The Influence of Earnings Per Share and Free Cash Flow towards Dividend Payout Ratio
(Case Study on Banking Sectors listed on BEI period 2002-2011)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
SHINTA ANDRIANI MUSTIKAWATI NIM. 21109074
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
tercurah menjadikan skripsi dengan judul “Pengaruh Earnings Per Share dan
Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio” dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam pencerahan, membawa ajaran yang hasan sehingga penulis dapat menjaga motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disajikan untuk memenuhi persyaratan sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri penulis agar dapat dimengerti oleh pembaca. Penulis menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu penulis akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang atas segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
ii Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., Ak. selaku Pembimbing Skripsi penulis sekaligus Dosen Wali AK 2.
5. Dr.Surtikanti,S.E.,M.Si.,Ak. dan Ibu Sri Dewi Anggadini,S.E.,M.Si.,Ak. selaku Penguji Skripsi penulis.
6. Seluruh Dosen Akuntansi dan Dosen Brevet yang mengajar penulis, terimakasih atas dedikasinya memberikan ilmu yang sungguh bermanfaat bagi penulis. Semoga selalu dalam keadaan sehat.
7. Ayahanda Haris Warsito dan Ibunda Siti Yuswiati yang telah mencurahkan kasih sayang dan motivasi yang begitu besar untuk kesuksesan penulis.
iii
10.Pa Joko yang membantu penulis memperbaiki laptop, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Teh seni dan teh dona yang membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi selama penulis melaksanakan perkuliahan. Terimakasih.
11.Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2009, khususnya Akuntansi 2 dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.
Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat Ridho dari Allah SWT, Amin.
Bandung, Juli 2013
iv LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO ABSTRACT ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13
1.5.2 Waktu Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 15
2.1 Kajian Pustaka ... 15
v
2.1.2 Free Cash Flow ... 18
2.1.2.1Pengertian Free Cash Flow ... 18
2.1.2.2Perhitungan Free Cash Flow ... 19
2.1.2.3Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar ... 21
2.1.3 Dividend Payout Ratio ... 23
2.1.3.1Pengertian Dividend Payout Ratio ... 23
2.1.3.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio ... 23
2.1.3.3Perhitungan Dividend Payout Ratio ... 24
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 31
2.2.1 Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio ... 31
2.2.2 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 32
2.2.3 Bagan Kerangka Pemikiran ... 33
2.3 Hipotesis ... 34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Objek Penelitian ... 35
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 36
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 38
3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 41
3.2.3.1Sumber Data ... 41
3.2.3.2Metode Pengumpulan Data ... 42
vi
3.2.5.2Perancangan Hipotesis ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57
4.1.1.1Sejarah Perusahaan Perbankan ... 59
4.1.1.2Struktur Organisasi Perusahaan Perbankan ... 63
4.1.1.3Deskripsi Jabatan Perusahaan Perbankan ... 63
4.1.1.4Aktivitas Perusahaan Perbankan ... 68
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 69
4.1.2.1Analisis Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 70
4.1.2.2Analisis Free Cash Flow Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 76
4.1.2.3Analisis Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 82
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 88
4.1.3.1Hasil Uji Asumsi Klasik ... 88
4.1.3.2Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 94
4.1.3.2.1Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 96
vii
4.2Pembahasan Penelitian ... 105
4.2.1 Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 105
4.2.2 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 107
4.2.3 Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 .... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110
5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 75 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Free Cash Flow Sektor Perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 81 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Dividend Payout Ratio Sektor
Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 87 Gambar 4.4 Grafik Normalitas ... 90 Gambar 4.5 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t
(Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio) ... 98 Gambar 4.6 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t
ix
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ... 14
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 40
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 44
Tabel 3.4 Kriteria Nilai Durbin – Watson ... 49
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52
Tabel 4.1 Daftar sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2002-2011 ... 59
Tabel 4.2 Perkembangan Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 70
Tabel 4.3 Perkembangan Free Cash Flow Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 77
Tabel 4.4 Perkembangan Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 83
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 89
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 91
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 92
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ... 93
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 95
Tabel 4.10 Korelasi Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio . 96 Tabel 4.11 Uji t Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio ... 97
Tabel 4.12 Korelasi Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 99
Tabel 4.13 Uji t Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 100
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ... 102
x
PT. Bank Central Asia, Tbk. ... 119
Lampiran 3 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. ... 156
Lampiran 4 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. ... 195
Lampiran 5 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Danamon, Tbk. ... 236
Lampiran 6 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Mandiri, Tbk. ... 271
Lampiran 7 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2010-2011 PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. ... 312
Lampiran 8 Hasil SPSS for windows versi 20 ... 322
Lampiran 9 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian ... 324
Lampiran 10 Surat Balasan Permohonan Mengadakan Penelitian ... 325
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. (2009). Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.
