• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil (Study Kasus Pada Usaha Laundry Mikro-Kecil Di Lingkungan Sekitar Kampus USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil (Study Kasus Pada Usaha Laundry Mikro-Kecil Di Lingkungan Sekitar Kampus USU)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN USAHA KECIL (STUDI KASUS PADA

USAHA LAUNDRY MIKRO-KECIL DI LINGKUNGAN

SEKITAR KAMPUS USU)

OLEH

CHRISTO KABAN 080502190

PROGRAM STUDI STRATA-1

MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS PADA USAHA LAUNDRY

MIKRO-KECIL DI LINGKUNGAN SEKITAR KAMPUS USU) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha Usaha Laundry demi keberhasilan wirausahawan.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Laundry dan pelanggan Laundry. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik Usaha Laundry dan Pelanggan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya Faktor Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran dan Manajemen Permodalan dan Keuangan.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING BUSINESS SUCCESS AT LAUNDRY BUSINESS IN THE ENVIRONMENT ARROUND NORTH

SUMATERA OF UNIVERSITY

This study aims to identify and analyze the factors that influence the success of a new venture on the micro laundry business in in the environment arround North Sumatera of University. It is important to know the factors that drive the success of laundry business enterprises for successful entrepreneurs.

Results from this study is that there is a positive and significant influence among the factors that influence the success of entrepreneurs to the success on the micro laundry business in the environment arround North Sumatera of University. Population in this study is the owners and customers laundry. The sampling technique using interviews directly to laundry business owners and customers. The analytical method used is descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions about the current status of research subjects.

(4)

DAFTAR ISI

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 29

3.5 Informan Penelitian ... 31

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 35

3.9 Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi ... 38

3.10Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 40

4.1 Hasil Penelitian……… ... 40

4.1.1 Karakterisitik Informan……… . 40

4.2 Pembahasan Hasil Wawancara Pihak Pemilik Usaha Laundry………. 41

4.2.1 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Pengetahuan Kewirausahaan ... 41

4.2.2 Persepi Pemilik Usaha Tentang Strategi Pemasaran ... 45

4.2.3 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Manajemen Permodalan dan Keuangan ... 51

4.2.4 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Keberhasilan Usaha ... 54

4.3 Pembahasan Hasil Wawancara Pelanggan Usaha Laundry ... 58

(5)

4.3.2 Persepsi Pelanggan Tentang Strategi Pemasaran ... 63

4.3.3 Persepsi Pelanggan Tentang Keberhasilan Usaha... 72

4.4 Analisis Hasil Wawancara Penelitian Pihak Pemilik Usaha Dan Pihak Pelanggan/Konsumen……… ... 77

4.4.1 Analisis Variabel Bagaimana Pengetahuan Kewirausahaan ... 77

4.4.2 Analisis Variabel Bagaimana Strategi Pemasaran…….. ... 80

4.4.3 Analisis Variabel Bagaimana Strategi Manajemen Permodalan dan Keuangan ... 83

4.4.4 Analisis Variabel Bagaimana Keberhasilan Usaha ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(6)

DAFTAR TABEL

4.6 Matrik Jawaban Pemilik Tentang Mengatur Waku Dan Membiasakan Diri ... 44

4.12 Matrik jawaban Pemilik Tentang Sarana Fisik ... 49

4.13 Matrik jawaban Pemilik Tentang Proses ... 50

4.14 Matrik jawaban Pemilik Tentang Kelayakan Potensi Usaha ... 51

4.15 Matrik jawaban Pemilik Tentang Perhitungan Kebutuhan Modal ... 52

4.16 Matrik jawaban Pemilik Tentang Perhitungan Kebutuhan Modal Untuk Investasi, Modal Kerja ... 53

4.17 Matrik jawaban Pemilik Tentang Rincian Arus Kas... 54

4.18 Matrik jawaban Pemilik Tentang Penilaian Atas Pertumbuhan Usaha . 55 4.19 Matrik jawaban Pemilik Tentang Penilaian Atas Perkembangan Usaha 56 4.20 Matrik jawaban Pemilik Tentang Penilaian Atas Peningkatan Pelanggan Usaha ... 56

4.21 Matrik jawaban Pemilik Tentang Penilaian Atas Keuntungan Usaha ... 57

4.22 Matrik jawaban Pelanggan Tentang Pengetahuan Langsung... 58

4.23 Matrik jawaban Pelanggan Tentang Pengetahuan Tidak Langsung ... 59

4.24 Matrik jawaban Pelanggan Tentang Kemampuan Inovasi... 61

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil (study kasus pada usaha laundry mikro-kecil di lingkungan sekitar kampus usu)”.

Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Azhar Maksum, SE., Mec., AC., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia SE., MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Drs. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, Msi, selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama menduduki bangku perkuliahan serta menyelesaikan skripsi ini.

(10)

9. Kepada seluruh teman penulis

Anes,Ludy,Emma,Indri,Dido,Jufri,Yusri,Michael Hot,serta anak SMA 4 lain nya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi pada Penulis.

10. Juga buat Alm Fachrul yang memberikan semangat buat penulis serta motivasi-motivasi untuk menyelesaikan skripsi penulis. Juga buat saudara-saudara penulis Wb Crew,Egi,albert,diaz,Ryan,Joan,Fran, serta adek-adek Imanuel dan Santomas saya ucapkan terima kasih atas saran dan semangat yang anda berikan kepada penulis.

Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan, November 2014 Penulis

(11)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS PADA USAHA LAUNDRY

MIKRO-KECIL DI LINGKUNGAN SEKITAR KAMPUS USU) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha Usaha Laundry demi keberhasilan wirausahawan.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Laundry dan pelanggan Laundry. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik Usaha Laundry dan Pelanggan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya Faktor Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran dan Manajemen Permodalan dan Keuangan.

