerja dan

produktivitas karyawan maka secara otomatis akan meningkatkan kinerja

perusahaan yang pada akhirnya tujuan dari perusahaan akan tercapai. Dari uraian

di atas, maka penulis mengambil judul laporan kerja praktek : “SISTEM

PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM PADA PT KIMIA FARMA

(PERSERO) TBK. PLANT BANDUNG”.

1.2. Tujuan kerja Praktek

Kegiatan kuliah kerja praktek ini dilaksanakan dengan maksud untuk

mengetahui bagaimana sistem pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia

Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

a) Mengetahui prosedur pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia

(4)

4

b) Mengetahui bentuk pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia

Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

c) Mengetahui prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM pada

PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

Kegunaan yang diperoleh dari hasil kerja praktek adalah :

1. Bagi Penulis

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai

pelaksanaan sistem pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia

Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

b) Untuk mengetahui model pengembangan dan pelatihan SDM yang

diberikan kepada karyawan PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant

Bandung.

2. Bagi perusahaan

a) Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan

perusahaan dimasa yang akan datang, dan diharapkan dapat digunakan

untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan

bagian personalia di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

b) Hasil kerja praktek ini diharapkan akan dijadikan sebagai informasi dan

(5)

3. Bagi UNIKOM

a) Memberikan peluang atau kesempatan bekerja di Instansi tempat kerja

praktek.

b) Membuka kerja sama dengan perusahaan untuk bidang kerja praktek.

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi pelaksanaan kerja praktek dilakukan di PT Kimia Farma (persero)

Tbk. Plant Bandung yang bertempat di Jalan Pajajaran No. 29-31 Bandung 40171.

Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Hari Senin –Jum’at

Tanggal 11 Juli sampai 11 Agustus 2011

(6)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tanggal 29 juni 1896 di Bandung didirikan sebuah pabrik kina yang

bernama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V dengan akte notaris B.V.Hoithuisen

No.102. Pertama-tama produk yang dihasilkan adalah garam Kina dari kulit kina.

Dalam menjalankan aktivitasnya, pabrik ini hanya sekedar memperoleh ongkos

pengolahan saja sedangkan hasilnya dijual oleh para penghasil kulit kina menurut

perhitungan mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 23 Februari 1937, akte

notaris tersebut diatas diubah dengan akte notaris Mr.J.J.Coubius Du Sart

No.7/1937.

Pada tahun 1939, pabrik kina ini diserahkan kepada Indsche Combinate

Voor Chemische Industrie (INCHEM) dengan akte notaries Frederik Louise

August Bod No.10 tanggal 14 Januari 1939,yang kemudian pada tanggal 13

desember 1939 berdasarkan akte notaries C.F.A De Wilde,INCHEM mendirikan

pabrik yodium di watudakon Mojokerto Jawa Timur.

Pada Tahun 1942, dalam perang dunia ke II pabrik kina di Bandung di

kuasai oleh angkatan darat Jepang dan diberi nama Rikugun Kinine Seizoshyo.

Selama kedudukan Jepang, pembuatan Pil (tablet kina) memang masih di lakukan,

hanya hasilnya di angkut semua ke Jepang, sebagian besar hasil kina itu di kirim

ke tempat lain guna kepentingan Jepang dalam peperangannya di Pasifik.

(7)

hanya menyediakan hasil pabrik yang disebut “Tota Kina” yaitu kina yang belum di pisahkan dari alkoloida-alkoloida lainnya. Jepang dikalahkan oleh sekutu pada

tahun 1945 dan Belanda masuk ke Indonesia sehingga pabrik kina ini di ambil

kembali oleh pemilik semula yaitu perusahaan swasta Belanda dengan nama

Bandoengsche Kinine Fabriek N.V.

Pada tahun 1950, selain kina juga di produksi obat besi, obat yodium,

bekatonik, quintonik, aether, vitamin, sulfamida, antibiotika, anthitusmin, kapur

liver dan lain lain. Pada tahun 1955 pabrik kina ini di serahkan kembali kepada

INCHEM dengan akte notaries Mr.R.Soewardi No.4/1954 tanggal 3 November

1954. Akibat adannya sengketa Irian Barat antara Indonesia dengan belanda,

maka semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia di kuasai oleh

pemerintahan RI, sehingga dibentuk Badan Pimpinan Umum (BPU) berdasarkan

PP No.23 Tahun 1958, perusahaan-perusahaan yang berada di bawah BPU ini

menjadi milik Pemerintahan RI yang pelaksanaanya di serahkan kepada Badan

Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS).

