• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUHAMINOETHOXYVINYLGLYCINE(AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH

PISANG ‘CAVENDISH’

(Skripsi)

Oleh

ALPENDA PUTRI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

EFFECTS OF AMINOETHOXYVINYLGLICINE (AVG), CHITOSAN, AND STORAGE TEMPERATURES ON THE SHELF-LIFE AND QUALITIES OF

‘CAVENDISH’ BANANA

By

ALPENDA PUTRI

‘Cavendish’ banana ismarketed domestically on its early ripening stage after receiving ethylene gassing. Once its ripening is promoted, its fruit qualities are quickly deteriorated making its shelf-life very short. This research was conducted to study the effects of applications of aminoethoxyvinylglycine (AVG), chitosan, storage temperatures, and their interactions on the fruit shelf-life and quality of

‘Cavendish’banana.

(3)

ii whitout AVG), the second factor was chitosan (with 2,5% chitosan and without chitosan), and the third factor was storage temperature (a room temperature and 20oC).

The results showed that (1) AVG did not significantly affect fruit shelf-life, physical and chemical fruit qualities such as fruit firmness, weight loss, soluble solid and acid contents, and sweetness; (2) 2,5 % chitosan increased fruit shelf-life, but it

accelerated fruit softening and increased fruit weight loss, and did not affect chemical fruit qualities; (3) lower storage temperature significantly lengthened fruit shelf-life and inhibited fruit softening, but did not affect physical and chemical fruit qualities; (4) no interaction was found among the three treatments, in fact, a significant effect of an individual application of chitosan or lower storage temperature dominated the effects of its combinations.

(4)

ABSTRAK

PENGARUHAMINOETHOXYVINYLGLYCINE(AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH

PISANG ‘CAVENDISH’

Oleh

ALPENDA PUTRI

Pisang ‘Cavendish’dijual secara domestik pada awal tahap pemasakannya setelah pemberian gas etilen. Setelah pemasakannya ditingkatkan, maka mutu buahnya cepat mengalami kerusakan dan masa simpan menjadi singkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari aplikasiaminoethoxyvinylglycine(AVG), kitosan, penyimpanan pada suhu rendah, dan interaksinya terhadap masa simpan

dan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September hingga Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Teracak Sempurna (RTS) yang disusun secara faktorial 2×2×2, yaitu perlakuan AVG×fruit coating×suhu simpan.

(5)

iv sedangkan faktor ketiga adalah suhu simpan (disimpan pada suhu ruang dan disimpan pada suhu rendah 20 ºC ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi AVG 1,25 ppm secara nyata tidak mampu meningkatkan masa simpan, kekerasan, susut bobot, padatan terlarut

(ºBrix),kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’; (2) aplikasi kitosan 2,5 % mampu meningkatkan masa simpan. Akan tetapi, kitosan mempercepat pelunakan, meningkatkan susut bobot, tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut(ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang

‘Cavendish’; (3) penyimpanan pada suhu rendah mampu meningkatkan masa simpan dan menghambat pelunakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut(ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’; (4) tidak terdapat interaksi antara ketiga perlakuan, yang mampu memperpanjang

masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

(6)

PENGARUHAMINOETHOXYVINYLGLYCINE(AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH

PISANG ‘CAVENDISH’

Oleh Alpenda Putri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 1 Desember 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Alimuddin dan ibu Padilah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Penengahan, Krui, Pesisir Barat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTPN 2 Pesisir Tengah, Pesisir Barat dan lulus pada tahun 2008. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Krui, Pesisir Barat pada tahun 2011. Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2011.

Pada tahun 2012–2013, Penulis aktif sebagai anggota bidang kaderisasi Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (PERMA–AGT). Pada tahun 2013–2014, Penulis terdaftar sebagai anggota Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS–MATA). Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di UPT Balai Benih Induk

(12)

Dan di bumi ini terdapat bagian

-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun anggur,

tanam-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami

dengan air yang sama, Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian

yang lain, tentang rasa (dan bentuknya). Sesungguhnyalah pada yang demikian itu

terdapat tanda-

tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir

(QS. Ar-Raa

’d : 4

Dan K

ami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh

dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.