Agnes Sawir. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Agus Sartono. (2008). Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Andi Supangat. (2007). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Anis Chariri dan Imam Ghozali. (2003). Teori Akuntansi. Semarang : BP UNDIP.
Arikunto Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Brealey, Myers, Marcus. (2007). Fundamentals of Corporate Finance (Third Edition). Irwin Mograw-Hill : Boston.
Brigham, J Fred and Eugene, Weston. (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga.
Darmadji dan Fakhrudin. (2009). Pasar Modal di Indonesia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Dewi Indriastuti. (2012). Laba BTN Tembus Rp 1 Triliun. Di akses pada 13
Januari 2013 dari World Wide Web :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/29/00032379/Laba.BTN.Tem bus.Rp.1.Triliun
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Farah Margaretha. (2008). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance. San Fransisco : Addison Wesley.
Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hanafi M. Mamduh dan Abdul Halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPM.
Harnanto. (2003). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE.
Henry Simamora. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
HN. (2012). BNI membukukan laba bersih Rp 5,81 Triliun. Di akses pada 13
Januari 2013 dari World Wide Web :
http://www.marketing.co.id/blog/2012/02/29/bni-bekukan-laba-bersih-rp581-triliun/
Husein Umar. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali Press.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan : PSAK 56, PSAK 2. Jakarta: Salemba Empat.
Imam Fachruddin. (2009). Desain Penelitian. Malang.
Iwan Supriyatna. (2012). BTN Sebar Dividen Rp 25/saham. Di akses pada 13
Januari 2013 dari World Wide Web :
http://economy.okezone.com/read/2012/04/19/278/614636/btn-sebar-dividen-rp25-saham
Iyan Andriana. (2009). SPSS : Statistical Product Service Solutions. Bandung.
Javad Moradi, Hashem Valipour dan Seyedeh Sara Mousavi. (2012). Determinants Factor of Dividend Policy in Firm Listed in Tehran Stock Exchange (TSE). American Journal of Scientific Research. 45, 22-32.
Jensen, M.C & Smith Jr. CW. (2002). The Modern Theory of Corporate Finance. USA : McGrow-Hill,Inc.
Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Keown, J Arthur, dkk. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Kieso, et al. (2008). Akuntansi Keuangan. Jakarta : Erlangga.
Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta : ANDI.
Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moncef Guizani dan Mondher Kouki. (2012). Ownership-Control Discrepancy and Dividend Policy : Evidence from Tunisia. International Business Research. 5(1), 127-139.
Myrna Riyanto. (2012). Bank Danamon bukukan laba bersih Rp 3,34 Triliun. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.indonesiafinancetoday.com/read/22372/Bank-Danamon-Bukukan-Laba-Bersih-Rp-334-Triliun
Niswonger, C. Rollin. (2006). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Rahmat Suharjana. (2012). Antisipasi Krisis, perbankan kurangi dividen. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web :
http://www.beritasatu.com/keuangan/55456-antisipasi-krisis-perbankan-kurangi-dividen.html
Republik Indonesia. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10. LN No. 182 Tahun 1998. TLN No. 3790.
Ronito Kartika Suryani. (2012). Dividen Bank Danamon Turun. Di akses pada 13
Januari 2013 dari World Wide Web :
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/299610-bank-danamon-bagi-dividen-rp1-triliun
Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Bradford, D. Jordan. (2003).
Fundamentals of Corporate Finance. Boston : Irwin McGraw-Hill.
Singgih Santoso. (2002). Statistik Parametrik, Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Smith, Skousen. (2009). Akuntansi Intermetiate, Edisi kelima belas. Jakarta : Erlangga.
Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. (2009). Statistika. Jakarta : Salemba Empat.