Mulai tanggal 18 Juni 1960, pabrik kina di kuasai penuh oleh pemerintah

RI dan diberi nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan surat

perintah Menteri Kesehatan RI No.57/959/kon, setahun kemudian yaitu pada

tanggal 17 April 1961 berdasarkan PP No.85 namanya diubah menjadi Bhinaka

Kina Farma yang meliputi pabrik yodium di Watadakon Mojokerto Jawa Timur.

Berdasarkan PP No.3 tanggal 25 Januari 1969, empat buah Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Farmasi yaitu :

(8)

8

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nakula Farma;

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bhineka Kina Farma;

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sari Husada;

Keempat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dilebur menjadi

satu menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dan alat-alat kesehatan

“Bhineka Kimia Farma”, dan keempat perusahaan tersebut masing-masing mejadi unit dengan susunan sebagai berikut :

a. PNF Raja Farma Jakarta menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit I Bidang

Perdagangan.

b. PNF Nakula Farma Jakarta menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit II

Bidang Produksi Jakarta.

c. PNF Bhineka Farma Bandung Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit III

Bidang Produksi Bandung.

d. PNF Sari Husada Yogyakarta Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit IV

Bidang Produksi Yogyakarta.

Penggabungan ini di maksudkan untuk memperkuat kedudukan dengan

adannya persaingan yang semakin ketat di bidang farmasi dan alat-alat kesehatan,

disamping untuk memanfaatkan fasilitas yang sebelumnya tidak di gunakan serta

untuk menyatukan pola pembinaan manajemen perusahaan, penggabungan ini

juga bertujuan untuk mengarahkan perusahaan ke bentuk persero yang

pelaksanaan dan pembinaannya di serahkan kepada departemen keuangan.

Pada tanggal 18 Agustus 1971 berdasarkan PP No.16/1971, lembaran

(9)

alat-alat kesehatan Bhineka Kimia Farma Unit I sampai dengan Unit IV berubah

menjadi PT.Kimia Farma (Persero) terhitung bulan Agustus 1971 dengan akte

notaries Sulaeman Ardjasasmita tanggal 16 Agustus 1971 dan membawa

perubahan nama bagi semua unit sehingga menjadi :

a. Unit I menjadi Unit Perdagangan;

b. Unit II menjadi Unit Produksi Jakarta;

c. Unit III menjadi Unit Produksi Bandung;

d. Unit IV menjadi Unit Produksi Yogyakarta;

Sekitar pertengahan tahun 1974, Unit Produksi Yogyakarta berdiri sendiri

dengan nama seperti Semula yaitu PT Sari Husada dengan produksi yang

dihasilkan yaitu jenis makanan bayi dan dewasa yang bergizi diantaranya ialah

SGM dan SMN. Unit Produksi Bandung yang telah di kenal dengan nama Pabrik

Kina, yang semula hanya bergerak di bidang produksi garam-garam kina telah

berkembang bidang kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, meliputi : obat jadi,

bahan baku, minyak atsiri, dengan perkebunan tanaman untuk industri, eksploitasi

dan pengolahan yodium, aether nakosa serta alat-alat kontrasepsi keluarga

berencana (KB). Pada tahun 1990, Unit Produksi Bandung di pecah menjadi Unit

Produksi Manufaktur Bandung, Unit Produksi Manufaktur Watudakon dan Unit

Produksi Formulasi Bandung.

Pada tahun 2001,Unit Produksi Formulasi Bandung dan Unit Produksi

Manufaktur Bandung serta Unit Produksi Manufaktur Semarang dilebur menjadi

(10)

10

Manufaktur Semarang diubah menjadi Plant Bandung, Serta mempunyai kegiatan

bisnis utama yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Produksi Formulasi Obat,meliputi : obat-obat tablet, sirup atau suspense (sirup

yang lebih kental dari biasanya Ex : Scoot Emulsion), sediaan cairan

fitofarmaka (NK Sari, Batugin) sediaan Pil KB dan sediaan alat Kontrasepsi

dalam rahim (AKDR).

b. Produksi bahan baku, meliputi garam-garam kina, Yodium (di Watudakon),

Lemak dan Minyak (di Semarang).

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 111 tahun dan

nama yang identik dengan mutu, sekarang Kimia Farma berkembang menjadi

sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan

peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.1.1. Visi PT Kimia Farma

Visi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung adalah menjadi

perusahaan pelayanan kesehatan (Health Care Company) utama di Indonesia yang

berdaya saing global.

1.1.2. Misi PT Kimia Farma

Misi perusahaan pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung,

yaitu:

 Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang unggul untuk

(11)

 Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai

perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak lain yang

berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance.

 Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia guna

pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan

industri kesehatan nasional.

1.1.3. Tujuan PT Kimia Farma

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan

pendirian Perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan

serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya, khususnya kegiatan usaha di bidang industri kimia, farmasi, biologi

dan kesehatan serta industri makanan dan minuman.

1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)

dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda

tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga

menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan

penyampaian laporan. Berikut adalah struktur organisasi yang digunakan oleh PT

(12)

12 sumber : PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung

(13)

Didalam suatu perusahaan selain harus memiliki struktur organisasi

perusahaan, perusahaan pun pada umumnya harus memiliki struktur organisasi

disetiap divisinya sesuai dengan yang sudah tercantum pada struktur organisasi

perusahaan. Struktur organisasi perusahaan mencantumkan divisi-divisi yang

terdapat didalam perusahaan tersebut secara umum sedangkan didalam struktur

organisasi per divisi mencantumkan bagian-bagian apa saja yang terdapat didalam

divisi tersebut. Berikut adalah struktur organisasi Umum & Personalia PT Kimia

Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung Gambar 2.2

Struktur Organisasi Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

RUMAH TANGGA UMUM

ADMINISTRASI PERSONALIA &

PELATIHAN

(14)

14

1.3. Deskripsi Jabatan

Nama Jabatan : Asman Umum & Personalia Lokasi : Plant Bandung

Direktorat : Produksi Atasan Langsung : Manager Plant

Bawahan Langsung : 1. Supervisor Administrasi Personalia & Pelatihan 1. Supervisor Umum

2. Supervisor Rumah Tangga

Tujuan Jabatan

Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan sumber daya

manusia di plant secara menyeluruh meliputi administrasi personalia,

penilaian prestasi, pelatihan dan pengembangan, hubungan industrial,

pelayanan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, serta kegiatan

administrasi aktiva tetap, keamanan dan kebersihan aktiva tetap plant, dan

perizinan operasional plant, untuk memastikan tersedianya karyawan yang

optimal dan memenuhi kebutuhan operasional plant serta mendukung

kelancaran operasional plant secara menyeluruh.

Tanggung Jawab Utama

1. Mengelola dan memantau kegiatan penyediaan karyawan untuk

memastikan tersedianya karyawan yang optimal dan sesuai dengan

(15)

2. Mengelola dan memantau kegiatan administrasi personalia untuk

memastikan kegiatan berjalan secara optimal dan sesuai dengan

ketentuan dan perundangan yang berlaku.

3. Mengelola dan memantau kegiatan pelatihan dan pengembangan

karyawan untuk memastikan peningkatan dan optimalisasi potensi dan

kemampuan karyawan.

4. Mengelola dan memantau kegiatan penyediaan layanan kesehatan dan

kesejahteraan karyawan, untuk memastikan tersedianya layanan yang

optimal dan memuaskan.

5. Mengelola dan memantau kegiatan yang berhubungan dengan

hubungan industrial untuk memastikan terciptanya hubungan, kondisi

dan lingkungan kerja yang kondusif.

6. Mengelola dan memantau kegiatan administrasi aktiva tetap plant,

untuk memastikan aktiva tetap terpantau dan terkelola secara optimal

dan efektif.

7. Mengelola dan memantau kegiatan pelayanan umum, keamanan dan

kebersihan lingkungan, untuk memastikan diberikan pelayanan yang

optimal dan memuaskan.

8. Mengelola dan memantau kegiatan perizinan operasional plant, untuk

mendukung kelancaran kegiatan operasioanl plant secara optimal.

9. Mengelola dan memantau kegiatan penerapan Sistem Mutu di

lingkungan Umum dan Personalia, untuk memastikan kepatuhan

(16)

16

10. Mengelola dan memantau hasil pelatihan, pengembangan dan

pembinaan karyawan di Perencanaan dan Pengendalian Produksi,

untuk memastikan terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan

memberikan motivasi atau semangat kerja bagi karyawan untuk

bekerja dengan produktif.

Indikator Prestasi

1. Indeks kepuasan karyawan plant terhadap pelayanan SDM dan

Umum.

2. Pencapaian target pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan.

3. Tingkat availability karyawan.

4. Tingkat efisiensi penggunaan biaya operasional SDM dan Umum.

5. Indeks iklim kerja plant.

6. Pencapaian target penyelesaian perizinan operasioanl plant.

Dimensi

Biaya tahunan : Seluruh fungsi di Plant

Bawahan langsung : 3 supervisor

Bawahan tidak langsung : 15 orang PT, 42 orang TO

Wewenang

 Mengusulkan kebutuhan karyawan sesuai kebutuhan operasional

(17)

 Mengusulkan rujukan pelayanan kesehatan.

