• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE GI DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE GI DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE GI DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak

Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

RICO SEPTIAWAN

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar matematika. GI adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi, merencanakan, melakukan dan membuat laporan investigasi. Desain penelitian adalah one group posttest-only. Populasi penelitian adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak yang terdistribusi dalam tujuh rombongan belajar dan diperoleh kelas VIII-A sebagai sampel yang diambil secara purposive random. Pengambilan data penelitian berupa data aktivitas dan hasil belajar matematika dengan menggunakan lembar observasi dan instrumen tes. Data dianalisis menggunakan uji proporsi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model Group Investigation efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar matematika.

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Batasan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 7

E.Manfaat Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 10

1. Efektivitas Pembelajaran ... 10

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ... 13

4. Aktivitas Siswa ... 15

5. Hasil Belajar ... 17

B.Kerangka Pikir ... 18

C.Anggapan Dasar ... 20

(6)

xi III.METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Prosedur penelitian ... 23

D. Data Penelitian ... .. 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 37

2. Hasil Belajar matematika ... 38

33333 . B. Pembahasan ... 39

V.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, dunia pendidikan di-hadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi tuntutan global. Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, intelektual, dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan.

Pendidikan di sekolah menekankan pada pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas dalam perkembangannya hingga sekarang lebih menekankan pada proses belajar dibandingkan proses mengajar. Hal ini berarti pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Pembelajaran juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar menjadi lebih baik.

(8)

merespon, dan mengembangkan materi yang diberikan oleh guru. Hal ini juga terjadi dalam pelajaran matematika yang selalu dipersepsikan sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Dalam era globalisasi penguasaan terhadap matematika telah menjadi suatu keharusan. Dengan belajar matematika, Akan terbentuk kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan kreatif, yang

sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, siswa mengalami kesulitan memahami materi yang diberikan oleh guru. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi proses pemahaman siswa adalah penyampaian pola materi yang tidak melalui langkah terstruktur, padahal keterkaitan antar konsep dalam matematika harus bersifat konsisten karena kebenaran dari suatu konsep merupakan akibat dari kebenaran konsep sebelumnya. Untuk itu siswa harus dibiasakan mendapatkan materi matematika yang sistematis dan terstruktur.

Matematika merupakan ilmu universal yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik sejak sekolah dasar untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, kemampuan bekerjasama, mengembangkan kemampuan menggunakan,

memecahkan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan simbol tabel, diagram, dan media lainnya.

(9)

kualitas pendidikan dunia, mengatakan bahwa prestasi matematika peserta didik di Indonesia menduduki peringkat ke-36 dengan perolehan skor rata-rata 397 dari 49 negara yang diteliti. Hasil tersebut didapat setelah melakukan penelitian kepada 150 MTs/SMP yang menyebar di seluruh Indonesia dengan berbagai performance, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Apabila dibandingkan dengan

skor rata-rata internasional, yaitu 500, tampak bahwa prestasi belajar peserta didik di Indonesia sangat jauh dengan standar internasional, bahkan yang mem-prihatinkan sekali, Indonesia di bawah peringkat tiga negara tetangganya, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand. Singapura berada pada posisi ke-3 dengan skor rata-rata 593, Malaysia berada pada peringkat ke-20 dengan memperoleh skor rata-rata 474, dan Thailand pada peringkat ke-29 dengan memperoleh skor rata-rata 441 sedangkan Taiwan berada pada peringkat pertama dengan perolehan skor 598. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kemampuan matematika siswa di Indonesia masih rendah.

Di samping itu, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) 2010 menyebutkan bahwa dari penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) 2009 diketahui bahwa kemampuan matematika siswa

(10)

Rendahnya hasil belajar matematika juga ditemukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak tahun 2006. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Seputih Banyak diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah. Rata-rata nilai ujian semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 siswa kelas VIII hanya 30,99 padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Banyaknya siswa yang tuntas belajar (mem-peroleh nilai lebih besar atau sama dengan 70) hanya 10,57 %. Rendahnya hasil belajar tersebut dimungkinkan karena pemilihan model pembelajaran belum tepat sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan banyak ditentu-kan oleh proses pembelajaran yang ditangani langsung oleh guru. Walaupun tujuan pembelajaran dirumuskan dengan baik, namun jika model pembelajaran yang digunakan kurang tepat, maka kemungkinan tujuan pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai dengan baik. Hal ini karena model pembelajaran adalah hal yang penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

(11)

dalam Lie (2008: 33). Pembelajaran matematika akan mendapatkan hasil yang lebih optimal jika guru memilih model pembelajaran yang tepat, yaitu pem-belajaran yang mampu melibatkan semua siswa sehingga lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Jadi, faktor yang paling menentukan tercapainya tujuan pembelajaran adalah pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara optimal.

