• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KEC AMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARA 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KEC AMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARA 2014/2015"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KECAMATAN NATAR

LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

OLEH

YUKE LISNAWATI

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Hajimena diduga karena kurangannya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan model Jigsaw yang diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, Penelitian ini akan diterapkana di kelas IV A SDN 2 Hajimena yang berjumlah 24 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Classroom Action Research. Penelitian dilaksanakan dalam Bidang Studi Pendidikan Kewrganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui kegiatan observasi dan tes, sedangkan pengelolaan datanya dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara nyata, baik pada siklus I maupun siklus II. 2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yuke Lisnawati lahir di Hajimen pada tanggal 7 April 1989,

sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak M. Yunus dan Ibu Siti

Arelena (Alm).

Pendidikan yang pernah ditempuh

1. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada

tahun 2001

2. Sekoalah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Al-Kautsar

Bandar Lampung pada tahun 2004.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Natar

Lampung Selatan pada tahuan 2007.

4. D2 PGSD di Universitas Lampung selesai pada tahun 2009.

Melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Lampung pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan S1 PGSD Bagi Guru Dalam Jabatan.

Tahun 2010 awal mengajar di SD Negeri 2 Hajimene Kecamatan Natar

(7)

MOTO

Saya percaya bahwa apapun yang saya terima saat ini adalah yang terbaik dari

allah dan saya percaya allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk

saya pada waktu yang telah ia tetapkan.

(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :

1. Kedua orang tuaku, yang telah mendoakan dan memberi nasehat kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya sampai aku bisa berhasil

3. Sahabat-sahabat dekatku yang senantiasa mendampingiku baik dikala susah maupun duka.

(9)

KATA PENGANTAR

Allhamdullilah, puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmatnya dan

kehendaknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat

dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PGSD Jurusan S1

PGSD dalam Jabatan, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Peningkatan aktivitas

belajar dan hasil belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun ajaran 2014/2015”

Penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, Selaku Dekan FKIP Unila.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Dr. Darsono, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi S-1 dalam jabatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing dalam penelitian ini,

telah bersedia meluangkan waktu.

5. Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S. Selaku Pembahas yang telah banyak memberikan

masukan, arahan serta mencurahkan pikirannya dan meluangkan waktu untuk

pembahasan pada tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar di program studi PGSD yang telah

(10)

7. Bapak Drs. Man Sahid, selaku kepala SDN 2 Hajimena yang telah banyak

memberikan motivasi dalam mengikuti program S1 PGSD dan membantu

dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas.

8. Bapak dan Ibu Dewan Guru SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung

Selatan yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis selama

melakukan penelitian.

9. Siswa siswi kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan

atas kerjasama, keceriaan dan perhatiaannya selama penelitian.

10.Alm. Ibunda tercinta.

11.Ayah, Kakak serta keluarga besarku tercinta dan tersayang yang senantiasa

mendoakan dan memberikan dukungan demi keberhasilanku.

12.Kakakku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya

sampai aku bisa berhasil.

13.Teman – teman seperjuangan SI PGSD dalama jabatan angkatan 2013 yang

selalu memberikan semangat dan motivasi.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan kiranya skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca. Amin. Wassalmu’Allaikum Wrh Wbr

Bandar Lampung,

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

HALAMAN MOTTO ... x

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Rumusan Masalah dan Permasalahan Penelitian ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 6

2.2Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.1Pengertian Aktivitas Belajar ... 11

2.1.2Pengertian Hasil Belajar ... 11

2.1.3Model Pembelajaran Jigsaw ... 12

2.3Penelitian Terdahulu ... 15

2.4Kerangka Pikit Peneliti ... 16

2.5Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 19

3.1.1Waktu Penelitian ... 19

3.1.2Temapat Penelitian ... 19

3.2Subjek Penelitian ... 19

3.3Sumber Data ... 20

3.4Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20

3.5Analisis Data ... 26

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1Hasil Penelitian ... 29 4.2Uji Hipotesis ... 39 4.3Pembahasan ... 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

DAFTAR TABEL

1.1Tabel Hasil Ulangan Siswa Kelas IV SDN 2 Hajimena ... 2

1.2Tabel Persentase Ketuntasan ... 3

3.1 Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus... 26

3.2 Tabel Observasi Aktivitas Yang Diamati ... 27

4.1 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 1 ... 31

4.2 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 2 ... 32

4.3 Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 33

4.4 Tabel Persentase Ketuntasan Siklus I ... 33

4.5 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 1 ... 36

4.6 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 2 ... 37

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar salah

satu tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang baik berbudi pekerti

luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai masyarakat, serta untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertawa kepada

Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan memperhatikan

isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang

guru memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan

pendidikan dari bangsa itu sendiri.

Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada

siswa tidaklah mudah guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat

menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesi

ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.

Pengembangkan model pembelajaran harus dapat menyesuaikan antara

model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran dan sarana yang

(16)

2

agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat

terwujud.

Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya

perubahan pada diri siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap dan

keterampilan siswa. Perubahan pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman

materi yang dikuasai siswa dan hasil belajar siswa yang dilakukannya. Mengukur

seberapa jauh hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan tes. Hasil

tes dapat memberikan laporan tentang proses dan kualitas pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

Berdasarkan pengalaman penulis dilapangan khususnya dalam pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV di SDN 2 Hajimena model pembelajaran

yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih

didominasi dengan menggunakan metode ceramah sehingga aktivitas dan hasil

belajar siswanya masih rendah.

Tabel 1.1 : hasil ulangan siswa kelas IV SDN 2 Hajimena

No Kelas

Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena

Berdasarkan tabel 1 diatas, data hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 30

sebanyak 3 orang, nilai 32 sebayak 1 orang, nilai 36 sebanyak 1 orang, nilai 42

sebayak 2 orang, nilai 46 sebayak 2 orang, nilai 50 sebanyak 3 orang, nilai 52

sebayak 1 orang, nilai 56 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 2 orang, nilai 62

(17)

3

sebanyak 2 orang nilai 86 sebanyak 1 orang. Dari data tersebut dapat dikatakan

siswa yang telah memenuhi nilai KKM 60 hanya 9 oarang sedangkan siswa yang

belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM sebanayak 15 orang.

Tabel 1.2 Persentase Ketuntasan

No Rentang Nilai Jumlah siswa

Persentase Katagori KKM

1 0 - 59 15 62,5% Belum

Tuntas

60

2 60 - 100 9 37,5% Tuntas 60

24 100%

Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai

matapelajaran pendidikan Kewarganegaraan sebagian siswa belum tuntas, karena

dari jumlah seluruh siswa 24 orang yang termasuk katagori tuntas adalah 9 orang

(37,5%) dan yang termasuk katagori belum tuntas adalah 15 orang (62,5%)

dengan KKM = 60. Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang

aktivitas belajar dan hasil belajar pada matapelajran Pendidikan Kewarga

Negaraan menggunakan model jigsaw.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Hajimena masih rendah.

2. Model pembelajannya masih monoton sehingga kurang menarik siswa

untuk memahami materi yang diajarkan

(18)

4

1.3. Rumusam Masalah dan Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi tersebut di atas maka diajukan

rumusan masalah sebagaiberikut “Rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar

siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Hajimena

kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan”

Permasalahan Penelitian

1. Apakah aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran

jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

2. Apakah hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran

akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV

SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan aktivitas belajar dan hasil

belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model

Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan Tahun ajaran 2014/2015”

1.4. Tujuan penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan

(19)

5

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi guru :

a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunkan model

jigsaw.

b. Dapat menambah wawasan guru terutama yang berbuhungan dengan

Pendidikan Kewarganegaraan.

Manfaat bagi siswa :

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan

kewarganegaraan.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

Manfaat bagi sekolah :

a. Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di SDN 2 Hajimena.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Pendididkan Kewarganegaran

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang bersifat

multidimensional. Tidak hanya berkenaan dengan pendidikan nilai etis, tetapi

juga dengan pendidikan nilai lainnya seperti nilai politik, sosial, dan

ekonomi, karena Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi materi pokok PKn

menyangkut berbagai nilai serta perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari.

PKn sering dikatakan sebagai pendidikan nilai dan moral.

Pengertian pendidikan kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan Dasar dan Menengah adalah matapelajaran yang menfokuskan

pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan

hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang

cerdas, terampil,dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD

1945.

Pelajaran Pendidikan Kewarganeraan terdapat keterpaduan antara

konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral yang mengintegrasikan

unsur-unsur kognitif, afektif dan pisikomoto secara utuh, sehingga peserta didik

mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab,

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, anti-korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan

secara runtut bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

(21)

7

a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam

perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,

Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan

peradilan internasional

c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional

HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

d) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,

Persamaan kedudukan warga negara

e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

f) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani,Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka

h) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

(22)

8

internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi

globalisasi.