 Mengusulkan alternatif pengelolaan kantin karyawan.

 Menentukan penilaian kinerja karyawan di jajarannya.

 Mengusulkan alternatif penyelesaian disharmoni hubungan industrial.

 Mengusulkan pelatihan & pengembangan serta rotasi, mutasi, sanksi

pelanggaran di jajarannya.

 Mengusulkan perusahaan pemasok jasa tenaga kerja.

Tabel 2.1

Hubungan Kerja Internal dan Eksternal

Internal : Tujuan :

 Seluruh fungsi di KF Plant

Bandung

 Melaksanakan kegiatan

administrasi personalia,

penyediaan layanan kesehatan

dan kesejahteraan, hubungan

industrial, pelatihan dan

pengembangan

 Melaksanakan penyediaan

layanan rumah tangga, layanan

keamanan dan kebersihan

Eksternal : Tujuan :

 Pemasok Jasa Tenaga Kerja  Melaksanakan penyediaan

(18)

18

 Rumah Sakit Rujukan  Melaksanakan penyediaan

layanan kesehatan

 Jamsostek  Melaksanakan kegiatan

perlindungan karyawan dan

penyelesaian claim

 Disnaker  Membina terciptanya hubungan

yang baik dengan pihak terkait

 Kepolisian  Melaksanakan kegiatan

penyelesaian masalah keamanan

 Dinas Metrologi  Melaksanakan proses peneraan

 Dinas Penataan dan Perizinan

Bangunan (P2B)

 Melaksanakan proses perizinan

operasional plant

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

Spesifikasi Jabatan

Pendidikan minimal : S1 dari semua disiplin ilmu

Pengalaman (standar) : - Lateral : Asman dengan pengalaman

(19)

- Vertical : 5 tahun Supervisor di

jajarannya

Keahlian dan pengetahuan : - Manajemen SDM

- Manajemen Hubungan Industri

- Manajemen Pelayanan Pelanggan

- Manajemen K3

- Peraturan dan Ketentuan

ketenagakerjaan

Tantangan Kerja

 Pemegang jabatan harus mampu berperan secara aktif dalam

meningkatkan tingkat produktivitas, optimalisasi dan kedisiplinan

karyawan di plant secara menyeluruh.

 Pemegang jabatan harus mampu mendukung terciptanya iklim dan

lingkungan kerja karyawan yang kondusif.

 Pemegang jabatan harus mampu secara proaktif memahami kebutuhan

layanan umum karyawan sehingga mampu memberikan pelayanan

umum yang memuaskan.

1.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan sebuah

perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir

(20)

20

kesehatan. Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang

dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,

yodium, kina, dan produk-produk turunannya serta minyak nabati.

Hasil produksi yang dibuat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk

obat-obatan kimia, formulasi dan herbal, dibagi dalam enam produk yaitu : etikal,

obat bebas, generic, lisensi, dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi

diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan

dipasarkan keseluruh Indonesia serta diekspor kebeberapa Negara melalui

jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dan perseroan.

Dimana produk yang dihasilkan telah teruji secara klinis mutunya. Adapun

contoh beberapa dari produk farmasinya yaitu Amoxilin, Ampicilin, pil KB,

kosmetika Venus dan multivitamin, sedangkan contoh dari alat kesehatannya

adalah alat-alat kontrasepsi. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Kimia

Farma berkomitmen untuk memastikan patokan obat generik yang tetap ke pasar

dalam negeri.

Adapun hari kerja karyawan di perusahaan yaitu hari Senin sampai Jum’at,

sedangkan hari Sabtu libur. Untuk jam kerjanya mulai dari pukul 07.30 sampai

(21)

21 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di bagian

Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Kerja

praktek ini dilaksanakan kurang lebih dari 30 hari. Pelaksanaan kerja praktek ini

dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan di bagian Umum &

Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Dimana perusahaan ini

merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang manufaktur

yang menghasilkan produk farmasi dan alat-alat kesehatan.

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian

Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Sebelum

pelaksanaaan kerja praktek, penulis mendapat pengarahan dan penjelasan

mengenai ruang lingkup PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung serta

tugas apa saja yang harus dikerjakan. Selanjutnya penulis dapat melaksanakan

kerja prakteknya dimana penulis lebih banyak membantu dan mengolah data yang

telah ada mengenai pelatihan untuk karyawan di personalia.

Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT Kimia Farma

(22)

22

1. Memasukan daftar data karyawan yang akan mengikuti program pelatihan.

2. Membantu Asisten Manager Umum & Personalia membuat undangan

penelitian dan menyerahkannya ke para Asisten Manager.