Salah satu upaya dalam mengembangkan keterlibatan peserta didik adalah melalui pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pem-belajaran koperatif adalah pempem-belajaran yang menuntut peserta didik agar lebih berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kelompoknya dengan bersama-sama.

Spencer Kagan dalam Lie (2008: 31), mengungkapkan bahwa ada lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Hal tersebut sangat berguna dalam memberikan stimulus agar peserta didik dapat beraktivitas lebih leluasa. Hal ini karena aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang mem-butuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif ini, setiap anggota dalam kelompok memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(12)

dalam kelompok belajar matematika, akan tetapi kelompok belajar tersebut belum dikembangkan secara optimal, yaitu terbatas pada saat pengerjaan soal-soal latihan saja. Model GI diterapkan pada pembelajaran matematika di kelas ter-sebut, dapat mengoptimalkan aktivitas dalam kelompok belajar tersebut sehingga memperoleh hasil belajar matematika yang optimal dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Model GI merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam mengidentifikasi topik, maupun cara untuk mem-pelajarinya melalui investigasi di dalam kelompok. Model GI menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Ibrahim, dkk (2000: 23) menyatakan dalam model GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dengan mempertimbangkan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang dipelajari dan kelompok merumuskan investigasi dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep yang telah dirumuskan. Kegiatan investigasi menuntut siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru melalui diskusi siswa. Diskusi di dalam model ini mengutamakan keterlibatan pertukaran pe-mikiran siswa sehingga dapat memberikan aktivitas dan hasil belajar tinggi.

(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah model GI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar?

2. Apakah model GI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada hal-hal berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa SMP N 1 Seputih Banyak kelas VIII semester genap, tahun ajaran 2012/2013.

2. Materi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah bangun ruang.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut.

1. Efektivitas model GI pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar.

(14)

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi guru, yaitu untuk memberikan informasi mengenai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, dan membantu guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang efektif. 2. Bagi siswa, yaitu untuk memberikan suasana baru dalam pembelajaran

matematika yang akan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran serta meningkatkan aktivitas yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, yaitu memberikan informasi dan pemikiran tentang alternatif pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu sekolah.

F. Ruang Lingkup

Untuk memberikan kejelasan tentang penelitian dan mencapai sasaran sebagai-mana yang telah dirumuskan, berikut dikemukakan beberapa batasan.

1. Efektivitas pembelajaran adalah ketepatgunaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Efektivitas pembelajaran ditinjau dari dua aspek, yaitu sebagai berikut.

a. Aspek proses pembelajaran dilihat dari aktivitas siswa selama pem-belajaran berlangsung. Pempem-belajaran dikatakan efektif apabila minimal 70% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

(15)

2. Model GI adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi topik dan merencanakan investigasi, melakukan investigasi, membuat laporan investigasi yang selanjutnya akan dipre-sentasikan oleh siswa dan bersama-sama dengan guru mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi di dalam kelompok saat melakukan investigasi, mempresentasikan hasil investigasi atau menanggapi presentasi, memperhatikan presentasi, membuat kesimpulan atau rangkuman materi pelajaran, dan mengerjakan latihan atau tugas.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 584), efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti dapat membawa hasil, berhasil guna, yang bisa diartikan sebagai kegiatan yang dapat memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas berhubungan dengan kegiatan pencapaian tujuan, hasil dan manfaat dari hasil yang diperoleh. Terkait efektivitas pembelajaran, Hamalik (2008: 171) berpendapat bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan ber-aktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu dalam memahami konsep yang sedang dipelajari sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

(17)

Suryosubroto (2006: 16) mengemukakan beberapa hal agar pelaksanaan pem-belajaran menjadi efektif, yaitu sebagai berikut.

1) Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum dilihat dari aspek-aspek:

a. Tujuan pengajaran

b. Bahan pengajaran yang diberikan c. Alat pengajaran yang digunakan

d. Strategi evaluasi/penilaian yang digunakan 2) Keterlaksanaan proses belajar mengajar, meliputi:

a. Mengkondisikan kegiatan belajar siswa

b. Menyajikan alat, sumber dan perlengkapan belajar

c. Menggunakan waktu yang tersedia untuk KBM secara efektif d. Motivasi belajar siswa

e. Menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan f. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar g. Melaksanakan komunikasi/interaksi belajar mengajar

h. Memberikan bantuan dan bimbingan belajar mengajar kepada siswa i. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa

j. Menggeneralisasikan hasil belajar dan tindak lanjut.

Oleh karena itu, untuk mencapai pembelajaran yang efektif, guru harus mengetahui dengan baik mengenai karakteristik mata pelajaran, siswa, materi ajar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini akan memudahkan guru untuk memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pem-belajaran guna mencapai tujuan pempem-belajaran dengan optimal.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pem-belajaran yang diharapkan. Efektivitas tersebut dapat ditinjau dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

(18)

sama dalam mengerjakan tugas terstruktur. Hal ini sesuai pendapat Biggs dan Watkins (1995: 36) yang menyatakan:

In a class room organised for Cooperative Learning, groups of students

strive for common goal in which all members of the group are responsible

for one another.