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING BUSINESS SUCCESS AT LAUNDRY BUSINESS IN THE ENVIRONMENT ARROUND NORTH

SUMATERA OF UNIVERSITY

This study aims to identify and analyze the factors that influence the success of a new venture on the micro laundry business in in the environment arround North Sumatera of University. It is important to know the factors that drive the success of laundry business enterprises for successful entrepreneurs.

Results from this study is that there is a positive and significant influence among the factors that influence the success of entrepreneurs to the success on the micro laundry business in the environment arround North Sumatera of University. Population in this study is the owners and customers laundry. The sampling technique using interviews directly to laundry business owners and customers. The analytical method used is descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions about the current status of research subjects.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau daerah. Merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi.Kegiatan ekonomi kecil yang berpengaruh besar dalam industri rumahan dan kegiatan ekonomi yang memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja yang besar, walaupun tidak sebesar perusahaan.Usaha Kecil Menengah (UKM) juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut permintaan pasar, hal ini dapat dilihat dari UKM sendiri cukup teridentifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.

(14)

menengah yang menyerap tenaga kerja 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang. Diperkirakan UKM akan tumbuh lebih cepat seiring krisis lapangan kerja, tetapi sering kali Usaha Kecil Menengah (UKM) mengalami pasang surut dan tak sedikit yang mengalami hambatan dan akhirnya sulit untuk berkembang. Kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM adalah seperti :

a. Perizinan b. Tekhnologi c. Struktur d. Manajemen e. Pelatihan f. Pembiayaan

(15)

mewujudkannya untuk penigkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungannya (Lupioyadi, 2007 : 5).

Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172).

(16)

Modal memberikan kemungkinan bagi wirausahawan untuk memulai usaha, membeli barang dan jasa yang diperlukan, tenaga kerja, dan tempat usaha. Modal yang tidak memadai atau pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima oleh pasar. Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah wirausahawan mengetahui informasi tentang menajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).

Pengetahuan merupakan kemampuan dalam mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individual maupun secara kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah di miliki oleh seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang seorang wirausaha dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005 : 9).

Strategi pemasaran merupakan merupakan pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi usaha dalam persaingan bisnis, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

(17)

dan kesempatan bisnis secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Wirausaha sebagai individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007 : 22). Pendiri memiliki pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis. Mereka menyadari kelemahan dan kemudian mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui bahwa keberhasilan penjualan secara langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian perencanaan menjadi satu sehingga semuanya saling mendukung antara yang satu dengan yang lain (Machfoedz, 2005 : 12).

Salah satu dari lima kota terbesar di Indonesia adalah kota Medan. Pertumbuhan kota Medan yang semakin pesat mempunyai konsekuensi tersendiri untuk perkembangan UKM. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM adalah Universitas atau Kampus. Di kota Medan ini memiliki beberapa kampus besar yang mana pada masing – masing kampus memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para wirausahawan untuk mendirikan suatu badan usaha. Tingkat daya tarik pada masing – masing kampus ini terletak pada :

1. Jumlah mahasiswa

(18)

5. Besar – kecilnya area kampus

Keberadaan kampus Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk mendirikan usaha jasa disekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat potensial dari keberadaan kampus USU itu sendiri. Banyaknya mahasiswa yang kuliah di kampus USU merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar kampus USU. Hal ini juga terjadi pada usaha jasa yang berdiri disekitar kampus, para pengusaha tidak peduli dengan harga sewa yang mahal karena dekat dengan kampus USU serta berada di pusat kota. Mahasiswa atau pengusaha rela menyewa tempat dengan bayaran yang mahal untuk membuka usaha dilokasi ini dengan mengharapkan pendapatan yang besar mengingat adanya pasar yang potensial akibat adanya mahasiswa yang kuliah di USU.

(19)

Letak yang sangat strategis inilah yang membuat usaha ini menguntungkan, dikarenakan di daerah sekitar kampus USU Padang Bulan ini di ramaikan dengan berbagai macam jenis usaha dan di ramaikan juga dengan mahasiswa baik yang berdomisili maupun yang kuliah. Hal inilah yang membuat para pemilik usaha ini berpendapat bahwa dengan melihat trend (kecenderungan) yang sedang digemari dan diminati di pasar dan mencoba untuk mengkombinasikannya dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang tetap ingin dijaga oleh para pemilik usaha.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha Laundry Mikro-Kecil di Lingkungan Sekitar Kampus USU)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mendorong keberhasilan usaha laundry mikro-kecil di lingkungan sekitar kampus USU.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti menetapkan tujuan penelitian ini adalah :

(20)

2. Munculnya para pesaing sesama Laundry menyebabkan para pengusaha harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong keberhasilan usaha Laundy tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Bagi Pengusaha

Penelitian ini merupakan sarana untuk memberikan sumbangan penilaian bagi pengusaha yang diteliti sehingga dapat memberikan kontribusi mengenai keberhasilan usaha yang dapat diterapkan pengusaha di masa mendatang.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan syarat untuk menyelesaikan perkuliahan. Penelitian menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas wawasan peneliti dan pola pikir dalam bidang manajemen kewirausahaan terutama mengenai faktor-faktor keberhasilan usaha.

3. Bagi pihak lain

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kriteria usaha yang didirikan diwilayah sekitar Universitas Sumatera Utara sebagian besar adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Kriteria Usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah di atur dalam payung hukum berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM. Pengertian – pengertian UMKM tersebut adalah :

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana dalam undang – undang ini.