3. Memasukan daftar data karyawan yang telah menyerahkan kuitansi

pembayaran keikutsertaan pelatihan.

4. Membantu Asisten Manager Umum & Personalia membuat jadwal pelatihan.

5. Memasukan data evaluasi pelatihan para karyawan yang telah mengikuti

pelatihan.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. menyadari bahwa Sumber Daya Manusia

(SDM) berperan penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, oleh karena

itu PT Kimia Farma (Persero) Tbk. menetapkan strategi pengembangan SDM

yang selaras dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan, dalam arti implementasi

manajemen SDM harus mampu meningkatkan kompetensi dan komitmen

karyawan pada perusahaan, sehingga dapat menjamin tercapainya implementasi

strategi bisnis.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. mengalokasikan cukup dana untuk

program pengembangan SDM, program pelatihan, seminar dan lokakarya, baik di

dalam, maupun luar negeri untuk memperluas wawasan dan meningkatkan

(23)

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang penulis tempati untuk

melakukan kerja praktek adalah Divisi produksi Bandung atau dikenal dengan

Plant Bandung, sedangkan kantor pusat dari PT Kimia Farma (Persero) Tbk

bertempat di Jakarta oleh karenanya segala bentuk pelaksanaan pengembangan

dan pelatihan SDM harus dikoordinasikan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan

dengan jajaran direksi yang ada di kantor pusat agar tercipta keselarasan atau

keseragaman mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM mulai

dari kantor pusat sampai kantor cabang di masing-masing kota.

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai prosedur

pengembangan dan pelatihan SDM, bentuk pengembangan dan pelatihan SDM,

dan prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia

Farma (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

3.3.1. Prosedur Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

Pengembangan dan pelatihan SDM didalam suatu perusahaan sangatlah

penting, karena pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang diarahkan

untuk meningkatkan kompetensi selama periode waktu lebih panjang yang

melampaui jabatan saat ini guna mengantisipasi kebutuhan masa depan organisasi

yang terus berkembang dan berubah, sedangkan pelatihan bertujuan

(24)

24

diduduki saat ini dengan cara meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan

keterampilan) para karyawan.

Didalam pelaksanaan pengembangan dan pelatihan diperlukan adanya

prosedur yang harus dibuat dan diterapkan yang bertujuan agar pengembangan

dan pelatihan terealisasi sesuai dengan rencana dan kebutuhan, sehingga diperoleh

pengetahuan yang tepat guna dan efektif, sehingga dapat diterapkan dalam

pekerjaan. Maka dari itu PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung

melakukan beberapa prosedur pengembangan dan pelatihan SDM agar

pelaksanaannya berjalan sesuai dengan rencana.

Pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma

(persero) Plant. Bandung secara garis besar melalui prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan Jenis Pelatihan

Penentuan jenis pelatihan dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

a. Setiap Asisten Manager menilai kompetensi karyawan di bagiannya

sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Para Asisten Manager akan menentukan bentuk pelatihan yang harus

diikuti oleh karyawan bagiannya.

c. Pelatihan dapat dilakukan secara intern dan ekstern.

2. Pelatihan Ekstern

Pelatihan ekstern dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

a. Asisten Manager sebagai penanggung jawab pelatihan yang telah

(25)

memo kepada Plant Manager mengenai jenis pelatihan, institusi/ lembaga,

biaya dan nama peserta pelatihan.

b. Apabila ada penawaran pelatihan yang diperlukan tetapi tidak ada dalam

rencana pelatihan tahunan (RKAP), maka harus mendapat persetujuan

dari Plant Manager dengan cara mengajukan memo permohonan pelatihan

diluar rencana RKAP serta mengkompensasikan ke rencana Tahunan

sesuai dengan anggaran yang tercantum dalam usulan RKAP dan telah

disetujui oleh manager SDM Kantor Pusat.

c. Persetujuan dari Plant Manager diteruskan ke Asisten Manager Umum &

Administrasi Personalia, untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh

Supervisor Pelatihan.

d. Supervisor Pelatihan mendaftarkan peserta, menyelesaikan pembayaran

biaya pelatihan melalui bagian keuangan, serta untuk

transportasi/akomodasi melalui Supervisor Umum.

e. Setelah mengikuti pelatihan ekstern, peserta pelatihan diwajibkan

menyerahkan kuitansi pembayaran, sertifikat (kalau ada) serta materi

pelatihan kepada Atasannya langsung dan Asisten Manager Umum &

Administrasi Personalia cc Supervisor Pelatihan.

f. Supervisor pelatihan memberikan Evaluasi Hasil Pelatihan (EHP) kepada

peserta untuk diisi pada kolom tahap 1 dan dikembalikan ke supervisor

(26)

26

g. Setelah 3 (tiga) bulan dari tanggal pelatihan, EHP tersebut akan

dikirimkan kembali oleh supervisor pelatihan kepada atasan peserta

pelatihan untuk dinilai hasil pelatihan tersebut pada kolom tahap 2.