Suryanto. (2012). Bank Mandiri raih laba bersih Rp 12,2 Triliun 2011. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.antaranews.com/berita/1331205586/bank-mandiri-raih-laba-bersih-rp12-2-triliun-2011
Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA.
Tangkisilan, Hessel. (2008). Memahami Kinerja Keuangan Perusahaan : Aplikasi dan Analisa Balance Sheet, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Balairung&Co.
Tita Deitiana. (2009). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 11(1), 57-64.
Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.
Whery Enggo Prayogi. (2012). BNI bagi-bagi dividen maksimal Rp 1,7 Triliun. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://finance.detik.com/read/2012/02/28/163632/1853707/6/bni-bagi-bagi-dividen-maksimal-rp-17-triliun
White, I Gerald., et.al. (2003). The Analysis and Use of Financial Management. John Wiley&Sons,Inc.
Yordying Thanatawee. (2011). Life-Cycle Theory and Free Cash Flow Hypothesis: Evidence from Dividend Policy in Thailand. International Journal of Financial Research. 2(2), 52-60.
Zaki Baridwan. (2008). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi suatu Negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal pada Negara tersebut. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitasnya di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya. Dimana investasi merupakan penempatan sejumlah dana oleh investor pada saat ini kepada suatu perusahaan dengan harapan investor akan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul Halim, 2009).
Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya sesuai proporsi sejumlah saham yang dimiliki para pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan, didasarkan kepada kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan persetujuan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2008).
Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan. Proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen disebut dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Jika besaran Dividend Payout Ratio yang dibagikan kepada para pemegang saham semakin tinggi maka akan mengakibatkan proporsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan semakin kecil (Sutrisno, 2008).
dipertimbangkan perusahaan antara lain adalah peraturan pemerintah, inflasi, dan stabilitas sosial politik negara bersangkutan. Sedangkan faktor internal yang perlu dipertimbangkan perusahaan meliputi posisi kas dan likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, stabilitas dividen, tingkat keuntungan yang mampu diraih perusahaan, serta perputaran penjualan (Bambang Riyanto,2008).
Penelitian ini mencoba menelaah dua faktor internal diatas yang dapat dijadikan alat untuk memprediksi dividen yang dibayarkan suatu perusahaan. Pertama dalam hal tingkat keuntungan perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau earning merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham (Agus Sartono,2008). Tingkat keuntungan perusahaan dapat ditunjukkan melalui
Earnings Per Share (EPS) dan investor biasanya tertarik dengan angka Earnings Per Share yang dilaporkan perusahaan. Variabel Earnings Per Share merupakan
proxy bagi laba per lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham, karena dividen akan dibayarkan apabila perusahaan memperoleh keuntungan bersih. Oleh karena itu,
Semakin tinggi nilai Earnings Per Share yang dihasilkan perusahaan, menunjukkan semakin besar kepercayaan investor karena memungkinkan prospek perusahaan yang lebih baik dimasa mendatang. Dengan demikian hubungan antara Earnings Per Share dan Dividend Payout Ratio adalah positif, hal tersebut didukung oleh teori pensinyalan (signaling theory), dimana Miller dan Modigliani berpendapat bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang (Agnes Sawir, 2005). Sebaliknya, suatu penurunan dividen diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang. Dengan demikian meningkatnya Earnings Per Share akan meningkatkan persentase Dividend Payout Ratio bagi pemegang saham begitu sebaliknya (Lukas,2008).
Free Cash Flow yang positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan untuk operasi dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produktif pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan bergantung pada keterbatasan Free Cash Flow
perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai Free Cash Flow mampu mendanai pertumbuhan internal, melunasi hutang, dan menikmati fleksibilitas keuangan. Sementara perusahaan yang tidak mempunyai Free Cash Flow, tidak akan mampu untuk mempertahankan kapasitas produktif saat ini atau membiayai dividen kepada pemegang saham. Maka biasanya semakin besar Free Cash Flow
yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan besarnya dividen tersebut akan mempengaruhi besarnya Dividend Payout Ratio (Niswonger, 2006).
Dunia perbankan perlu dicermati dalam suatu Negara, ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu
Negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Selain itu bank juga memiliki fungsi intermediasi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat (Kasmir, 2012).