Untuk menjadi pengajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat)

Allah

(QS. Qaaf : 7-8)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai

(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya

(13)

Rasa syukur selalu ditujukan kepada Allah

subhanahu wa ta’ala

Kupersembahkan karyaku ini untuk keluargaku tercinta, ayahanda Alimuddin, ibunda

Padilah, adik Barti Utami, Sandi Gunawan, sahabat dan teman-teman yang telah

memberikan cinta, kasih sayang, semangat, kebersamaan, dan doa kepada Penulis.

Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc.,

Ir. Zulferiyenni, M.T.A.

yang telah memberikan saran, motivasi, dan bimbingan

Serta

Almamater tercinta

(14)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul

PengaruhAminoethoxyvinylglycine(AVG), Kitosan dan Suhu Simpan terhadap Masa Simpan dan Mutu Buah Pisang ‘Cavendish’. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah MuhammadShallallahu ‘Alaihi Wa

Sallam.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing

Pertama yang telah mendidik, memberikan banyak arahan dan saran, motivasi, bimbingan serta fasilitas yang diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai;

2. Ir. Zulferiyenni, M.T.A., selaku anggota Komisi Pembimbing atas saran, nasihat, motivasi, dan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini; 3. Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Penguji atas saran dan bimbingan yang

telah diberikan;

4. Dr. Ir. Suskandini Ratih Dirmawati, M.P., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, saran, dan dukungan yang diberikan;

(15)

xiii 6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung;

7. Kedua orang tua tercinta bapak Alimuddin dan ibu Padilah, kedua adik

tersayang Barti Utami dan Sandi Gunawan atas do’a, bantuan, kasih sayang, motivasi, serta dukungan dalam semua hal kepada Penulis;

8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Bayu, Amelia, Sherly, Edi, Dwi, Riska, Bherta, Malida, Ade, Esti Hikmawati, S.P., Safira Maulidina, S.P. atas kerjasama dan semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini;

9. Sahabat dekat Gomgom, Anggi, Opi, Eka, Perti, Isna, Sinta, Alamanda, Ade, Adawiah, Eva, Agung, Agatha, Andrestu, Rohman, L. Olandari, Yuanita, Nurdiana, L. Safitri, Linda, Sayu, Hajjul, Jimmy, Eko;

10. Teman-teman Agroteknologi 2011: Debby, Chintia, Ayu, Deasy, Agnesi, Benny, Brian, Akbar, Andika dan yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini;

Semoga keberkahan dan rahmat AllahSubhanahu Wa Ta’alaselalu dilimpahkan atas keikhlasan bantuan yang telah diberikan kepada Penulis dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN...………. 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah……...………... 1

1.2 Tujuan Penelitian...………...…. 3

1.3 Kerangka Pemikiran... 4

1.4 Hipotesis... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA....……….......…… 6

2.1 Panen dan Pascapanen BuahPisang ‘Cavendish’... 6

2.2 Perubahan Fisiologis Buah Pisang ... 7

2.3Aminoethoxyvinylglycine(AVG)…... 8

2.4Kitosan ……... 8

2.5 Suhu Rendah…... 9

III. BAHAN DAN METODE... 10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 10

3.2 Bahan dan Alat…………... 10

3.3 Metode Penelitian... 11

(17)

xv

3.3.2 Peubah pengamatan... 12

3.3.2.1 Susut bobot buah... 13

3.3.2.2 Kekerasan buah... 13

3.3.2.3 Pengukuran padatan terlarut (Brix) dan asam bebas………... 13

3.3.2.4 Perubahan warna……… 14

3.3.2.5 Tingkat kemanisan buah... 14

3.4Analisis dan Interpretasi Data……….. 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………...….. 15

