Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
SENI BELA DIRI CAPOEIRA DI UNIKA ST THOMAS MEDAN
KAJIAN PERKEMBANGAN, STRUKTUR MUSIK, DAN
HUBUNGAN MUSIK DENGAN GERAK TARI
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN O
L E H
NAMA : MARLAN MANIK NIM : 030707018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
SENI BELA DIRI CAPOEIRA DI UNIKA ST THOMAS MEDAN KAJIAN PERKEMBANGAN STRUKTUR MUSIK DAN HUBUNGAN MUSIK DENGAN GERAK TARI
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
NAMA : MARLAN MANIK
NIM : 030707018
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Frida Deliana, Msi Drs. M.Takari, M.Hum
NIM. 196011181988032001 NIP. 131945674
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
DISETUJUI OLEH :
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, Desember 2009
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
Ketua,
Dra. Frida Deliana Harahap, M.Si
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah
Satu Syarat Ujian Sarjana Seni Bidang Etnomusikologi Pada Fakultas Sastra USU
Medan
Pada tanggal :
Hari :
Fakultas Sastra USU
Dekan
Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D
NIP. 132 098 513
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1………..
2………..
3………..
4………..
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus
Kristus yang telah memberikan kekuatan, kemampuan, dan berkat kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul SENI BELA DIRI CAPOEIRA DI UNIKA ST
THOMAS MEDAN KAJIAN PERKEMBANGAN, STRUKTUR MUSIK, DAN HUBUNGAN MUSIK DENGAN GERAK TARI, yang diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (SSn) pada Departemen Etnomusikologi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu ayahanda N. Manik
dan ibunda H. B. Siringo ringo, yang telah banyak memberikan dukungan dan
semangat yang tidak ada habisnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Syaifuddin, M.A,
Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra USU, Ibu Dra. Frida Deliana Harahap, M.Si,
selaku Ketua Departemen Etnomusikologi dan sebagai dosen pembimbing I, begitu
juga kepada Bapak Drs. M Takari, M.Hum sebagai dosen pembimbing II, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang menjadi staf pengajar di Departemen
Etnomusikologi yang juga telah membantu penulis dalam menyelesaikan mata kuliah
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Abang
Wahid Simanjuntak, Hasudungan Silalahi, dan informan lainnya, dan semua anggota
Seni Beladiri Capoeira di Unika St Thomas, yang telah bersedia dengan kemurahan
hati membantu penulis dalam mengumpulkan data selama melakukan penelitian.
Penulis telah berusaha memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan tulisan
ini, akan tetapi penulis tetap menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tulisan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada
pembaca apabila terdapat kesalahan dalam tulisan yang diluar kesengajaan penulis.
Medan, Desember 2009
Penulis
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Pokok Permasalahan ... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9
1.4 Konsep dan Teori ... 10
1.4.1 Konsep ... 10
1.4.2 Teori ... 12
1.5 Metode Penelitian ... 14
1.5.1 Pemilihan Lokasi Penelitian ... 15
1.5.2 Pemilihan Informan ... 16
1.5.3 Kerja Lapangan ... 16
1.5.4 Studi Kepustakaan ... 18
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
BAB II LATAR BELAKANG SEJARAH DAN KEBUDAYAAN BRAZIL
SERTA PERKEMBANGAN CAPOEIRA DI MEDAN ... 19
2.1 Tinjauan Historis Negara Brazil ... 19
2.1.1 Bahasa ... 22
2.1.2 Ras ... 23
2.1.3 Kesenian Rakyat ... 24
2.1.4 Agama ... 26
2.1.5 Musik ...26
2.2 Sejarah Capoeira ... 29
2.2.1 Capoeira Masa Di Palmares ... 30
2.2.2 Capoeira Masa Perbudakan ... 33
2.2.2.1 Capoeira Regional ... 37
2.2.2.2 Capoeira Angola ... 37
2.2.2.3 Capoeira Atual ... 38
2.3 Masa Perkembangan Capoeira ... 39
2.3.1 Masa Perkembangan Capoeira Di Brazil ... 40
2.3.2 Masa Perkembangan Capoeira Di Indonesia ... 46
2.3.3 Masa Perkembangan Capoeira Di Medan ... 50
BAB III DESKRIPSI PERTUNJUKAN CAPOEIRA DAN HUBUNGAN MUSIK DENGAN GERAK TARI ... 59
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
3.2 Deskripsi Pertunjukan Capoeira ... 63
3.2.1 Ruang dan Tempat Penyajian ... 64
3.2.2 Pelaku atau Pemain Capoeira ... 66
3.2.3 Benda-benda atau Alat... 69
3.3 Musik Pengiring ... 71
3.3.1 Berimbau ... 73
3.3.2 A-go-go ... 75
3.3.3 Pandeiro ... 76
3.3.4 Atabaque ... 77
3.3.5 Reco-reco ... 78
3.4 Proses Belajar ... 78
3.5 Musik Menentukan Karakteristik Gerakan Saat Jogo ... 79
3.6 Gerakan Dalam Capoeira ... 80
3.6.1 Ginga atau Gerakan Dasar ... 80
3.6.2 Negativa de Role atau Gerakan Bertahan dan Menyerang ... 82
3.6.3 Au’ atau Gerakan Akrobatik ... 85
BAB IV STRUKTUR MUSIK PENGIRING CAPOEIRA ... 86
4.1 Proses Transkripsi ... 86
4.2 Pemilihan Sampel Lagu ... 87
4.3 Analisis Gerakan dan Musik... 89
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
4.3.2 Analisis Musik ... 89
4.3.2.1 Vocal atau Lagu... 92
4.3.2.2 Berimbau ... 98
4.3.2.3 Atabaque atau Gendang ...
BAB V PENUTUP ...
5.1 Rangkuman ...
5.2 Kesimpulan ...
DAFTAR PUSTAKA ... DAFTAR INFORMAN
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kita semua tahu bahwa Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan
berbagai jenis kesenian dan kebudayaan yang beragam. Sampai sekarang penelitian
dan penggalian kebudayaan masih berlangsung, karena kebudayaan merupakan ciri
kepribadian pemiliknya. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di
dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
itu. E. B. Tylor (1871) dalam tulisannya Primitive Culture, mencoba memberikan
defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya) :
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”
Kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan yang lain,
karena masing-masing bangsa mempunyai latar belakang yang berbeda. Dengan
demikian maka dapat dikatakan bahwa sifat universal kebudayaan memungkinkan
berwujudnya kebudayaan yang berbeda, tergantung pada pengalaman pendukungnya
yaitu masyarakat. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau
perkembangan-perkembangan yang kontinu. Tak ada kebudayaan yang statis; setiap kebudayaan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
menjadi wadah kebudayaan. Akulturasi merupakan salah satu contoh gerak
kebudayaan.
Akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang
berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Pada umumnya generasi muda
dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan
asing yang masuk melalui proses akulturasi (Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi 1964:115).
Salah satu aspek kebudayaan asing tersebut yang masuk melalui proses
akulturasi dan kini makin berkembang di negara kita adalah Capoeira. Capoeira
adalah seni bela diri dari Brazil yang diciptakan oleh budak Afrika di Brazil pada
sekitar tahun 1500-an yang hidup menderita dibawah tekanan majikan. Dengan
semangat perjuangan mereka mengadakan perlawanan, mereka berhasil menciptakan
jurus bela diri baru yang disebut Capoeira1
1
Buka
. Gerakan dalam Capoeira menyerupai
tarian dan menitikberatkan pada tendangan. Pertarungan dalam Capoeira biasanya
diiringi dengan musik dan nyanyian-nyanyian yang khas. Pada mulanya gerakan
dalam Capoeira digunakan untuk menghindari pukulan atau tendangan para majikan
namun para budak menyamarkan seni bela diri ini dengan latihan berkedok seni tari
dan musik sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Salah satu ciri kodrati dari emosi manusia, ialah adanya desakan untuk ingin
bebas. Dalam hal ini gerakan dalam Capoeira tercipta dari ungkapan yang didominir
oleh emosi dan ekspresi rasa yang selalu ingin bebas berkembang.