2.2. Teori Belajar dan Pembelajaran

Hakekat belajar menurut Gulo (2002:23) belajar adalah suatu proses yang

berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik

tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut Roziqin

(2007:62) menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang

menetap, baik yang dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu

hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya

interaksi antara stimulus dan respon belajar juga memiliki teori-teori antara

lain sebagai berikut:

A. Toeri Belajar Behaviorisme

Teoti Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman.

Teori ini lalu dikembangkan menjadi aliran psikologi belajar yang

berpengaruh terhadap arah pengembangan dan pembelajaran yang dikenal

sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya

perilku yang tampak sebagaihasil belajar.

Teori behavioristik dengan hubungan stimulus responnya, mendudukkan

orang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu

dengan mengunkanan metode penelitian atau pembiasaan semata.

Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan

(23)

9

B. Teori Belajar Kognitivisme

Toeri kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes

terhadap teoriperilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif

ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan

pelajran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian

menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan

yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi

diproses. Penelitian yang mengembangkan teori kognitif ini adalah

Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing

memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada aspek

pengelolaan yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner

bekerja pada pengelompokan atau penyediaan bentuk konsepsebagaiman

peserta didik memproleh informasi dari lingkungan.

C. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan

dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata

susunan hidup yang berbudaya moderen. Konstruktivisme merupakan

landasa berfikir pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas dan tidak sembarangan. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan

memberi makna melalui pengetahuan nyata. Menurut Al-Ghazali

(2002:115) kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan adalah bentuk (kontruksi) kita sendiri.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan

masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham

karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru,

(24)

10

situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan

ingat lebih lama semua konsep.

Secara garis besar perinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam

belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan dibagun oleh siswa sendiri

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

c. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu

terjadi perubahan konsep ilmiah

d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses

kontruksi berjalan lancer

e. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

f. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan

g. Mencari dan menilai pendapat siswa

h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Semua itu hanya satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh

hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus

membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Pembelajaran yang

mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan

kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan

dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk

(25)

11

2.2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Alwi (2001:17), Aktivitas diartikan sebagia keaktipan dari

suatu kegiatan. Jadi aktivitas diartikan sebagi segala kegiatan yang dilakukan

oleh siswa baik diluar maupun di dalam sekolah tentang persoalan terhadap

segala sesuatu selam peruses belajar menjagar khususnya menanyakan

sesuatu kepada guru.

Adapun pengertian aktivitas belajar menurut Sardiman (2004:96)

aktivitas belajar adalah kagiatan-kegiatan siswa yang menunjang

keberhasilan belajar. aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

tujuan belajar. Jadi dapat kita simpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa

segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani

atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa

sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

2.2.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran

menurut Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan

pisikomatorik. Dimyati dan Mudjiona (2006:3-4) juga menyebutkan hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran

dari puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalam belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup

(26)

12

kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapat data pembuktian yang

menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.3 Model Pembelajaran Jigsaw

a) Pengertian Pembelajaran jigsaw

Pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri

dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas

penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan meteri tersebut

kepada orang lain dalam kelompok. (Lie, 2007:70) dalam teknik ini siswa

dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab

lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi

dan bersosialisasi.

b) Langkah-langkah pembelajaran model jigsaw

Model pembelajaran jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk

digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa

bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaianya.

Teknik jigsaw terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Membangi topik dalam beberapa bagian

2. Membentuk kelompok asli, membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 samapai 6 orang perkelompok-kelompok dengan cara

heterogen. Menugaskan setian siswa dalam kelompok asli untuk

mempelajari satu sub topik pelajaran. Memberi siswa waktu untuk

mempelajari apa yang menjadi bagiannya.

Ilustrasi pembagian kelompok asli

(27)

13

3. Membentuk kelompok ahli sementara, yaitu siswa yang memiliki bagian

sub topik yang sama mebentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi

waktu kepada kelompok ahli ini untuk mendiskusikan konsep-konsep

utam yang ada dalam topik baginnya dan berlatih menyajikan topik yang

dipeljari tersebut kepa temannya dalam kelompok asli. Ilustrasi

pembagian kelompok asli pada pembagian kelompok ahli setiap siswa

yang mendapatkan materi A pada kelompok asli maka ia akan

membentuk kelompok ahli bersama siswa yang mendapatkan materi A

dari kelompok lain, begitu juga dengan yang mendaptkan materi B, C, D,

E dan F cara membetuk kelompoknya pun sama dengan cara membentuk

kelompok materi A.