V. KESIMPULAN DAN SARAN…..….………. 22

5.1 Kesimpulan………..………. 22

5.2 Saran………... 22

PUSTAKA ACUAN..………. 23

LAMPIRAN……… 26

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh AVG,kitosan dan suhu simpan terhadap

masa simpan, kekerasan buah, dan susut bobot buah pisang

‘Cavendish’. ………... 16

2. Pengaruh AVG,kitosan dan suhu simpan, terhadap padatan Terlarut(ºBrix), asam bebas, dan tingkat kemanisan buah pisang

‘Cavendish’. ………. 21

3. Data hasil pengamatan buah pisang ‘Cavendish’. ... 26 4. Data kekerasan, padatan terlarut(ºBrix), asam bebas, dan tingkat

(20)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Pisang merupakan komoditas yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Rasanya enak, memiliki kandungan gizi yang tinggi, serta harganya yang relatif murah. Buah pisang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar maupun dalam bentuk olahan. Ada banyak kultivar pisang, salah satunya adalah pisang

‘Cavendish’.

Pisang ‘Cavendish’ termasuk buah klimakterik yang ditandai dengan adanya peningkatan respirasi yang tiba tiba (respiration burst) menyertai atau

mendahului pemasakan dan tanggap terhadap etilen. Dalam pascapanen buah

pisang ‘Cavendish’ terdapat kendala yang dihadapi, yaitu buah pisang mudah

rusak dan memiliki umur simpan yang singkat. Buah klimakterik setelah dipanen akan terus melangsungkan proses fisiologisnya. Proses pemasakan buah ini tidak bisa dihentikan, namun dapat diperlambat.

Berbagai perubahan fisik dan kimia mengikuti proses pemasakan buah pisang, di antaranya pelunakan buah, perubahan warna kulit buah, peningkatan kandungan gula, dan peningkatan laju respirasi dan laju produksi etilen (Purwokoet al.,

(21)

2 untuk memperpanjang masa simpan buah dan mempertahankan mutu buah pisang

‘Cavendish’. Penanganan pascapanen yang dapat dilakukan pada buah pisang ‘Cavendish’adalah dengan penambahanaminoethoxyvinylglycine(AVG), kitosan, dan penyimpanan pada suhu rendah.

Berdasarkan penelitian Cetinbas dan Koyuncu (2011) bahwa aplikasi AVG 30 ppm dapat menurunkan produksi etilen dan laju respirasi pada buah persik

‘Monroe’. Aplikasi AVG120 ppm pada buah pisang‘Cavendish’dengan cara semprot di pohon mampu menghambat aktivitas enzim dan menurunkan produksi etilen (Toanet al., 2011).

Kitosan merupakan salah satu teknologi MAP. Teknologi MAP pada prinsipnya hanya menggunakan pembatas fisik untuk memisahkan udara tepat di sekeliling buah dari udara di luarnya. MAP pada buah mampu menurunkan aktivitas respirasi, menunda pemasakan dan pelunakan jaringan buah. Kitosan akan mempertahankan kesegaran buah melalui pengaruhnya menurunkan respirasi dan transpirasi (Widodo dan Zulferiyenni, 2008; Widodoet al., 2007; Widodoet al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian Widodoet al.(2012) pelapisan kitosan 2,5 %

pada jambu biji ‘Mutiara’ dan ‘Crystal’ mampu memperpanjang masa simpan 7 8 hari.

Penyimpanan pada suhu rendah merupakan salah satu cara yang paling umum dan ekonomis yang dilakukan untuk memperpanjang masa simpan produk

(22)

3 rendah akan mengurangi efek pemanasan akibat dari respirasi sehingga efek pelunakan daging buah dapat dicegah.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan berikut.