3. Pelatihan Intern

Pelatihan intern dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

a. Pelatihan intern dapat diselenggarakan oleh :

 Tim Pelatihan CPOB untuk materi yang berkaitan CPOB

 Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia untuk materi

lain-lain diluar CPOB

b. Materi pelatihan meliputi : CPOB, HACCP, Keselamatan Kerja,

Lingkungan, Produktivias, Kedisiplinan, Efisiensi, Materi Pelatihan harud

disyahkan oleh MPM sesuai formulir.

c. Para Asisten Manager membuat jadwal pelatihan sesuai materi yang

diperlukan bagi karyawan yang masih kurang memadai, manambah

pengetahuan umum atau penyegaran ilmu pengetahuan kemudian

diserahkan ke supervisor pelatihan.

d. Supervisor pelatihan membuat daftar dan jadwal pelatihan intern, sesuai

yang diterima dari para Asisten Manager.

e. Jadwal pelatihan intern Tahunan disyahkan oleh MPM.

f. Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia membuat undangan

penelitian dan menyerahkan ke para Asisten Manager minimal 2 hari

(27)

g. Para Asisten manager akan menunjukan karyawan yang akan mengikuti

pelatihan sesuai point 1.2

h. Pada saat pelatihan akan dilakukan tes untuk mengukur kemampuan

terhadap penyerapan materi pelatihan.

i. Karyawan yang mengikuti pelatihan mengisi Formulir Evaluasi Pelatihan

(EHP) yang akan dinilai oleh Asisten managernya selama tiga bulan

kemudian.

j. Karyawan yang mengikuti pelatihan harus menyampaikan materi kepada

temannya sambil disaksikan oleh atasan yang bersangkutan dan mengisi

daftar hadir.

k. TIM inspeksi diri, AMKM akan mengecek ke lapangan tentang penerapan

hasil pelatihan CPOB.

3.3.2. Bentuk Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung

Pengembangan dan pelatihan SDM disuatu perusahaan merupakan hal

yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena untuk mencapai tujuan dari suatu

perusahaan harus didukung dengan adanya SDM yang memiliki kualitas

mumpuni maka dari itu perusahaan harus merencanakan pelaksanaan

pengembangan dan pelatihan SDM dengan cukup serius agar berdaya guna untuk

karyawannya dan khususnya untuk perusahaan itu sendiri. Bentuk pengembangan

(28)

28

usaha perusahaan karyawannya memliki keterampilan yang ujungnya berdampak

pada kinerja dan produktivitas kerjanya.

Bentuk pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma

(persero) Tbk. Plant Bandung ialah sebagai berikut :

1. Intern

Pelatihan dilaksanakan di Plant Bandung dengan infrastruktur oleh para

pejabat dari Plant Bandung.

2. Holding

Pelatihan dilaksanakan oleh kantor pusat dengan infrastruktur dari luar/dalam

Kimia Farma dengan tempat di lingkungan Kimia Farma.

3. Ekstern

Pelatihan dilaksanakan oleh institusi/lembaga dengan infrastruktur dari luar

PT Kimia Farma.

3.3.3. Prosedur Evaluasi Hasil Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung

Didalam suatu perusahaan tidak hanya diperlukan prosedur pengembangan

dan pelatihan SDM saja, namun diperlukan juga prosedur evaluasi hasil

pengembangan dan pelatihan SDM yang bertujuan agar pelaksanaan evaluasi

hasil pengembangan dan pelatihan SDM dapat berjalan sesuai dengan apa yang

(29)

dan pelatihan SDM yang telah dilaksanakan perlu dibenahi kembali atau tetap

dipertahankan.

PT. Kimia Farma membuat prosedur ini untuk menilai efektifitas hasil

pelatihan setelah periode waktu 3 bulan yang dilakukan didalam maupun diluar

perusahaan.