2011, dimana kebanyakan perbankan menurunkan prosentase Dividend Payout Ratio. Vuce President Financial Planning & Performance Management, Bank International Indonesia (BII), Nurmala Damanik di sela BII Journalist Training, di Jakarta, memaparkan bahwa “Dividen untuk laporan laba bersih 2011 cenderung
lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, trennya menurun berkisaran di level 20-30 persen”. Damanik juga memaparkan bahwa saat ini, Eropa tengah dilanda krisis keuangan yang dikhawatirkan menjalar ke negara-negara lain di dunia. Tidak hanya di zona Uni Eropa namun juga ke negara-negara-negara-negara Asia termasuk Indonesia. Mengatasi kondisi tersebut, perusahaan di Indonesia termasuk perbankan harus memperkuat dana cadangan dan laba ditahan (Rahmat Suharjana, 2012).
Merujuk pada paparan Damanik diatas, berikut disajikan fenomena mengenai kondisi Laba Bersih dan Free Cash Flow terhadap Dividen yang menurun pada tahun 2011 dibeberapa perbankan yang terdaftar di BEI.
Tabel 1.1
Kondisi Laba Bersih, Free Cash Flow dan Dividen Tahun 2010-2011 Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI
(dalam miliaran rupiah)
No BANK LABA BERSIH FREE CASH FLOW (%) DIVIDEN
2010 2011 2010 2011 2010 2011
1 BBNI 4.103 5.808 (6,19) 4,75 1.230 1.165
2 BBTN 915 1.118 (4,54) 5,13 274 223
3 BDMN 2.983 3.449 (3,42) (6,92) 1.074 1.058
4 BMRI 9.369 12.695 7,74 3,26 3.226 2.449
Dari tabel 1.1 terlihat bahwa besarnya jumlah dividen yang dibayarkan masing-masing perusahaan berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena dalam menetapkan besarnya jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Pada periode 2011 keempat perbankan mengalami peningkatan laba bersih dari periode 2010. Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Gatot M Suwondo, Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. Iqbal Latanro, Presiden Direktur PT. Bank Danamon, Tbk. Henry Ho dan Direktur Utama PT. Bank Mandiri, Tbk. Zulkifli Zaini, memiliki pendapat relatif sama mengenai peningkatan laba bersih yang menyebabkan dividen mengalami penurunan pada periode 2011.
Pejabat perbankan tersebut berpendapat bahwa peningkatan laba perbankan didorong oleh pertumbuhan kredit, pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga. Akan tetapi, peningkatan laba ini menyebabkan penurunan dividen. Penurunan dividen dilakukan guna menopang permodalan perbankan dalam mendukung ekspansi kredit dimasa mendatang. Hal ini terkait dengan kondisi global yang belum sepenuhnya kondusif, sehingga perbankan harus menjaga fundamental keuangan perbankan agar tetap stabil (Whery Enggo Prayoga, HN, Iwan Supriyatna, Dewi Indriastuti, Ronito Kartika Suryani, Myrna Riyanto, Paulus Yoga, Suryanto, 2012).
yang menyimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, dimana ketika Earnings Per Share
yang dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka prosentase Dividend Payout Ratio
yang diterima pemegang saham akan tinggi pula, begitu sebaliknya.
Salah satu cara untuk menjaga fundamental keuangan perbankan tersebut adalah menahan proporsi laba ditahan lebih tinggi dari proporsi dividen, dimana hal ini akan meyebabkan dividen mengalami penurunan. Selain itu, penurunan dividen juga dapat dikarenakan oleh Free Cash Flow suatu perusahaan. Hal ini terlihat pada tabel 1.1 dimana terdapat dua kondisi Free Cash Flow yang berbeda. Pertama, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. dan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. menunjukkan peningkatan Free Cash Flow namun tidak diikuti dengan peningkatan dividen yang dibagikan. Kedua, PT. Bank Danamon, Tbk., dan PT. Bank Mandiri, Tbk. menunjukkan penurunan Free Cash Flow yang diikuti dengan penurunan dividen yang dibayarkan.