1. Apakah aplikasi AVG mampu memperpanjang masa simpan dan

mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

2. Apakah aplikasi kitosan mampu memperpanjang masa simpan dan

mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

3. Apakah penyimpanan suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

4. Apakah terdapat interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah dalam memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang

‘Cavendish’?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengaruh aplikasi AVG terhadap masa simpan dan mutu buah

pisang ‘Cavendish’;

2. Mengetahui pengaruh aplikasi kitosan terhadap masa simpan dan mutu buah

pisang ‘Cavendish’;

3. Mengetahui pengaruh penyimpanan suhu rendah terhadap masa simpan dan

(23)

4 4. Mengetahui interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah terhadap masa

simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pisang merupakan salah satu produk hortikultura yang dikonsumsi dalam keadaan segar maupun dalam bentuk olahan lainnya. Buah pisang memiliki sifat yang mudah rusak dan tidak tahan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kerusakan awal dari buah ini adalah ditandai dengan berubahnya kulit buah menjadi berwarna kehitaman yang kemudian disusul daging buahnya menjadi lunak dan berubah warna menjadi kecoklatan.

Agar proses pematangan buah pisang dapat diperlambat, maka diperlukan upaya untuk menghambat efek gas etilen. Dengan demikian, diharapkan proses

pemasakan menjadi lambat karena kurangnya ketersediaan etilen. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah kerusakan buah, salah satunya adalah dengan

pemberianaminoethoxyvinylglycine(AVG). Menurut Capitaniet al. (2002), bahwa aplikasi AVG 0,74 ppm dapat menghambat sintesis etilen pada buah apel.

Selain dengan perlakuan AVG dan penyimpanan suhu rendah, kombinasi teknologiModified Atmosphere Packaging(MAP) dengan kitosan diharapkan mampu memperpanjang masa simpan dan memperpanjang mutu buah pisang

‘Cavendish’. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa pelapisan kitosan

(24)

5 membentuk lapisan semipermeabel yang berfungsi menghambat difusi oksigen ke dalam buah, sehingga proses respirasi buah terhambat.

Produksi etilen sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan produk, produksi etilen umumnya berkurang pada suhu rendah. Menurut Purwoko (1995), bahwa penyimpanan buah pada suhu rendah dapat menghambat proses pemasakan buah pisang. Penyimpanan buah pada suhu rendah menurunkan respirasi dan

transpirasi pada buah pisang (Sumadiet al., 2004). Buah pisang yang disimpan pada suhu rendah umumnya efektif untuk memperpanjang masa simpan produk.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.

1. Aplikasi AVG mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan

mutu buah pisang ‘Cavendish’.

2. Aplikasi kitosan mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan

mutu buah pisang ‘Cavendish’.

3. Penyimpanan pada suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

4. Interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah lebih mampu memperpanjang

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panen dan Pascapanen BuahPisang ‘Cavendish’

Proses pemanenan buah pisang ‘Cavendish’yang dilakukan oleh PT Nusantara Tropical Farm (NTF), yaitu dimulai dengan memilih pisang yang mempunyai diameter berkisar 3,1 cm, lalu bagian tandan pisang dipotong dengan

menggunakan golok di atas cincin pada bagian tandan, kemudian tandan pisang

‘Cavendish’ diletakkan di pundak pemanen yang dibawa secara hati-hati dengan menggunakan bantalanshouldermenujucable way. Setelah itu, dilakukan

pengangkutan buah pisang ‘Cavendish’ dari kebun ke lokasi pengemasan (packing house) dengan menggunakancable wayagar tidak menimbulkan lecet pada

pisang. Hal ini dilakukan mengingat buah pisang ‘Cavendish’ memiliki sifat

mudah rusak (perishable) (Purwoko dan Juniarti, 1998).

