PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KECAMATAN NATAR
LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015
OLEH
YUKE LISNAWATI
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Hajimena diduga karena kurangannya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan model Jigsaw yang diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, Penelitian ini akan diterapkana di kelas IV A SDN 2 Hajimena yang berjumlah 24 siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Classroom Action Research. Penelitian dilaksanakan dalam Bidang Studi Pendidikan Kewrganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui kegiatan observasi dan tes, sedangkan pengelolaan datanya dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara nyata, baik pada siklus I maupun siklus II. 2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Yuke Lisnawati lahir di Hajimen pada tanggal 7 April 1989,
sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak M. Yunus dan Ibu Siti
Arelena (Alm).
Pendidikan yang pernah ditempuh
1. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada
tahun 2001
2. Sekoalah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Al-Kautsar
Bandar Lampung pada tahun 2004.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Natar
Lampung Selatan pada tahuan 2007.
4. D2 PGSD di Universitas Lampung selesai pada tahun 2009.
Melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Lampung pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan S1 PGSD Bagi Guru Dalam Jabatan.
Tahun 2010 awal mengajar di SD Negeri 2 Hajimene Kecamatan Natar
MOTO
Saya percaya bahwa apapun yang saya terima saat ini adalah yang terbaik dari
allah dan saya percaya allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk
saya pada waktu yang telah ia tetapkan.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :
1. Kedua orang tuaku, yang telah mendoakan dan memberi nasehat kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya sampai aku bisa berhasil
3. Sahabat-sahabat dekatku yang senantiasa mendampingiku baik dikala susah maupun duka.
KATA PENGANTAR
Allhamdullilah, puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmatnya dan
kehendaknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PGSD Jurusan S1
PGSD dalam Jabatan, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Peningkatan aktivitas
belajar dan hasil belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun ajaran 2014/2015”
Penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. H. Bujang Rahman, Selaku Dekan FKIP Unila.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Dr. Darsono, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi S-1 dalam jabatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
4. Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing dalam penelitian ini,
telah bersedia meluangkan waktu.
5. Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S. Selaku Pembahas yang telah banyak memberikan
masukan, arahan serta mencurahkan pikirannya dan meluangkan waktu untuk
pembahasan pada tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar di program studi PGSD yang telah
7. Bapak Drs. Man Sahid, selaku kepala SDN 2 Hajimena yang telah banyak
memberikan motivasi dalam mengikuti program S1 PGSD dan membantu
dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas.
8. Bapak dan Ibu Dewan Guru SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung
Selatan yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis selama
melakukan penelitian.
9. Siswa siswi kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan
atas kerjasama, keceriaan dan perhatiaannya selama penelitian.
10.Alm. Ibunda tercinta.
11.Ayah, Kakak serta keluarga besarku tercinta dan tersayang yang senantiasa
mendoakan dan memberikan dukungan demi keberhasilanku.
12.Kakakku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya
sampai aku bisa berhasil.
13.Teman – teman seperjuangan SI PGSD dalama jabatan angkatan 2013 yang
selalu memberikan semangat dan motivasi.
14.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca. Amin. Wassalmu’Allaikum Wrh Wbr
Bandar Lampung,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
HALAMAN MOTTO ... x
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... xi
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Rumusan Masalah dan Permasalahan Penelitian ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 4
1.5Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 6
2.2Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8
2.1.1Pengertian Aktivitas Belajar ... 11
2.1.2Pengertian Hasil Belajar ... 11
2.1.3Model Pembelajaran Jigsaw ... 12
2.3Penelitian Terdahulu ... 15
2.4Kerangka Pikit Peneliti ... 16
2.5Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 19
3.1.1Waktu Penelitian ... 19
3.1.2Temapat Penelitian ... 19
3.2Subjek Penelitian ... 19
3.3Sumber Data ... 20
3.4Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20
3.5Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1Hasil Penelitian ... 29 4.2Uji Hipotesis ... 39 4.3Pembahasan ... 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
1.1Tabel Hasil Ulangan Siswa Kelas IV SDN 2 Hajimena ... 2
1.2Tabel Persentase Ketuntasan ... 3
3.1 Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus... 26
3.2 Tabel Observasi Aktivitas Yang Diamati ... 27
4.1 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 1 ... 31
4.2 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 2 ... 32
4.3 Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 33
4.4 Tabel Persentase Ketuntasan Siklus I ... 33
4.5 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 1 ... 36
4.6 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 2 ... 37
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar salah
satu tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang baik berbudi pekerti
luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai masyarakat, serta untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertawa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan memperhatikan
isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang
guru memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan
pendidikan dari bangsa itu sendiri.
Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa tidaklah mudah guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat
menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesi
ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.
Pengembangkan model pembelajaran harus dapat menyesuaikan antara
model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran dan sarana yang
2
agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud.
Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya
perubahan pada diri siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap dan
keterampilan siswa. Perubahan pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman
materi yang dikuasai siswa dan hasil belajar siswa yang dilakukannya. Mengukur
seberapa jauh hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan tes. Hasil
tes dapat memberikan laporan tentang proses dan kualitas pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Berdasarkan pengalaman penulis dilapangan khususnya dalam pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV di SDN 2 Hajimena model pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih
didominasi dengan menggunakan metode ceramah sehingga aktivitas dan hasil
belajar siswanya masih rendah.
Tabel 1.1 : hasil ulangan siswa kelas IV SDN 2 Hajimena
No Kelas
Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena
Berdasarkan tabel 1 diatas, data hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 30
sebanyak 3 orang, nilai 32 sebayak 1 orang, nilai 36 sebanyak 1 orang, nilai 42
sebayak 2 orang, nilai 46 sebayak 2 orang, nilai 50 sebanyak 3 orang, nilai 52
sebayak 1 orang, nilai 56 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 2 orang, nilai 62
3
sebanyak 2 orang nilai 86 sebanyak 1 orang. Dari data tersebut dapat dikatakan
siswa yang telah memenuhi nilai KKM 60 hanya 9 oarang sedangkan siswa yang
belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM sebanayak 15 orang.
Tabel 1.2 Persentase Ketuntasan
No Rentang Nilai Jumlah siswa
Persentase Katagori KKM
1 0 - 59 15 62,5% Belum
Tuntas
60
2 60 - 100 9 37,5% Tuntas 60
24 100%
Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai
matapelajaran pendidikan Kewarganegaraan sebagian siswa belum tuntas, karena
dari jumlah seluruh siswa 24 orang yang termasuk katagori tuntas adalah 9 orang
(37,5%) dan yang termasuk katagori belum tuntas adalah 15 orang (62,5%)
dengan KKM = 60. Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang
aktivitas belajar dan hasil belajar pada matapelajran Pendidikan Kewarga
Negaraan menggunakan model jigsaw.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Hajimena masih rendah.
2. Model pembelajannya masih monoton sehingga kurang menarik siswa
untuk memahami materi yang diajarkan
4
1.3. Rumusam Masalah dan Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi tersebut di atas maka diajukan
rumusan masalah sebagaiberikut “Rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Hajimena
kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan”
Permasalahan Penelitian
1. Apakah aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran
jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?
2. Apakah hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran
akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV
SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?
Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan aktivitas belajar dan hasil
belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model
Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan Tahun ajaran 2014/2015”
1.4. Tujuan penelitian
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan
5
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat bagi guru :
a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunkan model
jigsaw.
b. Dapat menambah wawasan guru terutama yang berbuhungan dengan
Pendidikan Kewarganegaraan.
Manfaat bagi siswa :
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
kewarganegaraan.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Manfaat bagi sekolah :
a. Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di SDN 2 Hajimena.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Pendididkan Kewarganegaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang bersifat
multidimensional. Tidak hanya berkenaan dengan pendidikan nilai etis, tetapi
juga dengan pendidikan nilai lainnya seperti nilai politik, sosial, dan
ekonomi, karena Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi materi pokok PKn
menyangkut berbagai nilai serta perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari.