Mantle Hood dalam Music The Unknown mengatakan bahwa salah satu tujuan
studi Etnomusikologi adalah “mempelajari semua musik bangsa-bangsa…dan
meliputi musik-musik suku bangsa, musik rakyat, dan musik popular dari dunia
Barat, dan hasil cangkokan dari musik-musik tersebut” (1963:217).
Di manapun kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan. Semua
kesenian dari berbagai kebudayaan, Barat maupun Timur, klasik maupun tidak,
dipandang sejajar sebagai pokok penelitian. Cabang-cabang kesenian tumbuh dan
berkembang mengikuti perkembangan sejarah. Berbagai lingkungan etnik yang
berkembang dari masa ke masa sambil menyerap pengaruh-pengaruh hasil
pergaulannya dengan dunia luar.
Mengenai sejarah Capoeira, sebenarnya tidak ada catatan yang jelas. Ada tiga
versi yang diyakini banyak orang. Pertama, Capoeira diciptakan di benua Afrika dan
dibawa dalam bentuk yang sudah jadi ke tanah Brazil, oleh para budak. Kedua,
Capoeira diciptakan oleh orang-orang Afrika dan keturunannya yang tinggal di
daerah pedalaman Brazil. Ketiga, Capoeira diciptakan oleh orang-orang Afrika dan
keturunannya yang tinggal di daerah perkotaan Brazil.
Versi yang paling diyakini oleh para ahli sejarah adalah teori kedua. Capoeira
diciptakan oleh orang-orang Afrika dan keturunannya yang tinggal di daerah
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
yang tingal di sana, terdiri dari suku Yoruba, Dahomei, Hausa, dan Bantu. Kini,
wilayah mereka telah menjadi negara Nigeria, Liberia, Angola, Kongo, dan
Mozambik. Mereka yang membawa berbagai unsur kebudayaan yang ada di
wilayahnya, menggabungkan dan mengolahnya dari sintesis tarian, pertarungan dan
alat musik dari berbagai kebudayaan Afrika yang berbeda maka terciptalah Capoeira
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Capoeira).
Seiring perkembangan waktu, Capoeira mulai dikenal sebagai bela diri yang
agresif. Tahun 1888 banyak bekas budak miskin yang menganggur kemudian
membentuk geng Capoeira untuk berbuat kejahatan. Pada tahun 1892 Capoeira
sempat dilarang oleh pemerintah Brazil karena identik dengan kejahatan. Seiring
perkembangan zaman, sekitar tahun 1930 Capoeira mulai merambah dunia akademi.
Saat itu Capoeira mulai di legalkan. Capoeira mulai booming setelah masuk di
Amerika. Capoeira mulai mendunia dan mulai booming di Indonesia sekitar awal
tahun 1990-an. Latar belakang hebohnya olah raga ini berawal dari film layar lebar
bertajuk Only The Strong. Film yang di bintangi Mark Dacascos ini menceritakan
seorang guru yang berlatar belakang militer, dengan teknik bela diri dan olah raga
Capoeira, berhasil membawa perubahan bagi sebuah sekolah yang terkenal dengan
kenakalan muridnya.
Dewasa ini Capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai
ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai Australia, dari Indonesia sampai ke
Jepang. Di Indonesia, kota pertama tempat berkembangnya Capoeira adalah
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
dimulai tahun 1998, perlahan namun pasti Capoeira makin berkembang. Banyak
pemain yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan
gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela
diri dari Timur, seperti karate, tae kwondo, pencak silat, whusu, dan lain-lain. Di
samping itu para Capoeirista (pemain Capoeira) tidak hanya mempelajari gerakan
tarian tetapi juga harus dapat memainkan alat musik serta menyanyi karena keduanya
sangat penting. Capoeira kemudian digemari oleh banyak kalangan karena keindahan
gerakannya, sisi history budayanya dan dapat menggalang rasa persaudaraan setiap
pemain.
Dilihat lebih lanjut, gerakan Capoeira mirip dengan breakdance yaitu
sama-sama membutuhkan kekuatan fisik yang menekankan kelenturan, kekuatan, dan
kelincahan. Pada dasarnya, Breakdance dan Capoeira mempunyai persamaan dan
perbedaan. Salah satu perbedaan utama adalah gerakan breakdance biasa di iringi
dengan musik hip hop. Sedangkan sejak awal diciptakan, Capoeira wajib melibatkan
tarian, musik, dan lagu.
Belajar Capoeira tidak hanya untuk berlatih gerakannya, tetapi harus
mempelajari filosofi, nyanyian, dan memainkan alat musik khas Brazil. Tujuannya
adalah agar setiap pemain Capoeira semakin menjiwai Capoeira, disamping
menciptakan suasana kekeluargaan sesama anggota. Dari suasana kekeluargaan inilah
para anggota dapat menyerap filosofi Capoeira, yaitu “Capoeira dalam bahasa Brazil
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Mereka harus menghormati orang-orang dan menghindari permusuhan”
(http://www.capoeirabrasil.com/).
Kelompok-kelompok penggemar Capoeira mulai bermunculan. Medan
sebagai salah satu daerah yang perkembangannya cukup pesat menjadi tempat
berkembangnya salah satu komunitas Capoeira dan dapat kita jumpai pada UKM
Seni Bela Diri Capoeira di Unika St Thomas Medan. Unika St Thomas adalah salah
satu perguruan tinggi swasta yang ada di Medan Sumatera Utara. Unika St Thomas
adalah singkatan dari Universitas Katolik Santo Thomas yang resmi didirikan pada
Tahun Akademik 1986/1987 status Unika Santo Thomas menjadi status Terdaftar,
sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0387/0/1986 tanggal
22 mei 1986 sampai sekarang masih aktif. Kampusnya terletak di Jalan. Setia Budi,
nomor :479F Tanjung Sari Medan2
Dalam tulisan ini penulis membahas perkembangan Capoeira di Unika St
Thomas Medan yang mayoritas pemainnya adalah kalangan anak muda baik dari
tingkat mahasiswa, maupun pelajar. Capoeira sebagai suatu seni bela diri yang identik
dengan gerakan-gerakan akrobatik yaitu gerakan yang sangat unik yang memberikan
secara bersamaan suatu keindahan dan kekuatan yang juga memberikan
keseimbangan mental dan fisik. Salah satu yang membedakan Capoeira dengan bela
diri lain dalam permainan Capoeira adalah musik. Musik memiliki hubungan yang
erat dalam Capoeira, dimana musik berperan dalam mengiringi dan menentukan
karakteristik permainan, misalnya musik yang dimainkan dengan tempo cepat maka .
2
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
gerakan tarian menjadi cepat. Tetapi bila musik yang dimainkan dengan tempo
lambat berarti gerakan tarian menjadi penuh trik-trik permainan bawah (ground play).
Sehingga membicarakan hubungan musik dengan gerakan tari merupakan satu hal
yang menarik, dimana penggabungan antara musik dengan gerak tari merupakan
sesuatu hal yang saling mempengaruhi dalam Capoeira.
Capoeira dapat dikelompokkan ke dalam seni bela diri yang di dalamnya
terdapat gerak tari yang bersifat hiburan. Dalam penyajiannya para pemain Capoeira
harus benar-benar mengerti dan bisa menghayati hal-hal yang terkandung dalam
gerakan agar pertunjukan yang disajikan dapat membuat penonton memahami dan
mengerti makna gerakan tersebut. Menurut seorang informan Sudung Silalahi
(Instruktur Capoeira) kecepatan para Capoeirista dalam melakukan gerakan
ditentukan oleh musik. Tanpa musik tidak akan ada Jogo3, karena dengan adanya
iringan musik, tepukan, dan sorakan dari Capoeirista yang lain dapat memacu
semangat pemain saat melakukan ritual permainan atau Jogo dalam Roda4
Dalam penyajian Capoeira yaitu saat melakukan ritual yang disebut Jogo,
gerak tarian dimainkan oleh dua orang Capoeirista secara bergantian yang diiringi
suara musik Samba dari ensambel musik tradisional Brazil yang terdiri dari instrumen
musik berimbau (kordophone), attabaque (membranophone), pandeiro
(tamborin-membranophone), agogo (idiophone), serta alat musik bantu lainnya. Seiring dengan
.