2. Usaha Kecil

(22)

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang – undang ini. Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002:45).

UKM Menurut Undang – Undang No. 9 RI Tahun 1995 adalah sebagai berikut :

(23)

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.2. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003 : 13).

(24)

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007 : 21).

2.3. Keberhasilan dalam Usaha

Kegiatan ber-usaha selalu mempunyai tujuan atau sasaran untuk memperoleh keuntungan atau laba nyata dalam bentuk rupiah. Namun demikian, laba bukanlah merupakan satu – satunya tujuan kegiatan usaha, akan tetapi masih terdapat tujuan – tujuan lain yang dapat dicapai, seperti mengurangi pengangguran atau membuat kesempatan kerja, membantu masyarakat sekitarnya, perkembangan perusahaan, prestise, dan membantu meningkatkan pendapatan pemerintah melalu pajak (Asri, 1986 : 3 – 4).

(25)

maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Pada pengukuran kesuksesan bisnis dapat berbeda antara satu usaha dengan yang lain atau antara satu pemilik dengan pemilik usaha yang lainnya. Namun, kesuksesan suatu usaha dapat dilihat dari data subjektif ataupun objektif atas berbagai aspek, misalnya pertumbuhan penjualan, pangsa pasar yang dimiliki, dan tingkat keuntungan yang dicapai (Dawes dalam Indarti, 2004). Dua pengukuran yang dapat dipakai untuk mengukur kesuksesan suatu usaha yakni, kinerja financial dan non-financial. Pengukuran financial merupakan pengukuran tradisional yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu usaha, biasanya berhubungan dengan tingkat profitabilitas usaha (return on investment). Sedangkan pengukuran non-financial dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan, tingkat persediaan, produktivitas, fleksibilitas, kecepatan pengiriman, dan pegawai.

Pengukuran selain financial dan non-financial terdapat juga pengukuran subjektif dan objektif. Pengukuran subjektif dapat didefinisikan sebagai kesuksesan yang diharapkan/diterima oleh pemilik usaha, sedangkan pengukuran objektif salah satunya dapat dilihat dari persentase aktual dari pertumbuhan penjualan atau tingkat keuntungan yang dicapai.

(26)

mengidentifikasi biaya tetap dari biaya variabel serta membuat grafik biaya yang dibutuhkan atas tiap-tiap lokasi yang akan dipilih. Analisis ekonomi lain yang dapat digunakan untuk mengukur kesuksesan usaha adalah dengan analisis ROI (return on investment).

Analisis ROI merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan biaya operasional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. Pencapaian real profit merupakan salah satu ukuran kesuksesan usaha. Real profit adalah tunai yang tersisa setelah upah yang dikeluarkan. Kemampuan

memberikan real profit adalah garis pembatas antara memiliki pekerjaan dan memiliki usaha. Pada tahap ini, bisnis tidak hanya memberikan upah atas waktu yang telah dikeluarkan, tapi juga mengembalikan semua yang telah diinvestasikan. Diluar pembayaran hutang atau pajak pendapatan. Pada level ini sebuah usaha menjadi lebih berharga daripada nilai asetnya, karena memberikan return on investment dan alur kas yang positif. Pencapaian real profit ini dapat

dijadikan sebagai salah satu analisis ekonomi dalam menilai lokasi usaha yang strategis.

2.4. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha

(27)

Sebelum memikirkan berapa keuntungan nyata yang dapat diperoleh dan cara mendapatkannya melalui kegiatan usaha tersebut, perlu dipahami dan dikaji secara lengkap mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Hal ini penting untuk dihayati terlebih dahulu, sebab banyak orang yang beranggapan bahwa hanya karena kurang uang atau modal, maka harapan untuk memperoleh keuntungan menjadi terhambat. Sukses tidaknya suatu kegiatan usaha pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana mengelolanya.

Masa – masa kritis yang harus dilalui perusahaan dalam hidupnya adalah selama lima tahun sejak didirikan. Ternyata lebih dari 50% usaha kecil gagal melewati usia dua tahun pertamanya. Tidak sedikit pula usaha yang maju selagi kecil, namun kemudian jatuh setelah besar. Oleh karena itu, pengetahuan kewirausahaan menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan wirausaha dalam mengelola usahanya. Pengetahuan ini dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Banyak pula usaha kecil yang cukup sukses ketika masih dikelola pendirinya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi wirausaha untuk mampu menularkan pengetahuan kewirausahaan ke dalam manajemen operasional kegiatan usahanya. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman penyebab kegagalan juga menjadi penting. Dalam hal ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut berguna sekali sebagai bahan pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara – cara mengurusnya (Singgih, 1986 : 2).

(28)

keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi, pebagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta sistem penggajian yang tidak beres. Selain itu, kepemimpinan seseorang diri mempunyai kelemahan yang dapat menghancurkan usaha, terutama jika pimpinan sakit dalam jangka waktu yang cukup lama atau bahkan meninggal dunia secara mendadak, sementara persiapan kader belum dilakukan.

Kelemahan dibidang pemasaran pada umumnya berupa ketidakserasian antara program penawaran jasa dan pelayanan konsumen akan kebutuhannya terhadap jasa. Kelemahan ini juga disebabkan karena kurangnya pengamatan pasar, sehingga tidak tahu posisi pasarnya, cara menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya. Kelemahan lain yang sering muncul adalah perluasan atau pengembangan usaha yang dilakukan secara emosional tanpa didukung oleh data dan fakta yang aktual.