PKn sering dikatakan sebagai pendidikan nilai dan moral.
Pengertian pendidikan kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah adalah matapelajaran yang menfokuskan
pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang
cerdas, terampil,dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD
1945.
Pelajaran Pendidikan Kewarganeraan terdapat keterpaduan antara
konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral yang mengintegrasikan
unsur-unsur kognitif, afektif dan pisikomoto secara utuh, sehingga peserta didik
mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab,
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, anti-korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan
secara runtut bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
7
a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional
c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
d) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara
e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
f) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani,Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
h) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
8
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
2.2. Teori Belajar dan Pembelajaran
Hakekat belajar menurut Gulo (2002:23) belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut Roziqin
(2007:62) menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang
menetap, baik yang dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu
hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon belajar juga memiliki teori-teori antara
lain sebagai berikut:
A. Toeri Belajar Behaviorisme
Teoti Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu dikembangkan menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilku yang tampak sebagaihasil belajar.
Teori behavioristik dengan hubungan stimulus responnya, mendudukkan
orang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan mengunkanan metode penelitian atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
9
B. Teori Belajar Kognitivisme
Toeri kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teoriperilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif
ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan
pelajran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses. Penelitian yang mengembangkan teori kognitif ini adalah
Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing
memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada aspek
pengelolaan yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner
bekerja pada pengelompokan atau penyediaan bentuk konsepsebagaiman
peserta didik memproleh informasi dari lingkungan.
C. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya moderen. Konstruktivisme merupakan
landasa berfikir pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sembarangan. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengetahuan nyata. Menurut Al-Ghazali
(2002:115) kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan adalah bentuk (kontruksi) kita sendiri.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham
karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru,
10
situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan
ingat lebih lama semua konsep.
Secara garis besar perinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan dibagun oleh siswa sendiri
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
c. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu
terjadi perubahan konsep ilmiah
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancer
e. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
f. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan
g. Mencari dan menilai pendapat siswa
h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Semua itu hanya satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Pembelajaran yang
mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan
kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan
dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk
11
2.2.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Alwi (2001:17), Aktivitas diartikan sebagia keaktipan dari
suatu kegiatan. Jadi aktivitas diartikan sebagi segala kegiatan yang dilakukan
oleh siswa baik diluar maupun di dalam sekolah tentang persoalan terhadap
segala sesuatu selam peruses belajar menjagar khususnya menanyakan
sesuatu kepada guru.
Adapun pengertian aktivitas belajar menurut Sardiman (2004:96)
aktivitas belajar adalah kagiatan-kegiatan siswa yang menunjang
keberhasilan belajar. aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai
tujuan belajar. Jadi dapat kita simpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani
atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa
sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
2.2.2 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran
menurut Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
pisikomatorik. Dimyati dan Mudjiona (2006:3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar.
Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalam belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
12
kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapat data pembuktian yang
menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.3 Model Pembelajaran Jigsaw
a) Pengertian Pembelajaran jigsaw
Pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan meteri tersebut
kepada orang lain dalam kelompok. (Lie, 2007:70) dalam teknik ini siswa
dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab
lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi
dan bersosialisasi.
b) Langkah-langkah pembelajaran model jigsaw
Model pembelajaran jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa
bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaianya.
Teknik jigsaw terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1. Membangi topik dalam beberapa bagian
2. Membentuk kelompok asli, membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 samapai 6 orang perkelompok-kelompok dengan cara
heterogen. Menugaskan setian siswa dalam kelompok asli untuk
mempelajari satu sub topik pelajaran. Memberi siswa waktu untuk
mempelajari apa yang menjadi bagiannya.