3
Permainan dimana dua orang pemain Capoeira melakukan gerak tari 4
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
perkembangan zaman, tidak hanya alat musik ini saja yang digunakan tetapi juga
menggunakan alat musik tambahan lainnya seperti gitar, suling, dan lain-lain.
Sebagai salah satu fenomena budaya bangsa, penulis merasa tertarik untuk
mengangkat kesenian ini kedalam suatu tulisan ilmiah dengan melihat lebih jauh
keberadaan kesenian ini dalam perkembangannya yang sudah mulai diminati
generasi-generasi muda sekarang khususnya di Kota Medan dilihat dari semakin
banyaknya komunitas-komunitas Capoeira yang bermunculan di Medan.
Maka dari itu, untuk kebutuhan penelitian dan penulisan maka penulis
mencoba menuliskannya dalam sebuah skripsi dengan judul “SENI BELA DIRI
CAPOEIRA DI UNIKA ST THOMAS MEDAN KAJIAN PERKEMBANGAN, STRUKTUR MUSIK, DAN HUBUNGAN MUSIK DENGAN GERAK TARI”.
1.2. Pokok Permasalahan
Adapun yang menjadi Pokok Permasalahan yang dapat penulis kaji bila
dilihat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas adalah ;
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Capoeira yang terdapat di
Medan khususnya di Unika St Thomas.
2. Bagaimana struktur musik pengiring dalam ritual permainan Capoeira saat
melakukan Jogo.
3. Karena keterikatan antara gerak tari dan musik dalam hal ini penulis juga
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Capoeira yang terdapat di
Medan khususnya yang ada di Unika St Thomas.
2. Untuk mengetahui bagaimana stuktur musik pengiring dalam ritual permainan
Capoeira saat melakukan Jogo.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan musik dengan gerak tari karena
adanya keterikatan antara gerak tari dan musik.
1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ilmiah ini
adalah :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh selama masa studi di jurusan Etnomusikologi
2. Sebagai salah satu bahan informasi untuk melihat keberadaan seni bela diri
Capoeira yang terdapat di Unika St Thomas Medan.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal dan
masyarakat luas tentang salah satu bentuk budaya asing yang masuk dan
diterima oleh generasi muda dan telah mengalami perkembangan yang
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
1.4. Konsep dan Teori 1.4.1. Konsep
Pengertian konsep yang dimaksud disini adalah apa yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (1991:21), mengatakan bahwa konsep sebenarnya adalah defenisi
secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan defenisi dari apa
yang akan kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana yang kita
inginkan untuk menentukan hubungan empiris. Sehubungan dengan penulisan ini,
akan diuraikan beberapa konsep yang dibutuhkan, yaitu :
Menurut Adler et.al. (1983:161) disiplin yang disebut seni (art), secara luas
dapat didefenisikan sebagai kajian tentang keindahan, sebagai lawan dari keburukan.
Banyak hal, pada pengalaman manusia yang tak terungkapkan dengan bahasa
rasional, dan hanya dapat diungkapkan dengan bahasa simbolik disebut seni. Artinya
bahwa didalamnya direalisasikan nilai yang tak mungkin diliputi oleh fungsi akal
(Bakker, 1984:46). Dalam hal ini seni mengungkapkan makna-makna yang hakiki
yang hanya dapat ditangkap dengan kepekaan perasaan estetis yang tinggi.
Sedang pengertian bela diri dalam hal ini adalah tarian. Tarian yang berasal
dari ungkapan kebebasan seseorang yang di ekspresikan melalui gerakan. Dalam hal
ini segala gerakan yang tercipta dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun
gerak yang berirama.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata perkembangan adalah “perihal
berkembang”, asal kata kem bang yang berarti buka lebar ; bentang. Dengan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
sosial yang dihadapi masyarakat yang bersangkutan, baik dari yang sederhana hingga
lebih maju, dalam hal ini Capoeira mengalami proses perubahan yang sangat luas.
Salah satu kriteria wilayah kajian dalam Etnomusikologi adalah mengenai
struktur musik yaitu mengkaji elemen-elemen dan ritme musik. Penyajian Capoeira
pada dasarnya tidak lepas dari jenis tempo musik yang digunakan dalam menentukan
cepat dan lambatnya gerakan tarian. Musik memiliki dua unsur, yaitu alat musik dan
lagu. Nada di umpamakan sebagai denyut nadi dan lagu adalah jiwa dalam Capoeira.
Sedang pengertian tari dalam hal ini adalah segala gerak yang berirama atau
segala gerak yang dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya
(Sinar, Tengku Luckman 1996;5). Selanjutnya Sedyawati, Edi (1986;158)
mengungkapkan tari adalah paduan pola-pola didalam ruang yang disusun atau dijalin
menurut aturan pengisian waktu tertentu yang disusun dengan seksama untuk
menyatakan tata laku dan tata rasa. Tari adalah salah satu pernyataan budaya. Oleh
karena itu maka sifat, gaya dan fungsi tari selalu tak dapat dilepaskan dari
kebudayaan yang menghasilkannya.
Capoeira merupakan seni bela diri yang didalamnya identik dengan gerak tari
dan iringan dari irama musik tradisional Brazil disebut sebagai suatu ekspresi budaya
karena hal itu tidak terlepas dari perjalanan sejarah yang dialami bangsa Brazil
(Mestre Luiz Renato)5
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
1.4.2. Teori
Teori adalah salah satu acuan yang digunakan penulis untuk menjawab
masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini. Dan dengan pengetahuan yang
diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri
merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh suatu teori-teori yang
bersangkutan (Koentjaraningrat 1983;30)
Tulisan ini dapat dikatakan tulisan yang membahas tentang perubahan
kebudayaan. Kebudayaan bersifat stabil disamping juga dinamis, dan setiap
kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Seringkali suatu
perubahan dalam kebudayaan tidak terasa oleh anggota-anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (1965;135) mengemukakan tentang salah satu faktor yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yaitu : aculturation. Akulturasi adalah proses
dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu, dihadapkan pada
unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima kedalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Jadi dalam hal ini
Capoeira diterima dalam budaya kita dengan proses akulturasi yaitu unsur
kebudayaan tersebut berdiri sendiri. Untuk lebih lengkap lagi penulis mengacu pada
teori yang dikemukakan oleh Soekanto (1993;56), yaitu : difusi (persebaran
kebudayaan) adalah setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan dalam
arti luas maupun perubahan dalam arti sempit, perubahan secara lambat atau cepat.
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Di samping itu juga penulis juga mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
Netll (1973:3) yang mengatakan bahwa membicarakan suatu kebudayaan merupakan
suatu tradisi lisan, artinya musiknya (seperti halnya cerita rakyat, perumpamaan,
metode dalam pemahatan, dan termasuk folklor) diwarisi dengan cara lisan dari mulut
ke mulut. Nyanyian dipelajari dengan cara mendengarkan, pembuatan instrumen (alat
musik) serta pemainnya mempelajari dengan cara memperhatikan dan
mempraktekkan.
Hubungan musik dengan gerak tari adalah merupakan suatu fenomena yang
berbeda tetapi dapat juga digabungkan dengan aspek yang mendukung. Musik
merupakan rangkaian ritmis dan nada sedangkan tarian adalah rangkaian gerak, ritmis
dan ruang, dimana fenomena keduanya merupakan suatu yang berlawanan, yang
mana musik merupakan fenomena yang terdengar tetapi tidak terlihat dan tarian
merupakan fenomena yang terlihat tapi tidak terdengar (Wimbrayadi 1989:13-14).