Dalam bidang keuangan, biasanya pengusaha lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan secara baik, serta tidak adanya batasan tegas antara harta milik pribadi (keluarga) dengan harta milik perusahaan.Dengan demikian, seringkali pimpinan tidak tahu tentang besarnya laba rugi kegiatan usahanya.

(29)

1. Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan hasil dari suatu proses yang terkontrol dan sistematis, dalam menerapkan kreatifitas yang diperlukan serta dapat memamfaatkan peluang dipasar. Hal ini melibatkan penerapan strategi yang difokuskan pada ide-ide baru dan pengetahuan baru yang lebih dalam untuk menciptakan suatu produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau mengatasi permasalahan pelanggan. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan yang diperlukan dalam menggerakkan roda kegiatan bisnisnya.

Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan Langsung diperoleh melalui suatu proses untuk mendapatkan pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnis nya.

Entrepreneurial proses yang harus dilalui seorang wirausaha atau

(entrepreneur) dengan memadukan atau mengombinasikan peluang, sumber daya serta organisasi tempat entrepreneur melakukan kegiatan bisnis nya atau organisasi bisnis yang dimiliki nya. (Arafah, 2010 : 20).

(30)

menjadi pengetahuan sendiri baik berdasarkan usia, atau lamanya seseorang tersebut menjalankan usaha tersebut.

Seorang entrepreneur harus bisa memperoleh pengetahuan lain yang diperoleh secara tidak langsung. Pengetahuan tidak langsung bisa diperoleh dari sumber-sumber reverensi seperti buku, majalah, internet, dan media-media lainnya yang berisi informasi-informasi yang penting yang berkenaan dengan usaha yang dijalankan. Pengalaman orang lain yang juga berkecimpung didunia usaha bisa menjadi sumber pengetahuan tidak langsung bagi seorang entrepreneur.

Seorang entrepreneur bisa belajar dari kesuksesan maupun kegagalan orang lain dalam menjalankan usaha. Dari pengalaman orang lain tersebut kita bisa belajar mengenai prilaku wirausaha yang sebenarnya, baik prilaku wirausaha secara individu dalam pekerjaan, dan dalam menghadapi resiko. Perilaku wirausaha secara individu, antara lain : 1. Teguh pendiriannya

2. Selalu yakin dengan apa yang dia kerjakan dan lakukan

3. Berprilaku professional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi,disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka

4. Optimis dalam segala prilaku yang dia lakukan

(31)

6. Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan (fisioner)

7. Selalu berorientasi ‘pasti ada jalan keluarnya’ sehingga dia berpikir kreatif dan inovatif untuk menemukan solusinya ( Hendro, 2011 : 166 ) 2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran (Suryana, 2006 : 137) adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu:

1. Produk Jasa (The Service Product)

(32)

2. Tarif Jasa (Price)

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai/mamfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa (Hurriyati, 2005 : 52). Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun. Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar tersebut. Prinsip-prinsip penetapan harga, antara lain:

1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, mencakup : pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta mementukan harga akhir.

(33)

3. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, harga promosi, diskon harga, serta harga bauran produk.

3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)

Untuk produk industry manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two level channels, dan multi level channels), sedangkan untuk produk industry jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan mamfaat dari jasa. Terdapat tiga mancam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi (Hurriyati. 2005 : 55), yaitu sebagai berikut :

1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa, 2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau

3. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.

4. Promosi (Promotion)

(34)

tidak yakin bahwa jasa tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut Buchari Alma (2004 : 179), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya (Hurriyati, 2005 : 58).

5. Orang/Partisipan (People)

Menurut Zeithaml and Bitner (2000 : 19), orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (sevice encounter). Elemen people ini memiliki dua aspek (Hurriyati, 2005 : 63) yaitu :

1. Service people

(35)

menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya meningkatkan nama baik perusahaan. 2. Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.

6. Sarana Fisik (Physical Advidence)

Sarana fisik menurut Zeithaml dan Bitner (2000 : 20), merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.

7. Proses (Process)

(36)

jasa, kerja sama antara pemasaran, dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani semua kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa diantaranya diliaht dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya (Hurriyati, 2005 : 65).

3. Manajemen Permodalan dan Keuangan

Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam Usaha untuk menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak.

2.5 Penelitian Terdahulu

(37)

Jalan Padang Bulan Medan dengan informan dari pihak pelanggan/konsumen usaha.

Penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan Yang Berjumlah 8 (delapan) serta 16 (enam belas) konsumen usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian dari pihak pemilik usaha parfun dengan pihak konsumen usaha parfum sebesar 81,25% sedangkan sisanya 18,75% yang kurang sesuai. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha parfum adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan.

(38)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.

2.6. Kerangka Konseptual

Pengetahuan kewirausahaan yaitu menggambarkan kemampuan untuk mengenali atau menciptakan kesempatan dan mengambil tindakan yang ditujukan untuk mewujudkan praktek pengetahuan yang inovatif terhadap berbagai produk.

Strategi pemasaran merupakan pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi usaha dalam bisnis, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

(39)

Menurut Ranto (2007 : 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan dapat mendorong keberhasilan usaha.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sumber: Suryana (2006), Ranto (2007) diolah (2013) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Manajemen

Permodalan Strategi Pemasaran

Pengetahuan Kewirausahaan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan pelaku atau nara sumber yang dapat diamati. Menurut Kuncoro (2003:21), penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi angka. Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan membuat pencanderaan/lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti. (Ginting dan Syafrizal , 2008 : 55).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan lingkungan sekitar kampus Universitas Sumatera Utara yang berada di Kelurahan Padang Bulan Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014.