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E Materi F

4. Meminta siswa untuk kembali ke kelopok asli dan meminta setiap

siswa untuk mempersentasikan topik hasil diskusi dari kelompok ahli.

Siswa lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebgai

klarifikasi. Guru mengelilingi satu kelompok ke kelompok lain untuk

mengamati proses. Guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman

dari hasil diskusi kelompoknya dan menyuruh perwakilan kelompok

untuk menyampikan kesimpulan diskusi.

5. Pada akhir pelajaran, guru mengadakan kuis secara individual. Hasil

nilai yang diperoleh tiap anggota kelompok dikumpulkan, kemudian

dirata-rata dalam kelompok untuk menentukan predikat kelompok.

c) Kelebihan dan kekurangan model jigsaw

Kelebihannya :

1) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

(28)

14

2) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga

harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.

3) Memberikan keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam

hubungan dengan belajar

4) Meningkatkan berkerjasama secar kooperatif untuk mempelajari materi

yang ditugaskan.

Kekurangannya :

1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing

maka dikhawatirkan kelompok akan mecet dalam pelaksanaan

diskusinya.

2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apabila penataan ruang belum

terkondisikan dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi

yang dapat menimbulkan kegaduhan.

2.3. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian teori yang menunjang dalam penelitian, ada beberapa peneliti yang relevan

dengan penelitian ini :

1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan model

pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung Tahun ajaran 2013/2014 oleh Yulianti (2013)

(29)

15

Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS mengunakan model

pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar

Lampung. Adapun hasil penelitian

Menunjukan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model jigsaw dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihar dari

presentase aktivitaas belajar IPS yaitu pada siklus 1 ( 66,90% ) dan siklus 2

(74,09% ), sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ( 63,91 ), siklus

2 (75,87). Sehingga dengan pembelajaran menggunakan model jigsaw dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 3

Karang endah lampung tengah tahun ajaran 2012/2013 yang ditulis oleh Tika

Fransiska ( 2013 )

Penelitian ini bertujuan :

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IVB

menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dan media grafis.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut Penerapan model

cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis dalam pembelajaran

matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan

dengan meningkatnya persentase aktivitas siswa per siklus. Pada siklus I

memperoleh persentase sebesar 50,41% dengan kualifikasi “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 62,58% dengan kualifikasi “aktif” dan pada

siklus III meningkat menjadi 81,50% dengan kualifikasi “sangat aktif”,

sedangkan hasil belajar meningkat yaitu persentase ketuntasan pada siklus I

sebesar 62,50%, siklus II meningkat 8,34% menjadi 70,84%, dan pada siklus

III meningkat sebesar 12,49% menjadi 83,33%

2.4. Kerangka Pikir Peneliti

Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapakan adanya suatu

(30)

16

aktif, kreatif, dan mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang

dimiliki serta menemukan apa yang dipelajarinya.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah dengan menggunakan

model pembelajaran Jigsaw. Model ini sangat menarik perhatian siswa sehingga

menentukan hubungan interaksi sosial yang sudah dimiliki anak dalam

lingkungan sehari-hari. Model pembelajaran ini memerlukan adanya kerja sama

dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung

keberhasilan individu. Namun demikian, setiap anggota yang lain. Pembelajaran

model Jigsaw menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

memotivasi, saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai

hasil belajar yang optimal. Dengan model pembelajaran Jigsaw aktivitas belajar

dan hasil belajar siswa meningkat. Secara skematis, kerangka pikir dapat disajikan

(31)

17

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Siswa yang diteliti

(32)

18

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut diatas diajukan hipotesis

tindakan sebagai berikut :

1. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN

2 hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 2

(33)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Setting Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksankan pada semester ganjil tahun ajaran

2014/2015 di SDN 2 Hajimena. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan 4 kali

pertemuan.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan di SDN 2 Hajimena kecamatan

Natar Lampung Selatan, pada program pelajaran PKn pada kelas IV. Adapun

alasan penelitian di SDN 2 Hajimena karena peneliti bertugas mengajar di tempat

tersebut dan peneliti juga dapat dengan mudah mengetahu masalah yang ada pada

kelas IV khususnya pada pelajaran Pkn.

3.2Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A SDN 2 Hajimena jumlah siswa 24

orang terdiri atas laki-laki 12 orang dan perempuan 12 orang. di SDN 2 Hajimen

merupakan salah satu sekolah yang memiliki kelas paralel, dari masing – masing

kelas terdiri dari 3 kelas.