Pada pembelajaran kooperatif, siswa yang berada dalam kelompok akan berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan bekerjasama dan bertanggung jawab atas siswa lainnya.

Lebih lanjut, Roger dan Jhonson dalam Lie (2008: 31) mengemukakan bahwa ada lima unsur yang membedakanmodel pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kelompok biasa, yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tang-gung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok.

Keberhasilan kelompok dalam mode sangat bergantung pada setiap usaha anggotanya. Setiap siswa dalam kelompok akan saling membantu dalam belajar dan memastikan bahwa setiap anggota dalam kelompok tersebut telah mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini memberikan akibat terjadinya rasa tanggung jawab pada setiap anggota untuk memberikan kontribusinya dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

(19)

setiap anggota mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil kerja kelompok mereka.

Jadi, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif sehingga dapat mengoptimalisasikan kompetensi individu mealalui kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan pem-belajaran bersama.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Model GI adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang me-nempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik tertentu. Siswa pada model pem-belajaran kooperatif tipe GI dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Eggen dan Kauchak dalam Hobri dan Susanto (2006).

Model GI membantu siswa memahami masalah dan memberi kesempatan untuk menyelesaikan masalahsecara mandiri melalui kegiatan investigasi yang telah mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bettye (2006) sebagai berikut. The problem occurs when student is unable to identify what knowledge is needed to address a problem outside of the context in which it was learned. It is believed that when student are taught in a context that closely resembles the situation in which they will have to apply the information, a greater chance for transfer of learning occurs.

(20)

siswa untuk merencanakan pembelajaran, memilih topik yang sesuai untuk GI, berpikir berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari permasalahan dan menggunakan berbagai sumber untuk bahan pembelajaran.

Model GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skill) dalam Kunandar (2007: 344).

Slavin (2011: 218) menjabarkan model GI menjadi enam tahap, yaitu sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi topik dan mengatur peserta didik ke dalam kelompok a) Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran.

b) Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang mereka pilih.

c) Guru membantupengumpulan informasi/memfasilitasi pengaturan. 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Siswa merencanakan bersama mengenai: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajari? Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)

3) Melaksanakan investigasi

a) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat ke-simpulan kelompok.

b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan untuk kelompoknya.

c) Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan men-sintesis semua gagasan.

4) Menyiapkan laporan akhir

a) Anggota kelompok menentukan pesan esensial dan investigasi mereka. b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka secara kelompok akan membuat presentasi mereka. c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

meng-koordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Mempresentasikan laporan akhir

a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran secara

aktif.

(21)

6) Evaluasi

a) Para peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai ke-efektifan pengalaman-pengalaman mereka.

Jadi, model GI adalah model yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan topik, mengidentifikasinya, dan merencanakan kegiatan investigasi, melakukan investigasi, membuat laporan yang selanjutnya akan dipresentasikan oleh siswa dan bersama-sama dengan guru mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung.

4. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam belajar merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui aktivitas, siswa akan menggunakan segala potensi yang dimilikinya untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2007: 277) yang meng-ungkapkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Di sisi lain, Sanjaya (2006: 174) berpendapat yang dimaksud dengan aktivitas adalah segala sesuatu yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan, dan sebagainya. Terkait perihal tersebut, Dierich dalam Sardiman (2007:101) membuat suatu daftar kegiatan siswa yang digolongkan sebagai aktivitas, yaitu sebagai berikut.

(22)

2) Oral activities, seperti: menyatakan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi. 4) Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, menyalin. 5) Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta,diagram. 6) Motor activities,seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain.

7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi,mengingat,me-mecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Hamalik (2008: 91) menyatakan bahwa penggunaan aktivitas dalam proses pem-belajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain sebagai berikut.

1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan ke-keluargaan, musyawarah, dan mufakat.

6) Membina kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua,yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.

7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan ter-jadinya verbalisme.

8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Jadi, di dalam pembelajaran seharusnya aktivitas siswa perlu diperhatikan, dalam hal ini, aktivitas siswa akan memberikan pengetahuan, pengalaman, dan mampu mengembangkan pemahamannya.

(23)

bertanya, mengemukakan pendapat atau ide, mengerjakan latihan atau tugas, ber-diskusi, menanggapi presentasi, memperhatikan penjelasan guru.

5. Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi pembelajaran.Dari sisi guru,pembelajaran diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Oleh sebab itu, hasil belajar menjadi suatu tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Sejalan dengan itu, Hamalik (2008: 146) menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut.

Hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Jadi, hasil belajar menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam proses pem-belajaran yang telah diikuti oleh siswa dan merupakan hasil dari interaksi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor.

Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2002: 10) menyatakan bahwa ada lima unsur dalam hasil belajar, yaitu:

1) informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2) keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3) strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

(24)

5) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Mengenai hasil belajar, Davies, Jarolimek, dan Foster dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 201) mengatakan bahwa:

evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa sebagai akibat dari perubahan tingkah laku setelah mengikuti pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang diukur dengan sebuah tes (aspek kognitif) serta sikap dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung (aspek afektif).

B. Kerangka Pikir

Belajar adalah proses yang berperan penting dalam meraih pengetahuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang baik dan tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran tersebut sebaiknya adalah model pem-belajaran yang memberikan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan gurunya.

(25)

tugas, dan tanggung jawab sehingga memungkinkan siswa agar berlatih, ber-interaksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi yang merupakan suatu hal yang di-perlukan di dalam hidup bermasyarakat.

Model GI adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang me-miliki beberapa tahap, yaitu: mengidentifikasi topik dan membentuk kelompok, merencanakan investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi, menyiap-kan laporan akhir, dan evaluasi. Selama pembelajaran, guru bertindak sebagai pembimbing dan pengarah, sedangkan siswa dituntut untuk lebih mandiri dalam melakukan investigasi. Model pembelajaran ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat diperhatikan dalam model GI. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik model ini yang menuntut siswa untuk berperan lebih aktif dalam berdiskusi dan bekerjasama sehingga dapat memberikan ke-bebasan kepada siswa untuk mengoptimalkan potensi dirinya. Selain itu, kegiatan investigasi di dalam model GI menuntut siswa untuk telibat secara aktif dalam menemukan konsep dan membangun pengetahuannya. Melalui investigasi, siswa pun akan lebih memahami secara dalam mengenai materi pembelajaran karena siswa terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar yang siswa peroleh tersebut akan dapat tertanam dalam jangka waktu yang lama.

(26)

mandiri, akan membuat siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna, pengetahuan dan pengalaman yang baru serta mendapatkan hasil belajar yang lebih optimal. Oleh karena itu, model GI efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar matematika.

C. Anggapan Dasar

a. Semua siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Ajaran 2012/2013 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.

b. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah faktor lain yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, selain penggunaan model pem-belajaran diabaikan.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan suatu dugaan adanya keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Menurut Suryosubroto (2006) menyatakan “hipotesis adalah suatu pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk dugaan yang harus dapat diuji dan menjelaskan dalam bentuk hubungan yang ada antara dua variabel atau tiga variabel dan pernyataan tersebut masih merupakan jawaban sementara suatu permasalahan penelitian”.

(27)

Pengertian hipotesis menurut Sutisno Hadi (1989: 70) adalah “merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah dan diterima jika ada faktor-faktor yang membenarkannya”.

Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model GI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar matematika siswa.

(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 224 siswa yang terdistribusi dalam tujuh rombongan belajar (kelas) dengan kemampuan siswa antar rombongan belajar relatif homogen.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil satu kelas secara purposif random sebagai kelas eksperimen. Kelas yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII-A yang berjumlah 34 siswa.

B. Desain Penelitian

(29)

Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran model GI. Tes hasil belajar dilakukan setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan model GI. Tes hasil belajar di dalam penelitian ini dilaksanakan satu kali. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group posttest only design.

C. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Menyusun Lembar Kegiatan Kelompok (LKK).

c. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan soal tes. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, setiap kelompok 4-5 siswa. (Tahap Grouping)

b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

1) Kegiatan Awal

a) Guru memberitahu siswa bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan model GI.

(30)

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa dan kegunaan mempelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan Inti

a) Guru membagikan Lembar Kegiatan Kelompok (LKK).

b) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan semua kelompok sesuai topik pembelajaran masing-masing. c) Siswa melakukan pembagian tugas, masing-masing kelompok

untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar.

d) Siswa melakukan investigasi sebagai berikut: (1) siswa me-ngumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) siswa mempersatukan ide dan pendapat di dalam kelompoknya.

e) Siswa menentukan sebagai berikut: (1) anggota kelompok me-nentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, (2) anggota kelompok menentukan apa yang akan mereka laporkan berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan dan bagaimana mereka akan mempresentasikannya di depan kelas mereka.

(31)

hasil praktiknya atau hasil investigasinya pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar dan memperhatikan presentasi, (3) pendengar mengevaluasi, meng-klarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang telah dipresentasikan kelompok penyaji. g) Guru dan siswa mengkolaburasi dan mengevaluasi

pem-belajaran yang telah dilaksanakan.

3) Kegiatan Penutup

a) Secara bersama-sama, siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru memberikan PR dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data aktivitas belajar matematika siswa yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model GI berlangsung.

(32)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan metode tes.

1. Metode Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi di dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model GI.