3.3 Batasan Operasional

(41)

3.4 Defenisi Operasional

1. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang ada. Adapun indikator yang digunakan adalah :

1. Pengetahuan langsung 2. Pengetahuan tidak langsung 3. Kemampuan berinovasi

4. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran (Suryana 2006 : 137). Adapun indikator yang digunakan adalah :

1. Produk Jasa (The Service Product) 2. Tarif Jasa (Price)

3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location) 4. Promosi (Promotion)

5. Karyawan (People)

6. Sarana Fisik (Physical Evidence) 7. Proses (Process)

(42)

Manajemen Permodalan dan Keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha. Adapun indikator yang digunakan adalah:

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan kebutuhan modal

3. Menganalisis kebutuhan modal untuk investasi (modal untuk usaha baru atau mengembangkan usaha)

4. Membuat rincian pengeluaran 5. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Adapun indikator yang digunakan adalah :

1. Pertumbuhan usaha 2. Perkembangan usaha

(43)

Tabel 3.1. Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1)

Segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai

kewirausahaan yang telah di peroleh dari sumber-sumber informasi yang ada.

1. Pengetahuan langsung 2. Pengetahuan tidak langsung 3. Kemampuan berinovasi 4. Kemampuan mengatur waktu

dan membiasakan diri Strategi

1. Produk Jasa (The Service Product)

2. Tarif Jasa (Price)

3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location) 4. Promosi (Promotion) 5. Orang/Partisipan (People) 6. Sarana Fisik (Physical

Advidence)

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan kebutuhan

modal

3. Menganalisis kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha

4. Membuat rincian pengeluaran Keberhasilan

Usaha (Y)

Keberhasilan usaha adalah persepsi pemilik mengenai sejauh mana pencapaian dari usaha yang dijalankan sehingga dikategorikan berhasil

1. Pertumbuhan usaha 2. Perkembangan usaha

3. Jumlah peningkatan pelanggan 4. Keuntungan usaha

Sumber : Sumber: Ranto (2004), Suryana (2006) (diolah)

3.5 Informan penelitian

(44)

1. Smile

10.Fresh and Queen 11.Green Wash

(45)

1. Adanya kesamaan harga jasa laundry yang ditawarkan antara usaha yang satu dengan yang lain.

2. Adanya kesamaan paket jasa laundry yang ditawarkan antara usaha yang satu dengan yang lain.

3. Adanya kesamaan kepemilikan usaha baik kepemilikan perseorangan, usaha patungan, maupun usaha keluargaya ng membuka cabang usahanya dengan nama berbeda.

Peneliti mengingat bahwa pelanggan usaha laundry adalah mahasiswa dan mahasiswi, peneliti mengambil 2 orang pelanggan yang pernah menggunakan jasa laundry yaitu laki-laki dan perempuan masing-masing 1 orang dengan komposisi yang sama untuk 10 usaha laundry yang dijadikan objek dan sumber penelitian. Jadi, jumlah pelanggan yang dijadikan informan dalam penelitian ini sebanyak 2x10 = 20 orang.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan jumlah keseluruhan informan dalam penelitian ini yaitu 10 orang pemilik usaha dari 10 usaha laundry yang dijadikan sumber informasi dan 20 orang pelanggan dari 10 usaha laundry sehingga total keseluruhan jumlah informan adalah 30 informan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

1. Data Primer

(46)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara mendalam (depth interview)

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan secara pribadi. 2. Pengamatan (Observation)

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, yaitu pada usaha laundry di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara yang berada di Kelurahan Padang Bulan Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku, jurnal dan informasi dari internet yang mempunyai relevansi atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-Depth Interview

Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana (2003 : 82), yaitu:

1. Menemukan subjek penelitian

(47)

mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa.

2. Menentukan jumlah responden

Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.

3. Variasi responden

Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.

3.8.2 Pada Saat Depth Interview

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :

1. Memulai wawancara

Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.

2. Mengajukan pertanyaan

(48)

gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah (1) peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan (2) data menjadi lebih lengkap dan akurat

2. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’.

3. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka

3. Pedoman penyelenggaraan wawancara

Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu:

1. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.

2. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. 3. Saling membuka diri.

4. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara. 5. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.

(49)

1. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi (seperti tempat dan tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya) diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.

2. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan. 3.8.3 Pasca Depth Interview

Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun.

3.9. Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi

(50)

digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

3.10 Teknik Analisis Data

Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (depth interview). Analisis data dilakukan setelah terlebih dahulu editing data, mengorganisir data sesuai dengan variabel penelitian kemudian dilakukan analisis.

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 (sepuluh) orang pemilik usaha dan 20 (dua puluh) orang pelanggan/konsumen, sehingga total keseluruhan jumlah informan adalah 30 informan, dengan karakteristik yang berbeda-beda seperti pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Informan Pemilik Usaha Laundry No Nama Usaha Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(52)

Tabel 4.2

Karakteristik Informan Pelanggan/Konsumen Usaha Laundry

No Nama

Pelanggan/Konsumen

Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa data informan dari pelanggan usaha laundry dalam penelitian ini berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 10 orang wanita dan 10 orang laki-laki. Informan yang diwawancarai mempunyai rentang umur 18 sampai 23 tahun.