Tandan pisang dilepaskan daripaperbagsetelah sampai di lokasi packing house, kemudian dilakukanquality controlseperti pencatatan umur, bobot buah, jumlah sisir, dan mutu buah, selanjutnya dilakukanspecs forming. Pada proses ini tandan pisang dipisahkan menjadi kelashandataufull hand(panjang 19 cm, terdiri atas 12fingersatau lebih),cluster(panjang 19 cm, terdiri atas 5-12fingers), dan

(26)

7 Penyimpanan merupakan tahapan pascapanen yang penting dilakukan untuk komoditas buah-buahan. Penanganan buah-buahan tanpa adanya kegiatan pascapanen yang benar dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan mutu produk. Untuk menunjang keberhasilan penanganan pascapanen yang baik, pisang dimasukkan ke dalamprecooling roomselama 24 jam dengan suhu 14oC. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat proses pemasakan buah pisang (Purwoko, 1995).

2.2 Perubahan Fisiologis Buah Pisang

Buah pisang merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan etilen dan CO2dalam

jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah. Selama proses pemasakan buah pisang akan mengalami perubahan fisik dan kimia. Perubahan fisik meliputi perubahan kadar air, tekstur, dan warna, sedangkan perubahan kimia meliputi perubahaan pola respirasi, perubahanflavorbaik rasa ataupun bau, perubahan warna dan perubahan tekstur. Menurut Arteset al.

(2000),browningpada buah-buahan disebabkan oleh adanya perlakuan mekanis, yang mengakibatkan bagian yang rusak berubah warnanya menjadi gelap setelah berhubungan dengan udara atau disebabkan oleh proses oksidasi.

(27)

8 proses fisiologis tanaman. Etilen dikategorikan sebagai hormon alami untuk penuaan dan pemasakan .

2.3Aminoethoxyvinylglycine(AVG)

Aminoethoxyvinylglycine(AVG) merupakan senyawa inhibitor sintesis etilen yang dapat mengurangi proses pemasakan buah. Aminoethoxyvinylglycine(AVG) secara umum digunakan untuk pembelajaran fisiologi tanaman dan aplikasi pertanian. AVG digunakan untuk menghambat aktivitas 1-aminocyclopropane-1-carboxylate(ACC) dan sintesis etilen (Choudhuryet al., 2010), sehingga dapat menghambat produksi etilen, menunda pemasakan, dan memperpanjang masa simpan buah (Capitaniet al.,2002).

Menurut penelitian Toanet al.(2011), aplikasi AVG 120 ppm dengan cara semprot di pohon dapat memperlambat produksi etilen dan memperlambat proses pemasakan buah pisang‘Cavendish’. Seperti inhibitor lainnya, AVG dapat menghambat enzim yang memproduksi etilen sehingga biosintesis etilen

terhambat. Berdasarkan penelitian Salveit (2004), bahwa aplikasi AVG 1,85 ppm mampu menghambat produksi etilen pada buah tomat matang fisiologis (Salveit, 2004).

2.4 Kitosan

(28)

9 penelitiam Widodoet al.(2015) bahwa penelitian kitosan memiliki potensi yang cukup baik sebagai pelapis pada buahpisang ‘Cavendish’.

Kitosan mampu membentuk lapisan semipermeabel. Pelapisan dengan kitosan diharapkan mampu memodifikasi atmosfer internal buah dengan memperpanjang CO2dan menurunkan O2karena menghambat difusi oksigen ke dalam buah,

sehingga proses respirasi dapat dihambat. Dengan demikian kerusakan buah dapat dikurangi (El Ghaouthet al., 1992).

2.5 Suhu Rendah

Perlakuan suhu rendah merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa simpan buah dan memperpanjangmutu buah pisang ‘Cavendish’. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim sehingga laju respirasi pada buah rendah. Menurut Ahmadet al. (2001) buah pisang yang disimpan pada suhu rendah memiliki kemasakan yang lebih panjang dibandingkan dengan pisang yang disimpan pada suhu ruang.