Peningkatan Free Cash Flow dapat diasumsikan karena perbankan tidak mengalokasikan Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan guna mempertahankan produktifitas perbankan dimasa mendatang, sehingga menyebabkan Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan. Sedangkan penurunan Free Cash Flow dapat diasumsikan karena aset tetap dan kredit yang diberikan mengalami peningkatan, sehingga tidak ada alokasi dana untuk pembayaran dividen dan menyebabkan Dividend Payout Ratio
Hal ini dikaitkan dengan hubungan antara investasi dan dividen yang dapat di identifikasi melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, akan semakin kecil dividen yang diberikan. Dengan demikian perusahaan yang bertumbuh dapat di identifikasi sebagai perusahaan yang Free Cash Flow-nya rendah dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham yang rendah pula, maka hubungan yang terjadi antara Free Cash Flow
dengan dividen (DPR) adalah positif (Jensen, 2002: 376).
Hubungan Free Cash Flow dengan Dividend Payout Ratio dalam penelitian ini didukung juga oleh penelitian terdahulu yaitu Javad Moradi dkk (2012) yang menunjukkan bahwa variabel Free Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Artinya, ketika Free Cash Flow
yang tersedia pada perusahaan tinggi, maka Dividend Payout Ratio perusahaan akan tinggi, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham berupa pembayaran dividen dan begitu sebaliknya.
Berdasarkan konsep pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi atas permasalahan pada beberapa perusahaan perbankan periode 2011 adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Dividend Payout Ratio akibat penurunan dividen dilakukan guna menopang permodalan perbankan dalam mendukung ekspansi kredit dimasa mendatang, sehingga proporsi laba bersih yang ditahan akan lebih tinggi dari proporsi laba bersih untuk dividen dan menyebabkan Dividend Payout Ratio
mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan. 2. Penurunan Dividend Payout Ratio akibat penurunan dividen dapat diasumsikan
karena perbankan tidak mengalokasikan Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan guna mempertahankan produktifitas perbankan dimasa mendatang, sehingga
Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio
pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?
2. Seberapa besar pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio
pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?
3. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan. Data dan informasi tersebut mengenai Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend
Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash
Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Kegunaan penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam penentuan Dividend Payout Ratio. Selain itu, dapat menunjukkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio.
2. Bagi Pemegang Saham
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemegang saham dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap persentase Dividend Payout Ratio
1.4.2 Kegunaan Akademis
Kegunaan penelitian secara akademis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memperkaya cakrawala berpikir dan bahan referensi dengan pemahaman yang memadai agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam pengembangan riset dan pendidikan khususnya di bidang ilmu akuntansi mengenai pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
1.5.2 Waktu Penelitian
15 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Earnings Per Share
2.1.1.1 Pengertian Earnings Per Share
Pengertian Earnings Per Share menurut Zaki Baridwan (2008:443) :
“Yang dimaksud dengan Earnings Per Share adalah jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar.”
Menurut Abdul Halim (2009:12), Earnings Per Share adalah :
“Perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh
emiten dengan jumlah saham yang beredar”
Selain itu, definisi Earnings Per Share menurut Darmadji dan Fakhrudin (2009:195) adalah :
“Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor.”
2.1.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Earnings Per
Share
Menurut Brigham (2009:23-25), faktor penyebab kenaikan dan penurunan Earnings Per Share adalah sebagai berikut :
Faktor penyebab kenaikan Earnings Per Share disebabkan karena : 1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.
Sedangkan faktor penurunan Earnings Per Share dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi suatu badan usaha, nilai Earnings Per Share suatu perusahaan akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersih perusahaan lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
2.1.1.3 Perhitungan Earnings Per Share
Earnings Per Share, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Dari rumus diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Laba Bersih Setelah Pajak
Menurut Smith Skousen (2009:240) laba bersih setelah pajak adalah :
“Perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan
selama periode tertentu dan jumlah biaya termasuk pajak yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan.”
Bank mendapatkan keuntungan atau laba tergantung dari bunga yang diperoleh bank dengan beban yang dikeluarkan bank. Selain pendapatan bunga, bank juga mendapatkan pendapatan melalui jasa-jasa perbankan seperti biaya administrasi, selisih kurs, jasa layanan deposit box, biaya transfer, biaya kliring, forex (mata uang asing), dan lain-lain.
Menurut PSAK 56 (IAI, 2007 : p.03) jumlah laba juga sangat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, sedangkan jumlah lembar saham yang beredar dipengaruhi oleh penambahan atau pengurangan saham dalam satu periode disamping adanya peluang penambahan dari efek yang memiliki potensi untuk diubah menjadi saham biasa (potential common share), seperti opsi dan kontrak perolehan saham biasa lain.