Merriam (1964:210) mengemukakan : “Use than, refers to the situation in
which music is employed in human action. Function concerns the reason for it’s
employent and particularly the broader purpose which it serves”. Maksud dari
pernyataan diatas bahwa penggunaan musik menyangkut situasi kapan musik dipakai
dalam kegiatan manusia. Fungsi musik berhubungan dengan suatu alasan pemakaian
dan penggunaan secara umum ataupun khusus sehingga musik tersebut dapat
melayani kebutuhan manusiaitu sendiri. Teori ini akan penulis terapkan untuk
membahas permasalahan yang berkaitan dengan Fungsi dan Hubungan Musik dengan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Selanjutnya dalam melakukan kajian dalam struktur musik, penulis
menggunakan teori yang diungkapkan Netll (1964:145) dalam menganalisis bunyi
musikal hal-hal yang terpenting dilakukan adalah melihat aspek ritem, melodi dan
bentuk musik. Kemudian Malm (1977:15) menyebutkan bahwa beberapa bagian
penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis melodi adalah : (1) scale
(tangga nada); (2) pitcher center (nada pusat); (3) reciting tone (wilayah nada); (4)
jumlah nada; (5) penggunaan interval; (6)pola kadensa; (7)formula melodi; (8)
kantur.
Menurut penulis teori-teori dengan pendekatan para ahli tersebut diatas sangat
relevan dengan topik permasalahan dalam tulisan ini, oleh karena itu penulis akan
menggunakannya sebagai landasan kerangka berpikir untuk pembahasan selanjutnya.
1.5. Metode Penelitian
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, metode penelitian diartikan sebagai
suatu cara mencari kebenaran dan azas-azas alam, masyarakat atau kemanusiaan yang
bersangkutan. Dalam kaitan ini Hasan (1985;7) mengatakan metode merupakan
langkah atau cara kerja yang dilakukan untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau kelompok
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
frekuensi adanya hubungan tertentu antar suatu gejala dan gejala lain dalam
masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesa, mungkin belum, tergantung
dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan
(Koentjaraningrat, 1991;29). Sedangkan menurut R. M Soedarsono (1999;46)
penelitian kualitatif data-data hasil penelitian harus dicermati dengan cermat dan
dianalisa. Bahan ataupun data penelitian dapat diperoleh dari tulisan-tulisan atau
ceramah yang terekam dalam konteks yang berbeda-beda, bisa data dari observasi,
berita surat kabar dan sebagainya.
Dalam mengumpulkan data-data yang nantinya dapat digunakan untuk
menjawab segala permasalahan yang ada, Netll (1963;62-64), ada dua hal yang
esensial untuk melakukan aktivitas penelitian dalam disiplin Etnomusikologi, yaitu
kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Dan dalam proses
pengumpulan data, penulis menentukan cara yang sesuai agar data terkumpul dapat
jelas dan tepat. Untuk merealisasikan hal tersebut, penulis melakukan beberapa hal
seperti menentukan lokasi penelitian, mencari sejumlah informan dan melakukan
studi kepustakaan.
1.5.1. Pemilihan Lokasi Penelitian
Dalam penentuan lokasi penelitian, penulis menentukan lokasi penelitiannya
di Unika St Thomas. Unika St Thomas merupakan salah satu perguruan tinggi swasta
di Medan yang terletak di Jalan Setia Budi, nomor : 479F Tanjung Sari Medan.
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
satu dari komunitas Capoeira yang ada di Medan dan telah resmi berdiri adalah di
Unika St Thomas. Dan lokasi ini merupakan tempat tinggal para informan yang
penulis butuhkan terlebih lagi penulis tinggal di daerah yang sama sehingga
memudahkan penulis dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
1.5.2. Pemilihan Informan
Mencari informan adalah suatu tindakan penting yang dibutuhkan oleh
penulis karena dengan mendapatkan informan yang sesuai, maka masalah yang ingin
penulis bahas dapat terungkap dengan jelas. Sebelum melakukan penelitian, penulis
terlebih dahulu menentukan informan pangkal yang mengetahui siapa yang dapat
memberikan informasi untuk keperluan penelitian tersebut. Setelah mendapat
informan pangkal, selanjutnya penulis menentukan informan-informan kunci untuk
memperoleh bahan masukan mengenai permasalahan yang ada dalam tulisan ini.
1.5.3. Kerja Lapangan
Dalam kerja lapangan ini penulis lakukan dengan secara langsung kelapangan
untuk melakukan penellitian. Dalam kerja lapangan penulis melakukan pengamatan,
wawancara dan perekaman / pencatatan data. Salah satu teknik pengumpulan data
dalam penelitian adalah dengan teknik wawancara, yaitu mendapatkan informasi
dengan bertanya secara langsung kepada subjek penelitian. Dimana wawancara yang
penulis lakukan, yaitu wawancara terbuka dan tidak berstruktur (Moleong,
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam (Soehartono,
1995:67). Dalam hal ini wawancara penulis menggunakan wawancara terfokus dan
bebas. Wawancara terfokus pada pokok permasalahan berhubungan dengan
kebutuhan penelitian. Dalam wawancara ini yang diwawancarai adalah pelatih /
instruktur Capoeira serta informan lainnya yang dapat memberikan keterangan
tentang objek yang diteliti.
Teknik wawancara yang dilakukan dilapangan adalah teknik wawancara yang
tidak mempunyai struktur tertentu. Pada kesempatan yang lain kadang juga
digunakan wawancara bebas yaitu wawancara tidak berfokus (free interview) kepada
suatu permasalahan saja melainkan berpindah-pindah dari satu pokok permasalahan
ke pokok yang lain sehingga data-data yang terkumpul umumnya bersifat aneka
ragam (Koentjaraningrat 1983;175). Data-dat dari hasil wawancara tersebut penulis
rekam dengan tape recorder. Selain itu penulis juga melakukan interaksi dengan para
informan dan masyarakat setempat untuk mendukung mudahnya pelaksanaan
penelitian. Sehingga dalam pengamatan, penulis dapat kategorikan melakukan
pengamatan terlibat, dimana berinteraksi langsung dengan objek penelitian. Namun
tetap menjaga etika sebagai seorang peneliti, tetap bertindak sebagai out sider
terhadap objek penelitian.
Penulis beberapa kali melihat pertunjukan Capoeira ditempat berbeda, seperti
di Lapangan Merdeka, Unika St Thomas, Perumahan Royal Sumatera dan yang
terakhir di dengan diterimanya Capoeira di USU.
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
1.5.4. Studi Kepustakaan
Untuk mendukung keseluruhan data-data yang terkumpul dari lokasi
penelitian penulis melakukan studi kepustakaan yaitu untuk mendapatkan dasar-dasar
teori serta menelaah bahan-bahan keterangan yang berhubungan dengan musik dan
tari, berbagai jurnal, majalah atau sejumlah skripsi-skripsi terdahulu yang
berhubungan dengan topik penelitian ini.
Pentingnya studi kepustakaan ini dilakukan adalah sebagai pedoman untuk
menuntun penulis dalam mengumpulkan data-data maupun dalam melakukan
pembahasan mengenai objek yang akan di teliti.
1.5.5. Kerja Laboratorium (desk work)
Pada tahap akhir penulis melakukan kerja laboratorium, yaitu tahap
penganalisaan dari data-data yang telah dikumpulkan untuk mendapat jawaban dari
permasalahan yang ada. Semua data yang telah diperoleh dari kerja lapangan dan
studi kepustakaan yang berupa bahan literatur diproses di laboratorium untuk
dilakukan penyelesaian agar sesuai dengan pembahasan tulisan sehingga dapat dibuat
suatu bahan penulisan. Sedangkan data berupa hasil rekaman musik digunakan untuk
mentranskripsi dan selanjutnya di analisis, serta disusun sedemikian rupa, sehingga
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
BAB II
LATAR BELAKANG SEJARAH DAN KEBUDAYAAN BRAZIL SERTA PERKEMBANGAN CAPOEIRA DI MEDAN
Dalam bab II ini akan membahas tentang latar belakang dan kesejarahan
perkembangan Capoeira di kota Medan. Disamping itu penulis juga akan
menceritakan bagaimana gambaran kebudayaan Brazil, seperti; (1) Sejarah, (2)
Bahasa, (3) Ras, (4) Kesenian Rakyat, (5) Agama.