(29)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan utama penelitian ini adalahbuah pisang ‘Cavendish’berstadium kuning (stadium IV✥V; lihat Gambar 1) yang didapat dari PT. Nusantara Tropical Farm

(PT. NTF), Way Jepara, Lampung Timur. Bahan utama lain yang diperlukan adalahaminoethoxyvinylglycine(AVG) dan kitosan.

Buah langsung dibawa ke Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, untuk disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kemasakan yang seragam dan segera diperlakukan sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahrefractometer, penetrometer, blender, sentrifius ‘Heraus Spatech’, erlenmeyer, labu ukur, lemari

(30)

11

Gambar 1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun dalam Rancangan Teracak Sempurna (RTS) dengan tiga ulangan, terdiri atas 1clusterpisang (yang terdiri atas duafingerbuah).

Rancangan penelitian disusun secara faktorial 2 × 2 × 2, yaitu perlakuan AVG ×

fruit coating× suhu simpan.

AVG (A0tanpa dan A1dengan AVG 1,25 ppm) dikombinasikan dengan kitosan

(K0tanpa dan K1dengan kitosan 2,5 %). Perlakuan kombinasi AVG×kitosan

disimpan pada suhu ruang 26–28 ºC (T0) atau suhu rendah 20 ºC (T1). Oleh

karena itu, kombinasi perlakuan AVG × kitosan × suhu akan berisi delapan kombinasi, yaitu: A0K0T0, A0K0T1, A0K1T0, A0K1T1, A1K0T0, A1K0T1, A1K1T0

dan A1K1T1.

3.3.1 Pelaksanaan penelitian

(31)

12 Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Buahpisang ‘Cavendish’

disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kemasakan yang seragam. Pembuatan larutan AVG menggunakan 1,25 ppm (5 mg AVG di dalam 4 liter air). Aplikasi perlakuan AVG dilakukan dengan cara merendam buah pisang selama 10 menit.

Untuk perlakukan kombinasi dengan kitosan, kitosan diberikan setelah buah direndam di dalam AVG. Kitosan dilarutkan dengan asam asetat 0,5 %. Larutan asam asetat dibuat dengan cara melarutkan 5 ml asam asetat pekat ke dalam 500 ml akuades, kemudian ditambah akuades hingga 1.000 ml. Larutan kitosan 2,5 % (25 g/l) dibuat dengan cara melarutkan 5 ml asam asetat pekat ke dalam 500 ml akuades. Selanjutnya dimasukkan 25 g kitosan ke dalam larutan asam asetat tersebut, kemudian ditambahkan akuades hingga 1.000 ml dan diaduk kembali hingga kitosan larut dengan sempurna (tidak terdapat gumpalan kitosan).

Selanjutnya kitosan diberikan pada seluruh permukaan buah pisang ‘Cavendish’.

Semua buah yang telah mendapat perlakuan disimpan di Laboratorium

Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, di dalam suhu ruang (T0, 26-28 ºC) dan suhu rendah (T1, ruang ber-AC 20 ºC). Ruang

bersuhu 20 ºC adalah ruang berukuran 5,85×2,85×3,15 m dengan 2 AC, 1

humidifier, dan 1thermohigrometer. Sebagai pembanding, satuclusterpisang diamati pada awal penelitian.

3.3.2 Peubah Pengamatan

(32)

13 kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix), tingkat kemanisan, dan total asam bebas. Pengamatan akan dihentikan jika buah pisang sudah mencapai stadium VII (Gambar 1). Peubah bobot buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix), dan asam bebas akan ditentukan pada awal dan akhir pengamatan.

3.3.2.1 Susut bobot buah

Susut bobot buah dihitung dari bobot awal buah sebelum diberi perlakuan dikurangi bobot akhir buah setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan dikalikan 100 % (Widodoet al.,2013a).

3.3.2.2 Kekerasan buah

Kekerasan buah (kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5,

ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang). Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging buah setelah kulit dikelupas, yaitu pada tiga tempat tersebar acak di sisi terlebar buah.