2. MetodeTes

Metode tes adalah metode pengumpulan data yang mempunyai tujuan untuk mengetahui hasil dari suatu perlakuan. Tes ini untuk mengukur hasil belajar matematika siswa yang dilaksanakan sebanyak satu kali. Jumlah Soal pada tes sebanyak 6 butir soal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes ber-bentuk esai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2008: 101) yang menyatakan bahwa tes esai memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut. a) Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide kedalam jawaban

item secara tepat.

b) Mengukur kemampuan dalam menjawab pertanyaan melalui bahasa sendiri. c) Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan

(33)

d) Memberikan stimulus kepadasiswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun jawaban dalam bentuk kalimat mereka sendiri sehingga mem-buat siswa berpikir kreatif.

e) Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan menguasai suatu permasalahan dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.

F. Instrumen Penelitian

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar instrumen penelitian yang digunakan mendapatkan data yang akurat, yaitu validitas, reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran.Keempat kriteria itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Validitas

(34)

2. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat di-percaya dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan pernyataaan Budiyono (2003: 65) bahwa suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama apabila pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlaianan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu berlainan. Suatu instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diinginkan.

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha dalam Sudijono (2008: 208), yaitu:

r = n

n−1 1−

∑ σ σ

Keterangan:

= koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir soal

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total

dimana:

(35)

Keterangan :

= varians total

=banyaknya data

∑ = jumlah semua data

=jumlah kuadrat semua data

Lebih lanjut Sudijono menjelaskan bahwa dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya menggunakan ketentuan, yaitu apabila r11 ≥ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji memiliki reliabilitas yang baik. Berdasarkan analisis hasil uji coba instrumen pada tes hasil belajar diperoleh reliabilitas 0,759 yang dapat diinterpretasikan bahwa reliabilitas instrumen penelitian ini adalah baik.

3. Tingkat Kesukaran

Menurut Budiyono (2011: 30), tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes. Untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran instrumen tes digunakan rumus sebagai berikut.

= ̅

dengan

P = indekstingkat kesukaran butir tes ke-i

̅ = rata-rata skor butir tes

(36)

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir tes digunakan tolak ukur sebagai berikut menurut Budiyono (2011: 40)

Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes

Indeks Tingkat kesukaran Kategori Butir Tes

0,00 ≤ P < 0,30 Sukar

0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

Berdasarkan perhitungan hasil tes uji coba tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa kelas IX-B SMP Negeri1 Seputih Banyak, diketahui bahwa soal nomor 5, dan 6 memiliki tingkat kesukaran mudah, nomor 1a, 1b, 2, 3a, dan 3b memiliki tingkat kesukaran sedang. Rekapitulasi tingkat kesukaran hasil uji coba tes hasil belajardapat dilihat pada Tabel 3.3.

4. Daya Pembeda

(37)

Perhitungan daya pembeda soal uraian dapat menggunakan rumus yang Karno To dalam Noer (2010:23), yaitu sebagai berikut.

= −

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

JB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA = jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.2. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,30.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji CobaTes Hasil Belajar

(38)

4 0,33 Baik 0,33 Sedang

5 0,43 Baik 0,76 Mudah

6 0,69 Sangat Baik 0,75 Mudah

Berdasarkan perhitungan tes uji coba kelas IX B diperoleh daya pembeda sebagai berikut: Untuk daya pembeda uji coba tes nomor 1b, 4, 5, memiliki daya pembeda baik sedangkan nomor 2, 3a, 3b, dan 6 memiliki daya pembeda sangat baik. Rekapitulasi hasil uji coba tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.

G.Teknik Analisis Data

Efektivitas pembelajaran menyatakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang ditinjau dari dua aspek berikut.

1. Aspek proses pembelajaran dilihat dari aktivitas belajar matematika siswa. Aktivitas belajar matematika siswa ditunjukkan dengan jumlah skor yang diperoleh siswa tersebut yang diperoleh melalui lembar aktivitas siswa yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung. Menentukan pencapaian proses pembelajaran dilihat dari skor aktivitas belajar matematika siswa apabila tercapainya skor minimal 70% siswa aktif.

2. Aspek hasil pembelajaran dilihat dari hasil belajar matematika siswa.

(39)

Oleh karena itu, pada penelitian ini pembelajaran dengan model GI dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Efektivitas Pembelajaran

Aspek Kriteria Pencapaian Efektivitas Kesimpulan

Aktivitas Siswa ≥70% siswa aktif

Model Pembelajaran Efektif Hasil Belajar ≥ 60% siswa tuntas belajar

Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Teknik Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer

yang selanjutnya disajikan dalam persentase.Siswa mendapat tanda check list(√) atau skor 1 jika melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran. Se-baliknya, siswa mendapat tanda silang (X) atau skor 0 jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

Persentase aktivitas siswa saat pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

% = ∑ × 100%

Keterangan :

% = persentase aktivitas siswa

∑ = jumlah aktivitas siswa- dalam lima pertemuan

= jumlah skor maksimal dalam lima pertemuan

(40)

Pengujian pencapaian kriteria efektivitas dilakukan analisis data dengan prosedur sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk melihat apakah data skor aktivitas sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Sudjana (2005: 293), Rumusan hipotesis untuk uji ini yaitu sebagai berikut. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat:

= ( − )

Keterangan:

= frekuensi yang diamati

= frekuensi yang diharapkan.