2.1 Tinjauan Historis Negara Brazil
Republik Federal Brazil (Republica Federativa do Brazil) adalah negara
paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Negara ini
merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan
Pegunungan Andes dan Samudera Atlantik. Nama Brazil diambil dari nama kayu
Brazil, sejenis kayu lokal. Brazil merupakan tempat pertanian ekstensif dan hutan
hujan tropis. Sebagai bekas koloni Portugal, bahasa resmi Brazil adalah bahasa
Portugis. Selain itu, Brazil juga sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.
Brazil meraih kemerdekaannya dari Portugis pada 7 September 1822. negara
yang terletak di bagian tengah dan timur Amerika Selatan ini menjadi wilayah jajahan
Portugis sejak 1494. Pada 1889 sistem pemerintahan Brazil berubah dari monarki
menjadi republik6
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Brazil merupakan Negara terbesar di kawasan Amerika Selatan baik ditinjau
dari segi luas wilayah maupun jumlah penduduknya. Luas wilayah Negara Brazil
kurang lebih 8.547.404 juta km2. Adapun secara geografis, Brazil mempunyai
batas-batas sebagai berikut :
a. Batas sebelah utara : Venezuela, Guyana (Prancis), Suriname, Kolombia, dan
Samudera Atlantik.
b. Batas sebelah Selatan : Samudera Atlantik, Uruguay, Paraguay, Peru, dan
Bolivia.
c. Batas sebelah Barat : Paraguay, Peru dan Bolivia.
d. Batas sebelah Timur : Samudera Atlantik.
Dibagian Utara Brazil terdapat hutan Amazon dan semakin terbuka ke arah
Selatan dengan bukit-bukit dan gunung kecil. Daerah Selatan merupakan pusat
populasi dan agrikultur Brazil. Beberapa pegunungan terletak di pesisir Samudera
Atlantik yang mencapai 2.900 meter dengan puncak tertinggi Pico da Neblina
setinggi 2.994 meter. Sungai-sungai yang terdapat di Brazil antara lain sungai
Amazon, Prana`, dan Iguacu dimana terdapat air terjun Iguacu.7
badan bikameral yang terdiri dari Senat Federal (Senado Federal) dan Camara dos Deputados yang masing-masing terdiri dari 81 dan 513 kursi dengan masa jabatan yang berbeda.
7
Sejarah dan kebudayaan Negara Brazil. Batas-batas negara Brazil dan wilayah Geografisnya.
.(baca buku Geografi
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Keterangan gambar; Peta Negara Brazil (sumber;
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Seperti halnya Negara Amerika Serikat, Negara Brazil pun merupakan kuali
percampuran (melting pot) di kawasan Amerika Selatan. Hal ini dikarenakan di
Negara Brazil banyak terdapat berbagai bangsa dengan latar belakang budaya yang
beragam. Namun demikian, secara garis besar penduduk di Negara Brazil terdiri atas
orang kulit putih terutama Portugis dan Spanyol yang merupakan penduduk
mayoritas, orang-orang Negro, Indian, dan penduduk campuran (Mestizo, Mulato,
dan Zambo) yang merupakan hasil perkawinan antara orang kulit putih, Negro dan
Indian.
Kebudayaan Brazil banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa latin,
terutama Portugis dan Spanyol. Oleh karena itu, region kebudayaan di Negara Brazil,
disebut Region Amerika Latin (Latin American Region). Kota-kota penting di Brazil
antara lain, Brasilia, Sao Paulo dan Rio De Janeiro (baca Buku Geografi SMU kelas
3).
2.1.1 Bahasa
Bahasa resmi Brazil adalah bahasa Portugis yang dituturkan oleh hampir
seluruh penduduknya, hal ini sangat berbeda dengan negar-negara Amerika Selatan
lainnya yang menggunakan bahasa Spanyol. Bahasa Portugis merupakan satu-satunya
bahasa yang diajarkan disekolah dan digunakan dalam pemerintahan serta media.
Bahasa lain yang digunakan adalah berbagai bahasa penduduk asli Brazil serta bahasa
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Terkecuali bahasa-bahasa yang digunakan oleh para suku Indian di Brazil,
bahasa Portugis adalah satu-satunya bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
ditemukan adanya dialek dari wilayah lain manapun. Brazil adalah satu-satunya
negara yang berbahasa Portugis di Amerika Selatan.
2.1.2 Ras
Terdapat tiga ras dasar penduduk Brazil. Penduduk asli Indian, dan pendatang
dari Eropa (terutama Portugis), dan Afrika (mayoritas dari pantai Barat sub-Sahara).
Pada abad ke 16 Brazil dihuni oleh beberapa ratus suku asli yang secara rasial
sama namun bahasa dan budaya berbeda. Rumpun yang berbicara bahasa Tupi dan
bahasa Guarani hidup sepanjang pantai dan di daerah perbatasan pedalaman,
melakukan perkawinan antar suku dengan pemukim Portugis. Sementara banyak suku
lain yang berbicara bahasa Ge, Arwak dan Karib, hidup dipedalaman dan
membutuhkan waktu lebih lama untuk mengadakan kontak dengan para pendatang.
Pada awal abad ke 21 suku asli Indian di Brazil berjumlah sekitar 700.000,
terbagi dalam kira-kira 215 kelompok dan menggunakan sekitar 170 bahasa yang
berbeda. Orang-orang Indian hidup diwilayah seluas 946.452km persegi, sekitar
11,12% dari total luas Brazil, yang diperuntukkan bagi mereka oleh Pemerintah
Federal. Di area ini orang-orang Indian bebas melestarikan gaya hidup mereka.
Diawali pada pertengahan abad ke 16, suku-suku Afrika dibawa ke Brazil
untuk dipekerjakan sebagai budak diperkebunan-perkebunan tebu, tambang-tambang
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
antara orang-orang Eropa dan orang-orang Indian secara cepat menyebar, termasuk
integrasi dengan budak berkulit hitam.
Perbauran rasial berlangsung terus sejalan dengan peningkatan kedatangan
imigran dari seluruh penjuru dunia diakhir abad ke 19. Jumlah imigran terbanyak
berasal dari Portugal, di ikuti oleh Italia, dan Lebanon. Pada pertengahan pertama
abad ke 20, sebagai akibat dari peperangan ataupun tekanan ekonomi, sejumlah
imigran berdatangan dari barat, tengah dan timur Eropa. Pada tahun 1908, 640
imigran datang dari Jepang. Dikarenakan adanya kecocokan lingkungan sosial jumlah
imigran dari Jepang terus menerus bertambah. Hingga tahun 1969 sebanyak 247.312
orang Jepang telah pindah ke Brazil. Saat ini orang-orang keturunan Jepang di Brazil
merupakan kelompok terbesar dibandingkan dengan kelompok serupa di negara lain.
2.1.3 Kesenian Rakyat
Kebudayaan Brazil adalah hasil panjang perbauran antara suku Indian asli,
pendatang dari Eropa dan Afrika. Unsur-unsur budaya itu telah terserap dalam
perilaku dan cara hidup masyarakat Brazil saat ini. Sulit untuk melacak kembali
garis-garis batas antar unsur budaya tersebut. Jadi, kesenian rakyat Brazil sungguh
merupakan yang terkaya dan paling beragam di muka bumi ini.
Keramik dan Patung sangat banyak ditemukan di timur laut Brazil. Sejumlah
besar seniman lokal daerah ini tidak saja dikenal di Brazil namun juga dikalangan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Karya-karya yang dihasilkan banyak mencerminkan kehidupan nyata serta
karakter-karakter religius.