3.3.2.3 Pengukuran kandungan padatan terlarut (ºBrix) dan asam bebas

(33)

14 padatan terlarut (ºBrix) buah pisang diukur dengan pengenceran 1 : 1.

Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi dengan 0,1 N NaOH dan phenolftalein sebagai indikator (Widodoet al., 1996).

3.3.2.4 Perubahan warna

Buah yang telah diberi perlakuan diamati perubahan warna kulitnya setiap hari. Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna sesuai dengan standar stadium buah pisang‘Cavendish’ pada (Gambar 1).

3.3.2.5 Tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan buah dihitung dari perbandingan antara kandungan padatan terlarut (ºBrix) dan asam bebas.

3.5 Analisis dan Interpretasi Data

Seluruh data dianalisis dengan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 % (SASSystem for Windows

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aplikasi AVG 1,25 ppm secara nyata tidak mampu memperpanjang masa simpan, kekerasan, susut bobot, padatan terlarut(ºBrix), kandungan asam, dan

tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.

2. Aplikasi kitosan 2,5 % mampu memperpanjang masa simpan. Akan tetapi, kitosan mempercepat pelunakan, memperpanjang susut bobot, tidak

berpengaruh terhadap padatan terlarut(ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.

3. Penyimpanan pada suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan menghambat pelunakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut

(ºBrix),kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.

4. Tidak terdapat interaksi antara ketiga perlakuan, yang mampu memperpanjang

masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

5.2 Saran

Aplikasi dengan AVG dan kitosan 2,5 % perlu disesuaikan dengan suhu rendah yang paling sesuai agar mampu memperpanjang masa simpan dan

(35)

PUSTAKA ACUAN

Ahmad, S., A. K. Thompson, I. A. Hafiz, dan A. A. Asi. 2001. Effect of temperature on the ripening behavior and quality of banana fruit. International Journal of Agriculture and Biology 3(2): 224–227.

Artes, F., R. Villaescusa, dan J. A. Tudela. 2000. Modified atmosphere packaging of pomegranate. Journal of Food Science 65(7): 1112–1116.

Capitani, G., L. Darla, Mc. Carthy, H. Gut, G. Markus, dan J. F. Kirsch. 2002. Apples 1-Aminocyclopropane-1-carboxylate synthase in complex with the inhibitor 1-aminoethoxyvinylglycine: evidence for a ketimine

intermediate. Journal of Biological Chemistry 277(51): 49735–49742. Cetinbas, M., dan F. Koyuncu. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine (AVG)

on harvest time and fruit quality of ‘Monroe’ Peaches. Journal of

Agricultural Sciences 17(2011): 177–189.

Choudhury, S. R., S. K. Singh, S. Roy, dan D. N. Sengupta. 2010. An insight into the sequential, structural and phylogenetic properties of banana

1-aminocyclopropane-1-carboxylate synthase 1 and study of its interaction with pyridoxal-5′-phosphate and aminoethoxyvinylglycine. Journal of Bio Science 35(2): 281–294.

Dewi, N. K. 2007. Teknik atmosfer termodifikasi dalam penanganan buah dan sayuran segar. Jurnal Mediagro 3(1): 1–8.

Du, J., H. Gemma, dan S. Iwahori. 1997. Effects of chitosan coating on the

storage of peach, Japanese pear, and kiwi fruit. Journal of Japanese Society of Horticulture Science 66(1): 15–22.

El Ghaouth, A., R. Ponnampalam, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan coating to extend the storage life of tomatoes. Journal of Horticulture Science 27(9): 1016–1018.

Purwoko, B. S. 1995. Studi tentang poliamin dan suhu dingin dalam

(36)

24 Purwoko, B. S, dan D. Juniarti. 1998. Pengaruh beberapa perlakuan pascapanen

dan suhu penyimpanan terhadap kualitas dan daya simpan buah pisang

‘Cavendish’ [Musa(grup AAA, subgrupCavendishi)].Buletin Agronomi 28(1): 1–9.