Ilustrasi pembagian kelompok asli
13
3. Membentuk kelompok ahli sementara, yaitu siswa yang memiliki bagian
sub topik yang sama mebentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi
waktu kepada kelompok ahli ini untuk mendiskusikan konsep-konsep
utam yang ada dalam topik baginnya dan berlatih menyajikan topik yang
dipeljari tersebut kepa temannya dalam kelompok asli. Ilustrasi
pembagian kelompok asli pada pembagian kelompok ahli setiap siswa
yang mendapatkan materi A pada kelompok asli maka ia akan
membentuk kelompok ahli bersama siswa yang mendapatkan materi A
dari kelompok lain, begitu juga dengan yang mendaptkan materi B, C, D,
E dan F cara membetuk kelompoknya pun sama dengan cara membentuk
kelompok materi A.
Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E Materi F
4. Meminta siswa untuk kembali ke kelopok asli dan meminta setiap
siswa untuk mempersentasikan topik hasil diskusi dari kelompok ahli.
Siswa lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebgai
klarifikasi. Guru mengelilingi satu kelompok ke kelompok lain untuk
mengamati proses. Guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman
dari hasil diskusi kelompoknya dan menyuruh perwakilan kelompok
untuk menyampikan kesimpulan diskusi.
5. Pada akhir pelajaran, guru mengadakan kuis secara individual. Hasil
nilai yang diperoleh tiap anggota kelompok dikumpulkan, kemudian
dirata-rata dalam kelompok untuk menentukan predikat kelompok.
c) Kelebihan dan kekurangan model jigsaw
Kelebihannya :
1) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
14
2) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga
harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.
3) Memberikan keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam
hubungan dengan belajar
4) Meningkatkan berkerjasama secar kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan.
Kekurangannya :
1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing
maka dikhawatirkan kelompok akan mecet dalam pelaksanaan
diskusinya.
2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apabila penataan ruang belum
terkondisikan dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi
yang dapat menimbulkan kegaduhan.
2.3. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kajian teori yang menunjang dalam penelitian, ada beberapa peneliti yang relevan
dengan penelitian ini :
1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan model
pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung Tahun ajaran 2013/2014 oleh Yulianti (2013)
15
Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS mengunakan model
pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar
Lampung. Adapun hasil penelitian
Menunjukan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihar dari
presentase aktivitaas belajar IPS yaitu pada siklus 1 ( 66,90% ) dan siklus 2
(74,09% ), sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ( 63,91 ), siklus
2 (75,87). Sehingga dengan pembelajaran menggunakan model jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 3
Karang endah lampung tengah tahun ajaran 2012/2013 yang ditulis oleh Tika
Fransiska ( 2013 )
Penelitian ini bertujuan :
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IVB
menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dan media grafis.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut Penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis dalam pembelajaran
matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya persentase aktivitas siswa per siklus. Pada siklus I
memperoleh persentase sebesar 50,41% dengan kualifikasi “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 62,58% dengan kualifikasi “aktif” dan pada
siklus III meningkat menjadi 81,50% dengan kualifikasi “sangat aktif”,
sedangkan hasil belajar meningkat yaitu persentase ketuntasan pada siklus I
sebesar 62,50%, siklus II meningkat 8,34% menjadi 70,84%, dan pada siklus
III meningkat sebesar 12,49% menjadi 83,33%
2.4. Kerangka Pikir Peneliti
Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapakan adanya suatu
16
aktif, kreatif, dan mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang
dimiliki serta menemukan apa yang dipelajarinya.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah dengan menggunakan
model pembelajaran Jigsaw. Model ini sangat menarik perhatian siswa sehingga
menentukan hubungan interaksi sosial yang sudah dimiliki anak dalam
lingkungan sehari-hari. Model pembelajaran ini memerlukan adanya kerja sama
dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung
keberhasilan individu. Namun demikian, setiap anggota yang lain. Pembelajaran
model Jigsaw menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi, saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
hasil belajar yang optimal. Dengan model pembelajaran Jigsaw aktivitas belajar
dan hasil belajar siswa meningkat. Secara skematis, kerangka pikir dapat disajikan
17
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Siswa yang diteliti
18
2.5. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut diatas diajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut :
1. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN
2 hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
2. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 2
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Setting Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksankan pada semester ganjil tahun ajaran
2014/2015 di SDN 2 Hajimena. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan 4 kali
pertemuan.