Prosedur :

1. Pelaksanaan Evaluasi :

 Peserta pelatihan

 Atasan langsung peserta pelatihan

 Supervisor pelatihan

 Asisten Manager Umum & Administrasi personalia

2. Penilaian/Evaluasi Hasil pelatihan dilakukan 2 tahap, yaitu :

 Tahap Pertama (EP-1) yaitu evaluasi terhadap penyajian dari Institusi

Pelatihan Evaluasi ini dilakukan oleh peserta pelatihan segera setelah

selesai mengikuti pelatihan.

 Tahap Kedua (EP-2) yaitu evaluasi terhadap peningkatan kualitas

peserta setelah mendapat pelatihan. Evaluasi ini dilakukan oleh atasan

(30)

30

3. Kriteria Penilaian, dilakukan setelah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

4. Evaluasi terhadap penyajian dari Institusi Pelatihan Tahap Petama (EP-1)

terdiri dari 6 kriteria yang dinilai meliputi :

a. Kesesuaian Materi Dengan Pekerjaan (KMDP)

b. Bobot materi (BM)

c. Waktu Penyajian Materi (WPM)

d. Cara Penyajian Materi (CPM)

e. Kegunaan untuk Penerapan Di Tempat Kerja (KPDTK)

f. Penyelenggaraan Secara Keseluruhan (PSK)

Contoh cara menghitung evaluasi terhadap penyajian dari institusi

(31)

Tabel 3.2

Cara Menghitung Evaluasi Pelatihan Tahap Pertama

Kriteria Yang Dinilai

Nilai Peserta Pelatihan

Ani Budi Cicha Deni

1. KMDP 4 4 4 2

2. BM 3 3 3 3

3. WPM 3 4 2 2

4. CPM 4 4 3 3

5. KPDTK 3 3 4 2

6. PSK 3 3 3 3

Jumlah Nilai ( ∑x ) 20 21 19 15

Nilai rata-rata (x) 3,33 3,50 3,17 2,50

Nilai EP-1 {(x/5)x100} 67 70 63 50

Kriteria Nilai cukup baik cukup kurang

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

5. Evaluasi terhadap peningkatan kualitas peserta yang telah mendapat

pelatihan tahap kedua (EP-2) mengunakan kriteria penilaian dan kategori

nilai yang sama dengan evaluasi pada tahap pertama (EP-1), akan tetapi

nilai perkriteria dikalikan bobot terlebih dahulu.

Untuk evaluasi pada tahap kedua (EP-2) ini meliputi 3 kriteria yang dinilai

dengan bobot sebagai berikut :

a. Peningkatan Sikap dan Perilaku (PSDP) bobotnya 30%

(32)

32

c. Penyebarluasan Pengetahuan (PP) bobotnya 20%

Contoh cara menghitung evaluasi terhadap peningkatan kualitas peserta

yang telah mendapat pelatihan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Cara Menghitung Evaluasi Pelatihan Tahap Kedua

Kriteria Yang Dinilai

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung 6. Kesimpulan dari hasil Evaluasi Pelatihan

a. Evaluasi tahap pertama (EP-1) adalah hasil penilaian dari peserta

pelatihan terhadap penyajian dari institusi pelatihan. Apabila terdapat

kriteria nilai kurang dari ≥ 25% dari jumlah peserta, maka pelatihan

tersebut kurang efektif sehingga perlu dikaji ulang apa penyebabnya

berdasarkan kriteria yang dinilai.

b. Evaluasi tahap kedua (EP-2) adalah penilaian atasan peserta pelatihan

terhadap penerapan hasil pelatihan ditempat kerjanya. Apabila nilai

(33)

hasil Evaluasi Pelatihan tersebut kepada atasannya dan mengusulkan

(34)

34 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Prosedur pengembangan dan pelatihan SDM yang diterapkan dalam

perusahaan telah sesuai dengan hasil penetapan pihak perusahaan.

Berbagai bentuk pengembangan dan pelatihan SDM yang telah

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan,

sehingga didalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman.

2. Bentuk pengembangan dan pelatihan SDM yang dibuat perusahaan

telah mempermudah didalam pelaksanaannya, dimana terdapat tiga

bentuk yang dapat dijadikan acuan didalam membedakan ruang

lingkup pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT

Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung.

3. Prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM yang

diterapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan hasil penetapan

perusahaan sehingga dapat mempermudah pihak perusahaan dalam

melakukan kegiatan evalusai hasil pengembangan dan pelatihan SDM.

Dimana pihak perusahaan dapat menilai sejauh mana hasil yang telah

diperoleh karyawannya dari pelaksanaan pengembangan dan pelatihan

(35)

4.2. Saran

Penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin bisa membantu

perusahaan dalam menjalankan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT

Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, diantaranya :

1. Prosedur pengembangan dan pelatihan karyawan yang telah ditetapkan

haruslah terus dijalankan sesuai dengan hasil penetapan pihak perusahaan dan

prosedur pengembangan dan pelatihan karyawan pun harus dilaksanakan

secara jelas dan berkelanjutan guna meningkatkan kompetensi dan komitmen

karyawan sehingga tercapai strategi bisnis perusahaan yang telah ditetapkan.