Kriteria uji: terima H0 jika = 10,392 < = 12,6 dengan taraf nyata

5%. Jika populasi berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji proporsi meng-gunakan uji-z.

b. Uji Proporsi

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut. H0 :

< 0,70 (persentase siswa aktif < 70%)

(41)

Sudjana (2005: 235), Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:

= −

0,70 0,70( 1−0,70) / Keterangan:

x = banyaknya siswa aktif

n = jumlah sampel

0,70 = proporsi siswa aktif yang diharapkan

Kriteria uji: terima H0 jika zhitungz0,5 dengan taraf nyata 5%. Harga z0,5

diperoleh dari daftar normal baku dengan peluang(0,5-α).

2. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Matematika Siswa

Hasil belajar siswa dilihat dari nilai hasil belajar matematika siswa setelah diadakan tes. Dari nilai tersebut, siswa dikatakan tuntas belajar apabila mem-peroleh nilai hasil belajar ≥ 60. Pengujian pencapaian kriteria efektivitas dila-kukan analisis data dengan prosedur sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk melihat apakah data skor hasil belajar sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dikarenakan data yang berdistribusi normal akan lebih mudah untuk menyajikannya dalam bentuk membedakan, mencari hubungan, atau meramalkannya.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

(42)

Sudjana (2005: 293), Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat:

= ( − )

Keterangan:

= frekuensi yang diamati

= frekuensi yang diharapkan.

Kriteria uji : terima H0 jika = 5,33 < = 12,6 dengan taraf nyata

5%. Jika populasi berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji proporsi meng-gunakan uji z.

b. Uji Proporsi

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut. H0 :  < 0,60 (persentase siswa tuntas belajar < 60%) H1 :  ≥ 0,60 (persentase siswa tuntas belajar ≥ 60%)

Sudjana (2005: 235), Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:

= −

0,60 0,60( 1−0,60) / Keterangan:

x = banyaknya siswa tuntas belajar

n = jumlah sampel

0,60 = proporsi siswa tuntas belajar yang diharapkan

Kriteria uji: tolak H0 jika zhitung < z0,5 dengan taraf nyata 5%. Harga z0,5

(43)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai efektivitas pembelajaran tipe GI ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar matematika siswa diperoleh simpulan berikut ini.

1. Model GI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar matematika.

2. Model GI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar matematika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan model GI, saran yang dapat dikemukakan penulis yaitu:

(44)

pembelajaran tipe GI yang optimal sehingga hasil belajar matematika siswa SMPN 1 Seputih Banyak dapat meningkat lebih baik dari sebelumnya.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

________. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hobri dan Susanto. 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTP N 8 Jember tentang Volume Tabung. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 7, No.2 :74-83

Ibrahim, M, Fida R, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Koperatif. Surabaya: Unessa Press.

John Biggs dan David Watkins. 1995. Classroom Learning Educational Psychology for the Asian Teacher. Singapore.

Kunandar. 2007. Guru profesional: implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan persiapan menghadapi sertifikasi guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(46)

2009 Results: What Students Know and Can Do, Student Performance In Reading, Mathematics And Science, Volume I.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning Teory, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Smith, Bettye P. 2006. Contextual Teaching and Learning Practics In The Family and Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2006. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

(47)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Seputih Banyak Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.1.Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, serta bagian-bagiannya.

Indikator : 1. Menyebutkan sisi kubus dan sisi balok 2. Menyebutkan rusuk kubus dan rusuk balok

3. Menyebutkan titik sudut kubus dan titik sudut balok 4. Menyebutkan diagonal sisi kubus dan diagonal sisi balok 5. Menyebutkan diagonal ruang kubus dan diagonal ruang

balok

6. Menyebutkan bidang diagonal kubus dan bidang diagonal balok

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (pertemuan ke-1 dan ke-2)

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenal unsur-unsur kubus dan balok: bidang, rusuk, dan titik sudut pada kubus dan balok, serta bagian-bagiannya.

B. Karakter siswa yang diharapkan

Teliti, kreatif, pantang menyerah, dan rasa ingin tahu C. Model Pembelajaran

Model Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ini secara rinci disajikan di dalam tabel berikut ini.

(48)

No Kegiatan Pembelajaran

Nilai

Karakter Keterangan

Pendahuluan (10 menit)

1

Guru mengucapkan salam, selanjutnya ber-sama-sama dengan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran

2 Siswa diberi motivasi oleh guru, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya mempelajari materi ini.

3

Siswa diberi tahu oleh guru bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan model Group Investigation.