Tarian Rakyat Brazil sangat penuh dengan ekspresi artistik dengan kekayaan
irama, kostum dan koreografi. Terdapat belasan tarian Brazil dari dramatisasi
perang-perang awal antara Portugis dan Indian (Caboclinhos dan Caiapos yang
dipertunjukkan di negara bagian Pernambuco dan Alagoas), sampai gambaran
peperangan antara kelompok Kristen dan bangsa Moor di semenanjung Iberia
(Cavalhada dari Pirenopolis di negara bagian Goias).
Salah satu kesenian rakyat yang berasal dari masyarakat Brazil adalah
Capoeira. Capoeira adalah tarian ritual bergaya perang dengan warna musik khas,
ditemukan di kota Salvador-Bahia. Tarian ini merupakan perpaduan tarian dan seni
beladiri. Capoeira berevolusi dari gaya perkelahian yang berasal dari Angola. Pada
awal periode perbudakan sering terjadi perkelahian antara sesama budak kulit hitam
dan mereka akan dihukum jika tertangkap oleh majikannya. Oleh karena itu para
budak menyamarkan perkelahian mereka dengan musik dan nyanyian. Selama
bertahun-tahun Capoeira berkembang menjadi olah raga. Pukulan dilayangkan hanya
menggunakan kaki, tumit dan kepala, tanpa menggunakan tangan. Petarung bergerak
cepat dengan gerakan roda berputar serta tangan menahan tubuh di lantai. Musik yang
mengiringi Capoeira adalah Berimbau, penjelasan mengenai alat musik ini akan di
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
2.1.4 Agama
Semenjak penemuan Brazil di tahun 1500 hingga berakhirnya masa kerajaan
di tahun 1889, agama resmi adalah Katolik. Namun dengan diberlakukannya
Konstitusi Republik di tahun 1891 Undang Undang Brazil secara tegas memisahkan
urusan agama dan negara, menjamin kebebasan beragama secara mutlak.
Saat ini, 73,8% populasi Brazil beragama Katolik. Sedangkan 15,4%
menganut Protestan dan terus berkembang. Sekitar 2,3 juta (1,3%) penduduknya
menganut Spiritisme, terbanyak didunia. Agama-agama lainnya adalah agama-agama
tradisional Afrika, Yahudi, dan berbagai agama Asia seperti Buddhisme dan Shinto.
Sekitar 28 ribu menganut agama Islam atau sekitar 0,01% dari penduduk Brazil.
Negara ini adalah negara dengan penganut Katolik terbanyak di dunia dan penganut
agama-agama Asia terbanyak di Barat.
2.1.5 Musik
Dari komposisi klasik Villa-Lobos, suara lembut Bossa Nova hingga ketukan
kuat Samba, Brazil telah mengembangkan musik dengan kecanggihan kualitas dan
keragaman yang mengagumkan. Ketika para missionaris pendahulu Gereja Roman
Katolik pertama-tama datang ke Brazil, orang-orang Indian telah memiliki
tarian-tarian ritual disertai instrumen tiup dan perkusi sederhana. Orang-orang Gereja
Roman Katolik menggunakan musik untuk menyampaikan berita agama bagi suku
Indian, dalam bahasa Tupi. Mereka juga memperkenalkan alat musik seruling dan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Musik Afrika diperkenalkan selama abad pertama kolonial dan diperkaya oleh
unsur musik Iberia. Salah satu jenis musik terpenting adalah musik yang digunakan
para budak kulit hitam, yaitu yang disebut Lundu. Musik ini sangat populer untuk
kurun waktu yang lama, bahkan juga dinyanyikan di pengadilan Portugis pada abad
ke 19. Sekolah-sekolah musik didirikan di Bahia pada awal abad ke 17 dan musik
religius dimainkan di gereja-gereja di seluruh Brazil.
Sebagaimana halnya dengan bentuk-bentuk seni lainnya, kegiatan musik
meningkat dengan datangnya keluarga Kerajaan pada tahun 1808. Brasilio Ltibere
(1848-1913) adalah komponis Brazil pertama yang menggunakan pola populer
nasional dalam musik tingkat tinggi. Komposisi musiknya yang dibuat pada tahun
1869, A Sertaneja (The Country Maiden) hingga kini tetap dimainkan sebagai
repertoire piano.
Selama tahun 1930-an, musik popular Brazil di siarkan melalui radio menjadi
sarana kuat dalam komunikasi massa. Tiga komponis yang paling dikenal dari
periode ini adalah Noel Rosa, Lamartine Babo dan Ary Barroso (1903-1963).
Penyanyi utama Barroso, Carmen Miranda, mencapai reputasi internasional ketika ia
tampil dalam film-film seri Hollywood. Pada pertengahan 1960-an, The Girl From
Ipanema, merupakan lagu hit terbesar internasional pertama Brazil, membawa
kemashyuran bagi komponis Antonio Carlos “Tom” Jobim (1972-1994) dan penyair
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Bossa Nova muncul pertama kali di Rio de Janeiro pada akhir tahun 1950-an.
Musik ini adalah paduan antara irama samba Brazil dan Jazz Amerika. Sementara
pada tahun 1968 muncul aliran Tropikalis yang merupakan paduan musik
internasional (seperti irama latin dan rock n roll) dengan irama nasional.
Musik daerah yang populer di Brazil termasuk forro dan frevo dari Timur
Laut, chorinho dari Rio de Janeiro dan lambada. Musik populer Brazil yang paling
khas adalah samba. Tidak satupun dapat memastikan mengenai asal usul tari samba.
Beberapa orang mengatakan bahwa samba dilahirkan di jalan-jalan kota Rio de
Janeiro, dengan sentuhan tiga budaya yang berbeda; Portugis dalam nyanyian, Afrika
dalam irama dan Indian asli dalam olah kaki yang lincah. Banyak orang juga
meyakini bahwa samba adalah tarian berasal dari Afrika, berevolusi dari batuque,
musik yang berdasarkan instrumen perkusi dan tepukan tangan8
8
Buka
.
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Dalam bab ini akan di bahas tentang sejarah dan perkembangan Capoeira
yang makin menyebar di seluruh dunia. Apalagi setelah mendapat wadah promosi
gratis di film, videoklip, dan video games.
2.2 Sejarah Capoeira
Banyak orang berdebat tentang nenek moyang siapa yang menciptakan
Capoeira, Brazil atau Afrika? Tetapi Mestre Capoeira terbesar yang sangat di hormati
yaitu Mestre Pastinha mengatakan “…Capoeira e, Capoeira e, Capoeira e’,
maksudnya adalah Capoeira adalah Capoeira adalah Capoeira, yaitu Capoeira adalah
Capoeira bukan tarian lain, mungkin mirip, mungkin terinspirasi dari sebuah
kebudayaan, tetapi Capoeira tetap Capoeira, jadi itu tidak perlu di permasalahkan lagi
(Lihat The Little Capoeira Book. Capoeira Nestor,1995)
Seperti halnya di Amerika Serikat, di Brazil pun ada juga perbudakan. Para
budak dipekerjakan di perkebunan dimana gula dan tembakau adalah tanaman
panenan yang utama dan permintaan untuk tenaga kerja / budak sangat besar.
Sepanjang sejarah perdagangan budak, diperkirakan lebih dari dua juta para budak
telah dibawa ke Brazil dari Afrika. Para budak ini datang dari berbagai daerah di
Afrika dengan budaya yang berbeda.mereka ditempatkan di tiga pelabuhan utama :
Bahia, Recife, dan Rio De Janeiro. Di Rio dan Recife, para budak adalah dari
kelompok suku berbeda dan kadang-kadang dari suku bangsa musuh juga, yang
membuat para budak ini kesulitan untuk mengorganisir suatu pemberontakan.
Kebanyakan para budak di Rio adalah orang-orang dari Bantu, sementara di tempat
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Ketika para budak menjadi sadar bahwa kondisi mereka tidak dapat di ubah,
bahwa mereka dimaksudkan untuk menjadi pekerja paksa untuk selamanya, mereka
mulai untuk melarikan diri. Di Recife, suatu kelompok yang terdiri dari empat puluh
orang budak memberontak melawan terhadap tuannya, membunuh semua karyawan
kulit putih, dan membakar rumah perkebunan. Mereka kemudian membebaskan diri
dan memutuskan untuk mencari suatu tempat dimana mereka bisa bersembunyi dari
para pemburu budak. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh
‘pemburu’ professional bersenjata yang bernama Capitaes-do-mato (kapten hutan).