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan di SDN 2 Hajimena kecamatan
Natar Lampung Selatan, pada program pelajaran PKn pada kelas IV. Adapun
alasan penelitian di SDN 2 Hajimena karena peneliti bertugas mengajar di tempat
tersebut dan peneliti juga dapat dengan mudah mengetahu masalah yang ada pada
kelas IV khususnya pada pelajaran Pkn.
3.2Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A SDN 2 Hajimena jumlah siswa 24
orang terdiri atas laki-laki 12 orang dan perempuan 12 orang. di SDN 2 Hajimen
merupakan salah satu sekolah yang memiliki kelas paralel, dari masing – masing
kelas terdiri dari 3 kelas.
3.3Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah
1. Sumber data Primer, dimana peneliti memperoleh data secara langsung, dan
20
Hajimena dengan Kepala Sekolah Drs. Man Sahid, Kecamatan Natar
Lampung Selatan
2. Sumber data sekunder, dimana peneliti memperoleh data secara tidak
langsung, data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan mempunyai
hubungan dengan masalah yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan
masalah yang akan di teliti atau data sumber pelengkap.
3.4Teknik dan Alat pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksankan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan
tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi. Prosedur penelitian yang akan
ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4
tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan. Adapun urutan kegiatan
21
Gambar 3.1. Skema Tahapan PTK (Hopkins, 1993)
Proses penelitian seperti tergambar diatas di terjemahkan sebagai berikut :
1. Planning (perencanaan) yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan
menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam
pembelajaran PKn.
Action ( Tindakan )
Siklus 1
Planning ( rencana ) Observation
( pengamatan )
Reflection (refleksi )
Planning ( rencana )
Action ( Tindakan )
Observation
( pengamatan )
22
2. Action (tindakan), sebagai langkah ke dua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek pembelajaran derdasarkan rencana tindakan yanag
telah disusun bersama-sama sebelumnya.
3. Observation (observasi) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menetukan apakah ada hal-hal
yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan
4. Reflection (refleksi) merupakan tahapan untuk memperoses data yang didapat pada saat melakkan pengamatan. Pada kegiatan ini kita akan melihat
atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya
bagi proses belajar siswa.
Siklus 1
1. Planning ( perencanaan )
Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal
sebagai berikut :
Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN 2 Hajimena
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai. RPP Buku ajar
Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran
Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
materi yang disajikan
2. Action ( tindakan )
Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah
disiapkan dalan perecnanaan. Prosesnya mengikuti ukuran kegiatan yang
terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis
23
Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan
pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta
menyampaikan materi yang akan dipelajari
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal
Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru
membagi kelompok ahli
Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli
Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang
berbeda pengan kelompok ahli yang lain
Siswa melakukan pembahasan materi pada kelompok ahli
Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang
yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal
Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan
materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya
kepanda kelompok asli.
Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok
Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal tes secara individu.
3. Observation ( observasi )
Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses
pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar
berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan,
kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa
menyelesaikan soal evaluasi.
4. Reflection (refleksi)
Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya
guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa
yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini
digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada
24
Siklus 2
1. Planning ( perencanaan )
Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal
sebagai berikut :
Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN
2 Hajimena
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dilaksanak. RPP Buku ajar
Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran
Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
2. Action ( tindakan )
Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah
disiapkan dalam perecnanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang
terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis
besar sebagai berikut:
Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan
pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta
menyampaikan materi yang akan dipelajari
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal
Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru
membagi kelompok ahli
Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli
Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang
berbeda pengan kelompok ahli yang lain
25
Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang
yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal
Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya
kepanda kelompok asli.
Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok
Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal
tes secara individu.
3. Observation ( observasi )
Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses
pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar
berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan,
kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa
menyelesaikan soal evaluasi.
4. Reflection (refleksi)
Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya
guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa
yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini
digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada
siklus berikutnya.
alat pengumpulan data
selama mengadakan pengamatan dan wawancara dugunakan beberapa
perlengkapan pengumpulan data :
1. Lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang
pembelajaran.