2. Jumlah Lembar Saham yang Beredar Menurut PSAK 56 (IAI, 2007 : p.15) :
Untuk jumlah lembar saham yang beredar, PSAK 56 (IAI, 2007 : p.17) menjelaskan dalam banyak hal, saham dimasukkan dalam penghitungan jumlah rata-rata tertimbang sejak tanggal dapat ditagihnya saham tersebut (yang ada pada umumnya adalah tanggal penerbitan saham). Dibawah ini disajikan contoh tentang kapan suatu saham bisa dianggap sebagai saham beredar :
Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable);
Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen;
Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen hutang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing);
Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing);
Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian hutang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;
Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui; dan
Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.
2.1.2 Free Cash Flow
2.1.2.1 Pengertian Free Cash Flow
Ross et al (2003:37) mendefinisikan Free Cash Flow sebagai :
“Kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditor atau
Sedangkan Keown et al (2008:47), mendefinisikan bahwa :
“Free Cash Flow adalah jumlah uang tunai yang tersedia setelah investasi pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap serta dividen. Uang tunai ini tersedia untuk didistribusikan pada pemilik perusahaan dan kreditor.”
Dan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:63), mengatakan bahwa :
“Disebut sebagai Free Cash Flow karena istilah ini menunjukkan arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada para pemodal (baik pemegang saham maupun pemegang obligasi) setelah perusahaan melakukan investasi pada tambahan aktiva tetap, dividen dan peningkatan modal kerja yang diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan.”
Semua pengertian diatas menjelaskan bahwa Free Cash Flow merupakan dana/kas yang tersedia diperusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham dan kreditor berupa pembayaran dividen dan pembayaran hutang, akan tetapi perusahaan telah terlebih dulu mencukupi investasi pada aset tetap, dividen dan modal kerja untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan.
2.1.2.2 Perhitungan Free Cash Flow
Free Cash Flow dalam rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
� �= −
� � 100%
Sumber : White et al (2003:27) Dari rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Operating Cash Flow (Arus Kas dari Operasi)
“Aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lainnya yang tidak dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan.”
Arus kas dari operasi merupakan bagian dari laporan arus kas. Pengertian laporan arus kas menurut Henry Simamora (2000:488) adalah sebagai berikut:
“Laporan arus kas (Cash Flow Statement) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir.”
Smith Skousen (2009:245) juga mengungkapkan bahwa :
“Laporan arus kas (Statment of cash flow) menjelaskan perubahan kas
atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas perusahaan menyajikan perubahan kas dan setara kas atau arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut PSAK 2 (IAI, 2007 : p.05), aktivitas-aktivitas dalam arus kas perusahaan adalah sebagai berikut :
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
2. Dividend (Dividen)
Dividen menurut Tangkisilan dan Hessel (2008:227) adalah :
“Bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham
(pemilik modal sendiri,equity).”
Dividen merupakan salah satu bentuk return atau pengembalian keuntungan investasi yang menjadi hak pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan.
3. Total Asset (Total Aset)
Total Aset menurut Farah Margaretha (2008:108) adalah :
“Total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri
dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas.”
Total aktiva dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menjumlahkan aset lancar dan aset tidak lancar perbankan. Dalam aset lancar dapat berupa kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang usaha dan lain-lain. Sedangkan aset tidak lancar dapat berupa tanah, gedung, peralatan dan lain-lain.
2.1.2.3 Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar
Sumber : Sofyan Syafri Harahap (2008:258)
Gambar 2.1
Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar
Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar
2.1.3 Dividend Payout Ratio
2.1.3.1 Pengertian Dividend Payout Ratio
Menurut James dan John (2007:270), Dividend Payout Ratio adalah :
“Menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan dan persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham.”
Sedang kan menurut Bambang Riyanto (2008:623) :
“Persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemegang
saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio.”
Sejalan dengan pendapat Bambang Riyanto, Gitman (2003:570) juga mengemukakan bahwa Dividend Payout Ratio adalah sebagai berikut :
“Dividend Payout Ratio menunjukkan persentase dari setiap dolar
yang diterima dan didistribusikan kepada pemilik saham dalam bentuk uang tunai.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio adalah persentase keuntungan tahunan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Selain itu juga, digunakan untuk penentuan jumlah keuntungan yang dapat ditahan perusahaan sebagai sumber pendanaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasionalisasi perusahaan.