Biasanya Capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut
untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di lapangan yang
ada di hutan yang dalam bahasa Tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) di
sebut Caa-puera. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni
bela diri tersebut
2.2.1 Capoeira Masa di Palmares
Mereka pun menuju pegunungan, suatu perjalanan yang memakan waktu
berbulan-bulan. Secara kebetulan mereka menemukan tempat yang mereka anggap
cukup aman disebabkan karena ditempat ini terdapat banyak pohon palm yang
kemudian mereka beri nama Palmares. Ditempat inilah lahir komunitas orang-orang
Afrika ; suatu komunitas yang bertahan hampir satu abad. Di dalam komunitas inilah
bentuk Capoeira yang pertama di kembangkan.
Dalam hal ini pengaruh Afrika sangat besar pengaruhnya terhadap
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Capoeira di Afrika. Semuanya ditulis berdasarkan pada spekulasi. Catatan awal
mengenai sejarah capoeira sebagai seni bela diri berhubungan dengan perang
kira-kira tahun 1770, setelah awal tahun perbudakan.
Di tengah hutan yang mereka sebut Palmares, suku bangsa yang sama-sama
asing atau musuh di Afrika bersatu berjuang untuk satu tujuan yang sama. Suatu
masyarakat baru telah terbentuk dengan suatu campuran budaya yang sangat kaya. Di
lingkungan yang baru ini mereka saling berbagi dan mempelajari tarian, ritual, agama
dan permainan masing-masing. Salah satu hasil dari percampuran budaya ini adalah
Capoeira dalam bentuk paling awalnya. Palmares mulai mempengaruhi kehidupan di
perkebunan ketika semakin banyak para budak melarikan diri. Capoeira menjadi
senjata mereka, lambang kebebasan mereka
Kehidupan di Palmares, hampir sama dengan seperti kehidupan di desa.
Bukan hanya mantan budak yang ada di sana tetapi juga orang-orang kulit putih yang
juga tidak setuju dengan perbudakan juga ikut mengungsi. Mereka hidup dari
bercocok tanam, hampir sama dengan di penampungan para budak, tetapi di sini
mereka bisa hidup tenang, bebas dan hidup lebih sejahtera. Di Palmares juga ada
aturan yang sangat ketat, pembunuhan, pencurian, perjinahan juga dilarang, bahkan
hukuman bagi pelanggarnya adalah kematian.
Hari minggu adalah hari dimana mereka istirahat dan itu digunakan mereka
untuk berlatih capoeira. Musik, nyanyian, tarian dan upacara ritual ditambahkan
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
mempraktekkan suatu seni bela diri yang mematikan. Hal ini harus dilakukan karena
segala bentuk bela diri dilarang oleh pemerintah Brazil pada waktu itu.
Masa kejayaan dari Palmares adalah ketika di pimpin oleh seorang budak dari
Alagoas (salah satu wilayah di Brazil) dengan nam Zumbi yang artinya pejuang.
Zumbi Dos Palmares menjadi legenda capoeira. Sosok yang ditakuti oleh setiap tuan
tanah. Bahkan Zumbi dianggap sebagai seorang dewa yang tidak bisa dibunuh. Sudah
berkali-kali pasukan dikirimkan pemerintah, tetapi tidak ada yang berhasil
menghancurkan Palmares. Sampai akhirnya Ekspedisi yang kelima belas (telah gagal
empat belas kali) di tahun 1965, dengan kekuatan yang besar dan penuh kemarahan
pasukan dari pemerintah meratakan Palmares dengan tanah. Palmares bisa bertahan
selama 22 hari, dengan perjuangan yang gigih, karena kalah jumlah dan persenjataan
akhirnya Palmares jatuh. Sebagian budak yang tertangkap dikirimkan ke berbagai
perkebunan tebu di seluruh Brazil. Dan sebagian yang berhasil melarikan diri,
termasuk Zumbi bersembunyi untuk mengatur pemberontakan lagi.
Tetapi terjadi kemalangan, ketika Zumbi dos palmares dikhianati oleh salah
satu rekannya dan dibunuh. Kepalanya di pajang di taman kota Recife. Ini terjadi
tanggal 20 November 1965 yang kemudian diperingati setiap tahun oleh seluruh
capoeirista di dunia sebagai “Day Of The Black Conciousness”.
Budak-budak yang tertangkap, mengajarkan Capoeira kepada yang lain.
Mereka berlatih setiap ada waktu istirahat dan hari minggu, yaitu hari libur untuk
mereka. Tetapi untuk menyamarkan gerakan Capoeira, mereka menambahkan tarian,
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
diri dilarang pemerintah pada waktu itu. Malahan Capoeira dengan bentuk yang baru
ini menjadi hiburan bagi para penjaga di sana.
2.2.2 Capoeira Masa Perbudakan
Perjuangan ini diteruskan secara terpisah oleh kelompok-kelompok kecil
Capoeirista. Pada tahun 1988 Putri Isabel menandatangani surat abolisi, pelarangan
perbudakan di Brazil. Propaganda pemerintah pada saat itu mengangkat Putri Isabel
sebagai pahlawan pembebasan budak. Tetapi dibalik itu, penandatanganan surat
abolish terjadi karena berbagai hal. Salah satunya adalah kengototan para budak
untuk membebaskan diri yang justru membuat para tuan tanah mengalami banyak
kerugian. Dan factor lain adalah, semakin banyaknya orang yang bergabung dengan
kegiatan anti perbudakan. Juga karena desakan dari pihak Kerajaan Inggris yang
memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Brazil.
Masalah terhadap capoeirista tidak berhenti disana. Karena perbudakan
dilarang, para tuan tanah tidak tertarik lagi pada para budak, mereka lebih memilih
para pekerja yang ahli. Hal ini mengakibatkan angka pengangguran yang besar,
diantaranya mereka ada yang dipulangkan ke Afrika, tapi sebagian besar dari mereka
tetap tinggal di Brazil. Menurut Dr Alo Lolowari dalam sebuah buku Sosiologinya
mengatakan bahwa factor mayoritas dan minoritas suatu etnik dalam masyarakat
majemuk sangat menentukan eksistensinya, bila kelompok minoritas semakin
mayoritas maka mereka kurang disukai, karena :
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
2) Tidak sebagai pasangan dalam berbagai bentuk interaksi social
3) Sasaran sikap deskriminasi
Banyak yang mengungsi dan hidup di kota sehingga mengakibatkan
terciptanya daerah kumuh. Karena tidak ada lowongan pekerjaan di kota, sebagian
dari mereka terkelompok pada organisasi kejahatan, dan melakukan hal yang perlu
dilakukan untuk bertahan hidup (mencopet, mencuri, memeras, dan lain-lain).
Sebagian dari mereka yang masih agak beruntung diangkat menjadi bodyguard para
konglomerat dan elit politik untuk melakukan kegiatan-kegiatan kotor mereka.
Dalam melakukan pekerjaan mereka para ex-budak ini mengandalkan
keahlian mereka yaitu Capoeira. Hal ini menyebabkan pemerintah antipasti terhadap
Capoeira. Image seorang capoeirista pada saat itu adalah penjahat dan berandalan
kampung.
Pada tahun 1890 pemerintahan Brazil mengeluarkan Codigo Penal da
Republica dos Estados Unidos do Brazil (Undang-Undang Republika Brasil Serikat)
no 402. Yang isinya melarang segala bentuk pertunjukan Capoeira, segala bentuk
latihan dan apapun yang berkaitan dengan Capoeira dengan hukuman 2-6 bulan
penjara.
Para Capoeirista pada saat itu mengalami banyak kesulitan untuk berlatih.
Karena disamping orang yang menyalahgunakan Capoeira, masih banyak Capoeirista
lain yang bermain Capoeira untuk menjaga warisan leluhur. Sampai akhirnya para
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Mungkin karena dendam pribadi, para penegak hukum pada masa itu sangat
bersemangat sekali dalam memburu Capoeirista. Kalau ada Capoeirista tertangkap,
bukan hanya hukuman penjara yang mereka dapatkan, tapi justru yang paling berat
adalah hukuman fisik yang diberikan oleh polisi di masa itu. Kalau ingin selamat
setelah tertangkap mereka harus menyuap polisi yang menangkap mereka. Sehingga
tercipta salah satu toques (irama) berimbau yang fungsinya memberi tahu kalau
sedang ada penyergapan.
Salah satu faktor yang mempersulit penangkapan capoeirista adalah, bahwa
setiap capoeirista memiliki dua nama, nama dan nickname Capoeira mereka. Seorang
Capoeirista dengan nicknamenya sehingga polisi susah mengetahui identitasnya.
Tradisi ini sampai sekarang ini masih dilakukan, setiap seorang Capoeirista
mengikuti Batizado (inisiasi / pembabtisan) pertama mereka, mereka diberi nickname
oleh mestre mereka, biasanya yang ada hubungannya dengan mereka.
Tahun 1920 Manuel Dos reis Macado, yang terkenal dengan nama Mestre
Bimba (1888-1974), salah satu mestre terbesar dan paling dihormati, nekat
mendirikan sebuah sekolah Capoeira di Bahia. Hal ini dilakukan karena beliau
prihatin melihat kondisi latihan Capoeira yang memprihatinkan. Sebelumnya beliau
termasuk salah satu buronan terbesar, karena memperjuangkan legalitas Capoeira.
Pada tahun 1936 Mestre Bimba diundang presiden untuk mendemonstrasikan
Capoeira dihadapan pemerintah, beliau menunjukkan nilai karakteristik Capoeira
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
hati para pembuat Undang-Undang dan membawa Capoeira ke Fase baru dalam
perjalanannya.
Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olah raga
nasional Brazil, dan para guru dari Negara tersebut membuat capoeira menjadi terus
menerus lebih mendunia. Sebelumnya perlu diketahui bahwa inilah yang menjadi
cikal bakal dari aliran dalam perkembangan Capoeira, antara lain yaitu :
2.2.2.1 Capoeira Regional
Mestre bimba mengembangkan aliran baru dalam capoeira yaitu Capoeira
regional. Untuk mendemonstrasikan ke efektifan dari Capoeiranya, Mestre Bimba
menantang berbagai perkumpulan Capoeira dan perkumpulan bela diri lainnya untuk
bertarung. Mestre Bimba memenangkan semua pertarungannya, dan mendapatkan
perhatian dari public sehingga sekolahnya menjadi terkenal dan menerima banyak
sekali murid.
Sekolah ini berkembang dengan pesat sehingga menjadi sekolah pertama yang
terdaftar di salah satu departemen pemerintah Brazil, yaitu departemen Pendidikan,
Kesehatan, dan pengabdian Masyarakat. Pada tahun 1936 sekolah beliau terdaftar
dengan nama Centro Cultura F’sica Regional (Pusat Kebudayaan Fisik Regional)
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
Karakteristik Capoeira Regional adalah, latihan ditempat tertutup dengan pola
dan kurikulum latihan yang tertata dan sistematis. Capoeira Regional mengutamakan
kekuatan dan kecepatan serta gerakan yang tak terduga dalam aplikasinya.
2.2.2.2 Capoeira Angola
Setelah Mestre Bimba berhasil membawa Capoeira menjadi seni yang
diterima oleh masyarakat, banyak mestre-mestre besar di awal revolusi Capoeira yang
mulai mengembangkan dan memperkenalkan Capoeira kepada masyarakat.
Salah satunya adalah Vincente Joaquim Ferreira Pastinha, lebih dikenal
dengan Mestre Pastinha. Berdua dengan Mestre Bimba, beliau ditempatkan sebagai
mestre yang paling di hormati di Capoeira. Pada tahun 1941 beliau mendirikan
sebuah sekolah yaitu Centro Esportivo de Capoeira Angola, tempatnya di wilayah
Liberdade.
Untuk bisa melegalkan sekolahnya, Mestre Pastinha melakukan pertemuan
dengan berbagai sekolah Capoeira dan berbagai pihak kebudayaan. Setelah berjuang
bertahun-tahun akhirnya Centro Esportivo de Capoeira Angola dilegalkan tahun
1952, dan didirikan kembali di Peulorinho Plasa.
Karakteristik Capoeira Angola adalah pada strategi, taktik, dan ritual. Setiap
gerakan lawan harus bisa kita baca, dan sebaliknya kita harus bisa menyamarkan
gerakan kita. Tempo yang yang dimainkan dalam Capoeira Angola cenderung lebih
lambat, penuh dengan kesabaran, taktik, tipuan, dan kehati-hatian. Capoeira Angola
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
lebih pada kesenangan, bercanda, saling membodohi antar jogador, serta konsep
teatrikal yang mewarnai setiap jogo.
2.2.2.3 Capoeira Atual
Para penerus Capoeira Angola maupun Regional masing-masing mendirikan
sekolah baru. Ada dari mereka yang masih mempertahankan aliran tersebut.
Capoeira Atual adalah salah satu bentuk kemajuan dalam Capoeira bersifat
progesif, modern, up to date yang menjadikan Capoeira menjadi satu “One Capoeira”
diawali oleh seorang Mestre, yaitu Mestre No (Norival Moreira de Olivera).
Mulainya masa kejayaan Capoeira di dunia adalah pada awal tahun’90-an.
Only The Strong adalah salah satu jalan Capoeira untuk meraih kepopulerannya
didunia. Gerakannya yang menakjubkan yang ditampilkan di film itu mencuri hati
para penontonnya. Sejak itu Capoeira mulai sering muncul di media, seperti film,
video klip, iklan, bahkan di video game.
Pada TEKKEN 3 Capoeira divisualkanisasikan dengan lebih dahsyat. Bahkan
sampai ada orang yang tidak percaya bahwa benar-benar ada bela diri seperti
Capoeira. Karakter Eddy Gordo dalam game itu membuat Capoeira lebih terkenal
lagi.
Sekarang ini Capoeira terdapat dimana-mana. Diluar negeri, hampir disetiap
Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009.
2.3 Masa Perkembangan Capoeira
Ada beberapa masa perkembangan Capoeira yang akan disoroti dalam diskusi
pada bagian ini yang mana akan dapat dipahami dinamika dan perkembangan
Capoeira tersebut, antara lain :
2.3.1 Masa Perkembangan Capoeira di Brazil
Capoeira adalah sebuah tarian yang di identikkan dengan Brazil, bersama
dengan irama samba dan bossa novanya. Capoeira sangat sulit didefenisikan. Suatu
tarian? Suatu permainan? Suatu ilmu bela diri? Capoeira adalah gabungan dari itu
semua, dan para pemain Capoeira yang disebut Capoeirista meyakini dan
menjalankannya.
Bira Almeida, seorang pendekar Capoeira yang dikenal orang dengan sebutan
Mestre Acordeon dan melatih di San Fransisco, AS, mengatakan ada tiga teori
mengenai asal bentuk kesenian yang melibatkan gerakan, music, dan unsur-unsur
filsafat praktis itu. Ada yang mengatakan Capoeira telah terbentuk di Afrika dan
dibawa dalam bentuk yang sudah jadi oleh budak-budak dari tanah Afrika. Teori
kedua menyebutkan Capoeira diciptakan orang-orang Afrika dan keturunannya di
daerah pedalaman Brazil, sedangkan teori ketiga menyebutkan Capoeira diciptakan
orang-orang Afrika di salah satu pusat perkotaan Brazil.
Walau pendukung masing-masing teori memberikan argumen yang
mendukung dan sudah didiskusikan sejak lama, teori yang paling banyak diterima