Kegiatan Inti (60 menit) 4 Guru membagi siswa dalam kelompok yang

setiap kelompok beranggota 4-5 siswa (grouping)

5 Siswa diberi Lembar Kegiatan Kelompok (LKK) selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan

6 Siswa memilih dan mengidentifikasi topik, selanjutnya melakukan pembagian tugas di masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar

(planning)

Rasa ingin tahu

7 Siswa melakukan sebagai berikut: (1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) Setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) Siswa saling bertukar pendapat, diskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat.

8 Siswa menentukan sebagai berikut:

(1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing,(2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya.

(organizing)

Kreatif

9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dari investigasi mereka:

(49)

(1) kelompok penyaji mempresentasikan hasil praktiknya pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar, (3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan meng-ajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan (presenting).

10 Guru dan siswa mengolaburasi, meng-evaluasi, tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(evaluating)

Teliti

Kegiatan Penutup (10 menit) 11 Siswa membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari dengan bimbingan guru.

12 Siswa diberi pekerjaan rumah selanjutnya guru

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak siswa untuk mempersiapkan diri.

13 Guru memberi motivasi dan penghargaan terhadap aktivitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

14 Guru mengucapkan salam

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :

- Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester 2:

a. Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 200-221.

b. Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 183-198

Sugiyem, S.Pd. Rico Septiawan

(50)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 2)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Seputih Banyak Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas Indikator : 1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok

2. Menentukan bagian sisi yang menjadi alas dan tutup suatu balok dari jaring-jaringnya.

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (pertemuan ke-3)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok

2. Siswa dapat menentukan bagian sisi yang menjadi alas dan tutup suatu balok dari jaring-jaringnya.

B. Karakter siswa yang diharapkan

Teliti, kreatif, pantang menyerah, dan rasa ingin tahu C. Model Pembelajaran

Model Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ini secara rinci disajikan di dalam tabel berikut ini.

Guru mengucapkan salam, selanjutnya ber-sama-sama dengan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran

(51)

2 Siswa diberi motivasi oleh guru, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya mempelajari materi ini.

3

Siswa diberi tahu oleh guru bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan model Group Investigation

Kegiatan Inti (60 menit) 4 Guru membagi siswa dalam kelompok yang

setiap kelompok beranggota 4-5 siswa (grouping)

5 Siswa diberi Lembar Kegiatan Kelompok selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan

6 Siswa memilih dan mengidentifikasi topik, selanjutnya melakukan pembagian tugas di masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar

(planning)

Rasa ingin tahu

7 Siswa melakukan sebagai berikut: (1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) Setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) Siswa saling bertukar pendapat, diskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat (investigation) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, (2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya

(organizing)

Kreatif

(52)

10 Guru dan siswa mengolaburasi, meng-evaluasi, tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(evaluating)

Teliti

Kegiatan Penutup (10 menit) 11 Siswa membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari dengan bimbingan guru.

12 Siswa diberi pekerjaan rumah selanjutnya guru

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak siswa untuk mempersiapkan diri.

13 Guru memberi motivasi dan penghargaan terhadap aktivitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

14 Guru mengucapkan salam

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :

- Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester 2:

a. Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 200-221.

b. Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 183-198

Sugiyem, S.Pd. Rico Septiawan

(53)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 3)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Seputih Banyak Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok 2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (pertemuan ke-4)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok

B. Karakter siswa yang diharapkan

Teliti, kreatif, pantang menyerah, dan rasa ingin tahu C. Model Pembelajaran

Model Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ini secara rinci disajikan di dalam tabel berikut ini.

Guru mengucapkan salam, selanjutnya ber-sama-sama dengan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran

2

(54)

3

Siswa diberi tahu oleh guru bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan Model Group Investigation

Kegiatan Inti (60 menit) 4 Guru membagi siswa dalam kelompok yang

setiap kelompok beranggota 4-5 siswa (grouping)

5 Siswa diberi Lembar Kegiatan Kelompok selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan

6 Siswa memilih dan mengidentifikasi topik, selanjutnya melakukan pembagian tugas di masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar

(planning)

Rasa ingin tahu

7 Siswa melakukan sebagai berikut: (1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) Setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) Siswa saling bertukar pendapat, diskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat (inves-tigation) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, (2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya

(organizing)

Kreatif

9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dari investigasi mereka: (1) kelompok penyaji mempresentasikan hasil praktiknya pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar, (3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan (tahap presenting)

Kreatif

10 Guru dan siswa mengolaburasi, meng-evaluasi, tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. (evaluating)

(55)

Kegiatan Penutup (10 menit) 11 Siswa membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari dengan bimbingan guru

12 Siswa diberi pekerjaan rumah selanjutnya guru

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak siswa untuk mempersiapkan diri

13 Guru memberi motivasi dan penghargaan terhadap aktivitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran

14 Guru mengucapkan salam

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :

- Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester 2:

a. Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 200-221.

b. Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 183-198

Alat :

- Kerangka kubus dan balok F. Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Tes tertulis Bentuk Instrumen : Uraian

Seputih Banyak, Maret 2013

Guru Mitra Peneliti

Sugiyem, S.Pd. Rico Septiawan

(56)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 4)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Seputih Banyak Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

Indikator : 1. Menemukan rumus volume kubus dan balok 2. Menghitung volume kubus dan balok

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (pertemuan ke-5)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan rumus volume kubus dan balok 2. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok

B. Karakter siswa yang diharapkan

Teliti, kreatif, pantang menyerah, dan rasa ingin tahu C. Model Pembelajaran

Model Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ini secara rinci disajikan di dalam tabel berikut ini.