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Dividend Payout Ratio
Menurut Hanafi dkk. (2007:375), faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kesempatan investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV positif.
b. Likuiditas dan Profitabilitas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.
c. Akses ke pasar keuangan
Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayarkan dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
d. Stabilitas pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas dimasa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas dimasa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.
e. Pembatasan-pembatasan
Seringkali kontrak utang, obligasi ataupun saham preferen mambatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu, atau rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar. Dalam situasi normal atau baik, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.
2.1.3.3 Perhitungan Dividend Payout Ratio
� = 100%
Sumber : Lukas (2008:85)
Merujuk pada rumus diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Dividen yang dibagikan
Menurut Zaki Baridwan (2008:430), dividen adalah :
“Pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki.”
Ada berbagai macam bentuk dividen yang bisa dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Kieso et al (2008:358) membagi dividen menjadi beberapa jenis, diantaranya :
Dividen Tunai
Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas sehingga perusahaan harus memperhatikan jumlah uang kas yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen sebelum dilakukan pengumuman dividen. Dividen tunai merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan.
Dividen Harta (Property Dividend)
Dividen harta adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas seperti surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki perusahaan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan tidak ingin likuiditasnya terganggu.
Dividen Utang (Scrip Dividend)
Dividen dalam bentuk skrip timbul apabila saldo laba ditahan mencukupi untuk dibagikan sebagai dividen tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi sehingga perusahaan tidak membayar dividen pada saat ini tetapi memilih membayarnya pada masa depan.
Dividen Likuidasi
Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya (Zaki Baridwan, 2008:433). Hal ini dilakukan karena perusahaan mengalami kesulitan likuiditas atau untuk mencegah mengalirnya kas keluar sehingga dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan sedangkan pemegang saham menghendaki adanya pembagian dividen.
Berdasarkan bentuk-bentuk dividen diatas, dividen tunai merupakan bentuk dividen yang paling sering digunakan oleh perusahaan dan diminati oleh pemegang saham karena pemegang saham langsung menikmati return atas investasi yang ditanamkannya pada suatu perusahaan.
2. Laba Setelah Pajak
Menurut Harnanto (2003 :444) diartikan sebagai :
“Selisih dari pendapatan diatas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.”
Perlu diketahui bahwa laba memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio perusahaan. Anis Chariri dan Imam Ghozali (2003:214), memaparkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan,
Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Mengingat pentingnya originalitas dalam penelitian, maka penulis menjabarkan beberapa penelitian terdahulu sebagai kontrol atas penelitian yang penulis lakukan, dengan uraian sebagai berikut :
2085-2.2 Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2012:60) menerangkan bahwa kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Merujuk pada pengertian tersebut, dibawah ini dijelaskan mengenai hubungan variabel independen terhadap variabel dependen penelitian.
2.2.1 Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio
Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yaitu Tita Deitiana (2009) dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Earnings Per Share terhadap
Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan dan Sumiadji (2011) juga menyimpulkan bahwa Earnings Per Share berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
2.2.2 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio
Menurut Keown et al (2008 : 214), Perusahaan yang memiliki Free Cash Flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar Free Cash Flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan (wisted on unprofitable) dengan demikian ketersediaan dana dapat dipakai untuk kemakmuran pemegang saham. Sejalan dengan pendapat Keown et al, White et al
(2003 : 292) juga memaparkan semakin besar Free Cash Flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen. Agus Sartono (2008 : 101) juga mengungkapkan bahwa Free Cash Flow merupakan hak pemegang saham sehingga semakin besar Free Cash Flow yang tidak dipergunakan untuk investasi maka perusahaan mendapatkan tekanan yang besar dari pemilik saham untuk membagikan dividen atas sahamnya. Jadi apabila Free Cash Flow perusahaan besar, biasanya perusahaan akan membayar dividen kepada pemegang saham dengan jumlah dividen yang besar pula, sehingga
Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yaitu Yordying Thanatawee (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow memiliki pengaruh yang positif terhadap Dividend Payout Ratio. Selain itu, penelitian Moncef Guizani dan Mondher Kouki (2012) juga menyimpulkan bahwa Free Cash Flow
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
2.2.3 Bagan Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep latar belakang dan hubungan antar variabel diatas, maka dapat digambarkan bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Investor
Sektor Perbankan BUMN
Dividen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio
Profitabilitas Likuiditas
Free Cash Flow Earnings Per Share
Investasi
2.3 Hipotesis
Sugiyono (2012 : 64) mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai : “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian adalah sebagai berikut :
H1 : Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
H2 : Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
35 3.1 Objek Penelitian
Definisi objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:28) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi tersebut, objek penelitian merupakan suatu hal yang akan diteliti untuk tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2009:116) objek penelitian adalah inti dari problematika penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka objek penelitian penulis di sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 adalah Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut : “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Sugiyono (2012: 7) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.”
Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mengenai Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
Sugiyono (2012 : 8) mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut : “Metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan
terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode verifikatif dalam penelitian penulis digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Imam Fachruddin (2009:30), desain penelitian adalah:
“Kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan rumusan masalah. 4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan tahapan diatas, maka tabel desain penelitian penulis adalah sebagai berikut : T-1 Verificative Explanatory
Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-2 Verificative Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-3 Verificative Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
Dari tabel diatas, penelitian penulis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2012:38), mengemukakan bahwa operasionalisasi variabel merupakan :
”Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Independen / Independent Variable ( X )
Menurut Sugiyono (2012 : 39), variabel independen atau variabel bebas yaitu : “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabel bebas, yaitu variabel independen (X1) adalah Earnings Per Share dan variabel independen (X2) adalah Free Cash Flow.
2. Variabel Dependen / Dependent Variable (Y)
Menurut Sugiyono (2012 : 39), variabel dependen atau variabel terikat yaitu : ”Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.”
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Dividend Payout Ratio.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, Moh.Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa :
”Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.”
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah. Hal ini termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala Sumber
Dividend
3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout
Ratio” adalah data sekunder, dimana data yang diperoleh merupakan data tidak
langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Hal ini sesuai dengan pengertian data sekunder yang dipaparkan oleh Andi Supangat (2007:241) bahwa :
3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut :
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan yang diteliti. Sehubungan dengan permasalahan penelitian penulis, maka dokumen yang dapat diperoleh adalah laporan keuangan periode 2002-2011, Hasil RUPS 2012 dan dokumen-dokumen lainnya mengenai Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2012 : 80) adalah :
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian penulis adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 yaitu 15 perusahaan dengan laporan keuangan 10 periode. Dengan demikian, populasi penelitian yang ada sebanyak 150 populasi.
3.2.4.2 Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat.
Menurut Arikunto (2009:111), teknik pengambilan sampel adalah : “Teknik yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.”
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono (2012:84 ) pengertian nonprobability sampling yaitu: “Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2012:85) yaitu: “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dalam pemilihan sekelompok subjek menggunakan purposive sampling, Margono (2007:128) menjelaskan bahwa :
”Purposive sampling harus didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.”
Merujuk pada penjelasan Margono diatas, maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian penulis adalah harus memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Sektor perbankan tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
2. Sektor perbankan mempunyai data mengenai Earnings Per Share dan Free Cash Flow selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
3. Sektor perbankan membayar dividen tunai secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan 1 2 3
1 BABP PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. √ √ -
2 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk. √ √ √
3 BBNI PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. √ √ √ 4 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. √ √ -5 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. √ √ √ 6 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. √ √ √ 7 BEKS PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk. √ √ -
9 BNGA PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. √ √ -10 BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. √ √
-11 BNLI PT. Bank Permata, Tbk. √ √ -
12 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk. √ √
-13 BVIC PT. Bank Victoria Internasional, Tbk. √ √ - 14 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. √ √ -
15 MEGA PT. Bank Mega, Tbk. √ √ -
Sumber : Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia
Merujuk pada tabel 3.3 diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian penulis adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 yaitu 5 perusahaan dengan laporan keuangan 10 periode. Dengan demikian, sampel yang ada sebanyak 50 sampel.
3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis 3.2.5.1 Metode Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41), metode analisis adalah :
“proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian penulis adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif.
Metode analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2012:8) adalah :