2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berupa daftar ceklis
3. Tes akhir yang berfungsi sebagain indikator penguasaan konsep untuk
26
3.5. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk memperoleh data kualitatif dari hasil
wawancara maupun data kuantitatif dari tes hasil belajar dan dilakukan terus
menerus selama penelitaan berlangsung dari awal sampai akhir.
a. Data kuantitatif
Analisi kuantitatif digunakan untuk menganalisi perolehan siswa dengan
mengunakan ulangan pada setiap siklus dalam pembelajaran PKn. Diambil
dari presentase ketuntasa belajar siswa setelah diadakan tes pada setiapa
siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar dari 60,
selanjutnya akan diolah dengan persentase ketuntasa seluruh siswa dengan
teknik rumus
%At =
Keterangan:
%At : Presentase siswa tuntas belajar
∑At : Banyak siswa yang tuntas
r : jumlah siswa
Tabel 3.1. Hasil belajar siswa
No Nama siswa Nilai tes Peningkatan
1
2
3
4
5
Keterangan :
Nilai : Jumlah jawaban yang benar
27
b. Data kualitatif
Analisis kualitatif dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi
diantaranya aktivitas siswa dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa.
Indikator siswa dikatakan aktif jika ≥ 60 % frekuensi yang ditetapkan
perindikator. Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang
dilakukan siswa dihitung, lalu dipresentasikan.
Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan
rumus :
Tabel 3.2. Observasi aktivitas yang di amati
No Nama siswa
Aspek yang dinilai Skor kriteria
Bertanya pada
Table di isi dengan nilai 1 sampai 5
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
28
3.6. Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika :
1. Aktivitas siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai 60%
2. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan penerapan menggunakan model
jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena dapat disimpulkan
sebagi berikut :
1. Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara
nyata, baik pada siklus I maupun siklus II.
2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran jigsaw
mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh
peneliti maka keberhasilan yang dicapai dalam PTK ini adalah dapat
dikemukan beberapa saran sebagai berikut:
Saran utuk guru :
a. Agar pembelajaran dengan mengunakn model jigsaw dapat dijadikan
sebagi variasi atau model pembelajaran
b. Kegiatan belajar mengajar guru menerapkan berbagai model yang
bervariasi agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton atau
membosankan sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan
44
Saran untuk siswa :
a. siswa dapat dikenalkan dengan model Jigsaw diharapkan memberikan
bimbingan yang optimal pada siswa agar tahap pembelajaran dapat
dilakukan oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan tercapai dengan baik.
b. Siswa harus lebih sering melakukan proses pembelajaran dengan model
Jigsaw karena selain siswa melaksanakan pembelajaran siswa juga
melakukan interaksi sosila dan siswa juga dapat belajar bertanggung jawab
dengan tugasnya.
Saran untuk sekolah :
a. Agar sekolah dapat melengkapi fasilitas pembelajaran yang diperlukan
supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
b. Sekolah dapat memberikan kebebasan pada guru untuk melakukan proses
pembelajaran dengaan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
45
DAFTAR PUSTAKA
Alwi. 2001. Pengertian – Aktivitas – Siswa. http://rikiantobaeng.blogspot.com (diunduh 14 September 2014.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fransiska, Tika. 2013. Penerapan Model Cooperativ Learning tipe Jigsaw dengan Media Grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Karang Endah Lampung Utara Tahun ajaran 2012/2013 (jurnal). FKIP UNILA. Bandar Lampung.
Ghazali al.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Clissroom Research. Philadelpia: Open University
Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Maharani, Ervina. 2014. Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Parasmu.
Roziqin, Muhamad Zainur. 2007. Moral Pendidikan Di Era Global Pergeseran Pola Interaksi Guru Murid Di Era Global. Malang: Averroes Press.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. PT. Raja Gravindo Persada : Jakarta
46
Sahiman, N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo.
Slavin. 2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penyajiannya. Bandung: Bina Pustaka.
Tirtonegoro, suratinah. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.