Guru mengucapkan salam, selanjutnya ber-sama-sama dengan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran

2

(57)

3

Siswa diberi tahu oleh guru bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan Model Group Investigation

Kegiatan Inti (60 menit) 4 Guru membagi siswa dalam kelompok yang

setiap kelompok beranggota 4-5 siswa (grouping)

5 Siswa diberi Lembar Kegiatan Kelompok selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan

6 Siswa memilih dan mengidentifikasi topik, selanjutnya melakukan pembagian tugas di masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar

(planning)

Rasa ingin tahu

7 Siswa melakukan sebagai berikut: (1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) Setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) Siswa saling bertukar pendapat, diskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat (inves-tigation) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, (2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya

(organizing)

kreatif

9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dari investigasi mereka: (1) kelompok penyaji mempresentasikan hasil praktiknya pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar, (3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan (tahap presenting)

Kreatif

10 Guru dan siswa mengolaburasi, meng-evaluasi, tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. (evaluating)

(58)

Kegiatan Penutup (10 menit) 11 Siswa membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari dengan bimbingan guru

12 Siswa diberi pekerjaan rumah selanjutnya guru

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak siswa untuk mempersiapkan diri

13 Guru memberi motivasi dan penghargaan terhadap aktivitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran

14 Guru mengucapkan salam

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :

- Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester 2:

a. Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 200-221.

b. Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Halaman 183-198

Alat :

- Kerangka kubus dan balok F. Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Tes tertulis Bentuk Instrumen : Uraian

Seputih Banyak, Maret 2013

Guru Mitra Peneliti

Sugiyem, S.Pd. Rico Septiawan

(59)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 5)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Seputih Banyak Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

Indikator : Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok jika ukurannya berubah

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (pertemuan ke-6)

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok jika

ukurannya berubah

B. Karakter siswa yang diharapkan

Teliti, kreatif, pantang menyerah, dan rasa ingin tahu C. Model Pembelajaran

Model Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ini secara rinci disajikan di dalam tabel berikut ini.

Guru mengucapkan salam, selanjutnya ber-sama-sama dengan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran

(60)

pentingnya mempelajari materi ini.

3

Siswa diberi tahu oleh guru bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan Model Group Investigation

Kegiatan Inti (60 menit) 4 Guru membagi siswa dalam kelompok yang

setiap kelompok beranggota 4-5 siswa (grouping)

5 Siswa diberi Lembar Kegiatan Kelompok selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan

6 Siswa memilih dan mengidentifikasi topik, selanjutnya melakukan pembagian tugas di masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah sesuai topik dan mendiskusikan bagaimana mereka akan belajar

(planning)

Rasa ingin tahu

7 Siswa melakukan sebagai berikut: (1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan atas permasalahan yang diselidiki, (2) Setiap anggota kelompok memberikaan saran, pendapat, ide, dan gagasan pada setiap kegiatan kelompok, (3) Siswa saling bertukar pendapat, diskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat (inves-tigation) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, (2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya

(organizing)

Kreatif

9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dari investigasi mereka: (1) kelompok penyaji mempresentasikan hasil praktiknya pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar, (3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan (tahap presenting)

Kreatif

10 Guru dan siswa mengolaburasi, meng-evaluasi, tentang pembelajaran yang telah

Gambar

Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes
Tabel 3.2. Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Efektivitas Pembelajaran
tabel berikut ini.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Beta Saham Perusahaan Go Public

The reality social reflected in literary works includes the social aspect (social structure, social status and social relation), economic aspect, political aspect,

DIAGNOSA TRAUMA ABDOMEN POST LAPARATOMI ATAS INDIKASI INTERNAL BLEEDING DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)RS.Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Penyusun Laporan Komprehensif ini

Pada hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada bank BRI Cabang Klaten dengan menggunakan metode CAMEL, dapat diketahui kondisi keehatan bank pada tahun

The Embassy of the Federal Republic of Germany presents its compliments to the Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and, referring to the

diperolehnya, diantaranya adalah Satyalancana Karya XX Tahun dari Presiden RI pada tahun 1998 dan CITRA KARTINI dari Yayasan Citra Prestasi Indonesia pada

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah menarik minat para santri dalam bidang perikanan khususnya kegiatan akuakultur yang ramah lingkungan,