3.3Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah

1. Sumber data Primer, dimana peneliti memperoleh data secara langsung, dan

(34)

20

Hajimena dengan Kepala Sekolah Drs. Man Sahid, Kecamatan Natar

Lampung Selatan

2. Sumber data sekunder, dimana peneliti memperoleh data secara tidak

langsung, data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan mempunyai

hubungan dengan masalah yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan

masalah yang akan di teliti atau data sumber pelengkap.

3.4Teknik dan Alat pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksankan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan

tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi. Prosedur penelitian yang akan

ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4

tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan. Adapun urutan kegiatan

(35)

21

Gambar 3.1. Skema Tahapan PTK (Hopkins, 1993)

Proses penelitian seperti tergambar diatas di terjemahkan sebagai berikut :

1. Planning (perencanaan) yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan

menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam

pembelajaran PKn.

Action ( Tindakan )

Siklus 1

Planning ( rencana ) Observation

( pengamatan )

Reflection (refleksi )

Planning ( rencana )

Action ( Tindakan )

Observation

( pengamatan )

(36)

22

2. Action (tindakan), sebagai langkah ke dua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek pembelajaran derdasarkan rencana tindakan yanag

telah disusun bersama-sama sebelumnya.

3. Observation (observasi) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menetukan apakah ada hal-hal

yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan

4. Reflection (refleksi) merupakan tahapan untuk memperoses data yang didapat pada saat melakkan pengamatan. Pada kegiatan ini kita akan melihat

atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya

bagi proses belajar siswa.

Siklus 1

1. Planning ( perencanaan )

Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal

sebagai berikut :

 Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN 2 Hajimena

 Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

dicapai.  RPP  Buku ajar

 Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan  Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran

 Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap

materi yang disajikan

2. Action ( tindakan )

Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah

disiapkan dalan perecnanaan. Prosesnya mengikuti ukuran kegiatan yang

terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis

(37)

23

 Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan

pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta

menyampaikan materi yang akan dipelajari

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal

 Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru

membagi kelompok ahli

 Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli

 Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang

berbeda pengan kelompok ahli yang lain

 Siswa melakukan pembahasan materi pada kelompok ahli

 Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang

yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal

 Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan

materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya

kepanda kelompok asli.

 Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok

 Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal tes secara individu.

3. Observation ( observasi )

Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses

pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar

berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan,

kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa

menyelesaikan soal evaluasi.

4. Reflection (refleksi)

Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya

guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa

yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini

digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada

(38)

24

Siklus 2

1. Planning ( perencanaan )

Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal

sebagai berikut :

 Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN

2 Hajimena

 Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

dilaksanak.  RPP  Buku ajar

 Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan  Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran

 Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan

2. Action ( tindakan )

Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah

disiapkan dalam perecnanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang

terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis

besar sebagai berikut:

 Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan

pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta

menyampaikan materi yang akan dipelajari

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal

 Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru

membagi kelompok ahli

 Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli

 Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang

berbeda pengan kelompok ahli yang lain

(39)

25

 Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang

yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal

 Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya

kepanda kelompok asli.

 Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok

 Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal

tes secara individu.

3. Observation ( observasi )

Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses

pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar

berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan,

kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa

menyelesaikan soal evaluasi.

4. Reflection (refleksi)

Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya

guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa

yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini

digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada

siklus berikutnya.

alat pengumpulan data

selama mengadakan pengamatan dan wawancara dugunakan beberapa

perlengkapan pengumpulan data :

1. Lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang

pembelajaran.

2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berupa daftar ceklis

3. Tes akhir yang berfungsi sebagain indikator penguasaan konsep untuk

(40)

26

3.5. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk memperoleh data kualitatif dari hasil

wawancara maupun data kuantitatif dari tes hasil belajar dan dilakukan terus

menerus selama penelitaan berlangsung dari awal sampai akhir.

a. Data kuantitatif

Analisi kuantitatif digunakan untuk menganalisi perolehan siswa dengan

mengunakan ulangan pada setiap siklus dalam pembelajaran PKn. Diambil

dari presentase ketuntasa belajar siswa setelah diadakan tes pada setiapa

siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar dari 60,

selanjutnya akan diolah dengan persentase ketuntasa seluruh siswa dengan

teknik rumus

%At =

Keterangan:

%At : Presentase siswa tuntas belajar

∑At : Banyak siswa yang tuntas

r : jumlah siswa

Tabel 3.1. Hasil belajar siswa

No Nama siswa Nilai tes Peningkatan

1

2

3

4

5

Keterangan :

Nilai : Jumlah jawaban yang benar

(41)

27

b. Data kualitatif

Analisis kualitatif dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi

diantaranya aktivitas siswa dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa.