2. Bentuk pengembangan dan pelatihan karyawan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan sebaiknya diinformasikan secara jelas kepada karyawan, agar

karyawan mengetahui program pelatihan mana yang akan diikutinya.

3. Hasil evaluasi program pengembangan dan pelatihan harus disampaikan

secara transparan kepada karyawan yang mengikuti pelatihan, agar karyawan

yang kurang berkompetensi dapat dan atau diwajibkan untuk mengikuti

program pelatihan kembali.

Dengan adanya program pengembangan dan pelatihan karyawan

diharapkan pihak perusahaan dapat melaksanakan pengembangan dan pelatihan

karyawan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang ada dan

begitu pula dengan karyawan diharapkan mengikuti peraturan tersebut, guna

untuk memudahkan perusahaan mencapai tujuannya dan meningkatkan kualitas

(36)

SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM

PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO), TBK.

PLANT BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA : Irvan Syariful Nugraha

NIM

: 21208021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(37)

ii

Puji dan Syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas kasih dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek yang

berjudul “SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT BANDUNG”.

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat menempuh jenjang Strata 1, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia. Sejak masa persiapan, penyusunan hingga

penyelesaian kerja praktek ini, penulis mendapat banyak bantuan berupa saran,

kritik, bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak.

Dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan

terima kasih atas segala upaya dan telah sudi meluangkan waktu serta bimbingan

sehingga tersusunlah laporan kerja praktek ini terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan memberikan kemudahan

dalam melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan ini.

2. Kepada kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik secara moril dan

materil.

3. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM

4. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

(38)

iii

5. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku dosen wali dan Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M. Si., selaku dosen pembimbing.

7. Ibu Windi Novianti, SE., MM., selaku koordinator Kerja Praktek

8. Dosen-dosen Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia yang telah

membantu dalam perkuliahan.

9. Bapak Ir.Soetardjo, selaku pembimbing kerja praktek yang telah memberikan

kesempatan dan arahannya sehingga penulis dapat kerja praktek di PT Kimia

Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

10.Karyawan PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung yang telah

membantu semua kegiatan dalam melaksanakan kerja praktek.

11.Kepada semua teman-teman MN-1 yang selalu mendukung satu sama lain.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

laporan ini dan selalu ingin memperbaikinya agar laporan ini dapat memberikan

manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 4 Oktober 2011

Penulis

(39)
(40)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Irvan Syariful Nugraha

Alamat : JL. Jend. Ahmad Yani RT. 03 RW. 05 No.57

Bandung 40281

Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 14 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Telp : 085722191914

Riwayat Pendidikan :

 1995 – 2001 SDN Cicadas 22 Bandung

 2001 – 2004 SMPN 45 Bandung

 2004 – 2007 SMA Pasundan 2 Bandung

(41)

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Plant Bandung
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Tabel 2.1 Hubungan Kerja Internal dan Eksternal
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
+3

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Penerapan Standard Operasional Prosedur dengan Kinerja Pekerja Bagian Produksi PT Kimia Farma Tbk Plant Tahun 2014 ” yang merupakan

Kimia Farma Tbk Medan memilih menggunakan jalur distribusi tidak langsung (indirect selling). Dengan memilih jalur distribusi tidak langsung PT. Kimia Farma Tbk Medan dalam

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan produsen baru dalam industri kosmetika. Kimia Farma Tbk mulai memproduksi Bedak Marcks’ VENUS pada tahun 2004. Kimia Farma Tbk hanya memproduksi

Kinerja keuangan yang diukur dengan rasio solvabilitas untuk PT Kimia Farma Tbk lebih tinggi daripada PT Kalbe Farma Tbk sehingga pihak PT Kalbe Farma Tbk kedepannya dapat

Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon Jombang. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada instalasi pengolahan air limbah PT. Kimia Farma Plant Watudakon Jombang

Kimia Farma (Persero) Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, serta Rasio aktivitas atau

Jadi jika dibandingkan dari return on investment tahun 2012 – 2014, PT Kalbe Farma Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dari pada PT Kimia Farma Tbk dalam

Kimia Farma (Persero) Tbk., tidak optimal karena nilai ROA menurun, perurunan nilai ROA disebabkan karena nilai NPM yang berfluktuasi cenderung menurun karena