4.2 Pembahasan Hasil Wawancara Pihak Pemilik Usaha Laundry 4.2.1 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Pengetahuan Kewirausahaan 4.2.1.1Persepsi Tentang Penerapan Pengetahuan Langsung

(53)

Tabel 4.3

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Penerapan Pengetahuan Langsung

Informan Jawaban

1 Ya, Saya menempatkan penegetahuan langsung dalam usaha ini 2 Ya saya selalu memanfaatkan pengetahuan langsung usaha ini 3 Ya, saya menerapkan pengetahuan langsung

4 Ya, pengetahuan berupa apa yang dibutuhkan untuk membuat toko/usaha Laundry

5 Ya, karena dapat membantu dalam menjalankan usaha laundry 6 Ya, saya menerapkan kemampuan pengetahuan langsung saya miliki 7 Ya, pengetahuan langsung yang saya miliki perlu untuk

meningkatkan usaha ini

8 Ya ini untuk menjaga kelancara usaha saya

9 Iya karena penerapan pengetahuan langsung yang saya miliki dalam usaha ini menitik beratkan keberlangsungan usaha laundry saya. 10 Iya karena menurut saya penting bagi konsumen untuk tahu dan itu

akan menarik minat konsumen untuk menjadi pelanggan Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengemukakan bahwa memahami penerapan pengetahuan langsung usaha yang dijalankan sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha. Informan juga menambahkan memahami usaha yang dijalani merupakan sesuatu yang penting sekali bagi setiap wirausahawan, agar usaha yang dijalani menjadi lebih maksimal.

4.2.1.2 Persepsi Tentang Penerapan Pengetahuan Tidak Langsung

(54)

Tabel 4.4

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Penerapan Pengetahuan Tidak Langsung

Informan Jawaban

1 Saya tidak selalu menerapkan pengetahuan tidak langsung di setiap usaha ini

2 Saya selalu menerapkan pengetahuan tidak langsung usaha ini 3 Ya, saya selalu memanfaatkan pengetahuan tidak langsung

4 Ya, jasa/pelayanan kepada konsumen diajarkan kepada masing-masing karyawan

5 Ya, karena bisa memberikan masukkan atau membantu usaha laundry

6 Ya saya selalu menerapkan pengetahuan tidak langsung tersebut 7 Kadang-kadang

8 Iya hanya sekedar yang sata tahu

9 Iya karena terkadang pengetahuan tidak lagsung itu malah sanagt berguna

10 Kadang-kadang jika konsumen bertanya Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan harus mampu mengimpelentasikan pengetahuan tidak langsungnya kepada usaha yang dijalankannya. Dengan adanya pemahaman tersebut maka usaha yang dilakukan lebih mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya.

4.2.1.3 Persepsi Tentang Pemanfaatan Kemampuan Berinovasi

Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan kemampuan berinovasi seorang wirausaha terhadap usaha yang dijalankan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Pemanfaatan Kemampuan Berinovasi

Informan Jawaban

1 Ya, produk-produk yang kami berikan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan pelanggan

(55)

cuci cepat, pemberian diskon untuk pelanggan yang telah mencuci lebih dari 10 kali , dll.

4 Ya, produk-produk yang kami berikan selalu berubah sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan pelanggan

5 Ya, agar konsumen lebih senang untuk menggunakan jasa laundry ini 6 Ya saya menerapkan kemampuan berinovasi saya dalam usaha saya

ini

7 Tentu, ada beberapa inpvasi yang saya lakukan untuk menarik pelanggan/konsumen

8 Tentu saja karena menurut saya itu penting bagi perkembangan usaha

9 Tentu ini menarik konsumen untuk mau menjadi pelanggan

10 Tentu saja. hal ini untuk menarik minat konsumen dan menjadi usaha laundry yang berbeda/istimewa dari usaha laundry lainnya

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, maka dapat diketahui keselurah informan terus membuat inovasi yang terbaru agar usahanya tidak jenuh. keselurahan informan tersebut melakukakan inovasi pada produknya dengan cara yang sederhana saja, agar dapat menarik pelanggan dan pelanggan supaya tidak merasa bosan dengan produk yang ditawarkan usaha laundrynya tersebut.

4.2.1.4 Persepsi Tentang Pemamfaatan Kemampuan Mengatur Waktu dan Membiasakan Diri

Hasil penelitian menunjukkan pemamfaatan kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri kehidupan pribadi seorang wirausaha terhadap usaha yang dijalankan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Pemamfaatan Kemampuan Mengatur Waktu dan Membiasakan Diri

Informan Jawaban

1 Ya, seharusnya tidak boleh menempatkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi

(56)

5 Ya, agar manajemen dalam usaha ini dapat berjalan lancar

6 Ya, tetapi saya tidak mencampurkan urusan pribadi dengan urusan usaha saya ini

7 Iya, karena kehidupan pribadi dapat mengganggu berjalannya usaha ini

8 Tentu saja antara kehidupan pribadi dengan usaha harus dipisahkan untuk dapat menjalankan usaha dengan sebaik mungkin

9 Tentu karena penting untuk tidak mencapurkan urusan pribadi dengan usaha

10 Iya karena itu penting demi menjaga kepuasaan pelanggan terhadap kinerja usaha ini

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengemukakan bahwa mereka dapat membagi waktu antara usaha dengan keluarga. Informan juga mengemukakan bahwa usaha dan pribadi sama-sama penting dan informan juga mengungkapkan bahwa dengan mampu mengatur waktu, usaha akan lebih berjalan lancar.