Purwoko, B. S, dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis terhadap perubahan kualitas buah pisang ‘Cavendish’.Buletin Agronomi 28(3): 77–84.

Purwoko, B. S., P. Utoro, Mukhtasari, dan S. Susanto. 2002. Infiltrasi poliamina menghambat pemasakan buah pisang ‘Cavendish’.Jurnal Hayati 9(1): 19–

23.

Salveit, M. E. 2005. Aminoethoxyvinylglycine (AVG) reduces ethylene and protein biosynthesis in excised discs of mature-green tomato pericarp tissue. Postharvest Biology and Technology 35: 183–190.

Sumadi, B. Sugiharto, dan Suyanto. 2004. Metabolisme sukrosa pada proses pemasakan buah pisang yang diperlakukan pada suhu berbeda. Jurnal Ilmu Dasar 5(1): 21–26.

Tavallali, V., M. M. Moghadam. 2015. Postharvest application of AVG and

1-MCP enhance quality of ‘Kinnow’ mandarin during cold storage.

International Journal of Farming and Allied Science 4(6): 526–535. Toan, N. V., L. V. Hoang, L. V. Tan, L. T. L. Thanh, C. D. Thanh, dan T. M.

Hanh. 2009. Effects of retain aminoethoxyvinylglycine (AVG) on the stotage time of banana (Musa Cavendish AAA). Journal Tap ChiKhoa va Cong Nghe 47(1): 27–33.

Toan, N. V., L. V. Hoang, L. V. Tan, C. D. Thanh, dan L. V. Luan. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine (AVG) spraying time at preharvest stage to ethylene biosynthesis of Cavendish banana (Musa AAA). Journal of Agricultural Science 3(1): 206–211

Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi

modified atmosphere packagingbuah duku berkitosan. Seminar Nasional Hortikultura Indonesia. Universitas Nasional Sebelas Maret, Surakarta, 17 November 2007. Hlm. 639–644.

(37)

25 Widodo, S. E., M. Shiraishi, dan S. Shiraishi. 1996. On the interpretatioan of

o

Brix value for the juice of acid citrus. Journal of the Science of Food and Agriculture 71: 537–540.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. W. Kusuma. 2013a. Pengaruh penambahan benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah

jambu biji ‘Crystal’.Jurnal Agrotek Tropika 1(1): 55–60.

Widodo, S. E., Zulferiyenni dan I. Maretha. 2012. Pengaruh penambahan benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’.Jurnal Agrotropika 17(1): 14–18.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan R. Arista. 2013b. Coating effects of chitosan and plastic wrapping on the shelf-life and qualities of guavas cvs. ‘Mutiara’ and ‘Crystal’. Journalof ISSAS 19(1): 1–7.

Gambar

Gambar 1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’

Referensi

Dokumen terkait

Dengan partisipasi rendah menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat menurut Arstein menurut tangga partisipasi yaitu jika partisipasi masyarakat rendah nantinya bisa

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang Agung Semeru varietas Lumajang dan ekstrak kulit pisang Mas Kirana Lumajang pada berbagai konsentrasi 0%, 25%,

Amri/ 2015 Independen - Kepemipi- nan (X1) - Motivasi Kerja (X2) - Disiplin Kerja (X3) - Pelatihan Kerja (X4) Dependen - Kinerja Karyawan (Y) Secara parsial,

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pengelolaan kegiatan pra penyaluran tamatan, Pengelolaan kegiatan saat penyaluran berlangsung, Pengelolaan kegiatan pasca

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan yakni pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru SMP Negeri di

Fenomena seperti ini juga sangat bertentangan dengan harapan dari Pengakuan Hak Petani secara internasional sebagaimana tercantum dalam Bab III Pasal 9 Undang-Undang

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan4. pendekatan