Indikator siswa dikatakan aktif jika ≥ 60 % frekuensi yang ditetapkan

perindikator. Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang

dilakukan siswa dihitung, lalu dipresentasikan.

Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan

rumus :

Tabel 3.2. Observasi aktivitas yang di amati

No Nama siswa

Aspek yang dinilai Skor kriteria

Bertanya pada

Table di isi dengan nilai 1 sampai 5

1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik

3 : Cukup Baik

4 : Baik

(42)

28

3.6. Indikator keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika :

1. Aktivitas siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai 60%

2. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai

(43)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan penerapan menggunakan model

jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena dapat disimpulkan

sebagi berikut :

1. Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara

nyata, baik pada siklus I maupun siklus II.

2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran jigsaw

mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh

peneliti maka keberhasilan yang dicapai dalam PTK ini adalah dapat

dikemukan beberapa saran sebagai berikut:

Saran utuk guru :

a. Agar pembelajaran dengan mengunakn model jigsaw dapat dijadikan

sebagi variasi atau model pembelajaran

b. Kegiatan belajar mengajar guru menerapkan berbagai model yang

bervariasi agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton atau

membosankan sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan

(44)

44

Saran untuk siswa :

a. siswa dapat dikenalkan dengan model Jigsaw diharapkan memberikan

bimbingan yang optimal pada siswa agar tahap pembelajaran dapat

dilakukan oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang

diharapkan tercapai dengan baik.

b. Siswa harus lebih sering melakukan proses pembelajaran dengan model

Jigsaw karena selain siswa melaksanakan pembelajaran siswa juga

melakukan interaksi sosila dan siswa juga dapat belajar bertanggung jawab

dengan tugasnya.

Saran untuk sekolah :

a. Agar sekolah dapat melengkapi fasilitas pembelajaran yang diperlukan

supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

b. Sekolah dapat memberikan kebebasan pada guru untuk melakukan proses

pembelajaran dengaan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

(45)

45

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. 2001. Pengertian – Aktivitas – Siswa. http://rikiantobaeng.blogspot.com (diunduh 14 September 2014.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fransiska, Tika. 2013. Penerapan Model Cooperativ Learning tipe Jigsaw dengan Media Grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Karang Endah Lampung Utara Tahun ajaran 2012/2013 (jurnal). FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Ghazali al.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Clissroom Research. Philadelpia: Open University

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Maharani, Ervina. 2014. Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Parasmu.

Roziqin, Muhamad Zainur. 2007. Moral Pendidikan Di Era Global Pergeseran Pola Interaksi Guru Murid Di Era Global. Malang: Averroes Press.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. PT. Raja Gravindo Persada : Jakarta

(46)

46

Sahiman, N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo.

Slavin. 2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penyajiannya. Bandung: Bina Pustaka.

Tirtonegoro, suratinah. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Gambar

Tabel 1.1 : hasil ulangan siswa kelas IV SDN 2 Hajimena
Tabel 1.2 Persentase Ketuntasan
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 3.1. Skema Tahapan PTK (Hopkins, 1993)
+3

Referensi

Dokumen terkait

A client may provide a list of languages in preferred order and the service creates a response using the supported language that has highest client preference - if none of the

Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana cara mempromosikan Barapan Kebo (Karapan Kerbau) menjadi sebuah wisata budaya dari Kabupaten Sumbawa melalui Desain

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C.. Fakultas Matematika dan Ilmu

Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan hasil pra penelitian bahwa SMP Negeri 34 Bandung hanya memiliki 21 ruangan kelas, sementara robongan belajar memiliki 28

Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang Ekonomi. Pertanian.Universitas

Pada kegiatan belajar 1 ini kalian diarahkan untuk mampu merancang rangkaian digital, dari mulai logika dasar sederhana sampai dengan rangkaian kontrol berbasi

International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology (IJSEM) is the leading forum for the publication of new taxa of bacteria and yeasts, and it is the official

Setelah melihat materi pelatihan dan para narasumber yang berkontribusi maka Saya meyakini dan menaruh harapan besar bahwa pelatihan ini akan mampu menghasilkan reviewer handal