4.2.2 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Strategi Pemasaran

4.2.2.1 Persepsi Tentang bentuk dari Produk Jasa (The Service Product) Hasil penelitian menunjukkan bentuk dari Produk Jasa (The Service Product) yang ditawarkan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.7

berikut ini :

Tabel 4.7

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang bentuk dari Produk Jasa (The Service Product)

Informan Jawaban

1 Pelayanan yang terbaik

2 Seperti laundry umumnya, selain jasa pencucian adanya penambahan layanan dengan layanan antar-jemput pakaian

3 Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan 4 Berupa pelayanan yang terbaik dibandingkan pesaing-pesaing

lainnya

(57)

6 Produk yang bersih dan wangi 7 Berupa pelayanan Laundry 8 Jasa laundry saja

9 Jasa laundry saja

10 Berupa jasa laundry dengan mengutamakan kepuasaan pelanggan dalam menerima pelayanan

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengemukakan bahwa produk jasa yang mereka tawarkan selain pencucian pakaian saja, mereka mencoba menambah produk selain jasa pencucian pakaian, adanya jasa pencucian boneka, karpet, dan helm. agar lebih menarik lagi usahanya.

4.2.2.2 Persepsi Tentang bentuk dari Tarif Jasa (Price)

Hasil penelitian menunjukkan Tarif Jasa (Price) yang ditawarkan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang bentuk dari Tarif Jasa (Price)

Informan Jawaban

1 Tarif murah tetapi berkualitas dan memuaskan

2 Tarif yang saya tawarkan sesuai dengan finansial pelanggan (Anak kost) sehingga harga terjangkau

3 Sesuai atau tergantung dengan jasa yang diberikan 4 Tarif murah meriah

5 Tarif yangs sesuai dengan kantong mahasiswa

6 Tarif yang murah dan terjangkau bagi semua kalangan 7 Tarif yang saya berikan berupa per kilogram

8 Tarif laundry saya per kilo dengan harga Rp 5000

9 Tarif yang diberikan terjangkau mahasiswa, per kilogram Rp. 5000 10 Tarif bisa berupa perkilogram atau dalam bentuk paket

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(58)

mereka tidak merasa tertipu dan di harapkan konsumen-konsumen merasa puas dan mereka pun mengharapkan agar konsumen-konsumennya menjadi pelanggan/konsumen tetap dan tidak berpaling ke usaha pesaing.

4.2.2.3 Persepsi Tentang bentuk dari Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)

Hasil penelitian menunjukkan Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location) yang disediakan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.9

berikut ini :

Tabel 4.9

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang bentuk dari Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)

Informan Jawaban

1 Tempat yang dekat dengan pelanggan atau konsumen (khususnya Mahasiswa USU)

2 Tempat yang bersih, nyaman dan aman

3 Tempat yang strategis baik berdekatan dengan kos-kosan mahasiswa maupun kampus

4 Tempat yang strategis (kawasan USU)

5 Lokasi dekat dengan kos-kosan para mahasiswa 6 Lokasi yang strategis dekat USU

7 Lokasi berada ditepi jalan dan dekat dengan lingkungan mahasiswa 8 Dekat dengan jalan raya dan mudah dijangkau oleh mahasiswa 9 Lokasi cukup strategis karena dekat dengan beberapa kos-kosan 10 Lokasi tempat usaha saya termasuk strategis karena dekat dengan

kost-kostan mahasiswa Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(59)

4.2.2.4 Persepsi Tentang bentuk dari Promosi (Promotion)

Hasil penelitian menunjukkan Promosi (Promotion) yang digunakan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang bentuk dari Promosi (Promotion)

Informan Jawaban

1 Promosi dalam bentuk browsur atau baliho 2 Menggunakan browsur dan Internet

3 Dengan membuat browsur

4 Promosi dengan paket murah dan paket cepat 5 Bentuk promosi browsur disekitar tempat laundry 6 Bentuk promosi berupa brosur dan iklan

7 Berupan selebaran

8 Memberikan diskon tapi tergantung

9 Berupa memberikan diskon apabila menjadi pelanggan dan dapat memilih wangi yang diinginkan

10 Ada menggunakan selebaran yang berisikan pelayananyang dapat diterima konsumen

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengunggkapkan bahwa mereka menggunakan media periklanaan sebagai media untuk mempromosikan usaha mereka. Media periklanan yang biasa digunakan oleh pihak informan pemilik usaha adalah menggunakan spanduk, browsur, pamflet dan menggunakan media sosialita seperti Facebook, Twitter ataupun BBM Sosialita kepada pelanggan/konsumen. Dan informan juga mengungkapkan bahwa media periklanan merupakan strategi promosi yang sangat efektif dan efesien.

4.2.2.5 Persepsi Tentang bentuk dari Karyawan (People)

(60)

Tabel 4.11

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang bentuk dari Karyawan (People)

Informan Jawaban

1 Rajin, Ramah dan Santun

2 Pekerja yang saya pekerjakan didalam usaha saya adalah orang yang bertanggung jawab dan jujur

3 Orang yang ingin bekerja keras 4 Rajin dan ramah

5 Pekerja yang sangat berpartisipasi semangat dalam bekerja 6 Orang yang ramah, jujur, dan rajin

7 Orang yang mau bekerja keras dan rajin 8 Orang yang mau bekerja keras

9 Orang yang saya pekerjakan pekerja keras dan jujur 10 Harus jujur, mau bekerja keras dan bertanggung jawab Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11, maka dapat diketahui seluruh informan mengunggkapkan bahwa mereka menggunakan pekerja atau orang yang berpartisipasi didalam usahanya yaitu orang yang mau bekerja keras, jujur, ramah dan mampu melayani pelanggan dengan sebaik mungkin. karena dengan adanya Sumber Daya Manusia yang baik akan mendapatkan hasil kinerja yang baik juga. 4.2.2.6 Persepsi Tentang Sarana Fisik (Physical Advidence)

Hasil penelitian menunjukkan Sarana Fisik (Physical Advidence) yang disediakan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12

Matrik Jawaban Pemilik Usaha dari Sarana Fisik (Physical Advidence)

Informan Jawaban

1 Berupa Mesin cuci yang lengkap, Setrikaan baik itu yang Uap atau biasa, dan perlengkapan pendukung

2 Menyediakan mesin cuci yang bagus, pengharum yang dibutuhkan pelanggan

3 Hanya tinggal menambahkan tempat duduk kepada pelanggan 4 Berupa tempat duduk tamu, dll (fasilitas Laundry)

5 Berupa pelayanan yang dapat dinikmati konsumen

6 Sarana fisik berupa fasilitas semua pelengkapan laundry itu sendiri 7 Tidak ada, karena sudah cukup lengkap

(61)

9 Tidak ada sarana fisik yang spesial, hanya menggunakan beberapa mesin cuci dalam menjalankan usaha

10 Tidak ada

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12, maka dapat diketahui seluruh informan mengunggkapkan bahwa mereka memiliki sarana fisik yang lengkap dan bekerja sesuai target. Sehingga dengan kelengkapan sarana dana prasarana dapat meningkatkan kerja dan mampu menyelesaikan target yang diinginkan.

4.2.2.7 Persepsi Tentang Proses (Process)

Hasil penelitian menunjukkan Proses (Process) yang terjadi dalam usaha. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Proses (Process)

Informan Jawaban

1 Pelayanan, Pengirman, Pencucian, Pemaketan, dan penyajian

2 Pencucian, penggosokan, penyetrikaan, pelipatan dan pemaketan pakaian

3 Pelayanan, pencucian, dan pengiriman

4 Pelayanan, pengiriman, pencucian, pemaketan, dan penyajian 5 Pelayanan, pencucian, pengiriman, dan penyajian

6 Pelayanan, pencucian, pengiriman, penyajian

7 Prosesnya berupa jasa layanan pencucian pakaian, baik dari pencucian sampai pemaketan pakaian

8 Proses awal memang susah, tapi sekarang sudah semakin maju

9 Proses yang terjadi mulai dari pemisahan pakaian, mencuci, menjemur dan penyetrikaan

10 Banyak proses dalam menjalankan masa pencucian sampai akhir yaitu penyajian

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(62)

harus dicapai adalah kepuasaan pelanggan dalam menggunakan jasa laundry kiloan ini.

4.2.3 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Manajemen Permodalan dan Keuangan

4.2.3.1 Persepsi Tentang Penilaian atas Kelayakan Potensi Usaha

Hasil penelitian menunjukkan penilaian atas kelayakan potensi usaha sebelum menginvestasikan uang dan waktu untuk mendirikan usaha. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Penilaian atas Kelayakan Potensi Usaha

Informan Jawaban

1 Sudah, menurut saya usaha ini memberikan prospek yang lebih ke depannya.

2 Sudah, karena usaha ini adalah usaha keluarga saya. sehingga selalu saya lakukan studi kelayakan potensi usaha ini ke depannya

3 Ya, saya selalu memperhitungkan modal usaha ini 4 Sudah, menurut saya ini usaha yang menjanjikan

5 Sudah, untuk melihat apakah usaha laundry itu layak atau tidaknya dijalankan

6 Sudah, karena penilaian adalah hal yang sangat penting

7 Iya, karena penting sebelum mendirikan usaha memperhitungkan laba dan ruginya

8 Tentu, semuanya sudah saya fikirkan sebelum memulai usaha 9 Tentu saja karena semua harus dipertimbangkan

10 Tentu saja setiap usaha harus diperhitungkan untung dan ruginya terlebih dahulu

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(63)

sebelum mendirikan sebuah usaha sehingga bisa melihat sampai dimana nanti usaha itu berjalan ke depan.

4.2.3.2 Persepsi Tentang Memperhitungkan Kebutuhan Modal

Hasil penelitian menunjukkan perhitungan kebutuhan modal. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15

Matrik Jawaban Pemilik Usaha Tentang Memperhitungkan Kebutuhan Modal

Informan Jawaban

1 Ya, saya merincikan semua kebutuhan modal yang telah saya korbankan untuk usaha laundry sehingga dapat melihat untung atau ruginya.

2 Ya, saya selalu memperhitungkan kebutuhan modal agar tidak terjadi kerugian usaha ini

3 Ya saya memperhitungkan kebutuhan modal usaha ini untuk jangka pendek maupun jangka panjang

4 Ya,karena saya harus mampu melihat keadaan keuangan usaha saya ini.

5 Tentu agar dapat melihat untung atau ruginya usaha ini 6 Bagian keuangan yang menghitungnya

7 Tidak karena keuntungan yang didapat selalu diputar kembali untuk modal

8 Iya karena selalu ada pertambahan alat-alat untuk usaha saya 9 Iya karena terkadang harus membeli alat-alat untuk laundry 10 Ya karena itu penting dalam mengembangkan usaha

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Informan Pemilik Usaha Laundry
Tabel 4.2 Karakteristik Informan Pelanggan/Konsumen Usaha Laundry
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil estimasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa secara bersama-sama dan signifikan variabel jumlah unit usaha UMKM, investasi usaha mikro kecil, investasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik

Menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Mikro dan Usaha Kecil di Kecamatan

Usaha yang dilakukan oleh pengusaha laundry di Kecamatan Tampan Pekanbaru untuk meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha yang baik dan sejalan

Hasil penelitian menyatakan bahwa kekuatan (Strengh) yang mendukung keberhasilan usaha campuss laundry adalah lokasi yang berada di lingkungan mahasiswa yang banyak

Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UMKM

Faktor pemilihan lokasi usaha tidak hanya didasarkan pada faktor kedekatan dengan target pasar dan ketersediaan infrastruktur, terdapat faktor-faktor lainnya yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik